ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIP91
VU'ii \ j h
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL Iv i
l
L
1
K.
VI
/)
*UN1VL
/J/
f/r
FAKULTAS HUKUM UNIVERSTTAS AUtLANGGA SURABAYA 1989
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BEBEHAPA DASAR PENERIMAAN BERLAN'UNYA OUTi-JR SPACE ■ TREATY 19§? : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT iHUKUM INTERNASIONAL
SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT
UNTUK
MENCAPAI, GELAR SARJAHA HUKUM
OLEH HANAFIAH BAHRI SIREGAR 0383H&O
FAKULTAS HUKUM UMIVERSITAS AIRLANGGA S U R A B A Y A 1989
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 196 ? : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT
UNTUK
MENCAPAI GELAiR 5ARJANA HUKUM
OLEH HANAFIAH BAHRT SIREGAR 0383116^3
LL*M.
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA S U R A B A Y A 1989
---------- - U U r.
"UX/Vi.i.
,
C
Skripsi
r
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kata
pengantar
Dengan mengucap syukur kepada Allah swt yang telah memberikan rahmnt dan hidayah kepada hamba-Nya ini,
maka
siyft telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, de ngan judul
"Beberapa Dasar
Penerimaan Berlakunya
Space Treaty 1967 : Suatu TLnJnu'in
Dari
Outer
Sudut Hukum In-
ternasional". Dalam penulisan skripsi ini, saya telah mengusahakan dengan sepenuh hati, pikiran dan kemampuan saya untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
Dengan segala ke-
kurangan yang ada, saya mengharapkan penulisan ini bergubagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan juga bermanfaat bagi umat manusia, iiayu mengucupknn terima kanlh
yang oobesar-besar-
iya kepada Bapak Hermawnn Ps. Notodipoero, S.H,, M.S. se' -iku doaen pembircb'ing yang dengan penuh ketekunan dan kesabaran memberikan petunjuk dan saran sehingga saya dapat •nenyelesaikan skripsi ini*
Begitu pula ucapan terima ka-
sih ini saya sampaikan kepada Bapak Abdoel
Rasjid, S.H. ,
LL.M. dan Bapak Emman Ilrama ftamelsn, o.H. , M.S. atas kesediaan beliau menguji saya :Hlam rnngka raempertahankan keboradaan akripsi ini, Ucapan terima katsih saya sampaikan pula kepada B a pak Djasadin Saragih, S * H . , LL.M. yang telah memberi pinja-nan literatur yang saya perlukan dalam penulisan skrip si ini, iii Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Gkripsi ini snya porserabahkan kepada yang tcrcinta ibimda yang telah membimbing s^ya sejak kecil hingga
de-
v.iia, saudara-saudaraku nerta rekan-rokan yang telah rcemhorlknn dorongan ^omnngat, bnntunn rioril maupun inatorvil, sehingga saya dapat menyelesaikan skripni ini. Scraoca Allah mvt momberikan karunia atac retsua budi dan jasa baik yang telah diberdkan. Gaya menyadari, sepenuhnya bahwa tulinan ini
belum
sempurna, tetapi betapapun saya tetap mengharapknn kemanfaatan tulisan ini bagi semua pombaca*
•Surabaya,
Februnri 1989
Penulis
iv
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR
ISI
K.iTA 1T.NGANTAR___ ;.....................................
iii
DAFT Art T.;i ......... .....................................
v
ofl3
1
1
; id»DAKULU*V*I ................................. l# Per-’ ias.llahan :
3aB
IX
Latar Belakang ^an Rumunannya .........
1
2. Penjelasan Judul ........................
5
3. Alasan Pemilihan Judul .................
5
/+, Tujuan Penulican ........................
6
5. Metodologi ........................... ...
7
6. Pertangfjung jawaban Sistenatika ........
8
; PERSEHIKATAK BnMG5A-3AK03A (United Nations Organization)
...............................
10
1. Tujuan Didirikan PBB Dan Prinsip-prinsipnya .................................... 2. Keanggotaan (membership) P B B .......... 3. Organ-orgari PBB : Vlajelis Umum,
10 17
Dewan
Keamanan 'Tugas dan Kekuanaannya .......
22
3*A, Maje'lis Umum : Susunan, Fungsi dan Kekuasaannya ........ ..............
22
3.». Dewan Keamanan : Susunan, Fungsi dan Kekuasaannya ..................
23
if, Piagam PBB Dan Keberadaan Outer Space Treaty ....................................
28
J+,A, Tujuan rinn Prinraip-prinsip PF-13 da lam kaitannya dongnn
kegiatan-ko-
v Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
gin tan ruanpj angkasa .............. 4.B, N'U, DK PBB
dan
neGara-ne/^ra a n ^ o t a
di ^.alan kaitanrya dengan ke-
be.radaan
dan
kel’ *.ncfiunflan
dari
Outer Space rnronty ................. BAB
31
Ill : VIENNA COVVEKTION 0” THi\ LA'-V OF
T3&ATIES
1969 (VIENNA CONVENTION 1969) ............ 1. Pen|»orti.r\n Dan Klar.i ?\k;mi
33
47
SVrj:injian
International ............... 47 2. Faktor-faktor Penyebab Berlaku Kencikatnya Perjanjian Berdasarkan Vienna
Con
vention I960 .............................
54
2,A. Faktor-faktor penyebab berlaku nengikatnya treaty ditinjau dari su dut moralitas ......................
56
2.B. Faktor-f-iktor penyebab berlaku m*>ngik^tnya trenty ditinjau dari su dut bentuk kesopnkatannya ........
60
3. Fungsi Perjanjian Dalam Pembentukan Dan Perkembangan Hukum Internasional ...... BAB
IV
: OUTEH SPACE TREATY 1967 ............... . 1. Berlakunya Secara Universal :
67
Perlin -
dungan dan Pembatasan .................. 2. Ketentuan-ketontuan Outer Space
64
67
Treaty
1967 : Dasar Bagi Pen^oturan Outer Spa
BAB
V
ce Treaties Selanjutnya ................
72
: P E N U T U P ......................................
76
vi Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1. Kcnimpulan ...............................
76
2. Saran .....................................
78
DAFTAH BACAAN ............................................
80
vii Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHtJLUAN
PernasalahaiL..: Lat^r Belakang Dan Rumusannva Setelah keberhasilan peluncuran pertama dari satelit buatan milik Uni Sovyet, Sputnik I, ke
angkasa luar,
teknologi msmasuki era perkembangan baru; demikian halnya dengan hukum internasional, yang telah membuka suatu
ca-
bang baru, yakni hukum angkasa (Space Law). Berbagai. permasalahan telah
timbul dan berkembang
seiring dengan keberhasilan peluncuran satelit buatan itu ke angkasa luar, Ketidakseimbangan teknologi diantara negara-negara pemilik teknologi dan yang tidak memiliki kemajuan teknologi untuk menjangkau
angkasa luar, dan juga
kian meningkatnya persaingan dan perlombaan antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet di arena baru tersebut, semakin menghangatkan situasi politik dunia; demikian pula pengaruh-pengaruh dari bidang-bidang eosial dan ekonorai. Kesemua itu apabila dibiarkan berlarut-larut, eangatlah
raam-
bahayakan perdamaian dan keamanan dunia. Keberhasilan teknologi dalam menjangkau ruang ang kasa, telah mengundang hukum internasional untuk mengatur dan raengatasi berbagai permasalahan dan aspek-aepek timbul berkaitan dengan kegiatan-kegiatan eksplorasi
yang dan
ekaploitasi di angkasa luar. Melalui «ub komite hukum da ri The United Nations Committee Outer Space
(UNCOPUOS), telah
on
the Peaceful Uses of
dihasilkap'
suatu treaty,
1 Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2 yakni
Treaty on Principles
Governing
States in the Exploration and Use of ding
the Moon
and
the Activities of Outer Space, inclu
Other Celestial Bodies, yang berlaku
sejak tanggal 10 Oktober 1967; selanjutnya disebut
Outer
Space Treaty,^ Outer Space Treaty 1967 merupakan basis atau dasar bagi ketentuan-ketentuan maupun pengaturan-pengaturan la in, yang berkaitan dengan segala sesuatu mengenai kegiatan-kegiatan eksplorasi
dan
eksploitasi di angkasa luar,
termasuk di Bulan dan benda-benda angkasa
lainnya;
dangkan tanggal 10 Oktober 1967 dianggap sebagai bersejarah
dalam sejarah perabentukan
dari
tonggak
Outer
Space
Treaty, yang telah dimulai sejak tahun 1959. Metode bentukan Outer Space Treaty ini
didasarkan atas
katan; para delegasi meneruskan pembehasan sampai dengan suara bulat memberikan kesepakatan terhadap p hal atau persoalan,tertentu.
se-'
pem-
kesepa mereka suatu
Outer Space Treaty 1967 tersebut sebagai suatu ba sis atau dasar bagi pengaturan-pengaturan atau ketentuanketentuan yang lain, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di angkosa luar,
karena
itu saya 6angat tertarik untuk meraperraasalahkan keberadaan treaty tersebut sebagai selah satu "ketentuan
pokok”
di bidang hukum internasional, yaitu diterimanya oleh ne-
^Gijebertha Cornelia Maria Reijnen, Leffal Aspect^ Of Outer Space. Drukkerij Elikwijk b v . f Utrecht, 1976, h. 28. 2 Ibld.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
gara-negara sebagai ketentuan hukum. Permasalahan pokok di atas, saya bahas dengan bertolak dnri ketentuan - ketentuan y;ing ada di dalam Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa
dan
Konsep
Declaration
on
Rights and Duties of States t Vienna Convention on the Law of Treaties 1969) dan juga dari Outer Space Treaty sendiri. Untuk lebih jelasnya, saya akan jabarkan lahan pokok tersebut kedalam yang lebih sempit
untuk
permasa
permasalahan - permasalahan
memudahkan
pembahasan, sebagai
berikut : 1, Apakah ketentuan-ketentuan dalam Piagam PBB dapat ngatasi persoalan-persoalan yang timbul
me-
akibat keber-
hasilan peluncuran satelit buatan ke angkasa luar, dan bagaimanakah pelaksanaannya ? 2, Faktor-faktor apakah
yang mengakibatkan
mengikat berdasarkah ketentuan-ketentuan
suatu treaty yang ada
di
dalam Vienna Convention 1969 ? 3, Apakah ketentuan-ketentuan dalam Outer
Space
Treaty
dapat berlaku secara efektif, dan dapatkah menjadi da sar bagi perabentukan peraturan pelaksanaannya ? Untuk sementara, dalam
menanggapi
perraasalahan-
perraasalahan tersebut, dapatlah saya kemukakan
beberapa
indikator bagi jawaban sementara, Pertama, adanya prinsip-prinsip
di dalam
Piagam
PBB yang mewajibkan .setiap negara untuk menjaga dan raemelihara perdamaian dan keamanan dunia
Skripsi
di dalam
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
melakukan
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
hubungan internasionalnya; demikian juga adanya tugas dan kekuasaan Majelis Umum PBB, sebagaimana diatur dalam Pia gam PBB, untuk mengadakan penyelidikan
dan
mengemukakan
anjuran-anjuran dengan tujuan mendorong berkembangnya kemnjuan dan kodifikasi hukum internasional, Hal-hal inilah yang raerupakan
faktor
utama
dibentuk
dan
diterimanya
Outer Space Treaty. Kedua, adanya prinsip Pacta sunt servanda, kesepa katan atau persetujuan (consent) faith) yang dianut oleh
Vienna
dan
Itikad baik
(good
Convention 1969 terhadap
pembentukan dan pelaksanaan treaty. Hal ini merupakan su atu konsekuensi logis dari indikator yang pertama, Ketiga, ketentuan - ketentuan
Outer Space Treaty,
dengan memperhatikan indikator pertama dan kedua, memberi pengaturan bahwa seluruh kegiatan eksplorasi dan eksploitasi angkasa lUar, termasuk Bulan dan benda-benda angkaea lalnnya, diperuntukkan bagi keseJahteraan umat
manusia ,
dengan tetap mempertahankan dan menjaga perdamaian
serta
keamanan dunia, Jadi, dari indikator-indikator di atas* pembahasan saya terhadap permasalahan pokok, akan hadap peranan hukum internasional
mengait pula ter
mengatur dan membatasi
segala tingkah laku negara-negara di dalam melakukan
hu-
bungan-hubungan luar negerinya dengan negara-negara lain, terutama yang berknitan dengan kegiatan-kegiatan rasi dan eksploitasi di angkasa luar, termasuk
eksplo di
Bulan
dan benda-benda angkasa lainnya.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2 . Panjelasaa Judul Judul penulisan skripsi ini adalah
Beberapa Dasar
Penerimaan Berlakunya Outer Space Treaty 1967::Suatu Tinjauan Dari Sudut Hukum Internasional. Maksud dari "Beberapa Dasar Penerimaan
Berlakunya
Outer Space Treaty 196?" adalah beberapa dasar atau prin sip yang membonarkan atnu mftlandnoi Outer Spaco Treaty
,
sehingga dapat berlaku mengikat* dalam artian bahwa Outer Space Treaty 1967 tersebut dapat ditaati dan diberlakukan aecara efektif. Sedangkan maksud dari "Suatu Tinjauan Hukum Internasional" adalah suatu perabahasan
Dari
Sudut
atau penin-
jauan dengan berdasar pada ketentuan dasar hukum interna sional, yang secara faktual terwujud sebagai
ketentuan-
ketentuan yang ada di dalam Piagam PBB dan Vienna Conven tion 1969# Dua ketentuan dasar ini saya gunakan untuk raenelaah atau membahas mengenai beberapa dasar
penerimaan
berlakunya Outer Space Treaty 1967 sebagaimana disebutkan di atas, Selain dua ketentuan dasar tersebut, raaka juga mengaitkan pembahasan ini dengan Outer Space
saya Treaty
1967 itu sendiri. Jadi, dalam perabahasan skripsi ini
ha
nya ditinjau dari sudut hukum internasional, bukanlah da ri audut-sudut yang lain.
3 . A U m w b P«Mlllh»n Judul Sebagaimana telah saya utarakan sebelumnya
bahwa
keberhasilan peluncuran satelit buatan, Sputnik I, menira-
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6 bulkan berbagai permasalahan,
sehxngga mengundang
hukum
internasional untuk roengatur dan mengatasinya. Sehubungan dengan hal itu, maka dibentuklah sub koraite dari
Outer Space Treaty oleh
The ‘ United Nations Committee on the Pea
ceful Uses of Outer Space (UNCOPUOS), Betapapun,
pemben
tukan Outer Space Treaty ini tidak dapat lepas dari lakunya ketentuan-ketentuan yang ada di dalam
ber
Piagam PBB
dan Vienna Convention 1969, demikian juga penerimaan ber lakunya Outer Space Treaty tersebut. Dengan alur pemikiran teraebut di atas, maka kiranya cukup beralasan bila saya mengajukan skripsi berjudul Beberapa Dasar Penerimaan Berlakunya Outer
Space
Treaty
1967 : Suatu Tinjauan Dari Sudut Hukum Internasional.
4 . Tu.iuan Penullsan Tujuan penyusunan dan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : a, untuk memenuhi kelengkapan persyaratan akademis di Fakultas Hukum Universitas Airlangga dalam mencapai/memporoleh gelar kesarjanaan; b, untuk mengetahui sampai sejauh mana peranan hukum
in-
ternaeional dalam mengatur dan mengatasi berbagai per masalahan hubungan antar negara, terutama permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan di angkasa lu&F| e&n c, untuk memberikan suatu
sumbangan
permasalahan yang ada/timbul,
Skripsi
pemikiran
dengan
terhadap
melihat kerabali
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU r TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7 pada ketentuan dasar di dolam hukum international, yaitu Piagam PBB, 5. a, Pendekatan Masalah Perabahasan dalam penulisan ini
adalah pembahasan
kepustakaan dengan ditunjang hasil-hasil
diskusi-diskusi
dan seminar, yang berhubungan dengan permasalahan, b, Sumber Data Data-data untuk penyusunan ini diperoleh dari buku, majalah
dan dan
penulisan skripsi bahan bacaan lain-
nya, yang dapat dipertanggungjawabkan keilmuannya, peraturan-peraturan hukum internasional
serta
yang ada kaitan-
nya dengan permasalahan* c, Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data Data yang diperoleh dari bacaan lain, dan juga
perpustakaan
dan
bahan
dari hasil-hasil diskusi - diskusi
dan seminar, terlebih dahulu disusun,
kemudian dianalisa
dan saya tuangkan ke dalam penulisan skripsi ini, Seluruh data tersebut, saya kaitkan dengan permasalahan yang men jadi obyek penulisan ini* d, Analisis Data Permasalahan yang saya ajukan, eaya bahas
berlan-
daokan pada pedoraan data-data yang telah eaya pilih, ngan menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
de
pokok -
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8 V .hasan, n«h:ir\£r/: da'. -t d\ r ^ m n - -.' n ur.tu': ‘ -.cnyele:••!'*• ’1 *'er-:ara^ :-h'n-icr^analah; v. yan^ cry. . . n rii '.a™
ini*
a":; t-’ rrcb'Jt,
‘■r'i;
ker. i mi-u!! -jr. ian
1 .r*-
’ a-
-'it .Ji-
r-rr ::,:l,|h.'!n
Pprtan.^rimriav/aban Sisto ratik*.f r:i ponullnan ,r:k ri
i In- tft Hi r*i 'K r i
Hina
b:-b,
Bab pertama, yp.nc morur'-kan bab pcndahuluan,
yanc
ynn/j t«rba£i dalam :
xonfturaikan mengenai permaaal«han pokok dan pembaharsnnnya rsccara aingkat, scked&r llntassn penman tr-r. "amun hal ini eanpat pontine ceba^ai r-r rA r b^r-'-r ponulisan nkri'osi ini, korudinn tertuan'rk.nn sonnr** Irb"5h tori.:erinci kcdal:^
w
b-’ b-b:. b relan jutnya dari akripsi ini, Oalam bab ini juga, ray a mangatonenhkan m o n g n n M pen.1nlar.-Mi judul, alar?.n potr.ilihan judul, tujuan .penulisnn, mctodologi yang dipergun-’ !m
dalam ponulisan ini, yang morur-akan aorangkainn un-
sur pendukung keboradann akrire* ini dan juga sebagai suat.u pcrtanggungjav.'aban ilmiah terlv dar nonuliann yang telah say'’kerjakan, dari nv.'nl hinpga akhir ponuliran. pertama ini diakhiri dengan portanggungjawaban sictematika, yakni rertanggungjav.'aban terhnd^p pembogianpR^bnpi^an isi penuliaan skr:i p:';1 ini,
yang
dan wajar saya inulai dari hal yang umum
dan
secara
logis
selanjutnya
r,-niiju hal yang l^bih khuana. Selanjutnya,
i i l n ''ab TT ■Haraikan komponen per-
:a l a h a n , yakni uraian an.-1" sic terV.d.a} iiagam P33, .T.e-
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Dalarr. hrb III,
dibahns
mengenai
pcmbentukan dan
\ cncrir.^r.n berl- kuny^ treaty, berdasarkan Vienna
Conven
tion 1}*$;?, prinsip-prinsip di -alam Vienna Convention dan uraiar. cingkat mengenai bentuk-bentuk kcsepakntan -1
da-
lan suatu treaty. 1)1 rialam bab selanjutnya, bab IV, diuraiknn pombahasan
tentang ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam
Outer Space Treaty,
yang pada pokoknya melindungi kepen-
tingan negara-negara yang tidak atau belum mempunyai teknclogi angkasa luar, dan membatasi kegiatan-kegiatan ang kasa luar negara-negara maju lulam eksplorasi dan eksploitasinyn; juga riiteknnkan bahwa hasil-hasil
yang dipero-
leh adalah diperuntukkan bagi kepontingan bersama,
dalam
uaahr. mcncaprti kescjahteraan umat manusia di dunla, Sebagaimana daiam penulisan ilmiah, kesimpulan dan sarnn juga diperlukan, khir, yaitu bab V.
