BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMUNIKATIF DALAM NOVEL“SEPETAK RUMAH UNTUK TUAN BISWAS” KARYA V.S NAIPAUL
ARTIKEL
“Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Sarjana Pendidikan"
OLEH SANTI NIM. 3114 09 087
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2014
1
2
BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMUNIKATIF DALAM NOVEL“SEPETAK RUMAH UNTUK TUAN BISWAS” KARYA V.S NAIPAUL
Penulis Santi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Anggota penulis : Dr. H .Dakia N. Djou M. Hum (Pembimbing I) Dr. Hj. Asna Ntelu M. Hum (Pembimbing II)
Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana bentuk tindak tutur antartokoh dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul? (2) Bagaiamana fungsi tindak tutur antartokoh dalam novel “novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul? Tujuan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi komunikatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif untuk mendeskripsikan fakta-fakta yang ada dalam novel Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul, kemudian disusul dengan menganalisis dan mendeskripsikan bentuk tindak tutur dari novel dan selanjutnya mendeskripsikan fungsi tindak tutur dalam novel tersebut, dengan cara menganalisis serta memberikan penjelasan terhadap objek yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul memiliki bentuk tindak tutur yang terdiri atas (1) tindak tutur jenis ilokusi konstatif (2) tindak tutur jenis ilokusi direktif (3) tindak tutur jenis ilokusi komisif dan (4) tindak tutur jenis ilokusi acknowledgments. Selain itu, terdapat empat jenis fungsi tindak tutur ilokusi yakni: (1) fungsi competitif (2) Fungsi convivial (3) Fungsi collaborative (4) Fungsi complictive. Berdasarkan hasil penelitian dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul ini terdapat berbagai bentuk jenis tindak tutur ilokusi dan fungsinya yang terjadi dalam tuturan antartokoh. Berdasarkan hasil penelitian dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul ini ditemukan berbagai bentuk tindak tutur ilokusi komunikatif dan fungsinya yang terdapat pada tuturan antartokoh. Kata kunci: Bentuk, Fungsi, Tindak Tutur, Novel
3
Pendahuluan Tindak tutur digunakan karena pada dasarnya seseorang dalam mengucapkan ekspresi itu ia tidak hanya berekspresi tetapi ia juga menindakkan sesuatu (Purwo, 1990:19). Tindak tutur biasa terjadi dalam komunikasi sosial pada masyarakat yang melibatkan antara penutur dan mitratutur pada umumnya. Bukan hanya pada bentuk lisan, namun peristiwa tindak tutur itu terdapat pula dalam wacana tulis misalnya dalam wacana sastra. Black (2011:3) dalam wacana sastra tentu akan berbeda dari percakapan keseharian dan dari beberapa wacana tulis lainnya, karena semua karya yang diterbitkan tentunya sudah dikomposisi dan direvisi secara seksama. Bahkan, di dalam dialog fiksi, kesalahan ucap yang tidak disengaja dan referensi yang tidak jelas seperti yang banyak dijumpai dalam bahasa lisan jarang dipresentasikan. Pada dasarnya cerita fiksi tidak hanya diambil dari hasil imaji seorang penulis, akan tetapi bisa juga bersumber dari kehidupan nyata, hanya saja bahasa dalam wacana sastra lebih diperhalus untuk menimbulkan kesan tertentu pada pembaca. Ini berarti meskipun berbeda antara wacana sastra dengan percakapan keseharian, namun jika dilihat dari bentuk tuturan atau percakapannya tidaklah jauh perbedaan itu. Seperti dalam situasi percakapan keseharian,
pasti ada
tindakan-tindakan dalam tuturan yang memberikan ruang terjadinya berbagai tipe tindak seperti meminta, memohon, mengajak, mengizinkan, dan sebagaimana yang terdapat dalam jenis tindak ilokusi komunikatif. Tindak ilokusi komunikatif berarti penutur mengekspresikan tidak saja sikap yang dimilikinya terhadap isi proposisinya tetapi juga maksud bahwa si mitra tutur juga membentuk sikap yang sesuai (Ibrahim, 1992:12). Bukan hanya bentuk, tindak tutur ilokusi juga mempunyai fungsi tertentu seperti kompetititf, convivial, dan conflictive. Bentuk tindak tutur dan fungsi ilokusi seperti ini pula terdapat dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul. Novel merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi, bahkan perkembangannya yang kemudian novel dianggap bersinonim dengan fiksi (Nurgiyantoro, 181:119). Novel Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas adalah
4
