BANJIR JAKARTA DAN PENCALONAN JOKOWI MENJADI PRESIDEN KE-7
(Studi Perbandingan Analisis Framing Surat Kabar Harian Suara Merdeka dan Jawa Pos Dalam Memberitakan Dampak Banjir DKI Jakarta Terhadap Pencalonan Jokowi Menjadi Presiden Ke-7 Periode Tanggal 1 hingga 31 Januari 2014)
SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S – 1 Program Studi Ilmu Komunikasi
Diajukan Oleh : ASEP ABDULLAH ROWI L100060054
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
1
BANJIR JAKARTA DAN PENCALONAN JOKOWI MENJADI PRESIDEN KE-7
(Studi Perbandingan Analisis Framing Surat Kabar Harian Suara Merdeka dan Jawa Pos Dalam Memberitakan Dampak Banjir DKI Jakarta Terhadap Pencalonan Jokowi Menjadi Presiden Ke-7 Periode Tanggal 1 hingga 31 Januari 2014) Asep Abdullah Rowi (
[email protected]) Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK Penelitian ini berusaha menganalisis pemberitaan banjir DKI Jakarta terhadap pengaruh pencalonan Jokowi menjadi presiden ke-7, periode tanggal 1-31 Januari 2014. Jokowi menjadi sosok “media darling” yang menarik untuk diteliti melalui Suara Merdeka dan Jawa Pos. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui frame apa yang muncul pada kedua surat kabar itu. Obyek penelitian ditentukan secara purposive sampling dengan pertimbangan surat kabar itu memberikan porsi lebih pada berita-berita seputar banjir DKI Jakarta.Teknik analisis data menggunakan analisis framing yang kembangkan oleh Robert M. Entman. Dari hasil penelitian, jika banjir DKI Jakarta pada harian Suara Merdeka bukan kegagalan Jokowi. Jawa Pos terdapat frame kegagalan Jokowi. Untuk problem identification, Suara Merdeka melihat banjir DKI Jakarta sebagai hal alamiah dan tidak negatif. Jawa Pos, melihat sebagai “kegagalan” Jokowi, nilainya pun negatif. Untuk causal interpretation, Suara Merdeka melihat faktor cuaca dan banjir rob, diposisikan paling bertanggung jawab. Jawa Pos Jokowi tidak siap. Untuk moral evalution, Suara Merdeka menganggap kejadian alamiah dan bukan ditanggung jawab penuh Jokowi. Jawa Pos, menilai sangat serius dan penting. Janji Jokowi harus direalisasikan. Untuk treatment recommendation, Suara Merdeka menawarkan penanganan dan penanggulangan. Jawa Pos lebih tegas, jika mengatasi banjir, maka Jokowi harus tetap menjadi Gubernur DKI Jakarta. Bukan memilih maju dalam bursa calon presiden.
Keyword : Banjir DKI Jakarta, Jokowi, Framing
3
FLOOD OF JAKARTA AND JOKOWI NOMINATION FOR THE SEVENTH PRESIDENT (A Comparative Study of Framing Analysis of Suara Merdeka Daily and Jawa Pos Daily of November 1 to January 31, 2014 in Reporting Impact of Jakarta Flood on Jokowi Nomination For Seventh President ) Asep Abdullah Rowi (
[email protected]) Communication Science Program Faculty of Communication and Information Muhammadiyah University of Surakarta
ABSTRACT This research is conducted to find out the impact of reporting DKI Jakarta flooded towards Jokowi nominee being the seventh president. Jokowi as a „media darling‟ is interested to analyze by Suara Merdeka dan Jawa Pos‟s news. The aim of this research is finding out the frame used by both newspapers. The data of Suara Merdeka and Jawa Pos taken by 1-31 January 2014 in reporting DKI Jakarta flooded. Based on the newspapers proportion in reporting DKI Jakarta flooded, I applied purposive sampling in deciding the object of the research. The research use framing analyzes by Robert M. Entman to achieve the goal. The findings of the analysis can be seen as follows: First, Jokowi‟s failure is not used by Suara Merdeka newspaper as a frame. Yet, Jawa Pos use frame Jokowi‟s failure in reporting DKI Jakarta flooded. Second, as problem identification, DKI Jakarta flooded is taken as force majeure and has no negative value towards Jokowi by Suara Merdeka. Jawa Pos seen the flood as Jokowi‟s failure dan has negative value to Jokowi. Third, the weather and tidal flood is used by Suara Merdeka as the most responsible factor for causal interpretation. In Jawa Pos, Jokowi has not been ready, yet. Fourth, Suara Merdeka considered the flooded as natural disaster so that Jokowi has no responsible of it for moral evaluation. Jawa Pos takes DKI Jakarta flooded so seriously and Jokowi has responsible to overcome it. Suara Merdeka offered handling and preventing in treatment recommendation. Jawa Pos asked Jokowi to stay as DKI Jakarta Governor to overcome the flood. Thus, Jokowi is not proper to go on presidential election.
