BAYAR RASKIN DENGAN SAMPAH
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DEPUTI INOVASI ADMINISTRASI NEGARA P U S AT I N O VA S I TATA P E M E R I N TA H A N Jakarta – Veteran 10, Desember 2015
1
Abstrak Sebagai ujung tombak Pemerintahan, yang bertugas melayani masyarakat dalam segala bidang, kebutuhan pelayanan publik dari kelahiran sampai dengan kematian, serta pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kelurahan Air Lintang memiliki keterbatasan anggaran untuk membiayai seluruh kegiatan Kelurahan. Selain itu sampah dan kesejahteraan juga menjadi masalah besar bagi kelurahan Air Lintang, sehingga diperlukan inovasi dalam membina masyarakat dalam pengelolaan sampah. Atas dasar inilah sebagai Lurah Air Lintang, Lilis Murayani, S.STP, MSi menciptakan inovasi Bayar Raskin dengan Sampah dengan penggunaan potensi yang ada, yang bertujuan untuk membantu Pemerintah Kabupaten Muara Enim dalam mewujudkan Visi dan Misi Kabupaten Muara Enim yang Sehat, mandiri, Agamis, dan Sejahtera (SMAS).
KINERJA RASKIN DAN 131 KELUARGA MISKIN
Dalam Rangka mendukung Visi dan Misi Kabupaten Muara Enim, yaitu mewujudkan Masyarakat yang Sehat, Mandiri, Agamis dan Sejahtera, Kelurahan sebagai ujung tombak Pemerintahan di tuntut untuk
berinovasi
masyarakat.
dan
memberikan
Kesehatan,
pelayanan
Kemandirian,
Hidup
terbaik
bagi
agamis
dan
Kesejahteraan dapat terangkum dalam satu Kegiatan yang dapat dilihat dalam pola hidup masyarakat dalam pengolahan sampah. Inovasi bayar Raskin dengan Sampah, merupakan salah satu bentuk inovasi yang dapat merangkum mengatasi permasalahan yang ada. Masalah Kesehatan, Kemandirian, Keagamaan, dan Kesejahteraan.
2
Kelurahan Air Lintang Wilayahnya strategis, berada di Pusat Kota di Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim dengan jumlah penduduk
yang
padat
penduduk
dan
padat
pemukiman.
Kelurahan Air Lintang Berpenduduk 7.815 Jiwa, 1.561 KK, Dengan Luas wilayah 157 Ha. Terdiri dari 5 RW dan 20 RT . Mengapa dibutuhkan Inovasi?
Karena Kelurahan sebagai ujung
tombak Pemerintahan, yang bertugas melayani masyarakat dalam segala bidang, kebutuhan pelayanan publik dari Kelahiran sampai dengan Kematian. Selain itu, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kelurahan Air Lintang sangat keterbatasan dalam hal anggaran. Anggaran Operasional Kelurahan yang hanya 10 Juta Setahun, untuk membiayai seluruh kegiatan Kelurahan. Biaya kebutuhan Listrik, Air, Kebersihan, makan dan minuman serta masih banyak kebutuhan lainnya tidak dapat tercukupi. Sedangkan sebagai ujung tombak Pemerintahan, Kelurahan Air Lintang berusaha untuk menghindari pungutan liar (PUNGLI) dengan cara pembebasan seluruh biaya Administrasi pelayanan, sehingga menuntut Aparatur Kelurahan untuk berinovasi dalam membina dan melaksanakan pelayanan kepada masyarakat. Diantara
bermacam-macam
permasalahan
penting
yang
permasalahanan, menjadi
sorotan
ada
dua
utama,
yang
Pertama Masalah SAMPAH dan yang kedua adalah masalah Kesejahteraan, yang dalam hal ini masalah Penebusan Beras Keluarga Miskin (RASKIN). Kelurahan Air Lintang sebagai Salah Satu Titik Pantau Penilaian Adipura dengan permasalahan sampah yang menumpuk di Pemukiman. Selama ini Sampah Rumah Tangga yang di buang ke TPS, ada yang diangkut Petugas Kebersihan yang selanjutnya dibawa ke TPA, namun ada Sebagian warga yang
3
masih membuang sampah di aliran sungai, lahan kosong, dan sampah juga masih ada yang di bakar. SAMPAH TETAP MENJADI SAMPAH… Dari 1.561 KK di Kelurahan Air Lintang, ada 131 KK yang tergolong Keluarga Miskin dan berhak mendapatkan bantuan RASKIN. Namun, karena faktor Ekonomi dan kebutuhan hidup lainnya sehingga Keluarga Miskin ini kesulitan menebus RASKIN. Keluarga Miskin ini sebagian besar bekerja sebagai buruh haran lepas, seperti TukangBangunan, Pembantu rumah tangga, dan ada juga sebagai Pemulung Barang Bekas. Biaya Tebus Raskin sebulan hanya Rp. 1.600 per kg, di kalikan 15 Kg/Bulan, dengan Total Rp. 24.000,(Dua Puluh Empat Ribu Rupiah) sebulan, masih menjadi masalah. Pada Tahun 2015, sampai dengan bulan April 2015, RTS RASKIN masih banyak yang belum menyetor uang tebus RASKIN, sehingga Tim Kelurahan menjadi terhambat kinerjanya dalam Penyaluran Raskin. Sinergi dengan Lembaga Kemasyarakatan. Kelurahan Air Lintang berinovasi dengan cara Memanfaatkan Potensi yang ada untuk mengatasi Masalah yang ada. Potensi yang ada di Kelurahan
Air Lintang antara Lain adalah Sumber
Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Alokasi Anggaran, IPTEK/IT, Lembaga-lembaga Kesejahteraan
Keluarga
Kemasyarakatan (PKK),
Lembaga
(Pemberdayaan Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan (LPMK), Karang Taruna, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan Organisasi masyarakat lainnya. Salah satu Potensi yang ada adalah SAMPAH. Selama ini sampah tetap menjadi Sampah, Sampah setiap hari dibuang ke TPA yang
4
berlokasi di wilayah Kelurahan Air Lintang. Sekarang Pemerintah Kelurahan
Air
Lintang
menghimbau
masyarakat
untuk
membudayakan hidup Bersih dan SEHAT, melaksanakan pemilahan sampah, dan melaksanakan pengolahan sampah secara MANDIRI, melalui Petugas Motor Sampah keliling dari dana Swadaya masyarakat.
