BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL 1. PENDAHULUAN Pada bab sebelumnya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan memperkenalkan analisis rangkaian ac dimana isyarat listriknya berubah terhadap waktu, dalam hal ini adalah gelombang sinus. Suatu isyarat listrik tegangan atau arus berubah terhadap waktu secara konsisten. Dengan kata lain, tegangan atau arus berubah-ubah menurut pola tertentu yang disebut bentuk gelombang. Bentuk gelombang yang akan dibahas adalah bentuk gelombang sinus, karena bentuk gelombang sinus merupakan dasar dalam analisis rangkaian ac. Bentuk gelombang sinus merupakan gelombang paling umum dan mendasar karena semua bentuk gelombang periodik yang lain dapat dipecah ke dalam gabungan bentuk gelombang sinus. Gelombang sinus adalah tipe gelombang periodik/berulang dengan interval yang tetap. Waktu yang diperlukan untuk setiap pengulangan disebut periode dan laju pengulangannya disebut frekuensi. Teorema-teorema dan metode-metode yang telah diperkenalkan pada rangkaian dc juga dapat diterapkan pada rangkaian ac sinus.
2. GELOMBANG SINUS Gelombang sinus adalah gelombang dasar dari tegangan atau arus alternating yang juga dikenal sebagai gelombang sinusoidal. Pelayanan jasa listrik dalam hal ini PLN menyediakan dalam bentuk tegangan sinusoidal. Simbol yang digunakan untuk menyatakan sumber tegangan sinusoidal dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Simbol sumber tegangan sinusoidal
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
77
Gambar 2 adalah grafik yang menunjukkan bentuk umum dari gelombang sinus yang mana dapat berupa tegangan atau arus alternating. Tegangan (arus) dinyatakan sebagai sumbu vertikal dan waktu dinyatakan sebagai sumbu horisontal. Tampak pada gambar bahwa tegangan (arus) berubah terhadap waktu, mulai dari nol tegangan (arus) naik menuju maksimum positif dan kembali ke nol, kemudian naik lagi tapi menuju maksimum negatif dan kembali ke nol lagi.
Tegangan (+V) atau Arus (+I)
Maksimum Positif
Waktu (t)
Tegangan (-V) atau Arus (-I)
Maksimum Negatif
Gambar 2. Grafik satu siklus gelombang sinus
Polaritas Gelombang Sinus Sebagaimana penjelasan di atas bahwa perubahan polaritas dari gelombang sinus adalah antara nilai positif dan negatif. Apabila sumber tegangan sinusoidal (Vs) diterapkan pada rangkaian resistif seperti pada Gambar 3(a). maka akan dihasilkan arus sinusoidal alternating. Ketika tegangan berubah polaritas maka arus yang dihasilkan juga menyesuaikan perubahan tersebut. Bila tegangan (Vs) yang diterapkan adalah positif maka arus dalam arah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3(a). dan sebaliknya bila tegangan (Vs) yang diterapkan adalah negatif maka arah arusnya seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3(b). Gabungan antara nilai positif dan negatif membentuk satu siklus dari gelombang sinus.
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
78
Gambar 3. Tegangan dan arus alternating
Periode Gelombang Sinus Gelombang sinus berubah dengan waktu (t) dapat didefinisikan sebagai berikut : Waktu yang diperlukan untuk satu siklus penuh dari gelombang sinus disebut periode (T). Gambar 4(a) menjelaskan periode dari gelombang sinus. Umumnya , suatu gelombang sinus secara kontinu berulang seperti siklus sebelumnya sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4(b). Karena semua siklus gelombang sinus berulang adalah sama maka periode adalah tetap untuk gelombang sinus tertentu. Periode dari gelombang sinus dapat diukur dari titik nol ke titik nol berikutnya (lihat Gambar 4(a)). Selain itu periode juga dapat diukur dari nilai puncak manapun dalam suatu siklus tertentu hingga nilai puncak yang bersesuaian pada siklus berikutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 4. Periode gelombang sinus
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
79
Gambar 5. Pengukuran periode suatu gelombang sinus
Frekuensi Gelombang Sinus Frekuensi adalah banyaknya siklus yang dapat terjadi pada gelombang sinus dalam satu detik. Bila dalam satu detik terjadi beberapa siklus maka dapat dikatakan frekuensinya tinggi. Satuan frekuensi (f) adalah hertz (Hz), satu hertz setara dengan satu siklus per detik. 50 Hz adalah 50 siklus per detik, dst. Gambar 6. menunjukkan dua gelombang sinus. Gambar 6(a) adalah gelombang sinus dimana terdapat dua siklus penuh dalam satu detik, dan Gambar 6(b) adalah gelombang sinus dimana terdapat empat siklus penuh dalam satu detik oleh karena itu frekuensi pada bagian (b) dua kali lebih besar daripada bagian (a).