novel karya V.S Naipaul yang diterbitkan oleh Pendulum pada tahun 2004. Novel ini merupakan jenis novel terjemahan yang judul aslinya adalah A House for Mr Biswas. Di dalam novel Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas terdapat tindak tutur ilokusi komunikasi yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel. Bukan hanya bentuk, namun peristiwa tindak tersebut mempunyai fungsi tetentu. Oleh karena itu, novel Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas apabila dibaca dan dipahami secara cermat terdapat hal-hal menarik terutama pada bahasa percakapan para tokoh yang digunakan dalam mengungkapkan ekspresinya sehingga dituangkan dalam cerita secara baik dan lancar. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur ilokusi komunikasi dalam novel Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas dapat dipahami secara cermat dan terdapat hal-hal menarik terutama pada bahasa yang dituangkan dalam cerita secara baik dan menarik. Jika keteraturan komponen dalam ilmu bahasa disebut linguistik, maka bagaimana bahasa itu digunakan dalam bentuk ujaran atau tuturan dikaji dalam bidang ilmu yang disebut pragmatik. Banyak rumusan tentang teori pragmatik. Namun, kalau disarikan bisa dikatakan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mengkaji bagaimana satuan-satuan bahasa itu digunakan dalam pertuturan dalam rangka melaksanakan komunikasi (Chaer, 2010:23). Dari uraian tersebut, maka peneliti memformulasikan penelitian dengan judul “Tindak Tutur dalam Novel Sepetak Rumah Untuk Tuan Biswas Karya V.S Naipaul”. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Bagaimana bentuk tindak tutur ilokusi komunikatif antartokoh dalam
novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S
Naipaul? (2) Bagaimana fungsi tindak tutur ilokusi komunikatif antartokoh dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul ? Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut : (1) Bagi Peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut : (a) Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian. (b) Menambah wawasan tentang teori pragmatik yang menjadi dasar analisis suatu bahasa terutama yang berkaitan dengan proses tindak tutur dan fungsinya. (2) Bagi Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat
5
menambah wawasan dan memberikan kontribusi data dasar, terutamanya bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian yang relevan. Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada satu proses, yakni proses komunikasi (Chaer, 2010:47-50). Kalau peristiwa tutur merupakan gejala sosial seperti disebut di atas, maka tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis, dan berlangsungnya ditentukan oleh kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Kalau dalam peristiwa tutur lebih dilihat pada tujuan peristiwanya, tetapi dalam tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Yule (2006:84) tindak tutur umumnya diterjemahkan secara sempit dengan sekadar diartikan sebagai tekanan ilokusi suatu tuturan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya peristiwa tutur dan tindak tutur itu sangat berkaitan erat. Dalam pragmatik tindak tutur ini diklasifikasikan menjadi tiga macam yakni: (1) Tindak tutur lokusi, yakni tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu (Rustono, 1999:35). Lokusi merupakan semata-mata tindak tutur atau tindak bertutur yaitu tindak melakukan sesuatu dengan kata dan makna kalimat sesuai dengan makna itu dan makna kalimat itu sesuai dengan kaidah sintaksisnya. (2) Tindak tutur ilokusi, yakni tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya tuturan. Ibrahim (1992:16-44) jenis tindak tutur ilokusi komunikatif ini diklasifikasikan menjadi empat jenis sebagai berikut : (a) lokusi konstatif (Constatives), merupakan ekspresi kepercayaan yang dibarengi dengan ekspresi maksud sehingga mitratutur membentuk atau memegang kepercayaan yang serupa. (b) Ilokusi direktif (Direktives), mengekspresikan sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh mitratutur. (c) Ilokusi komisif (Comissives), merupakan tindak mewajibkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dispesifikasi dalam isi proposisinya, yang bisa juga menspesifikasi kondisi-kondisi tempat isi itu dilakukan atau tidak harus
dilakukan. (d)
Ilokusi acknowledgments, mengekspresikan perasaan tertentu kepada mitratutur baik yang berupa rutinitas ataupun yang murni. (3) Tindak tutur perlokusi, yakni tindak yang mempengaruhi atau memberikan efek tertentu pada lawan tuturnya.
