39
Bimbingan Spiritual Bagi Jamaah Santri Luwung Oleh: Arnis Rachmadhani Peneliti Balai Litbang Agama Semarang E-mail:
[email protected]
abstract This qualitative research is about the phenomenon of contemporary religious life marked by the emergence of new religious movements. This religious phenomenon pared in three ways data collection techniques are observation, interview, and documentation which is analyzed with an interactive analysis model. Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum is growing rapidly in the regency of Sragen, the province of Central Java, when explored in depth, their teaching is kejawen meeting with Islam. This teaching as a new religious movement phenomenon, able to give a touch of social reality for member of Santri Luwung through spiritual guidance in a wide range of religious activities, namely in da>wah programs, social, educational, health, economics, and the arts. Keywords: New religious movements, Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum, The regency of Sragen, Kejawen, Islam. Abstrak Penelitian kualitatif ini membahas tentang fenomena kehidupan beragama kontemporer yang ditandai dengan munculnya gerakan agama baru atau lebih sering disebut sebagai new religious movements. Fenomena keagamaan ini dikupas melalui tiga cara teknik pengumpulan data yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi yang kemudian dianalisa dengan model analisis interaktif. Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum yang ajarannya berkembang pesat di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah, bila ditelaah secara mendalam, ajarannya merupakan pertemuan kejawen dengan Islam. Ajaran ini sebagai fenomena new religious movement, mampu memberikan sentuhan realitas sosial bagi jamaah Santri Luwung melalui bimbingan spiritual di berbagai macam aktifitas keagamaan, yaitu dalam program dakwah, sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan kesenian. Kata Kunci: New religious movements, Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum, Kabupaten Sragen, Kejawen, Islam.
Pendahuluan Tylor dan Frezer yang mengkaji agama dengan pendekatan antropologi-sejarah,, berpendapat
40 AKADEMIKA: VOL IX EDISI JUNI 2016
32
bahwa melalui pendekatan ini, munculnya agama bisa dianggap sebagai hasil dari pergulatan manusia dengan alam kemudian berkembang, diberbaharui, dan disempurnakan secara terus menerus oleh akal budi manusia sampai menuju kesempurnaan yang ideal menurut kebudayaan (Scraf, 1995). Bahkan, Karl Hendrik Marx berkata “agama adalah candu” (Louis, 1990). Bagi Marx, agama tidak lain adalah tanda keterasingan manusia dari kehidupannya sendiri. Pemikiran Karl Hendrik Marx dikembangkan oleh Emile Durkheim dengan sebuah teori yang sangat terkenal, yaitu bahwa agama tidak dapat dipisahkan dari realitas masyarakat. Sedangkan menurut pemikiran Clifford Geertz, bahwa agama adalah produk dari akal budi manusia yang terlahir melalui proses evolusi panjang dan berubah secara terus menenus menurut budaya yang dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri (Pals, 2001). Fenomena kehidupan beragama kontemporer saat ini ditandai dengan munculnya berbagai gerakan agama baru atau lebih sering disebut sebagai new religious movements. Fenomena ini merupakan respon komunitas agama terhadap modernitas. Secara umum respon komunitas agama terhadap arus modernitas. ada lima bentuk, yaitu modernist movement;antimodernist movement; liberation teologist movement; new religious movement; dan religious sicriticism (Kurt, 1995:167-168). Fenomena new religious movement sering kali menimbulkan reaksi dan bahkan konflik di masyarakat karena ajarannya yang berbeda dengan mainstream. Bentuk-bentuk dari new religious movements adalah revitalisasi tradisionalisme (traditisionalism revitalization), gerakan spiritualitas pencarian (religious seeker), dan revitalisasi agama lokal (local religious revivalization) (Jamil, 2007:95). New religious movements ini dalam istilah psikologi agama disebut sebagai cult yaitu doktrinal belief dari ajaran agama apa saja yang doktrinnya menyimpang dari mainstream (Palaoutzian, tt:157-166). Menurut Jalaludin Rahmat, para pengikut new religious movement, biasanya melakukan peralihan (konversi) kepada gerakan keagamaan yang dirasakan mampu memenuhi kebutuhan spiritualitasnya. Perubahan ini terkait erat dengan proses pencarian lebih substantif mengenai makna hidup yang dituntun oleh nilai agama (Rahmat, 2003:32-35). Namun, menurut William James, bahwa konversi memang banyak berkaitan dengan pencarian mendalam pada diri seseorang yang berkaitan dengan pencarian ketenangan jiwa (James, 2004:293). Menurut Suhadi Cholil, berdasarkan penelitian CRCS Universitas Gajah Mada Yogyakarta, para pengikut new religious movement sering mendapatkan tindak kekerasan dan kebanyakan mereka dituduh sebagai aliran sesat dan melakukan penistaan agama (Cholil dkk, 2009:49). Beberapa teori sosial keagamaan