Hal ini diletakkan pada bab tera-
Kesimpulan dapat ditarik atau diambil
setelah mengkaji dan membahas semua permasalahan, kemudian daripadanya dapat diajukan saran-saran yang diharapkan dnpat memberikan suatu jalan keluar, untuk turut nemecahkan d~n mengatasi permasalahan yang ada.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB II PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (United Nations Organization)
Untuk memudahkan pembahasan mengenai
permasalahan
apakah ketentuan-ketentuan dalam Piagam PBB
dapat raenga-
tasi persoalan-persoalan yang timbul
akibat keberhasilan
peluncuran satelit buatan ko angkasa luar
dan bagaimana-
kah pelaksanaannya, maka saya memulai pembahasan dari ; tujuan didirikan PBB dan prinsip-prinsipnya,
keanggotaan
PBB, organ-organ PBB terutama Majelis Umum dan Dewan K e a manan, 1. Tu.iuan_Didirlltan. _Pife3 Dan Pri&sip-prlnsipnva Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan organisasi internasional paling besar dalam sejarah pertumbuhan kerjasama semua bangsa di dunia, di dalam berbagai sektor kehidupan internasional. Organisosi ini
telah meletakkan
kerangka konstitusionalnya melalui suatu
instrumen pokok
berupa Piagam, dengan tekad semua anggotanya untuk mengelakkan atau raenghindarkan terulangnya ancaman perang nia yang pernah dua kali terjadi
dan
telah
du
menimbulkan
bencana bagi seluruh umat mnnusia.^ Tentang namn
"United Nations" u'tau
"Perserikatan
Baflgaa-BaftgBG11 toltih banyak manimbuikan perd&b&tan di da-
^Sumaryo Suryokusumo, Organlsasi Internaainnal. cet. I, Ul-Press, Jakarta, 1978, h. 1. 10 Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11 lam Konperensi San Francisco,
namun diterima untuk meng-
horraati almarhum Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt (in tribute
to
the memory of
Franklin Delano
Roosevelt) yang mengusulkan nama Itu tahun 1942,^ wakil-wakil dari
ketika
26 bangsa mengemukakan jaminan Pemerin-
tah-pemerintah mereka untuk meneruskan poperangan melawan Poros*" Mengenai tujuan didirikan PBB, maka ada untuk mengetahuinya. Yang pertama
dua
cara
adalah dengan cara me-
nelusuri sejarah/asal mula dibentuknya PBB. -Sedangkan ca ra yang kedua, dengan melihatnya pada Perabukaan dan pasal 1 Piagam PBB. Melalui cara yang pertama,
yakni melalui
ujarah/
asal mula dibentuknya PBB, maka ada 7 tahapan, yang seca ra berurutan namun singkat adalah sebagai berikut : 1. Tanggal
14 Agustus 1941,
pertemuan
Presiden Amerika
Serikat, Roosevelt, dan Perdana Menteri Inggris, Chur chill,
memperbincangkan kebijakeanaan nasional mereka
terhadap perang yang; dilancarkan Jerman di Eropa; duanya merasa perlu menyatakan
kepada
dunia
ke-
tentang
sikap mereka untuk menjamin terciptanya ketertiban dan perdamaian dunia, yang melahirkan Piagam Atlantik;
^Ali Sastroamidjojo, Penmantar Hukum aalj Bhratara, Djakarta, 1971, h. Ill*
In ternasia-
^C.S.T* Kansil. P.fl.n/tantar Ilmu Hukum Dan Tata Jiukijrn Indonesia, cet. VII, Balai Pustaka, Jakarta, 1986, n. 468. ^Harun Alsagoff, "Perserikatan Bangsa-Bangsa : Keberhasilan Dan Masalah Yang Dihadapi", YuridikaT No, 6 Th. II, Oktober-Nopember 1987, h. 24. Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12 .J ’ 1 -
h
••tvj.'.r
‘ '•»' '
1 'J,i ', .
'"’ t '
V < T i n
^
!u ■ ■ 1■ ■ r■ ,Lion by
r
.Tf*r; >-)■-
rn ■Y.~
V ■-
■■ : -non i’ ik’ . mc •f j • v ’
:;
■"
r , o \ r .in
n
.-r -• ••
ti^a
' 'i.'y n
,'onar:
'!* n s k ' ' r j n i
V-.lrr.-.c-L JUfin ■ ' ’ v.
nc;;;r.>;
non ya t ak a n ’-ihvvn n ^ a r a
t ir’ .-ik !■” !■' 1
a k i:ir
1. r i
V in b s l b h t k u t
y kir! ^ y
».or
"'pr*--
'' rrt l°/r , iuTl:.h r,tQ penanrta L-'n^ar. i~kl.~ rr s'* ~f?nt*a,Si /»? nerpr.ny
'• r*
n'-r. * - il
;>f,
.v' V o b $ r
h^nr/S-*
1^/.
I
,
! is c .tv ’?o u r - ” a t ^ o n s
’’
.J-in <;*-
y ~ ia n
••• * ’ ■ !'» 'r-rberi k*j|' ’ --r,4-]' ' - y
•1
:iae: in£-rnn-
; <\>-l<;it;.ik:ir.
-y-
rnrjrk'i n Kitlrri cpo ;
;
Jor ^.-.n#
'(k-*n n » l - i l u b o k e r jaw.mM
-or j a n J1 an
- in d iv ir l- n ]
T.rVv.van po r-
yakn:
r e^v;! k u l n y a
tan g a n
' "ik ak^n :■:■
nr tu!' '•:fm;;.,;'ji;ak/»wJ ,-n-
no^-i;- t ( t r ' u . r l i o - .-- ct) ,
I - l ’.a -i .n -Tcpan g y o r t a n <••£:■r a
■ ,
r'*J' ' .‘L■n f 5k '--ir. f ’ rnya t ^ n kese-
‘ •■'.'oor koku;|t:;n m . i t e r
"•?
;■
1
"■ <- - i r r i n t a h
, y-'P.; 4 r r y a
•'* t ‘ -ri by !’n1 *.■ ’j’j r 'i h
rcro ka
(: 'ini4 t i o n a l
^
*'■). V-.y.v,
r'-1\*>r: '.'n G e n e r a l S e c u r i t y
frrv l a ,
H .k-
v r i k^t,
^ r 'h i '/ . ’in r " [t: -":.r,
v(,-r.-:ivbt-:nfpn-*
t.l--nti!?
1
5- ■:
c-am]).'ii b e r l t ’-' uk 1‘JLu L ru rro iv ?» ?r),
)--r*nn dalam ^ e n c i r t a k a n n u a f *.i
In c g rie
dan
1--n D e c la -
nV.knn mimuh1•);;•. * k- tan
:* y r a t
( un-
i.mtu'i b o k o r-
v- crn o tu Junr./ror.-yituran
mot
cot.
Skripsi
rp ' J . G. S t a r k o , T f t t r o r l u c t l ^ r IX , ^ u tte rw n rth a L o n H n n , 1 ? ^ ,
Tn tcrn-tJ nnal L - v , F I ^02.
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
umum di bidang persenjataan kelak setelah perang selesai.^
Di dalam pasal 4 dikatakan bahwa keempat negara
tersebut memandang perlu internasional umum tion)
untuk
membentuk
organisasi
(a general international organita-
yang berdaaarkan pada
prinsip persamaan kedau-
latan dari seluruh negara yang cinta damai, dan keanggotaan yang terbuka bagi eoluruh
negara besar
maupun
kecil, untuk memelihara perdamaian dan keamanan inter nasional ;^ 4* Dalam bulan Agustus-September 1944, di Dumbarton OakB, Washington,
diadakan perundingan antara Inggris, Ame
rika Serikat, Uni Sovyet dan Cina,
yang
menghasilkan
dokumen yang berisi usulan-usulan sementara bagi suatu organisasi internasional urnum,^ ton Oaks Proposals,
yakni
tentang keamanan bersama;
yang disebut Dumbar
rancangan bagi sistem baru
IP
5. Dalam bulan Februari 1945,
diadakan Konperensi Yalta,
oleh tiga negara yakni
Serikat, Inggris
Uni Sovyet,
Amerika
dan
yang rnengambil keputusan untuk mengadakan
konperensi umum sekitar 50
negara,
untuk
memikirkan
9Util*., h. 25. i0Oppenheim-Lauterpacht, International .Law A _TreallSS,, Vol. I, cet. VIII, English Language Book Society and Languan, London, 1970, h. 401.
U Ibld., h, W 2 . 12Charleo Q. Fenwick, Foreign Pnllcv And Internaticmal L a w r Oceana Publications, Inc., New York, 1968, h. 40.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14 Undang-Undang Dasar berdasarkan
atas
Dumbarton
Proposals; dihasilkan pula prosedur dan susunan ngutan suara di dalam
Dewan Keamanan dari
Oaks pemu-
organisasi
baru yang direncanakan 6* Pertemuan komite para ahli hukum bulan April 1945 di Washington,
dari
44 negara pada
dan menghasilkan Sta-
tuta Mahkamah Pengadilan I n t e r n a s i o n a l ; ^ 7. Tanggal 25 April hingga
Tho
United Nations Conference on International Organizati on (UNCIO),
yang dihadiri 50 negara
sebagai anggota-
anggcta asli The United Nations, Pada tanggal 1945,
26 Juni
Piagam dari organisasi dunia yang hendak diben-
tuk itu diterima baik
dan
ditandatangani
oleh semua
wakil negara yang diundang. Namun, hari jadi PBB
ada
lah 24 Oktober 1945i yakni pada saat terpenuhinya syarat yang tercnntum dalam Bab XIX pasal 110 aynt 3 Pi&gom P B B ; ^
tercap&i pula persetujuan untuk mendirikan
suatu Panitia Persiapan gara peserta
untuk
yang terdiri atas sogenap n e
mengadakan sidang I Majelis Umum,
yang kemudian diadakan di London pada tanggal 10 Janu* ari 1946.16
^ J . G . Starke, loc. cit. lifFilipovitch, Klementn o f Modern International L a w , Vol. I, cet. I, 3.K, Geno, Jakarta, 1958» h, 257. •^Harun Alsagoff, 16
Skripsi
Ali Sastroamidjojo,
h. 26. op.
c i t . . h. 110,
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15 Jadi, melalui cara partama, yakni melalui eejarah/ asal mula didirikan PBB, yang terbagi menjadi tujuh tahap secara berurutan sebagaimana tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok dibentuk PBB
adalah untuk
mormilihara perd’ imnian dan konmannn dunia. Sedangkan melalui cara kedua,
maka tujuan didiri-
r.. n PrP dapat diketahui secara lengkap dalam Pembukaannya dan pasal 1 Piagam. Tujuan daripada PBB
adalah untuk m e
melihara perdamaian dan keamanan internasional, pat dicapai melalui tiga fungsi,
yakni
yang da
negatif, positif
dan gabungan dari fungsi nngatif-positif. Secara negatif, dengan pencegahan terhadap
dan
penokanan pelanggaran-pelanggaran
perdamaian dan ancaman-ancaman darinya. Secara
positif, dengan memajukan keadaan-keadasn yang mendatangkan penjagaan dan pemeliharaan perdamaian.
Sedangkan ga
bungan fungsi negatif-positif adalah suatu ciri-ciri dari Piagam yang menetap."^ Betapapun, car^i kedua ini tidak dapat dipisah dari earn pertama. Cara kedua tidak dapat dilakukan bila tidak ada cara pertama. Walaupun demikian,
ada beberapa perbe*
daan antara Piagam PBB dan Dumbarton Oaks Proposals. Dalam pembahasan mengenai tujuan PBB,
1 ft
sebagaimana
telah diuraikan, maka hal ini tidak dapat dipisahkan dari pembahasan raengenai prinsip - prinsipnya. Pasal 1 Piagam,
^Oppenheim-Lauterpacht, op. cit. . h. i*03. "^J.G, Starke, op. c i t . . h. 603.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16 juga dalam Pembukaannya, menentukan tujuan,
namun di da-
lmrinya tercnkup pula mengenai prinnip-prinsip, ngenai prinsip-prinsip PBB tidak hanya tercantum dalam pasal1 2 Piagam,
Jadi, m e
sebagaimana
melairikan
di dalam pasal 1; sebagaimana dikemukakan
yang
tercakup pula Oppenheira-Lau-
terpacht :^ The principles on which the United Nations based are, in substance, implicit in its purposes. However, the Charter expressly enunciates, in Article 2, certain principles to be followed, by the Organisation and • its Members, as a matter of legal duty. Jadi,
dengan tnemperhatikan ketentuan pasal ?. Pia-
gam PBB, dapat dikatakan bahwa terdapat dua ketentuan, di dalam Piagam PBB, yang mengatur mengenai prinsip-prinsip. Selanjutnya, pasal 2 Piagam PBB mengemukakan prin sip-prinsip tertentu. Dua dari prinsip ini meletakkan penaatan organie oleh PBB sendiri, PBB adalah persamaan kedaulatan
yakni
dari seluruh anggotanya,
dan bahwa PBB tidak akan campur tangan pelaksanaan menghendaki)
bahwa dasar bagi
(kecuali tindakan
dalam persoalan-persoalan
yang
ir.j.-i dusarnya di bawah yurisdiksi dalarn negeri duri setiii)': negara.
Empat
prinsip
yang lain meletakkan penaatan
oleh negara-negara anggota, yakni bahwa mereka akan memenuhi kewajiban-kewajiban mereka sesuai dengan Piagam, menyelesaikan sengketa -• sengketa mereka dengan cara damai, tidak mengancam atau raetiggunakan kekerasan terhadap integritas wilayah atau kemerdekaan politis dari setiap nega-
^Oppenheim-Lauterpacht,
Skripsi
op.
r,it.» h.
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1? r-i,
nerta ncmberikar. bnntunn kepada PBB dan wer.olak rnem-
br.rikan b^ntuan terr$but k e p
r.otlpp negara pr) r:•'i tin ^aXar. pencegahan at*w f< !nkcanaan. ^
Dari uraian mengenai V:'n ."11 atas,
tujuan
.lan
ynng iike-
prinsip-prinsip
sehen-’ .rnya ada pertentnngan yang c-eringkali
".eni’ r.bulkan y.ermnsalahan di dalam mewujudkan terpeliharanyn perdamaian
dan
keamanan dunia.
Hal itu ditimbulkan
oleh adanya ketentuan di dalam Piagam PBB sendiri, misalny.n ncngenai prinsip pereanaan kednulatan yang ycringkali bertentangan dengan hak veto; dan juga adanya penafsiranpcnafsiran yang berbeda terhadap Piagam,
yang lebih cen-
dprung berlandaskan fnktor-faktor politis dari setiap nefi*. . y» . ,
rieh karena itu, penbah.r.snn prinsip-prinsip PBB ci\ atas, a l.
mengenai
tujuan
dan
terbatas hanya sebagaimana diuraikan
yang penafsirannya adalah lebih bersifat textu '■
‘
?• Keans’ gotaan (membership)
:^BB
■'-pabila kita lihat ketentuan yang terdapat
di da-
lam Piagam, maka keanggotaan PBB terdiri dari dua bagian, ynkui anggota-anggota asli (original members), sebagaima na ditentukan dalam pisal v> Piagam, dan yang diterima sesuai dengan pasal k Piagam. Pflanl 3 ! Angfiota-angtfota nuli PBB adalah negara - negara yang ikut ambil bagian di dalam
Konperensi PBB
^ J , G , Starke, ov. c i t . . h, 605. Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18 mengenai
Organises! Internasional di San Fran
cisco, atau
sebelumnya
Deklarasi PBB
telah
menandatangani
tnnggal 1 Januari 3942, menanda-
tangani Piagam ini
dan
meratifikasinya sesuai
dengan pasal 110. . Pa sal
: 1. Keanggotaan
PBB
terbuka untuk semua negara
lain yang cinta damai yang meneriraa kewajiban-kewajiban
yang
dimuat dalam Piagam dan',
a tan pertimbangan Organisasi,
mampu dan mau
melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut, 2. Penerimaan setiap negara pada keanggotaan di dalam PBB dipengaruhi oleh Majelis Umum atas anjuran Dewan Keamanan, Mengenai anggota-anggota asli dari
PBB, adalah 50
negara yang mendukung perjuangan melfiwan persekutuan tiga negara (tripartie-pact), yakni Jerman, Italia, dan Jepang. t Sedangkan keanggotaan sebagaimana ditentukan oleh pasal k Piagam, banyak menimbulkan permasalahan,
karena pelaksa-
naannya lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor poliP'i op tik, serta samar-samar. Betapapun, saya hanya akan membahas mengenai negara-negara yang telah raenjadi anggota
PBB,
yang
berarti
bahwa negara - negara anggota tersebut harus melaksanakan ketentuan - ketentuan di dalam Piagam, disamping menerima
^ S u m a r y o Suryokusurao, on, clt., h. 57* ^Oppenheira-Lauterpacht, op. c i t . , h. /+08*
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
19 h^k-hak keanggotaannya. Dalrnn hal ini, pembahasan ini mengarah pada hak dan kewajiban negara-negara anggota serta sanksi-sanksinya, tentu saja yang berkaitan dengan perraasalahan. Mengenai
hak dan kewajiban negara-negara anggota,
Piagam tidak memberikan suatu perincian, kecuali mengenai hak suara di dalam pasal 18,
yang dibatani oleh pasal 19
Piagam. Oleh karena itu, mengenai hak dan kewajiban nega ra-negara anggota PBB, saya kaitkan dengan ketentuan yang ada di dalara Draft Declaration on Rights and Duties of px States, yang merupakan penjabaran dari Pembukaan, pasal 1 dan pasal 2 Piagam PBB. Draft
Declaration on Rights and Duties of States,
terdiri dari 1 1+ pasal;
empat pasal mengenai hak, dan se-
puluh pasal mengenai kewajiban.
