BENTUK KALIMAT INTEROGATIF DALAM BAHASA MINANGKABAU DI NAGARI KUNANGAN PARIT RANTANG KABUPATEN SIJUNJUNG Febri Mayora1, Puspawati2, Iman Laili2 1)
Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected] 2)
Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta
_____________________________________________________________________________ FORM OF INTERROGATIVE SENTENCE IN MINANGKABAU LANGUAGE AT KUNANGAN PARIT RANTANG VILLAGE SIJUNJUNG REGENCY Abstract Interrogative sentence is sentencing which hoping answer from the addressee. Interrogative sentence needed intonation to clear the question that gives to the addressee. The problem in this research is how to form of interrogative sentence in Minangkabau language at Kunangan Parit Rantang village Sijunjung regency. This research is aim to describe form of interrogative sentence in Minangkabau language at Kunangan Parit Rantang village Sijunjung regency. This research used Chaer’s theory with descriptive method. The data of this research are collected by using observation method with elicitation technique. The analysis is conducted by applying distributional method including deletion technique and reserve technique. The result of research in Minangkabau language at Kunangan Parit Rantang village Sijunjung regency about form of interrogative sentence found five interrogative sentences, they are (1) interrogative sentence which need yes/no answer; (2) interrogative sentence requesting answer regarding one element of a sentence formed with the help of question word; (3) interrogative sentence requesting the answer, the question words formed reason why; (4) interrogative sentence requesting the suggestion answer (about asking matter) formed with interrogative word how; and (5) interrogative sentence give requesting answer to support the question. Keywords: Interrogative sentence, in Minangkabau. ______________________________________________________________________________ Pendahuluan
dapat
berkomunikasi
dan
berinteraksi,
Bahasa adalah alat komunikasi yang
satuan bahasa terlengkap yang digunakan
berperan penting dalam kehidupan kita
adalah kalimat. Menurut Chaer (2009:44)
sehari-hari agar dapat berkomunikasi dan
kalimat merupakan satuan sintaksis yang
berinteraksi dengan yang lainnya. Untuk
disusun dari konstituen dasar, yang biasanya 1
berupa klausa dilengkapi dengan konjungsi
menyatakan
bila
dengan
adalah kalimat yang mengharapkan adanya
intonasi final. Alwi dkk. (2003: 311)
jawaban secara verbal. Jawaban ini dapat
menyatakan bahwa kalimat adalah satuan
berupa pengakuan, keterangan, alasan, atau
bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
pendapat dari
tulisan yang mengungkapkan pikiran yang
pembaca. Kalimat interogatif yang dikaji
utuh.
dalam
diperlukan,
serta
disertai
Menurut Finoza (2009:162) kalimat
bahwa
interogatif
pihak pendengar atau
penelitian
interogatif
kalimat
ini
bahasa
adalah
Minangkabau
kalimat yang
dapat dibeda-bedakan berdasarkan beberapa
terdapat di daerah Kunangan Parit Rantang,
jenis, yaitu (a) jumlah klausa pembentuknya,
Kabupaten Sijunjung.
(b) kelengkapan unsurnya, (c) susunan subjek
dan
predikatnya,
bentuk/fungsinya
(d)
daerah
Kabubapten
Sijunjung
antara
Berdasarkan
perbatasan Sijunjung dan Riau. Dari kota
jumlah klausanya, kalimat dapat dibagi atas
Padang diperlukan waktu lebih kurang lima
(1)
kalimat
isinya.
dan
Kunangan Parit Rantang terletak di
dan
(2)
kalimat
jam untuk dapat sampai ke Kunangan Parit
dari
kelengkapan
Rantang dan jarak yang ditempuh adalah
unsurnya, kalimat dibagi atas (1) kalimat
145 Km. Di Kunangan Parit Rantang ini
lengkap atau kalimat major dan (2) kalimat
masih banyak penduduk asli daerah yang
tak lengkap atau kalimat minor. Sementara
bahasanya tidak terpengaruh oleh bahasa
itu, jika dilihat dari segi susunan unsur
pendatang, sehingga bahasa di daerah ini
subjek dan predikatnya, kalimat dapat dibagi
masih bahasa asli dan berbeda dengan
atas (1) kalimat biasa dan (2) kalimat
bahasa
inversi. Dilihat dari bentuk/fungsi isinya,
Perhatikan contoh dibawah ini.
kalimat dapat dibedakan menjadi empat,
(1) Bapo ogo howew de tek? Berapa harga celana itu satu Tante? Berapa harga celana itu Tante?’
majemuk.
tunggal Ditinjau
yaitu (1) kalimat deklaratif, (2)kalimat
Minangkabau
pada
umumnya.
interogatif, (3) kalimat imperatif, (4) kalimat eksklamatif.
