MEDIA KOMUNIKASI MAHASISWA DAN ALUMNI UNIVERSITAS TERBUKA ISSN : 0215 - 1073 No. 51/Tahun XVII/2011
Bayar SPP pakai Billing System
Berkat UT, daerah terpencil tak jadi terkucil Hilang penglihatan, Rusyati tetap ikut Ujian
DARI REDAKSI
Pembaca KOMUNIKA yang budiman, Ada lagi bentuk layanan bagi Anda, mahasiswa UT. Namanya billing system. Layanan jenis ini, yang pasti dan seharusnya, semakin memudahkan mahasiswa dalam melakukan registrasi. Dengan billing system, mahasiswa akan semakin terhindarkan dari masalah salah registrasi mata kuliah. Atau paling tidak, salah menuliskan kode mata kuliah. Tetapi, tetap perlu juga diingat oleh mahasiswa, bahwa yang melakukan dan menyelesaikan proses billing system ini, tetaplah harus mahasiswa sendiri. Bukan orang lain, teman, pengurus pokjar, atau siapapun yang pada dasarnya tidak memahami riwayat perkuliahan Anda, Di sinilah salah satu aspek kemandirian mahasiswa akan semakin diuji. Di edisi ini, ada artikel menarik tentang alur registrasi yang ditulis oleh Pardamean Daulay, seorang dosen di UPBJJ-UT Surabaya, dan kisah Junnie NH (mahasiswa FKIP UPBJJ-UT Bogor yang mampu menyelesaikan praktikum IPA-nya setelah sembuh dari penyakit kanker. Dosen FMIPA, Ernik, juga menulis artikel tentang himbauan kepadam mahasiswa UT untuk memeriksa kembali bukti registrasi, serta tulisan dosen FISIP, Yuli Tirtariandi, tentang aspek demokrasi yang tidak harus dilakukan secara langsung. Artikel tentang kemandirian mahasiwa UT di semua lini dan beginikah interkasiku, ditulis oleh dosen FISIP, Hascaryo. Kisah menarik tentang mahasiwa yang kehilangan penglihatan namun tetap berjuang di ujian,
ditulis oleh dosen UPBJJ-UT Palembang, Steven Anthony. Ia juga menulis artikel penyemangat tentang pembelajaran di daerah terpencil. Welli, dosen FMIPA berbagi informasi tentang formalin sebagai bahan pengawet pangan. Di bidang ilmu komunikasi, ada artikel dari Irsanti, dosen FISIP, tentang kerangka akuntabilitas pers Indonesia dan komunikasi atau bukan? Untuk matematika, artikel Sitta (dosen FMIPA) juga dapat Anda simak, yaitu mengenai software untuk matematika dna statitiska. Pepi (dosen FMIPA) menulis tentang pelatihan kewriausahaan, dan Irma (dosen Fekon) menulis kisah tentang Ikatan Akuntan Indonesia. Cerita tentang website ditulis oleh Doddy Kusmayadi (Dosen FKIP). Adapun artikel tentang pengawasan persediaan ditulis oleh Meirani Harsasi (Dosen FEKON), serta diferensiasi numerik (Haholongan - dosen FMIPA). Dewi Juliah (dosen FMIPA) memaparkan materi tentang teknik menghitung peluang dan menentukan distribusi peluang dan pentingnya tracer study. Satu lagi, cerita dari mahasiswa UPBJJ-UT Yogyakarta, Ajisaka, mengenai OSMB di wilayah itu dan tips menangani anak underachiever (Mukti Amini - dosen FKIP). Selamat membaca.
Mewakili teman-teman di redaksi Komunika, saya ingin bercerita sedikit kepada Anda, pembaca setia Komunika. Komunika berbentuk tabloid seperti yang Anda pegang saat ini, akan menjadi bentuk terakhir. Di edisi berikutnya, Komunika akan hadir ke hadapan Anda, pembaca tercinta, dalam bentuk majalah. Majalah yang akan tampil edisi depan, bukan seperti majalah Komunika yang pernah terbit dulu, beberapa tahun lalu. Majalah Komunika yang ini, tampil beda. Di kalangan tim redaksi, Kami menyebutnya sebagai majalah cantik Komunika. Cantik karena parasnya yang memang ayu, dan cantik karena isinya pasti berbeda dari yang kemarin. Ada dua bagian di majalah itu. Kami menyebutnya, dua gepok. Yang pertama gepok gaya hidup. Di gepok gaya hidup, Anda akan disuguhi oleh ragam artikel menarik tentang kesehatan, peluang usaha, karir, profil, teknologi, profesi, etalase, hiburan, inovasi, Indonesia kini, dan pendidikan. Gepok kedua, namanya gepok tutorial. Nah, kalau yang di sini, materinya lebih banyak bersinggungan dengan materi perkuliahan mahasiswa UT. Tapi jangan khawatir, Kami akan berusaha untuk menampilkan
sajian tulisan yang benar-benar soft. Artinya, tidak selalu materi perkuliahan disampaikan dengan cara ‘galak’ dan ‘kaku’, bukan? Kalau masih bisa lembut, kenapa tidak. Jadilah pembaca, nantinya akan ada majalah Komunika yang - kalau dibaca sekilas dua kilas - mirip majalah remaja atau majalah hiburan yang sering Anda temui. Sekarang bicara alasan, mengapa harus beralih ke format majalah (lagi)? Dasarnya begini, pimpinan UT menginginkan adanya satu bentuk media informasi bagi mahasiswa UT dan masyarakat umumnya, namun yang benar-benar mudah dipahami isinya oleh pembaca. Oleh karena itu, dirangkullah majalah Tempo untuk mendidik tim Komunika guna mewujudkan harapan itu. Dan ternyata tidak gampang. Tim Komunika harus jungkir balik, pusing ini-itu, ikut pelatihan yang diisi oleh para pimpinan redaksi Tempo dan reporternya. Yang mereka sampaikan, tentu bagus sekali materinya. Sekarang tinggal Kami. Mampu tidak, paling tidak, mendekati gaya tulisan mereka. Yang berhak menilai siapa lagi kalau bukan Anda. Jika nanti majalah cantik Komunika hadir di tangan Anda, berikan penilaian secara jujur kepada Kami: masih perlu belajarkah
Tabloid KOMUNIKA PELINDUNG Rektor Universitas Terbuka, Tian Belawati.
PENGARAH Pembantu Rektor III, Aminuddin Zuhairi. PENANGGUNG JAWAB Ketua LPPM, Agus Joko Purwanto.
PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA Kepala PAU-PPI Litgasis, R. Benny Pribadi.
Kami? Untuk Anda, baik dosen maupun mahasiswa UT, Anda pun dapat memanfaatkan media emas itu. Tulis dan ceritakan kisah Anda, tentang apapun yang diharapkan dapat memberikan sumbang ide, saran, dan pikiran untuk pembaca lainnya. Caranya, pilih dulu rubrik dari gepok yang ada tadi. Setelah itu, ketik dalam bentuk MS Word, dengan ukuran 1,5 spasi, jumlah halaman maksimal tiga, dan ukuran huruf 11 saja untuk jenis Arial. Gunakan bahasa Indonesia yang mudah dipahami oleh pembaca, dan upayakan sedikit saja istilah asingnya. Kalaupun harus ada, jangan lupa menuliskan padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Setelah selesai, kirimkan artikel Anda melalui email, di hascaryo@ ut.ac.id atau
[email protected]. Jika ada foto-foto bagus yang dapat mendukung substansi artikel, silakan disertakan juga. Begitu tadi cerita saya, mudah-mudahan pembaca Komunika yang setia ini, semakin setia lagi. Dan ini bukan berarti edisi air mata untuk versi tabloid, karena akan ada edisi menawan di majalah Komunika esok. Silakan ditunggu. Salam - hasca.
ALAMAT REDAKSI: Gedung PAU - PPI Universitas Terbuka, Lt. II. Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe, Tangerang Selatan 15418. Telepon : (021) 7490941 pesawat 2417, 2418. Faximile : (021) 7434591. STT : No. 109/SK DITJEN PPG/ STT/1987 Tanggal 18 Februari 1987. ISSN : 0215-1073.
DEWAN REDAKSI Ketua, Hascaryo Pramudibyanto. Redaktur Yuli TEA, Sekretaris, Vika Ariyani Anggota: Sitta Alief Farihati, Heni, Mukti Amini, Diki, Olivia Idrus, Wida, dan Asmara I. Tarigan.
Dewan Redaksi Tabloid Komunika @2011 2
KOMUNIKA No. 51 / Tahun XVII / 2011
TATA LETAK Layouter, Yana Mulyana Fotografer, M. Salahudin. Penerbit, Universitas Terbuka.
KALENDER AKADEMIK
KALENDER AKADEMIK UNIVERSITAS TERBUKA ( Juli - Desember 2011 ) PROGRAM PENDAS (PGSD DAN PGPAUD)
PROGRAM NONPENDAS TANGGAL
KEGIATAN
11 Juli
Pengumuman Hasil Ujian 2011.1
26 Juli
Batas Akhir Penentuan Calon Lulusan Periode III Tahun 2011
2 Ags
Penetapan Lulusan Periode III Tahun 2011
15 Ags
Pengumuman calon peserta TAP 2011.2
4 Sep - 11 Sep
Orientasi Studi Mahasiswa Baru 2011.2
4 Sep
Dies Natalis Universitas Terbuka
4 Sep - 30 Okt
Tutorial Tatap Muka 2011.2
5 Sep
TANGGAL
KEGIATAN
19 Jul
Batas Akhir Penentuan Calon Lulusan Periode III Tahun 2011
26 Jul
Penetapan Lulusan Periode III Tahun 2011
4 Sep
Dies Natalis Universitas Terbuka
5 Sep
Pengumuman Hasil Ujian 2011.1
3 Okt
PROGRAM PASCASARJANA (MASA REGISTRASI 2011.2) MASA REGISTRASI 2011.2 1 Mei-22 Mei 2011
KEGIATAN Pendaftaran Mahasiswa Baru I
29 Mei 2011
Tes Masuk I
12 Jun 2011
Pengumuman Hasil Tes Masuk I
Batas Akhir Pembayaran SPP 2011.2
5 Jun - 19 Jun 2011
5 Okt
Batas Akhir Registrasi (Penyerahan TBS) 2011.2 ke UPBJJ-UT
Pendaftaran Mahasiswa Baru II
Batas Akhir Pembayaran SPP 2011.2
26 Jun 2010
Tes Masuk II
19 Sep
Batas Akhir Penentuan Calon Lulusan Periode IV Tahun 2011
10 Jul 2011
7 Sep
Batas Akhir Registrasi (Penyerahan TBS) 2011.2 di UPBJJ-UT
19 Sep
Pengumuman Hasil Tes Masuk II
Pengumuman calon peserta Ujian TAP 2011.2
2 Ags 2010
13 Sep
Batas Akhir Penentuan Calon Lulusan Periode IV Tahun 2011
Batas Akhir Pembayaran SPP
26 Sep - 2 Okt
Orientasi Studi Mahasiswa Baru 2011.2
31 Jul 2011
27 Sep
Penetapan Lulusan Periode IV Tahun 2011
Batas Akhir Registrasi (Penyerahan TBS)
5 Ags 2011
2 Okt - 27 Nov
Batas Aktivasi Online
Tutorial Tatap Muka 2011.2
6-7 Ags 2011
Orientasi Studi Mhs Baru
16 Okt - 27 Nov
Tutorial Online 2011.2
8 Ags - 31 Okt
Tutorial Online (Tuton)
18 Okt *)
Wisuda Periode III Tahun 2011
8 Ags 2011
Inisiasi 1
22 Nov *)
Wisuda Periode IV Tahap I Tahun 2011
23 Ags 2011
Inisiasi 2 Tugas 1
29 Nov *)
Wisuda Periode IV Tahap II Tahun 2011
5 Sep 2011
Inisiasi 3
30 Nov - 2 Des
Pengambilan Kartu Tanda Peserta Ujian (KTPU) 2011.2
12 Sep 2011
Inisiasi 4 Tugas 2
23 Sep 2011
Inisiasi 5
5 Okt 2011
Inisiasi 6 Tugas 3
17 Okt 2011
Inisiasi 7
24 Okt 2011
Inisiasi 8 Tugas 4 (Khusus MM Online)
28 Ags - 31 Okt 2011
Tutorial Tatap Muka (TTM) (Khusus Mahasiswa Reguler)
28 dan 29 Ags 2011
TTM1 & Penyerahan Tugas 1
18 dan 19 Sep 2011
TTM2 & Penyerahan Tugas 2
9 dan 10 Okt 2011
TTM3 & Penyerahan Tugas 3
30 dan 31 Okt 2011
TTM4 & Penuntasan Tugastugas
5,6,13,14 Nov 2011
Ujian Akhir Semester (UAS)
17 Sep - 5 Nov
Tutorial Online 2011.2
27 Sep
Penetapan Lulusan Periode IV Tahun 2011
18 Okt *)
Wisuda Periode III Tahun 2011
2 - 5 Nov
Pengambilan Kartu Tanda Peserta Ujian (KTPU) 2011.2
13 dan 20 Nov
UAS 2011.2
10 Nov
Batas Akhir Mahasiswa mengirim Lap. Praktek/Praktikum 2011.2 ke UPBJJ-UT
19 Nov
Ujian TAP 2011.2
22 Nov *)
Wisuda Periode IV Tahap I Tahun 2011
29 Nov *)
3,4,5 Des
UAS 2011.2
Desember
Batas Pengiriman Rekapitulasi Nilai Tutorial ke UPBJJ-UT
Wisuda Periode IV Tahap II Tahun 2011-
CATATAN :
*) Dapat berubah, dan akan diumumkan 6 (enam) minggu sebelumnya
2 Jan 2012 19 Okt dan 16 Nov *)
Pengumuman Hasil UAS Wisuda
Widyasari
Simpanlah TBS birumu, Sayang!
Dosen FISIP-UT
T
BS atau Tanda Bukti Setor adalah tanda bukti bahwa mahasiswa UT telah melakukan transaksi keuangan dengan UT melalui BRI atau BTN, salah satunya yaitu membayar SPP. Meskipun mulai masa registrasi 2011.1 sudah diberlakukan Billing System untuk Program Pendas, tapi masih banyak rekan-rekan mahasiswa UT lainnya yang menggunakan TBS. Jadi saran berikut ini tentu masih diperlukan. Nah, apakah selama ini Anda pernah memperhatikan TBS yang Anda gunakan? Ada berapa warna dalam satu bendel TBS itu? Tentu jika Anda memperhatikan, TBS UT terdiri dari tiga warna yaitu lembar putih, biru, dan merah. TBS lembar putih untuk UPBJJ-UT, TBS biru untuk mahasiswa, sedangkan TBS merah sebagai arsip di bank. Nah, seringkali mahasiswa UT setelah membayar SPP lupa menjaga baik-baik TBS birunya. Penting banget enggak sih menyimpan si biru itu? Wah, sungguh sangat penting. Jadi simpanlah dengan baik, jangan sampai lecek, kisut, terbawa oleh orang lain, atau bahkan luntur. Kenapa penting? Karena TBS bermanfaat di kala mahasiswa: 1) ketemu dengan yang namanya kasus nilai. Sungguh sangat ribet jika ternyata si biru itu tidak ada. Tidak ada bukti kuat untuk komplain. Contoh seperti ini, mahasiswa merasa mengikuti ujian matakuliah X ternyata nilai tidak kunjung keluar. Jika mahasiswa tersebut menanyakan ke UPBJJUT dan melampirkan TBS biru tentu akan diketahui penyebabnya berdasarkan TBS tersebut. Bisa jadi kasus nilai disebabkan tidak melakukan registrasi matakuliah X yang diujikan atau salah menulis kode matakuliah dalam LJU dan tidak sesuai dengan matakuliah yang diregistrasi dalam TBS. Nah, bagaimana jika tidak ada TBS, sungguh sangat repot kan?Anda nanti dikira mengada-ngada; 2) kurang bayar SPP. Ini menyebabkan nama mahasiswa tidak tercantum dalam peserta ujian. Ternyata setelah dicek TBS-nya jumlah uang yang dibayarkan ke bank tidak sesuai dengan biaya SPP yang ditentukan atau jumlah SKS yang diambil. Dengan kata lain uangnya kurang. Bisa juga karena mahasiswa tidak membayar uang Administrasi Rp.60.000 (khusus mahasiswa semester lepas/Aktif Lewat Masa Studi. Sebagai jalan keluarnya adalah mahasiswa harus melunasi pembayaran matakuliah dengan melampirkan TBS yang lama; 3) matakuliahnya yang diregistrasi tidak ter-key in ke sistem data mahasiswa. Akibatnya nama mahasiswa tidak tercatat ke dalam peserta ujian. Jika menemui kasus seperti ini mahasiswa dapat mengisi Format Keluhan Pelanggan dan melampirkan TBS ke UPBJJ-UT setempat. Kemudian diteruskan ke UT Pusat untuk selanjutnya UT akan mengembalikan uang ke mahasiswa. Nah, bayangkan jika tidak ada TBS, uang mahasiswa sulit balik, rugi kan? Oleh karena itu, simpanlah TBS Anda bagaikan jimat kesayangan.
