MENGENAI AAJI Wartaekonomi.co.id, 11/1, Bernilai Tinggi, Berpendapatan Tinggi http://wartaekonomi.co.id/read/2016/01/11/86476/bernilai-tinggi-berpendapatan-tinggi.html
BERNILAI TINGGI, BERPENDAPATAN TINGGI Rubrik Ekonomi Bisnis 11 Januari 2016 00:03:00 WIB
WE Online, Jakarta - Profesi-profesi mahal terbentuk karena sejumlah faktor. Di antaranya, karena memiliki peran kunci di industrinya, kelangkaan, banyak dibutuhkan, dan memerlukan keahlian khusus. Besar kecilnya imbalan atau pendapatan yang diperoleh seseorang sejalan dengan hukum permintaan dan penawaran. Permintaan yang makin tinggi terhadap profesi tertentu akan membuat daya tawar orang-orang yang berprofesi tersebut juga makin tinggi. Oleh karena itu, perkembangan lingkungan sangat menentukan seberapa besar kebutuhan profesi-profesi tertentu dan ketersediaan profesi-profesi yang dibutuhkan. Mirta Amaranti, Human Resources Expert/Kepala Divisi Lokakarya Inggriya PPM Manajemen, mengatakan profesi mengikuti industri yang kemudian hari akan berkembang. "Kalau dulu zamannya IT, semua orang ingin kuliah di sana. Sekarang bergeser ke bisnis (jurusan). Semua orang ingin belajar bisnis. Jadi, itu sangat tergantung dengan industri yang akan berkembang," kata Mirta. Profesi yang belakangan ini banyak menjadi buruan memiliki karakter khusus. Mayoritas membutuhkan keahlian khusus untuk menduduki profesi tersebut. Lilis Halim, Consultant Director Towers Watson Indonesia, menyebutkan profesi yang menjadi buruan, antara lain, aktuaris, underwriter, geologist, tenagadrilling, sales & marketing, researcher, dan profesi teknologi informasi (TI). Ada beberapa alasan yang menjadi indikator profesi-profesi tersebut menjadi buruan. Aktuaris dan underwriter menjadi buruan karena banyak perusahaan asuransi yang sedang tumbuh pesat. Kesadaran masyarakat untuk memproteksi diri dan berinvestasi mulai meluas. Apabila melihat kinerja industri ini hingga kuartal II-2015, total pendapatan premi industri asuransi jiwa meningkat 26,6% menjadi Rp67,82 triliun. Peningkatan total pendapatan premi
dipengaruhi oleh pertumbuhan premi bisnis baru sebesar 28,2% dan premi lanjutan sebesar 24,4%. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menilai pertumbuhan premi lanjutan sebesar itu merupakan indikator makin banyak masyarakat Indonesia yang memahami sifat jangka panjang perlindungan asuransi jiwa, sehingga mereka berkomitmen terus mempertahankan kepemilikan polis mereka untuk melindungi keuangan saat risiko terjadi di masa depan. Adapun pertumbuhan premi baru mengindikasikan sinyal positif kepercayaan masyarakat kepada industri asuransi jiwa sebagai penyedia sarana proteksi keuangan jangka panjang bagi masyarakat. Sementara itu, dalam urusan eksploitasi sumber daya alam, salah satu alasan geologist dan tenaga drillingmenjadi profesi yang diburu adalah karena yang berpengalaman jumlahnya sangat langka. Padahal, di perusahaan minyak dan gas (migas), kedua profesi tersebut sangat dibutuhkan. Lilis menuturkan, Towers Watson melakukan salary survey dari tahun ke tahun untuk melihat profesi-profesi yang memiliki penghasilan sangat tinggi. Towers Watson melihat posisiposisi/profesi yang berpenghasilan tinggi adalah profesi-profesi yang menduduki posisi kunci di industrinya dan langka. Maka, tak jarang terjadi bajak-membajak tenaga-tenaga tersebut. Menurut Lilis, hal itu biasanya dilakukan oleh perusahaan yang baru berdiri dan/atau pada saat ekonomi sedang bagus, karena perusahaan membutuhkan talent lebih untuk mengembangkan bisnisnya. Waktu untuk pelatihan tidak ada dan kebanyakan perusahaan akan mengambilnya dari pasar. Oleh karena itu, kondisi ini akan mempengaruhi keseimbangan harga yang ada dan pastinya juga akan berpengaruh terhadap harga dari profesi tersebut. Namun, bajak-membajak makin tidak punya ruang pada industri perasuransian. Adanya kode etik dari asosiasi mendisiplinkan perilaku membajak agen perusahaan satu dengan yang lainnya. Namun, bukan berarti pengaturan ini tidak memberikan peluang bagi para agen untuk mengumpulkan rupiah dalam jumlah yang banyak. Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan profesi agen memiliki prospek yang sangat cerah ke depan. Menurut dia, profesi ini mampu menghasilkan pendapatan yang signifikan bagi orang-orang yang menekuni profesi ini dengan serius. Apalagi melihat tren pertumbuhan industri ini. Profesi agen makin diperlukan seiring meningkatnya permintaan masyarakat karena tingkat kesadaran mereka yang meningkat. Agen yang akan berperan sebagai seorang profesional konselor dalam melakukan perencanaan keuangan masa depan nasabah. Makin tinggi produk asuransi yang dijual maka makin besar pula pendapatan yang akan diterima. Itu sebabnya, profesi ini sering dipandang mengandung unsur kewirausahaan. Besar atau kecilnya pendapatan yang menentukan mereka sendiri. Oleh karena itu, ada perkumpulan Million Dollar Round Table (MDRT) Indonesia. Seorang agen asuransi yang ingin masuk ke klub ini harus mengantongi premi sebesar Rp543,48 juta per tahun. Sementara itu, untuk masuk ke dalam kualifikasi yang lebih tinggi yakni Court of The Table (COT), agen harus memperoleh premi sebesar Rp1,63 miliar per tahun. Ada pula Top of The Table (TOT) sebagai klub yang lebih tinggi. Syaratnya, para agen harus mengumpulkan premi Rp3,26 miliar per tahun. Di pasar modal, profesi broker juga tercatat sebagai profesi yang tergolong berpendapatan tinggi. Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia Susi Meiliani mengatakan pendapatan broker bisa tembus hingga Rp500 juta per bulan apabila transaksinya sedang bagus. Untuk menjadi broker juga harus memiliki keahlian spesifik. Bahkan, sejumlah rangkaian tes harus dilalui oleh
calon broker untuk menjadi broker. Profesi tersebut sangat dibutuhkan oleh para investor. Broker memberikan layanan berupa informasi yang dibutuhkan investor untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan keuangan (financial management). Selain kedua profesi tersebut, masih banyak lagi profesi lainnya yang berkantong tebal. Berbeda negara, tentunya akan ada perbedaan profesi yang berpendapatan tinggi. Namun, sejumlah profesi memiliki kesamaan dengan profesi termahal yang ada di Indonesia. Di Inggris, profesi broker menduduki posisi tertinggi dari sisi pendapatannya pada 2014. Menurut Annual Survey of Hours and Earnings (Office for National Statistics), profesi broker memperoleh gaji kotor rata-rata sebesar 133.677 poundsterling. Pendapatan rata-rata tersebut jauh di atas pendapatan rata-rata profesi mahal lainnya. Profesi lainnya yang termasuk profesi berkantong tebal adalah chief executives dan pegawai senior dengan pendapatan rata-rata sebesar 107.703 poundsterling. Di bawah kedua profesi tersebut ada profesi lainnya yakni pilot pesawat dan teknisi pesawat, direktur pemasaran dan penjualan, direktur teknologi informasi dan telekomunikasi, financial institution managers, direktur periklanan dan public relations, direktur dan manajer keuangan, air traffic controllers, dan profesi hukum. Kesepuluh profesi tersebut memiliki nilai yang tinggi di perusahaan. Di Singapura, menurut data Ministry of Manpower Government of Singapore, dokter spesialis menduduki posisi teratas sebagai profesi yang berkantong tebal. Namun, di antara dokter spesialis lainnya, profesi dokter spesialis bedah berkantong paling tebal. Pendapatan dokter spesialis bedah sebesar 27.632 dolar Singapura pada 2014, sedangkan dokter spesialis lainnya 23.873 dolar Singapura. Profesi lainnya di Singapura yang mengantongi pendapatan besar pada 2014, antara lain, broker komoditas derivatif,managing director/chief executive officer, chief operating officer/general manager, dealer penukaran valas/broker, dosen perguruan tinggi, teknisi pengawas laut, direktur perusahaan, dan lawyer/advokat. Profesi-profesi tersebut memiliki peran kunci, keahlian yang spesifik, dan banyak dibutuhkan. Maka, sudah menjadi hukumnya, penghargaan kepada profesi-profesi tersebut sangat tinggi. Sumber: Majalah Warta Ekonomi Edisi 20
Penulis: Arif Hatta Editor: Cahyo Prayogo Foto: Sufri Yuliardi
INDUSTRI ASURANSI JIWA Bisnis Indonesia, 8/1,Pelaku Tak Setuju Batas Minimal
Media Indonesia, 9/1, hal 9, Widrawan Hindrawan-Head of Wealth Management PT Bank DBS Indonesia : Asuransi Penting untuk Bekal Masa Pensiun
Media Indonesia, 9/1, hal 14, DBS-Manulife Kembangkan Layanan Digital
Investor Daily, 11/1, hal 22, Sun Life Buka Dua Kantor di Jawa Timur
Kontan, 11/1, hal 24, Sun Life Tambah Kantor
Bisnis Indonesia, 11/1, hal 21, [Foto] Pasar Potensial
Jawa Pos, 11/1, hal 5, Perluasan Pasar Syariah
Kontan, 11/1, hal 24, Investor Asing Ingin Masuk Bringin Life
Bisnis Indonesia, 11/1, hal 21, Reindo Syariah Ingin Tumbuh 30%
Bisnis Indonesia, 11/1, hal 21, Pasar Asuransi Syariah Sangat Besar
EKONOMI MAKRO & REGULASI Bisnis Indonesia, 9/1, hal 5,[Foto] IHSG Menguat