Key words: Jakarta Flood, Jokowi, Framing
4
PENDAHULUAN Jakarta, menjadi olok-olokan lawan-lawan
A. Latar Belakang Perkembangan
yang
politiknya. Peneliti pun tertarik dalam
semakin terbuka ini, tidak lepas dari peran
mengupas pemberitaan pada harian Suara
media. Kehidupan manusia dikendalikan
Merdeka dan Jawa Pos. Suara Merdeka
media
kemerdekaan
lebih dikenal dengan gaya tulisan yang bisa
Indonesia hingga sekarang. Media menjadi
disebut halus karena berbasis di Jawa
salah satu wadah yang membantu dalam
Tengah (Jateng). Sementara Jawa Pos,
proses demokrasi di Indonesia. Bahkan,
bergaya tulisan lugas dan keras, sesuai
media
dengan
sejak
sebelum
menjadi
menafsirkan
demokrasi
agen
sehingga
aktif
budaya
Jawa
Timur
(Jatim).
media
Apalagi pemilik Jawa Pos Group, Dahlan
disebut menjadi agen konstruksi. Media itu
Iskan yang saat menjadi Menteri BUMN
menghasilkan bukti dari berbagai aktivitas,
merupakan bakal calon presiden dari
isu dan peristiwa politik. Media mampu
Konvensi Partai Demokrat yang digadang-
memobilisasikan
bahwa
gadang menjadi lawan berat sosok Jokowi
mereka dapat mengangkat berbagai isu
dalam Pilpres 9 Juli 2014. Peneliti berusaha
yang mungkin tidak pernah dipikirkan oleh
membandingkan isi atau teks berita dari
publik dan mereka dapat menawarkan cara
dua surat kabar harian tersebut, sehingga
untuk melihat isu-isu tersebut. Dengen cara
realitas konstruksi media terlihat jelas.
ini,
opini
Serta bagaimana pemberitaan soal banjir
tentang berbagai peristiwa dan isu politik
yang hampir menghiasi di dua surat kabar
(Graeme, 2008:89).
itu, berdampak negatif terhadap Jokowi.
media
realitas,
secara
opini,
mampu
yaitu
membentuk
Pembahasan
yakni
Dalam permasalahan ini, peneliti
mengambil fenomena di Indonesia yang
menggunakan metode analisis framing.
dialami sosok Joko Widodo atau biasa
Pasalnya dengan model itu, peneliti akan
dikenal dengan Jokowi. Sosoknya menjadi
melihat realitas susungguhnya di balik
perhatian.
pemberitaan
Termasuk
menarik
media
massa.
media
massa.
Kemudian,
Puncaknya saat Pilpres 2014. Saat butuh
bagaimana konstruksi kritis yang digunakan
pendongkrakan suara untuk masuk menjadi
dalam proses pembuatan berita, sehingga
bursa calon
Jokowi diterpa
dampaknya sampai pada pembentukan opini
berbagai masalah. Diantaranya banjir DKI
dalam masyarakat. Dengan itu, masyarakat
Jakarta. Banjir yang masih melanda DKI
yang merupakan objek “penikmat” berita,
presiden,
5
akan mengetahui secara langsung dibalik
2. Untuk Praktis
fenomena itu.
Diharapkan memberikan gambaran dan
B. Rumusan Masalah
wacana baru tentang konstruksi realitas
Pokok
masalah
yang
menjadi
pemberitaan.
Pasalnya
penelitian
yang
pembahasan dalam penelitian nantinya,
dikerjakan, berusaha mengupas maksud di
yakni bagaimanakah konstruksi realitas
balik pemberitaan. Dari hasil itu, layak
media sesungguhnya terkait isi dokumen
digunakan
atau teks berita mengenai banjir di DKI
pengolahan data dari mulai di lapangan,
Jakarta
masuk
terhadap
pengaruh
pencalonan
Jokowi menjadi Presiden 2014 dalam
sebagai
dalam
landasan
dapur
terhadap
redaksi,
hingga
menjadi berita yang disajikan pembaca.
Harian Suara Merdeka dan Jawa Pos
E. Landasan Teori
periode 1 Januari hingga 31 Januari 2014?
