BIOGRAFI : ALLISMAWITA SEBAGAI PENDIRI SMK TEKNOLOGI PLUS PADANG (1996-2012) Robin Japika1 Liza Husnita2 Livia Ersi3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat
Abstract This thesis discuss about Allismawita in build SMK Teknologi Plus in Belanti Indah, North Padang District, Padang City at 1996-2012. This study is needed to do because we can see how the way that be done by Allismawita in build the vocational school (SMK), and to make easy this research, so the writer formulates the problems like : How the background of Allismawita’s life, and her role in build SMK Teknologi Plus, and the last problem that will be discussed is how the role of Allismawita in developing of SMK Teknologi Plus Padang from 1996 until 2012. Thus, the purpose of this research is to know the background of Allismawita’s life, and to know her role in build SMK Teknologi Plus, and the last is to know her role in developing SMK Teknologi Plus from 1996 until 2012. Method that be used in this research is method that appropriate with history research which follow some steps like : (1) Heuristic, (2) Source Critic, (3) Analysis and Interpretation, (4) Historiography. Based on the result of the research that have been done, it can be concluded that : beside, look the effort that done by Allismawita, the writer also do research about history of her life from childhood until married. And her effort in build SMK Teknologi Plus is not easy, there are some challenges that face by patient. In fact, all of her jobs fluency and her hopes also can release although the writer see how society view that pro and contra toward Allismawita, so that the result that Allismawita’s build can be felt by society until now. It is like the students who have graduated from that school is easy to get jobs, especially in machine and industry that are in Indonesia and abroad. Keywords : Biography
1
Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
PENDAHULUAN Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain, penulis sebagai pemilik hak atas kekayaan intelektual atas penulisannya bertanggung jawab karyanya. Jadi dalam menulis biografi memang benar-benar seorang tokoh yang berpengaruh dan berjasa dalam kehidupan, karena didalam perpustakaan Indonesia banyak menyediakan buku riwayat hidup, baik biografi pahlawan maupun tokoh-tokoh dengan berbagai cara dalam penyajiannya. Allismawita bersama suaminya mendirikan sekolah menengah Kejuruan ( SMK ) yang dikenal dengan nama SMK Teknologi Plus Padang, yang didirikan di Kota Padang, dan bertempat di jalan Belanti Indah No.5 Khatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara. Semangat dalam mendirikan SMK Teknologi Plus Padang ini ada karena Allismawita menganggap pendidikan itu sangat penting, beserta pola pikir dan semangat akan perubahan telah dimiliki sejak kuliah. Hal ini dibuktikannya melalui tindakan bekerja keras dan keikhlasan membangun tahap demi tahap SMK Teknologi Plus Padang tersebut. Allismawita dalam mendirikan sekolah sangat didorong oleh jiwa kemiliteran yang dimilikinya dan dibuktikan sewaktu kuliah Allismawita menjadi resimen mahasiswa, apalagi didalam jiwanya sampai sekarang masih berjiwa kemiliteran dan itu dapat dibuktikan dengan surat keputusan resimen mahasiswa dengan sertifikat bekerja sama dengan komandan-komando resort militer 032/wirabraja sebagai sekretaris tim perumus dalam acara sarasehan tim ABRI dengan tokoh masyarakat di wilayah korem 032 tersebut jadi jiwa kemiliteran yang ia miliki merupakan jiwa kedisiplinan yang ia terapkan disekolah yang Allismawita dirikan terutama dari segi rambut tidak ubahnya seperti tentara yang panjangnya hanya 1-2 cm serta bagi yang terlambat datang kesekolah hukumannyapun seperti latihan kemiliteran seperti mengelilingi komplek sebanyak 17 keliling. Jadi disini merupakan titik keunikan penelitian karena Allismawita bukan seorang anggota tentara tetapi mampu berjiwa militer dan ini diterapkan oleh Allismawita di sekolah SMK yang didirikannya.