Pasal-paeal mengenai hak
adalah sebagai borikut : Pasal 1 : Setiap negara berhak atas kemerdekaan dan karenanya bebas raelakukan,
tanpa perintah oleh ne
gara lain, seluruh kekuasaan hukumnya, termasuk pilihan
mengenai bentuk pemerintahannya sendi-
ri. Pasal ?. : Setiap negara berhak terhadap wilayahnya
melaksanakan dan
dan benda-benda di eurni,
terhadap
yurisdiksi orang-orang
tunduk pada imunitao
yang diakui oleft hukum internnnional.
■^Herraawan P. Notodipoero, "Hukum Internasional Tentang Pengakuan", Diktat Perkuliahan Fakultas Hukum IJniversitas Surabaya, 198^+, Lampiran, Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20 Pasal 5 : Setiap negara berhak atas persamaan dalam hukum dengan setiap negara lain. Pasal 12 : Setiap negara berhak akan pembelaan diri secara individual atau kolektif
terhadap serangan
bersenjata; ;Jedangknn pasal - pasal mengenai kewajiban, adalah
seba-
gai. berikut : Pasal 3 : Setiap
negara
dari intervensi
berkewajiban untuk menahan diri di dalara hubungan-hubungan i n
ternal atau1 eksternal dari negara-negara lain, Pasal k : Setiap
negara berkewajiban
untuk menahan diri
terhadap pergerakan sipil di dalam gara lain,
wilayah n e
dan mencegah organisasi dalam wila
yah kegiatan-kegiatan yang menyebabkan pergera kan sipil tersebut. Pasal 6 : Setiap negara berkewajiban
untuk memperlakukan
semua orang di bawah yurisdiksinya dengan menghormatl hak^hak asasi dasar,
dan
kebebasan-kebebasan
tanpa perbedaan mengenai bangsa,
jenis
kelamin, bahasa, atau agama. Pasal 7 : Setiap negara berkewajiban untuk menjamin bahwa keadaan-keadaan yang umum dalam v/ilayahnya
ti-
dak mengancam perdamaian dan tortib internatio nal*
Poonl 8 I Sotiap nogara
bnrkawfljibsn untuk fflony*l®uftiknn
sengketa-sengketanya
dengan negara-negara lain
melalui cara yang damai
Skripsi
yakni suatu cara bahwa
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21 perdamaian dan keamanyn serta keadilan internasional tidak terancam. IVu ■ ;11. () : Sotinp
nognrrt
borkow.'ijl Ivin unt.uk mnnnhan rllri
dari pemaksaan perang
sebagai
kebijaksanaan naeional, dan ancaraan atau
suatu instrurnen
monahan diri
dari
penggunaan kekerasan terhadap in-
tegritas wilayah atau kemerdekaan politis negara lain, atau
dalam
dari
sotiap cara lain yang
tidak sesuai dengan hukum dan tertib internasional. 10 : Setiap negara berkewajiban dari
pemberian bantuan
untuk monahan diri
kepada
setiap negara
yang terkena tindakan pencegahan atau pelaksanaan oleh PBB* Pasal 11 : Setiap negara dari
mengakui
berkewajiban untuk menahan diri tiap tambahan wilayah
melalui
tindakan negara lain dengan melanggar pasal 9* Pasal 13
Setiap negara
berkewajiban untuk melaksanakan
kewajiban-kewajibannya
yang
timbul dari per-
janjian-perjanjian dan sumber-eumber hukum internnsional yang lain dengan itikad baik, ia tidak boleh memasukkan
ketentuan-ketentuan
di dalam Undang-Undang Daearnya sebagai suatu alasan
dan
atau hukumnya
untuk raengabaikan pelak-
sanaan kewajiban ini« Pasal 1/f : Setiap negara berkewajiban bungan-hubungannya
Skripsi
dengan
untuk raengatur hunegara Inin sesuai
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
22 dengnn bahwa
hukum intern.'isionnl d.-in dengan prinsip kedaulatan
setiap negara adalah tunduk
pada supremasi hukum internasional, Detnikianlah Draft Declaration on Rights and Duties of States
(Report of
the International Law
Commission
Covering Its First Seasion 12 April - 9 Juni 1949.
U.N.
Gen, Ass. Off. Rec., Supp. No. 10, p. 7), yang bila dilihat/dibandingkan dengan Piagam PBB, maka ketentuan-ketentunn di dalam Draft Declaration tersebut adalah memperkuat Pembukaan, pasal 1: dan pasal 2 Piagam. 3. Organ-organ PBB : Ma.lelis Umum.
Dewan Keamanan
Tugas
dan Kekuasaannva Di dalam Bab III pasal 7 Piagam PBB ditentukan m e ngenai enam organ utafna dari PBB, yakni Majelis Umum, De wan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial,
Dewan Perwalian,
Mahkamah Pengadilan International dan Sekretariat, Namun, d.Jam li'il Ini say.** hanya akan mombahau mongonai dua organ PBB, yakni mengenai
Majelis Umum dan beberapa hal menge
nai Dewan Keamanan. A. Majelis Umum : Susunan, Fungsi dan Kekuasaannya. Susunan Majelis Umum (MU) adalah terdiri dari perwakilan seluruh anggota PBB, setiap anggota mempunyai satu hnk suara, perwnkilan*
walaupun
diperbolehkan
Sndangkan mengenai fungsi
diatur di dalam pasal. 9 - 1 7 Dari pasal 9 - 1 7 Skripsi
terdiri dari lima dan
kekuasaan MU
Piagam,
tersebut,
maka dapat dikatakan
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
23 bohwa fungsi dan kekuasaan MU adalah sebagai berikut 1. kekuasaan untuk membahas
dan
menganjurkan dalam hu-
bungannya dengan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional; 2* .pengarahan dan pengawnsan kerjasama ekonomi dan sosial; 3* pengawasnn mengenai slstem perwnlian internasional; J*. pertimbangnn terhadap informasi mengenai
wilayah-wi-
layah yang tidak berpemorintahan sendiri; 5. kekuasaan
yang
berhubungan
dengan anggaran belanja
dan keuangan; 6. kekuasaan untuk menerima, menangguhkan dan mengeluarkan negara-negara anggota; 7. kekuasaan yang berhubungan
dengan
peraakaian amande-
men-amandemen pada Piagam; 8. pemilihan anggota-anggota dari organ-organ yang lain; 9* pensrimaan dun pertimbangan mengenai
laporan-laporan
ataa pakerjaan PBB; 10, pengangkatan konvensi-konvensi internasional. MU, sesuai dengan fungsi nomor 1, diberikan kekua saan mandatory untuk memulai penyelidikan dan membuat rekomendasi dengan maksud memajukan kerjasama internasional di bidang politik
dan
mendorong
perkembangan progresif pe.
dari hukum internasional dun k o d i f i k a n i n y a ; h a l ini se-
G. Starke, op. c i t . , h. 608, 609 25,, , ,
Skripsi
,
'
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
24 suai dengan pasal 13 syat 1 huruf a Piagam, kan topik pembahasan Outer Space Treaty.
dalam
kaitannya
Mengenai hal itu,
yang merupa-
dengan
pengadaan
akan saya uraikan
setelah pembahasan Dewan Keamanan. Mengenai keputusan-keputusan nyatakan secara jelas-.
MU, Piagam tidak me-
Keputusan-keputuson MU, yang ham-
pir seluruhnya dituangkan dalnm resolusi, pada hakikatnya dapat dibedakan dalam 3 golongan, yakni :^ 1. resolusi-resolusi yang berisi seruan, himbauan, harapan, permintaan
maupun
desakan, pada hakikatnya hanya
bersifat rekomendasi yang lebih banyak berkekuatan mo ral dan politik. 2. resolusi-resolusi yang menyangkut anggatfan,
yang mem
punyai implikasi bagi kewajiban anggota untuk membayar kontribusi; keputusan - keputusan yang berhubungan de ngan pemilihan jabatan
atau
keanggotaan dalam badan-
badan PBB dan resolusi yang berhubungan dengan penerimaan keanggotaan baru sesuatu negara; resolusi-resolusi ini tidak hanya mengikat, tetapi
juga
menimbulkan
kewajiban-kewajibah hukum, 3. resolusi
atau
deklarasi yang di dalamnya
memuat pe-
rangkat aturan atau prinsip dalam hubungan dengan kum intornaoionnl; rosoJusl
hu
ini dinetujui oloh m/iyori-
tas terbanyak negara anggota atau secara aklamasi, Keputuean ini
dnpnt
merupnkan
proaee traneisi ke arah
2 Surnaryo Suryokusumo, ppJ___citt.> h. 5
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25 terciptanya hukum, yang dengan sendirinya
dapat
men-
ciptakan kewnjiban-kewajiban hukum (legal obligations). B. Dewan Kearaanan : Susunan, Fungsi dan Kekuasaannya, Dengan Resolusi MU 1991 A dan B (XVIII) tanggal 1? December 1963,
maka telah terjadi perubahan terhadap pa
sal 23 Piagam,- yakni mengenai susunan Dewan Keamanan (DK) PBB; resolusi tersebut juga mengadakan perubahan terhadap pasal 27 dan pasal 6 l « ^ Perubahan terhadap prusal 23 Piagam adalah mengenai jumlah anggota tidak totap dari DK, yang esomula adalah 6, menjadi 10 anggota (ayat 1), dan juga ketentuan
di dalaro
ayat 2-nya; sedangkan terhadnp ayat 3i tidak ada perubahan. Pasal 23 : 1# DK terdiri (lama)
dari
11 anggota
PBB, Republik
Cina, ....... sebagai anggota-anggota tetap Dewan Keamanan. MU akan memilih
6
anggota
PBB untuk menjadi anggota-anggota tidak te tap dari D K , .... 2. Anggota-anggota tidak tetap DK ....
Dalam
pemilihan pertama ..., tiga akan dipilih ,. • »
Pc-.f al 23 : 1* DK (perubahan)
terdiri dari 15 anggota
Cina .... MU
akan
PBB.
Republik
memilih 10 anggota
PBB
untuk menjadi anggota - anggota tidak tetap dari DK, ....
'■^United Nations, Baisic Factf? About The United N a tions . New York, 1977, h. 3. Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1. Anggota - anggota tidak tetap DK .... Dalam pemilihan pertama . 11
keanggotaan DK
menjhdi 1^,
dari
dun dari nmpat anggota tnm-
bahan akan dipil’ h Re.*:olusi MU tersebut,
yang menambah jumlah keang
gotaan tidak tetap D K , membawa akibat terhadap pengambilan keputusan oleh DK sebagaimana tercantum dalam pasal 2? Piagam, turut berubah, Perubahan terhadap pasal 2? adalah pada ayat 2 dan 3. Pasal 27 : 1 ...... (lama)
2. Keputusan - keputur.an DK mengenai persoalan prosedural dibuat dengan persetujuan 7 suara anggota, 3,
Keputusan - keputusan DK mengenai persoalan lain dibuat dengan persetujuan 7 suara ang gota termasuk
Pas.vl 27 : 1 (perubahan)2, Keputusan - keputusan DK mengenai persoalan procedural dibuat dengan persetujuan 9 sua ra anggota, 3,
Keputusan - keputusan DK mengenai persoalan lain dibuat dengan persetujuan 9 suara ang gota termasuk
Sedangkan mengenai fungsi
dan kekuasaannya,
maka
DK diberikan tanggung Jawab utama untuk memelihara perdamaian
dan
keamanan,
agar sebagai badan eksekutif lebih
kecil yang beriritikan keanggotaan tetap dari kekuatan-ke-
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27 ku£.tan besar, dapat meletakkan keputusan - keputusan yang ofnktif untuk menjamin tindakan yang tcpat oleh PBB. lnupun demikian, pertanggungjawaban DK
untuk
Wa-
memelihara
perdamaian dan keamanan adalah tidak eksklusif; MU mempunyai kewenangan membicarakan pokok persoalan,
tindakan
dan
menganjurkan
yang mungkin
rengaturan-pengaturan regional
mengenai
diambil menurut
atau oleh badan-badan re
gional. ^ Kekuasaan dan fungsi pokok DK adalah berkaitan dengnu
pertfoalan-porrconlan
no b n / j r i l .
borlkut.
1. penyelesaian sengketa - sengketa
:
pn
internasional secara
darnai; 2. tindakan pencegahah atau pelaksanaan
untuk memelihara
perdamaian dan kemanan; 3. badan-badan regional
atau persetujuan-persetujuan re
gional ; /*, raengatur
dan
mengawasi
daerah-daerah perwalian yang
riiklnsj fikaeiknn sebngnt d/iorah-rtaorah ntrntogio; 5. penerimaan, pengennan sanksi
dan
pengusiran terhadap
para anggota; 6. perubahan-perubahan Piagam; 7. bersama dengan MU,
memilih 15 hakim dari Mahkamah Pe-
ngadilan Internasional. Dalam kaitannyp dengan
pembahasan
mengenai outer
space, maka saya menitikberatkan pada fungsi dan kekuasa-
Starke,
op.
c l t . . h, 616,
pQ
7I b i d . . et seq.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28 an pokok DK
yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa-
.‘ lenpkotn internrinlonal neciini damn I gahan atau pelaksanaah
dan
untuk memelihara
ttndakan poncoperdamaian
dan
keamanan, yang akan diuraikan lebih lanjut di bawah* 4 . £iagam...EB.B_J3aii-lle.bfe.radaiin_QiitfliL Space T re a ty Sebagaimana telah disebutkan,
keberhasilan pelun-
curan satelit buatan, Sputnik I, ke angkasa luar ii Oktober 1957, telah menimbulkan baru,
tanggal
berbagai masalah
yang
Disnmping kemajuan - kemnjuan teknologi yang dapat
:ii.cunakan untuk meningkatkan kehidupan manusia, penelitian ilmu pengetahuan
dan
poncaharian
sumber-sumber alam
b a r u , ^ namun keberhasilan peluncuran tersebut telah merobnwa kepada adanya beberapa kepincangan ii dunia, yakni
adanya
dalam
kehidupan
masalah penguasaan ruang angkasa
oleh negara-negara maju,^1 Jadi, adanya ketidakseimbangan teknologi
diantara
negara-negara pemilik teknologi yang
mampu menjangkau ruang angkasa dan negara yang tidak marapu. Pembicaraan mengenai kegiatan-kegiatan ruang
ang
kasa tampak didominasi oleh program Amerika Serikat serta Uni Sovyet, Pemilikan stasiun angkasa permanen Mir, Uni Sovyet yang secara tetap dihuni oleh kosmonot
oleh Rusia,
dan kadang-kadang oleh angkasawan dari negara-negara yang
•;n Priyatna Abdvirrnsyid, Vonfrnntnr Hukum *,n^ Han . ' y r A ' . n Tro^tv 1 0 ^ 7 . ‘ Urr cl pta, U-indunr, V)77, h, " 1Ibid. Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
29 dekat dengannya, Sedangkan Amerika Serikat, tengah
meng-
garap stasiun yang raelaju dengan kecepatan 27. 000 km/jam pada ketinggian 350 km hun,
dan
mampu bertahan selama 30 ta-
yang secara teknolpgi diperkuat
oleh
Eropa Barat,
■'ffpnng dan K n n a d n . ^ Berbagai
permasalahan
tersebut
telah mengundang
hukum internasional untuk mongatur dan mengatasinya. lam hal ini,
Da-
permasalahan adalah bagaimana ketentuan-ke-
tentuan di dalam Piagam PBB sehubungan dengan permasalah an yang timbul, seiring keberhasilan peluncuran tersebut. Betapapun, tugas/fungsi "mengatur ini,
dan
mengatasi"
tidak dapat lepas dari keterlibatan PBB sebagai or-
gnnieriol international paling bonnr dalam sejnrah pertumbuhan kerjasama semua bangsa di dunia,
di dalam berbagai
sektor kehidupan internasional. Piagam PBB, yang menjadi dasar hukum P B B , ^
telah
ditetapkan sebagai bagian dari hukum internasional, karena adanya sifat-sifat khas yang tercantum di dalam Piagam itu sendiri, yang memperkuat prinsip telah ada di dalam Piagam PBB
hukum
dan
ketsntuan.yang
internasional;
juga kemampuan
untuk mengembanftkan bentuk hukum yang berlaku
ataupun kemampuan
untuk
member! arah
yang lebih tepat,
sehinggo momberikan jami.nan yang lebih besar kepada nega ra bahwa segala eesuatunya akan berlangsung sesuai dengan
^ 2 Catatan IPTEK 1988, "Semarak Lagi, Penerbangan Ruang Angkasa", K o m p a o . 30 Desember 1988, h. IV* ^ L . J . van Apeldoorn, Pengantar Ilmu H u k u m . XXIII, terjemahan Oetarid Sadino, Pradnya Paramita, karta, 1986, h, 360. Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
cet. Ja
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
30 keadilan dan perikemanusiaan. Selanjutnya, Piagam PBB dijadikan
dasar dan landasan di dalam proses pembuatan hu
kum ruang a n g k a s a , ^ Penerimaan Piagam PBB sebagai landasan hukum ruang angkasa berarti
bahwa
yang tercakup di dalam sesuatu
selain penerimaan semua peraturan hukum
internasional, juga segala
yang tumbuh di dalaranya sebagai akibat dari per-
kembangan PBB sendiri
dan
hukum ruang angkasa.
