Pendahuluan Usaha yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus memenangkan persaingan perusahaan harus mempersiapkan strategi pemasaran yang tepat untuk produknya. Produk yang ditawarkan di pasar harus mendapat perhatian untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi agar memenuhi keinginan dan kebutuhan (Rendy, 2001). Konsumen akan berusaha memenuhi kebutuhannya serta mencari manfaat tertentu dari suatu produk, konsumen akan mempertimbangkan produk mana yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhan serta memberikan manfaat yang diperlukan. Desain dari suatu produk sangat berpengaruh bagi konsumen dalam memilih suatu produk (Christine, 1998). Desain produk merupakan suatu hal yang melekat dan menyertai produk tersebut, desain meliputi merek, model, bentuk, warna, fitur yang terdapat di dalam produk dan sebagainya. Desain sangat penting bagi konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap suatu produk, semakin baik desain suatu produk maka produk akan semakin baik dimata konsumen sehingga konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut. Sepeda motor merupakan salah satu alat bepergian dari satu tempat ke tempat lain secara mudah, irit, luwes, danefisien, dan lain sebagainya. Sepeda motor menjadi satu-satunya harapan untuk memiliki alat transportasi darat pribadi yang sesuai dengan kemampuan ekonomi. Mobil yang mempunyai harga jual dan biaya operasional mahal serasa tidak mungkin terjangkau oleh rakyat ekonomi menengah kebawah.
1
Yamaha merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam sektor otomotif, khusunya roda dua. Banyaknya persaingan dari perusahaan yang menghasilkan produk sejenis membuat persaingan semakin ketat. Oleh karena itu Yamaha perlu melakukan strategi pemasaran yang tepat sehingga bisa meningkatkan pembelian konsumen pada produk tersebut. Desain yang ditawarkan perusahaan–perusahaan pesaing lainnya tidak kalah hebat dengan Yamaha, seperti halnya Honda yang terkenal irit, Suzuki terkenal dengan kecepatan motor bebek sekelasnya, Kawasaki yang memiliki keunggulan di desain motornya, Yamaha juga dirancang dengan desain yang baik serta berbahan bakar irit, juga kelebihan pada kecepatannya, akselerasi serta banyak pilihan bagi pengguna pria dan wanita. Tidak hanya itu Yamaha juga mempunyai kelebihan lain yaitu suku cadang yang murah, desain, nilai jual, fasilitas servis yang diberikan, ketersediaan dealer di berbagai tempat di Indonesia sehingga memudahkan untuk melakukan kunjungan.
Tabel 1.Penjualan sepeda motor pada 2009 anggota AISI berdasarkan merek dan kategori Merek
Bebek
Skuter
Sport
Total
Honda
1.659.764
861.740
182.593
2.704.097
Yamaha
1.217.274
1.237.302
220.316
2.674.892
Suzuki
291.947
119.612
26.599
438.158
Kawasaki
16.187
-
45.030
61.217
Kanzen
3.413
-
-
3.143
Total
3.188.585
2.218.654
474.538
5.881.777
Presentase
54,21
37,72
8,07
100
Sumber :(motorplus-online.com) AISI tahun 2009
2
Dari data tabel penjualan diatas terjadi persaingan yang ketat antara Honda dan Yamaha terbukti Honda memang lebih unggul disektor pasar sepeda motor jenis bebek, namun tidak pada tipe skuter dan sport. Yamaha bisa mengungguli pada skuter dengan angka jual 1.237.302 dan tipe sport dengan angka jual 220.316. Yamaha