1. Komunikasi Massa Komunikasi menjadi bagian utama
C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana Suara
dalam kehidupan.Setiap orang, tidak bisa
Merdeka dan Jawa Pos mengkontruksikan
lepas dengan suatu hal yang berkaitan
realitas peristiwa atau membingkai (mem-
dengan komunikasi. Kata komunikasi atau
framing)
communication
berita
banjir
periode
1-31
dalam
bahasa
inggris
Januaridi DKI Jakarta terhadap pengaruh
berasal dari kata latin yang communis yang
pencalonan
berarti “sama”, communico, communicatio
Gubernur
Jokowi
sebagai
atau communicare yang berarti “membuat
Presiden 2014. D. Manfaat Penelitian
sama” (to make common). Istilah pertama
1. Untuk Akademis
(communis) paling sering disebut sebagai
Diharapkan menambah wawasan dalam
asal kata komunikasi, yang merupakan akar
bidang ilmu komunikasi, khususnya bagi
dari
mahasiswa yang akanmenggeluti dunia
Komunikasi menyarankan bahwa suatu
kewartawanan atau jurnalistik. Bahkan
pikiran, suatu makna atau suatu pesan
mahasiswa yang akan berkecimpung dalam
dianut secara sama. Akan tetapi definisi-
bidang politik. Atau mereka yang tertarik
definisi kontemporer menyarankan bahwa
menadalami masalah media branding.Tidak
komunikasi merujuk pada cara berbagai
hanya itu, dapat dimanfaatkan sebagai
hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat
bahan acuan untuk penelitian mengenai
“Kita
masalah sejenis, sehingga memperkaya
mendiskusikan
referensi bagi mahasiswa itu sendiri.
mengirimkan
kata-kata
2007:45). 6
lainnya
berbagi
yang
pikiran,” makna,”
pesan.
dan
mirip.
“Kita kita
(DeddyMulyana,
Hal ini diperjelas oleh Jonawitz,
3. Surat Kabar Sarana Penelitian
1986 berbunyi seperti ini, Komunikasi
Pengertian surat kabar mempunyai
massa terdiri atas lembaga dan teknik dari
dua aspek yakni sebagai media dan
kelompok tertentu yang menggunakan alat
lembaga.
teknologi (pers, radio, film dan sebaginya)
kemunculannya
untuk
simbolis
menggunakan teknologi percetakan, isinya
kepada khalayak yang besar, heterogen dan
dan rujukan menurut tema tertentu, serta
sangat tersebar (Dennis McQuail, 2011:62).
dibaca inovidu atau kelompok. Sementara
2. Konstruksi Realitas Media Massa
asepak kelembagaan diantaranya berdiri di
membeberkan
konten
Media sesungguhnya
Aspek
media berkala
diantaranya dan
sering,
berada di
tengah khlayak perkotaan yang sekluar,
tengah realitas sosial yang sarat dengan
cenderung bebas, tetapi disensor sendiri,
berbagai kepentingan, konflik, dan fakta
berada dalam ranah publik, merupakan
yang
bentuk komoditas dan berbas komersial
kompleks
dan
beragam.
Louis
Althusser (1971, dalam Al-Zastrouw, 2000)
(Denis McQuail, 2011:31).
menulis bahwa media dalam hubungannya
4. Berita Dalam Bingkai Media Massa
dengan
kekuasaan,
menempati
posisi
Berita
yang baik
adalah hasil
strategis, terutama karena anggapan akan
perencanaan yang baik. Prinsip ini berlaku
kemampuannya sebagai sarana legetimasi.
bagi berita yang sifatnya diduga.Kita harus
Media
lembaga
bisa mencari dan menciptakan berita.
pendidikan, agama, seni dan kebudayaan,
Proses pencarian dan penciptaan berita itu
merupakan bagian dari alat kekuasaan
dimulai di ruang redaksi melalui forum
negara yang bekerja secara ideologis guna
rapat proyeksi. Istilah lain dari rapat
membangun kepatuhan khalayak terhadap
proyeksi adalah rapat perencanaan berita,
kelompok yang berkuasa (ideological states
rapat peliputan atau rapat rutin wartawan di
apparatus).
pandangan
bawah coordinator liputan (korlip). Rapat
Althusser tentang media diangap Antonio
biasanya diselenggarakan sore atau malam
Gramsci (1971, dalam Al-Zastrouw, 2000)
hari,
mengabaikan resistensi ideologis dari kelas
redaktur (Sumadiria, 2006 : 94).
massa
sebagaimana
Akan
tetapi
tersubordinasi dalam ruang media. Bagi Gramsci,
media
pergulatan
antar
berkompetisi
(the
merupakan idelogi bettle
yang
dihadiri
seorang
atau
beberapa
Analis framing adalah analisis yang
arena
dipakai untuk melihat bagaimana media
saling
mengkonstruksi realitas. Analis framing
ground
for
juga juga dipakai untuk melihat bagaimana
competing ideologies) (ElexSobur, 2012 :
peristiwa dipahami dan dibingkai oleh
30).
