10 Januari 2017
Berlanjutnya Pemulihan Ekonomi Indonesia Tahun 2017 di Tengah Berbagai Tantangan
Indeks IHSG di 2016 ditutup menjadi salah satu indeks dengan kinerja tertinggi di dunia dan terbaik kedua di Asia. Sepanjang tahun 2016 IHSG membukukan kinerja 15,32% YoY di level 5296 yang dikatalis oleh pemulihan ekonomi domestik, keberhasilan amnesti pajak dan mulai pulihnya harga komoditas tambang dan sawit. IHSG bahkan sempat mencapai level tertinggi 5490 sebelum terkoreksi menyusul terpilihnya Presiden AS Trump yang diperkirakan dapat menimbulkan ketidakpastian ekonomi dengan kebijakan proteksi perdagangan dan kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif. Untuk tahun 2017, pemulihan ekonomi domestik diperkirakan masih berlanjut di tengah berbagai tantangan. Ekonomi diproyeksi dapat tumbuh gradual 5,2% YoY di 2017 (vs 5,0% YoY di 2016F) dengan katalis suku bunga acuan yang masih rendah, pulihnya harga komoditas ekspor Indonesia dan anggaran infrastruktur yang terus bertumbuh. Investasi swasta juga dapat menjadi mesin pertumbuhan dengan semakin baiknya regulasi dalam berinvestasi. Dari pasar modal, pendapatan emiten di tahun 2017 diperkirakan juga akan bertumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya. Tahun 2016 : pemulihan indeks dan ekonomi. Kinerja kuat IHSG dan aliran dana asing Pulihnya pertumbuhan ekonomi dan perbaikan neraca dagang Pelonggaran moneter dengan pemotongan suku bunga acuan hingga 150 bps Amnesti pajak dan peningkatan pendapatan negara Deregulasi untuk mendukung investasi swasta Tahun 2017 : ekonomi domestik melanjutkan pemulihan di tengah berbagai tantangan Arah pertumbuhan ekonomi Konfirmasi pemulihan ekonomi : suku bunga rendah, kenaikan harga komoditas dan pengeluaran infrastruktur Perbaikan neraca pembayaran dan outlook nilai tukar rupiah Menimbang dampak kebijakan Trump terhadap Ekonomi Indonesia Pendapatan perusahaan yang diperkirakan membaik karena pulihnya kondisi makro Tantangan utama di tahun 2017 Kenaikan harga minyak di luar perkiraan Ketegangan politik di awal tahun 2017. Kemungkinan pembalikan kebijakan moneter longgar saat ini Bagaimana pandangan pasar saham dan reksa dana tahun 2017 Dengan valuasi PER saat ini, indeks IHSG memang relatif mahal, namun mahalnya ini sepadan dengan siklus perbaikan ekonomi saat ini. Dengan perkiraan pertumbuhan EPS emiten tahun depan sebesar 15% YoY maka kami memproyeksikan IHSG masih akan bergerak positif tahun depan di level 5800-6000. Model Portfolio dan Tema investasi Mengapa memilih produk Reksa Dana Mega Capital Investama
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
1
10 Januari 2017
Tahun 2016 : Pemulihan Indeks dan Ekonomi IHSG berhasil ditutup dengan kinerja 15,32%YoY. Kenaikan ini terutama didorong oleh masuknya dana asing setelah suksesnya amnesti pajak dan harapan pulihnya ekonomi domestik melalui pelonggaran moneter dan pulihnya harga komoditas ekspor utama. Sektor pertambangan tumbuh +70% YoY dan industri dasar tumbuh +32%YoY, memimpin sektor dengan kinerja tertinggi selama tahun 2016. IHSG di semester I 2016 dimulai dengan berbagai sentimen negatif global dan domestik, seperti suku bunga negatif di Jepang, kekhawatiran perang mata uang, kenaikan suku bunga Bank Sentral AS dan pembatasan NIM perbankan. Memasuki semester II IHSG mulai bergerak positif terutama setelah disahkannya UU amnesti pajak dan keberhasilan tahap I, apresiasi rupiah, pelonggaran moneter dan stabilnya kondisi makro ekonomi. IHSG mulai terkoreksi setelah terpilihnya Trump sebagai presiden AS dan naiknya tensi politik domestik di 2 bulan terakhir. Efek Trump masih akan menjadi ketidakpastian hingga kuartal I 2017, dan dampaknya bisa jadi semakin kuat di sepanjang tahun 2017 setelah terbentuknya kabinet . Begitu juga halnya ketegangan politik yang kami perkirakan masih akan berlanjut hingga kuartal I 2017.
Gambar 1.Pergerakan IHSG 2015-2016 Sumber : bloomberg
Kami memperkirakan dana asing masih menjadi penggerak utama IHSG. Terlihat dari kuatnya korelasi net posisi dana asing dengan pergerakan IHSG. Kepemilikan asing di bulan Agustus dan September mengangkat IHSG ke level tertinggi sepanjang 2016. Saat ini kepemilikan asing telah mulai turun dan diikuti pula penurunan indeks IHSG. Korelasi yang kuat antara kinerja IHSG dan dana asing global ini memberikan risiko koreksi lebih lanjut terhadap IHSG jika pemulihan ekonomi Amerika Serikat terus berlanjut dan suku bunga acuan The Fed naik lebih dari yang diperkirakan sebanyak 3 x di 2017.