Masyarakat
dibina
untuk
MANDIRI
dan
tidak
bergantung pada Petugas Kebersihan dari UPTD Kebersihan. Hal ini bertujuan untuk membantu Pemerintah Kabupaten Muara Enim dalam mewujudkan Visi dan Misi Kabupaten Muara Enim yang Sehat, mandiri, Agamis, dan Sejahtera (SMAS). Untuk melaksanakan Inovasi ini, Pemerintah Kelurahan Air Lintang memanfaatkan Potensi Sumber Daya Manusia yang terdiri dari Aparatur Kelurahan dan Lembaga Kemasyarakatan yang ada. Lembaga Kemasyakatan Kelurahan mempunyai tugas membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan, social
kemasyarakatan,
dan
pemberdayaan
masyarakat.
Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi :
penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat;
penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;
peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;
penyusunan pembangunan
rencana, serta
pelaksana, pemanfaat,
dan
pengelola
pelestarian
dan
pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif;
5
penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa dan partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat;
penggali,
pendayagunaan
dan
pengembangan
potensi
sumberdaya serta keserasian lingkungan hidup;
pengembangan
kreatifitas,
pencegahan
kenakalan,
penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja;
pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga;
pemberdayaan dan perlindungan hak politik masyarakat; dan
pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi
antara
pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat. Kegiatan
Lembaga
Kemasyarakatan
ditujukan
untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui:
peningkatan pelayanan masyarakat;
peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan;
pengembangan kemitraan;
pemberdayaan masyarakat; dan
pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.
Lembaga Kemasyarakatan dalam melaksanakan tugas dan fungsi dibantu
Kader
Pemberdayaan
Masyarakat.Jenis
Lembaga
Kemasyarakatan terdiri dari:
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa atau Kelurahan (LPMD/LPMK)/Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa Kelurahan (LKMD/LKMK) atau sebutan nama lain;
Lembaga Adat;
Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan;
RT/RW;
6
atau
Karang Taruna; dan
Lembaga Kemasyarakatan lainnya.
Lembaga
Pemberdayaan
Masyarakat
Kelurahan
(LPMK)
mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan secara partisipatif, menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:
penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan;
penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;
peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;
penyusunan
rencana,
pelaksanaan,
pelestarian
dan
pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif;
penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat; dan
penggali,
pendayagunaan
dan
pengembangan
potensi
sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup. Lembaga
Adat
mempunyai
tugas
untuk
membina
dan
melestarikan budaya dan adat istiadat serta hubungan antar tokoh adat dengan Lurah.Lembaga Adat dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi:
7
penampung dan penyalur pendapat atau aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa dan Lurah serta menyelesaikan perselisihan yang menyangkut hukum
adat, istiadat dan
kebiasaan-kebiasaan masyarakat;
pemberdayaan, pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan
kebiasaankebiasaan
memperkaya
budaya
masyarakat
masyarakat
dalam
serta
rangka
memberdayakan
masyarakat dalam menunjang penyelenggaraan Pemerintahan Kelurahan,
pelaksanaan
pembangunan
dan
pembinaan
kemasyarakatan; dan
penciptaan hubungan yang demokratis dan harmonis serta obyektif antara kepala adat/pemangku adat/ketua adat atau pemuka adat dengan aparat Pemerintah Kelurahan.
Tim Penggerak PKK Kelurahan mempunyai tugas membantu Lurah dan merupakan mitra dalam pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan
keluarga.Tugas
Tim
Penggerak
PKK
Kelurahan
meliputi:
menyusun rencana kerja PKK Kelurahan, sesuai dengan basil Rakerda Kabupaten/Kota;
melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati;
menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK RW, RT dan dasa wisma agar dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan disepakati;
menggali, masyarakat,
menggerakan khususnya
dan
mengembangkan
keluarga
untuk
potensi
meningkatkan
kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan;
8
melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejahtera;
mengadakan
pembinaan
dan
bimbingan
mengenai
pelaksanaan program kerja;
berpartisipasi
dalam
pelaksanaan
program
instansi
yang
berkaitan dengan kesejahteraan keluarga di Kelurahan;
membuat laporan basil kegiatan kepada Tim Penggerak PKK Kecamatan
dengan
tembusan
kepada
Ketua
Dewan
Penyantun Tim Penggerak PKK setempat;
melaksanakan tertib administrasi; dan
mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK setempat.
Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 mempunyai fungsi:
penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan program PKK; dan
fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing Gerakan PKK.
RT/RW
mempunyai
tugas
membantu
Lurah
dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan. RT/RW mempunyai fungsi:
pendataan
kependudukan
dan
pelayanan
administrasi
pemerintahan lainnya;
pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;
9
pembuatan dengan
gagasan
dalam
mengembangkan
pelaksanaan
aspirasi
dan
pembangunan swadaya
murni
masyarakat; dan
penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.
