bicycle
diaries
konspirasi inspirasi buku yang bermutu hanya akan berguna bila ia melahirkan buku-buku bermutu lainnya.
2012
BICYCLE DIARIES Nadia Aghnia Fadhillah 2012
ISBN : 978-602-7673-21-2 Cetakan I, Juli 2012 Penerbit Konspirasi Inspiraasi Mranggen Asri B1, Mranggen Kidul, Sinduadi, Mlati, Sleman Yogyakarta (xxxii)+174 h.; 13x19 cm Desain Sampul dan Tata Letak: Nadia Aghnia Fadhillah Dicetak dengan bantuan: Indie Book Corner @indiebookcorner http://indiebookcorner.wordpress.com Dapat diperoleh di nadanakaneh.co.cc Atau mensyen penulis langsung di twitternya.
bicycle
diaries
Kepada: Tanah Air Mata
DAFTAR ISI DAFTAR ISI PENGANTAR PENULIS PENGANTAR PEMBACA PERTAMA 2007 Berubah (1) Mid Pancasila (2) Ayo-Ayo Semangat Lagi (3) Aksi (4) Impor Pangan Indonesia (5) Akhirnya Aku Pulang Juga (6)
2008 Pelajaran Penting Hari Ini (9) Ini Uang Rakyat Bos! (10) Mati (12) Pak Harto (13) Pahlawan (15) Aku Akan Menjadi Arsitek Idealis yang Terkenal Hebat (16) Perbedaan Jalan Hidup (17) Pilot (19) Freelander! (20) Tanggung Jawab Arsitek (21)
Wew (23) Jangan Takut Mati (24) Data-Data Kondisi Lingkungan Kita (26) Reduce, Reuse, dan Recycle (28) Membaca dan Menulis (30) Jangan Pernah Berpikir Untuk Berbohong (31) Aksi Posko Advokasi UM UGM (32) MerindukanMu ya Rabb (34) Belum Saatnya (35) Perjalanan Lagi (36) Tugu Rakyat (37) Semuanya Untuk Semua (38) Yang Aku Tidak Mengerti (39) Tinggal di Jakarta? Tidak, Terima Kasih (40) Words Are Weapon!! (42) Boedi Oetomo (43) Butuh Pertimbangan (46) Amunisi Untuk Perlawanan (48) Dua Puluh Empat Jam (52) Seratus Puisi Untuk Negeri (54) AS dan Yahudi versus Islam (56) Versus (58) Pendidikan yang Sempurna (59) Aku Make Nulis sebagai Alasan (60) Obama itu sama Buruknya dengan Bush (61) Pahlawan itu Tidak Nyaman (63)
Masa Laluku Berarti Peledakan (65) Hymne Gadjah Mada (67) Buku Blog (69) First Case (71) Bapak Ideologisku (74) Karyawan Perpustakaan (76) Ramadhan Kali Ini (77) Online (79) Impian Zapatista (80) Untuk Adik-Adikku yang Sedang Memilih Calon Kampusnya (83) Back to Before (86) Minal Aidin (87) Dekadensi (88) Aformisme-Aformisme (89) Menulis dan Bukan Mengarang (91) Membaca Buku (93) Teman SD Obama (95) Hamukti Palapa (96) Nad, Ajak Aku Keliling Dunia (98) Apatis yang Kalian Tuduhkan Padaku (99) Aku Galak? (101)
2009 Aku, Presiden? (103) Wawancara dengan Teman-Teman tentang Presiden (105) Anak-Anak BEM dan Keluarga Mereka (114)
Berubah! Karena Aku Tidaklah sama dengan Aku Dua Tahun Lalu (116) Hasil Polling (117) My Hardest Year (118) Selembar Remainder Sebelum Pemilu (120) Selamat Datang (123) Change (124) Apa yang Bisa Diharapkan? (125) Indonesia yang Dulu (127) Manusia, The Sustainable One (129) Semangat Donk (130) Hidup Sehat Tantanganku (132) Aku Mau Lagi Setelah Sekian Lama (134) 350 Tahun (135) Melawan Arus, Aku Juga Bisa (136) Temanku Menulis Buku, Aku? (138) Write Down My Dreams (140) Aku Ngapain? (141) I'm A Little Bit Shocking (143) Leadership (144) Gara-Gara Globalisasi (146) Kedaulatan Energi, Pelantikan Kabinet Baru, dan Peran Mahasiswa (148) Begitulah Terkenal (152) Kenapa Lebih? (153) Kenapa Pemuda? (154)
2010 Badan Eksekutif Mahasiswa (157) Aku Masih di Kastrat (159) Buku dan Aku (160) Eksistensi (161) Surga (164) Petualangan Anak-Anak (165) Pegawai Negeri Sipil (166) Mahasiswa (167) Sekolah (169) Mati Sia-Sia (170) Indonesia Unggul (Dulu) (171) Buku-Buku Besar (172) Kyoto Summer School for Me (173)
DAFTAR LABEL PROFIL PENULIS
PENGANTAR PENULIS Aku akhirnya memutuskan untuk membukukan blog lamaku: nadanakaneh.blogspot.com, karena aku menemukan, blog sederhanaku itu sedikit banyak telah menginspirasi orang lain, paling tidak satu dua orang. Blog itu pun yang telah membuatku belajar banyak hal, hingga aku menjadi manusia yang seperti ini. Tulisan dalam bentuk blog memiliki keterbatasan manfaat bagi orang lain. Ia terbatas dibaca bagi orang-orang yang memiliki akses terhadap internet. Mereka pun semakin lama terkubur di dunia yang tiap detik menawarkan jutaan hal baru. Maka, aku pun memutuskan untuk memfisikkannya menjadi buku. Agar bisa bermanfaat bagi orang lain, dan terutama pengingat bagi diriku sendiri yang kadang lupa bahwa aku dulu pernah berani. Aku dalam tulisan-tulisan ini adalah aku yang lama. Begitu banyak pikiran atau tindakanku dulu yang sekarang kusesali dan
kuanggap sebuah kesalahan. Pada satu sisi, aku sama dengan aku yang dulu. Namun sebagian lagi aku berubah. Aku menggunakan judul Bicycle Diaries karena tulisan-tulisan ini dibuat semasa kuliah tahun pertama hingga keempat, dan moda transportasi yang kumiliki hanyalah sepeda. Sepeda sangat sederhana. Namun ia sebuah bentuk perlawanan. Begitu juga tulisan yang lahir semasa kurun waktu itu. Tulisan-tulisanku sederhana, namun meskipun kecil, aku pun melawan. Untuk pihak-pihak yang kusebutkan keburukannya dalam buku ini, aku mohon maaf sebelumnya, karena memang seperti itulah keburukan yang aku lihat dari pihak-pihak itu saat itu. Ucapan terima kasih aku ucapkan kepada Allah yang masih memberi kesempatan waktu untuk menyelesaikan buku ini sebelum aku mati, Rasulullah sebagai satu-satunya manusia paling bisa digantungkan harapan padanya, Mama dan Papa yang kalau bisa jangan baca buku ini sebelum aku mati, Asti Dimas Salsa semoga kalian tidak hidup seperti mba kalian ini, terima kasih untuk Bapak Ideologisku Mas Firman yang entah berapa kali kukecewakan, terima kasih untuk Haikal yang sudah menemaniku selama lima tahun namun ternyata jalan kita berbeda, Melyn, Mas Adhi, Mas Hilmy, keluarga imajinerku berpetualang, Amar yang baik hati membawakan makanan ke rumah, terima kasih pada Mas Panda yang memberikan kesempatan belajar banyak padanya dan untuk pengantar pembaca pertamanya, kru radiobuku dan indiebookcorner yang semoga kedepannya bisa bekerja sama lebih banyak, semua nama orang yang terdapat dalam buku ini; sahabat-sahabat di kampus, teman-teman di BEM, dosen, atau siapapun. Juga pada Kangmas Renggo yang membantu dalam pengambilan keputusan dalam pencetakan dan penjualan. Dan terima kasih pada siapapun yang pernah membaca tulisanku kemudian memberi apresiasi dan kritikan.
Terima kasih pada Indonesiaku yang kalau keadaanmu tidak menyedihkan seperti sekarang aku mungkin tidak akan peduli. Juga terima kasih pada pemerintah yang tidak bisa diharapkan sehingga aku bisa tahu serunya demonstrasi. Semoga hutangku pada Indonesia dan dunia sedikit terlunasi dengan selesainya buku ini. Jangan ingatkan pada skripsi, tolong. JUNI 2012 NADIA AGHNIA aka NadAnakAneh
CATATAN KECIL UNTUK NADIA Pernah suatu kali seseorang bertanya pada saya, apa arti bahagia sebenarnya? Dalam beberapa kesempatan saya membahas persoalan itu dengan sang penanya, berdiskusi cukup panjang dan lama, termasuk hal-hal lain di luar itu. Sampai suatu kali ada kata-katanya yang membuat saya terdiam tanpa kata karena begitu tepat mengena, membuat saya tertegun beberapa saat. Kemudian beberapa saat lagi. Speechless itu sederhana ternyata. Dan orang itu adalah Nadia, perempuan muda penulis buku ini. Dari tulisan-tulisannya, saya melihat Nadia adalah orang yang berani jujur apa adanya menuliskan perasaan hatinya. Sesungguhnya, tak banyak orang yang berani dan mampu menuliskan kisah diri sendiri sampai ke ruang-ruang perasaan yang paling dalam dan pribadi, termasuk kisah orang-orang terdekat seperti teman dan keluarganya sendiri.
Ya, saya mengenal Nadia beberapa bulan lalu dari Goodreads, sebuah situs klub buku di dunia maya. Dari sanalah saya mulai mengenal bacaan dan tulisan-tulisannya. Sampai pada suatu waktu ia meminta saya menuliskan kata pengantar di bukunya. Saya sempat agak kaget dan hampir tak percaya mendengarnya. Apalah artinya diri saya di mata seorang Nadia. Selama ini saya memang tidak pernah menulis kata pengantar untuk sebuah buku apapun. Tapi saya merasa tidak bisa dan tidak sampai hati untuk menolak permintaannya. Saya merasa tersanjung dan terhormat atas permintaannya. Dan saya juga sangat menghargainya. Maka dengan ini pula, kata pengantar ini jadi yang pertama buat saya. Terima kasih atas kesempatannya, Nadia. Yang saya tahu kemudian, bacaan Nadia cukup beragam. Sudah ratusan buku yang dibacanya. Dari mulai buku anak-anak, komik, novel grafis, sastra, buku ‘kipas’, fiksi dan non fiksi. Tapi ia mengaku yang paling digemarinya adalah buku sejarah dan sosial politik. Memang bukan termasuk selera bacaan anak perempuan kebanyakan atau pada umumnya. Ia sendiri bilang tentang selera bacaan di profil Goodreads-nya: “Bukan buku yang semua orang suka,” katanya. Dalam catatannya tertanggal 5 April 2008 yang berjudul ‘Jangan Takut Mati’, Nadia mempertanyakan tentang apa arti hidupnya yang sudah berusia 18 tahun ketika itu. Dia bertanya kenapa dirinya pantas dilahirkan ke dunia. Semacam kegelisahan, sebentuk kegalauan yang boleh jadi dialami setiap orang seusianya dalam fase hidupnya yang menjelang semakin dewasa. Buat apa Nad, selama 18 tahun ini kamu hidup? 18 tahun hidupmu itu habis untuk apa? Hanya untuk bermain-main saja kah atau bagaimana? Bagaimana kamu mempertanggungjawabkan 18 tahun itu, Nad? Kenapa kamu pantas dilahirkan? Seharusnya kamu
punya alasan untuk itu, karena kalau tidak, kamu tidak berguna dilahirkan di dunia. Begitulah yang ia tulis. Dalam satu kesempatan lain, Nadia juga sempat menyatakan ketidaksukaannya pada kota Jakarta, tempatnya dilahirkan. Seperti yang ditulisnya pada 14 Mei 2008 yang berjudul “Tinggal di Jakarta? Tidak, Terima Kasih.” Tidak, terima kasih. Aku tidak terobsesi menaklukkan dunia. Aku hanya ingin dunia lebih nyaman dan lebih ramah pada kemanusiaan. Bukan dengan cara menaklukkan yang lain dan mengeraskan hati dari kepekaan. Karena sesuatu yang peka memang buat kita jadi masalah, Nad. Kemudian yang menarik tentang kegemarannya menulis, suatu kali dia pernah bilang: Menulis buku itu sama saja omong kosong kalau tujuannya agar terkenal, atau agar sombong karena sudah menulis buku, sama saja dengan omong kosong kalau yang dicari hanyalah uang. Menulis kemudian mempublikasikannya secara massal, harus dengan sebuah idealisme. Bahwa tulisan itu membawa banyak perubahan bagi hidup orang lain. Harus ada kebaikan di dalamnya. Bukan hanya sekedar menjual kertas, tinta, dan lem, kemudian merasa bangga karenanya. (Temanku Menulis Buku, Aku?, 10 Juli 2009) Dalam keseluruhan isi buku ini, yang ditulisnya sejak 2007 hingga 2010 semasa ia masih kuliah, kita bisa menemukan seorang Nadia yang berani menggugat, mempertanyakan dunia sekelilingnya, mengkritisi sekitarnya dan begitu mencintai tanah
airnya, Indonesia. Di dalamnya juga kita bisa melihat sosok Nadia yang punya idealisme, punya keyakinan, punya rasa kemanusiaan, dia juga aksi di jalan, dia juga kerap menangis, sedih, senang, marah, kesal, gembira. Nadia yang juga menganalisa, bisa tertawa, lucu, lugu, polos, patah hati, jatuh hati, dan segala hal yang dialami dalam kehidupannya sehari-hari. Semua itu ia tuliskan apa adanya, dengan segala kejujuran, keterusterangan, keluguan, dan kepolosan yang ia miliki. Tak ada yang salah dengan itu. Karena melalui tulisan-tulisannya inilah Nadia berkembang menjalani fase kehidupannya untuk menjadi manusia yang lebih baik, lebih matang dan dewasa, baik dari segi pikiran maupun perbuatan. “Orang terpelajar harus sudah adil sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan.” Ingatlah kata-kata Pramoedya itu, Nadia. --Bukan, aku bukan sedang bercerita. Tapi di buku ini aku menulis tentang kehidupan yang aku alami, kebaikan yang aku temukan, keburukan yang aku evaluasi, dan hal-hal yang aku pikirkan di kepalaku selama aku hidup. Aku berjuang dengan menulis. Aku memperbaiki kondisi masyarakat dengan menulis. Aku memperbaiki kondisi Bangsa Indonesia dengan menulis. Aku memperbaiki kondisi dunia dengan menulis. Aku pun memperjuangkan kebenaran dengan menulis. Yang paling penting, aku menemukan diriku sendiri dengan menulis. Aku menjaga idealismeku dengan menulis. Aku menjadi manusia dengan menulis. Menulis sangat penting bagiku. (Aku Ngapain?, 11 Juli 2009)
Begitulah, Nad, tugas manusia adalah menjadi manusia, kata Multatuli. Dan dengan menulis, suaramu akan mengalir sampai jauh, abadi selamanya. Karena seperti yang Kartini pernah bilang dan sering kamu ingat, menulis adalah bekerja untuk keabadian. Menulislah terus, Nad, asah terus kemampuan, belajarlah sepanjang hayat, sampai ajal menjemput. Dengan ini pula saya salut dan kagum dengan kemauan dan keberaniannya membuat buku ini sendiri, dari mulai proses menulis hingga tata letak dan desain sampulnya ia kerjakan sendiri, termasuk mencurahkan tenaga, biaya, dan distribusi. Semoga buku karya Nadia ini sedikit banyak memberikan manfaat bagi para pembacanya. Paling tidak membukakan kesadaran dan cakrawala bahwa di luar sana masih ada orangorang, anak-anak muda mahasiswa, yang masih peduli dan tak menyesal mencintai negrinya meski dengan hati yang kadang letih, penuh luka, dan kecewa. Sedang lainnya hanya bisa terdiam tanpa kata, galau dalam segumpal tanya, sebagian lagi menulis, berbuat, bergejolak, dan bergemuruh dalam kata dan tindakan. Sebab apa arti tanah air bagimu, Nad, di dunia yang kian tak terbatas ini, selain tempat di mana kita masih bisa merasa bertaut dan bergetar karenanya? Sebagai penutup dari catatan kecil ini, saya kutipkan salah satu puisi Rendra yang saya suka dan rasanya cocok untuk bukumu ini, Nadia. Kesadaran adalah matahari. Kesabaran adalah bumi. Keberanian menjadi cakrawala. Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. PANDASURYA WIJAYA Jakarta, Juli 2012
2007
Berubah 08 NOVEMBER Aku berubah Semua berubah puisi, hidup
1
Mid Pancasila 08 NOVEMBER Tadi ada ujian mid Pancasila. Waktu pengerjaannya 90 menit. Tapi menurutku waktunya gak cukup. Soalnya pertanyaan-pertanyaannya butuh perenungan mendalam. Serius. Contohnya, adil menurut kamu apa artinya? Mungkinkah kemiskinan dihilangkan di Indonesia? Bagaimana caranya mengentaskan kemiskinan di Indo-nesia? Bener kan, mikirnya aja lama, apalagi nulis jawabannya. kuliah, indonesia
2
Ayo-Ayo Semangat Lagi 11 NOVEMBER Tugas dan kegiatan banyak bukan berarti bisa bikin kita jatuh sakit, tidak semangat, dan putus asa. Justru semua itulah yang bikin kita tetap hidup, tetap semangat, tetap berjuang, tetap bermanfaat, dan tetap peduli dengan Indonesia. Untuk memenuhi alasan sebenarnya mengapa kita dilahirkan ke dunia. kuliah, indonesia, hidup
3
Aksi 29 NOVEMBER Kemarin BEM bikin aksi demonstrasi di Fakultas Teknik. Tentu saja aku ikut, sekalian menghapal lagu-lagu khas perjuangan mahasiswa. Tapi ternyata aksi demonstrasinya seperti mainmain. Teman-teman hanya berfoto-foto dan kesannya tidak serius. Aku sangat kecewa. Kalo aku anak Departemen Advokasi, yang bikin acara ini, aku bakal malu. Apa berlebihan kalau aku ingin kampusku bersih, orangorangnya disiplin buang sampah agar tidak banjir, orangorangnya disiplin berkendara jadinya tidak mencelakakan orang lain. Apa itu berlebihan? Menurutku itu normal. Yang tidak normal adalah, kalau orangorang yang melakukan aksi demontrasi saja tidak serius dengan apa yang mereka sampaikan; berfoto-foto, ketawa-ketiwa, mau jadi apa hasilnya? indonesia, mahasiswa, idealisme
4
Impor Pangan Indonesia 03 DESEMBER Dalam bidang pertanian dan pangan, Indonesia mengimpor: 30% kebutuhan gula nasional 25% kebutuhan daging nasional 50% (1juta ton) kebutuhan garam nasional 10% kebutuhan jagung 15% kebutuhan kacang tanah 70% kebutuhan susu 1,2 juta ton impor beras Bawang putih impor Padahal, Indonesia punya tanah seluas ini. Apa sih yang sedang terjadi di sini?! indonesia
5
Akhirnya Aku Pulang Juga 26 DESEMBER Aku kuliah di luar kota dari orangtuaku tinggal, jadinya aku terpaksa ngekos. Aku juga udah lama gak pulang. Soalnya, kalau pulang, biasanya bakal males lagi balik kuliah. Asal tahu aja, kuliah dan tinggal sendiri di luar kota itu beneran gak enak. Kedewasaan dan tanggung jawab kita memang bener-bener harus dipake. Itu yang paling bikin gak nyaman dari semuanya. Kita otomatis harus tanggung jawab atas tiap perkataan yang diucapkan juga atas tiap tindakan yang dilakukan. Sekarang gak bisa lagi ngadu-ngadu sama Papa Mama. Mengerikan ya? Itu yang bikin gak enak. Tapi aku gak sendirian di Jogja, di kota yang aku bakal ada selama 4 tahun ke depan Insha Allah, karena aku punya banyak temen-temenku yang sendirian juga. Kita bakal jadi keluarga di sini. Meskipun tetep perasaan aman dan nyaman cuman bisa dikasih sama Mama Papa. Gak ada siapapun yang bisa gantiin itu. (Udah ah, Nad, nulis yang lain aja, ini malah bikin nangis). Waktu Papa dateng ke Jogja dan nangis, aku gak kuat buat gak nangis. Aku pun ikutan nangis, malah lebih parah, lebih susah berhenti, lebih banyak air mata yang jatuh. Kangen pelukan Mama dan Papa. Meskipun aku tahu di rumah pun aku hampir gak pernah meluk mereka. Keluargaku juga gak sebahagia itu. Dan akhirnya sampai juga aku di rumah. Langsung disambut sama nyamuk-nyamuk, cicek-cicek, ikan-ikan, dan yang paling penting dan paling rame, sama adik-adikku di rumah.
6
Seneng tapi sedih juga sih, kalau ternyata pilihanku untuk kuliah di Jogja ternyata banyak hambatannya. Salah satunya meninggalkan orang-orang di rumah. Seneng karena akhirnya aku bisa melepas rindu sama orang-orang rumah, dan sedih juga karena bakal ninggalin mereka lagi. Aku gak abis pikir sama banyak orang-orang di luar sana yang kuat untuk ninggalin keluarganya ke luar kota, sekarang aku benar-benar tahu seberapa hebatnya mereka. keluarga
7
8
2008
Pelajaran Penting Hari Ini 6 JANUARI Stereofoam tidak boleh kena pylox. Karena sekali kena semprotannya, stereofoam Anda bisa menciut. Hati-hati dalam menggunakan aerosol alias pylox, karena bisa meledak. Saya serius. Kemudian perhatikan warna yang dijual. Warna yang dijual memang benar-benar warna aslinya, jadi jangan pernah membeli pylox dengan mengharapkan warna yang keluar akan berbeda. Anda salah. Masih tentang warna, kalau Anda menginginkan warna hijau, harus dicermati kembali. Karena banyak sekali warna hijau di dunia ini. Kalau mau menggunakan pylox untuk maket bagian landscape, gunakan warna Grass Green, dan jangan menggunakan Leaf Green. Karena Leaf Green berwarna seperti lumut. Dan kalau maket Anda terlihat seperti lumutan, itu berarti GAGAL. Hati-hati, harap diingat pelajaran penting hari ini agar tidak diulang pada tahun-tahun berikutnya! kuliah
9
Ini Uang Rakyat Bos! 28 JANUARI Susah sekali mengurusn masalah anggaran. Apalagi yang kelebihan. Aku malah lebih suka pada anggaran yang kekurangan, dan membuat kita terpacu untuk berinovasi dengan terbatasnya dana. Lihat saja kalau dana kebanyakan, jadinya bingung mau digunakan buat apa aja, akhirnya kerjaan anak-anak hanya mark-up anggaran! Astaga! Bos, masalah dana itu pertanggungjawabannya dibawa mati. Ini tentang amanah yang sudah dikasih. Begini nih ceritanya, kenapa aku sampai bingung. Sekarang aku jadi panitia, Steering Comittee nama kerennya, untuk membuat seminar nasional tentang teknologi. Ini kegiatan pihak Dekanat, sumber dana dari mereka, dan mengatas namakan Fakultas Teknik UGM. Kagetnya, dana untuk melaksanakan kegiatan ini sebesar 20 juta! Aku memang sebelumnya panitia untuk acara seminar rendahan yang budgetnya berkisar satu juta atau bahkan kurang. Makanya aku menganggap 20 juta ini sangatlah banyak. Acara terakhir ketika aku menjadi panitia, aku mengurus dekorasi, dan dana yang diberikan hanya sepuluh ribu rupiah. Bayangkan, dengan sepuluh ribu aku bisa membeli beberapa kertas tebal dan cat poster, bahkan sisa, untuk dibentuk hurufhuruf berwarna sebagai latar belakang. Kali ini, dana untuk dekorasi senilai dua ratus ribu. Aku bingung mau aku apakan uangnya. Aku tahu ini acara besar. Aku tahu. Tapi efek kelebihan dana ini berpengaruh sangat besar. Ketika aku hanya diberi sepuluh ribu rupiah, aku pasti berpikir keras bagaimana membuat sepuluh ribu ini menjadi sangat 10
bermanfaat. Aku mencari solusi kekurangan dengan menggunakan kertas bekas, dan pewarna kertas manual. Aku menjadi lebih kreatif. Ketika aku diberi dua ratus ribu rupiah, yang aku lakukan, juga teman-temanku, adalah melakukan mark-up dana besar-besaran. Biaya makan panitia dilebihkan, padahal dengan lima ribu rupiah juga bisa makan. Ada anggaran untuk kemeja panitia, padahal selama acara panitia pasti memakai jas almamater, jadi keberadaan kemeja panitia itu jelas sekali tidak ada gunanya. Setelah anggaran di marking-up pun, dua puluh juta masih jauh, sehingga masih dicari-cari lagi mana bagian yang bisa digelembungkan. Ya ampun, uang Dekanat ini adalah juga uang ribuan mahasiswa, kawan! Menanggapi sikapku, seorang temanku berkata, bahwa aku dan panitia yang lain pun adalah mahasiswa. Uang kami juga! Lah, buat apa mahasiswa berteriak bahwa mereka idealis, tapi kenyataannya mereka tidak ada bedanya dengan koruptor yang mereka hujat? Tidak ada lagi pun yang bisa kulakukan. Aku diejek balik oleh teman-temanku, kata mereka, kalau nanti ada makan-makan panitia aku pun akan ikut kebagian makan. Aku sudah bertanya sekaligus mengingatkan, kalau ada bonus barang yang dibeli mohon dituliskan di Laporan Pertanggung Jawaban. Tapi sama saja, suaraku hanya dianggap hembusan angin. Teman-temanku di kepanitiaan sangatlah berbeda dari Umar bin Khattab. Pemimpin yang sangat pelit untuk urusan-urusan yang seperti ini. mahasiswa, indonesia, idealisme
11
Mati 28 JANUARI Aku mau tanya, kapan sebenarnya manusia mati? Ketika ditembak tepat di jantungnya kah? Bukan. Ketika mengidap penyakit mematikan kah? Bukan. Manusia mati, ketika ia tidak lagi diingat karena ia bukan siapasiapa. Bukan masalah dia terkenal atau tidak terkenal pada saat dia hidup. Namun tindakan apa yang telah dilakukannya, perubahan besar apa yang dibuatnya pada masyarakat. Meskipun selama hidupnya ia disia-siakan, namun ketika ia terus ada dalam memori orang lain, saat diingat itulah ia tidak mati. hidup, puisi
12
Pak Harto 28 JANUARI Hari ini Soeharto meninggal. Aku gak tau deh. Aku harusnya seneng apa malah sedih. Soalnya aku juga gak tahu aku ada di pihaknya siapa. Aku gak tahu aku suka sama Pak Harto apa malah benci sama bapak yang satu itu. Dia juga gak jelas, dia itu jahat apa baik. Bingung kan? Begini pandanganku tentang Pak Harto. Ketika dia jadi presiden, Soeharto make cara-cara militer gitu selama menjabat. Dia jelas otoriter. Dia gak bisa nerima pendapat orang lain. Dia anti-kritik. Orang yang gak suka sama dia, akan dihabisin. Alias dihilangkan. Begitu deh pokoknya. Tapi justru karena otoriter, banyak kebijakan yang gak perlu mendengarkan pendapat rakyat bisa berhasil dijalankan. Terlepas dari beneran apa bohongan, Indonesia waktu itu bisa swasembada pangan, dan berbagai barang kebutuhan pokok terjangkau masyarakat. Katanya, waktu itu gak antrian sembako dan sebagainya. Bukankah itu tujuan negara sebenarnya? Tapi, Indonesia kala itu sangat kaya, karena Soeharto menjual aset-aset negara kepada investor asing. Dia nerima banyak bantuan dari Amerika maupun negara-negara lainnya. Bantuan itu bernama hutang. Indonesia menjadi tidak mandiri. Dampaknya kerasa sampai sekarang, kita susah banget lepas dari jeratan pihak luar negeri. Kita terlibat hutang yang jumlahnya saking banyaknya gak bisa dihitung. Keputusankeputusan penting negara kita juga banyak dipengaruhi dan ditekan oleh kepentingan-kepentingan pemilik modal itu. Soeharto mengambil keputusan salah waktu itu dari sudut pandang rakyat. Tapi tidak salah dari sudut pandangnya dia. Saat itu Indonesia tidak punya apa-apa untuk mengembangkan dan mengeksplorasi harta karun di bawah kita. Kita gak pinter. Kita 13
gak kaya. Kita punya banyak rakyat yang gak sekolah. Soeharto mungkin mikir lebih baik kita menjual aset kita aja, biar kita punya banyak uang cash, terus bikin sekolah yang banyak, dan swasembada pangan. Kalau bukan aset kita yang dijual yang ada di bawah tanah Indonesia, apalagi yang bisa dijual atau diusahakan? Bingung, bingung kan kamu Nad?! Soeharto juga punya banyak salah. Dia dan keluarganya korupsi lebih dari Rp 1 Trilliun (duit rakyat!) melalui banyak yayasan dan perusahaan miliknya. Makanya sampe sekarang maupun tujuh turunan lagi, hartanya ga bakalan habis. Dia juga yang mengukuhkan KKN sebagai budaya Indonesia yang sudah mengakar. Parah kan? Dia KKN, itu salah satu dosa besarnya. Tapi KKNnya dia pun karena sewaktu kecil hidupnya dibantu banyak orang dan ketika sudah berhasil ia membalas budinya. Salahkah membalas budi itu? Tidak salah, tapi ketika ia mengorbankan negara dan rakyat dalam balas budinya itu, tentu saja dia bersalah. Seharusnya Soeharto tahu batasannya. Tapi kalau dia tahu batasan, Soeharto tidak akan fenomenal seperti sekarang. Begitu banyaknya manusia yang menghadiri pemakamannya. hidup, indonesia
14
Pahlawan 5 FEBRUARI Kuliah baru mulai dua hari. Tapi badanku udah pegel-pegel banget. Badan udah capek. Dan kayaknya udah lama aku gak mandi, kuliah mulai jam 7 pagi, dan aku gak sempet mandi lagi. Belakangan hujan terus, jadi cucian gak ada yang kering. Tugas jadi panitia bikin acara seminar juga nyedot tenaga yang banyak banget. Acaranya bahkan belum mulai, persiapannya udah bikin tulang-tulangku copot semua. Adalagi tawaran jadi panitia pemilu Jurusan Arsitektur. Kuliah baru mulai dan tugas baru juga mulai bermunculan. Aku bahkan belum fotokopi buku pegangan mata kuliah apapun. Perpustakaan belum buka. Aku juga lagi gak punya duit. Belum lagi masih banyak buku yang harus dibaca dan banyaknya ide yang belum ditulis. Belum lagi memperjuangkan pohon-pohon di Jurusan yang ditebangin. Banyak masalah lingkungan yang mau diperjuangkan dalam kegiatan green action. ASTAGA. Tenang Nad, pahlawan akan muncul dari dalam dirimu. kuliah, mahasiswa
15
Aku Akan Menjadi Arsitek Idealis yang Terkenal Hebat 5 MARET Apakah terlalu cepat bagiku untuk sejak saat ini menentukan pilihan ingin menjadi seorang arsitek idealis yang membangun bangunan yang ramah lingkungan, hemat energi, dan memiliki sistem pengolahan limbah mandiri? Apakah terlalu cepat bagiku, seorang yang berumur 18 tahun dan baru belajar menjadi seorang arsitek enam bulan sudah memiliki cita-cita seperti itu? Di saat teman-teman lain belajar menciptakan bentuk-bentuk baru dan aku sudah menetapkan jalanku? Aku memang mungkin hanya seorang anak, seharusnya belum pantas menjadikan suatu jalan sebagai jalan hidup kalau aku tidak tahu kejelekan dan kebaikan jalan-jalan lainnya. Aku baru mendengar tentang arsitektur ekologis dan begitu terpana dengan teori-teorinya karena ramah lingkungan, dan langsung berencana menjadikan jalan ekologis sebagai jalanku. Tapi aku belum mendengar dan belajar tentang jalan lainnya. Masih banyak konsep-konsep dalam arsitektur yang belum diajarkan. Seharusnya seorang anak sepertiku masih harus belajar banyak dulu tentang banyak hal, nanti, disaat aku sudah lebih dewasa, akan tiba saatnya aku benar-benar menentukan pilihan untuk memilih jalanku. Jadi Nad, belajar banyak dulu! Jangan terburu-buru, masih banyak hal yang tidak kamu ketahui tentang dunia! kuliah, mimpi, idealisme
16
Perbedaan Jalan Hidup 7 MARET Kadang-kadang aku iri pada teman-temanku yang lain. Mereka memiliki banyak waktu luang untuk membaca buku, untuk main game, untuk nonton film, untuk main-main, untuk jalan-jalan, untuk tidur, dan aku tidak punya. Banyak waktuku yang kuhabiskan untuk hal-hal lain yang padat. Aku mengurusi ini, aku mengurusi itu, ada rapat ini, ada rapat itu, mengerjakan tugas ini, mengerjakan tugas itu, membaca buku ini, membaca buku itu, menulis ini, menulis itu. Banyak sekali yang sedang kulakukan sekarang. Oke, itu memang pilihanku sejak awal. Aku ingin hidupku bermanfaat, dan tidak rugi menghabiskan 18 tahun awal hidupku untuk melakukannya. Aku ingin sebuah pencapaian nantinya. Tapi tetap saja, ada saat-saat aku merasa iri dengan temanteman yang lain. Teman-teman yang memiliki banyak sekali waktu, sedangkan aku tidak. Tapi tidak Nad, seharusnya malah kebalikannya. Mereka yang iri padamu. Mereka yang seharusnya iri pada kemampuanmu membagi waktu untuk belajar, mengembangkan diri, mengupgrade diri, dan memanfaatkan diri. Percaya saja Nad, sekarang mereka sering mengejekmu karena kamu mampu menyelesaikan tugas selama berhari-hari, menjadi panitia banyak seminar, sering direkrut melakukan banyak kegiatan, tapi kamu masih mampu mendapatkan banyak nilainilai bagus di kelas, masih bisa membaca buku di perpustakaan, atau memfotokopinya di saat teman-temanmu yang lain bermain pingpong. Percayalah Nad, suatu saat nanti kamu lebih baik dari teman-temanmu. 17
Percaya Nad, jangan ragu untuk terus melakukan hal-hal baik dan mengefektifkan umurmu Nad, karena suatu saat di depan sana, ini semua dapat membawa pengaruh besar dalam hidupmu, Nad. Siapa tahu besok kamu meninggal, paling tidak kamu bisa menjawab sedikit pertanyaan mengenai pertanggung-jawaban umur yang Allah berikan padamu. Tenang Nad, terus kerjakan apa yang kamu yakini itu benar. Jangan lengah karena melihat teman-temanmu yang lain. kuliah, mahasiswa, idealisme
18
Pilot 7 MARET Dari dulu aku selalu ingin menjadi pilot. Tapi ketika SMA, aku baru sadar kalau hal itu tidak mungkin untukku. Aku tidak tinggi dan aku pakai kacamata. Sepertinya keinginanku itu hanya akan jadi mimpi untuk selamanya. Tapi sampai sekarang aku terus ingat mimpi itu. Apalagi sekarang banyak sekali pesawat yang terbang di atas kepalaku. Semua itu membuatku sedih, karena mengingat-kan akan ketidakmampuanku. Kalau sekarang, jelas aku tidak mungkin jadi pilot lagi. Umurku sudah 18 tahun dan sudah kuliah di Arsitektur. Sepertinya tidak bisa ditinggalkan untuk mencoba hal-hal baru lagi. Selamanya hanya bisa memandangi pesawat dari bawah dan mengagumi kerlap kerlip lampunya pada malam hari. Tapi mungkin suatu saat nanti aku bisa ikut penerbangan singkat helikopter dan menjadi pilotnya. Siapa tahu. mimpi
19
Freelander! 11 MARET Aku selalu menyebut diriku seorang freelander. Tadinya terinspirasi dari ‘inlander’ di buku-bukunya Pramoedya Ananta Toer yang artinya pribumi. Maksudku dengan freelander adalah karena aku berkebangsaan bebas, berkewarganegaraan tak terbatas, tanpa suku yang jelas, lahir di sebuah kota hanya kebetulan, dan besar di berbagai kota dan desa di dunia. Aku mengakui dengan berani bahwa aku adalah seorang freelander, seorang anak semua bangsa. Kewajiban seorang freelander adalah mampu melihat suatu masalah dari sudut pandang yang banyak, tidak berperilaku menyinggung perbedaan kebangsaan, perbedaan fisik, dan perbedaan suku yang dimiliki orang lain. Sehingga seorang freelander diwajibkan untuk selalu menjadi penengah atas semua kerusuhan yang disebabkan karena perbedaan. Hanya saja, aku belum sampai tahap itu, sekarang aku masih dalam tahap proses pembelajaran. hidup, perjalanan
20
Tanggung Jawab Arsitek 18 MARET Arsitektur ternyata membawa pengaruh besar pada lingkungan sekitarnya. Dan pada skala besar, mempengaruhi kestabilan alam di bumi. Mungkin termasuk salah satu yang paling besar. Hal itu dapat dilihat dari hal-hal kecil. Kesalahan dalam menggambar yang sering dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Arsitektur, diperbaiki dengan menggambar ulang di kertas yang baru, dengan ukuran kertas yang biasanya besar. Padahal di sisi lain, banyak orang yang melakukan penghematan kertas. Belum lagi dilihat dari hal-hal besar. Banyaknya bangunan besar ataupun kecil yang dibangun tanpa memper-timbangkan aspek ekologis. Pemakaian kayu-kayu hasil illegal logging di hutanhutan di dunia juga sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk membangun. Tanah liat yang digunakan untuk kebutuhan batu bata atau penutup atap padahal berasal dari tanah pertanian. Tercemarnya sungai dan tanah oleh limbah industri dan rumah tangga sebenarnya disebabkan oleh perencanaan pengolahan limbah yang buruk. Pemakaian tanahtanah pertanian dan hutan untuk pemukiman menunjukkan bahwa pembangunan membawa pengaruh buruk bagi alam. Apalagi ditambah kenyataan bahwa tanah pertanian yang pernah digunakan untuk membangun rumah, tidak akan bisa sesubur dulu lagi bila dipakai untuk berproduksi pangan. Kesalahan dan rangkaian masalah ini, kalau biasanya kita sebut sebagai bencana, memang bukan sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan arsitek. Tapi, hanya arsiteklah yang mampu menyelesaikan masalah-masalah ini dalam proyek besar penyelamatan bumi.