menjawab
kebutuhan
transportasi
konsumen
dengan
mengeluarkan varian baru untuk menenuhi kebutuhan konsumen dengan Yamaha Mio fino. sepeda motor matik dengan desain retro, yang sebelumnya sudah diluncurkan Honda dengan Honda Scoppy. Sepeda motor Yamaha Fino ini mempunyai bentuk yang hampir mirip dengan pesaingnya Honda Scoppy, namun sebenarnya Yamaha Mio Fino lebih dulu diluncurkan di Thailand pada tahun 2005, sedangkan Honda Scoppy pada tahun 2009. Akan tetapi Yamaha Mio Fino baru diluncurkan di Indonesia pada bulan Februari 2012. Varian yang diluncurkan Yamaha Fino ada tiga varian yaitu; mio Fino Classis, Mio Fino Trendy, Mio Fino Sporty yang masing-masing mempunyai perbedaan pada desain striping bodi. (motorplus-online.com)
Spesifikasi Yamaha Mio Fino terbaru Yamaha MIO Fino sudah dilengkapi Automatic Headlight On (AHO), fuel meter, speedometer, front pocket, CTV engine, dan tail light. Adapun dapur pacunya, Mio Fino dipersenjatai tipe mesin 4-langkah, 2 valve, SOHC, berpendingin kipas, dan berkapasitas 113 cc. Mesin ini mampu melontarkan tenaga hingga 8,35 PS di putaran 8.000 rpm dengan torsi puncak mencapai 7,84
3
Nm di 7.000 rpm. Sementara itu, konsumsi bahan bakarnya diklaim mampu hingga 40 kilometer/liter. Mio Fino belum mengadopsi sistem injeksi, dan masih mengandalkan sistem karburator. (motorplus-online.com)Y Panjang x lebar x tinggi
= 1.830 x 705 x 1.050 mm
Jarak sumbu roda
= 1.240 mm
Jarak terendah ke tanah
= 125 mm
Berat kosong
= 94 kg
Tipe rangka
= Steel pipe underbone
Tipe suspensi depan
= Teleskopik
Tipe suspensi belakang
=Lengan ayun dengan peredam kejuttunggal
Ukuran ban depan
= 70/90 - 14M/C 34P
Ukuran ban belakang
= 89/90 - 14M/C 40P
Rem depan
= Cakram hidraulis
Rem belakang
= Tromol
Kapasitas tangki bahan bakar
= 4,1 liter
Tipe mesin
= 4 Langkah, SOHC
Diameter x langkah
= 50,0 x 57,9 mm
Volume langkah
= 113,7 cc
Perbandingan kompresi
= 8,8 : 1
Daya maksimum
= 8,35 PS/8.000 rpm
Torsmi aksimum
= 7,84 Nm/7.000 rpm
Kapasitas minyak pelumas mesin = Total: 0,9 liter dan 0,8 liter pergantian periodik
4
Kopling otomatis
= otomatis, sentrifugal, tipe kering
Gigi transmisi
= CVT Otomatis
Starter
= Pedal dan elektrik
Aki
=YTZ4V (MF battery)/GTZ4V (MF battery)
Busi
= C7HSA (NGK)/U22 FS-U (DENSO)
Sistem pengapian
= DC-CDI, Baterai
Berikut adalah foto Yamaha MIO Fino (motorplus-online.com) Masalah Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan adalahpengaruh desain produk terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Yamaha MIO Fino. Persoalan Penelitian Masalah penelitian harus dikaji dengan lebih mendalam melalui persoalan penelitian. Persoalan yang muncul dari masalah penelitian adalah: 1. Seberapa baik konsumen tentang desain sepeda motor Yamaha MIO FINO? 2. Seberapa rasional keputusan pembelian sepeda motor yamaha MIO FINO? 3. Seberapa kuat pengaruh desain sepeda motor yamaha MIO FINO terhadap keputusan pembelian?
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
5
1. Untuk mengetahui desain produk yang bagaimana yang dipertimbangkan oleh konsumen sewaktu akan membeli sepeda motor Yamaha MIO Fino 2. Untuk mengetahui apakah desain produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha MIO Fino.
