Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PADA INDUSTRI KONTRAKTOR (STUDI KASUS PT. MAK)
Bernard E. Silaban dan Sugianto Yusup Institut Bisnis Nusantara Abstrak The globalization implication is facing by many industries including construction industry. PT MAK, one of the companies in this industry also facing the same thing. Some of the implications are; the tougher competition from both national and international company, and the client or costumer’s expectation is more increasing especially about the quality standard. PT MAK anticipate this point by implementing the international quality standard such as ISO 9001:2008, OHSAS 18001:2007, dan ISO 14001:2004. The aim of this research is to see how compatible does PT MAK implementing the ISO 9001: 2008, and is the implementation of ISO 9001: 2008 has any impact to the performance of PT MAK? The result of the research shows that PT MAK has been implementing ISO 9001: 2008 very well with 89,99% compatibility. The other result is 67,1% performance of PT MAK are determined by Material, Man, Machine, Method, Environment simultanously. And when it is tested partially, the environment variable was not significant but another variables are significant. Keywords: Globalization, Competition, Quality Standard, ISO 9001:2008, Compatibility, Performance. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Era globalisasi menyebabkan tingkat persaingan pada dunia usaha menjadi semakin meningkat. Hal ini juga dirasakan pada industri jasa konstruksi, karena era globalisasi memberikan peluang masuknya para kontraktor asing yang membawa teknologi, sistem manajemen, dan permodalan yang lebih baik. Era globalisasi juga membuat tuntutan klien pada penyedia jasa konstruksi dan pertumbuhan kontraktor lokal menjadi semakin meningkat. Guna mengantisipasi masalah di atas, PT. MAK sebagai salah satu penyedia jasa konstruksi bangunan bertingkat telah berupaya melakukan pembenahan antara lain dengan restruksturisasi organisasi, mengklasifikasi jenis proyek, mengklasifikasi nilai proyek, dan yang sekarang sedang dilaksanakan adalah implementasi sejumlah sistem manajemen internasional yaitu ISO 9001:2008, OHSAS 18001:2007, dan ISO 14001:2004. Dari ketiga sistem manajemen internasional yang diimplementasikan oleh PT. MAK, hanya ISO 9001:2008 yang selalu menjadi perhatian utama oleh klien PT. MAK. Hal ini karena para klien PT. MAK lebih menekankan kepada mutu produk sebagai hasil dari sistem manajemen ISO 9001:2008, dibandingkan hasil dari sistem manajemen OHSAS 18001:2007, dan ISO 14001:2004. Seperangkat Kebijakan dan Sasaran Mutu berdasarkan sistem manajemen ISO 9001:2008 telah ditetapkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui proyek yang dikerjakannya, agar dapat bertahan pada persaingan usaha jasa konstruksi yang semakin ketat. Namun belum pernah diteliti dan diketahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan konstruksi dan bagaimana pengaruh implementasi sistem manajemen mutu terhadap kinerja perusahaan. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan judul “Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Pada Pada Industri Kontraktor (Studi Kasus PT. MAK)” Batasan Masalah PT. MAK telah mendapatkan Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dari SGSIndonesia, dan menerapkan ISO 9001:2008 pada setiap proyek yang dikerjakannya. PT. MAK mempunyai komitmen menempatkan kepuasan klien sebagai prioritas tertinggi pada setiap kebijakan dan tindakan. PT. MAK mengklasifikasi proyek dalam 2 (dua) kelompok yaitu: 1. Klasifikasi A, untuk proyek-proyek yang bernilai dibawah Rp. 20 Miliar, 2. Klasifikasi B, untuk proyek-proyek yang bernilai diatas Rp. 20 Miliar. Penelitian ini mengkhususkan diri pada proyek dengan klasifikasi A. Tujuan Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, merupakan keputusan strategis yang diambil oleh PT. MAK untuk menuju perbaikan yang terus menerus (Continual Improvement), dan proses bisnis yang selalu fokus pada pelanggan (Customer Focus) serta untuk mendapatkan mutu produk yang konsisten (Consistency Product).
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 16
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Berdasarkan uraian diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada PT. MAK. 2. Untuk mengetahui kinerja PT MAK. 3. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara bersama-sama terhadap Kinerja PT. MAK. 4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang berpengaruh signifikan terhadap Kinerja PT. MAK. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat al: 1. Dapat membantu manajemen PT. MAK mengetahui sampai sejauh mana Kesesuaian Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 khususnya pada Proyek PT. MAK, 2. Dapat membantu manajemen PT. MAK mengetahui tingkat kinerja proyek yang ditangani, 3. Dapat membantu manajemen PT. MAK mengetahui Faktor-Faktor Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yang secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Kinerja, 4. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti pada Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. LANDASAN TEORI Konsep Sistem Manajemen Mutu Berdasarkan definisi dari Badan Standardisasi Nasional, 2001, Sistem Manajemen Mutu adalah Sistem Manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu. Pada penerapan sistem manajemen mutu, perusahaan memerlukan pedoman atau standar sehingga mutu produk yang dihasilkan dapat diterima pelanggan baik dalam wilayah regional, nasional maupun internasional. Adapun badan internasional yang menangani pedoman atau standar tersebut adalah International Organization for Standardization atau yang lebih dikenal dengan ISO. ISO (International Organization for Standarization) Menurut Zuhrawaty, 2009, International Organization for Standarization (ISO) untuk selanjutnya disebut dengan ISO, adalah organisasi internasional yang bertanggung jawab dalam penyusunan standar baru ataupun revisi ISO standar yang telah ada. Standard yang dikeluarkan oleh ISO, dipersiapkan oleh Technical Committee yang mewakili organisasi serta kalangan industri. ISO membawahi sejumlah badan sertifikasi nasional yang terdiri dari 135 negara atau lebih di seluruh dunia. Pada umumnya, ISO terkait dengan mutu produk maupun jasa; standar-standar yang telah ditetapkan akan ditinjau kembali dalam kurun waktu 5 s/d 6 tahun untuk memastikan standar tersebut masih relevan dengan perkembangan dunia usaha. Standar yang ditetapkan oleh ISO tidak bersifat teknis pelaksanaan, tetapi merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam penerapannya. Jenis-Jenis Standard Internasional Berbagai standard sudah dikeluarkan oleh ISO antara lain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Menurut Fanny Tjiptono dan Anastasia Diana, 2001, jenis-jenis standard yang sudah dikeluarkan antara lain: 1. ISO 14000, yang merupakan standard internasional bagi pelaksanaan suatu organisasi yang berkaitan dengan tanggung jawabnya terhadap lingkungan. 2. ISO 22000, merupakan standard internasional bagi pelaksanaan suatu organisasi yang memproduksi makanan/ minuman yang berkaitan dengan tanggung jawab terhadap keamanan konsumsi para konsumen (Food Safety). 3. ISO 27000, merupakan standard internasional bagi pelaksanaan sistem informasi suatu usaha yang berkaitan dengan tanggung jawab terhadap pengamanan dan keselamatan informasi (Information Security). 4. OHSAS 18000, merupakan standard internasional bagi pelaksanaan suatu proyek yang berkaitan dengan tanggung jawab proyek tersebut terhadap keselamatan dan kesehatan kerja bagi personil yang terlibat didalamnya. 5. ISO 9000 adalah standard internasional yang merupakan persyaratan yang digunakan dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu perusahaan. ISO 9000 Fanny Tjiptono & Anastasia Diana, 2001, tujuan dari ISO 9000 adalah: 1. Organisasi harus mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli (konsumen).