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
2
10 Januari 2017
Gambar 2.Pergerakan IHSG dan net dana asing bulanan Sumber : IDX
Pulihnya pertumbuhan ekonomi dan perbaikan neraca dagang Pertumbuhan Ekonomi kuartal III 2016 menunjukkan pemulihan dan sesuai konsensus di level 5,02% YoY. Pertumbuhan ini dibebani oleh efek pengurangan anggaran pemerintah dan efek perlambatan ekonomi global (kontraksi ekspor). Konsumsi rumah tangga tetap tumbuh kuat di level 5,01%, melanjutkan tren diatas 5%. Pengurangan anggaran belanja pemerintah berdampak terhadap konsumsi pemerintah yang berkontraksi -2,97% YoY, kinerja negatif yang pertama sejak kuartal II 2014. Dari sisi ekspor juga berkontraksi makin dalam sebesar -6,0% YoY dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada di level -2,73% YoY. Hingga sembilan bulan pertama 2016 ekonomi tumbuh 5,04% YoY dan diperkirakanakan tumbuh 5,0% YoY selama tahun 2016 dengan konsumsi masyarakat yang tetap kuat dan kontraksi ekspor yang lebih rendah.
Gambar 3.Pertumbuhan PDB tahunan Sumber : Bloomberg
Tabel 1.Pertumbuhan PDB menurut pengeluaran Sumber : BPS
Tren neraca dagang dari awal tahun berada dalam tren yang positif, terutama dari bulan September 2016 neraca dagang mengalami peningkatan surplus yang signifikan. Surplus ini terutama dipicu oleh kenaikan harga komoditas PT Mega Capital Investama | Investment Notes
3
10 Januari 2017 ekspor non migas yaitu batubara dan sawit. Ekspor non migas di bulan November 2016 tumbuh 17,2% YoY (11M16 kontraksi -2% YoY) dan impor non migas di bulan November 16 tumbuh 10,3% YoY dimana peningkatan tertinggi dari peralatan mesin dan elektrik. Kami melihat tahun 2017 ekspor non migas akan bertumbuh namun diimbangi juga oleh pertumbuhan impor barang modal yang mengindikasikan mulai naiknya kegiatan manufaktur. Harga minyak yang naik di luar perkiraan akan menjadi downside risk untuk neraca dagang.
Gambar 4.Neraca Dagang Sumber : BPS
Pelonggaran Moneter dengan pemotongan suku bunga acuan hingga 150 bps. Inflasi di tahun 2016 sebesar 3,02% YoY berada di target bawah Bank Indonesia di 4+1 %. Terjaganya inflasi ini sejalan dengan permintaan yang masih terbatas, penurunan harga minyak dan barang input industri serta penguatan nilai tukar rupiah. Terkendalinya inflasi ini memicu penurunan suku bunga acuan, dimana dari awal tahun telah terjadi 6 kali pemotongan sebesar 150 bps. Suku bunga rendah ini didukung oleh : 1.) inflasi yang sesuai target, 2.) neraca pembayaran yang membaik (3K16< 2% PDB), 3.) Rupiah yang stabil, 4.)cadangan devisa yang kuat (115 miliar USD). Pelonggaran moneter 150 bps ini masih belum diikuti oleh penurunan suku bunga pinjaman, sehingga kami perkirakan suku bunga pinjaman masih bisa turun di 2017.
Gambar 5.Inflasi dan Suku Bunga BI Sumber :Bloomberg
Gambar 6. InflasiI Menurut Kelompok Pengeluaran Sumber :BPS
Amnesti pajak dan Peningkatan Pendapatan Negara Amnesti pajak hingga akhir 2016 dinilai cukup sukses dengan total deklarasi sebesar Rp. 4.241 triliun (dalam negri : Rp. 3.090 triliun dan luar negri Rp. 1.010 triliun), total repratiasi sebesar Rp. 141 triliun dan uang tebusan sebesarRp. 102 triliun. Walaupun banyak dianggap sukses, namun kami mencatat nilai repratiasi masih dibawah target Rp. 1000 triliun dan nilai ini masih rendah dan belum mencukupi untuk mendukung likuiditas di sektor perbankan. Dana repratiasi komitmen yang tercatat dan realisasinya juga masih berbeda hingga akhir 2016 (Rp. 141 triliun komitmen vs Rp. 67 triliunarealisasi).
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
4
10 Januari 2017
Amnesti pajak dapat berdampak jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek tentu dari uang tebusan yang dapat digunakan untuk pengeluaran pemerintah. Efek amnesti pajak untuk jangka panjang terhadap pendapatan negara adalah sebagai berikut :
Item
Efek
Arus Pendapatan Negara
Berdampak positif untuk pendapatan negara untuk jangka menengah. Berdasarkan studi Dirjen Pajak : Rasio Pajak terhadap PDB dapat bertambah 3,8%, dari 11% menjadi 15% di tahun 2022. Perkiraan pertambahan anggaran pendapatan negara adalah Rp. 70 triliun – Rp. 100 triliun per tahun.
Pertumbuhan PDB
BI memperkirakan pertambahan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,3%
Tabel 2. Efek Amnesti Pajak Sumber :BI, Dirjen Pajak
Deregulasi untuk mendukung investasi swasta. Pemerintah Jokowi menepati janjinya dengan mengeluarkan paket ekonomi pemerintah yang pro investasi swasta. Kebijakan pemerintah mendukung bisnis dan investasi terlihat dari peningkatan jasa logistik, percepatan pengurusan izin, penetapan perhitungan UMR dan sebagainya. Rilis dari WorldBank, kemudahan memulai bisnis Indonesia di 2017 naik 15 tingkat ke posisi 91 dari 190 negara. Kami mengharapkan upside risk dari investasi swasta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di 2017.