media (Eriyanto, 2002 : 10). Sementara 7
pengertian lain, analisis framing merupakan
dalam berbagai media, menjadi pihak yang
versi terbaru dari pendekatan analisis
akan didapuk menjadi calon presiden dari
wacana, khususnya untuk menganalisis teks
PDI Perjuangan. Isu atau tema banjir
media. Gagasan tentang framing pertama
menjadi perhatian berbagai pihak. Karena
kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955
banjir
(Sobur, 2012 : 161).
tanggung jawab Jokowi, sehingga mantan
Ada banyak model framing. Salah satunya
model
Diyakinkan,
Robert
konsep
pandangan
Entman,
menawarkan
N.
secara
sebuah
diklaim
menjadi
menerima ajakan menjadi calon presiden
dalam
oleh
konsisten
cara
terjadi
Wali Kota Solo dua periode itu, tidak harus
Entman.
framing
yang
PDI
Perjuangan
permasalahan
DKI
itu.
Mengingat
Jakarta,
khususnya
untuk
dalam hal penanganan banjir, selama 1,2
mengungkap the power of a communication
tahun menjabat, belum dibereskan dengan
text. Framing analysis dapat menjelaskan
tuntas. Banjir selama ini, tidak hanya
dengan cara yang tepat pengaruh atas
merugikan
kesadaran manusia yang didesak oleh
merenggut korban yang tidak sedikit.
transfer (atau komunikasi) informasi dari sebuah
lokasi,
seperti
dalam
hal
materi.
Tetapi
F. Metode Penelitian
pidato,
1. Jenis dan Objek Penelitian
ucapan/ungkapan, news report, atau novel.
Penelitian analisis framing kerap
Framing, kata Entman, secara esensial
digunakan untuk melihat dan mengetahui
meliputi
konsteks
penseleksian
dan
penonjolan.
sosial-budaya
suatu
wacana,
Membuat frame adalah menseleksi berapa
khususnya hubungan antara berita dan
aspek dari suatu pemahaman atas realitas,
ideologi (Mulyana, 2002: xiv).
dan membuat lebih menonjol di dalam suatu
teks
yang
Berdasarkan masalah yang diajukan
dikomunikasikan
dalam
penelitian
ini
lebih
sedemikian rupa sehingga mempromosikan
menekankan
sebuah definsi permasalahan yang khusus,
pemberitaan yang dilakukan oleh dua surat
interpretasi kausal, evaluasi moral, dan atau
kabar yang diteliti, maka jenis penelitian
merekomendasikan penangannya (Sobur,
dengan strateginya yang terbaik adalah
2012 : 165).
penelitian
5. Gambaran
Umum
Banjir
pada
yang
kualitatif
kecenderungan
deskriptif.
Jenis
penelitian ini menekankan analisis induktif,
DKI
dengan
Jakarta dalam Media Massa Banjir yang menjadi menarik karena
deskripsi
yang
kaya
dengan
beragam nuansa, dan riset tentang persepsi
Jokowi saat itu menjadi Gubernur DKI
manusia (Sutopo, 2002 : 24).
jakarta. Jokowi yang terus diberitakan 8
Melalui analisis framing, peneliti
trianggulasi
data
dan
metode.
Yaitu
dapat mengetahui faktor apa saja dan
membandingkan balik derajat kepercayaan
kondisi seperti apa yang mempengaruhi
suatu informasi yang diperoleh melalui
perbedaan berita soal banjir di DKI Jakarta
waktu dan alat yang berbeda dalam metode
masa pemerintahan Gubernur, Ir Joko
kualitatif (Sutopo, 2002 : 9).
Widodo atau yang akrab disapa Jokowi.
Berkaitan dengan penelitian, maka
Melalui Suara Merdeka dengan Jawa Pos
data diperoleh melalui kajian isi berita dari
pada periode 1 Januari – 31 Januari 2014.
setiap media. Terkait berita banjir yang
Mengingat
melanda Jakarta pada 1 hingga 31 Januari
saat
itu,
Jokowi
tengah
disorotbakal menjadi calon presiden dari
2014 pada Suara Merdeka dan Jawa Pos.