(a) frekuensi rendah
(b) frekuensi tinggi
Gambar 6. Penggambaran frekuensi
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
80
Hubungan Frekuensi dan Periode Rumus untuk hubungan antara frekuensi (f) dan periode (T) sebagai berikut : f
1 T
dan
T
1 f
………………….………….………(1)
Pengukuran Kecepatan Sudut Satuan pada sumbu horisontal dari gelombang sinus adalah waktu, tetapi dapat pula berupa derajat atau radian. Istilah derajat sudah diketahui, tetapi ukuran radian perlu didefinisikan. Jika kita memberi tanda pada sebagian dari keliling lingkaran dimana panjangnya sama dengan radius dari suatu lingkaran seperti pada Gambar 7. maka sudut yang dihasilkan disebut 1 radian. Satu radian ekivalen dengan sudut 57.30.
Gambar 7. Definisi radian Untuk mengkonversi satuan derajat menjadi satuan radian atau sebaliknya digunakan rumus :
π Radian 1800
x derajat …………..……………(2)
1800 Derajat π
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
x radian
81
Contoh 1: 300
:
Radian
π rad : 3
Derajat
π 1800
(300 )
π rad 6
1800 π x 600 π 3
Sebagai perbandingan pada Gambar 8. tampak tegangan, arus sinusoidal menggunakan satuan derajat dan radian pada sumbu horisontal.
Gambar 8. Grafik gelombang sinus versus (a) derajat (b) radian Kecepatan dengan garis vektor berputar pada pusatnya disebut kecepatan sudut, yang dapat ditentukan dari persamaan berikut : jarak (derajat,radian) ………….....…..(3) waktu (detik)
Kecepatan sudut
Atau dalam bentuk variabel sbb : ω
α t
dan
αωt
………………......………...(4)
Karena setiap satu periode gelombang sinus tersebut berulang sehingga dapat dituliskan :
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
82
2π ω 1 ω f T 2π ω 2 π f rad/det T
…...…………………………………………….(5)
Pada Gambar 9. tampak pengaruh kecepatan sudut terhadap frekuensi dan perioda.
Gambar 9. Pengaruh ω terhadap frekuensi dan periode
Contoh 2 : Hitunglah frekuensi dan perioda dari gelombang sinus bila diketahui ω = 500 rad/dt
Jawab : 2π 2 π rad 12.57 mdet ω 500 rad/det
T dan f
1 1 79.58 Hz T 12.57 x 10 3 det
3. SUMBER TEGANGAN SINUSOIDAL Dua metode dasar pembangkitan tegangan sinusoidal yaitu secara elektromagnetik dan elektronik. Gelombang sinus yang diperoleh secara elektromagnetik melalui generator ac dan secara elektronik melalui rangkaian osilator.
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
83
Generator AC (Alternator) Gambar 10. menunjukkan generator ac yang terdiri dari kawat tunggal dalam medan magnet permanen. Setiap ujung kawat dihubungkan pada cincin yang dikenal dengan slip ring. Kawat berputar dalam medan magnet antara kutub utara dan kutub selatan, slip ring juga ikut berputar menyebabkan terjadi gesekan pada sikat yang menghubungkan dengan beban luar. Pada Gambar 11. menggambarkan bagaimana tegangan sinusoidal dihasilkan oleh generator ac dengan kawat yang berputar.