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 17
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 2. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak manajemen bahwa kualitas yang dimaksudkan telah dicapai dan dapat dipertahankan. 3. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak pembeli (konsumen) bahwa kualitas produk yang diinginkan telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dijual. ISO memiliki Technical Committee yang bertanggung jawab dalam penyusunan standardstandard. Untuk standard ISO 9000 dibuat oleh “TC-176”, dan telah mengeluarkan 3 (tiga) seri ISO 9000 yang lebih dikenal dengan “The ISO 9000 Family” (Keluarga ISO 9000), yaitu: 1. ISO 9000; Sistem Manajemen Mutu – Dasar-Dasar dan Kosa Kata (“Quality Management System – Fundamentals and Vocabulary”), berisikan tentang dasar-dasar dan konsep Sistem Manajemen Mutu dan Kosakata beserta definisi yang digunakan dalam setiap serinya. 2. ISO 9001; Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan (“Quality Management System – Requirements”), berisikan standard yang diterbitkan oleh organisasi internasional yang mencakup persyaratan manajemen mutu yang harus dipenuhi dalam penerapan sistem manajemen mutu yang terdapat di dalam ISO 9001 lebih menekankan pada pendekatan proses. 3. ISO 9004; Sistem Manajemen Mutu – Petunjuk untuk Peningkatan secara Berkelanjutan (Quality Management System – Guidelines for Performance Improvements), merupakan pedoman organisasi untuk mencapai kesempurnaan melalui peningkatan secara berkelanjutan (Continual Improvement). Standard ini digunakan berpasangan dengan ISO 9001 sehingga kedua standard itu disebut sebagai pasangan yang konsisten (Consistent Pair). Untuk pengukuran penerapan ISO 9000 maka dikeluarkan oleh badan ISO yaitu: 1. ISO 19011; Sistem Manajemen Audit Mutu dan Lingkungan (Guidelines for Quality and/ or Enivironmental Management System Auditing), berisikan pedoman untuk melakukan audit sistem manajemen mutu dan lingkungan. Standard ini merupakan panduan bagi auditor, baik auditor pihak pertama, kedua maupun ketiga. 2. ISO 10012, Sistem pengukuran terhadap implementasi ISO 9000, standard ini merupakan acuan pengukuran bagi penerapan implementasi ISO 9000. Standard internasional yang dikeluarkan oleh ISO dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, merupakan sebagian dari standard-standard pendukung yang lainnya. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Measurement Quality management systems - Fundamentals & vocabulary
Audits
ISO 9000 Quality management systems Guidelines for performance improvement
ISO 10012
ISO 19011
Guidelines
ISO 9004
ISO 9001
Quality management systems Requirements
Gambar 1 The ISO 9000 Family Sumber: Quality Management System, Lead Auditor Training Course, SGS-Indonesia
ISO 9001:2008 The International Organization for Standardization (ISO) terdiri dari beberapa Technical Committee (TC) yang menangani standar-standar yang akan dikeluarkan.
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 18
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Untuk ISO 9001 dikeluarkan oleh Technical Committee (TC) 176 yang bertanggung jawab untuk standar sistem manajemen mutu. Sejak tahun 1987, TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima sampai dengan enam tahun, bertujuan menjamin bahwa standard-standard akan menjadi up to date dan relevan untuk organisasi. Menurut Garrity , ISO 9001 bertujuan agar setiap organisasi memiliki: 1. Continual Improvement, yaitu kemampuan untuk melakukan peningkatan yang berkesinambungan, 2. Consistency Product, yaitu kemampuan untuk menghasilkan mutu produk yang konsisten, 3. Comply to Costumer & Regulation, yaitu kemampuan untuk melakukan pemenuhan keinginan konsumen & regulasi. Untuk mencapai hal tersebut di atas, maka berdasarkan Badan Standardisasi Nasional, 2001, ISO 9001 memiliki 8 (delapan) prinsip manajemen mutu, yaitu: 1. Fokus pada Pelanggan 2. Kepemimpinan 3. Pelibatan orang 4. Pendekatan proses 5. Pendekatan Sistem pada Manajemen 6. Perbaikan Berkesinambungan 7. Pendekatan Fakta pada Pengambilan Keputusan 8. Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok. Adapun adalah:
menurut SGS-Indonesia, 2001, klausul-klausul pada sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 Klausul 1, Ruang Lingkup Klausul 2, Acuan Normatif Klausul 3, Istilah dan Definisi Klausul 4, Sistem Manajemen Mutu Klausul 4.1, Persyaratan Umum Klausul 4.2, Persyaratan dokumentasi Klausul 4.2.1, Umum Klausul 4.2.2, Manual mutu Klausul 4.2.3, Pengendalian dokumen Klausul 4.2.4, Pengendalian rekaman Klausul 5, Tanggung Jawab Manajemen Klausul 5.1, Komitmen Manajemen Klausul 5.2, Fokus pada pelanggan Klausul 5.3, Kebijakan mutu Klausul 5.4, Perencanaan Klausul 5.5, Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi Klausul 5.6, Tinjauan manajemen Klausul 6, Pengelolaan Sumber Daya Klausul 6.1, Penyediaan sumber daya Klausul 6.2, Sumber daya manusia Klausul 6.3, Prasarana Klausul 6.4, Lingkungan Kerja Klausul 7, Realisasi Produk Klausul 7.1, Perencanaan realisasi produk Klausul 7.2, Proses yang berkaitan dengan pelanggan Klausul 7.3, Desain dan pengembangan Klausul 7.4, Pembelian Klausul 7.5, Produksi dan penyediaan jasa Klausul 7.6, Pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran Klausul 8, Pengukuran Analisis dan Perbaikan Klausul 8.1, Umum Klausul 8.2, Pemantauan dan Pengukuran Klausul 8.3, Pengendalian Ketidaksesuaian Produk Klausul 8.4, Analisis data Klausul 8.5, Perbaikan Berkesinambungan
Konsep Kinerja Menurut Wibowo 2001, kinerja adalah merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan konstribusi ekonomis. Sedangkan menurut Musanef 1992, kinerja selalu berfokus pada hasil kerja yang
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 19
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 dibandingkan dengan standar. Menurut Render dan Heizer 2001, kinerja merupakan serangkaian tugas yang saling berkaitan untuk mendapatkan output yang besar melalui pengelolaan yang sistematis pada bahan baku, tenaga kerja, perlengkapan yang digunakan, cara pelaksanaan, dan lingkungan yang menunjang dengan waktu dan biaya yang terbatas serta kualitas yang sudah ditentukan. Berdasarkan makna kata diatas, maka yang dimaksud dengan kinerja adalah hasil dari serangkaian aktivitas awal dan akhir yang sudah direncanakan dan tidak dapat dipisahkan; memiliki pengelolaan yang sistematis pada Material, Man, Method, Machine dan Environment untuk mewujudkan tujuan suatu organisasi yang hasilnya dibandingkan dengan standar serta pedoman berdasarkan pada faktor biaya, waktu, serta kualitas yang sudah ditentukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kinerja merupakan aktivitas pengelolaan terhadap 5 (lima) unsur, yang berpedoman pada faktor biaya, kualitas dan waktu dalam mengukur keberhasilannya. Pengukuran Kinerja Proyek Menurut Wibowo 2009, Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat penyimpangan dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah kinerja telah sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan LAN 2000, pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran, yang terdiri dari elemen-elemen perencanaan dan penetapan tujuan, pengembangan ukuran yang relevan, pelaporan formal atas hasil dan penggunaan informasi, karenanya aspek utama yang diukur.” Menurut Render dan Heizer 2001, Keberhasilan suatu proyek dapat terlihat pada 3 (tiga) aspek, yaitu: 1. Biaya, Apakah pengelolaan terhadap bahan baku, tenaga kerja, peralatan metode, lingkungan kerja yang digunakan dapat efektif dan sesuai dengan rencana atau bahkan lebih efisien? 2. Mutu, Apakah pengelolaan terhadap bahan baku, tenaga kerja, peralatan, metode, lingkungan kerja yang digunakan dapat memberikan kualitas output yang diharapkan? 3. Waktu, Apakah pengelolaan terhadap bahan baku, tenaga kerja, peralatan metode, lingkungan kerja yang digunakan dapat optimal dan sesuai dengan rencana atau bahkan lebih cepat? Sehingga dapat memberikan output yang diharapkan. Berdasarkan Badan Standardisasi Nasional, 2001, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 yang berkenaaan dengan Biaya, Mutu, dan Waktu terdapat pada klausul-klausul sebagai berikut: 1. Klausul 8.2, Pemantauan dan Pengukuran Biaya, terhadap penggunaan dana yang diperbandingkan terhadap rencana pembiayaan. 2. Klausul 8.2, Pemantauan dan Pengukuran Mutu, terhadap produk yang diperbandingkan terhadap standard yang ditetapkan 3. Klausul 8.2, Pemantauan dan Pengukuran Waktu, terhadap waktu yang diperbandingkan terhadap rencana penyelesaian/ Time Schedule Disamping 3 (tiga) faktor diatas, ada faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap suatu sistem manajemen mutu. Menurut Vincent, 1998: faktor-faktor tersebut adalah Material, Man, Method, Machine, dan Environment, Penggunaan Statistical Process Control (SPC-Tools) Didalam memantau dan mengukur pencapaian kinerja terhadap Standard Mutu ISO 9001:2008 yang telah ditetapkan, sering digunakan SPC-Tools (Statistical Process Control). Menurut Vincent, 1998: SPC-Tools adalah suatu teknik untuk menganalisis masalah-masalah pada proses bisnis dan industri yang digunakan untuk penerapan perbaikan proses secara berkesinambungan, adapun jenis-jenis SPC-Tools yang sering digunakan adalah: 1. Flow Chart Process, yaitu gambar yang menjelaskan langkah-langkah utama, percabangan, hasil kejadian dari proses. 2. Collection Data, yaitu pengumpulan data yang diperlukan untuk analisis, pertanyaan yang umum digunakan: mengapa, apa, dimana, berapa, kapan, bagaimana, siapa. 3. Checksheet, yaitu metode yang terorganisir untuk merekam data. 4. Pareto Analysis, yaitu pendekatan terpadu untuk identifikasi, ranking, dan usaha untuk menghilangkan cacar (defect) secara permanen, dan berfokus pada sumber kesalahan yang penting. 5. Histogram, yaitu distribusi yang menunjukkan frekuensi dari kejadian dan keragaman data (variasi proses) meliputi nilai range terkecil dan terbesar. 6. Causes and Effect Diagram,
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 20
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011
7. 8. 9. 10.