Pembahasan
ini
lebih
bahwa kalimat pada data (1) merupakan
difokuskan pada kalimat interogatif. Kalimat interogatif adalah kalimat yang isinya
mengharapkan
adanya
Berdasarkandata (1) dapat diamati
sebuah
kalimat interogatif yang ditandai dengan kata bapo ‘berapa’.
jawaban dari lawan tutur.Chaer (2009:189) 2
Bertolak data (1)penulis tertarik
Solok Selatan’’. Hasil penelitiannya adalah
untuk meneliti kalimat interogatif bahasa
kalimat
Minangkabau Kunangan Parit Rantang,
menggunakan kata bo ‘coba’ dan tolong
Kabupaten
itu,
‘tolong’; suwun ‘pinjam’; kalimat imperatif
sepengetahuan penulis kalimat interogatif
langsung dengan kata baliak‘ pulang’bak
bahasa Minangkabau yang ada di Kunangan
‘bawa’, ambin ‘ambil’; kalimat imperatif
Parit Rantang, Kabupaten Sijunjung ini
larangan dengan kata jan‘ jangan’, janlah’
belum pernah diteliti.
janganlah, ko ‘nek’. Kalimat imperatif
Sijunjung.
Selain
imperatif
halus
dengan
Berdasarkan dari tinjauan pustaka
permintaan dengan kata wo ‘bang’; kalimat
yang penulis lakukan, peneltian ini belum
ajakan dan harapan dengan kata buaok
pernah dilakukan.Penelitian tentang kalimat
‘berharap’.
yang telah dilakukan adalah yang berjudul ‘’Kalimat
Perintah
Bahasa
berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
Minangkabau Dialek Pasaman’’ (Nenti-
sudah diteliti oleh Nenti (2005), dan Gusti
2005).Penelitian
tentang
(2013). Nenti dan Gusti meneliti bentuk
kalimat perintah dalam bahasa Minangkabau
kalimat imperatif bahasa Minangkabau yang
Dialek Pasaman. Kalimat perintah yang
ditinjau dari seluk beluk bentuk kalimat
ditemukan dalam Dialek Pasaman adalah
yang
kalimat
Sementara itu penulis meneliti kalimat
ini
perintah
dalam
Penelitian yang penulis lakukan ini
membahas
taktransitif,
kalimat
digunakan
dalam
berkomunikasi.
perintah transitif, kalimat perintah halus
interogatif
Minangkabau
dengan memakai kata mohlah ‘marilah’ dan
Kunangan
Parit
toloang ‘tolong’; kalimat perintah ajakan
Sijunjung.
Rantang,
di
Nagari Kabupaten
dan harapan dengan menggunakan kata nah ‘mari’ dan kok dapek ‘hendaknya’; kalimat
Metodologi
perintah larangan dengan menggunakan kata
Metode penelitian yang digunakan
jangenlah ‘janganlah dan indo buliah ‘tidak
dalam
boleh’ dan kalimat perintah pembiaran
deskriptif. Menurut Sudaryanto (1993:62)
dengan menggunakan kata bialah ‘biarlah’.
metode
Kemudian,
(Gusti-2013)
menulis
penelitian
penelitian
deskriptif yang
ini
adalah
menyarankan dilakukan
metode
bahwa
semata-mata
skripsi dengan judul “Kalimat Imperatif
hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau
bahasa Minangkabau di Lubuk Malako
fenomen yang memang secara empiris hidup 3
pada penutur-penuturnya, sehingga yang
Kalimat pada data (2a) maknanya
dihasilkan atau yang dicatat berupa perian
tidak berubah meskipun posisi penanda
bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti
interogatifnya berubah. Perluasan pada data
potret: paparan seperti adanya.