Kebijakan Tanggal 1 09-Sep-15 2 29-Sep-15 4 15-Oct-15 5 22-Oct-15 6 05-Nov-15 9 27-Jan-16 10 11-Feb-16 11 27-Mar-16 12 28-Apr-16 13 24-Aug-16 14 10-Nov-16
Keterangan Simplikasi regulasi Perbaikan iklim investasi PenetapanPerhitungan UMR Revaluasi Aset dan kemudahan pajak korporasi Pembentukan Zona Ekonomi Ekslusif Akselerasi pembangkit listrik 35 GW Relaksasi investasi asing untuk 84 sektor Kemudahan pajak untuk DIRE Meningkatkan kemudahan bisnis Percepatan pelaksanaan rumah murah Penataan E-Commerce
Tabel 3.Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah Sumber :Berbagai
Tahun 2017 :ekonomi domestik melanjutkan pemulihan di tengah tekanan ekonomi global Arah Pertumbuhan Ekonomi 2017 Kami membawa tema 2017 yaitu“ Berlanjutnya pemulihan di tengah berbagai tantangan”. Kami melihat pondasi ekonomi yang kokoh akan membawa kelanjutan pemulihan ekonomi, namun tetap perlu mewaspadai efek dari perkembangan ekonomi global terutama dari suku bunga acuan AS. Pondasi ekonomi yang kokoh dapat dilihat dari : 1.) Defisit neraca berjalan sebesar 1,8% dari PDB di kuartal III 16, jauh lebih rendah dibanding 4,3% di kuartal III 14 2.) Inflasi yang rendah, 2016 : 3,03% YoY 3.) Harga komoditas yang mulai membaik, CPO tumbuh 45,4% YoY, dan batubara tumbuh 88,2% YoY 4.) Kebijakan longgar moneter, pemotongan suku bunga acuan sebanyak 6 kali di 2016 (150 bps) 5.) Cadangan devisa Indonesia yang stabil
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
5
10 Januari 2017 PDB Indonesia kami perkirakan tetap tumbuh kuat di 5,2% YoY dan dapat melanjutkan pemulihannya dengan katalis sebagai berikut : Katalis konsumsi masyarakat. 3 katalis yang akan menaikkan konsumsi masyarakat : 1.) naiknya pengeluaran properti dari pelonggaran aturan dan kemudahan kepemilikan asing, 2.) suku bunga rendah, 3.) keuntungan demografi Indonesia dengan banyaknya usia produktif. katalis konsumsi pemerintah. APBN lebih kredibel dan konservatif. Walaupun belanja negara relatif flat, tetapi biaya subsidi lebih rendah dan anggaran infrastruktur tetap tinggi (naik 23% YoY). katalis investasi. Banyaknya paket stimulus pemerintah yang pro investasi swasta telah mendorong naiknya investasi PMDN dan PMA, dan juga memperbaiki kemudahan memulai bisnis di Indonesia versi world bank. (Indonesia berhasil naik 15 tingkat ke posisi 91 dari 190 negara). Katalis ekspor. Kami memperkirakan kenaikan harga komoditi pertambangan dan CPO akan membawa perbaikan kinerja ekpor Indonesia di tengah masih lemahnya permintaan global. Kedua komoditi tersebut berkontribusi 24% dari ekspor non migas Indonesia.
Tabel 4.Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sumber : World Bank IEQ Okt 16
Outlook pertumbuhan ekonomi FY 2017 kami berada di level 5,2% YoY. Lebih tinggi dari target pemerintah namun lebih rendah dari target lembaga internasional. Kami lebih optimis dari target pemerintah di sisi pertumbuhan konsumsi masyarakat dan pertumbuhan ekspor.Harga komoditas yang mulai pulih, belanja modal infrastruktur yang semakin besar, amnesti pajak dan kebijakan pemerintah yang pro investasi swasta menjadi katalis untuk pemulihan ekonomi.
Tabel 5. Outlook Indikator Makro Ekonomi Indonesia 2017 Sumber :Bloomberg, World Bank, Pemerintah, riset MCIV
Konfirmasi pemulihan ekonomi : suku bunga rendah, kenaikan harga komoditas dan pengeluaran infrastruktur Di tahun 2017, Bank Indonesia menghadapi tantangan mempertahankan pelonggaran moneter di tengah proyeksi kenaikan suku bunga negara maju terutama dari Amerika Serikat. Kuatnya tekanan US dollar dan kenaikan tarif dasar listrik kami perkirakan akan menekan kenaikan suku bunga acuan. Namun kami melihat hingga akhir 2017, BI akan tetap mempertahankan 7 day repo rate di level 4,75% walaupun proyeksi inflasi lebih tinggi di 2017, dengan konsekuensi pelemahan nilai tukar rupiah . Efek penurunan 150 bps suku bunga acuan selama tahun 2016 kami perkirakan akan mulai berdampak di tahun 2017. Penurunan suku bunga pinjaman belum mengikuti penurunan suku PT Mega Capital Investama | Investment Notes
6
10 Januari 2017 bunga acuan dikarenakan lag di mekanisme transmisi, likuiditas yang ketat dan juga bank sedang memperlambat penyaluran pinjaman karena berfokus pada perbaikan NPL. Begitu NPL mulai berkurang di 1H17, maka pinjaman akan lebih dipacu dengan bunga yang lebih rendah. Keyakinan masih terbukanya ruang untuk turunnya suku bunga pinjaman juga terlihat dari spread antara bunga pinjaman dan bunga deposito yang semakin melebar. Hingga Oktober 2016, secara year to date hingga Oktober 2016, rata-rata tertimbang suku bunga kredit baru turun sebanyak -62 bps, sedangkan rata-rata tertimbang suku bunga deposito telah turun -129 bps. Bank Indonesia mengindikasikan penurunan suku bunga kredit hingga satu digit dari saat ini di 12,21%. Namun kami tetap mewaspadai tekanan terhadap LDR perbankan maupun terhadap NIM perbankan.
