Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Keputusan Pembelian Pada Toserba Yogya Cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur Yuli Komalasari (11208327) Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Management, Universitas Gunadarma 2012
ABSTRAK Bauran Eceran merupakan sebuah langkah pemasaran bagi keberhasilan perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang produksi barang maupun jasa. Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur merupakan salah satu swalayan eceran yang bergerak dalam bidang jual beli barang yang perlu memperhatikan perilaku konsumen untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh bauran eceran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, personalia, promosi, dan presentasi terhadap keputusan pembelian pada Toserba Yogya Cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur di Pondok Bambu, Jakarta Timur. Teknik pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 125 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Teknik penetapan responden menggunakan teknik accidental sampling. Pada tahap analisis dilakukan Uji Validitas, Reliabilitas, Uji Conformatory Factor Analysis (CFA) dan Uji Asumsi Klasik. Aplikasi SPSS digunakan untuk membantu pengujian model ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel produk (X1), harga (X2), lokasi (X3), persoalia (X4), promosi (X5), dan presentasi (X6), memiliki pengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian. Dan secara parsial produk, harga, lokasi, personalia, promosi dan presentasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian. Variabel yang dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian pada Toserba Yogya Cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur adalah variabel harga (X2). Kata kunci : bauran eceran, perilaku konsumen, keputusan pembelian, pemasaran PENDAHULUAN Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sebuah perusahaan dikatakan berhasil menjalankan fungsinya apabila mampu menjual produknya pada konsumen dan memperoleh profit semaksimal mungkin. Untuk perusahaan yang berorientasi pada pasar, maka pada umumnya akan menghadapi masalah
dalam bidang pemasaran. Perkembangan bisnis eceran dalam pasar modern memberikan alternatif belanja yang menarik bagi konsumen. Pergeseran budaya berbelanja konsumen merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi perkembangan eceran dan pasar modern.Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian barang dan jasa. Toko serba atau toserba (department store) adalah salah satu bentuk usaha eceran yang merupakan suatu saran berbelanja dengan tawaran
berbagai jenis produk dari berbagai produsen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Adanya pesaing sejenis Toserba Yogya seperti TIP TOP dan GIANT akan mendorong persaingan dalam merebut pangsa pasar. Merebut dan mempertahankan konsumen agar tetap membeli produk merupakan jalan untuk tetap menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Merebut dan mempertahankan konsumen yang berarti melakukan berbagai pendekatan kepada konsumen untuk mengenal dan memahami berbagai perilaku, kebutuhan, dan keinginan konsumen. Toserba Yogya beserta pesaing sejenisnya yaitu TIP TOP dan GIANT di daerah Pondok Bambu, Jakarta Timur merupakan alternatif dalam berbelanja guna memenuhi kebutuhan konsumen di daerah Pondok Bambu, namun masingmasing pesaing memiliki perbedaan dari segi kelengkapan dan keragaman produk, harga yang ditawarkan, kenyamanan dan keamanan lokasi, pelayanan terhadap konsumen, jenis promosi yang ditawarkan sampai kepuasan didalam melakukan pembelian. Menurut hasil penelitian pra survei pada tanggal 10 Mei 2012 dengan 50 sampel konsumen yang diambil, menyatakan bahwa sebagian besar diantara mereka lebih banyak memilih Toserba Yogya sebagai tempat alternatif mereka berbelanja dibandingkan TIP TOP dan GIANT. Dengan jumlah presentasi sebagai berikut :
Persentase Konsumen GIANT 20% TIP TOP 38%
YOGYA 42%
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah bauran eceran yang ada di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. Untuk itu pada penelitian ini penulis mengambil judul “Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Keputusan Pembelian Pada Toserba Yogya Cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur”. Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui apakah ada pengaruh secara simultan dari bauran eceran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, personalia, promosi dan presentasi terhadap keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. 2. Mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial dari bauran eceran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, personalia, promosi dan presentasi terhadap keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. 3. Mengetahui variabel bauran eceran manakah yang dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. Metode Analisis Data a. Uji Validitas Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid jika
mampu mengukur yang diinginkan, serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud, Arikunto (2006:168). Jika nilai r 0,60 maka instrumen tersebut dapat dikatakan valid dan apabila nilai r 0,60 maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid. Dwi Priyanto (2010:91), menyatakan jika nilai Corrected ItemTotal Correlation > r tabel maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan apabila nilai Corrected ItemTotal Correlation < r tabel maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan tidak valid. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik, Arikunto (2006: 178). Menurut Solimun (2002:7) mengatakan suatu uji instrumen dikatakan reliabel manakala memenuhi standar koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,6 ( 0,6).
