BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI – MARET 2008 ESTU KRISWATI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Selama Januari - Maret 2008 terdapat 2
6 Maret 2007 statusnya naik menjadi Siaga,
gunungapi berstatus Siaga (level 3) dan 11
tetapi peningkatan aktivitasnya tidak diikuti
gunungapi berstatus Waspada (level 2). Dari
oleh letusan. Pada tanggal 23 April 2007
ke-13
gunungapi
statusnya kembali menjadi Waspada. Beberapa
dievaluasi secara rinci. Berita Gunungapi ini
saat setelah gempa terasa pada 28 Nopember
merangkum kegiatan 6 gunungapi yang saat ini
2007, aktifitas vulkanik G. Talang meningkat
berstatus
dengan terekamnya 14 kali gempa vulkanik dan
gunungapi
Waspada
tersebut,
dari
7
segi
kegempaan,
gempa tremor menerus selama 1.5 jam, dan
deformasi, dan visual.
teramati adanya kepulan asap dari kawah utama Gunungapi Talang, Sumatera Barat
berwarna coklat kehitaman setinggi 100 - 1200
Kecamatan Kota Anau,
m. Pada 29 Nopember 2007 status kegiatan
Kabupaten Solok, Sumatera Barat mempunyai
vulkanik G. Talang dinaikkan dari Waspada
catatan sejarah letusan yang cukup panjang
menjadi Siaga. Peningkatan berlangsung hanya
dengan interval antara letusan 2 – 40 tahun.
beberapa hari dan kegiatannya terus menurun.
Letusan magmatik pernah terjadi pada tahun
Pada 14 Desember 2007 PVMBG memutuskan
1833, 1843, 1845 dan 1883. Setelah itu
status kegiatan G. Talang diturunkan dari Siaga
beberapa kali terjadi peningkatan kegiatan
menjadi Waspada.
G. Talang di
vulkanik, diantaranya terjadi pada tahun 1963,
Pemeriksaan kawah dan pengukuran suhu
1967, 1972, 1980 – 1981, 2001, 2003, 2006,
solfatara yang dilakukan pada Februari – Maret
dan 2007. Letusan terakhir berupa letusan
2008 menunjukkan tidak ada perubahan yang
freatik terjadi tanggal 12 April 2005.
mencolok di beberapa titik kegiatan vulkanik di
Peningkatan aktivitas vulkanik G. Talang
G. Talang, kecuali pada lokasi mata air panas
biasanya dipicu oleh gempa tektonik terasa
Gabuo Atas terdapat perubahan suhu dan visual
bermagnitude di atas 5 SR. Selama tahun 2007,
yang cukup signifikan. Suhu mata air panas
terjadi 2 kali peningkatan kegiatan, yaitu pada
Gabuo Atas sebelumnya berkisar antara 95.5º -
Januari dan November. Pada 27 Januari 2007
96.4ºC, saat ini
status G. Talang menjadi Waspada (level 2) dan
lumpur yang sebelumnya terdapat di lokasi ini
mencapai 104ºC. Bualan
Hal-77-
berubah
menjadi
lubang
hembusan
asap
berwarna putih sedang – tebal dengan tinggi
Batu Bajanjang, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok.
hembusan berkisar antara 50 hingga 100 m, bau belerang tercium sedang, dan suara blazer
Gunungapi Lokon, Sulawesi Utara
terdengar sedang serta tumbuhan disekitarnya
Interval letusan G. Lokon sejak tahun 1949
tampak masih subur. Fenomena ini diikuti oleh
bervariasi antara 1 - 4 tahun, rata-rata 3 tahun.
terekamnya
T/Tornelo
Letusan besar terakhir terjadi tahun 1991,
(monocromatik) sejak Januari 2008 yang
sedangkan letusan - letusan yang terjadi pada
mengindikasikan bahwa sistim hidrotermal di
tahun 2001, 2002, dan 2003 relatif kecil
bawah G. Talang sangat aktif (Iyan Mulyana,
dibandingkan
2008).
umumnya letusan G. Lokon adalah magmatis,
gempa
Dalam
keadaan
Tipe
tahun
1991.
