MAJALAH TRI WULAN
BERITA UTAMA
Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Organisasi Kediklatan
TOKOH
DR. Djadjang Sukarna Pengembangan Kediklatan Berbasis Kompetensi sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Organisasi
LIPUTAN KHUSUS
Cost Benefit Analysis Untuk Evaluasi Perencanaan Proyek
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINERAL DAN BATUBARA Jl. Jend Sudirman No. 623 Bandung 40211 Telp. : 022 ‐ 607.6756 Ext. 147 ‐ 129 Fax. : 022.604.6384, 022.603.5506 E‐mail : info@pusdiklat‐minerba.esdm.go.id Website : www.pusdiklat‐minerba.esdm.go.id
EDISI VI | JUNI 2014
EDITORIAL Daftar isi
SDM BERBASIS KOMPETENSI
Berita Utama Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Organisasi Kediklatan
Penanggung Jawab Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara
Liputan Khusus Cost Benefit Analysis Untuk Evaluasi Perencanaan Proyek
2
KINERJA 4
Pemimpin Redaksi: Kepala Bidang Program dan Kerjasama
Editor: Rachmat Saleh
Foto Cover: www.eurocontrol.int
Tokoh DR. Djadjang Sukarna Pengembangan Kediklatan Berbasis Kompetensi sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Organisasi
Forum
8
11
Tim Redaksi Wien Evayanti Ibrahim Priyana Hardjawidjaksana Sutrisna Makmun Abdullah Yudiana Hadiyat Ludya Harmayanti Nursafrida Tri Handajani Irma Yanti
Sarana & Prasarana Aplikasi Sipeg Permudah Akses Informasi Pegawai
12
Jejaring Kerjasama The 4th Board of Judges (BOJ) for Coal Competition of the ASEAN Energy Awards and the 12th ASEAN Forum on Coal (AFOC) Council di Chonburi
14
Distribusi Pusdiklat Minerba
Produksi Kreasinergi
Sudut Sambut Ramadan 1435 H
20
Alamat Redaksi Telp : 022‐6076756 Fax : 022‐6035506 Pusdiklat Mineral dan Batubara Jl. Jendral Sudirman No 623 Bandung, Indonesia info@pusdiklat‐minerba.esdm.go.id
Gadget Slim Borehole Scanner
Galeri
TINGKATKAN
22 24
Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset berharga dalam suatu organisasi. Termasuk di Pusdiklat Minerba.
K
eberhasilan pusdiklat ditentukan kualitas orang‐orang yang berada di dalamnya. SDM akan bekerja optimal jika organisasi dapat mendukung kemajuan karir dan menggali serta mengembangkan kompetensi mereka. Pengembangan SDM berbasis kompetensi ini akan mempertinggi produktivitas dan kualitas kerja yang berujung pada kepuasan pelanggan. Serta mendatangkan keuntungan bagi Pusdiklat Minerba sendiri. Pengembangan SDM berbasis kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil sesuai tujuan dan sasaran Pusdiklat Minerba. Kompetensi individual harus dapat mendukung pelaksanaan visi misi Pusdiklat Minerba melalui kinerja strategis organisasi. Kinerja individu dalam pusdiklat minerba adalah modal untuk meningkatkan performa Pusdiklat Minerba secara keseluruhan. SDM adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber
daya manusia merupakan aset dalam segala aspek pengelolaan terutama yang menyangkut eksistensi organisasi. SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari‐hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Dalam perkembangannya, mengutip pandangan Greer tentang SDM dalam organisasi, SDM kini tidak lagi dipandang sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Kini dikenal istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. (Human Capital). Di sini SDM dilihat bukan sekadar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portofolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau Pusdiklat Minerba lebih mengemuka. Kesimpulannya, SDM memegang nilai yang sangat penting dalam manajemen keorganisasian. Meskipun teknologi banyak dilibatkan dalam roda organisasi, Pusdiklat Minerba tetap memerlukan SDM sebagai daya penggerak dari sumber daya lainnya yang dimiliki dalam bentuk apapun.
BERITA UTAMA
Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Organisasi Kediklatan Sumber daya manusia yang kompeten mampu membawa keberhasilan pribadinya pada peningkatan kinerja organisasi. Seiring tuntutan teknologi dan persaingan dunia usaha, kompetensi sumber daya manusia dalam organisasi harus dapat dioptimalkan melalui pelatihan dan pengembangan pegawai berbasis kompetensi. 2
Info Pusdiklat Minerba
edisi ke VI | 2014
S
umber daya manusia yang kompeten mampu membawa keberhasilan pribadinya pada peningkatan kinerja organisasi. Seiring tuntutan teknologi dan persaingan dunia usaha, kompetensi sumber daya manusia dalam organisasi harus dapat dioptimalkan melalui pelatihan dan pengembangan pegawai berbasis kompetensi. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset berharga dalam suatu organisasi. Keberhasilan suatu organisasi ditentukan dari kualitas orang‐ orang yang berada di dalamnya. SDM akan bekerja optimal jika organisasi dapat mendukung kemajuan karir individu dengan melihat apa sebenarnya kompetensi mereka. Umumnya, pengembangan S D M kediklatan berbasis kompetensi akan mempertinggi produktivitas pegawai. Kualitas kerja pun akan meningkat sehingga berujung pada kepuasan pelanggan dan organisasi akan diuntungkan. Pengembangan S D M kediklatan berbasis kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil sesuai tujuan dan sasaran organisasi, dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Kompetensi individual harus dapat mendukung pelaksanaan visi misi organisasi melalui kinerja strategis organisasi tersebut. Karenanya, kinerja individu dalam organisasi adalah jalan menuju peningkatan produktivitas organisasi itu sendiri.
SDM Sebagai Aset Bernilai Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber daya manusia merupakan aset dalam segala aspek pengelolaan terutama yang menyangkut eksistensi organisasi. SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari‐hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Mengenai perkembangan SDM dalam suatu organisasi dewasa ini, Greer menyatakan, kini SDM bukan lagi dipandang sebagai sumber daya belaka, tapi lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncul istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. (Human Capital). Di sini SDM dilihat bukan sekadar aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portofolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai
liability (beban, cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka. Berdasarkan hal di atas, maka SDM memegang nilai yang sangat penting dalam manajemen keorganisasian. Meskipun teknologi banyak dilibatkan dalam roda organisasi, namun tetap saja organisasi memerlukan SDM sebagai daya penggerak dari sumber daya lainnya yang dimiliki oleh organisasi dalam bentuk apapun. Kompetensi seorang individu merupakan suatu yang melekat dalam dirinya yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kinerjanya. Sesuatu yang dimaksud bisa menyangkut motif, konsep diri, sifat, pengetahuan maupun kemampuan/keahlian. Kompetensi individu yang berupa kemampuan dan pengetahuan bisa dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan, sedangkan motif kompetensi dapat diperoleh pada saat proses seleksi. Kompetensi memberikan beberapa manfaat kepada karyawan yaitu: ‐ Kejelasan relevansi pembelajaran sebelumnya, kemampuan untuk mentransfer ketrampilan, nilai, dari kualifikasi yang diakui, dan potensi pengembangan karier; ‐ Adanya kesempatan bagi karyawan untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan melalui akses sertifikasi nasional berbasis standar yang ada; ‐ Pe n e m p ata n s a s a ra n s e b a ga i s a ra n a pengembangan karir; ‐ Ko m p e t e n s i y a n g a d a s e k a ra n g d a n manfaatnya akan dapat memberikan nilai tambah pada pembelajaran dan pertumbuhan; ‐ Pilihan perubahan karir yang lebih jelas, untuk berubah pada jabatan baru, seseorang dapat m e m b a n d i n g ka n ko m p ete n s i m e re ka sekarang dengan kompetensi yang diperlukan
‐
‐
untuk jabatan baru. Penilaian kinerja yang lebih obyektif dan umpan balik berbasis standar kompetensi yang ditentukan dengan jelas. Meningkatnya ketrampilan dan marketability sebagai karyawan.
Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi – PPBK (competency‐based education and training) merupakan salah satu pendekatan dalam pengembangan sumberdaya SDM yang berfokus pada hasil akhir (outcome). PPBK merupakan suatu proses pendidikan dan pelatihan yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan secara khusus, untuk mencapai hasil kerja yang berbasis target kinerja (performance target) yang telah ditetapkan. Tujuan utamanya adalah (1) menghasilkan kompetensi dalam menggunakan keterampilan yang ditentukan untuk pencapaian standar pada suatu kondisi yang telah ditetapkan dalam berbagai pekerjaan dan jabatan. (2) Penelusuran (penilaian) kompetensi yang telah dicapai dan sertifikasi. Hasil P P B K biasanya dihubungkan dengan kebutuhan standar kompetensi yang diberikan, Program Pendidikan dan Pelatihan didasarkan atas uraian kerja, Kebutuhan multi‐skilling dan Alur karir (career path). Adanya transformasi peran SDM dari profesional menjadi strategic menuntut adanya pengembangan SDM berbasis kompetensi agar kontribusi kinerja SDM terhadap organisasi menjadi jelas dan terukur. Mengingat program pengembangan SDM adalah program yang berkesinambungan maka dalam pelaksanaannya diperlukan proses pembelajaran yang b e r ke l a n j u ta n a ga r d a p at m e n d u ku n g keberhasilan peningkatan kinerja organisasi. Kompetensi merupakan salah satu unsur penentu
upaya peningkatan kinerja organisasi dan penyediaan tenaga kerja yang memberikan perspektif yang lebih tajam dan spesifik terhadap pekerja dan pekerjaannya. Peningkatan kinerja SDM yang pertama dengan memperbaiki sistem dan lingkungan kerja sedang yang kedua melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi (PPBK) adalah system pendidikan dan pelatihan yang menawarkan upaya peningkatan kinerja SDM dan organisasi melalui kompetensi yang dapat menciptakan karyawan dengan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan pekerjaan. Upaya pengembangan SDM melalui PPBK hendaknya diperlukan dukungan dan pertimbangan‐pertimbangan seperti: 1. Komitmen yang tinggi dari manajemen dan penyediaan anggaran atas pembinaan SDM yang berkesinambungan 2. Terpeliharanya keselarasan antara kebutuhan pendidikan dan pelatihan dan kebutuhan organisasi 3. S e l e k s i p e s e r t a d i d i k d a n l a t i h , professionalism instruktur, metode, sarana d a n p ra s a ra n a ya n g m e m a d a i d a p at mendukung pengembangan SDM. Pengembangan SDM yang berbasis kompetensi dapat membantu organisasi memiliki manajer yang dapat melaksanakan kepemimpinanya dengan tepat dan akan memiliki pegawai yang mengetahui apa yang seharusnya dilakukan untuk keberhasilan organisasi. Akhirnya, kompensasi apa yang seharusnya dimiliki dan dikembangkan oleh organisasi terhadap anggotanya sepenuhnya tergantung dari visi dan misi organisasi yang bersangkutan dengan tetap melihat budaya organisasi.
Info Pusdiklat Minerba
3
LIPUTAN KHUSUS
edisi ke VI | 2014
Cost Benefit Analysis
UNTUK EVALUASI PERENCANAAN PROYEK sumber dreamstime.com
Cost Benefit Analysis atau Benefit‐Cost Analysis atau biasa disingkat CBA adalah metode yang lazim dipakai pada proses evaluasi manajemen.
N
amun, analisis ini bisa juga digunakan dalam tahap perencanaan, untuk menilai beberapa alternatif sumber daya maupun program yang memiliki manfaat lebih besar atau lebih baik dari alternatif lainnya. CBA adalah tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran m o n ete r d a n p e n ga r u h nya te r h a d a p h a s i l penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Tipe analisis ini sangat cocok untuk alokasi beberapa bahan jika keuntungan ditinjau dari perspektif masyarakat. Analisis ini sangat bermanfaat pada kondisi antara manfaat dan biaya mudah dikonversi ke dalam bentuk rupiah (Orion, 1997). Siegel dan Shimp (1994) mendefenisikan CBA sebagai cara untuk menemukan alasan dalam menentukan biaya pengambilan alternatif dari pengukuran hasil yang menguntungkan dari alternatif tersebut. Analisis ini telah dipakai secara luas dalam hubungannya dengan proyek pengeluaran modal.