Berdasarkan hal diatas, penulisan biografi Allismawita sebagai pendiri SMK Teknologi Plus ini menarik dan layak untuk diteliti, karena peran seorang Allismawita dalam mendirikan sekolah yang termasuk salah satu dari sebagian SMK yang ada di Kota Padang pada waktu itu bekerja sama dengan perusahaan luar negeri, dan SMK yang didirikan oleh Allismawita ini juga termasuk bekerja sama dengan perusahaan asing yaitu PT. Mc Tronic SDn.BHD yang ada di Pontian Johor Bahru Malaysia yang dijadikan sebagai tempat praktek siswa SMK yang berprestasi. Apalagi pada masa pendidirian SMK tersebut masuk ke dalam masa Indonesia akan menghadapi masa- masa krisis moneter. Penelitian ini membahas masalah yang berkaitan dengan sosok Allismawita mulai dari menjadi guru di Akademi Pertanian dan Peternakan, hingga mendirikan sekolah SMK Teknologi Plus Padang. Batasan penelitian ini adalah batasan spasial dari penelitian ini adalah Kota Padang begitu juga dengan tahun 2012 karena pada tahun tersebut adalah akhir dari penelitian ini. Sedangkan batasan temporalnya tahun (1996-2012) yang menekankan pada masa Allismawita mendirikan SMK teknologi plus di kota Padang. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana peran Allismawita dalam mendirikan SMK teknologi Plus Padang? 2. Bagaimana peran Allismawita dalam pengembangan SMK Teknologi Plus Padang mulai dari awal berdiri 1996 hingga tahun 2012? Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengungkapkan bagaimana latar belakang kehidupan Allismawita? 2. Untuk mengungkapkan bagaimana peran Allismawita dalam mendirikan SMK teknologi Plus Padang? 3. Untuk mengungkapkan bagaimana peran Allismawita dalam pengembangan SMK Teknologi Plus Padang mulai dari awal berdiri 1996 hingga tahun 2012? Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian ini berguna untu : 1. Untuk memperkaya literatur sejarah yang berbicara tentang tentang upaya seorang tokoh yang peduli pendidikan.
2. Untuk penulis sendiri adalah menambah pengetahuan dan pemahaman tentang ketokohan dan upaya tokoh yang peduli pendidikan di Sumatera Barat khususnya kota Padang. 3. Bagi masyarakat adalah sebagai bahan informasi bagaimana upaya Allismawita sebagai pendiri SMK Teknologi Plus Padang. Studi yang relevan diantaranya : Dewi Fitrianti Skripsi, yang menulis tentang “Biografi Hj. Imam Salam sebagai tokoh pendidikan Islam di Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya (1926-2005).” Studi yang relevan diantaranya adalah Ganang, B Skripsi, tentang “biografi Rawiyana tahun 1935-2001 sebagai tokoh pendidikan Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.” Gustina Skripsi, tentang “Muhammad Djamil Djambek sebagaitokoh pendidikan Islam di Minangkabau”. Kurnia Hidayat Skripsi, “Ki Haji Yusuf Nur Tokoh Taman Siswa Cabang Padang 1957-2004”.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Langkah pertama Heuristik yaitu mengumpulkan dan menemukan sumbersumber data sejarah baik primer maupun sekunder. Sumber primer berupa wawancara dan arsip, wawancara dilakukan terutama kepada nara sumber Allismawita, dan anaknya Ari Surya Agung serta Asni Yusnita adik kandung Allismawita, Selain itu ada juga pegawai atau guru di SMK Teknologi Plus Padang adalah Gatot Muhartono dengan Eni Herwina, sahabat Allismawita Busraini Lubis. Sumber Sekunder dari wawancara yaitu, Nuriman Selaku pegawai di SPMA tempat pertama kali Allismawita mengabdi sebagai guru, dengan Ega Melandari dan Yolanda Ratna Sari selaku mahasiswa Allismawita di Universitas Andalas Fakultas Peternakan, Asmarita yang ada di kantor KNPI kota Padang, Zainal Akil kepala sekolah PGRI 1 Padang serta Azuar Siri Selaku DPRD kota Padang. Keterangan-keterangan yang didapat dari wawancara tersebut sangat berguna bagi penulis untuk mengetahui kehidupan Allismawita. Arsip dan dokumen