Gambar 7.Suku bunga Kredit Perbankan Sumber :Bank Indonesia
Gambar 8. Selisih bunga deposito dan kredit Sumber : Bank Indonesia
Kenaikan harga komoditas Di pertumbuhan PDB 3K16 sebesar 5,02% YOY, sumber pertumbuhan terbesar berasal dari industri pengolahan (4,56% YoY), konstruksi (5,69% YoY) dan perdagangan besar&eceran (3,65% YoY). Setelah 6 kuartal kontraksi maka pada kuartal III 2016 untuk pertama kalinya sektor pertambangan tumbuh positif, naik 0,1% YoY. Pertumbuhan positif ini didukung oleh kenaikan harga CPO dan batubara sebesar 45,4% YoY dan 88,2% YoY, dan berkontribusi sebesar 24,5% dari total ekspor Indonesia. Digabung dengan komoditas tambang mineral lainnya maka kontribusi komoditas mencapai 29,3% dari total ekspor. Kenaikan harga batubara disebabkan oleh menurunnya persediaan batubara tiongkok sebagai akibat pemotongan hari kerja tambang batubara, dan peningkatan permintaan tiongkok untuk kebutuhan infrastruktur berdampak pada kenaikan harga logam dunia. Perkembangan ini diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekspor komoditas tambang secara signifikan di tahun 2017. Komoditas CPO diperkirakan akan mengalami penurunan harga di 2017 namun secara rataan tahunan masih bertumbuh. Komoditas batubara sendiri diperkirakan dapat mengalami peningkatan harga rataan ke level USD 65 – 75 per ton dari harga rataan USD 58,89 per ton. Kenaikan harga komoditas pertambangan dan perkebunan ini juga berimplikasi pada perbaikan neraca dagang Indonesia. Golongan Barang Lemak & minyak hewan/nabati Bahan Bakar Mineral Mesin Perhiasan Pakaian Jadi Bijih, Kerak Kopi, the Besi & Baja Timah Kapal Laut Gambar 9.Pergerakan Harga CPO dan Batubara Sumber :Bloomberg
Jan-Nov 16 Growth Peran -5.8% 13.5% -12.4% 11.0% -5.1% 6.3% 16.2% 5.1% -2.4% 3.0% 8.0% 2.6% -17.9% 1.4% 45.4% 1.4% -13.7% 0.8% 39.3% 0.4%
Tabel 6. Ekspor Non migas Indonesia Sumber:BPS
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
7
10 Januari 2017
Pengeluaran infrastruktur Pengeluaran infrastruktur masih akan menjadi sumber pertumbuhan. Pemerintah mengalokasikan Rp. 387,7 triliun di APBN 2017 untuk infrastruktur (22% YoY). Realisasi di tahun 2016 memang belum sebesar yang diharapkan (pemotongan anggaran karena shortfall pajak) namun di 2017 kami perkirakan akan lebih baik sejalan dengan kredibilitas APBN 2017 di bawah Sri Mulyani yang lebih realistis. Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2016R 2017 Pendapatan Negara 1,210.6 1,338.1 1,438.9 1,635.4 1,761.5 1,822.5 1,786.2 1,750.0 Belanja Negara 1295.0 1491.4 1650.6 1876.9 1984.1 2095.7 2082.9 2080.5 Pembiayaan Negara (84.40) (153.30) (211.70) (241.50) (222.60) (273.20) (296.70) (330.20) Anggaran Infrastruktur 114.2 % Kenaikan % Terhadap Belanja Negara8.82% Belanja Subsidi 295.4 % Kenaikan % Terhadap Belanja Negara22.8%
145.4 27.3% 9.75% 346.4 17.3% 23.2%
155.9 7.2% 9.45% 355 2.5% 21.5%
177.9 14.1% 9.48% 403 13.5% 21.5%
290.4 63.2% 14.64% 212.1 -47.4% 10.7%
313.5 8.0% 14.96% 182.6 -13.9% 8.7%
317.1
387.7 22.3% 18.63% 177.8 174.9 -2.60% -1.6% 8.50% 8.4%
Tabel 7. APBN dan anggaran infrastruktur Sumber :Kemenkeu
Konfirmasi dari 3 sumber pertumbuhan diatas kami lihat lagi dari 4 indikator mikro berikut :
Gambar 10. Penjualan Mobil dan Motor Sumber :Bloomberg
Gambar 11 Kumulatif pertumbuhan kontrak baru 4 BUMN Konstruksi Sumber : Perusahaan
Gambar 12. Penjualan Semen Sumber :Bloomberg
Gambar 13 Indeks Penjualan Retail Sumber : Bloomberg
Kami menggunakan 4 indikator di atas untuk menilai perkiraan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi masyarakat dan perkembangan pembangunan infrastruktur. Dari awal tahun kami masih menilai netral dan di akhir tahun ini kami
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
8
10 Januari 2017 menilai adanya perbaikan dari sisi penjualan kendaraan bermotor, perbaikan kontrak konstruksi. Secara keseluruhan indikator mikro kami mengalami perbaikan nilai, dari negatif menjadi netral. Perbaikan neraca pembayaran dan outlook nilai tukar rupiah Neraca pembayaran Indonesia triwulan III 2016 mencatat peningkatan surplus yang signifikan, ditopang oleh menurunnya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial. Defisit transaksi berjalan ditopang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan non migas sejalan dengan meningkatnya harga komoditas. Transaksi berjalan kami perkirakan akan lebih baik di tahun 2017. Seiring dengan perbaikan makro ekonomi, rupiah mengalami apresiasi terhadap US Dollar dan menjadi salah satu mata uang terkuat di Asia selama tahun 2016. Namun terkait dengan neraca pembayaran, kekhawatiran kami adalah cukup besarnya kebergantungan pada investasi portfolio. Dan setiap terjadinya ketidakpastian ekonomi global, maka dana asing akan dengan mudahnya keluar dari Indonesia (pasar modal) dan mencari aset safe heaven, yang mengakibatkan rupiah sangat rentan. Dana asing yang masuk ke pasar modal (investasi portfolio) selama 3 kuartal 2016 adalah sebesar 19,2 miliar USD. Volatilitas rupiah yang tinggi ini mengakibatkan proyeksi rupiah di 2017 akan mengalami pelemahan hingga 14.700. Namun beberapa analis yang kami kutip dari Bloomberg, menfavoritkan India dan Indonesia untuk pemilihan mata uang dan pasar modal di negara berkembang di tahun 2017. Indonesia didukung oleh proyeksi imbal hasil yang tinggi dan perbaikan ekonomi yang didukung perbaikan harga komoditas.
