sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Oseana, Volume XXX, Nomor 4, 2005 : 19 - 29
ISSN 0216-1877
BEBERAPA CATATAN KEHADIRAN MARGA SARGASSUM DIPERAIRAN INDONESIA Oleh Achmad Kadi 1)
ABSTRACT SOME NOTES ON THE OCCURRENCE OF GENUS SARGASSUM IN INDONESIAN WATERS. Genus Sargassum grow on many habitats and spread in Indonesian waters. They grow and reproduce on substrates such as dead coral and massive material on the reef flats and are found in the coastal waters all of the years. The observation showed that there are 7 - 1 2 species living in waters of Riau Islands, Bangka-Belitung, Sunda Strait, Bali, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku and Papua. Sargassum are used as material of algenic acid and industries. yang telah dikenal mencapai 12 jenis. Sedangkan di perairan Indo-Pasifik tercatat 58 jenis (BOSSE 1928). Kehadiran marga Sargassum di berbagai daerah di Indonesia mempunyai sebutan nama yang berbeda-beda. Di Kepulauan Seribu disebut oseng dan di Banten dinamakan kembang karang. Algae Sargassum tumbuh sepanjang tahun, tumbuhan ini bersifat "perenial" atau setiap musim barat maupun timur dapat dijumpai di berbagai perairan. Algae Sargassum secara ekologis ikut andil dalam pembentukan ekosistem terumbu karang dan merupakan tempat asuhan bagi biota kecil, termasuk untuk perlindungan benih ikan dan benur udang serta sarang melekatnya telur cumi-cumi. Jenis Sargassum yang telah dipasarkan di daerah Jawa Barat dari jenis Sargassum polycystum, Sargassum binderi dan
PENDAHULUAN Algae Sargassum merupakan salah satu marga Sargassum termasuk dalam kelas Phaeophyceae. Ada 150 jenis Marga Sargassum yang dijumpai di daerah perairan tropis, subtropis dan daerah bermusim dingin (NIZAMUDDIN 1970). Habitat algae Sargassum tumbuh di perairan pada kedalaman 0,5 -10 m ada arus dan ombak. Pertumbuhan algae ini sebagai makro algae bentik melekat pada substrat dasar perairan. Di daerah tubir tumbuh membentuk rumpun besar, panjang thalli utama mencapai 0,5-3 m dengan untaian cabang thalli terdapat kantong udara (bladder), selalu muncul di permukaan air. Di perairan Indonesia diperkirakan terdapat lebih dari 15 jenis algae Sargassum dan
1)
Bidang Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta
19
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Sargassum duplicatum. Marga Sargassum mengandung bahan alginat dan iodin, bermanfaat sebagai bahan industri makanan, farmasi, kosmetik dan tekstil.
akan tumbuh berbagai jenis makro algae. Pada saat surut rendah yang lama akan mengalami kekeringan. Di pantai bersubstrat pasir, pada umumnya sedikit dijumpai pertumbuhan marga Sargassum, sedangkan di pantai bersubstrat batu karang merupakan habitat algae Sargassum yang ideal. Di beberapa pantai dapat dijumpai termasuk pantai selatan Pulau Jawa, Selat Sunda, sebagian pulau di perairan Batam dan Bangka-Belitung. Algae Sargassum yang tumbuh banyak diperoleh dari jenis Sargassum polycystum.