21
Hal ini bukan belum disadari oleh para arsitek dunia. Munculnya tema-tema arsitektur peduli lingkungan memperlihatkan bahwa arsitek memang peduli. Arsitektur lingkungan, eco-architecture, dan green-architecture mulai sering terdengar dan dibicarakan di kelas-kelas perkuliahan. Tujuan membuat bangunan yang ramah lingkungan, hemat energi, dan nyaman bagi penghuninya dijadikan idealisme bersama tentang bangunan masa depan. Banyak orang yang mampu membangun rumah atau bangunan lainnya tanpa harus menjadi seorang arsitek. Tukang-tukang bangunan jauh lebih tahu teknisnya selama puluhan tahun. Seniman-seniman bahkan mampu mendesain bangunan yang lebih indah daripada yang dapat dilakukan seorang arsitek. Namun mereka tidak tahu apa-apa tentang proyek besar penyelamatan bumi ini. Hanya arsitek yang mampu mengatasi semua ini. Hanya arsitek lah yang dapat membawa pengaruh besar untuk menyelamatkan bumi. Dan untuk itu lah kita belajar menjadi arsitek di sini. kuliah, mahasiswa, idealisme
22
Wew 31 MARET Wew, aku gila yah, dasar nad anak aneh. Tiga postingan sebelumnya kerjaanku cuman ngeluh aja. Ada yang aneh denganku. Kan ga boleh ngeluh harusnya Nad. Kegiatan-kegiatanmu yang banyak itu malah harusnya jadi penyemangat buat kamu, bukan direspon secara negatif begitu. Positif aja Nad! Semangat! Kamu punya banyak sahabat yang terus nyemangatin kamu! Jangan sampai menyerah dan putus asa! Mengeluh itu tidak memperbaiki keadaan sama sekali Nad. Komitmen lah yang melakukannya. Komitmen! Teman kosanku barusan nanya, “Nad, kamu baru pulang? Dari mana aja? Kok jarang pulang? Sekalinya pulang pasti nyuci segitu banyak cucian, berapa ember itu, Nad? Empat?!” Aku cuman nyengir. Tapi dalam hati aja aku jawab, “Hehe, mau gimana lagi, seminggu lebih gak punya waktu untuk nyuci. Jadi sekalinya ada waktu langsung nyuci segitu banyaknya. Hidupku itu sebentar, sedangkan banyak yang harus aku lakukan di dunia. Dan gak mungkin bisa aku selesaikan kewajiban-kewajibanku itu kalau aku masih main-main dengan hidupku sekarang,” Astaga, jawabanmu Nad, sok keren banget. Hahaha. hidup, mahasiswa
23
Jangan Takut Mati 5 APRIL Belakangan banyak sahabat dan kerabat yang meninggal di sekitarku. Aku tidak tahu kenapa, hampir tiap minggu ada yang meninggal. Ini yang membuatku merenung tentang kematian. Pikiranku mulai diresapi ketakutan akan kematian itu. ___ Tapi Nad, kamu jangan takut mati! Ketakutan akan kematian yang kamu rasakan itu sebenarnya karena ketidaksiapanmu akan mati. Jangan hanya takut kalau dirimu tidak siap mati! Tapi siapkan dirimu, Nad! Siapkan segalanya. Tentang arti kamu sebenarnya hanya apa. Hanya segenggam tanah yang hidup atau kah berarti lebih dari itu? Apa yang sudah kamu lakukan selama hidupmu? Bermainmain dengan hidup atau adakah hal penting yang sudah kamu lakukan? Seberapa banyak? Buat apa Nad, selama 18 tahun ini kamu hidup? 18 tahun hidupmu itu habis untuk apa? Hanya untuk bermain-main saja kah atau bagaimana? Bagaimana kamu mempertanggungjawabkan 18 tahun itu, Nad? Kenapa kamu pantas dilahirkan? Seharusnya kamu punya alasan untuk itu, karena kalau tidak, kamu tidak berguna dilahirkan di dunia. Kenapa kamu harus dilahirkan Mama? Apa Mama sia-sia melahirkan kamu ke dunia? Apa kamu lahir di dunia hanya untuk menambah jumlah manusia yang pernah hidup di dunia? Atau ada yang membuat kamu lebih berharga daripada yang lainnya? Temukan jawabannya, Nad.
24
Harus ada alasannya, harus ada tujuannya. Karena tanpa tujuan, kamu bakal lupa semua hal yang kamu lakukan itu tidak ada gunanya. Buat apa juga kamu mati? Apa mati yang menghantuimu itu hanya kamu anggap pemisah antara kamu dan orang-orang yang kamu sayangi, Nad? Kenapa kamu malah berpikir begitu, bukankah dengan kematian itu, pintu untuk bertemu dengan kekasih sejatimu, menjadi terbuka? Ia kan? Kenapa kamu lupa? Kemana saja kamu pergi sampai kamu lupa?! Siapkan dirimu, Nad. hidup, ruh
25
Data-Data Kondisi Lingkungan Kita 5 APRIL Aku begitu terkejut dengan fakta yang terjadi dan aku ingin teman-teman tahu juga tentang apa yang sedang terjadi di bumi ini. Aku baca dari Garden Landscape bahwa manusia memberi pengaruh buruk pada planet ini pada 200 tahun terakhir daripada 4 juta tahun keberadaan manusia. Kalau mau dijumlahkan, setengah dari jumlah manusia yang pernah hidup di bumi, sekarang masih hidup. Permasalahan Kota di Indonesia Perkembangan kota-kota di Indonesia mengkonsumsi 25,1 Ribu hektar tanah per tahun. Itu belum termasuk kawasan industri, pariwisata, maupun pembangunan regional. Tahun 2020, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 127 Juta jiwa, dan lebih dari 23 kota di Indonesia berpenduduk lebih dari 1 Juta jiwa. Padahal, 1 Juta jiwa penduduk membutuhkan 625 Ribu ton air bersih, 2 Ribu ton makanan, 9,5 Ribu ton bahan bakar, dan menghasilkan 500 Ribu ton limbah cair, 2 Ribu ton limbah padat, dan 950 Ton limbah udara. Hampir semua di negara berkembang, tiga perempat sampah tidak dapat ditangani oleh pemerintah kota. Permasalahan Kendaraan Bermotor di Indonesia Pemilikan kendaraan bermotor di Indonesia meningkat 10% pertahun. Tahun 1990, transportasi mengeluarkan 1/3 dari total 125 miliar ton karbon dioksida dari sektor energi. Transportasi
26
darat menyumbang 30 gigaton emisi dari 35 gigaton emisi dari sektor transportasi. Setiap hari, 1300 manusia meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Tiap 1 kilometer jalan tol di Amerika, sebenarnya dapat digunakan untuk membangun perumahan yang layak bagi 1000 jiwa. Permasalahan Lingkungan Biotik Indonesia memiliki 42 ekosistem darat dan 5 ekosistem laut yang khas. Indonesia juga memiliki 17% dari jumlah spesies di dunia, 12% mamalia dunia, 15% amphibi dan reptil, 17% burung, dan 37% ikan dunia. 40 Juta penduduk Indonesia, hidupnya tergantung pada keanekaragaman hayati (hutan, pesisir, laut, dan sebagainya). Terumbu karang di Indonesia 41% rusak parah, 29% rusak, 25% dalam keadaan baik, dan hanya 5% yang masih alami. Selain itu, 50% hutan bakau di Sulawesi juga sudah hilang, dan sampai sekarang pun penyelundupan satwa langka masih terus terjadi. --Ternyata lingkungan di bumi ini memang sudah rusak. Itu semua, langsung ataupun tidak langsung adalah salahku (dan salah kamu juga teman). Sudah seharusnya kita menata ulang perilaku dan tindakan kita pada alam. Menyadari apa kesalahan kita dan melakukan banyak hal untuk memperbaikinya. Sekecil apapun perbuatan kita untuk memperbaiki dunia, pasti bakal ada pengaruhnya. indonesia, idealisme
27
Reduce, Reuse, dan Recycle 5 APRIL Belakangan blog ini penuh dengan hal-hal yang berbau lingkungan. Jangan-jangan nanti lama kelamaan blog ini akan jadi blog tentang lingkungan. Haha. Aku sering sekali menulis tetang lingkungan karena belakangan aku menggunakan kepalaku untuk berpikir tentang lingkungan dan bagaimana caranya kita bisa menyelamatkannya. Aku fotokopi banyak buku dari perpustakaan dan belakangan semakin banyak buku sejenis yang berbau green-architecture atau apalah buku yang bertemakan lingkungan. Padahal dulu semester satu, buku yang aku fotokopi kebanyakan adalah buku struktur. Dari buku-buku itu yang aku baca, hal terkecil yang bisa kita lakukan adalah dengan reduce, reuse, dan recycle. Prinsip ini sudah terkenal dari dulu dengan logo segitiga hijaunya. Reduce, artinya mengurangi. Seperti tulisan-tulisanku sebelumnya, aku pernah berbicara tentang penghematan kertas. Itu salah satu cara reduce; mengurangi jumlah kertas yang kita gunakan. Dengan cara misalnya tidak menulis dengan huruf besar-besar saat menulis laporan. Tidak menggunakan tas kresek sama sekali kecuali mau dipakai lagi untuk keperluan lainnya. Mematikan lampu bila ruangan tidak digunakan. Mengurangi makan permen selain alasan kesehatan gigi juga mengurangi limbah plastik bungkusnya yang baru terurai setelah 400 tahun. Reuse, artinya menggunakan kembali. Misalnya kertas koran bekas yang bisa dipakai untuk bungkus kacang. Atau tadi plastik kresek bisa dipakai lagi untuk tempat baju kotor atau bungkus sampah. Kertas bekas salah cetak bisa dikumpulkan dan dibuat 28
note. Botol bekas UC100 bisa diolah jadi tempat peniti atau paperklip, atau koleksi pasir pantai, dan sebagainya. Recycle, artinya didaur ulang. Teknik-teknik daur ulang ada beberapa yang mudah dilakukan orang biasa dan ada pula yang tidak, harus pabrikan atau profesional. Misalnya daur ulang kaca dan plastik yang daur ulangnya dilaksanakan di industri besar. Sedangkan yang bisa kita lakukan adalah daur ulang kertas atau baju yang sudah tidak dipakai lagi. Teman-teman, perubahan besar yang terjadi di dunia ini juga awalnya dilakukan oleh beberapa orang dan karena diterima kebenarannya, maka dilakukan juga oleh semua orang di dunia. Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, pasti bakal berpengaruh juga buat dunia ini. Lagipula, Allah pasti membalas sekecil apapun perbuatan baik yang kita lakukan. Semangat teman-teman! idealisme
29
Membaca dan Menulis 9 APRIL Nad, semakin banyak buku yang kamu baca Nad, sebenernya itu menambah keluasan pemikiranmu. Orang lain perlu tahu itu. Siapa tahu sebenarnya dirimu memiliki banyak solusi yang tidak terpikirkan oleh orang lain. Ada yang pernah bilang sama kamu kan Nad, dirimu udah banyak baca buku, seharusnya kamu sudah menulis buku. Tulislah semua pemikiranmu, Nad! Pembelaan diri dalam pikiranmu bilang, kamu memang pernah menulis banyak tulisan, tapi tulisan-tulisan itu tersebar dimanamana. Kamu menulis di buku tulis ini, di kertas itu, di komputer yang ini, dimana-mana. Tapi itu semua tidak kamu simpan jadi satu. Kamu menulis dimana saja kapan saja, lalu hilang entah kemana. Beberapa tulisanmu mengundang perlawanan dari temantemanmu sendiri. Namun permintaan dan dukungan agar kamu terus menulis pun tidak pernah berhenti. Kamu diminta untuk masuk lembaga dakwah kepenulisan, tapi tidak kamu penuhi karena menyadari ilmu yang kamu miliki dalam kedakwahan bukan apa-apa. Kamu juga terus diminta untuk menuai kontroversi dan membuka aib Jurusan Arsitektur untuk selalu disoroti melalui tempelan-tempelan tulisanmu. Tulisanmu pun disebut mampu mengobrak-abrik BEM tempatmu berada. Kamu tahu Nad, apa kekuranganmu dan apa saja kelebihanmu. Munculkan dan kembangkan kelebihan-kelebihanmu itu, dan kurangi kekuranganmu. Kumpulkan tulisan-tulisan yang kamu tulis, jadikan buku, jilid, atau apakan lah terserah. Yang penting jangan sampai tercecer dan hilang begitu saja. membaca, menulis, buku
30
Jangan Pernah Berbohong
Berpikir
Untuk
9 APRIL Jangan pernah berpikir untuk berbohong, Nad. Jangan lihat dari seberapa kecil orang yang kamu bohongi Nad, tapi lihatlah seberapa besarnya Tuhan yang kamu ingkari. ruh
31
Aksi Posko Advokasi UM UGM 24 APRIL Hari ini UM UGM, aku jadi ingat pernah ikut UM UGM tahun lalu. Namun hari ini aku ikut aksinya Advokasi, meskipun aku Kastrat. Pertama kami menyebarkan buletin advokasi, aku mendapatkan wilayah sebaran di Teknik Arsitektur dan Teknik Geodesi bersama Oktoriwanda (yang saat tulisan ini diperbaiki tahun 2012, Okto sudah pulang kepada Penciptanya. Selamat jalan, Kamerad!). Kami menyebarkannya kepada bapak dan ibu peserta yang menunggu di luar, maupun kepada peserta sebelum masuk dan setelah keluar ujian. Buletin itu berisi tulisan tentang UGM yang berlaku tidak adil pada mahasiswa yang tidak mampu. Sehingga apabila ada mahasiswa yang masuk UGM namun terganjal biaya, mahasiswa ini berhak menghubungi advokasi untuk didampingi. Saat pembagian itu, banyak respon yang kami dapatkan. Kadang ditolak karena dikira memberikan pamflet iklan. Ada juga yang terpana melihat name tag kami yang bertuliskan ‘Pengawas Independen UM UGM, Advokasi BEM Se-UGM’. Ada juga yang bertanya kenapa kami tidak ikut masuk mengerjakan soal, haha, aku jawab, aku sudah selesai mengerjakannya tahun kemarin, hehe. Setelah selesai membagikan buletin, kami kembali lagi ke markas di KPTU. Kali ini aku bersama Woki, kami berdua keliling dan mengajak orang tua peserta UM UGM berdiskusi mengenai universitas. Terutama Universitas Gadjah Mada ini yang kami rasa sudah terlalu komersial dan banyak membuka kelas untuk orang yang mampu membayar banyak. Salah satu orang tua yang kebetulan kami temui adalah Wakil Dekan III 32
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro menemani anaknya ujian di salah satu kelas.
yang
sedang
Setelah selesai dan kembali lagi ke KPTU, aku masih melanjutkan diskusi dengan Woki tentang hubungan BEM KM UGM dengan rektorat. Dibandingkan dengan universitasuniversitas lain, BEM KM UGM lah yang paling sering bentrok dengan rektoratnya. Saat makan siang dan peserta istirahat, aku merasa buletin yang kami bagikan tidak terlalu efektif. Dan tiba-tiba aku mendapatkan ide. Aku katakan pada Woki ideku dan dia sangat setuju. Satu buah kursi kami taruh di tengah-tengah KPTU dan kami tulisi di depannya: “Kursi Masuk UGM dapat diperoleh hanya dengan Rp 100 Juta.” Mengingat beberapa kasus penerimaan mahasiswa dengan uang masuk gila-gilaan. Juga jas almamater yang sejak tadi aku gunakan, aku lepas dan aku tempeli tulisan: “Jas Almamater UGM: Dijual!” Kemudian aku lari dan menyangkutkannya di palang larangan parkir di tengah kerumunan orang. Aksi yang nyaris teatrikal, karena kami agak berlebihan dalam pelaksanaannya itu, ternyata membuahkan hasil dan lebih mendapatkan perhatian dan maksud dapat tersampaikan dengan jelas. Hari itu sangat melelahkan namun penuh dengan banyak hal baru. Beberapa hari setelahnya Woki mengucapkan terima kasih dan mengatakan bahwa Peresiden Mahasiswa BEM KM UGM mengunjungi Fakutas Teknik hari itu. mahasiswa, indonesia, idealisme
33
MerindukanMu Ya Rabb 24 APRIL Terlalu lama aku pergi, dan kini aku ingin kembali. Namun masih pantaskah aku untuk diterima kembali, ya Tuhanku? Tanpa tahu mengapa aku begitu saja pergi dari Mu, kini aku gundah. Merindukan cahaya itu, merindukan perasaan itu, merindukann ketenangan itu, dan merindukan cinta Mu ya Rabb. Merindukan saat itu, merindukan masa itu. Ketika Kau begitu dekat denganku, ketika bulan-bulan bersinar tersenyum padaku, ketika hujan deras saat aku meminta pengampunan dari Mu, ketika langkahku sangat ringan karena Engkau di sisiku. Saatsaat itu, betapa aku merindukannya saat ini. Rindu ini menguasai hati. Rindu ini menggundahkan. Maafkan aku ya Rabb, meninggalkanmu padahal sebenarnya aku membutuhkan Mu. Ampuni aku ya Tuhanku, merasa sombong atas apapun yang sebenarnya bukanlah milikku. Maafkan aku ya Allah, bolehkah aku kembali lagi? ruh, hidup
34
Belum Saatnya 28 APRIL Aku rindu dengan rumahku. Aku merindukan kamarku dulu yang hangat namun sekarang sudah dijadikan gudang oleh ibuku. Aku merindukan adik-adikku yang sekarang makin jauh dariku. Aku merindukan pelukan ibuku dan ayahku yang tidak pernah mereka berikan padaku. Aku merindukan keluargaku. Tapi tidak Nad, belum saatnya kamu untuk pulang. Nanti suatu saat akan datang masa itu, saat yang tepat untuk kembali. Belum Nad, belum saatnya kamu untuk pulang. Dirimu masih dibutuhkan bangsamu. Yakinlah Nad, tubuh ini milik bangsamu, masih banyak yang harus dilakukannya untuk menyelesaikan perjuangan itu. Belum Nad, belum saatnya pulang. keluarga
35
Perjalanan Lagi 28 APRIL Kemarin Sabtu-Minggu, aku ikut kegiatan bakti sosial acaranya Departemen Sosmas, Sosial-Masyarakat, meskipun aku bukan anak Sosmas. Kami pergi ke Dusun Jeruk, Pringharjo, Kulonprogo, DIY. Acaranya seru sekali. Ada beberapa kegiatan yang kami lakukan. Misalnya lomba mewarnai untuk anak-anak TK, PAUD, dan SD. Ada juga klinik gratis dan bakti sosial. Kami juga mengadakan pasar murah yang menjual pakaian maupun sembako murah. Acaranya super keren. Aku berterima kasih pada teman-teman Sosmas yang sudah mengijinkan aku ikut dan mencampuri acara mereka. Semoga Baksos semester depan aku masih diperkenankan ikut. ___ Penduduk menganggap kami seperti pahlawan. Menyalami dengan bersemangat sekali, tersenyum dengan sangat lebar karena bahagia, menyuruh semua anak-anak kecil menyalami kami. Pantaskah kami dianggap pahlawan dan diagungkan hingga seperti itu? Kami hanya melangkahkan kaki ke desa ini hanya untuk berbagi dalam bakti sosial. Tidak, tidak ada yang boleh menganggap kami lebih dari mereka. Semua orang berhak bersepatu, berselop, dan berdiri di tanah yang sama. Kita semua manusia yang sama. Kami datang hanya karena memiliki lebih kesempatan, tidak ada yang lebih mulia dari yang lain. Sudah kukatakan, kita semua sama. indonesia, mahasiswa
36
Tugu Rakyat 28 APRIL Tujuh gugatan rakyat: 1. Nasionalisasi aset-aset strategis bangsa. 2. Wujudkan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi rakyat. 3. Tuntaskan kasus BLBI dan korupsi Soeharto beserta kroni-kroninya. 4. Kembalikan kedaulatan bangsa pada sektor pangan, ekonomi, dan energi. 5. Jamin ketersediaan dan keterjangkauan harga kebutuhan pokok bagi rakyat. 6. Tuntaskan reformasi birokrasi dan berantas mafia peradilan. 7. Selamatkan lingkungan dan tuntaskan kasus lumpur lapindo brantas. Saatnya rakyat bergerak! Bakal ada aksi besar tanggal 12 Mei 2008 nanti untuk mengepung Istana Negara di Jakarta. Mahasiswa-mahasiswa diharapkan bisa ikut gabung untuk membela rakyat. BEM KM UGM, yang tahun ini menjadi koordinator BEM Seluruh Indonesia, mengajak teman-teman untuk bisa datang. Silahkan menghubungi teman-teman advokasi di BEM Fakultas masing-masing. Kita aksi turun ke jalan menuntut tujuh gugatan di atas untuk diselesaikan pemerintah. Segera. indonesia, idealisme
37
Semuanya Untuk Semua 8 MEI Semua yang aku lakukan atas hidupku. Dari keinginanku, semangatku, perjuanganku, pergerakanku, idealismeku, bukan hanya untuk seseorang agar menyukai tindakanku. Aku melakukan itu semua, benar, semua hal yang aku lakukan dalam hidupku, adalah pengabdianku pada seluruh semesta; kepada Tuhanku, orangtuaku, diriku sendiri, rakyat Indonesia, Islam, dunia, bahkan semua organisme yang hidup di dunia ini. Bukan hanya untuk seseorang. hidup, idealisme
38
Yang Aku Tidak Mengerti 8 MEI Aku memang egois, aku memang kasar kalau bicara, aku tengil dan juga angkuh. Tapi itu kadang-kadang saja. Ada teman-temanku yang tidak suka aku ikut aksi demonstrasi di jalanan. Aku juga bilang, pendirianku tidak akan berubah. Temanku itu bilang juga, pendiriannya untuk menghalangiku juga makin kuat. Aku sering mengajak teman-teman ikut aksi di jalan, tapi ada saja alasan yang mereka berikan. Alasan itu mudah kalau dicari. Bilang saja tidak mau ikut, itu jauh lebih mudah. Alasan yang bermacam-macam itu, misalnya tidak diijinkan orang tua. Apa mereka pikir aku juga diijinkan ikut aksi seperti itu? Apa aku bilang sama ibuku aku kalau ikut demo? Kan tidak mungkin aku bilang. Tapi aku berani. Tentang kuliah juga, apa mereka pikir aku tidak meninggalkan kuliah juga? Apa mudah buatku meninggalkan kuliah begitu saja? Aku kuliah di Teknik Arsitektur, dan kalau tidak masuk kelas ada tugas tambahan. Tapi aku berani. Tentang uang, aku juga bukan orang kaya. Aku tidak mungkin mengemis biaya hidup sama ibu bapakku, aku juga mencari sendiri. Tapi aku bilang, kalau aku mau, aku pasti bisa berangkat ke Jakarta, tempat rencana pelaksanaan aksi besar selanjutnya. Orang seperti aku saja bisa. Tapi orang-orang ada saja alasannya. Aku tidak suka orang yang setengah-setengah. Kalau tidak mau ikut bilang tidak ikut. Kalau sekali ikut, harus totalitas. Karena hidup itu harus total. hidup, idealisme, mahasiswa, indonesia
39
Tinggal di Jakarta? Tidak Terima Kasih 14 MEI Jakarta memang kota kelahiranku. Tapi itu tidak bisa memaksaku untuk menyukai kota yang sekeras Jakarta. Aku telah menjadi Jawa sepenuhnya dan Jogja memang lebih nyaman untukku. Aku tidak bisa hidup di kota yang mengharuskanku waspada pada orang asing yang duduk di sebelahku. Aku tidak bisa menyembunyikan uangku sedalam mungkin karena takut dicopet. Aku tidak tega ada pemulung yang menungguku selesai minum dari botol untuk minta botol bekasnya. Aku tidak mampu melihat orang yang tidur di pinggir rel kereta di stasiun. Aku tidak bisa menjadi lebih susah lagi ketika meminta bantuan orang lain dan diminta membayar lebih banyak. Aku tidak sanggup dimanfaatkan orang lain ketika aku tidak tahu apa-apa. Aku tidak mampu menjadi arogan bahkan ketika mengantri di kamar mandi. Aku tidak sanggup membayar Rp 1500 untuk teh hangat padahal di Jogja hanya Rp 700. Aku takut membonceng motor Omku dan semua motor di Jakarta yang kebut-kebutan seperti kesetanan yang tidak memedulikan orang lain yang naik motor juga.