yaitu gambar yang menjelaskan elemen-elemen proses untuk menganalisis sumber variasi dari proses atau sering disebut dengan diagram ”Tulang Ikan” Run Chart, yaitu grafik yang menunjukkan karakteristik dari nilai berdasarkan urutan waktu. Scatter Diagram, yaitu diagram tebar yang menunjukkan korelasi antara satu variabel dengan variabel lainnya. Control Charts, yaitu grafik yang memproyeksikan nilai-nilai statistik termasuk didalamnya sumbu garis pusat dan satu atau lebih garis batas kendali (control limits) berdasarkan urutan waktu Radar Chart, yaitu grafik yang menunjukkan korelasi antar komponen dan batasan maksimum yang ditetapkan serta nilai yang telah dicapai pada setiap komponen.
Untuk pengukuran dan pemantauan mutu SPC-Tools yang sering digunakan adalah Radar Chart, karena grafik ini secara jelas memberikan korelasi antar komponen dan pencapaian nilai serta batas maksimum komponen tersebut. Kelima komponen tersebut ditinjau terhadap 4 (empat) faktor pengukuran, yaitu: a. System, adalah perangkat/ unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, hal yang ditinjau pada kelima komponen beserta subnya adalah dengan pengecekan, apakah sistem sudah berjalan secara konsisten atau tidak, b. Dokumentasi dan record-record, adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi, hal yang ditinjau pada kelima komponen beserta subnya dengan pengecekan, apakah sudah tersedia dokumentasi dan record-record dari sistem yang sedang berjalan secara konsisten atau tidak, c. Control, adalah pengawasan, pemeriksaan, pengendalian, hal yang ditinjau pada kelima komponen beserta subnya dengan pengecekan, apakah sudah dilakukan pengawasan dari sistem yang sedang berjalan secara konsisten atau tidak, d. Evaluation, adalah penilaian, hal yang ditinjau pada kelima komponen beserta subnya dengan pengecekan, apakah sudah dilakukan evaluasi dari sistem yang sedang berjalan secara konsisten atau tidak.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Melihat kesesuaian dengan jenis penelitian dan rumusan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Eksploratif. Menurut Malhotra, Penelitian Eksploratif adalah jenis penelitian dengan tujuan mendapatkan gambaran untuk memahami situasi yang dihadapi oleh peneliti. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah proyek-proyek yang sedang dikerjakan oleh PT. MAK, yang terdiri dari 4 (empat) proyek berada di Jakarta dengan klasifikasi A yaitu proyek bernilai dibawah Rp. 20 Miliar dan menerapkan ISO 9001:2008. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas) adalah Material (X1), Man (X2), Machine (X3), Method (X4), Environment (X5), sedangkan variabel dependen (variabel terikat) adalah kinerja (Y). Lihat tabel 3.1 di bawah ini.
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 21
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Tabel 1 Matriks Pengembangan Variabel Material (X1) Definisi Operasional
Variabel
Pernyataan
Material (X1) X11: Tes Penerimaan Material (Klausul 7.4.3 & 8.2.4)
Aktivitas pemastian untuk kesesuaian Material yang direncanakan
X12: Penyimpanan & Pemakaian Material (Klausul 7.5.5)
Aktivitas penjaminan kestabilan mutu dan jumlah material
X13: Distribusi Material (Klausul 7.5.5)
Aktivitas pemindahan posisi material sesuai rencana
X14: Penanganan Ketidaksesuaian Penerimaan Material (Klausul 8.3)
Aktivitas penanganan ketidaksesuaian material
1). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Penerimaan Material 2). Dokumentasi Penerimaan Material 3). Pengawasan Penerimaan Material 4). Evaluasi Penerimaan Material 5). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Penyimpanan-Pemakaian berdasarkan FIFO Material 6). Dokumentasi Penyimpanan & Pemakaian FIFO Material 7). Pengawasan Penyimpanan & Pemakaian berdasarkan FIFO Material 8). Evaluasi Penyimpanan & Pemakaian berdasarakan FIFO Material 9). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Distribusi Material 10). Dokumentasi Distribusi Material 11). Pengawasan Distribusi Material 12). Evaluasi Distribusi Material 13). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Ketidaksesuaian Material 14). Dokumentasi Ketidaksesuaian Material 15). Pengawasan Penerimaan Ketidaksesuaian Material 16). Evaluasi Ketidaksesuaian Material
Sumber: Manual Operasional Proyek Tabel 2 Matriks Pengembangan Variabel Man (X2) Definisi Operasional Tenaga Kerja / MAN (X2) Variabel
X21: Kompetensi Tenaga Kerja (Klausul 6.2)
Ketrampilan yang memadai didalam menjalankan aktivitas
X22: Pelatihan Tenaga Kerja (Klausul 6.2.2)
Aktivitas peningkatan ketrampilan dan pengetahuan
X23: Komunikasi Internal (Klausul 5.5.3)
Koordinasi antar bagian di proyek
X24: Tanggungjawab dan Wewenang (Klausul 5.5)
Batasan pekerjaan antar bagian
Pernyataan 17). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Penempatan Karyawan 18). Dokumentasi Penempatan Karyawan 19). Pengawasan Implementasi Kompetensi Karyawan 20). Evaluasi Implementasi Kompetensi Karyawan 21). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Pembekalan Karyawan 22). Dokumentasi Pembekalan Karyawan 23). Pengawasan Pembekalan Karyawan 24). Evaluasi Pembekalan Karyawan 25). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Komunikasi Internal 26). Dokumentasi Komunikasi Internal 27). Pengawasan Komunikasi Internal 28). Evaluasi Pelaksanaan Komunikasi Internal 29). Pelaksanaan Sistem & Prosedur JobDescription Karyawan 30). Dokumentasi Job-Description Karyawan 31). Pengawasan Job-Description Karyawan 32). Evaluasi Job-Description Karyawan
Sumber: Manual Operasional Proyek
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 22
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Tabel 3 Matriks Pengembangan Variabel Peralatan/ Machine (X3) Definisi Operasional
Variabel
Pernyataan
Peralatan / MACHINE (X3) 33). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Maintenance Alat
X31: Perawatan Peralatan (Klausul 6.3)
Aktivitas memperpanjang masa pakai alat
34). Dokumentasi Perawatan Alat 35). Pengawasan Pelaksanaan Maintenance Alat 36). Evaluasi Pelaksanaan Perawatan Alat
X32: Parameter Alat/ Mesin (Klausul 6.3)
37). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Operasional Alat Pedoman Tolok Ukur kemampuan operasional alat
38). Dokumentasi Operasional Alat 39). Pengawasan Operasional Alat 40). Evaluasi Operasional Alat 41). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Trouble Shooting Alat
X33: Trouble Shooting (Klausul 6.3)
Aktivitas Penanganan Darurat alat
42). Dokumentasi Trouble Shooting Alat 43). Pengawasan Trouble Shooting Alat 44). Evaluasi Trouble Shooting 45). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Penerimaan Operator
X34: Kontrol Kendali Alat (Klausul 6.3)
Aktivitas Pengendalian penggunaan alat
46). Dokumentasi Operator Alat 47). Pengawasan Kerja Operator Alat 48). Evaluasi Kerja Operator Alat
Sumber: Manual Operasional Proyek Tabel 4 Matriks Pengembangan Variabel Method (X4) Definisi Operasional
Variabel
Pernyataan