Gambar 10. Generator ac
Gambar 11. Satu siklus pembangkitan tegangan sinusoidal.
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
84
Electronic Signal Generator Signal generator adalah peralatan yang secara elektronika dapat menghasilkan gelombang sinus yang dipergunakan dalam pengujian atau mengontrol sistem dan rangkaian elektronika. Ada beberapa peralatan signal generator mulai dari yang hanya menghasilkan satu bentuk gelombang dengan frekuensi terbatas hingga pada range frekuensi yang lebih luas dengan berbagai bentuk gelombang. Umumnya peralatan yang menghasilkan lebih dari satu bentuk gelombang disebut sebagai function generator. Semua signal generator pada dasarnya terdiri dari sebuah osilator yang merupakan rangkaian elektronika yang menghasilkan gelombang berulang. Peralatan signal generator dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Peralatan signal generator
4. FORMULA TEGANGAN DAN ARUS SINUSOIDAL Rumus matematika dasar untuk gelombang sinusoidal adalah : Am Sin α ………..………………………………………(6) Am Cos α dimana Am adalah nilai puncak dari bentuk gelombang dan α adalah satuan yang digunakan pada sumbu horisontal. Bila α = ωt, maka rumus umum untuk gelombang sinus dalam kuantitas listrik sebagai tegangan dan arus adalah : i = Im Sin ωt v = Vm Sin ωt
…………………………………………….(7)
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
85
dimana : i, v = arus, tegangan sesaat Im ,Vm = arus, tegangan maksimum
5. HUBUNGAN FASA Jika bentuk gelombang sinusoidal bergeser ke kiri atau ke kanan dari 0 derajat maka rumus pada persamaan (6) menjadi : Am = Sin (ωt ± θ)
……………………………...…………(8)
dimana θ adalah sudut dalam derajat atau radian. Hubungan fasa antara gelombang sinus dan gelombang cosinus dapat dilihat pada Gambar 13. dan rumus trigonometri sbb :
π sin(ω t 90 0 ) sin ωt cos ωt 2 ……………………..(9)
π sinωt cos (ω 90 0 ) cos ωt 2
Gambar 13. Hubungan fasa antara gelombang sinus dan cosinus Istilah leading (terdahulu) dan lagging (terbelakang) digunakan untuk menunjukkan hubungan antara dua gelombang sinusoidal yang digambar pada frekuensi yang sama. Pada Gambar 13. kurva cosinus dikatakan lead terhadap kurva sinus sebesar 90 0 dan kurva sinus dikatakan lag terhadap kurva cosinus sebesar 900 . Sudut 900 menunjukkan sudut fasa antara dua gelombang. Jika kedua gelombang tersebut berada pada titik yang sama maka disebut sefasa.
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
86
Contoh 3 : Gambarkan bentuk gelombang sinusoidal berikut dan tentukan hubungan fasanya. i = 2 cos (ωt + 100) v = 3 sin (ωt - 100)
Jawab : i = 2 cos (ωt + 100) = 2 sin (ωt + 100 + 900) = 2 sin (ωt + 1000) i lead v 1100 atau v lag i 1100
Gambar 14. Contoh 3
6. NILAI TEGANGAN DAN ARUS GELOMBANG SINUS Ada lima cara untuk menyatakan nilai magnituda dari tegangan atau arus yaitu : nilai sesaat (instantaneous), nilai maksimum (peak), nilai maksimum ke maksimum (peak to peak), nilai rata-rata (average) dan nilai efektif (rms=root mean square).
Nilai Sesaat Gambar 15. menjelaskan berbagai titik sebagai fungsi waktu dari gelombang sinus, tegangan (arus) mempunyai nilai sesaat. Nilai sesaat ini berbeda untuk titik-titik yang berbeda sepanjang kurva. Nilai sesaat tegangan dan arus di simbolkan dengan huruf kecil yaitu v dan i.
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
87
Gambar 15. Nilai sesaat
6.2 Nilai Maksimum (Peak) Nilai maksimum dari gelombang sinus adalah nilai tegangan (arus) pada maksimum positif atau maksimum negatif terhadap titik nol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 16, untuk gelombang sinus tertentu nilai peak adalah konstan dan dinyatakan dengan V m dan Im.