yang dapat digunakan untuk membaca gerakan sosial keagamaan antara lain; teori Political Opportunity Structural (POS), teori Resource Mobilisation Theory (RMT), dan Teori Framming (Sutumorang, 2007:4). Dalam Political Opportunity Structural (POS) dikatakan bahwa gerakan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam struktur politik yang dilihat sebagai kesempatan. POS ini selalu berhubungan dengan sumber daya yang bersifat eksternal. Sumber daya ini dipergunakan oleh pelaku perubahan melalui terbukanya akses politik dan jejaring kepada kelembagaan politik dan perpecahan di tubuh elit politik untuk melakukan perubahan (Tarrow, 1998:20). Dalam teori gerakan sosial Political Opportunity Structure (POS) disebutkan ketika ada peluang politik yang terbuka, maka akan ada gerakan sosial yang memanfaatkan kondisi tersebut. Dalam teori ini dikatakan bahwa gerakan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam struktur politik yang dilihat sebagai kesempatan. POS ini selalu berhubungan dengan sumber daya yang bersifat eksternal. Sumber daya ini dipergunakan oleh pelaku perubahan melalui terbukanya akses politik dan jejaring kepada kelembagaan politik dan perpecahan di tubuh elit politik untuk melakukan perubahan (Tar-
41
row, 1998:20). Mekanisme POS ini menjelaskan bahwa gerakan sosial muncul ketika tingkat akses terhadap lembaga-lembaga negara mengalami keterbukaan, ketika keseimbangan politik terceraiberai dan kekuatan politik baru belum terbentuk dan ketika elit politik mengalami konflik besar dan konflik ini dipergunakan oleh para pelaku perubahan sebagai kesempatan (Sigh, 2001:102). Teori Resource Mobilisation Theory (RMT) untuk memgetahui pengembangan kelembagaan dan optimalisasi sumberdaya Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum. Teori RMT membahas gerakan keagamaan dalam hal ini dilihat sebagai manifestasi rasional dan terorganisasi dari tindakan kolektif. Artinya gerakan sosial keagamaan akan bisa berkembang jika mampu mengoptimalkan berbagai sumberdaya yang dimiliki antara lain sumberdaya material dan organisasional, sumberdaya legitimasi dan identitas serta sumberdaya institusional (Tarrow, 1998:15). Dalam konteks gerakan yang berbasis nilai keislaman ada tiga bidang struktur mobilisasi sumberdaya yaitu; 1) Struktur pemobilisasian politik yang formal dari partai politik dan institusi legal. 2). Lingkungan legal masyarakat sipil dalam bentuk NGO/ LSM, klinik medis, masyarakat charitis, sekolah, dan organisasi profesional. 3). Sektor informal jejaring sosial dan ikatan ikatan personal (Sutumorang, 2007:9). Sedangkan untuk mengetahui pola komunikasi, studi ini menggunakan teori framing. Dalam teori framing ini diharapkan orang mampu memformulasikan sekumpulan konsep untuk berfikir dengan menyediakan skema intepretasi terhadap masalah dan mencari solusinya. Oleh sebab itu untuk mecapai sasaran aktor gerakan membutuhkan alat dalam menjalankan framing yaitu media, baik media cetak, elektronik maupun ruang-ruang sosialisasi lainnya yang bisa menjadikan orang terlibat dalam gerakan tersebut (Sutumorang, 2007:12). Sutumorang mengutip pemikiran Wilson, bahwa sebuah gerakan sosial (social movement) adalah sebuah upaya sadar, kolektif, dan terorganisasi untuk mendorong atau menolak perubahan dalam tatanan sosial. Penjelasan Wilson ini mengindikasikan bahwa kriteria utama dari gerakan sosial keagamaan bertujuan untuk mendorong terjadinya perubahan fundamental dalam masyarakat (Sutumorang, 2007:3). Salah satu gerakan lokal di Kabupaten Sragen yang perkembanganyya sangat pesat adalah Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum. Kehadiran Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum memiliki hubungan yang baik dengan kelompok laskar Front Pembela Islam. Ketika sebagai fenomena new religious movement, Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum, menurut seorang pakar psikologi yang bernama Raymoun F. Palaoutzian memiliki beberapa kriteria seperti terdapat karakteristik pemimpin karismatik (carismatic leader), ada ketertundukan total dalam hal pemahaman keagamaan, bahkan adanya pemisahan diri dengan khalayak umum meskipun baru sebatas pemikiran dan adanya ikatan yang kuat dengan gerakan (Palaoutzian, tt:146). Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November 2013 di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan ajaran yang menjadi bimbingan spiritual bagi jamaah Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi agama. Dalam pendekatan sosiologi, agama dipahami sebagai fakta sosial, yaitu sesuatu yang nyata dan dapat diamati yang mempengaruhi perilaku masyarakat (Connolly (Ed.), 2002:267). Pada penelitian ini, agama menjadi bagian dari kehidupan nyata pemeluknya yang terlihat dalam kehidupan keseharian pemeluk agama, gagasan, aktifitas dan karya pemeluk agama (Kahmad, 2002:88). Dengan kata lain pendekatan sosiologi agama mempelajari aspek sosial agama (Suprayogo
dan
Tabrani,
2003:61).