40
Aku tidak sanggup melihat orang yang emosian dan mudah baginya untuk memukul mobil orang lain. Aku tidak sanggup memikirkan kenapa orang-orang Jakarta hanya memikirkan dirinya sendiri. Aku tidak habis pikir, terbuat dari apakah hati mereka. Jakarta memang kota kelahiranku. Tapi aku tidak bisa memaksakan diri untuk mencintai kota itu. Aku lebih suka Jogja. Kecuali untuk nenekku di Jakarta. Seorang temanku bilang, jika aku ingin menaklukkan dunia, maka aku harus menaklukkan Jakarta terlebih dulu. Tidak, terima kasih. Aku tidak terobsesi menaklukkan dunia. Aku hanya ingin dunia lebih nyaman dan lebih ramah pada kemanusiaan. Bukan dengan cara menaklukkan yang lain dan mengeraskan hati dari kepekaan. perjalanan, hidup, indonesia
41
Words Are Weapon!! 18 MEI Kata adalah senjata. Itu tidak diragukan lagi. Sudah banyak buku yang mengubah dunia, sudah banyak opini masyarakat yang disetir oleh media. Saatnya membalas kejahatan media massa dengan media massa juga. Darah dibalas darah. Tulisan dibalas dengan tulisan! Saatnya bergerak!! idealisme, menulis
42
Boedi Oetomo 21 MEI Tepat seratus tahun yang lalu, Raden Tomo dan sahabatsahabatnya secara resmi mendirikan sebuah organisasi yang beranggotakan Pribumi Jawa pertama kali di Indonesia, nama organisasi itu, Boedi Oetomo. Boedi Oetomo pertama-tama menawarkan sekolah-sekolah berkurikulum Belanda kepada rakyat, organisasi itu terus mempropangandakan bersatunya rakyat Jawa melalui organisasi. Anggota B.O. awalnya siswa sekolah dokter yang merupakan perintisnya kemudian para petinggi pemerintahan daerah dan kemudian rakyat Jawa yang selalu tunduk mengikuti pemimpin mereka. Wawasan kedaerahan yang dilakukan Boedi Oetomo, yang dalam tradisi-tradisinya menggunakan kebudayaan Jawa, yang bukannya wawasan ke-Indonesiaan, telah dimaafkan dan tidak diungkit sama sekali. Padahal yang dibutuhkan Indonesia kala itu adalah, bangkitnya nusantara secara keseluruhan untuk bersatu melawan kolonialisasi. Hal itu mungkin karena terlalu diagungagungkannya keberanian kaum pribumi untuk pertama kalinya mendirikan organisasi modern. Sebenarnya, berdirinya Boedi Oetomo itu pun sudah sangat terlambat. Organisasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh golongan Tiong Hoa telah muncul bahkan delapan tahun sebelumnya, dan tiga tahun setelah organisasi itu muncul, organisasi bentukan penduduk Hindia golongan Arab muncul menyusul, sedangkan Pribumi masih juga tidur nyenyak. Dan akhirnya kebangkitan dari terlalu lama tidur itulah yang dirayakan hingga saat ini. Dari lahirnya organisasi pertama, kemudian muncul banyak organisasi-organisasi pemuda kedaerahan. Seperti Jong Java, Jong Celebes, dan sebagainya. 43
Tapi sama sekali belum muncul organisasi yang memiliki visi berbangsa untuk bersatu diantara semua suku di Nusantara. Tapi akhirnya ada setelah dua puluh tahun kemudian, organisasi kepemudaan di daerah-daerah mulai berpikir untuk menyatukan bangsa ini, dengan Sumpah Pemudanya, mereka bersumpah bersatu meskipun bersuku berbeda. Rasa persatuan itulah yang kemudian membawa pemuda-pemuda Indonesia selanjutnya untuk melawan kolonialisme yang telah lebih dari tiga ratus tahun menguasai Indonesia. Dan puncaknya, akhirnya Indonesia mendapatkan kemerdekaannya dari Belanda pada Hari Jumat, Bulan Ramadhan, 17 Agustus 1945. Ternyata hanya sampai di sana perjuangan kepemudaan berakhir. Akhirnya para pemuda tergiur untuk menguasai pemerintahan dan perjuangan untuk rakyat pun berhenti sejak saat itu, dilanjutkan perjuangan demi golongan masing-masing. Mari kita lihat Indonesia zaman ini, sekarang Indonesia bukan hanya terlambat dua hingga delapan tahun dibanding negara lain seperti dulu, tapi kita sudah tertinggal puluhan tahun. Indonesia bahkan belum memiliki visi bangsa sesungguhnya tentang akan menjadi bangsa yang bagaimana Indonesia di masa yang akan datang. Apalagi dalam proses perintisannya. Indonesia kini seolah kembali ketika masa kolonialisasi seratus tahun yang lalu, para petinggi di atas sana masih menjadi alat atas kekuasaan diatasnya lagi yang entah siapa. Kesejahteraan rakyat sekarang tidak ada bedanya seperti ketika mereka masih dipaksa kerja rodi oleh kolonial saat itu. Para terpelajar yang sudah tahu bahwa memang ada yang salah pada bangsa ini, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa karena besok pun mereka akan bekerja untuk kekuasaan di atas sana.
44
Apa itu berarti kebangkkitan seratus tahun yang lalu itu sia-sia? Ketika keadaan bangsa ini setelah kemerdekaan tidak ada bedanya dengan keadaan bangsa saat kolonialisasi? Ternyata kebiasaan terlalu lama tidur dan tidak segera bangkit terus turun-temurun sampai sekarang. Malah mungkin lebih parah dari sebelumnya. Tapi kebangkiyan itu harus. Suatu saat nanti, Indonesia pasti akan bangun. Entah terlambat beberapa tahun dari negara tetangga atau bahkan hingga ratusan tahun dari negara lainnya. Atau pilihan lain, kita malah akan terlalu terlambat saat bangsa ini tidak memiliki pemasukan apapun dan hanya menunggu vonis bangkrut dari negara-negara di dunia. Atau lebih parah lagi, bangsa ini sudah tidak memiliki visi kebangsaannya, tidak memiliki lagi keideologisan bangsa dan kebudayaan Indonesianya, sehingga Indonesia hanya sebuah negara tanpa arti lebih dari sekedar perusahaan yang asetnya dengan mudah dipindahtangankan oleh pihak di luar sana dan hanya berpikir untuk tidak bangkrut. Yah, seharusnya momentum 100 tahun kebangkitan bangsa bukan hanya dirayakan dan disiarkan di seluruh stasiun televisi nasional, namun dengan lebih dalam lagi merenungkan, pantaskah Indonesia masih tidur nyenyak saat ini? BIBLIOGRAPHY Toer, Pramoedya Ananta. 1985. Bagian ketiga Tetralogi Buru: Jejak Langkah. Jakarta: Lentera Dipantara. indonesia, mahasiswa, idealisme
45
Butuh Pertimbangan 27 MEI Aku sedang bingung dan butuh pertimbangan teman-teman. Aku berpikir untuk keluar dari BEM beberapa bulan lagi, mungkin beberapa bulan setelah anak 2008 masuk dan aku sudah menransfer beberapa ilmu yang kudapatkan di BEM selama ini, lantas mengikuti mimpiku. Aku ingin keluar dari BEM karena beberapa alasan: 1. Karena apa yang kuharapkan dapat kudapatkan dari departemenku tidak aku dapatkan. Awal pertama kali memang, tapi sekarang sudah tidak lagi, mungkin ini permasalahan internal. 2. Kalau aku keluar departemen, aku tidak mungkin hanya pindah departemen. Karena akan menimbulkan kecemburuan antar departemen. 3. Aku mau menulis, aku mau totalitas menulis. Karena menulis itu butuh totalitas. Bikin tulisan yang benarbenar bermutu itu butuh banyak energi dan aku kecapaian tiap malam. Aku juga ingin masuk ke redaksi koran kampus. 4. Aku mau mengasah pemikiran melalui diskusi-diskusi yang bermutu di luar sana, karena selama ini aku rasa BEM Teknik belum menyediakan bentuk diskusi yang baik karena terjebak dengan rapat-rapat organisasi. 5. Aku ingin menjalani mimpiku, menjelajah Yogyakarta dan larut di dalamnya, jalan-jalan dan mengambil gambar yang bagus-bagus di seluruh pelosok Jogja yang masih abad-19 tanpa buru-buru, karena setiap sore kadang terjebak rapat tak berujung. 6. Aku ingin membuktikan bahwa, tidak ikut BEM, bukan berarti kemampuanku menganalisis berkurang. Justru 46
aku memiliki lebih banyak waktu untuk membaca, menulis, dan secara langsung turun di masyarakat. Ah ya itu semua, tapi ada yang membuatku untuk tidak bisa meninggalkan BEM: 1. BEM itu keluargaku, Kadepku sudah aku anggap bapakku sendiri. Kakak angkatanku sudah kuanggap mbakku sendiri, dan semua orang sudah kuanggap saudaraku. Aku takut ketika aku keluar dari BEM aku tidak punya siapa-siapa lagi di sini. 2. BEM menawarkan padaku beasiswa kepe-mimpinan di gedung pusat, untuk menciptakan pemimpin-pemimpin berkualitas yang disiplin dan mampu managemen. Ini beasiswa satu tahun, setelah itu aku terikat untuk menyebarkan apa yang aku dapat ke BEM. Aku ingin sekali ikut program itu karena bagus, tapi aku belum yakin apa bisa selama satu setengah tahun kedepan aku masih ada di BEM. Aku butuh mengejar mimpiku. Teman-teman ada yang bisa memberikan saran? mahasiswa
47
Amunisi Untuk Perlawanan 4 JUNI Semua orang tahu bahwa sejak akhir Mei 2008 ini pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM dan pada akhirnya harga barang-barang pokok pasti akan ikut melonjak naik. Ada yang mengalami kenaikan hanya beberapa rupiah saja, hingga ada yang mencapai dua kali lipat dari harga sebelumnya. Semua orang tentu saja protes, karena kenaikan harga barang tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan masyarakat. Tapi tidak semuanya, biasanya di saat-saat seperti ini, ada beberapa pihak yang dengan tidak tahu dirinya memperjuangkan kenaikan gaji mereka yang padahal sudah berlimpah itu dari uang rakyat. Tentu saja orang-orang yang kumaksudkan adalah wakil-wakil rakyat kita di atas sana. Sekarang memang belum terdengar permintaan kenaikan gaji para anggota yang terhormat itu. Namun kita tentu saja tidak bisa melupakan sejarah. Dan tulisan ini dipersiapkan untuk memberikan amunisi awal berupa data-data tentang pendapatan para dewan yang terhormat selama ini, dan akan siap diledakkan ketika mereka sudah meminta dengan terbuka beberapa bulan lagi saat rapat perencanaan anggaran belanja masing-masing pada akhir tahun nanti. Berikut data-data keuangan yang didapatkan selama tahun 2003 dan sebelumnya. Bantul-Yogyakarta, pada tahun 2000 sebuah kunjungan dinas Dewan Kabupaten Bantul menghabiskan dana sekitar Rp 90 Juta. Tangerang, sekitar tahun 2000 rata-rata pendapatan seorang anggota dewan sekitar Rp 700 Ribu perhari, padahal rata-rata 48
pendapatan warganya hanya Rp 58 Ribu perhari. Anggaran pengadaan mebel yang didapat tiap anggota DPR sekitar Rp 100 Juta dan diberikan sebagai uang tips tahunan. Tiap anggota dewan juga mendapatkan uang pelicin untuk menerima LPJ Bupati selama 4 kali dan masing-masing Rp 25 Juta. Malang, akhir 2002, hutan kota seluas 28,5 hektar dirubah untuk pemukiman yang tendernya dimenangkan oleh pengembang, padahal keputusan dewan belum fix tapi tanah sudah diratakan. Magetan, di kota kecil itu, yang gaji standar anggota dewan sekitar Rp 2,1 Juta perbulan, para anggota dewannya meminya gaji awal Rp 4 Juta perbulan dan disetujui. Lalu dinaikkan lagi mencapai Rp 7,5 Juta. Puncaknya Februari 2003, para dewan legislatif di Magetan mengadakan kunjungan ke Batam. Padahal sifat dasar Kota Magetan sebagai penghasil kerajinan tangan sangat berbeda dengan Batam sebagai kota industri. Lalu dianggarkan kunjungan Rp 10 Juta per anggota yang biasa, dan lebih besar untuk anggota yang lebih “besar” lagi. Yang tidak ikut tetap mendapatkan dana kunjungan. Sumatra Selatan, adanya fasilitas perumahan yang dianggarkan dalam APBD sebesar RP 75 Juta per anggota legislatif. Terdapat perbedaan yang sangat jauh antara jumlah gaji anggota legislatif kabupaten yang hanya Rp 700 Ribu, tapi gaji anggota legislatif kota sebesar Rp 9 Juta, padahal yang layak hanya Rp 5 Juta. Sumatra Selatan, sebuah perjalanan dinas pada pertengahan Juli 2003 yang dalam prakteknya hanya bagi-bagi duit, tiap anggota mendapatkan Rp 25 Juta. Dan setelah disahkannya APBD 2003, dibagikan uang tunjangan operasional sebesar Rp 100 Juta per anggota.
49
Bengkulu, memiliki pendapatan daerah PAD 2003 sebesar Rp 43 Milliar. Namun dalam APBD alokasi biaya pendidikan hanya sekitar 4,9% turun dari tahun sebelumnya yang mecapai 5% dari total APBD. Padahal, tiap anggota dewan mendapatkan kendaraan operasional yang berupa sebuah mobil yang dianggarkan Rp 80 Juta per orang. Jumlah anggota dewan 45 orang dengan masing-masing Rp 80 Juta bernilai hampir Rp 4 Miliar. Itu berarti sama saja memotong 10% PAD. Bogor, tiap walikota tiap tahun membuat Lembar Pertanggung Jawabannya kepada DPR Kota, untuk diterima atau ditolak. Dan Walikota Bogor saat itu, Iswara Natanagara, memberikan dana sekitar Rp 1,6 Miliar untuk meluluskan LPJnya. Banten, tunjangan rumah tiap anggota DPR sebesar Rp 100 Juta. Jawa Barat, pada awal tahun 2000, penyimpangan uang pakal penerangan jalan umum besarnya hampir Rp 54 Miliar. Dan terjadi kavlinggate (orang Bandung mengenalnya dengan kadeudeuh) merupakan ungkapan terimakasih karena PAD (Pendapatan Asli Daerah) naik dari target Rp 450 Miliar menjadi Rp 750 Miliar. Namun beberapa bulan kemudian dana terimakasih muncul lagi. Dan karena mencurigakan, di-blow-up ke media. Jawa Tengah, dana mobilitas anggota dewan Rp 95 Juta pertahun (diketahui ketua dewan mobilnya lima, ketiga wakil dewan masing-masing memiliku tiga mobil). Karena periode anggota dewan sudah hampir habis, para anggota yang terhormat itu menganggarkan dana purnabakti sebesar Rp 100 Juta pada tiap anggota. Padahal gaji mereka tiap bulan sudah sebesar Rp 12 Juta. Bukan berarti daerah-daerah lain tidak ada kecurangan. Melainkan yang terbuka ke media hanya beberapa kasus. Dan 50
yang mampu dimuat dalam buku saku kecil yang aku pinjam dari Mba Kiki ini hanya mampu menampung beberapa dari beberapa itu. Lagipula, buku ini diterbitkan untuk kepentingan salah satu partai politik yang tidak berhak aku sebutkan di sini, untuk mendapatkan dukungan pada pemilu 2004. Tapi data-datanya akurat, aku yakin. Ini memang data-data lima tahun yang lalu, tapi untuk tahuntahun sekarang, tidak menutup kemungkinan yang seperti itu tidak sedang terjadi. Mari mengingat kembali saat periode ini, tiap anggota DPR diberikan laptop untuk menunjang pekerjaannya. Atau ada yang lain lagi namun tidak diungkap ke media. Bagaimana dengan besok? Kita lihat saja. BIBLIOGRAPHY Akbar, Subhan. dkk. 2003. Mereka Melawan Korupsi. Jakarta: Penerbit Pustaka Saksi. indonesia, idealisme, mahasiswa
51
Dua Puluh Empat Jam 6 JUNI Setiap orang diberikan waktu yang sama dalam sehari. Dua puluh empat jam. Tapi penggunaan waktu mereka berbedabeda tergantung orang itu sendiri. Ada yang merasa sehari waktu dua puluh empat jam itu tidak cukup, atau ada bahkan yang merasa dua puluh empat jam terlalu lama. Einstein bilang kecepatan itu relatif, tapi orang-orang juga bilang waktu itu relatif. Terlalu lama atau terlalu cepat dua puluh empat jam itu memang tergantung dengan seberapa banyak kegiatan yang dilakukan seseorang. Seberapa besar atau kecil efek dari kegiatan yang dilakukan. Juga seberapa lama kegiatan itu dilakukan. Menunggu membuat waktu terasa lebih lama. Tapi tidur itu membuat waktu terasa cepat sekali berlalu. Mengerjakan tugas dengan dikejar deadline membuat waktu terasa cepat. Tapi mendengarkan kuliah yang membosankan membuat waktu terasa berjalan lambat. Dan duapuluh empat jam tiap orang bisa berbeda-beda. Rasulullah tidur hanya empat jam sehari, selebihnya berdakwah. Mungkin berada dalam kajian-kajian bersama para sahabatnya. Mungkin berada di rumah-rumah orang miskin yang beliau santuni. Mungkin berada dalam rumahnya sedang shalat. Mungkin seharian mengembala domba saat masih remaja. Atau banyak kegiatan lain. Orang biasa pun punya waktu sama seperti semua orang di dunia ini: dua puluh empat jam. Tapi ada segolongan orang yang menghasilkan sesuatu yang besar dalam hari-harinya. Tidur hanya sebentar, bangun pagi-pagi sekali untuk beribadah, dan 52
atau bekerja, dan atau belajar. Dan seharian bekerja, belajar, atau beribadah seperti kita. Namun malamnya mereka tidur lebih larut malam untuk bekerja, belajar, dan beribadah. Mereka adalah orang-orang yang tidak mau atau tidak bisa tidur lebih lama dari beberapa jam itu. Tapi adalagi orang yang seharian hanya makan, tidur, dan bermain. Bangun tidur kemudian makan dan bermain tanpa melakukan apa-apa. Lalu tidur lagi, dan besok begitu lagi. Seterusnya. Mereka belum tahu apa yang bisa mereka lakukan dalam hidup mereka selain itu. Tapi yang paling penting dari semua itu adalah, tiap detik, tiap jam, tiap dua puluh empat jam, tiap hari, tiap bulan, tiap tahun, bahkan seluruh hidup kita, akan dipertanggungjawabkan suatu saat nanti. Entah apapun kegiatan yang kita lakukan selama ini semuanya akan ditanyakan. Tidur, main game, smsan, jalanjalan, kuliah, hunting foto, atau yang lain. Semuanya dipertanggung-jawabkan. Setiap orang memang diberi bekal dua puluh empat jam yang sama dalam sehari. Tentang bagaimana memanfaatkannya, semuanya kembali pada masing-masing orang bagaimana kebutuhan dirinya, apa yang bisa dilakukannya, apa kewajibannya. Pasti yang paling tahu semua itu adalah pribadi masing-masing. Dan ya, semuanya dipertanggungjawabkan. hidup
53
Seratus Puisi Untuk Negeri 6 JUNI BEM KM UGM Hari Rabu, 4 Juni 2008, kemarin mengadakan aksi damai pembacaan puisi untuk menolak kenaikan BBM. Mahasiswa sendiri sudah muak berdemonstrasi di jalan-jalan namun tidak digubris pemerintah. Apalagi dengan pandangan negatif demonstrasi anarkis yang selama ini terjadi. Beberapa mahasiswa yang juga sudah mual melihat mahasiswa-mahasiswa lain yang tidak peduli bahkan mencibir demonstrasi menentang kenaikan BBM. Adanya kenyataan bahwa pemerintah baru tahu kondisi rakyatnya setelah membaca dari surat kabar terdengar begitu menyedihkan. Berita tentang seorang balita terkena busung lapar atau musibah demam berdarah atau yang lainnya, pemerintah baru mengetahuinya dari media. Dan begitu juga sebuah tindakan demonstrasi terekspos di media, pemerintah pasti akan tahu, Hal ini mendorong BEM KM UGM untuk merubah format aksiaksi selanjutnya. Sebuah aksi baru diekspos media dan didengar pemerintah jika aksi itu menampilkan aksi teatrikal dan sebagainya atau malah sekalian anarkis. Tapi tidak, tujuan demonstrasi adalah menyampaikan aspirasi, dan tidak perlu dengan anarkis. Akhirnya konsep yang dipilih untuk aksi kali ini adalah pembacaan puisi. “Selama ini demonstrasi jarang digubris pemerintah, makanya demonstrasi dilakukan dengan seni, misalnya membaca puisi seperti ini. Kalau pemerintah tetap tidak mendengarkan, nurani mereka memang sudah mati,” begitu kata Budiyanto, Presiden BEM KM UGM.
54
Aksi dimulai pukul 10:00 pagi di Bundaran UGM dan mengundang beberapa tokoh masyarakat yang bersedia membacakan puisi yang dibuatnya masing-masing. Temanteman yang membawa puisi dan berminat membacakannya pun diberi kesempatan mendeklamasikannya. Aksi damai seperti ini bukan hanya menghindari tindakan anarkis, tapi juga menghindari penunggangan kepentingan dan provokator. Semoga aksi damai teatrikal seperti ini juga dilakukan pihak-pihak lain yang berusaha menyampaikan aspirasinya pada pemerintah. ___ Aku malu jadi mahasiswa, ketika melihat penderitaan rakyat, aku hanya bisa diam saja. Aku malu jadi mahasiswa, ketika melihat para demonstran, aku hanya menertawakannya. Aku malu jadi mahasiswa, ketika pejabat di atas sana korupsi uang rakyat, aku juga berfoya-foya korupsi uang orang tuaku. indonesia, mahasiswa, idealime, puisi
55
AS dan Yahudi versus Islam 21 JULI Kali ini aku akan angkat bicara tentang proses penghancuran Islam yang dilakukan Amerika dan Yahudi. Tujuan AS dan Yahudi adalah untuk menciptakan sebuah tatanan dunia baru di mana AS menguasai semua negara Muslim. Untuk dapat masuk ke wilayah itu, mereka berencana mengekspor budaya Barat kepada rakyat setempat melalui antek-antek mereka yang telah ditempatkan dan dibiayai oleh Barat. Para kaki tangan ini dikenal semua orang sebagai para pemimpin semua negara Muslim kecuali Iran. Mereka tunduk pada imperialisme AS dan sibuk menuruti perintah Barat. Para ulama dipekerjakan oleh mereka untuk mengontrol masjid-masjid agar menyesatkan rakyat. Ulama-ulama ini mengajar Islam ala Amerika, agama yang pasif dan pasrah, yang berdasarkan ritual belaka. Memisahkan masjid dengan negara adalah tujuan utama mereka. AS ingin memenuhi tanah-tanah Muslimin dengan nilai-nilai Barat. Mereka akan, dan bahkan di banyak negara sudah, mengekspor pola pikir dan kemerosotan moral mereka. Semua orang bisa melihat hal ini relatif sudah berhasil sekarang. Di kota-kota besar Muslimin, hal ini telah merajalela. Generasi muda kita mencampakkan Islam dan beralih ke Barat. Narkoba, alkohol, mode fashion, bintang film, dan sejenisnya mengisi pikiran dan tubuh mereka. Wanita-wanita kita meninggalkan peran mereka dan mengubah diri mereka menjadi alat permainan. Tidak jarang kita melihat banyak diantara mereka mengenakan pakaian minim, memamerkan dandanan dan tatanan rambut mereka.