(2b) dengan menambah partikel –‘lah’ pada
Metode menganalisis
yang
digunakan
data
adalah
untuk
penanda interogatif seakan-lah ‘sebarkan-
metode
lah’ tidak mempengaruhi makna kalimat
agih.Menurut Sudaryanto (1993:15) metode
yang ada pada data (2).
agih itu alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan
itu
sendiri.
Hasil dan pembahasan
Teknik yang digunakan untuk menganalisi
Kalimat interogatif yang ditemukan
data ialah teknik lesap dan teknik balik.
dalam bahasa Minangkabau Kunangan Parit
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh di
Rantang Kabupaten Sijunjung ada lima
bawah ini.
macam, yaitu (a) kalimat interogatif yang
(2)Mak, seakan pupuak ko kini lai e? Bu, sebarkan pupuk ini sekarang lagi? ‘Sebarkan sekarang pupuknya Bu?’
meminta pengakuan jawaban ya atau tidak, (b)
kalimat
interogatif
yang
meminta
jawaban mengenai salah satu unsur kalimat, Penanda interogatif seakan ‘sebarkan’ pada data (2)
dapat dibalik posisinya dengan
meletakkan kata pupuak ‘pupuk’ di awal kalimat, seperti pada data (2a). Selanjutnya, di antara kata seakan ‘sebarkan’ dan pupuak ‘pupuk’ dapat ditambah partikel –‘lah’,
(c) kalimat interogatif yang meminta alasan, (d)
kalimat
interogatif
yang
meminta
pendapat atau buah pikiran orang lain,(e) kalimat interogatif yang menyungguhkan, mengharapkan jawaban yang, menguatkan yang ditanyakan.
sehingga data (2) dapat menjadi data (2b) yang maknanya tidak berubah. Perhatikan contoh berikut. (2a)Pupuak tu seakan kini lai e,Mak? Pupuknya sebarkan ekarang lagi Ibu? ‘Pupuknya sebarkan sekarang Ibu?’ (2b)Mak,seakanlah pupuak tu kini lai e? Ibu, sebarkan pupupkya sekarang lagi? ‘Sebarkan pupuknya sekarang Ibu?’
(1) kalimat interogatif yang meminta pengakuan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ Kalimat
interogatif
yang
meminta
pengakuan jawaban `ya' atau `tidak' dalam bahasa
Minangkabau
Kunangan
Parit
Rantang yang ditemukan dimulai dengan kata yang berkategori nomina, verba dan frasa verbal, ajektiva, adverbia dan frasa 4
numeralia.Untuk lebih jelasnya, perhatikan
papui ‘penghapus’ tetap mempunyai makna
uraian berikut.
dan tetap gramatikal walaupun penanda interogatifnya dihilangkan, dan bisa tidak
(a)
Berkategori
Nomina
dan
Frasa
berterima pada situasi tertentu.
Nominal (3)
Papui lau ko, eh? Penghapus kamu ini, ya? `Penghapus kamu ini, ya?'
(b) Berkategori Verba dan Vrasa Verbal
Data (3) merupakan kalimat interogatif. dimulai dengan nomina papui`penghapus'. Sebagai penanda kalimat interogatif, nomina papui
‘penghapus’
ini
dapat
dibalik
posisinya seperti pada data (3a). (3a)
papui `penghapus' dalam data (3) diubah tengah
kalimat.
Perubahan urutan kata pada data (3) menjadi (3a)
tidak
menyebabkan
makna
yang
disampaikan ikut berubah. Di samping itu, data (3) juga dapat dianalisis dengan menggunakan teknik lesap. Artinya, jika kata papui ‘penghapus’ (3) dilesapkan, data (3) akan menjadi data (3b) berikut ini. (3b)
‘tidak’. Pada data (4) kalimat interogatif
dimulai
kalimat interogatif (3a) berubah, karena
di
meminta pengakuan jawaban ‘ya’ atau
dengan
verbamaninggauan
`meninggalkan', Kalimat interogatif yang
Dengan pembalikan ini terlihat susunan
menjadi
Data (4) merupakan kalimat interogatif yang
dimulai
Ko papui lau,eh? Ini penghapus kamu, ya? `Ini penghapus kamu, ya?'
posisinya
(4) Maninggauan bonia ang coca,Jang? Meninggalkan pupuk kamu tadi,Nak? `Meniggalkan pupuk, Nak?'
Lau ko,eh? Kamu ini,ya? `Kamu ini, ya?'