6
Tindak tutur ilokusi komunikatif mempunyai fungsi tertentu. Leech (dalam Wawan:2010), mengklasifikasikan fungsi ilokusi ini menjadi empat jenis, yaitu: pertama kompetitif (Competitif), tujuan ilokusi bersaing dengan tujuan sosial, misalnya: memerintah, meminta, menuntut, mengemis. Fungsi kedua yakni menyenangkan (convivial), tujuan ilokusi sejalan dengan tujuan sosial, misalnya : menawarkan/ mengajak/mengundang, menyapa, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat. Fungsi yang ketiga Bekerjasama (collaborative), tujuan ilokusi tidak menghiraukan tujuan sosial, misalnya: menyatakan, melapor, mengumumkan, dan mengajarkan, dan fungsi yang keempat yakni bertentangan (conflictive),
tujuan
ilokusi
bertentangan
dengan
tujuan
sosial,
misalnya: mengancam, menuduh, menyumpahi, dan memarahi. Watt (dalam Tuloli, 2000:17) mengemukakan bahwa novel merupakan suatu ragam sastra yang memberikan gambaran pengalaman manusia, kebudayaan manusia, yang disusun berdasarkan peristiwa, tingkah laku tokoh, waktu dan plot, suasana dan latar.
Novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S
Naipaul ini merupakan novel autobiografi keluarga penulisnya sendiri. Novel ini menggambarkan kisah sepenggalan hidup manusia yang tragis, perjalanan hidup anak manusia beserta tindak-tanduknya ditengah kegagapan budaya di negeri pascakolonial. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : (1) Mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi komunikatif dalam novel “Sepetak Rumah Untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul. (2) Mendeskripsikan fungsi tindak tutur ilokusi komunikatif antartokoh dalam novel “Sepetak Rumah Untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul. Metode Penulisan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yakni tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto 2010:234). Pada penelitian ini dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang terdapat dalam tuturan antartokoh dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” Karya V.S Naipaul.
7
Data penelitian ini berupa tuturan-tuturan antartokoh dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” Karya V.S Naipaul. Tuturan-tuturan tersebut tidak semuanya digunakan sebagai data, tetapi yang digunakan hanya tuturan-tuturan dalam tindak ilokusi komunikatif dan fungsinya yang terjadi dalam tuturan antartokoh dalam novel. Sumber data pada penelitian ini adalah novel berjudul “ Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” Karya V.S Naipaul, tebal keseluruhan berjumlah 634 halaman. Pada tahap pengumpulan data, penelitian ini menggunakan dokumentasi tertulis yakni dokumentasi yang berbentuk cerita (tuturan) antartokoh dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul. Selain itu juga digunakan teknik pencatatan, yakni untuk mencatat data tuturan antartokoh dalam novel. Dalam menganalisis data, digunakan teknik analisis kualitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Menyalin tuturan langsung yang terdapat dalam novel. (2) Menginterpretasi konteks berdasarkan tuturan langsung antartokoh dalam novel. (3) Mengubah tuturan langsung dalam novel ke dalam bentuk percakapan (dialog). (4) Mengklasifikasi data atas tindak tutur ilokusi komunikatif dan fungsi tindak tutur ilokusi komunikatif. (5) Menganalisis data yang telah terkumpul. (6) Mendeskripsikan/menyajikan
hasil penelitian. (7)
Menyimpulkan hasil penelitian. Hasil dan Pembahasan Dari hasil penelitian dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul telah ditemukan berbagai jenis tindak tutur ilokusi komunikatif. Masing-masing jenis tindak tutur ilokusi komunikatif yang terdapat dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul tersebut, terjadi pada tuturan antartokoh sebagai berikut: 1) Ilokusi Konstatif (Constatives) Konteks : Pertemuan Tuan Biswas dan Ramchand kakak iparnya Ramchand
:“Kuberi tahu, bekerja pada Tara tak punya masa depan. Sebagaimana kau ketahui, kini aku bekerja di tempat
8
pembuatan minuman keras, dan tahukah kau berapa penghasilan yang kuperoleh? Ayo. Tebaklah.” Tuan Biswas
:“Sepuluh dolar.”