56
Bila kaum wanita dan generasi muda tersesat, masyarakat akan segera hancur. Kasino, gerai-gerai pornografi, film-film Barat, serta acara TV akan segera muncul. Kaum wanita akan menuntut diperlakukan sebagaimana dikenal sebagai gerakan feminis, bukannya sebagai bunga-bunga indah yang identik dengan diri mereka. Ini akan menyebabkan merebaknya perzinahan, perselingkungan, dan bahkan aborsi. Para pemuda akan meninggalkan masjid dan menuntut agar semua orang diperlakukan sama – kaum homoseksual, narapidana, anggota geng. Mereka akan keluar dari sekolah dan terpaksa menghabiskan berjam-jam waktu dan energi untuk mengurusi gaya rambut, musik, dan narkoba. Dan tentu saja, berbagai aktivitas ini menguntungkuan pria-pria yang gemar dengan ketidaksenonohan dan orang-orang yang meraup uang banyak dari bisnis ini. Kaum pria-lah yang ingin melihat wanita-wanita telanjang, dan kaum pria-lah yang membuat serta menjual komoditas-komoditas seperti narkoba, mode, dan hiburan itu. Islam datang untuk membersihkan dunia dari kejahatan dan kekotoran itu. BIBLIOGRAPHY Hasib, Laila. 2005. The Sandhills of Arabia. Jakarta: Zahra Novel ruh, idealisme
57
Versus 21 JULI Ribuan kali bumi mengelilingi matahari. Puluhan ribu kali pula, bulan mengitari bumi. Dalam masa itu, terlahir orang-orang yang berkali-kali mengubah wajah dunia. Dalam masa itu pula, terlahir orang-orang yang tidak pernah berbuat apapun hingga saat mereka dikubur di perut bumi. Banyak. Jumlah mereka banyak. Bahkan terlalu banyak. Namun, sejarah tidak pernah menitikkan setetes tinta pun untuk menuliskan apa yang mereka lakukan. Sepertinya, keberadaan mereka sama dengan tidak adanya. Ada, namun tidak ada artinya. Bumi akan menjadi saksi atas apapun yang kalian lakukan. Ada pejuang, ada pecundang. Pilihan ada di tangan kalian. (openmind minimagz) idealisme, hidup, puisi
58
Pendidikan yang Sempurna 30 JULI Pendidikan itu mendewasakan. Sistem pendidikan yang paling sempurna adalah sistem pendidikan yang menjadikan seorang anak laki-laki tumbuh besar menjadi laki-laki sejati, menjadikan seorang anak perempuan menjadi seorang wanita hebat. Yang mengajarkan tindakan konstruktif dan bukannya destruktif. Dan yang terpenting, menjadikan seorang anak untuk berani, jujur, dan baik hati. indonesia, idealisme
59
Aku Make Nulis Sebagai Alasan 30 JULI Aku memang bodoh. Berminggu-minggu aku berada di dalam kos, tidak punya kegiatan apapun. Lalu aku ditanya oleh Ketua BEMku, selama ini aku sibuk apa, kenapa sudah jarang terlihat di BEM. Aku bilang, “Ya ngapain Mas, palingan nulis,”, padahal aku tidak merasa sedang sibuk. Ohya? Aku memang menulis. Menulis ide tiba-tiba ini dalam buku tulisku dan menyalin tulisan ke dalam laptopku. Kadang memilih tulisan untuk diposting di blog. Tapi seharusnya yang aku lakukan tidak hanya itu. Aku selama di kos membaca ulang buku-buku milikku, mengunjungi taman baca dan meminjam buku-buku dari sana, menonton film-film pembangkit semangat syahid di film-film Perang Irak dan Penjajahan Palestina, mencuci dan mandi. Tapi ada satu hal yang membuatku terlihat bodoh di mataku sendiri. Semua hal yang aku lakukan selama waktu-waktu kosongku, tetap bisa dan pasti bisa aku lakukan sepanjang waktu penuhku. Ah ia, aku memang bodoh. Kalau aku menggunakan alasan menulis, seharusnya aku memang sedang menulis sesuatu yang besar. Mengumpulkan data-data untuk menulis sebuah buku atau bahkan menulis novel panjang berarus-ratus halaman tentang kemerdekaan pribadi. Bukan menulis tulisan tangan ringan seperti yang sudah sering aku lakukan setiap hari, bahkan saat sibuk kuliah. Seharusnya liburan panjang begini ada bekasnya, meskipun aku hanya menggunakan liburan ini untuk menulis, maka sudah seharusnya lah aku menulis sesuatu yang besar. menulis
60
Obama itu sama Buruknya dengan Bush 30 JULI Aku memutuskan untuk menjadi penolak Bush karena kebijakan-kebijakan pemerintahannya yang selama ini memusuhi Islam. Dapat dilihat dari invasi AS atas Irak sewaktu aku masih SMP. Dari awal alasan AS adalah untuk merampas kilang minyak Irak namun dengan alasan bahwa Irak memiliki senjata pemusnah masal. Dulu, Saddam Hussein melakukan kejahatan kemanusiaan karena didukung AS, kali ini karena ia tidak berguna lagi, maka AS berusaha menghancurkannya. Bush juga sangat pro-zionisme di Timur Tengah. Ia memveto banyak keputusan Dewan Keamanan PBB sehingga keadilan akan kemanusiaan tidak bisa tercipta di Timur Tengah. Bush sudah menjabat dua periode masa jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat. Dan kini tidak maju lagi sebagai Calon Presiden. Untunglah. Sekarang ada Barrack Obama, yang menurutku calon terkuat untuk jadi Presiden Amerika mendatang. Dia punya banyak alasan untuk dipilih rakyat Amerika. Dia kulit hitam, pasti semua orang kulit hitam Amerika mendukungnya karena selama ini kulit hitam selalu didiskriminasi. Pidato Obama juga bagus sekali. Dia berasal dari keluarga yang heterogen dan inilah yang membuatnya sangat Amerika. Dia juga masih muda. Presiden Amerika impian. Tapi ada satu hal yang membuatnya sama saja dengan presidenpresiden Amerika lainnya. Dia setuju dengan penjajahan yang dilakukan Israel pada Palestina. Alasnnya karena suatu saat dia pernah melihat seorang anak Yahudi yang menangis kepada orang tuanya karena tidak punya rumah. Aku heran, apa hanya 61
itu alasannya mendukung penjajahan Israel? Itu tidak masuk akal. Karena seharusnya Obama juga melihat bahwa ada jutaan anakanak Palestina yang sudah mati syahid karena penjajahan yang dilakukan Israel di atas tanah negeri mereka. Sisa yang masih hidup, jutaan lagi, telah kehilangan orang tua mereka, saudarasaudara mereka, dan bahkan masa depan mereka. Anak-anak ini masih berjuang, baik di pembuangan di Lebanon dan Suriah ataupun di daerah pendudukan, Gaza dan Tepi Barat. Semua itu akan menjadi masuk akal, kalau tujuan Obama mendukung penjajahan Israel atas Palestina hanyalah untuk mendapatkan dukungan dari penguasa-penguasa Yahudi yang menguasai Amerika agar dia bisa menjadi Presiden Amerika selanjutnya. Semuanya toh sama buruknya. Apakah aku harus mengganti user name emailku dari musuhnya_bush menjadi musuhnya_obama? Lihat saja nanti, kebijakan mengerikan apa saja yang akan dikeluarkan Obama. idealisme, mahasiswa
62
Pahlawan Itu Tidak Nyaman 3 AGUSTUS Manusia sering melalui banyak tahapan pengambilan keputusan dalam hidupnya. Aku pernah melakukan pengambilan keputusan untuk membongkar sebuah rahasia besar. Kebenaran memang sangat pahit. Tapi ini penting bagi hidupku. Temanku juga sering mempertanyakan, apakah yang dilakukannya selama ini benar, dia ragu atas keputusan yang sudah diambilnya. Temanku ini berada di daerah tidak amannya. Berada dalam kondisi yang kita sama sekali belum pernah merasakan dalam jangka waktu yang lama membuat siapa pun bisa ragu pada awalnya. Tapi merasa tidak aman, bukan berarti harus waspada selamanya. Justru di saat-saat tidak amannya, akan muncul kehebatannya. Bagaimana ketangguhan seseorang bisa muncul kalau dia hanya tidur di rumah, makan tinggal makan, tidak perlu sulit mencari? Kalau ada di tempat yang tidak aman, seseorang terpacu untuk bisa survive, dari usaha untuk bisa survive itulah dari dalam dirinya bisa keluar kehebatan sesungguhnya. Semua itu harus ada pemicunya. Detective Conan jadi seru karena dia diminumin APTX, tubuhnya mengecil, dan jadi lah banyak kasus yang harus dipecahkan. Film L Change The World jadi seru karena L menentukan tanggal kematiannya sendiri di DeathNote. Para founding fathers negara ini dulu juga jadi pahlawan karena tidak terima bangsa ini dijajah. Kita semua juga jadi pahlawan
63
bangsa ini dan berjuang demi Indonesia karena banyak yang harus diperbaiki dari Indonesia meski dengan berbagai cara. Kita semua tidak mungkin bisa jadi pahlawan, kalau seandainya kita lahir di Amerika, yang negaranya sudah maju, yang tidak membutuhkan kehadiran pemuda-pemudanya lagi. Makanya pemuda di sana tidak punya pekerjaan lalu mudah memakai narkoba. Setidaknya, kepahlawanan muncul dari ketidakadilan dan untuk berusaha bersifat pahlawan, tidak bisa hanya tidur di kamar, makan sekenyang-kenyangnya, dan main The Sims sampai tidak kenal waktu. Berusaha bersifat pahlawan, berarti terjun ke daerah tidak nyaman. idealisme, hidup
64
Masa Laluku Berarti Peledakan 10 AGUSTUS Masa-masa paling sulit dalam hidupku adalah ketika SMA. Kata orang, masa SMA adalah masa terindah dalam hidup seseorang, tapi tidak buatku. Karena masa SMA adalah titik balik dalam hidupku. Saat itu aku harus memilih untuk menyembunyikan perasaan dan melarikan diri dari kenyataan atau malah menghadapinya dengan penuh perjuangan agar tidak jatuh atau kalah. Ini semua tentang masalah keluargaku. Keluargaku sekarang memang tidak broken. Untungnya sekarang semuanya sudah selesai dan kami semua, aku dan ketiga adikku, masih bersama. Seberapa bencinya seorang anak pada kedua orang tuanya, dia tidak pernah ingin keduanya bercerai. Berharap mereka mati itu mungkin. Aku tidak bisa membuka permasalahan internal keluargaku di sini. Aku tidak bisa memihak keduanya. Dan aku membenci keduanya. Dan memilih untuk tidak peduli pada masalah mereka sejak SD. Terserah apa yang terjadi, aku tidak mau tahu. Ketika SD aku sudah pernah minggat beberapa kali. Sejak SMP aku sudah berpikir untuk memakai narkoba. Sejak SMA aku sudah berpikir untuk bunuh diri. Saat aku SMA, saat-saat paling burukku, aku bergaul dengan berandalan yang orangtuanya sama-sama broken. Aku nyaman berada dengan mereka. Teman-temanku itu tahu bagaimana mengalihkan pemikiran. Aku akhirnya bermain-main dan sesukanya sendiri. Selama SMA, kecerdasanku di sekolah menurun, dan aku tidak punya prestasi apa-apa. 65
Sampai tiba suatu hari, aku berada pada kondisi yang paling menekan seumur hidupku. Malam itu Papa menyalahkanku atas nilai-nilaiku dan mencapuri urusanku yang bukan urusannya. Di rumah saat itu, aku menumpahkan segalanya. Semua perasaanku dan pemikiranku di depan seluruh keluargaku. Aku membuka lebar-lebar rahasia masing-masing Mama dan Papa, juga apa yang selama ini aku sembunyikan dan bertapa tersiksanya aku selama ini telah menyembunyikan rahasia itu. Aku mengungkapkannya dengan penuh emosi meledakkan segala amarah, dan menumpahkan semua tangisan. Setelah itu Mama memelukku, Papa juga memelukku. Itu pertama kalinya pelukan yang pernah diberikan Mama dan Papa kepadaku. Setelah peledakan emosi itu, meskipun sebelumnya aku tidak pernah jujur mengatakannya, aku merasa menjadi anak paling bahagia. Aku menjadi tahu bahwa Mama dan Papa menyayangiku dengan cara mereka sendiri. Ini titik paling emosional dan paling berharga dalam hidupku. Karena kalau saat itu aku tidak mengatakan apa-apa pada semua orang dan takut keluargaku akan hancur, aku tidak akan pernah merasakan menjadi anak paling bahagia sedunia. Kalau saat itu aku tidak meledak, aku akan tumbuh menjadi anak berandalan seperti teman-temanku itu sekarang, aku akan tersiksa dengan perasaan dan penutupan rahasia itu. Dan aku tidak akan pernah sadar bahwa kedua orangtuaku sangat menyayangiku. Selama ini banyak teman yang menganggap hidupku sempurna, tapi kenyataannya tidak kan? keluarga, hidup
66
Hymne Gadjah Mada 15 AGUSTUS Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku disuruh menghafal Hymne Gadjah Mada. Sebuah lagu yang biasa dinyanyikan saat Ospek. Dan memang benar, saat Ospek tahun ini, pemandu diperintahkan untuk menghafal untuk dinyanyikan saat upacara. Buatku, yang auditorinya sangat buruk, tidak cepat hafal lagu, tidak kenal nada tapi warna, sangat sulit menghafal Hymne Gadjah Mada. Kalau boleh jujur, aku sebenarnya tidak hapal keseluruhan Indonesia Raya. Temanku meragukan aku orang Indonesia atau bukan. Meskipun dibalik Hymne itu mengandung makna yang luar biasa, bahwa seorang Gadjah Mada harus berbakti pada bangsanya, tapi pengenalan ke mahasiswa baru sangatlah kurang. Maksudku, feel-nya sekarang sudah tidak ada lagi. Lagu Indonesia Raya kalau dinyanyikan saat upacara aku tidak hapal. Lain halnya kalau nonton pertandingan bola Indonesia versus Arab Saudi dulu, aku bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya bahkan sampai nangis! Menurutku, sebuah nasionalisme atau universitalisme tidak bisa hanya disandang seseorang yang hapal sebuah lagu kebangsaan atau lagu hymne. Lebih dari itu, juga harus ada pemantiknya. Misalnya dari hal yang paling sederhana, seperti pertandingan sepakbola atau bulu tangkis. Atau bisa juga dengan pemantik yang lain selain olah raga. Misalnya memperjuangkan kedaulatan Indonesia dari intervensi pihak asing. Misalnya menolak penjajahan atas rakyat Indonesia sendiri oleh perusahaan asing. Misalnya mengusahakan sebuah desa dengan sumber energi biogas. Misalnya minta bantuan dokter-dokter dengan kepedulian tinggi untuk sehari saja 67
memeriksa dengan gratis penduduk desa. Atau apalah, yang bukan hanya menghapal lagu kebangsaan atau bersikap tubuh hormat pada bendera yang tanpa tahu maknanya apa. Untuk skala universitas, bisa juga dengan memperjuangkan penghapusan biaya BOP. Bisa juga dengan memperjuangkan penghapusan SPMA. Lalu kenapa harus dengan menghafal Hymne? indonesia, mahasiswa
68
Buku Blog 19 AGUSTUS Kemarin aku ke Toga Mas, dan melihat kenyataan baru. Sekarang ini sedang zaman-zamannya banyak buku blog. Aku perhatikan, trend ini ada setelah kesuksesan buku blog Kambing Jantan punyanya Raditya Dika. Meskipun aku menganggap itu buku agak tidak penting, tapi aku coba fair dengan mengalisis kenapa buku itu menjadi best seller. Buku itu jadi best seller, karena buku itu melawan arus. Karena pada awalnya, ia adalah buku pertama dari jenis yang berbeda dengan buku-buku kebanyakan waktu itu yang bertema serius. Buku Ayat-Ayat Cinta-nya Habiburrahman juga menjadi best seller karena belum pernah ada buku novel religius seperti itu. Buku Laskar Pelangi juga best seller karena menceritakan kehidupan dengan cara yang berbeda. Intinya, buku-buku menjadi best seller, selain karena cara penulisannya bagus, ia juga berani mendobrak mainstream pasar. Coba lihat begini, kalau sudah banyak buku seperti buku blognya Raditya Dika yang menawarkan hiburan seperti itu, apa masih mungkin ada satu buku yang best seller? Sekarang juga banyak, buku-buku baru yang laku beberapa namun sudah diberikan tulisan best seller yang hanya bohongan. Lalu kenapa, ternyata buku blog – buku blog yang dibubukan itu semuanya blog aneh seperti Raditya Dika? Aku memang hampir mengatakan blognya hanya lucu kemudian selesai. Menurutku, kalau di Indonesia sudah ada satu blog aneh seperti itu yang dijadikan buku, itu sudah lebih dari cukup. Tidak perlu ada blog-blog semacam itu yang dijadikan buku lagi. Dan ya ampun, dunia blog itu jauh lebih banyak manfaatnya daripada hal-hal aneh yang diceritakan blog-blog aneh. Malahan 69
blog-blog lainnya itu lebih penting dijadikan buku daripada blogblog aneh itu. Sebut saja blog-blog pemikiran yang keren-keren yang dimiliki orang-orang atau komunitas idealis. Dari blog pribadi milik Raisa, blog guebukanmonyet, blognya Mas Hilmy, blognya Mba Mia, hingga blog komunitas seperti Jakarta Butuh Revolusi Budaya. Tapi kenapa begitu bagusnya blog-blog temanku itu tidak dibukukan? Lagi-lagi alasannya pasar. Pasar mengikuti trend yang ada, ataukah pasar yang membuat arus, sehingga semuanya takluk pada pasar? buku, membaca
70
First Case 19 AGUSTUS Ospek Fakultas Teknik belum dimulai, namun kasus pelanggaran sudah terjadi. Sebuah tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan telah dilakukan antara panitia, aku sebut saja Komisi Disiplin, dengan mahasiswa baru, yang aku bela. Ada beberapa pihak yang dilibatkan dalam kasus ini, aku jelaskan latar belakang masing-masing dengan singkat. Mahasiswa baru Angkatan 2008 di sini sebagai korban, benarbenar baru, karena kejadian pelanggaran itu terjadi bahkan sebelum ospek dimulai atau peraturan peserta maupun panitia belum diumumkan. Panitia, dalam hal ini Komisi Disiplin, sebagai tersangka. Tahun ini mereka diharuskan menghindari presepsi kejam mereka, tapi ternyata tidak berubah. Bahkan mereka lebih tidak tahu aturan. Dewan Pengawas (DP) dan Komisi Khusus (Komsus), adalah dua lembaga independen yang menerima laporan pelanggaran yang dilakukan baik oleh panitia maupun peserta. Aku di sini ikut bersuara, aku bertugas sebagai pemandu mahasiswa baru, tiap kelompok terdiri dari 40 orang mahasiswa baru dan ada dua pemandu. Pasanganku Mas Reza. Beini, pelanggaran itu terjadi saat briefing Ospek mengenai parkir. Parkir bagi mahasiswa memang sudah disediakan di sekitar Tugu Teknik, tapi setelah pukul satu, semua motor harus sudah dipindahlan ke tempat-tempat parkir di tiap jurusan. Komisi Disiplin yang memiliki fungsi keamanan, mereka hanya datang ketika pengusiran motor mahasiswa baru saat pukul 71
satu itu. Mereka mengusir dengan berteriak-teriak, yang memang itu pekerjaan mereka. Mereka meminta uang parkir sebesar Rp 2 Ribu per motor. Ada beberapa helm yang disita karena motor terlambat dipindahkan. Untuk menebusnya diharuskan membayar Rp 5 Ribu disertai hukuman fisik dijemur menghadap matahari. Mahasiswa baru yang melawan, disiram air oleh Komdis. Disitanya helm karena motor terlambat dipindahkan itu masuk akal. Karena yang salah adalah mahasiswa. Tapi untuk menebusnya harus melalui hukuman uang dan fisik, itu tidak asuk akal. Tidak ada peraturan Komdis berhak meminta uang parkir pada mahasiswa. Karena di Teknik, parkir mahasiswa memang tidak dipungut bayaran. Aku hanya ingin menggarisbawahi, bahwa telah terjadi pungutan yang menjurus ke pemalakan liar seperti itu. Maka seharusnya uangnya harus dipertanggungjawabkan oleh Komisi Disiplin. Mereka memanfaatkan mahasiswa baru untuk keuntungan pribadi. Maka kemarin dalam rapat besar seluruh panitia, Mas Reza berusaha melaporkan ini kepada DP dan Komsus. Namun yang terjadi adalah DP tidak menerima pelanggaran yang terjadi sebelum atau sesudah 4 hari Ospek yang akan datang. Mereka menolak menangani kasus ini. Komisi Khusus sama saja, mereka juga menolak dengan alasan jenis kasus ini bukan ditangani oleh Komsus, namun oleh Dewan Pengawas. Kasarnya, mereka takut pada Komdis sehingga melempar tangungjawab. Komdis itu seperti mafia yang ditakuti semua orang. Mas Reza kesal sekali dan tadi malam mengirimkan sms; “Aku ingin marah, Nad! Mana keadilan?! Kenapa orang-orang pengawas itu bangga kalau mereka independen, namun berhadapan dengan masalah saja takut?! Sama, saya juga takut, 72
tapi kenapa kita tidak bersatu saja?!” Aku beruntung memiliki parter seperti Mas Reza, yang sangat kritis membela keadilan. Ada orang yang merasa diri mereka penting karena mereka membuat undang-undang dan menjadi pengawas sehingga merasa jabatannya berada di puncak. Mereka mondar mandir merasa penting karena independen, tapi ternyata tidak berani tegas atas suatu masalah. Contoh orang-orang itu ya seperti DP dan Komsus itu. Kenapa Mas Reza, aku dan pemandu lain tidak bisa melakukan apa-apa? Karena kami tidak memiliki hak melawan. Pemandu hanya diperbolehkan menerima keluhan pelanggaran kemudian meneruskan laporannya kepada DP dan Komsus. Biarkan mereka yang menangani, karena itu fungsi mereka. Meskipun impoten. Kenapa Komdis sangat ditakuti? Karena orang-orang itu menggunakan kekerasan tepat di wilayah yang tidak bisa dituntut secara hukum, mereka cerdas sehingga tahu di bagian mana mereka tidak mampu dilawan. Sial. mahasiswa, idealisme
73
Bapak Ideologisku 9 SEPTEMBER Namaya Muhammad Firman. Pernah tinggal di banyak tempat di Indonesia, namun selama kuliah di ITB hingga sekarang, dia tinggal di Bandung. Dia kakak kelasku di SMA 3 Semarang. Meskipun aku tidak pernah melihatnya sekolah karena jarak angkatan kami begitu jauh, yaitu 9 tahun, namun dia sangat peduli dengan SMA. Dia sering datang ke SMAku, mengajarkan idealisme sejak dini. Dulu ketika SMA pun, dia dan teman-teman baiknya melakukan banyak hal untuk SMA 3 Semarang. Diantaranya menetapkan dasar-dasar bagi organisasi terbesar SMA 3 Semarang, KS 149 yang ditempat lain dikenal dengan nama pramuka. Juga di dalam organisasi kekritisan yang aku ikut di dalamnya, Forum Diskusi Ilmiah. Mas Firman, begitu aku panggil, sangat idealis. Dia berpikir banyak hal, membaca banyak hal, dan menuliskannya. Ia tidak sungkan membaginya dengan orang lain. Cita-cita besarnya adalah menyejahterakan rakyat Indonesia dan juga berdaulat. Sekarang ia memilih melepas pekerjaannya di Salman ITB untuk membaktikan diri pada masyarakat di sekitar lingkungannya. Menolong pekerjaan pembuatan jembatan, pembangunan sistem irigasi maupun sanitasi yang baik, menolong seorang anak untuk dapat diterima di sekolah dengan beasiswa, dan sebagainya. Dia sangat bahagia dengan hidupnya. Mas Firman, sejak aku SMA Kelas 1, sering datang ke Semarang dari Bandung, untuk mengajarkan pada kami dasar-dasar hidup. Memberitahukan kami buku-buku bagis, mengajak kami belajar dari alam, menyelami pribadi untuk mencari jati diri, memberi tugas menulis, juga public speaking. 74
Ketika dilihatnya hanya aku yang excited dengan pelajarannya, akhirnya beberapa kali aku mendapatkan kelas intensif sendirian. Teman-temanku yang lain, saat itu kami sebelas orang, ada yang tidak peduli dengan firmanologi, hingga telat merespon. Latihan-latihan kritis yang diberikan Mas Firman pada kami, terutama aku, membuka mataku akan dunia. Dulu, aku tidak peduli dengan apa yang terjadi di dunia, atau terhadap diriku sendiri. Dulu, aku orang yang sangat tidak penting. Dulu, aku tidak tahu bahwa aku bisa berpikir apalagi menulis. Intinya, dia membuatku sadar, untuk hidup dengan idealisme, hidup penuh dengan tanggung jawab dan berkarya. Karena aku dekat dengan guruku itu, orang-orang menyebutnya Bapak Ideologisku. Mas Firman telah melakukan banyak untuk aku bisa hidup. Aku menjadi mengenal diriku sendiri dan tahu apa yang bisa aku lakukan untuk dunia. Bahkan aku lebih bahagia membuat Bapak Ideologisku bangga terhadap diriku daripada membuat orangtuaku sendiri bangga terhadapku. Karena, aku berusaha menjadi benar dalam sikap hidup. Ah ya, dialah Bapak Ideologisku yang akan selalu bangga terhadap diriku selama aku menjadi diri sendiri. hidup, mimpi
75
Karyawan Perpustakaan 9 SEPTEMBER Kenapa semua petugas perpustakaan itu galak? Mereka tidak sabaran dan berprinsip kalau ada yang bermasalah di perpustakaan, yang salah pastilah mahasiswa. Mereka tidak mau tahu adanya kesalahan teknis dari diri mereka sendiri dan selalu menyalahkan mahasiswa untuk semua hal dalam perpustakaan. Setidaknya begitu di Perpustakaan Jurusan Arsitektur. Apa mereka memang dibayar untuk itu? Aku tidak mengerti. Kalau hanya satu atau dua pustakawan yang galak, itu tidak masalah, kita bakal jarang menjadi sasaran kemarahan dan kejengkelan mereka. Apa salah satu syarat untuk dapat diterima menjadi pustakawan adalah bertampang galak dan bukannya kadar ilmu dari banyak buku yang ada di perpustakaan? Entahlah. Karena yang sebenarnya terjadi adalah, penjaga perpustakaan SD, SMP, SMA, Jurusan Teknik Arsitektur, hingga Perpustakaan Universitas, semuanya beringas. Baru-baru ini aku baca di koran, kalau ada artikel yang mengatakan bahwa keberadaan pustakawan sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan. Bahkan ada perlombaan penulisan karya ilmiah dan banyak pelatihan-pelatihan untuk beliau-beliau. Aku setuju. Bahwa seorang pustakawan keberadaannya sangat penting dan tidak digaji hanya untuk membereskan buku-buku yang sehabis dipinjam. Mereka ada di sana, untuk membantu meningkatkan peradaban masyarakat dengan adanya perpustakaan. Sebuah tujuan mulia yang mungkin hanya diniatkan oleh pustakawan idealis yang benarbenar mencintai buku dan ilmu dengan tulus. buku, membaca
76
Ramadhan Kali Ini 9 SEPTEMBER Untuk kedua kalinya dalam hidupku, aku tidak melalui Ramadhan bersama keluargaku. Maksudku dengan Mama, Papa, dan adik-adikku, meskipun di sini aku memang memiliki keluarga berupa teman-teman kosku, sahabat-sahabat di kampus yang sama-sama Ramadhan sendirian. Sampai hari ketiga Ramadhan aku memang baru satu kali menelpon Mama. Ia aku memang merindukan rumah. Aku hampir menangis ketika berbicara dengan Mama, tapi tidak, Mama tidak boleh mendengarkanku menangis. Mama bisa sedih juga nantinya. Aku menangis setelah Mama menutup teleponnya. Ternyata segala kesibukanku selama Ramadhan tetap saja tidak bisa membuatku lupa kalau aku merindukan rumah. Di Jogja tidak bakal terasa kalau aku sedang puasa. Karena setiap hari aku memang makan hanya dua kali sehari, kadang tidak sarapan, atau tidak makan siang. Lagipula meskipun sekarang siang hari di Jogja terasa panas, aku biasanya ada di kampus. Pergi pagi-pagi sekitar jam tujuh dan pulang ketika hampir berbuka. Aku keluar siang biasanya kalau aku ingin ke Perpustakaan UGM yang letaknya lebih selatan dari Fakultas Teknik. Ramadhan di Jogja berlalu sangat cepat. Aku tidak sempat mengerjakan tugas, tidak sempat menulis, tidak sempat membereskan kamar, juga aku tidak sempat mencuci pakaian. Aku tahu managemen waktuku buruk selama Ramadhan. Aku benar-benar baru pulang sampai kosan ketika sehabis tarawih dan ketika malam aku benar-benar kelelahan dan langsung tertidur. Aku bangun jam dua tiap malam untuk sahur dan tidak 77
tidur lagi setelahnya, tapi hanya berhasil satu kali dari tiga hari awal Ramadhan. Berangkat pagi, pulang sore, berangkat tarawih, pulang kecapaian, bangun lagi jam dua pagi. Begitu seterusnya. Waktu berlalu cepat sekali. Padahal aku ingin lebih menikmati Ramadhan tahun ini. keluarga, ruh, kuliah
78
Online 9 SEPTEMBER Aku tidak akan online, kecuali sudah siap memposting tulisan di blog atau sudah ada tulisan yang cukup pantas untuk dibaca orang lain. Aku minta maaf, tulisanku sedikit karena sekarang aku lebih jarang menulis. Aku minta maaf terutama pada diriku sendiri, yang terlalu banyak memberikan alasan pembelaan pada diri sendiri kenapa jarang menulis. menulis
79
Impian Zapatista 21 SEPTEMBER Lebih dari lima ratus tahun berlalu sejak bangsa Eropa menaklukkan tanah Amerika. Penduduk asli (beberapa gelintir keturunan mereka yang masih hidup) masih menempati tempat-tempat paling pinggir dalam masyarakat. Paling miskin dari yang miskin. Paling sakit dari yang menderita penyakit. Banyak dari kita yang lupa, bahwa orang-orang yang disebut Indian-lah, bukan Afrika, yang menjadi budak-budak pertama di Amerika. Mereka dipaksa menjadi budak oleh Laksamana Christobal Colon (yang lebih kita kenal dengan Christopher Colombus). Mereka disuruh menggali emas, dan jika dianggap tidak produktif, tangan mereka dipotong. Ketidakadilan Colombus ini membuka pintu permusuhan etnis atas jutaan penduduk asli yang kisahnya tidak tersiar. Sebuah dunia Indian kuno diubah menjadi sebuah dunia baru yang berkulit putih. Maka setiap negara di bagian benua itu, Kanada, Amerika, Meksiko, berdiri di atas tulang belulang penduduk asli yang hancur karena pemusnahan etnis. Kanada, merupakan Britania Baru dan Prancis Baru. Amerika merupakan Inggris Baru dan Prancis Baru. Sedangkan Meksiko merupakan Spanyol Baru. Penyebabnya adalah perpindahan penduduk Eropa secara besar-besaran, berkurangnya jumlah penduduk asli karena dibunuh, dan penawanan serta perbudakan paksa terhadap warga Afrika. Di ujung selatan Meksiko, sedang tumbuh sebuah pergerakan revolusioner penduduk asli. Energi perlawanan ini dikobarkan oleh kaum miskin Suku Maya dan Indian. Pada Juli-Agustus 1996 Kaum Zapatista mengadakan Pertemuan Internasional Pertama Demi Kemanusiaan dan Menentang Neoliberalisme 80
(disebut Encuentro, atau Encounter yang berarti Menghadapi Lawan). Berikut penyataan mereka: “Kami ingin memperkenalkan diri. Kami adalah Pasukan Pembebasan Nasional Zapatista. Selama sepuluh tahun kami hidup di pegunungan ini, mempersiapkan diri untuk bertarung dalam perang. Di pegunungan ini kami membangun pasukan. Di bawah, di kota-kota dan perkebunan, kami tidak eksis. Nilai hidup kami lebih rendah dari mesin atau hewan. Kami seperti batu, seperti rumput liar di jalanan. Kami dibungkam. Kami tidak berwajah. Kami tidak bernama. Kami tidak memiliki masa depan. Di mata kekuasaan, yang dikenal secara internasional dengan “Neoliberalisme”, kami tidak masuk hitungan. Kami tidak menghasilkan produksi, kami tidak membeli, kami tidak menjual. Kami tidak bernilai dalam catatan-catatan keuangan besar. Kemudian kami pergi ke pegunungan untuk menemukan jati diri kami. Dan untuk melihat apakah kami dapat mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan oleh perasaan tersingkir sebagai batu atau rumput yang terlupa. Di sini, di pegunungan Meksiko tenggara, kaum kami yang sudah meninggal masih tetap hidup. Kaum kami yang sudah meninggal, yang hidup di pegunungan tahu banyak hal. Mereka berbicara tentang kematian mereka, dan kami mendengarnya, cerita tentang kisah lain yang berasal dari kemarin dan menunjuk pada hari esok. Pegunungan berbicara pada kami, rakyat biasa, rakyat jelata. Inilah mengapa kami menjadi prajurit. 81
Karena kami tidak ingin rakyat kami terus menerus mati dan ditipu. Karena kami tidak ingin tetap terlupakan. Pegunungan menyuruh kami mengangkat senjata agar suara kami dapat terdengar. Kami disuruh menutup wajah agar kami tidak lagi tanpa wajah. Kami disuruh melupakan nama kami agar kami dapat dinamai. Kami disuruh melindungi masa lalu agar kami memiliki masa depan. Inilah kami. Pasukan Pembebasan Zapatista. Suara yang mempersenjatai diri agar dapat terdengar. Wajah yang disembunyikan untuk dapat terlihat. Nama yang dilupakan agar dapat dinamai. Bintang merah yang memanggil umat manusia di seluruh dunia agar didengar, dilihat, dinamai. Hari esok yang disemai di masa lalu.” Nama pasukan ini berasal dari nama revolusioner Indian, Emiliano Zapatista, yang berperang melawan diktator Spanyol, Porfirio Diaz. Pasukan ini menyusun kekuatan dan visi dari segmen-segmen paling tertindas dalam kehidupan di Meksiko. Mereka lah kaum pribumi yang telah ditaklukkan, yang telah bertahan selama lima ratus tahun selama ditaklukkan. Bahwa mereka tetap ada adalah suatu keajaiban. BIBLIOGRAPHY Abu-Jamal, Mumia. 2002. All Things Cencored. California. Seven Stories Press. idealisme
82
Untuk Adik-Adikku Memilih Kampusnya
yang
Sedang
6 OKTOBER Tulisan ini untuk semua anak SMA Kelas 3 yang mau masuk kuliah, dengar ini: Kalau kalian mau melanjutkan sekolah kalian ke jenjang yang lebih tinggi, maksudnya kuliah, pilihlah jurusan dimana mimpi kalian ada di sana, pilih mana yang kalian suka, pilih yang kalian tahu di sana lah masa depan kalian dimulai. Dengar kata hati kalian, dan jangan dengar kata orang. Sudah terlalu banyak kasus yang dialami teman-teman kakak kalian ini. Banyak yang memilih untuk pindah jurusan, pindah universitas, tidak melanjutkan kuliah, stress dengan kuliahnya, merasa rugi dengan kampusnya, dan sebagainya. Aku hanya tidak ingin kalian menjadi bagian di antara teman-temanku itu. Aku ingin, kalian kuliah karena masa depan kalian memang di sana. Di sini aku tidak akan membahas jurusan apa yang sebaiknya kalian pilih, karena kalian lebih tahu mana yang pantas untuk diri kalian sendiri. Aku juga tidak akan membahas, lapangan kerja apa yang bisa kalian dapatkan setelah lulus dari kampus, karena menurutku, kampus seharusnya bukan mesin pencetak tenaga kerja. Tapi aku hanya menyarankan, pilihlah jurusan atau universitas yang memanusiawikan kalian, adik-adikku, yang bukan memanfaatkan kalian hanya sebagai pembayar uang kuliah, yang bukan memanfaatkan prestasi kalian hanya untuk menaikkan harga jual kampus kalian, yang bukan memanfaatkan banyaknya uang yang kalian punya untuk membuat orang-orang percaya bahwa kampus itu bermutu. 83
Khusus untuk adik kandungku, entah kamu membacanya atau tidak, Asti, kalau kamu memilih Fakultas Kedokteran di pilihan pertama formulirmu, pikirkan kembali. Aku tidak meragukan isi kepalamu, aku tahu, nilai-nilaimu jauh melampauiku. Tapi dengar ini As, kalau kamu ingin masuk Fakultas Kedokteran hanya ingin memenuhi keinginan Mama dan Papa, lupakan saja kedokteran. Mama Papa hanya ingin rasa bangga ketika membicarakan anak-anaknya kepada teman-teman atau saudara-saudara kita. Kalau Asti ingin jadi dokter, hanya karena ingin kaya dan hidup terjamin, lupakan saja kedokteran. Masih banyak cara lain yang lebih realistis untuk jadi kaya. Menjadi pengusaha lebih mungkin jadi kaya daripada jadi dokter. Kalau Asti ingin jadi dokter, karena prestise, karena Asti akan bangga sama diri sendiri karena berhasil jadi dokter, Asti lebih baik lupakan saja kedokteran. Indonesia tidak butuh dokterdokter yang bangga terhadap dirinya sendiri. As, terlalu banyak temen mba, yang sebenarnya isi kepala mereka tidak secerdas orang-orang yang seharusnya bisa masuk kedokteran. Tapi akhirnya bisa masuk karena banyaknya uang yang orangtua mereka berikan kepada universitas manapun, negeri maupun swasta. Kenapa banyak orang yang memaksa diri mereka agar diterima di kedokteran? Karena di dunia ini orang yang sakit itu tidak pernah habis, dan sampai kapan pun, kebanyakan orang mau membayar berapa pun untuk sembuh. Dan teman-teman mba ini tadi, memanfaatkan mereka. Apa Asti bisa membayangkan? Standar kesehatan Indonesia ini parah As, di mana-mana banyak orang sakit dan meninggal tanpa datang ke dokter karena mahal. Bukan berita baru kan? 84
Sudah dari jaman penjajahan banyak rakyat Indonesia meninggal karena sakit. Dan dokter, satu-satunya profesi yang bisa dikatakan bertanggungjawab atas itu semua, selain pemerintah, banyak yang tidak peduli dan membiarkan mahalnya biaya kesehatan. Mungkin hanya ada beberapa dokter idealis di dunia ini, As. Sisanya? Teman-teman mba yang sebentar lagi lulus dari kedokteran dan menjadi dokter, menghabiskan seperempat waktu mereka untuk merias diri, berada dalam mobil, atau terbiasa bersenangsenang. Apakah mereka bisa turun ke pelosok desa terpencil, hidup beberapa minggu di desa yang penuh nyamuk, lumpur, untuk sekedar memberikan perawatan kesehatan gratis? Tidak mungkin. Kalau Asti, menjadi dokter dengan alasan yang sama dengan teman-teman mba tadi, mba lah orang yang pertama-tama menghalangimu, Adikku. Karena Indonesia tidak butuh dokter seperti itu. Semua jurusan di kampus juga seperti itu. Indonesia tidak butuh arsitek yang merancang bangunan yang menggunakan material kejam lingkungan. Indonesia tidak butuh ekonom yang privatisasi-oriented. Dan lain sebagainya. Kuliah dan mengambil jurusan, sangat mempengaruhi masa depan kalian. Maksudku bukan hanya memperngaruhi profesi tapi juga sikap dan kepribadian kalian. Makanya, harus sangat hati-hati. Kalian harus sejak sekarang mengetahui bagaimana jurusan masing-masing memperlakukan mahasiswanya, dan bagaimana kalian bersikap dengan jurusan kalian itu. mahasiswa, kuliah, indonesia
85
Back to Before 7 OKTOBER Warung-warung buka lagi siang-siang. Orang-orang sekarang berani merokok di tempat-tempat umum. Padahal selama Bulan Puasa mereka sembunyi-sembunyi. Iklan-iklan dan sinetron di TV sudah mulai buka-bukaan lagi. Tempat-tempat hiburan dibuka lagi. Orang-orang sudah merasa tidak perlu berlamalama di mesjid lagi meskipun hanya berteduh. Malam-malam terasa lebih panjang karena tidak ada terawih. Semuanya begitu. Kembali lagi ke yang dulu. Teman-teman kos sudah tidak mengingatkan lagi untuk sahur bersama pagi-pagi. Apalagi mencari makanan untuk buka puasa dan ajakan tarawih bersama. Cerita-cerita atau gosip yang dilarang selama Bulan Puasa kini semakin terdengar. SMS gratis saling mengingatkan untuk rajin shalat, sedekah, dan senyum sudah tidak ada lagi. Semua itu sudah dilupakan begitu cepat. Kenapa semua yang terjadi di Bulan Ramadhan seakan tidak berbekas? Orang-orang meneruskan berbohong, terus bermaksiat, terus malas-malasan, dan sebagainya. Apakah ibadah yang dilakukan tak henti selama Bulan Ramadhan tidak memiliki efek jangka panjang hingga sekarang? Kemarin menjadi orang baik-baik, sekarang sudah merasa bebas melakukan apa saja. Orang-orang seperti itu, kenapa aku juga begitu? ruh, hidup
86
Minal Aidin 7 OKTOBER Nadia Aghnia Fadhillah atau yang lebih terkenal dengan nad anak aneh atau nama lainnya lagi musuhnya_bush: meminta maaf sebesar-besarnya kepada semua pembaca blog ini, baik teman seperjuangan yang beberapa diantaranya berani menyampaikan pendapat pribadinya dengan menulis komentar, maupun pembaca setia yang mencermati atau mengkritisi dengan lebih hati-hati. Baik yang mendukung apa yang aku sampaikan, maupun yang merasa sangat tidak setuju dengan pendapatku. Aku punya banyak sekali salah di sini. Kata-kata yang aku ucapkan memang merupakan senjata untuk melawan musuh, tapi juga dapat menjadi senjata yang menyerangku balik. Beberapa kesalahan ada yang disengaja maupun tidak sengaja. Kesalahan yang aku lakukan, bisa saja kesalahan dalam penyampaian pikiran, kesalahan jalan pemikiran, maupun kesalahan sikap kepengecutan diriku sendiri. Aku minta yang sebesar-besarnya kepada teman-teman semua. Kalau tidak dapat dimaafkan, tolong simpan dan katakan padaku di waktu yang tepat. Ramadhanku memang jauh dari sempurna. Tapi aku butuh maaf dari teman-teman, agar aku lebih dekat menuju fitrah itu. Dan untuk semua teman yang merayakan: Selamat Idul Fitri. ruh, hidup
87
Dekadensi 3 NOVEMBER Ya Tuhan, aku telah berubah, aku berubah menjadi orang biasa-biasa saja, aku berubah menjadi anak perempuan kebanyakan, aku berubah menjadi manusia biasa, aku berubah menjadi orang yang sebelumnya aku hina. Tidak, aku tidak mau. Aku tidak akan memberikan hidupku! Aku tidak akan menyerahkan begitu saja hidupku padamu! Aku tidak mau berubah! Aku tidak mau mengikutimu, dasar bodoh. Sial, kau menggerogoti sebagian besar waktuku! Pergi sana jauh. Biarkan aku kembali. puisi, ruh, hidup
88
Aformisme-Aformisme 3 NOVEMBER ___ Saat liburan, aku menghitamkan kelopak mata bagian bawahku, seperti mata L dalam karakter Death Note. Tapi setelah terbangun esoknya, hitamnya menghilang. Setelah itu tidak aku coba lagi sekarang. Tanpa aku menghitamkan sendiri dengan sengaja, bagian itu menghitam. Dengan kantung mata yang membesar. ___ Saat di rumah, aku bisa makan hingga lima kali sehari dan minum susu sebanyak yang aku suka. Tapi sekarang, aku makan nasi satu kali sehari dengan tidak memasukkan apa-apa ke dalam mulutku selain saat itu. Pantas setelah lulus, Arsitektur UGM menyumbang paling banyak lulusan yang mati muda dibandingkan jurusan lain seUGM. ___ Kenapa orang membangga-banggakan tahun-tahun genap yang angkanya bagus setelah kejadian tertentu? Kenapa orang tidak pernah menyadari, berlalunya waktu bukan hitungan tahun-tahun genap yang angkanya bagus, namun tiap bulan, minggu, hari, bahkan detik, waktu selalu berjalan? Kapan pun bisa dilakukan intropeksi. Kapan pun bisa dilakukan perubahan. Kenapa menunggu angka-angka tahun genap bagus untuk mendapatkan momentum? Mau-maunya diperbudak oleh angka. ___ 89
Tan Malaka bilang, merdeka itu 100% merdeka. Aku bilang, merdeka itu 100%. Bukan seratus persen kebutuhan dalam negeri diproduksi sendiri. Bukan seratus persen bebas buta huruf. Bukan seratus persen angka tenaga kerja. Tapi seratus persen kedaulatan berada di tangan rakyat Indonesia. ___ 20% APBN Indonesia untuk pendidikan? Itu omong kosong paling besar kabinet ini. Sebenarnya, tadinya gaji guru Indonesia yang sebelumnya masuk ke anggaran gaji Pegawai Negeri Sipil dan kini dimasukkan dalam anggaran pendidikan. Padahal, kalaupun digabung, seharusnya hitungannya 23%. Pemerintah sebenarnya mengurangi jatah anggaran pendidikan Indonesia sebesar 3% dari tahun lalu. ___ Aaah, laper. Lupakan-lupakan laper, Nad. Baca buku aja yuk. Buku yang ini belum selesai kan? ___ hidup, mahasiswa, puisi, indonesia, idealisme
90
Menulis dan Bukan Mengarang 7 NOVEMBER Ketika aku SD, setiap liburan, pasti ada tugas mengarang tentang liburan. Dan karena itu tugas mengarang, aku melakukan sebenar-benarnya mengarang. Membayangkan sebuah liburan yang sempurna, liburan yang sangat indah menurutku. Tapi kenyataannya tidak. Seorang temanku bilang, sampai sekarang, tugas mengarang itu masih menjadi tugas bagi anak-anak sekolah. Aku tidak setuju. Sampai sekarang aku berkeyakinan bahwa tugas mengarang itu harus dihapuskan, diganti dengan tugas menulis. Sama dengan keyakinanku menghapus kata ‘pengarang’ dalam kamus di kepalaku, dan menggantinya dengan kata ‘penulis”. Alasannya sebenarnya sederhana. Penulis itu menuliskan apa yang dipikirkannya, menuliskan apa kenyataannya, menuliskan apa yang diinginkannya, dan menuliskan apa-apa saja yang benar dari pikirannya. Sedangkan mengarang, seperti mencatat sesuatu yang mengada-ada, hal-hal yang tidak benar, dan itu terserah kepada pengarangnya. Menulis adalah kegiatan yang lebih serius daripada mengarang. Meskipun bentuk fisik hasilnya tetaplah sama; kata-kata. Bedanya, menulis menggunakan pikiran yang lebih rasional daripada mengarang. Ketika seseorang disebut pengarang dan bukan penulis, hal itu menurutku sebuah penghinaan. Karena orang lain menganggap semua tulisannya sebagai karangan, sebagai omong-kosong, yang adalah berarti si pengarang tidak menggunakan kepalanya dalam kegiatan kepengarangan itu.
