Bijak 1
Belajar 1 Memahami Arti Perjuangan
2
“Life is struggle. The one who enjoys this struggle is the real winner. – Hidup adalah perjuangan. Siapapun yang menikmati perjuangan tersebut adalah pemenang sejati.” Anupama Kamble.
3
Rama, 3 tahun terlihat hanya diam mengamati orangtuanya terus memindahkan satu per satu barang dagangan mereka ke gubuk kecil dipinggir jalan. Gubuk tersebut berdiri di sepanjang Jalan Pipa Reja, Kecamatan Kemuning, Palembang. Kawasan ini memang kini menjadi sentra penjualan dan pembuatan kemplang panggang. Selain empek-empek, Palembang memiliki berbagai makanan khas. Salah satunya kemplang panggang. Makanan ini menjadi salah satu cirri khas makanan Palembang karena hanya ada di di kota tertua di Indonesia. Orangtua Rama sama seperti puluhan pedagang kemplang panggang. Pagi itu, cuaca terasa begitu menyenangkan, tidak terlalu panas, angin pun berhembus sepoi-sepoi. Di dalam gubuk yang berada persis di bawah pohon besar tersebut. Mama Rama mulai menyiapkan beragam keperluan memanggang kemplang. Wanita berusia 35 tahun ini memang tidak 4
membuat sendiri kemplang tersebut. Sama seperti yang lainnya, mereka hanya memanggang dan menjual kemplang tersebut. Saya pun menanyakan kepada mereka “Bu, kenapa tidak membuat sendiri kemplangnya?”. “O, kami memang tidak buat sendiri, dek. Karena repot dek, kami sudah jualan, masih mau buat kemplang juga. Tidak keburu waktunya dek” jawab sang penjual kemplang. Para penjual biasanya membawa kemplang yang sudah siap dipanggang. Di gubuk-gubuk itulah para penjual mulai menyiapkan bara yang terbuat dari arang batok kelapa didalam sebuah baskom besar berbahan seng. Asap pun mengepul memenuhi sepanjang jalan. Setelah bara telah jadi, mereka pun secara telaten mengambil satu demi persatu kemplang yang siap dipanggang tersebut dan meletakkan kedalam penjepit panjang. Berulang kali sisi kemplang tersebut dibolak-balik agar matangnya merata. Jika telah matang, mereka pun melemparkan kemplang tersebut diatas meja didepan mereka. Luar biasa, meja tersebut seperti magnet bagi kemplang. Sehingga saat dilemparkan kemplang pun takkan bergerak keluar dari gubuk. Hal tersebut berulang terus menerus, setelah dirasa cukup dan kemplang sudah dingin tersebut dimasukkan kedalam 5
kantong. Dan dijejerkan didepan gubuk menunggu pembeli datang. Para penjual sengaja membagi dagangan mereka, mulai dari Rp 5.000,- , Rp 10.000,- dan Rp 15.000,- per kantong. “Hari ini untung dek, cuaca tidak begitu panas, kalo panas dek, bisa-bisa kami tidak tahan dek duduk disini sambil memanggang kemplang tapi tidak pakai masker” Mama Rama melanjutkan ceritanya. Saya pun kembali bertanya “Kenapa harus pakai masker bu, memangnya masker itu gunanya buat apa bu?”. “Biar wajah tidak gosong dek, masak kita sudah begini, tapi masih tidak merawat kecantikan dek, kalo wajah sudah terbakar oleh panasnya bara api, jadi tidak betah duduk disini. Nah kalo masker kan mukanya bisa dingin” terang Mama Rama. Biasanya jika udara dirasakan cukup panas, para penjual ini akan memenuhi muka mereka dengan bedak beras putih. Tapi jika cuaca dingin seperti saat ini, mereka pun tidak menggunakan masker bedak dingin, yang berguna melindungi wajah mereka dari hantaman panasnya bara api. Mama Rama sembari memasukkan kemplang kedalam kantong plastik bercerita “Dek, kami juga pengen bisa jualan seperti orang lain, tidak kepanasan seperti ini. Tapi apa daya, hanya inilah yang bisa kami lakukan”. 6
“Memangnya Ibu tinggal dimana?” saya kembali bertanya. “Untung dek, kami sudah punya rumah sendiri, walau tidak bagus, tapi bisa berlindung dari panas dan hujan, dek” jawab Mama Rama. “Biasanya Ibu menyikapi hidup seperti apa?” saya memang selalu tergelitik untuk menanyakan hal ini kepada yang saya temui dan berjuang dengan berat menghadapi kehidupan mereka. “Kami selalu bersyukur dek, walau tidak banyak yang didapatkan, jualan kami setiap hari ada yang membeli. Nah, kalo pagi-pagi, bapaknya suka memasukkan uang ke kotak amal di masjid. Katanya buat melancarkan rezeki hari ini” terang Mama Rama. “Hidup itu memang berat dek, kayak saya saja, saya harus menyekolahkan 2 anak, Rama kan masih kecil tapi nanti pasti sekolah. Jadi hidup ini jalani saja dek, tidak perlu menuntut macam-macam seperti orang punya televisi baru, kita juga ingin beli. Nah kalo yang kayak itu, tidak bakal habis-habisnya dek. Yang penting bersyukur saja dek, hidup pasti ridho dek” lanjut Mama Rama. Percakapan pun terus berlanjut seiring hari yang sudah beranjak siang, saya pun memutuskan membeli sekantong kemplang dan membawanya ke kantor.