diperoleh dari pustaka pribadi Allismawita sendiri di Yayasan SMK Teknolgi Plus Padang. Sedangkan sumber sekunder yang digunakan adalah berupa buku dari hasil penelitian lainnya yang relevan dengan masalah penelitian pengumpulan sekunder dilakukan melalui Studi Pustaka, Universitas Negeri Padang, Universitas Andalas, Pustaka Daerah, dan Pustaka STKIP PGRI Padang. Tahap kedua adalah kritik sumber merupakan pengolahan data terhadap arsip yang dilakukan kritik eksternal dan internal.Kritik eksternal adalah pengujian otensitas (keaslian) secara klinis dan labor kritik, ini dapat dijalankan karena keterbatasan alat-alat pengetahuan penulis. Sedangkan kritik internal dilakukan untuk menguji keaslian (reabilitas) isi informasi sejarah yang terkandung didalamnya dengan cek silang dalam wawancara kedua tingkat pengolahan ini bertujuan untuk menyeleksi dan menyingkirkan bagian data yang tidak relevan dan kemudian menyimpulkan kesaksian yang bisa dipercaya dari bagian yang telah diseleksi dari data autentik . Tahap ketiga adalah menginterprestasikan informasi yang telah diseleksi sumber-sumber yang telah disaring lewat kritik sumber dipilah-pilah sehingga diperoleh butir-butir informasi yang dibutuhkan berupa faktor-faktor yang kemudian dirangkai dan diolah sesuai penelitian. Tahap keempat adalah historiografi penulisan laporan penelitian merupakan penyajian hasil penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah (Skripsi) dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan suatu karya sejarah yang bisa dipertanggung jawabkan.
RIWAYAT SINGKAT ALLISMAWITA Masa kecil allismawita Allismawita merupakan anak pertama Habutani Yusuf serta ibunya bernama Maiizar kedua orang tua Allismawita berasal dari Lubuk Alung Kabupaten Pariaman. Allismawita dilahirkan di Jambi pada tanggal 26 April 1955, ajaran yang diajarkan oleh kedua orang tua Allismawita sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan sikapnya. Terutama ajaran ayahnya yang diberikan dengan nilai-nilai pendidikan, meskipun ayahnya bukan berlatar belakang
seorang pendidik ataupun guru, akan tetapi ayah Allismawita adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di Pelabuhan Bea Cukai. Pekerjaan ayahnya tersebut sangat berpengaruh terhadap mental dari Allismawita yang harus mampu beradaptasi dengan daerah-daerah yang berbeda dikarnakan ayahnya selalu dipindah tugaskan dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lainnya, sehingga faktor inilah yang menyebabkan Allismawita memiliki watak yang hampir sama dengan laki-laki atau biasa dikenal dengan sebutan anak tomboi. Masa
Pendidikan Sejak kecil Allismawita sudah dibiasakan oleh ayahnya untuk hidup mandiri dan disiplin, sebelum masuk sekolah dasar Allismawita dalam kesehariannya sudah biasa melakukan kegiatan rutin yang sudah di agendakan oleh ayahnya, namun kebiasaan itu berjalan dengan baik seperti, sholat berjema”ah, terutama sholat Magrib, Isya dan Subuh, ayahnya bertindak sebagai imam dan Allismawita bersama ibu dan adik-adiknya menjadi makmum. Pendidikan yang biasa diberikan ibunya adalah belajar mengaji, berpidato, bernyanyi dan kesenian tradisional Minangkabau, memasak, membersihkan rumah yang berkaitan dengan pekerjaan dan tanggung jawab bagi seorang perempuan, apalagi hidup keluarga mereka kental dengan budaya Minangkabau yaitu Budaya dari Kabupaten Pariaman meskipun hari-hari dari Allismawita dari lahir tidak pernah menetap di Lubuk Alung, karena Allismawita dibesarkan di Riau tidak jauh dari tempat ayahnya bekerja.