HABITAT DAN SEBARAN Lingkungan tempat tumbuh algae Sargassum terutama di daerah perairan yang jernih yang mempunyai substrat dasar batu karang, karang mati, batuan vulkanik dan benda-benda yang bersifat massive yang berada di dasar perairan. Algae Sargassum tumbuh dari daerah intertidal, subtidal sampai daerah tubir dengan ombak besar dan arus deras. Kedalaman untuk pertumbuhan dari 0,5 -10 m. Marga Sargassum termasuk dalam kelas Phaeophyceae tumbuh subur pada daerah tropis, suhu perairan 27,25 29,30 °C dan salinitas 32 - 33,5 ‰. Kebutuhan intensitas cahaya matahari marga Sargassum lebih tinggi dari pada marga algae merah. BONEY (1965) menyatakan pertumbuhan Sargassum mebutuhkan intensitas cahaya matahari berkisar 6500 - 7500 lux. Algae Sargassum tumbuh berumpun dengan untaian cabang-cabang. Panjang thalli utama mencapai 1 - 3 m dan tiaptiap percabangan terdapat gelembung udara berbentuk bulat yang disebut "Bladder," berguna untuk menopang cabang-cabang thalli terapung ke arah permukaan air untuk mendapatkan intensitas cahaya matahari,
b) Paparan Terumbu (reef flats) Daerah paparan terumbu merupakan bagian habitat algae Sargassum. Di perairan Indonesia paparan terumbu ada yang berpunggung terumbu dan tidak berpunggung terumbu didaerah perairan tubir langsung dalam (drop off). Di substrat paparan yang berbatu karang merupakan tempat untuk melekatkan thalli selama pertumbuhan berlangsung dan sebagai tempat melekat perkecambahan spora. Paparan terumbu yang berasal dari batuan vulkanik dan batu karang boulder sering dijumpai lekukan dan parit (moat) daerah ini berombak besar dan arus deras. Pertumbuhan Sargassum kebanyakan dari jenis Sargassum binderi dan Sargassum duplicatum, biasanya kerangka thalli sangat kuat, thalli utama berbentuk gepeng, permukaan halus dan licin. Secara umum bahwa pertumbuhan algae Sargassum yang dominan didaerah paparan terumbu adalah jenis Sargassum polycystum, Sargassum echinocarpum dan Sargassum crassifolium.
1. Sebaran lokal Kehadiran algae Sargassum tumbuh di bentangan perairan pantai di zona paparan terumbu (reef flats) mulai dari garis pantai sampai ujung tubir termasuk dalam perairan intertidal dan subtidal (Gambar 1) antara lain :
c) Punggung terumbu (ridge) Di perairan pantai Indonesia, punggung terumbu kadang-kadang ada yang berpunggung terumbu dan tidak berpunggung terumbu. Punggung terumbu ini terbentuk dari algae kalkareous dari marga Porolithon atau terbentuk dari bongkahan karang yang telah mati. Daerah sekitar dinding punggung terumbu
a) Daerah pantai (beach/tide pool area) Daerah pantai merupakan zona yang dimanfaatkan untuk tempat kegiatan rekreasi. Kadang-kadang mempunyai substrat bervariasi yang pada umumnya berpasir, namun apabila substrat terbentuk dari campuran batu karang
20
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
diantara marga rumput laut, sehingga keberadaan dalam perairan goba merupakan tempat asuhan dan berlindung biota kecil, karena arus dan ombak relatif tenang. Di daerah goba pertumbuhan makro algae reproduksinya melalui spora. Algae Sargassum yang tumbuh dominan diperairan ini meliputi Sargassum polycystum, Sargassum echinocarpum, Sargassum molleri dan Sargassum gracilimum.
ini merupakan tempat tumbuh algae Sargassum, banyak dijumpai dari jenis Sargassum polycystum dan Sargassum echinocarpum. Pada waktu surut rendah, rumpunan Sargassum mengalami perebahan dan saling bertumpang tindih dengan jenis rumput laut yang lainnya. d) Tubir (reef slope) Daerah tubir merupakan tempat tumbuh algae Sargassum dari jenis yang berthalli panjang 1 - 3 m. Pertumbuhan berasosiasi dengan karang hidup dan bonggol thalli (holdfast) menempel pada bagian karang yang telah mati dan lapuk. Pola pertumbuhan algae Sargassum di daerah tubir thalli dalam rumpun yang besar secara "Heliocentris" tertuju ke arah permukaan untuk mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak. Pada waktu air surut keberadaan Sargassum di daerah tubir dapat diketahui dengan melihat gerombolan cabang thalli yang terapung di atas permukaan air. Kemampuan daya apung ini didukung oleh kantong gelembung udara yang terletak diketiak percabangan thalli utama. Pada umumnya algae Sargassum tumbuh di daerah tubir mempunyai karakteristik thalli utama sangat kuat, bentuk pipih dan daun licin halus berlendir. Jenis yang tumbuh di daerah tubir meliputi Sargassum binderi, Sargassum cinereum, Sargassum plagyophyllum dan Sargassum crassifolium.