+Vm Vm t Vm -Vm
Gambar 16. Nilai maksimum
6.3 Nilai Peak-to-Peak
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
88
Nilai peak-to-peak dari gelombang sinus pada Gambar 17. adalah tegangan atau arus dari peak positif ke peak negatif. Nilai peak-topeak selalu dua kali dari nilai peak yang dinyatakan dalam persamaan berikut. Vpp = 2 Vm
atau
Ipp = 2 Im
…………………….(10)
+Vm
-Vm
Gambar 17. Nilai peak to peak 6.4 Nilai Rata-Rata Nilai rata-rata dari gelombang sinus selalu bernilai nol, karena nilai positif saling meniadakan dengan nilai negatif. Nilai rata-rata adalah total area setengah siklus kurva dibagi dengan jarak kurva sepanjang sumbu horisontal dalam radian. Nilai rata-rata ditentukan setengah siklus karena rata-rata untuk siklus penuh adalah nol. Vavg
Vavg
Luas setengah kurva
……………………………...(11)
Vp 1 Vp sin d ( cos ) 0 0
Vp
cos ( cos 0)
2 Vp
Vp
1 1
…………………..…(12)
0.637 Vp
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
89
6.5 Nilai Efektif (rms) Nilai rms (root mean square) juga dikenal sebagai nilai efektif. Bila sebuah resistor dihubungkan ke sumber tegangan ac sinusoidal seperti pada Gambar 18(a). maka pada resisitor akan timbul sejumlah panas yang dibangkitkan oleh daya pada resistor tersebut. Gambar 18(b) menunjukkan resistor yang sama dihubungkan dengan sumber tegangan dc. Nilai tegangan dc diatur sedemikian rupa sehingga pada resistor timbul sejumlah panas yang sama seperti ketika dihubungkan dengan sumber ac. Bila hal tersebut terpenuhi maka daya elektrik rata-rata yang dikirim ke resistor R oleh sumber ac adalah sama dengan daya yang dikirim oleh sumber dc.
Gambar 18. Nilai rms tegangan sinusoidal sama dengan tegangan dc Daya yang dikirim oleh suplai ac setiap saat adalah :
Pac (i ac ) 2 R (I m sin t ) 2 R (I 2m sin2 t ) R dim ana 1 (1 cos 2 t ) 2
sin2 t sehingga: Pac I 2m
Pac
1 2
(1 cos 2 t ) R
I 2m R I 2m R cos 2t 2 2
…………………………………(13)
Daya rata-rata yang dikirim oleh sumber ac adalah suku pertama pada persamaan (13) dimana suku kedua adalah nol karena nilai rata-rata
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
90
dari gelombang kosinus adalah nol. Sehingga daya rata-rata yang dikirim oleh sumber ac adalah sama dengan sumber dc sbb :
Pav (ac) Pdc Im2 R I2dc R 2 I Idc m 0.707Im 2
…………………………………(14)
Nilai dc ekivalen dengan nilai efektif dari kuantitas sinusoidal. Hubungan antara nilai maksimum dan nilai efektif (rms) adalah sama untuk tegangan maupun arus sbb :
Irms Vrms
1 2 1
Im 0.707Im
2
……………………………………(15)
Vm 0.707 E m
Dengan cara yang sama diperoleh :
I m 2 I rms 1.414 I rms Vm 2 Vrms 1.414 V rms
……………………………………..(16)
Contoh 4 : Sumber dc 120 V mengirim daya 3.6 W ke beban, tentukan nilai tegangan dan arus maksimum jika sumber ac mengirim daya yang sama ke beban.
Gambar 19. Contoh 4
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
91
Jawab : Pdc = Vdc Idc
Idc
Im Vm
Pdc 3.6 30 mA Vdc 120 2 Idc (1.414)( 30 ) 42.42 mA 2 Vdc (1.414)(120 ) 169.68 V
Rangkaian Listrik I by Zaenab Muslimin
92