6
LANDASAN TEORI Pemilihan konsep merupakan hal yang paling relevan dengan pokok masalah yang diteliti merupakan suatu titik tolak kerangka kerja penelitian. Konsep berguna dalam memahami masalah penelitian dan melakukan analisis pada penelitian. Konsep adalah simbol yang digunakan untuk mengatasi fenomenon (Prasetijo & Ihalauw, 2005) suatu konsep muncul karena dibentuk oleh 3 unsur yang harus dipenuhi yaitu symbol, makna, dan obyek atau peristiwa. Makna dari suatu simbol yang digunakan dalam konsep dinyatakan melalui defined concept. Konsep yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah konsep tentang desain produk, konsep perilaku konsumen, konsep keputusan pembelian, dan konsep merek. Konsep dan Definisi Konsep Desain Produk Desain Produk adalah totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu menurut yang diisyaratkan pelanggan (Kotler, 2001 : 353). Definisi desain Produk diadopsi dari definisi desain Industri, Perhimpunan Desainer Industri Amerika (IDSA) dalam buku perancangan dan pengembangan produk (Ulrich, 2001: 200). Mendefinisikan sebagai suatu tahap dalam menciptakan serta mengembangkan konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi-fungsi, nilai dan penampilan produk. Dengandemikiandesainprodukdapatdiartikansebagaifiturproduk
yang
secarakeseluruhanberpengaruhterhadappenampilan,
7
fungsidannilaiproduksebagaimanadiisyaratkankonsumen.Dengan
demikian,
desain produk dapat diartikan sebagai fitur produk yang secara keseluruhan berpengaruh terhadap penampilan, fungsi dan nilai produk sebagaimana diisyaratkan konsumen. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah mengidentifikasi bagaimana para konsumen membuat keputusan pembelian dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran secara keseluruhan (Mowen, 2001: 44). Pengertian keputusan pembelian menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Pengenalan Kebutuhan Menurut Angel, Blackwell Miniard (2003:31) pada tahap ini konsumen mengekspresikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. pada tahap ini konsumen merasakan kondisi aktual yang berbeda dengan keadaan yang diinginkan, hal ini membuat konsumen mengenali kebutuhannya. Misalnya: pada saat kebutuhan mobilitas konsumen yang tinggi, konsumen mulai mengenali kebutuhunnya yaitu sepeda motor.
8
Pencarian Informasi Pada tahap ini konsumen mencari informasi yang disimpan dalam ingatan (pencarian internal), misalnya: dari pengalaman pribadi atau ingatan konsumen akan suatu hal yang relevan dengan kebutuhannya. Konsumen juga mendapatkan informasi relevan dari lingkungan sekitarnya (pencarian Eksternal), misalnya: iklan, pengalaman dari teman dekat, pendapat masyarakat. Pengevaluasian Alternatif Tahap dari keputusan membeli adalah ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek yang menjadi alternatif. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai konsumen, namun pendapat orang lain mengenai harga, merek, serta harga dan manfaat produk yang diharapkan konsumen juga menambah niat untuk membeli. Perilaku Setelah Pembelian Tahap dari keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan rasa puas atau tidak puas. Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan pembelian adalah : (Prasetijo dan Ihalauw, 2005).
9
Sudut Pandang Ekonomis Pandangan ini melihat konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional. Ini berarti bahwa konsumen harus mengetahui semua alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatif yang ditentukan, dilihat dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasi satu alternatif yang terbaik. Sudut Pandang Pasif Sudut
pandang
ini
berlawanan
dengan
sudut
pandang
ekonomis.Pandangan ini mengatakan bahwa konsumen pada dasarnya pasrah kepada kepentingannya sendiri dan menerima secara pasif usaha – usaha promosi dari para pemasar. Konsumen dianggap sebagai pembeli yang impulsif dan irasional. Kelemahan pandangan ini adalah bahwa pandangan ini tidak mempertimbangkan kenyataan bahwa konsumen memainkan peranan penting dalam setiap pembelian yang mereka lakukan, baik dalam hal mencari informasi tentang berbagai alternatif produk, maupun dalam menyeleksi produk yang dianggap akan memberikan kepuasan terbesar. Sudut Pandang Kognitif Menurut pandangan ini, konsumen merupakan pengolah informasi yang senantiasa mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolahan informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, selanjutnya terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk.
