BAB II METODOLOGI 2. 1
PRINSIP DASAR PENYUSUNAN
Prinsip dasar penyusunan publikasi ini masih merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya, yaitu tetap melakukan pengukuran terhadap kinerja pembanguan manusia yang representatif pada level kabupaten sampai dengan tingkat kecamatan. Sehingga untuk mendapatkan ukuran kesejahteraan masyarakat yang ditandai meningkatnya kualitas sumberdaya manusia, terciptanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha, terpenuhinya kebutuhan pokok minimal dan kebutuhan dasar lainnya secara layak, serta meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat yang harus segera terwujud bisa terkaji dan terevaluasi secara terus menerus. 2.1.1
Acuan Rancangan
Studi ini mengacu pada sebuah konsep yang dikembangkan oleh badan dunia The United Nations Development Programe (UNDP) dalam menghitung Human Development Index (HDI). Yang kemudian dibuat sebagai acuan rancangan dalam mengevaluasi program pembangunan manusia di Kabupaten Banyuwangi khususnya di bidang pembangunan pendidikan, kesehatan dan daya beli pada tahun 2010. 2.1.2
Prinsip-Prinsip Dasar
Beberapa prinsip dasar dalam penyusunan Pembanguan Manusia Kabupaten Banyuwangi tahun 2010 yaitu: a.
Indeks
Akurat dalam memberikan rekomendasi dan intervensi apa yang perlu mendapatkan prioritas ketika program pembangunan itu diimplementasikan;
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Banyuwangi 2010
10
b.
Validitas datanya bisa dipertanggungjawabkan dan mempunyai kesinambungan dalam mengukur pembangunan manusia khususnya di bidang pendidikan, kesehatan dan daya beli.
2.1.3
Kerangka Landasan Analisis
Kerangka landasan Analisis yang digunakan dalam penyusunan Indeks Pembanguan Manusia Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, berupa Analisis statistik sederhana atau lazimnya disebut dengan statistik deskriptif. 2. 2
METODOLOGI PENYUSUNAN
Metodologi penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010, disusun berdasarkan kaidah teknis sampling dengan mekanisme sebagai berikut: 2.2. 1
Penentuan Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan yang berupa sumber data utama untuk penyusunan publikasi ini menggunakan data primer hasil observasi lapangan secara sampel. Observasi dilakukan pada rumahtangga yang secara acak terpilih sebagai sampel. Karena keterbatasan anggaran, jumlah sampel yang diambil ditentukan hingga memenuhi “Minimum Sample Size” untuk menghasilkan estimasi data pada level sampai tingkat kecamatan. Dalam survei ini wilayah pencacahan yang digunakan sebagai unit sampling bukanlah desa/kelurahan ataupun RT/RW, melainkan Blok Sensus. Blok Sensus adalah bagian dari desa/kelurahan yang dibatasi oleh batas jelas (bisa batas alam seperti batas sungai maupun batas buatan misalnya jalan). Satu Blok Sensus biasanya terdiri dari 80–120 rumahtangga, Satu desa/kelurahan terbagi habis dalam beberapa Blok Sensus.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Banyuwangi 2010
11
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam survei adalah Pengambilan Sampel Dua Tahap (Two Stage Random Sampling): 1.
Tahap pertama, dari kerangka sampel Blok Sensus diambil sejumlah Blok Sensus secara probability proporsional to size, dengan size banyaknya rumahtangga;
2.
Tahap kedua, dari setiap blok sensus terpilih diambil 16 (enam belas) rumahtangga secara stratified random sampling (pengambilan sampel berstrata) dengan strata golongan pengeluaran rumahtangga.
2.2.2
Metode Pendekatan dan Tahapan Penyusunan
Untuk memperoleh data yang akurat dengan tingkat validitas yang tinggi dalam penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010 ini, pendekatan yang digunakan adalah metode wawancara langsung dengan responden. Setelah seluruh dokumen dari responden terpilih sample diolah dan dianalisis, selanjutnya dilakukan penghitungan secara matematis terhadap Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010 yang dapat diilustrasikan sebagai berikut: Tahap pertama dari penghitungan IPM ialah menghitung indeks masing-masing komponen IPM (e0, pendidikan dan standar hidup layak) dengan formula sebagai berikut:
I (i )
X
X (i )
(i )
X
Maks
(i )
Min
X
(i )
Min
………………..……….. (1)
di mana: I(i) X(i) Maks X(i) Min
: Indeks X(i); (i=1,2,3) : Nilai maksimum X(i) (lihat Tabel 3.1) ; : Nilai minimum X(i) (lihat Tabel 3.1) ;
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Banyuwangi 2010
12
Formula di atas akan menghasilkan nilai 0 ≤ Xi ≤ 1 ; untuk mempermudah cara membaca skala ini dinyatakan dalam 100. Untuk menstandarkan nilai maksimum dan nilai minimum di suatu daerah harus disepakati berapa besar nilai maksimum dan minimumnya sehingga bisa dipakai untuk membandingkan dengan daerah lain. Daerah lain yang dimaksud di sini adalah wilayah antar kecamatan dalam wilayah Kabupaten Banyuwangi. Tabel 2.1 Tabel Nilai Minimum dan Maksimum Indikator Komponen IPM
Indikator
Nilai Maks.
Nilai Min.