dinyatakan valid dan apabila angka MSA < 0,5 pada sumbu diagonal anti image correlation pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid. d.
Uji Asumsi Klasik Uji multikolinearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar peubah bebas. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara peubah bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (variance inflaction factor). Santoso (2002:112) . Pedoman suatu model yang bebas multikolinearitas yaitu mempunyai nilai VIF ≤ 4 atau 5.
b.
c.
Uji Conformatory Factor Analysis (CFA) Uji Conformatory Factor Analysis (CFA) digunakan untuk mengetahui kesahihan dari seluruh variabel. Variabel tersebut akan dianggap valid jika angka KMO MSA > 0,5 dan signifikansi < 5% maka instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian dan apabila angka KMO MSA < 0,5 dan signifikansi > 5% maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid atau dianggap valid jika angka MSA > 0,5 pada sumbu diagonal anti image correlation pertanyaan tersebut
Uji autokorelasi Tujuannya untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terjadi autokorelasi. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi. Ghozali (2005:95). Menurut Singgih (2002:219), untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, melalui metode tabel Durbin-Watson yang dapat dilakukan melalui program SPSS, dimana secara umum dapat diambil patokan yaitu: o Jika angka D-W dibawah -2, berarti autokorelsi positif; o Jika angka D-W diatas +2, berarti autokorelasi negatif; o Jika angka D-W diantara -2 sampai dengan +2, berarti tidak ada autokorelasi;
Uji heteroskedastisitas Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolut residual hasil regresi dengan semua variabel bebas. Bila signifkansi hasil korelasi lebih kecil dari 0.05 (5%) maka persamaan regresi tersebut mengandung heteroskedastisitas dan sebaliknya berarti non heteroskedastisitas atau homoskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolut residual hasil regresi dengan semua variabel bebas.
Uji normalitas Uji normalitas adalah pengujian dalam sebuah model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Santoso (2002 : 212). Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi dari hasil uji KolmogorovSmirnov ≥ 0,05, maka terdistribusi normal dan sebaliknya terdistribusi tidak normal. e.
Pengujian Hipotesis Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, mengunakan uji masing–masing koefisien regresi variabel bebas apakah mempunyai pengaruh yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikat, Sugiyono (2005: 223). Langkah-
langkah yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah : Langkah – langkah untuk Uji t adalah : Perumusan Hipotesis = Produk secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. = Harga secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. = Lokasi secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. = Personalia secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. = Promosi secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. = Presentasi secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. Menentukan Nilai Kritis dengan level of signifikan = 5% Penentuan kriteria penerimaan dan penolakan. maka diterima dan ditolak, itu berarti tidak ada pengaruh secara parsial yang bermakna dari variabel X dan Y. maka ditolak dan diterima, itu berarti ada pengaruh secara parsial yang bermakna dari variabel X dan Y.
Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan koefisien variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. (Menggunakan program SPSS) Langkah-langkah uji F atau uji simultan adalah : Perumusan Hipotesis = Seluruh bauran eceran secara nyata tidak mempengaruhi keputusan pembelian. = Seluruh bauran eceran secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian. Nilai kritis distribusi F dengan level of signifikan = 5% Penentuan kriteria penerimaan dan penolakan. maka diterima dan ditolak, itu berarti tidak mempengaruhi terhadap variabel X dan Y. maka ditolak dan diterima, itu berarti mempengaruhi terhadap variabel X dan Y. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Regresi Linier Berganda Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17.0 adalah sebagai berikut : Tabel 1 Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda Stand Unstandar ardize dized d Coefficien Coeffi ts cients Std. Model B Error Beta t Sig.