Ramchand
:“Dua belas. Dengan bonus setiap hari natal. Dan bir dengan harga borongan hingga tawar menawar. Tak terlalu buruk,’kan?” (Np.81)
Percakapan dua tokoh yang terdapat pada tuturan dua tokoh di atas, berlangsung dalam situasi yang santai. Pada tuturan tersebut pengarang menggunakan jtindak tutur jenis ilokusi konstatif asertif yang ditujukan pada tuturan berikut: “Kuberi tahu, bekerja pada Tara tak punya masa depan. Sebagaimana kau ketahui, kini aku bekerja di tempat pembuatan minuman keras, dan tahukah kau berapa penghasilan yang kuperoleh? Ayo. Tebaklah”, tuturan ini mengandung pengertian bahwa tokoh Ramchand ingin memberi tahu tentang pekerjaannya
dengan
cara
menyampaikan,
mengatakan
maksud
bahwa
mitratuturnya tahu berapa penghasilan yang diperolehnya. Selanjutnya tuturan Tuan Biswas “Sepuluh dolar”, dalam tuturannya ini Tuan Biswas mencoba menebak penghasilan tokoh Ramchand. Tindak tutur jenis ilokusi konstatif asertif juga terdapat dalam tuturan “Dua belas. Dengan bonus setiap hari natal. Dan bir dengan harga borongan hingga tawar menawar. Tak terlalu buruk,’kan?”, tuturan ini memberitahu tentang penghasilan yang diperolehnya dengan cara menyampaikan, mengatakan dengan maksud agar mitratuturnya percaya dengan besarnya penghasilan yang diperolehnya dari menjual minuman keras tersebut. Tuturan tokoh Ramchand ini berisi suatu tindakan yakni ia menginginkan agar Tuan Biswas tertarik dengan pekerjaan tersebut dan mau bekerja bersamanya. 2) Ilokusi Direktif (Directives) Konteks : Tuan Biswas menerima kemarahan dari keluarga Nyonya Tulsi Chinta
: “Jangan pergi , dik. Kakakmu memohonmu.”
Tuan Biswas : “Baiklah-baiklah. Hapuslah air matamu. Aku tidak akan pergi.” (Np.127) Tuturan antara dua tokoh di atas, terjadi dalam situasi yang menyedihkan. Tindak tutur jenis ilokusi direktif requestives pada tuturan ini lebih ditujukan pada
9
tuturan berikut: “Jangan pergi, dik. Kakakmu memohonmu”, tuturan ini disampaikan kepada Tuan Biswas ketika ia akan pergi meninggalkan rumah ibu mertuanya,
dan
ilokusi dari tuturan
tokoh
Chinta
itu
sendiri
yakni
meminta/memohon kepada lawantuturnya agar tidak pergi. 3) Ilokusi Komisif (Comissives) Konteks : Tuan Biswas membicarakan tentang rumah kepada Shama Tuan Biswas : “Segera, setelah rumah itu selesai, kita akan membeli brokat emas itu untukmu, Shama” Shama
:
“Mudah-mudahan saat itu tiba” (Np.251)
Tuturan di atas terjadi antara dua orang tokoh, yang keduanya adalah pasangan suami istri. Tindak tutur pada percakapan dua tokoh tersebut lebih ditujukan pada tindak tutur ilokusi komisif promises menjanjikan yang nampak dalam tuturan berikut: “Segera, setelah rumah itu selesai, kita akan membeli brokat emas itu untukmu, Shama”, ilokusi dari tuturan tokoh Tuan Biswas tersebut yakni menjanjikan kepada istrinya untuk segera membelikannya brokat emas setelah rumah mereka selesai dibangun. 4) Ilokusi Acknowledgments Konteks : Untuk sementara Nyonya Tulsi tinggal bersama Tuan Biswas Nyonya Tulsi
: “… Mohun. Aku dengar kau sedang mencari sebuah rumah.”
