VEGETASITUTUPAN TANAH DAN PERANANNYA DALAM SIKLUSAIR
Oleh: DW NUGROHO WBOWO Fakultas Biologi - Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
PENDAHULUAN
Salah satu persoalan kebutuhan manusia yang terpengaruh sebagai dampak pemanasan global adalah ketersedian air. Ketersediaan air merupakan permasalahan yang dengan perubahan iklim. Vorosmarty ef al, (2000) menunjukkan bahwa pula masalitr'air-terjadi kareni adanya peningkatan penduduk bumi sehingga meningkafl
penting yang
te*rit
global yang kebutuhan air. Kebutuhan yang meningkat akan semakin menekan pada sistem air berkaitan dengan efek pemanisan global. Peningkatan jumlah penduduk dan ekonomi menjadi pendorong utama kebutuhan air, sementara itu ketersediaannya dipengaruhi oleh peningkatan evaporasi- (penguapan) akibat peningkatan temperatur permukaan bumi. Hal ini berkorelasi
pada kebuiunan at
manajemen air di lndonesia pada saat ini termasuk dalam kategori yang kurang baik, Bila dibiirkan hal ini akan menyebabkan persoalan yang tidak menguntungkan, yang oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan yang sistemats dan terencana. Pendekatan setengah-setengah dalam menyelesaikan mmalah tersebut tidak akan menghasilkan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan secara lingkungan. Para pengambil keputusan dan yang berwenang nembutuhkan suatu kajian yang dapat menjembatani latar i'inap-pinat 'belakang feilmuln diantara nereka sehingga mereka bisa mernformulasi suatu keputusan yang seimbang dan hanrpnis antara fungsi sosial, lingkungan, dan ekonomi dari sumber daya air.
STKLUS HIDRoLOGIDAH DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Sumberdaya air sebagai unsur utama bagi kehidupan dan penghidupan manusia dan makhluk hidup lalnnya haus dikelola secara berkelanjutan, adil dan merata agar fungsi tetap terpelihara untuk memenuhi kebutuhan setiap individu secara memadai, baik untuk kebutuhan
'
pokok ma{p un untuk me
ni n gkat
perekonomian masyarakat.
Sumnerdaya air merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, namun keberadaannya sangat terbatas. Karena itu penggunaannya harus efektif dan efisien. Dalam pengelolaannya, sumberdaya air harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh, baik air hujan, air fermukaan maupun air tanah. Sebagai bagian dari lingkungan ekologi lainnya yang tidak dapat dipisahkan seperti pertanian, kehutanan, perikanan, kesehatan, budaya serta berbagai kegiatan pembangunan iainnya. Dalam pengelolaan sumberdaya air, yang sangat perlu diplrhatikin adalih pemeliharaan daerah resapan air, pemulihan kemampuan pemurnian
bio.unsoed.ac.id
kembali serta pencegahan kerusakan tata air akibat kebutuhan industri yang berkembang' Upaya konservasisumFrdaya air meliputt : Pelestarian dan perlindungan sumberdaya air untuk meningkafl
. . .
sumberdaya air untuk memenuhi kebutuhan; Pengawetan; Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran'
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hasil air tahunan berubah ketika jumlah atau tipe vegetasi diubah dalam suatu DAS. Perubahan penggunaan lahan yang menyebabkan pengurangan evapotranspirasi akan menaikkan hasil air. Tutupan pohon dan berbagaivegetasi pada bentang alam dapat mempengaruhi aliran air sebagai berikut:
.
.