Masa Bekeluarga Pada saat berada di bangku perkuliahan, Allismawita masuk ke dalam organisasi kemahasiswaan terutama di MENWA, pada kesempatan itu Allismawita bertemu dan dekat kembali setelah masa- masa ospek dengan seniornya yang sama- sama satu jurusan dan satu fakultas, serta sama-sama masuk dalam organisasi tersebut yang bernama Yurizal Nurdin yang sampai menjadi suaminya. Waktu terus berjalan, Allismawita merasakan sesuatu yang berbeda, hanya saja Allismawita tidak mau gegabah. Yurizal Nurdin adalah mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Pariaman, dan artinya satu kampung dengan
Allismawita, selain itu
Yurizal Nurdin selalu baik serta membimbing serta mengarahkan Allismawita dalam berorganisasi lebih mendalam terutama dalam organisasi MENWA, itu juga yang membuat mereka semakin dekat. Hubungan mereka tidak selalu berjalan mulus, mereka sempat putus namun itu hanya sebentar. Seiring dengan berjalannya waktu, hubungan mereka berjalan kearah yang lebih baik atau arah yang serius, sampai mendapat kesepakatan bahwa mereka berdua melanjutkan hubungan mereka untuk berumah tangga, sehingga pada tanggal 19 Januari 1980 mereka melangsungkan pernikahan, sehingga ikatan keluarga mereka hanya bertahan sampai pada tahun 2005 karena suami Allismawita yaitu Yurizal Nurdin meninggal dunia, meskipun suaminya sudah meningal dunia Allismawita selalu menjaga rasa yang ia miliki untuk suaminya sehingga sampai saat ini setelah suaminya meninngal Allismawita tidak ada berniat untuk menikah lagi. Mereka mempunyai dua orang anak yaitu : Ari Surya Agung lahir di Padang 10 november 1980, Ira Susilawati lahir pada tanggal 7 September 1981 di Padang. Allismawita dan suaminya Yurizal Nurdin atau lebih dikenal dengan sebutan (AJO) mengasuh anakanaknya berdua tanpa bantuan dari pembantu maupun babysiter Masa
Awal Mengajar Dan Bekerja Setelah menikah pada bulan Januari, Allismawita mulai bekerja dan awal ia bekerja di Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) pada tanggal 17 Juni 1980. Berdasarkan data-data yang diperoleh Allismawita selama mengajar di SPMA tersebut tidak jauh bedanya dengan caranya setelah mendirikan SMK Teknologi plus. Sikap disiplin, tepat waktu itu yang paling di utamakannya, apalagi setelah dibenarakn oleh Nuriman sebagai staf kepegawaian yang paling senior di SPMA tersebut.