42
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, artinya dalam penelitian ini peneliti akan mencari deskripsi yang menyeluruh, mendalam, dan cermat tentang gerakan Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum di Kabupaten Sragen (Strauss dan Juliet Corbin, 2007:5). Dengan penelitian kualitatif, diharapkan dapat memahami makna, baik dari pemikiran maupun tindakan dari objek penelitian (Saidi, 2004). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga cara yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik observasi dimaksudkan untuk memperoleh data-data pengamatan tentang interaksi sosial dan hubungan umat beragama di Kabupaten Sragen Jawa Tengah. Adapun teknik wawancara dilakukan secara mendalam (depth inerview) dengan mewawancarai pimpinan/sesepuh Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum, santri dan mantan santri, pejabat-pejabat/Muspida, tokoh agama, serta tokoh masyarakat. Sedangkan telaah dokumentasi dipergunakan untuk mendukung hasil observasi dan wawancara, terutama terkait dengan sejarah dan data-data kependudukan. Dari hasil pengumpulan data tersebut, kemudian dilakukan analisis. Analisis penelitian ini tidak hanya dijelaskan dengan kalimat-kalimat yang dideskripsikan, tetapi sedapat mungkin memberi kejelasan obyek penelitian (Moleong, 2000:36). Teknik analisis data yang digunakan dalam studi ini adalah model analisis interaktif (interactive model of analysis) yang meliputi tiga tahapan yaitu reduksi data (data reduction), penyampaian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing) (Saidi, 2004). Temuan dan Pembahasan 1. Mengenal Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum Sejarah pendirian Pasujudan Santri Luwung Padepokan Arum Bumi, pada awalnya adalah adanya keinginan dari Harso Wiyono yang memiliki keinginan untuk mendirikan Pondok Pesantren di Dukuh Bedowo. Awal sejarah pendiriannya, diawali ketika Harso Wiyono dan isterinya akan menunaikan ibadah haji. Sebelum mereka berangkat haji, mereka memiliki keinginan untuk mewakafkan tanah dengan menulis sepucuk surat wasiat. Berawal dari keinginan mulia mereka, maka pada tanggal 10 Desember 2005, Anto Miharjo menerima Surat Wasiat dari Harso Wiyono (adik kandung dari ayahanda Anto Miharjo) yang memiliki alamat di Dukuh Bedowo RT. 03 RW. VII Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, yang isinya tentang pelimpahan tanah (wakaf ) yang terletak di Dukuh Bedowo RT. 04 RW. VII Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen kepada Anto Miharjo agar digunakan untuk kegiatan Agama Islam atau dibangun Pondok Pesantren. Kemudian tanah pemberian Harso Wiyono kepada Anto Miharjo telah diproses peralihan Hak Milik melalui Jual Beli dan telah bersertifikat. Tanah yang berlokasi di Dukuh Bedowo tersebut diatas oleh Anto Miharjo didirikan bangunan Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum pada tahun 2006. Anto Miharjo mengajukan permohonan pendirian Pondok Pesantren kepada Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Sragen, dengan nama Pondok Pesantren Bumi Arum Al-Luwung yang terletak di Dukuh Bedowo RT. 04 RW. VII Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen pada tanggal 29 Desember 2006. Pada tahun 2007, Anto Miharjo mendapatkan Rekomendasi dari Departemen Agama Kabupaten Sragen, Nomor : Kd.11.14/5/PP.00/06/2007 tanggal 9 Januari 2007 Tentang Rekomendasi Pendirian Pondok Pesantren Salaffiyah Bumi Arum AL-Luwung yang terletak di Dukuh Bedowo, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Pada tanggal 5 April 2010 diterbitkan Piagam dari Kepala Kementerian Agama Kabupaten Sragen, Nomor : Kd.11.14/5/PP.00/07/2010,
43
telah terdaftar Pondok Pesantren Salaffiyah Bumi Arum Al-Luwung dengan alamat Dukuh Bedowo, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, untuk menyelenggarakan Pendidikan dengan Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP) 510033140069. 2. Ajaran Bimbingan Spiritual Bagi Jamaah Santri Luwung Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum yang didirikan oleh Anto Miharjo yang di kemudian hari dikenal dengan panggilan Gus Anto. Anto Miharjo lahir di Sragen, pada tanggal 31 Desember 1965. Gus Anto beragama Islam. Anto Miharjo pernah menimba ilmu agama kepada Kyai Burhan di wilayah Purwodadi – Grobogan dan akhirnya memiliki keinginan bisa mendirikan Pondok Pesantren Al-Luwung yang berlokasi di Dukuh/Desa Bandung RT.05 RW. III, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. Anto Miharjo mengasuh santri +/- 80 orang di Pondok Pesantren Al-Luwung pada siang hari. Sedangkan, pada malam harinya Anto Miharjo memimpin kegiatan ritual santrinya yang berjumlah +/- 70 orang di Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum di Dukuh Bedowo RT. 04 RW. VII, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Setiap malam Jum’at Legi di pondok Pesantren Al-Luwung di Dukuh/Desa Bandung RT. 05 RW. III diadakan pengajian rutin (lapanan) yang dihadiri oleh umat Islam dari dalam dan luar Kabupaten Sragen. Ketika Anto Miharjo mendirikan Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum, ia memiliki tujuan untuk memberikan bimbingan spiritual kepada jamaahnya sebagai berikut: (1) Membentuk akhlaq manusia yang mulia, berakhlaqqul karimah, semangat menerima apa adanya, berguna bagi agama, bangsa, dan negara; (2) Arah pendidikan diharapkan terwujud pada kualitas dan kemapuan secara profesional; (3) Kemampuan pengetahuan mengenai persoalan sosial dan perkembangan zaman pada saat ini, khususnya tentang persoalan-persoalan aktual yang dihadapi umat Islam dalam kerangka mengawal transformasi sosial-budaya dari kemajuan serta perkembangan ilmu dan teknologi; (4) Kemampuan dalam menyusuri dan mengambil inti sari khazanah keilmuan, khususnya tentang pengetahuan ke-Islaman, pengetahuan mengenai persoalan zaman, menetapkan tujuan dan langkah-langkah strategis bimbingan umat; (5) Para santri Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum diharapkan memiliki kesadaran, yaitu: Jiwo Kang Ikhlas Uripe Bakal Jelas; Jiwo Kang Kikir Uripe Bakal Keplintir; Jiwo Kang Lapang Uripe Bakal Tenang; Jiwo Kang Sempit Uripe Bakal Rumit; Jiwo Kang Jujur Uripe Bakal Makmur; Jiwo Kang Takabur Uripe Bakal Hancur; Jiwo Kang Busuk Uripe Bakal Terpuruk; Jiwo Kang Licik Uripe Bakal Picik; Jiwo Kang Kufur Uripe Bakal Babak Belur. Bimbingan spiritual di era globalisasi bila merujuk pendapat dari Naisbitt yang menyatakan bahwa globalisasi memberikan pengaruh positif pada perkembangan