Karang
Taruna
mempunyai
tugas
menanggulangi
berbagai
masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda,
baik
yang
bersifat
preventif,
rehabilitatif,
maupun
pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya. Karang Taruna mempunyai fungsi:
penyelenggara usaha kesejahteraan sosial;
penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat;
penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda dilingkungannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan;
penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya;
penanaman
pengertian,
memupuk
dan
meningkatkan
kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda;
penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia;
pemupukan
kreatifitas
generasi
muda
untuk
dapat
mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan
mendayagunakan
segala
sumber
dan
kesejahteraan sosial dilingkungannya secara swadaya;
10
potensi
penyelenggara rujukan, pendampingan dan advokasi sosial bagi PMKS;
penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor ;
penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual;
pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja; dan
penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilitatif dalam rangka pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja.
BAYAR RASKIN DENGAN SAMPAH
Inovasi yang di kembangkan di Kelurahan Air Lintang adalah keinginan dari Lurah Air Lintang, Lilis Murayani, S.STP, MSi yang menjadi Lurah Air Lintang sejak tanggal 09 September 2014, untuk mendukung
Bupati
Muara
Enim
mewujudkan
masyarakat
Kabupaten Muara Enim yang SEHAT, MANDIRI, AGAMIS, dan SEJAHTERA. Lilis Murayani ditujuk Oleh Bupati Muara Enim untuk menjadi Lurah Air Lintang karena telah memenuhi syarat menjadi Lurah Air Lintang Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim. Lilis Murayani adalah lulusan dari Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) Angkatan XIV, Tahun 2002-2006. Baginya menjadi Lurah adalah Tugas yang Mulia, sesuai dengan bidang ilmu yang di miliki sejak tugas belajar di STPDN.
11
Kelurahan Air Lintang merupakan kampung halamannya yang harus di benahi dan tidak mau melewatkan kesempatan yang telah di berikan oleh Bupati Muara Enim ini. Amanah baginya adalah Ibadah, dan tidak semua orang mempunyai Kesempatan yang sama. Sebelum menjadi Lurah Air Lintang, Lilis pernah menjabat sebagai Kasubbag Perencanaan Kecamatan Muara Enim dan Kasubbag Perencanaan Dinas Sosial Kabupaten Muara Enim. Tentunya masalah Sampah, Adipura, dan masalah RASKIN bukanlah hal yang baru baginya, perbedaannya selama ini mengabdi di tingkat Perencana Kecamatan dan Perencana Kabupaten, sekarang harus turun ke lapangan langsung ke masyarakat. Dalam usia yang relatif Muda, 30 tahun, menjabat sebagai Lurah dan dalam hal ini Lurah Wanita, tidak menjadi hambatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Karena ada banyak Potensi yang bisa membantu, di antaranya adalah melalui pembinaan lemaga
Kemasyarakatan.
Membina
hubungan
kekeluargan
dengan Perangkat Kelurahan, LPMK, PKK, RT, RW dan masyarakat merupakan salah satu langkah yang baik dalam pelaksanaan program. Usul dan saran dari semua lapisan masyarakat di terima, ditampung
dan
dimusyawarahkan.
Sehingga
program
yang
dilaksanakan bisa berjalan sesuai dengan keinginan. Inovasi Bayar Raskin Dengan Sampah, mendapat dukungan dari seluruh Ketua RW/RT dalam Kelurahan Air Lintang, karena begitu banyak manfaat yang bisa di ambil. Melalui Program Inovasi ini, dapat membantu tugas Dinas/Instansi terkait, diantaranya Dinas PU CK/UPTD Kebersihan untuk penanganan masalah sampah, Dinas Sosial untuk penyalurah RASKIN dan meningkatkan kesejahteraan
12
Masyarakat, Dinas Tenaga Kerja dengan membuka Lapangan Pekerjaan di BANK SAMPAH, Dinas Kesehatan dalam upaya menijaga kesehatan masyarakat dan lingkungan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Kehutanan dalam penyediaan Pupuk organik (kompos), Badan Lingkungan Hidup dalam program Adipura, dan Program-program SKPD Kecamatan Muara Enim sebagai SKPD Induk Kelurahan. Membentuk BANK SAMPAH, mulai terfikirkan oleh Lilis Murayani setelah mengikuti Diklat Lurah yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Provinsi Sumatera Selatan di Palembang, pada Akhir bulan Maret 2015 dengan Orientasi Lapangan ke Kota Malang. Disana Lilis terinspirasi kesuksesan BANK SAMPAH MALANG dalam membantu Pemerintah untuk menangani masalah Sampah dan Kesejahteraan Masyarakat. Inovasi Bayar Raskin dengan Sampah, merupakan Inovasi baru yang belum pernah di laksanakan di Indonesia. Mengatasi Sampah dan Kinerja Raskin Sasaran umumnya masyarakat kelurahan Air Lintang dan Sasaran Khususnya RTS RASKIN di Kelurahan Air Lintang. Dengan Lokus seluruh Pemukiman di Kelurahan Air Lintang. Tujuan inovasi ini adalah mengatasi permasalahan yang ada dalam rangka mewujudkan Masyarakat Kelurahan Air Lintang yang Sehat, Mandiri, Agamis, dan Sejahtera. Permasalahan dalam hal ini adalah masalah Pemerintahan terutama dalam rangka Penilaian Adipura, Masalah Kesehatan/Kebersihan Lingkungan, Masalah Sosial