91
Ketika dilihat dari output yang dihasilkan, dapat dilihat perbedaannya. Kegiatan menulis, menghasilkan tulisan yang lebih masuk akal, yang dapat diambil manfaatnya, dan dapat diambil pelajaran dari tulisan itu. Meskipun bentuknya fiksi, bahkan fiksi fantasi. Karangan-karangan, entah itu bentuknya non-fiksi pun dapat dilihat dari sampah atau tidaknya tulisan itu. Toh sebenarnya masalah antara tulisan dan karangan bukan berada pada fiksi atau non-fiksinya. Tapi dari berguna, bermanfaat, dan berisinya sebuah kumpulan kata-kata. Perbedaannya ada pada proses berpikir yang pasti dilakukan selama pembuatannya. Ketika aku SD, yang aku lakukan saat berpikir adalah, bagaimana aku bisa menulis cerita yang bagus. Bukannya bagaimana aku harus menyampaikan sesuatu yang aku pikirkan. Kegiatan yang harus dilakukan sejak kecil dan menjadi tugas pelajaran Bahasa Indonesia adalah tugas menulis. Karena dengan itu anak kecil sudah diajarkan untuk berpikir dan menuliskan pemikirannya. Sudah selayaknya kegiatan mengarang dihapuskan, diganti kegiatan menulis yang lebih menantang. menulis, indonesia
92
Membaca Buku 7 NOVEMBER Seorang teman bertanya, kenapa aku sangat suka membaca. Saat itu aku hanya menjawab sekedarnya, bahwa aku memang butuh membaca. Tapi jawaban selengkapnya akan kuberikan disini. Reading-books is to travel around the world without moving an inch. (The Namesake – Jhumpa Lahiri) Aku bermimpi untuk keliling dunia, apalagi Indonesia. Ketika impian itu belum menjadi nyata, aku menghabiskan waktuku untuk membaca buku-buku tentang tempat-tempat menarik di seluruh dunia. Orang sepertiku, yang tidak punya banyak uang untuk benar-benar melakukan perjalanan, membaca buku dan membawa pikiranku terbang ke berbagai tempat dan berbagai waktu. Aku tidak perlu susah-susah menemukan mesin waktu, ketika dengan mudahnya aku menemukan banyak buku yang berlatarbelakang zaman-zaman dahulu hingga masa yang akan datang. Aku juga bisa merasakan keadaan Indonesia zaman Majapahit, Indonesia zaman Kemerdekaan, hingga Indonesia masa depan. Dan itu semua kulakukan tanpa meninggalkan kehidupanku sekarang. Membaca buku membawa seseorang kepada dunia baru yang ditawarkan. Dunia yang dianggap benar oleh penulis. Entah buku itu diterima atau tidak oleh pembaca. Ketika ada buku yang membawa kepada pemikiran baru tentang kemerdekaan pribadi, aku begitu termotivasi sehingga belajar menemukan kemerdekaanku sendiri. Ketika aku membaca buku tentang perjalanan keliling dunia, aku ingin segera melakukannya. 93
Membaca buku meregenerasikan pikiran-pikiran, membuatnya terbuka pada pandangan-pandangan kehidupan yang baru. Meskipun entah sesuai atau tidak dengan pandangan pembaca sebelumnya. Kegiatan membaca buku dilakukan untuk meremajakan pikiran. Orang-orang tua yang selalu disebut-sebut anak muda sebagai pelaku utama kebobrokan bangsa adalah orang-orang yang tidak pernah membaca. Tidak pernah membaca perkembangan pergerakan yang selalu berubah. Pikiran-pikiran mereka penuh dengan pikiran-pikiran kuno yang tidak dimudakan. Membaca buku membawa seseorang pada kebenaran. Entah itu buku yang benar maupun buku yang salah. Itu tergantung pandangan pembacanya. Benar bukan berarti data-data dan pemikiran penulisnya mutlak benar. Tapi betapa pun salahnya suatu buku, kesalahan itu akan membuat pembacanya menemukan kebenaran. Dan sekarang aku sedang tenggelam dalam ribuan halaman buku yang memenuhi kamarku tiap hari. membaca, buku, perjalanan
94
Teman SD Obama 8 NOVEMBER Aku memang tidak menonton tayangan TV yang mengumpulkan teman-teman SD Obama di Indonesia. Aku hanya diceritakan oleh temanku. Temanku bilang, di TV ada temanteman Obama bercerita tentang Obama ketika SD. Mereka ikut menonton dan mendukung pemilihan Obama sebagai Presiden Amerika. Mereka bangga, Obama teman SD mereka. Tapi kenapa memangnya kalau mereka adalah teman SD Obama? Kenapa menempatkan diri menjadi pendukung fanatik Obama, padahal mungkin sekali mereka tidak setuju dengan ideologi-ideologi Obama. Mungkin sekali kalau Obama bahkan sudah tidak kenal dengan mereka. Mungkin juga Obama sudah lupa dengan mereka. Obama itu pindah-pindah sekolah. SDnya di mana-mana. Tidak mungkin Obama ingat semua orang-orang yang ada di masa lalunya. Kenapa orang Indonesia dengan bangga bilang, “Obama teman SDku!” kenapa orang itu tidak lihat balik pada dirinya sendiri, dan balik bertanya kepada dirinya sendiri, “Teman SDku, Barrack Obama, dia bisa menjadi Presiden Amerika mulai tahun depan. Sedangkan aku, jadi apa di sini?” Kenapa kita terlalu bangga karena mengenal orang lain, padahal mungkin orang terkenal itu tidak ingat sama sekali tentang mereka? Memang ada pengaruhnya mereka bagi seorang Obama? Aku rasa tidak ada. Lantas kenapa harus bangga? Seharusnya malu. indonesia, idealisme
95
Hamukti Palapa 8 NOVEMBER Salah satu sumpah Gajah Mada dalam hidupnya adalah berhamukti palapa yang terkenal itu sampai mimpinya yang besar terwujud. Mimpinya adalah menyatukan Nusantara di bawah perlindungan Majapahit. Sumpah lainnya adalah untuk menghindari Hamukti Wiwaha dan mati dengan Hamukti Moksa. Aku baru selesai membaca lima jilid cerita Gajah Mada yang ditulis dengan penuh perjuangan riset oleh Langit Kresna Haryadi. Aku di sini mencoba mengenalkannya. Hamukti Wiwaha, Hamukti Palapa, dan Hamukti Moksa, sebenarnya bukanlah sumpah yang terpisah-pisah. Ketiganya memperlihatkan idealisme Gajah Mada sebenarnya. Gajah Mada bersumpah akan menjauhi Hamukti Wiwaha, yaitu sikap menikmati hidup karena bertahta dan berpangkat, menikmati kekuasaan dan hidup bermewah-mewahan. Gajah Mada bersumpah untuk melakukan sebaliknya, yaitu Hamukti Palapa, atau hamukti lara lapa. Yaitu dengan sengaja hidup secara berprihatin, menghindari kemewah-mewahan dan kesenangan dunia sampai Gajah Mada meraih mimpinya: menyatukan Nusantara. Sedangkan Hamukti Moksa adalah sikap hidup yang tak terlacak. Tidak jelas siapa asal-usulnya, siapa bapak atau hidup dari seorang Gajah Mada, dari keluarga seperti apa ia berasal. Gajah Mada melakukan sesuatu yang besar untuk negaranya dan kemudian mati tanpa diketahui di mana dikuburkannya. Mati tanpa meninggalkan keturunan, mati tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Begitulah Gajah Mada. 96
Berikut kutipan sumpah yang diucapkan Gajah Mada ketika pidato pertamanya saat baru diangkat sebagai Mahapatih Majapahit. “Untuk mewujudkan keinginanku atas Majapahit yang besar, untuk mewujudkan mimpi kita semua, aku bersumpah akan menjauhi hamukti wiwaha sebelum cita-citaku dan cita-cita kita bersama itu terwujud. Aku tidak akan bersenang-senang dahulu. Aku akan memilih kebalikannya, aku akan hamukti palapa sampai kapan pun, sampai Majapahit yang aku inginkan dan kita inginkan bersama menjadi kenyataan. Aku akan tetap berprihatin dalam puasa tanpa ujung, yang itulah hakikat dari sumpahku. Sumpah Palapa, sematamata demi kebesaran Majapahit.” “Aku bersumpah untuk tidak beristirahat. Lamun huwus kalah Nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Plembang, Tumasek, samana ingsun amukti palapa.” Jika berhasil menundukkan Nusantara, aku baru akan beristirahat. Jika Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasek, telah tunduk. Barulah aku akan beristirahat.” indonesia, mimpi
97
Nad, Ajak Aku Keliling Dunia 4 DESEMBER “Nad, ajak aku keliling dunia dengan selimut dan bantal itu,” tulis seorang temanku tanpa menyebutkan identitasnya. Tapi jelas, aku bisa saja menebak dari jenis tulisannya maupun apa isi tulisannya. Tulisannya untukku itu membuatku terhenyak. Temanku ini belum terlalu dekat denganku, dan ia memang sedang meminjam bukuku, Menyusuri Lorong-Lorong Dunia tulisan Sigit Susanto. Sebenarnya untuk mencari referensi tugas Sejarah Arsitektur suku Maya di Meksiko, namun lebih tertarik pada isinya untuk melakukan perjalanan keliling dunia. Buku itu bukan hanya sebagai referensi kuliah, tapi juga inspirasi untuk keliling dunia. Bagiku juga begitu. Menyusuri Lorong-Lorong Dunia seperti membuka mataku bahwa banyak sekali hal-hal yang tidak aku tahu. Seharusnya aku malu karenanya. Sekarang aku pun bermimpi untuk menjelajahi dunia. Salah satunya bersama temanku itu. perjalanan
98
Apatis yang Kalian Tuduhkan Padaku 4 DESEMBER Maksud kalian apa?! Maksud kalian apa menuduhku apatis hanya karena kalian berpikir kalianlah satu-satunya yang peduli dengan negara ini. Hah, dasar sombong. Apa apatis yang kalian tuduhkan padaku itu hanya karena aku tidak ikut memilih pemimpin kalian? Ketika aku malas untuk menggunakan hak pilihku untuk memilih Ketua BEM kalian? Sinis sekali. Sombong! Merasa paling benar sedunia? Siapa pun pemimpin kalian, toh itu tidak ada hubungannya denganku. Aku saja tidak kenal siapa yang harus aku pilih. Aku juga tidak tahu siapa diantara dua orang itu yang paling baik bagi kalian. Kan kalian sendiri yang seharusnya tahu. Maka pilihlah sendiri, bodoh. Kalau aku menggunakan hak pilihku, dan aku asal memilih meskipun aku tidak tahu siapa memangnya mereka, aku melakukannya hanya agar kalian tidak menuduhku apatis, tapi ternyata pilihanku tidak sesuai dengan keinginan kalian, lantas bagaimana? Kalian mengadakan kudeta, begitu? Maka, dari awal, pilihlah sendiri, bodoh. Kalian pikir demokrasi itu apa? Julah kertas suara paling banyak dicoblos? 99
Kotak suara penuh dengan kertas suara? Apa pikiran kalian hanya sesempit itu, wahai orang-orang yang mengaku menguasai demokrasi? Aku saja yang bukan BEM tahu, demokrasi itu, bebas menentukan pilihan tanpa intervensi. Bebas berbicara bertanggungjawab. Dan polling massal seperti pemilu yang buang-buang energi itu, buang-buang kertas, buang-buang uang itu, adalah pilihan terakhir bila musyawarah hampir tidak mungkin dilaksanakan. Nasib BEM ke depan mau seperi apa, ya kalian sendiri yang menentukan. Mana aku tahu! Dan apa kalian tidak cukup pintar, sehingga orang-orang yang tidak tahu sepertiku ini, orang-orang yang kepalanya bodoh politik BEM seperti kepalaku ini, harus ikut campur memilih ketua kalian? Yang ada atau tidaknya dia, sama sekali tidak ada pengaruhnya bagi kami. Urus saja diri kalian sendiri. Jangan menuduh orang lain apatis. Padahal kalian juga tidak jauh bodohnya dari kami. puisi, mahasiswa, indonesia, idealisme
100
Aku Galak? 19 DESEMBER Seorang teman yang aku kenal di kepanitiaan terakhir yang aku ikuti, belakangan mengatakan padaku, “Awal-awal aku kenal kamu, aku kira kamu galak loh, Nad,” dan aku jawab tanpa mikir, “Emang aku galak, haha.” Aku memang galak. Kepada orang yang sejak awal memang membuat masalah kepadaku dan sejak awal merasa lebih penting dari yang lain. Aku memang berubah sejak setahun yang lalu. Sekarang aku lebih serius dan lebih mementingkan pekerjaan (maksudku tugas dan tanggungjawabku) daripada bercandaan dan sebagainya. Aku sekarang memang tidak berekspresi ketika mengayuh sepeda atau berjalan kaki, tidak seperti dulu yang menurutku lebih murah senyum. Sekarang senyum hanya kuberikan di saat yang tepat. Sifat jail atau periang itu sangat jarang muncul belakangan ini. Ketika sekali muncul di saat yang tepat, aku sangat menikmatinya dan sangat puas rasanya. Terakhir aku mengeluarkan kejailan itu kemarin malam dan kali sebelumnya bahkan sudah beberapa minggu yang lalu. Perubahan menjadi lebih baik itu bagus. Selama aku berubah menjadi lebih serius mengerjakan sesuatu itu termasuk perubahan menuju kebaikan. Bercanda dan jail pada waktu yang tepat mungkin juga baik. Namun lebih baik lagi bila aku memperbanyak senyum. hidup
101
102
2009
Aku, Presiden? 8 JANUARI Kalau aku atau kamu, tahun ini terpilih menjadi presiden Indonesia, apa yang akan pertama kali aku atau kamu lakukan? Beberapa temanku yang selama ini juga berjuang bersama, agak tersendat-sendat ketika ditanya tentang hal ini. Sekarang, aku buka pertayaan ini untuk umum, apa yang pertama-tama kali akan kamu lakukan ketika kamu terpilih menjadi presiden? Kalau aku, nasionalisasi. Venezuela mungkin nasionalisasi menggunakan cara-cara militer. Tentara Venezuela diperintah untuk menduduki perusahaan-perusahaan mutinasional, sehingga perusahaan tersebut tidak berproduksi (kasusnya adalah perusahaan migas) selama beberapa hari, dan para pengusaha multinasional itu pun keluar karena diusir. Nasionalisasi di Indonesia, tidak akan mungkin terjadi kalau presidennya tidak berani mengambil keputusan berat. Karena banyak pihak yang memiliki kekuasaan yang mengambil keuntungan dari banyaknya aset indonesia yang dijual kepada investor. Dari investor-investor itu sendiri, dari pengusahapengusaha Indonesia yang menjual aset, sampai pemerintah (atau DPRnya?) yang kecipratan uang dari sana. Nasionalisasi sebenarnya dirasakan sebagai satu-satunya langkah awal untuk menciptakan kedaulatan pemerintah Indonesia, baik sebagai pemegang kebijakan, maupun sebagai pemilik sah sumber daya alam Indonesia, agar SELURUH keuntungan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia dimiliki oleh Indonesia sendiri.
103
Tapi nasionalisasi tidak hanya berdampak baik bagi kedaulatan pemerintah. Karena efek dari nasionalisasi ini merupakan efek jangka panjang. Pertama-pertamanya yang akan dialami pemerintah ketika memutuskan akan melaksanakan nasionalisasi aset adalah jatuhnya kepercayaan dunia internasional terhadap pemerintah Indonesia. Ketidakpercayaan itu, akan berdampak pada sektor ekonomi. Nilai suku bunga akan membuat Indonesia kolaps karena mau tidak mau, pereonomian Indonesia jelas masih bergantung pada dolar Amerika. Kemungkinan terburuk adalah, Indonesia krisis ekonomi lagi. Dan lebih buruk lagi, Indonesia diembargo oleh seluruh dunia ketika kita menasionalisasi, karena hampir seluruh negara yang berpengaruh di dunia, mereka memiliki investasi di Indonesia. Dari Amerika (tidak diragukan lagi), sampai Iran. Tapi embargo bukan sesuatu yang tidak mungkin tidak bisa dijalani oleh Indonesia. Toh, lambat laun, dengan kedaulatan penuh yang dimiliki pemerintah, Indonesia akan merangkak pelan-pelan, menjadi negara yang mandiri. Masalah utamanya adalah: 1. Cukup beranikah pengambil keputusan untuk jatuh dan kehilangan kepercayaan internasional ketika di awal pemerintahannya? 2. Besarkah kepercayaan rakyat terhadap pemerintah, ketika segala krisis terjadi di Indonesia, ketika Indonesia berada di level terendah? 3. Apakah Amerika akan tinggal diam? Banyak aset perusahaan Amerika yang ada di Indonesia, yang pasti tidak akan kehilangan sumber penghasilan terbesarnya. Apa yang akan mereka lakukan? Membunuh presiden? Indonesia, Idealisme
104
Wawancara dengan Teman-Teman tentang Presiden 10 JANUARI Dua hari belakangan, aku melakukan wawancara dengan beberapa orang teman mengenai apa yang akan mereka lakukan kalau mereka menjadi presiden Indonesia untuk periode mendatang. Wawancara kulakukan dengan mengirim pertanyaan melalui sms, dan diskusi berjalan interaktif karena pertanyaan secara langsung diberikan, jawaban juga. Selain itu, sms adalah bukti tertulis hasil wawancara. Kekurangan sistem wawancara atau diskusi ini adalah ketika salah satu membutuhkan waktu lama untuk merespon jawaban, atau ketika salah satu kekurangan pulsa dan kesabaran untuk menulis sebegitu banyaknya pemikiran hanya dalam lembar sms. Wawancara dengan Fajar, Psikologi UGM 2008 Fajar: “Wah, Indonesia bakalan rame Nad, aku bakalan bikin kontrak kerja baru sama pihak asing yang dah terlalu banyak nyedot aset Indonesia. Kita menghentikan pembayaran utang sementara, untuk membangun perekonomian. Melindungi perbatasan biar ga kecolongan lagi. Memadanikan Indonesia dengan mengacu pada Madinah di era Rasul.” Aku: “Mau nanya, (1) Apa kamu pikir investor mau gitu aja ada perubahan kontrak kerja, padahal jelas-jelas mengurangi pendapatan mereka, sebenernya mereka yang butuh atau kita yang butuh mereka? Gimana Jar? (2) Melindungi? Kamu gabisa naro tentara kan Jar? Gabisa juga bikn tembok perbatasan yang gede banget (abis berapa duit)? Paling mungkin dengan 105
menyejahterakan mereka. Gimana tu? (3) Emang konsep Madinah gimana?” Fajar: “Wah bakalan bisa jadi buku ni, hehe. (1) Kita harus asertif Nad, mereka yang butuh kita, bukan sebaliknya, anakanak Indonesia pinter kok, siapa bilang mereka gabisa ngolah SDA? (2) Seperti yang kamu bilang, dengan menyejahterakan mereka. Hidup mereka naas di sana, makanya Negri Jiran berusaha mengambil hati mereka. (3) Intinya, Madinah itu sangat memanfaatkan konsep pluralitas, dulu Yahudi dan Muslim hidup berdampingan Nad,” Aku: “Ini bukan masalah bisa apa ga Jar, tapi kalo kita ubah kontrak (semua investor, mau AS atau Iran sekalipun) dunia internasional bakal mengecam kita Jar. Masalah perbaharui kontrak atau nasionalisasi sekalipun, ini tetep masalah kepercayaan internasional sama Indonesia Jar. Yakin bakal siap dicekam dan diembargo dunia?” Fajar: “Dunia yang mana? AS? Inggris? Kesepakatan dunia itu ga pernah ada, yang ada kesepakatan AS buat dunia, kita selalu manut sama mereka, efek jauhnya, kita miskin di tanah yang kaya.” Aku: “Jar, investor itu semua negara dan multi national corporate yang sahamnya ada di Indonesia. Kalau mau kontrak ulang, sekalian semuanya, jangan tebang pilih, jangan cuma AS. Investor di Indonesia tuh ada Arab, Jepang, Iran, Korea, Singapura, Malaysia. Semua Jar, semua negara yang selama ini jadi ‘sahabat’.” Fajar: “Begini, kita boleh berbuat baik, tapi jangan nyakitin diri sendiri. Sekarang aku tanya balik, dengan perjanjian ini, apa yang udah kita dapatkan adalah apa yang mestinya kita peroleh? Sekarang kalo ini terjadi terus, siapa yang terzalimi?” 106
Aku: “Haha, Aku nanya2 tadi tuh bukan berarti ga setuju, aku malah mau lebih revolusioner, NASIONALISASI, emg knp kalo diembargo? Indonesia masih bisa makan pake beras dalam negeri. Indonesia bisa ngolah BBM sendiri. Mau dikucilkan dunia, yang penting kedaulatan Jar, mau saat itu kita ditimpa krisis Jar, pelan-pelan tapi pasti, Indonesia bisa berdiri, asal pemerintahnya berani, asal rakyatnya mengerti.” Fajar: “Lah itu kan nyambung, ntu asertif yang aku maksud, Nad.” Aku: “Lah ia, aku sebenernya ngerti maksud kamu, tapi kan ini diskusi, bukan ajang cari pendukung, makanya aku ngambil posisi kontra-Fajar. Hehe.” Wawancara dengan Mas Asep, Teknik Nuklir UGM 2006 Mas Asep: “Saya ga cita-cita sih jadi presiden, tapi presiden identik dengan pemimpin, pemimpin identik dengan gaya kepemimpinan Rasul. Pertama, mendekatkan dengan ummat, menyatukan dengan ummat. Kedua, baru melakukan pembangunan.” Aku: “Mendekatkan ummat? Menyatukan ummat? Konkretnya nih? Dan ketika sudah sampai di mana bersatunya ummat, mas melanjutkan ke tahap dua?” Mas Asep: “ Ya mendekati ummat, seperti yang dekatnya Rasul dan ummat. Baik melalui agama, kunjungan, dan event-event lain. Baru menyatukan ummat, baik tingkat pemerintah sampai rakyat, dengan sebuah konsepsi, ideologi, dan sistem yang terbaik. Jika tahap 1 katakanlah bisa, tahap II Insha Allah mengikuti keberhasilan tahap1.” 107
Mas Asep, tambahan: “Engkau berpikir tentang dirimu sebagai seonggok materi biasa, padahal di dalam dirimu tersimpan kekuatan tak terbatas.. (Ali bin Abi Thalib),” Aku: “ *speechless* “ Wawancara dengan Mas Hendra, D3 Teknik Elektro UGM 2006 Mas Hendra: “Selama ini yang aku pikirin, bagaimna caranya menciptakan banyak lapangan kerja,” Aku: “Nanya Mas, lapangan kerja gimana? Bukannya ada apa ngga lapangan kerja dipengaruhi pertumbuhan ekonomi? Kalau ekonomi Indonesia anjlok, perusahaan-perusahaan pada PHK, sama aja bohong. Emang caranya pemerintah mau buka lowongan kerja gimana Mas? PNS?” Mas Hendra: “Ga perlu yang terlalu besar seperti PNS, lapangan kerja spt wirausaha, pabrik industri kecil dan menengah, atau mungkin dalam bidang bisnis juga bisa mengurangi tingkat pengangguran, khususnya untuk WNI sendiri, karena kalo aku liat-liat, Indonesia banyak menggunakan jasa dan tenaga orang asing.” Aku: “Di luar negeri WNI berjaya kan Mas? Banyak banget loh yang kerja di luar negeri meski hanya jadi TKI. Gmn caranya pemerintah ningkatin kmampuan rakyat untuk wirausaha? Kredit pendampingan? Udah Mas, tapi ga pernah berhasil,” Mas Hendra: “TKI yang berhasil di luar negeri pada dasarnya memang berpendidikan, lalu bgmna dgn TKI yg kurang brpendidikan? Alasan WNI keluar negeri adalah krn sulit temukan pekerjaan di Indonesia, slain itu pemerintah kurang mghargai tenaga dan jasa WNI shingga mereka lbih memilih 108
memberikan tenaga kepada negara yang lebih menghargai mereka,” Mas Hendra, “Kredit pendampingan bukannya gak pernah berhasil, mungkin sistemnya aja yg kurang efisien, kalo orangorang yang ingin berwirausaha betul-betul diajari, dibimbing dan diarahkan dengan benar, maka akan lebih berjalan dengan baik, bukan hanya sekedar memberikan modal dan melepas begitu saja,” Wawancara dengan Om Maqbul, omku sendiri Om Maqbul, “Waduh, jadi RI-satu sih belom kepikiran, tapi kalo disuruh menghayal sih maunya Indonesia jadi baldatun toyibatun, negara yang bagus segalanya. Teknisnya, penegakan hukum, dan kemakmuran rakyat, koruptor dicabut sampe akarnya. Kalo Nadia?” Aku, “Ntar dulu nanya tentang pndpt Nadia Om, pertanyaan belum selese. Jadi Om fokus ke hukum dan kemakmuran rakyat. (1) Orang-orang di dalam hukum kan jarang bersihnya, Om. Om bersihin orang-orang dalem dulu atau Om selesaikan kasus-kasus yang ga pernah diusut? Soeharto aja dimaafin, orgorg dibelakang rangkaian tragedi ’98 aja sekarang pada nyalon jadi presiden. (2) Menyejahterakan rakyat dimulai darimana dulu, Om?” Om Maqbul, “Sebetulnya indikator kedua hal tersebut jelas, selama ini keduanya berada dalam bingkai politik ya jadinya begitu. Hukum itu ada kan untuk menghormati hak setiap orang, ini bisa dimulai dari kredibilitas lambang hukum dan hakimnya, intinya, yang bersalah dihukum dan yang benar dilindungi,”
109
Wawancara dengan Iboy, Teknik Mesin UGM 2007 Iboy, “Banyak Nad, pelayanan pendidikan gratis, perbaikan pelayanan kesehatan, ibadah, sarana transportasi, ekonomi, politik, budaya, hukum, dll.” Aku, “Semuanya juga pengen gitu Boy, tapi yang aku pengen tau, apa yang paling awal kamu lakukan? Apa yang paling urgent untuk diselamatkan Boy? Gimana caranya?” Iboy, “Urusan perut rakyat, kesejahteraan sosial,” Aku, “Mulainya darimana?” Iboy, “Maksimalkan zakat (zakat fitrah, zakat profesi, zakat harta, dll) ironis untuk negeri mayoritas muslim tapi hal ini sangat kurang diperhatikan.” Wawancara dengan Om Emil (omku yang satu lagi) Om Emil, “Pertama, tingkatkan pendidikan,” Om Emil, “Karena dengan pendidikan mampu menghadapi tantangan global, kedua tingkatkan kesejahteraan rakyat dengan lintas program komprehensif. Tentang konsep negara madani silahkan rujuk buku *disensor karena menyebut nama parpol*,” Aku, “Pendidikan? Mau dibawa kemana Om? Apa yang mau dirubah? Sistem? Kualitas? Standar pendidikan? Jumlah sekolah? Biaya pendidikan? Nadia baru pertama kali dengar lintas program komprehensif. Itu gimana Om?” Om Emil, “ *belum balas smsku* “
110
Wawancara dengan Mas Ayi, Teknik Nuklir UGM 2005 Mas Ayi, “Jangka pendek: potong generasi kepemimpinan di semua bidang terutama birokrasi. Jangan biarkan generasi muda menjadi terkatung-katung padahal mereka dalam masa yang produktif. Jangka panjang: aspek tarbiyah atau pendidikan dan pembinaan, membuat generasi dan pola pendidikan yang menekankan bukan hanya pintar tapi juga bermoral.” Aku, “Potong generasi? Generasi yang mana yang harus dihilangkan? Range umur berapa? Caranya?” Mas Ayi, “ *belum balas smsku* ” Wawancara dengan Mas Ochan, Teknik Nuklir 2006 Mas Ochan, “Wah baru nyampe smsnya Nad, Waalaikumsalam, (1) Bayar hutang, (2) Nasionalisasi, (3) Wajib militer, (4) Peningkatan enterpreuner, (5) Penegakan hukum, (6) Pemberantasan premanisme, homo, narkoba dan alkohol, (7) Peningkatan kualitas ABRI, (8) Pemasukan nilai-nilai agama pada sendi-sendi kehidupan negara, (9) Membangun kembali semangat gotong royong dan kekeluargaan di RI.” Aku, “Mau ngebahas proker nih Mas, (1) Mas bayar hutang? Lunas atau tetep nyicil? Kalau lunas, pemerintah bakal miskin paling ngga slama periode Mas, dan Mas ga bisa ngapa-ngapain. Kalo nyicil, sama aja dong sama SBY. (2) Dengan nasionalisasi aset (dari seluruh investor asing) berakibat merosotnya kepercayaan internasional terhadap Indonesia. Tindakan Mas? (3) Pemberantasan homo gimana Mas? Banyak loh kasusnya di Indonesia.” Mas Ochan, “ *belum balas smsku* ”