4
Info Pusdiklat Minerba
Sedangkan menurut Vogenberg (2001), CBA adalah tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter. CBA merupakan tipe penelitian farmakoekonomi yang ko m p re h e n s i f d a n s u l i t d i l a ku ka n ka re n a mengkonversi benefit atau manfaat ke dalam nilai uang. Ah li lain nya, Sch n ied rj an s, et. al. (2004), menjabarkan CBA sebagai teknik untuk menganalisis biaya dan manfaat yang melibatkan estimasi dan mengevaluasi dari manfaat yang terkait dengan alternatif tindakan yang akan dilakukan. Sedangkan menurut Keen (2003), CBA merupakan analisis bisnis untuk memberikan gambaran kenapa harus memilih atau tidak memilih spesifikasi dari suatu investasi. TUJUAN METODE CBA Tujuan dari metodze Cost Benefit Analysis adalah menentukan apakah proyek yang akan dikerjakan merupakan suatu investasi yang baik. CBA juga bertujuan untuk memberikan dasar untuk m e m b a n d i n g ka n s u a t u p ro y e k . Te r m a s u k membandingkan biaya total yang diharapkan dari setiap pilihan dengan total keuntungan yang diharapkan, untuk mengetahui apakah keuntungan melampaui biaya serta berapa banyak. C B A digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu proyek. Analisis ini memperhitungkan biaya serta
manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan program. Perhitungan manfaat dan biaya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Cost Benefit Analysis juga digunakan untuk mengetahui seberapa baik atau seberapa buruk tindakan yang akan direncanakan akan berubah. Analisis ini sering digunakan oleh pemerintah dan organisasi lainnya, seperti perusahaan swasta, untuk mengevaluasi kelayakan dari kebijakan yang diberikan. Manfaat Cost Benefit Analysis yaitu memasukkan keuntungan dan biaya sosial. Juga sebagai dasar yang kuat guna mempengaruhi keputusan legislatif atau sumber dana dan meyakinkan untuk menginvestasikan dana dalam berbagai proyek. Jadi, Cost Benefit Analysis (CBA) adalah suatu proses sistematis yang digunakan untuk menghitung serta membandingkan biaya dan manfaat dari suatu
proyek, keputusan maupun kebijakan pemerintah. C B A mengukur biaya dan manfaat dengan menggunakan beberapa ukuran moneter dan berguna untuk memilih alternatif terbaik atau mengevaluasi alternatif dan intervensi yang sudah diterapkan. Kelebihan penerapan metode CBA adalah dapat membandingkan, transparan dan dapat mengukur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan dapat meningkatkan efisiensi, pilihan tersebut harus diambil). Namun metode ini juga memiliki beberapa kelemahan. Yaitu: 1. Penghitungan ekonomi untuk public good dengan mengunakan Cost Benefit Analysis sulit untuk dilakukan. 2. Tidak dapat mengukur aspek multi dimensional seperti keberlangsungan, etika, partisipasi publik dalam pembuatan keputusan dan nilai‐nilai sosial yang lain. 3. Cost Benefit Analysis juga lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambil keputusan, tetapi tidak dengan sendirinya membuat keputusan. 4. Fokus pada efisiensi sehingga sering melupakan equity. Keduanya adalah dua kriteria yang berdiri sendiri dalam ekonomi kesejahteraan. 5. Efisiensi tergantung oleh beberapa pandangan, seperti pemerintah, masyarakat, generasi muda, tua, muda, pria, atau bahkan wanita. LANGKAH PENGUKURAN Untuk dapat melakukan Cost Benefit Analysis ada beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut: a. Identifikasi Alternatif dan Intervensi yang Akan Dianalisis Intervensi yang dipilih untuk dilakukan analisis dapat lebih dari dua. Semakin banyak intervensi yang akan dianalisis semakin baik hasilnya karena akan memberikan pilihan yang bervariasi dan
analisis lebih lengkap. Definisi operasional dari masing‐ masing alternatif atau intervensi harus dijabarkan agar tampak perbedaan dari masing‐ masing intervensi yang akan dianalisis. Contoh: Diklat Inspektur Tambang , dalam hal ini kita akan membandingkan mana yang lebih besar manfaatnya. b. Identifikasi Biaya dari Masing‐Masing Alternatif atau Intervensi Dalam melakukan identifikasi biaya terlebih dahulu dilakukan pengklasifikasian komponen‐ komponen seluruh biaya dari masing‐masing alternatif. Semua komponen biaya harus teridentifikasi baik yang bersumber dari anggaran proyek maupun dari anggaran lainnya. Klasifikasi biaya bisa dilakukan menurut beberapa cara lain meliputi biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemelliharaan, biaya risiko kehilangan dan kerusakan. c. Menghitung Total Biaya dari Masing‐Masing Alternatif atau Intervensi Setelah seluruh komponen biaya teridentifikasi dan diklasifikasikan kemudian dilakukan penghitungan total seluruh biaya setiap intervensi. Cara penghitungan biaya total sama seperti dalam penghitungan unit cost. Perhitungan biaya investasi membutuhkan perhitungan AIC (Annual Investment Cost) yaitu membandingkan biaya investasi barang sesuai masa pakai dengan masa hidup barang tersebut. AIC = IIC (1+n)k l keterangant: AIC: Annual Investment Cost IIC: Initial Investment Cost n: inflasi k: masa pakai l: masa hidup Perhitungan biaya non investasi hanya dengan menjumlahkan seluruh biaya pertahun. Hasil akhir penjumlahan seluruh biaya adalah Present Value Cost (PV cost) atau total biaya.
d. Mentransformasi Manfaat dalam Bentuk Uang Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing‐ masing biaya alternatif terdapat dua komponen, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. e. Menghitung Total Benefit Mentransformasi manfaat dalam bentuk uang, untuk manfaat langsung kita dapat menghitung dengan menguangkan biaya keuntungannya. Sedangkan manfaat tidak langsung dapat menguangkan biaya akibat kerugian yang ditimbulkan. Hasil dari tahap ini adalah jumlah dari benefit langsung dan tidak langsung yang berupa PV Benefit atau Present Value Benefit. f. Menghitung Rasio Benefit (Discounting) Penjumlahan antara benefit langsung dan tidak langsung dari masing‐masing alternatif atau intervensi dengan mengkonversikannya dalam bentuk uang. Dalam menghitung manfaat tentunya harus mempertimbangkan discount rate bila manfaatnya akan diperoleh untuk periode waktu kedepan. Menghitung Discount factor = 1 / (1+i) keterangan: i = Annual Interest Ratio g. Melakukan Analisis Untuk Menentukan Pilihan dari Alternatif atau Intervensi yang Paling Menguntungkan. Setelah data tentang total biaya dan manfaat sudah tersedia maka dilakukan perhitungan NPV (Nett Present Value) = PV Benefit ‐ PV Cost Kemudian dihitung Rasio Biaya Manfaat (Cost Benefit Ratio) untuk setiap intervensi. Bila intervensi yang dianalisa lebih dari 2 maka dapat dibuat tabel untuk memudahkan dilakukannya analisis setiap intervensi. Ratio B/C= PV Benefit PV Cost
Info Pusdiklat Minerba
5
LIPUTAN KHUSUS
edisi ke VI | 2014
SIPEG dalam Rangka Mengembangkan e-government
P
emanfaatan teknologi informasi dapat menghasilkan efisiensi di berbagai aspek pengelolaan informasi yang ditunjukkan oleh kecepatan dan ketepatan waktu pemrosesan serta ketelitian dan kebenaran informasi (validitas) yang dihasilkan. Hal ini berkaitan dengan penggunaan perangkat keras komputer (hardware), program aplikasi pendukung (software), perangkat komunikasi dan internet sebagai sarana pengelolaan informasi. Informasi kini menjadi kebutuhan utama, seiring meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komputer. Karena itu, sarana yang cepat dan tepat untuk mengakses, mengolah dan menyimpan sumber informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan organisasi. Peran perangkat lunak sangat penting dalam kelancaran kegiatan organisasi, seperti kemampuan untuk melakukan pengolahan, penyimpanan dan pengaksesan informasi yang diperlukan dengan cepat dan tepat. Dengan adanya perangkat lunak, diharapkan data yang ada dapat disimpan secara teratur, sehingga pengaksesan dan pengolahan data lebih mudah. Seperti kita ketahui manfaat pencatatan data Kepegawaian adalah sebagai sarana untuk menyimpan data kepegawaian secara sistimatis, sehingga memudahkan penemuan kembali jika diperlukan. Data kepegawaian diolah menjadi informasi kepegawaian, sangat diperlukan untuk bahan pembinaan pegawai. Pengelolaan kepegawaian yang bersifat manajerial maupun teknis administratif selalu berhubungan dengan data, dalam bentuk yang tercetak maupun data elektronik. Kegiatan administrasi kepegawaian akan berpengaruh pada keadaan data perorangan pegawai maupun keseluruhan. Seringkali perubahan‐perubahan yang terjadi tidak segera diketahui para pelaksana administrasi yang lain. Keberadaan perangkat komputer tidak banyak membantu karena data disimpan dan dikelola oleh masing‐masing pelaksana dan tidak ada kesatuan plaltform dalam penyimpanannya. Akibatnya dalam hal data pokok sekalipun, bisa perlu waktu lama untuk menemukannya bahkan terjadi kesalahan. Sangat penting peranan Data Kepegawaian dalam rangka melaksanakan Pembinaan pegawai Negeri Sipil sehingga perlu adanya pembentukan sistem pencatatan kepegawaian yang dapat dilaksanakan dengan 2 (dua) cara yaitu: Secara Manual : Kegiatan pencatatan, penyimpanan dan pengolahan dilaksanakan secara manual dengan media Buku Induk, File / Tata Naskah
6
Info Pusdiklat Minerba
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Tingkatkan Kinerja SDM perorangan yang disimpan dalam unit lemarikhusus. Secara Elektronik: Kegiatan perekaman dan penyimpanan dalam suatu program aplikasi komputer yang kita namakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian disingkat SIMPEG. Program ini memungkinkan kita menghimpun data tiap PNS, merekam perubahan yang terjadi, serta menyimpannya dalam satu himpunan data (disebut database). Dari database tersebut bisa dijadikan sumber data dalam pelaksanaan administrasi kepegawaian maupun output yang dapat dijadikan informasi untuk membantu pembuatan kebijakan kepegawaian. SIMPEG sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada seluruh personalia yang ada karena pegawai merupakan aset penting penyelenggaraan organisasi yang perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan pegawai yang baik dalam lingkup kecil akan meningkatkan kinerja pegawai dan dalam lingkup lebih besar akan membawa perbaikan kinerja pemerintah secara keseluruhan. Tujuan dibuatnya Sistem Informasi Kepegawaian ini adalah untuk dapat menghasilkan suatu sumber informasi yang akurat, tepat guna juga efektif dan efisien sesuai dengan perkembangan teknologi. Mengingat pentingnya pengelolaan data pegawai tersebut, maka peningkatan kualitas pengelolaan kepegawaian melalui implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian merupakan salah satu prioritas dalam tahapan pengembangan e‐government. Manfaat SIMPEG : ∙ Pelacakan informasi data seseorang pegawai akan mudah dan cepat. ∙ Mempermudah pembuatan laporan. ∙ Mengetahui informasi pegawai yang akan naik pangkat dan yang akan mendapat kenaikan gaji berkala. ∙ Mendapatkan informasi tentang keadaan pegawai (Profil Kepegawaian) yang cepat dan akurat. ∙ Mempermudah perencanaan penyebaran pegawai sesuai pendidikan dan kompetensinya. ∙ Merencanakan Kebutuhan Pegawai (Neraca Kebutuhan Pegawai).
P
enyelenggaraan pendidikan dan pelatihan butuh dukungan sumber daya manusia (SDM) yang punya kompetensi dan unjuk kerja (perfomance appraisal) untuk memberikan output pelayanan yang berorientasi pada kuantitas dan berkualitas. Sebagai Pegawai Negri Sipil, SDM Pusdiklat Minerba, dituntut mampu melaksanakan pekerjaan sesuai tugas pokok dan fungsi. Dalam membangun SDM andal dibutuhkan suatu indikator penilaian yang mampu memberi motivasi (reward/punishment) sesuai dengan sistem birokrasi pemerintahan. Untuk itu, diselenggarakan kegiatan sosialisasi PP Nomor 46 tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil di lingkungan Pusdiklat Minerba oleh Badan Kepegawaian Nasional, sosialisasi ini bertujuan memberi pemahaman menyeluruh terhadap implementasi penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil atau Aparatur Sipil Negara.
Penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai dilakukan untuk mengevaluasi tingkat pelaksanaan pekerjaan atau unjuk kerja (perfomance appraisal) seorang pegawai. Selama ini penilaian di lingkungan Pegawai Negeri Sipil dikenal dengan DP‐3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan), diatur dalam PP 10 Tahun 1979. Metode penilaian kinerja menggunakan DP3‐PNS masih memiliki kelemahan. Pertama, dari proses penilaian pelaksanaan Pekerjaan PNS cenderung terjebak ke dalam proses formalitas. D P 3‐ P N S dirasa telah kehilangan arti dan makna substantif, tidak berkait langsung dengan apa yang telah dikerjakan PNS. DP3‐PNS secara substantif tidak dapat digunakan sebagai penilaian dan pengukuran seberapa besar produktivitas dan kontribusi PNS terhadap organisasi. Seberapa besar keberhasilan dan atau kegagalan P N S dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Kedua, penilaian DP3‐PNS lebih berorientasi pada penilaian kepribadian (personality) dan perilaku (behavior) terfokus pada pembentukan karakter individu dengan menggunakan kriteria behavioral, belum terfokus pada kinerja, peningkatan hasil, produktivitas (end result) dan pengembangan pemanfaatan potensi. Berikutnya berdasarkan beberapa tinjauan terkait dengan implementasi DP‐3 PNS selama ini, proses penilaian lebih bersifat rahasia, sehingga kurang memiliki nilai edukatif, karena hasil penilaian tidak dikomunikasikan secara terbuka. Pengukuran dan penilaian prestasi kerja tidak didasarkan pada target goal (kinerja standar/harapan), sehingga proses penilaian cenderung terjadi bisa dan
bersifat subyektif (terlalu pelit/murah). Nilai jalan tengah dengan rata‐rata baik untuk menghindari nilai “amat baik” atau “kurang”, apabila diyakini untuk promosi dinilai tinggi, bila tidak untuk promosi cenderung mencari alasan untuk menilai “sedang” atau “kurang”. Dalam hal atasan l a n g s u n g s e b a ga i p e j a b at p e n i l a i , m a ka pengukuran kinerja hanya sekadar menilai, belum/tidak memberi klarifikasi hasil penilaian dan tidak lanjut penilaian. Dilatarbelakangi semangat reformasi birokrasi, melalui proses kajian panjang dan mendalam mengenai DP‐3 PNS, dirumuskan metode baru dalam melihat kinerja PNS melalui pendekatan metode SKP (Sasaran Kerja PNS) sesuai peraturan pemerintah no 46 tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil. Melalui metode ini, penilaian prestasi kerja PNS secara sistemik menggabungkan antara penilaian sasaran kerja Pegawai Negeri Sipil dengan penilaian perilaku kerja. Penilaian prestasi kerja terdiri dari dua unsur yaitu SKP dan Perilaku Kerja dengan bobot penilaian unsur SKP sebesar 60 % dan perilaku kerja sebesar 40 %. Penerapan penilaian prestasi kerja melalui SKP akan mampu meningkatkan produktivitas dan tanggung jawab aparatur yang akan memberi dampak langsung terhadap pelayanan diklat mineral dan batubara saat ini dan pada masa yang akan datang. Tentunya dibutuhkan komitmen dan kejujuran dalam menjalankan metode baru ini sehingga mampu mewujudkan pembinaan Aparatur Sipil Negara dengan menggantikan metode lama yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan hukum.
Info Pusdiklat Minerba
7
TOKOH
edisi ke VI | 2014
DR. Djadjang Sukarna
Pengembangan Kediklatan Berbasis Kompetensi sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Organisasi
D
oktor lulusan Belgia ini memiliki jam terbang yang cukup panjang dalam bidang energi. Sebelum menempati posisi Kepala Badan Diklat ESDM, pria yang melakukan Post Doctorate Research di CSIRO pada 1999–2001 ini dipercaya memegang sejumlah jabatan seperti Sekretaris Badan Geologi, Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi hingga Staf Ahli Menteri bidang Ekonomi dan Keuangan. Sebagai ketua Bidang Pengembangan Informasi IAGI Komda Jawa Barat, pria kelahiran Bandung (57) banyak terlibat dalam organisasi internasional seperti menjadi Pimpinan Delegasi RI pada Annual Session CCOP di Vietnam. Keterlibatannya menelurkan banyak penghargaan antara lain Darmakarya Madya ESDM, Peneliti Terbaik Departemen ESDM, dan Darmakarya Utama ESDM. Pernikahannya dengan Prof. DR. Hertien Koosbandiah Surtikanti, M.Sc. dianugerahi dua putri, Yurita Puji Agustiani S. Kom, M.T. dan Amalia Nurintan Isabela S.Si., juga satu orang cucu. Berikut petikan wawancara Info Minerba kepada DR. Djadjang Sukarna. Sebagai pejabat baru di Badiklat, bagaimana pandangan Bapak tentang Badiklat ESDM? Berdasarkan Permen ESDM no. 18 Tahun 2010, Badiklat ESDM merupakan unit Eselon I yang mempunyai tugas
8
Info Pusdiklat Minerba
melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang energi dan sumber daya mineral. Unit Eselon I yang berdiri pada tahun 2001 ini telah memberikan kontribusi besar dalam penyiapan aparatur pusat, daerah dan tenaga terampil bagi industri sektor ESDM. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang berbasis kopetensi dengan orientasi komoditi di lingkup sektor ESDM telah menghasilkan sumber daya manusia terampil lebih dari 24 ribu orang. Badiklat ESDM mempunyai peran strategis dalam menyiapkan tenaga terampil yang akan mengisi kebutuhan sumber daya manusia di sektor ESDM. Dengan sumber daya yang dimiliki unit‐unit di lingkungan Badiklat ESDM, meski masih banyak yang harus ditingkatkan, dikembangkan dan dioptimalkan, sesungguhnya saya melihat potensi Badiklat ESDM untuk menggapai visi dan mencapai misinya optimis dapat terwujud. Dengan visi “Terwujudnya sumber daya manusia kompeten dalam peningkatan ketahanan energi dan nilai tambah energi dan mineral yang berwawasan lingkungan di sektor ESDM” , Badiklat ESDM akan lebih mendorong penyiapan sumber daya manusia yang terampil untuk mengisi ke b u t u h a n s u m b e r d ay a m a n u s i a u n t u k memperkuat ketahanan energi, bidang terkait nilai tambah energi dan mineral serta tenaga terampil yang paham akan pengelolaan lingkungan di kawasan industri sektor energi dan sumber daya mineral. Dalam upaya ini, sebagai implementasi dari tujuan, sasaran dan kebijakan sebagaimana dalam Renstra 2015‐2019 yang ujung sasarannya
‐
‐
‐
menghasilkan tenaga kompeten dan terampil di sektor energi dan sumber daya mineral, ada 3 (tiga) yang akan dilakukan dalam jangka pendek hingga menengah yakni optimalisasi diklat ESD M, penguatan organisasi dan implementasi good and clean government. Dalam optimalisasi diklat ESDM, upaya yang akan dilakukan mencakup meningkatkan penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi terstruktur dan teknis, meningkatkan kualitas widyaiswara, meningkatkan jumlah peserta diklat, meningkatkan kualitas layanan diklat dan memaksimalkan sarana‐prasarana tersedia. Sejalan dengan itu, dilakukan penguatan organisasi dengan melakukan penataan kelembagaan dengan mengembangkan lembaga yang efektif, efisien dan akuntabel; penyempurnaan kinerja dengan memperkuat standard operating prosedure (SOP), meningkatkan jumlah akreditisasi lembaga,
pengembangan profesi widyaiswara/dosen, meningkatkan sarana dan prasarana diklat. Dalam implementasi good and clean government, kita akan berupaya untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi sisten manajemen, keuangan, aset, perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Bagaimana arah kebijakan dan strategi terkait pengembangan SDM kediklatan ke depan? Dalam mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dan terampil diperlukan tenaga pendidik yang berkompeten dan berpengalaman di bidangnya. Untuk itu, kebijakan pengembangan sumber daya manusia kediklatan ke depan akan diarahkan kepada peningkatan kompetensi dan spesialisasi tenaga pengajar/dosen. Strategi yang akan ditempuh ke depan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain: ‐ Melakukan peningkatan pengetahuan para
pengajar, instruktur dan dosen di lingkungan Badiklat E S D M melalui peningkatan pendidikan formal melalui pendidikan S2 dan S3 atau spesialisasi baik dalam maupun luar negeri. Melakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pengajar dan instruktur serta dosen melalui penyertaan pendidikan dan pelatihan baik dalam maupun luar negeri. Memperluas kesempatan magang pada industri bagi para widyaswara, instruktur dan dosen di lingkungan Badiklat ESDM guna meningkatkan pengetahuan akan kebutuhan kompetensi dari industri yang bergerak di bidang ESDM dan pengalaman bekerja. Melakukan perekrutan tenaga widyaswara yang berpengalaman untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan teknis dan memahami regulasi bidang ESDM.
A p a h a ra p a n B a p a k t e r h a d a p ke g i a t a n pengembangan SDM kediklatan yang terjadi di pusdiklat‐pusdiklat di lingkungan Badan Diklat ESDM? Peningkatan kompetensi dan spesialisasi widyaswara/dosen diharapkan dapat memberikan luaran diklat yang tidak saja dari sisi kualitas akan menghasilkan lulusan peserta diklat lebih baik, juga akan mendorong memperbanyak ragam diklat yang aktual dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan industri di sektor ESDM. Untuk itu pada l e ve l p u s d i k l at , s e b a ga i ke l a n j u ta n d a r i peningkatan kualitas pengajar/dosen akan lebih didorong untuk: ‐ Mengikutsertakan para widiyaswara/dosen dalam training, seminar, workshop atau sejenisnya di dalam dan luar negeri; ‐ Memperbanyak kegiatan penelitian dan kajian yang terkait di bidang kediklatan guna meningkatkan kemampuan teknis dari para pengajar, instruktur dan dosen. Info Pusdiklat Minerba
9
FSOURDUUMT
‐
Memperluas kerjasama dengan institusi‐ institusi terkait dengan proses peningkatan kemampuan dan transfer pengetahuan kepada pengajar, instruktur dan dosen.