Metode (X4) X41: Inspeksi Kualitas Produk (Klausul 8.2.4)
Aktivitas pemastian keberterimaan mutu produk
X42: Pengawasan Mutu Produk (Klausul 8.3)
Aktivitas pelaksanaan produk berdasarkan Instruksi Kerja
X43: Informasi Ketidaksesuaian Produk (Klausul 8.3)
Aktivitas komunikasi ketidaksesuaian produk terhadap standard mutu
X44: Pelaksanaan Progress dan NonProgress (Klausul 8.2.3)
Aktivitas prioritas dan yang bukan prioritas
49). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Inspeksi-Tes 50). Dokumentasi Inspeksi & Tes 51). Pengawasan Inspeksi & Tes 52). Evaluasi Hasil Inspeksi & Tes 53). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Instruksi Kerja 54). Dokumentasi Instruksi Kerja 55). Pengawasan Pelaksanaan Instruksi Kerja 56). Evaluasi Instruksi Kerja 57). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Rework 58). Dokumentasi Rework 59). Pengawasan Rework 60). Evaluasi Rework 61). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Schedulling Project 62). Dokumentasi Schedulling Proyek 63). Pengawasan Schedulling Proyek 64). Evaluasi Schedulling Proyek
Sumber: Manual Operasional Proyek
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 23
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Tabel 5 Matriks Pengembangan Variabel Environment (X5) Definisi Operasional Lingkungan Kerja (X5) Variabel
X51: Lay-out & Identitas Area (Klausul 6.4)
Perencanaan tata letak dan penamaan area
X52: Temperatur & Kelembaban (Klausul 6.4)
Pengukuran temperatur & kelembaban
X53: Kebersihan Area (Klausul 6.4)
X54: Kecukupan Penerangan (Klausul 6.4)
Aktivitas pengkondisian area yang sehat dan aman
Aktivitas pengkondisian penerangan yang memadai
Pernyataan 65). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Tata-Guna Lahan 66). Dokumentasi Tata Guna Lahan 67). Pengawasan Implementasi Tata Guna Lahan 68). Evaluasi Implementasi Tata Guna Lahan 69). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Pengukuran Suhu & Kelembaban 70). Dokumentasi Hasil Pengukuran Suhu & Kelembaban 71). Pengawasan Pelaksanaan Pengukuran Suhu & Kelembaban 72). Evaluasi Hasil Pengukuran Suhu & Kelembaban 73). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Kebersihan-Keselamatan Area Kerja 74). Dokumentasi Pelaksanaan Kebersihan & Keselamatan Area Kerja 75). Pengawasan Pelaksanaan Kebersihan & Keselamatan Area Kerja 76). Evaluasi Pelaksanaan Kebersihan & Keselamatan Area Kerja. 77). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Kecukupan Penerangan Area Kerja 78). Dokumentasi Kecukupan Penerangan Area Kerja 79). Pengawasan Kecukupan Penerangan Area Kerja 80). Evaluasi Kecukupan Penerangan Area Kerja
Tabel 6 Matriks Pengembangan Variabel Kinerja Proyek (Y) Variabel
Y1:
Biaya (Klausul 8.2)
Y2:
Mutu (Klausul 8.2)
Y3:
Waktu (Klausul 8.2)
Definisi Operasional
Kompensasi yang harus dikeluarkan
Keberterimaan produk berdasarkan standard mutu
Pelaksanaan dan Penyelesaian Aktivitas Proyek
Pernyataan 81). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Perencanaan Biaya Proyek 82). Dokumentasi Rencana Biaya Proyek 83). Pengawasan Pelaksanaan Pembiayaan Proyek 84). Evaluasi Pelaksanaan Pembiayaan Proyek 85). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Perencanaan Mutu Proyek 86). Dokumentasi Rencana Mutu Proyek 87). Pengawasan Pelaksanaan Rencana Mutu Proyek 88). Evaluasi Pelaksanaan Rencana Mutu Proyek 89). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Rencana Waktu Realisasi Proyek 90). Dokumentasi Waktu Realisasi Proyek 91). Pengawasan Waktu Realisasi Proyek 92). Evaluasi Waktu Realisasi Proyek
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 24
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Teknik Pengumpulan Data Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif; sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: Penelitian kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu melalui bukubuku, literatur, majalah-majalah, surat kabar, kliping. Sumber-sumber literatur diperoleh dari perpustakaan, dan referensi perusahaan. Penelitian lapangan digunakan untuk memperoleh data primer dengan melakukan kunjungan ke Proyek PT. MAK sebagai obyek penelitian untuk memperoleh data perusahaan dan proyek. Penelitian lapangan ini dilakukan kepada karyawan dengan: 1. Wawancara, Disini digunakan wawancara personal. Dipilihnya wawancara personal, karena metoda survey ini dapat langsung melihat reaksi para responden pada saat diajukan pertanyaan, disamping dapat secara langsung mendapatkan jawaban dari responden. Wawancara dilakukan pada responden di lokasi tempat pekerjaan sehari-hari dilakukan, dan responden yang diwawancarai adalah responden yang berhubungan langsung pada penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, 2. Kuesioner, Menurut Malhotra, Kuesioner adalah teknik terstruktur untuk memperoleh data yang terdiri dari serangkaian pertanyaan, tertulis atau verbal, yang dijawab oleh responden. Penyusunan kuesioner adalah penyusunan desain instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang disusun secara tertulis. Dalam penelitian ini, pengumpulan data primer dilakukan dengan membagi kuesioner. Pertanyaan yang diajukan kepada responden PT. MAK adalah pertanyaan dengan jawaban yang bersifat tertutup (yang telah disediakan) dengan menggunakan Skala Likert yang memiliki 5 (lima) katagori, yaitu: Sangat Baik, dengan nilai 5; Baik, dengan nilai 4; Netral, dengan nilai 3; Tidak Baik, dengan nilai 2; Sangat Tidak Baik, dengan nilai 1. Skala pengukuran lain yang digunakan adalah Skala Guttman, skala ini hanya mengenal 2 (dua) jawaban tegas, yaitu ya-tidak, benar-salah, setuju-tidak setuju, baik-buruk, sesuai-tidak sesuai atau puas-tidak puas. Hasil dari pengukuran ini untuk mendapatkan jawaban kesesuaian pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada PT. MAK Pengujian Instrumen Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, maka perlu dilakukan serangkaian pengujian pada instrumen yang akan digunakan maupun pada data yang akan diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Uji Kualitas Instrumen Pengujian kualitas instrumen bertujuan untuk mendapatkan kelayakan hasil penelitian yang diukur dari keandalan (Reliabilitas) dan ketepatan/ kesahihan (Validitas) instrumen. Adapun pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Uji Reliabilitas, Menurut Malhotra, reliabilitas (keandalan) adalah sejauh mana skala mampu menciptakan hasil yang konsisten jika pengukuran dilakukan berulang. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan tes-retes, ekivalen atau gabungan, sedangkan secara internal dengan analisis konsistensi butir-butir pada instrumen dengan teknik Spearman Brown (Split-half). Untuk mempermudah pengujian maka digunakan program SPSS versi 12. 2. Uji Validitas. Pengujian Validitas dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat. Didalam penyelesaian pengujian validitas instrumen akan diketahui nilai korelasi (nilai r) yang kemudian diperbandingkan terhadap nilai r tabel dengan tingkat signifikansi pada taraf nyata (Cronbach Alpha/ α) = 5% atau 0,05. Hal ini berarti pengambilan risiko kesalahan (error) dalam mengambil keputusan untuk penolakan sebanyak-banyaknya 5%. Uji Asumsi Klasik Menurut Sarwoko, Uji Asumsi Klasik digunakan berdasarkan asumsi-asumsi dasar yang dibutuhkan untuk menghasilkan estimator yang paling baik pada model regresi. Jadi Uji Asumsi Klasik bertujuan untuk mendapatkan Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). 1. Uji Normalitas, Pengujian Normalitas dilakukan untuk mengetahui simetris tidaknya distribusi data yang didapat. Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov Z (K-S) dan grafik Histogram. Menurut Sulistyo, jika nilai Asymptotic Significance hasil Uji Statistik KolmogorovSmirnov Z lebih besar dari nilai 0,05; maka data terdistribusi dengan normal. Pada grafik Histogram dapat diketahui pula data terdistribusi secara normal bila bentuk grafik dengan kurva normal