111
Wawancara dengan Pemerintahan 2005
Mas
Abas,
Fisipol
-
Ilmu
Mas Abas, “Waalaikumsalam, Mas akan berusaha: (1) Menuntaskan kasus-kasus korupsi dan mengembalikan uang negara yang hilang, (2) Menggerakkan sektor riil dan menerapkan pajak progresif untuk memperkecil kesenjangan, (3) Fokus di bidang pendidikan dan kesehatan, (4) Memindahkan BUMN ke daerah dan membangun sentra-sentra ekonomi yang khas, (5) Membatasi pembayaran hutang luar negeri. (6) Rekontrak karya, semua aset-aset milik bangsa terhadap asing dengan perjanjian yang lebih rasional. (7) Membangun infrastruktur militer yang tangguh.” Aku, “Militer? Kenapa Mas?” Mas Abas, ”Agar soft diplomacy bisa efektif. tidak cukup kita bangga sebagai negara muslim dan demokrasi terbesar, negara yang menerapkan politik non blok atau bebas aktif, tanpa kekuatan hard diplomacy yang kuat, yakni ekonomi dan militer.” Aku, “Ada lagi Mas, beberapa temen yang aku tanya, ada yang menjawab akan langsung membayar hutang luar negeri kita, kenapa Mas malah ingin membatasinya? Aku tau, membayar lunas berarti pemerintah akan ga punya uang selama beberapa tahun, kita krisis beberapa tahun, tapi setelah itu kita tidak terbelit lagi. Tapi kalau kita membatasi, sekarang kita memang punya uang lebih banyak, tapi makin lama makin banyak yang dibayarkan.” Mas Abas, “Ini masalah harga diri dan martabat bangsa. Indonesia bangsa yang besar, butuh banyak dana untuk membangun. Kalau kita bayar lunas, membahayakan banget. Idealnya, kita tetep bayar hutang, tapi jangan sampai tergantung dan mengharapkan hutang. Tiap tahun akan kita kurangi, dan 112
secara bertahap kita mandiri untuk menghidupi rakyat negeri ini,” Aku, “Bertahap? jadi ‘sama’ aja dong sama yang dilakukan pemerintahan SBY? Nanya lagi Mas, tadi Mas bilang mau fokus ke pendidikan dan kesehatan. Emang mau digimanain? Nggratisin pendidikan dan kesehatan kan ga murah, ningkatin kualitas pendidikan gimana padahal ga di tiap kecamatan ada sekolahan, gimana prioritas Mas, pendidikan, kesehatan, atau militer? Masing-masing butuh alokasi dana banyak loh mas.” Mas Abas, “Kalo dibilang sama, mas ngga sepakat, karena kan Agung Baskoro. Pendidikan dan kesehatan gratis, dananya dari pembatasan pembayaran hutang, pajak progresif, dan pemotongan gaji dan tunjangan pejabat negara. sisa anggaran, akan dipake buat insentif gaji pegawai rendah dan menengah. Untuk militer, ntar dimaksimalkan PT Pindad, PAL, dan DI, karena kita punya industri militer dengan SDM yang handal. Kemudian dapat diambil dananya dari pos pengembalian hasil korupsi dan rekontrak. Ada beberapa bidang lain yang harus diperhatikan sangat potensial, yakni kehutanan, kelautan, pariwisata, dan pertanian.” Aku: “Sip-sip, barusan aku liat-liat lagi dari tujuh program mas yang awal tadi, lima program mendatangkan keuntungan finansial, dan dua program membutuhkan dana yang banyak. Ohya, gimana dengan lingkungan? Tadi malah Mas bilang hutan salah satu aset potensial dalam ekonomi, hutannya mau dapain Mas?” Mas Abas, “ *belum balas smsku* ” Indonesia
113
Anak-Anak Mereka
BEM
dan
Keluarga
27 JANUARI Menghabiskan beberapa hariku di rumah membuatku sadar satu hal penting yang selama ini aku lupakan, dan kemungkinan teman-temanku juga lupa. Keluarga. Di rumah, aku menjadi sangat dekat dengan adik-adikku, dengan kedua orangtuaku juga. Aku memasak untuk mereka, mendengarkan cerita-cerita mereka, mendengarkan mimpimimpi mereka, kadang juga menghapus air mata mereka. Aku menjadi sangat dekat dengan adikku yang paling kecil, aku membantunya mengerjakan PR, mengajarkan mengaji, shalat, dan sebagainya. Hal yang aku pikir jarang teman-teman BEMku lakukan pada keluarga mereka di rumah meskipun keluarga mereka ada di Jogja. Teman-teman BEMku, melakukan banyak hal di luar rumah mereka. Mereka berkumpul beramai-ramai membersihkan BEM, padahal entah beberapa kali mereka membantu ibu-ibu mereka membersihkan rumah. Mereka berkumpul, berkata bahwa mereka mencoba mendengat aspirasi masyarakat Teknik, dan masyarakat Indonesia terhadap pemerintah. Tapi apakah mereka pernah mendengar aspirasi orangtua mereka yang setiap hari dikatakan jelas-jelas di rumah. Mereka berkumpul, beramai-ramai pergi ke panti asukan, mengajar anak-anak panti asuhan yang mereka bina. Tapi apakah mereka, sekalipun pernah mengajarkan pelajaran sekolah adik-adik mereka? 114
Mereka dengan mudahnya menuduh orang-orang lain apatis terhadap kepentingan BEM Teknik, padahal mungkin mereka apatis terhadap keluarga mereka sendiri. Percuma perubahan yang mereka agung-agungkan kalau mereka bahkan tidak melakukan perubahan itu di rumah mereka sendiri. Percuma mereka bilang mereka peduli dengan rakyat Indonesia kalau keluarga mereka sendiri diabaikan. Aku muak dengan orang-orang seperti itu. Percuma kepintaranmu setengah mati, percuma nilai ujian akhirmu setinggi awan, karena yang akan ditanya nanti adalah apakah kamu mendengarkan kata-kata ibumu atau tidak. keluarga, Indonesia, idealisme
115
Berubah! Karena Aku Tidaklah sama dengan Aku Dua Tahun Lalu 27 FEBRUARI Teman, kamu tidak salah masuk ke sini, ini blog nad anak aneh asli yang berganti kulit dan suasana. Dulu memang templatenya biasa aja, sekarang aku sudah ganti karena aku sudah tahu bagaimana caranya. Haha. Aku memutuskan untuk berubah penampilan, karena memang tanpa disadari, aku mengalami perubahan-perubahan kecil tiap harinya, dan aku tidaklah sama dengan aku dua tahun yang lalu. Ohya, blogku sudah berumur dua tahun. Selama dua tahun ini telah menemaniku mempublikasikan diri pada dunia. Entah saat aku rajin menulis, saat malas menulis, saat benci menulis, saat gila menulis, saat tulisanku bagus, bahkan saat tulisanku bukan apa-apa hanya sekedar sampah elektronik. Aku juga memutuskan untuk mengganti semuanya, karena blogku yang lama begitu semrawut tanpa menghapus tulisantulisanku sebelumnya. Namun link terhadap teman-teman terbaikku menghilang, dan sekarang aku harus mulai mencari lagi dari awal. Untuk teman-teman, terimakasih telah menemaniku melalui tulisan-tulisanku selama dua tahun belakangan. Persahabatan pemikiran memang sangat dekat. Hidup
116
Hasil Polling 1 MARET Polling yang sudah aku buka beberapa minggu yang lalu, dan sekarang sudah kurekap, yang berisi satu pertanyaan: “Masalah Indonesia mana yang paling urgent yang harus diselesaikan Presiden terpilih periode depan dalam seratus hari pertama masa jabatannya?” Ada 16 teman yang memberikan suaranya dalam polling, dan hasilnya adalah: 62% atau 10 orang untuk ekonomi 18% atau 3 orang untuk pendidikan 6% atau 1 orang untuk penegakan hukum 6% atau 1 orang untuk kesehatan 6% atau 1 orang untuk menyelesaikan keseluruhan masalah bangsa bersama-sama meskipun hal itu tidak begitu efektif. 0% atau tidak ada untuk pengangguran 0% atau tidak ada untuk kedaulatan energi 0% atau tidak ada untuk penyelesaian hutang luar negeri Meskipun polling bukanlah cara paling baik untuk menentukan hal yang paling benar, tapi paling tidak dari polling, akan kelihatan bahwa memang kedaulatan ekonomi lah yang sebagian besar dipercaya mampu memperbaiki Indonesia sebagai langkah awal bila Indonesia ingin bangkit dan menjadi negara besar di semua bidang. Rekontrak kerjasama aset Indonesia dengan para investor. Nasionalisasi beberapa aset penting Indonesia. Penyelesaian permasalahan suku bunga bank lah yang pertama-tama harus dilakukan oleh Presiden Indonesia berikutnya. Kita lihat nanti. Indonesia, idealisme
117
My Hardest Year 11 MARET Umurku yang barusan 19 tahun ini udah jalan hampir satu bulan, dan sebulan terakhir mulai memperlihatkan dirinya yang tidak sesuai dengan keinginan. Kejadian-kejadian buruk datang tiap minggu silih berganti. Nilaiku yang rusak, keinginan mengulang beberapa mata kuliah, dan niatku untuk memperbaiki sistem belajarku memang sebuah resolusi yang baik. Namun banyak hal lebih buruk dari itu yang datang, Sebelum berulang tahun, aku masuk rumah sakit karena maagku kambuh. Dan itu kontak pertamaku dengan kantong infus. Saat berulang tahun, aku sudah mulai sakit, aku mengira itu hanya demam biasa, dan mungkin saat itu, saat kekebalan tubuhku tidak begitu baik, aku digigit nyamuk cikungunya, dan selama lebih dari seminggu, kondisiku tidak karuan. Hal ini tentu saja berpengaruh pada nilai tugas-tugasku. Seminggu kemudian, setelah aku sembuh dan semangat lagi, Mama menelpon dan bilang kalau adik bungsuku, Salsa, jatuh terluka dan harus dijahit. Tapi kata Mama, aku tidak perlu pulang ke Semarang. Seminggu kemudian, tepatnya seminggu yang lalu, Mama dan Papa akan ke Jogja menemuiku, tapi akhirnya malah aku yang ke Semarang. Mbah Uti, nenek dari Papaku, masuk rumah sakit karena terjatuh. Awalnya aku pikir hanya jatuh biasa, lantas kaget dan masuk ke rumah sakit. Mbah Uti sudah sangat sepuh. Papa menjadi sangat trauma dengan terjatuh, karena bertahun-
118
tahun yang lalu, Mbah Kakungku, kakek dari Papa, juga terjatuh di kamar mandi sebelum akhirnya meninggal dunia. Tapi Mbah Uti tidak sekedar jatuh. Kepalanya jatuh ke belakang, dan membentur plat motor yang tajam. Segera kepala Mbah Uti harus sehera dijahit dan aku tidak dapat menahan tangis ketika pertama kali melihat keadaannya. Mbah Uti adalah nenek yang merawatku sejak aku dilahirkan hingga sekarang. Dulu sekali, aku selalu membantahnya, membuatnya marah, dan membuatnya membenciku. Sekarang aku sudah lebih mengerti mengenai kebaikan, dan aku menyesal telah melakukan kesalahan saat kecil. Aku berusaha menjadi cucu terbaiknya, sampai hari ini, aku bolos kuliah karena tadi malam aku masih berada di Kudus. Karena bagaimanapun, lebih penting keluargaku daripada kuliahku. Dan semoga aku dapat melewati tahun ini dengan baik. keluarga, hidup
119
Selembar Pemilu
Remainder
Sebelum
6 APRIL Udah pada mutasi pemilih belum? Apaan lagi itu mutasi? Atau udah ada rencana buat pulang ke kampung Kamis minggu depan? Kan lumayan ada libur empat hari. Eh, atau malah sama sekali gatau, ada libur apaan sih Kamis depan? Bukan tanggal merah kan ya? Eh, kenapa bisa libur, lebaran udah lama banget lewat, natal juga udah tahun lalu, lantas ada apa? Coba inget, tanggal 9 April 2009 itu terkenal kenapa? Ada pemilu! Benar sekali, dan 9 April itu adalah Kamis minggu depan, brur! Wah, sebentar lagi yah? Ga terasa banyak banget kampanye yang udah berlangsung di bumi Indonesia sampesampe udah kayak hal biasa aja ngeliat kampanye keliling dan poster-poster yang ditempel di jalanan. Tapi inget ya, pemilu 9 April besok ini kita cuma milih legislatif. Udah ada persiapan belum buat pemilu besok? Misalnya dengan nonton tivi tentang visi dan misi masing-masing parpol, juga berita-berita tentang sepak terjang mereka selama ini, kan banyak tuh. Atau nonton kampanye mereka. Atau bahkan ada yang udah banyak mantep sama pilihannya? Siip deh kalau begitu. Pilihan untuk memilih salah satu partai, atau pun pilihan untuk tidak memilih siapa pun atau partai mana pun juga boleh kok. Yah, namanya juga demokrasi, tidak ada yang boleh maksamaksa di sini, bener kan Masbro? Jaman sekarang banyak banget partainya sampe bingung milih yang mana, bikin pusing aja. Buat yang udah mantep sama pilihan salah satu partainya juga mungkin ikutan bingung nih, 120
masalahnya, cara milih di pemilu 2009 ini paling beda sama cara milih pemilu sebelum-sebelumnya. Dulu dicoblos, sekarang dicontreng! Ati-ati salah aja ya, Sist! Jangan karena udah nafsu aja pengen pilihannya menang, abis nemu nama caleg pilihan, langsung aja coblos! Wah, suara Kamuh bisa hangus karena dianggap tidak sah. Makanya sabar aja, pelan-pelan milihnya, berikut hal yang sebaiknya kamu lakukan sebelum datang ke TPS: 1. Nonton tivi dulu, liat visi misi masing-masing partai. Ada yang jelas, ada yang burem banget. 2. Lihat iklan mereka. Apa iklannya berlebihan banget atau malah ga penting. 3. Lihat juga selama ini tuh partanya lurus-lurus aja atau malah jadi sarang penyamun. 4. Sebelum milih, abis sholat berdoa aja dulu, minta kemantapan hati, ataupun minta petunjuk pilihan sama Yang Di Atas. 5. Cari tahu gimana caranya milih yang benar, jangan sampai pilihan yang sudah dirasa benar, tapi cara milihnya yang malah salah, sama aja bohong. 6. Kalau udah mantap sama pilihan, jangan bocorin pada siapa pun. Bisa jadi itu orang nanya hanya untuk menakar seberapa banyak isi kepala kamu. Kecuali kamu kasih tau ke orang-orang karena ada alasan tambahan. Alias kampanye, hoho. 7. Jangan nanya-nanya juga pilihan orang karena kamu bisa dianggep ga punya pendirian. 8. Coba ikut diskusi tentang pemilu, karena bisa ngasih banyak referensi bagus tentang parpol. 9. Pas hari H, lakukan semuanya sesuai prosedur, kalau ga tahu harus ngapain selanjutnya, tanya aja sama petugasnya. 121
10. Jangan terburu-buru ya, Pakdhe. Everything is under control. 11. Biar aman nih ya, contreng hanya satu kali di tiap lembar surat suara yang dikasih. Selamat memilih. Indonesia, idealisme
122
Selamat Datang 26 MEI 2009 Selamat datang di tiap lembar tubuhku, kawan. Berikan tanda padaku, tulis pada tubuhku, kotori aku, semangati aku, hargai aku, buat aku terkenal, buat aku hebat! Karena aku berisi tulisan-tulisanmu yang akan mengukir sejarah dunia dan yang akan merubah bangsa ini meskipun aku hanyalah berupa kumpulan tulisan. Kau hanya mempertaruhkan pedang hitam bernama pulpen itu dan kepalamu untuk berpikir. Sedangkan aku mempertaruhkan tubuhku demi perjuangan. Selamat datang, kawan. Aku kumpulan pemikiran hebatmu. Aku berisi tetesan darahmu. Aku kotor akibat keringatmu yang menempel di tubuhku. Aku robek, aku coklat, karena kau membawaku kemana-mana dan selalu membuka lembarku. Sekarang giliranmu, kawan. Aku sudah berkorban mempersembahkan diriku untuk perjuangan Indonesia. Sekarang giliranmu, korbankan dirimu. Berikan semua hal yang kamu punya untuk Indonesia. Kini giliranmu. Selamat datang di dunia penuh perjuangan. menulis, idealisme, mimpi
123
Change 31 MAI Perubahan. Kata itu digunakan Barrack Obama dalam visinya menjadi Presiden Amerika. Karena perubahan Amerika, sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan Amerika dari kehancuran. Dan sebagian besar orang Amerika, warga negara Amerika, berpikir hal yang sama. Amerika butuh perubahan. Karena selama ini banyak hal yang dilakukan namun tidak ada manfaatnya, warga negara Amerika sudah bosan dengan semua itu. Mereka butuh perubahan ke arah kebaikan. Aku tidak bilang perubahan yang dilakukan Barrack Obama adalah perubahan menuju kebaikan. Tapi aku menggunakan itu sebagai contoh, bahwa masyarakat butuh perubahan menjadi lebih baik. Perubahan itu perlu. Tapi permasalahannya adalah bagaimana memulai perubahan dan bagaimana kita yakin bahwa perubahan yang kita lakukan adalah perubahan ke arah yang lebih baik? Perubahan dimulai dari sekarang dengan merubah pola pikir. Buatku, perubahan dilakukan dengan menulis. Tapi harus segera dan tidak berlama-lama. Sebelum bertindak, harus tahu perubahan yang kita inginkan jelas menuju ke arah yang lebih baik. menulis, hidup, idealisme
124
Apa yang Bisa Diharapkan? 16 JUNI Apa yang bisa diharapkan dari masa depanmu? Sedangkan sekarang saja kamu pemalas untuk menulis, terlalu malas untuk membuka mata pada dunia, terlalu malas untuk ikut melakukan perubahan untuk masyarakat. Lihat saja orang-orang yang dulunya kamu anggap rendah, sekarang yang terjadi adalah kamu menjadi bagian dari orang-orang seperti itu. Tindakan yang dulunya kamu benci sampai mati, sekarang kamu lakukan juga. Apa yang kamu banggakan lagi dari dirimu sekarang? Idealisme? Tidak! Karena sekarang idealisme itu hanya topeng yang kamu gunakan agar teman-temanmu tidak meninggalkanmu, benar kan? Tidak punya harga diri? Itulah kamu. Masih berani kamu menulis, Nad? Bukankah waktu itu kamu yang bilang, menulis adalah tindakan paling jujur sedunia, padahal yang sekarang kamu lakukan adalah kebohongan publik! Buat apa di sini kamu sok suci paling benar sendiri juga sok keren sedunia? Karena kamu takut tulisan ini dibaca orang dan ketauanlah semua kebusukanmu di dunia. Dasar munafik. Kamu masih merasa kamu yang idealis adalah kamu yang menulis tiap malam, yang tidur seminimal mungkin, dengan mata menghitam, dengan kemampuan analisis kaliber berat. Tapi itu hanya mimpi. Kamu toh bahkan tidak pantas untuk bermimpi seperti itu. Karena kamu sangat pemalas juga bodoh. Memimpi saja tidak mungkin, bagaimana kamu bisa mewujudkan kamu yang idealis seperti itu? Buang jauh-jauh mimpi itu! Orang kotor sepertimu bahkan tidak pantas mengidolakan siapapun karena kamu akan membuat mereka malu. 125
Yah, kamu terpuruk. Terus terpuruk dan menjadi orang yang tidak berguna, menjadi sampah masyakat. Menjadi orang hidup tapi tidak menjadi manusia. Kalau sedikitpun kamu tidak berubah, karena kemalasan gilamu itu, kamu akan hancur. Hancur sehancurnya menjadi orang-orang yang selama ini kamu anggap rendah. Melakukan hal-hal yang selama ini kamu benci. Menjadi orang sumber masalah, tidak produktif, dibenci oleh bapak-ibumu, juga oleh teman-temanmu seperjuangan. Maukah kamu ditinggalkan mereka, Nad? Maukah kamu menjadi satu-satunya manusia di dunia yang tidak berguna? Yang tidak melakukan perjuangan apa pun selama kamu hidup? Tidak kan? Maka, berubah lah! hidup, idealisme
126
Indonesia yang Dulu 17 JUNI Ketika aku SD hingga SMP, aku belajar di sekolah yang miskin buku perpustakaan. Sehingga semua buku yang ada di perpustakaan itu, sebagian besar sudah aku baca. Buku-buku itu ada di tiga rak menempel di dinding perpustakaanku di SD yang menjulang tinggi, saat itu aku tidak bisa meraihnya. Juga ada di enam rak perpustakaan SMP yang tiap aku meminjam bukunya, aku diwajibkan menyampul plastikkan buku itu karena keterbatasan dana sekolah untuk buku (atau terlalu banyak dana yang diselewengkan aku tidak tahu). Dulu aku baca buku-buku terbitan Balai Pustaka. Salah satu penerbit besar milik pemerintah. Isinya tentang Indonesia yang sangat indah, pedesaan yang hijau dan makmur, sawah yang menghidupkan dan dihidupkan petani, dan sebagainya. Aku membaca buku-buku itu selama di Sumatra, dan aku dulu meyakini, bahwa memang seperti itulah yang terjadi di Jawa. Tapi sekarang saat aku sudah tahu lebih banyak dari dulu, saat aku sudah membaca puluhan kali lebih banyak dari buku yang aku baca dulu, aku tahu semua itu hanya mimpi. Atau kasarnya, hanya doktrin paradigma kemakmuran yang diberikan oleh pemerintah saat itu. Pencitraan yang diberikan Soeharto mengenai kondisi rakyatnya. Saat itu apa sih yang tidak diatur atau diawasi? Tidak ada. Jelas saja buku-buku yang aku baca dulu adalah buku-buku tentang keindahan dan kemakmuran Indonesia meskipun aku tidak tahu, itu buku-buku pesanan atau buku-buku kenyataan. Entah saat itu buku-buku dipolitisasi atau tidak, entah itu kenyataan atau mimpi, aku tetap merindukan membaca bukubuku seperti itu. 127
Indonesia yang hijau, makmur, tidak ada kemiskinan juga kelaparan. Yang ada hanyalah anak-anak pergi ke sekolah, orang tua mencari nafkah dengan bertani atau pergi ke pasar, anakanak mencari ikan atau berenang sepulang sekolah di sungai yang bersih. Bermain layang-layangan, bermain diantara ladang jagung, bermain di bawah pohon, dan sebagainya. Menyenangkan bukan? Kapan Indonesia kembali lagi seperti itu? Kembali? Kalau saja semua itu pernah, Nad. Aio wujudkan! Indonesia, buku, membaca
128
Manusia, The Suistainable One 29 JUNI Terlalu jauh aku berbicara tentang sustainable dan pengaruhnya bagi bumi, kalau tidak melakukan apapun untuk mewujudkan the sustainable world. Sustainable world adalah dunia yang bermanfaat bagi sekarang, tapi juga tidak mengurangi manfaat bagi generasi setelahnya. Intinya, kita harus tetap menjaga dunia, bagaimana menyelamatkan keberlangsungan dunia, dimulai dari bagian terkecil dari hidup kita. Hakikatnya manusia hidup memang sustainable. Siklus kehidupan manusia dari lahir, makan, buang air, hingga mati terkubur, semuanya adalah sebuah sistem sustainable. Allah menciptakan manusia dengan tanpa sisa, tanpa ada limbah yang mencemari dunia dan merugikan makhluk hidup yang lain. Tapi ternyata selama hidupnya manusia malah mengeluarkan limbah dengan sengaja. Cara hidup yang paling buruk lah yang dijalani manusia karena selama hidupnya ia malahan merusak kehidupan makhluk hidup yang lain. Manusia membangun pabrik, membuang gas emisi, serakah mengeksploitasi alam, dan banyak lainnya. Hakikatnya manusia tidaklah jahat, tapi cara hidup yang dipilih manusia dalam menjalankan hidupnya itu yang salah dan menjadikannya makhluk paling jahat di bumi. hidup
129
Semangat Donk 1 JULI Aku berangkat ke Coffee Break pakai baju baru. Baju kaos TShirt yang dikasih Mas Hilmy karena sudah ketemuan kemarin di Jogja. Sebenarnya ajakannya biasa saja, aku malah yang berterima kasih padanya. Kaos bersablon gambar muka Gajah Mada ini adalah salah satu produk keluaran komunitas Mas Hilmy yang namanya Semangat Donk. Komunitas mengeluarkan produk untuk membiayai kegiatan-kegiatan komunitas mereka. Dan aku iri dengan Mas Hilmy yang sudah melakukan banyak hal padahal aku belum melakukan apa-apa. Orang yang aktif di komunitas Mas Hilmy, Semangat Donk, itu cuma ada 13 orang aktif. Yang lain ada, tapi sebagai volunteer. Dan Mas Hilmy adalah orang kedua di sana. Ia dan satu orang lagi lah yang mendirikan komunitas itu. Awalnya mereka berdua berencana untuk mengembangkan kepribadian anak-anak muda Purwokerto (anak-anak SMP dan SMA), sehingga mereka berani bermimpi dan tidak hanya menjadi pelajar biasa-biasa saja. Mas Hilmy melihat siswa-siswa Purwokerto tidak percaya diri dengan apa yang mereka punya, terlalu rendah diri karena merasa mereka berada di sekolah pinggiran, sehingga tidak berani bermimpi untuk hal yang lebih besar lagi. Hal inilah yang ingin dirubah Mas Hilmy. Tidak peduli dari SMA mana, yang penting sebesar apapun mimpi yang kita punya dan sekeras bagaimanapun usaha yang kita lakukan untuk mewujudkannya. Kegiatan-kegiatan komunitas Semangat Donk ini misalnya dengan menyebarkan koran dinding di tiap-tiap sekolah SMP dan SMA di Purwokerto, yang berisi tulisan-tulisan motivasi 130
dan pencerahan pemikiran untuk anak muda. Selain itu ada training motivasi gratis, yang diisi oleh teman-teman sendiri sehingga bisa diminimalkan pengeluaran dan ditekan hingga gratis. Karena kegiatan-kegiatan komunitas berkembang, sekarang komunitas Semangat Donk terdiri dari tiga divisi besar; kalau tidak salah komunitas, pengembangan kegiatan, dan bisnis. Komunitas dengan 13 orang pemuda, dibandingkan jumlah, jelas kalah kalah dengan BEM yang bisa ratusan orang anggotanya (10 kalinya). Tapi 13 orang ini, seperti yang sudah dibuktikan Mas Hilmy dengan Semangat Donk, bisa melakukan banyak hal untuk mengguncang Purwokerto. Dan mungkin, kedepannya juga akan mengguncang dunia. Bandingkan dengan BEM. Aku jelas sungguh iri dengan Mas Hilmy. BEM berisi 10x lebih banyak orang tapi apa yang sudah kami lakukan? Tidak ada. Malah mungkin kami sudah membuang-buang begitu banyak uang namun tidak ada hasilnya. Dan komunitasku Indonesia Butuh Anak Muda aja udah hilang entah kemana. Hilan tertelan, masuk ke perut, dan terbuang. Nad, kamu belum melakukan apa-apa. Kamu baru bermimpi. Tulislah di sini ide-idemu. Dan kamudian cari orang untuk membantumu mewujudkannya. Mas Hilmy sedang menjalani mimpinya, Nad. Kamu juga bisa. Jangan mati dulu, Nad. Sebelum melakukan sesuatu. hidup, menulis, idealisme