No. 51 / Tahun XVII / 2011
KOMUNIKA
3
TIPS Pardamean Daulay
Bayar SPP pakai Billing System
D
ari waktu ke waktu, kualitas pelayanan akademik dan nonakademik bagi mahasiswa UT secara berkesinambungan terus dikembangkan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). TIK diyakini dapat membantu kelancaran proses belajar dan membentuk identitas diri mahasiswa UT sebagai pribadi yang mandiri. Salah satu layanan nonakademik yang baru
UPBJJ-UT Surabaya
jumlah SPP sudah terprogram dari UT, mahasiswa tinggal membayar tagihan sesuai dengan yang tertera pada Lembar Bukti Registrasi (LBR). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Selama ini, mahasiswa masih sering melakukan kesalahan dalam pembayaran SPP dengan menggunakan TBS, diantaranya kesalahan menuliskan identitas pada TBS, menuliskan kode mata kuliah, memilih mata kuliah yang mengakibatkan bentrok jam ujian, dan mahasiswa tidak menyerahkan TBS lembar 1 (warna putih) ke UPBJJ. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat berdampak bagi mahasiswa sendiri. Dalam sistem UT, mahasiswa yang tidak melakukan registrasi atau gagal registrasi dengan alasan apapun, maka yang bersangkutan akan kehilangan hak untuk menempuh ujian pada semester berjalan. Melalui Billing System ini diharapkan mahasiswa tidak mengalami berbagai masalah dan kendala dalam proses registrasi mata kuliah sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan mahasiswa dapat lulus tepat waktu. Tabel 1. Perbedaan Pembayaran SPP Melalui TBS dan Billing System
dok. Pardamean
diperkenalkan adalah pembayaran SPP dengan Billing System. Layanan ini diperkenalkan untuk menyempurnakan prosedur registrasi mahasiswa UT yang selama ini menggunakan Tanda Bukti Setor (TBS). Sistem ini mulai diterapkan sejak masa registrasi 2011.1 khusus untuk program Pendidikan Dasar (Pendas), dan secara berkelanjutan diharapkan pada masa registrasi 2011.2 akan diterapkan bagi mahasiswa nonpendas. Dengan adanya Billing System ini maka pembayaran SPP mahasiswa UT tidak lagi menggunakan Tanda Bukti Setor (TBS) dan TBS hanya digunakan untuk jenis pembayaran lainnya. Namun, sebagai suatu layanan inovasi baru, tentu saja diantara mahasiswa kemungkinan ada yang belum akrab dengan Billing System. Berikut ini akan dijelaskan apa itu Billing System dan langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh mahasiswa UT. Pengertian Billing System Billing System adalah cara mengatur dan mencatat segala transaksi yang terjadi. Pada awalnya, sistem ini hanya digunakan dalam bidang usaha yang selalu melakukan transaksi dalam jumlah besar atau bidang usaha yang transaksinya berbentuk abstrak seperti usaha warung internet. Bagi pengusaha warung internet, billing system digunakan untuk memonitor penggunaan dan pemasukan warnet. Sedangkan bagi pengusaha di bidang jasa rumah sakit, billing system digunakan untuk mencatat proses pelayanan, mulai pasien datang hingga pasien pulang. Kemudian menghitung biaya yang harus dibayar pasien secara otomatis, serta memberikan informasi sebagai analisis pengambilan keputusan secara cepat dan akurat. Dengan demikian, billing system merupakan sistem pencatat dan pemonitor transaksi (Wisklopedia, diakses 28 April 2011). UT sebagai perguruan tinggi negeri yang memiliki jumlah mahasiswa tersebar di seluruh Indonesia, berkeyakinan bahwa dengan pemanfaatan billing system akan mampu meningkatkan pelayanan bagi mahasiswa yang ingin melakukan registrasi. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh mahasiswa Pembayaran SPP melalui Billing System sebenarnya tidaklah memiliki perbedaan dengan pembayaran menggunakan TBS. Perbedaan mendasar dan perlu perhatian dari mahasiswa terletak pada penentuan mata kuliah dan jumlah biaya SPP. Jika menggunakan TBS, penentukan mata kuliah dan jumlah biaya SPP yang harus dibayar adalah mahasiswa yang bersangkutan, tetapi melalui Billing System mata kuliah dan
4
KOMUNIKA No. 51 / Tahun XVII / 2011
Sistem TBS
Billing System
1. M a h a s i s w a 1. Menerima Lembar memperoleh TBSBukti Registrasi UT dari UPBJJ(LBR) sebagai UT, BRI atau BTN pengganti Tanda tempat registrasi Bukti setor (TBS) yang selama ini digunakan untuk membayar SPP ke Bank. 2. Mengisi TBS UT 2. M e m e r i k s a dengan lengkap kebenaran isian dan benar sesuai data LBR dan petunjuk pengisian menandatangani yang terdapat pada jika sudah sesuai. lembar belakang TBS-UT 3. Membayar biaya 3. Membayar SPP ke pendidikan dengan Bank BRI atau BTN menggunakan sesuai dengan TBS UT melalui jumlah tagihan Bank BRI atau yang tercantum BTN yang sudah pada LBR. online. 4. M e n y e r a h k a n 4. Menerima LBR TBS-UT lembar 1 yang sudah (warna putih) yang divalidasi Bank telah diisi dan (LBR yang belum divalidasi oleh BRI divalidasi dianggap atau BTN. tidak sah). 5. Petugas UPBJJ- 5. Menyimpan LBR UT mengentry lembar 1 (warna TBS-UT yang telah putih) sebagai bukti divalidasi oleh BRI tanda registrasi atau BTN. mata kuliah.
dok. Pardamean
sebagai pengganti Tanda Bukti setor (TBS) yang selama ini digunakan untuk membayar SPP ke Bank. 5. Membayar SPP ke Bank BRI atau BTN sesuai dengan jumlah tagihan yang tercantum pada LBR. 6. Menerima kembali LBR yang telah divalidasi bank sebagai bukti telah melunasi SPP. 7. Menerima Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). 8. Selesai, yang bersangkutan telah resmi menjadi mahasiswa dan terdaftar sebagai peserta Ujian Akhir Semester (UAS). Untuk mahasiswa lama: 1. Menentukan matakuliah ujian ulang/ perbaikan dan matakuliah paket yang akan diregistrasikan termasuk bila ada matakuliah yang akan diikutkan Sistem Ujian On-line (SUO). 2. Menentukan tempat ujian terdekat. 3. Mengisi form registrasi matakuliah dan menyerahkan ke UPBJJ-UT. Bagi mahasiswa yang tidak sempat ke UPBJJ-UT dapat mengirimkan form registrasi melalui Pos, SMS, fax, email atau media komunikasi lainnya dengan alamat UPBJJ-UT. 4. Menerima langsung atau melalui Pos, LBR yang sekaligus berfungsi sebagai pengganti TBS. 5. Memeriksa kebenaran isian data lembar bukti registrasi dan menandatangani jika sudah sesuai. 6. Membayar SPP ke Bank BRI atau BTN. 7. Menerima LBR yang sudah divalidasi Bank (LBR yang belum divalidasi dianggap tidak sah). 8. Selesai, yang bersangkutan telah terdaftar sebagai peserta UAS.
6. Setelah itu, m a h a s i s w a memperoleh Kartu Bukti Registrasi dari petugas UPBJJ-UT. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh mahasiswa adalah sebagai berikut: Untuk mahasiswa baru: 1. Mengisi berkas registrasi pertama oleh mahasiswa yang bersangkutan dan tidak boleh diisikan oleh orang lain untuk menghindari kesalahan data pribadinya. 2. Menyerahkan berkas registrasi pertama berikut persyaratannnya ke UPBJJ-UT. 3. Menerima print out Lembar Data Pribadi (LDP) dan memeriksa kebenaran datanya, jika terjadi kesalahan entry data pribadi segera menghubungi kembali UPBJJ untuk diperbaiki. 4. Menerima Lembar Bukti Registrasi (LBR)
dok. Pardamean
TIPS
Proses Registrasi Mahasiswa UT (Pembayaran SPP dengan Sistem Tagihan Elektronik)
Sumber : Bagian Registrasi BAAPM, 2011
Tips Pembayaran SPP Lewat ATM
S
alah satu kemudahan bagi mahasiswa UT dalam hal registrasi adalah melakukan pembayaran SPP melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Cara pembayaran SPP menggunakan ATM sebenarnya tidaklah sulit dan tidak memerlukan waktu lama. Bagi mahasiswa yang sudah memiliki kartu ATM, bertransaksi online bukanlah sesuatu yang asing tetapi bagi mahasiswa yang belum memiliki ATM tentu memerlukan informasi ini. Nah, berikut ini akan dijelaskan tips pembayaran SPP lewat ATM. 1. Langkah pertama, pastikan anda Menerima Lembar Bukti Registrasi (LBR) sebagai pengganti Tanda Bukti setor (TBS) yang selama ini digunakan untuk membayar SPP ke Bank.
4. Setelah memasukkan PIN, akan muncul menu Jenis Transaksi, Pilihlah Menu TRANSAKSI LAIN
5. Pada Menu TRANSAKSI LAIN, pilihlah Menu PEMBAYARAN
6. Pada Menu PENDIDIKAN
PEMBAYARAN
,
Pardamean Daulay
UPBJJ-UT Surabaya 9. Setelah itu, akan muncul jendela memasukkan Nomor Billing yang tertera pada LBR Mahasiswa. Tuliskan Nomor Billing sesuai LBR. Tekan benar jika Nomor Billing sudah sesuai dengan LBR.
10. Jika nomor billing yang dimasukkan telah benar, maka akan muncul rincian tagihan sesuai dengan Nomor Billing mahasiswa. Periksa dengan seksama rincian tagihan yang akan dibayar, apakah sesuai dengan LBR. Jika ya, maka klik pilihan YA untuk PROSES PEMBAYARAN.
pilihlah
7. Pada Menu PEMBAYARAN PENDIDIKAN , pilih U T.
11. Setelah PROSES PEMBAYARAN selesai, akan muncul konfirmasi bahwa transaksi telah berhasil. Jika ingin melanjutkan transaksi yang lain, tekan tombol YA , jika tidak tekan tombol TIDAK untuk mengakhiri pembayaran. Silakan mengambil RESI TRANSAKSI, dan sesegera mungkin RESI TRANSAKSI tersebut di-fotocopy, karena RESI TRANSAKSI akan hilang dalam waktu beberapa hari. (dok. pardamean)
2. Langkah kedua, masukkan kartu ATM Anda
8. Pada Menu PEMBAYARAN TERBUKA , pilih SPP ONLINE
UNIVERSITAS
3. Setelah itu, masukkan PIN Anda
No. 51 / Tahun XVII / 2011
KOMUNIKA
5
AKADEMIK
Selesaikan Praktikum IPA setelah Sebulan Sembuh dari Kanker
A
lhamdulillah, saya bersyukur sekali akhirnya saya bisa menyelesaikan laporan praktikum IPA masa registrasi 2010.1 tepat pada waktunya. Rasanya hati ini lega dan siap untuk konsentrasi pada aktivitas lain dan bisa istirahat banyak tentunya. Entahlah, saya merasa dalam praktikum kali ini, tenaga dan waktu saya terkuras habis untuk menyelesaikan laporan praktikum. Sudah begadang, tangan pegal, mata terasa pegal, dan juga tak bisa tidur nyenyak karena ketakutan akan tidak selesainya laporan, menjadi beban yang sangat berat bagi saya. Sebenarnya, dari sejak sekolah menengah atas saya sudah terbiasa melaporkan hasil praktikum saya tiga kali dalam setiap minggunya. Akan tetapi dalam membuat laporan praktikum IPA ini rasanya sangat berat, karena selain banyak judul percobaan yang dipraktikumkan, juga karena bidang Fisika dan Biologi yang tidak terlalu saya pahami, membuat waktu saya tersita dalam membuat laporan, untuk browsing data di internet dan mencari materimateri yang lain untuk bisa membahas hasil praktikum. Sebenarnya saya sempat ragu untuk bisa mengikuti Praktikum IPA kali ini, karena satu bulan sebelum praktikum IPA, baru saja saya sehat dari penyakit kanker ovarium yang sudah saya derita selama delapan bulan yang lalu. Akan tetapi, karena saya selalu merasa bahwa diri saya sehat (walaupun mungkin kenyataannya tidak), akhirnya saya bisa melewati tujuh hari praktikum IPA (dari tanggal 27 Juni sampai 3 Juli 2010) dengan baik. Mungkin karena badan saya belum fit benar, setelah praktikum berakhir, saya harus istirahat di rumah selama empat hari karena sakit akibat kecapekan.
Banyak cerita yang lucu, menarik sekaligus menyebalkan yang saya alami ketika praktikum berlangsung. Hari pertama praktikum, saya datang satu setengah jam lebih awal dari temanteman yang lain. Ternyata jadwal praktikum berubah dan teman-teman yang lain tidak ada yang memberitahu. Untungnya di ruangan dekat laboratorium, akan diadakan suatu acara keIslaman oleh FKMI (Forum Komunikasi Mahasiswa Islam) Universitas Pakuan Bogor dan ternyata panitia di sana sangat ramah dan mengajak saya untuk berbincang-bincang, saya tidak merasa bosan jadinya. Akhirnya saya bertemu dengan teman-teman praktikum untuk pertama kalinya. Saya sempet ge-er karena salah satu teman praktikum sempat mengatakan bahwa saya mirip Luna Maya, he he kasihan Luna Maya sampaisampai dimiripkan dengan saya. Pada hari kedua justru kebalikannya. Saya memprediksikan bisa sampai tepat waktu sampai ke FMIPA Universitas Pakuan Bogor tempat saya praktikum, karena menganggap tidak akan ada halangan berupa macetnya jalan, waktu itu liburan sekolah baru saja dimulai. Akan tetapi, saya salah duga, terjadi kemacetan di banyak titik dan saya harus merelakan diri telat sampai tempat praktikum hampir satu jam. Yang membuat saya makin sedih, karena instruktur praktikum di sana mengatakan: ”Kamu mahasiswa yang tadi telat ya?”. Sontak saya kaget, karena sudah terbayang akan ada pengurangan nilai (mudahmudahan tidak). Hari-hari berikutnya saya selalu tiba satu jam lebih awal dari teman-teman yang lain, sampai-sampai ada yang mengatakan : ”Ibu nginep bukan di laboratorium?” Ada pula cerita menyebalkan. Saya selalu urimg-uringan di laboratorium. Bukan karena percobaan yang sulit, akan tetapi ada salah seorang teman praktikum
Mahasiswa dan Perkembangan dirinya
Junnie NH
Mahasiswa FKIP UPBJJ UT - Bogor yang selalu menggoda, mengganggu, bahkan selalu mendekati saya. Saya sangat kesal sekali karena kerja praktikum saya jadi terganggu. Cerita menyebalkan yang lainnya adalah ketika saya dicap sebagai orang yang cari muka oleh ketua kelompok. Dia berkata seperti itu setelah saya sering bertanya pada instruktur praktikum untuk menanyakan perihal konsep percobaan yang belum saya pahami benar. Walaupun dia sempat minta maaf, tapi saya masih merasa kesal. Kekesalan itu tak berlangsung lama. Esoknya, alhamdulillah saya sudah bisa melupakan kejadian kemarinnya. Ada pula cerita menghebohkan, salah satu teman kami sudah merasa mulas-mulas pertanda mau melahirkan, usia kandungannya memang sudah cukup untuk melahirkan. Teman-teman sampai panik dan membawanya ke bidan. Singkat cerita, ternyata teman kami itu baru pembukaan satu, dan diprediksikan melahirkan sore nanti. Tapi pada kenyataanya, baru seminggu kemudian dia melahirkan. Lebih dari semua itu, yang paling mengesankan dari semua itu adalah para instuktur yang ramah, yang selalu membimbing kami dengan sabar dan senyuman. Selain mereka memberikan fasilitas kampus untuk digunakan sebebas dan seperlu mungkin oleh kita, mereka juga menganggap kami seperti mahasiswa mereka. Terima kasih para instuktur atas bimbingannya, teman-teman atas semua bantuan dan ceritanya, juga Universitas Terbuka atas pengelolaannya yang baik. (dok. google image)
Hascaryo
Dosen FISIP-UT
“S
aya kan sudah mahasiswa, kenapa mesti diatur ini itu?” Pernyataan semacam itu mungkin akan muncul di lingkungan keluarga kita, ketika ada anggota keluarga yang mulai memasuki dunia perkuliahan. Namanya saja mahasiswa. Satu predikat yang hadir dengan berbagai permasalahannya. Masalah utama mahasiswa, sebenarnya adalah pada dirinya sendiri.
Perkembangan yang ia alami merupakan akibat meluapnya gejolak fisik, emosi, kognitif, dan psikosisosial. Prinsipnya, ada beberapa hal yang mendorong perkembangan diri mahasiswa. Dede Rahmat Hidayat dalam sebuah kegiatan Pelatihan Penasehat Akademik beberapa waktu lalu menyatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang tidak ada hentinya. Sejak lahir hingga lanjut usia, perkembangan selalu ikut serta pada diri mahasiswa. Dan semua perkembangan yang ada, akan saling memengaruhi. Misalnya, si Kiki adalah seorang mahasiswa yang oleh teman-temannya dikenal riang, lucu, dan pintar. Tiba-tiba Kiki sakit, sehingga ruang gerak sosialnya pun terbatas. Ia yang tadinya aktif memberikan sanggahan dan penguatan terhadap materi perkuliahan, mendadak diam, tak berucap sedikit pun. Itulah salah satu kenyataan bahwa kondisi fisik seseorang memberikan pengaruh besar terhadap aktivitas sosialnya. Di samping itu, perkembangan pun akan mengikuti pola hidup seseorang dalam gayanya. Perkembangan yang kita capai, merupakan hasil perkembangan pada masa sebelumnya. Yang tadinya Kiki belum mampu menyusun kerangka pemikiran kongkret dalam bentuk tulisan, setelah mengikuti perkuliahan tertentu, ia pun kini mampu mengembangkannya. Namun perlu pula diingat bahwa, perkembangan Kiki tersebut belum tentu sama dengan yang dialami oleh Mansur. Mungkin saja Mansur membutuhkan waktu lebih lama untuk menyusun kerangka pemikiran kongkret sebuah tulisan. Hal semacam ini tentu tidak boleh disalahkan sebab prinsip perkembangan pun melegalkan prinsip perkembangan seseorang atas dasar ketersediaan waktu dan tempo yang beragam. Begitu juga dengan ciri khasnya. Untuk mencapai fase pemahaman terhadap sebuah konsep perkuliahan, Kiki hanya membutuhkan waktu sekejap setelah dosen pengampu mata kuliah terkait, cukup sekali saja menjelaskannya. Sebaliknya, tubuh Mansur akan mengalami demam cukup tinggi untuk memahami konsep yang sama. Yang demikian ini juga wajar adanya. Eksrepsi fisik apapun yang ditunjukkan oleh pelaku perkembangan diri, merupakan ciri individual yang tak dapat disangkal. Dan memang, individu normal pastilah akan mengalami perkembangan diri sesuai dengan fase dan kemampuannya. Adapun faktor yang memengaruhi perkembangan seorang mahasiswa, dapat tampak pada adanya perbedaan individual yang muncul. Kiki dan Mansur yang sama-sama mengenyam pendidikan di semester VI akan memiliki gaya yang berbeda ketika dihadapkan pada satu masalah. Teknik penyelesaian masalahnya pun akan berbeda, utamanya bergantung pada latar belakang pengalaman individu mereka. Aspek heereditas atau pembawaan pun menjadi hal penting dalam membawa diri. Aspek ini merupakan turunan biologis orang tua mereka. Aspek yang lain adalah lingkungan dan kematangan. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah hal yang ada di luar individu mahasiswa. Sekali lagi, keluarga menjadi lingkungan utama yang memberikan andil besar terhadap perkembangan konsep diri mahasiswa. Sementara itu, aspek kematangan merupakan urutan perubahan yang sifatnya teratur dan genetik. Hal-hal yang biasanya terhubungan dengan aspek ini adalah usia, perubahan fisik, pola perilaku, dan keterampilan. Lain lagi jika mahasiswanya masih berusia remaja tanggung. Mau dimasukkan kategori remaja, ternyata sudah kuliah. Dimasukkan kategori dewasa, namun perilakunya masih remaja. Yang seperti ini justru merepotkan. Secara fisik, kelompok ini berada pada puncak kesehatan. Mereka akan terus aktif memroduksi keringat dan memeras otaknya untuk meluapkan energi yang terpendam. Kekuatan fisik, daya tahan, dan energi menjadi andalan kelompok ini. Fungsi motorik dan sensoriknya pun berada dalam taraf bagus. Di sisi kognitif, kelompok ini sudah mulai menemukan upaya pemecahan masalah yang membelitnya. Ia akan mencari teman untuk mencurahkan permasalahan. Di kelompok inilah muncul sebuah fase hidup mahasiswa, yaitu fase postformal. Sebuah fase yang menuntut seseorang untuk bersikap lebih terbuka, fleksibel, adaptif, dan individualistis. Dasarnya adalah adanya kemampuan intuisi, emosi, dan logika yang dihadapkan pada realitas hidup. Oleh karena biasanya terbentur pada aspek ambiguitas, maka individu dalam kelompok inipun akan menghadapi situasi yang menyebabkan ia tidak konsisten, tidak pasti, kontradiktif, dan terhindar dari kesempurnaan.