Tuan Biswas
: “Aku hanya berjaga-jaga.”
Nyonya Tulsi
: “Maaf tentang ketidaknyamanan ini…” (Np. 565)
Pada
ini
tuturan
pengarang
menggunakan
tindak
tutur
ilokusi
acknowledgments Apoligize (meminta maaf) yang ditujukan dalam tuturan berikut: “Maaf tentang ketidaknyamanan ini…”, tuturan nyonya Tulsi ini bermaksud untuk meminta maaf atas ketidaknyamanan Tuan Biswas dengan kehadirannya ditengah-tengah mereka.
10
Selain bentuk tindak tutur ilokusi komunikatif di atas, dari hasil penelitian dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul terdapat juga empat fungsi tindak tutur ilokusi komunikatif sebagai berikut: a. Fungsi Kompetitif (competitif) Konteks : Tuan Biswas berbicara mengenai pekerjaan, dan Govind menunjukkan sedikit minat. Govind
: “Sebaiknya kau sudahi mengecat papan reklame itu. Mereka mencari sopir yang baik untuk dipekerjakan di perkebunan.”
Tuan Biswas
: “Menyudahi pekerjaan? Dan kebebasanku? Tidak, kawan. Mottoku: dayunglah perahumu sendiri.” (Np.121)
Peristiwa tutur di atas terjadi dalam suasana santai, dilakukan oleh dua orang tokoh yang keduanya merupakan seorang karib kerabat. Fungsi tindak tutur ilokusi dalam percakapan ini lebih ditujukan pada jenis fungsi kompetitif (competitif) meminta yang tampak dalam tuturan berikut: “Sebaiknya kau sudahi mengecat papan reklame itu. Mereka mencari sopir yang baik untuk dipekerjakan di perkebunan”, tuturan tokoh Govind ini secara pragmatik mengandung pengertian bahwa ia meminta agar mitratuturnya mau meninggalkan pekerjaannya mengecat papan reklame. b. Fungsi menyenangkan (convivial) Konteks : Tuan Biswas melihat Nyonya Tulsi duduk di beranda dikegelapan. Tuan Biswas tidak memberi salam kepadanya, dia telah bersumpah untuk tidak berbicara dengannya lagi. Nyonya Tulsi
: “Mohun?”
Tuan Biswas
: “Ya, Ibu.”
Nyonya Tulsi
: “Bagaimana keadaan Anand? Aku tidak mendengar suara batuknya beberapa hari terakhir ini.”
Tuan Biswas
: “Dia baik-baik saja”. (Np.564)
11
Percakapan di atas terjadi antara Nyonya Tulsi dan anak menantunya Tuan Biswas atau yang akrab dipanggil Mohun. Fungsi tindak tutur ilokusi jenis ini masuk dalam fungsi menyenangkan (convivial) yang ditujukan pada tuturan berikut: “Mohun?”, ilokusi dari tuturan Nyonya Tulsi ini yakni menyapa kedatangan anak menantunya itu. c. Fungsi bekerjasama (collaborative) Konteks : Mohun anak Raghu yang bertugas memelihara anak sapi milik Dhari belum juga kembali ke rumah hingga hari telah larut. Dhari
: “Kolam, kolam. Anaknya Raghu menenggelamkan anak sapi di kolam. Anak sapi yang bagus. Anak sapiku yang pertama. Satusatunya anak sapi milikku”.