10
Sudut Pandang Emosional Pandangan ini menekankan emosi sebagai pendorong utama sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme merupakan salah satu bukti bahwa seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Perasaan dan suasana hati sangat berperan dalam pembelian yang emosional. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : Desain Produk tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen. H1 : Desain Produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan Pembelian konsumen. Kaitan Desain Produk dengan Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Yamaha Dalam mencapai tujuan yang berorientasi pada tingkat keputusan pembelian konsumen, pemilihan desain produk sangat penting diperhatikan bagi konsumen. Setiap perusahaan mempunyai variasi desain tersendiri dari desaindesain yang diberikan pesaing lainnya. Sehingga perusahaan berusaha untuk melakukan strategi yang tepat dengan meningkatkan atribut produk, dengan harapan keinginan dan kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Desain sangat penting bagi konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap suatu produk,
11
semakin baik desain suatu produk maka produk akan semakin baik dimata konsumen sehingga konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut. Sehingga hal ini berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen. Semakin baik desain produk akan semakin tinggi keputusan pembelian konsumen terhadap sepeda motor merek Yamaha Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1 : Desain produk berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Yamaha Model Penelitian
Desain Produk
Keputusan Pembelian
12
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi adalah pengguna dari produk Motor Matic Yamaha Mio Fino. Metode sampling yang digunakan adalah non probability sampling, dengan teknik convinience sampling. Metode ini merupakan prosedur sampling yang memilih sample dari orang atau unit yang paling mudah dijumpai atau diakses (Santoso & Tjiptono, 2001 : 90). Supramono & Haryanto (2005) menyatakan jumlah sampel minimum yaitu 100 responden, yang sudah mewakili populasi yang cukup besar dan mengurangi terjadinya error, karena tidak diketahuinya jumlah populasi sesungguhnya. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditetapkan adalah 100. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui penelitian lapangan dan diolah sendiri (Supramono & Haryanto, 2005).Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada pengguna sepeda motor matic, di bengkel Yamaha dan Honda wilayah salatiga dengan menanyakan terlebih dahulu apakah responden mengetahui tentang sepeda motor Yamaha Mio Fino, yang terdiri dari beberapa pertanyaan sebagai instrumen pengumpul data. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan sistem pertanyaan tertutup yaitu bentuk pertanyaan yang disertai atau dilengkapi dengan alternatif jawaban dan responden dapat memilih salah satu dari alternatif atau kategori jawaban.
13
Pengukuran Variabel Tabel 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Desain Produk (Ulrich, 2001:200) Variabel Definisi
Indikator Empirik
Penguku
Operasional Desain
Fitur produk 1. DayaTarik bentuk lampu utama danmampu member Ordinal
Produk
secara
penerangan yang diperlukan 2. Dayatarikbentuk spedometer retro dengan 2 meter kontrol:
keseluruhan berpengaruh
bensin
kecepatan
yang
mampumenampilkansekaligusindikatorkecepatandanisibensin di tangki
terhadap
3. penampilan, fungsi
dan
Dayatarikfungsikunci
yang menyatusebagai
kontak,
pengaman , serta pembuka jok
dan 4. Dayatarikbentuk lampu belakang dan mampu member
nilai produk
tandadenganjelas 5. Dayatarik striping bodi Yamaha MIO Fino yang
sebagaimana diisyaratkan konsumen.
memperindahtampilan 6. Dayatarikpilihanwarna 7. Dayatarikbentuksadelsehingganyamandiduduki 8.