Data (3b) menggunakan teknik lesap dengan melesapkan katainterogatif. Pelesapan kata
dengan
verba
dapat
dibalik
posisinya seperti pada data (4a) yang dimulai
dengan
verba
maninggauan
`meninggalkan' yang menandai kalimat interogatif (4), seperti pada data (4a). lihat contoh berikut. (4a)Ang maninggauan bonia coca, Jang? Kamu meninggalkan pupuk barusan,Nak? `Kamu meninggalkan pupuk, Nak?' Pada data (4a) terlihat posisi kata kalimat interogatif
berubah,
karena
verba
maninggauan `meninggalkan' pada data (4) diubah posisinya menjadi di tengah kalimat. Perubahan urutan tersebut tidak mengubah makna
yang
disampaikan.
Namun,
masyarakat Kunangan Parit Rantang lebih cendrung menggunakan kalimat pada data
5
(4). Di samping itu, data (4) juga dapat
berubah, tetapi walaupun maknanya sama
dianalisis
teknik
kalimat interogatif yang cendrung digunakan
lesap. Artinya, jika kata maninggauan
adalah pada data (5). Di samping itu, data
‘meninggalkan ’pada data (4) dilesapkan
(5)
akan menjadi data (4b) berikut ini.
menggunakan teknik lesap. Artinya, jika
(4b)
kata pasti ‘pasti’ (5) dilesapkanakan menjadi
dengan
menggunakan
Bonia ang coca, Jang? Pupuk kamu barusan, Nak? `Pupuk kamu barusan,Nak?' pelesapan
verba
dapat
dianalisis
dengan
data (5b) berikut ini. (5b)
Dengan
juga
maninggauan
‘meninggalkan’ pada data (4b)membuat
Lau pai henyak ko? Kasti kamu kesini natik? ‘Kamu kesini?’
kalimat tersebut tidak gramatikal. Artinya,
Pada data (5b) terlihat susunan kalimat
pada kalimat tersebut verba maninggauan
interogatif (5) berubah, karena ajektifa pasti
‘meninggalkan’ mutlak ada.
‘pasti’ pada data (5) dilesapkan. Walaupun
b). berkategori frasa Verbal
ajektiva pasti ‘pasti’ dilesapkan, kalimat
(5)pasti lau pai henyak ko? Pasti kamu kesini natik? Pasti kamu kesini?
tersebut
Data (5) merupakan kalimat interogatif.Pada
(c) Berkategori Ajektiva
data (5) kalimat interogatif dimulai dengan
(6)
adverbiapasti
‘pasti’.
Sebagai
tetap
gramatikal
dan
tetap
merupakan kalimat interogatif.
penanda
kalimat interogatif, adverbial pasti ‘pasti’ini
Encak baju lau, yo? Bagus baju kamu,ya? `Bagus baju kamu, ya?'
dapat dibalik posisinya seperti pada data
Data (6) merupakan kalimat interogatif yang
(5a). Seperti pada (5a) berikut.
meminta pengakuan jawaban ‘ya’ atau
(5a) Lau pasti pai henyak ko? Kamu pasti kesini natik? Kamu pasti kesini?
‘tidak’.Kalimat interogatif ini
Pada data (5a) terlihat susunan kalimat
yang meminta pengakuan jawaban ‘ya’ pada
interofgatif (5) karena pasti`pasti' dalam
data (6a) adalah interjeksi yo ‘ya’ dan pada
data (5) diubah posisinya dari awal kalimat
kalimat interogatifnya adalah ajektiva encak
menjadi di tengah kalimat. Perubahan urutan
‘bagus’.Dapat kita lihat dari data berikut.
kata pada data (5) menjadi (5a) dan tidak
(6a)
menyebabkan makna yang disampaikan ikut
dapat juga
digunakan teknik balik seperti kalimat pada data (6a). Sementara itu, kalimat interogatif
Baju lau encak,yo? Baju kamu bagus, ya? `Baju kamu bagus, ya?' 6
digunakan teknik balik. Seperti pada data Pada data (6a) terlihat susunan kalimatnya berubah karena ajektiva encak `bagus' pada data (6a) diubah posisinya menjadi di tengah kalimat. Selain itu, pada data tersebut
berikut. (7a) Jam bapo bisuak Amak pai henyak Yo? Jam berapa besok Ibu pergi kesiniYo? ‘jam berapa besok Ibu kesini Yo?’