Hal ini
merupakan dasar bagi perkembangan hukum ruang angkasa se lanjutnya, y.iitu menciptakan ketentuan - ketentuan khusus dan tepat. Maksud
dan
tujuan penggunaan prinsip-prinsip
dasar hukum i n t e r m u d o n n l dalam hukum ruang angka/vi
rnin-
lnh untuk menciptakan hubungan-hubungan damai antar nega* ra,
yang secara khusus telah diatur di dalam Piagam PBB,
Hal inipun diterapkan, sehubungan dengan kegiatan-kegiatan ruang angkasa, yakni
semua
kegiatan negara-negara harus
djlaksanakan u n t u k ■ mencapai perdamaian dan keamanan serta ■ner.ingkatkan kerjasama dan saling pengertian
internatio
nal, Dengan demikian, dasar yang tampak dan petunjuk yang adn di dalam prinsip dasar Piagam PBB harus dipakai sebagai titik tolak yang utama
mengenai
ruang angkasa
dan
benda-benda langit lainnya.'^ Namun,
saya membatasi pembahasan
tujuan dan prinsip-prinsip PBB,
hanya
mengenai
sebagaimana tercantum di
-^Priyatna Abdurrasyid, op. cit. . h. 28 ^ Ibid.. h. 29.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31 d-ilnm Pembukaan, p.-isaJ 1 dan 2 Piagam; MU, DK dan nogarant?gara anggota PBB. A. Tujuan dan Prinsip-prinsip PBB
dalam kaitannya dengan
kegiatan-kegiatan ruang angkasa, Mengenai tujuan dan prinsip-prinsip PBB
telah di-
uraikan dalam pembahasan sebelumnya. Gedangkan perabahasan di sini mengenai penerapannya ruang nngknan,
terhadap kegiatan-kegiatan
dalam usaha untuk moncapai terpeliharanya
perdamaian dan keamanan internasional
serta meningkatkan
kerjasama dan saling pengertian internasional. Selanjutnya,
bagaimana penerapan tujuan dan prin
sip-prinsip Piagam PBB di dalam Outer Space Treaty
dapat
diketahui dari konsideran Outer Space Treaty, yang menyatakan :
Convinced that
a Treaty on Principles
verning the Activities of States in will further
Go
including
the Purposes and Principles of
the Charter
of the United Nations, ..», Dengan demikian, secara mudnh cj.katakan bahwa
dan
singkat, dapat
ketentuan-ketentuan di dalam Outer Space
Treaty juga menerapkari tujuan dan prinsip-prinsip lam Pembukaan, pasal 1 dan 2 Piagam PBB;
di da
karena apa yang
tersebut di dalam konsideran Outer Space Treaty, dituangkan ke dalam pasal-pasalnya* Walaupun demikian, ada prinsip Piagam PBB yang ti-
■^Gijsbertha Cornelia Maria Reijnen, op. c i t . . h.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32 dak dapat diterapkan di dalam ketentu
adanya
ketentuan Outer
yang tidak memungkinkan penerapan tersebut.
Prinsip Piagam yang tidak dapat diterapkan adalah
tnenge-
nai prinsip persamaan kedaulatan. Hal ini
adanya
karena
ketentuan dari pasal II Outer Space Treaty, yang menyatakan : "Outer space, including the Moon and other celesti al bodies, is not
subject to
national appropriation
by
claim of sovereignty, by means of use or occupation, xn by any other means," ■
or
Dengan adanya ketentuan pasal II Outer Space Trea ty tersebut, maka merupakan pembatasan terhadap kedaulatan negara di dalam melakukan kegiatan-kegiatan angkasa, termasuk di Bulan
dan
di
ruang
benda-benda langit lain-
nya, Atau secara ekstrim dapat dikatakan bahwa
tidak ada
}
kodaulotan negara di ruang angkasa, tormasuk di 13ulan dan benda-benda langit lainnya. Walaupun demikian, prinsip
persamaan
sebagaimana Piagam mehentuknn di dalam pasal yang menyebutkan adanya
tetap 1
ada,
ayat
2,
prinsip persamnan hak-hak bangsa
(principle of equal rights of peoples). Prinsip persamaan ini diperjelas oleh pasal 5 D r ;ift Declaration and Duties,
yang menyebutkan : ■"Every
State
on has
rights to equality in law with overy other State," kian juffn dengan pneal I Outer Spnco Treaty,
Rights the Demi-
puragrap 2,
3 7 Ibld.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33 yang menyebutkan : "Outer space, including
the Moon
and
other celestial bodies, shall be free for exploration and use
by all States without discrimination of any kind, on
a basis of equality and accordance with Dengan demikian nampak bahwa tujuan
dan
prinsip-
prinsip Piagam PBB diterapkan di dalam Outer 3pace Treaty tersebut, walaupun adn pernbatasan torh/idnp prinsip persamaan kedaulatan.
Penerapan tujuan dan prinsip-prinsip di
dalam Piagam PBB selain nampak di dalam konsideran Space Treaty, nampak juga di dalam ketentuan
pasal
Outer III
Treaty tersebut, yang menyatakan : "States Parties to the Treaty shall carry on activities
including
accordance with international law, including of the United Nations, .
in
the Charter
Walaupun hal ini
hanya ter-
bntae pndn para negara ynng menjadi pihak-pihnk
di dalam
Treaty tersebut. B. MU, DK dan negara-negara anggota PBB
di dalam kuitan**
nya dengan keberadaan dan kelangsungan dari Outer Spa ce Treaty. Mengenai MU, DK dan negara-negara anggota PBB, sebenarnya telah diuraikan. Namun, dalam pembahasan
menge
nai permasalahan apakah ketentuan-ketentuan dalam
Piagam
PBB dapat mcngatnsi perooaian-porsoalan yang timbul
aki-
bat keborhasilan peluncuran satelit buatan ke angkasa luar dan bagaimana pelakeanaannya, maka ketiganya diuraikan sekaliguo/beraamaan, mengingat peran mereka yang amat menentukan bagi keberadaan dan kelangsungan dari Outer Spa Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
34 ce Treaty. MU, yang beranggotakan seluruh negara anggota PBB, dan DK merupakan dua iorgan utama FBB yang memiliki kekuaaaan besar di. dalam memelihara internasional,
perdnmaian
dan
keamnnan
Walaupun tanggung jawab utama untuk m&me-
lih&ra perdamaian
dan
keamanan berada pada DK, namun MU
diberikan kekuasaan-kekuasaan fakultatif tertentu ataupun serba diperbolehkan (permissive) rekomendasi.
akan
pertimbangan
dan
MU boleh mempertimbangkan prinsip - prinsip
umum kerjasama dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan termasuk prinsip-prinsip
mengenai
pengaturan perlucutan
senjata dan persenjataan; MU boleh membahas setiap persoalan khusus
yang
berhubungan dengan pemeliharaan perda
maian dan keamanan
yang
negara anggota, DK,
dibawa kehadapannya oleh setiap
ataupun setiap negara bukan anggota;
MU boleh menganjurkan
langkah-langkah
bagi penyelesaian
damai dari
setiap keadaan yang mungkin menghambat keter-
tiban umum
atau
hubungan peraahabatan di antara bangsa-
bangsa termasuk keadaan-keadaan yang diakibatkan oleh pelanggaran terhadap Piagam; dan MU boleh mengundang perhatian D K ,
(3ebagai badan p o n m g g u n g jnwab utnmu bagi pelak-
sanaan perdamaian,
pada setiap keadaan yang mungkin mem-
bahayakan perdamaian dan k e a m a n a n , ^ Demikian
pula
hal-
nya dengan IK, yang dapat menghambat/menghalangi keputus-
an-keputuoan yang aknn dikeluarkan oleh MIT, malalui penggunaan hak veto oleh anggota tetap.
Starke, Skripsi
opt
clt,.. h, 609
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
35 Malta, untuk mowujudkan
terpoliharanya
d-in keamanan, enngat ditentukan oleh
perdamaian
peran dan kerjasama
MU dan DK. Sedangkan mengenai negara-negara anggota PBB, maka selain mereka sebagai anggota dari MU, namun memiliki hak dan kewajiban Individual yang eama untuk melaksanakan ke tentuan - ketentuan di dalam Piagam PBB; juga yang diatur di. dalam Draft Declaration
on
Rights and Duties of Sta
tes. Jadi, alur pembnhnsan memusnt ke arah MU dalam kaitannya dengan perkembfcngan kemajuan hukum dan kodifikasinyaj DK di dalam fungsi
dan
internasional kekuasaannya
melaksanakan pemeliharaan pordamaian dan keamanan;
nega
ra-negara anggota dalam melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya berdasarkan Piagam PBB dan Draft Declara tion on Rights and Duties of States. Dalam metr.bahas nasional
dan
perkembangan kemajuan hukum inter
kodifikasinya, maka akan terpusat pada MU,
sebagai satu-satunya badan PBB yang mempunyai dasar hukum zq untuk melakukannya. ' Pasal 13 : 1. MU akan memulai menyelidiki dan membuat rekomendasi^rekomendasi untuk maksud : a, memajukan
kerjasama internasional
dan g politik urogresif
dan
di bi-
m endorong; perkembangan
hukum internasional dan kodifi-
k a sinva: (garis bowah penulis).
^ S u m a r y o Suryokusumo, on. c i t . . h. if2. Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
36 HerdasarKnn pnn.-tl 1;>
nynt
3 huruf a tersebut, MU
dalam aidangnya. yang pertama bagian kedua jui resolusi 91 (1)
telah menyetu
untuk membentuk komite yang membahas
perkembangan kemajuan hukum internasional dan kodifikaainya,
yang lazira disebut Komite 17 karena anggotanya ter
diri dari 1? negara,
Komite ini telah
laporan yang menyarankan pembentukan nasional dan dnsnr
bagi
menyetujui
suatu
Komisi Hukum Inter
merumuskan ketentuan-ketentuan yang menjadi atntuta komiai ternobut, Dan padn tnnggnl 21
November 1 9 4 7 s MU menyetujui resolusi 174 (II) untuk mem ber tuk Komisi Hukum International dan menyetujui statuta-
Tujuan Komisi Hukum Internasional bnngkan kemajuan hukum internasional Maksud
dan
adalah
mengem-
kodifikasinya*
pengembangan kemajuan hukum internasional
untuk mempersiapkan rancangan konvensi mengenai
adalah permasa
lahan' yang belum diatur;oleh hukum internasional atau me ngenai
hukum
yang
belum cukup borkembang dalam praktek
negara-negara. Sedangkan
kodifikasi hukum internasional,
menyangkut perumusan yang lebih tepat
dan
sietematisasi
peraturan hukum internasional di berbagai bidang yang secara luas sudah dipraktekkan oleh negara-negara* Rancangan-rancangan yang dihasilkan oleh Komisi Hukum Internasi onal tersebut merupakan paduan antara kenyataan-kenyataan yang ada di dalam hukum internasional dan saran-saran ba-
'>0Ibid.. h.
Skripsi
‘ ik.
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
37 gi pengembangannya. DI dalam praktek, terdapat keterkaitan antara kodifikasi hukum dan pengembangannya, dan tidak dapnt dipisahkan satu
dengan
yang lain.
Jika rancangan
itu diperiksa oleh suatu konferensi internasional, biasanya mengalami perubahan, yang kadang - kadang disampaiknn kepada
semua pemerintah negara untuk memperoleh tanggap-
an, baik selama dibahas Komisi Hukum Internasional maupun belum disampaikan kepada MU.^^ Dengan demikian maka berdasarkan pasal 13
aynt
huruf a, MU telah memulai menyelidiki perkembangan
1
kema-
Jtir.n hukum internasional dan kodiflkasinya, terutama oleh Komisi Hukum Internasional. Domikian pula keberadaan
dari
halnya
dengan
Outer Space Treaty, merupakan tindakan-
tindakan MU dalam rangka melaksanakan pasal 13 ayat 1 huruf a Piagam.
Serangkaian resolusi telah diambil MU ber-
kenaan dengan adanya permasalahan baru, yang timbul
aki-
bat keberhasilan peluncuran satelit buatan ke angkasa luar pada tanggal k Oktober 1957
oleh Uni Sovyet, Resolusi
MU 13^8 (XXIII) membentuk the Ad Hoc Committee on the Pe aceful Uses of Outer Space ;pada tanggal 13 Desember 1958, untuk meninjau luas bidang kerjasama internasional di da lam eksplorasi angkasa luar secara damai; Komite tersebut beranggotakan 18 n e g a r a . ^ 1**72
Selanjutnya, dengan
resolusi
yang diterima dengan suara mayoritas, maka dibentuk
^ XbiiL., h. kk, k5. ^ B i j s b e r t h a Cornelia Maria Reijnen, on. c i t . , h, 22.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33 the
i>r:v.nent
"' ^ c e
Committee
on
tho reaceful Uses of Outer
tanggal 12 'Vrerber l°I5r^, y r>ng bertanr^ung ja~
?;n * lal~m nspek perlucutan senj- t-i •!ari [en^una.-m angka.-•? !uar; Xonite ini bfjrnnggotak-n ?J\ bangsa, y
ne-
trnl.^Ketfudianf serangkaian resolusi MU yang menjadi dasar bagi rerumusan Outer Space Treaty, adalah -.resolusi 1962 (XVIII), 13 Dcsembor 1963, silknn
the Declaration of
Activities of States
in
ynnc
Legal Principles the Exploration
menghaGoverning
and
Use
of
Outer Space, yang merupakan d.^ar untuk perumusan Outer Space Treaty 1967; diikuti - resolusi 1963 (XVIII), 13 "esember 1963,
berkenaan de
ngan rersoalan khusus dari International Cooperation in the Peaceful Uses of Outer Sp^ce; - rcsoluoi 1884 (XVIII), 17
Oktober
1963* mengenai
Question of General and Complete Disarmament, 'tonal sebagai Treaty
Banning
the
yang dl-
Nuclear Weapon Tests
in
the Atmosphere, in Outer Space and r!ndor Water, Dari urrinn di atas, maka jelas
bahwa
Piagam PBB
n-,engr.tur dan memberikan dasar hukum bagi pengembangan kenajuan hukum internasional
dan
kodifikasinya; khususnya
d\ angkasa luar terwujudknn dalam .^uter Space Treaty. Sednngkan
satu-satunya badan PBB y ng berv;onang melakeana-
, h.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
39 kannya adalah MU,
dehgan serangkaian resolusi yang dike-
luarkannya. Namun, resolusi-resolusi MU- tersebut telah membawa persoalan badan
tentang
kfikuatnn mengikatnya, karena MU bukan
yang berwenang
menciptakan hukura,^ Di dalam hal-
hal luar biasa, resolusi MU yang mBmberikan sumbangan bagi perkembangan hukum internasional dapat dianggap mengikat
jika
anggota
resolusi didukung secara universal MU
atau
jika
bermaksud untuk menyatakan resolusi itu men
ciptakan hukum atau menyatakannya sebagai hukum, dan jika isi resolusi
mencermirikan kebiasaan-kebiasaan umum
diakui negara-negara merdeka. maan suatu resolusi
secara
yang
Persetujuan maupun ponerikonsensus oleh semua anggota
MU, merupakan.suatu proses transisi atau tahap awal menuju terciptanya suatu aturan baru
dalam
hukum konvensio•
nal, terutaraa jika res'olusi atau deklarasi itu menyangkut prinsip-prinsip umura hukum internasional, yang dapat mendorong perkembangan ke«a4u^ ' feukum internasional dan juga kodifikaslnya•^ Dalam uralan eebelumnya juga telah disebutkan bah wa ada 3 golongan keputusan MU yang hampir seluruhnya dituangkan dalam resolusi . ^ Dengan demikian, resolusi berkenaan dengan pembuatan
Outer Space Treaty adalah meng'i-
^ S y a h m i n A . K . . Hukum M.nlfl«tih fluatu Ptptyntar. Armico, Bandung, 198^ (sdlanjutnya disingkat Syahmiti A*K* I), h* 15, 46I k M ^ , h # 15, 16. ^ S u m a r y o Suryokueumo, Skripsi
op.
c i t » . h*5*
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
bo kat, yang dapat dimasukkan sebagai resolusi golongan III, Mengenai peran DK,
maka DK tetap pada fungsi uta-
manya, yakni sebagai badan PBB yang bertanggung jawab un tuk melaksanakan pemeliharaan perdamaian dan keamanan in*ornasional, bahkan, DK memperoleh perluasan tanggung ja wab, yakni
memelihara perdamaian dan keamanan di angkasa
luar, termasuk di Bulan
dan
benda-benda langit lainnya.
Nair.un yang menjadi pertnasalahan adalah
jika DK gagal me
laksanakan fungsinya untuk memelihara perdamaian dan kea manan internasional.
Tidak banyak yang
dapat
dilakukan
secara efektif, kecuali tindakan-tindakan yang
mempunyai
kekuatan moral dan politis s a j a . ^ Ada dua cara yang
da
pat ditempuh, yakni 1 . melalui Sidang Khusua MU, yang rnombicarakon lagi maoa-
lah kegagalan DK dalam mangambil keputusan; sidang diadakan 15 hari setelah Sekretaris Jendral PBB menerima permintaan sidang dari DK atau raayoritas negara anggo ta atau permintaan suatu negara yang mendapat persetu juan mayoritas negara anggota;
setiap anggota PBB da
pat mengusulkan untuk diadakan sidang tersebut. 2, raelalui Sidang Khusus Darurat, cangan
resolusi
yarig
yang mengalihkan
bersifat
yang bersifat proeedural, sehingga
ran-
substansial, menjadi hanya memerlukan 9
mayoritas suara tanpa memperhatikan suara negatif (ve-
48IiJisL ,
h.
22.