Dayatarikpenempatan
rem
tangansehinggamempermudahpengeremandenganaman
Tabel 3. Definisi Operaasional dan Pengukuran Variabel Keputusan Pembelian Variabel
Definisi Operasional
Indikator Empirik
Pengukuran
14
Keputusan Mengidentifikasi
1. Apakah harga yang Ordinal
Pembelian bagaimana konsumen keputusan
para dibayar sepadan dengan membuat kualitas yangdiberikan pembelian 2. Apakah Yamaha Mio
dalam
rangka Fino
mengembangkan strategi
memiliki
daya
tarikdesain yang kuat
pemasaran 3. Apakah anda telah
secara keseluruhan.
memperoleh yang
cukup
informasi tentang
Yamaha MIO Fino 4. Apakah sangat ingin memiliki Yamaha MIO Fino
(Mowen, 2001:44) Uji Validitas dan Realibilitas Validitas dan reliabilitas diperoleh dari uji coba kuesioner untuk memperoleh informasi mengenai kualitas instrumen yang digunakan, yaitu informasi mengenai sudah atau belumnya instrumen yang bersangkutan memenuhi persyaratan sebagai alat pengumpul data. Kuesioner dapat dikatakan memenuhi persyaratan apabila instrumen-instrumen dalam kuesioner tersebut valid dan reliabel. Uji Validitas
15
Uji validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Ghozali;2005). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Dalam uji validitas digunakan perhitungan Product Moment dan dibandingkan dengan r kritisnya. Keterangan : Rxy = koefisien korelasi (r hitung) X = instrumen indikator Y = variabel yang bersangkutan N = jumlah Angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka tabel korelasi pada baris N dengan taraf signifikansi 5 %. Apabila r hitung > r tabel korelasi antara butir dengan skor total (pada taraf signifikasi 5 %), maka pertanyaan yang digunakan tersebut valid. Sebaliknya, apabila r hitung < r tabel korelasi antara butir dengan skor total (pada taraf signifikasi 5 %), maka pertanyaan yang digunakan tersebut tidak valid. Uji Reliabilitas Konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Tinggi rendahya reliabilitas tes dicerminkan oleh koefisien korelasi antara skor pada dua tes yang paralel yang dikenakan pada sekelompok individu yang sama. Semakin tinggi koefisien korelasi yang di maksud, maka konsistensi antara hasil pengenaan dua tes tersebut semakin baik
16
dan hasil ukur kedua tes itu dikatakan semakin reliabel. Sebaliknya, apabila dua tes yang dianggap paralel ternyata menghasilkan skor yang satu dengan yang lain berkorelasi rendah, maka dapat dikatakan bahwa reliabilitas hasil ukur tes tersebut tidak tinggi. Rumus uji reliabilitas : Keterangan : = Cronbach’s alpha i = bilangan konstan r = rata-rata korelasi antar butir k = jumlah butir SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha . Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,6 (Ghozali;2005). Ukuran reliabilitas adalah : 1. Apabila nilai cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,5 maka item pertanyaan x tersebut dapat dinyatakan reliabel. 2. Apabila nilai cronbach’s Alpha lebih kecil dari 0,5 maka item pertanyaan x tersebut dapat dinyatakan tidak reliable.
MetodePengukuran DesainProduk dan Keputusan Pembelian Metode yang digunakan dalam perskalaan ordinal adalah skala Likert. Skala Likert adalah teknik pengukuran yang paling luas digunakan dalam riset
17
pemasaran (Simamora, 2008). Skala ini memungkinkan responden untuk menunjukan kesetujuan atau ketidaksetujuan pada serangkain pernyataan mengenai
objek
stimulasi.