Bagaimana kekuatan pegawai di Badan Diklat E S D M untuk menghadapi masalah dalam kegiatan pengembangan kediklatan? Kesan yang kita jumpai pada saat ini adalah Badiklat E S D M sangat kekurangan dengan tenaga widyaiswara/dosen. Konsekuensi atas permasalahan ini tentunya akan berpengaruh kuat dengan kegiatan pengembangan kegiatan diklat. Masalah lain yang muncul dari kondisi yang terjadi adalah kelebihan kapasitas mengajar dari beberapa widyaiswara/dosen sehingga yang bersangkutan tidak punya waktu lagi untuk pengembangan dirinya. Saya melihat permasalahan ini terjadi karena selain memang betul jumlah widyaiswara masih kurang yang tentunya untuk waktu mendatang perlu diperbanyak jumlahnya, yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa masih banyaknya widyaiswara yang mendapat tugas tambahan untuk mengurus administrasi. Rasa kepemilikan widyaiswara/dosen dari masing‐masing unit yang masih terkotak‐kotak juga perlu ada perubahan. Seharusnya unit diklat di Badiklat ESDM melihat bahwa widyaiswara/dosen yang dimilikinya adalah sejumlah keseluruhan widyaiswara/dosen yang ada di Badiklat ESDM. Artinya kalau sekarang jumlah seluruh widyaiswara di Badiklat ESDM ada sebanyak 111 widyaiswara, maka unit‐unit dapat mengoptimalkan tenaga widyaiswara tersebut,
10 Info Pusdiklat Minerba
tentunya dengan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan unit‐unitnya. Hal utama yang harus kita lakukan adalah melakukan perubahan dalam pola pikir kita. Seperti di lembaga litbang yang mana pegawai intinya para peneliti ataupun di perguruan tinggi yang jumlah pegawainya paling banyak adalah tenaga dosen, maka seharusnya di Badiklat yang menjadi tenaga intinya dan jumlahnya adalah widyaiswara. Oleh karena itu, untuk masa mendatang kita harus lebih menfokuskan penerimaan pegawai baik dari asal calon pegawai negeri sipil ataupun pegawai pindahan untuk dijadikan sebagai tenaga widyaiswara. Begitu juga dengan para pejabat struktural, bagi mereka yang memiliki kompetensi yang baik sebaiknya juga bisa merangkap sebagai widyaiswara. D a l a m h a l m e n j a w a b t a n t a n ga n d a l a m menghadapi reformasi birokrasi (pertambangan), seperti apa langkah pemerintah melalui Badan Diklat khususnya di sektor ESDM saat ini? Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang ( R PJ P ) 2005‐2025 disebutkan bahwa pembangunan aparatur negara dilakukan melalui refo r m a s i b i ro k ra s i u nt u k m e n i n g kat ka n profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, di pusat maupun di daerah, agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang lainnya. Dalam konteks pertambangan, reformasi birokrasi
sektor ini diarahkan untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi kekayaan sumber daya mineral dalam upaya meningkatkan kualitas hidup rakyat. Untuk itu, bagi Badiklat ESDM dalam mendukung reformasi birokrasi sektor pertambangan dilakukan dengan mempersiapkan aparatur yang terampil dan profesional yang berkemampuan dalam menyelenggarakan p e l ay a n a n p u b l i k d a n m e n e ra p ka n t a t a pemerintahan yang baik. Untuk mewujudkan hal tersebut seperti disampaikan di depan dilakukan dengan penguatan kelembagaan dengan penataan organisasi dan penyempurnaan peraturan‐ perundang‐undangan, meningkatkan penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi terstruktur dan teknis, meningkatkan jumlah peserta diklat, khususnya aparatur pemerintah, meningkatkan kualitas layanan diklat, meningkatkan jumlah akreditisasi lembaga, mengembangkan kompetensi widyaiswara dan memaksimalkan sarana‐prasarana tersedia serta mengimplementasikan good and clean government. Bagaimana dengan peran Badan Diklat ESDM bagi pembangunan daerah, karena pertambangan merupakan salah satu aspek yang diharapkan dalam pembangunan daerah? Kebijakan otonomi daerah, telah memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk merumuskan kebijakan pelayanan kepada masyarakat yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan daerah sebagai upaya mewujudkan kinerja penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat (public service) oleh Pemerintah. Badan Diklat ESDM dalam hal ini berperan dalam mempersiapkan pengembangan kompetensi aparatur daerah yang mengelola sektor energi dan sumber daya mineral melalui diklat terstuktur dan teknis.
edisi ke VI | 2014
Tanya jawab mengenai informasi seputar Pusdiklat Minerba yang dikelola oleh tim redaksi Pusdiklat Minerba Kami berencana mengadakan pelatihan K3 Pertambangan dan kami butuh pemateri yang profesional di bidangnya dari Pusdiklat Minerba, apakah bisa membantu? Persyaratan apa saja yang harus kami sediakan di himpunan? Terima kasih. Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan ‐ Universitas Sains dan Teknologi Jayapura Silakan mengajukan surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara mengenai diklat yang Anda butuhkan. Mohon informasi, apakah saya bisa mengikuti diklat Inspektur Tambang di Pusdiklat Minerba, sedangkan saya bekerja di instansi Lingkungan Hidup. Terima kasih Desmon Irawan, S.T. – Badan Lingkungan Hidup Kab. Lampung Barat Mohon maaf, Anda tidak dapat mengikutinya karena diklat Inspektur Tambang khusus diperuntukkan bagi calon Fungsional Inspektur Tambang Pertama. Assalamualaikum. Saya ingin bertanya apakah saya dapat mengikuti diklat yang berhubungan dengan SIG? Pasalnya, Kementerian Lingkungan Hidup tidak menyelenggarakan diklat tersebut dan sudah beberapa kali mengajukan ke KLH tidak terpanggil‐panggil. Terima kasih. Fitri Hady Amrullah – Badan Lingkungan Hidup Daerah Kab. Kotabaru Waalaikumsalam, Tentu saja Anda boleh mengikuti diklat SIG yang
diselenggarakan di Pusdiklat Minerba, dan Anda bisa mendaftar secara online melalui website kami di http://pusdiklat‐ minerba.esdm.go.id/sisdik/. Diklat Sistem Informasi (SIG) untuk tahun 2014 ini berlangsung di Bandung, 9 – 20 Juni 2014 (durasi: 12 hari), dengan biaya Rp 7.440.000/ peserta. Kirimkan pertanyaan anda seputar Pusdiklat Mineral dan Batubara ke alamat redaksi : Pusdiklat Mineral dan Batubara Jl. Jendral Sudirman No 623Bandung, Indonesia atau email : info@pusdiklat‐minerba.esdm.go.id
Info Pusdiklat Minerba
11
SARANA DAN PRASARANA
edisi ke VI | 2014
APLIKASI SIPEG PERMUDAH AKSES INFORMASI PEGAWAI
S
IPEG (Sistem Informasi Kepegawaian) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara adalah aplikasi berbasis web yang digunakan untuk menunjang proses administrasi kepegawaian di Pusdiklat Minerba. SIPEG bertujuan untuk membuat manajemen sumber daya manusia di Pusdiklat Minerba menjadi terintegrasi, terpadu dan reliable dengan cara memberikan potret kondisi kepegawaian terakhir. Pengguna SIPEG adalah Pegawai Negeri Sipil di Pusdiklat Minerba yang mempunyai account yang telah diberikan oleh Kementerian ESDM. Penguna bisa mengakses data diri yang disimpan SIPEG secara lengkap, riwayat jabatan, pangkat dan gaji. Sehingga mempermudah pegawai untuk melihat unsur‐unsur apa saja yang harus dipenuhi untuk mempercepat proses promosi. Dasar pelaksanaan kegiatan Sistem Informasi Pengelolaan Data Pegawai Pusdiklat Minerba tahun 2013 adalah keputusan kuasa pengguna anggaran Badan Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara Nomor 64.K/73.07/BDP.II/2013 tanggal 4 Maret 2013 tentang Sistem Informasi Pengelolaan
12 Info Pusdiklat Minerba
Data Pegawai Pusdiklat Minerba. Selama ini proses penyimpanan dan pencarian data pegawai dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu cukup l a m a . B a nya k nya d o ku m e n p e ga wa i ya n g menumpuk sehingga sulit dicari dengan cepat, membutuhkan ruang yang luas dalam penyimpanan dokumen, keterlambatan di dalam proses usulan kenaikan pangkat, mendapatkan data‐data riwayat pegawai dan proses data pensiun pegawai. Aplikasi SIPEG tersebut dibuat agar pelaksanaan tugas di bagian Kepegawaian bisa lebih efektif dan efisien, agar tertib administrasi dan tertib pengarsipan, serta terbinanya tenaga‐tenaga yang terampil dalam memanfaatkan teknologi informasi mutakhir dalam melaksanakan tugas‐tugas di bagian kepegawaian. Adapun tujuan dibuatnya aplikasi sistem informasi pengolahan data pegawai antara lain: 1. Membangun Aplikasi Komputer yang kemudian disebut dengan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (S I M P E G) yang dapat dipergunakan untuk mengelola data induk pegawai, membantu mempermudah dan mempercepat pelayanan administrasi mutasi teknis kepegawaian tanpa meninggalkan faktor ketepatan data. 2. Meningkatkan akurasi data pegawai dengan pembangunan SIMPEG yang terintegrasi di setiap fungsi‐fungsi yang dipergunakan dalam p e l aya n a n a d m i n i s t ra s i m u t a s i t e k n i s kepegawaian. 3. Menggunakan SIMPEG sebagai bagian alat bantu yang dipergunakan untuk mengelola pegawai sehingga diperoleh kinerja yang efektif dan efisien yang akan berpengaruh peningkatan pelayanan, dan penempatan pegawai dalam jabatan tertentu dengan tepat. 4. Membuat dan menyusun sistem prosedur yang dipergunakan dalam rangka mengelola Sistem Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) tersebut.
Ruang Lingkup Informasi Sesuai dengan kebutuhan saat ini, berdasarkan studi dengan menggunakan metoda “Business Process Re‐engineering” terhadap sistem sumber daya manusia yang ada saat ini, telah mencakup semua aspek acuan sistem informasi kepegawaian seperti tersebut diatas. Adapun lingkup informasi yang menjadi acuan dari sistem informasi ini adalah : 1. Biodata yang akan berisi data umum personel seperti nama, tanggal lahir, alamat, agama dan lain sebagainya. 2. Status Pegawai yang mencatat seluruh informasi yang berhubungan dengan riwayat status pegawai tiap personel mulai dari status honerer hingga pensiun. 3. Pangkat yang mencatat seluruh informasi yang berhubungan dengan riwayat kepangkatan tiap personil. 4. Jabatan yang mencatat seluruh informasi yang berhubungan dengan riwayat jabatan personil baik fungsional maupun struktural. 5. Kenaikan Gaji Berkala yang mencatat seluruh informasi yang berhubungan dengan riwayat perubahan dan penetapan gaji berkala tiap personil. 6. Pendidikan mencatat seluruh informasi yang berhubungan dengan riwayat pendidikan personil baik dari SD sampai pendidikan formal te ra k h i r d a n j u ga r i wayat p e n d i d i ka n penjenjangan dan substantial yang diikuti oleh personil tersebut. 7. Pendidikan dan Latihan mencatat seluruh informasi yang berhubungan dengan riwayat keikutsertaan pegawai dalam berbagai diklat, kursus dan seminar yang diselenggarakan oleh pihak swasta maupun lembaga pemerintah. 8. P e n g h a r g a a n y a n g m e n c a t a t s e l u r u h penghargaan resmi yang diperoleh tiap personil dan diakui oleh lembaga independen swasta maupun pemerintah.
9. Cuti Tahunan yang mencatat seluruh riwayat cuti yang telah diambil oleh pegawai dalam kurun waktu tertentu. 10. Pensiun yang mencatat SK penetapan dimulainya masa pensiun pegawai. 11. Daftar Keluarga mencatat seluruh data anggota keluarga pegawai.
mengevaluasi dan menjalin kerja sama dengan Gambar awal untuk pertama kali masukkan instansi lain; Username dan kata sandi dengan NIP, kata sandi yang akan tampak di layar monitor adalah berupa simbol‐ b. eksekutif, yaitu pejabat struktural eselon II yang melaksanakan fungsi dibidang kepegawaian yang simbol komputer “ ” , selanjutnya klik bertanggung jawab penuh untuk melihat dan login, maka anda akan memasuki lembar kerja system memberi instruksi pengolahan data Sikap di Informasi Pegawai. lingkungan unit kerjanya; c. administrator, yaitu pejabat struktural eselon III PENGELOLAAN SIKAP yang melaksanakan fungsi di bidang kepegawaian • Perangkat Keras, Perangkat keras yang terdiri dari : yang bertanggung jawab penuh untuk melihat 1. server primer; dan memberi instruksi kepada pengelola Sikap di 2. server cadangan; lingkungan unit kerjanya; 3. komputer kerja; d. pengelola, yaitu pejabat struktural eselon IV yang 4. mesin finger print; bertanggung jawab penuh untuk melihat dan 5. Digital Video Recorder (DVR), Closed Circuit memberi instruksi kepada pengentri data Sikap di Television (CCTV); lingkungan unit kerjanya; 6. peripheral (printer, scanner dan lain‐lain); e. pengentri data, yaitu pejabat fungsional tertentu dan atau pejabat fungsional umum yang bertanggung 7. p e ra n g kat ke ra s p e n d u ku n g s e p e r t i jawab penuh menginput data sesuai instruksi Uninterruptible Power Supply (UPS), media administrator dan pengelola Sikap di lingkungan transmisi (wireline dan wireless) yang dapat unit kerjanya; mengkomunikasikan data, kabel Coax, kabel UTP, serat optik dan lain‐lain), Network f. user, yaitu Pegawai yang hanya dapat melihat data kehadirannya sendiri dan melakukan Interface Card (NIC), media penyimpanan konfirmasi kepada pengelola Sikap, apabila data Storage Area Network). terdapat perubahan data. • Data kehadiran Pegawai terdiri dari : data laporan kehadiran; data dukung. • Data laporan kehadiran terdiri dari : laporan bulanan; laporan tahunan; laporan sewaktu‐ waktu. • Data dukung terdiri dari surat keterangan izin; surat keterangan sakit; surat izin cuti; surat keterangan penugasan secara kedinasan; dan data lain yang berkaitan dengan kegiatan kedinasan dan/atau non kedinasan yang termasuk dalam urusan kepegawaian.