49I b l d . . h. 22, ZJ>.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
41 to) dari anggota tetap DK, sesuai dengan ketentuan pa sal 27 ayat 2 Piagam,
Cara-cara ini berdasar pada re-
r.olusi MU mengenai.Uniting for IVico, tnhun
1950, Si-
dang diselenggarakan 24 jam setelah Sekretaris Jendral PBB menerima permintaan dari DK sebagaimana termuat di dalam resolusi prosedural yang sudah disetujud'.; sidang tersebut juga dapat dimintakan oleh PBB
mayoritas anggota
melalui pemungutan suara di dalam Interim Commit
tee; setiap anggota juga dapat mengusulkan kepada Sek retaris Jendral untuk mengadakan sidang tersebut, Dengan demikian, pembahaean mengenai DK, berkaitan dengan keberadaan Outer Space Treaty, adalah
tetap
pada
fungsi utamanya, yakni sebagai badan PBB yang bertanggung jawab melaksanakan pemeliharaan perdamaian internasional,
dan
keamanan
dengan mendapat tambakan di angkasa luar,
termasuk Bulan dan benda-benda langit lainnya, Sedangkan mengenai peran negara-negara anggota PBB di sini,
adalah berkaitan dengan pelaksanaan hak-hak dan
kewajiban-kewajibannya eocara individual berdasarkan Piagara PBB, Sebagaimana telah diuraikan, Piagam tidak menye butkan mengenai
hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari ne
gara-negara anggota secara jelas, kecuali hak suara mereka sebagai anggota MU,
yang diatur dalam pasal lfi.dengan
perabatasan oleh pasal 19 Piagam, Sebenarnya, mengenai
Piagam PBB
mengatur
hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari negara-ne
gara anggota,
Skripsi
pecara tersirat
Hal itu dapat dilakukan dengan menafsirkan
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ketentuan-ketentuan di dalam Piagam,
dengan berlandaskan
"itikad baik" (good faith), ynng dapat memelihara keadilan dan kepatuhan terhadap kewajiban-kewajiban yang timbul dari perjanjian-perjanjian dan sumber-sumber hukum inter nasional yang lain, Atau lebih tegasnya, penafsiran
yang
berlandaskan itikad baik tersebut, tidak sampai menimbulkan bencana perang (the scourge of war). Penafsiran deraikian adalah berdasarkan pada Piagam PBB itu eondiri, yak ni : Pembukaan Piagam PBB ; We the peoples of the United Nations determined to save succeeding generations from the scourge of war, which twice in our lifetime has brought untold sorrow to mankind, and *,,, and to establish conditions under which justice and res pect for the obligations arising from treaties and other sources of international law can be maintained, and •••• Pasal 2 : The Organization and its Members, in pursuit of the Purposes stated in Article 1, shall act in accordance with following Priciples* 1 • •••• 2. All Members, in order to ensure to all of them the rights and benefits reoulting from membership, shall fulfill in good faith the obligations assumed by them in accordance with the present Charter. Demikianlah mengenai penafsiran berdasarkan keten tuan dari
Piagam PBB
sendiri,
sehingga dapat diketahui
dengan jelas mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban 'ne gara-negara anggota, yang pelaksanaannya untuk memelihara
perdamaian dan keamanan internasional, untuk
mencegah
timbulnya bencana perang,
ini, dapat juga dilihat di dalam
Skripsi
atau lebih tegaa,
Draft
Mengenai
hal
Declaration
on
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
43 Rights
and
Duties of States, yang telah diuraikan sebe-
lumnya. Jadi, apabila dikaitkan
dengan
permasalahan yang
tirabul akibat keberhasilan peluncuran satelit buatan oleh Uni Sovyet, maka negara-negara anggota mondapat perluasan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya,
yakni di angkasa lu-
ar, termasuk di Bulan dan benda-benda langit lainnya, de ngan beberapa pembatasan oleh Outer Space Treaty, sebaga imana telah diuraikan sebelumnya,
ditambah dengan peraba-
hasan berikutnya mengenai Outer Space Treaty, Sebagai suatu tambahan atau pelengkap,
dapat juga
dilihat ketentuan-ketentuan yang ada di dalam Declaration on -Principles of and
International Law
Co-Operation Among States
in
Concerning Accordance
Friendly V/ith
the
Charter of the United Nations, yang terrauat di dalam lampiran pada Resolusi MU 2625 (XXV) dan disetujui tanpa peraungutan suara, pada tanggal Zk Oktober 1 9 7 0 , ^ Deklarasi tersebut di atas memperkuat
maksud-mak-
sud di dalam Piagam PBB, yang pada pokoknya adalah berhubungan dengan pemeliharaan perdamaian
dan
keamanan
ternasional, Hal ini dengan mudah dapat diketahui
in
berda-
sar bunyi konsideran deklarasi tersebut, yang ealah satu*51 nya dinyatakan dalam paragrap 1, yang berbunyi Reaffirming in the terms of the Charter that the ma intenance of international peace and security and the
5°Ian Brownlie, Basic Documents In International L a w , cet. III, Clarendon, Oxford, l9o3> h, 35* ?1Ibid. Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kk developm ent o f f r i e n d l y r e l a t i o n s and c o - o p e r a t i o n between n a t i o n s a r e among th e f u n d a m e n ta l p u r p o s e s o f th e U n ite d N a t i o n s , S e l a n j u t n y a d e k l a r a s i t e r s e b u t , sebagaimana t e r d a p a t dalam p a r a g r a p 1? k o n s i d e r a n n y a , a d a l a h m engingat p e ngembangan dan k o d i f i k a s i p r o g r e s i f d a r i
p rin sip -p rin sip
berikut a , p r i n s i p bahwa n e g a r a - n e g a r a , d i dalam hubungan-hubungan i n t e r n a s i o n a l mereka, akan menahan d i r i d a r i ancaman a t a u penggunaan k e k e r a s a n t e r h a d a p i n t e g r i t a s w i l a yah a t a u kemerdek'aan p o l i t i s d a r i s e t i a p n e g a r a , derjgan c a r a l a i n
atau
yang t i d a k s e s u a i dengan maksud-mak-
sud PBB; b, p r i n s i p bahwa n e g a r a - n e g a r a akan m e n y e l e s a i k a n s e n g k e t a - s e n g k e t a i n t e r n a s i o n a l mereka m e l a l u i c a r a - c a r a d a mai, yang t i d a k membahayakan perdam aian
dan
keamanan
s e r ta keadilan in te rn a s io n a l; c , k e w a j ib a n untuk’- t i d a k mencampuri u ru s a n y u r i s d i k e i d a lam n e g e r i d a r i s e t i a p n e g a r a , s e s u a i dengan Piagam; d, kew ajiban n e g a ra -n e g a ra
untuk s a l i n g b e k e r j a s a m a s a t u
dengan yang l a i n s e s u a i dengan Piagam; e, p r i n s i p
persamaan hak-hak. dan p e n e n tu a n n a s i b s e n d i r i .
d a ri bangsa-bangsa; f* p r i n s i p persamaan k e d a u l a t a n d a r i n e g a r a - n e g a r a ; g. p r i n s i p
bahwa
n e g a r a - n e g a r a akan memenuhi k e w a j i b a n -
kflwnjlbnn yang dltanggung
oleh
morakn
dongan itikod
baik sesuai dengan Piagam;
52Ibld.. h. 37. Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
45 Deklarasi tersebut juga menentukan adanya
3
per-
nyataan yang berkenaan dengan penjabaran prinsip-prinsip, ponafeiran dan penerapannya, dan juga pernyataan mengenai penaatannya, Mengenai penjabarannya,
saya mengetengahkan salah
satu penjabaran saja, yakni prinsip akan memenuhi kewajiban-kewajiban
bahwa
negara-negara
yang ditanggung mereka
dengan itikad baik sesuai dengan Piagam, Berdasarkan dek larasi tersebut,
maka prinsip ini dijabarkan menjadi keS'S tentuan-ketentuan sebagai berikut - Setiap negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi dengan itikad baik
kewajiban-kewajibnn yang ditanggungnya se
suai dengan Piagam PBB; - Setiap negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi dengan itikad baik kewajiban - kewajibannya
di bawah prinsip-
prinsip yang diakui secara umum dan aturan-aturan hukum internasional; - Setiap negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi dengan itikad baik kewajiban-kewajibannya di bawah perjanjianperjanjian internasional yang berlaku
menurut prinsip-
prinsip yang diakui secara umum dan aturan-aturan hukum internasional; - «rika terjadi pertentangan antara kewajiban-kewajiban di bawah perjanjian-perjanjian internasional
dengan kewa-
jibafi=l?ewa 31tean d a f l anggala-anggafca PBB d i teawah
P la -
^ Ibid.. h. i+3, M+
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ks gam PBB,
maka yang d i b e r l a k u k a n a d a l a h k e w a j ib a n - k e w a -
j i b a n d i bawah Piagam, Mengenai p e n a f s i r a n dan ponernpannya, r a s i i t u menentukan bahwa
maka d e k l a
p e n a f s i r a n dan p e n e ra p a n p r i n
s i p - p r i n s i p a d a l a h s a l i n g berhubungan dan m a s in g -^ ra /a s in g p rin sip
akan d i u r a i k a n dalam hubungannya dengan p r i n s i p -
p r i n s i p yang l a i n . J u g a d i t e n t u k a n bahwa d e k l a r a s i t e r s e b u t b u k a n la h t a f s i r a t a u praan g g ap an k e t e n t u a n - k e t e n t u a n d a r i Piagam a t a u h a k -h a k dan k e w a j i b a n - k e w a j i b a n d a r i n e g a r a - n e g a r a a n g g o ta d i bawah Piagam a t a u bangna d i bawah Piagam,
hak-hak b a n g s a -
mengindahkan p e r l u a s a n hak - hak
dalam d e k l a r a s i t e r s e b u t , ^ Mengenai p e n a a t a n n y a , raaka d e k l a r a B i t e r s e b u t n e n tu k a n bahwa p r i n s i p - p r i n s i p d a r i Piagam yang
mft-
d iw u ju d -
kan dalam d e k l a r a s i merupakan p r i n s i p - p r i n s i p d a s a r hukura i n t e r n a s i o n a l , dan k a r e n a n y a menghimbau kepada
semua n e
g a r a untuk d i t u n t u n o l e h p r i n s i p - p r i n s i p t e r s e b u t d i
da
lam p e r i l a k u i n t e r n a s i o n a l mereka dan untuk nmngiambang&an hubungan-hubungan bereama moreka a t a s d a e n r k e t a a t a n yang k e r a s pada p r i n s i p - p r i n s i p t e r s e b u t , ^ S e l a n j u t n y a mengenai d e k l a r a s i t e r s e b u t t i d a k akan saya u r a i k a n l e b i h l a n j u t d i dalam pembahasan, k a r e n a t u ju a n s a y a mengetengahkan d e k l a r a s i i n i a d a l a h s e k e d a r mel e n g k a p i pembahasan*
h. M w 55Ibid.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PI i *u n i v e ;_ . I
s u
BAB III VIENNA THE
LAW
(VIENN A
CONVENTION OF
TREATIES
CON VENTION
ON
1969 1969 )
Untuk menjawab permasalahan mengenai faktor-faktor yang mengakibatkan suatu treaty,, khususnya
Outer
Space
Treaty, dapat mengikat, maka kirunya tidak borlobihan bila pembahasan dikaitkan dengan ketentuan-ketentuan Vienna Convention 1969.
Sebenarnya, permasalahan tersebut telah
cukup dijawab dengan mendasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada di dalam Piagam PBB; namun, untuk memperkuatnya, diperlengkap idengan pembahasan berdasarkan Vienna Conven tion 1969; juga pembahasan terhadap beberapa hal yang ada kaitannya dengan treaty. Vienna Convention 1969 merupakan sebuah naskah Hukum Perjanjian
yang telah disepakati da
lam Konporensi Wina tahun 1969. Konperensi tersebut diselenggarakan atas prakarea PBB, sedangkan naskah rancangan konvensinya disueun oleh Panitia Hukum Internasional (In ternational Law Commission), tia ahli
dan
yang merupakan sebuah Pani
dibentuk berdasarkan
Resolusi MU 17k ( H )
tahun 19*+7.56 1, Pengertian Dan Klasifikasi Perianiian Internasional Banyak istilah yang dlgunrtkan untuk porjanjian in-
^ S y a h m i n A.K., Hukum Per.1an.1ian Internasional (Menurut Konvensi Wina 1969). Armico. Bandung. 1 9 8 5 Tselanjutnya disingkat Syahmin A.K. II), h. 1. Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA k71967 : SUATU OUTER SPACE TREATY TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ternasional, seperti traktat (treaty), pakta (pact), konvensi (convention), piagam (statute), charter, deklarasi, protokol, accord, modus nya.
vivendi, covenant dan yang lain-
Secara yuridis, semua istilah tersebut tidak mempu
nyai arti tertentu, dalam artian bahwa semua istilah ter sebut merupakan perjanjian internasional, arti
yang mempunyai
perjanjian yang diadakan antara anggota dari masya-
rakat bangsa - bangsa
dan
bertujuan untuk mengakibatkan
sikibat-akibat hukum tertentu;^'7 jadi, pengertian di dalam arti hukum internasional publik.^® Pengertian
yang, sama
juga diberikan oleh Filipovitch, yang menyatakan :^ In the broadest meaning of the term, a treaty is any agreement concluded between the members of the Inter national Community, or subjects of the law of Nati ons, destined to produce (create) certain effects of Law, Treaties are a source of Law for the parties which have concluded them, Dengan d e m i k la n , p e n g e r t i a n t r a k t a t , sebagaimann t e r s e b u t di atas, adalah dalam artian yang luas, yakni
perjanjian
yang diadakan oleh subyek-subyek hukum internasional yang menjadi anggota masyarakat internasional, Sedangkan pengertian traktat yang lain, pengertian traktat yang eempit,
adalah sebagaimana
yang
diberikan
Ali Sastroamidjojo, yang menyatakan :
5®Syahmin A.K. II, on. c l t . . h. 3. ^ F i l i p o v i t c h , p p A c i t . . h, 69, ?0, ^ A l i Sastroamidjojo, on* c i t . , h. l/*6« Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
49 Bentuk hubungan antar-negara jang paling penting ialah perdjandjian atau treaty, Perdjandjian ini adalah suatu kontrak antara dua atau lebih dari dua negara jang mengakibatkan adanja hak2 dan kewadjiban2 hukum antara negara2 jang menibuat perdjandjian itu* Atau dapat dikatakan djuga bahwa perdjandjian itu adalah suatu persetudjuan kehendak daripada fihak2 jang mengadakan perdjandjian itu, Djadi perdjandjian (treaty) dap.it dikatakan sebagai manifestasi daripada kehendak negara2 jang mengadakan perd jandjian, Pengertian traktat menurut Ali Sastroamidjojo ternebut di atas, nampaknya sesuai dengan pengertian traktat sebagaiirana dinyatakan di dalam
Vienna Convention 1969 ,
yakni di dalam pasal 2 ayat 1 huruf a, yang berbunyi : "treaty" means an international agreement concluded between States in written form and governed by inter* national law, whether embodied in a single instrument or in two or more related instrument and whatever its particular designation; Kesesuaian
yang
saya maksudkan di( atas adalah
keduanya
motnberikan pengertian traktat yang aompit*/terbatas, yakni hanya negara yang berhak mengadakan perjanjian. Outer
Space
Treaty
termasuk di dalam pengertian
treaty yang sempit, yakni hanya negara yang berhak menga dakan traktat. Hal ini terutama akan terlihat
dengan je-
las, apabila dilihat dari ketentuan-ketentuan
pasal
hingga pasal XVI Outer Space Treaty, yang memakai taan : States Parties to the Treaty, all
States
III
peitkaaParties
to the Treaty, another State Party,
other States Parties
to the Treaty, Each State Party
the Treaty,
to
Stotft Party to the Treaty, A Stnto Tarty
to
the State Party to the Treaty, State Party to
another
the Treaty, the Treaty
dan lainnya yang senada, yakni yang menunjuk kepada "Sta-
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
50 te", yang berarti Negara, Dengan demikian, Outer ketentuan-ketentuan di dalam
Space
Treaty
tunduk pada
Vienna Convention 1969, ka-
rena nubyek hukum international
ynng
berhak
mengadakan
perjanjian adalah Negara* Sedangkan perjanjian yang dibuat oleh subyek-subyek hukum internasional non negara, ti dak tunduk pada ketentuan-ketentuan Vienna Convention tai hun 1969 t e r s e b u t , ^ Mengenai traktat internasional* gam
sebagai
salah satu sumber hukum
dapat diketahui dari pasal 38 ayat 1 Pia-
Mahkamah Pengadilan Internasional,
bahwa
yang menyebutkan
dalam memutuskan perkara-perkara yang diajukan ke-
padanya, Mahkamah akan mempargunakan a. perjanjian-perjanjian internasional,
baik yang bersi-
fat umum maupun khusus, yang mengandung
ketentuan-ke
tentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negara-negara yang bersengketaj b. kebiasaan internasional, sebagai bukti diterimanya su atu kebiasaan umum sebagai hukum; c. prinsip - prinsip hukum umum
yang diakui oleh bangsa-
bangsa yang beradab; d. keputusan pengadilan dan ajaran-ajaran sarjana-sarjana yang paling terkemuka
dari
berbagai
negara
sebagai
sumber tambahan bagi menetapkan kaedah-kaedah hukum.
^ S y a h m i n A.K. II, pp. c i t . . h. 11.