6
KOMUNIKA No. 51 / Tahun XVII / 2011
RAGAM
Berselaras diri di interaksi sosial
Hascaryo
Dosen FISIP-UT
Seperti tayangan iklan di televisi, kisah berikut ini juga mirip dengan itu. Ada seorang pegawai, Gabrus, sedang tiduran di empang ikan milik bapaknya. Angin lembut bertiup, ia pun tertidur. Dan mimpi pun hinggap. Gabrus merasa didatangi sosok berbentuk Aladin, seorang tokoh kartun yang mampu mewujudkan mimpi siapapun. Dalam tiga kali penawarannya, Gabrus menyahut dan ingin menjadi pria kaya. Langsung terwujudlah keinginannya. Kedua, Gabrus ingin punya isteri cantik, dan Aladin pun memenuhinya. Terakhir, Gabrus ingin berkulit putih dan disukai wanita. Aladin mewujudkannya, dan Gabrus pun berubah menjadi: tahu! Tergagap ia bangun dari tidurnya, Gabrus ternyata sudah berada di tengah pasar dan dikerubuti kaum ibu dalam keadaan kenyal, siap goreng.
C
uplikan tadi mengilustrasikan sebuah interaksi sosial. Satu bentuk interaksi yang membutuhkan kehadiran pihak lain untuk merealisasikan harapan. Harapan untuk didengar, direspons, maupun dibiarkan. Ini jadi bukti bahwa kita tidak bisa sendiri. Dalam hal apapun. Memang, seseorang dibebaskan untuk melakukan kontak sosial dengan siapapun. Bahkan, kalau ia harus hidup sendiri pun, nantinya juga akan butuh makhluk lain untuk menyelaraskannya. Termasuk juga dengan binatang. Satu kerepotan lagi dialami oleh pria bernama Gabrus tadi. Ini kisahnya. Ketika hari masih siang, Gabrus dimintai tolong oleh isterinya untuk membeli ikan lele. Maksud si isteri, Monika Mokagak, ikan tersebut akan dijadikan santap malam keluarga, lengkap dengan sambal dan lalapnya. Oleh karena Gabrus juga menyukai dan menyayangi ikan lele, ia pun bergegas pamit, “Bu, aku berangkat beli lele”. “Kenapa nggak naik motor?”, tanya Monika. “Naik angkot aja, kasihan motornya. Kan tadi habis dicuci…”, sergah Gabrus. Sejenak kemudian, Gabrus sudah di dalam angkot. Tiba-tiba di perempatan Parung, naiklah seorang perempuan. Mata Gabrus seketika terbelalak. “Inah? Kamu Inah, kan?”, tanya Gabrus pada perempuan berjilbab tadi. “Bang Gabrus….idiiiiiih lama banget Bang kita nggak ketemu…Ke mana aja?”, jawab Inah. “Kerja Nah, pulangnya malam mulu. Udah gitu, di rumah masih ngurus isteri. Manja, Inah….nggak kayak kamu…”, mulailah Gabrus membeberkan dekil isterinya. Inah memang pernah hinggap di hati Gabrus. Tidak begitu lama, tapi cukup menyengat dan mengesankan. “Aku tadinya mau ke Mal Lebak Bulus, Mas. Tapi jadi malas, begitu ketemu Mas Gabrus. Jalan aja yuk…”, pinta Inah. Antara menerima dan mengiyakan, Gabrus pun mau. “Ayo…”, bisik Gabrus lantaran ia pun berpikir, kapan lagi bisa jalan dengan Inah, sementara isteri di rumah manjanya minta ampun. Menjelang sore, Gabrus baru ingat bahwa ia dimintai tolong untuk membeli ikan lele. Gabrus menyergah, “Inah, aku pamit dulu ya. Aku lupa kalau harus ada pertemuan RT”, kilahnya. “Iya deh, Mas. Kapankapan kita koling-kolingan lagi lewat hape. Mas masih simpan nomorku, kan?”, tanya Inah. “Masih…masih… tenang aja..”, ucap Gabrus sambil menyeka keringat. Setelah membeli ikan lele sebanyak dua kilo, Gabrus pun naik angkot lagi menuju rumah. Begitu turun dari angkot, tas kresek yang ia bawa berlobang dan berhamburanlah ikan tersebut. “Waduh….hush….hush…ayo cepat, bentar lagi juga sampai rumah…hush…hush…”, teriak Gabrus sambil menggiring ikan lele menuju pekarangan rumah. Gabrus tidak rela jika harus mencekik dan
Mandiri di Semua Lini
memasukkan ikan lelenya ke dalam tas kresek baru, karena ia adalah sosok pria penyayang ikan lele. Dari dalam rumah, Monika mendengar suara Gabrus sayup-sayup di tengah suara jengkerik malam. “Oalah…Mas Gabrus, Mas Gabrus!” Kapan saya bisa masak ikan lele itu, kalau Mas dari tadi nggiring ikan lele dari tempat yang jualan sampai ke rumah kita?”, keluhnya.
Justru yang atas dasar ‘katanya’ inilah, yang terkadang menimbulkan friksi dan fitnah. Apabila kita peduli dengan lingkungan kita, tentu kita akan mengupayakan pemerolehan informasi aktual dan terbarukan dari lingkungan kita. Bandingkan dengan bentuk kepedulian Gabrus berikut ini.
Itu tadi contoh ilustrasi interaksi sosial antara manusia dengan binatang. Meskipun tampak konyol dan menyebalkan, tetapi hal itu memang terjadi. Apabila diintegrasikan dengan bentuk interaksi sosial yang ada dalam ilmu komunikasi, kita dapat mengenali dua jenis interaksi sosial, yaitu primer dan sekunder. Yang primer, kontak sosialnya berjalan secara langsung antarindividu, atau individu dengan kelompok. Adapun yang sekunder, seseorang akan membutuhkan peran mediator atau perantara, termasuk perangkat teknologi. Tanpa bermaksud mencari-cari alasan, Gabrus pun sebenarnya dapat memanfaatkan sarana telepon genggamnya untuk memberitahu isteri bahwa ia pulan terlambat. Sebuah kebiasaan yang dapat dilakukan oleh siapapun dengan maksud memudahkan proses komunikasi.
Di rumah, ia mengeluh ke isterinya, Monika Mokagak tadi, bahwa dirinya tidak bisa merasakan jika pada saat tertentu, ia (maaf) kentut. Gabrus tidak bisa mendengar dan mencium bau itu. Ia hanya mampu merasakan getarannya. Monika pun mengkhawatirkan kondisi pria pujaannya. Gabrus dibawa ke dokter spesialis. Lokasinya tidak begitu jauh dari rumahnya, sekitar dua kilometer saja. Dengan mengendarai motor melewati jalan rusak, semakin memicu derasnya angin dari perutnya.
Toh, telepon genggam sudah bukan lagi barang mahal. Malah, satu orang bisa punya dua hingga tiga telepon genggam. Terlepas dari masalah bahwa, yang aktif hanya satu saja. Atau, yang satu untuk keperluan di luar urusan kantor. Keluarga, misalnya. Konsep tentang interaksi sosial, juga tetap membutuhkan kepedulian. Utamanya kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Ada kepedulian yang memang harus kita melakoni atau mencontohkannya, ada juga yang bergantung pada orang lain. Kalau kita yang harus melakoni, misalnya, kita memberikan teladan kepada teman di ruang kerja kita bahwa upacara bendera itu penting. Bukan karena momen yang diperingati, namun lebih karena ada unsur silaturahmi dan pembelajarannya. Silaturahmi karena kita akhirnya dapat bertemu dengan teman kerja, yang selama ini jarang ketemu meskipun dalam satu institusi yang sama. Pembelajaran, karena dalam momen tersebut kita akan mendengar secara langsung arahan dari pimpinan. Bukan atas dasar ‘katanya’.
Setelah puasa sebulan penuh, Gabrus pun seperti orang kesurupan: main bedug untuk takbiran semalam suntuk sambil makan singkong goreng. Esoknya, ia baru sadar bahwa ia mulai tidak bisa mendengar suara dan mencium bau apapun. Mungkin THT sakitnya, telinga, hidung, dan tenggorokan. Untuk tenggorokan, ia aman. Telinga karena ia terlalu dekat dengan bedug, dan hidung karena memang buntu karena sakit pileknya sudah beberapa hari ini tidak kunjung sembuh.
Di depan dokter, ia pun menceritakan kisahnya. Dokter mengatakan, singkong memang merupakan salah satu makanan yang bisa memercepat proses kentut. “Justru itu tidak apa-apa”, tandas dokter. “Tapi saya tidak bisa dengar dan mencium baunya, Dok. Seperti sekarang ini, pas di depan dokter ini”, imbuh Gabrus. Sambil menghela nafas, dokter pun memberikan obat untuk telinganya yang buntu. Obat yang diresepkan untuk lima hari, langsung memberikan efek bagus untuk telinga Gabrus. Ia pun kembali ke dokter untuk kontrol. Oleh dokter spesialis tadi, ia pun kemudian diberi resep lagi untuk pembelian obat pelega hidung. Barulah lima hari setelah habis obat hidungnya, Gabrus sadar bahwa selama ini angin yang ia keluarkan telah membaui dan menyebabkan suara tidak merdu di sekitarnya.
Apabila dalam ilmu komunikasi, aspek kerja sama (cooperation) juga merupakan bentuk interaksi social. Dalam kerja sama, ada kepentingan yang tersembul di dalamnya. Kepentingan tersebut memiliki tujuan, seperti untuk gotong royong, bargaining, cooptation, coalition, dan joint venture. Hal apa saja yang ada dalam tujuan kepentingan interaksi sosial itu, akan kita bicarakan pada edisi Komunika berikutnya. Salam.
Hascaryo
Dosen FISIP-UT
M
ahasiswa UT adalah mahasiswa mandiri. Kalimat itu sudah lama didengungkan, meskipun masih ada saja mahasiswa UT yang bermanja-manja dan menggantungkan kebutuhannya pada pihak lain. Apabila seseorang sudah memasuki usia kuliah, tentu pengalaman dan pengetahuannya lebih baik daripada kalangan remaja atau bahkan anak-anak yang belum terbiasa dengan hidup mandiri. Kekayaan berupa pengalaman dan pengetahuan inilah yang seharusnya dijadikan modal oleh mahasiswa UT untuk bertindak secara mandiri. Kemandirian tersebut meliputi : 1. Saat pendaftaran diri, sebaiknya mahasiswa UT sudah belajar mandiri. Pengisian data pribadi pada saat melakukan registrasi sebagai salah satu buktinya. Apabila data pribadi saja diisikan oleh orang lain, tentu hasilnya akan berbeda apabila ditulis sendiri oleh yang bersangkutan. Dengan begitu, kesalahan yang terjadi di kemudian hari pun tidak akan dilemparkan kepada pihak lain yang sudah bersedia membantu Anda mengisi data pribadi awal. 2. Begitu juga dengan pengisian tanda bukti setor (TBS) mahasiswa UT. Mulai dari mengisi data di TBS hingga membayarnya di kantor bank yang sudah ditunjuk, lakukanlah secara mandiri. Perhatikan dengan seksama, nama dan NIM Anda. Jangan sampai ada yang keliru, hingga akhirnya berakibat pada ditolaknya Anda sebagai peserta ujian karena ada kesalahan pengisian nama mata kuliah. Begitu juga dengan kode mata kuliah, tuliskan secara jelas. Tanggal atau batas waktu registrasi pun harus Anda ingat. Keterlambatan yang disebabkan oleh kelalaian mahasiswa dalam pembayaran uang kuliah, meskipun hanya lima menit dari batas waktu layanan bank, secara otomatis akan ditolak. Kerugian inilah yang harus Anda tanggung, paling tidak dari sisi waktu. Anda harus menunggu enam bulan lagi untuk dapat mengikuti semester berikutnya. 3. Setelah menerima TBS yang sudah dilegalisasi oleh pihak bank, periksa ulang tanda pengesahannya. Yang ini juga secara mandiri. Setelah itu, simpan baik-baik TBS itu ke dalam map tersendiri yang khusus hanya untuk urusan Anda kuliah di UT. Jangan ditunda hingga besok. 4. Setelah itu, serahkan TBS tersebut kepada pengurus pokjar atau langsung kepada UPBJJ-UT untuk dilakukan validasi internal UT. Proses ini sangat penting karena akan berdampak pada tercatat atau tidaknya Anda sebagai peserta perkuliahan dan ujian semester ini. Harus mandiri lagi? Iya, benar. Yang ini pun Anda harus melakukannya sendiri. Artinya, untuk memastikan bahwa TBS Anda sudah dikey in oleh UPBJJ-UT, Anda boleh melakukan pengecekan secara rutin melalui telepon atau datang langsung apabila lokasi Anda cukup dekat dengan kantor UPBJJ-UT. Dari tahap inilah, Anda akan mendapatkan kartu bukti registrasi (KBR) yang sejak periode 2010.2 ini mulai diterbitkan untuk lebih menertibkan sistem administrasi. Sebelum pelaksanaan ujian, mahasiswa UT akan memeroleh kartu ujian yang isinya sama dengan KBR tadi. Bedanya hanya di judul kartu. Yang ini, namanya kartu tanda peserta ujian (KTPU). Kertas, jenis huruf, dan format substansinya pun mirip. Oleh karena itu, telitilah bawaan Anda sebelum berangkat ke lokasi ujian. Ada kalanya mahasiswa UT salah membawa bukti diri ketika ujian. Mereka justru membawa KBR, dan bukan KTPU. 5. Ujian yang Anda ikuti, juga harus dilakukan secara mandiri. Kemandirian dalam ujian sifatnya mutlak. Pelanggaran apapun yang Anda lakukan, tidak akan ditoleransi oleh pengawas ruang, pengawas pendamping, dan pemantau ujian. Tanpa bermaksud menciptakan suasana ujian yang ekstrim, namun perlu Anda pahami bahwa kegiatan ujian suatu bentuk aktivitas sakral di UT. Semua orang yang terlibat dalam kegiatan ujian harus tunduk pada waktu dan aturan yang sudah ditetapkan. Termasuk dalam hal ini adalah masalah kemandirian selama mengikuti pelaksaan ujian. 6. Ujian selesai, nilai pun keluar. Nilai yang Anda peroleh, apabila masih bermasalah, segeralah mengurusnya melalui pengurus pokjar atau datanglah ke UPBJJ-UT. Sekali lagi, lakukan semua ini secara mandiri, agar Anda mengetahui kendala apa yang menyebabkan tidak lengkapnya nilai Anda. Semua urusan nilai selesai dan Anda memeroleh kesempatan yudisium lebih awal? Itulah prestasi Anda sebagai mahasiswa mandiri yang sebenarnya. 7. Untuk mendaftarkan diri sebagai calon wisudawan pun Anda harus mandiri agar dalam pelaksanaan upacara wisuda nantinya, Anda tidak mengalami kendala dan ijazah Anda tidak salah dalam penulisan data pribadinya. No. 51 / Tahun XVII / 2011
KOMUNIKA
7
PERISTIWA Yuli Tirtariandi EA
Demokrasi Tak Harus Langsung
P
elaksanaan pemilukada (pemilihan umum kepala daerah) secara langsung yang telah berlangsung beberapa tahun terakhir nampaknya perlu ditinjau ulang. Hal ini dikarenakan beberapa ekses negatif yang menyertai pelaksanaan pemilukada seperti praktek politik uang, konflik antar pendukung, kurangnya netralitas PNS dan sebagian aparat penyelenggara pemilukada, politisasi birokrasi, mahalnya biaya pemilukada, hingga kurangnya kapabilitas calon terpilih. Hal tersebut dikemukakan oleh Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri Prof. Dr. Djohermansyah Djohan, MA dalam paparannya pada Seminar Wisuda UT Periode IV Tahap I Tahun 2010 belum lama ini. “Akar dari berbagai masalah yang timbul dalam pemilukada adalah karena kurang bagusnya desain sistem pemilukada baik yang terdapat dalam UUD 1945 maupun UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Banyak aturan yang tumpang tindih dan kurang jelas, saling bertentangan dan tidak konsisten. Hal ini diperparah dengan lemahnya kapasitas kelembagaan, rendahnya kompetensi dan integritas petugas penyelenggara pemilukada, kurang jelasnya pengaturan dana pemilukada, singkatnya waktu kampanye dan lemahnya pengetahuan politik pemilih,” urai Djohermansyah. Menurut pria yang juga merupakan salah satu penulis bahan ajar di UT ini, beberapa aturan yang krusial itu adalah Pasal 18 ayat (4) UUD 1945. Pada pasal tersebut dinyatakan bahwa gubernur, bupati, dan walikota dipilih secara demokratis, tetapi tidak dijelaskan secara eksplisit apakah mereka dipilih secara langsung, dan tidak disebutkan apakah wakil kepala daerah juga dipilih secara demokratis. Kemudian dalam Pasal 22 ayat (2) UUD 1945 disebutkan bahwa Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, dan DPRD. Tidak disinggung tentang Pemilu untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah. Lebih jauh dalam presentasinya yang berjudul “Modernisasi Pemerintahan Daerah Melalui Penguatan Aktor Pemerintahan Lokal” tersebut, pria kelahiran Padang 54 tahun lalu ini juga menyinggung tentang kehadiran UU 32 tahun 2004 yang sudah direvisi dua kali. Menurutnya, meskipun sudah ada UU 32 tahun 2004 tetapi banyak persoalan belum bisa diatasi. Misalnya pemekaran daerah otonom masih terus berlanjut. “Raja-raja kecil masih bercokol di daerah. Kemudian konflik antara gubernur dengan bupati/
DOSEN FISIP-UT walikota masih t e r j a d i . Diperparah lagi dengan konflik antara kepala daerah dengan pemerintah pusat, kepala daerah dengan wakil kepala daerah. Selain itu, posisi g u b e r n u r sebagai wakil pemerintah pusat masih lemah,” ujarnya.