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 25
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 membentuk area simetris-vertikal (genta) dengan menggunakan nilai residual (ZPRED) dan variabel terikat (SRESID) pada program SPSS ver.12. 2. Uji Multikolinearitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel independent. Keberadaan Multikolinieritas pada suatu model regresi harus dihindari untuk mendapatkan Best Line Unbiased Estimate (BLUE) dari suatu model regresi. Menurut Sarwoko, dijelaskan bahwa apabila nilai VIF (Variance Inflation Factors) lebih besar dari nilai 10 atau nilai Tolerance dibawah 0,1; maka dapat dipastikan terjadi Multikolinearitas pada model regresi. Dan apabila VIF lebih kecil dari nilai 10 atau nilai Tolerance berada diatas 0,01; maka model regresi tidak terjadi Multikolinearitas. 3. Uji Linieritas Menurut Sulistyo, Pengujian Linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent yang selanjutnya diuji keberartian koefisien garis regresi serta linearitasnya. Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari nilai Significance-nya, bila <0,05 maka terdapat hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent; jika >0,05; maka tidak terdapat hubungan antar variabel. Kemudian hal ini dapat dilanjutkan dengan membentuk persamaan regresi. Untuk mempermudah mendapatkan persamaan regresi, maka menggunakan program SPSS versi 12. 4. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui dan menghindari sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari kesalahan residual melalui satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi Heteroskedastisitas dilakukan dengan metode Scatter Plot dan Uji Glejser. Menurut Sarwoko, Suatu model mengandung Heteroskedastisitas apabila nilai residunya membentuk pola sebaran yang meningkat yaitu secara terus-menerus menjauhi dari garis nol. Untuk mempermudah pelaksanaan metode Scatter Plot maka digunakan program SPSS ver.12. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah aktivis proyek dengan klasifikasi A yang merupakan team proyek PT. MAK, Populasi. Adapun untuk populasi diambil dari 4 (empat) team proyek PT. MAK yang berklasifikasi A dengan jumlah 64 (enam puluh empat) orang, namun personil yang terlibat langsung pada penerapan ISO 9001:2008 berjumlah 40 orang. Menurut Malhotra, Populasi adalah kumpulan elemen atau obyek yang memiliki informasi yang dicari oleh peneliti yang akan diambil kesimpulan untuk menjawab dari sejumlah permasalahan Sampel. Adapun jumlah sampel penelitian yang diambil yang terdiri atas: Top Manajemen Proyek = 4 orang, Middle Manajemen Proyek = 16 orang, Low Manajemen Proyek = 20 orang. Hal ini didasarkan pada keterlibatan secara langsung personil terhadap penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Teknik Pengambilan Sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling nonprobabilitas yaitu teknik ”purposive sampling”, dimana pengambilan jumlah sampel dilakukan dengan kriteria tertentu sehingga relevan dengan rencana penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan pengambilan sampel terdapat wakil dari segala lapisan populasi. Teknik Analisis Data Setelah melalui uji instrumen dan data di atas, maka selanjutnya adalah membuat langkahlangkah untuk mendapatkan jawaban atas tujuan penelitian, yaitu: 1. Untuk mengetahui kesesuaian penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja PT.MAK maka menggunakan hasil kuesioner nomor 2 (dua) yang ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menghitung Persentase Nilai Perolehan Kesesuaian Persentase perolehan nilai dengan cara sebagai berikut: Nilai ”Y” (”Terdapat Kesesuian”) Nilai ”Y” + Nilai ”N” (”Tidak Terdapat Kesesuaian”)
x 100%
b. Kriteria Tingkatan Nilai
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 26
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Adapun tingkatan nilai yang digunakan berdasarkan Team-MR pada Manual Operasional Proyek, terdiri dari: Tingkatan A = 90 s/d 100%, berarti Sistem Manajemen yang dijalankan Sangat Sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Tingkatan B = 75 s/d 89,99%, berarti Sistem Manajemen yang dijalankan Sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Tingkatan C = 55 s/d 74,99%, berarti Sistem Manajemen yang dijalankan Cukup Sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Tingkatan D = 30 s/d 54,99%, berarti Sistem Manajemen yang dijalankan Tidak Sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Tingkatan E = 0 s/d 29,99%, berarti Sistem Manajemen yang dijalankan Proyek PT. MAK Sangat Tidak Sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, c. Pembuatan Statistic Process Control Untuk mempermudah mengetahui variabel mana diantara Biaya, Mutu, Waktu yang perlu ditingkatkan dalam hal kesesuaian dengan ISO 9001:2008, maka perlu dilakukan pembuatan Statistic Process Control Grafik-Radar pada program Ms. Excel. 2. Untuk mengetahui Kinerja PT. MAK maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: a. Menghitung Persentase Nilai Perolehan Nilai perolehan akan dihitung dengan diperbandingkan terhadap jumlah keseluruhan perolehan nilai yang kemudian dikalikan 100% (seratus persen). Dari langkah ini akan didapat prosentase perolehan nilai sebagai berikut: Nilai Perolehan x 100% Total Nilai Perolehan b. Kriteria Tingkatan Nilai Adapun tingkatan nilai berdasarkan Team_MR pada Manual Operasional Proyek, hal.37, [16], terdiri dari: Tingkatan A = 90 s/d 100%, berarti Kinerja yang dicapai pada tingkatan Sangat Baik didalam pencapaian target, dan sesuai dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Tingkatan B = 75 s/d 89,99%, berarti Kinerja yang dicapai pada tingkatan Baik pada pencapaian target, dan sesuai dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Tingkatan C = 55 s/d 74,99%, berarti Kinerja yang dicapai pada tingkatan Cukup didalam pencapaian target, dan sesuai dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Tingkatan D = 30 s/d 54,99%, berarti Kinerja yang dicapai pada tingkatan Tidak Baik didalam pencapaian target, dan perlu dilakukan tindakan perbaikan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Tingkatan E = 0 s/d 29,99%, berarti Kinerja yang dicapai pada tingkatan Sangat Tidak Baik didalam pencapaian target, dan perlu dilakukan tindakan perbaikan secara khusus pada penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, c. Pembuatan Statistic Process Control Untuk mempermudah mengetahui variabel mana diantara Biaya, Mutu, Waktu yang perlu ditingkatkan, maka perlu dilakukan pembuatan Statistic Process Control Grafik-Radar pada program Ms. Excel. 3. Untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja PT. MAK, maka dengan menggunakan hasil kuesioner-1 ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: a. Pembuatan Persamaan Regresi Berganda : Pada penelitian ini variabel terikat (Y) adalah Kinerja Proyek, sedangkan untuk variabel bebas (X) terdiri dari Material (X1), Man (X2), Machine (X3), Method (X4), dan Environment (X5), sehingga bentuk dari persamaan regresi berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5. Keterangan: Y = variabel terikat, a = parameter yang harus diestimasi yang merupakan konstanta atau titik potong vertikal dan memberikan nilai bagi Y pada saat X1, X2 dan Xn sama dengan nol. b1, b2, b3, b4 dan b5 = koefisien regresi
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 27
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 X1, X2, X3, X4, dan X5 = variabel bebas. b. Pengujian F Statistik Tujuan untuk menguji pengaruh variabel independent secara simultan terhadap variabel dependent. Kriteria Uji Resiko kesalahan (error) dalam mengambil keputusan diambil nilai maksimum Cronbach Alpha (α) 5% dan resiko kebenaran dalam pengambilan keputusan minimum 95% (Confidence Internal/ tingkat keyakinan). Bila nilai uji F hitung lebih kecil dari nilai Cronbach Alpha (α) 5%, maka variabel independent secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependent. Bila nilai uji F hitung lebih besar dari nilai Cronbach Alpha (α) 0,05 atau 5%, maka variabel independent secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependent c. Pengujian Goodness of Fit Tujuan, , tujuan dari pengujian Goodness of Fit adalah untuk menentukan kelayakan suatu model regresi dengan memperhatikan sejauh mana kecocokan antara data dengan garis estimasi regresi. Sarwoko. Tingkat kecocokan antara data dengan garis estimasi dapat dilihat dari nilai R 2 (nilai koefisien determinasi), semakin besar nilai tersebut semakin dekat antara estimasi garis regresi dengan data. Menurut Salvatore, bahwa variabel penjelas bila dimasukkan pada regresi, akan mengurangi derajat kebebasan, sehingga untuk persamaan regresi berganda menggunakan koefisien determinasi R-Square yang disesuaikan atau Adjusted R-Square ( R 2). Interpretasi Adjusted R-Square ( R 2) digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor eksternal terhadap variabel dependent pada regresi berganda. 4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Proyek PT. MAK dengan uji t statistik. -
Tujuan pengujian t Statistik adalah untuk mengetahui apakah variabel independent secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent. Kriteria Uji Resiko kesalahan (error) dalam mengambil keputusan diambil maksimum nilai Cronbach Alpha (α) 5% dan resiko kebenaran dalam pengambilan keputusan minimum 95% (Confidence Internal/ tingkat keyakinan). Bila nilai uji t hitung lebih kecil dari nilai Cronbach Alpha (α) 0,05 atau 5%, maka variabel independent secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependent. Bila nilai uji t hitung lebih besar dari nilai Cronbach Alpha (α) 0,05 atau 5%, maka variabel independent secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependent
ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan analisa hasil penelitian yang terbagi dalam deskripsi data penelitian, pembahasan dan hasil penelitian. Uji Instrumen Uji Kualitas Instrumen Adapun pengujian telah dilakukan adalah: 1. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data primer karena instrumen tersebut sudah baik dan layak untuk didistibusikan kepada responden.Dari hasil program SPSS versi 12 pada kuesioner penelitian ini, didapat hasil uji reliabilitas (R) lebih besar dari 0,312 pada tabel Product Moment dengan N = 40 dan instrumen tersebut dapat dinyatakan reliabel, hal ini terlihat pada tabel 7 dibawah ini:
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 28
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen pada Kuesioner-1
Cas e Process ing Sum m ary N Cases
Valid Excludeda Total
% 100,0 ,0 100,0
40 0 40
a. Listw ise deletion based on all variables in the procedure.
Re liability Statistics Cronbach's Alpha ,898
N of Items 6
2. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu instrumen/ variabel. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dari variabel yang diteliti secara tepat. Hasil analisis validitas yang berupa nilai r korelasi kemudian diperbandingkan terhadap nilai r tabel product moment dengan tingkat significance nilai Cronbach Alpha (α) = 5%, bila r korelasi lebih besar dari r tabel product moment, maka instrumen itu dinyatakan valid. Demikian pula sebaliknya bila r korelasi lebih kecil dari r tabel product moment dinyatakan instrumen itu tidak valid. Untuk 40 (empatpuluh) responden dengan tingkat significance nilai Cronbach Alpha (α) 0,05 atau 5% nilai r tabel product moment adalah 0,312. Pada tabel 8 dibawah ini adalah hasil uji validitas instrumen kuesioner-1 variabel Material (X1), Man (X2), Machine (X3), Method (X4), Environment (X5) dan Kinerja Proyek (Y) semua terlihat valid, karena r hitung instrumen berada diatas 0,312 pada r tabel product moment, dengan nilai Cronbach Alpha (α) sebesar 0,05 atau 5%. Tabel 8 Hasil Uji Validitas Instrumen Pada Kuesioner-1 Corre lations Y Y
X1
X2
X3
X4
X5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 40 ,614** ,000 40 ,582** ,000 40 ,646** ,000 40 ,696** ,000 40 ,682** ,000 40
X1 ,614** ,000 40 1 . 40 ,759** ,000 40 ,457** ,003 40 ,379* ,016 40 ,727** ,000 40
X2 ,582** ,000 40 ,759** ,000 40 1 . 40 ,721** ,000 40 ,674** ,000 40 ,580** ,000 40
X3 ,646** ,000 40 ,457** ,003 40 ,721** ,000 40 1 . 40 ,685** ,000 40 ,510** ,001 40
X4 ,696** ,000 40 ,379* ,016 40 ,674** ,000 40 ,685** ,000 40 1 . 40 ,638** ,000 40
X5 ,682** ,000 40 ,727** ,000 40 ,580** ,000 40 ,510** ,001 40 ,638** ,000 40 1 . 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 29
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Pada tabel 9 dibawah ini adalah hasil uji validitas instrumen kuesioner-2 dengan menggunakan Uji Cochran pada variabel Material (X1), Man (X2), Machine (X3), Method (X4), Environment (X5) dan Kinerja Proyek (Y) dengan menggunakan program SPSS versi 12. Tabel 9 Hasil Uji Validitas Instrumen Pada Kuesioner-2
Tes t Statis tics N Cochran's Q df Asy mp. Sig.
40 672,824a 91 ,000
a. 1 is treated as a s uccess.