. .
lntersepsi air hujan, selama kejadian hujan, tajuk pohon dapat mengintersepsi dan menyimpan air hujan dalam bentuk lapisan tipis air pada permukaan daun dan batang yang selanjutnya akan mengalami evaporasi sebelum jatuh ke tanah; Daya pukul air hujan, vegetasi dan lapisan serasah melindungi permukaan tanah dari pukulan langsung tetesan air hujan yang dapat menghancurkan agregat tanah sehingga tidak terjadi pemadatan tanah. Hancuran partikel tanah pada lahan terbuka akan menyebabkan penyumbatan pori-pori makro tanah sehingga menghambat proses infiltrasi air tanah, akibatnya limpahan permukaan meningkat.- lnfiltrasi, proses infilfasi tergantung struktur tanah dan sistem perakaran pada lapisan permukaan tanah dan aktifitas biota dalam tanah;
Serapan Air, sepanjang tahun tanaman menyerap air dari berbagai lapisan tanah untuk mendukung proses transpirasi pada permukaan daun;
Aliran Permukaan, besarnya aliran permukaan suatu bentang lahan dipengaruhi oleh kekasaran permukaan lahan yang memungkinkan air tinggal di permukaan lahan lebih lama sehingga mendorong terjadinya
infi
ltrasi.
Tutupan lahan oleh berbagai m&am vegeiasi dapat memberi perlindungan pada daerah
hulu selama mampu mempertahankan lapisan serasah dan sistem perakaran di permukaan tanah sehingga dapat mencegah terbentuknya parilpait akibat erosi dan menyerap air untuk proses evapofanspirasi. DAERAH AURAN SUNGAI {DAS) Sungai adalah torehan di permukaan bumisecara alamiah yang merupakan penampung penyalur dan aliran air dan material yang diba*ranya dari b4ian hulu ke bagian hilir suatu daerah pengaliran yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan akhimya bermuara ke laut. Daerah dimana sungai memperoleh air merupd
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) pada hakikatnya merupakan suatu proses yang telpusat pada manusia (peopte centredl. Meskipun keadaan iklim dan proses alam mengawali dan memberi konfibusi terjadinya erosi, namun kegiatan manusialah yang mempercepat proses degradasi lahan. Oleh karena itu perlu dicari pemecahannya untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dengan kebutuhan peningkatan produktivitas regional dan nasional serta sekaligus menjaga keberlangsungan sumberdaya alam dan memperkecil degradasi. Batas DAS tidak dapat ditentukan berdasarkan batas adminitratif. Seringkali suatu DAS terdiri atas beberapa wilayah adminisfatif dan kecil kemungkinannya satu wilayah administratif terdiri atas beberapa DAS secara utuh. Pengelolaan DAS sering kali tidak dikelola sebagai suatu ekosistem yang harus dilihat secara holistik yaitu dalam pengelolaan DAS belum dilakukan pengidentifikasian komponen-
bio.unsoed.ac.id
komponen kunci penyusun ekosistem serta menelaah interaksi antar komponen-komponen tersebut. Pendekatan holistik dilakukan agar pemanfaatan dan konservasi sumberdaya alam
I
dapat dilakukan secara efektif dan efisien sebagai suatu syarat bagi terwujudnya pemanfaatan sumberdaya alam untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Degradasi DAS di lndonesia sebagian besar disebabkan oleh aktifitas manusia yang memanfaaftan DAS dalam berbagai aspek kehidupan. Aktifitas pemanfaatan sumberdaya alam yang melebihi daya dukung lingkungan DAS menyebabkan terbentuknya lahan kritis yang setiap tahun diyakini terus meningkat baik kuantitas maupun kualitas kekritisan lahan. Daerah
aliran sungai (DAS) dengan sengaja atau tidak disengaja telah termarjinalkan oleh kepentingan-kepentingan lain yang berorientasi hanya pada keuntungan finansial, akibatnya pedimbangan ekologi dan ekosistem dikesampingkan dan membawa dampak pada kondisi lingkungan saat ini.