131
Hidup Sehat Tantanganku 1 JULI Arsitek adalah profesi paling berisiko karena yang menjalaninya memiliki resiko paling besar untuk mati bila dibandingakan dengan profesi keteknikan lainnya. Aku tahu, dosenku sudah pernah bilang. Dia memaksaku untuk berpola hidup lebih sehat karena tubuhku yang meskipun kecil begini, punya banyak potensi penyakit mengerikan. Pola makan tidak teratur, kalori makan tidak dihitung, minum kurang, dan sebagainya. Liat saja sekarang, aku menulis tentang hidup sehat padahal seharian ini, aku belum minum apapun kecuali kopi! Munafik kan yah. Sekalinya aku minum air, aku minum kopi. Aku memang ingin mati bunuh diri over dosis kopi ya? Mumpung sedang di warung kopi. Haha. Selama ini, kebiasaanku yang baik hanyalah melihat nutrition facts dari makanan kecil atau susu kotak yang aku atau mama beli. Selebihnya tidak. Padahal yang aku butuhkan adalah makan tiga kali sehari, makan sayur, makan makanan bergizi, bervitamin, minum susu dua gelas perhari, atau minum air putih yang banyak, menghindari kopi, dan menghindari teh. Kalau aku mematuhi itu semua, berarti aku melakukan semua hal kebalikan dari apa yang aku lakukan selama ini. Perubahan memang butuh momentum. Tapi siapa yang percaya kalau aku bilang: baiklah aku berubah, setelah selesai studio aku akan berubah, tapi aku sendiri tidak mau berubah? Masalahnya yang terjadi bukan momentum yang aku butuhkan, tapi kemauan untuk berubah. Apakah aku mau berubah setelah 132
banyak penyakit, dari masalah tulang, darah, lambung, hingga kolesterol, menghinggapi tubuhku menjadi orang dengan gaya hidup sehat? Apakah aku mau? Merubah kesenangan minum kopi atau teh yang sudah hampir 20 tahun aku lakukan? Apakah aku mau menukar itu semua dengan pola makan yang baik agar aku tidak cepat mati muda? Toh aku memang ingin mati muda. Entahlah. Aku tidak punya motivasi hidup lebih dari umur dua puluh lima tahun. Enam tahun lagi, Nad? Sudahkah selesai semua tugasmu di dunia? kuliah, hidup
133
Aku Mau Lagi Setelah Sekian Lama 1 JULI Aku mau menulis lagi setelah sekian lama ini lupa. Aku mau hidup lagi setelah sekian lama ini mati. Aku mau menyedot lagi sumsum tulang kehidupan setelah sekian lama ini trauma karena tersedak. Aku mau mendengarkan lagi suara angin yang menuip lembut rambutku setelah sekian lama ini benci angin ribut. Aku mau tertawa lepas lagi setelah sekian lama ini merasa tertawa bukanlah sesuatu yang penting. Aku mau excited lagi pada segala hal baru yang aku temukan setelah sekian lama ini tidak peduli dengan sekitarku. Aku mau menyiram bunga lagi setelah sekian lama ini membiarkan bunga-bungaku mati perlahan. Aku mau menulis tangan lagi setelah sekian lama ini menulis dengan menekan-nekan kibor dan ponsel sehingga membuat tulisan tanganku buruk rupa. Aku mau semangat hidup lagi setelah sekian lama ini merasa menjadi mumi. Aku mau menulis ulang mimpi-mimpiku untuk mengingatkan lagi bahwa aku harus hidup untuk mewujudkannya. puisi, hidup, mimpi, menulis, idealisme
134
350 Tahun 6 JULI Semua orang bilang, Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun. Selama itu, kekayaan negeri ini diperas dan dimanfaatkan untuk keperluan perang Belanda. Kekayaan alam, penurutnya bangsa terjajah, bantuan tentara tambahan bila diperlukan. Lantas kenapa, tiga ratus tahun yang buruk itu sudah lama berlalu, namun bangsa ini masih terjajah. Paling tidak di dalam pikirannya sendiri. Kenapa Tiga Ratus Lima Puluh Tahun dianggap selama itu kita dijajah? Kenapa tidak lihat dari tiga ratus lima puluh tahun Bangsa Indonesia berjuang mendapatkan kemerdekaan? Di masa itu rakyat Indonesia berkembang, dari tidak tahu apaapa, menjadi sedikit terpelajar, kemudian perlahan melakukan pergerakan, pergerakan meluas dan akhirnya pemuda-pemuda Indonesia berhasil memaksa Soekarno dan Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Tiga Ratus Lima Puluh Tahun itu memang waktu yang lama. Indonesia memang lebih lambat panas dan lebih lambat dibandingkan negara-negara yang lain. Tapi kemerdekaan itu memang harus diperjuangkan meskipun perjuangan itu harus selama tiga ratus lima puluh tahun lamanya. Dengan memandang bahwa Indonesia telah berjuang selama itu, akan jelas bisa merubah mental dan paradigma rakyat Indonesia. Bahwa negara ini, bangsa ini, mampu berjuang dan berada di bawah tekanan selama itu, dan akhirnya mampu bangkit. Berarti, masih ada harapan, bahwa suatu saat nanti, Indonesia juga pasti akan bangkit. Meskipun membutuhkan waktu tiga ratus tahun lagi. indonesia, idealisme
135
Melawan Arus, Aku Juga Bisa 6 JULI Aku udah lama punya sebuah buku. Judulnya ‘Melawan Arus’ tulisan Ridho Alhamdi, seorang tokoh muda dalam organisasi keagamaan besar di Indonesia, Muhammadiyah. Buku terbitan Resist Book ini sudah aku beli sejak SMA di saat aku tergila-gila dengan Resist Book. Tapi sampai beberapa hari yang lalu belum aku baca. Dulu, alasan aku belum membacanya karena tulisan-tulisannya terlalu memberontak pada Muhammadiyah. Bukan salahnya sih, terserah Mas Ridho saja. Tapi waktu itu aku belum tahu apaapa tentang Muhammadiyah. Sekarang sudah agak lumayan, jadi berani baca. Mas Ridho juga kuliah di Jogja, tepatnya di UIN, dan banyak istilah-istilah Bahasa Arab di kampusnya yang masih belum aku mengerti. Beda sama kampusku yang menggunakan Bahasa Indonesia dan beberapa istilah Bahasa Inggris. Buku yang ditulis Mas Ridho ini berisi kumpulan-kumpulan tulisan yang ditulisanya sehari-sehari sebagai catatan harian dan kemudian dipublikasikan. Karena sebenarnya, kalau aku mau, aku juga bisa membuat buku seperti itu. Tulisan-tulisanku, pandangan-pandanganku tentang hidup, atau perasaan-perasaanku juga bisa aku kirim ke penerbit. Tapi kenapa tidak aku lakukan padahal aku bisa saja berbuat seperti itu? Mungkin saja aku bisa lebih baik dari Mas Ridho? Aku sebenarnya bisa. Dan seharusnya memang bisa. Aku telah menulis pemikiranku selama bertahun-tahun. Tapi latar belakangku memang bukan apa-apa. 136
Aku bukan orang yang berpengaruh besar pada apapun. Aku tidak berada di organisasi yang membuatku berkembang lebih besar. Latar belakangku bukan politisi, bukan pedagang, bukan pembesar. Ayahku tidak terkenal, begitu juga ibuku. Tapi itu semua yang membuatku berpikir independen. Dengan pemikiran-pemikiran murni yang lahir dari kepala rakyat biasa saja di negeri ini. Aku bisa membuat buku kapan pun aku mau. Tapi bukan itu tujuanku. Lantas apa tujuanku? menulis, idealisme
137
Temanku Menulis Buku, Aku? 10 JULI Aku punya teman SMA, kelas satu sekelas denganku. Namanya Aldila Tabah. Dia tahu aku sering menulis sejak aku kelas satu. Dia secara reguler membaca tulisan-tulisanku, dan katanya terinspirasi dari sana. Dia menjadi salah satu pembaca setia tulisan-tulisanku. Aku bertemu Tabah lagi di facebook, dan meskipun dia tidak melakukan apa yang aku lakukan dan mengalami apa yang aku alami, sekarang dia sudah menulis buku, dan bukunya sudah dijual di Gramedia. Temanku yang dulunya terinspirasi dariku yang suka menulis, sekarang malah sudah melampaui aku dengan membuat buku dan dijual di Gramedia. Bukan, Nad, jangan memandang sinis tulisannya, berkarakter atau tidak, berkualitas atau tidak. Kamu pun tidak bisa menilai tulisanmu di blog ini, sampah atau tidak semua tulisanmu ini. Masalah utamanya adalah, kenapa dia berkembang jauh lebih pesat selama beberapa tahun terakhir ini dibandingkan dengan dirimu? Dan kenapa semua orang di sekitarmu berkembang jauh lebih cepat daripada kamu? Kenapa kamu tidak ada bedanya dengan kamu setahun atau dua tahun yang lalu? Apa yang terjadi denganmu? Apa yang udah kamu lakukan setahun dua tahun terakhir ini? Apa, Nad? Pembelaan dari dirimu berkata, aku itu aku. Aku menjalani hidupku sendiri. Aku punya jalan hidupku sendiri yang tidak sama dengan yang lain. Tujuan-tujuan hidupku berbeda dengan yang dimiliki orang lain. Terserah temanku menulis buku, sama saja. Terserah semua orang berkembang pesat sekarang, waktuku berkembang seperti itu sudah lewat beberapa tahun yang lalu, dan waktu berkembang tahap selanjutnya mungkin 138
akan tiba dengan sendirinya beberapa bulan lagi. Lantas, apa yang perlu diirikan? Aku sudah bilang, dipublikasikannya tulisanku itu tidak berarti aku sukses atau semacamnya. Artis-artis pajangan yang sok cerdas dan ingin dinilai cukup pintar pun bisa menulis buku. Aku kan juga sudah punya idealisme. Buku yang aku keluarkan harus lah buku yang benar-benar bagus. Semoga dengan satu buku itu aku sudah mengeluarkan seluruh pemikiran dan pandangan bagus yang pernah hadir di kepalaku selama aku hidup di dunia. Aku menulis setiap hari, namun sedikit yang dijilid atau dijadikan buku komersial. Menulis buku itu sama saja omong kosong kalau tujuannya agar terkenal, atau agar sombong karena sudah menulis buku, sama saja dengan omong kosong kalau yang dicari hanyalah uang. Menulis kemudian mempublikasikannya secara massal, harus dengan sebuah idealisme. Bahwa tulisan itu membawa banyak perubahan bagi hidup orang lain. Harus ada kebaikan di dalamnya. Bukan hanya sekedar menjual kertas, tinta, dan lem, kemudian merasa bangga karenanya. Mungkin sekarang aku tidak mencapai apa-apa dalam hidupku kalau orang lain melihat seperti itu. Aku akui, aku memang belum menulis buku apapun. Tapi aku menulis setiap hari, dan suatu saat akan jadi buku. Buku-bukuku hadir ketika aku sudah selesai dengan hidupku. Buku-buku itu berisi tentang segala hidupku. Jadi aku tidak boleh iri pada siapa pun. menulis, mimpi, hidup, buku
139
Write Down My Dreams 11 JULI Aku kemarin beli buku tulis. Buku hitam pekat yang kunamai BLACKBOOK, memang bakal aku tulis dan aku tempelin fotofoto tentang mimpi-mimpiku. Aku ingin foto-foto itu selalu terbayang di kepalaku dan terus menempel di sana agar menyatu denganku. Agar aku tidak terpisahkan lagi dengan mimpiku. Dengan menulis mimpi-mimpiku, dengan memasukkannya ke dalam kepalaku dan kuulang terus menerus, aku harap mimpimimpi itu menjadi kenyataan suatu saat nanti. Aku percaya kekuatan itu. Mimpi-mimpi yang kutulis diantaranya adalah menerbangkan pesawat terbang, jalan menyusuri rel kereta api, dan menjelajahi tempat-tempat menyenangkan di seluruh dunia. mimpi, menulis, perjalanan
140
Aku Ngapain? 11 JULI Selama di rumah, aku sering menulis di buku ini dan berniat menghabisi halaman-halamannya sebelum balik ke Jogja besok Selasa. Beberapa orang di rumah, karena heran dengan apa yang aku lakukan dengan pulpen dan bukuku, sebut saja Tante Mahmudah dan Mama, bertanya tentang apa yang sebenarnya sedang aku tulis. Cerita kah? Bukan, aku bukan sedang bercerita. Tapi di buku ini aku menulis tentang kehidupan yang aku alami, kebaikan yang aku temukan, keburukan yang aku evaluasi, dan hal-hal yang aku pikirkan di kepalaku selama aku hidup. Aku sedang menulis buku? Bukan. Aku hanya sedang menulis di buku. Bukan sedang menulis untuk dicetak dan dijilid massal untuk disebarluaskan kepada orang ataupun diperjualbelikan untuk mendapatkan keuntungan. Aku berjuang dengan menulis. Aku memperbaiki kondisi masyarakat dengan menulis. Aku memperbaiki kondisi Bangsa Indonesia dengan menulis. Aku memperbaiki kondisi dunia dengan menulis. Aku pun memperjuangkan kebenaran dengan menulis. Yang paling penting, aku menemukan diriku sendiri dengan menulis. Aku menjaga idealismeku dengan menulis. Aku menjadi manusia dengan menulis. Menulis sangat penting bagiku. Bandingkan kondisiku sekarang dengan aku yang dulu, yang sudah lama tidak menulis. Jauh sekali, kan? Aku pun tidak akan melepaskan kebiasaan dan kemudahan menulisku yang sekarang sudah kudapatkan kembali ini. Untuk jawaban atas pertanyaan Mama maupun Tante Mahmudah, aku diam saja, tidak menjawab apa-apa. Bukan 141
karena sebenarnya aku tidak sedang melakukan apa-apa. Tapi karena aku tidak yakin seberapa mengertinya Mama dan Tante Mahmudah atas perjuangan yang aku lakukan selama ini. Aku belum menentukan jawaban apa yang bisa dimengerti Mama dan Tante Mahmudah tanpa membuat diriku dianggap gila oleh keluarga besarku. menulis, idealisme, hidup, keluarga
142
I’m A Little Bit Shocking 28 JULI Aku kaget. Karena orang lain membaca tulisanku terlebih dahulu untuk mengenal diriku. Mereka datang menyapa seolah sudah sangat dekat kepadaku. Aku kaget salah satunya karena aku sendiri belum merasa dekat dengan mereka. Dengan membaca tulisan-tulisanku, orang dapat tahu banyak tentangku, tentang hobiku, tentang bacaan-bacaanku, tentang keluargaku. Memangnya kapan aku cerita pada mereka aku punya adik? Aneh ya, agak sulit merasa dekat dengan seseorang kalau tidak melalui perkenalan normal. Memang aku tahu, membaca tulisan seseorang adalah salah satu cara tercepat untuk memahami pemikiran-pemikirannya dan menjadi dekat dengannya dalam hitungan jam. Tapi tetap saja, bergaul secara fisik, berkenalan dengan normal, adalah cara paling alami untuk dekat dengan seseorang. Dan yang alami pasti jauh lebih baik. membaca, menulis
143
Leadership 29 JULI Pemandu Ospek diharapkan bisa menumbuhkan sifat kepemimpinan dari setiap mahasiswa baru panduannya. Tugas yang sama sekali tidak logis menurutku. Karena bukan tugas pemandu untuk menumbuhkan sifat itu. Visi Ospek Fakutas Teknik terlalu mengada-ada. Kepemimpinan bukanlah sestuatu yang dapat diajarkan atau dipaksakan pada sesorang. Apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan kepemimpinan? Pengaruh mungkin. Kalau aku dipimpin, apa yang aku inginkan dari seorang pemimpin? Aku suka pemimpin yang bersedia mendengarkan masukan bawahannya, dan aku tidak suka pemimpin yang otoriter dan sok benar sendiri. Dalam penilaian pemandu mengenai leadership adik panduannya, parameter yang digunakan hanyalah keaktifan mereka, banyak tidaknya mereka mengemukakan pendapat, mengontrol orang lain, dan menguasai orang lain. Salah kaprah bukan? Salah ketika kemampuan leadership seseorang hanya dari kekuatan koleris yang ada dalam dirinya. Tidak adil. Kemampuan leadership itu berasal dari kemampuan tiap orang untuk memahami dirinya sendiri dan kesadaran apa yang ia lakukan. Bukan keinginan untuk mengontrol orang lain. Leadership berawal dari kenalnya seseorang pada dirinya sendiri, memahami tujuan hidupnya, dan tugasnya di muka bumi. Proses kepemimpinan pun bukan dilakukan dengan banyak bicara, mengatur, sok tahu, ataupun memegang jabatan. Kepemimpinan berarti mampu menginspirasi orang lain, dalam hal ini, Kelompok Ospek, agar bekerja lebih baik. 144
Seorang pemandu menyadarkan setiap mahasiswa baru, membangunkan mereka dari tidur yang panjang, menyadarkan siapa sebenarnya mereka, memandu mereka menemukan diri mereka sendiri, apa sebenarnya potensi mereka, memahami apa yang mereka rasakan, dan mengarahkan mereka sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Pemandu membuat semua berjalan senatural mungkin untuk menciptakan kepemimpinan. Seorang leader bukan produk karbitan, yang dengan hanya 4 hari Ospek jadi. If your action inspire others to dream more, learn more, do more, and become more, than you are a leader. (John Quincy Adams) idealisme, mahasiswa
145
Gara-Gara Globalisasi 9 OKTOBER Pernah denger McD? Starbucks? Dunkin Donuts? Jaman sekarang, ketinggalan jaman banget kalo ga kenal nama-nama itu. Tempat makan paling instan tuh sekarang McD, tempat nongkrong paling asik tuh Starbucks, dan donat paling enak sedunia itu donatnya Dunkin. Sebelum toko-toko gitu buka, dunia biasa aja. Dulu kita makannya di warung depan jalan, nongkrong di mesjid (hehe), trus makan donat abang-abang donat yang lewat depan rumah. Tapi liat sekarang, siapa sih diantara kamu yang ga punya facebook? Yang bilang gapunya pun pasti karena belom tau cara bikinnya, ia kan? Biasanya, orang-orang yang suka nyari alesan, jawabannya berkisar nambah temen lah, bisa dapet ilmu lah, bisa sekalian jualan lah. Tapi ya ujung-ujungnya, kamu punya facebook juga karena semua temen kamu yang laen, yang lebih gaul dari kamu, udah duluan punya facebook, dan kamu gamau ketinggalan dari mereka. Udah deh ngaku aja. Sadar ga sih, kalo di dunia ini kamu dianggep cuma sebagai orang bodoh yang mau-mau aja diminta bayar makanan ga bergizi kayak ayamnya McD? Mau bayar minum Cola yang di Amerika sana, cola dipake buat ngilangin kerak di truk? Eh tambah ngerasa keren lagi ngelakuin itu semua. Tanpa sadar apa-apa. Yah, kalo emang bodoh ya diapa-apain emang ga sadar. Kalian tahu, semua itu gara-gara globalisasi. Gara-gara globalisasi, facebookan sama temen yang lagi di Korea udah kayak ngobrol langsung sama dia. Ilmu cepet banget kesebar, ilmu putih atau hitam sama aja jaman sekarang gara-gara internet, kebudayaan misalnya bahasa dan tarian daerah masing-masing udah ga dipratekkin lagi sama anak muda 146
(ya gimana sempet ngurusin tarian daerah, orang facebookan mulu!), bahasa juga udah Bahasa Inggris (lama-lama bakal pada lupa kalo pernah ngomong Bahasa Jawa). Gara-gara globalisasi juga, pabrik barang-barang merek terkenal banyak di Indonesia. Mau-maunya percaya sama statement berikut, bangga dong, Nike aja pabriknya di Indonesia. Padahal ya pabrik gitu ada di Indonesia karena buruh di Indonesia bayarannya paling murah sedunia! Orang bodoh tadi yang ga tau kalo dianggep bodoh tambah ngerasa bodoh. Gara-gara globalisasi, facebookan yang tadinya alesannya nambah temen segala, bikin kamu lupa daratan, yang disapa temen-temen facebook aja, temen-temen di sebelah kamu, yang duduk di samping kamu pas kamu lagi facebookan, malah terabaikan. Siapa coba yang cuma cari-cari alesan? Gara-gara globalisasi juga, yang bisa ngikutin globalisasi ngerasa maju jauh banget, ninggalin orang-orang yang memilih gamau ngikutin globalisasi. Dunianya udah beda, jadi ngerasa sombong gitu. Globalisasi banyak banget efeknya sama kehidupan kita. Cara hidup kita, gaya kita hidup, apa yang kita lakukan, apa yang kita pake, apa yang kita makan, apa yang kita habiskan, juga apa yang kita hasilkan. Selama ini, ternyata tanpa kita tahu ada yang memanfaatkan kebodohan kita untuk keuntungan mereka sendiri. Globalisasi emang ga bisa dihindari. Kita ga bisa hidup tanpa bantuan pihak lain. Tapi gimana caranya, biar kita ga bodoh lagi, biar kita sadar dan gamau dimanfaatkan lagi untuk kepentingan salah satu pihak. Sekarang pikirn deh gimana caranya, biar kita bisa memanfaatkan globalisasi, jadi bukan kita yang jadi objeknya, tapi subjeknya. Nahloh. idealisme, indonesia
147
Kedaulatan Energi, Pelantikan Kabinet Baru, dan Peran Mahasiswa 16 OKTOBER Hari-hari belakangan, semua media fokus membahas kabinet pemerintahan 2009-2014 ke depan. Semuanya dibahas, profil kemungkinan orang-orangnya, peta politik calon-calonnya, prediksi siapa yang akhirnya nanti jadi mentri. Orang-orang keburu-buru mau tahu siapa dapat jatah berapa kursi dan peta kekuatan politik Indonesia akhirnya nanti seperti apa. Padahal, nanti pasti juga diumumkan siapa mentri-mentri kabinet SBY yang baru. Sayangnya, sekarang semua orang fokus pada kabinet baru, dan melupakan satu hal besar, yaitu evaluasi kinerja pemerintahan 2004-2009 untuk diperbaiki pada pemerintahan 2009-2014. Tapi karena presiden kemarin sama saja dengan presiden mendatang, sepertinya tidak akan ada perubahan berarti yang bakal terjadi, dan akan bosan kalau membahas itu. Tapi jelas dibutuhkan banyak evaluasi. Kemenangan mutlak bukan jaminan bahwa apa yang dilakukan pemerintahan kemarin adalah benar mutlak. Banyak yang harus diperbaiki. Apalagi masalah energi. Membumbungnya harga BBM dan gas di Indonesia, jika ditelusuri lebih dalam, adalah akibat amburadulnya kebijakan energi primer (BBM dan Gas) dan sekunder (PLN) di Indonesia. Problem kelangkaan BBM, diakibatkan oleh rusaknya sistem yang digunakan Pemerintah. Ujungnya adalah diterapkannya UU 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang sangat liberal. Pemerintah, melalui UU ini, lepas tanggung jawab dalam pengelolaan Migas. Dalam UU ini: (1) Pemerintah membuka peluang pengelolaan Migas karena BUMN Migas Nasional diprivatisasi; (2) Pemerintah memberikan kewenangan kepada 148
perusahaan asing maupun domestik untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi minyak; (3) Perusahaan asing dan domestik dibiarkan menetapkan harga sendiri. Di Indonesia ada 60 kontraktor Migas yang terkategori ke dalam 3 kelompok: (1) Super Major: terdiri dari ExxonMobile, Total Fina Elf, BP Amoco Arco, dan Texaco yang menguasai cadangan minyak 70% dan gas 80% Indonesia; (2) Major; terdiri dari Conoco, Repsol, Unocal, Santa Fe, Gulf, Premier, Lasmo, Inpex dan Japex yang menguasai cadangan minyak 18% dan gas 15%; (3) Perusahaan independen; menguasai cadangan minyak 12% dan gas 5%. Kita bisa lihat bahwa minyak dan gas bumi kita hampir 90% dikuasai asing. Mereka semua adalah perusahaan multinasional asing dan berwatak kapitalis tulen. Wajar jika negeri yang berlimpah-ruah dengan minyak dan gas ini ’meradang’ tatkala harga minyak mentah dan gas dunia naik. Minyak kita dijual ke luar negeri oleh mereka! Dalam pengelolaan energi sekunder (PLN), kegagalan juga diakibatkan oleh salah urus Pemerintah. Salah satu penyebabnya adalah inefisiensi ‘sistemik’. Pembangkit di JawaBali, semuanya telah dibuat dengan sistem dual firing. Pembangkit ini seharusnya dioperasikan dengan gas, karena biayanya lebih murah. Jika dioperasikan dengan gas maka hanya membutuhkan biaya Rp 7 triliun/tahun. Namun, kronisnya, pasokan gas saat ini tidak ada, karena ada regulasi minyak tadi; sebagian besar justru diekspor ke luar negeri, bukan untuk pasokan kebutuhan dalam negeri. Jika pembangkit memakai minyak maka biayanya sebesar Rp 33 triliun/tahun. Walhasil, semakin melambungnya harga BBM dan gas berakibat pada kelangkaan pasokan bahan bakar ke PLN. Akibatnya, terjadilah pemadaman bergilir disebabkan oleh salah urus dalam energi primernya. 149
Siapa yang diuntungkan di atas penderitaan rakyat ini? Asinglah yang secara real telah memiliki berbagai energi primer negara ini. Pemaksaan sistem ekonomi kapitalis, yang menyebabkan berbagai liberalisasi di sektor energi, adalah jalan asing untuk menguasai energi primer kita. Liberalisasi berbagai sektor strategis di negeri ini sangat sistematis dan rapi. Bahkan langkah demi langkah dilakukan dengan cermat. Ketika masyarakat negeri ini euforia dengan reformasi, berbagai UU energi primer telah diubah oleh asing. UU No. 22/2001 tentang minyak dan gas bumi, pembuatannya dibiayai oleh USAID dan World Bank sebesar 40 juta dolar AS. UU No. 20/2002 tentang kelistrikan dibiayai oleh Bank Dunia dan ADB sebesar 450 juta dolar AS. UU No.7/2004 tentang Sumber Daya Air pembuatannya dibiayai oleh Bank Dunia sebesar 350 juta dolar AS. Demikian halnya dengan listrik. Krisis listrik dengan segala macam pencitraan negatif tentang PLN merupakan paket liberalisasi energi ini. PLN terus dicitrakan negatif dan tidak efesien. Dengan kondisi PLN demikian, menurut UU Kelistrikan No. 20/2002, maka arahnya PLN ini akan diswastakan. Perlu diketahui, bahwa harga minimal sebuah pembangkit listrik adalah Rp 5.5 triliun. Dengan harga sebesar itu, dipastikan yang akan membeli pembangkit tersebut adalah asing. Siapa lagi yang baca tulisan ini kalau bukan mahasiswa? Siapa lagi yang tahu kalau yang salah itu sebenarnya cara mengurusnya, kalau bukan mahasiswa? Siapa yang bisa mengingatkan orangorang agar tidak terlena dengan berita kabinet baru dan memulai evaluasi kalau bukan mahasiswa? Berikut beberapa saran penyelesaian masalah energi Indonesia: 1. Nasionalisasi atau rekontrak perusahaan asing. 2. Penelitian energi terbarukan.