0 Mochtar Kusumaatmadja, loc. cit.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
51 Dengan d e m i k ia n , t r a k t a t s e b a g a i o a l a h s a t u sumber hukum i n t e r n a s i o n a l t e r c a n t u m dalam p a s a l 3& a y a t 1 h u r u f a Piagam Mahkamah P e n g a d i l a n I n t e r n a s i o n a l * Sedangkan me n g e n a i sum ber-sumber h\ikum i n t e r n a s i o n a l l a i n , d a p a t dalam Piagam t e r s e b u t , a d a l a h :
yang t e r -
kebiasaan i n t e r n a
s i o n a l , p r i n s i p - p r i n s i p hukum umum, s e r t a k e p u t u s a n p e n g a d i l a n dan a j a r a n - a j a r a n p a r a s a r j a n a
yang p a l i n g t e r -
kerauka. S e l a n j u t n y a , mengenai
k la s ifik a s i p erjanjian
in
t e r n a s i o n a l , a d a b e b e r a p a k l a s i f i k a s i p e r j a n j i a n yang d i t i n jau d a r i beberapa s e g i , yakni : - d i t i n j a u d a r i subyek hukum i n t e r n a s i o n a l
yang mengada
kan p e r j a n j i a n , maka ada p e r j a n j i a n a n t a r a n e g a r a - n e g a r a , p e r j a n j i a n a n t a r a n e g a r a dengan o r g a n i s a s i i n t e r n a sional,
p e rja n jia n antara o rg a n isa si-o rg a n isa si i n t e r
nasional,
p e r j a n j i a n a n t a r a T akhta S u c i . d e n g a n n e g a r a -
n e g a r a , ^ dan l a i n n y a ;
subyek hukum i n t e r n a s i o n a l a d a
l a h N e g a r a , T a k h ta S u c i ,
P a la n g
Merah
Internasional,
O r g a n i s a s i I n t e r n a s i o n a l , Orang P e r o r a n g a n
(individu),
Pemberontak dan p i hak dalam sengketa,^*" - d itin ja u dari maka
ada
pihak)
jumlah p i h a k yang mengadakan p e r j a n j i a n ,
p erjan jian b i l a t e r a l (p erjan jian antara
dan p e r j a n j i a n m u l t i l a t e r a l ( p e r j a n j i a n
dua
antara
banyak p i h a k ) ; ^
6/trbid.. h. 92 - 103. 6?Ibid.. h. 1 1 3 . Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
- d i t i n j a u d a r i s u d u t b e n tu k n y a ,
maka a d a p e r j a n j i a n a n -
t a r K e p ala N e g a r a , dengan p a r a p ih a k d i dalam p e r j a n j i an yang d i s e b u t
"High C o n t r a c t i n g S t a t e " ,
yang
dapat
d iv / s k i lk a n / d i k u a s a k a n kepada M e n t e r i Luar N e g e r i a t a u Duta B e s a r ; kemudian p e r j a n j i a n
s n t a r P e m e r i n t a h , yang
d a p a t d i w a k i l k a n / d i k u a s a k a n kepada a t a u Duta B e s a r ; s e r t a p e r j a n j i a n
M e n t e r i Luar N e g er i a n t a r N e g a r a , dengan
M e n t e r i Luar N e g e r i a t a u Duta B e sa r yang d j.tu n j u k s e b a g a i p e j a b a t b e r k u a s a penuh u n tu k m e w a k i l i n y a ; ^ - d i t i n j a u d a r i t a h a p pembentukannya, maka ada p e r j a n j i a n yang d i a d a k a n m enurut t i g a t a h a p pembentukan, y a k n i p e r u n d i n g a n , p e n a n d a ta n g a n a n dan r a t i f i k a s i ; j i a n m e l a l u i dua t a h a p ,
dan p e r j a n
y a k n i p e r u n d i n g a n dan penanda
t a n g a n a n . P e r j a n j i a n menurut t i g a t a h a p pembentukan b i asanya
diadakan
untuk h a l - h a l
yang d ia n g g a p p e n t l n g ;
sedangkan p e r j a n j i a n menurut dua t a h a p pembentukan b e r s i f a t l e b i h s e d e r h a n a , dan d i a d a k a n p e r j a n j i a n yang t i d a k b e g i t u p e n t i n g ,
untuk yang
p erjan jian memerlukan
penyelesaian c e p a t ; ^ - d i t i n j a u d a r i s i f a t pelaksanaan p e r j a n j i a n i t u s e n d i r i , maka ada D i s p o s i t i v e t r e a t i e s ( p e r j a n j i a n yang m enentuk a n ) , y a k n i p e r j a n j i a n yang maksud dan t u j u a n n y a d i a n g gnp sudah t e r c a p a i dan
dengan
po lak aan n an i s i p e r j a n j i a n ;
E x e c u t o r y t r e a t i e s ( p e r j a n j i a n yang d i l a k s a n a k a n ) ,
^Syahmin A.K, II, op. cit.t h. 13 , Ct? rMochtar Kusumaatmadja, o p . cit.. h. 112*
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
53 adalah
perjanjian yang pelaksanaannya tidak sekaligus,
melainkan secara terus-menerus selama jangka waktu per/'O janjian berlaku;00 - ditinjau dari sifat contract, yakni
atau
fungsinya,
perjanjian
sebagaimana
atau perjanjian dalam hukum perdata, kibatkan
maka ada
treaty
suatu kontrak
yang hanya menga-
hak-hak dan kewajiban antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian itu; king treaties,
disamping itu,
ada law ma
yakni perjanjian yang meletakkan keten-
tuan-ketontuan atau kaedah-kaedah hukum bagi masyarakat internasional sebagai keseluruhan, ' Dengan demikian, klasifikasi perjanjian internasi onal tersebut di atas adalah ditinjau dari beberapa segi, yakni dari : subyek hukum internasiAnal
yang
mengadakan
perjanjian, jumlah pihak yang mengadakan perjanjian, bentuk perjanjian, tahap
pembentukan
perjanjian, sifat pe-
lnksanaan perjanjian dan dari sifat/fungsi p e r j a n j i a n , ^ Sehubungan dengan pembahasan skripsi ini, saya ti dak memberikan uraian mengenai klasifikasi perjanjian ba gi Vienna Convention 1969
dan juga
terhadap Outer Space
Treaty, Saya hanyalah membahas "law making treaties"
di
tinjau dari sifat/fungsi perjanjian, yang hendak saya ketengahkan bersama dengan fungsi perjanjian
dalam pemben-
^ S y a h m i n A.K. XI, pp. c i t . . h, 15. 'Mochtar Kusumaatmadja, on. c i t . . h. 113* 114* ^ S y a h m i n A.K, II, on. c i t . . h, 11,
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5'i tu'-c?n rl-n perkembangan hukum i n t e r m s i o n n l . ?■
'r-f^ktor Ponvebab Kerliku Kcn.Tikntnva Perian.iian T>erdrisarkan Vienna Convention lOfV-1 "iernb:-ihas
rerr.a:,>a l.ahan m - n g cn ai
f- ktor-faktor
ier.ysh/b berlaku mengikatnya perjanjian berd.ns-irknn Vien na
C o n v e n t io n
r .g lk a t n y a
1969*
a d a la h
d ik a itk a n
berlaku me-
deng an
O u te r Space T r e a t y 1967.
Sebagaimana pernah aaya uraikan, Outer Space Trea ty tunduk pada ketentuan-ketentuan di dalam
Vienna
Con
vention 1969; maksudnya adalah ketentuan-ketentuan Vienna Convention 1969 tersebut diterapkan/diberlakukan terhadap Cuter 5p-;ce Tre'nty, walaupun Outer ."r.-co Treaty 19^7 tersscut telah ada sebeluw berlaku "i^ng*5katnya
Vie*"’ 1a
Con
vention 1969. Pasal ly dari Vienna Convention 1969 tentang Non-retroactivity of the present Convention, menyatakan : Without prejudice to the arrlicntion of any rules set 'forth, in the presentConventlon to which treaties would be subject under international law independent ly of"the Convention. the C o n v e n t i o n a p p l i e s only to treaties which are concluded by States after the entry into force of the present Convention with re gard to such States (garis bawah penulis). Oleh karena itu, dapatl^ih ketentuan-ketentuan Vienna Con vention 1969 diterapkan/diberlakukan terhadap Outer Space Treaty 1967, dengan melihat b-nhw; Outer Space Treaty 1967 tersebut tunduk kepada hukum internasionalj seperti disebufckfln
di
tlnlnm
panul
tft
O uttrr
n tine
a
T rn .ity
i
carry on activities in the exploration and use of
in
accordance with international l-’ W, including . ■
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
A
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Pembahasan demikian kiranya relevan
apabila
dii
nsat bahwa Vienna Convention 1969 mcrupakan hacil rerkemb-ngrn kemajuan hukum internasional dan kodifikasinya
di
bidrmg perjanjian, sebagai pelnknanaan ketentuan pasal 13 ayat 1 huruf a Piagam P3B oleh MU. Demikian pula bila dilihat dari subyek hukum internasional yang mengadakan su atu perjanjian international; Vienna Convention 1969 membori.kan pengaturan terhadap perjanjian-pcrjanjian inter naaional yang diadakan negara-negara,
yang salah satunya
adalah Outer Space Treaty, J a d i , ’ cukup beralasan
dan wa-
jar sekali apabila dalam pembahasan ini berlandaskan pula pada ketentuan-ketentuan Vienna Convention 1069. Ada beberapa faktor yang -nenyeb-ibkm suatu traktat berlaku mengikat, yang akan saya pisahkan menjadi 2 (dua) pembahasan yang terkait, berdasarkan beberapa pertimbangan/sudut poninjauan, Ditinjau dnri sudut moralitan, faktor penyebab berlaku mengikatnya treaty adalah prinsip-prinsip
Pacta
sunt
maka adanya
servanda (setiap perjanjian
adalah mongikat bagi para peserta perjanjian), kesepakatan (consent), kebulatan suara dan itikod baik,
Dari tin-
jauan yang pertama, menimbulkan tinjauan yang kedua, yak ni faktor-faktor penyebab berlaku mongikatnya traktat di tinjau dari sudut bentuk kesepakatannya untuk terikat pa da traktat, yang berupa penandatanganan (signature), per-
tuknran inntrurrmn-inotrumon yons monyuaun treaty, r&tifikasi, penerimaan (acceptance) dan turut serta, Pembahasan saya mengenai faktor-faktor penyebab berlaku
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
mongikatnya
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
56 t r e a ty adalah dasarinya,
untuk m engetahui p r i n s i p - p r i n s i p yang ment
yang l e b i h t e r k a i t pada p e n i n j a u a n d a r i s u d u t
yang p e r t a m a , A. F a k t o r - f a k t o r penyebab b e r l a k u m en g ik atn y a t r e a t y
d i
tin ja u d a r i sudut m o ra lita s . P e n i n j a u a n i n i dengan mempertimbangkan bahwa moral ( i n t e r n a s i o n a l ) mengemban s i k a p manusia untuk menghormati s u t u sama l a i n ,
t e r u t a m a m e l a l u i ponghormatan kepada hu
kum i n t e r n a s i o n a l a t a u t e r h a d a p kelompok m i n o r i t a s pun r a e n g h in d a ri p e p e ra n g a n
sebagai
atau-
salah satu a la t d ari
k e b i j a k s a n a a n n a s i o n a l * Moral ( i n t e r n a s i o n a l ) p e r l u d i t e gakkan u n tu k m e n g h in d a ri s i k a p m a n u s ia , supaya t i d a k t e r l a l u s e r a k a h dalam k o n t e k s p e r g a u l a n i n t e r n a s i o n a l .
Lan-
dacan pokok u n tu k menjaradm ' k e l a n g s u n g a n h id u p moral ( i n te rn a s io n a l) adalah transform asi
etik a
n a s i o n a l m e n ja d i
c t i k a u n i v e r s a l * P^rubahan dan perkembangan m oral ( i n t e r n a s i o n a l ) t e r g a n t u n g pada m oral dan -s iste m n a s i o n a l bersangkutan*
yang
Sedangkan p e n g e r t i a n m oral yang a e b e n a r n y a
a d a l a h t e r g a n t u n g k e p a d a h a t i n u r a n i d a r i manusianya* J a d i , peninjauan d a r i sudut m o r a lita s ad a la h d ik a i t k a n pada m o r a l d a r i m anusia-raanusia (yang berwenang me ngadakan p e r j a n j i a n m ew akili k e p e n t i n g a n n a s i o n a l n e g a r a nya) u n tu k menghormati
dan
m elaksanakan p e r j a n j i a n - p e r -
j a n j i f t f i i yang b eru pa adrtnyfi p r i n f i i j i - p r i n i j i p
P n o ta
sunt
^ D a h l a n Nasution, V&tAfik*£t&XL Damai Dalam Wawasan Politik Internasional. Hemadja Karyo, Bandung, 1984,, h, 131 - 134. Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
.
57
servanda, kesepakatan, kebulatan suara dan itikad baik. Mengenai Pacta-sunt servanda, diatur ?6 Vienna Convention X969» yang monyatakon in force is binding
dan
pasal
"ftvory treaty
upon the parties to it
performed by them in good faith”. konal
dalam
and
must be
Prinsip ini sangat di-
penting bagi hukum internasional pada umumnya
dan hukum perjanjian internasional khususnya, dan prinsip ini telah diterima umum oleh negara-negara. Prinsip Pacta sunt servanda raengandung artian
bahwa
setiap perjanjian
berlaku mengikat bagi para peserta perjanjian dilaksanakan -dengan itikad baik.
dan
harus
Prinsip Pacta sunt ser-
vr.nda tidak hanya berlaku dalam pelaksanaan kewa jiban-ke'v-jiban perjanjian yang bersifat khusus,
mel.-jinkan
juga
cerarti ' ketaatan terhadap jiwa dan kewajiban ~ kewajiban perjanjian-perjanjian internasional yang borlnku umum. Prinsip Pacta sunt servanda p rin o ip the s a n c t i t y
sangat erat kaitannya dengan
of
t r o a t l o o (kongungen p e r j a n j i a n ) np yang Juga d i k e n a l dalam p e r j a n j i a n i n t o r n ^ e i o n a l *
,
Selanjutnya, mengenai kesepakatan (consent), dapat dikatakan bahwa tiada perjanjian tanpa kesepakatan, S8oa* ra yuridis, menurut bentuknya,
setiap
suatu contract, yaitu suatu perjanjian
perjanjian adalah atau
per6etujuan
antara fihak-fihak yang mengadakannya
dan mengakibatkan nx timbulnya hak-hak dan kewajiban bagi para pesertanya , (^
,7‘ %Syahmin A.K. II, op. c i t , , h. yji\% ^ M o c h t a r Kusumaatmadja, o p t c i t . . h, 115,
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kesepakatan
adalah
persetujuan kehendak, yakni kehendak
untuk mengikatkan diri pada perjanjian,
Atau dapat dike-
t?kan bahwa perjanjian merupakan manifestasi daripada k e hendak negara-negara yang mengadakan p o r j a n j i n n , A d a n y a kehendak dan kesepakatan merupakan faktor yang utama terbentuk dan dilaksanakannya perjanjian,
Vienna Convention
1969 mengatur kesepakatan di dalam pasal-pasalnya berurutan, yakni pasal 12, 13 dnn Vi
mengonai
untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian
secara
cnra-cara (consent to
be bound by a treaty), yakni dengan cara penandatanganan, pertukaran elemen-elemen ratifikasi, penerimaan
yang menyusun suatu perjanjian, dan
turut serta. Secara ringkas,
mengenai cara-cara tereebut akan saya uraikan di dalam pembahasan berikutnya, yakni mengenai
sekedarnya faktor -
faktor penyebab berlaku mengikatnya treaty ditinjau
dari
bentuk kesepakatannya. Mengenai prinsip kebulatan suara/pcrsctujuan (una nimity principle), Vienna Convention 1969 tidak mengaturnya secara tegas,
melainkan hanya salah satu alternatif,
mengingat prinsip ini pernah berlaku, yang didasarkan k e hendak
untuk
menjaga keutuhan perjanjian, Prinsip kebu
latan persetujuan ini akan Tiengakibatkan keseganan banyak 75 negara untuk ikut dalam perjanjian multilateral umum , (' P a s a l 9 a y a t 1 Vienna Convention monyebutkan : "The adop-
7/fAli Sastroamidjojo, loc. _cit, ^ S y a h m i n A..K, II, on, c i t . » h, 27*
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
59 tion of the text of a treaty takes place
by
the consent
of all the States participating in its drawing up as provided in • •., "
except
Sedangkan ayat 2-nya mcnyatakah :
"The adoption of the text of a treaty at an international conference takes place States present
and
by
tho vote of two-thirds- of the
voting, unless by t^he same
they shall decide to apply n different rulo,"
majority Betapnpun,
prinsip kebulatan persetujuan mendapat tempat utama dalam pasal 9 Vienna Convention 1969, bila dilihat
pengaturan-
nya yang diterapatkan pada ayat 1. Selanjutnya mengenai prinsip itikad baik,
sebagai
salah satu faktor penyebab berlaku raengikatnya treaty di tinjau dari sudut moralitas,
maka Vienna Convention 1969
menegaskan kembali prinsip ini dalam penyusunannya. Peneg.nean ini sangat penting, karenn dapnt dibnyangkan betapa goyahnya hukum internasional pada umumnya dan
hukum per
janjian k h u s u s n y a s e a n d a i n y a prinsip itikad.baik dilang76 gar atau tidak ditaati., Beberapa ketentuan Vienna Con vention 1969 menegaskan mengenai prinsip itikad baik ini, yakni pasal 26
mengenai Pacta sunt servanda dan pasal 31
mengenai aturan umum penafsiran (general rule of
inter -
pretation)# Pasal 26 tersebut raenyatakan : "Every
treaty
in force ia binding upon the parties to it and
'mufit
be
performed by them in good faith," Sedangkan pasal 31 ayat
1 monystnken i “ A t m t y ahull bo intorprotod
In
good -
76Ibid.. h. 35.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
60 faith in accordance with the ordinary meaning to be given to the terms of the treaty in their context
and
in
the
light of its object and purpose." Mengenai jnngkauan dari 1 ti had baik ini, saya kaitkan dengan ketentuan pasul 18 , mengenai Kewnjiban untuk tidak menggagalkan
maksud
dan
tujuan suatu treaty sebelum berlaku mengikatnya, yang menyatnkan ; "A State is obliged to refrain from acts which would defeat the object and purpose of a treaty when : • • « • • • • • • • « •
• « ,
Jadi, jangkauan/penafsiran
terhadap
ii itikad baik
adalah
adanya kewajiban negara untuk menahan diri dari tindakantindakan yang dapat menggagalkan maksud dan tujuan treaty,
suatu
' ■
B, Faktor-faktor penyebab berlaku mengikatnya treaty
di
tinjau dari oudut bentuk kesepakntannya. Sebagaimana^ pernah diuraikan bahwa kesepakatan me rupakan persetujuan kehendak, yakni kehendak untuk mengi katkan diri di dalam perjanjian yang diadakan. Vienna Convention 1969
Di
dalam
ditentukan cara-cara kesepakatan,
yang diwujudkan melalui penandatanganan,
pertukaran ins-
trumen-instrumen penyusun perjanjian, ratifikasi, penerimaan dan turut serta,
Sebagaimana hal itu disebutkan da
lam pnsal 11 Vienna Convention 1969, yang menyatakan : "The consent of a State to be bound
by
a treaty
.mgy be
expressed by signature, exchange of instruments constitu ting a treaty, ratification, acceptance,
approval or ac-
v Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
61 cession, or by any other means if so agreed." Dari keten tuan pasal 11 ini,
dapat diketahui pula adanya cara lain
untuk -nenyatakan kesepakatan terikat
pada
suatu treaty,
y-ikni dari kalimat akhir ketentuan pasal 11, takan :
yang rnenya-
or by any other means if so agreed*1' Beta-
papun, cara lain tersebut tergantung pada
pihak (negara)
ynng bendak mengikatk.nn diri pada perjnnjian, nyatakannya. Selanjutnya saya
akan
untuk
menguraikan
me-
secara
singkat penjabaran pasal 11 tersebut, Mengenai penandatanganan
(signature), maka suatu
negara dapat mengikatkan diri dengan penandatanganan per janjian tanpa ratifikasi, m;iksud para peserta,
apabila hal itu memang menjadi
yang tercantum
di dalam
per jan ji*-
an itu sendiri atau parn peserta dengan cara lain
berse-
pakfit bahwa perjanjian itu berlaku setelah ditandatangani para peserta, tanpa raenunggu ratifikasi; dapat juga melalui jalan menetapkan bahwa perjanjian akan berlaku
sejak
waktu ditandatangani, pada tanggal waktu diumumkan
atau-
pun mulai pada tanggal yang ditentukan pada perjanjian 77 i t u , rr Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat ketentuan dari pasal 12 Vienna Convention 1969,
mengenai
Consent to be
bound by a treaty expressed by signature, Kesepakatan suatu negara
untuk
mengikatkan
pada suatu perjanjian dapat juga melalui truraen-instruraen penyusun perjanjian,
diri
pertukaran ins-
apabila instrumen-
^^Mochtar KuBumaatmadja, ov>. c i t . . h, 120,
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
62 instrumen menentukan bahwa
pertukaran tersebut akan ber
laku mengikat, atau para pihak menentukannya demikian. Pertukaran instrumen-instrumen tersebut dilakukan
misal-
nya apnbila perjanjian itu merupakan perjanjian yang berbentuk sederhana, yakni berupa pertukaran surat atau nota (exchange of letters atau exchange of notes),
yang telah
ditandatangani, sehingga perjanjian berlaku mengikat.*'7® Mengenai pada
kesepakatan suatu negara untuk mengikatkan diri
syatu
perjanjian melalui pertukaran instrumen-ine-
trumen penyusun perjanjian,
diatur dalam pasal'13 Vienna
Convention 1969* Apabila perjanjian raenghendaki kesepakatan negaranegara untuk mengikatkan diri padanya harus disahkan atau (iakuatkan oleh badan yang berwenang di negaranya masing, maka penandatahganan persotujuan
masing-
pada perjanjian
adalah sementara eaja slfatnya, yang masih harus dieahkan atau dikuatkan. Pehgesahan atau penguatan oleh badan yang berwenang tersebut dinamakan ratifikaai. Persoalan
rati-
fiknsi lebih banyak merupakan persoalan hukum tata negara daripada persoalan hukum perjanjian internasional. internasional hanya raengatur mengenai hal-hal dalam
Hukum per
setujuan yang diberikan suatu negara pada suatu perjanji an, yang raemerlukan ratifikasi. Sedangkan cara-cara ratifikasi dilakukan, merupakan persoalan intern seraata-mata,
menurut ketentuan-ketentuan hukum tata negara dari setiap
?8 ibid.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
63 79
negara. 7 Mengenai ratifikasi, Vienna Convention 1969 menentukannya di dalam pasal If* ayat 1; dan juga ditentukan di dalam pasal 12 ayat 2 huruf b, yang menyatakan :
"the
signature ad referendum of a treaty by a representative , if confirmed by his State, constitutes a signature of the treaty." Kesepakatan suatu negara untuk pada auntu perjanjian molnlui
mengikatkan
diri
pernyntaan penerimaan (ac
ceptance atau approval) adalah sebagaimana dinyatakan da lam pasal lif ayat 2 Vienna Convention 1969, yang menyata kan : "The consent of a State to be bound by a treaty . is expressed by acceptance or approval
under conditions si
milar to those which apply to ratification,'1 Kesepakatan
suatu negara
untuk
mengikatkan diri
pada suatu perjanjian melalui pernyataan turut serta (act-onsion),
jika treaty menentukan demikian atau atas per
sotujuan para pihak di dalam perjanjian. Accession pakan
suatu tindakan
raeru-
menyatakan diri terikat pada sua
tu perjanjian oleh negara-negara inlam pembentukan perjanjian itu,
yang ad
tidak ikut
Mengenai
serta
accession,
liatur di dalam pasal 13 Vienna Convention 1969. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, telah terjawablah permasalahan mengenai
faktor-faktor penyebab
berlaku mengikatnya treaty, berdasarkan Vienna Convention
79Ibid.. h. 120, 121, ®®5yahmin A,K. TI, op. c i ^ . . h, 27.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
64 1969.