agama (Naisbitt, 1988). Namun menurut pemikiran Samuel P. Huntington (2000), ia memprediksi kondisi masyarakat saat ini syarat akan konflik yang semakin rumit. Jika dilihat dari teori gerakan Political Opportunity Structure (POS) gerakan Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum ini tidak di ruang kosong, akan tetapi lahir dari sebuah momentum pola perkembangan. Pola perkembangan Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum dilakukan melalui mekanisme majelis taklim yang dibentuk di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Luwung di Dukuh Bandung Soga Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen. Majelis Taklim ini secara rutin menyelenggarakan pengajian setiap malam Jum’at Legi (lapanan) yang diselenggarakan mulai pukul 20.00 WIB hingga 21.00 WIB dengan menghadirkan pembicara dari luar kota, diantaranya yang pernah mengisi kegiatan pengajian di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Luwung adalah KH. Mustofa Bisri, KH. Hasyim Muzadi, KH. Idham Cholid, Ustadz Solmed, dan Prof. Dr. Ali Aziz. Dengan cara itu, dari tahun ke tahun pertumbuhan jamaah Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum sangat pesat. Jamaah berasal dari berbagai lapisan strata masyarakat, ada yang mengaku
44
sebagai preman, pecandu narkoba, calon legislatif, bahkan aparatur pemerintah. Dalam gerakan sosial keagamaan sebuah organisasi dinilai berhasil jika mampu menggerakan seluruh sumberdaya-nya untuk mendukung tercapainya tujuan di dirikannya sebuah organiasisi. Sama dengan gerakan keagamaan yang lainnya untuk mencapai cita-cita, Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum mengerahkan kekuatannya secara maksimal. Baik itu dalam kemasan program untuk anggota/jamaah ataupun untuk masyarakat umum. Bebarapa gerakan yang dilaksanakan oleh Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum antara lain program dakwah, sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan kesenian, Berikut deskripsi berbagai gerakan mobilisasi sumberdaya yang dilakukan Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum dengan memberikan bimbingan spiritual melalui berbagai kegiatan sebagai berikut: 3. Dakwah Dakwah merupakan kegiatan untuk mengajak orang lain agar bisa memahami da mengamalkana agama Islam secara lebih baik. Dalam Islam dakwah dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan kebijaksanaan, dengan perkataan yang baik dan tauladan yang baik serta dengan pengungkapan argumentasi secara rasional. Dengan demikian dakwah dalam Islam tidak boleh dilakukan dengan jalan kekerasan dan paksaan. Sebagai lembaga dakwah Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum memiliki program utama dalam dakwah ini. Secara umum dakwah yang dilakukan oleh Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum berupa pengajian. Anto Miharjo mengatakan bahwa sesuai dengan tujuan pendirian Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum, yaitu untuk mengajak umat Islam mempelajari Al-Qur’an. Hal ini dapat dibuktikan dengan kegiatan utama di Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum berupa pengkajian Al-Qur’an melalui pendirian Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an AlLuwung di Desa Bandung Soga, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. Pengkajian Al-Qur’an ini dilakukan dalam berbagai pengajian yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengajian khusus dan pengajian umum. Pengajian umum yang dilaksanakan adalah pengajian setiap malam Jum’at Legi (lapanan) yang diselenggarakan mulai pukul 20.00 WIB hingga 21.00 WIB dengan menghadirkan pembicara dari luar kota, saat ini bertempat di pendopo Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Luwung di Dukuh Bandung Soga Kecamatan Ngrampl Kabupaten Sragen. Materi yang disampaikan dalam pengajian ini adalah pengalaman beragama sehari-hari, yaitu bagaimana masyarakat bisa memahami Al-Qur’an dan Sunnah sehingga menjadi muslim yang benar. Pola pengajian ini adalah pada awalnya Anto Miharjo sebagai sesepuh Pasujudan Santri luwung Padepokan Bumi Arum memberi pengantar sesuai dengan tema, kemudian dilanjutkan dengan pengajian yang disampaikan oleh narasumber dan tanya jawab untuk mendalami isi pengajian. Pengajian Jum’at Legi (lapanan) ini diperuntukan bagi umum, meskipun demikian mayoritas jamaah/pengikut Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum saja yang hadir, sedangkan masyarakat dari komunitas lainnya sangat terbatas. Dengan pola kemasan yang demikian metode dakwah Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum ini cukup berhasil menggalang dukungan dari masyarakat luas sehingga jamaahnya berasal dari berbagai macam kalangan, dari preman hingga pejabat pemerintahan. Pola dakwah yang dilakukan oleh Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum dengan menghadirkan pembicara-pembicara sekaliber kyai-kyai Nahdatul Ulama yang dihormati oleh kaum Nahdliyin ini menegaskan dua persoalan sekaligus yaitu keberhasilan Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum mengembangkan pola komunikasi mereka dengan masyarakat luas melalui model pengajian umum sehingga Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum mendapat dukungan
45
luas dari masyarakat. Beberapa media lainnya yang digunakan untuk mempublikasikan pengajian dan keberadaan Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum adalah pemakaian stiker, spanduk, dan pamflet yang bertuliskan Santri Luwung “SWEAR”. Pemaknaan Luwung memiliki arti bahwa seseorang daripada tidak nyantri, maka lebih baik nyantri. Sebuah pemaknaan yang mengajak seseorang untuk tergugah keinginannya untuk belajar daripada tidak belajar sama sekali. Pemakaian kata SWEAR ini diharapkan untuk melakukan komunikasi lebih gaul dan berkesan menarik antara Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum dengan masyarakat luas. Hal ini terbukti dengan penempelan sticker di mobil jamaah maupun penempelan sticker di tempat-tempat strategis. Dengan media tersebut diharapkan akan mampu menjadi pengantar pesan keagamaan Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum kepada masyarakat luas. Cara komunikasi model propaganda SWEAR adalah slogan semacam janji yang diyakini oleh jamaah yang kemudian disampaikan oleh Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum kepada masyarakat luas ini terlihat sudah sangat maju dan memberikan pengaruh masyarakat luas menjadi tertarik untuk bergabung menjadi pengikutnya. Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum juga telah berhasil memanfaatkan teknologi yang mampu menjadi media jembatan mereka dengan masyarakat luas, mereka juga melakukan silaturahmi dengan kyai-kyai Nahdliyin di berbagai tempat. Sedangkan pengajian khusus adalah pengajian yang khusus diikuti oleh santri mukim yang secara khusus menghafalkan Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Luwung. Ini adalah keberhasilan Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum melalui Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Luwung adalah mengadakan pendidikan gratis bagi masyarakat umum yang berkeinginan menghafalkan Al-Qur’an. Upaya ini sebenarnya sangat bagus dan sangat bermanfaat bagi masyarakat umum melalui program kegiatan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Luwung dengan tradisi memurnikan Islam yang saat ini ada di kalangan masyarakat, yaitu Islam yang ada dipandang telah bercampur dengan tradisi yang tidak Islami atau bid’ah sehingga jauh dari tuntunan Nabi Muhammad S.A.W. Atas dasar kesadaran mereka kemudian mengadakan pengajian dan dibimbing oleh asatidz Al-Luwung yang memiliki kemampuan menghafalkan Al-Qur’an (Hafidz Qur’an). Anto Miharjo mengatakan bahwa materi yang diberikan dalam pengajian khusus ini adalah tafsir Al-Qur’an dengan acuan tafsir Al-Qur’an yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama dan kitab-kitab tafsir lain baik karya ulama-ulama Indonesia maupun karya ulama-ulama dari dunia Islam yang lain. Metode mengahafal Al-Qur’an dibimbing secara langsung oleh Kyai Lagix Angger Al-Hafidz sebagai asatidz yang memiliki kemapuan sebagai penghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Luwung. Selain menghafalkan Al-Qur’an, santri mukim juga mengikuti proses belajar mengajar dalam pengajian khusus yang menggunakan teknik ceramah dan tanya jawab. Guru yang mengajar memberikan materi, kemudian dikuti dengan pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Dengan pola seperti ini pokok bahasan dapat berkembang keberbagai disiplin ilmu seperti syariat, ahlak, tarihk, dan masalah keagamaan keseharian. Dengan demikian meskipun pengajian ini adalah pengajian tafsir Al-Qur’an akan tetapi cabang ilmu yang lain juga akan dibahas. Bahkan kalau kebutuhan mendesak, masalah-masalah yang dipandang perlu segera diketahui oleh santri mukim akan terus diberikan. Ketika Karl Hendrik Marx memandang Tuhan adalah sosok yang asing yang akan merenggut kebebasan manusia. Karena kehadiran Tuhan dalam diri manusia justru mengecilkan keberadaan manusia sebagai sebuah realitas yang nyata. Manusia dipaksa untuk mengakui bahwa Tuhan adalah segala-galanya sementara realitasnya masih diragukan. Bahkan, dengan bahasa yang singkat Marx berkata “agama adalah candu” (Louis 1990).
46
Sebagaimana sifat candu, maka kebahagiaan yang ada dalam diri manusia adalah semu. Oleh karena itu bagi Marx agama tidak lain adalah tanda keterasingan manusia dari kehidupannya sendiri. Agama adalah jalan pelarian yang mudah bagi manusia untuk mewujudkan kebahagiaan dengan berangan-angan akan kebahagiaan yang dijanjikan Tuhan. Maka, ketika kebahagiaan sejati manusia didapatkan dengan menggali potensi yang ada pada diri manusia, dengan sendirinya Tuhan akan ditinggalkan. Untuk itu bukan agama yang harus ditiadakan tetapi penyebabnya yang utama yaitu realitas sosial. 4. Sosial Anto Miharjo berpendapat bahwa kehidupan bersama yang dijalin di Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum melalui Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Luwung adalah mengadakan program kegiatan yang tidak hanya bermanfaat untuk jamaah Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum saja, melainkan juga memiliki manfaat untuk masyarakat umum. Dengan kebersamaan yang kokoh, berbagai amal sosial dapat dilakukan. Hal ini disandarkan pada pemahaman bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin, memberikan pertolongan kepada tetangga atau kepada siapa saja yang memang perlu ditolong, sekalipun bukan orang Islam. Kegiatan sosial yang dijalankan Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum tersebut antara lain adalah ziarah wali, donor darah, kerja bakti bersama, pemberian santunan berupa sembako, pakaian, dan obat-obatan kepada umat Islam pada khususnya dan masyarakat pada umumnya yang sedang tertimpa mushibah, dan lain sebagainya. Disamping itu, Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum juga memiliki hubungan yang harmonis dengan kelaskaran Islam yang memiliki satuan tugas bagi kepentingan ummat Islam khususnya, serta masyarakat luas pada umumnya. Aktivitas sosial ini semacam sentuhan realitas sosial yang dimunculkan oleh Karl Marx dalam kajian agamanya yang kemudian dikembangkan oleh Emile Durkheim. Durkheim menyetuskan sebuah teori yang sangat terkenal, yaitu bahwa agama tidak dapat dipisahkan dari realitas masyarakat. Agama dan masyarakat satu sama lain saling membutuhkan. Bagi Durkheim agama adalah sebuah sistem terpadu dari kepercayaan dan praktek dari hal-hal yang bersifat sakral. Oleh karena itu dalam prakteknya, agama selalu berhubungan dengan komunitas moral (tempat-tempat ibadah) yang di dalamnya terlibat sebuah kepentingan kelompok. Sehingga kepercayaan dan ritual agama berperan ketika kepentingan kelompok mengemuka dalam pikiran, sedangkan yang sakral berperan sebagai titik utama klaim-kebenaran yang mengatur tradisi dalam komunitas (Pals, 2001). 5. Pendidikan Bagi Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum, pengamalan Al-Qur’an membawa ke pembentukan kehidupan bersama berdasar Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Kehidupan bersama ini menuntut adanya berbagai kegiatan yang terlembaga untuk memenuhi kebutuhan anggota. Salah satu kegiatan terlembaga yang dibutuhkan oleh anggota adalah pendidikan yang diselenggarakan berdasarkan nilai-nilai keislaman. Pendidikan yang diselenggarakan di Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum dilatarbelakangi oleh kenyataan semakin jauhnya umat Islam dengan Al-Qur>an, yang menyebabkan umat Islam tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sesungguhnya bukan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Oleh sebab itu diperlukan adanya upaya yang sungguh-sungguh untuk mengembalikan umat Islam kepada Al-Qur’an. Oleh karena itu disamping pengajian, Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum juga menyelenggarakan pendidikan hafidz qur’an melalui Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Luwung.