ALLISMAWITA MENDIRIKAN SMK TEKNOLOGI PLUS PADANG (1996-2012)
Merintis Usaha Untuk Mendirikan SMK Teknologi Plus Kegiatan awal Allismawita lakukan untuk bisa mencapai keinginannya mendirikan SMK pada waktu itu adalah menyisihkan sedikit gajinya dari APPMA,
serta dorongan semangat dari suaminya Yurizal Nurdinpun tidak bisa dihilangkan begitu saja karena suaminya juga ikut andil dalam mencapai keinginan dari istrinya Allismawita tersebut apalagi dari segi dana Yurizal Nurdin menyerahkan seluruh gajinya sebagai dosen kepada Allismawita yang secara tidak langsung Allismawita harus mampu mengatur keuangan dalam rumah tangga diantara kebutuhan keluarga dan menabung demi mencapai keinginannya tersebut. Sejak 1996 didirikannya SMK Teknologi Plus Allismawita merupakan orang yang bekerja sebagai pendiri dan pengelola SMK Teknologi Plus Padang, Allismawita dari tahun didirikannya SMK Teknologi Plus Padang mulai tahun 1996 menjadi kepala sekolah sampai dengan 2012, saat ini SMK tersebut sudah terakreditasi SMM ISO 9001 : 2008 URS. Usaha-usaha yang dilakukan Allismawita selain dari yang tertera diatas untuk mendirikan SMK Teknologi Plus adalah, memahami dan membaca situasi pada saat itu, Allismawita juga tidak meninggalkan saran dari sahabat dekatnya Azuar Siri yang pada waktu itu 1995 menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, sehingga selain dari ilmu-ilmu yang telah Allismawita dapatkan dari belajar Organisasi terutama di MENWA, pendirian SMK tersebut tidak luput dari bantuan teman-temannya Azuar Siri, Syafril Murad, Achayar Sikumbang, serta Suaminya sendiri Yurizal Nurdin.
Peran Allismawita Dalam Mendirikan SMK Teknologi Plus Pertimbangan Allismawita untuk mendirikan SMK Teknologi Plus adalah melihat situasi pendidikan yang ada pada tahun 1993/1994 di Indonesia terutama Kota Padang. Apalagi pada tahun tersebut yang menjadi mentri pendidikan adalah Wardiman Djojonegoro, dengan melihat keputusan dari mentri ini adalah sikap yang bagus yang Allismawita lakukan untuk sebagai bahan pertimbangan sebelum ia mendirikan SMK Teknologi Plus Tersebut pada tahun 1996, ia melihat keputusan yang ada dari mentri terlebih dahulu pada tahun 1993/1994 tanpa gegabah karena keputusan dari mentri pendidikan secara tidak langsung itu ditetapkan untuk seluruh propinsi yang
ada di Indonesia meskipun kebutuhan disetiap propinsi itu berbeda tetapi di Sumatera Barat SMK sangat dibutuhkan, buktinya dalam kepengurusan surat izin operasional SMK sangat mudah dan cepat selesainya .
Allismawita dalam pengembangan SMK Teknologi Plus Sekolah SMK Teknologi Plus yang didirikan oleh Allismawita tersebut pada tahun 1996 serta mulai beroperasi dalam dunia pendidikan seutuhnya pada tahun 1997 sesuai dengan surat keputusan (SK) izin operasional pendirian sekolah dengan nomor KPTS.00298.08.MN.1997 yang ditanda tangani oleh Basri sebagai kepala dinas pendidikan dan kebudayaan TK.1 Propinsi Sumatera Barat. Sekolah SMK Teknologi Plus ini juga merupakan salah satu sekolah SMK Swasta di Kota Padang Propinsi Sumatera Barat yang mendapatkan bantuan dana Sekolah Dari UNESCO melalui mentri Pendidikan Indonesia serta kepala Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat yang waktu itu dijabat oleh Basri, serta melalui Kepala Dinas pendidikan Kota Padang yang waktu itu dijabat oleh Azuar Siri, selain itu juga ada usaha dari Allismawita Untuk mendapatkan bantuan tersebut semacam pembuatan proposal sebagai syarat untuk pengucuran bantuan tersebut. Bantuan tersebut berupak alatalat praktek yang ada di SMK Teknologi Plus Untuk jurusan Otomotif atau teknik kendaraan ringan serta TAV Teknik Audio Video. Selain itu juga diperkuat oleh Azuar Siri tentang kebenaran bantuan tersebut memang benar adanya untuk SMK Teknologi Plus. Kampus SMK Teknologi Plus Padang pada awalnya hanya mengontrak gedung bekas Diklat Telkom yang terletak di Jalan Belanti Indah No.5 Khatib Sulaiman Padang. Dengan bertambahnya animo masyarakat untuk mengikuti pendidikan di SMK Teknologi Plus Padang, maka pada tahun 2003 PT.Telkom menjual gedung diklat tersebut kepada Yayasan Pendidikan Wira Surya Mandiri berdasarkan akta jual beli dan perlepasan hak nomor 54 tanggal 17 Juli 2003 di depan pejabat Notaris Eli Satria, SH.