1 (Co 2.52 1.08 3.752 .012 nst 9 1 ant ) X1 .221 .125 .368 3.790 .000 X2 .499 .071 .480 2.998 .002 X3 .384 .095 .454 3.523 .000 X4 .369 .088 .420 2.983 .003 X5 .255 .124 .390 2.866 .000 X6 .191 .049 .289 2.654 .000 a. Dependent Variable: Y Sumber : Data Primer yang Diolah SPSS 17.0 Dari hasil output diatas, dapat dibuat model persamaan regresi dalam bentuk persamaan regresi standardized sebagai berikut : Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + b5 x5 + b6 x6 + b7 x7 Y = 2,529 + 0,221 + 0,499 + 0 4 + 0,369 4 + 0,255 5 + 0,191 Dimana : Y = Keputusan Pembelian a = Angka konstan dari Unstandardized Coefficient yang dalam penelitian ini adalah sebesar 2,529 X1= Produk X2= Harga X3= Lokasi X4= Personalia X5= Promosi X6= Presentasi b1,b2,b3,b4= Koefisien regresi b.
Analisis Korelasi Berganda (R) Berikut adalah hasil analisis korelasi berganda dengan program SPSS 17.0. Tabel 2 Hasil Analisis Korelasi Ganda Model Summaryb
Mo del R 1
Adju Std. sted Error of R R the Squa Squa Estimat Durbinre re e Watson
.851a .725 .711
.872
1.695
a. Predictors: (Constant), X6, X5, X2, X3, X4, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber : Data Primer yang Diolah SPSS 17.0 Dari hasil output diatas dapat dilihat bahwa hasil R diperoleh sebesar 0.851. maka dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara variabel Produk, Harga, Lokasi, Personalia, Promosi dan Presentasi terhadap Keputusan Pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. Analisis Determinasi (R2) Berikut adalah hasil analisis determinasi dengan program SPSS 17.0. Tabel 3 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) Adjust Std. R ed R Error of Mod Squa Squar the Durbinel R re e Estimate Watson
terikat, artinya besarnya pengaruh variabel bebas yaitu produk(X ), harga 1
(X ), 2
lokasi
promosi
(X ) 5
3
dan
personalia(X ), 4
presentasi
(X ) 6
terhadap perubahan variabel terikat keputusan pembelian (Y), dan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini adalah 72,5%. Sedangkan sisanya yaitu 27,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian. Analisis Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Berikut hasil uji t test dengan menggunakan program SPSS 17.0. Tabel 4 Hasil Analisis Koefisien Regresi Secara Parsial Standa rdized Unstandardize Coeffi d Coefficients cients
c.
1 .851a .725 .711 .872 1.695 a. Predictors: (Constant), X6, X5, X2, X3, X4, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber : Data Primer yang Diolah SPSS 17.0 Dari hasil output diatas dapat dilihat bahwa hasil Koefisien determinan ( ) sebesar 0, 725 atau 72,5%, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar presentase pengaruh variabel bebas terhadap perubahan variabel
(X ),
Model 1
B
(Cons 2.52 tant) 9
Std. Error
Beta
t
Sig.