2. Sebaran wilayah Hasil penelitian makro algae di Indonesia menunjukan sebaran yang luas dan bervariasi. Algae Sargassum termasuk tumbuhan yang dominan dan distribusinya ada di seluruh perairan Indonesia (Tabel 1 dan Gambar 2). a) Perairan Indonesia Bagian Barat Di perairan Indonesia Bagian Barat berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh 3 - 7 jenis Sargassum. Di perairan Laut Jawa yang berada di Kepulauan Seribu ada 6 jenis (ATMADJA & SULISTIJO 1980). Di Selat Sunda dan Teluk Lampung diperoleh 7 jenis. Di Kepulauan Anambas, Natuna dan Batam ada 4 jenis. Kehadiran ini juga diperoleh dari perairan selatan Pulau Jawa di Binuangeun, Pameungpeuk, Pangandaran 6 jenis di perairan pantai Wonosari Krakal terdapat 3 jenis (KADI & ATMADJA 1988). Algae Sargassum juga diperoleh dari Teluk Klabat, Kepulauan Bangka-Belitung dan Karimata 2 jenis (KADI 2005). Di daerah perairan Laut Cina Selatan di Singapura ada 7 jenis (WEI & CHIN 1983). Di Sabah Malaysia tercatat 8 jenis (ISMAIL 1981). Keberadaan makro algae Sargassum yang berada di negara tetangga dan di Indonesia Bagian Barat dan sekitarnya ada kesamaan jenis dengan populasi jenis tidak jauh berbeda.
e) Goba (lagoon) Daerah goba merupakan tempat hidup dari semua jenis makro algae yang kebanyakan tumbuh di bibir goba terutama karang mati yang telah lapuk. Makro algae banyak yang berasosiasi dengan karang hidup, lamun dan biota lainnya. Perairan goba juga merupakan daerah interaksi dalam siklus rantai antar flora dan fauna yang hidup bersama baik sebagai "produkser" maupun "predator". Marga Sargassum termasuk rumpun yang paling besar
b) Perairan Indonesia Bagian Tengah Perairan pantai di beberapa pulau di Indonesia bagian tengah mempunyai paparan
22
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
dengan Bagian Barat dan Tengah. Perbedaan substrat dan kondisi lingkungan di Indonesia Bagian Timur lebih banyak dipengaruhi oleh perairan Samudera Pasifik. Algae Sargassum yang tumbuh sebagian jenisnya berasal dari Samudera Pasifik. Di perairan Maluku terdapat 4 jenis Sargassum yang berbeda dengan jenis yang berada di perairan Samudera Hindia maupun Laut China Selatan. ATMADJA & SULISTIJO (1980) memperoleh 4 jenis Sargassum di Pulau-pulau Kai Besar dan Seram. Keberadaan jenis ini terdapat pula di Kepulauan Maisel, Pulau-pulau Penyu. Sebaran algae Sargassum di jumpai 2 jenis di perairan pulau Ternate, Bacan dan sekitarnya. Di pulau-pulau yang terletak di Samudera Pasifik di Pulau-pulau Hawaii terdapat 3 jenis (MAGRUDER & HUNT 1979). Sebaran algae Sargassum tersebut sebagian jenisnya berada di perairan Indonesia.