intonasi sangat memperjelas posisi kalimat
Pada data (7a) terlihat susunan kalimat
yang disampaikan pada data (6a). Perubahan
interofgatif (7) berubah, karena bisuak
urutan kata pada data (6) menjadi (6a) dan
‘besok’ pada data (7) diubah posisinya dari
tidak
yang
awal kalimat menjadi di tengah kalimat.
disampaikan berubah. Selain menggunakan
Perubahan urutan kata pada data (7) menjadi
teknik balik, teknik lesap juga dapat
(7a)
dilakukan, seperti pada data (6b) seperti data
disampaikan ikut berubah. Tetapi walaupun
berikut.
maknanya sama kalimat interogatif yang
(6b)
cendrung digunakan adalah pada data (7). Di
menyebabkan
makna
Baju lau,eh? Baju kamu, ya? `Baju kamu, ya?'
tidak
menyebabkan
makna
yang
samping itu, data (7) dapat juga dapat dianalisis
Pada data (6b) terlihat pelesapan kalimat. Seperti pada data (6b) terjadi pelesapan kata encak `bagus'. Walaupun kata tersebut dilesapkan, kalimat itu masih gramatikal. Pelesapan pada kalimat(6b) adalah fras baju lau ‘baju kamu’.
dengan
menggunakan
teknik
lesap. Artinya, jika kata bisuak ‘besok’ pada data(7) dilesapkan akan menjadi data (7b) berikut ini. (7b)Jam bapo Amak pai henyak Yo? Jam berapa besok Ibu pergi kesiniYo? ‘Besok jam berapa Ibu kesini Yo?’
(d) Berkategori Adverbia
Pada data (7) terlihat susunan kalimat
(7)Bisuak Jam bapo Amak pai henyak Yo? Besok Jam berapa Ibu pergi kesiniYo? ‘Besok jam berapa Ibu kesini Yo?’
interogatif (7)berubah, karena bisuak‘besok’ pada data (7) dilesapkan dan menghilangkan kata interogatifnya,
Data (7) merupakan kalimat interogatif.Pada data (7) kalimat interogatif dimulai dengan adverbia katakalimat
bisuak
‘besok’.
interogatif,
Sebagai
adverbiabisuak
pelesapan,
tidak
walaupun menyebabkan
terjadi bentuk
gramatikal dari data (7b) berubah karena ditambah dengan kata eh pada
kalimat
untuk menguatkan yang ditanyakan.
‘besok’ kalimat interogatif ini juga dapat
7
(e) Berkategori Frasa Numeralia
gramatikal. Pelesapan pada data (8b) adalah
(8) Lapanbua ko bolipingganko nyo, Per? Delapan buah ini beli pirinng ini cuma,Per? `Delapan buah ini beli piring,Per?'
numeralia lapan ‘delapan’.
2. Kalimat Interogatif yang Meminta Data (8) merupakan kalimat interogatif yang
Jawaban Mengenai Salah Satu Unsur
meminta pengakuan jawaban ‘ya’ atau
Kalimat
‘tidak’.Pada data (8) kalimat interogatif
Kalimat
interogatif
ini
adalah
dimulaidengannumeralialapanbua‘delapan
kalimat yang mengharapkan sebuah jawaban
buah’.Kalimat interogatif ini juga dapat
berupa unsur kalimat seperti kata benda atau
digunakan teknik balik seperti pada data (8a)
nama seseorang. Kalimat interogatifyang
berikut.
meminta jawaban mengenai salah satu unsur kalimat yang ditemukan dalam bahasa
(8a)Pinggan ko lapan bua ko babolinyo, Per? Piring ini delapan buah saja dibeli, Per? `Piring ini delapan buah saja, Per?'
Minangkabau di Kunangan Parit Rantnag ditandai dengan kata tanya apo 'apa'. Perhatikan contoh berikut. (9)
Pada data (8a) terlihat susunan kalimatnya berubah karena karena numeralia lapan
Apo isi buntau tu, Nga? Apa isi kain itu, Nenek? `Apa isi kain, Nenek?'