150
perjanjian
dengan
3. Pemerintah, PLN dan pihak swasta penyedia sumber energi yang ditunjuk harus melakukan perbaikan kebijakan pengadaan dan distribusi energi. 4. Pemerintah, PLN, dan pihak swasta penyedia sumber energi yang ditunjuk harus melakukan perbaikan instalasi, infrastruktur, teknis pengadaan energi, dan pola distribusi energi. 5. Pemerintah, PLN dan pihak swasta penyedia sumber energi harus memberikan jaminan keterjangkauan, keberadaan dan keberdayaan energi per 1×24 Jam kepada masyarakat. 6. Pemerintah harus memiliki energi filter yang baik untuk menyaring siapa yang layak diberi kepercayaan dan kewenangan untuk melakukan pengadaan, pengelolaan, dan distribusi energi ke konsumen. Sikat habis Mafia Energi di Indonesia, khususnya pemilihan pejabat di lingkungan PLN dan proses tender swasta untuk pengadaan energi. 7. DPR dan DPRD harus tanggap terhadap masalah ini dengan melakukan sidak dan pengusutan masalah krisis energi di lapangan. 8. Konsumen harus membiasakan diri berhemat (tidak konsumtif) dalam menggunakan energi. 9. Kompensasi Riil dari PLN dan Pemerintah kepada konsumen energi listrik (seperti pada tahun 2005) sebagai ganti rugi atas pemadaman listrik secara berkala, bergilir, dan sepihak. 10. Disarankan bagi konsumen energi listrik untuk memasang Genset (electrical power backup device) karena PLN dan Pemerintah makin tidak bisa dipercaya dan diandalkan. idealisme, indonesia
151
Begitulah Terkenal 28 OKTOBER Begitulah terkenal, begitulah kaya, begitulah populer. Tempat yang dulu menyenangkan untuk menulis dan menyelami hidupku seperti Coffee Break kini sudah tidak begitu menyenangkan lagi. Sudah ramai, sudah sesak, sudah bau rokok. Sudah ada teman yang aku kenal yang tiba-tiba ada di dalam sini. Sama saja sebenarnya dengan taman bunga yang damai dan dinikmati sendiri, kini muncul puluhan pasangan yang berpacaran berduaan, vendor minuman, sampah yang dibuang sembarangan, kini tak lagi indah. Borobudur yang sakral, tempat yang paling tidak bisa mengagungkan kebesaran Tuhan, kini dimanfaatkan hanya untuk kepentingan komersial. Membuat kita lupa, bagaimana sebenarnya perasaan Borobudur sekarang. Segala sesuatu yang berfokus pada keuntungan, pemanfaatan aset seminimal mungkin untuk mendapatkan laba maksimal, segalanya yang kapitalis, akan merusak diri sendiri. idealisme
152
Kenapa Lebih? 24 NOVEMBER Kenapa aku melakukan segitu banyak hal dengan lebih baik daripada orang lain? Kenapa aku harus melakukan itu semua? Kenapa aku harus memaksa hidupku sendiri untuk seperti apa yang aku mau? Kenapa aku tidak membiarkan semuanya jalan seperti kebanyakan orang lakukan? Jawabannya adalah: Karena aku punya mimpi yang lebih besar, lebih hebat, lebih penting, lebih menyenangkan, dan lebih bermutu daripada mimpi-mimpi orang lain. mimpi, hidup, idealisme
153
Kenapa Pemuda? 25 NOVEMBER 1. Pemuda masih punya banyak waktu untuk mewujudkan mimpinya dibanding yang tua. 2. Waktu para tua sudah hampir habis, namun di akhirakhir waktu mereka, para tua terus memaksa untuk memperpanjang waktunya. 3. Pemuda lebih terbuka pada hal-hal baru. 4. Para tua terlalu konservatif. Merasa pendapat mereka selalu benar, sehingga menutup mata kepala, telinga, juga mata hati mereka terhadap kemungkinankemungkinan baru dan solusi-solusi baru yang lebih kreatif. 5. Pemuda menawarkan solusi langsung, tepat sasaran, namun membutuhkan kerja yang lebih keras dan pengorbanan yang lebih banyak dalam pelaksanaannya. 6. Para tua mencari jalan aman dalam melakukan solusi, berliku-liku sehingga bisa dibelokkan dan menghasilkan celah bagi peraupan keuntungan yang lebih besar, biasanya untuk diri mereka sendiri. 7. Para pemuda lebih kritis menghadapi paradigma, cara pandang, cara sikap yang baru ditemuinya. 8. Para tua menutup diri dari kemungkinan-kemungkinan baru, karena bagi mereka mempertahankan pendapat adalah mempertahankan harga diri. Pendapat-pendapat yang dibantah pihak lain dianggap pencorengan terhadap harga diri, sehingga harus memunculkan kebohongan-kebohongan baru untuk mempertahankan harga diri. 9. Pemuda masih keras kepala untuk mempertahankan idealismenya, tidak tergoda uang untuk berubah. 154
10. Para tua bukan keras kepala atas pendapatnya, mereka hanya malas mendengarkan apalagi berubah, kecuali dengan uang. 11. Realitas kehidupan yang diketahui pemuda adalah realitas seperti kemiskinan, kelaparan, tingkat pendidikan masyarakat yang mengenaskan, sistem pendidikan yang membodohkan, sistem pemerintahan yang busuk, sistem hukum yang memihak, dan sebagainya. 12. Realitas kehidupan yang diketahui para tua hanyalah, mereka butuh uang maka mereka mencari uang. 13. Para tua merasa pernah muda, sehingga meremehkan pemuda. 14. Pemuda tidak pernah tua, dan mereka tidak pernah ingin menjadi tua. 15. Pemuda sekarang kurus kering karena memikirkan banyak hal untuk dunia, pendidikannya sendiri, dan kehidupannya juga. Pemuda terlalu aktif bergerak kesana kesini melakukan tindakan nyata untuk perubahan. 16. Para tua terlalu malas bergerak, saking malasnya, tubuh mereka membesar dan terus membesar. 17. Pemuda berada di tengah-tengah himpitan antara tawaran narkoba, AIDS, korban broken home, sistem pendidikan yang membodohkan, himpitan ekonomi, kesejahteraan yang buruk, contoh hidup berpolitik yang buruk, sikap apatis dan hedonisme teman sebayanya. Sehingga yang masih mampu bertahan adalah pemuda yang benar-benar hebat. Untuk memperbaiki kondisi sekarang, Indonesia jelas sangat membutuhkan pemimpin muda. indonesia, mahasiswa, idealisme
155
156
2010
Badan Eksekutif Mahasiswa 8 JANUARI Sebenarnya aku sudah berpikir banyak tentang BEM sejak Bulan Desember tahun lalu. Tapi karena terlalu panjang dan aku lebih sering bertemu orang yang bisa aku ajak bicara, aku lebih suka cerita ke orang lain sampai aku hapal, sampai akhirnya lupa menuliskannya. Aku kenal Mba Niken, orang LSM, dan nanya-nanya tentang cara kerja LSM seperti apa. Mereka punya kegiatan banyak, untuk memperingati satu tahun lahirnya Madya. Juga kegiatankegiatan pendampingan terhadap suatu masalah. Misalnya children heritage, ataupun pengawalan sama Mardi Wuto. Bangunan lama yang terancam dihancurkan untuk dibangun pertokoan. Kalau mereka berhasil, maka Mardi Wuto tetap dipertahankan. Kalau tidak berhasil, berarti Mardi Wuto dirubuhkan. Takaran berhasil atau tidak kinerja LSM itu kelihatan jelas. Kerjaannya juga udah jelas. Tapi BEM? Aku mulai berpikir ulang terhadap BEM. Aku mulai mengukur, selama ini apa yang benar-benar sudah BEM lakukan? Pemberdayaan masyarakat apa yang benar-benar sudah dilakukan Sosmas? Undang-Undang mana yang benar-benar dihasilkan pemerintah atas desakan aksi maupun lobi yang dilakukan Advokasi? Pemberdayaan ekonomi masyarakat mana yang sudah dimandirikan TD? Penelitian apa yang benar-benar dilakukan Kastrat yang selama ini setahuku hanya mulutnya yang besar? Hubungan diplomatik dengan siapa yang menghasilkan begitu banyak manfaat yang dilakukan Humas? Informasi bagaimana bisa masif padahal buletin hanya sekali dikeluarkan Medpro? Konser amal mana yang pernah dikerjakan OASE yang selama ini habis senang langsung pulang? 157
Aku merasa selama dua tahun ini aku tidak menghasilkan apaapa. Aku merasa selama dua tahun ini aku tidak melakukan apaapa. Karena selama dua tahun ini yang dilakukan BEM adalah kegiatan yang tidak berorientasi jelas. Aku sudah bicara dengan Iboy, Sang Ketua BEM baru, yang aku harap bisa menjawab kegelisahanku. Tapi entah lah, belum ada tanda-tanda akan ada yang berbeda di BEM. Lihat saja nanti. indonesia, mahasiswa
158
Aku Masih di Kastrat 8 JANUARI Dengan semua ketidaksukaanku terhadap sistem yang bekerja di BEM, aku tetap memilih untuk masih berada di Kastrat. Bukan sebagai anggota, bukan juga sebagai alumni. Pernyataan ini aku sampaikan tadi sore di rapat Kastrat perdana di bawah pimpinan Gilang. Pertama aku memang minta maaf ke Pari karena dia yang menggantikan aku di KPH. Aku masih di Kastrat bukan berarti mau membayang-bayangi dia. Aku jelas menegaskan kalau keputusan apapun tetep mereka yang megang. Anggap aja aku anggota baru. Jangan anggap aku anak 2007 yang seharusnya diminta petuahnya. Tapi kalo aku diminta, aku pasti membantu. Alasan yang kukatakan di forum adalah karena Kastrat itu adalah keluargaku. Entah orang-orang yang dulu jadi kakakkakakku sudah tidak di Kastrat lagi, aku tetap ingin terus ada di keluarga ini. Makanya tidak mudah bagiku untuk jadi alumni Kastrat. Karena aku aku tidak pernah punya mantan kakak ataupun mantan adik. Alasan lain yang tidak aku katakan langsung ke anak-anak 2009 adalah aku merasa mereka masih butuh banyak bimbingan. Aku masih belum tahu Kastrat tahun ini akan seperti apa. Semoga teman-teman akan banyak belajar dari kegagalan sebelumnya dan mampu berdiri. Jadi aku tidak harus selalu menemani. Ya Allah, bantulah perjuangan teman-teman. Jangan biarkan apa yang mereka lakukan sia-sia ketika orientasi mereka berbeda terhadap apa yang mereka lakukan. Amin. indonesia, mahasiswa, keluarga
159
Buku dan Aku 16 JANUARI Aku lahir di keluarga yang menganggap buku itu tidak penting. Mamaku tidak mau membelikanku buku. Semua bukuku harus dibeli dengan uangku sendiri. Membaca buku berarti aku waktu itu tidak sedang membantu pekerjaan rumah. Melihatku membaca buku saja Mama tidak suka. Apalagi membelikanku buku. Hingga aku bisa merubah pandangan orang tuaku terhadap buku. Sekarang Mama Papa tidak melarangku membeli buku. Mereka bahkan memberiku uang jajan ketika aku ke pameran buku. Aku bangga pada Mama yang rajin membeli buku tentang Islam, juga bangga pada Papa yang berani menantang adik-adikku untuk membaca buku. Mama Papa kini tidak melarangku lagi, mendukungku dengan membeli-kanku rak buku, meskipun heran ketika aku membeli buku seharga seratus ribu. Meskipun begitu, Mama Papa tidak pernah sekalipun mengerti buku yang aku baca. Tentang apa yang aku pikirkan. Tapi tidak apa, begini lebih baik, aku bisa berpikir dan membaca buku apapun yang aku mau tanpa dibredel Mama Papa karena isi buku itu. Hal ini yang membuatku bisa bebas membaca dan mempelajari apa yang aku inginkan. Didikan Mama Papaku jelas banyak mempengaruhi cara berpikirku dalam mendidik anak-anakku nanti. Kalau aku begitu saja membelikan semua buku yang anakku mau, dia tidak bakal mengerti apa itu kerja keras mendapatkan apa yang dia mau. Tapi kalau aku melarang hal lain, bisa jadi anakku nanti malah berontak dan menjadi 180 derajat berbeda dari apa yang aku harapkan. Yang benar, mengkombinasikan. buku, membaca, keluarga 160
Eksistensi 25 JANUARI Mengapa semakin banyak yang kita ketahui tentang dunia, justru semakin sedikit yang kita ketahui tentang sifat hakikat manusia? Mengapa dalam sepuluh menit kita bisa belajar lebih banyak informasi mengenai Cab Nebula di Konstelasi Bintang Taurus, yang jauhnya 6000 tahun cahaya, ketimbang apa yang saat ini kita ketahui tentang diri kita sendiri, meskipun kita telah terperangkap dengan diri kita sendiri seumur hidup kita? Kita hidup di zaman yang gila, lebih gila dari biasanya. Karena kendatipun ada kemajuan besar-besaran dalam sains dan teknologi, manusia tidak memiliki bayangan ide tentang siapa dirinya dan apa yang dia perbuat. Sepanjang manusia tidak mampu berefleksi, sepanjang itu pula apa yang dihadapinya selalu diidentikan dengan masalah. Sepanjang manusia tidak mau menengok ke dalam konstelasi alam nir sadarnya, sepanjang itu pula ia berada dalam keterasingan, kebingungan, dan tersesat di jagat raya ini. Manusia, mau tidak mau, harus berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensial, yaitu, tentang makna kehadirannya di dunia ini. Karena melalui pertanyaan-pertanyaan itulah kita terus menerus dituntut untuk berefleksi. Kita dituntut untuk cermat dan memaknai segenap peristiwa dengan penuh makna, sebagai simbol bantu mengarahkan siapa kita sebenarnya. (Lost in Cosmos; The Last Self-Help Book)
Buku Mba Hannie kemarin pas sekali dengan kondisiku yang sedang dilanda kegelisahan tentang eksistensi manusia, juga esensi dan hakikat perpindahan umurku dari 19 tahun menjadi 161
20 tahun. Mas Hilmy berkomentar bahwa aku sangat memperhatikan hal yang banyak orang menganggapnya remeh. Tapi mungkin di sana lah bedanya aku. Tulisan ini bukan untuk menceritakan kehebatanku. Tapi seberapa beratnya pertanyaan mengenai eksistensi hidupku sendiri. Pertanyaan kenapa aku masih hidup sampai saat ini. Apa inti dari hidupku. Teman-temanku yang sudah lebih dahulu mencapai 20 tahun hanya menemukan penolakan diri sendiri terhadap banyaknya umur mereka. Aku tidak ingin begitu. Perpindahan umur 19 menuju 20 tahun bukan untuk ditolak. Aku harus menghadapinya. Dan setelah berhasil, maka aku akan siap menjalani hidupku umur 20-an dengan bertanggung jawab, tanpa penolakan. Masalahnya, apa yang harus aku lakukan selama masa ini? Mba Hannie bilang, bagaimana kalau proses ini tidak hanya sebulan? Bagaimana kalau bertahun-tahun? Mba Hannie sendiri mempertanyakannya bukan dari transisi 19 menuju 20 tahun, namun beberapa tahun setelah itu. Aku bukannya memaksa untuk dewasa segera dengan menghadapi pertanyaan ini sekarang. Tapi ini memang waktuku. Justru kalau aku tidak menjawab sekarang, kegelisahan ini akan terus menghantuiku selama bertahun-tahun mendatang. Sama saja aku menolak untuk dewasa kalau begitu. Tapi apa? Apa yang harus aku jawab? Apa yang harus aku lakukan? Mengevaluasi dan memperbaiki pola hidupku itu pasti. Tapi apa intinya? Bagaimana dengan intinya? Aku menulis ini pun akibat kegelisahan yang tidak tertahankan. Aku kalap menulis karena kegelisanku semakin bertambah. Bosan dan gelisah bergabung menjadi gila. Mengerikan. 162
Tapi memikirkan eksistensi manusia tidak harus menjadi gila. Aku justru terjebak dengan kebingungan, kegelisahan, dan kebosanan, sehingga akhirnya tidak akan menemukan hakikat eksistensi. Tetaplah sadar, tetaplah waras. Karena jangan sampai pikirmu berubah menjadi begini: manusia yang waras adalah yang tidak pernah berpikir tentang eksistensinya. Dan malahan yang berpikir tentang eksistensinya lah yang terancam gila. Jangan sampai. hidup
163
Surga 25 JANUARI Kalau minum susu sudah tinggal mengambil di sungai. Kalau bidadari sudah setia sedia menemani. Kalau makanan apa saja sudah tersaji. Kalau tidur sudah nyaman di tempat tidur bulu angsa. Kalau semua kenikmatan dunia sudah ada. Apa menariknya itu semua? Allah menjanjikan surga pada kita dan mengancam dengan neraka. Apa maksudnya itu semua? Apakah orang-orang yang benar-benar masuk surga, misalnya Rasulullah, Sahabat-Sahabat Rasul, Nabi, Orang-Orang Shaleh, apa mereka tertarik dengan susu yang melimpah? Apa mereka tertarik dengan bidadari yang mendampingi mereka? Apa mereka tertarik dengan hangatnya makanan apa saja dari seluruh dunia? Apa mereka tertarik dengan kasur empuk padahal di dunia mereka tidak tidur lebih dari enam jam? Tidak kan. Janji surga yang Allah berikan, terlalu dangkal diapresiasi manusia. Aku memang belum sampai kadar untuk menginterpretasi maksud Allah, namun aku menolak untuk tidak terjebak dalam kedangkalan pikiran. ruh
164
Petualangan Anak-Anak 26 JANUARI Tadinya aku pikir, keinginanku menjadi seorang backpacker itu berasal dari takdirku untuk hidup berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain. Satu budaya ke budaya lain. Atau karena cepat bosan dengan satu tempat kemudian ingin tahu tempat lain. Ternyata tidak hanya itu. Setelah aku lihat kembali, banyak sekali buku-bukuku yang menceritakan tentang dunia. Lokasilokasi yang menyenangkan, petualangan meng-asyikkan, dan semua keajaiban yang ada di dunia. Aku baru tahu alasan itu setelah membongkar peti harta karun penyimpanan bukubukuku selama aku masih sekolah menengah. Aku sudah sedikit lebih besar sekarang. Terlalu banyak kesamaan antara aku yang sekarang (tingkah lakuku, mimpimimpiku, dan kota-kota yang kujelajahi) dengan buku-buku yang sudah aku punya dulu. Kebetulan yang luar biasa. Atau mungkin itu bukan kebetulan: itu pengaruh. Aku mau membuat buku untuk anak-anak, tentang kota-kota yang aku suka, petualangan yang menegangkan di sana, dan kekayaan alami budaya lokal. Ini semua untuk anak-anak agar memiliki mimpi untuk menjelajah dunia. Meskipun tidak langsung, buku-buku yang aku baca sekarang, mempengaruhi diriku di masa yang akan datang. Termasuk mimpi-mimpi keliling dunia. perjalanan, buku, menulis
165
Pegawai Negeri Sipil 28 JANUARI 2010 Semua buku mengenai pengembangan diri, motivasi, dan wirausaha pasti menganggap PNS itu pekerjaan yang paling haram. Tapi Ibuku minta aku menjadi PNS. Aku bilangnya, kalau arsitek kerja jadi PNS, gajinya paling sedikit dibanding yang lain. Alasanku dangkal sekali. Tapi kalau dengan ibuku, alasannya harus seperti itu. Aku awalnya juga tidak suka dengan PNS. Kerjaannya baca koran kuning, main soliter di komputer, atau facebookan. Sangat membosankan dan tidak bakal cocok sama aku yang mudah bosan dan suka berpetualang. Tapi itu kan PNS rendahan. Kalau aku sih, mau aja jadi PNS. Asal PNS yang punya kerjaan benar dan tidak main-main. Misalnya jadi Deputi Pariwisata atau bahkan Mentri Pariwisatanya sekalian! Atau di Kementrian Perumahan Rakyat. Atau Kementrian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Tidak masalah. Karena justru dengan begitu aku benar bisa memperbaiki Indonesia dari akar permasalahannya sekalian: pemerintah! Apalagi kalau bukan dari sana? Aku tahu, lingkungan PNS adalah lingkungan yang membosankan dan tidak menantang. Bagaimana aku bisa tetap kritis, berakal sehat, tidak karatan, apalagi tidak malas-malasan selama disana. Kemungkinan dengan terus menulis aku bisa mempertahankan diriku. Namun ada hal yang paling membuatku tidak suka kalau aku jadi PNS. Apa aku harus ikut upacara bendera tiap hari Senin? Semoga aku bisa menghindar. Haha. indonesia, hidup, mimpi
166
Mahasiswa 30 JANUARI Kemarin ibuku menanyakan dan menagih, meminta aku lulus tahun depan. Wah, aku belum siap lulus tahun depan. Berbeda dengan Novera, Bibz, Anggita, Dwinna, atau yang lain. Aku belum siap lulus tahun depan. Aku belum mau. Kenapa sih Nad? Kamu belum siap lulus karena tidak mau kerja ya? Belum berani jadi arsitek? Belum siap terjun jadi anggota masyarakat? Mungkin itu semua benar. Tapi yang utama adalah aku mau menikmati statusku sebagai mahasiswa lebih lama lagi. Karena mumpung masih jadi mahasiswa, aku bisa melakukan banyak hal dengan lebih aman, tidak dicurigai. Kalau aku masih jadi mahasiswa, aku masih bisa bebas melakukan berbagai penelitian dengan masih menggunakan alasan tugas kuliah, dan sebagainya. Kalau sudah tidak, bakal dikira teroris kalau aku meminta denah hotel atau bahkan bank, atau ketika keluar masuk perkampungan masyarakat. Aku juga masih mau kerja praktek alias magang yang lama, jadi aku bisa mengerti banyak hal tentang profesiku sebagai arsitek. Terus aku masih mau KKN ke pelosok nusantara, membantu masyarakat dengan sepenuhnya, beberapa bulan di pelosok sampai selesai, tidak hanya dua bulan itu saja. Obsesi lain yang belum terlaksana. Tapi aku harus mendapatkannya sebelum aku lulus kuliah adalah aku dapat beasiswa keluar negeri. Memang sih, beasiswa buat keluar negeri S2 pasti ada, dan bisa aku dapet setelah aku lulus. Tapi tidak itu pilihan terakhir. Aku mau kuliah keluar negeri waktu aku masih kuliah S1. Meskipun menghabiskan satu tahun waktu aktif kuliahku. 167
Well, tidak masalah satu tahun lebih lambat kalau itu keluar negeri. Jadi aku akan dua tahun lebih lambat dari teman-temanku yang menjadwalkan lulus empat tahun. Tidak masalah buatku, karena dua tahun itu aku lakukan dengan penuh manfaat dan tidak rugi memanfaatkan dua tahun itu. Tahun pertama, aku exchange scholarship ke luar negeri. Tahun kedua semester pertama, aku mau kerja praktek di Thailand misalnya (atau di luar negeri lainnya) biar mantep. Semester kedua, aku ngambil KKN selama enam bulan. Bagaimana? Tidak ada salahnya kan? Lulus tepat waktu. mahasiswa, kuliah
168
Sekolah 31 JANUARI Suatu hari jam 5 pagi, aku mendapatkan sms dari entah siapa. Isinya; “Mba Iin, aku gamau sekolah.” Karena aku bukan Iin dan aku tidak punya nama pemilik kontak ini, akhirnya aku menyimpulkan kalau ini sms salah kirim. Meskipun aku tahu ini sms salah kirim, aku tetap berminat membalas sms itu. Topiknya terlalu menarik untuk dilewatkan: sekolah. Lagipula aku sedang membaca bukunya Andrias Harefa. Jadi aku tidak bisa menahan diri. Aku balas: “Kalau kamu bisa membuktikan kalau tanpa sekolah pun kamu bisa bermanfaat buat orang lain dan mimpi kamu bisa tercapai, tidak sekolah pun tidak apa.” Di sms itu aku memberi opsi pada anak ini, yang aku tidak tahu siapa dia. Bahwa sekolah itu pilihan. Mau sekolah atau pun tidak, asalkan itu sesuai dengan mimpi-mimpinya dan jadi apa dirinya di masa depan, tidak masalah. Sekolah itu bukan kewajiban. Tapi ada bagian dimana aku minta pembuktian dari anak ini. Kalau pun dia memilih untuk tidak sekolah, dia harus mempertanggungjawabkan pilihan itu. Karena semua pilihan, meskipun kontroversial, harus bisa dibuktikkan kemudian bahwa pilihan itulah yang paling benar. Baik bagi pembuat pilihan, bagi sekelilingnya, dan bagi seluruh dunia. Menurutku sekolah seperti itu. hidup, indonesia
169
Mati Sia-Sia 15 AGUSTUS Menurutku, hidup memang tidak boleh sia-sia. Harus ada hal berguna yang kita lakukan selama kita hidup. Tapi sebenernya ada yang jauh lebih penting dari hidup tidak sia-sia: Itu adalah tidak mati sia-sia. hidup
170
Indonesia Unggul (Dulu) 15 SEPTEMBER Kenapa Bangsa Indonesia dulu sangat unggul? Ini adalah perbedaan besar antara anak SMU jaman Soekarno Hatta dengan anak SMU jaman sekarang: 1. Di masa penjajahan Belanda, seorang anak SMU (HBS, Hogere Burger School) menguasai 4 bahasa asing sekaligus; Belanda, Inggris, Perancis dan Jerman. 2. Selama tiga tahun masa sekolahnya, setiap siswa diwajibkan membaca minimal 25 buku sastra kelas dunia dari 4 bahasa itu. 3. Mereka diwajibkan membuat sekurang-kurangnya 100 tulisan, baik ilmiah maupun karya sastra. Bandingkan dengan anak SMU jaman sekarang: 1. Rata-rata anak SMU sekarang hanya membuat 1 tulisan per tahun (Taufik Ismail). 2. Bagaimana 4 bahasa asing, 1 saja (Bahasa Inggris) masih patah-patah. 3. Kalau pun bisa Bahasa Inggris, hampir tidak ada yang menggunakannya untuk membaca literatur bahasa asing, apalagi karya sastranya. imperiumindonesia.blogspot.com indonesia, membaca, buku
171
Buku-Buku Besar 15 SEPTEMBER Lihat buku-buku besar bacaan Soekarno dan Hatta sewaktu masih HBS (Hogere Burger School). Menguasai bahasa asing, seperti Bahasa Inggris, berarti menguasai bahasa ilmu pengetahuan dunia. Apalagi menguasai 4 bahasa, berarti mempunyai akses dan menyerap ilmu pengetahuan besar jauh lebih banyak. imperiumindonesia.blogspot.com indonesia, membaca, buku
172
Kyoto Summer School for Me 14 NOVEMBER Japan was a far away from me. I had going to Japan as my dream since i was a kid. I only thought that it’s only my sweet dream and never make it comes true. I’m not a super rich student nor super genius one. It was impossible and unreachable dream. But suddenly there was Kyoto Summer School. You don’t have to be a super student to join the program. You only need having strong commitment for learning new things. I have that commitment. And I know this was my turn. I got very excited. I almost thought that it still a dream. I was nervous. I thought Japan is a super country and all Japanese are super genius. But actually it is not. Globalization push Japan for losing its traditional houses. Many Kyo-Machiya dissapeared. The same problems that happen in Indonesia. I’m a little bit disappointed with Japan which not as great as I thought before. I also thought that all Japanese are genius and I can’t understand them because I’m not genius at all. But in reality I found that they are all humans like me. We were learning new things, laughing for funny things, playing water in Kamo River, and drawing scenes for our drama. I met best friend who never ever I forget in my entire life. The hardest part was saying goodbye. We had long and warm hug. We cried together while thinking that maybe we can’t ever meet anymore. She got my promise to coming back to Japan and meet her once more. Kyoto Summer School taught me many things. There is no impossible dream. Everything is possible. The inferior I felt for Japan and the other countries was only in my mind. Many 173
countries can face the same problems. Friendship can happen even you can’t understand every single words from each other. Friendship is not only created by words, but also by heart. I never forget Kyoto Summer School. perjalanan, indonesia
174
Hiduplah selama-lamanya!
DAFTAR LABEL BUKU Membaca dan Menulis (30), Buku Blog (69), Karyawan Perpustakaan (76), Membaca Buku (93), Indonesia yang Dulu (127), Temanku Menulis Buku, Aku? (138), Buku dan Aku (160), Petualangan Anak-Anak (165), Indonesia Unggul (Dulu) (171), Buku-Buku Besar (172).
HIDUP Berubah (1), Ayo-Ayo Semangat Lagi (3), Mati (12), Pak Harto (13), Freelander! (20), Wew (23), Jangan Takut Mati (24), MerindukanMu ya Rabb (34), Semuanya Untuk Semua (38), Yang Aku Tidak Mengerti (39), Tinggal di Jakarta? Tidak, Terima Kasih (40), Dua Puluh Empat Jam (52), Versus (58), Pahlawan Itu Tidak Nyaman (63), Masa Laluku Berarti Peledakan (65), Bapak Ideologisku (74), Back to Before (86), Minal Aidin (87), Dekadensi (88), Aformisme-Aformisme (89), Aku Galak? (101), Berubah! Karena Aku Tidaklah sama dengan Aku Dua Tahun Lalu (116), My Hardest Year (118), Change (124), Apa yang Bisa Diharapkan? (125), Manusia, The Sustainable One (129), Semangat Donk (130), Hidup Sehat Tantanganku (132), Aku Mau Lagi Setelah Sekian Lama (134), Temanku Menulis Buku, Aku? (138), Aku Ngapain? (141), Kenapa Lebih? (153), Eksistensi (161), Pegawai Negeri Sipil (166), Sekolah (169), Mati Sia-Sia (170).
IDEALISME Aksi (4), Ini Uang Rakyat Bos! (10), Aku Akan Menjadi Arsitek Idealis yang Terkenal Hebat (16), Perbedaan Jalan Hidup (17), Tanggung Jawab Arsitek (21), Data-Data Kondisi Lingkungan Kita (26), Reduce, Reuse, dan Recycle (28), Aksi Posko Advokasi UM UGM (32), Tugu Rakyat (37), Semuanya Untuk Semua (38), Yang Aku Tidak Mengerti (39), Words Are Weapon!! (42), Boedi Oetomo (43), Amunisi Untuk Perlawanan (48), Seratus Puisi Untuk Negeri (54), AS dan Yahudi versus Islam (56), Versus (58), Pendidikan yang Sempurna (59), Obama itu sama Buruknya dengan Bush (61), Pahlawan Itu Tidak Aman (63), First Case (71), Impian Zapatista (80), Aformisme-Aformisme (89), Teman SD Obama (95), Apatis yang Kalian Tuduhkan Padaku (99), Aku, Presiden? (103), Anak-Anak BEM dan Keluarga Mereka (114), Hasil Polling (117), Selembar Remainder Sebelum Pemilu (120), Selamat Datang (123), Change (124), Apa yang Bisa Diharapkan? (125),
Semangat Donk (130), Aku Mau Lagi Setelah Sekian Lama (134), 350 Tahun (135), Melawan Arus, Aku Juga Bisa (136), Aku Ngapain? (141), Leadership (144), Gara-Gara Globalisasi (146), Kedaulatan Energi, Pelantikan Kabinet Baru, dan Peran Mahasiswa (148), Begitulah Terkenal (152), Kenapa Lebih? (153), Kenapa Pemuda? (154).
INDONESIA Mid Pancasila (2), Ayo-Ayo Semangat Lagi (3), Aksi (4), Impor Pangan Indonesia (5), Ini Uang Rakyat Bos! (10), Pak Harto (13), Data-Data Kondisi Lingkungan Kita (26), Aksi Posko Advokasi UM UGM (32), Perjalanan Lagi (36), Tugu Rakyat (37), Yang Aku Tidak Mengerti (39), Tinggal di Jakarta? Tidak, Terima Kasih (40), Boedi Oetomo (43), Amunisi Untuk Perlawanan (48), Seratus Puisi Untuk Negeri (54), Pendidikan yang Sempurna (59), Hymne Gadjah Mada (67), Untuk Adik-Adikku yang Sedang Memilih Calon Kampusnya (83), Aformisme-Aformisme (89), Menulis dan Bukan Mengarang (91), Teman SD Obama (95), Hamukti Palapa (96), Apatis yang Kalian Tuduhkan Padaku (99), Aku, Presiden? (103), Wawancara dengan Teman-Teman tentang Presiden (105), Anak-Anak BEM dan Keluarga Mereka (114), Hasil Polling (117), Selembar Remainder Sebelum Pemilu (120), Indonesia yang Dulu (127), 350 Tahun (135), Gara-Gara Globalisasi (146), Kedaulatan Energi, Pelantikan Kabinet Baru, dan Peran Mahasiswa (148), Kenapa Pemuda? (154), Badan Eksekutif Mahasiswa (157), Aku Masih di Kastrat (159), Pegawai Negeri Sipil (166), Sekolah (169), Indonesia Unggul (Dulu) (171), Buku-Buku Besar (172), Kyoto Summer School for Me (173).
KELUARGA Akhirnya Aku Pulang Juga (6), Belum Saatnya (35), Masa Laluku Berarti Peledakan (65), Ramadhan Kali Ini (77), Anak-Anak BEM dan Keluarga Mereka (114), My Hardest Year (118), Aku Ngapain? (141), Aku Masih di Kastrat (159), Buku dan Aku (160).
KULIAH Mid Pancasila (2), Ayo-Ayo Semangat Lagi (3), Pelajaran Penting Hari Ini (9), Pahlawan (15), Aku Akan Menjadi Arsitek Idealis yang Terkenal Hebat (16), Perbedaan Jalan Hidup (17), Tanggung Jawab Arsitek (21), Ramadhan Kali Ini (77), Untuk Adik-Adikku yang Sedang Memilih Calon Kampusnya (83), Hidup Sehat Tantanganku (132), Mahasiswa (167).
MAHASISWA Aksi (4), Ini Uang Rakyat Bos! (10), Pahlawan (15), Perbedaan Jalan Hidup (17), Tanggung Jawab Arsitek (21), Wew (23), Aksi Posko Advokasi UM UGM (32), Perjalanan Lagi (36), Yang Aku Tidak Mengerti (39), Boedi Oetomo (43), Butuh Pertimbangan (46), Amunisi Untuk Perlawanan (48), Seratus Puisi Untuk Negeri (54), Obama itu sama Buruknya dengan Bush (61), Hymne Gadjah Mada (67), First Case (71), Untuk Adik-Adikku yang Sedang Memilih Calon Kampusnya (83), Aformisme-Aformisme (89), Apatis yang Kalian Tuduhkan Padaku (99), Leadership (144), Kenapa Pemuda? (154), Badan Eksekutif Mahasiswa (157), Aku Masih di Kastrat (159), Mahasiswa (167).
MEMBACA MENULIS Membaca dan Menulis (30), Words Are Weapon!! (42), Aku Make Nulis sebagai Alasan (60), Buku Blog (69), Karyawan Perpustakaan (76), Online (79), Menulis dan Bukan Mengarang (91), Membaca Buku (93), Selamat Datang (123), Change (124), Indonesia yang Dulu (127), Semangat Donk (130), Aku Mau Lagi Setelah Sekian Lama (134), Melawan Arus, Aku Juga Bisa (136), Temanku Menulis Buku, Aku? (138), Write Down My Dreams (140), Aku Ngapain? (141), I'm A Little Bit Shocking (143), Buku dan Aku (160), Petualangan Anak-Anak (165), Indonesia Unggul (Dulu) (171), Buku-Buku Besar (172).
MIMPI Aku Akan Menjadi Arsitek Idealis yang Terkenal Hebat (16), Pilot (19), Bapak Ideologisku (74), Hamukti Palapa (96), Selamat Datang (123), Aku Mau Lagi Setelah Sekian Lama (134), Temanku Menulis Buku, Aku? (138), Write Down My Dreams (140), Kenapa Lebih? (153), Pegawai Negeri Sipil (166).
PERJALANAN Freelander! (20), Tinggal di Jakarta? Tidak, Terima Kasih (40), Membaca Buku (93), Nad, Ajak Aku Keliling Dunia (98), Write Down My Dreams (140), Petualangan AnakAnak (165), Kyoto Summer School for Me (173).
PUISI Berubah (1), Mati (12), Seratus Puisi Untuk Negeri (54), Versus (58), Dekadensi (88), Aformisme-Aformisme (89), Apatis yang Kalian Tuduhkan Padaku (99), Aku Mau Lagi Setelah Sekian Lama (134).
RUH Jangan Takut Mati (24), Jangan Pernah Berpikir Untuk Berbohong (31), MerindukanMu ya Rabb (34), AS dan Yahudi versus Islam (56), Ramadhan Kali Ini (77), Back to Before (86), Minal Aidin (87), Dekadensi (88), Surga (164).
Nadia Aghnia Fadhillah @nadanakaneh sedang tidak ingin membicarakan kampus, sedang suka membicarakan buku-buku, dan sedang suka berkorespondensi. pemilik blog nadanakaneh.blogspot.com. lalu karena merasa muak dengan diri sendiri, maka membuat blog baru; mudaberanidanberbahaya.blogspot.com