Pembentukan dan pelaksanaan suatu treaty dilandasi
oleh
adanya prinsip-prinsip kesepakatan, itikad baik dan
Pacta sunt servanda;
mengenai prinsip kebulatan persetu
juan, bagaimanapun juga merupakan suatuj kaitan dengan kesepakatan, Sehingga ada tiga prinsip yang terangkai, yak ni kesepakatan, Pacta sunt servanda dan itikad baik, ngenai penandatanganan,
Me
pertukaran instrumen - instrumen
penyusun perjanjian, ratifikasi, penorimaan dan ikut certa, adalah merupakan cara-cara menyatakan kesepakatan un tuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian;
jadi, berda-
sar pada rangkaian prinsip kesepakatan, itikad baik serta Pacta s u n t ■ servanda, 3, Fungsi Per.ian.iian Dalam Pembentukan
Dan
Perkembangan
Hukum Internasional Ada tiga macam fungsi perjanjian dalam pembentukan Q1 dan perkembangan hukum internasional, yakni : a, merumuskan/menyatakan atau menguatkan kembali
eturan-
aturan hukum internasional yang sudah ada; b, merubah dan/atau mehyempurnakan
ataupun
menghapuskan
kaedah-kaedah hukum internasional yang ada, dengan .tu juan mengatur tindakan-tindakan yang akan datang; c, membentuk
kaedah-kaedah hukum internasional yang baru
Eiama sekali, yang eobelurnnya belum pernah ada, Fungsi perjanjian, sebagaimana disebutkan pada huruf a di atas, sifatnya hanya menguatkan aturan **'afcunan
81I b i d . . h. 29, Skripsi
30.
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
65 hukum kebiasaan, demi terclptanya kepastian hukum, dengan jalan merumuskan atau menyatakannya
ke dalam perjanjian,
Peranan yang lebih penting dari perjanjian adalah seperti disebutkan huruf b dan c, sebab tanpa mengadakan perubahan dan/atau penyempurnaan ataupun penghapusan, dengan tu juan untuk mengatur tindakan-tindakan
yang
akan datang,
ataupun untuk membentuk kaednh-kaedah hukum internasional yans sebelumnya belum pernah ada, makn
akan
menimbulkan
persoalan dalam mengatasi atau menyelesaikan
suatu seng-
keta internasional mengenai hal yang bersangkutan, karena tidak adanya aturan hukum internasional mengenai hal ter sebut. Selanjutnya,
dnlam perkembangan dunia dewasa ini,
posisi dari perjanjian; internasional sebagai sumber hukum internasional adalah sangat penting, antara lain karena : perjanjian internasional
lebih menjamin kepastian hu
kum, karena diatiakan secara tertulie; 2, perjanjian internasional mengatur masolah-masalah bersama, yang penting dalam hubungan antara subyek-subyek hukum internasional.®^ Selanjutnya, dalam kaitannya dengan fungsi perjan jian dalam pembentukan dan perkembangan hukum internasio nal, juga mengingat pogisi perjanjian internasional dewa sa ini, maka saya ingin mengetengahkan secara singkat me-
8aIt>tri,. h. 30, 31. 83I b i d . . h. 34.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
nr'?"3:i "La-v making treaties".
Lav: -inking treaties nrinl’ ih
rerjnnjian yang nrletakknn ketontu.-n-keter.tunn atau 'Hh-kaerfah
bagi
secara 1-ingsung
seaiia dan
kac-
anggota masyarokat internasional
tidak hnnya bagi rar-i fencrta. Pada
u::'-.mnya, lav; making tre: tien ndulah perjanjian -perjanjian 'nltilat.eral,
QI
yang
bertujuan
nembent.uk
kaedah-kaedah
I'.u'.um tortentu bagi tindakan negara-negara dalam hubungan ivtu'cka patu enma I n i n , ^
Unrur yang khas ri'iri lav/ making
treaties, adalah : .. -lerur^kan perjanjian multilateral; dan bertujuan 2. 'Tienciptakan aturan-aturan hukum baru
untuk
tindakan-
tindakan yang akan datnns*
^ M o o h t u r KunumnutmaH in * on. c l L.. h* 115 ^ S y a h m i n A.K, II, on. c i t . . h, 1G 86I b l d . ■h. 17.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB TV OUTER
Berbagai yang mondasari
SPACE
TREATY
permasalahan
1967
mengenai
prinsip-prinsip
pembentukan dan pelaksanaan suatu perjan
jian internasional
telah diuraikan sebelumnya, dan dalam
banyak hal monyangkut juga pada naan Outer Space treaty tersebut.
pembentukan dan pelaksaBerbekal uraian-uraian
sebelumnya, maka saya mencoba mengkaji ketentuan-ketentu^ an Outer Space Treaty, untuk menjawab permasalahan menge nai efektivitas berlakunya dan juga pengaturan-pengaturan Outer Space Treaty
yang
menjadi dasar
bagi pembentukan
peraturan pelaksananya. Mengenai sejarah pembentukan dari Outer Space Treaty (OST), secara ringkas telah saya uraikari dalam pembahasan terdahuiu, sohingga tidak perlu saya ketengahkan lagi. 1. Berlakunya Secara Universal :. Perlindunftan dan Pemba* tasan Dengan tetap memberlakukan uraian-uraian nya, maka
sebelum
pembahasan ini akan nenyoroti ketentuan-keten
tuan yang tercantum dalam OST, yang dikaitkan dengan pertirtibangan perlindungan dan pembutaoan,
dalam hubungannyo
dengan kemampuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan di ru ang angkasa,
termasuk Bulan dan benda-benda langit lain-
nya. Sebagaimana pernah saya uraikan,
keberhasilan pe~
67 Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
luncuran Sputnik I oleh Uni Sovyet, yang
diikuti
peluncuran Apollo 11 oleh Amorika Serikat,
dengan
telah membawa
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, Secara positif, kemajuan-kemajuan tersebut dapat digunakan untuk peningkatan kehidupan manusia, penelitian ilmu pengetahuan dan pencaharian sumber-sumber alam baru.
Namun keber-
hasilan peluncuran tersebut telah menimbulkan akibat yang negatif pula, yakni terjadinya ketidakseimbangan teknologi, yang membawa masalah bahwa pada suatu saat negara-ne gara tnaju akan
menguasai ruang angkasa serta benda-benda
langit lainnjra, dengan kemungkinan penggunaan-penggunaannya untuk
tujuan-tujuan
yang tidak damai,
tanjia adanya
kemampuan pada
negara-negara anggota masyarakat interna
sional lainnya
untuk mengadakan pengawasan; juga kemung-
kinan
bahwa
negara-negara maju merahaeiakan hasil-hasil AT kegiatan-kegiatan ruang angkasa. Perbedaan yang menyolok antara bcngsa-bangsa dalam tingkat kehidupan
dan
kemajuan, mengharuskan adanya pe-
ngi.turan yang seadil-adilnyn atan di angkasa luar,
mengenai segala hasil kegi-
Semua umat mnnusia haruslah saling
membantu agar dapat hidup sratingkat
dan
sede.rajat, demi .
kepentingan kemanusiaan dalam menghadapi tantangan angka sa luar. Hasil-hasilnya yang berguna kan/dinikmati bersama,
harus ddpafc dirasa-
demi kepentingan bersama di dalam
usafca-usaha ke arah perdamaian dan kamanueiaan.
AA
^^Priyatna Abdurrasyid, ou. cit... h, U - 6 88I b i d . . h. 6. Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Selanjutnya,
dengan semakin majunya ilm u p e n g e t a -
huan dan t e k n o l o g i t e r s e b u t ,
mak.'i akan membuka j a l a n l e -
bili b e s a r b a g i k e g i a t a n - k e g i a t a n angkasa l u a r ; p e l u n c u r a n ben d a-b en d a b u a t a n manusia ke angkasa l u a r makin
mening-
k a t , yang b e r a r t i memperbesur kemungkinan a t a u p u n
resiko
y a n g ' d i t i m b u l k a n n y a , yang s a l a h s a t u n y a ,a d a l a h b e n d a - b e n da yang d i l u n c u r k a n t e r s e b u t
t e r j a t u h d i a t a s muka bumi.
A k t i v i t a s manusia d i a n g k a s a l u a r t e r s e b u t j e l a s memerlukan norma-norma yang m e n g a tu rn y a , m engingat bbi?biag£t& p r o b l e m a t i k yang ti r a b u l d a r i p a d a n y a .® ^ Dengan t e r b e n t u k n y a OST, maka t e r l i n d u n g l a h k e p e n t i n g a n - k e p e n t i n g a n d a r i s e l u r u h n e g a r a yang
t i d a k merapu-
n y a i kemajuan t e k n o l o g i d i nngknsu luar,, nokull.guo rnombat a s i k e g ia t a n - k e g ia t a n angkasa l u a r d a r i negara - negara maju, S ehingga OST dalam h a l i n i
mengadakan p e r l i n d u n g a n
dan pem batasan, S e c a r a umum’; p e r l i n d u n g a n dan pembatasan o l e h OST, ^apat d i l i h a t d a ri konsiderannya, kan ke dalam p a s a l - p a s a l n y a .
yang kemudian d i t u a n g -
B e sa r
kemungkinan,
r e r l i n d u n g a n dan pembatasan o l e h OST, pendukung d i t e r i m n b e r l a k u n y a OST, ra p a n e g a r a yang
merupakan
adanya faktor
m engingat hanya b e b e
m er nprakareainya; naraun
sebagian
besar
a n g g o ta PBB t e l a h m e r a t i f i s i r n y a , k a r e n a menganggap bahwa OST merupakan d a s a r hukum dan sumber Hukum Angkasa,
guna
mengntur t i n d a k a n - t i n d a k a n raereka d i mase depan d i a n g k a -
^ S u c i p t o , "Upaya Hukum Terhadap Perlindungan Udara Dan Ruang Angkasa Dalam Fenunjang Fembangunan Nasio*.-. nal", M a n i f e s t . No, 8 Vol. Ill, 1988, h. 9. Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
70 sa l u a r .
90
Dalam k a i t a n i n i l a h maka OST dimasukkan
seba
g a i law making t r e a t i e s , y a k n i p e r j a n j i a n yang m e le ta k k a n k e t e n t u a n - k e t e n t u a n a t a u k a e d a h -k a e d a h b a g i semua a n g g o ta ,n a s y a r a k a t i n t e r n a s i o n a l s e c a r a l a n g s u n g dan b a g i para p e s e r t a ,
t i d a k hanya
Dongan d e m i k ia n , 0:Vt' b e r l a k u u n i v e r s a l .
Mengenai p e r l i n d u n g a n dan pembatasan o l e h OST, s a ya hanya mengetengahkan b e b e r a p a p a s a l . P a s a l I I OST
me-
n y a t a k a n : " O u te r Space, i n c l u d i n g th e Moon and o t h e r c e l e s t i a l b o d i e s , i s n o t s u b j e c t to n a t i o n a l by c l a i m o f s o v e r e i g n t y , by means o f use
appropriation or
occupation,
o r by any o t h e r m e a n s ." B i l a k e t e n t u a n p a s a l I I i n i t i d a k a d a , maka d a p a t d i p a s t i k a n t e r j a d i n y a penguasaan
angkasa
l u a r o le h n e g a r a - n e g a r a maju, aohin/jga na^.pak bahwa prmal I I OST, memberikan p e r l i n d u n g a n t e r h a d a p n e g a r a - n e g a r a yang t i d a k maju, s e k a l i g u s membatasi t e r h a d a p n e g a r a - n e g a r a maju dalam melakukan k e g i a t a n - k e g i a t a n a n g k a s a l u a r nya u n tu k t i d a k mejiguasai a n g k a s a l u a r ,
term asuk d i Bulan
dan ben d a-b en d a l a n g i t l a i n n y a , P a s a l I I I OST raenyatakan : t a i n i n g i n t e r n a t i o n a l peace
i n th e i n t e r e s t o f main and
security
and p ro m o tin g
i n t e r n a t i o n a l c o o p e r a t i o n and u n d e r s t a n d i n g , " ada pengaturan p a s a l I I I i n i , d a r i n e g a r a - n e g a r a maju
B ila tid ak
maka k e g i a t a n a n g k a sa l u a r
akan mengarah pada t u j u a n - t u j u a n
yang t i d a k damai. K e te n tu a n p a s a l I I I i n i memberikan p e r l i n d u n g a n bahwa a n g k a s a l u a r t i d a k akan d i j a d i k a n
kancah
9° Priyatna Abdurrasyid, on* c i t . . h, 1/+,
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
71 p e p e ra n g a n . P a s a l V I OST s h a ll
menyatakan : "States, Parties
to
bear international responsibility for
tivities in outer space, including . VI ini menampakkan
the treaty national a c
Ketentuan pasal
perlindungan‘ dan pembatasan bahwa se-
t3ap negara yang mengadakan kegiatan di angkasa luar
ha-
rus mempertanggungjawabkan atas kegiatan tersebut. Selanjutnya,
mengenai efektivitae berlakunya OST,
adalah sulit untuk meraastikannya, karena salah satu penghalang utama dalam menerapkan hukum internasional sebagai suatu ketentuan yang pasti dan memiliki kekuatan yang da pat berarti bagi semua pihak, adalah si fat umum hukum in ternasional, yakni antara lain 1. tidak memiliki kekuatan nyata; 2. hukum internasional raoderen dapat berkembang hanya de ngan dasar kesepakatan dari negara-negara
yang mempu-
nyai kekuatan tertentu; 3. hukum internasional
merupakan
serangkaian
ketentuan
yang terlalu umum $ifatnya, tidak disertai dengan ada nya sanksi-sanksi nyata yang dapnt dijalankan terhadap negara dan individu-individu tortontu dalam nogarr*; 4. hukum internasional tidak dapat dilaksanakan/diperla kukan secara efektif, sebagaimana hukum nasional! Dengan demikian, hal-hal di atas
berlaku pula bagi suatu
p«rJanJian internasional! tormasuk OST.