L a n t a s bagaimana cara mengatasi hal itu semua? Dalam dok. candra P2M2 penutupnya, Djohermansyah yang juga merupakan dosen IPDN ini menerangkan beberapa langkah yang akan dicoba diterapkan Ditjen Otonomi Daerah, yakni : menghentikan pemilukada langsung, menghapus aturan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah secara satu paket karena tidak dikenal dalam UUD 1945. Penghapusan aturan tersebut dikarenakan tingginya potensi konflik setelah mereka berdua menduduki jabatan. Ditambahkan Djohermansyah, wakil kepala daerah sebaiknya tidak dipilih tetapi diusulkan oleh kepala daerah, dan dipilih dari PNS yang memenuhi syarat. “Untuk daerah besar maka wakil kepala daerahnya bisa lebih dari satu. Sedangkan untuk daerah kecil tidak diperlukan wakil kepala daerah,” imbuhnya. Langkah ketiga yang akan dilakukan oleh pihaknya adalah memperkuat posisi gubernur sebagai wakil pemerintah di daerah melalui pemberian perangkat dan penambahan tugas pemerintahan umum untuk menjamin pelaksanaan peraturan perundangan, termasuk mengkoordinasikan perencanaan dan alokasi pembiayaan (DAK dan dana dekon) untuk kegiatan pemerintah pusat di daerah, serta pembinaan dan pengawasan umum terhadap Perda, kelembagaan dan kepegawaian. Setelah menyampaikan paparan, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Beberapa calon wisudawan yang menjadi peserta seminar sempat menyampaikan beberapa tanggapan serta pertanyaan kritis dan menggelitik. Misalnya salah
seorang calon wisudawan mengomentari tentang politik uang. Menurutnya, jika ada calon kepala daerah yang memberikan uang maka diambil saja tetapi jangan memilih calon yang bersangkutan. Menanggapi hal ini, Djohermansyah mengatakan bahwa kita tetap tidak boleh menerima uang tersebut. “ Yang benar adalah jangan ambil uangnya dan jangan pilih dia,” tegas pria yang meraih gelar doktornya dari Unpad ini. Pembangunan Karakter Pada kesempatan Seminar Wisuda kali ini juga ikut menjadi pembicara utama adalah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, MA. Dalam materinya bertajuk “Pendidikan Nasional dan Pembangunan Karakter Bangsa”, Armida menjelaskan tantangan pembangunan karakter bangsa saat ini adalah memelihara dan melestarikan nilai-nilai tradisi luhur seperti cinta tanah air, nilai solidaritas sosial, dan keramahtamahan yang menjadi identitas budaya dan berfungsi merekatkan persatuan bangsa dalam segenap aspek kehidupan masyarakat. “Pembangunan pendidikan nasional yang merata, berkualitas dan relevan memegang peran penting dalam meningkatkan SDM untuk mewujudkan jati diri dan karakter bangsa yang berdaya saing dan mandiri,” urainya. Ditekankannya, karakter bangsa Indonesia yang diharapkan sesuai UU no 17 tahun 2007 adalah tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, berbudi luhur, toleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi iptek berdasarkan Pancasila, serta dijiwai iman dan takwa kepada Tuhan YME. Dalam kaitannya dengan prioritas dan sasaran peningkatan daya saing, maka kebijakan pemerintah adalah meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan, lanjut Armida, akan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan menciptakan lapangan kerja dan menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. “Bagaimanapun pendidikan adalah suatu alat efektif untuk meningkatkan kualitas SDM berupa pengetahuan, kemampuan, karakter/ kepribadian yang unggul dan berdaya saing tinggi yang dibutuhkan Indonesia dalam menghadapi era globalisasi,” tukasnya.
Pro Kontra Penggunaan Formalin Sebagai Bahan Pengawet Pangan
Welli Yuliatmoko
Dosen FMIPA
S
iapa yang tidak kenal formalin? Bahan kimia ini sempat menghebohkan dunia industri pangan. Hampir semua stasiun TV di Indonesia berlomba untuk memberitakannya. Di era 2004-2005, formalin menjadi pendatang baru dalam dunia pengawet pangan. Betapa tidak, formalin yang semula digunakan sebagai pengawet mayat agar tidak mengeluarkan bau busuk itu menjelma menjadi master pengawet pada bahan pangan. Hampir semua produk pangan berformalin. Di Provinsi Bengkulu, formalin ditemukan dipakai sebagai pengawet pada makanan jajanan anak sekolah. Di Mataram Nusa Tenggara Barat, petugas Balai POM telah mengamankan sedikitnya 300 kilogram mie basah dan bakso berformalin dari gudang milik pengusaha. Di provinsi Lampung, Tim Reserse Ekonomi Polda Lampung membongkar jaringan peredaran mie dan bakso yang mengandung zat formalin dan menyita 5 ton mie dan 3,4 kuintal bakso yang mengandung bahan formalin. Padahal pada Lampiran II Peraturan Menteri Kesehatan No. 722 tahun 1988, formalin tergolong dalam salah satu pengawet yang dilarang. Pelarangan penggunaan formalin sebagai bahan pengawet pangan telah memicu pro kontra di kalangan pakar dan peneliti. Setidak-tidaknya ada tiga golongan pakar yang menyikapi pelarangan formalin digunakan sebagai bahan pengawet pangan. • Golongan pertama yaitu mereka yang setuju formalin dilarang digunakan sebagai bahan pengawet pangan. Ada dua alasan golongan ini menolak penggunaan formalin. Pertama, penggunaan formalin dilarang karena formalin merupakan pengawet mayat. Nampaknya mereka merasa risih bila formalin yang telah menjadi icon pengawet mayat digunakan untuk bahan yang akan dimakan manusia. Kedua, formalin dilarang penggunaanya sebagai bahan pengawet pangan karena dapat membahayakan kesehatan manusia. Dari beberapa laporan penelitian yang menggunakan model hewan coba menyatakan bahwa formalin bisa menyebabkan muntah-muntah, diare, kencing bercampur darah, hingga kematian yang disebabkan kegagalan peredaran darah. Penelitian mengenai dampak formalin pada manusia belum banyak diketahui. • Golongan kedua adalah golongan yang tidak setuju pelarangan penggunaan formalin sebagai bahan pengawet pangan. Golongan ini bahkan berpendapat bahwa formalin merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa dalam bidang pengawetan pangan. Formalin adalah raja dirajanya pengawet. Dasar teori yang mereka gunakan adalah metabolisme senyawa xenobiotik. Formalin memang tergolong dalam senyawa xenobiotik yaitu senyawa yang tidak diperlukan oleh tubuh atau senyawa asing bagi tubuh dan tubuh akan mengeluarkannya. Menurut mereka metabolisme formalin mengikuti jalur metabolime senyawa xenobiotik sistem enzim fase I atau lebih dikenal dengan monooksigenase. Dalam sistem enzim fase I, formalin atau formaldehide tergolong senyawa yang akan dimetabolisme menjadi produk yang tidak reaktif dan selanjutnya diekskresi ke dalam urin. Sebagai contoh formaldehyde dihasilkan dari oksidasi sempurna alkohol dengan struktur molekul sederhana. Oksidasi ini termasuk dalam kelas I atau sering disebut innocuous atau tidak berbahaya. Di samping itu, formaldehyde atau formalin juga banyak terdapat dalam buah-buahan yang lewat matang sebagai contoh mangga yang sudah lewat matang banyak sekali mengandung formaldehyde. Nah, bukankah mangga tersebut juga sering kita konsumsi. Alasan selanjutnya adalah penambahan formalin dilakukan pada produk mentah atau belum diolah seperti pada tahu, mie, dan ikan asin. Jika produk tersebut mengalami perlakuan pra pengolahan seperti pencucian dan perubusan maka dimungkinkan kadar formalinpun berkurang. • Golongan terakhir yaitu golongan yang setuju formalin dilarang digunakan sebagai pengawet pangan meskipun mereka juga percaya bahwa formalin tergolong dalam produk xenobiotik yang tidak berbahaya. Alasannya adalah dengan kemunculan formalin sebagai pengawet pangan, produsen bahan pangan seperti pedagang, pembuat ikan asin atau kalangan industri lainnya mulai meninggalkan prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan dalam menangani bahan pangan seperti halnya aspek kebersihan. Pedagang tidak lagi memperhatikan aspek kebersihan produk, alat, pekerja, dan lingkungan. Banyak di antara para pedagang yang mencuci produknya dengan air seadanya atau bahkan dengan air kotor. Para pekerja enggan menggunakan sarung tangan, ikat kepala, dan sepatu boot. Mereka percaya sepenuhnya pada formalin. (dok. google image) Referensi : Hodgson, E and Levi, P.E. 2000. A. Textbook of Modern Toxicology. The McGraw-Hill Campanies, Inc. Printed in Singapura. Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. 2005. Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Bogor : Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB.
8
KOMUNIKA No. 51 / Tahun XVII / 2011
PROFIL
Hilang Penglihatan, Rusyati tetap ikut Ujian
G
igih, ulet dan tak kenal menyerah, Itulah kesan awal yang tergambar saat kita menatap sosok Rusyati, seorang guru sekolah dasar yang telah mengabdikan dirinya pada dunia pendidikan yang dicintainya selama 26 tahun. Ibu tiga anak yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa S1 PGSD Universitas Terbuka semester 11 ini, mengaku masih memiliki semangat yang besar untuk menyelesaikan pendidikannya. Padahal kedua matanya kini tak mampu lagi melihat, akibat penyakit diabetes mellitus yang dideritanya sejak awal tahun 2010. Dokter telah memvonis sang guru PPKN SD kelas 4 dan 5 ini sebagai seorang yang hampir buta. Rasio penglihatan kedua belah matanya hanya mencapai 1/600 pada usianya yang baru 46 tahun. Dengan rasio sebesar itu, akan sangat sulit baginya untuk melihat, bahkan mengenali wajahnya sendiri di depan cermin. Namun kejadian itu tidak menyurutkan langkah Rusyati untuk terus melanjutkan pekerjaan dan pendidikannya yang sempat tertunda. Saat ditanya bagaimana ia belajar dan melengkapi dirinya dengan materi mengajar, Rusyati mengaku dibantu oleh ketiga anaknya yang dengan telaten membacakan modul-modul tebal Universitas Terbuka secara bergiliran. Ketelatenan anak-anaknya ini tak lepas dari profesi ketiganya yang juga merupakan tenaga
Steven Anthony
Dosen UPBJJ-Palembang
pendidik, sehingga wajar jika mereka juga menikmati ”tugas sampingan” sebagai pemberi materi perkuliahan bagi ibu tercinta. Pagi itu, tanggal 26 Juni 2011, Rusyati dan anaknya berangkat ke lokasi ujian untuk mengikuti ujian 2 matakuliah di hari pertama. Beruntung Rusyati kuliah di Universitas Terbuka yang memberikan akses pendidikan bagi semua, tanpa membedakan keterbatasan fisik dan usia diantara sesama mahasiswa. Agar tidak mengganggu peserta ujian yang lain, Rusyati harus mengikuti ujian di salah satu ruang khusus yang sudah disediakan panitia ujian. Meski begitu, Rusyati tetap tercatat sebagai peserta ruang ujian nomor 8, sama dengan rekan-rekannya yang lain. Satu per satu soal ujian dibacakan petugas, dan dijawabnya dengan penuh konsentrasi dan antusias. Salah seorang anaknya dengan setia menanti Rusyati menyelesaikan ujian, sedangkan anak sulungnya yang juga seorang guru SD di Ogan Ilir kebagian tugas untuk mengantar-jemput sang ibu. Saat ditanya kenapa ia bersusah payah mengikuti ujian, mengajar dan terus mengabdikan diri, padahal tawaran kemudahan untuk pensiun dini diajukan kepadanya, Rusyati memberikan jawaban dengan
Berkat UT, daerah terpencil tak jadi terkucil
dok. steven
tulus dan patut diacungi jempol. Beliau hanya ingin memberikan contoh kepada anaknya yang masih muda dan rekan-rekannya yang masih diberikan rahmat kesehatan untuk tidak berputus asa, bahkan saat keraguan datang sebagai jawaban atas keterbatasan yang dimilikinya. Bahwa benar, adalah hak individu warga negara untuk mendapatkan pendidikan. Bahwa benar, ilmu dapat direngkuh sepanjang hayat masih dikandung badan. Salut untuk Ibu Rusyati...
Steven Anthony
Dosen UPBJJ-Palembang
”Sebenarnya saya tidak mengharapkan nama saya ditulis sebagai peraih IPK terbaik, namun semua yang saya lakukan adalah untuk memajukan pendidikan di daerah terpencil ini, terimakasih ada kesempatan dari UT“
S
ubuh itu, selepas menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim yang taat, Sigit Nugroho beserta istri terlihat sibuk mempersiapkan perbekalan dan buku-buku. Persiapan itu bukan diperuntukkan bagi kedua buah hatinya yang kini tengah mengenyam pendidikan di sekolah dasar, akan tetapi untuk kegiatan perkuliahan mereka siang nanti. Sigit kini tengah menyelesaikan semester akhir dari pendidikan sarjananya di Universitas Terbuka, dan sehari-harinya ia bertugas sebagai tenaga pengajar di Sekolah Dasar Negeri 1 Karang Agung Ilir, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Perjalanan menuju tempat kerja yang sekaligus merupakan tempat perkuliahan, atau lazim disebut kegiatan tutorial tatap muka pada Universitas Terbuka, diawali perjalanan menuju pelabuhan kecil sejauh 3 kilometer dari rumahnya. Berbekal sinar temaram lampu senter yang ada di genggaman, Sigit menapaki jalan tanah yang agak lengket akibat hujan semalam. Di pelabuhan tersebut, Sigit telah ditunggu rekan seprofesinya untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan kapal motor kecil selama kurang lebih lima jam perjalanan. Sesampainya di lokasi tutorial, mereka telah ditunggu dengan kewajiban menyelesaikan laporan untuk matakuliah Tugas Akhir Program, yang telah dijanjikan kepada Tutor akan selesai minggu ini yang merupakan pertemuan terakhir kegiatan tutorial mereka.
dok steven
Sore hari, kegiatan tutorial berakhir. Mereka pun membereskan ruang kelas sederhana tersebut untuk mereka jadikan tempat menginap malam ini. Karena esok pagi, kegiatan tutorial akan kembali dimulai. Mereka sengaja menginap, karena untuk kembali lagi ke rumah, jalan yang ditempuh
sangat jauh. Biaya perjalanan dengan kapal motor carteran pun tidaklah murah, meski mereka telah patungan untuk menutupinya. Alhasil, ruang kelas disulap menjadi tempat beristirahat, lengkap dengan dapur umum sederhananya. Malam itu, tak jauh dari sekolah, ada satu rumah yang tampak terang benderang dan ramai dengan aktivitas mahasiswa. Rumah tersebut adalah milik Pak Tri yang merupakan salah satu pengelola kegiatan tutorial Universitas Terbuka di kelompok belajar Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin. Pak Tri secara sukarela meminjamkan seperangkat komputernya pada mahasiswa. Maklum saja, tak ada satu mahasiswa pun yang
memiliki komputer. Selain harga yang masih sulit dijangkau penghasilan seorang guru SD di tempat terpencil, belum masuknya aliran listrik di daerah tersebut membuat keinginan untuk memiliki komputer kalah dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Malam itu, laporan mereka selesaikan secara bergantian menggunakan komputer
milik Tri. Meski sarana terbatas, Sigit dan rekan-rekannya memenuhi janji menyelesaikan kekurangan laporan mereka. Hingga keesokan harinya, laporan tersebut telah rampung. Apa yang dialami Sigit dan rekan-rekannya, tentu saja sedikit atau bahkan tidak dialami oleh mahasiswa lainnya di kota-kota besar, seperti Palembang, di mana perjalanan sangat mudah ditempuh dengan jalan darat lengkap dengan moda transportasi yang kian beragam, serta prasarana pendidikan yang lengkap. Namun siapa yang menyangka jika pada akhir pengumuman hasil studi, dua nama tenaga pengajar di daerah perairan tersebut muncul sebagai salah dua mahasiswa dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terbaik di Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka Palembang. Sigit Nugroho mencatatkan namanya sebagai yang terbaik di Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka Palembang, dengan IPK mencapai 3,40. Torehan prestasi itu jauh mengalahkan sebagian besar mahasiswa yang ada di kota dan kabupaten yang memiliki kemudahan dalam kegiatan pembelajarannya. Saat ditanya, Sigit hanya berujar sederhana, ”Sebenarnya saya tidak mengharapkan nama saya ditulis sebagai peraih IPK terbaik, namun semua yang saya lakukan adalah untuk memajukan pendidikan di daerah terpencil ini, terima kasih ada kesempatan dari UT“. Hal ini mengetuk semangat untuk memajukan pendidikan, meski rintangan yang menghadang membebani langkah tenaga pendidik bangsa ini. Betapa kesulitan justu melecut motivasi mereka untuk meningkatkan kualitas diri, agar pantas menyandang gelar “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” di pundaknya.
No. 51 / Tahun XVII / 2011
KOMUNIKA
9
TUTORIAL
Kerangka Akuntabilitas Pers Indonesia: Mana yang Lebih Baik?