DalamPenelitianinimenggunakan
5
Skala
Sebagaiberikut: 1. Sangat tidak setuju ( STS ) dengan diukur dengan nilai 1 2. Tidak setuju ( TS ) dengan diukur dengan nilai 2 3. Netral ( N ) dengan diukur dengan nilai 3 4. Setuju ( S ) dengan diukur dengan nilai 4 5. Sangat setuju ( SS ) dengan diukur dengan nilai 5 Uji Hipotesis Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah analisis korelasi. Korelasi digunakan sebagai alat analisis data, dengan menggunakan program SPSS. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk dari hubungan antar variabel – variabel. Dalam menggunakan analisis korelasi, diperlukan uji normalitas. Jika data berdistribusi normal maka digunakan analisis korelasi pearson dan jika data tidak berdistribusi normal maka digunakan analisis korelasi spearman. Kriteria penerimaan hipotesis: 1. Jika sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. 2. Jika sig. > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum
18
responden, yang mendukung serta melengkapi hasil analisi data penelitian berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, dan merek yang dibeli. Tabel 4 Karakteristik RespondenBerdasarkanJenisKelamin Kategori Jenis kelamin
Sub Kategori
F
%
Laki-laki
63
63
Perempuan
37
37
(Sumber : Data Primer Diolah, 2011) Dari tabel, dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan responden perempuan, yaitu sebanyak 63 orang, sedangkan responden perempuan sebanyak 37 orang KarakteristikRespondenBerdasarkanUmur Kategori Umur
Sub Kategori
F
%
<20 tahun
25
25
21-30 tahun
49
49
31-40 tahun
15
15
>40 tahun
11
11
(Sumber : Data Primer Diolah, 2011) Dari tabel dapat dilihat proporsi usia masing-masing responden dalam penelitian ini. Jumlah terbanyak adalah responden dengan usia 21-30 tahun berjumlah 49 orang, kemudian usia 31-40 tahun berjumlah 15 orang, kemudian <20 tahun berjumlah 25 orang, dan >40 tahun bertahun sebanyak 11 orang. KarakteristikRepondenBerdasarkanPekerjaan
19
Kategori
Sub Kategori
F
%
Pekerjaan
Karyawan swasta
22
22
Lain-lain
19
19
Pegawai negri
3
3
Pelajar/Mahasiswa
38
38
Wiraswasta
18
18
(Sumber : Data Primer Diolah, 2011) Dari sisi pekerjaan, sebagian besar responden adalah pelajar atau mahasiswa yaitu sebanyak 38 orang, lain-lain sebanyak 19 orang, wiraswasta sebanyak 18 orang, dan pegawai negeri sebanyak 3 orang. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Sebelum analisis korelasi dilakukan, terlebuh dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk menguji tingkat validitas masing-masing item kuisioner diselesaikan dengan program SPSS (Statical Packages For Social Sciences) for windows. Digunakan taraf signifikan 5%. Hasil pengujian validitas yang didapat setelah melalui proses pengolahan data dengan SPSS dapat dilihat pada tabeel berikut ini dengan hasil kuesioner tersebut dinyatakan valid.
23
20
Tabel 2 Hasil Pengujian Validitas Desain Produk Pertanyaan ke -
Sig 2 Tailed
Keterangan
1
0,000
Valid
2
0,000
Valid
3
0,000
Valid
4
0,000
Valid
5
0,000
Valid
6
0,000
Valid
7
0,000
Valid
8
0,000
Valid
9
0,000
Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2011 Hasilpengujianvaliditasdesainprodukpadatabeldapatdikatakan karenanilaisignifikansi
kurang
dari
valid (Ghozali;2005).
0,05
Mengindikasikanbahwapertanyaanpadadesain produkmemilikipengaruhdalampengambilankeputusan.Hal dengan
nilai
signifikansi
kurang
dari
tersebut
diperkuat
0,05daribeberapaindikator
yang
menunjukkanbahwasebagianbesarrespondentertarikdengandesain produkuntukmelakukankeputusanpembelian.