Salah satu bentuk kegiatan yang merupakan penyumbang terjadinya degradasi DAS adalah pemanfaatan kayu pada kawasan hutan yang seringkali dilakukan secara ilegal (//egal logging) dan berdampak pada kerusakan hutan sebagai bagian dariwilayah DAS. Perlu diingat bahwa kerusakan pada salah satu komponen dalam DAS akan mengakibatkan kerusakan pada komponen yang lain. Selain itu upaya menjaga kelestarian lingkungan DAS oleh pemerintah terutama di era otonomi daerah relatif sangat rendah, terbukti dengan sangat sedikitnya peraturan-peraturan daerah yang secara spesifik mengatur berbagai bentuk kegiatan di dalam DAS. Sungguh suatu hal yang sangat sulit bagi upaya pelestarian lingkungan DAS bila tidak didukung oleh peraturan
atau kebijakan yang merupakan cerminan keseriusan pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Pemberantasan //egal logging secara efektif diyakini dapat mengurangi degradasi fungsi DAS secara keseluruhan mengingat keberadaan hutan dalam suatu DAS yang biasanya terdapat pada daerah hulu adalah vital dalam mencegah terjadinya banjir dan erosi serta sedimentasi pada daerah hilir. Seiring dengan kemajuan ekonomi dan berkurangnya minat pada bidang non pertanian sebagai kegiatan untuk nrerrcari nafl
pada sumberdaya alam di wilayah DAS menjadi berkurang. Kecenderungan pada kegiatankegitanan ekonomi non pertanian, seperti pariwisata, indusfi atau sektor pelayanan, turut mengurangi kepedulian pada sumberdaya alam. Tingkat dan jenis partisipasi mayarakat
bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya tergantung pada kepadatan penduduk, ketergantungan nnreka pada sumberdaya alam dalam memperoleh pendapatan, dan tingginya tingkat degradasi lahan. DAERAH ALTRAN SUNcAt(DAS) DAN |TEGALLOGGTNG
DAS biasanya dapat dibagi menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. Setiap bagian DAS
memiliki karakteristik yang spesifik dan berkaitan erat dengan unsur-unsur utamanya. Karakteristik suatu DAS dapat dilihat dari aspek biofisik, klimatik, sosial, ekonomi, organisasi pengelolaan dan aspek kelembagaan lainnya dimana satu sama lain saling mempengaiuhi.
Dilihat dari aspek biofisik, daerah hulu suatu DAS pada umumnya merupakan daerah konservasi, memiliki kerapatan drainase yang tinggi, memiliki kemiringan lahan yang besar (>15%)dan pada umumya merupakan daerah berhutan. Dengan kondisitopografi yangcuram, daerah hulu memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap erosi dan tanah longsor, oleh
karena itu biasanya daerah ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi dengin tujuan
bio.unsoed.ac.id
perlindungan terhadap air dan tanah karena itu bentuk penggunaan lahan dipertananhn sebagai hutan.
lklim dan hidrologi pada suatu DAS memiliki hubungan yang erat dalam membentuk karakteristik DAS. lklim menentukan besar kecilnya jumlah air pada suatu DAS yang tentunya akan berpengaruh kepada mekanisme atau proses yang terjadi dalam DAS tersebui misalnya penyebaran, daur dan prilaku air.
Dari beberapa aktifitas manusia yang memberikan dampak yang besar terhadap kualitas DAS adalah kegiatan pembalakan liar {iltegal togging) pada kawasan hutan yang pada hakikatnya memitiki peran yang sangat besar dalam menjaga kualitas suatu DAS karena letak hutan yang umumnya berada di daerah DAS hulu. Daerah hulu memiliki fungsi perlindungan terhadap seluruh DAS dan dapat dengan jelas kita lihat dari aspek tata airnya' Kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat serta kebrlakan pada dasarnya merupakan pemicu ttlegat logging. Bila belum ada upaya peningkatan kesejahteraan tentu akan berdampak besar bagi keberadaan hutan dalam konteks illegal logging karena diyakini bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah mendorong masyarakat untuk melakukan pencurian kayu di dalam kawasan hutan sebagai jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini semakin diperparah dengan situasi pasar kayu yang saat ini tengah mengalami difisit bahan baku. Laju pertumbuhan jumlah penduduk yang besar menuntut pemenuhan kebutuhan akan kayu yang besar pula. Peningkatan jumlah penduduk meningkatkan permintaan terhadap kayu Oengin angkalaun eOin besar daripada kemampuan daya dukung hutan dalam memproduksi t
plnOiOtfan yang rendah juga menjadi pemicu illegal lagging. Rendahnya pengetahuan dan disertai kurangnya kesadaran akan fungsi dan manfaat hutan megakibatkan kepeOutian masyarakat terhadap kelestarian hutan menjadi sangat rendah. Keengganan masyarakat untuk melaporkan kejadian pembalakan liar adalah salah satu bukti rendahnya ting(at kesadaran tersebul Ada kecenderungan bahwa kesadaran akan fungsi dan manfaat
fingfli
huian akan muncul apabila telah teqadi bencana pada masyarakat itu sendiri.