1.081
3.75 .012 2
X1
.221
.125
.368 3.79 .000 0
X2
.499
.071
.480 2.99 .002 8
X3
.384
.095
.454 3.52 .000 3
X4
.369
.088
.420 2.98 .003 3
X5
.255
.124
.390 2.86 .000 6
X6
.191
.049
.289 2.65 .000 4
a. Dependent Variable: Y Sumber : Data Primer yang Diolah SPSS 17.0
Dari hasil output diatas dapat dilihat bahwa masing nilai t hitungnya yaitu sebesar 3.752; 3.790; 2.998; 3.523; 2.983; 2.866; 2.654. Nilai t tabel dicari pada tabel Coefficient melalui pengujian hipotesis dan kemudian dibandingkan dengan t yaitu dengan tabel
N = jumlah sample 5 dan dengan α = 0,05 maka didapat t sebesar 1,979. tabel
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa variabel Produk (X1), Harga (X2), Lokasi (X3), Personalia (X4) Promosi (X5), Presentasi (X6), Sumber Daya Manusia (X7) memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap Keputusan Pembelian (Y) pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. Analisis Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) Hasil perhitungan untuk uji koefisien regresi secara simultan atau bersama-sama (Uji F) dengan menggunakan program SPSS 17.0 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5 Hasil Analisis Koefisien Secara Simultan ANOVAb
Model 1 Regr essio n
Sum of Mean Squar Squar es Df e F Sig. 65.44 2
6 10.90 8.90 .000 a 7 4
Resid 144.5 118 1.225 ual 50 Total 209.9 124 92 a. Predictors: (Constant), X6, X5, X2, X3, X4, X1
ANOVAb
Model 1 Regr essio n
Sum of Mean Squar Squar es Df e F Sig. 65.44 2
6 10.90 8.90 .000 a 7 4
Resid 144.5 118 1.225 ual 50 Total 209.9 124 92 a. Predictors: (Constant), X6, X5, X2, X3, X4, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber : Data Primer yang Diolah SPSS 17.0 Dari hasil perhitungan uji F, dapat dilihat bahwa F 8,904 dan F hitung
tabel
dengan (df = jumlah variabel – 1 = 7 – 1
1 = 6) dan (df = n – k – 1 = 125 – 6 – 1 2
= 118) untuk taraf 5% didapat 4,268, berarti F ≥F . Dan dengan nilai hitung
tabel
p = 0,000 ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya Bauran eceran yang terdiri dari produk ( ), harga ( ), lokasi ( ), personalia ( ), promosi ( ), presentasi ( ) memiliki pengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. Pembahasan Hasil analisis diatas merupakan data primer yang diperoleh dari pengumpulan kuesioner yang dilakukan oleh peneliti kepada 125 responden yang pernah melakukan pemebelian di Toserba Yogya Kemudian, hasil kuesioner tersebut dianalisis dengan bantuan program SPSS 17.0. Dan dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa keenam variabel bebas, yaitu Produk, Harga, Lokasi, Personalia, Promosi, dan Presentasi ternyata memiliki pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun secara simultan atau bersamasama terhadap keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. Variabel produk memiliki distribusi rata-rata jawaban responden yang tertinggi dan terendah. Jumlah persediaan produk yang ada (X1.3), dengan rata-rata 3,56. Hal ini menunjukkan bahwa produk yang tersedia di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur dapat memenuhi kebutuhan para konsumen yang melakukan pembelian. Terbukti setelah konsumen melakukan pembelian di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur konsumen mendapatkan barang yang diperlukan. Hal ini pada akhirnya akan menjadikan konsumen puas. Oleh karena itu Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur harus mempertahankannya agar konsumen lebih sering melakukan pembelian. Item jenis produk yang ditawarkan (X1.1) dan jumlah merek produk yang tersedia (X1.2) dengan rata-rata 3,44 dan 3,42. Hal ini menunjukkan bahwa jenis produk dan jumlah merek produk yang ada di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur kurang lengkap dan belum memuaskan para konsumen. Oleh karena itu, Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur harus mencari solusi terhadap permasalahan ini dengan cara lebih memperbanyak jenis produk yang ditawarkan dan melengkapi merek produk yang belum ada. Variabel harga, memiliki distribusi rata-rata tertinggi jawaban responden terletak pada item harga produk sesuai dengan yang diinginkan