21
Tabel 3 Hasil Pengujian Validitas Keputusan Pembelian Pertanyaan ke -
Sig 2 Tailed
Keterangan
1
0,000
Valid
2
0,000
Valid
3
0,000
Valid
4
0,000
Valid
5
0,000
Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2011 Hasil pengujian validitas keputusan pembelian pada tabel dapat dikatakan valid karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 (Ghozali;2005). Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau yang dapat diandalkan (Singarimbun,2002:140). Untuk menghitung reliabilitas suatu data dapat menggunakan pendekatan Cronbach’s Alpha. Jika nilai α lebih kecil dari 0,6 maka item x tidak dinyatakan tidak reliabel.Sedangkan jika nilai α lebih besar dari 0,6, maka item x dinyatakan reliabel. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas pada penelitian ini :
22
Tabel 5 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel
Cronbach’s Alpha
Keterangan
Desain produk
0,868
Reliabel
Keputusan pembelian
0,787
Reliabel
Sumber : Data Primer Diolah, 2011 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai cronbach’s alpha untuk desain produk adalah sebesar 0.868 nilai tersebut lebih besar daripada 0.6, hal ini berarti bahwa variabel desain produk reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan nilai cronbach’s alpha untuk keputusan pembelian adalah sebesar 0.787 nilai tersebut lebih besar daripada 0.6, hal ini berarti bahwa variabel keputusan pembelian reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini Tabel 6 Uji Normalitas Variabel
Desain Produk
Keputusan Pembelian
Jumalah data
100
100
Kolmogorov Smirnov
0,869
1,091
0,437
0,317
Asy.Sig 2 tailed
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa data dari variabel desian produk, dan keputusan pembelian terdistribusi normal. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai Asymp. Sig (2-tailed) dari semua variabel yang signifikan yatiu diatas alpha 0.05, dengan nilai Asymp. Sig (2-tailed)berturut – turut 0,437 dan 0,317.
23
Pendapat Responden Tentang Desain Yamaha Mio Fino Tabel 7 Rata-rata PendapatRespondenTentangDesain Yamaha Mio Fino No Keterangan STS TS N S SS Rata Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) rata Setuju 1 Tertarik 0 5 35 49 11 3.66 menyukai desain lampu utama 2 Tertarik 1 5 35 45 14 3.66 Setuju dengan desain retro spedometer 3 Tertarik 1 6 37 44 12 3.60 Setuju dengan desain lampu belakang 4 Tertarik 2 8 35 45 10 3.53 Setuju dengan desain striping body 5 Tertarik 1 12 44 39 4 3.33 Ragu – dengan desain ragu kunci 6 Tertarik pada 2 4 49 35 10 3.47 Setuju pilihan warna yang tersedia 7 Tertarik pada 1 5 35 45 14 3.67 Setuju bentuk tempat duduk 8 Tertarik pada 1 5 38 45 11 3.61 Setuju penempatan rem 9 Tertarik pada 2 4 49 35 10 3.61 Setuju bentuk body Rata – rata 1.44 12 119 169.78 53.33 3.55 Setuju skor (Sumber : Data Primer Diolah, 2011) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa desain produk Yamaha Mio Fino yang paling menarik bagi konsumen adalah pada bentuk tempat duduk yaitu dengan total skor sebesar 3,67. Sedangkan rata – rata responden setuju bahwa desain produk
24
Yamaha Mio Fino menarik, hal ini terlihat dari nilai rata – rata dengan skor sebesar 3.55 Keputusan Pembelian Yamaha Mio Fino Tabel 8 Rata-Rata PendapatRespondenTentangKeputusanPembelian Yamaha Mio Fino No Keterangan 1
STS TS N (1) (2) (3) 3 12 29
Harga yang dibayar sepadan dengan kualitas yang diberikan 2 Memiliki daya 2 4 49 tarik yang kuat 3 Telah 2 9 54 memperoleh informasi yang cukup 4 Sangat ingin 0 5 35 memiliki Yamaha Mio Fino Rata – rata 1.75 15 125.25 skor (Sumber : Data Primer Diolah, 2011)
S (4) 41
SS (5) 15
Rata – rata
Keterangan Setuju
3,53
35
10
3,47
Setuju
28
7
3,29
Ragu – ragu
49
11
3,66
Setuju
153
53.75 3,49
Setuju
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden sangat ingin memiliki serta memutuskan untuk membeli Yamaha Mio Fino, hal ini terlihat dari jumlah skor tertinggi yaitu sebesar 3.66 pada indikator ke 4. Serta rata – rata responden setuju untuk melakukan keputusan pembelian, hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata skor sebesar 3.49
25
Uji Hipotesis Adapun hasil analisis korelasi pearson disajikan dalam tabel berikut : Tabel 9 Korelasi Variabel Desain Produk
Keputusan Pembelian Pearson Correlation
0.824
Sig 2 tailed
0.000
Jumlah Data
100
Dari hasil analisis dengan menggunakan analisis korelasi pearson, diperoleh hasil nilai signifikansi sebesar 0.000, nilai tersebut lebih kecil daripada alpha 5%. Hal tersebut berarti bahwa hipotesa satu yang mengatakan bahwa desain produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian Yamaha Mio Fino dapat diterima. Hal ini mengindikasika bahwa dalam memutuskan melakukan pembelian, konsumen memperhatikan desain produk sebagai salah satu dasar pertimbangan. Selain itu nilai pearson correlation sebesar 0.824 berarti bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara desain produk dengan keputusan pembelian (Ihalauw, John, 2003 : 107).