PDI Perjuangan. Padahal baru duduk di
4. Teknik Analisis Data
kursi pemerintahan, 1,2 tahun sejak dilantik
Dalam membedah berita-berita soal
Oktober 2012.
dampak banjir DKI Jakarta dan pencalonan
2. Sumber dan Pengolahan Data
Jokowi menjadi Presiden ke-7 sekitar satu
Sumber perolehan data, berasal dari
bulan, periode 1 hingga 31 Januari 2014
pemberitaan dua media berbeda, Suara
pada Suara Merdeka dan Jawa Pos, peneliti
Merdeka dan Jawa Pos. Penelitian terhadap
mencoba mencari postur yang tepat terkait
berita, hanya dilakukan saat terbit pada
teknik analis data. Konsep framing oleh
tanggal 1 hingga 31 Januari 2014. Berita
Entman digunakan unuk menggambarkan
yang
banjir
proses seleksi dan menonjolkan aspek
pencalonan
tertentu dari realitas oleh media. Teknik
Jokowi menjadi Presiden ke-7 Indonesia.
analiss framing model Robert M. Entman
Teknik pengumpulan data yang digunakan
(Eriyanto,
dalam
dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan
dimaksud
dampak
yakni
banjir,
terhadap
penelitian,
Teknik
tentang
adalah
tersebut
dokumentasi.
merupakan
teknik
2000:412),
melihat
framing
penekanan atau penonjolan aspek-aspek
pengumpulan data yang dilakukan dengan
realitas.
cara mempelajari dokumen-dokumen yang
Sementara perangkatnya, menurut Entman
ada dan catatan yang dimiliki unit analisis,
(Qodari, 2000:20), yakni :
sehingga
dapat
dipergunakan
dalam
1. Identifikasi
penelitian tersebut.
ini
menguji akan
penyebab
masalah
(Casual Interpretation)
3. Keabsahan Data
penelitian
(Problem
Indentification) 2. Identifikasi
Untuk
masalah
validitas
digunakan
data
3. Evaluasi Moral (Moral Evaluition)
teknik 9
4. Saran
penanggulangan
masalah
Jakarta, secara alamiah. Tidak menggiring “banjir”
menjadi
kegagalan
HASIL PENELITIAN
sehingga
harus
menuntaskan
A. Analisis Framing Pemberitaan di
kepemimpinan. Bukan justru ikut dalam
(Treatment Recommendation)
Jokowi, tapuk
pertarungan Pilpres 2014.
Suara Merdeka 1. Problem Indentification
3. Moral Evaluition
Selama kurun waktu 1-31 Januari
Frame yang dibentuk menempatkan
2014, Suara Merdeka menerbitkan 17
masalah banjir sebagai kejadian alamiah,
tulisan soal banjir DKI Jakarta. Diantaranya
karena curah hujan atau rob. Atau dalam
5 berita merupakan headline disertai 7 foto
hal ini dinilai “warisan sejarah” seperti
headline dan non headline sebanyak 9
ditekankan sejarahwan Alwi Shahab. Jika
berita disertai 4 foto. Tulisan lain yakni,
banjir merupakan bencana yang tidak
opini 1 buah berjudul “Tragedi Politisasi
pernah jemu menggenangi kota Jakarta.
Bencana” yang terbit pada 18 Januari 2014.
Suara Merdeka dalam pemberitaan banjir,
Sementara pihak redaksi, mengeluarkan 2
tidak menempatkan masalah itu menjadi
buah tulisan Tajuk Rencana serupa pada 20
masalah pokok yang harus ditanggung
Januari 2014 yang mengambil judul “Banjir
penuh Jokowi. Dalam pemberitaan atau
Makin Mengganas” dan pada 28 Januari
sikap secara langsung yang tertuang dalam
berupa “Prediksi Miris Kota Tenggelam”.
Tajuk Rencana, terlihat jelas pada edisi 28
Tidak hanya itu, redaksi pun mengemasisu
Januari 2014, “Gubernur DKI Jakarta Joko
banjir ibu kota
Widodo menunjukkan keseriusann dalam
yang baru dipimpin
Gubernur DKI Jokowi, dengan membuat
penanggulangan
banjir
ibu
kota,
karikaturmenggelitik pada 15 Januari 2014.
mendapat apresiasi.”
2. Casual Interpretation
4. Treatment Recommendation
dan
Secara keseluruhan di dalam berita-
Pemberitaan yang diterbitkan Suara
berita yang diterbitkan Suara Merdeka
Merdeka, secara keseluruhan mengungkap
selama kurun waktu 1-31 Januari 2014,
secara apaadanya terjadinya banjir. Mulai
karena faktor cuaca atau curah hujan,
datangnya
bannjir rob dan kondisi sungai yang
mengganas, jumlah pengungsi, adapula
menyempit, diposisikan menjadi penyebab
dampak
masalah. Bukan karena kepemimpinan
penanganan banjir dengan rekayasa cuaca
Gubernur DKI Jokowi yang baru 1,5 tahun
serta penanggulangan dengan program
lebih memimpin ibu kota. Suara Merdeka
normalisasi. Beberapa bahkan narasumber
lebih memotret bencana banjir di DKI
yang diwawancarai, menekankan untuk 10
banjir,
korban
kemudian
dan
semakin
macet,
cara
Jokowi bisa menangani masalah itu dengan
Koran yang berbasis di Jawa Timur
berkoordinasi bersama pemerintah pusat
dengan
dan pemerintah wilayah lain. Namun tidak
menurunkan tiga tulisan yang dikirimkan
hanya mengutip pendapat dari narasumber
oleh penulis. Selama Januari itu, redaksi
saja.Seperti pemberitaan 19 Januari 2014,
mengeluarkan tiga tulisan di rubrik Opini.