Gambar 14. Nilai Tukar Mata Uang di Kawasan Asia Terhadap USD selama 2016 Sumber :Bloomberg
Tabel 8. Neraca Pembayaran Sumber :BPS
Menimbang Dampak kebijakan Trump terhadap Ekonomi Indonesia Tantangan ekonomi global datang terutama dari ketidakpastian kebijakan dari Presiden terpilih AS Trump. Kebijakan Trump yang diproyeksikan akan agresif melalui stimulus fiskal, akan berhadapan dengan ekonomi AS yang diperkirakan
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
9
10 Januari 2017 berada dalam keadaan full employment. Hal ini akan berdampak pada kenaikan inflasi dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah. The Fed mau tak mau akan terpaksa bergerak “hawkish” menaikkan suku bunganya. Selain itu kebijakan proteksionisme yang dibawa Trump juga akan menghambat produktifitas dan pertumbuhan dunia. Proteksi perdagangan hanya akan memperdalam dan memperlama stagnasi ekonomi dunia saat ini. Lebih jauh pendapat kami terhadap efek Trump : 1.
Suku bunga. Pertanyaan utama adalah seberapa besar kenaikan suku bunga The Fed tahun 2017. Selanjutnya adalah bagaimana kenaikan suku bunga tersebut mempengaruhi Indonesia, khususnya suku bunga BI. Kenaikan suku bunga The Fed disampaikan oleh Yellen selama tahun 2017 akan terjadi sebanyak 3 kali. Begitu juga di konsensus rataan Bloomberg untuk suku bunga The Fed diperkirakan naik hingga level 1,3% dengan perkiraan inflasi 2,3% YoY. Kami memproyeksikan kenaikan suku bunga The Fed dengan mensimulasikan selisih antara Fed Rate dengan inflasi AS selama 15 tahun belakang. Selisih per November 2016 adalah sebesar -1,2% dan rataan selisih selama 15 tahun tersebut adalah sebesar -0,52%. Dengan konsensus Inflasi 2017 sebesar 2,3% dan selisih akan bergerak ke rataan spread 15 tahun maka Fed Rate diperkirakan bisa naik 100 bps ke level 1,75% di tahun 2017. Pertanyaan kedua, bagaimana pengaruhnya terhadap suku bunga acuan Indonesia. Kami mensimulasikan kembali selisih antara real interest rate Indonesia dan AS dari awal tahun 2011. Rataan selisih keduanya adalah sebesar 2,66% dan selisih per November 2016 adalah sebesar 3,62%. Dengan asumsi suku bunga acuan BI 2017 tetap di 6% (adjusted dari 7 day-RR 4,75%) dan inflasi di level 4,5%, real interest rate akan menjadi 1,5%. Sedangkan proyeksi real interest rate AS 2017 sebesar -0,55% (1,75%-2,3%), maka selisih real interest rate akan menjadi 2,05% (1,5%-(-0,55%)). Nilai ini berada dibawah rataan selisih 2,66%. Oleh karena itu rupiah kami perkirakan akan rentan terdepresiasi dengan proyeksi suku bunga acuan BI yang tetap. Proyeksi kami rupiah dapat terdepresiasi hingga 13.700.
Gambar 15.Selisih Fed Rate dan inflasi AS 15 tahun Sumber :Bloomberg
2.
Gambar 16 Selisih Real Interest Rate AS dan Indonesia Sumber : Bloomberg
Perdagangan : proteksi perdagangan yang berorientasi kepada kepentingan dalam negri AS. Indonesia akan terkena dampaknya namun dalam skala yang kecil. Ekonomi Negara yang berorientasi domestik seperti Indonesia akan lebih terlindungi dari dampak negatif tersebut. Dilihat berdasarkan rasio ekspor terhadap PDB, net ekspor hanya menempati porsi kecil bagi ekonomi Indonesia dibandingkan dengan negara Asia lain. Oleh karena itu, dari sisi perdagangan ekonomi Indonesia relatif terjaga.