SIKAP (Sistem Informasi Kehadiran Pegawai) D a l a m ra n g ka m e n i n g kat ka n p e n ge l o l a a n , pemanfaatan dan penyajian Sistem Informasi Kehadiran Pegawai (SIKAP) yang efisien, efektif, cepat dan akurat, dalam kerangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional, dan BPH Migas , perlu dilakukan perubahan proses pengelolaan kehadiran pegawai secara manual menjadi elektronik melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Kelemahan sistem kehadiran manual : ‐ Tanda tangan dapat dititipkan kepada orang lain (manipulasi data kehadiran) ‐ Tanda tangan dapat dirapel sekaligus ‐ Berkas daftar hadir dapat hilang sewaktu‐waktu ‐ Penghitungan rekapitulasi kehadiran pegawai masih manual SIKAP dirancang untuk dapat digunakan dengan mudah, oleh karena itu tanpa pelatihan khusus, pengguna dapat memulai program Sistem Infomasi Kehadiran Pegawai, dan dapat dengan segera memanfaatkan kemudahan di dalam pencarian arsip, dengan tambahan pengetahuan dasar tentang kearsipan . Pada saat memasuki program aplikasi Sistem Informasi Kehadiran Pegawai pertama kali, anda diharuskan melakukan registrasi diri anda dengan mengisi username/Nomor Induk Pegawai dan “kata sandi “ milik anda keduanya harus sesuai dengan TINGKATAN PENGGUNA UserName dan Kata Sandi yang telah dikenal oleh Tingkatan Pengguna Sikap, terdiri atas: Aplikasi Sistem Informasi Pegawai. Jika satu atau a. super user, yaitu pejabat struktural eselon I yang keduanya salah, Aplikasi Sistem Informasi Pegawai bertanggung jawab penuh untuk menggunakan, tidak akan menjalankan system . menganalisis, mengembangkan, memberikan Kode Akses kepada Pengguna, monitoring,
Info Pusdiklat Minerba
13
JEJARING KERJASAMA
edisi ke VI | 2014
The 4th Board of Judges (BOJ) for Coal Competition of the ASEAN Energy Awards and the 12th ASEAN Forum on Coal (AFOC) Council di Chonburi The 4th Board of Judges (BOJ) for Coal Competition of the ASEAN Energy Awards and the 12th ASEAN Forum on Coal (AFOC) Council di Chonburi, Pattaya‐Thailand dilaksanakan 21‐ 23 Mei 2014.
P
ertemuan dihadiri 6 negara ASEAN, wakil dari ASEAN Center for Energy (ACE), Agency for Natural Resource and Energy‐ Ministry of Economy, Trade and Industry Japan, Japan Coal Energy Center (J‐Coal) dan Global Carbon Capture Storage Institute. Negara yang tidak hadir Brunei Darussalam, Kamboja, Singapura dan Vietnam.
14 Info Pusdiklat Minerba
Delegasi Indonesia dipimpin Drs. R. Edi Prasodjo, M.Sc, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, Ditjen Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) RI didampingi pejabat dari Biro Perencanaan dan Kerjasama KESDM; Direktorat Pembinaan Program Mineral dan Batubara, Direktorat Pembinaan Pengusahaan Batubara, Direktorat Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Pusat Diklat Mineral dan Batubara, Pusat Litbang Teknologi Mineral dan Batubara, dan Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri. Pertemuan the 12th ASEAN Forum on Coal (AFOC) Council diketuai Dr. Songpope Polachan, Director General, Department of Mineral Fuels, Ministry of Energy Thailand dengan Vice‐Chair Ir. Lydia Hardiani, M.Si, Kepala Subdit. Pengembangan Investasi dan Kerjasama Mineral dan Batubara, Ditjen Mineral dan Batubara.
Rangkaian pertemuan diawali The 4thMeeting of the Board of Judges for ASEAN Coal Awards. Salah satu juri berasal Indonesia yaitu Prof. Dr. Bukin Daulay, Penelliti Utama Pusat Litbang Tekmira. Dilanjutkan pertemuan the 12th ASEAN Forum on Coal (AFOC) Council. Pertemuan the 4th Board of Judges (BOJ) for Coal Competition of the A S EA N Energy Awards membahas dan menyepakati pedoman ASEAN Coal Awards of the ASEAN Energy Awards mengenai Objectives of Competition, Qualification of Applicant, Competition Categories and Definition, Application per Country and Winner per Category, Criteria and Distribution of Scores, Guide for Documentation (Best Practices and Corporate Social Responsibility), Special Submission, Rules and Requirements for Application, Announcement of Winner, Prizes, Awarding Ceremonies, Publication & Promotion, and Time Schedule.
Tujuan pemberian awards adalah untuk mempromosikan peran perusahaan dalam p e n ge l o l a a n b at u b a ra , te r u ta m a d a l a m pengembangan Clean Coal Technologies, sebagai bagian dari program ASEAN Plan of Action on Energy Cooperation (APAEC) 2010‐2015. Forum memutuskan, pengesahaan panduan ASEAN Coal Awards akan dilaksanakan pada P r e p a r a to r y S e n i o r O f f i c i a l M e et i n g o n Energy/ASEAN Ministers on Energy Meeting, September 2014 di Laos. Pengumuman pemenang akan disampaikan pada official dinner ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM)/ASEAN Energy Awards Ceremony di Malaysia, yang akan dilaksanakan pada September 2015. PERKUAT KERJASAMA The 12th ASEAN Forum on Coal (AFOC) Council, dibuka Dr. Kurujit Nakornthap, Deputy Permanent Secretary, Ministry of Energy Thailand. Dalam sambutannya ia menyampaikan pentingnya peranan batubara di dalam ketahanan energi di kawasan. Pertemuan kali ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama antar negara ASEAN terutama sektor batubara. ACE dalam kata pengantarnya mengharapkan agar pertemuan AFOC kali ini dapat memformulasikan draft ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) 2016‐2020, khususnya kerjasama sektor batubara. Pada pertemuan ini juga, masing‐ masing negara menyampaikan perkembangan
terkini terkait kebijakan batubara, target, program dan strategi pengembangan batubara di masa mendatang. Beberapa poin penting pada pertemuan AFOC kali ini antara lain sebagai berikut : a. Terkait isu ASEAN Coal Use and Trading (ACUT), Malaysia meminta dilakukan penundaan pembahasan draft ACUT, namun Indonesia menyampaikan bahwa pembahasan ACUT tidak diangkat kembali dan dihapuskan dari agenda AFOC maupun pada setiap pertemuan A S E A N terkait energi lainnya, karena perdagangan batubara sudah diatur mekanisme pasar dalam bentuk Business to Business. Thailand dan Laos mendukung tanggapan Indonesia, serta tidak ada penolakan dari negara ASEAN lainnya, terhadap posisi Indonesia untuk menghilangkan program ACUT dari agenda AFOC. b. ASEAN Clean Coal Technologies Handbook akan diterbitkan setelah mendapat tanggapan dan persetujuan dari negara A S E A N , yang diharapkan dapat terbit sebelum pertemuan ke‐33 AMEM tahun 2015. Buku pedoman ini merupakan kerjasama antara ACE dan Jcoal dalam mendukung energi yang berkesinambungan negara‐negara ASEAN. Pedoman berisi kebijakan batubara setiap negara ASEAN, kondisi terkini pengembangan batubara serta penerapan dan keuntungan C l e a n C o a l Te c h n o l o g y k h u s u s u n t u k Pembangkit Listrik di kawasan ASEAN. c. Usulan penelitian yang diajukan mengenai Carbon Capture Storage (CCS) terutama adopsi teknologi penangkapan CO 2 dari gas buang pembakaran batubara yang sudah terbukti, terutama dari PLTU batubara. Penelitian CCS diharapkan diterapkan di ASEAN. Sebagai tahap awal, akan dilakukan Focus Group Discussion di Indonesia pada tahun 2015 dengan meminta bantuan ACE untuk mengundang negara‐ negara yang berhasil melaksanakan CCS
batubara, antara lain Amerika dan Kanada. Kegiatan ini diharapkan dapat juga difasilitasi oleh Global Carbon Capture Storage Institute (GCCSI). d. Indonesia mengajukan usulan Capacity Building Workshop on CCT Marketing and Implementation berdasarkan hasil Workshop yang telah dilaksanakan untuk AFOC member tahun lalu di Cirebon. Rencana pelaksanaan kegiatan ini adalah pada tahun 2015, untuk organizer kegiatan ditawarkan kepada anggota AFOC namun pada akhirnya diputuskan oleh Ketua Delegasi Indonesia bahwa Indonesia sebagai organizer dan meminta ACE untuk membantu mencarikan narasumber untuk Workshop tersebut. e. Untuk Study on Low Rank Coal Upgrading dan gasifikasi, akan ditindaklanjuti Filipina dengan membuat proposal untuk studi kelayakan dan penelitian batubara kadar rendah Fillipina ke Ketua AFOC tahun 2014‐2015, yang kemudian akan menyampaikan proposal tersebut melalui ACE kepada Focal Point Indonesia untuk dapat ditindaklanjuti. f. Gasifikasi batubara akan ditindaklanjuti melalui kegiatan Focus Group Discussion (FG D). A C E akan memfasilitasi dengan mencarikan sponsor untuk pembiayaan pelaksanaan FGD dimaksud serta dengan mendatangkan narasumber dari negara yang sudah berpengalaman di bidang gasifikasi. g. Pertemuan ke‐13 AFOC direncanakan akan diselenggarakan pada tahun 2015 di Vietnam, dengan waktu dan tempat yang akan diinformasikan lebih lanjut.
Info Pusdiklat Minerba
15
edisi ke VI | 2014
MINES INSPECTORS TRAINING FRAMEWORK DESIGN WORKSHOP AND SUBSEQUENT DISCUSSIONS DI BRISBANE
KURANGI TINGKAT KECELAKAAN KERJA PERTAMBANGAN
I
ndustri pertambangan merupakan salah satu industri strategis bagi pembangunan nasional Indonesia dan bersifat multiflier effect. Selain mendatangkan devisa negara, industri ini juga membuka lapangan kerja yang luas. Kepala Badiklat ESDM, DR.Ir Djadjang Sukarna, menegaskan bahwa dalam menyikapi peran strategis industri pertambangan, Badiklat ESDM tidak henti‐ hentinya berupaya meningkatkan kompetensi SDM sektor ESDM. Khususnya pada kesempatan ini sub sektor Pertambangan Mineral dan Batubara, baik bagi aparatur pemerintah maupun industri. Hal ini disampaikan dalam kata sambutan pada acara implementasi kerjasama pengembangan SDM Inspektur Tambang antara Badiklat ESDM dengan International Mining for Development Centre (IM4DC), Australia, yang diselenggarakan di Bandung 7‐8 Mei 2014. Hadir sebagai pembicara antara lain dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara KESDM, Koordinator Inspektur Tambang Nasional, dan ahli K3 dari Universitas Queensland, Australia. Workshop ini diselenggarakan dalam rangka pertukaran informasi dan berbagi pengalaman antara Inspektur Tambang Indonesia dengan ahli K3 dari University of Queensland, Australia. Selanjutnya diidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan sebagai dasar pengembangan standar kompetensi pendidikan dan pelatihan bagi Inspektur Tambang. Untuk tujuan tersebut, workshop dihadiri peserta dari alumni
16 Info Pusdiklat Minerba
diklat Inspektur Tambang, komunitas akademisi, dan praktisi. Dalam rangka penyiapan SDM yang andal dan p ro fe s i o n a l u nt u k m e n u n j a n g p e n ge l o l a a n pertambangan mineral dan batubara nasional yang baik dan benar (good mining practice), Badiklat ESDM terus meningkatkan kerjasama dengan mitra dari luar negeri dan dalam negeri. Lingkup kerjasama yang diusung badiklat ESDM antara lain pengembangan program pendidikan dan pelatihan, penguatan tenaga pengajar (WI), maupun penguatan kelembagaan, termasuk di dalamnya penyusunan standar kompetensi. Nota Kesepahaman kerjasama pengembangan SDM dengan IM4DC ditandatangani pada tahun 2012 dan berlaku selama 3 (tiga) tahun, mencakup 3 (tiga) sub sektor, antara lain bidang pertambangan, minyak dan gas bumi, dan geologi. “Implementasi kerjasama sub sektor pertambangan sudah berjalan selama 2 (dua) tahun dan akan menghasilkan Master Trainer Inspektur Tambang, yang selanjutnya akan menjadi pengajar di tingkat nasional,” ujar Ian Satchwel, Direktur IM4DC. Menyadari bahwa kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja, upaya‐upaya pencegahan melalui pengawasan kecelakaan kerja menjadi prioritas utama bagi kerja Inspektur Tambang pemerintah maupun industri. Sebagai contoh, Manajer K3 PT Freeport Indonesia mengatakan, kecelakaan kerja yang terjadi di
“Project Review on Indonesian Mine Inspector Curriculum” kerjasama antara Pusdiklat Mineral dan Batubara dan International Mining for Development Center (IM4DC) memasuki fase baru. Tim Kurikulum Inspektur Tambang, terdiri dari Aseani Ariesta, Bambang Priyatna Wijaya, Ibrahim Priyana Hardjawidjaksana Ilham Munandar, Ludya Harmayanti dan Makmun Abdullah menghadiri Mines Inspectors training framework design workshop and subsequent discussions di Brisbane, 12‐16 Mei lalu. Tim disambut Beverly Kubat, Charles Singer, Hendry Baiquni, Prue Fleming dan Robin Evans selaku tim counterpart dari IM4DC. Hari pertama Workshop, berisi pemaparan progress report, agenda dan rencana kegiatan selama periode workshop. Diakhiri penyusunan konsep Mine Conservation Workshop yang akan diselenggarakan pada tahun 2015. Agenda paling menarik dari rangkaian kegiatan ini adalah kunjungan ke Safety In Mines Testing & Research Station (SIMTARS). Tim Kurikulum IT berkesempatan berdialog
dengan para pengajar dari SIMTARS tentang kebijakan K3 (Dr. Tilman Rasch), Inspeksi tambang skala kecil (Wayne Scott), serta perkembangan riset terkini terkait inspeksi pertambangan di Australia (Dr. Andre de Cock). Selain itu berdiskusi mengenai sistem vocational education (Diklat inspektur tambang) di Australia yang difasilitasi Kathleen Banister dan Diane Lostroh sebagai benchmark terhadap penyelenggaraan Dikat inspektur tambang. Tim Kurikulum IT juga mengikuti simulasi ledakan pada tambang bawah tanah yang diakibatkan akumulasi gas metana dan peragaan penggunaan perlatan Inspeksi Tambang. Juga berkesempatan mencoba mine simulation room SIMTARS. Ruangan simulasi berukuran 8x8 meter ini memiliki layar busur 180o dengan tiga projector menembakkan gambar sehingga peserta diklat merasakan pengalaman visual seperti benar‐benar masuk ke tambang bawah tanah. Diklat inspektur tambang untuk generasi mendatang akan diselenggarakan dengan kombinasi diklat klasikal dan berbasis e‐learning. Dr. Trish Andrews dan Dr. Charles
Singer dari University of Queensland berbagi pengalaman mengelola pendidikan berbasis e‐learning di University of Queensland. Serta memfasilitasi diskusi mengenai berbagai macam skenario penerapan e‐learning serta platform e‐learning open source yang umum digunakan. Dari rangkaian kegiatan selama seminggu, Output utama kegiatan Workshop ini adalah penyelesaian konten modul lingkungan pertambangan untuk Inspektur Tambang mulai dari analisis kurikulum hingga silabus pengajaran. Tim Pusdiklat Minerba maupun IM4DC sangat puas dengan pencapaian milestone ini dan di akhir kegiatan, kedua belah pihak menyusun dan menyepakati rencana
INISIASI KERJASAMA DENGAN TECHNISCHE UNIVERSITÄT BERGAKADEMIE FREIBERG perusahaannya tergolong rendah, namun kecelakaan kematian masih dominan terjadi. kondisi geografis area pertambangan yang berada di remote area, dengan kondisi jalan yang berbatu, sering menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja, di samping kecerobohan pekerja itu sendiri. Begitu pula yang disampaikan oleh Koordinator Nasional Inspektur Tambang , Ilham Munandar, “Sebagian besar kecelakaan kerja pertambangan di Indonesia terjadi disebabkan oleh tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman,” tuturnya. Sebagai penutup, Kepala Badiklat ESDM mengatakan, “SDM merupakan sumber daya yang bernilai tinggi yang dimiliki Indonesia. Dengan S D M yang profesional, kami berkeyakinan bahwa pengelolaan pertambangan nasional, dan pengawasan kegiatan pertambangan dapat dioptimalkan sehingga dapat meningkatkan devisa negara.”
J
alinan kerjasama antara Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Technische Universität Bergakademie Freiberg (TUBAF) dinisiasi pada akhir tahun 2013 melalui kunjungan Perwakilan Badiklat ESDM ke Institute of Mining and Special Civil Engineering TUBAF Jerman. Dalam pertemuan ini Badiklat ESDM menyampaikan struktur organisasi, program, lingkup dan kegiatan
kerjasama yang telah berjalan dengan institusi lain. Pada kesempatan yang sama TUBAF menyampaikan program serta kegiatan kerjasamanya dengan industri maupun institusi lain yang menitikberatkan pada bidang pertambangan, pemrosesan mineral, geologi, pengelolaan minyak, dan energi baru terbarukan (biomass). Kedua belah pihak setuju untuk mengembangkan kerjasama dalam lingkup pertukaran tenaga ahli untuk kegiatan workshop; pertukaran pelajar; kegiatan ekskursi; program internship/technical assistance bagi pelajar Indonesia; benchmarking kelengkapan peralatan pendukung dan laboratorium; joint degree untuk Ph.D dan Master; kerjasama pendidikan dan pelatihan untuk program non‐degree; dan kolaborasi penulisan artikel/paper. Kesepakatan itu dimatangkan dalam rapat lanjutan pembahasan draft MoU Pada 14 April 2014 yang dipimpin Bambang Gatot Ariyono (Sekretaris Badan Diklat ESDM) dan Prof. Dr. Carsten Drebenstedt (Direktur Institute of Mining and Special Civil Engineering TUBAF Jerman). Penandatanganan MoU akan dilaksanakan pada Agustus
2014. Dalam rapat kerja tersebut juga dibahas detail action plan dari unit‐unit kerja di bawah Badan Diklat ESDM. Pusdiklat Mineral dan Batubara mengajukan proposal rangkaian program dengan tema “Mine Water Management and Dewatering”. Rangkaian program ini akan diawali dengan penyelenggaraan workshop di Indonesia untuk menilai animo stakeholder apakah tema tersebut diminati. Serta untuk melihat potensi capacity building (melalui analisis gap kompetensi), sekaligus menjaring masukan untuk pengembangan terkait tema yang diajukan tersebut. Stakeholder pertambangan di Indonesia yang akan dilibatkan dalam penyelenggaraan Workshop ini di antaranya dari industri, akademisi dan apartur pemerintah (inspektur tambang). Hasil evaluasi workshop itu akan menjadi bahan pertimbangan apakah project tersebut layak dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu kerjasama pembangunan kurikulum Diklat. Tahap terahkir dalam rangkaian program adalah pengembangan kapasitas tenaga pengajar Diklat yang akan dipenuhi melalui Program Internship dan Short Course. Info Pusdiklat Minerba
17
JEJARING KERJASAMA
edisi ke VI | 2014
WORKSHOP ON TIN, AND INDUSTRIAL MINERALS PROCESSING Workshop Tin, and Industrial Minerals Processing diadakan di Pangkalpinang, provinsi Bangka-Belitung, 3-5 Juni 2014. Program ini diselenggarakan dan didanai Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral (Badiklat ESDM), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia.
P
rogram diikuti 41 peserta dari negara‐negara anggota ASEAN: Kamboja, Indonesia, Lao P D R , T h a i l a n d , d a n V i et n a m . D a l a m sambutannya ketika membuka acara, Kepala Badiklat ESDM, Djajang Sukarna menyatakan,”Isu utama pada workshop kali ini adalah memperkuat kemampuan negara‐negara anggota ASEAN dalam hilirisasi potensi mineral melalui pengolahan dan pemurnian, namun tidak terbatas pada pemurnian timah.” Selain itu, menurut Djajang, workshop diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan negara‐negara anggota ASEAN dengan penekanan utama pada aplikasi praktis dan kehidupan nyata. Juga dapat mendukung pembentukan rencana strategis untuk timah berkelanjutan dan pengolahan mineral industri di wilayah ASEAN. Pada hari pertama peserta melakukan registrasi, dilanjutkan presentasi masing‐masing negara di hari
18 Info Pusdiklat Minerba
kedua. Sedangkan di hari ketiga dilakukan kunjungan ke PT. Timah, diakhiri gala dinner di pantai Parai. Kesempatan presentasi dibagi 3 sesi dengan moderator Zaki Mubarok. Presenter sesi pertama Muhammad Rizky dari PT. Timah dengan judul presentasi “Integrated Tin Mining and Processing in Tin Industry” menekankan PT. Timah (Persero) Tbk. telah melakukan kegiatan produksi terintegrasi dari hulu ke hilir. PT. Timah secara aktif melaksanakan kegiatan eksplorasi onshore dan offshore. Di bagian hulu, kegiatan eksplorasi onshore dan offshore meliputi identifikasi potensi daerah, penyelidikan umum, prospeksi pengeboran, pengeboran produksi dan perhitungan sumber daya. Presenter kedua adalah Husaini, profesor riset dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang Tekmira), Indonesia. Ia menekankan bahwa produk dalam negeri dari komoditas mineral tidak selalu cocok (kualitas & kuantitas) untuk industri dalam negeri, karenanya beberapa harus diimpor. Untuk mengurangi ketergantungan produk impor dan memanfaatkan sumber daya domestik mineral, upaya pengolahan dan pemurnian sumber daya mineral di Indonesia harus dilakukan untuk memenuhi industri hilir dalam negeri secara optimal. Beberapa produk mineral dalam negeri kelas tinggi yang diekspor. Pembicara sesi kedua Lydia Hardiani dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Indonesia.