7
Perkataan Mama Rama seperti keputusannya untuk tidak membuat sendiri kemplang tapi lebih memilih menjualnya saja menjadi pemikiran tersendiri bagi saya. Karena memang proses pembuatan kemplang itu membutuhkan waktu yang lama, mulai dari proses pembuatan adonan, merebus adonan kemplang, lalu memotong hingga menjemurnya yang membutuhkan waktu 2 hingga 3 hari lamanya. Barulah kemplang itu siap dipanggang dan akhirnya disantap. Saya pun ingat tentang quote kehidupan. “Life is struggle. The one who enjoys this struggle is the real winner. – Hidup adalah perjuangan. Siapapun yang menikmati perjuangan tersebut adalah pemenang sejati.” Anupama Kamble. Hidup adalah perjuangan, seberat apapun kehidupan itu kita harus menjalani dan menikmati setiap prosesnya. Agar nanti menjadi pemenang sejati. Karena hidup kita ada di tangan kita dan pilihannya itu bukan orang lain yang memutuskan tapi diri kita sendiri. Hidup ini hanya satu kali, apakah kita hanya melihat dan menjadi penonton saja. Ataukah kita ingin menjadi bagian dari perjuangan dan menjadi pemenang.
8
Setiap potongan adegan kehidupan yang kita temui, layaknya seperti pelajaran kehidupan yang langsung diberikan oleh Allah SWT untuk terus memaknainya. Seperti Mama Rama dan suaminya yang memulai hari dengan bersyukur dan bersedekah. Seperti firman Allah SWT. Dan, di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah, "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orangorang yang saleh." Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). - QS At-Taubah: 75-76.
9
Belajar 2 Setiap Orang Punya Masalah
10
Setiap orang punya masalah, tapi, besar atau kecilnya relatif tergantung dari sikap orang yang menghadapi masalah tersebut. Allah memberikan cobaan kepada kita karena Allah yakin kita akan pasti mampu melewatinya. Seorang teman bercerita kepada saya tentang masalah yang dihadapinya. Kehidupan sebenarnya bersikap baik kepadanya, memiliki kekayaan berlimpah, pergaulan high class, dan beragam prestasi yang diraihnya baik dari prestasi olahraga hingga ajang pemilihan bakat lainnya. Keluarganya hampir kehilangan kekayaan, akibat keteledoran ayahnya yang ditipu rekan bisnisnya. Teman-temannya yang dulu bersamanya malah menjauhinya. Oh Tuhan…. ternyata selama ini , saya buta dan tidak melihat jika dia memiliki masalah. Kupikir masalah terberatnya hanya kecantikan, dan pacar-pacarnya. Saya bersyukur ternyata masih memiliki keluarga, meskipun kekurangan disana sini, tapi kami masih bersatu dan hangat. 11
Dari hal ini saya mempelajari, setiap orang punya masalah, entah masalah dalam pekerjaan, masalah dalam rumah tangga, masalah dengan lingkungan, masalah keuangan, masalah dalam kehidupan sosial, bahkan juga masalah dengan diri sendiri. Besarnya masalah juga bersifat relatif. Namun, tahukah Anda bahwa di balik setiap masalah terkandung suatu peluang emas dan kesempatan yang besar untuk maju? Semua masalah sebenarnya adalah rahmat terselubung bagi kita. Mereka “berjasa” karena dapat membuat kita lebih baik, lebih arif, lebih bijaksana, dan lebih sabar. Ada kata-kata bijak dari Norman V. Peale yang patut Anda renungkan. Dalam bukunya You Can If You Think You Can, ia mengatakan, “Apabila Tuhan ingin menghadiahkan sesuatu yang berharga, bagaimanakah Ia memberikannya kepada Anda? Apakah Ia menyampaikan dalam bentuk suatu kiriman yang indah dalam nampan perak? Tidak! Sebaliknya Tuhan membungkusnya dalam suatu masalah yang pelik, lalu melihat dari jauh apakah Anda sanggup membuka bungkusan yang ruwet itu, dan menemukan isinya yang sangat berharga, bagaikan sebutir mutiara yang mahal harganya yang tersembunyi dalam kulit kerang.”
12
Pernyataan di atas bukan sekedar kata-kata indah untuk menghibur Anda yang sedang kalut menghadapi suatu masalah. Ini adalah perubahan paradigma dan cara berpikir. Keadaan apa pun yang kita hadapi sebenarnya bersifat netral. Kita lah yang memberikan label positif atau negatif terhadapnya. Seperti yang dikatakan filsuf Cina, I Ching, “Peristiwanya sendiri tidak penting, tapi respon terhadap peristiwa itu adalah segala-galanya.” Artinya kita harus belajar memakna kehidupan dan setiap pelajaran kehidupan yang Allah berikan kepada kita. Tentunya hal itu untuk membuat kita semakin kuat dan dewasa dalam bersikap. Al-Qur’an mengajarkan kita untuk berdo’a: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya… --QS. Al-Baqarah: 286. Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh. Sayang, lebih banyak orang yang menganggap masalah sebagai sesuatu yang harus dihindari. Mereka tak mampu melihat betapa mahalnya mutiara yang terkandung dalam setiap masalah. Allah SWT 13
sangat mengetahui kemampuan kita masing-masing. Ia tak akan pernah memberikan suatu beban yang kita tak sanggup memikulnya. Dan semua hal yang kita hadapi tersebut adalah bentuk pembelajaran bagi kehidupan kita agar mampu menjadi menjadi pribadi yang lebih bijak.
14
15