Catatan
(1)
(2)
(3)
(4)
Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf Rata-rata Lama Sekolah Daya Beli
Keterangan :
85
25 Sesuai dengan Standar UNDP
100
0 Sesuai dengan Standar UNDP
15
0 UNDP menggunakan Combined Gross Enrolment Ratio
737.720
300.000 UNDP menggunakan PDB riil 360.000 per kapita yang telah disesuaikan
737.720 perkiraan maksimum pada akhir PJP II tahun 2018 360.000 penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan baru
Tahap kedua, ialah dengan menghitung rata-rata sederhana dari masing-masing indek X(i). Formula untuk menghitung rata-rata ini adalah sebagai berikut: 1 IPM ( X 1 3
X
2
X
3
)………………..……….. (2)
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Banyuwangi 2010
13
di mana : X(1) : Indeks harapan hidup; X(2) : Indeks pendidikan = 2/3 (indeks melek huruf)+1/3 (indeks rata-rata lama sekolah); X(3) : Indeks hidup layak. Hasil penghitungan IPM akan memberikan gambaran seberapa IPM jauh suatu wilayah telah mencapai 100……….. sasaran yang ditentukan. Seperti angka Tinggi harapan hidup 85 tahun, pendidikan dasar bagi semua lapisan masyarakat 80…………… Menengah atas tanpa terkecuali sudah memenuhi 66…………… Menengah bawah kriteria dari program Wajib Belajar 50…………… Sembilan Tahun serta tingkat pengeluaran dan konsumsi yang telah Rendah mencapai standar hidup layak. 0……………. Semakin dekat besaran IPM suatu wilayah terhadap angka 100 akan semakin dekat jalan yang harus ditempuh untuk mencapai sasaran pembangunan manusia seutuhnya. UNDP membagi tingkat status pembangunan manusia suatu wilayah ke dalam tiga golongan yaitu rendah (apabila IPM kurang dari 50), sedang atau menengah (IPM antara 50 dan 80) dan tinggi (IPM di atas 80). Untuk keperluan perbandingan antar daerah Tingkat II golongan menengah dipecah lagi menjadi dua yaitu menengah atas (antara 66 dan 80) dan menegah bawah (antara 50 dan kurang dari 66). Sebagai ukuran kemajuan pembangunan manusia, IPM dapat digunakan untuk mengkaji kemajuan pembangunan manusia dalam dua aspek. Pertama, untuk perbandingan antar wilayah yang memperlihatkan posisi suatu wilayah relatif terhadap wilayah berdasarkan besaran IPM yang disusun dalam suatu peringkat dari kemajuan pembangunan manusia di berbagai wilayah dalam kawasan yang sama. Kedua, untuk mengkaji kemajuan dari pencapaian setelah berbagai program diimplementasikan dalam suatu periode. Pengukuran tingkat kemajuan pencapaian terhadap sasaran ideal IPM dihitung setiap tahun dalam suatu Gambar 2.1 Status Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Banyuwangi 2010
14
periode. Pengukuran tingkat kemajuan pencapaian terhadap sasaran ideal IPM dihitung setiap tahun dalam suatu periode disebut shortfall reduction per tahun. Penghitungannya dengan formula sebagai berikut: 1
t IPM t1 IPM t 0 x100 ……………………………(3) IPM ref IPM t 0
di mana: IPMt0 = IPM tahun dasar IPMt1 = IPM tahun terakhir IPMref = IPM acuan atau ideal yang dalam hal ini sama dengan 100 Semakin besar shortfall reduction per tahun semakin besar kemajuan yang dicapai daerah tersebut dalam periode itu. Dengan menggunakan shortfall reduction per tahun ini maka dapat dilihat seberapa besar kemajuan pencapaian pembangunan manusia tiap tahun di semua wilayah, sehingga akan diketahui wilayah-wilayah mana yang maju lebih cepat dibanding dengan wilayah lainnya. Ilustrasi Penghitungan IPM Misal suatu kabupaten A pada tahun 2008 memiliki data-data sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
IPM pada tahun 2002 adalah Angka harapan hidup Angka melek huruf Rata-rata lama sekolah Konsumsi riil per kapita disesuaikan
= 61,9 = 67,8 tahun = 90,1 persen = 7 tahun = Rp. 576.300,-
Berdasarkan data tersebut maka dapat dihitung indeks masing-masing komponen sebagai berikut:
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Banyuwangi 2010
15
1.
Indeks angka harapan hidup
= (67,8-25)/(85-25)x100 = 71,3 2. Indeks angka melek huruf = (90,1-0)/(100-0) x 100 = 90,1 3. Indeks rata-rata lama sekolah = (7-0)/(15-0) x 100 = 46,7 4. Indeks pendidikan = 1/3 (46,7) + 2/3(90,1) = 75,6 5. Indeks konsumsi rill perkapita yang disesuaikan = (576,3-300)/(733,7-300) x 100 = 63,7 IPM daerah A dapat dihitung dengan rumus 1:1/3 (71,3 + 75,6 + 63,7) = 70,2 Sedangkan shortfall reduction per tahun antara 2002 - 2006 dihitung dengan cara membandingkan IPM antara kedua tahun sesuai dengan rumus 3: ((70,2-61,9)/(100-61,9) x 100) (1 / 6 ) = 1,67 Kriteria Shortfall Reduction ( R ): 1. Sangat lambat
: R 1,30
2. Lambat
: 1,30 R 1,50
3. Menengah
: 1,50 R 1,70
4. Cepat
: R 1,70
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Banyuwangi 2010
16