Berdasarkan presentasi, Peraturan Pertambangan Indonesia yang mulai berlaku pada 11 Januari 2014 menyatakan bahwa: 1. Komoditas logam yang dapat dijual sebagai konsentrat (produk antara) adalah konsentrat tembaga, konsentrat besi, konsentrat pasir besi / pelet, mangan konsentrat, konsentrat timbal dan seng konsentrat; 2. Komoditas mineral logam yang hanya bisa dijual dalam bentuk logam seperti timah, nikel, bauksit, emas, perak, dan kromium; 3. Setelah 2017, produk olahan hanya dapat dijual dalam bentuk logam, yang berarti tidak konsentrat atau bijih dapat diekspor. Indonesia memiliki sumber daya penting mineral dan batubara dan cadangan yang prospektif untuk dikembangkan di masa depan dalam industri hulu dan hilir. Menurut Regulasi Pertambangan, khususnya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 2014, yaitu Menambahkan Nilai untuk Mineral Trough Processing dan Pemurnian, yang benefisiasi mineral penting. Jika tidak ada kegiatan hilir yang kuat, Indonesia akan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan lapangan kerja dan margin keuntungan pada rantai nilai karena tidak adanya industri pengolahan hilir. Lydia juga mengatakan beberapa tantangan investasi di Jawa seperti keterbatasan lahan untuk pengembangan dan perluasan, kurangnya fasilitas
pendukung seperti air, serta isu lingkungan dan sosial. Sementara orang‐orang di luar Jawa butuh infrastruktur pendukung memadai seperti jalan, kereta api, dan pelabuhan, pelabuhan. Serta kurangnya dukungan regulasi terutama untuk mendukung pembentukan kawasan industri, dan minat dari sektor swasta untuk mengembangkan kawasan industri masih rendah. Sejak pelaksanaan peraturan pertambangan baru, ada kemajuan signifikan pada pembangunan fasilitas pabrik pengolahan di Indonesia, meskipun masih banyak masalah yang terkait dengan ketersediaan listrik, infrastruktur dan birokrasi (yaitu izin, pajak, royalti). Beberapa upaya harus dilakukan untuk mempercepat kemajuan pabrik pengolahan dan kilang fasilitas pembentukan kawasan industri baru dan kluster serta perkembangan industri hilir seperti nikel di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara, alumina di Kalimantan Barat Kepulauan Riau, Pasir Besi di bagian selatan Jawa dan industri berbasis timah di Bangka Belitung. Daerah industri yang ada juga harus direvitalisasi dan diperbesar. Energi dan infrastruktur pendukung seperti jalan, kereta api dan pelabuhan harus ditingkatkan. Selain itu, peraturan ketenagakerjaan dan mendukung keterampilan dan kompetensi juga harus disediakan. Pemerintah Indonesia akan memfasilitasi untuk menjembatani investor dan pemangku kepentingan di Indonesia untuk memudahkan melakukan bisnis. H a l i n i j u ga m e n g u n d a n g i n v e s t o r u n t u k
mengembangkan potensi sumber daya mineral dan batubara untuk membangun industri hilir mineral. Pembicara selanjutnya Sitha Kong, delegasi dari Departemen Tambang dan Energi, Kamboja, mempresentasikan makalah berjudul "New Insight On Tin Mineralization In Cambodia". Ia menyatakan bahwa Kamboja masih merupakan negara muda pada pertambangan dan pengolahan mineral. Tidak ada kegiatan yang dilakukan secara signifikan dari eksplorasi timah. Di Kamboja, mineralisasi timah dikategorikan sebagai jenis Greisen. Tin dikaitkan dengan ilmenit. Serupa dengan Indonesia, Kamboja menerapkan peraturan yang melarang semua mineral mentah untuk ekspor guna memenuhi tuntutan pabrik‐pabrik domestik. Mr Sitha Kong menyatakan bahwa ada potensi untuk eksplorasi timah di Kamboja tengah dan selatan. Pembicara terakhir untuk sesi kedua adalah dari Departemen Tambang dan Energi, Lao PDR, Siphone. Laos memiliki potensi tinggi untuk logam dan mineral massal. Bukti geologi menguntungkan dan setidaknya lebih dari 500 kejadian mineral telah dilaporkan. Pertambangan timah di Laos kebanyakan ditemukan di bagian tengah (Provinsi Khammuan) negara dan di Timur Utara. Pemerintah Laos saat ini telah mengizinkan 8 perusahaan tambang beroperasi. Pemerintah Laos meningkatkan konsentrasi pengolahan logam sebelum ekspor. Ekspor mineral tidak diperbolehkan kecuali bijih terkonsentrasi dan diproses. Untuk mendirikan sebuah bisnis, investor harus mengajukan permohonan untuk konsesi dan lisensi dan merundingkan konsesi dan investasi kesepakatan dengan pemerintah Laos. Setiap investasi pertambangan harus sesuai dengan UU Promosi Investasi, UU Perusahaan dan UU Mineral. Di sesi ketiga sebagai presenter pertama, Kittipan dari Departemen Industri Primer dan Pertambangan, menunjukkan sekilas Pertambangan Thailand; produksi mineral (by value) adalah lignit, kapur, gips, emas, seng, dan garam. Thailand menerapkan 2 metode metalurgi untuk pengolahan mineral; pirometalurgi dan hidrometalurgi. Pirometalurgi
dilaksanakan untuk besi, timbal, timah, tembaga, silikon, dan pengolahan antimon, sementara hidrometalurgi adalah untuk seng, emas, dan pengolahan tantalalum. Tantangan yang dihadapi Thailand pertambangan dan industri metalurgi adalah kurangnya sumber daya mineral, manajemen buruk dari penggantian sumber daya seperti dari logam bekas dan limbah industri, biaya produksi tinggi, terutama biaya listrik, kurangnya penelitian dan pengembangan daerah, dampak lingkungan dan kurangnya efisiensi keterkaitan dalam pasokan persediaan. Lai Hong Thanh yang menjadi presenter kedua, menyajikan "Mining Activities, Processing of Tin Ore and Some Regulations on Mineral Activities of Vietnam". Bijih timah di Vietnam terutama terdiri dari 2 jenis: placer dan yang utama, yang dibagikan di Piaoăc (Cao Bang), Tam Dao (Tuyen Quang ‐ Thai Nguyen), Quy Hop (Nghe An), Da Chay (Lam Dong). Selain itu, bijih timah juga didistribusikan di beberapa provinsi seperti: Ninh Thuan, Quang Nam, Ha Tinh, dan Thanh Hoa. Namun, ukuran dan skala semua deposito timah di Vietnam tidak begitu besar, mereka ada di skala kecil dan menengah. Setiap negara anggota ASEAN pada workshop ini memiliki industri timah dan sumber daya mineral dan regulasi mineral yang berbeda‐beda. Umumnya, mereka membutuhkan investasi dengan modal, teknologi yang andal, dan sumber daya manusia yang mampu untuk mempromosikan sektor pertambangan mereka sehingga dapat memperkuat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk pengentasan kemiskinan. Workshop ini memperluas peluang kerjasama dalam industri pengolahan mineral, mempromosikan citra positif pengolahan mineral dan meningkatkan penerimaan publik pada industri pengolahan mineral. Hasil dari lokakarya ini harus ditindaklanjuti untuk memperkuat kerjasama dan koordinasi antara pemerintah ‐ sektor industri di negara‐negara anggota ASSOM.
Info Pusdiklat Minerba
19
SUDUT
edisi ke VI | 2014
PEKAN INOVASI SUMATRA BATAM TRADE 2014
B
erbagai inovasi menarik bisa dijumpai di Pekan Inovasi Sumatera Batam Trade 2014 yang digelar di Sumatera Convention Centre – Batam, 27‐30 Maret 2014. Batam trade expo 2014 merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan setiap Maret. Menurut ketua pelaksana Husrinal, event ini
adalah hasil kerjasama antara pemerintah kota Batam dan PT. Kabita Selaras Pratama. Event dibuka dengan pemukulan gong oleh Ahmad Zijazi, mewakili walikota Batam. Dalam sambutannya Ahmad Zijazi mengatakan bahwa event seperti ini memperlihatkan bagaimana prospek produk‐produk kita, sektor jasa yang bisa kita tawarkan, serta bagaimana sektor produksi kita itu bisa lebih kompetitif. “Selain itu kita masih harus menghadapi tantangan dalam pasar tunggal dan basis produksi yang dikenal dengan ASEAN Economic Community di tahun 2015, kita harus bisa bersaing menciptakan pangsa dan peluang pasar,” ungkap Ahmad Zijazi.
Sekitar 60 peserta dari berbagai institusi di seluruh Indonesia berpartisipasi dalam event ini, baik dari kabupaten, kota, maupun Provinsi. Salah satu kementrian yang ikut serta adalah Kementerian ESDM, yaitu Badan Geologi dan Badan Diklat ESDM. Dalam hal ini Badan Diklat berpartisipasi dalam menginformasikan pelatihan‐pelatihan yang dimiliki dari Pusdiklat Minerba, Pusdiklat Geologi, Pusdiklat Kelistrikan, Pusdiklat Migas, Badan Diklat Tambang Bawah Tanah, dan STEM Akamigas. Acara juga dimeriahkan dengan lomba tari kreasi anak, lomba senam anak TK se‐kota Batam, semarak dangdut, dan beberapa kegiatan menarik lainnya.
PELUANG BISNIS & INVESTASI DI AITIS Peluang bisnis dan investasi menarik bisa ditemui di ajang 2nd APKASI International Trade and Investment Summit (AITIS) yang berlangsung di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta (14‐17 April).
A
I T I S diseleng garakan oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia dan diikuti lebih dari 350 pemerintah kabupaten, digelar untuk kedua kalinya sejak tahun 2013. Terdapat 350 stan dari kabupaten, provinsi, pemerintah kota, kementerian, BUMN, serta perusahaan swasta dalam dan luar negeri. Seperti tahun lalu, acara dibuka oleh Menteri Perekonomian Hatta Rajasa didampingi Menteri Ekonomi lainnya. Acara ini menjadi ajang pertemuan bisnis antara para peserta dengan para pelaku usaha untuk mendapatkan peluang bisnis
20 Info Pusdiklat Minerba
dan investasi di seluruh daerah. Menjadi tanggungjawab Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM) untuk mengelola kekayaan Negara di sektor ESDM dan memastikan pemanfaatannya dipergunakan sebesar‐besarnya untuk kemakmuran rakyat (Pasal 33 UUD 45). Terutama terkait dengan investasi dari sektor asing (maupun dalam negeri) KESDM berperan sebagai regulator, pengawas dan pengendali untuk dapat mewujudkan pengelolaan seperti yang telah diamanatkan undang‐undang. Sekretariat Jenderal, Ditjen Ketenagalistrikan, Ditjen Mineral dan Batubara, Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Badan Litbang, Badan Diklat, dan BPH Migas merupakan unit Eselon I yang mewakili stan KESDM. Mengusung tema Catur Dharma Energi yaitu Tingkatkan Produksi Migas; Kurangi Impor BBM; Kembangkan Energi Baru Terbarukan dan; Hemat Energi. Kepada pengunjung diberikan informasi berupa booklet, company profile, leaflet, video, buku, juga stiker seperti menghemat BBM, hemat energi, dan h e m a t a i r, y a n g d i j a d i k a n s a ra n a u n t u k
mensosialisasikan kepada khalayak luas agar lebih mengetahui dan memahami tentang Energi dan Sumber Daya Mineral yang dimiliki negara kita. Sesuai tujuan pelaksanaan pameran AITIS 2014 ini, KESDM memainkan perannya sebagai pengendali investasi internasional. Kehadiran Direktorat teknik – pengawas complience terhadap good mining practices, Direktur pembinaan di pengawasan investasi dan pengurusan kejasama internasional, Direktur pengusahaaan baik mineral maupun batubara, memastikan konsesi antara satu area dan lainnya clean and clear. Serta memastikan terjaringnya data produksi sesuai dengan perencanaan perusahaan dan mengendalikan sehingga tidak over exploit.
PAMERAN POTENSI SUMBER DAYA GEOLOGI
H
asil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi disampaikan dalam pameran yang diselenggarakan di Auditorium Badan Geologi jalan Dipenogoro 57, Bandung, 15 April 2014. Kegiatan ini bertujuan memberikan informasi tentang potensi sumber daya geologi untuk menyusun kebijakan pemerintah di bidang sumber daya mineral dan energi baik di tingkat nasional maupun daerah provinsi dan kabupaten/kota. Acara dibuka oleh Sekretaris Badan Geologi Yun Yunus, mewakili Plt Kepala Badan Geologi dengan pemaparan kegiatan PSDG di tahun anggaran 2014. Juga disampaikan pertanggungjawaban hasil‐hasil kegiatan unit pelaksana di bawah Badan Geologi berupa informasi hasil inventarisasi,
evaluasi dan penyelidikan sumber daya geologi di berbagai daerah di Indonesia. Hadir dalam acara ini Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi dan Kabupaten, para pejabat struktural dan fungsional di lingkungan KESDM, dan para undangan. Pusdiklat Mineral dan Batubara sebagai satuan dari Kementerian ESDM turut berpartisipasi dengan memberikan informasi mengenai diklat yang tersedia, juga informasi kegiatan yang sudah dan akan dilaksanakan di Pusdiklat Minerba. Kepada para pengunjung dibagi‐bagikan company profile, booklet, dan leaflet. Stan berukuran 3x3meter ini cukup banyak diminati pengunjung. Di tempat ini dilakukan pemaparan hasil kegiatan PSDG, mulai dari kalangan KESDM itu sendiri, Dinas, Industri, bahkan Universitas.