Pendapatan perusahaan yang diperkirakan membaik karena pulihnya kondisi makro Memasuki tahun 2017, konsensus Bloomberg mengindikasikan kenaikan net income sebesar 15,4% YoY. Pertumbuhan ini sejalan dengan pulihnya ekonomi Indonesia dan rendahnya pendapatan saham perbankan dan aneka industri di tahun 2016. Pertumbuhan tertinggi diperkirakan terutama dari sektor pertambangan dan infrastruktur, dan sumber pertumbuhan IHSG terbesar dari sektor keuangan yang memang berbobot terbesar. Namun dengan pertumbuhan harga saham tahun 2016, kami memperkirakan harga saham pertambangan saat ini sudah cukup merefleksikan proyeksi kenaikan pendapatannya. Saham pertambangan sendiri sudah mulai naik dari kuartal I 2016 dan saat ini menunggu realisasi dari prediksi perbaikan pendapatannya. Kami melihat kekhawatiran yang terhubung pada PT Mega Capital Investama | Investment Notes
10
10 Januari 2017 profitabilitas perusahaan tahun depan terkait proyeksi depresiasi rupiah terhadap USD (analisa sensitifitas dari salah satu broker kami mengindikasi setiap pelamahan 1% rupiah berakibat -0,7% pengurangan EPS) dan harga energi yang berpotensi naik lebih tinggi. Faktor resiko diatas akan kami perhatikan lebih lanjut jika efeknya lebih besar dari perkiraan. Ticker JAKFIN JAKCONS JAKINFR JAKTRAD JAKPROP JAKBIND JAKMIND JAKMINE JAKAGRI IHSG
Weight (%) 25.13 22.87 12.63 10.91 7.45 6.93 6.72 5.00 2.35 100.00
P/B 1.71 7.32 2.94 2.25 1.84 1.61 2.50 1.93 1.52 2.37
EPS 2016E EPS 2017F Pertumbuhan 597.34 615.53 153.83 253.24 157.93 291.67 341.38 76.58 212.23 2,699.73
697.59 694.73 186.70 299.63 173.87 282.65 405.05 116.56 258.06 3,114.84
16.78% 12.87% 21.37% 18.32% 10.09% -3.09% 18.65% 52.20% 21.60% 15.38%
Sumber Pertumbuhan IHSG 4.22% 2.94% 2.70% 2.00% 0.75% -0.21% 1.25% 2.61% 0.51%
Tabel 9.Proyeksi Pertumbuhan EPS sektoral di tahun 2017 Sumber :BPS
Tantangan Utama di Tahun 2017 Kenaikan harga minyak dunia di luar perkiraan Harga minyak dunia sudah mulai berbalik arah di tahun 2016, dengan kenaikan 16,7% YoY di akhir tahun. Kenaikan ini kami nilai akan bertahan dan cenderung menguat di 2017 dikarenakan konvensi OPEC di November 2016 yang menyetujui pemotongan produksi minyak Negara anggota OPEC. Konsensus harga minyak WTI rataan di 2017 adalah sebesar 54 USD/barrel dan konsensus harga tertinggi di level 64 USD/barrel. Rataan harga minyak di 2016 adalah sebesar 43,4 USD/barrel sehingga memberikan proyeksi kenaikan 24,4% di 2017. Implikasi kenaikan minyak ini akan berakibat terhadap inflasi dan neraca dagang (rupiah). Harga minyak di level 54 USD/barrel dapat menambah defisit neraca migas dan mempengaruhi neraca pembayaran keseluruhan.
Gambar 17.Hubungan Harga Minyak dan Inflasi Sumber :Bloomberg
Gambar 18 Hubungan harga minyak dan neraca dagang minyak&gas Sumber : Bloomberg
Ketegangan politik di awal tahun Menjelang Pemilihan kepala daerah serentak,tensi politik di tanah air mengalami peningkatan.Terutama dipicu oleh dakwaan penistaan agama oleh Gubernur Jakarta Ahok. Walaupun demo di 2 Desember berakhir damai, namun ketegangan politik masih akan tinggi hingga tanggal 15 Februari 2017 dan hingga selesainya persidangan Ahok.
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
11
10 Januari 2017
Stabilitas politik menjadi salah satu kunci pendorong pertumbuhan ekonomi, apalagi investasi swasta menjadi salah satu prioritas Jokowi dalam menggerakkan pembangunan. Kami melihat “gangguan” ini hanya bersifat sementara dan kedepannya stabilitas akan kembali menguat, apapun hasil pilkada. Kemungkinan pembalikan kebijakan moneter longgar. Kami memangmemproyeksikan BI akan mempertahankan suku bunga 7-day RR di level yang sama di sepanjang tahun 2017. Namun kami juga mewaspadai pembalikan kebijakan moneter ini, dikarenakan dua hal :1.) tekanan inflasi yang membesar dari kenaikan listrik dan minyak dunia, 2.) kenaikan FFR yang lebih besar dari perkiraan yang membuat spread real rate Indonesia dan AS mengecil.Dari simulasi yang kami buat BI harus menaikkan suku bunga 50 bps di tahun 2017 untuk mempertahankan selisih spread real interest rate tetap menarik.