(Kemiskinan
dan
Kesejahteraan),
Masalah
Pendidikan/Budaya Hidup bersih dan sehat, Masalah Agama,
13
Masalah
Anggaran
yang
terbatas,
dan
Masalah
ekonomi
(pengangguran). Yang mendapat keuntungan dalam pelaksanaan Inovasi ini adalah Mayarakat, Pemerintah dan Dunia Usaha. Sisi Kreatif dan Inovatif dari Inovasi yang di jalankan adalah bahwa selama ini sampah tetap menjadi sampah, sekarang sampah bisa bernilai ekonomis, sampah menjadi berkah. Sampah yang selama ini di buang dan menjadi masalah, sekarang mulai di perebutkan oleh masyarakat dan sampah bisa menjadi uang. Bahkan sampah bisa untuk menebus RASKIN. Selama ini RTS RASKIN kesulitan menebus RASKIN, dan menebus RASKIN dengan uang (Rp. 1.600/Kg), bahkan ada oknum aparat yang menaikkan harga beras di luar ketentuan, sehingga menjadi masalah, sekarang RASKIN cukup di bayar dengan SAMPAH. Selain itu, selama ini masalah sampah menjadi tugas Dinas/Instansi terkait
(UPTD
Kebersihan),
menjadi
beban
utama
Tempat
pengolahan sampah terakhir (TPA), sekarang Sampah di ambil dan dikelola oleh masyarakat, dengan petugas bank sampah dari RTS Raskin, dan sampah tidak semua harus di bawa ke TPA. Sampah dipilah di pemukiman oleh masyarakat dan oleh petugas motor sampah, selanjutnya sampah yang tidak terpakai lagi baru di bawa ke TPA. Hal ini sangat membantu Pemerintah, karena mengurangi jumlah Sampah yang di bawa ke TPA. Inovasi ini adalah mengeluarkan Manajemen Pengolahan Sampah di Masyarakat (BANK SAMPAH) yang aktif dengan berbagai manfaat, terutama penilaian Adipura. Dan keluaran lainnya bagi
14
masyarakat miskin (RTS RASKIN) dapat menerima RASKIN tanpa biaya. Salah satu kriteria dalam Penilaian Adipura adalah Penilaian BANK SAMPAH. Berjalannya Manajemen BANK SAMPAH di suatu wilayah mencerminkan bentuk kepedulian Pemerintah dan Masyarakat dalam
Pengolahan
Sampah
dan
Pemanfaatan
Sampah.
Kabupaten Muara Enim sudah meraih Piala Adipura ke Sepuluh. Tentunya
Tim
Penilai
Adipura,
Pemerintah
dan
masyarakat
Kabupaten Muara Enim sangat mengharapkan bahwa Piala Aipura bukan
hanya
sebagai
Simbol
kota
bersih,
tetapi
pada
kenyataannya memang benar-benar menjadi budaya masyarakat Kabupaten Muara Enim. Kebersihan dan Keindahan lingkungan menjadi kebutuhan masyarakat. Dengan
terlaksananya
Manajemen
BANK
SAMPAH,
telah
membuktian bahwa masyarakat Kabupaten Muara Enim peduli terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan. Proses Implementasi Inovasi Inovasi ini dimulai sejak awal Tahun 2015, dan dilaksanakan dengan melewati serangkaian Proses dan tahapan yang melibatkan baik stakeholders internal maupun eksternal yang terkait. Sebelum di bawa ke Laboratorium Inovasi Daerah, sebenarnya inovasi ini sudah mulai di rencanakan karena sudah menjadi kebutuhan. Inovasi ini disampaikan dalam rakor bulan maret 2015, dan mendapat dukungan dari RT/RW, karena masalah sampah dan masalah RASKIN sudah menjadi masalah utama. Ketua RT dan Ketua RW Kewalahan menghadapi permasalahan sampah yang menumpuk di Pemukiman, disisi lain Ketua Rt dan Rw juga sudah
15
selalu menghimbau RTS RASKIN untuk segera membayar RASKIN. Namun, permasalahan sampah dan RASKIN tetap menjadi beban. Lurah Air Lintang sempat berkonsultasi dengan bagian Organisasi Setda Kabupaten Muara Enim dan Bappeda Kabupaten Muara Enim, dan Inovasi tersebut mendapatkan dukungan karena belum ada di tempat lain serta banyak sekali manfaatnya. Dalam rangka mempelajari tentang BANK SAMPAH, Lurah Air Lintang sempat ikut serta dalam RAKORNAS BANK SAMPAH Tahun 2015 di Makassar. Hal itulah yang menambah bekal
Kelurahan Air Lintang
untuk
melaksanakana inovasinya. Setelah mendapatkan dukungan dari Perangkat Kelurahan, Tokoh Masyarakat dan dari Instansi terkait, maka Lurah Air Lintang berusaha mengikuti Tahapan-Tahapan Inovasi Daerah Kabupaten Muara Enim. Tahapan Inovasi yang diikuti adalah Drum Up, Diagnose, Design, Deliver dan Display. Kesempatan yang baik di ambil pada saat Bupati Muara Enim melalui
BAPPEDA
Kabupaten
Muara
Enim
mengadakan
Laboratoriom Inovasi Daerah, dengan mengumpulkan Inovasi dari Seluruh SKPD di BAPPEDA Kabupaten Muara Enim. Kelurahan Air Lintang mewakili SKPD Kecamatan Muara Enim, menjadi pendaftar terakhir dalam acara tersebut. Pada Tahap paparan kepada Tim BAPPEDA, dan TIM dari LAN RI, Lurah Air Lintang menjelaskan paparan singkat tentang Inovasi Bayar Raskin dengan Sampah. Sebagai satu-satunya Lurah yang mencoba ikut dalam berinovasi, dengan harapan bahwa Inovasi tersebut akan dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama di Kelurahan Air Lintang. Tahapan kunci
16
Tahapan kunci pelaksanaan Inovasi dapat di uraikan sebagai berikut:
Pemerintah Kelurahan Air Lintang membentuk BANK SAMPAH melalui SK Lurah Air Lintang, dengan Pengelola yang murni berasal dari Masyarakat, terutama RTS RASKIN dan para pemulung sampah. Pengelola BANK SAMPAH inilah yang bertugas mengelola Manajemen BANK SAMPAH Kelurahan Air Lintang.