Pada
Waspada,
yaitu letusan abu disertai lontaran batu pijar,
diinformasikan bahwa bagi masyarakat dan
ada kalanya mengeluarkan lava pijar dan awan
wisatawan yang bermaksud mendaki puncak
panas. Lama letusannya berlangsung beberapa
G.Talang, PVMBG (2007) merekomendasikan
hari. Potensi bahaya letusan tersebut sewaktu -
agar :
waktu
1. Tetap Waspada dan tidak mendaki G.Talang
bermukim di sekitar G. Lokon yang berjarak
dan tidak mendekati Kawah Gabuo Atas dan
hanya 3 km dari Kawah Tompaluan, serta
Gabuo
mengancam
Bawah
status
letusan
dalam
radius
2
km,
dapat
mengancam penduduk
kegiatan
yang
penambangan
di
mengingat kawah tersebut merupakan pusat
S.Pasahapen.
letusan dan hembusan gas-gas vulkanik yang
dilakukan dengan menggunakan 5 stasiun
bisa membahayakan bagi kehidupan.
seismik yang dipasang sekitar G. Lokon. Data
2. Saat
ini
penghujan,
sedang
berlangsung
masyarakat
agar
Pemantauan
kegempaan
musim
kegempaan dikirim melalui radio pancar dari
waspada
tiap stasiun ke Pos Pengamatan G. Lokon yang
terhadap aliran lahar sepanjang Sungai
berjarak sekitar 5 km dari Kawah Tompaluan.
Batang Ampuan, Sungai Anak Kadok yang
Peningkatan kegempaan dimulai pada
berlokasi di kecamatan G. Talang serta
tanggal 6 Desember 2007 dengan meningkatnya
sungai - sungai yang berhulu di puncak
jumlah dan energi gempa vulkanik yang
G.Talang.
mencapai puncaknya pada 9 Desember 2007.
3. Selalu berkoordinasi dengan SATLAK PB dan
Pusat
adanya perubahan warna air kawah yang dalam
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
kondisi normal berwarna hijau menjadi abu –
melalui Pos Pengamatan G. Talang di Desa
abu
Hal-78-
SATKORLAK
PB
serta
Hasil pemantauan secara visual menunjukkan
dan
suara
desisan
gas
di
Kawah
Tompaluan menjadi lebih kuat. Hembusan asap
dari bibir Kawah Tompaluan, tetapi setelah
berwarna putih dengan tinggi 20 - 40 m dari
hingga 26 Februari 2008, tinggi asap terus
bibir Kawah Tompaluan terlihat dari Pos
menurun dan akhirnya terhenti pada 27
Pengamatan G. Lokon
Februari 2008. Pada 28 Februari 2008 PVMBG
Hembusan bersuhu
asap tinggi
di Desa Kaskasen.
tersebut sehingga
bertekanan
dan
mengakibatkan
menurunkan status aktivitas vulkanik G. Lokon menjadi Waspada (PVMBG, 2008).
tumbuhan mati di sekitar kawah pada radius
Dalam
±0.5 km dari Kawah Tompaluan. Dari data
beberapa hal sebagai berikut :
pengukuran
terjadi
1. Masyarakat di sekitar G. Lokon diharap
pemendekan jarak baseline POS - BMLava
tetap tenang, tidak terpancing isyu-isyu yang
(700 m sebelah tenggara Kw. Empung) sebesar
tidak jelas tentang letusan G. Lokon dan
-24.3 mm. Sedangkan baseline POS-BM Emp
harap selalu mengikuti arahan dari SATLAK
(200 m timur laut Kw. Tompaluan) memanjang
PB dan SATKORLAK PB setempat.
deformasi
EDM,
+19 mm. Demikian juga hasil pengukuran
status
Waspada
direkomendasikan
2. Hembusan asap bertekanan dan bersuhu
deformasi tiltmeter di stasiun G. Lokon (300 m
tinggi masih mungkin
dari Kawah Tompaluan) menunjukkan terjadi
kawah G. Lokon di masa mendatang.
inflasi di Kawah Tompaluan sebesar +5 mikro
Hembusan asap bersuhu tinggi berpotensi
radian pada
mengandung
komponen tangensial maupun
gas-gas
berlangsung di
beracun
yang
radial. Mulai 9 Desember 2007 status G. Lokon
berbahaya bagi kehidupan, oleh karena itu
dinaikkan dari Waspada (level 2) menjadi Siaga
masyarakat tetap dilarang memasuki wilayah
(level 3).
dalam radius 1 km dari kawah.