Raghu
: “Omong kosong!. Kalian pembohong. Anak itu takkan mendekati air. Pandita secara khusus melarangnya mendekati air.” (Np.36)
Tuturan di atas terjadi antara tokoh Dhari dan Raghu, dalam suasana yang cukup menegangkan. Fungsi tindak tutur ilokusi pada percakapan tersebut ditujukan pada fungsi collaborative mengumumkan yang tampak pada tuturan berikut ; “Kolam, kolam. Anaknya Raghu menenggelamkan anak sapi di kolam. Anak sapi yang bagus. Anak sapiku yang pertama. Satu-satunya anak sapi milikku”. Secara pragmatik ilokusi dari tuturan tokoh Dhari ini yakni mengumumkan tentang anak sapinya yang ditenggelamkan oleh anak Raghu di kolam. d. Fungsi bertentangan (conflictive) Konteks : Tuan Biswas meminum air dan berkumur. Kemudian dengan menghembuskan pipinya, dikeluarkannya air dari mulutnya sejauh mungkin keluar jendela. Dewa Muda : “Jangan kau pikir aku tidak melihatmu. Akan kuingat yang kau lakukan ini, Tuan Biswas. Tetapi aku berdiri di sini dan jika engkau meludahiku lagi akan kukatakan hal ini kepada mama.”(178) Tuan Biswas : “Katakan saja olehmu anak bangsat”. (Np.149)
12
Tuturan terjadi antara tokoh Tuan Biswas dan Dewa Muda (saudara Shama). Fungsi tindak tutur ilokusi tersebut ditujukan pada fungsi conflictive yang ditujukan pada tuturan
berikut: “………. jika engkau meludahiku lagi akan
kukatakan hal ini kepada mama”, ilokusi dari tuturan ini yakni mengancam mitratuturnya,dengan cara mengadukan apa yang diperbuatnya kepada ibunya (Nyonya Tulsi) dengan maksud agar mitratuturnya tidak mengulangi kembali tindakannya tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis penelitian tindak tutur dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” karya V.S Naipaul dapat disimpulkan : (1) Bentuk tindak tutur ilokusi komunikatif antartokoh dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” terdiri atas empat jenis tindak tutur ilokusi komunikasi yang meliputi : (i) tindak tutur ilokusi konstatif (ii) tindak tutur ilokusi direktif (iii) tindak tutur ilokusi komisif dan (iv) tindak tutur ilokusi acknowledgments. (2) Fungsi tindak tutur ilokusi komunikatif antartokoh dalam novel “Sepetak Rumah untuk Tuan Biswas” yakni terdiri atas empat jenis fungsi yang meliputi : (i) fungsi kompetitif (Competitif), (ii) fungsi menyenangkan (Convivial), (iii) fungsi bekerjasama (Collaborative)dan (iii) fungsi bertentangan (Conflictive). Penelitian ini membahas masalah tindak tutur yang terjadi pada dialog antartokoh, sehingga penelitian ini dapat dijadikan referensi pada penelitian berikutnya yang ingin mengkaji bahasa dalam sebuah karya sastra. Selain itu juga, Penelitian ini hanya membatasi pada jenis tindak tutur ilokusi dan fungsinya, sehingga dalam penelitian ini masih terbatas pada satu bentuk tindak tutur, dan masih terdapat dua bentuk tindak lagi yang belum dibahas dalam penelitian ini yakni tindak tutur lokusi dan perlokusi . Peneliti berharap semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai inspirasi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang relevan dalam menganalisis novel yang berkaitan dengan kegunaan yang bisa diterapkan.
13
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Black, Elizabeth. (2011). Stilistika Pragmatis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. (2010). Sosiolinguistik : Perkenalan Awal. Jakarta : PT Rineka Cipta. Ibrahim, Abd. Syukur. (1993). Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional. Nurgiyantoro, Burhan. (1998). Teori Pengkajian Fiksi. Yogayakarta: Gadjah Mada University Press. Purwo, Bambang Kuswanti. (1990). Pragmatik dan Pengajaran Bahasa : Kanisius. Rustono, (1999). Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Press. Tuloli, Nani. 2000. Teori Fiksi. Gorontalo : BMT :”Nurul Jannah. Wawan, Junaidi. (2010). Klasifikasi Tindak Tutur-Bahasa Indonesia-Media pembelajaran (online), Tersedia : http://blklasifikasi-tindak-tutur.html. (Diakses Kamis 11 February 2010). Yule, George. (2006). Pragmatik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
14