Pengelola
BANK
SAMPAH
Terdiri
atas
Pengelola
Administrasi dan Petugas Lapangan. Untuk bagian lapangan itulah sebagai ujung tombak dalam penanganan masalah sampah, yang dalam hal ini sebagai petugas motor sampah. Petugas Motor sampah di tunjuk berdasarkan kesiapan petugas untuk mengambil sampah di seluruh pemukiman. Dengan bermodalkan 1 Unit Motor viar roda 3 untuk mengangkut sampah, petugas motor sampah ini akan berkeliling jemput bola mengambil sampah di pemukiman.
131 KK warga Kelurahan Air Lintang yang berhak Menerima bantuan RASKIN, di daftarkan menjadi anggota tetap /Nasabah BANK SAMPAH. Mereka juga dihimbau untuk mengumpulkan Sampah di Pemukiman, dan menabung Sampah di BANK SAMPAH. 131 KK ini mengumpulkan sampah organik (sampah daun-daun dan rumput agar tidak di bakar), dan sampah non organik,
terutama
sampah
pelastik,
kardus/kertas,
dan
rongsokan yang masih bisa diolah/dijual, untuk di tabung di BANK SAMPAH. Sampah di setor ke BANK SAMPAH oleh masyarakat dan ada juga yang di ambil di RTS, untuk selanjutnya sampah akan di timbang dan di hargai sesuai
17
dengan daftar harga sampah di BANK SAMPAH, uangnya menjadi Tabungan Nasabah BANK SAMPAH.
Petugas Bank sampah akan menghitung tabungan Nasabah BANK SAMPAH, khusus bagi RTS RASKIN dengan target setiap bulan Rp. 24.000.- (Dua Puluh Empat Ribu Rupiah), untuk menebus RASKIN yang seharga Rp. 1.600.- (Seribu Enam Ratus Rupiah) per Kg, dikalikan 15 Kg (untuk biaya tebus RASKIN satu bulan).
Bagi Nasabah yang sudah mencapai Target (Rp. 24.000), maka sisanya akan menjadi Tabungan untuk bulan berikutnya, sedangkan nasabah yang belum mencapai Target diwajibkan untuk menambah Setoran Sampah.
Membuat Tempat Pemilahan Sampah Terpadu (TPST), yaitu merupakan tempat pemilahan sampah setelah diambil di pemukiman. Sampah di pemukiman sebagian ada yang sudah di pilah oleh masyarakat, namun sebagian ada yang masih bercampur. Di TPST inilah sampah dipilah kembali, sampah organik di olah menjadi Pupuk kompos. Peralatan yang sudah ada, di manfaatkan oleh pengelola TPST untuk membuat Pupuk kompos dan mengemas pupuk di dalam karung 10 kg, untuk selanjutnya
dipasarkan
kepada
masyarakat,
Dinas/Instansi
terkait, dan Dunia Usaha. Salah satu Dunia Usaha yang sudah berkerja sama adalah PT.BA, yang
membeli pupuk kompos
untuk penghijauan, dengan target produksi sebulan sebanyak 20 Ton pupuk kompos. Sedangkan sampah An organik dipilah, diambil sampah yang masih dapat di olah, selanjutnya dijual ke Sekretariat PKK dan Karang Taruna Kelurahan Air Lintang. Dengan peralatan sederhana, ibu-ibu PKK Kelurahan Air Lintang mengolah sampah menjadi Kerajinan Tangan, sehingga bisa di
18
jual dan tentunya dapat menambah penghasilan Anggota PKK. Kerajinan tangan yang sudah berhasil di pasarkan antara lain Tas Pelastik dari pemanfaatan Limbah pelastik bungkus minyak goreng, Kecap, pewangi, dan sejenisnya menjadi tas pelastik yang bisa di gunakan untuk peserta bimtek, Keranjang dari anyaman cangkir minuman gelas, bros olahan dari sisa kain perca/jahitan
yang
dijual
untuk
souvenir/tanda
panitia
pernikahan, dan berbagai macam souvenir dari sampah daun Jati/Pelepah pisang, serta limbah lainnya. Karang Taruna Kelurahan Air Lintang juga sudah mulai memasarkan hasil kerajinan tangan dan membuat rumah produksi, Karang taruna berencana membuat pusat kerajinan tangan dan oleh-oleh khas Kelurahan Air Lintang.
Untuk Sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan selanjutnya di bawa ke Tempat Pengolahan Sampah Terakhir (TPA) yang masih berada di wilayah Kelurahan Air Lintang Kecamatan Muara Eenim, yang tentunya jumlahnya sudah berkurang.
Setiap Bulan, Manajemen BANK SAMPAH menyetor uang tebus RASKIN
untuk 131 RTS RASKIN kepada Tim Penyaluran RASKIN
Kelurahan
Air
Lintang.
Selanjutnya
Tim
RASKIN
Kelurahan
Menyetor uang tersebut ke Bulog Lahat melalui Rekening BRI dan melapor kepada TIM Penyaluran RASKIN Kecamatan Muara Enim untuk dilaporkan ke Bulog Lahat. Setelah laporan di terima, RASKIN dikirim dari Bulog lahat dan disalurkan kepada RTS RASKIN.
Selanjutnya untuk mempermudah mempercepat penyaluran RASKIN, bagi yang belum menyetor sampah, Manajemen BANK SAMPAH sudah langsung menalangi biaya operasional RASKIN,
19
dan pada saat mengantarkan RASKIN ke RTS, RASKIN yang di antarkan langsung di tukar dengan Sampah.
Inovasi ini bertujuan mendidik masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, sampah yang selama ini dibuang sekarang di perebutkan.