(X2.1) dengan rata-rata 3,55. Hal ini menunjukkan bahwa harga setiap produk di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur telah menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian. Ini terbukti bahwa konsumen setelah melakukan pembelian produk merasa harga yang ada sesuai dengan kemampuan membelinya. Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur harus mempertahankan kondisi seperti ini agar menjadikan konsumen lebih sering melakukan pembelian produk di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. Sedangkan distribusi rata-rata terendah jawaban responden terletak pada item perbedaan harga dengan swalayan lain (X2.4) dengan rata-rata 2,75. Hal ini menunjukkan bahwa harga produk di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur dengan departement store lain tidak mempengaruhi konsumen untuk memutuskan membeli di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika harga produk di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur lebih berani bersaing dengan swalayan lain. Variabel lokasi, memiliki distribusi rata-rata tertinggi jawaban responden terletak pada lokasi atau tempat yang mudah dijangkau (X3.3) dengan rata-rata 3,37. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur sangat strategis. Ini terbukti konsumen untuk menjangkau Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur tidak sulit karena letaknya yang dipinggir jalan raya, baik dengan kendaraan umum ataupun pribadi bisa dengan mudah. Sedangkan distribusi rata-rata terendah jawaban responden terletak pada item sarana tempat parkir yang memadai (X3.2) dengan rata-rata
3,10. Hal ini menunjukkan bahwa sarana tempat parkir di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur kurang luas sehingga konsumen merasa sulit untuk memarkir kendaraannya karena keterbatasan ruang parkir. Oleh karena itu, Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur hendaknya memperluas sarana tempat parkir agar konsumen yang membawa kendaraan dapat memarkir kendaraannya dengan leluasa. Variabel personalia memiliki distribusi rata-rata tertinggi jawaban responden terletak pada item ketanggapan pramuniaga yang cepat didalam membantu konsumen (X4.3) dengan rata-rata 3,74. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pramuniaga konsumen merasa terbantu dalam menentukan keputusan pembelian di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. Sedangkan distribusi rata-rata terendah jawaban responden terletak pada item proses pelayanan di kasir yang cepat (X4.2) dengan rata-rata rendah 3,39. Hal ini menunjukkan bahwa proses pelayanan di kasir Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur masih kurang. Konsumen akan merasa puas apabila proses pelayanan di kasir cepat. Variabel promosi memiliki distribusi rata-rata tertinggi jawaban responden terletak pada item mengetahui toko melalui media cetak dan media elektronik (X5.1) dengan rata-rata 3,52. Hal ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur lewat media cetak dan media elektronik sangat membantu konsumen untuk mengetahui keberadaan Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. Sedangkan distribusi rata-rata terendah jawaban responden terletak pada item program undian berhadiah
(X5.3) dengan rata-rata 3,38. Hal ini menunjukkan bahwa program undian berhadiah yang dilakukan Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur kurang efektif untuk mempromosikan keberadaan Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. Variabel presentasi memiliki distribusi rata-rata tertinggi jawaban responden terletak pada item sirkulasi dalam toko yang memudahkan bergerak (X6.4) dengan rata-rata 3,74. Hal ini menunjukkan bahwa sirkulasi dalam toko di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur sangat efektif untuk membuat konsumen betah berlama-lama di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. Sedangkan distribusi rata-rata terendah jawaban responden terletak pada item penempatan barang mudah dicari (X6.3) dengan rata-rata 2,91. Hal ini menunjukkan penempatan barang di Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur kurang efektif dan efisien bagi konsumen didalam mendapatkan produk yang dibutuhkan. Hasil penelitian juga diketahui bahwa variabel bebas yang dominan mempengaruhi variabel terikat adalah variabel harga (X2), yaitu memiliki kontribusi sebesar 48,0%, kemudian Variabel lokasi (X3) sebesar 45,4%, kemudian Variabel personalia (X4) sebesar 42,0%, kemudian variabel promosi (X5) sebesar 39,0%, kemudian variabel produk (X1) sebesar 36,8% dan Variabel presentasi (X6) sebesar 28,9%. PENUTUP Simpulan Kesimpulan dari hasil penelitian pengaruh bauran eceran terhadap keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur di Pondok Bambu, Jakarta Timur adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
= Produk secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian. = Harga secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian. = Lokasi secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian. = Personalia secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian. = Promosi secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian. = Presentasi secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian. = Seluruh bauran eceran secara nyata mempengaruhi keputusan pembelian.