Keseriusan pemerintah di era otonomi daerah dalam memberantas kegiatan illegal logging masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan belum banyaknya peraturan-peraturan
Oielan yang secara khusus memperhatikan fenome na illegal logging. Koordinasi antar instansi terkait daeiah pun masih sangat lemah karena belum ada wadah yang kuat untuk menyatukannya. Hal ini juga semakin diperparah dengan lemahnya koordinasi antara pusat dan daerah dalam menanggulangi permasalahan /legal logging' Secara sedehana, itlegal togging akan mengkibafl
bio.unsoed.ac.id
pendidikan, meningkatnya angka pengangguran dan sebagainya.
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, ekosistem DAS hulu merupakan bagian yang penting dikarenakan daerah hulu mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian OnS. ben karena itu DAS hulu seringkali menjadi fokus perencanaan pengelolaan DAS, Kegiatan itlegal togging pada kawasan hutan yang notabene berada pada DAS hulu secara
langsung akan mempengaruhi kualitas DAS. Oleh karena
itu perlu dilakukan upaya
pemberantasan r'llegal logging guna mempertahankan daya dukung DAS bagi kelangsungan hidup manusia. Secara kongkrit dampak dari kerusakan hutan dan daerah aliran sungai dapat dilihat dari yang akhir-akhir banyak semakin berkurangnya persediaan sumberdaya yang ditimbulkan diperbincangkan di berbagai media massa maupun media elektronik, dampak bersifat multidimensi yang membawa kekhawatiran tersendiri bagi kelangsungan hidup .Dan carilah pada apa manusia. Allah SWT telah memberikan peringatan dalam Al Qur'an yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan ianganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
air
ini
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu dan janganlah kamu berfuiat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai arang-orang yang behuat kerusakan. (AlQashash :77]. PENUTUP
Mengingat pentingnya keberadaan hutan di dalam suatu DAS, maka perlu dilakukan upaya pemberatasan pembalakan liar {illegal logging\ yang melibatkan semua pihak terkait serta menselaraskan visi dan misi menjadi visi dan misi bersama dengan tujuan menjaga kelestarian DAS secara keseluruhan. Pemerintah daerah sebagai pihak yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan DAS dituntut untuk lebih serius dalam memberantas illegal logging yang dapat diwujudkan melalui penetapan peraturan daerah yang secara khusus mengatur pemberantasan illegal logging.
Penertiban terhadap keberadaan sawmill harus d'rjadikan sebagai salah satu fokus dalam upaya pemberantasan illegal logging karena kontribusi sawmill dalam memicu aktifitas pencurian kayu sangat besar bila dibandingkan dengan kejadian pencurian kayu untuk pemen u han kebutu han hid up masyarakat sehari-hari.
Untuk mewujudkan pengelolaan DAS secara optimal maka diupayakan peningkatan peran serta masyarakat termasuk dalam pemberantasan r/lega/ Iogging Oleh karena itu perlu upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran akan fungsi dan manfaat hutan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan DAS termasuk di dalam kawasan hutan. Pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan senantiasa dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA: http://wwfii.various-news,co.cc12010/0'l/siklus-hidroloqi-dan-daerah-aliran tanqqal I Februari 2011)
07.html Diakses
WWF. 2007. Dampak perubahan iklim terhadap Pengelolaan DAS Citarum. Climate and Energy Program. WWF - lndonesia, Jakarta Vorosmarty, C. J., P. Green, J. Salisbury and R. B. Lammers 2000. Global Water Resources: Vulnerability from Climate Change and Population Growth. Science 289 :284 - 288
bio.unsoed.ac.id