di
sepintas
Pertama pada 16 Januari 2014 dengan judul
menjelaskan atau menginformasikan terkait
“Mengakhiri Tradisi Banjir”, 20 Januari
10.530 warga yang mengungsi karena
2014 “Pengalaman Jadi Korban Banjir” dan
banjir semakin parah. Begitu juga edisi 20
24 Januari 2014 berjudul “Jakarta Butuh
Januari 2014, yang memberikan informasi
Jokowi” yang juga berisi tentang banjir.
terkait akses ke Jakarta yang tertutup.
Sementara tentang sosok Jokowi dan isu
B. Analisis Framing Pemberitaan di
pencapresannya, hanya 3 tulisan. Berbeda
mana
redaksi
hanya
bahasa
lugas
tersebut,
juga
dengan sosokDahlanIskan (DI), Menteri
Jawa Pos
BUMN kala SBY-Boediono yang paling
1. Problem Indentification Porsi pemberitaan Jawa Pos soal
kuat dalam KonvensiCapres dari Partai
banjir DKI Jakarta sejak tanggal 1 hingga
Demokrat, redaksi menerbitkan 12 berita
31 Januari 2014, jauh lebih banyak. Jawa
dilengkapi foto saat orasi.
Pos, menerbitkan 35 tulisan. Sebanyak 12
2. Casual Interpretation
tulisan menjadi headline dengan didukung
Pemberitaan yang diterbitkan Jawa
foto headline 12 buah. Sementara 17
Pos dari tanggal 1-31 Januari 2014, yang
tulisan soal banjir yang menimpa ibu kota
menjadi sorotan adalah langkah kerja
itu, non headline dengan didukung oleh 13
Gubernur DKI Jakarta, Jokowi yang dinilai
foto
pihak
tidak cepat dalam mengatasi banjir. Bahkan
redaksi, juga mengeluarkan 2 tulisan yang
Jokowi menjadi orang yang paling “diburu”
menyinggung banjir DKI Jakarta, dalam
karena harus bertanggung jawab dalam
kolom Jati Diri (tajuk rencana, red) yakni
meraslisasikan janji akan menuntaskan ibu
pada terbitan 15 Januari 2014 berjudul
kota dari masalah banjir. Disebutkan, banjir
“Mendorong Jokowi Mewujudkan Mimpi”,
tidak
dan 18 Januari 2014 dengan judul “Banjir,
penanggulangan
Kapan Kita Belajar?”. Begitu juga redaksi
dikomando Gubernur Jokowi dinilai kurang
menerbitkan tulisan menggelitik dan kritik
siap. Saat tiga bulan setelah dilantik akhir
dalam kolom Gagasan pada 21 Januari
2012, ibu kota kebanjiran. Diawali dari
2014, berjudul “Mengubah Jakarta Menjadi
berita tertanggal 13 Januari 2014 berjudul
Venesia”.
“Jakarta
berukuran
kecil.
Adapun
11
hanya
Masih
soal
cuaca,
jauh-jauh
Banjir”
hari
itu,
tetapi yang
tampak
memotret langkah Jokowi dalam mengatasi
Ketimbang sosok Gubernur DKI Jakarta,
banjir.
Jokowi.