terumbu pendek dan terjal (drop off), kondisi ombak besar dan arus deras. Kehadiran algae Sargassum yang diperoleh berkisar 2 - 4 jenis, terdapat di paparan terumbu di Tanjung Benoa Bali 4 jenis dan di perairan pulau-pulau Sulawesi Selatan dan Tenggara 3 jenis (ATMADJA & SULISTIJO 1980). Di perairan Pulau Lombok diperoleh 2 jenis. Sebaran algae terdapat di perairan sebelah utara di wilayah Indonesia bagian tengah meliputi Teluk Kwandang, Manado, Pulau Ruang, Tagulandang, Pasige dan Pulau Sangir Talaud terdapat 2 jenis. Di perairan Filipina merupakan daerah terdekat perairan Sulawesi Utara terdapat 5 jenis (TRONO & GANZON 1988). c) Perairan Indonesia Bagian Timur Kondisi umum paparan terumbu di pulau-pulau Indonesia bagian Timur berbeda
23
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Tabel 1. Sebaran algae Sargassum di beberapa perairan Indonesia.
24
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
25
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
100°
120°
130°
Gambar 2. Peta sebaran Sargassum di Indonesia
110°
Daerah pertumbuhan Sargassum
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
REPRODUKSI MARGA SARGASSUM
makro algae coklat termasuk marga Sargassum ada beberapa tipe daur hidup antara lain :
Perkembangbiakan atau reproduksi marga Sargassum yang termasuk bangsa
1).Haplobiontik diploid yakni individu melakukan daur hidup secara diploid. Meiosis terjadi pada gamet (gametik meiosis) berkembang menjadi individu dewasa tipe daur hidup semacam ini banyak terdapat pada makro algae coklat dan hijau (Gambar 3). 2). Diplobiontik yaitu dalam proses pembiakan terdapat dua individu dalam daur hidup gametophyte (gametofit) haploid yang menghasilkan gamet, dan sporophyte (sporofit) diploid yang menghasilkan spora. Tipe daur hidup ini lebih umum terdapat pada makro algae coklat, merah dan hijau. Pertemuan antara dua gamet jantan dan betina akan membentuk zigot yang kemudian berkembang menjadi sporofit. Individu baru inilah yang mengeluarkan spora dan berkembang melalui meiosis dan sporagenesis menjadi gametofit (Gambar 4.).
Fucales, marga Sargassaceae dikenal dua cara yaitu; Reproduksi asexual (vegetatif) dan sexual (generatif). Reproduksi vegetatif dilakukan melalui fragmentasi yaitu potongan thallus berkembang melakukan pertumbuhannya. Cara ini banyak dilakukan untuk usaha budidaya. Reproduksi generatif yaitu perkembangan individu melalui organ jantan (antheridia) dan organ betina (oogenia). Organ-organ tersebut terjadi dan berada dalam satu lobang yang disebut koseptakel. Antheridia maupun oogonia berada di atas sel tangkai yang tertanam pada dasar konseptakel. Dinding antheridia terdiri dua lapis di sebelah luar (exochite) dan sebelah dalam (endochite). Dinding oogonium terdiri tiga lapis di sebelah luar (exochite), bagian tengah (mesochite) dan bagian dalam (endochite). Secara umum reproduksi seksual
26
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
KANDUNGAN BAHAN KIMIA
1. Algin Algin merupakan asam alginik, Alginik dalam bentuk derivat garam dinamakan garam alginat terdiri dari sodium alginat, potasium alginat dan amonium alginat. Garam alginat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam larutan alkali. Asam alginik tersusun dari asam D-Manuronik dan asam L - Guluronik (Gambar 5.).