Bagaimana Pandangan Pasar Saham dan Reksa Dana di Tahun 2017 IHSG Diperkirakan Masih Tumbuh Hingga Level 6.000 di Tengah Tingginya Valuasi Dengan valuasi PER saat ini, indeks IHSG memang relatif mahal, namun mahalnya ini sepadan dengan siklus perbaikan ekonomi saat ini.Dalam jangka pendek kami membawahi kemungkinanan adanya risiko pembalikan modal asing dari agenda ekonomi dan politik Presiden Trump. Seperti yang telah dibahas diatas, dana asing memang menjadi salah satu mesin pertumbuhan IHSG, terutama dilihat di bulan Juli-September 2016 dimana IHSG bergerak dari level 4800 hingga 5290. Mengutip lembaga pemeringkat Fitch, Indonesia adalah salah satu negara tujuan utama investasi di negara berkembang selain India. Dengan perkiraan pertumbuhan EPS emiten tahun depan sebesar 15% YoY maka kami memproyeksikan IHSG masih akan bergerak positif tahun depan di level 5800-6000.
Gambar 19.Forward PER IHSG Sumber :Bloomberg
Tabel 10..Target IHSG 2017 Sumber :Riset MCIV
IHSG telah tumbuh sebesar 15,3% YoY di sepanjang 2016, lebih tinggi dari perkiraan pendapatan yang hanya sebesar 5%. Kami memperkirakan investor telah mulai merefleksikan pemulihan pendapatan emiten tahun depan. Kondisi ini memberikan downside risk jika pemulihan pendapatan emiten tidak sebesar yang diperkirakan. Karena itu portfolio kami lebih berfokus pada emitenyang bertumbuh dengan bottom up analysis sehingga efek gejolak ekonomi dapat diminimalisir.
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
12
10 Januari 2017
Model Portfolio dan Tema Investasi Pergerakan IHSG semester I tahun 2017 ini kami proyeksikan sedikit melambat disebabkan oleh volatilitas mata uang rupiah sebagai akibat kenaikan tensi politik dan dampak dari kebijakan Presiden AS. Dan di semester II, IHSG akan mulai menunjukkan potensinya melalui konfirmasi pertumbuhan EPS emiten dan mulai pulihnya pertumbuhan pinjaman perbankan. Portofolio kami mengacu pada tema investasi berikut : 1. Saham yang mendapatkan keuntungan dari sensitifitas pelemahan nilai tukar rupiah.Kami memperhatikan emiten yang struktur biayanya banyak bergantung pada nilai tukar rupiah dan nilai hutang dalam USD yang besar. Apresiasi rupiah akan memberikan ekspansi margin pada emiten ini dan sebaliknya. Kami juga telah mendapatkan data analisa sensitifitas rupiah terhadap hutang dan biaya produksi. Emiten sektor pertambangan paling banyak mendapatkan keuntungan dari pelemahan rupiah (sesuai dengan pandangan kami pelemahan rupiah tahun 2017). Namun kami juga menyukai beberapa emiten yang terkena dampak negatif pelemahan rupiah tetapi mampu untuk membebankannya ke harga jual tanpa membebani pertumbuhan volume, terutama dari emiten consumer staple. 2. Emiten dengan bottom-up katalis dan beberapa indikator tertentu. Kami melakukan screening terhadap emiten yang mempunyai faktor pertumbuhan pendapatan yang tinggi dan lebih tidak terpengaruh terhadap gejolak ekonomi global. Beberapa kriteria lainnya adalah : Pertumbuhan EPS diatas 15% untuk 2017, rasio gearing net debt/equity < 40% dan ROE > 10%. 3. Saham defensif (telco & consumer staple) dan memberi penekanan pada valuasi. Saham dengan relatif valuasi PER berada diatas +1 stdev PE band nya juga akan dihindari. 4. Saham yang paling diuntungkan dengan inflasi rendah. Keyakinan konsumen yang masih dalam tren positif (naik 7,9 poin selama tahun 2016 ke level 115,4) serta pertumbuhan konsumsi di PDB yang masih tinggi memberikan sentimen positif pada konsumsi masyarakat. Sektor dengan mass market segment menjadi target kami. Pilihan saham juga difokuskan pada saham konsumer dengan relatif PE yang murah dibanding peersnya (sekitar dibawah 25 x) 5. Akses ke pembiayaan bank yang lebih mudah dan murah, akan berdampak pada peningkatan kredit konsumer, peningkatan penjualan properti, otomotif dan peningkatan penjualan semen. Murahnya biaya hutang juga menjadi tema investasi kami. Emiten dengan komposisi hutang yang tinggi pada permodalannya dan dengan kemampuan membayar yang baik menjadi indikator pemilihan saham 6. Pergerakan harga komoditas pertambangan. Khusus untuk batubara, harga kontrak berjangkanya saat ini mengalami kondisi backwardation. Kami memilih untuk menunggu semester II dan melihat seberapa jauh penurunan harga, kejelasan dampak Trump dan berakhirnya musim dingin, sebelum mulai melakukan pembelian di komoditas pertambangan batubara. Rebalancing portfolio juga dapat kami lakukan jika downside risk berikut terjadi :
Jika prediksi kami salah terhadap siklus NPL kredit (NPL bank akan memburuk bukan semakin membaik di semester I 2017), maka tema investasi nomor tiga akan mendapatkan bobot yang lebih tinggi.
Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (proyeksi kami akan tetap rendah di 4,75%), dikarenakan pembalikan modal asing (yield obligasi AS naik lebih tinggi dari perkiraan) dan tekanan inflasi, maka kami akan lebih berhati-hati untuk tema investasi nomor 4 dan 5.
Konsumsi lebih rendah dari yang diharapkan karena tekanan inflasi dan PDB ataupun pengeluaran pemerintah yang dibawah perkiraan, maka konsensus pertumbuhan EPS emiten akan berdampak lebih rendah. Maka kami akan lebih berfokus pada tema investasi 1,2 dan 3.