Melihat tabel diatas didapat hasil sebagai berikut: Nilai Asymptotic Significance (Asymp. Sig) adalah 0,000 < 0,05; Nilai Cochran’s Q (statistik hitung) adalah 672,824 > 114,2679 (dari tabel Chi-Square) dengan tingkat significance 5% pada df (derajat kebebasan) = 91,. Melihat hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu PT. MAK telah sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui data terdistribusi dengan normal atau tidak. Hal ini dapat diketahui melalui grafik Histogram dan Output dari program SPSS ver.12 yang ditunjukkan pada grafik dan tabel dibawah ini:
Gambar 2 Grafik Histogram disertai Kurva Normal Dari Grafik diatas, dapat dilihat kemungkinan data terdistribusi dengan normal, dilihat dari sumbu 0 (nol) regresi. Hal ini dapat dipastikan terdistribusi dengan normal dengan melihat hasil uji Kolmogorov Smirnov Z dibawah ini:
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 30
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Tabel 10 Hasil Uji Normalitas Pada Kuesioner-1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters (a,b)
Most Extreme Differences
X1
X2
X3
X4
X5
Y
40
40
40
40
40
40
Mean
65,475 0
63,475 0
61,875 0
63,250 0
64,700 0
49,175 0
Std. Deviation
6,1477 0
6,0679 4
7,0499 6
4,9652 6
4,5920 8
4,0754 9
Absolute
,194
,159
,313
,187
,264
,192
Positive
,159
,141
,154
,187
,264
,192
-,194
-,159
-,313
-,180
-,139
-,162
Kolmogorov-Smirnov Z
Negative
1,228
1,009
1,982
1,184
1,667
1,215
Asymp. Sig. (2-tailed)
,098
,261
,067
,121
,008
,104
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Pada tabel 10 diatas dapat diketahui nilai Asymptotic Significance adalah berada diatas nilai 0,05 yang berarti data terdistribusi dengan normal. Dari dua alat uji Normalitas yaitu Grafik Histogram dan Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov Z, dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Hasil Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel independent dan apabila terjadi hubungan antar variabel independent maka hal ini yang dihindari pada suatu model regresi. Untuk mempermudah mengetahui Multikolinieritas pada suatu model regresi, maka akan digunakan program SPSS ver.12. Hal ini dapat ditunjukkan melalui tabel 11 dibawah ini: Tabel 11 Hasil Uji Multikolinearitas Pada Kuesioner-1 Coefficientsa
Model 1
Material_X1 Man_X2 Machine_X3 Method_X4 Env_X5
Collinearity Statistics Toleranc e VIF ,170 5,895 ,159 6,287 ,397 2,517 ,254 3,934 ,241 4,142
a. Dependent Variable: Kinerja_Y
Dari tabel diatas didapat nilai VIF (Variance Inflation Factor) untuk setiap variabel berada dibawah angka 10 atau nilai Tolerance diatas nilai 0,1. Hal ini berarti bahwa tidak ada Multikolinearitas antar variabel independent. 3. Uji Liniearitas Hasil uji ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel independent dan variabel dependent, dengan melihat nilai Significance-nya. Jika nilai tersebut < 0,05; maka terdapat hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent. Dari hasil program SPSS ver.12 didapat hasil sebagai berikut:
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 31
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Tabel 12 Hasil Uji Linieritas Pada Kuesioner-1 ANOVA Table
Y* X5
Between Groups
Sum of Squares
df
(Combined)
526,684
12
43,890
9,786
,000
Linearity
301,682
1
301,682
67,267
,000
225,002
11
20,455
4,561
,001
121,091
27
4,485
647,775
39
Dev. from Linearity Within Groups Total
Mean Square
F
Sig.
4. Uji Heteroskesdastisitas Hasil Uji Heteroskesdastisitas digunakan untuk mengetahui model regresi apakah terjadi ketidaksamaan variasi atau tidak, dari kesalahan residual melalui satu pengamatan ke pengamatan yang lain melalui metode Scatterplot. Jika grafik membentuk satu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka diduga telah terjadi Heteroskedastisitas, dan jika tidak ada pola yang jelas maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot Dari gambar diatas, dapat dilihat suatu kemungkinan tidak terjadinya Heteroskedastisitas, namun untuk lebih memastikan ada atau tidaknya Heteroskedastisitas pada hasil penelitian, maka telah dilakukan Uji Glejser yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 32
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Tabel 13 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser-Test
Correlations X1 X1
X2
X3
X4
X5
Y
Residu
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X2
X3
X4
X5
Y
Residu
1
,759**
,457**
,379*
,727**
,614**
,727** ,000 40
.
,000
,003
,016
,000
,000
40
40
40
40
40
40
,759**
1
,721**
,674**
,580**
,582**
,690**
,000
.
,000
,000
,000
,000
40
40
40
40
40
40
,000 40
,457**
,721**
1
,685**
,510**
,646**
,765**
,003
,000
.
,000
,001
,000
40
40
40
40
40
40
,000 40
,379*
,674**
,685**
1
,638**
,696**
,824**
,016
,000
,000
.
,000
,000
40
40
40
40
40
40
,000 40
,727**
,580**
,510**
,638**
1
,682**
,808**
,000
,000
,001
,000
.
,000
40
40
40
40
40
40
,000 40
,614**
,582**
,646**
,696**
,682**
1
,845**
,000
,000
,000
,000
,000
.
40
40
40
40
40
40
,000 40
,727**
,690**
,765**
,824**
,808**
,845**
,000 40
,000 40
,000 40
,000 40
,000 40
,000 ,727
1 . ,690
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai korelasi Residu berada diatas nilai Significance 0,05; hal ini berarti dapat dipastikan bahwa Heteroskedastisitas tidak terdapat pada model regresi. Dari dua alat uji Heteroskedastisitas yaitu grafik Scatterplot dan uji Glejser dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat dipastikan tidak terdapat Heterosdeskastisitas. Kesesuaian Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Pada PT. MAK Kesesuaian Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada PT. MAK dilihat pada variabel Material (X1), Man (X2), Machine (X3), Method (X4), dan Environment (X5), adalah sebagai berikut: Tabel 14 Hasil Perolehan Kuesioner-2 pada Variabel Independent
No. Nama Variabel 1 2 3 4 5
Nilai Nilai Perolehan Maksimum
Material (X1) 579 640 Man (X2) 584 640 Machine (X3) 584 640 Method (X4) 584 640 Environment (X5) 544 640 Rata-Rata Tingkat Kesesuaian
%
Predikat
90,47% 91,25% 91,25% 91,25% 85,00% 89,84%
Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sesuai Sesuai
Pada gambar 5 dibawah ini menunjukkan hasil pengukuran Kesesuaian Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 oleh PT. MAK
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 33
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011
Gambar 5 Hasil Pengukuran Penerapan ISO 9001:2008 Pada Variabel Independent Berdasarkan tabel diatas maka diketahui tingkat kesesuaian Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada PT. MAK berada pada tingkatan nilai B karena termasuk pada kelompok nilai 75 s/d 89,99%; yang berarti bahwa PT. MAK telah Sesuai terhadap sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Kinerja PT. MAK Pencapaian Kinerja PT. MAK diukur berdasarkan Biaya, Mutu, dan Waktu, hal ini dapat ditunjukkan pada tabel 15 dibawah ini: Tabel 15 Hasil Perolehan Kuesioner-1 pada Biaya, Mutu & Waktu
No. Nama Variabel 1 2 3
Nilai Nilai Perolehan Maksimum
Biaya 650 800 Mutu 656 800 Waktu 650 800 Rata-Rata Pencapaian Kinerja (Y)
%
Predikat
81,25% 82,00% 81,25% 81,50%
Baik Baik Baik Baik
Pada gambar 6 dibawah ini menunjukkan hasil pengukuran Kinerja PT. MAK
Gambar 6 Hasil Pengukuran Kinerja
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 34
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Pengaruh Faktor-Faktor Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja PT. MAK Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja PT. MAK, maka dapat dilihat dari ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel-variabel independent terhadap variabel dependent. Hal ini melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: Regresi Berganda Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent yang lain, maka digunakan uji regresi. Hubungan antara variabel dependent dengan lebih dari satuvariabel independent disebut regresi berganda dengan sebesar 5%. Untuk mempermudah mendapatkan model regresi maka digunakan program SPSS versi 12, dengan hasil dibawah ini: Tabel 16 Hasil Regresi 1. 2. 3. 4. 5. 1 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Model
(Constant) Material_X1 Man_X2 Machine_X3 Method_X4 Env_X5
Unstandardized Coefficients Std. B Error 2,325 5,640 ,497 ,148 -,422 ,155 ,208 ,084 ,534 ,149 -,086 ,166
Standardiz ed Coefficients Beta ,750 -,629 ,360 ,651 -,097
Adapun bentuk dari persamaan regresi berganda berdasarkan tabel diatas dapat dijabarkan melalui rumus regresi berganda sebagai berikut: Y = 2,325 + 0,497X1 –0,422X2 + 0,208X3 + 0,534X4 –0,086X5 Uji F Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel independent terhadap variabel dependent. Untuk mempermudah pengujian maka digunakan program SPSS versi 17. Hasil dari program tersebut dapat dilihat dari tabel 5.10, dibawah ini:
Tabel 17: Hasil Uji F
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 462,207 185,568 647,775
df 5 34 39
Mean Square 92,441 5,458
F 16,937
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), Env_X5, Machine_X3, Material_X1, Method_X4, Man_X2 b. Dependent Variable: Kinerja_Y Dari tabel 17 diatas diketahui nilai significance sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa variabel independent secara simultan berpengaruh pada variabel dependent (kinerja proyek).