Allismawita Dalam Pandangan Masyarakat Kiprah Allismawita dalam kehidupan masyarakat dikenal sebagai orang yang suka bekerja keras hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara bersama tetangga tempat tinggal Allismawita yaitu Nofrida mengungkapkan bahwa : “Dalam lingkungan masyarakat disiko buk Allis tu lai tau jo urang-urang sekitar siko, buktinyo sasibuk apopun beliau lai bisanyo bagabuang jo masyarakat katiko hari libur tarutamo dalam mambantu masyarakaik untuak ma aspal jalan sebagai panjulua lidah masyarakat di sakiatr jalan DPR Dadok Tunggua Hitam ko”. dalam lingkungan masyarakat Allismawita jika dalam waktu libur dari kerja orang yang suka bergaul dan membantu sesama. Bukti fisik yang telah Allismawita lakukan adalah dengan menjadi pemanjang lidah masyarakat Jalan DPR Dadok Tunggul Hitam untuk menyampaikan aspirasi rakyat ke Pemerintah Daerah Kota Padang terutama petugas Pekerjaan Umum (PU) Kota Padang untuk melaksanakan kebutuhan masyarakat tentang pengaspalan jalan DPR tersebut. Hendra Irwan Rahim selaku ketua DPD partai Golkar Sumatera Barat juga mengatakan : “Banyak lagi hal-hal yang bermanfaat dilakukan Allismawita terutama pada masa di KNPI ia pernah mengadakan acara tentang pembentukan jiwa bela negarabagi pemuda Indonesia terutama Sumatera Barat dalam rangka untuk menghadapi persaingan Global kedepannya. Seperti yang diungkapkan oleh Asmarita sebagai Sekretariat KNPI Sumatera Barat, bahwasanya Allismawita selama masih aktif di KNPI dikenal sebagai orang yang ramah dan mampu bergaul dengan siapapun. Terutama dalam mengajarkan atau mengenalkan bawahannya kepada relasi-relasi yang ia miliki agar nantinya orang-orang tersebut mampu bergaul dengan banyak orang. Kebaikan inilah yang menjadikan Allismawita di KNPI sebagai sosok wanita yang disiplin, tegar dan energik sehingga menjadi
daya ingat sepanjang hayat bagi orang-orang yang telah pernah dekat dengannya”.