Kendala inovasi Dalam melaksanakan Inovasi ini tentunya masih terdapat kendala yang di hadapi, yaitu dalam mengubah pola hidup masyarakat dalam mengatasi masalah sampah. Sebagian masyarakat sudah mendukung, namun ada sebagian masyarakat yang masih pesimis dengan program ini, dan kurang mendukung. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Kelurahan Air Lintang mengadakan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat. Dalam setiap kesempatan atau acara, Lurah Air Lintang, dan Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Kelurahan Air Lintang selalu menghimbau
masyarakat
agar
dapat
mengikuti
program
Pemerintah, khususnya Kelurahan Air Lintang. Tanpa adanya dukungan masyarakat, maka program ini tidak akan dapat berjalan dengan baik. Untuk itulah walaupun terkesan di memaksa untuk tertib, tetapi masyarakat akan merasakan manfaatnya. Kelurahan Air Lintang terdiri dari 5 RW dan 20 RT, dan dalam melaksanakan Inovasi ini tentunya diperlukan uji coba. Lurah Air Lintang melaksanakan uji coba program ini di satu RW yang paling dekat dengan tempat tinggalnya. Salah satu contoh di RW 04 Kelurahan
Air
Lintang
sudah
berjalan
sejak
Tahun
2014
melaksanakan Pengolahan sampah secara Mandiri/Swadaya Masyarakat. Wilayah RW 04 adalah wilayah yang paling dekat
20
dengan kediaman Lurah Air Lintang, maka sangat efektif untuk di jadikan sebagai percontohan dalam pengolahan sampah. Sejak Akhir Tahun 2014, masyarakat RW 04 dihimbau untuk mengolah sampah secara Swadaya. Berkat kinerja petugas sampah yang baik, sekarang 99 Persen warga di RW 04 sudah menjadi nasabah BANK SAMPAH. Tahun 2015 sudah mulai di himbau kepada RW yang lain untuk melaksanakan Program ini dan pada Tahun 2016, Seluruh Wilayah Kelurahan Air Lintang sudah dihimbau untuk Mandiri. Kendala lainnya kurangnya Sarana dan Prasarana, Motor sampah yang selama ini hanya 1 unit, tidak mencukupi untuk menangani seluruh wilayah. Selain itu, belum adanya Bangunan kantor, gudang, dan Perlengkapan di BANK SAMPAH, selama ini kegiatan masih menumpang di Kantor Lurah Air Lintang. Tentunya gudang Kelurahan
tersebut
tidak
mampu
dan
tidak
layak
untuk
menampung sampah dalam skala besar. Sarana dan Prasarana BANK Sampah masih menggunakan alat-alat yang sederhana. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah kelurahan Air Lintang membuat usulan kepada Dinas/Instansi terkait, Badan Lingkungan Hidup dan Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Muara Enim untuk Pembangunan Sarana dan Prasarana BANK SAMPAH Kelurahan Air Lintang. Berkat semangat dan kinerja yang baik dari Aparatur Kelurahan dan Pengelola BANK SAMPAH Kelurahan Air Lintang, pada Tahun 2016 di rencanakan Fasilitas BANK SAMPAH Kelurahan Air Lintang akan di bantu oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI.
21
Rapat dan Koordinasi merupakan salah satu langkah yang baik untuk mengatasi Permasalahan. Komunikasi yang baik antara Pemerintah Kelurahan dan Pengelola BANK SAMPAH, dapat menjadi bahan masukan bahan evaluasi. Setiap bulan, sebelum penyaluran RASKIN, Pemerintah Kelurahan mengevaluasi Kinerja dan manajemen BANK SAMPAH, sebagai bentuk Pengawasan dan mengatasi permasalahan. Sistem
kekeluargaan
dan
kebersamaan
sangat
mendukung
kelancaran komunikasi dan manajemen. Komunikasi yang baik dan Transparansi tentunya dapat menambah semangat para pekerja untuk meningkatkan kinerja. Adanya bentuk penghargaan kepada Karyawan dengan kinerja terbaik, juga memacu semangat bagi karyawan lainnya untuk bekerja lebih giat.
Outcome dan Dampak Inovasi Outcome Inovasi ini menghasilkan sebuah Lingkungan Masyarakat Kelurahan Air Lintang yang Sehat, Mandiri, Agamis, dan Sejahtera.
Dengan inovasi ini, secara tidak langsung mendidik masyarakat untuk hidup bersih dan Sehat. Sampah sebagai sumber penyakit, tidak boleh dibuang sembarangan. Dengan inovasi ini, 131 RTS RASKIN akan membantu membersihkan lingkungan.
Dengan inovasi ini, masyarakat kelurahan Air Lintang telah melaksanakan kegiatan Mandiri dalam mengatasi masalah Sampah. Selama ini sampah menjadi urusan Dinas/Instansi
22
terkait, dalam hal ini Dinas PU Cipta Karya, khususnya UPTD Kebersihan dan pertamanan Kabupaten Muara Enim. Sekarang, khusus wilayah Kelurahan Air Lintang, masalah pengolahan Sampah sudah dilaksanakan Mandiri Oleh Masyarakat. Petugas motor sampah yang mengambil sampah di pemukiman murni dari Masyarakat, Oleh Masyarakat dan Untuk Masyarakat. Dengan biaya operasional motor sampah dari Swadaya Masyarakat (untuk Gaji Petugas dan Operasional kendaraan).
Setiap agama mengajarkan untuk hidup bersih, sehat dan mandiri. Tentunya dengan Inovasi ini, menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan dengan Inovasi ini, mengajarkan masyarakat untuk peduli kepada sesama, bagi masyarakat yang memiliki rezeki lebih untuk berbagi kepada RTS RASKIN
yang
telah
membantu
mengambil
sampah
di
pemukiman setiap hari. Masyarakat cukup merapikan sampah di
depan
mengambil
rumah
masing-masing,
sampah.