^ D a h l a n Nasution, on. c l t . . h. 135.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
72 E f e k t i v i t a s hukum i n t e r n a s i o n a l g a n tu n g pada moral i n t e r n a s i o n a l ,
l e b i h banyak t e r -
yang s a l a h s a t u n y a me-
l a l u i penghormatan t e r h a d a p hukum i n t e r n a s i o n a l . Mengenai mor-il i n t e r n a G i o n o l , t e l a h cU uraik an jind.-i pembahannn t e r dfihulu. Dengan d e m ik ia n , d a r i u r a i a n t e r d a h u l u , maka p e r j a n j i a n i n t e r n a s i o n a l , ju g a OST,
m e p e r o le h
efek tiv itas
b e r l a k u n y a b e r d a s a r k a n m oral i n t e r n a s i o n a l , yang t e r w u j u d penghormatan t e r h a d a p ' p r i n s i p - p r i n s i p yang b e r l a k u
dalam
p e r j a n ji a n , yakni p r i n s i p - p r i n s i p kesepakatan, Pacta sunt s e r v a n d a dan i t i k a d b a i k .
Jadi,
t e r g a n t u n g pada p e n a a t a n
terhadap p r in s ip - p r in s ip te rs e b u t, 2. Ketentuan-ketentuai) Outer Space Treaty 1967 :
Dasar
Bagi.P.enga t.uran .Outer Space Treaties Selan jutnya Sebagaimana t e l a h d i u r a i k a n sebelum nya, OST te r m a suk law making t r e a t i e s , y a k n i p e r j a n j i a n yang m e le ta k k a n k e t e n t u a n - k e t e n t u a n a t a u k a e d a h - k a e d a h b a g i semua a n g g o ta m a s y a r a k a t i n t e r n a s i o n a l s e c a r a l a n g s u n g dan t i d a k bagi para p e s e r t a , Unsur-unsur yang k h a s a d n ln h
dari
hanya
law making t r e a t i e s
merupakan p e r j a n j i a n m u l t i l a t e r a l ,
dnn
b e r t u j u a n m e n c ip ta k a n a t u r a n - a t u r a n hukum b a r u u n tu k t i n d s k a n - t i n d a k a n yang akan d a t a n g ( l i h a t u r a i a n t e r d a h u l u ) . S u a tu p e r j a n j i a n yang dinamakan law making t r e a t y
selalu
t e r b u k a b a g i f i h a k l a i n yang sebelumnya t i d a k t u r U t s e r t a dtilAtn porjanjian k a r e n a yan# d i a t u r dal&ra p e r j a n j i a n t e r s e b u t merupakan m a s a l s h - m a s a l a h umum yang mengenai a n g g o t a m a s y a r a k a t i n t e r n a s i o n a l . ^ OST e e b a g a i
^ M o c h t a r Kusurnaatmadja, Skripsi
op.
semua
law .'ma-
c i t . . h. 11/+.
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
king t r e a t y itu p u n b e r s i f a t u n i v e r s a l , m e l n h ir k a n
aturan-aturan
atau
yang
t i d a k hanya
k a e d a h - k a e d a h hukum b a g i
para p ih a k p e s e r t a p e r j a n j i a n t e r s e b u t , namun ju g a yang bukan potior la p.’ida khui.uuriya, dan
p ih a k
rnanyarakat
i n t e r n a s i o n a l pada umumnya, ^ D ari u r a i a n t e r s e b u t , d a p a t l a h d i a m b i l s u a t u kesan a t a u keeim p u lan mengenai law making t r e a t y , y a k n i
penga-
t u r a n n y a b e r s i f a t menyamaratakan dan t e r l a l u umum, Karena s i f a t n y a yang menyam aratakan, maka s e r i n g k a l i
ketentuan-
k e t e n t u a n n y a d i t e r o b o s a t a u d i k e e a m p i n g k a n , walaupun nya t e r h a d a p k e t e n t u a n - k e t e n t u a n t e r t e n t u , s e s u a i
ha-
dengan
k e f c m t i n g a n b e b e rn p a n e g a r a ; j a d i , dalam b e b e r a p a h a l pon e r o b o s a n t e r s e b u t l e b i h b e r s i f a t p o l i t i s , Karena s i f a t nya yang t e r l a l u umum, maka k e t e n t u a n - k e t e n t u a n yang t e r d a p a t dalam law making t r e a t i e s s e r i n g k a l i d i k u r a n g i
pe-
la k s a n a a n n y a a t a u memerlukan p a r a t u r a n p e l a k s a n a dan penj e l a s a n n y a ; j a d i , dalam k a i t a n n y a dengan m a s a la h
penaf -
s i r a n n y a . Namun, pada d a s a r n y a pen ero b o san maupun
pengu-
ra n g a n t e r s e b u t menimbulkan s u a t u a k i b a t yang
mengurangi
e f e k t i v i t a s berlakunya. Hal t e r s e b u t d i a t a s t e r j a d i p u la pada OST,
Bebe
r a p a k e t e n t u a n n y a raaaih memerlukan p e n j e l a s a n / p e r a t u r a n pelaksana;
juga t e r j a d i p e n e r o b o s a n - p e n e r o b o s a n t e r h a d a p -
nya* Hal i t u t e r j a d i k a r e n a k e t e n t u a n - k e t e n t u a n OST
ber
s i f a t rteny&tt&rat&kan dan t e r l a l u umum, s s h i n g g a u n tu k rno-
^ S y a h m i n A*K, II, or>. c i t « . h. 18.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7k ngatasinya dibuat beberapa per jan jian 1. The United Nations Agreement
on
antara lain : the Rescue of Astro
nauts, the Return of Astronauts and the Return of
Ob
jects Launched into Outer Space; berlaku mengikat pada tanggal 3 December 1968; berdasarkan pada
ketentuan-
ketentuan pasal V, III dan XIII OST;9** 2* Convention on International Liability for Damage Caused by the Launching of Objects into Outer Space; berlaku mengikat sejak tanggal 29 Maret 1972; berdasar pada ketentuan-ketentuan pasal VI, VII dan VIII O S T ; ^ 3. The Convention on Registration of Objects Launched in to Outer Space; berlaku mangiknt rsojak tanggal 15 Sep tember 1976; berdasnr pasal VI, VII dan VIII OST dalam kaitannya dengan nomor 2 di a t a s ; ^ Juga, raasih ada yang lain, misalnya : Agreement Governing the Activities of States on the Moon and Other
Celestial
Bodies; Treaty on ihe Prohibitions of the Use of Force in Outer Space and from Space against the Earth; juga scdang dibahas oleh Legal Sub-Committee
on
yang
the Peaceful
U*;rs of Outer Space, sebuah Badan PBB, yakni : Principles Governing the Use by States of Artificial Earth
Satel
lites for Direct Broadcasting, Legal implication of
-
re -
mote sensing of the Earth by Satellites, Matters relating
OornflllM Mnrin Raijneni n n L o.u,.. h ( 29.
Skripsi
95I b i d . . h.
30
.
96I b l d . . h.
3 1
,
32
.
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
75 to the Definition and/or the Delimitation of 97 ani Outer Space Activities, Betapapun,
Outer Space
per jan jian-perjan jian sebagaimana ter-
sebut di atas merupakan ketentuan-ketentuan pelaksana OST sekaligus penjelasnya, Dengan rinmikian , fungsi perjanjian-perjanjian tersebut adalah memperkuat ketentuan-keten tuan OST* Sehingga dapat dikatakan bahwa perjanjian-per janjian tersebut berdasar pada ketentuan-ketentuan
OST ;
atau "OST menjadi das.-\r bagi peraturan-peraturan pelaksananya", Dengan adanya peraturan-peraturan pelaksana sebut, maka ketentuan-ketentuan di dalam OST
ter*
menjadi le
bih terperinci dan merigalami pengkhususan ketentuan dalam p.-.s a 1 *•pa s 3 In y a . Apabila dibandingkan ketentuan-ketentuan OST
de
ngan pengaturan-pengaturan hukum internasional yang lain, maka jelas bahwa prinsip-prinsip yang terkandung di dalam OST menggarisbawahkan kepentingan somua umat mahusia
se
bagai suatu kesatuan, dan memberi tekanan yang lebih
te-
£-'S lagi pada pelaksanaan dan kepatuhan negara-negara* Keadaan ini keraudian lebih diperkuat oleh sejumlah
per -
kembangan dalam Hukum Huang Angkasa, mulai prinsip-prin sip sampai kepada peraturan-peraturan yang khusus
serta
98 terperinci ,7
^Priyatna Abdurrasyid, OP.__elW. h. 63, 64. 98Ibld.■ h. 62.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB V PENUTUP
1, KesimTnilafl Dari uraian-uraian yang terdapat
dalam
penulisan
ini, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Tujuan dibentuknya OST adalah untuk memenuhi kebutuhan hukum (internasional), tasi
yang dapat mengatur dan mango-
permasalahan-permnsnl.ihnn ynng timbul akibat ke-
berhasilan peluncuran-peluncuran satelit-satelit buatan ke angkasa luar. b, OST merupakan hasil kreasi PBB dalam-rangka mewujudknn terciptanya dan terpeliharanya perdamaian dan keamanan internasional, khususnya di angkasa luar, Bulan dan benda-benda langit lainnya,
termasuk di
Organisasi PBB,
dalam melakukan’ *gerak langkahnya berpegang pada Piagam PBB, yang pada po’ koknya bertujuan memelihara perdamai an dan keamanan internasional, Ada dua organ utama PBB selain empat organ utama yang lain, yakni DK
dan
keduanya memiliki peran yang araat penting,dalam
MU; mewu-
judkan tujuan PBB, yakni : - MU dalam perannya
menyelidiki perkembangan kemajuan
hukum internasional dan kodifikasinya; sedangkan - DK dalam fungsinya sebagai tanggung jawab
organ
yang melakGnnakan
memelihara perdamaian
dan
keamanan
internasional, 76 Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
OST sebagai suatu treaty yang diadakan oleh subyek h u kum internasional negara, dengan mengingat pasal if Vienna Convention 1969 >
berlakunya
dapat tunduk pada k e
tentuan-ketentuan Vienna Convention 1969, karena Vien na Convention 1969 meletakkan prinsip-prinsip berlakunya suatu treaty
yang diadakan oleh subyek hukum
ternnsional negara,
yakni prinsip
in-
kesepakatan, Pacta
sunt servanda dan itikad baik, yanp; juga diatur di delam Piagam PBB, OST merupakan law njaking treaty, yakni perjanjian yang tidaK hanya melahirkan
aturan-aturan atau kaedah-kae-
dah bagi para pihak peserta perjanjian, melainkan juga bagi para pihak ketiga yang bukan peserta pada khususnya, dan masyarakat internasional pada umumnya. Karena sebagai lav; making treaty,
yang mengatur mengenai ma-
salah-masalah umum semua anggota magyarakat internaeional, maka berlakunya OST adalah bersifat universal, OST tidak dapat dilaksanakan secara efektif; salah eatu penyebabnya adalah
pengaturannya yang menyarr'.arata-
kan dan terlalu umum, Bila ditinjau dari sudut perkembangan yang positif, maka akibatnya pengaturan di angkasa luar,
dapat
meraperkaya
termasuk Bulan dan benda-
benda langit lainnya, yakni dengan mengadakan peraturan-peraturan pelaksana yang memperkuat OST, Tetapi sebaliknya, bila akibat tersebut ditinjau dari sudut ne~ gatif, maka sifat OST yang ttienyamaratakan
dan terlalu
umum itu akan menirabulkan berbagai pejierobosan / peno-
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
78 lakan, yang pada hakekatnya
mengurangi
daya berlaku
nya. f. Betapapun, efektivitas OST dan juga poraturan-peraturan hukum internasional yang lain,
dapat ditunjang de
ngan moralitas (internasional), yang berlandaskan pada prinsip-prinsip
kesepakatan, Pacta sunt servanda
itikad baik, yang Juga tercantum di dalam
Piagam
dan PBB
maupun di dalam Vienna Convention 1969. 2* >3arfin-saran Setelah mengetahui faktor-faktor atau
dasar-dasar
penerimaan berlakunya OST, baik berdasarkan ketentuan-ketentuan Piagam PBB, Vienna Convention 1969 serta OST sendiri, maka dnpatlah diajukan saran-saran sebagai berikut: a, Untuk rnencegah terjadinya keadann-kondnan mengancam atau mambahayakan
perdamaian
yang dan
dapat
keamanan
internasional, ipaka negara-negara dalam konteks pergaulan internasional seharusnya lebih menaati keberadaan Piagam PBB, Sedangkan dalam melakukan kegiatan-kegiat an angkasa luar, termasuk Bulan dan benda-benda langit lainnya, maka selain menghormati dan monaati keberada an Piagam PBB, Juga menghormati dan melaksanakan seluruh ketentuan-ketentuan OST aorta prinsip-prinsip yang mendasarinya,
yakni
kesepakatan, Pacta sunt servanda
dan 1 tilted baik, domt efuktivUflo burlskunyu aorta untuk mewujudkan
tercipta dan terpeliharanya perdamaian
dan keamanan internasional, khusuanya di angkaaa luar,
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
79 te r m a s u k Bulan dan b enda-benda l a n g i t l a i n n y a . b.
Dalam k a i t a n dengan h u r u f a d i a t a s , maka
Piagam
PBB
t e l a h mewajibkan a t a u menentukan bahwa s e t i a p - / s e l u r u h n e g a r a dalam mengadakan hubungan i n t e r n a s i o n a l n y a a g a r mcnahan d i r i ( r e f r a i n ) d a r i s e g a l a t i n d a k a n yang d a p a t mengganggu a t a u mengancam maupun membahayakan t e r p e l i h a r a n y a p e rd a m a ia n , a t a s d a s a r i t i k a d b a i k , y a k n i ngan sampai menimbulkan p e r a n g . Atau b i l a dalam
jasuatu
p e r j a n j i a n i n t e r n a s i o n a l , maka i t i k a d b a i k yang m eland a si p e r j a n ji a n te r s e b u t adalah a g a r t i a p negara tid a k TKilakukan
t i n d a k a n - t i n d a k a n yang d a p a t mengganggu ob-
yek dan t u j u a n p e r j a n j i a n i n t e r n a s i o n a l , dalam h a l i n i tGrmasuk p u la OST.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR
BACAAN
1. Buku Apoldonrn, L.J, van, Pomrnntar Ilmu H u k u m . cot. XXIII, terjemahan Oetarid Sadino, Pradnya Paramita. Jakarta. 1986. Brownlie, Ian, Basic Documents In International L a w , cet. Ill, Clarendon, Oxford, 1983. Fenwick, Charles G , , Foreign Pol i c e And L a w . Ocoana, New York, 19687
International
Fil.ipovitch, Elements of Modern International L a w , vol. I, cet. I, S.K. Seno, Jakarta, 1958. Kansil, C.S.T., Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indo n e s i a . cet, VII, Balai Pustaka, Jakarta, 1986. Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum International. Bu ku I - Bagian Umum, cet. IV, Binacipta, Bandung, 1982. ^asution, Dahlan, Peran/r atau Damai Dalam iVawasan Politik International. Remadja Karya, Bandung, 1984. Oppenheim - Lauterpacht, International Law A Treatise, vol. I, cet, VIII, English Language^ Book Society and Languan, London, 1970. Priyatna Abdurrasyld, Pengantar Hukum Ruan/r An/tkasa Srace Treaty 1 9 6 7 . Binacipta, Bandung, 1977.
Dan
fteijnen, Gijsbertha Cornelia Maria, Le/ral Aspects of Outer St?ace. Drukkerij "Slinkwijk - b v , , Utrecht, 1976. .jnetrorur.idjojo, Ali, Penpantnr Hukum Internasional. Bhratara, Jakarta, 1971. Starke, J.G., Introduction To International L a w , cet, IX, Buttcrworths, London, 1984, Sumaryo Suryokusumo, Organisasi UI - Press, Jakarta, 1987.
Internasional. cet. I,
Synhmin A , K , f Hukum Dlplomatik Suatu Ponttantnr.
Armico,
Bandung, 1984. ....... . Hukum Per.1aE.ilan. InternasionaljMenurut Konvensi. , Wina 1969). Armico. Bandung. 1985. 80
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
81 United Nations, Basic Facts About The United N a t i o n s . Hew York, 1977. 2. Majalah Alsagoff, Harun, "Perserikatan Bangsa-Bangsa : Keberha silan Dan Masalah Yang Dihadapi", Yurldika. No* 6 Th. TI, Oktober - Nopember, 1987. Sucipto, "Upaya Hukum Terhadap Perlindungan Udara Dan Ru ang Angkasa Dalam Menunjang Pembangunan Nasional", M a n i f e s t . N o , '8, vol. Ill, 1988. 3. Surat Kabar Catatan Iptek., "Semarak Lagi, Penerbangan Ruang Angka sa", K o m p a s . 30 Desember 1988, if. Karya yang tidak diterbitkan Hermawan P. Notodipoero, "Hukum Internasional Tontang Pengakuan", Diktat perkuliahan Fakultas Kukum Universitas Surabaya, 1984.
Skripsi
BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
HANAFIAH BAHRI SIREGAR