47
6. Kesehatan Sedangkan dalam bidang kesehatan, Anto Miharjo mendapat amanah amanah dari Harso Wiyono untuk membangun rumah sakit saat pelimpahan tanah, maka sungguh sangat mulia program yang dilakukan oleh Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum. Saat ini melalui bimbingan spiritual dalam bidang kesehatan, ada ritual yang dilakukan oleh Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum adalah dengan memberikan terapi kesehatan bagi jamaah yang memiliki permasalahan dalam hidupnya. Beberapa jamaah Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum memang merupakan mantan pecandu narkoba. Selain itu, adapula penderita hipertensi dan pasien yang menderita ketidaksuburan (lama belum memiliki anak) juga menjadi jamaah Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum.Setelah memperoleh terapi kesehatan yang dilakukan oleh Anto Miharjo maka mereka yang sebelumnya merupakan pecandu narkoba berangsur-angsur pulih dan meninggalkan narkoba untuk selama-lamanya. Ritual ini selaras dengan penyembuhan mental spiritual. Pasien yang melakukan konseling kepada Anto Miharjo datang dengan berbagai macam keluhan problema kehidupan. Pasien kemudian dilakukan proses terapi. Kondisi psikologis pasien bila merujuk kepada pemikiran Sigmund Freud sebagai ahli psikologi yang mengkaji agama sebagai bentuk dorongan alam bawah sadar manusia yang secara alami condong pada kenikmatan. Dari teori psikoanalitik, Freud menjelaskan bahwa respon emosional terhadap gejala-gejala sosial yang menekan batin mendorong manusia untuk lari mengenal agama. Agama adalah bentuk pelarian kecemasan batin manusia, sehingga bagi Freud agama sebenarnya tidak ada akan tetapi muncul dari manusia sendiri. Freud juga yakin bahwa ide-ide agama itu tidak berasal dari Tuhan atau para dewa, karena Tuhan tidak ada, agama adalah sebatas upaya pengharapan manusia yang paling mendesak untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya (Pals 2001). Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum menerapkan peraturan bagi jamaahnya yang akan melakukan ritual mandi taubat melalui peraturan yang disebut sebagai Sarana Munajat Berobat dan Bertaubat, yaitu: 1.
Dilakukan malam hari (bakda sholat maghrib), khususnya tengah malam; dilarang bergurau dan wajib menjaga keindahan dan kerapian pasujudan;
2.
Mandi taubat di kolam sebelum munajat malam; dilarang “kencing” saat mandi taubat di kolam pasujudan; pakaian rapi bersih atau baju muslim; menjaga iman tauhid dengan niat tulus dan ikhlas; tidak boleh mujadalah (tata ucap yang menimbulkan khilafiyah); menjaga tata jawa, tata susila, tata bahasa, tata agama.
Proses terapi diawali dengan mandi taubat di kolam yang terletak di Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum di Dukuh Bedowo, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Ritual mandi taubat ini dilakukan sendiri-sendiri tanpa ada Imam Mujahadah yang memimpin mandi taubat. Ada perbedaan informasi dalam hal mandi taubat di kolam ini. Mantan santri-santri yang pernah menjadi murid dari Anto Miharjo mengatakan bahwa mandi taubat ini dilakukan secara telanjang, pria di kolam bagian kiri dan wanita di kolam bagian kanan. Informasi lainnya dari mantan jamaah, bahwa pelaksanaan mandi taubat dilakukan secara bersama antara jamaah laki-laki dan jamaah perempuan di kolam yang terdapat pembatas jalan di tengah-tengahnya. Sedangkan menurut santri yang masih menjadi murid Anto Miharjo memberitahukan bahwa mandi taubat ini dilakukan oleh jamaah pria saja, tidak ada jamaah wanita yang kungkum secara bersamaan. Pada saat jamaah pria kungkum, maka jamaah wanita dimasukkan di sebuah kamar yang terletak di pasujudan. Jamaah wanita mulai ada sejak tahun 2009. Informasi yang disampaikan oleh
48
Anto Miharjo juga membantah adanya kungkum telanjang antara jamaah pria dan wanita secara bersamaan, bahkan Anto Miharjo mengatakan bahwa saat kungkum mandi taubat dilakukan dengan lampu yang ada di lokasi pasujudan dipadamkan sehingga jamaah tidak bisa saling melihat satu sama lainnya. Pelaksanaan ritual mandi taubat dilakukan dengan cara secara bergantian menyelam kemudian menyembulkan kepala sebanyak 9 X. Setiap menyembulkan kepala, masing-masing jamaah bacaan Istighfar sebanyak 3000 X dan membaca bacaan Hauqolah, Yaa Lathief, Yaa Rahman, Yaa Rahiim sebanyak 300 X. Bacaan lainnya yang dibaca adalah bacaan Tasbih dan bacaan Sholawat antara 7 X hingga 9 X. Saat mandi taubat suasana di pasujudan gelap gulita dan hanya diikuti oleh jamaah lakilaki saja untuk setiap harinya, sedangkan jamaah perempuan hanya melakukan ritual mandi taubat pada malam jum’at saja. Setelah melakukan mandi taubat, maka masing-masing jamaah melakukan sholat malam yang dipimpin oleh Imam Mujahadah. Sholat malam yang dipimpin oleh Imam Mujahadah ini juga sudah ditetapkan jadwal masing-masing sesuai harinya bagi Imam Mujahadah, yaitu: Malam Senin Malam Selasa Malam Rabu Malam Kamis
: Mbah Sunarto. : Mbah Parno. : Kyai Lagix Angger Al-Hafidz. : Ustadz Muhammad Sutrisno.