Sambut Ramadan 1435 H
B
andung – “Sucikan Diri dan Bersihkan Jiwa Menuju Ridha Ilahi” tema itu diangkat dalam acara silaturahmi dan siraman rohani yang digelar Pusdiklat Mineral dan Batubara, Kamis, 19 Juni lalu di Gedung Pusdiklat Mineral dan Batubara lantai 4 ruang 2. Acara dibuka oleh Indra Permana, Kepala Bagian Tata Usaha yang bertindak sebagai ketua panitia. “Maksud dan tujuan acara ini dalam rangka menyambutnya Bulan Suci Ramadan 1435 H, mari kita isi dengan mempersiapkan mental dan rohani kita,” ujar Indra. Kepala Pusdiklat Mineral dan Batubara,
Toto Ridwan dalam sambutannya menyampaikan begitu pentinya bulan suci Ramadhan ini untuk umat Islam maka untuk menyambut kita perlu mempersiapkan diri baik fisik maupun mental. Siraman rohani kali ini disampaikan oleh DR. Tata Sukayat mengenai bagaimana sebaiknya kita menyiapkan mental kita dalam menyambut bulan suci Ramadan, dan bagaimana sebaiknya kita mengumpulkan amal ibadah sebanyak‐banyaknya di bulan suci ini. Acara dihadiri oleh seluruh pejabat struktural dan fungsional dan seluruh pegawai. Juga hadir ibu‐ibu Dharma Wanita di lingkungan Pusdiklat Minerba. Kegiatan diakhiri dengan bermaaf‐maafan sambil bersalaman‐ salaman, dilanjutkan makan siang bersama.
Info Pusdiklat Minerba
21
GSAUDDGUETT
edisi ke VI | 2014
−
SLIM BOREHOLE Gambar 1. Slim Borehole Scanner (Sumber : www.dmt.de)
Adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan gambar optic dari dinding lubang bor. Lubang yang dipantau biasanya jenis lubang anchor atau roof bolt pada terowongan.
A
lat ini dapat memberi informasi obyektif ya n g d i g u n a ka n u n t u k ke p e r l u a n perencanaan pada terowongan. Slim Borehole Scanner dapat terintegrasi dengan perangkat lain untuk menghasilkan gambar lubang bor yang berorientasi pada ruang tiga dimensi. Hasil itu digunakan sebagai dokumentasi digital dari kondisi batuan. Selanjutnya dengan menggunakan perangkat lunak, gambar tersebut digunakan untuk menganalisis struktur geologi dari bedding, foliation, oints, faults dan veins. Struktur dari batuan tersebut dapat diidentifikasi yang berorientasi pada ruang, lalu dianalisis secara statistic. Selanjutnya digunakan untuk update model geologi‐geoteknik selama fase konstruksi dari sebuah terowongan.
22 Info Pusdiklat Minerba
− −
−
SCANNER
Spesifikasi Slim Borehole Scanner: − Diameter : 23 mm, panjang : 120 cm − Stand‐alone system − Menjangkau 360° pemindaian optic dalam lubang bor pendek dan ramping. − Menyimpan gambar digital untuk perbandingan obyektif. − Berorientasi akuisisi pada diskontinuitas dari lubang bor anchor. − Dilengkapi alat pemantauan mobile untuk penentuan lebar fraktur. − Dilengkapi software untuk analisis statistic dan kuantitatif. − Aman digunakan pada tambang batubara bawah tanah. PenggunaanSlim Borehole Scanner Dinding terowongan pada tambang bawah tanah biasanya memiliki lubang hasil pemboran yang dimaksudkan untuk memasang roof bolt atau anchor. Lubang‐lubang tersebut juga bisa dibuat khusus untuk keperluan penelitian atau pemantauan kondisi batuan. Cara kerja dari alat Slim Borehole Scanner adalah dengan memindai ( s ca n n i n g ) l u b a n g ‐ l u b a n g p a d a d i n d i n g terowongan.
dengan strukturnya. Pemantauan seiring arah terowongan, sehingga dapat mengoptimalkan penyesuaian dari pola roof bolt sesuai dengan perubahan yang terjadi. Penentuan lebar pembukaan diskontinuitas. Pengawasan pada atap terowongan dan pemantauan longgarnya batuan atap untuk mengontrol konvergensi dan penyelidikan adanya kerusakan yang terjadi. Dokumentasi perubahan temporal dari lubang
−
−
bukaan dengan perbandingan dari hasil pengukuran yang berulang. Menyimpan citra digital dan mengintegrasikannya dalam database dengan menggunakan software analisis yang memungkinkan re‐interpretasi data setiap saat. Dokumentasi geologi obyektif yang bertujuan untuk pengelolaan terhadap situasi di lapangan.
Gambar 3. Cara Memasukkan Alat Pada Lubang Bor (Sumber : www.dmt.de)
Gambar 2. Penggunaan Slim Borehole Scanner (Sumber : www.dmt.de)
Slim Borehole Scanner dimasukkan ke dalam lubang‐lubang pada dinding terowongan menggunakan semacam tongkat yang dapat disambung, sehingga dapat mencapai ujung lubang bor pada terowongan. Proses ini dilakukan pada beberapa lubang bor sehingga dapat mewakili kondisi batuan yang ada pada terowongan.
Hasil pemindaian menggunakan Slim Borehole Scanner diunduh ke dalam komputer. Data‐data kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak khusus untuk menginterpretasikan kondisi batuan di dalam terowongan. Contoh hasil analisis dari perangkat lunak tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini : Keuntungan dari aplikasi untuk pengontrolan atap ini adalah dapat digunakan untuk: − Penentuan orientasi diskontinuitas untuk perhitungan potensi sliding wedges. − Penentuan pola roof bolt yang optimal sesuai
Gambar 4. Hasil Analisis Software (Sumber : www.dmt.de)
Info Pusdiklat Minerba
23
GALERI
DAFTAR RENCANA DIKLAT BERDASAKAN KORIDOR EKONOMI TAHUN 2014 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINERAL DAN BATUTABARA NO
Diklat Pemetaan Digital di Bandung
Diklat Pemenuhan dan Uji Kompetensi bagi Pengawas Operasional Madya pada Pertambangan Angkatan I dan II di Bandung
Diklat Fungsional Bendahara
Diklat Rencana Kerja Tahunan Teknik dan Lingkungan (RKTTL) di Kalimantan Timur Peserta Mines Inspectors Training Framework Design Workshop and Subsequent Discussions di Brisbane
Diklat Pengawasan Produksi Mineral dan Batubara di Bandung
A. 1 2 3 4 5 B. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Gala Dinner pada Workshop ASOMM di Pantai Parai, Bangka
Site Visit ke PT. Timah
24 Info Pusdiklat Minerba
Mengunjungi Mine Simulation Room SIMTARS di Australia
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 C. 1 2 D. 1
JUDUL DIKLAT KORIDOR SUMATRA Diklat Manajemen Perizinan Pertambangan Mineral dan Batubara Diklat Penanganan Batubara (Coal Handling) Diklat Pengawasan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara Diklat Reklamasi Lahan Bekas Tambang di Bangka Belitung Diklat Resolusi Konflik di Wilayah Pertambangan di Bangka Belitung KORIDOR JAWA Diklat Kepala Seksi Perizinan dan Pelayanan bagi Aparatur Dinas ESDM Diklat Kader Pimpinan Bidang Pertambangan Umum Bagi Aparatur Dinas Tipe B Diklat Evaluasi Dokumen AMDAL Pertambangan Diklat Teknis Perencanaan Sektor ESDM Diklat Pengawasan Eksplorasi Pertambangan Diklat Pengawasan Konservasi Mineral dan Batubara Diklat Pengawasan Teknis Pertambangan Mineral dan Batubara Diklat Terstruktur Fungsional Inspektur Tambang Pertama Angkatan VI Diklat Terstruktur Fungsional Inspektur Tambang Pertama Angkatan VII Diklat Pengawasan Produksi Mineral dan Batubara Diklat Evaluasi RKAB Perusahaan Pertambangan Diklat Kepala Seksi Pengawasan Pertambangan Minerba pada Dinas ESDM Diklat Kepemimpinan Tk IV Diklat Pemetaan Digital (Digital Mapping) Diklat Geoteknik untuk Pengawasan Diklat Tenis Penilaian Resiko Sektor ESDM Diklat Penggunaan GPS Dalam Menunjang Batas Wilayah Pertambangan Diklat Teknis Lanjutan I Bidang ESDM Diklat Pemenuhan dan Uji Kompetensi Bagi Pengawas Operasional Pertama pada Pertambangan Angkatan III Diklat Pemenuhan dan Uji Kompetensi Bagi Pengawas Operasional Pertama pada Pertambangan Angkatan IV Diklat Pemenuhan dan Uji Kompetensi Bagi Pengawas Operasional Pertama pada Pertambangan Angkatan V Diklat Pemenuhan dan Uji Kompetensi Bagi Pengawas Operasional Madya pada Pertambangan Angkatan III Diklat Pemenuhan dan Uji Kompetensi Bagi Pengawas Operasional Madya pada Pertambangan Angkatan IV Diklat Pemenuhan dan Uji Kompetensi Bagi Pengawas Operasional Utama pada Pertambangan Angkatan II Diklat Penanganan Batubara (Coal Handling) Diklat Penanganan K3 Alat Berat Diklat Corporate Social Responsibility Diklat Penyaliran Tambang Terbuka Diklat Juru Bor Peledakan Diklat Juru Peremuk Diklat Teknik Reklamasi Lahan Bekas Tambang Diklat Pengelola K3 Pertambangan Diklat Sertifikasi Juru Ukur Tambang Angkatan II Diklat Sertifikasi Juru Ukur Tambang Angkatan III Diklat Sertifikasi Juru Ukur Tambang Angkatan IV KORIDOR KALIMANTAN Diklat Rencana Kerja Tahunan Teknik dan Lingkungan Diklat Sistem Informasi Geografi (SIG) Pertambangan KORIDOR SULAWESI ‐ MALUKU UTARA Diklat Fungsional Inspektur Tambang Pertama
PESERTA TEMPAT JADWAL PELAKSANAAN PELAKSANAAN JUMLAH PERUNTUKAN
Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Surabaya Banten Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung
80 15 15 20 15 15 750 20 20 20 15 15 20 20 25 25 20 20 15 20 15 20 20 20 15 40
Bandung
40
INDUSTRI
5 ‐ 10 Mei 2014
Bandung
40
INDUSTRI
2 ‐ 7 Juni 2014
Bandung
40
INDUSTRI
21 ‐ 26 April 2014
Bandung
40
INDUSTRI
19 ‐ 24 Mei 2014
Bandung
20
INDUSTRI
9 ‐ 14 Juni 2014
Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung
15 15 15 15 15 15 15 20 20 20 20 35 20 15 25 25
INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI
1 ‐ 3 April 2014 2 ‐ 4 April 2014 21 ‐ 25 April 2014 19 ‐ 23 Mei 2014 19 ‐ 23 Mei 2014 14 ‐ 23 April 2014 9 ‐ 20 Juni 2014 9 ‐ 20 Juni 2014 28 April ‐ 9 Mei 2014 28 April ‐ 9 Mei 2014 9 ‐ 20 Juni 2014
PEMDA PEMDA
21 ‐ 25 April 2014 21 April ‐ 2 Mei 2014
PEMDA
14 April ‐ 20 Juni 2014
Pekanbaru Jambi Palembang Pangkalpinang Pangkalpinang
Samarinda Samarinda Manado
KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA
20 ‐ 24 Mei 2014 29 April ‐ 1 Mei 2014 6 ‐ 10 Mei 2014 19 ‐ 23 Mei 2014 19 ‐ 22 Mei 2014
PEMDA PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA KESDM, PEMDA INDUSTRI
21 April ‐ 3 Mei 2014 5 ‐ 16 Mei 2014 3 ‐ 6 Juni 2014 9 ‐ 13 Juni 2014 28 April ‐ 3 Mei 2014 8 ‐ 12 April 2014 22 ‐ 26 April 2014 14 April ‐ 20 Juni 2014 14 April ‐ 20 Juni 2014 29 April ‐ 3 Mei 2014 7 ‐ 12 April 2014 1 ‐ 15 April 2014 14 April ‐ 23 Mei 2014 26 Mei ‐ 9 Juni 2014 2 ‐ 6 Juni 2014 16 ‐ 20 Juni 2014 6 ‐ 20 Mei 2014 21 April ‐ 1 Mei 2014 7 ‐ 12 April 2014