P
ers Indonesia mengalami titik perubahan paling signifikan saat bertiup angin reformasi di tahun 1998 mengiringi tumbangnya rezim orde baru. Dinamika pers Indonesia pascareformasi mengalami pasang surut. Tulisan ini akan mengulas empat kerangka akuntabilitas yang diajukan Dennis McQuail, kemudian mengaitkannya dengan beberapa kasus yang terjadi di dunia pers Indonesia, dan mencoba menetapkan kerangka yang paling baik untuk dijadikan acuan oleh pers Indonesia agar mampu menghasilkan dan memfungsikan diri sebagai pers yang memiliki akuntabilitas yang dapat diandalkan. Di samping itu, materi ini juga mengacu ke Modul 1 Buku Materi Pokok Teknik Mencari dan Menulis Berita (SKOM4430). Dalam kajian media massa, McQuail (2005: 211-215) mengungkapkan pemikirannya mengenai empat jenis kerangka akuntabilitas (frames of accountability) yang dapat dijadikan sebagai kerangka acuan bagi hubungan antara media dan “pihak-pihak tertentu” yang kerap mengajukan tuntutan, yang terkadang ditengahi juga melalui adanya pihak ketiga sebagai pengambil keputusan. The Frame of Law and Regulation (Kerangka Hukum dan Aturan) Kerangka ini mengacu pada semua kebijakan publik, hukum dan peraturan yang mempengaruhi struktur media dan kegiatan operasional media. Tujuan kerangka ini adalah untuk menciptakan dan menjaga kondisi interkomunikasi di masyarakat yang bebas dan luas, dan untuk memastikan bahwa apa yang diberitakan oleh media massa tidak ada yang merugikan masyarakat dan individu. Mekanisme dan prosedur yang digunakan pada kerangka ini mencakup peraturan y a n g berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh media. Dalam mengatur kegiatan yang berhubungan dengan media massa, Indonesia telah memiliki perangkat aturan, baik yang bersifat formil maupun yang bersifat sanksi moral. Kita telah memiliki Undang-undang Pers No. 40 tahun 1999 yang di dalamnya mengatur koridor bagi insan pers dalam menghasilkan karya jurnalistik dan segala hal yang berkaitan dengan kegiatan pers. Selain itu, wartawan Indonesia juga memiliki Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), Dewan Pers, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Pedoman Perilaku Penyiaran, yang semuanya memberikan “aturan main” bagi kegiatan komunikasi massa. Contoh kasus yang bisa mengilustrasikan kerangka hukum dan aturan ini adalah kasus sandiwara makelar kasus (markus) gadungan yang dihadirkan oleh stasiun televisi TVOne pada 18 Maret 2010. Pada kasus ini, Andis Ronaldi (seorang freelance sebuah media hiburan)
10
KOMUNIKA No. 51 / Tahun XVII / 2011
mengaku telah menjadi markus di Mabes Polri selama 12 tahun. Polri yang merasa dirugikan reputasinya, berupaya mengungkap siapa sesungguhnya Andis Ronaldi. Kepada polisi akhirnya Andis mengaku diminta berbicara sesuai skenario yang dibuat oleh presenter di TVOne seolah-olah ia adalah markus di Mabes Polri. Polri yang merasa citranya tercemar akibat ulah TVOne bersama sang markus gadungan, mengadukan masalah ini ke Dewan Pers. Polri memutuskan untuk menyelesaikan kasus ini melalui mekanisme koridor UU Pers, antara lain berupa pemenuhan hak jawab, permohonan maaf kepada publik, dan berjanji untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. The Market Frame (Kerangka Pasar) Meskipun pasar (the market) tidak selalu dapat dilihat sebagai mekanisme yang signifikan untuk mengukur akuntabilitas publik (public accountability), namun pasar bisa dijadikan sebagai alat untuk menyeimbangkan kepentingan organisasi media dan kepentingan khalayak. Mekanismenya sama seperti proses yang umum terjadi, yaitu hubungan antara permintaan (demand) dan persediaan (supply) dalam sebuah pasar yang bebas dan kompetitif, yang idealnya dapat memunculkan kinerja media yang baik, dan menenggelamkan kinerja media yang jelek. Fokus utama dari kerangka market accountability adalah pada aspek kualitas komunikasi dari kaca mata konsumen, yang tidak hanya dilihat dari segi konten media, namun juga dilihat dari segi teknisnya. Dalam kerangka ini, pasar selayaknya membawa peningkatan kualitas terhadap kinerja media melalui mekanisme kompetisinya. Sistem pasar ini tidak membutuhkan adanya regulasi atau peraturan dari luar, karena secara alamiah sistem ini akan mengatur dan mengoreksi
dok google image
penyimpangan yang terjadi. Namun, sistem pasar mendapat kritikan tajam karena dinilai terlalu komersial dengan semata mengejar keuntungan dan tidak memedulikan kualitas informasi yang disampaikan kepada khalayak. The Frame of Public Responsibility (Kerangka Tanggung Jawab Publik) Kerangka ini mengacu pada fakta bahwa organisasi media adalah juga institusi sosial yang memiliki kewajiban moral untuk melakukan kewajiban publik, yang kadang sudah berada di luar target mereka dalam mencapai tujuan
Irsanti Widuri Asih
Dosen FISIP-UT
organisasi (profit making) dan menyediakan lapangan pekerjaan. Mekanisme dan prosedur dalam kerangka ini terwujud dalam aktivitas kelompok penekan (pressure groups), termasuk di antaranya adalah organisasi konsumen media dan survey opini publik. Dalam kerangka ini, media diharapkan dapat menyediakan forum bagi publik untuk secara langsung menyuarakan kepentingan mereka, misalnya melalui acara debat publik, reviu dan kritikan, yang berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Sejak munculnya wacana pemilihan secara langsung para pemimpin Indonesia, baik pada tataran nasional, yaitu pemilihan presiden/wakil presiiden secara langsung sejak pemilu tahun 2004, sampai tataran di bawahnya, yaitu pemilikan kepala daerah (Gubenur/Walikota/Bupati), saya menganggap media massa di Indonesia telah berperan sangat besar dalam mengemban tugas sosial. Ketika Indonesia tengah bersiap-siap untuk melakukan pemilihan umum, kita dapat melihat media, baik cetak maupun elektronik, berupaya melakukan fungsinya sebagai penyuara kepentingan rakyat dalam mengetahui bagaimanakah kualitas para calon pemimpin mereka. The Frame of Professional Responsibility (Kerangka Tanggung Jawab Profesi) Kerangka ini mengacu pada akuntabilitas yang muncul dari adanya rasa menghormati dan pengembangan etika profesional dari para pekerja media, seperti jurnalis, yang menentukan sendiri standar kinerja yang baik (standards of good performance). Kerangka ini juga berlaku di berbagai asosiasi pemilik media, editor, produser, dan sebagainya yang bertujuan untuk memberi perlindungan terhadap kepentingan industri media melalui peraturan internal. Sistem akuntabilitas ini biasanya berhasil karena adanya komitmen dari media untuk menjaga profesionalitas mereka. Namun dalam praktiknya kerangka ini juga memiliki keterbatasan, terutama pada pengaplikasiannya yang sempit dan tidak memiliki tekanan yang kuat bagi media yang powerful. Secara umum, profesionalisme tidak dikembangkan dengan sungguh-sungguh oleh media, dan pekerja media memiliki otonomi yang kecil dalam hubungan dengan pihak manajemen dan pemilik. Keempat karangka media yang diajukan McQuail tersebut, memiliki berbagai keterbatasan. Kerangka hukum barangkali bisa diandalkan, namun dalam kenyataan seringkali tidak ditegakkan secara sungguh-sungguh, maka terkesan hukum di Indonesia yang berhubungan dengan media massa menjadi hukum yang tidak bergigi. Kerangka pasar sepertinya tidak atau belum dapat diterapkan untuk Indonesia, karena ”selera” khalayak Indonesia justru menyuburkan konten media yang menomorsekiankan kualitas. Ada semangat yang cukup dapat diharapkan dari media melalui kerangka ini untuk mau menghasilkan produk yang bisa dipertanggungjawabkan yang mereka sajikan kepada khalayak, karena kerangka ini sangat bertautan dengan kredibilitas dan sense of pride dari profesi jurnalis yang mereka sandang. Tanggung jawab profesi sifatnya tidak memaksa, namun tumbuh dari dalam diri jurnalis atas kesadaran untuk melakukan tugasnya karena ada rasa cinta pada profesi, dan dengan sendirinya berusaha memelihara rasa cinta itu.
AKADEMIK
VuSoft, Software untuk Pembelajaran Matematika dan Pemrosesan Data Statistika
P
elajaran matematika sudah pasti menjadi konsumsi rutin bagi siswa di pelbagai tingkat pendidikan. Namun pelajaran tersebut juga terkenal sebagai momok yang mengerikan bagi siswa. Materi yang sulit lah, susah dapat nilai bagus lah dan sebagainya. Kesulitan siswa memahami matematika mungkin disebabkan berbagai faktor, semisal faktor internal seperti kemampuan dan bakat siswa sendiri, atau faktor eksternal seperti ketidakmampuan guru mengajar. Menjadikan matematika sebagai pelajaran yang disukai oleh siswa tentunya selalu diupayakan oleh para guru. Berbagai teknik pembelajaran seperti matematika alam, visualisasi matematika dan lainlain sudah dicoba. Namun masih saja prosentase keberhasilannya kurang memuaskan. Dampaknya, coba saja Anda perhatikan berapa banyak siswa yang berminat untuk meneruskan kuliah di Program Studi Matematika/ Statistika dibandingkan dengan kuliah di Program Studi Ekonomi/Manajemen pada berbagai Perguruan Tinggi. Tentu saja pilihan terakhir itulah yang paling banyak.
Bagaimana untuk siswa pendidikan menengah ke atas? Nah, berikut ada informasi menarik dari hasil seminar pakar internasional tanggal 14 Juli 2010 di Wisma 2 UT. Pada seminar tersebut, ada dua pakar yaitu Andrew de Moor dan Beau Huizenga dari Amsterdam University yang mengenalkan software/aplikasi komputer VuSoft. VuSoft adalah software untuk pembelajaran matematika dan pemrosesan data statistika. Lingkup aplikasi tersebut meliputi Graphics Calculus, VuStat, Showmap, Mindmap dan Student Guide. Graphics Calculus adalah program untuk memvisualisasikan dan mengaplikasikan konsep-konsep matematika dari yang sederhana hingga yang paling rumit. VuStat merupakan program yang berkemampuan tinggi dalam mengilustrasikan konsep statistika. Untuk lingkup yang lain, pada saat seminar tidak disajikan, namun Anda bisa melihat demonya di www.vusoft2. nl. Bagaimana tampilan software tersebut? Berikut tampilan pembuka Graphics Calculus dan main menu nya.
Sudah menjadi rahasia umum kalau materi pelajaran matematika selalu identik dengan analisis dan benda abstrak. Abstrak berarti dalam khayalan atau bayangan saja. Hal ini tentu sulit jika siswa lemah dalam membayangkan/mengabstrakkan. Nah, bagaimana jika yang abstrak tersebut divisualisasikan dengan aplikasi komputer? Aplikasi komputer untuk pembelajaran matematika mungkin sudah banyak Anda temukan, seperti A+ MathMat, MATH flash, MathMatics Junior , MATHS TUTOR dan sebagainya. Tapi sebagian besar aplikasi tersebut ditujukan bagi siswa pendidikan dasar.
S
Kegiatan PMW dihadiri oleh Pembantu Rektor III Universitas Terbuka, Kepala UPBJJ-UT Jakarta, para Pembantu Dekan III-UT, para asisten PR III dan peserta pelatihan, yaitu mahasiswa UPBJJ-UT Jakarta. Acara pelatihan dibuka oleh Pembantu Rektor III, Dalam sambutannya, Bapak Hasmonel, SH, M.Hum, mengemukakan pentingnya jiwa kewirausahaan dan semangat kemandirian bagi para mahasiswa. Beliau memberikan contoh-contoh praktik belajar mandiri yang diimplementasikan para tokoh agama dan juga para penemu dunia dimana karya-karyanya masih bisa kita nikmati hingga saat ini. Berdasarkan contoh-contoh tersebut diharapkan peserta pelatihan menjadi insaninsan yang mandiri. Di samping itu beliau menekankan pentingnya penciptaan usaha yang berbasis IPTEKS, mengingat para peserta adalah mahasiswa yang berpendidikan tinggi dan tanggap terhadap pemanfaatan teknologi. Bidang usaha yang disarankan untuk mahasiswa bisa berupa pemasokan bahan baku, keagenan, franchise dan lain-lain. Untuk menunjang kesuksesan dalam menjalankan bisnis, Bapak Hasmonel menekankan pentingnya membangun jejaring bisnis dengan pengusaha lain, terutama dengan pengusaha yang sudah mapan.
Mahasiswa peserta PMW ini dipilih melalui seleksi berdasarkan berbagai persyaratan, yaitu: (1) belum bekerja dan diutamakan berasal dari program non pendas; (2) berada pada posisi semester 5 dan telah lulus mata kuliah sejumlah 80 sks untuk S-1 atau posisi semester 4 dan telah lulus 60 sks untuk D-III; serta (3) memiliki minat dan bakat kewirausahaan. Bagi para peserta yang lolos seleksi diberikan pinjaman dana sebesar 8 juta rupiah setiap orang ke rekening masing-masing, melalui tabungan BRI. Pemberian buku tabungan untuk mencairkan dana ditukar dengan ijazah asli SLTA atau ijazah terakhir, sebagai jaminan kesungguhan mahasiswa dalam berwirausaha. Setelah pencairan dana, buku tabungan harus dikembalikan ke Bendahara UPBJJ-UT untuk mengontrol pengembalian dana. UT memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menjalankan usahanya sejak dana diterima, baik secara perorangan ataupun berkelompok. Mulai bulan ke-6 sejak penerimaan dana tersebut, mahasiswa harus menyisihkan dana hasil usaha dengan menabungkan uang sejumlah Rp 270.000,ke rekening mahasiswa. Tabungan tersebut dilakukan selama 30 kali, dengan memberikan bukti setornya kepada Bendahara UPBJJ-UT. Selain pemberian motivasi oleh PR III, beberapa materi praktis diberikan pula oleh para dosen UT yang kompeten di bidang kewirausahaan dan pembukuan. Bapak Muzamil, Pembantu Dekan III FEKON-UT, memberikan materi tentang cara-cara menggali ide wirausaha dan bagaimana memilih produk/jasa yang sesuai dengan usaha skala kecil (mikro). Bapak Agus Prijanto dari FISIP-UT memberikan pengetahuan tentang strategi pemasaran, sedangkan Bapak Ali Muktiyanto dan dan Ibu Amalia Kusuma dari FEKON-UT memberikan materi tentang pengelolaan keuangan. Selain itu, pelatihan ini
Dosen FMIPA-UT
Kalau di bawah ini, cuplikan tampilan Graphics Calculus pada saat memvisualisasikan grafik y=sin (2x+π). Ta m p i l a n pembuk a VuStat dan main menu nya terlihat p a d a gambar berikut : Nah, jika dipilih Distributions k e m u d i a n diklik Binomial
Distribution, maka akan diilustrasikan grafik berikut : S o f t w a r e VuSoft banyak mengakomodasi visualisasi matematika, s e h i n g g a tampilannya menjadi sangat menarik. Jika Anda berminat untuk menggunakannya sebagai software dalam pembelajaran matematika, Anda bisa mendemokan terlebih dahulu pada siswa. Coba lihat bagaimana tanggapan mereka. Pada prinsipnya visualisasi matematika hanya untuk mengurangi kejenuhan siswa terhadap keabstrakan matematika. Yang penting siswa memahami makna dan konsep matematika itu sendiri. (dok sitta)
Pelatihan Kewirausahaan Bagi Mahasiswa UT: Membangun Jiwa Wirausaha Mahasiswa etelah sukses menyelenggarakan Pelatihan Wirausaha Mahasiswa (PMW) pada tahun lalu, kembali pada tahun ini, tepatnya tanggal 8 Januari 2011, UPBJJ-UT Jakarta menggelar PMW yang bertempat di UT Pusat Tangerang Selatan. Pelatihan Mahasiswa Wirausaha ini merupakan suatu program pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kecakapan dan keterampilan para mahasiswa UT di bidang bisnis, sehingga dapat menciptakan wirausahawan-wirausahawan muda yang potensial.
Sitta Alief
Pepi Rospina
Dosen FMIPA-UT
juga dipandu oleh Ibu Pepi Rospina dari FMIPAUT yang memberikan materi berupa game-game yang menarik sehingga peserta pelatihan semakin bergairah dalam mengikuti pelatihan tersebut. Terbukti dari pagi hingga sore hari tidak ada satu pun peserta yang terlihat lelah atau bosan. Para peserta terlihat aktif berpartisipasi di setiap sesi, terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan serta tentang ide-ide bisnis yang dikemukakannya. Terlebih saat praktek membuat pembukuan sederhana, para peserta antusias menghitung biaya-biaya perusahaan pada contoh kasus keuangan perusahaan yang disimulasikan oleh instruktur. Sesi terakhir menambah semangat peserta, karena pada sesi ini tampil Bapak Arif, seorang pengusaha sukses Kupat Tahu Magelang AA yang memaparkan kisah wirausahanya mulai dari merintis sampai berhasil memiliki belasan outlet. Keterlibatan peserta juga sangat terlihat pada saat memainkan game-game bernuansa bisnis, yaitu mencari jejaring dan mempromosikan usaha yang dipilih kelompoknya. Pada sore harinya Bapak Adi Winata selaku Kepala UPBJJ-UT menutup acara pelatihan. Namun sebelumnya beliau mengungkapkan bahwa pelatihan ini hanyalah sebuah langkah awal bagi peserta dalam menjalankan usaha yang sesungguhnya. Selain memberikan dukungan, beliau juga menambahkan informasi penting tentang mekanisme pencairan dana yang akan dilakukan di UPBJJ-UT dalam waktu dekat. Terakhir diberikan sertifikat pada salah seorang peserta secara simbolis, yang menandakan bahwa mereka telah dibekali dengan ilmu-ilmu yang mendukung pengelolaan usaha yang akan dijalankannya. Bagi para peserta PMW, semoga Anda dapat menjadi wirausahawan yang mandiri dan sukses! (dok. google image) No. 51 / Tahun XVII / 2011
KOMUNIKA
11
AKADEMIK Irma
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan PSAK
L
aporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang diterima secara umum, dan dikeluarkan oleh suatu lembaga yang berperan sebagai accounting standard setter. Lembaga tersebut merupakan organisasi yang melayani kepentingan publik. Standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang disusun harus dapat diterima publik sehingga mendapat predikat “generally accepted accounting principles”. Salah satu kriteria yang harus dipenuhi agar suatu standar akuntansi dan pelaporan keuangan memenuhi syarat “generally accepted” adalah adanya mekanisme penyusunan standar akuntansi dan pelaporan keuangan melalui due process (suatu proses) yang lengkap dan dilakukan oleh lembaga independen dan berwibawa. Lembaga tersebut harus mendapat pengakuan dan penerimaan dari publik yang merupakan stakeholder (pemangku kepentingan) standar akuntansi dan pelaporan keuangan tersebut. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka legitimasi suatu lembaga mengeluarkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan masih dipertanyakan. Ide untuk menyusun standar akuntansi dan pelaporan keuangan global telah ada sejak dekade 70-an. Ide ini kemudian diwujudkan dengan membentuk suatu organisasi standard setter pada tahun 1973 dengan nama International Accounting Standard Committee (IASC) dengan International Accounting Standard (IAS) sebagai produknya. Sementara itu Indonesia sendiri mempunyai Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang merupakan wadah profesi akuntan di Indonesia yang tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam hal-hal yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntan. Hal ini dapat dilihat dari dinamika kegiatan pengembangan standar akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini. Terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Tonggak sejarah pertama, menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu IAI melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam buku Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Kemudian, tonggak sejarah kedua terjadi pada tahun 1984 dimana komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkodifikasikannya dalam buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha. Berikutnya pada tahun 1994, IAI melakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994. Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan dari harmonisasi ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Program adopsi penuh dalam rangka mencapai konvergensi dengan IFRS direncanakan dapat terlaksana pada tahun 2012. Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan enam kali, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, dan
12
KOMUNIKA No. 51 / Tahun XVII / 2011
Dosen FEKON-UT
1 September 2007. Buku Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007 ini di dalamnya sudah bertambah dibandingkan revisi sebelumnya
yaitu tambahan KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru, dan 5 PSAK revisi. (**)
Daftar PSAK dari buku Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007: PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 1998)
PSAK 33 Akuntansi Pertambangan Umum
PSAK 2 Laporan Arus Kas
PSAK 34 Akuntansi Kontrak Konstruksi
PSAK 3 Laporan Keuangan Interim
PSAK 35 Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi
PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasi
PSAK 36 Akuntansi Asuransi Jiwa
PSAK 5 Pelaporan Segmen (Revisi 2000)
PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
PSAK 6 Akuntansi dan Pelaporan Bagi Perusahaan dalam Tahap Pengembangan
PSAK 38 Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
PSAK 7 Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
PSAK 39 Akuntansi Kerjasama Operasi (KSO) PSAK 40 Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi
PSAK 8 Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
PSAK 41 Akuntansi Waran
PSAK 9 Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek
PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek
PSAK 10 Transaksi dalam Mata Uang Asing
PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang
PSAK 11 Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
PSAK 44 Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat
PSAK 12 Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset
PSAK 45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
PSAK 13 Akuntansi untuk Investasi
PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan
PSAK 14 Akuntansi Persediaan
PSAK 47 Akuntansi Tanah
PSAK 15 Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi
PSAK 48 Penurunan Nilai Aktiva
PSAK 16 Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain
PSAK 49 Akuntansi Reksadana
PSAK 17 Akuntansi Penyusutan
PSAK 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu
PSAK 18 Akuntansi Dana Pensiun
PSAK 51 Akuntansi Kuasi Reorganisasi
PSAK 19 Aktiva Tak Berwujud (Revisi 2000)
PSAK 52 Akuntansi Mata Uang Pelaporan
PSAK 20 Biaya Riset dan Pengembangan
PSAK 53 Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham
PSAK 21 Akuntansi Ekuitas
PSAK 54 Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah
PSAK 22 Akuntansi Penggabungan Usaha
PSAK 55 Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai
PSAK 23 Akuntansi Pendapatan
PSAK 56 Akuntansi Laba Per Saham
PSAK 24 Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun
PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontijensi
PSAK 25 Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahaan Kebijakan Akuntansi
PSAK 58 Operasi Dalam Penghentian
PSAK 26 Biaya Pinjaman (Revisi 1997)
PSAK 59 Akuntansi Perbankan Syariah (Sekarang diganti PSAK 101 s.d. 106 )
PSAK 27 Akuntansi Perkoperasian (Revisi 1998)
PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah
PSAK 28 Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 1996)
PSAK 102 Akuntansi Murabahah
PSAK 29 Akuntansi Minyak dan Gas Bumi
PSAK 103: Akuntansi Salam
PSAK 30 Akuntansi Sewa Guna Usaha
PSAK 104: Akuntansi Istishna’
PSAK 31 Akuntansi Perbankan (Revisi 2000)
PSAK 105: Akuntansi Mudharabah
PSAK 32 Akuntansi Pengusahaan Hutan
PSAK 106: Akuntansi Musyarakah Sumber: http://iaiglobal.or.id/prinsip_akuntansi/
IPTEK
Website: Tak Kenal, maka Tak Sayang
Doddy Kusmayadi
Dosen FKIP - UT
S
audara mahasiswa, mengapa Anda harus mengenal website? Dalam kehidupan sehari-hari Anda tentu sering mendengar kata-kata seperti internet, situs, www, http, html. dst. Atau, Anda juga kadang-kadang mendengar istilah-istilah yang lebih akademis seperti misalnya globalisasi, dunia tanpa batas, dunia datar, digital native, dst. Anda tidak perlu gentar atau merasa ‘gaptek’ (gagap teknologi) terhadap istilah-istilah tersebut. Anda pada dasarnya sudah mengenal atau bahkan sudah mengalami sendiri implikasi dari istilah-istilah tersebut. Pendeknya, istilah ‘gaptek’ mestinya Anda pahami sebagai ‘gampang praktek’: perhatikan misalnya anakanak atau orang-orang muda di sekitar Anda, betapa mereka misalnya dengan mudah main game di internet atau di HP. Berikut adalah suatu rumusan kasar bagaimana Anda dapat memberi makna pada istilah-istilah tersebut. Globalisasi merupakan sebuah proses yang mengantar dan mengintegrasikan ekonomi, masyarakat dan budaya nasional menjadi suatu jaringan trans/lintas dan internasional lewat kemajuan dalam bidang teknologi informasi, komunikasi dan transportasi. Dunia dikatakan semakin tidak dipilah-pilah oleh batas-batas negara, sehingga orang menyebutnya sebagai dunia tanpa batas. Dan karena informasi merupakan aspek yang paling cepat mengalami globalisasi, maka dunia tersebut juga sering dinamakan dunia datar. Artinya, informasi atau kejadian yang sekarang terjadi di Mesir, misalnya, dapat pada saat yang sama diketahui oleh hampir semua di seluruh pelosok dunia. Namun, jika aspek teknologinya yang ditekankan, maka istilah yang umum dikenal adalah digital native (penduduk asli digital). Istilah tersebut umumnya dipahamkan orang untuk menunjukkan bahwa anda dan semua penduduk dunia yang lahir tahun 1970-an akhir dan sesudahnya sudah lahir di tengah-tengah teknologi digital yang canggih dan dengan demikian dikatakan telah menjadi penduduk asli dari dunia digital. Suatu wujud atau ciri khas dunia digital adalah keberadaan internet yang saat ini bukan hanya dapat diakses lewat komputer, tetapi juga dapat diakses lewat HP yang relatif jauh lebih murah harganya (dibanding dengan harga komputer). Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnectednetworking, jaringan saling terkait/ terkoneksi) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet (huruf ‘I’ besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan bahasa komunikasi yang dinamakan TCP/IP (kependekan dari transmission control protocol/ internet protocol, protokol kontrol transmisi atau protokol internet) sebagai protokol/
tatacara pertukaran informasi (Informasi lebih lengkap lihat di http://id.wikipedia.org/wiki/ Internet) Bagaimana saudara mahasiswa? Sampai di sini, belum pusing kan? Semuanya mudah dipahami. Hanya saja kesempatan dan waktu kita untuk mencari tahu sering terbatas atau kita kurang keberanian untuk bertanya. Dengan informasi awal tersebut, Anda tentu terdorong untuk tahu lebih banyak lagi. Berikut adalah uraian lebih lanjut untuk lebih memahami istilah-istilah yang disebut di awal tulisan. Dengan logika sederhana, net dapat kita maknai jaringan, sehingga internet adalah antar jaringan. Lebih dari itu, di dunia internet, net dapat samakan dengan website. Ingat kata web itu sendiri bermakna jaringan, sementara site adalah situs atau tempat. Dengan demikian, website juga dipahami atau diterjemahkan orang ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah situs atau lengkapnya situs internet. Website adalah suatu kumpulan halaman web, image, video atau aset multimedia/digital lain yang dapat diberi alamat tertentu dan dengan demikian dapat diakses lewat alamat dimaksud. Suatu contoh alamat tersebut adalah alamat website Universitas Terbuka (UT), yaitu: http://www.ut.ac.id. Sebelum mengurai mengenai istilah-istilah yang terkandung dan terkait dengan alamat website tersebut, dengan mengacu pada Gb.1 Website dan Alamatnya, dapat kita simpulkan bahwa website itu sama seperti komputer/hp anda yang mempunyai berlaci-laci informasi yang dikategorisasikan sesuai nama-nama laci. Website umumnya mempunyai alamat yang diawal dengan ‘frasa’ http://www.