Saran 1. Sehubungan dengan bauran eceran yang Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur jalankan selama ini, maka penelitian yang berhubungan dengan perilaku konsumen khususnya mengenai pengaruh bauran eceran terhadap pengambilan keputusan pembelian sekiranya dapat dijadikan acuan dalam mengambil kebijakan toserba. 2. Bauran eceran yang selama ini dinilai positif oleh konsumen seperti: produk, harga, lokasi, personalia, promosi, dan presentasi harus selalu di tingkatkan untuk lebih mempengaruhi keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. 3. Sedangkan item bauran eceran yang kurang mampu mempengaruhi konsumen untuk
mengambil keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur seperti: jumlah merek produk yang tersedia, perbedaan harga dengan toserba lain, sarana tempat parkir yang memadai, proses pelayanan di kasir yang cepat, program undian berhadiah, penempatan barang mudah dicari harus lebih ditingkatkan untuk lebih mempengaruhi keputusan pembelian pada Toserba Yogya cabang Pondok Bambu, Jakarta Timur. DAFTAR PUSTAKA Bilson, Simamora. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitable. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Bob,
F., 0 0, “Analisa Bauran Penjualan Ritel (Retailing Mix) Departement Store Di DKI Jakarta”, Jurnal ISBN 978-60297752-1-1.
Dahmiri, 009, “Pengaruh Bauran Penjualan Eceran (Retailing Mix) Terhadap Citra Department Store (Studi Pada Ramayana Department Store Kota Jambi)”, Jurnal Manajemen Pemasaran Modern, 1 (1), hal 7-18. Djasalim, Saladin And Yevis, Marty. 2002. Intisari Pemasaran dan Unsur Pemasaran. Jakarta : Linda Karya. Farid, H., 2008, “Pengaruh Bauran Ritel Terhadap Citra Toko (Studi Pada Persepsi Konsumen Matahari Department Store Tunjungan Plaza Surabaya)”, Skripsi Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri, Surabaya (tidak dipublikasikan). Fauzan, S., 2008, “Pengaruh Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Pada Alfamart Di Jl. Gajayana Malang”, Skripsi Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri, Malang (tidak dipublikasikan). Hatane, S., 2007, “Perilaku Dan Keputusan Pembelian Konsumen Restoran Melalui Stimulus 50% Discount Di Surabaya”, Jurnal Manajemen Pemasaran, 2 (2), hal 73-80. Hendri Ma’ruf, 00 . Pemasaran Ritel. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Hendri, S., dan Sumanto, R., A., 2010, “Analisis Marketing Mi -7P (Product, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process, Dan Physical Evidence) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta Di Surabaya”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 1 (2), hal. 216-228. Hussein Umar, 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Terjemahan : Hendra Teguh, Ronny A. Rusli dan Benjamin Molan. Edisi Millenium. Jakarta : PT. Indeks. Kotler, Philip And Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta : Erlangga. Lamb, Charlesh W. Joseph F. Hair, dan Carl Mc Danield, 2001.
Marketing, Terjemahan oleh David Octarevia, Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Empat.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2002. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi, Bandung : Refika Aditama. Nasir, I., 2009, “Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang”, Skripsi Universitas Sriwijaya, Palembang (tidak dipublikasikan). Nic, S., T., 2010, “ etail Mi es in Diverse Retail Formats For Involvement Needs and Customer Loyalty”, ANZMAC, University of Stellenbosch. Sri, R., T., A., dan Agustinus, P., 2006, “Analisis Pengaruh etail Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen Toko Grosir X Semarang)”, Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, 3(2), hal 171-193. Sopiah dan Syihabudhin, Manajemen Bisnis Yogyakarta : Andi. Sugiyono. 2005. Statistik Penelitian. Bandung : Alfabeta.
2008. Retail. Untuk
Wen, C., W., 009, “A Study of Customer Loyalty Management in Chinese etail Supermarket”, International Journal of Business and Management, Vol. 4, No. 11.