KESIMPULAN Allismawita dilahirkan di Jambi pada tanggal 26 April 1955, ajaran yang diajarkan oleh kedua orang tua Allismawita sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan sikapnya, bakat berorganisasi bagi Allismawita sudah terlihat pada masa kecilnya, dari kelas satu sampai kelas enam ia menjadi ketua kelas pemimpin dari kawan-kawan yang satu lokal denganya, meskipun Allismawita seorang perempuan tetapi ia selalu terpilih menjadi ketua kelas oleh guru di sekolah, karena bakat kepemimpian telah dimilikinya dari dini yang diajarkan oleh kedua orang tuanya. Allismawita selalu menjadi perwakilan sekolahnya dalam bidang olahraga seperti Volly Ball, Basket Ball serta dalam bidang kesenian Tradisional kesenian Minangkabau contohnya nyanyi Minang. Usaha Allismawita untuk mencapai keinginannya dalam mendirikan sekolah terus ia perjuangkan sehingga pada tahun 1996 impian itupun berhasil atas berkat dorongan dari suami serta keluarga dan kerabatnya setelah Allismawita mengasah kemampuannya dalam bidang akademik mengajar di APPMA Padang pada tahun 1978. Sebagai awal langkah ia mulai karirnya. Rasa tanggung jawab dan semangat yang tinggi dimilikinya telah membawa Allismawita menjadi sosok yang tegar dalam menghadapi setiap permasalahan. Pada tahun 1992 ia diangkat sebagai dosen peternakan di Universitas Andalas setelah ia menamatkan S2 nya di (IPB) hasil dari prestasi dan beasiswa yang ia dapatkan pada masa bekerja di staf teknis BPLPP Jakarta. Usaha Allismawita dalam mendirikan Sekolah menengah kejuruan sangatlah sulit, karena banyak perjuangan dan rintangan yang ia hadapi, pada awalnya hanya mengontrak gedung diklat telkom yang lama, kemudian atas usahanya ia berhasil membeli gedung tersebut sehingga dengan perlahan-lahan sekolah menengah kejuruan SMK Teknologi Plus Padang mulai ia kembangkan dengan cara dan skill yang ia miiliki, baik itu berupa perlengakapan praktek siswa, baik dalam kota padang
maupun luar Negeri kerja sama tetap ia cari dan selalu menjaga hubungan baik tersebut. Berkat kegigihan tersebut SMK Teknologi Plus yang Allismawita dirikan selalu bekerja sama tetap dengan PT. Mc. Tronic Sdn.Bhd di Johor Bahru Malaysia.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Arif furchan, Agus maimun. (2005). studi tokoh :Metode Penelitian Mengenai Tokoh. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ade Chandra, dkk. (2000). Minangkabau Dalam Perubahan. Padang : : Yasmin Akbar. Basri Ms. (2006). Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: Restu Agung Helius Sjamsuddin. (2012). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana. Louis Gottschalk. (1989). Mengerti Sejarah. Jakarta : UI Press. Mestika Zed. (1999). Metodologi Sejarah. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial: Universitas Negeri Padang. R.Z. Leirissa. (1982/1983). Pemikiran Biografi dan Kesejarahan :Suatu KumpulanPrasaran Pada Berbagai Lokakarya. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Rudhi Prasetya. (2012). Yayasan Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Sinar Grafika. Sartono Kartodirdjo. (1993). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta : PT. Gramedia. Sagimun MD. (1982). Mengapa Biografi” Dalam Penulisan Biografi Dan Kesejahteraan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Taufik Abdullah. (1997). Manusia Dalam Kemelut Sejarah. Jakarta : LP3ES. Wardiman Djojonegoro. (1995). Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Zulfikar Fu”ad. (2008). Menulis Biografi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Zusneli Zubir. (2011). Dari Pingitan Hingga Karier : Perjalanan Tokoh Perempuan Minangkabau MenentangTradisi. Yogyakarta. Eja Publisher. ProyekSekilas Perkembangan Pendidikan di Sumatera Barat dan Fungsi Museum Adhityawarman.diterbitkan Oleh Proyek Pengembangan Permuseuman Sumatera Barat, padang,(1985).
B. Skripsi Dewi Fitrianti. (2003). “Hj.Imam Salam Sebagai Tokoh Pendidikan Islam Di Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya Tahun (1926- 2005)”. Skripsi STKIP PGRI Padang. Gustina. (2002). “Tentang Muhammad Djamil Djambek Sebagai Tokoh Pendidikan Islam Di Minangkabau Tahun (1911- 1947)”. Skripsi STKIP PGRI Padang. Ganang B. (2004). “Rawiyana Sebagai Tokoh Pendidikan Di Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Tahun (1935- 2001)”. Skripsi STKIP PGRI Padang. Kurnia Hidayat. (2004). “Ki Haji Yusuf Nur Tokoh Taman Siswa Cabang Padang. Tahun (1957-2004)”. Skripsi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas.