"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita" (Kej. 1:26). Seorang ahli Kitab Suci pernah berseloroh bahwa Allah tidak akan pernah menciptakan manusia, apabila pada saat itu sudah ditemukan teknik fotografi. Sejak ditemukan pada tahun 1839, fotografi telah menjadi sarana pelukisan visual yang menakjubkan. Meskipun manusia tentu saja lebih suka menyaksikan segala sesuatu dengan mata mereka sendiri; sebuah foto terbukti dapat menjadi sarana komunikasi non verbal yang luar biasa. Bahasa gambar adalah bahasa universal yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Tak heran kalau pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata.
Seni membaca sebuah foto adalah dengan mencoba menemukan dan memahami sebanyak mungkin gagasan yang dilukiskannya. Boleh dikatakan sebuah foto memainkan peran sebagai seorang pendongeng yang otentik, karena dialah saksi mata dari segala sesuatu yang dilukiskannya. Meskipun sebuah foto hanyalah sebuah reproduksi dalam dua dimensi, tidak dapat disangkal lagi bahwa visualisasinya tentang sesuatu hal kadang lebih konkrit dan realistis. Sebagai sarana komunikasi nonverbal, fotografi dapat mengatasi hambatan bahasa, karena sarana komunikasinya adalah melalui simbol-simbol visual yang universal. Karena kekuatannya itulah, fotografi sering digunakan sebagai sarana untuk membawa publik kepada perubahan yang diinginkan. Buku "Kilas Balik" ini sudah berbicara jauh lebih banyak daripada ratusan halaman tulisan tentang sejarah perjalanan 25 tahun Paroki St. Lukas. Foto-foto yang merentang periode seperempat abad memberikan gambaran yang menakjubkan tentang perkembangan sebutir biji sesawi, yang tumbuh menjadi pohon, sehingga burungburung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya (Mat. 13:32). Semoga lewat foto-foto ini umat Paroki St. Lukas selalu diingatkan akan tugas dan tanggung jawab mereka untuk menjadi garam dan terang di tengahtengah lingkungan yang majemuk. Kom. Sos. 2014/ H. Irhandi L.
Kilas
Sunter - Jakarta Pra 89 Pasca 89
2014
Balik
Ibu-Bapak, Saudari-Saudara, Para Romo, Suster, Bruder dan Frater yang terkasih, Pertama-tama, saya atas nama pribadi dan Keuskupan Agung Jakarta mengucapkan selamat dan proficiat atas Pesta Perak Paroki Santo Lukas, Sunter. Peringatan penuh syukur ini mengingatkan kita semua akan penyertaan dan pendampingan Tuhan bagi perjalanan Umat Allah Paroki St. Lukas, Sunter hingga saat ini. Panitia peringatan Pesta Perak Paroki St. Lukas, Sunter telah menyiapkan dengan baik suatu buku sejarah yang berupa rangkaian kisah perjalanan paroki St. Lukas yang kita cintai ini. Perjalanan kilas balik yang diperkaya dengan rangkaian foto-foto maupun gambar yang mengsan dan menyentuh hati. Dengan merenungkan perjalanan kilas balik yang tertuang melalui foto-foto bersejarah tersebut kita bersyukur karena sadar bahwa Allah berkarya dibalik setiap peristiwa dan kisah sejarah paroki St. Lukas, Sunter. Kegembiraan iman yang kita rasakan sebagai ungkapan syukur atas penyertaan dan Kasih Tuhan, Sang Gembala Baik. Kegembiraan iman karena kita digunakan Allah untuk menjalankan tugas perutusan mewartakan Kerajaan Allah. Peringatan penuh syukur ini mengajak kita untuk memperbaharui komitmen tugas perutusan kita terus-menerus. Oleh karena itu, sekali lagi saya menyambut gembira buku kilas balik ini yang berisi rangkaian foto dan gambar perjalanan sejarah paroki St. Lukas, Sunter. Semoga perayaan syukur 25 tahun Paroki St. Lukas, Sunter semakin dilengkapi dengan kehadiran buku kilas balik ini. iii
Akhirnya, saya pribadi mengucapkan banyak terima kasih kepada Para Pelayan Pastoral: para pastor, dewan paroki harian maupun pleno, suster, frater yang pernah maupun yang sedang menjalankan tugas perutusan di Paroki St. Lukas, Sunter. Sekali lagi selamat dan profisiat atas ulang tahun ke-25 Paroki St. Lukas, Sunter. Tuhan memberkati kita semua.
Jakarta, 2 Mei 2014,
Mgr. Ignatius Suharyo Uskup Keuskupan Agung Jakarta
Saudara-saudari sekalian... Usia 25 tahun baik sebagai manusia maupun sebagai suatu lembaga adalah suatu kedewasaan dan kematangan. Orang atau lembaga yang dewasa dan matang berarti mampu hidup mandiri dan diberi kepercayaan untuk mengemban tugas dan tanggung jawab secara benar. Semua orang tua atau pendiri sangatlah bangga melihat anaknya atau lembaga yang didirikannya sudah dewasa dan berkiprah secara benar dan baik di tengah dunia.
lingkungan, Paroki secara keseluruhan, juga bagi Panitia Pesta 25 tahun ini dan Panitia Pembangunan yang membuatkan sebuah tanda kenangan besar dengan mendirikan rumah pastor yang lebih pantas, sambil berdoa memohonkan rahmat berlimpah bagi mereka. Akhirnya, sambil menyampaikan PROFICIAT, kami berharap kiranya Paroki ini semakin menghidupi dan melaksanakan tugas pewartaannya seperti Santo Pelindungnya Rasul dan Pengarang Injil SANTO LUKAS.
Paroki Santo Lukas, Sunter - Jakarta ini, sudah mencapai usia itu. Kita pantas bersyukur dan bergembira. Karena sejak pendiriannya sampai saat ini, (dan kita berharap juga untuk selanjutnya dan senantiasa), dikaruniai Tuhan rahmat penyertaan-Nya. Beberapa tahun yang lalu, paroki ini bahkan sudah "melahirkan" suatu paroki baru lainnya.
Pece e bene
Delitua, 23 Mei 2014,
Maka, dalam rasa syukur dan gembira ini, semua yang terlibat -para pastor, para pengurus di dewan pastoral di setiap jenjang, para pelayan dan petugas serta seluruh umat- menjadikan kesempatan yang unik ini untuk merenung dan merefleksikan diri untuk semakin kuat dalam melaksanakan dan mengemban tugas misi Gereja. Juga tidak lupa, kita berterima kasih kepada siapa saja yang sudah memberi bantuan, memberi tenaga dan perhatian, memberi pelayanan di paroki ini, Para Pastor, Dewan Paroki-wilayah,
P. Maxi Kalef Sembiring, OFMConv. Pimpinan Komunitas OFMConv., Indonesia.
iv
Pastor Yakub Jamani B., OFMConv. Pastor Kepala Paroki St. Lukas, Sunter, Jakarta
"Gereja di Tengah Kampung" adalah gelar yang sering disandingkan dengan Gereja St. Lukas -Sunter, Jakarta Utara. Sejak 25 tahun yang lalu Keuskupan Agung Jakarta (Alm. Mgr. Leo Soekoto) mempercayakan "Gereja di Tengah Kampung" ini untuk digembalakan oleh para Saudara dari Ordo Saudara Dina Konventual, Kustodia Maria Tak Bernoda - Indonesia, untuk menghadirkan Kristus dan InjilNya di tengah-tengah masyarakat. Dengan kesederhanaan para imam dari Ordo Saudara Dina Konventual memulai perutusan mulia ini. Pada awalnya mereka mengontrak sebuah rumah sederhana di sekitar Pasar Bambu Kuning. Kontrakan itu menjadi biara sementara bagi para saudara yang ditugaskan di komunitas St. Lukas. Dari komunitas kecil itu jugalah ditebarkan benih-benih Sabda bagi umat Katolik di Paroki St. Lukas. Dengan memandang perjalanan sejarah Gereja St. Lukas, yang dipaparkan dalam bentuk foto-foto yang indah dalam buku "Kilas Balik" ini, saya melihat sebuah gambar sejati dari karya Roh Kudus dalam jemaat St. Lukas, yang pada tahun ini merayakan pesta perak. Tangan Tuhan senantiasa menyertai umat beriman, sehingga mereka mampu menjadi garam dan terang bagi sesamanya. v
"... tiap-tiap hari Tuhan menambah mereka dengan orang yang diselamatkan." (Kis. 2:47) Penulis Kisah Para Rasul (St. Lukas) menyatakan kekagumannya ketika menyaksikan perkembangan Gereja Perdana. Oleh sebab itu dia dengan teliti menyelidiki semuanya itu dari awal. Ternyata dia mendapatkan jawabannya. Gereja berkembang luar biasa karena dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Pertolongan dan penghiburan Roh Kudus juga memberikan sumbangsih yang luar biasa (Kis. 9:31). Sungguh sulit dipercaya, bahwa Gereja Perdana yang begitu hidup, lahir dari sekelompok rasul yang sederhana: para nelayan. Dengan bekal pengetahuan dan pendidikan yang terbatas, Injil dapat diwartakan sampai ke "ujung dunia." Begitu juga kami, para imam dari Ordo Saudara Dina Konventual (OFMConv.). Kami adalah para pelayan Tuhan yang sederhana. Namun, seperti Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Yesus Kristus!" (Kis. 3:6), demikian juga sapaan kami kepada umat Gereja St. Lukas. Kami tidak menjanjikan banyak hal, tetapi menyerahkan semua pelayanan kami kepada Tuhan dan tuntunan Roh Kudus. Proficiat Paroki St. Lukas! Kami bersyukur telah diberi kesempatan melayani di Paroki ini sampai seperempat abad.