Sejak itu jumlah dan energi gempa
3. Masih banyak endapan material vulkanik
tetapi
lepas hasil letusan terdahulu di sekitar
meningkat kembali tanggal 22 Januari 2008,
kawah, sehingga pada musim penghujan
dan mencapai puncaknya tanggal 3 Februari
mendatang masyarakat yang bermukim di
2008. Sejak 3 Februari hingga 26 Februari
bantaran sungai dan yang mempunyai
2008 terjadi penurunan energi gempa vulkanik.
kegiatan
Komponen radial dan komponen tangensial
waspada terhadap ancaman bahaya aliran
tiltmeter hingga 27 Februari 2007 menunjukkan
lahar.
vulkanik
mengalami
penurunan
di
Sungai
Pasahapen
harap
nilai konstan, tidak terjadi inflasi maupun
4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
deflasi. Secara visual setelah 3 hari berstatus
Geologi akan selalu berkoordinasi dengan
Siaga, asap putih tebal hingga kelabu tebal
Bakornas PB, Satkorlak PB Sulawesi Utara
keluar dengan ketinggian berkisar 50 - 125 m
dan Satlak PB (Kabupaten Minahasa dan Hal-79-
Kotamadya Tomohon) dalam memberikan
diperoleh hasil yang cukup signifikan. Saat ini
informasi tentang aktivitas G. Lokon.
secara visual teramati asap berwarna abu - abu tipis, tinggi asap berkisar 50-100 m dengan tekanan gas lemah. Kegempaan yang tercatat
Gunungapi Bromo, Jawa Timur Sejak tercatat adanya letusan tahun 1804,
didominasi oleh gempa tektonik, sedangkan
sudah terjadi setidaknya 53 kali letusan
gempa vulkanik jarang terekam, rata-rata 3 – 5
G.Bromo
kejadian/bulan.
dengan
interval
antar
letusan
terpendek 1 tahun dan terpanjang 16 tahun. Secara umum periode letusannya lebih dicirikan
Gunungapi Dukono, Maluku Utara
oleh aktivitas letusan yang berdurasi hanya 1
Kegiatan G. Dukono dalam minggu-
tahun. Pada umumnya letusan-letusan ini
minggu ini masih berstatus Waspada. Secara
berkarakter Stromboli yang produk letusannya
visual teramati hembusan asap berwarna putih
didominasi oleh endapan jatuhan piroklastik
tipis – kelabu, tinggi berkisar antara 25 - 450 m
dari produk letusan freatik. Setelah letusan
di atas puncak dan sinar api teramati samar-
freatik 8 Juni 2004, aktifitas vulkanik G. Bromo
samar.
mengalami peningkatan beberapa kali, terutama
Aktivitas kegempaan masih didominasi
dicerminkan oleh terekamnya Gempa Tremor
oleh Gempa Letusan. Gempa Tremor masih
Vulkanik menerus. Pada tanggal 5 September
terekam menerus dengan amplitudo maksimum
2006, PVMBG merubah status kegiatan G.
0.5 – 18 mm.
Bromo dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga) dengan terekamnya gempa Tremor
Gunungapi Ibu, Maluku Utara
amplitudo
G. Ibu secara administratif termasuk
maksimum mencapai 30 mm. Status tersebut
wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera
tidak bertahan lama, pada 16 September 2006
Barat, Propinsi Maluku Utara, pada posisi
diturunkan kembali menjadi Waspada hingga
geografi 1°29' Lintang Selatan dan 127°38'
kini.
Bujur Timur. Berdasarkan sejarah letusannya,
Vulkanik
menerus
dengan
Pengukuran deformasi dengan metode
G. Ibu diketahui meletus pertama kali pada
GPS (Global Positioning System) dilakukan
Agustus - September 1911 berupa letusan
beberapa kali. Pengukuran terakhir Maret 2007
eksplosif di kawah pusat. Letusan berikutnya
diperoleh lokasi sumber tekanan berada pada
terjadi pada Desember 1998 setelah 87 tahun
kedalaman 7 km di bawah kaldera (Kriswati,
beristirahat yang diakhiri dengan pembentukan
2007), sedangkan pengukuran dengan metode
sumbat lava pada dasar kawah bagian dalam.
EDM (Electronic Distance Measurement) tidak Hal-80-
Sejak 18 Januari 1999 kegempaan G. Ibu diamati dengan menggunakan sistem telemetri radio (RTS). Seismometer ditempatkan pada ketinggian 770 m berjarak 2 km sebelah barat daya
puncak
atau
pada
posisi
geografi
127°37.315’ BT & 01°30.23’ LU, sedangkan perekamnya
dioperasikan
Gamkonora.