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 35
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Uji Goodness of Fit Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi dengan memperhatikan sejauh mana kecocokan antara data dengan garis estimasi regresi. Hal ini dapat dilihat melalui gambar dibawah:
Gambar 7 Grafik Goodness of Fit Model Regresi Kelayakan dari model regresi akan ditunjukkan pula melalui nilai Adjusted R-Square 2
( R ). Hal ini didapat melalui program SPSS ver.12 seperti yang dapat dilihat pada tabel 18 dibawah ini: Tabel 18 Hasil Uji Goodness of Fit – Adjusted R-Square
Mode l Sum m ary Model 1
R ,845a
R Square ,714
Adjusted R Square ,671
Std. Error of the Estimate 2,33621
a. Predictors: (Constant), Env_X5, Machine_X3, Material_ X1, Method_X4, Man_X2 Sumber: Pengolahan Data Melihat grafik pada gambar 7 dan hasil Uji Goodness of Fit pada tabel 18, maka dapat disimpulkan model regresi layak untuk digunakan karena data hasil penelitian tersebar disekitar garis estimasi regresi. Pada tabel 18 pula diketahui nilai Adjusted R Square ( R 2) bernilai 0,671 atau 67,1%; berarti bahwa 67,1% Kinerja Proyek PT. MAK dipengaruhi variabel independent, sedangkan 33,9% dipengaruhi faktor lain diluar model regresi. Faktor-Faktor yang signifikan berpengaruh terhadap Kinerja PT. MAK Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh secara parsial pada kinerja PT. MAK, maka hal ini dapat ditempuh dengan melakukan uji t statistik. Pada tabel 19 dibawah ini didapat hasil uji t berdasarkan program SPSS versi 12; adalah sebagai berikut:
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 36
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Tabel 19 Hasil Uji t
Coefficients a
Material_X1
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error Beta B 2,325 5,640 ,497 ,148 ,750
,412 3,366
,683 ,002
Man_X2
-,422
,155
-,629
-2,733
,010
Machine_X3
,208
,084
,360
2,473
,019
Method_X4
,534 -,086
,149 ,166
,651 -,097
3,574 -,519
,001 ,607
Model 1 (Constant)
Env_X5
t
Sig.
a. Dependent Variable: Kinerja_Y Sumber: Pengolahan Data Dari tabel 19 diatas diketahui variabel dengan nilai significance di atas 0,05 atau 5% adalah variabel Environment (X5) sebesar 0,607 yang berarti variabel ini secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja dan keempat variabel yang lain berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja. Dari nilai significance diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah Method. PENUTUP Setelah melalui penelitian, analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan dan saran sebagai berikut: Kesimpulan 1. Dari hasil analisis tingkat kesesuaian Sistem Manajemen Mutu PT. MAK terhadap Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 berada pada tingkatan Sesuai dengan tingkat kesesuaian 89,84%. 2. Dari hasil analisis kinerja diperoleh bahwa skor Kinerja PT. MAK adalah 81,50%; hal ini berada pada katagori Baik. 3. Dari hasil analisa regresi berganda diperoleh bahwa: Hasil Uji F didapat nilai significance sebesar 0,000<0,05 yang berarti variabel independen secara simultan berpengaruh pada variabel dependen
Hasil Uji Goodness of Fit menjelaskan bahwa model regresi layak untuk digunakan, karena data hasil penelitian berada sekitar garis estimasi regresi.
Koefisien determinasi yang disesuaikan atau Adjusted R Square ( R 2) sebesar 0,671 atau 67,1%, berarti Kinerja PT. MAK dipengaruhi secara bersama-sama oleh variabel Material, Man, Machine, Method, Environment dan sisanya sebesar 32,9% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model regresi.
4. Dari hasil analisis parsial terhadap koefisien-koefisien regresi diperoleh bahwa Material, Man, Machine, Method, berpengaruh secara signifikan, sedangkan Environment tidak berpengaruh. Saran-Saran Dari hasil penelitian maka penulis dapat menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Dari hasil analisis kesesuaian manajemen PT. MAK terhadap Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, variabel Environment (X5) memiliki tingkat kesesuaian yang paling rendah dibandingkan 4 (empat) variabel yang lain. Untuk itu disarankan hal berikut:
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 37
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011
Lay-out & Identitas Area, dalam pelaksanaan di lapangan harus berdasarkan perencanaan yang telah disepakati. Temperatur & Kelembaban lingkungan perlu lebih diperhatikan. Kebersihan Area, perlu koordinasi pihak internal dan eksternal untuk menjaga kebersihan lingkungan. Kecukupan Penerangan yaitu perlu adanya standarisasi pengukuran yang berdasarkan pada standard penerangan untuk aktivitas tertentu.
2. Dari hasil analisis kinerja pada PT. MAK, walaupun secara umum telah Baik, peningkatan perlu ditekankan pada variabel Biaya (Y1) dan Waktu (Y3) karena memiliki tingkat pencapaian kinerja yang lebih rendah dibandingkan variabel Mutu (Y2). DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional, 2001, “Sistem Manajemen Mutu – Dasar-Dasar dan Kosa Kata”, SNI 19-9000-2001 Badan Standardisasi Nasional, 2001, “Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan”, SNI ISO 9001:2008. Fanny T. & Anastasia D., 2001, “TQM : Total Quality Management”I, Edisi-4, Cetakan1, Andi Offset, Yogyakarta, Indonesia. Garrity M.S., 1993, “Basic Quality Improvement”, Prentice-Hall International Inc., Jakarta. LAN ,2000 , ”AKIP, (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah )”, LAN, Jakarta.. Malhotra, Naresh K. 2005, “Riset Pemasaran Pendekatan Terapan Jilid-1”, Diindonesiakan oleh Soleh Rusyadi Maryam, Edisi-4, Cetakan-5, Intan Sejati, Klaten. Musanef, 1992, ”Manajemen Kepegawaian di Indonesia”, PT. Gunung Agung, Jakarta. Render, B., & Heizer, J., 2001, “Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi”. Diindonesiakan oleh Arianto, Salemba Empat, Jakarta. Salvatore, Dominick, 2002, ”Managerial Economics”, Diindonesiakan oleh Anitawati M.Th., Natalia Santoso, Edisi-4, Jilid 1, Erlangga, Jakarta Sarwoko, 2005, ”Dasar-Dasar Ekonometrika”, Edisi-1, Andi Offset, Yogyakarta. Sarwono, Jonathan, 2005, ”Riset Pemasaran dengan SPSS”, Edisi-1, Andi Offset, Yogyakarta. Sekaran, Uma, “Research Methods For Business Buku-2”, Diindonesikan oleh Uma Sekaran, Edisi-4, Salemba Empat, Jakarta. SGS United Kingdom Ltd, 2010, “Course Manual: Quality Management System Lead Auditor Training Course”, Diindonesiakan oleh SGS-Indonesia, Jakarta. Subagya, P., 2000, ”Manajemen Operasi”, Edisi-1, BPFE, UGM, Yogyakarta Sulistyo, Joko, 2010, ”6 Hari Jago SPSS 17”, Edisi-1, Cakrawala, Yogyakarta. Team MR, 2006, “Manual Operasional Proyek untuk Kalangan Sendiri”, Jakarta. Vincent, Gasperz, M.St., 1998 “Statictical Process Control: Penerapan Teknik-Teknik Statistikal dalam Manajemen Bisnis Total”, PT. Gramedia Pustaka Utama. Wibowo, 2009, “Manajemen Kinerja”, Edisi-2, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Zuhrawaty, 2009, “Panduan Dan Kiat Sukses Menjadi Auditor ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu)”, Cetakan-1, Media Pressindo, Yogyakarta, Indonesia.
Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 38