Apa yang dapat Anda perhatikan dari alamat http://www.ut.ac.id? Pertama, tentunya adalah ‘frasa’ http, yang merupakan singkatan dari
dok. google image
Hypertext Transfer Protocol. HTTP adalah salah satu TCP/IP (protokol internet) paling populer saat ini. Tentu saja ada protokol internet lainnya. Jika tertarik Anda dapat mencari informasi sendiri tentang protokol lain tersebut. Sehubungan dengan HTTP ada satu istilah lain yang terkait erat dengannya, yaitu HTML (HyperText Markup Language). Secara ringkas dapat dikatakan bahwa jika HTTP mengatur ‘tata-cara’ menerima dan mengirim informasi, maka HTML adalah ‘tata-cara’ untuk mengemas informasi dimaksud. Jadi, HTML adalah satu dari sekian ‘alat’ untuk mengemas informasi. Dengan HTML kita dapat membuat halaman web interkatif, memadukan teks, image dan asset digital lain serta membuat judul-sub judul dan paragraf teks. Hal kedua yang dapat Anda perhatikan dari alamat http://www.ut.ac.id adalah frasa www, yaitu singkatan dari World Wide Web (web/ jaringan yang dapat diakses oleh orang di seluruh peloksok dunia). Istilah WWW secara sederhana dapat dikatakan sebagai semua website yang secara kolektif dapat diakses publik/masyarakat luas atau masyarakat dunia. WWW diciptakan pertama sekali tahun 1989 oleh fisikawan CERN (Center for European Nuclear Research) yang bernama Tim Berners-Lee. Pada tanggal 30 April 1993, CERN mengumuman WWW dapat digunakan semua orang di seluruh dunia. Akhirnya, frase lain dari alamat http://www. ut.ac.id tersebut adalah frasa ut, ac dan id, yang masing-masing merupakan singkatan dari Universitas Terbuka, academic, dan Indonesia. Singkatan lain yang juga sering digunakan adalah go (government/ pemerintah), co (company, corporate) dan edu (education/ pendidikan). Sekian dulu, s a u d a r a mahasiswa. Mudah-mudahan dengan mengenal sekelumit informasi di seputar website mendorong Anda untuk tahu lebih banyak tentang internet umumnya dan khususnya tentang website UT. Jangan lupa pula, Anda harus meyakinkan hp dan komputer Anda dapat mengakses berbagai situs informasi tersebut! dok. http://www.ut.ac.id Selamat mencari informasi!
No. 51 / Tahun XVII / 2011
KOMUNIKA
13
TUTORIAL Meirani Harsasi
Pengawasan Persediaan (Matakuliah Riset Operasi/EKMA4413)
P
ersediaan merupakan elemen penting dalam industri manufaktur. Pada proses pengolahan menjadi barang jadi, pasti dibutuhkan persediaan bahan mentah, bukan? Contohnya suatu pabrik roti, apabila ingin membuat roti pasti harus mempunyai persediaan berupa tepung terigu, mentega, telur, dan bahan-bahan lainnya. Persediaan yang tersimpan dalam jumlah yang tepat bermanfaat untuk kelancaran proses produksi sekaligus menekan biaya produksi. Mengapa dapat menekan biaya produksi? Ya, karena persediaan yang tersedia dalam jumlah yang cukup/optimal selain dapat membantu kelancaran produksi juga dapat menekan biaya penyimpanan. Apabila persediaan disimpan dalam jumlah yang banyak, maka biaya penyimpanan juga akan semakin mahal. Suatu perusahaan dapat memiliki persediaan dalam empat jenis, yaitu persediaan bahan mentah, persediaan barang setengah jadi, persediaan MRO (maintenance, repair, and operating materials), dan barang jadi. Model pengendalian persediaan mengasumsikan bahwa permintaan terhadap suatu item dapat tergantung atau pun tidak tergantung (bebas) terhadap permintaan barang yang lain. Misalnya, permintaan kulkas tidak tergantung pada permintaan mobil. Permintaan kulkas ini disebut permintaan bebas. Akan tetapi, permintaan ban mobil akan tergantung pada permintaan mobil itu sendiri. Pada tutorial kali ini, kita akan membahas mengenai permintaan bebas. Biaya-biaya dalam Manajemen Persediaan Dalam manajemen persediaan terdapat dua macam biaya yang sering digunakan, yaitu biaya penyimpanan (holding cost) dan biaya pemesanan (ordering cost/setup cost). Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan persediaan sepanjang waktu tertentu. Oleh karena itu, biaya penyimpanan meliputi biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, seperti asuransi, penambahan staf, dan pembayaran bunga. Biaya pemesanan adalah biaya-biaya yang meliputi biaya pasokan, formulir, proses pemesanan, tenaga untuk pemesanan, dan lain-lain. Model Economic Order Quantity (EOQ) EOQ merupakan salah satu teknik pengendalian persediaan tertua dan banyak dikenal. Teknik ini relatif mudah digunakan tetapi menggunakan asumsi-asumsi: 1. Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan. 2. Lead time diketahui dan bersifat konstan. 3. Sediaan diterima dengan segera dan dalam satu waktu. 4. Tidak ada diskon. 5. Biaya variabel yang muncul hanya biaya pemasangan atau pemesanan dan biaya penyimpanan. 6. Keadaan kehabisan stok dapat dihindari apabila pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
unit tersebut akan tiba pada satu waktu sehingga tingkat sediaan meningkat dari 0 menjadi 500. Secara umum, tingkat sediaan meningkat dari 0 ke Q unit pada saat pesanan diterima. Karena tingkat permintaannya konstan sepanjang waktu, maka sediaan menurun dengan tingkat yang sama sepanjang waktu (lihat garis miring pada gambar). Ketika tingkat sediaan habis (0), pesanan baru dibuat dan diterima sehingga tingkat sediaan menjadi Q unit (diwakili oleh garis vertikal). Proses ini terus terjadi sepanjang waktu.
Dosen FEKON-UT
penyimpanan adalah Rp5.000 per unit. Tentukan jumlah optimal setiap pemesanan! Jawab. D = S = H =
1.000 100.000 5.000
=
=
= 200 unit
Setelah kita mengetahui jumlah optimal dalam setiap pemesanan (Q*), kita juga dapat mengetahui jumlah pemesanan yang dibuat sepanjang tahun (N) dan waktu yang diinginkan antar pemesanan (T) sebagai berikut:
Dengan asumsi-asumsi yang telah Anda pelajari sebelumnya, biaya yang signifikan adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Model EOQ yang akan Anda pelajari berusaha mengoptimalkan kedua biaya yang muncul sehingga keputusan pembelian persediaan menjadi semakin tepat Dengan menggunakan variabel-variabel di bawah ini, kita dapat menentukan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, sehingga didapatkan nilai Q*: Q = Jumlah barang setiap pemesanan Q* = Jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ) D = Permintaan tahunan barang sediaan, dalam unit S = Biaya pemesanan setiap kali pesan H = Biaya penyimpanan per unit per tahun Nilai Q* dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
Contoh Soal: PT. Damai Sentosa adalah sebuah perusahaan yang memasarkan alat-alat medis ke rumah sakit. Salah satu produk PT. Damai Sentosa adalah jenis XX. PT. Damai Sentosa ingin menurunkan biaya sediaan jenis XX dengan menetapkan jumlah optimal produk tersebut agar dapat memenuhi pesanan pelanggan. Permintaan tahunan untuk produk XX adalah 1.000 unit. Biaya pemesanan adalah Rp100.000 per pemesanan, dan biaya
Jumlah pemesanan dalam satu tahun:
Jumlah waktu antar pemesanan:
Contoh Soal: Berdasarkan data PT. Damai Sentosa sebelumnya, maka untuk menentukan jumlah pemesanan dalam satu tahun (N) dan waktu antar pemesanan (T) dengan jumlah hari kerja 250 hari adalah sebagai berikut.
=
= 5 pesanan per tahun
=
, artinya pemesanan berikutnya dilakukan 50 hari setelah pemesanan sebelumnya.
Berdasarkan contoh tersebut, maka Anda dapat simpulkan bahwa untuk jenis produk XX, pemesanan optimal yang dilakukan PT. Damai Sentosa adalah sebanyak 5 kali pemesanan per tahun dengan jumlah pembelian sebanyak 200 unit per pemesanan. Jarak antar pemesanan adalah 50 hari sejak pemesanan sebelumnya dilakukan. (*)
Dengan asumsi-asumsi tersebut, grafik penggunaan sediaan sepanjang waktu berbentuk seperti gigi ikan hiu yang nampak pada gambar 1. Pada gambar 1, Q mewakili jumlah yang dipesan. Bila jumlahnya 500 unit, maka keseluruhan 500
14
KOMUNIKA No. 51 / Tahun XVII / 2011
dok google image
TUTORIAL Haholongan Simanjuntak Dosen UPBJJ-UT Pangkalpinang
DIFERENSIASI NUMERIK
J
ika Anda mengambil mata kuliah Metode Numerik (PEMA4526), pada BMP PEMA4526 Anda dapat menjumpai materi tentang Diferensiasi Numerik dan Integrasi Numerik. Agar Anda dapat lebih memahami tutorial kali ini, sebaiknya juga membaca BMP PEMA4526.
a. Untuk menentukan derivatif kesatu
untuk
x = 1,1 , kita menggunakan formula selisih muka Newton (lihatlah formula 5.11 hal. 5.3 pada BMP) A n d a
Jika x0 = 1,1 , maka dari tabel di atas diperoleh y0 = 3,67 dan h = 1,1 – 0,4 = 0,7
untuk suatu nilai x di dalam
interval
dengan menggunakan formula
selisih muka Newton ; formula selisih belakang Newton dan formula Stirling. 2. Menentukan Nilai Maksimum dan Minimum dari daftar suatu fungsi x dan y. Kedua bahasan materi tersebut akan kita bahas dalam bentuk contoh-contoh soal.
1. Bila derivatif yang dicari dekat ke nilai awal, maka formula yang dipakai adalah : Formula Selisih Muka Newton 2. Bila derivatif yang dicari dekat ke nilai tengah, maka formula yang dipakai adalah : Formula Stirling. 3. Bila derivatif yang dicari dekat ke nilai akhir, maka formula yang dipakai adalah : Formula Selisih Belakang Newton
X
0,4
1,1
1,8
2,5
3,2
3,9
Y
3,42
3,67
4,52
5,28
5,91
6,47
Hitunglah : untuk x = 1,1 untuk x = 1,8
c.
3,16
untuk x = 3,9
∆
∆2
4,22 – 3,16 = 1,26 4,22
0,65 – 1,26 = -0,61
5,07
1,34 – 0,65 = 0,69 6,41 – 5,07 = 1,34
= 4,434952 b. Untuk menentukan derivatif kedua untuk x = 1,8 , kita menggunakan formula Stirling (lihatlah formula 5.10 hal. 5.3 pada BMP) Jika x0 = 1,8 , maka diperoleh h = 1,1 – 0,4 = 0,7
2,5
6,41
0,87 – 1,34 = -0,47 7,28 – 6,41 = 0,87
3,1
7,28
Dari tabel di atas diperoleh x0 = 0,7 dan h=1,3-0,7 = 0,6
(2p – 1)(-0,61) = -1,26 2p – 1 = 2,0656 ; maka diperoleh : p = 1,53 x = x0 + ph = 0,7 + (1,53) (0,6) = 1,618 = -0,25553 c. Untuk menentukan derivatif kedua untuk x = 3,9, kita menggunakan formula selisih belakang Newton (lihatlah formula 5.8 hal. 5.3 pada BMP) Jika x0 = 1,8 , maka diperoleh h = 1,1 – 0,4 = 0,7
Jadi nilai x = 1,618 Jika dan
dengan
menggunakan formula selisih belakang Newton diperoleh :
= dimana : x − xn = p=
h
1,618 − 3,1 = -2,47 0,6
Dengan menggunakan formula selisih belakang Newton :
Perhatikan tabel yang mengaitkan nilai x dan y berikut ini :
b.
0,7
1,9
Contoh soal untuk materi pertama adalah :
a.
Y
5,07 – 4,22 = 0,65
Nah, untuk materi pertama ada kunci penyelesaian penggunaan formula numerik, yaitu :
X
1,3
Pada BMP PEMA4526 Modul 5 Kegiatan Belajar 1 dibahas materi Diferensiasi Numerik sebagai berikut: 1. Menentukan
Dari tabel di atas, Tentukanlah : a. Nilai x untuk nilai y yang maksimum b. Nilai maksimum y tersebut Penyelesaian : Lihatlah BMP pada halaman 5.8
y x = y n + p∇ y n +
= -0,76871 Untuk materi kedua yaitu menentukan Nilai Maksimum dan Minimum dari daftar suatu fungsi x dan y, coba Anda pelajari contoh soal berikut ini: Perhatikan tabel yang memasangkan nilai x dan y berikut: X 0,7 1,3 1,9 2,5 3,1 Y 5,16 4,92 4,58 4,03 3,74
p ( p + 1) 2 ∇ yn 2!
diperoleh :
= 4,27784
Daftar Pustaka Dixon Charles, 1974. Numerical Analysis, Blackie Glasgow and London.
Penyelesaian :
Sastry. SS., 1983. Introductory Methods of Numerical Analysis, New Delhi : PHI X
Y
0,4
3,42
∆
∆2
∆3
∆4
∆5
Stanton Ralph G., 1985. Numerical Methods for Science and Engineering, New Delhi : PHI.
3,67–3,42 = 0,25
1,1
0,85–0,25 = 0,6
3,67 4,52–3,67 = 0,85
1,8
-0,09–0,6 = -0,69 0,76–0,85 = -0,09
4,52 5,28–4,52 = 0,76
2,5
5,28 5,91–5,28 = 0,63
3,2
-0,04–(-0,69) = 0,65 -0,13–(-0,09) = -0,04
0,63–0,76 = -0,13
-0,07–(-0,13) = 0,06
0,1–0,65 = -0,55 0,06–(-0,04) = 0,1
0,56–0,63 = -0,07
5,91 6,47–5,91 = 0,56
3,9
6,47
dok google image
No. 51 / Tahun XVII / 2011
KOMUNIKA
15
TUTORIAL
Trik Sederhana Penghitungan Peluang dan Penentuan Distribusi Peluang
S
alah satu materi awal dalam perkuliahan Statistika (MMPI5103) adalah “menghitung peluang suatu kejadian dan distribusi peluang”. Beberapa mahasiswa mungkin merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Sebenarnya, dalam mengerjakan soalsoal peluang atau bahkan soal-soal mata kuliah lain pun jika kita tahu dan paham maksudnya serta dapat mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan untuk mengerjakan soal tersebut, tidak ada soal yang sulit dan tidak dapat dipecahkan. Masalah yang sering dihadapi oleh mahasiswa adalah ketidaktahuan dan kekurangpahaman inti pertanyaan yang diberikan dan cara mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan tersebut. Untuk keperluan itu, pada rubrik ini materi yang akan dibahas adalah trik-trik sederhana dalam menyelesaikan masalah hitung peluang. Melalui rubrik ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami cara atau strategi dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan peluang suatu kejadian.