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
13
10 Januari 2017
Berikut analisa kami untuk setiap sektor di IHSG : No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sektor Pertanian Industri Dasar Consumer Keuangan Infrastruktur Aneka Industri Pertambangan Properti Perdagangan (Alat berat, retail, media, RS)
Bobot di Pertumbuhan IHSG EPS 2017F 2.35 21.60% 6.93 -3.09% 22.87 12.87% 25.13 16.78% 12.63 21.37% 6.72 18.65% 5.00 52.20% 7.45 10.09% 10.91
18.32%
P/BV 1.52 1.61 7.32 1.71 2.94 2.50 1.93 1.84
Rekomendasi Neutral Netral Overweight Netral Overweight Overweight Netral Netral
2.25 Overweight
Tabel 11.Target Pertumbuhan EPS per Sektor IHSG 2017 Sumber :Bloomberg
Pertanian :
Katalis positif dari proyeksi volume produksi dan penjualan yang lebih baik di 2017. Dipicu oleh fenomena cuaca La Nina yang ternyata tidak sekuat yang diperkirakan (oleh Biro Meteorologi Australia), sehingga pemulihan produksi akan lebih cepat dan lebih besar. Harga CPO diproyeksi akan turun dari level RM 3000 per ton dikarenakan pemulihan produksi.
Industri dasar :
Mengikuti siklus pemulihan pertumbuhan ekonomi, permintaan semen diproyeksi akan tumbuh lebih tinggi di 2017 (4-5% YoY), lebih tinggi dari tahun 2016
Namun harga jual masih diprediksi turun mengingat masih terus bertambahnya supply semen di tahun 2017. Katalis negatif lainnya datang dari kenaikan beban energiyaitu kenaikan harga batubara dan minyak (sekitar 20% dari COGS emiten semen). Konsumer
Masih didukung oleh pertumbuhan permintaan, mendapatkan manfaat langsung dari keuntungan demografi Indonesia saat ini. 261 juta penduduk Indonesia dengan median umur di angka 28.6 tahun menunjukkan usia produktif yang sangat besar dan potensi demand yang besar.
Proyeksi kenaikan ekonomi 2017 juga akan berimplikasi pada peningkatan daya beli, didukung oleh inflasi yang terkendali dan meningkatnya daya beli dari kenaikan harga komoditas pertambangan. Keuangan/Bank
Pertumbuhan pemulihan ekonomi dan suksesnya amnesty pajak diproyeksi dapat meningkatkan pertumbuhan pinjaman dan DPK. Pertumbuhan pinjaman juga akan dipicu oleh penurunan suku bunga kredit, efek “lagging: dari penurunan suku bunga acuan di 2016
Proyeksi membaiknya NPL di semester I 2017. Namun faktor likuiditas juga diperkirakan semakin ketat dan dapat menghambat pertumbuhan pinjaman. Infrastruktur (Telekomunikasi) :
Pertumbuhan data yang kuat dan kompetisi yang lebih rasional diantara pemain telekomunikasi menjadi katalis. Aneka Industri (Otomotif) :
Permintaan terhadap otomotif akan naik di tahun 2017 yang dikatalis oleh : 1.) Suku bunga pinjaman yang lebih rendah, 2) pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Perkiraan pertumbuhan penjualan mobil dan motor adalah 7.0% YoY ke 1.14 juta unit dan 2.0% YoY ke 5.87 juta unit in 2017.
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
14
06 Desember 2016 Pertambangan :
Outlook harga rataan yang lebih baik untuk tahun 2017, di level USD 65 per ton.
Proyeksi pelemahan rupiah dimana sensitifitas emiten pertambangan akan positif dengan pelemahan rupiah.
Properti
Outlook penjualan yang lebih baik di tahun 2017 setelah amnesti pajak
Katalis suku bunga pinjaman yang lebih rendah untuk emiten denga penjualan property yang besar dari pembiayaan bank. Konstruksi
Anggaran infrastruktur masih tetap meningkat ditengah peningkatan pendapatan pemerintah lebih rendah
Kontrak baru tumbuh kuat dengan outlook pertumbuhan pendapatan tahun depan sebesar 37% YoY
Emiten dengan kebergantungan tinggi terhadap proyek besar akan dihindari.
Mengapa Memilih Reksa Dana Mega Capital Investama Mengapa memilih reksa dana kelolaan Mega Capital Investama? Menjawab hal tersebut, kami sampaikan secara komprehensif dalam bentuk file terpisah perihal produk reksa dana unggulan dari Mega Capital Investama untuk memenuhi kebutuhan investasi anda.
Disclaimer : Informasi ini ditujukan sebagai tambahan informasi yang mungkin bermanfaat bagi nasabah. Informasi ini diperoleh dari berbagai sumber dan kami berusaha menyajikan data tersebut dengan prinsip kehati-hatian, namun kami tidak dalam kapasitas untuk menjamin validitas, kebenaran, ketepatan penggunaan informasi tersebut sebagai bagian pengambilan keputusan investasi oleh nasabah. Investasi memiliki risiko, dengan demikian nasabah harus melakukan analisa terhadap setiap informasi terkait dengan suatu produk investasi, dan setiap keputusan investasi yang diambil merupakan keputusan individu. Material ini bukan dimaksudkan untuk menawarkan dan/atau menyarankan suatu produk investasi dan didistribusikan secara terbatas hanya kepada pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan produk investasi yang diterbitkan oleh PT Mega Capital Investama.
15