‘delapan’ pada data (8) diubah posisinya
Penanda tanya apo ‘apa’ pada data (9)
menjadi di tengah kalimat selain itu pada
merupakan
data tersebut intonasi sangat memperjelas
meminta jawaban mengenai salah satu unsur
posisi kalimat yang disampaikan. Selain
kalimat. Penanda tanya apo ‘apa’ digunakan
menggunakan teknik balik, teknik lesap juga
untuk menanyakan benda. Data (9) juga
dapat dilakukan, seperti pada data (8b) pada
dapat dianalisis dengan teknik balik, seperti
data berikut.
data berikut.
(8b)
Ko boli pinggan ko nyo, Per? Ini beli piring ini cuma, Per? `Ini beli piring cuma Per?'
(9a)
Isi buntau tu apo la, Nga? Isi kainitu apa la, Nek? ‘Isi kain itu apa lah, Nek?’
Pada data (8b) terlihat susunan kalimat
Data
(9a)
interogatif (8) berubah, Walaupun kata
Setelah posisinya dibalik kalimat (9a) tetap
tersebut dilesapkan, kalimat itu masih
gramatikal. Walaupun posisi penanda tanya
kalimat
interogatif
menggunakan
yang
teknik balik.
8
pada kalimat (9a) berubah menjadi di tengah kalimat.
(10a) Onda de dek apo, Tuak? Motornya itukenapa, Kek? `Motornya kenapa, Kek?'
Selanjutnya, juga digunakan teknik lesap seperti pada data (9b) pada data
Data (10a) dapat dibalik posisinya seperti data (10a) setelah dibalik posisinya, kalimat
berikut ini.
(10a) tetap gramatikal dan tidak mengubah
(9b)* Isi buntau tu, Nga? Isi kain itu, Nek? ‘Isikain itu, Nek?’
makna kalimat interogatifnya. Selain itu, data (10) dek apo ‘kenapa’ bisa dianalis
Pada data (9b) sampai dengan penanda tanya
seperti data (10b) seperti data berikut.
interogatif
(10b)* Onda de, Tuak? Motor tu, Kakek? `Motor tu, Kakek?'
dilesapkan.
Namun,
kalimat
(9b)tersebut tidak gramatikal karena tidak bisa menghilangkan penanda interogatifnya. 3. Kalimat Interogatif yang Meminta
interogatif
Alasan Kalimat interogatif yang meminta alasan
yang
ditemukan
dalam
bahasa
Minangkabau di Nagari Kunangan Parit Rantang ada dua macam penandanya, yaitu dek apo ‘kenapa’ Perhatikan data berikut: (10)
Dek apo onda de, Tuak? Kenapa motornya itu, Kek? `Kenapa motornya, Kek?'
kalimat
interogatif
dek
apo
`kenapa',
dan
menjadikan kalimat interogatif pada data (10) dek apo ‘kenapa’ tidak berbentuk gramatikal, karena menghilangkan kalimat inti dari kalimat interogatif yang terdapat pada data (10).
4.Kalimat
Interogatif
yang
Meminta
Pendapat atau Buah Pikiran dari
Kata dek apo ‘kenapa’ pada data (10) merupakan
Pada data (10b) terjadi pelesapan penanda
Orang Lain
yang
Kalimat
interogatif
ini
adalah
meminta alasan. Penanda dek apo ‘kenapa’
kalimat interogatif yang meminta jawaban
ini lebih cenderung kepada alasan penyebab
berupa
terjadinya
ditanyakan dan dibentuk dengan kata tanya
sesuatu.
Sebagai
penanda
pendapat
mengenai
‘bagaimana’,
interogatif, kata dek apo ‘kenapa’ ini dapat
bakpo
dibalik posisinya seperti pada data (10a) di
terlebih
bawah ini.
tanyakan. Perhatikan data berikut.
dahulu
apa
dan
hal
yang
yang
menjelaskan ingin
kita
9
(11)
Bakpo batungkai, adiak tu? Mengapa ditendang, adek tu? `Mengapa ditendang, adek?'
Kalimat
interogatif
ini
adalah
kalimat interogatif yang dibentuk dari sebuah pertanyaanyang diikuti dengan kata
Pada data (11) terlihat penandat interogatif bakpo `bagaimana' yang meminta jawaban berupa alasan atas apa yang telah dilakukan lawan tutur. Penanda interogatif bakpo ‘bagaimana’ pada data (11) ini juga bisa dibalik posisinya seperti data (11a) berikut. (11a) Batungkai bakpo adiak tu? Ditendang kenapa adek tu? `Ditendang kenapa adek?'