Dewi Juliah Ratnaningsih
Dosen MMP-PPs
2. Kejadiannya adalah banyaknya bola basket yang masuk, atau kita tulis sebagai X=bola basket yang masuk. 3. Peubah acaknya adalah X, yakni jumlah bola basket yang masuk dengan x adalah beberapa kemungkinan nilai X. 4. Peluangnya adalah sebagaimana tercantum pada Tabel 1 kolom (7)
yang
5. Distribusi peluangnya sebagaimana yang disajikan pada Tabel 2. dok. google image
dapat memasukkan bola minimal dua kali. Solusi :
Dari Tabel 2, kita bisa menjawab pertanyaan soal di atas, yaitu peluang memasukkan bola basket minimal 2. Berarti kita memilih nilai X=2, 3, dan 4, yang peluangnya masing-masing 24/81, 8/81,
Dari soal tersebut, kita tentu tahu Tabel 2. Distribusi Peluang bahwa dalam pelemparan bola Nilai X Komposisi Peristiwa Peluang basket kemungkinannya adalah Para mahasiswa yang budiman, ada beberapa hal bola itu masuk (kita istilahkan 0 TTTT 16/81 atau istilah yang harus Anda ketahui dan pahami M) dan bola itu tidak masuk 1 MTTT, TMTT, TTMT, TTTM 4.8/81 = 32/81 sebelum mengerjakan soal hitung peluang. Istilah- (kita istilahkan T). Identifikasi MMTT, MTMT, TMMT, TMTM, MTTM, 2 6. 4/81 = 24/81 istilah yang sering muncul dan merupakan konsep awal yang jadi patokan adalah TTMM dasar dalam mengidentifikasi soal hitung peluang peluang masuk bola atau kita 3 MMMT, MMTM, MTMM, TMMM 4.2/81 = 8/81 adalah: ruang contoh, kejadian, peubah/variabel tulis P(M) adalah 1/3. Karena 4 MMM 1/81 acak, peluang suatu kejadian, dan distribusi dari soal tersebut diketahui ratapeluang peubah acak. Pada kesempatan ini akan rata bola masuk sekali dalam dijelaskan kembali istilah-istilah tersebut disertai 3 kali lemparan, sehingga P(M)=1/3. Dengan dan 1/81. Kemudian masing-masing peluang dengan ilustrasi agar lebih mudah dipahami dan demikian, P(T) = 1-1/3 = 2/3. Nah, itu identifikasi tersebut dijumlahkan, sehingga peluangnya dicerna. pertama yang kita peroleh yaitu P(M) = 1/3 dan menjadi: P(X) = 24/81 + 8/81 + 1/81 = 33/81. Jadi P(T) = 2/3. Identifikasi kedua, kita harus tentukan jawaban pertanyaan soal di atas adalah P(X) = 1. Ruang contoh, yaitu kumpulan dari semua ruang contoh dari soal tersebut. Susun beberapa 33/81. Mudah bukan! hasil dari percobaan statistik, dinotasikan kemungkinan yang terjadi dan hitung peluangnya. dengan S. Untuk mudahnya, kita buat dalam bentuk tabel Nah, dari Tabel 1 atau Tabel 2 tersebut, kita sebagai berikut. dapat mengombinasikan pertanyaan soal di atas. 2. Kejadian adalah hasil dari suatu percobaan Misalnya dari soal di atas ada lagi pertanyaan: yang mempunyai sifat tertentu. Tabel 1. (1) berapa peluang tidak memasukkan bola sama Kejadian merupakan himpunan Kemungkinan yang Terjadi pada Pelemparan Bola Basket Empat Kali sekali?, (2) berapa peluang memasukkan bola bagian dari ruang sampel. basket sebanyak dua kali? Dan masih banyak Lemparan keKelagi kombinasi pertanyaan yang dapat dibuat. KatemungPeluang gorisasi 3. Peubah acak adalah fungsi yang Tentunya jawaban (1) adalah 16/81 dan jawaban 1 2 3 4 kinan mendefinisikan titik-titik sampel (2) adalah 24/81. Sangat mudah bukan??? (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) pada ruang sampel, sehingga memiliki nilai berupa bilangan Jadi kesimpulannya, jika akan mengerjakan 1 M M M M MMMM 1/3.1/3.1/3.1/3 = 1/81 nyata. Istilah lain peubah acak: soal perlu diidentifikasi terlebih dahulu berbagai 2 M M M T MMMT 1/3.1/3.1/3.2/3 = 2/81 variabel acak, random variable, kebutuhan yang menunjang dan jangan lupa 3 M M T M MMTM 1/3.1/3.2/3.1/3 = 2/81 stochastic variable. Peubah istilah-istilah pokok yang sering digunakan acak dinotasikan dengan huruf agar membantu kita dalam memahami dan 4 M T M M MTMM 1/3.2/3.1/3.1/3 = 2/81 besar (misal: X), sedangkan nilai mengerjakan soal dengan baik. 5 T M M M TMMM 2/3.1/3.1/3.1/3 = 2/81 dalam X dinotasikan dengan 6 M M T T MMTT 1/3.1/3.2/3.2/3 = 4/81 huruf kecil (misal: x). Selamat Belajar, Semoga Sukses… 7
M
T
M
T
MTMT
1/3.2/3.1/3.2/3 = 4/81
8
T
M
M
T
TMMT
2/3.1/3.1/3.2/3 = 4/81
9
T
M
T
M
TMTM
2/3.1/3.2/3.1/3 = 4/81
4. Peluang suatu kejadian didefinisikan sebagai banyaknya kejadian yang mungkin dari suatu peristiwa dibagi dengan banyaknya ruang ruang sampel. Rumus peluang ditulis:
10
M
T
T
M
MTTM
1/3.2/3.2/3.1/3 = 4/81
11
T
T
M
M
TTMM
2/3.2/3.1/3.1/3 = 4/81
12
M
T
T
T
MTTT
1/3.2/3.2/3.2/3 = 8/81
13
T
M
T
T
TMTT
2/3.1/3.2/3.2/3 = 8/81
14
T
T
M
T
TTMT
2/3.2/3.1/3.2/3 = 8/81
15
T
T
T
M
TTTM
2/3.2/3.2/3.1/3 = 8/81
16
T
T
T
T
TTTT
2/3.2/3.2/3.2/3 = 16/81
P( A) =
16
n( A) n( S )
Dengan n(A) = banyaknya kejadian A dan n(S) = banyaknya ruang contoh.
5. Distribusi peluang peubah X adalah daftar nilai-nilai numerik X yang berbeda bersama dengan nilai peluangnya.
Bentuk tabel di atas dapat disederhanakan lagi menjadi Tabel 2 berikut yaitu Tabel Distribusi Peluang. Untuk menentukan distribusi peluang kita mendefinisikan X adalah lemparan yang masuk atau X = lemparan masuk (M).
Ilustrasi:
Dengan demikian kita dapat mengidentifikasikan:
Seorang pemain bola basket rata-rata dapat memasukkan bola sekali dalam tiga kali lemparan. Hitunglah peluang dalam empat kali lemparan
1. Ruang contoh soal di atas ada sebanyak 24 = 16, seperti pada Tabel 1. Dengan S adalah himpunan yang ada pada kolom (6) Tabel 1.
KOMUNIKA No. 51 / Tahun XVII / 2011
dok. google image
AKADEMIK
OSMB UT: Betah Jelajahi Website UT
L
ayaknya seorang mahasiswa baru di UT, pasti bersemangat mengikuti Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB). Sama halnya dengan saya ketika menghadiri OSMB Non-Pendas UPBJJ-UT Yogyakarta di Gedung MMTC Jalan Magelang bulan Maret lalu. Setelah mengisi daftar hadir, saya langsung masuk ke hall MMTC. Ternyata acara baru saja dimulai. Setelah pembukaan, dilanjutkan sambutan ketua panitia Drs. Najamuddin Yahya. Disambung oleh Kepala UPBJJ Dr. Tati Rajati yang memberikan berbagai pengarahan dan wejangan kepada para mahasiswa baru. Selain menjelaskan secara singkat tentang sejarah UT, beliau juga tidak lupa memberikan berbagai tips dan trik agar sukses menjadi mahasiswa di UT. Sebagai intermezzo, ada staf dari salah satu bank mitra kerja UT yang menawarkan jasa perbankan. Ia memberikan penjelasan tentang berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh instansinya termasuk peminjaman dana. Berikutnya adalah informasi kemahasiswaan yang disampaikan Diah Astuti, M.Si. Sedangkan materi terakhir tentang registrasi dan ujian dipaparkan Ibu Yeti Sukarsih, M.Pd. Sebenarnya semua materi yang dipaparkan
dalam OSMB itu sudah ada dalam Katalog UT meskipun ada beberapa tambahan informasi terbaru. Inti acara OSMB ada di akhir acara yaitu pelatihan menggunakan website UT. Untuk itu sejak awal para peserta “diharamkan” pulang terlebih dahulu kalau belum mengikuti acara pengenalan dan pelatihan website yang diadakan di laboratorium komputer MMTC Yogyakarta. Dalam pelatihan tersebut, para mahasiwa baru dikenalkan dengan website UT. Mulai dari bagaimana cara mengaksesnya, fitur apa saja yang terdapat di dalamnya, dan bagaimana cara memesan bahan ajar secara online dari website UT. Selain itu para mahasiswa juga disarankan berlangganan newsletter UT agar mengetahui info-info terbaru seputar kegiatan UT. Sepertinya sesi inilah yang paling menarik buat para mahasiswa baru. Hal ini terlihat dari antusiasme para peserta dalam menjelajahi website UT, serta munculnya berbagai pertanyaan terkait website UT. Bahkan ketika waktu yang disediakan sudah habispun, banyak dari para peserta yang masih enggan meninggalkan lab komputer sehingga
TRACER STUDY Lulusan: Seberapa Pentingkah?
P
enilaian Borang Akreditasi Program Studi bagi setiap perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia sudah menjadi harga mutlak untuk dilakukan. Dalam pedoman akreditasi tersebut salah satu standar penilaian yaitu Standar 3 tentang Mahasiswa dan Lulusan. Pada Standar 3 tersebut terdapat sub butir penilaian evaluasi lulusan yaitu evaluasi kinerja lulusan berdasarkan penilaian pihak pengguna lulusan. Sub butir penilaian ini memiliki bobot yang sangat signifikan terhadap penilaian seluruh
Millington (2008) menyatakan bahwa tracer study adalah alat penilaian dampak dari suatu program atau proyek, sehingga efektivitas komponen program dapat teridentifikasi. Tujuan diselenggarakannya tracer study menurut Schomburg (2003) adalah untuk: (1) mengevaluasi hasil pendidikan yang dapat digunakan untuk penyempurnaan dan penjaminan kualitas lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan, (2) mengetahui hubungan antara pendidikan tinggi dengan dunia kerja profesional, (3) menilai relevansi pendidikan tinggi, dan (4) memberikan informasi bagi para pemangku kebijakan, serta (5) memenuhi persyaratan kelengkapan akreditasi pendidikan tinggi (Anonim, 2010). Bulan Agustus 2010 Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Seminar Nasional dan Pelatihan Fase Persiapan Lapangan Tracer Study yang dihadiri oleh berbagai institusi perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Indonesia. Dalam seminar tersebut hadir Kasubdit Kurikulum dan Program Studi Direktorat Jenderal dok dewi juliah Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Borang Akreditasi Program Studi. Salah satu Pendidikan Nasional, Nursamsiah Asharini. alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi Pada kesempatan tersebut Nursamsiah Asharini kinerja lulusan oleh pihak pengguna lulusan memaparkan, Kementerian Pendidikan Nasional adalah tracer study. (Kemdiknas) saat ini tengah menyiapkan kebijakan Tracer study merupakan salah satu bentuk peningkatan kualitas dengan menerapkan studi empiris yang dapat memberikan informasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) berharga untuk mengevaluasi hasil pendidikan dan sistem penjaminan mutu. KKNI akan menjadi dan pelatihan yang spesifik dari suatu lembaga sebuah sistem yang berdiri sendiri untuk menjadi pendidikan tinggi. Informasi dari studi ini dapat jembatan antara sektor pendidikan dan pelatihandigunakan untuk pengembangan institusi dalam pelatihan dalam rangka membentuk sumber konteks jaminan kualitas (Schomburg, 2003). daya manusia (SDM) nasional yang berkualitas
Ajisaka
Mahasiswa UPBJJ-UT Yogyakarta
dok ajisaka
panitia terpaksa memberikan pengumuman berulang-ulang bahwa waktu yang disediakan telah habis. Hal ini sebenarnya menunjukkan bahwa mayoritas mahasiwa baru UT sudah melek teknologi informasi. Hal ini pertanda positif dan semakin memacu UT agar ke depannya dapat menjadi universitas negeri yang handal di bidang pendidikan tinggi jarak jauh berbasis teknologi informasi. (*)
Dewi Juliah Ratnaningsih
Dosen FMIPA-UT
dan bersertifikasi melalui skema pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan kerja atau pengalaman kerja. Menurutnya, untuk keperluan itu maka tracer study menjadi penting karena hasilnya bisa menjadi bahan kebijakan pendidikan oleh pemerintah serta pencapaian di perguruan tinggi agar bisa dipertanggung jawabkan kepada publik, klien, pelanggan, maupun pemangku kepentingan (Latief, 2010). Berdasarkan definisi dan tujuannya, tracer study menjadi sangat penting dilakukan oleh setiap institusi perguruan tinggi sebagai salah satu cara mengevaluasi kurikulum pendidikan untuk memperbaiki kualitas para lulusannya. Keberadaan lulusan sangat penting dan merupakan aset yang sangat berharga bagi institusi. Melalui tracer study, lulusan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan karir, status, dan penghasilan lulusan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk melihat relevansi pengetahuan dan keterampilan. Dengan kata lain, dapat diketahui hubungan antara pengetahuan dan keterampilan dengan dunia kerja, wilayah dan profesionalisme kerja lulusan. Selain itu, melalui tracer study lulusan pun dapat diminta keterangan untuk menilai atau mengevaluasi kondisi selama mereka menjalani studi di institusi tertentu. Pada akhirnya, informasi tersebut dapat dijadikan pertimbangan untuk penyempurnaan dan penjaminan kualitas lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tracer study sangat penting dan mutlak dilakukan oleh setiap institusi perguruan tinggi dalam memperbaiki kualitas lulusan dan kredibilitas terhadap publik, pengguna, maupun pemangku kebijakan.
Pustaka Anonim. 2010. Akreditasi Program Studi Sarjana (S1) Perguruan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh. Buku IIIA Borang Akreditasi Program Studi. Jakarta: Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi. Latief. 2010. Perlu, Melacak Lulusan Perguruan Tinggi. Diunduh dari http://edukasi.kompas.com/read/2010/08/04/20351866/ tanggal 1 Februari 2011. Millingtone, C. 2008. The Use of Tracer Studies for Enhancing Relevance and Marketability in Online and Distance Education. Diunduh dari http://wikieducator.org/ images/e/e1/PID_424.pdf tanggal 20 Oktober 2010. Schomburg, H. 2003. Handbook for Gradutes Tracer Study Version 2. Germany: Centre for Research on Higher Education and Work University of Kassel. No. 51 / Tahun XVII / 2011
KOMUNIKA
17
TUTORIAL Irsanti Widuri Asih
Dosen FISIP-UT
Komunikasi atau Bukan?
D
efinisi komunikasi sangat beragam. Para ahli pun masih kerap memperdebatkan apa yang dimaksud dengan komunikasi. Tulisan ini memuat pemikiran Stephen W. Littlejohn mengenai berbagai perilaku manusia yang berpotensi untuk dikategorikan sebagai sebuah aktivitas komunikasi. Materi ini mengacu ke Modul1 Kegiatan Belajar 2 Buku Materi Pokok Pengantar Ilmu Komunikasi (SKOM4101) yang membahas tentang Definisi dan Karakteristik Komunikasi. Perdebatan mengenai definisi komunikasi akan kekal abadi. Untuk itu, Littlejohn (2006: 7-8) mengajukan sembilan perilaku yang bisa dikategorikan sebagai tindak komunikasi yang didasarkan pada dua pertanyaan: 1) haruskah komunikasi diniatkan?; 2) haruskah komunikasi diterima?
1B. Isyarat yang dirasakan secara tidak sengaja (Incidentally perceived symptoms). Misalnya: saya menguap, dan teman saya kemudian menyadari bahwa saya lelah walaupun ketika saya menguap dia tidak terlalu memperhatikannya. 1C. Isyarat yang diniatkan (Symptoms attended to). Misalnya: saya menguap, kemudian teman saya menanyakan ”Memang saya membosankan sekali ya?” 2A. Pesan nonverbal yang tidak dirasakan (Nonperceived nonverbal messages). Misalnya: saya melambaikan tangan ke teman saya, tetapi dia tidak melihat saya.