3. Moral Evaluition
4. Treatment Recommendation
Frame yang sengaja dibentuk Jawa
Dalam pemberitaan Jawa Pos, lebih
Pos dalam pemberitaan dampak banjir DKI
banyak membingkai permasalahan banjir
Jakarta dari tanggal 1-31 Januari 2014,
tidak hanya soal bencana. Namun dampak
terhadap pencalonan Jokowi menjadi orang
serius yang ditimbulkan dan komitmen
nomor satu di Indonesia, berbeda. Karena
Gubernur DKI Jakarta, Jokowi dalam
Jawa Pos menempatkan masalah banjir
mengentaskan masalah tersebut. Jokowi
DKI Jakarta menjadi hal yang sangat serius
didorong untuk tetap memimpin Jakarta,
dan “penting” untuk agenda besar.Banjir
ketimbang iming-iming
menjadi
yang
presiden.Seperti
pemberitaan
terjadi
di
DKI
Jakarta
saat
dalam
calon 9
kepemimpinan Jokowi, menjadi tanggung
Januari 2014 berjudul “Banjir di Kantor
jawabnya penuh. Jokowi menjadi sosok
Wali Kota, Jalur KA Ditutup”. Kemudian
yang paling disorot. Gubernur DKI dinilai
16 Januari 2014 berjudul “Jakarta Banjir
tidak cepat dalam mengatasi banjir. Bahkan
Telan Korban”, 18 Januari 2014 berjudul
Jokowi menjadi orang yang paling “diburu”
“Banjir di Jakarta Utara, Kawasan Industri
karena harus bertanggung jawab dalam
Ditutup”, 19 Januari 2014 “Aliran Listrik
meraslisasikan janji akan menuntaskan ibu
Ratusan Ribu Rumah Terputus”, 22 Januari
kota dari masalah banjir. Disebutkan, banjir
“Banjir Bikin 159 Sekolah Lumpuh”
tidak
hingga yang paling mengiris hati Gubernur
hanya
soal
cuaca,
tetapi
penanggulangan yang dinilai kurang siap.
Jokowi. Yakni pada 23 Januari dengan judul “Korban banjir Mengemis di Tol –
Jawa Pos dalam pemberitaan selama
Jokowi Minta Mengemis Dihentikan”.
sebulan itu, menempatkan masalah pokok penyebab banjir yang harus ditanggung
Tidak hanya soal dampak banjir
penuh Gubernur DKI Jokowi. Jawa Pos
yang serius. Namun juga menuntut janji
melalui sikap redaksi, membuat tajuk
Gubernur
rencana atau Jati Diri pada 15 Januari 2014
menyelesaikan masalah banjir, sehingga
dengan
Jokowi
disarankan tidak usah tergiur elektabilitas
masalah
layak menjadi calon presiden yang terus
pencapresan, Jawa Pos lebih sering dan
meroket. Penawaran agar Jokowi tetap
fokusmembranding sekaligus mem-blow up
menjadi Gubernur DKI sehingga bisa
berita Dahlan Iskan, Menteri BUMN yang
menyelesaikan amanah dan permasalahan
menjadi kandidat kuat capres dari PD.
seperti banjir, tertulis dalam Jati Diri 15
judul
Mewujudkan
“Mendorong
Mimpi”.
Untuk
12
DKI Jakarta Jokowi untuk
Januari 2014. Tulisan tajuk rencana yang
banjir itu, menjadi masalah pokok yang
merupakan sikap redaksi dengan judul
harus ditanggung penuh Jokowi. Bahkan
“Mendorong JokowiWujudkan Janji”.
redaksi mengarpesiasi langkah penanganan
KESIMPULAN DAN SARAN
banjir. Sementara Jawa Pos, menempatkan
A. Kesimpulan
masalah banjir DKI Jakarta menjadi hal pada
yang sangat serius dan “penting” untuk
Suara Merdeka dan Jawa Pos jelas terlihat.
agenda besar. Banjir yang terjadi di DKI
Perbedaan
Jakarta
Perbedaan
pembingkaian
tersebut
terlihat
dalam
saat
kepemimpinan
Jokowi,
komponen analisis framing versi Robert M.
menjadi tanggung jawabnya penuh. Jokowi
Entman. Untuk Suara Merdeka dari segi
menjadi sosok yang paling disorot, paling
problem identification, melihat banjir DKI
“diburu” karena harus bertanggung jawab
Jakarta masa kepemimpinan Jokowi, dilihat
dalam
sebagai hal yang alamiah dan menilai
menuntaskan ibu kota dari masalah banjir.
dengan hal positif. Sementara Jawa Pos,
Kemudian
melihat banjir DKI Jakarta dilihat sebagai
recommendation,
“kegagalan” sosok kepemimpinan Jokowi,
menawarkan
untuk itu menjadi nilai negatif. Hal itu
penanggulangan yang tertuang dalam tajuk
kemudian
penyebab
rencana 20 Januari 2014.Sementara Jawa
permasalahan atau causal interpretation,
Pos lebih tegas, jika mengatasi banjir
Suara Merdeka melihat faktor cuaca atau
jangan kembali ke pelajaran SD. Justru
curah hujan, banjir rob dan kondisi sungai
ketegasan Pemprov harus ditunjukkan.
yang
paling
Diantaranya memberi denda tinggi bagi
bertanggung jawab atas banjir di DKI
orang-orang yang membuat buntu kali dan
Jakarta. Namun Jawa Pos melihat penyebab
membabati hutan. Seperti yang tertulis
banjir kurang kesiapan Pemprov DKI
dalam sikap redaksi 18 Januari 2014.