Rekaman
di gempa
Pos G.
a
PGA Ibu
b
a) Kubah lava G. Ibu Desember 1998 b) Kubah lava G. Ibu September 2005
didominasi oleh gempa-gempa letusan, rata-rata 50 kejadian per-hari dengan amplitudo berkisar
Gunungapi Kerinci, Jambi
antara 5 - 40 mm dan interval antara letusan
G. Kerinci secara geografis berada pada
terpendek adalah 2 menit dan rata-rata interval
posisi 1°41,5' LS dan 101°16' BT dengan tinggi
adalah 15 menit. Apabila disesuaikan dengan
puncaknya 3800 m dpl, terletak dalam dua
pengamatan visual, maka gempa letusan yang
wilayah kabupaten dan dua propinsi, yaitu
beramplitudo >15 mm akan menghasilkan
Kabupaten
hembusan asap hingga melampaui bibir kawah
Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat.
Kerinci,
Propinsi
Jambi,
dan
dan bila kurang dari itu, kegiatan letusannya
G. Kerinci pada status Normal hampir selalu
hanya terbatas di dalam kawah (Kriswati,
mengeluarkan asap dari kawah, dengan warna
2005).
putih tipis dan ketinggian maksimum 300 m
Setelah letusan 1998 hingga sekarang
dari atas kawah. Sejak 9 September 2007 status
status G. Ibu berada pada Level 2 (Waspada).
kegiatan G. Kerinci dinaikan menjadi Waspada
Penentuan tingkat kegiatan ini atas dasar masih
(Level 2) karena asap hitam pekat teramati
terus terekamnya gempa letusan, selain itu
keluar dari kawah dengan ketinggian ±800 m,
didukung oleh pertumbuhan kubah lava di
namun
dalam kawah pusat.
Beberapa minggu terakhir hembusan asap teramati
setelahnya
berwarna
berangsur
putih
sedang
menurun.
dengan
ketinggian 50 – 300 m di atas puncak. Meskipun demikian status kegiatan G. Kerinci masih tetap pada level Waspada. Jumlah kegempaan sejak Januari - Maret 2008 tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Hanya kadang teramati gempa Kubah Lava G. Ibu Februari 2007 (Iyan Mulyana, 2007) Hal-81-
hembusan yang menerus dengan amplitudo
Daftar Pustaka
maksimum 1.5 mm.
Kriswati, E., dkk, 2005, Pemantauan Kegiatan
Sehubungan dengan status G. Kerinci berstatus Waspada (level 2), maka PVMBG merekomendasikan (PVMBG, 2008): 1. Masyarakat
di
sekitar
G. Ibu September 2005, PVMBG, tidak terbit Kriswati, E., 2007, Deformasi Gunungapi
G.Kerinci
dan
Bromo Pada Peningkatan Aktivitas
pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan
Vulkanik 2006 – 2007, PVMBG, belum
mendekati kawah G. Kerinci, atau dalam
terbit
radius 1 km dari kawah aktif. 2. Jika
terjadi
hujan
diharapkan
abu
masyarakat
Mulyana, I., 2007, Laporan Pemantauan cukup
deras,
Kegiatan
menggunakan
PVMBG
masker penutup hidung dan mulut, karena abu
vulkanik
yang
terhirup
dapat
mengganggu saluran pernapasan.
lapili,
bom
vulkanik)
hasil
letusan
G.Kerinci, perlu kiranya penduduk yang berada di sekitar lereng yang daerahnya dilalui aliran sungai yang berhulu di puncak harus tetap waspada terhadap ancaman bahaya sekunder yaitu berupa banjir lahar. Terutama apabila terjadi hujan lebat di sekitar puncak. 4. Masyarakat di sekitar G. Kerinci diharap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang letusan G. Kerinci. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana
Geologi
selalu
berkoordinasi dengan SATKORLAK PB dan
SATLAK
G.Kerinci.
PB
Masyarakat
tentang harap
aktivitas selalu
mengikuti arahan dari SATLAK PB dan SATKORLAK PB.
Hal-82-
Ibu
Februari
2007,
Mulyana, I., 2008, Laporan Singkat Peringatan Dini G. Talang Februari – Maret 2008, tidak terbit
3. Adanya penumpukan material lepas (abu,
G.