Dengan
maka
petugas
membantu
akan
Operasional
Kendaraan, Rp. 15.000/Bulan atau Rp. 500,/hari sungguh tidaklah berat bagi masyarakat untuk membayar sekaligus sebagai sedekah kepada RTS RASKIN. Dan dengan membeli hasil-hasil pengolahan sampah, contohnya dengan membeli Pupuk kompos dan souvenir pernikahan yang memang dapat di manfaatkan,
sebagai
bentuk
saling
menghargai
usaha/pekerjaan pengusaha kecil khususnyya meningkatkan kecintaan kepada produk dalam negeri.
Melalui Inovasi ini, dengan membuka lapangan pekerjaan di BANK SAMPAH, dan dengan mempermudah penyaluran RASKIN, serta dengan pembinaan pengolahan sampah, tentunya dapat
23
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di wilayah kelurahan Air Lintang.
Kelurahan Air Lintang, dengan penduduk 1.555 KK, Termasuk dalam katergori Ring 1 Kabupaten Muara Enim. Mayoritas masyarakat dengan perekonomian yang cukup baik, mereka bekerja sebagai PNS, TNI, POLRI, Pengusaha (Direktur Pt/CV), Pedagang dan Karyawan BUMN/BUMD/Swasta. Dari Jabatan Bupati Muara Enim, Sekretaris Daerah, Kapolres, Kajari, Kepala Dinas, Pejabat Kabupaten dan PNS-PNS yang tinggal di Perumahan Pemda Kabupaten Muara Enim maupun di Rumah Pribadi yang sudah mapan, menunjukkan bahwa Kelurahan Air Lintang sudah cukup Sejahtera. Ada Komplek Perumahan Pemda, Komplek Perumahan Pribadi elite, dan Komplek Perumahan dari Pengembang mulai menata rapi pemukiman di Kelurahan Air Lintang. Untuk itulah pengolahan sampah perlu menjadi percontohan.
Berdasarkan Data BPS Kabupaten Muara Enim Tahun 2015, dari 1.555 KK di Kelurahan Air Lintang, hanya 131 KK yang masih tergolong keluarga Miskin, dengan pekerjaan sebagai Buruh Harian Lepas. Melalui Inovasi Bayar Raskin dengan Sampah, tentunya menjadi salah satu langkah dalam mewujudkan Kelurahan Air Lintang yang Sehat, Mandiri, Agamis dan Sejahtera.
Dampak Inovasi ini sangat berdampak Positif bagi Masyarakat Kelurahan Air Lintang. Tentunya melalui Inovasi ini banyak yang dapat di ambil
24
manfaatya, bagi Pemerintah, Lingkungan, Masyarakat dan Dunia usaha. Bagi Pemerintah Kabupaten Muara Enim, Inovasi ini talah mambantu
meringankan
tugas
Instansi
terkait,
di
bidang
kesehatan, pendidikan, Lingkungan, Tenaga Kerja, Sosial, Budaya, Agama, dan lain-lain. Salah satu dampak paling menonjol adalah Lingkungan Kelurahan Air Lintang yang Bersih, Rapi dan Indah. Selama ini banyak terdapat TPS yang sangat menggangu pemandangan dan keindahan lingkungan, sekarang beberapa TPS yang sudah sangat kumuh sudah di tutup dan diubah menjadi Perumahan dan ada juga yang dibuat menjadi Taman. Sehingga membuat nyaman masyarakat yang melewati jalan eks TPS. Di RW 04 dan RW 05 sebelumnya sampah menumpuk di lahan kosong milik warga, sekarang sudah bersih dan akan di bangun Perumahan. TPS Di RW 03, dengan kontainer sampah yang diletakkan di tanah milik Pengembang Perumahan PT. Rizki Darusalam, sudah sangat kumuh. Setiap harinya kontainer sampah menampung sampah lebih
kurang
kebersihan
500
Rumah
menjadi
warga,
kesulitan
yang
dalam
membuat
petugas
menampung
dan
mengangkut sampah. Sekarang TPS tersebut di bongkar kemudian direncanakan lahan akan dibuat perumahan oleh pengembang, dan penanganan sampah diganti motor sampah keliling jemput bola di pemukiman dengan Petugas sampah dari RTS RASKIN (BANK SAMPAH). Di RW 02 Komplek erumahan Pemda, TPS menampung lebih kurang 100 KK, posisi TPS di persimpangan jalan sangat mengganggu pemandangan dan aktifitas lalu lintas, sekarang TPS di bongkar dan
25
penanganan sampah diganti dengan motor sampah keliling, sedangkan lahan eks-TPS di buat Taman mungil, dengan tujuan agar lingkungan menjadi bersih, rapi dan indah. Di RW 01 TPS sudah cukup rapi, merupakan komplek percontohan dalam Penilaian Adipura, namun petugas motor sampah dari RTS RASKIN
juga
sudah
di
jalankan.
Harapan
Pemerintah
dan
masyarakat, Kabupaten Muara Enim dapat meraih Piala Adipura Kencana. Bagi RTS Raskin tentunya juga sangat
berdampak
positif, dengan adanya inovasi ini dapat meringankan beban Keluarga. Uang untuk menebus RASKIN dapat digunakan untuk keperluan lain, bahkan Tabungan sampah dapat di ambil untuk keperluan lainnya. Bagi Dunia usaha tentunya juga sangat mempengaruhi, adanya pabrik kompos dan pusat kerajinan yang menambah lapangan pekerjaan dan menambah penghasilan dan perekonomian masyarakat.