2B. Pesan nonverbal yang kebetulan terjadi (Incidental nonverbal messages). Misalnya: teman saya tersebut kemudian meminta maaf karena dia tidak membalas lambaian tangan Kesembilan perilaku yang bisa dikategorikan saya dan menjelaskan bahwa dia tadi sedang sebagai komunikasi tersebut digambarkan dalam memikirkan sesuatu hal, dia tidak sadar saya Tabel sebagai berikut: sudah melambaikan tangan ke dia dan dia baru menyadarinya sesudah dia Source Behavior belok. Receiver Intentional Behavior Unintentional Behavior Behavior 2C. Pesan Nonverbal Verbal (Symptoms) n o n v e r b a l yang diniatkan 1A 2A 3A ( N o n v erbal Nonperceived Not Received Nonperceived Nonperceived m e s s a g e s symptomatic nonverbal messages verbal messages attended to). Behavior Misalnya: saya 1B 2B 3B melambaikan Received Incidentally tangan ke teman Incidental nonverbal Incidental verbal Incidentally perceived saya dan dia messages messages symptoms membalasnya. 1C 2C 3C 3A. Pesan Attended to Symptoms Nonverbal messages Verbal messages verbal yang attended to attended to attended to tidak dirasakan (Nonperceived Dalam Tabel tersebut, pada kolom pertama verbal messages). Misalnya: saya mengirim surat berisi mengenai perilaku yang tidak diniatkan ke teman saya, namun surat tersebut hilang. (unintentional) yang sifatnya sebagai gejala karena perilaku tersebut bisa diinterpretasikan 3B. Pesan verbal yang kebetulan terjadi sebagai isyarat pernyataan komunikasi tertentu, (Incidental verbal messages). Misalnya: saya seperti kelelahan, amarah, cemas. Kolom kedua memarahi putra saya karena tidak mengerjakan menyatakan perilaku nonverbal yang diniatkan pekerjaan rumah (PR), walaupun dia tahu saya dikirim ke orang lain, seperti melambaikan sedang berbicara dengannya, namun dia tidak tangan ke seorang teman, atau menggelengkan memperhatikan saya. kepala jika kita tidak mengetahui sesuatu hal. Kolom ketiga menyatakan verbal yang diniatkan 3C. Pesan verbal yang disengaja (verbal atau berorientasi bahasa, seperti menulis surat, messages intended to). Misalnya: saya melakukan berbincang-bincang, atau berpidato. presentasi di hadapan audiens yang tertarik dengan materi yang saya sampaikan. Baris ketiga dalam Tabel tersebut merepresentasikan apakah pesan yang Dari kesembilan perilaku tersebut, ada yang disampaikan, baik secara sengaja maupun menganggapnya sebagai perilaku komunikasi tidak sengaja, diterima oleh orang lain. Baris dan ada yang tidak. Dalam bukunya (2006: 8-9) pertama adalah untuk tidak diterima, artinya tidak Littlejohn menguraikan ada tiga ahli lain yang seorangpun memperhatikan tindakan si pengirim memiliki pandangan yang berbeda-beda, yang pesan atau mendengar pesannya. membentuk tiga posisi yang dapat dipertahankan. Posisi pertama adalah Michael Motley yang Kesembilan perilaku yang dapat dianggap sebagai berpendapat bahwa komunikasi harus dibatasi komunikasi tersebut adalah: pada perilaku yang memang sengaja dilakukan oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima 1A. Perilaku berisyarat yang tidak dirasakan pesan tersebut. Jadi, dari sembilan perilaku yang (Nonperceived symptomatic behavior), misalnya: diajukan oleh Littlejohn, Motley menganggap saya menguap, tetapi tidak seorang pun melihat perilaku komunikasi hanya terjadi pada no 2B, 2C, saya menguap (mayoritas orang menganggapnya 3B, dan 3C. Pemikiran Motley ini dikenal sebagai bukan perilaku komunikasi, namun sebagian model pengirim – penerima (the sender – receiver menganggapnya sebagai perilaku komunikasi model) seperti tergambar dalam Tabel berikut ini: interpersonal). Referensi: Littlejohn. Stephen W. 2006. Theories of Human Communication. Belmont, CA: Thomson Wadsworth.
18
KOMUNIKA No. 51 / Tahun XVII / 2011
1A
2A
3A
1B
2B
3B
1C
2C
3C
Berbeda dengan Motley, pada posisi kedua terdapat Peter Andersen yang berpendapat bahwa komunikasi haruslah mencakup perilaku yang memiliki makna bagi penerima pesan, meskipun diniatkan atau tidak (dikenal sebagai model penerima/The receiver model), seperti tergambar dalam Tabel berikut ini: 1A
2A
3A
1B
2B
3B
1C
2C
3C
Pada posisi ketiga, terdapat Theodore Clevenger, Jr. yang setuju dengan pendapat Motley bahwa komunikasi hanya mencakup pesan yang dikirim secara sengaja yang diterima oleh penerima pesan, namun Clevenger berpendapat bahwa kesengajaan sulit untuk ditentukan. Menurutnya, perilaku komunikasi harus mencakup perilaku mengirim dan menerima pesan yang disengaja, yang mencakup lebih banyak sel dibanding Motley, seperti tergambar berikut ini: 1A
2A
3A
1B
2B
3B
1C
2C
3C
Dari ketiga pendapat para ahli komunikasi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa mereka bertiga sepaham mengenai tindak komunikasi yang disengaja harus diperhitungkan sebagai perilaku komunikasi. Namun, untuk perilaku yang tidak disengaja atau perilaku lain yang dapat dikategorikan sebagai perilaku komunikasi, mereka masih berbeda pendapat. Dalam melihat begitu banyaknya perspektif yang berbeda-beda dalam memandang komunikasi, Andersen mengingatkan kita bahwa ketika tidak ada penilaian benar atau salah terhadap berbagai perspektif yang ada, pilihan perspektif dalam memandang komunikasi bukanlah hal yang remehtemeh, karena perspektif yang beragam ini akan melahirkan jalan yang berbeda-beda, yang akan membuat para peneliti komunikasi menanyakan pertanyaan yang berbeda-beda, dan membuat mereka mengkaji berbagai jenis kajian di bidang komunikasi. Definisi yang berbeda akan memiliki fungsi yang berbeda dan akan membuat para peneliti komunikasi berbuat hal yang berbedabeda pula. Sebuah definisi sebaiknya mampu mengevaluasi dasar-dasar yang dapat membantu para peneliti mencapai tujuan penelitian mereka. Penelitian yang berbeda sering mensyaratkan definisi komunikasi yang berbeda, bahkan yang kontradiktif. Sehingga definisi komunikasi menjadi alat yang sebaiknya digunakan secara fleksibel. Kita tidak bisa mencari satu definisi komunikasi yang paling tepat, karena pada dasarnya komunikasi merupakan kegiatan yang kompleks. Setiap teori akan memandang komunikasi dari berbagai sudut yang berbeda. Karena itu, kita lebih baik menerima orientasi yang multiteoretis dalam memandang komunikasi.
TIPS
Tips tangani Anak Underachiever
Mukti Amini
Dosen FKIP-UT
5. Libatkan anak dalam berdiskusi mengenai pemilihan program pendidikan khusus. Setelah anak cocok denngan salah seorang terapis, anak juga perlu dilibatkan untuk memilih program pendidikan yang cocok dengan dirinya 6. Terlibat proaktif selama terapi. Meski anak sudah ditangani oleh terapis yang cocok, bukan berarti orang tua menyerahkan sepenuhnya pada terapis, tetapi harus terlibat secara aktif selama proses terapi, dengan banyak berdiskusi dan mengamati. 7. Meningkatkan pemahaman tentang kebutuhan anak. Orang tua perlu lebih asertif dalam memahami kemauan dan kebutuhan anak, tidak berdasarkan praduganya saja, tetapi benar-benar menanyakan pada anak apa saja yang dia inginkan dan tidak dia inginkan.
D
alam tutorial Komunika Edisi 50 kita sudah membahas tentang ciri-ciri anak underachiever. Nah, sekarang, bagaimana jika anak terlanjur menjadi anak yang underachiever? Ada beberapa kiat praktis yang dapat kita lakukan, baik sebagai guru atau orang tua. Jika anda guru, maka halhal yang perlu anda lakukan adalah sebagai berikut. 1. Membuat program belajar yang membentuk konsep diri anak secara realistis dan sehat. Artinya, tugas yang diberikan pada anak semestinya melihat kemampuan tiap anak sehingga anak tidak merasa terlalu sulit atau terlalu mudah. Bukan tugas yang sifatnya sama rata untuk seluruh kelas, tetapi tugas yang lebih mempertimbangkan analisis kebutuhan tiap anak. Setidaknya, guru dapat membuat grading atau pengelompokan tugas berdasarkan tingkat kesulitannya, disesuaikan dengan kemampuan anak. 2. Menerapkan kurikulum yang tepat sesuai dengan kelemahan anak, sehingga kelemahan yang ada pada anak sedikit demi sedikit dapat diatasi. Kurikulum yang tepat ini antara lain dapat mengacu pada pedoman praktek pembelajaran yang berorientasi perkembangan anak atau Developmentally Appropriate Practice (DAP). 3. Bekerja sama dengan orangtua yang dapat dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai cara, misalnya dialog saat orang tua mengantar/menjemput anak ke sekolah, pengunaan buku komunikasi orang tua-guru, pertemuan berkala dengan orang tua, sampai kunjungan ke rumah. Jika guru dan orang tua merasa permasalahan anak cukup sulit diatasi sendiri, mereka dapat merujuk pada psikolog atau ahli lain yang kompeten.
8. Menerima anak sepenuhnya, kelemahan & kelebihannya. Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk anak underachiever. Orang tua diharapkan menerima anak tersebut secara utuh, dok google image tidak membandingkan dengan kakak/atau Lalu apa yang perlu dilakukan oleh orang adiknya karena itu akan melukai hatinya tua? dan menbuat konsep diri yang negatif pada dirinya. Kebersamaan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan jiwa anak 9. Memompa semangat belajar anak. Oleh karena semangat belajar anak sumber : lpjcholic.blogspot.com underachiever dengan mudah dapat teralihkan, orang tua harus terus memompa Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang semangat belajar anak secara positf. Bukan tua untuk menangani anak yang underachiever dengan hukuman, ancaman, atau imingadalah sebagai berikut. iming hadiah, tetapi dialog yang sehat dan membangun konsep diri anak. 1. Belajar tentang anak underachiever. Orang tua harus memiliki pemahaman yang benar 10. Menyusun kembali jadwal harian anak. dulu tentang apa dan bagaimana anak Orang tua perlu menyusun ulang jadwal underachiever, sehingga nantinya dapat harian anak dengan tetap meminta memberikan penanganan yang tepat pada pendapat dari anak. Jadwal tersebut anaknya. diusahakan terperinci dari jam ke jam, untuk membantu keteraturan pada anak 2. Mendiskusikan dengan guru. Agar underachiever yang selama ini cenderung penanganan terhadap anak underachiever sulit teratur. berjalan dengan tepat dan seiring sejalan, orang tua perlu selalu berdiskusi dengan 11. Menyediakan lingkungan yang kondusif. guru. Agar anak tidak bosan selama terapi, orang tua perlu menyiapkan berbagai variasi 3. Kunjungi lembaga terapi terdekat, untuk kegiatan yang menarik seperti kunjungan/ mendapatkan informasi yang lebih akurat wisata keluar (hang out), diskusi yang tentang penanganan anak underachiever menarik dan hangat dengan teman-teman langsung dari ahlinya, sehingga dapat anak, atau permainan edukatif lainnya. mensinergikan dengan penanganan di sekolah dan rumah. Nah, jika semua hal tersebut sudah dilakukan, semoga banyak anak underachiever di sekitar kita 4. Memeriksakan ke terapis yang cocok dapat memperlihatkan sosok yang sesungguhnya, dengan anak. Dari beberapa lembaga layaknya anak-anak pada umumnya. terapi yang sudah dikunjungi, belum tentu anak merasa ada kecocokan dengan profil dari para terapisnya. Pemilihan terapis yang cocok hendaknya menanyakan pendapat anak, jangan sampai anak merasa tertekan selama proses terapi berlangsung.
dok google image
No. 51 / Tahun XVII / 2011
KOMUNIKA
19
SEMENTARA ITU
Oleh-Oleh Ujian PENDAS dari Kabupaten Brebes Ernik Yuliana
Dosen FMIPA-UT
D
engan kereta Cirebon Ekspres (Cireks), Jakarta-Brebes ditempuh dalam 4 jam perjalanan. Kota “kecil” di wilayah pantura ini berjarak kira-kira 12 km ke Kota Tegal, jauh dari kemacetan dan kotanya damai. Hanya saja, air sumurnya agak berasa asin (khas rasa air wilayah pantura). Kabupaten Brebes terkenal sebagai penghasil telur asin yang nikmat dan beda dengan rasa telur asin dari daerah lain. Telur asin dari Brebes ada yang dimasak dengan cara direbus dan dipanggang. Dua-duanya nikmat.
Antre Numpang Mandi
Mukti Amini
Dosen FKIP-UT “Kalau ada sumur di ladang, bolehlah kita menumpang mandi”.
M
asih ingat dengan pepatah tersebut? Kali ini saya benar-benar mengalami harus menumpang mandi ke rumah orang lain, saat bertugas sebagai PJTU di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Ditugaskan menjadi PJTU di kabupaten yang masuk dalam wilayah kerja UPBJJ Palembang
Suasana ujian Mahasiswa (dok. yuli)
Telur asin, khas kota Brebes (dok. google image)
Termasuk ke dalam UPBJJ-UT Semarang, kota “telur asin” ini mempunyai peserta ujian 1900 orang, dibagi ke dalam 4 lokasi ujian, SMPN 1, 2, 3 dan 4 Brebes. Para peserta ujian sudah berkumpul sebelum jam ujian dimulai. Secara umum, ujian berjalan lancar dan tertib, meskipun ada beberapa tata tertib yang dilanggar oleh peserta ujian, tetapi kemudian diperbaiki sesuai dengan masukan pemantau. Peserta ujian cukup tertib mengerjakan soal ujian, dan konsentrasi untuk menyelesaikannya tepat waktu.
pada ujian Pendas 2010.2 lalu, memberikan kesan tersendiri bagi saya. Tak seperti biasa, kali ini saya tidak tinggal di hotel, tetapi di sebuah wisma sederhana millik PGRI. Seluruh hotel yang ada di Muara Enim sudah habis dipesan karena kebetulan kabupaten tesebut sedang merayakan hajat besar yakni ulang tahun (Hari Jadi Kabupaten Muara Enim). Selain itu, hotel juga habis dipesan oleh para mahasiswa program Pendas UT yang ternyata telah memesan hotel sejak 2-3 bulan sebelumnya untuk mengikuti ujian. Kenyataan yang bagi saya cukup mengherankan karena jarang di tempat lain saya jumpai mahasiswa Pendas UT yang notabene para guru berbondongbondong memesan hotel jauh-jauh hari sebelum ujian berlangsung. Padahal tempat tinggalnya sebenarnya masih bisa dijangkau dengan menempuh perjalanan 1-2 jam. Hal ini mungkin karena secara ekonomi penduduk Muara Enim dan sekitarnya cukup mapan. Pertambangan batubara yang sangat besar, juga kebun–kebun yang luas. Kemapanan ini antara lain terlihat dari berderetnya mobil-mobil berkelas keluaran terbaru milik mahasiswa saat pelaksanaan ujian.
Suasana persiapan untuk ujian esok hari di salah satu kamar Wisma PGRI (doc mukti)
Suasana persiapan untuk ujian esok hari di salah satu kamar Wisma PGRI (dok. mukti) Waduk Malahayu di kota Brebes (dok. google image)
Ada beberapa mahasiswa yang mengeluh karena mata kuliah yang tercantum di kartu tanda peserta ujian (KTPU) tidak sama dengan yang tercantum di tanda bukti setor (TBS). Ada juga yang tanggal lahirnya masih salah di KTPU. Semuanya ini, tidak perlu terjadi jika mahasiswa lebih mencermati proses registrasi mata kuliah. Ke depannya, mudah-mudahan mahasiswa Brebes lebih cermat dalam melakukan registrasi mata kuliah, sehingga tidak perlu ada kesalahan data pada saat pelaksanaan ujian.
20
KOMUNIKA No. 51 / Tahun XVII / 2011
Nah, kaitannya dengan pepatah tadi, persediaan air bersih untuk berbagai keperluan di wisma yang kami tinggali tidak tersedia setiap saat. Air tidak mengucur, tapi hanya menetes sehingga air yang di bak mandi benar-benar dihemat untuk keperluan wudhu atau BAK/BAB saja. Padahal dengan fasilitas kamar yang kasurnya dari busa dan tidak difasilitasi AC, bias dibayangkan betapa gerahnya. Rasanya saya ingin mandi setiap jam. Maka, 10 orang petugas dari UPBJJ termasuk saya, terpaksa setiap usai shalat subuh dan pulang dari bertugas di lapangan sore hari, berbaris rapi berkalung handuk dijemput orang dari Dinas Pendidikan setempat untuk menumpang mandi di rumah mereka. Benar—benar pemandangan yang sangat lucu selama 4 hari berturut-turut.
Rakorwil UPBJJ-UT Wilayah Tengah dan Timur Benny Sigiro Dosen UPBJJ-UT Manado
S
ebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang menyelenggarakan layanan pendidikannya dengan Sistem Belajar Jarak Jauh (SBJJ), sudah seyogianya jika UT berkomitmen untuk membuka akses pendidikan tinggi seluas-luasnya kepada seluruh warga masyarakat dimana pun berada. Untuk menyediakan akses pendidikan tinggi yang berkualitas bagi semua lapisan masyarakat, tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, dan ini menjadi obsesi yang terus-menerus harus diupayakan. Oleh karena itu, UT harus melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) dan peningkatan kualitas dalam segala aspek, khususnya peningkatan kualitas pelayanan kepada pemangku kepentingan. Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan tersebut, UPBJJ-UT wilayah Tengah dan Timur telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) pada tanggal 30 Mei – 1 Juni 2011, di hotel Gran Puri Manado, dengan tema: “Peningkatan Kualitas Pelayanan Agar Mahasiswa Lulus Tepat Waktu”. Tujuan penyelenggaraan Rakorwil ini adalah mengintensifkan komunikasi, koordinasi antar UPBJJ-UT, dan tukar pengalaman dalam pemecahan masalah serta menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah seputar kegiatan operasional UPBJJ-UT. Melalui metode pembahasan dengan pendekatan kombinasi brainstorming, rapat komisi, dan pleno, diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi berupa identifikasi permasalahan dan alternatif pemecahannya yang akan diusulkan kepada pimpinan UT. Kegiatan Rakorwil tersebut dihadiri oleh 20 UPBJJ-UT Wilayah Tengah dan Timur dengan peserta pimpinan dan staf UPBJJ-UT: Manado, Makassar, Kendari, Palu, Majene, Gorontalo, Ternate, Ambon, Jayapura, Samarinda, Kupang, Mataram, Denpasar, Jember, Malang, Surabaya, Surakarta, Yogyakarta, Semarang dan Purwokerto. A c a r a Rakorwil dimulai p a d a tanggal 30 Mei jam 09.00 W i t a , dibuka o l e h Rektor dok benny s. UT yang diwakili Pembantu Rektor (PR) III UT, Hasmonel, SH., M.Hum. Dalam sambutannya, PR III sempat menyinggung soal masa jabatannya yang akan segera berakhir, sembari menyampaikan permohonan maaf dengan kerendahan hati kepada seluruh peserta rakorwil jika ada hal-hal yang tidak berkenan baik sikap maupun perilaku selama menjabat sebagai PR III. Selanjutnya, PR III menekankan agar tema Rakorwil dapat diwujudkan dengan cara masing-masing UPBJJ-UT terkait dengan berbagai kebijakan baru, diantaranya: Billing System, Pembayaran SPP melalui ATM, Toko Buku Online (TBO), Pengaduan Kasus Nilai, dan Kemitraan. Dalam kesempatan sesi tanya jawab, PR III menjelaskan bahwa upaya agar mahasiswa lulus tepat waktu dengan baik merupakan tantangan besar. Sebab secara teori, mahasiswa lulus tepat waktu berarti mahasiswa diseleksi dengan baik, diberikan layanan prima, bahan ajar berkualitas, dan lain sebagainya. “Jika layanan yang diberikan prima tetapi mahasiswa tidak prima tentu saja tetap menjadi kendala, namun kita semua harus tetap optimis! Mengupayakan agar mahasiswa lulus tepat waktu dalam waktu delapan semester, itu sudah prestasi lebih dari cukup,” ujarnya. Setelah pemaparan mengenai kebijakan UT oleh PR III, kegiatan dilanjutkan dengan pengarahan teknis yang disampaikan oleh Kepala UPBJJUT Manado, Drs. Sjaiful Munir, M.Si, selaku ketua panitia rakorwil. Dalam pemaparannya, beliau mengajak peserta Rakorwil agar dapat berkontribusi dan memberikan kontribusi pemikiran, sehingga melalui kegiatan Rakorwil dapat menghasilkan karya terbaik untuk UT.