Algae Sargassum mudah diperoleh di perairan Indonesia, kandungan bahan kimia utama sebagai sumber alginat dan mengandung protein, vitamin C, tannin, iodine, phenol sebagai obat gondok, anti bakteri dan tumor (TRONO & GANZON 1988), sebagai berikut:
2. Manfaat alginat Kandungan koloid alginat dari algae Sargassum (Gambar 6.) dalam industri kosmetik digunakan sebagai bahan pembuat sabun, pomade, cream body lotion, sampo dan cat rambut. Di industri farmasi sebagai bahan pembuat kapsul obat, tablet, salep, emulsifier, suspensi dan stabilizer. Di bidang pertanian sebagai bahan campuran insektisida dan pelindung kayu. Di industri makanan sebagai bahan pembuat saus dan campuran mentega. Manfaat lainnya dalam industri fotografi, kertas, tekstil dan keramik. Di bidang kesehatan iodine digunakan sebagai obat pencegah penyakit gondok. PENUTUP Di Indonesia sebaran makro algae Sargassum berada di pulau besar maupun kecil, dan jumlah jenisnya ada 12. Tumbuh di lingkungan perairan pantai yang jernih dengan substrat batu karang, karang mati dan benda bersifat massive yang berada di dasar perairan. Keberadaan Sargassum di perairan ikut membentuk ekosistem terumbu karang dan merupakan tempat asuhan bagi biota kecil. Kandungan koloid algin Sargassum bermanfaat sebagai bahan baku alginat dan industri.
27
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Sargassum binderi
Sargassum polycystum
Sargassum duplicatum
Sargassum plagyaphyllum
Gambar 6. Beberapa jenis dari marga Sargassum yang ada di perairan Indonesia
28
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
duksi, Budidaya dan Pasca panen. Puslitbang Oseanologi - LIPI, Jakarta : 71 hal.
DAFTAR PUSTAKA ATMADJA, W.S. dan SULISTIJO 1980. Algae Bentik Dalam : Peta Sebaran Geografik Beberapa Biota laut di Perairan Indonesia (M.K. Moosa, W. Kastoro, K. Romimohtarto eds.) Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI Jakarta: 118 hal.
KADI, A. 2005. Kesesuaian Perairan Teluk Klabat Pulau Bangka Untuk Usaha Budidaya Rumput laut. Jour. Sci. Fish. VII (l): 65-70. MAGRUDER, W.H. and J.W. HUNT 1979. Seaweeds of Hawaii. A. Photographic Identification guide. The Oriental Publ. Comp. Honolulu Hawaii: 116 pp.
BOLD,C.H. and M.J. WYNNE 1977. Introduction to the algae; Structure and reproduction. Grentice - Hall Biologycal Sciences Series (W.D. Me. Elroy and Swanson eds.) India New Delhi: 706 pp.
NIZAMUDDIN, M. 1970.Phytogeography of the fucales and their seasonal growth. Bot. Mar. 13:131-139.
BONEY, A. D: 1965. Aspect of the biology of the seaweeds of economic importance. Mar. Bot. 3:205-253.
TRONO, J.R. G.C and E.T. GANZON 1988. Philippine Seaweeds Publ. by National book store. Inc.: 327 pp.
BOSSE, W.V. 1928. Rhodophyceae; Gigartinales et Rhodimeniales. List des algues du Siboga. Siboga exed: 49 (4): 1 - 141.
VOLESKY, B., J.E. ZAJIC and E. KNETTIG 1970. Algal Product. In: Properties and product of algae. (J. E. Zajic, ed.). Plenum Press, London: 48-49.
ISMAIL, G 1987. Marine algal Resources in Malaysia with Particular Emphasis on Sabah State. In : Tropical marine algal Resources of the Asia - Pacific Region: A states Report (Furtado, J.I. and C.Y Wiriko Brobby eds.) 57 - 67.
WEI, T.L. and W.Y. CHIN 1983. Seaweeds of Singapore. Singapore Univ. Press. National University of Singapore : 121 pp.
KADI, A., dan W.S. ATMADJA 1988. Rumput Laut (Algae). Jenis, Reproduksi, Pro-
29
Oseana, Volume XXX No. 4, 2005