KEBERLANJUTAN DAN REPLIKASI Inovasi sudah menjadi Kebutuhan. Dengan melihat betapa banyak manfaat dan betapa positif dampak yang di timbulkan melalui Inovasi ini, tentunya keberlanjutan inovasi ini akan terus diharapkan. Harapan Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Muara Enim dalam rangka mewujudkan Kabupaten Muara Enim yang Sehat, Mandiri, Agamis, dan Sejahtera, dapat didukung melalui Inovasi ini. Selain itu, keberlanjutan Inovasi ini juga sangat diperlukan dalam rangka mendukung Kabupaten Muara Enim meraih Piala ADIPURA dan PIALA ADIPURA KENCANA. Disinilah diperlukan kesabaran dan keikhlasan seorang Pemimpin, dalam hal ini Lurah beserta Aparatur 26
Kelurahan harus sabar dan ikhlas dalam membina masyarakat untuk mewujudkan cita-cita Kabupaten Muara Enim yang Sehat, Mandiri, Agamis, dan Sejahtera. Pembangunan Sarana dan Prasarana BANK SAMPAH juga sangat mendukung keberlanjutan Inovasi ini, karena manajemen BANK SAMPAH akan berjalan dengan baik jika dilengkapi dengan sarana dan Prasarana yang lengkap dan baik. Program RASKIN dari Pemerintah Pusat tidak menjadi kendala, karena jika Program RASKIN dari pusat sudah tidak ada lagi, maka Inovasi ini masih akan tetap berjalan, dengan Manajemen BANK SAMPAH, dan melalui Inovasi Gudang Sembako Keluarga Miskin. Masyarakat miskin tetap bisa menukar sampah menjadi Beras. Terdapat banyak
kemungkinan dan peluang untuk mereplikasi
inovasi yang dilakukan, karena masalah sampah telah menjadi permasalahan di setiap wilayah dengan cara penanganan yang berbeda-beda. Inovasi ini dapat menginspirasi Kelurahan/Desa lain yang pastinya terdapat RTS penerima RASKIN. Dan
tentunya
Inovasi ini besar peluang dapat di replikasi dieluruh
Kelurahan
dalam Kabupaten Muara Enim, tergantung komitmen pimpinan wilayah/Lurah di wilayah tersebut.
LESSONS LEARNED Dari uraian tentang Inovasi BAYAR RASKIN DENGAN SAMPAH diatas, yang telah dilaksanakan selama satu tahun terakhir, ada beberapa hal yang dapat dijadikan pelajaran sekaligus inspirasi bagi organisasi sektor Publik, khususnya Kelurahan dan Desa sebagai 27
ujung
tombak Pemerintahan
yang
ingin meniru Inovasi
ini.
Pelajaran-pelajaran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut. Pertama, Inovasi adalah Kebutuhan. Untuk melaksanakan sebuah perubahan, dibutuhkan Inovasi yang dapat membuat perubahan terjadi. Untuk meretas Inovasi dalam pelayanan publik, khususnya di Kelurahan/Desa sebagai ujung tombak Pelayanan di masyarakat, dibutuhkan Pemimpin yang mau dan mampu berinovasi. Pemimpin yang berlatar belakang dari masyarakat wilayah tersebut, akan mempunyai rasa memiliki yang lebih terhadap daerah dan masyarakatnya, sehingga akan berusaha dengan maksimal serta dengan rasa ikhlas dan penuh pengabdian untuk membangun dan mengembangkan wilayahnya. Masyarakat yang mayoritas masih tetangga dan keluarga, dengan jarak yang dekat akan lebih cepat melaporkan setiap masalah dengan tanpa rasa takut atau rasa malu, sebaliknya masyarakat yang dengan dirangkul
melalui
rasa
keakraban
dan
kekeluargaan
akan
mendukung Program yang akan diarahkan Pemerintah. Lilis Murayani, Lurah Air Lintang adalah pemimpin Kelurahan Air Lintang yang lahir, dibesarkan dan tinggal di Kelurahan Air Lintang, masalah sosial budaya dan masalah lainnya tentunya sudah menjadi
pengamatan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Ketika
memimpin Kelurahan Air Lintang, ide dan inovasi perubahan akan muncul dan di kembangkan untuk mengatasi masalah yang ada. Kedua, Kelurahan sebaiknya dipimpin oleh seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang memahami Birokrasi. Karena dengan
memahami
birokrasi
akan
membantu
mendidik
masyarakat untuk mengerti administrasi. Lilis Murayani, dengan latar
28
belakang pendidikan STPDN, memahami birokrasi dan manajemen pelayanan Prima, dengan prinsip Sebagai Birokrat atau Aparatur Pemerintah
adalah
sebagai
Pelayan
masyarakat,
bukan
sebaliknya. Melayani masyarakat dengan senyum, sapa, salam dan ikhlas, serta rasa kekeluargaan akan menggugah masyarakat untuk mendukung Pemimpinnya. Ketiga, Pemimpin Perubahan, harus dapat menjadi contoh. Kondisi kesehatan yang Fit dan enerjik, dan semangat pemimpin akan dapat dapat memberi semangat perubahan bagi masyarakat. Dalam Inovasi ini, Lilis Murayani telah melakukan uji coba, melaksanakan program percontohan di RW lingkungan tempat tinggalnya. Dalam evaluasi program inovasi ini, keberhaasilan dalam pelaksanaan program di Pemukiman percontohan dapat menjadi bekal pengalaman untuk mengembangkan program tersebut di wilayah lain. Mengolah sampah, Sosialisasi, Gotong Royong, dan kegiatan lainnya tentunya Lurah sebagai pemimpin harus bisa menjadi contoh. Tujuannya agar masyarakat tergerak untuk mengikuti. Dalam setiap kesempatan, budaya gotong royong tetap perlu digerakkan. Keempat, Masyarakat terkadang harus di “PAKSA” berubah, dalam artian di paksa untuk Mandiri. Dengan adanya Inovasi ini, masyarakat mau tidak mau harus mengikuti program yang dibuat pemimpinnya. Akan tetapi, dalam membuat program yang mendidik masyarakat tersebut tetap harus di musyawarahkan terlebih dahulu dengan Tokoh-tokoh masyarakat, diantaranya RW, RT dan Lembaga kemasyarakatan yang ada.
29
30