Jakarta yang dipimpin Jokowi dalam
B. Saran
berimbas
menyempit,
pada
diposisikan
meraslisasikan
untuk
janji
poin, Suara
penanganan
akan
treatment Merdeka serius
dan
menghadapi bencana itu. Seperti blusukan
Penelitian ini diharapkan dapat
dan program penanggulangan banjir yang
memberikan tambahan wawasan mengenai
sudah dianggarkan Rp 2 trilun, namun tetap
masalah sosial banjir yang tidak hanya
saja masih banjir. Adapun dilihat dari
sekedar bencana. Namun ada sisi pandang
moral
lain yang membuat mata semakin terbuka.
evalution,
Suara
Merdeka
menganggap banjir DKI Jakarta, adalah
Secara
kejadian alamiah atau dinilai “warisan
dikembangkan untuk peneliti selanjutnya
sejarah”. Jawa Pos menempatkan musibah
yang tertarik pada kajian analisis framing. 13
teoritis,
penelitian
ini
bisa
Secara metodologis, penelitian ini bisa
Sementara
dikembangkan oleh mahasiswa jurusan
mempertahankan prinsip pemberitaan cover
Ilmu
bothside atau pemberitaan yang berimbang.
Komunikasi
Muhammadiyah
FKI
Universitas
Surakarta
selanjutnya.
14
untuk
media,
agar
terus
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Anwar, 2011. Komunikasi Politik, Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu. BadaraAris, 2013.Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media, cetakan Kedua, Jakarta: KencanaPrenada Media Group. BudiraharsoSandhyAditya, 2014.Jokowi Orang Desa yang Luar Biasa, Yogyakarta: Sinar Kejora. BunginBurhan, 2008.Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuaan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, dan Keputusan Konsumen serta Kritik Terhadap Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Jakarta: KencanaPrenada Media Group. Burton Graeme, 2008.Yang Tersembunyi di Balik Media Pengantar Kepada Kajian Media, Yogyakarta: Jalasutra. ChaniagoAndroanof A, 2012. Gagalnya Pembangunan: Membaca Ulang Keruntuhan Orde Baru, Penerbit LP3ES, Jakarta. Denis McQuail, 2011. Teori Komunikasi Massa Mcquail, Edisi 6, Terjemahan, SalembaHumanika, Jakarta. DjajengminardoGayatri, 2013.Jokowi for President Indonesia 2014, Jakarta: Rexa Pustaka. EndahAlberthiene, 2012.JokowiMemimpin Kota Menyentuh Jakarta, Jakarta: PT. Tiga Serangkai. Eriyanto, 2002.Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Jakarta: LKIS. Eriyanto, 2006.Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Cetakan Kelima, Yogyakarta: LKIS. Eriyanto, 2013.Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: KencanaPrenada Media Group. Harsono Andreas, 2014. Agama Saya Adalah Jurnalisme, Cetakan ke-5, Jakarta: Kanisius. KusumaningratPurnama, KusumaningratHikmat, 2005. Jurnalistik Teori dan Praktik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. M. GaffarJanedjri, 2013. Demokrasi dan Pemilu di Indonesia, Jakarta: Konstitusi Press.
15
Massey Kimberly K., 2001. Reading in Mass Communication Media Literacy and Culture, Second Edition, The McGraw-Hill. MulyanaDeddy, 2008.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Cetakan Ke-12, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. MusthofaYanto, 2006.Mesin PenindasPers: Membongkar Kebebasan Pers di Amerika; Kesaksian Sejumlah Wartawan Top Amerika Peraih Penghargaan Korban Pemberangusan Sistematis, Terjemahan, Cetakan I, Bandung: Q-Press. Prayudi, 2008.Manajemen Isu Pendekatan Public Relations, Yogyakarta: Pustaka Adipura. Severin Werner J, Tankard James W., 2005.Teori Komunikasi Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa, Edisi Kelima, Cetakan Ke-1, Jakarta: Kencana. Sobur Alex, 2012. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: RemahaRosda Karya. SukardiWina Armada, 2007.Close UpSeperempat Abad Pelaksanaan Kode EtikJurnalistik, Jakarta: Dewan Press. SumadiriaHaris, 2006.Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Cetakan Kedua, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. SyahSirikit, 2011.Rambu-RambuJurnalistik dari Undang-Undang Hingga Hati Nurani, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. WasesaSilih Agung, 2011. Political Branding & Public Relations, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. William L., Rivers, et.al, 2004. Media Massa dan Masyarakat Modern Edisi Kedua, Terjemahan, Pranada Media, Jakarta. ZaenuddinHM., 2013. Banjir Jakarta dari Zaman Jenderal JP Coen (1621) Sampai GubernurJokowi (2013), Jakarta: Chance Publisher Jakarta.
16