26
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Rata – rata responden setuju bahwa desain produk Yamaha Mio Fino menarik. Desain tempat duduk adalah indikator yang paling menarik bagi responden. 2. Rata – rata responden setuju untuk melakukan Keputusan Pembelian. Hal inidapatterlihatdarihasilkuesionerbahwarespondensangatingin
memiliki
Yamaha MIO FINO 3. Terdapat korelasi yang sangat kuat antara variabel desain produk dan variabel keputusan pembelian. Keterbatasan Penelitian Adapunketerbatasanpenelitiandaripenelitianiniadalahkesulitanpenulisdalammene mukanresponden yang mengertiakanproduk Yamaha MIO FINO, karenaproduk Yamaha MIO FINO merupakanprodukbaru, sehinggabelumbanyak orang yang mengetahuiakanproduktersebut. Saran Dari keterbatasan diatas saran yang dapat diberikan adalah dengan menambah jumlah variabel, sehingga dapat tergambar dengan jelas faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian Yamaha Mio Fino. Selain itu hendaknyadalampenelitianinimenggunakansyarat
yang
27
lebihmudahdalammemilihsampel, mengertiakanselukbeluk
Yamaha
akantetapihanyacukupresponden
tidakmengharuskanresponden MIO yang
FINO
yang
secaramendalam,
mengetahui
bahwa
terdapatprodukbaruyaitu Yamaha MIO FINO.
28
Daftar Pustaka Cenadi, Christine S. 1998.Visual Communication. Jakarta. Erlangga Ghozali, Imam. 2005. AplikasiAnalisis Multivariate Dengan Program SPSS edisi 3. Semarang :BadanPenerbitUniversitasDiponegoro. Ihalauw, John, 2003. BangunanTeori. Salatiga, FakultasEkonomi, Universitas Kristen SatyaWacana. Kotler, Philip & Amstrong, Gary
.2001.
Marketting Introduction an Asian
Perspective. Jakarta : Erlangga. Kotler, Philip. 2004. Marketing in Venus. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip. 2001. Manejemen Pemaasaran di Indonesia : Buku 1 Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian. Jakarta : Salemba Empat. Motorplus-online.com Mowen, John C & Amstrong, Gary . 2001. Perilaku Konsumen. Jogjakarta : Graha ilmu. Meliana, Fransiska.2008. Atribut Produk yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Coca – Cola di Salatiga. Diakses tanggal 2 Agustus 2011. Prasetijo, Ristiyanti & Ihalauw, John. 2005. Perilaku Konsumen. Jogjakarta : Andi., Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian. Jakarta : Salemba Empat. Riandy, Rendy H. 2011. Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Kendaraan Bermotor Honda Scoppy di Salatiga. 29
Supramono&Haryanto,
Jony.2005.Desain
Proposal
PenelitianStudiPemasaran.Jogyakarta :Andi. Simamora, Henry.2008. ManajemenPemasaranInternasional.Jakarta :Salemba Ulrich,Karl
T
&
Steven
D.
Eppinger
(2001).
Perancangan&PengembanganProduk.Salemba.Teknika. Jakarta.
30