‘bukan’ disertai intonasi tanya dan ada kalanya jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan yang diharapkan.seperti data berikut. (12)Pera, nan mboli buku tu dak? Pera, yang membeli buku itu bukan? ‘Pera, yang membeli buku itu bukan?’ Pada data (12) terlihat kalimat interogatif yangdibentuk dari sebuah pertanyaan yang diikuti
Dari data (11a) terlihat perubahan posisi penanda interogatif bakpo `bagaimana' yang diubah penanda interogatifnya dari awal kalimat menjadi di tengah kalimat tetapi tetap berbentuk gramatikal. Selain teknik balik data ini juga menggunakan teknik
dengan
menguatkan
yang
kata
‘bukan’
ditanyakan.
untuk Kalimat
interogatif ini juga bisa dibalik posisinya seperti data (12a) berikut. (12a)Dak Pera nan mboli buku tu? Bukan Pera yang membeli buku itu? ‘Bukan Pera yang membeli buku itu ?’
lesap seperti pada data (11b)
Dari data (12a) terlihat perubahan penanda
(11b) Batungkai adiak, tu? Ditendang adek, tu? `Ditendang, adek?'
posisi kalimat interogatif yang dibentuk dari sebuah pertanyaan yang diikuti dengan kata ‘bukan’ untuk menguatkan yang ditanyakan.
Pada data (11b) dapat dilihat pelesapan kalimat interogatif bakpo‘bagaimana’ tetapi tidak mengubah bentuk gramatikal kalimat interogatif,
dan
mempertegas
kalimat
interogatif yang ada. 5.
Kalimat
(12a) letak penanda interogatifnya diubah tetapi
tetap
menjadikan
kalimat
ini
gramatikal, karena tidak mengubah makna interogatifnya. Selain teknik balik data ini
Interogatif
Menyungguhkan,
yang
Mengharapkan
Jawaban yang Menguatkan yang Ditanyakan
Walaupun data (12a) sampai dengan data
juga menggunakan teknik lesap seperti pada data (12b) berikut. (12b) Pera, nan mboli buku tu? Pera, yang membeli buku itu? ‘Pera, yang membeli buku itu?’
10
Pada data (12b) terjadi pelesapan penanda
hal
interogatif dak ‘bukan’, walaupun penanda
dengan
interogatif pada data (12b) dilesapkan tidak
bagaimana di tandai oleh kata tanya
mengubah makna dari kalimat interogatif
bakpo ‘bagaimana’.
dan tetap gramatikal.
yang
ditanyakan) bantuan
e. Kalimat
mengharapkan
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan
penulis, dapat disimpulkan bahwa bentuk kalimat
interogatif
dalam
kata
interogatif
menyungguhkan, Simpulan
dibentuk tanya
yang sebenarnya
jawaban
untuk
menguatkan yang ditanyakan dengan diikuti kata ‘bukan’.
bahasa
Minangkabau Kunangan Parit Rantang, Kabupaten Sijunjung diemukan: a. Kalimat
interogatif
yang
mengharapkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ yang terbagi dalam kategori nomina, verba, ajektiva, adverbia, numeralia. b. Kalimat
interogatif
kalimat
interogatif yang meminta jawaban mengenai salah satu unsur kalimat dibentuk dengan bantuan kata tanya ditandai dengan apo ‘apa’, sapo ‘siap’, ano ‘mana’, bapo ‘berapa’, bilo ‘kapan’ . c. Kalimat interogatif yang meminta jawaban berupa alasan dibentuk kata tanya mengapa atau kenapa yang ditandai oleh ngapo ‘mengapa’ dek apo ‘kenapa’. d. Kalimat interogatif yang meminta jawaban berupa pendapat (mengenai 11
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesoa. Jakarta: BalaiPustaka Chaer, Abdul. 2007. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Finoza, Lamuddin. 2009. Kompisisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insane Mulia Gusti,
Fitri Irda. 2013. ”Kalimat Imperatif Bahasa Minangkabau Di Lubuak Malako Solok Selatan”. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta.
Nenti, Syafri. 2005. ”Kalimat Perintah dalam Bahasa Minangkabau Dialek Pasaman”. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
12
13