Malam Jum’at Malam Sabtu
: Anto Miharjo. : Drs, Sulkhan.
Malam Minggu
: Agus Nahrowi, S.PdI.
Imam Mujahdah kemudian memimpin pembukaan dengan tausyiyah. Setelah tausyiyah pembukaan kemudian Imam Mujahadah memimpin membaca bacaan syahadat sebanyak 3 X dan bacaan istighfar sebanyak 3 X, kemudian dilanjutkan membaca doa keselamatan yang ditujukan kepada Anto Miharjo sebagai sesepuh Pasujudan Santri luwung Padepokan Bumi Arum yang biasa disebut oleh jamaah dengan bacaan Fii Shohibul Qaryah, dan diakhiri dengan doa penutup. Setelah rangkaian bacaan-bacaan doa itu selesai dilakukan maka Imam Mujahadah kemudian memimpin pelaksanaan sholat malam, adapun sholat malam yang dilakukan adalah sebagai berikut: • •
Sholat taubat 2 rekaat dilakukan sebanyak 2 X. Sholat hajat 2 rekaat dilakukan sebanyak 2 X.
•
Sholat tasbih 2 rekaat sebanyak 2 X.
•
Sholat-sholat sunah yang lain, diantaranya seperti disampaikan oleh mantan jamaah Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum adalah sholat tahajud 2 rekaat dilakukan sebanyak 2 X, sholat witir 3 rekaat dilakukan sebanyak 2 X, dan sholat Birul Walidain 2 rekaat sebanyak 2 X. Setelah masing-masing jamaah melakukan sholat malam, maka mereka melakukan wasilah, dzi-
kir, sholawat, tahlil, dan istighosah. Kegiatan ritual selesai pukul 02.00 dini hari, jamaah bisa pulang rumah masing-masing, namun ada pula yang menginap di pasujudan dan tidur disana hingga fajar menyingsing. Ketika jamaah melaksanakan ritual tersebut, sebagai manusia, jamaah harus menerima qadar yang dimaksudkan untuk mentauhidkan atau mempertebal keimanan. Sigmund Freud mengkaji agama sebagai bentuk dorongan alam bawah sadar manusia yang secara alami condong pada kenikmatan. Freud sebagai ahli psikologi berpendapat bahwa agama sebenarnya tidak ada akan tetapi muncul dari manusia sendiri dan ide-ide agama itu tidak berasal dari Tuhan atau para dewa. Freud berpen-
49
dapat bahwa karena Tuhan tidak ada, agama adalah sebatas upaya pengharapan manusia yang paling mendesak untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya (Pals, 2001). 7. Ekonomi Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum mengajarkan kepada jamaah untuk shodaqoh 2,5% untuk Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Luwung. Sumber dana untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Pasujudan Santri luwung Padepokan Bumi Arum berasal dari amal jariyah jamaah. didapatkan dari iuran anggotanya sendiri. Apabila shodaqoh dihayati dengan baik dan diamalkan maka umat Islam tidak akan kekurangan dana untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Menurut Anto Miharjo, inilah yang diajarkan oleh Nabi dan sahabatnya. Dari doktrin tersebut Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum berhasil membiayai seluruh kegiatannya sendiri, karena jamaahnya mau berpartisipasi dalam setiap kegiatan Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum. 8. Kesenian Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum sebenarnya juga bisa dikategorikan sebagai penguri-uri kesenian jawa, hal ini dapat dibuktikan bahwa Anto Miharjo sebagai sesepuh merupakan seorang seniman yang memiliki kegiatan di bidang seni tembang-tembang jawa dengan menciptakan musik dan lagu jawa serta menjualnya dalam bentuk kaset dan vcd di pasaran. Oleh karena itu, sebagai seorang seniman ketika mendirikan pasujudan juga bercorak seni dengan ornamen-ornamen khas Hindu sebagai gapura pintu masuk pasujudan. Ornamen bercorak khas Hindu nampak pula di bagian pasujudan meskipun nuansa Islami juga nampak dengan peletakan mustaka di seputar pasujudan. Tempat pasujudan berbentuk batu yang dibuat seperti sajadah yang tertata rapi namun memiliki jarak antara pasujudan satu dengan pasujudan lainnya. Bangunan pasujudan memiliki tempat untuk sholat berbentuk batu yang disusun dengan memiliki jarak antara batu yang satu dengan batu yang lain namun tidak rapat. Batu-batu yang tersusun rapi ini dipersepsikan sebagai shoft untuk melaksanakan sholat di lokasi pasujudan. Jiwa seni yang mengalir di darah Anto Miharjo juga terlihat pada pengajaran seni musik Deling Sinerat yang diadakan pada malam Jum’at pukul 20.00 hingga pukul 23.00 WIB. Deling Sinerat ini menggunakan sarana bambu yang dijadikan alat musik. Jiwa seni lainnya adalah menerjemahkan sebuah kitab yang dinamakan Kitab Layang Ijo yang kemudian diajarkan kepada jamaahnya yang memiliki profesi sebagai pranatacara dan dalang sehingga diharapkan mereka bisa melatih diri dengan membaca senandung tembang-tembang jawa yang ada di dalam Kitab Layang Ijo ini. Keberadaan Kitab Layang Ijo masih sangat rahasia asal usulnya dan perlu dikaji dan ditelusuri sejarah penciptaannya. Ghirah kesenian ini selaras bila merujuk pemikiran Clifford Geertz yang melihat kajian agama pada pendekatan sosial-budaya. Menurut Geertz, agama adalah produk dari akal budi manusia yang terlahir melalui proses evolusi panjang dan berubah secara terus menenus menurut budaya yang dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri. Maka agama dipandang tidak memiliki kebenaran absolut. Disinilah agama menduduki peran yang memiliki fleksibilitas, tidak kaku, tetapi menyesuaikan dengan perubahan kebudayaan masyarakat. Pada ranah inilah Clifford Geertz mengkaji agama sampai pada kesimpulan yang memandang agama tidak lebih sebagai sistem budaya yang dibangun oleh masyarakat dalam evolusi peradabannya (Pals, 2001). Simpulan Sejarah Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum diawali sekitar tahun 2000. Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum merupakan salah satu bentuk dari new religious movements yaitu sebagai revitalisasi tradisionalisme (traditisionalism revitalization), gerakan spiritualitas pen-
50
carian (religious seeker), dan revitalisasi agama lokal (local religious revivalization) yang berkembang dengan pesat di Kabupaten Sragen. Sebagai fenomena kehidupan beragama kontemporer, Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum memiliki program bimbingan spiritual kepada jamaahnya. Ciri khas santri Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum yaitu jamaah mengamalkan “ajaran kesadaran”, jamaah melakukan ajaran kungkum mandi taubat, pemakaian batu sebagai sarana beribadah, dan mempelajari Kitab Layang Ijo yang berisikan tembang-tembang Jawa bernuansa Islam. Rekomendasi Pemerintah Republik Indonesia Cq. Kementerian Agama diharapkan pro-akif melakukan pembinaan kepada kelompok-kelompok keagamaan yang memiliki kegiatan bimbingan spiritual untuk mencegah adanya penyimpangan aqidah keagamaan yang berasal dari ajaran yang dilakukan oleh kelompok keagamaan tersebut. Sedangkan bagi Pasujudan Santri Luwung Padepokan Bumi Arum diharapkan senantiasa istiqomah memberikan bimbingan spiritual berdasarkan tuntunan al-Qur’an dan Hadist.
DAFTAR PUSTAKA Cholil, Suhadi dkk. 2009. Laporan Tahunan Kehidupan Beragama Di Indonesia. Jogjakarta: CRCS UGM. Connolly, Peter (Ed.). 2002. Approaches to The Study of Religion, (Terj. Imam Khoiri. Aneka Pendekatan Studi Agama. Yogyakarta: LKiS. Huntington, Samuel P. 2005. Benturan Antar Peradaban Dan Masa Depan Politik Dunia. Yogyakarta : Qalam. James, William. 2004. The Varietes Of Religious Experience, Gunawan Admiranto (terj.). Bandung: Mizan. Jamil, Muhsin. 2007. Agama-Agama Baru Di Indonesia. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Kahmad, Dadang. 2002. Sosiologi Agama. Bandung: Rosda Karya. Kurt, Lester. God In The Global Village. 1995. California: Pine Forge Press. Louis, Leahly SJ. 1990. Faham-Faham Besar Ateisme. Yogyakarta : Kanisius. Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Naisbiit, John. 1995. Global Paradox. London : Nicholas Brealy Publishing. Pals, Daniel L. 2001. Seven Theori of Religion : Dari Animisme EB. Tylor, Materialisme Karl Marx Hingga Antropologi Budaya Clifford Geertz. Yogyakarta : Qalam. Palaoutzian, Raymoun F. tt. Invitation The Psychology Of Religion. Boston USA: Aliya and Bacon. Rahmat, Jalaludin. 2003. Psikologi Agama; Sbuah Pengantar. Bandung: Mizan Media. Saidi, Anas. 2004. Makalah pada Workshop Pengembangan Penelitian Non-Positivistik Bagi DosenDosen Ptai Se-Indonesia, Wisma Haji Armina Donohudan Boyolali, P3M STAIN Surakarta-Ditjen Binbaga Islam Depag RI, 2004 Anas Saidi, Makalah pada Workshop Pengembangan Penelitian Non-Positivistik Bagi Dosen-Dosen Ptai Se-Indonesia, Wisma Haji Armina Donohudan Boyolali, P3M STAIN Surakarta-Ditjen Binbaga Islam Depag RI. Scharf, Betty R. 1995. Kajian Sosiologi Agama. Yogyakarta: Tiara Wacana. Singh, Rajendra. 2001. Social Movement, Old And News; A Post Modernis Critique. London: EC2A 4PU, Sage Publication Ltd 6 Bonhill Street. Straus, Anselm dan Juliet Corbin. 2007. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif; Tata Langkah dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
51
Suprayogo, Imam, dan Tabrani. 2003. Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung: Rosda Karya. Sutumorang, Abdul Wahib. 2007. Gerakan Sosial : Studi Kasus Beberapa Perlawanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarrow, Sydney. 1998. Power In Movement Social Movement And Contentious Politics. Cambridge:
52