Ketika wilayah kami diberi tugas untuk menjadi Panitia H.U.T. XXV Paroki Santo Lukas, teringatlah kami kepada album-album foto lawas yang tersimpan di dalam sebuah lemari di sudut Pondok Paroki. Album berikut foto-fotonya mulai menguning dimakan usia, dan mungkin umat sudah tidak pernah lagi menyentuhnya. Namun, album foto itu justru menjadi saksi bersejarah tentang kelahiran, pertumbuhan, dan perkembangan Paroki Santo Lukas, yang pada tahun ini akan merayakan pesta perak.
Bpk. Julius Hayadi Ketua Panitia H.U.T.
Pepatah bijak mengatakan bahwa bangsa yang besar tidak melupakan sejarah. Didukung oleh semangat Penginjil St. Lukas yang juga membukukan tentang Yesus Kristus dan Injil-Nya dengan teratur, kami pun mulai menyusun foto-foto lama itu dan mencoba menuangkannya ke dalam sebuah buku. Dari situlah muncul buku "Kilas Balik 25 Tahun Paroki Santo Lukas." Tujuan kami tidak lain adalah supaya umat Paroki Santo Lukas dapat menyaksikan sejarah dan dinamika Paroki Santo Lukas selama kurun waktu seperempat abad ini dan terus-menerus mengupayakan bersama agar Paroki St. Lukas semakin berkembang sesuai dengan kehendak Allah.
"Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar." (Luk. 1:3-4).
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang sudah meluangkan waktu dan tenaga yang berharga untuk membantu kami dalam penyusunan buku ini. Kami hanya dapat membalas kebaikan mereka semua dengan doa yang tulus. vi
Daftar Isi 1. Hal. iii - vi
Kata Sambutan : -
2. Hal. vii
Daftar Isi.
3. Hal. ix - xxiii
Sejarah Perkembangan Gereja Pra & Pasca 1989.
4. Hal. 1 - 53
Foto-foto Cuplikan Kegiatan Gereja Per Tahun Pasca 1989.
5. Hal. 54 - 58
Para Sponsor dan Ucapan Terima Kasih.
vii
Uskup Agung Jakarta. Kepala Komunitas OFMConv. Pusat. Paroki St. Lukas, Sunter. Ketua Panitia H.U.T. 25 tahun gereja.
Pra tahun 1970
Era tahun 1970 - 1980
Santo Alfonsus R. Pademangan Pastor Hendrikus Van Opzeeland, SJ
‘69
Bpk. Bpk. Bpk. Bpk. Bpk.
Umat Katolik Sunter Agung hanya 12 K.K. Bpk. Fx. Tono -sangat berjasa- dalam perkembangan embrio umat Katolik di Sunter Agung. Hadi Sunarta, Bpk. Jalunata, Bpk. Sunarya, Sutoyo, Bpk. Yosep, Bpk. Sakiang, Yoseph Madelana, Bpk. Edi Pince, Thomas Temda, Bpk. Vam Dem Berg, Yakobus Wuring.
Pastor Hendrikus Van Opzeeland, SJ
‘72
‘70 Sekolah & Tempat Ibadat Pengelola Bpk. R. St. Suyoto Guru Ibu. Sri Fatmanti
‘73
Umat Katolik Sunter Agung menjadi 24 K.K.
Dari Lingkungan
Kunjungan I
terdiri dari 4 L
Wilay
Pelindung: Santo Mgr. Leo Soekoto Uskup Agung Jakarta
Santo Alfonsus R. Pademangan Pastor Hendrikus Van Opzeeland, SJ
ix
Menghorm Pastor Hendrikus V.
Era tahun 1970 - 1980
Sr. Angela R., OSU
73
ngan dijadikan
ayah
4 Lingkungan.
anto Hendrikus
ormati s V. Opzeeland, SJ
Sr. Flora S., OSU
Sr. Ignatio R., OSU
‘75
‘77
Kunjungan II
Umat Katolik Sunter Agung menjadi 99 K.K. = 435 jiwa.
Mgr. Leo Soekoto
Umant Katolik berkembang menjadi 63 K.K. = 350 jiwa Sangat berjasa pendekatan yang dilakukan oleh suster-suster Ordo Santa Ursula -OSU Suster Angela Rukmiyati, OSU Suster Ignatio Reksohardjo, OSU Suster Flora Sutodirhardjo, OSU
Kunjungan III 22 Maret ‘77
Mgr. Leo Soekoto Uskup Agung Jakarta mengubah status: Wilayah menjadi
Stasi Sunter x
Pastor J.B. Martosudjito, SJ Pastor Giuseppe Pierantoni, SX Pastor Giuseppe Marsaroto, SX Pastor Otello, SX Pastor Luis Diaz, SWD Pastor Damianus Weru, SWD Pastor Theodorus Bhate, SWD
‘79 Umat Katolik Sunter Agung menjadi 129 K.K. = 600 jiwa.
di Stasi Sunter Pastor J.B. Martosudjito, SJ (Serikat Jesuit) digantikan Pastor Giuseppe Pierantoni, SX (Misionaris Xaverian) Pastor Giuseppe Marsaroto, SX Pastor Otello, SX digantikan Pastor Luis Diaz, SWD (Serikat Sabda Allah) Pastor Damianus Weru, SWD Pastor Theodorus Bhate, SWD
Era tahun 1981 - 1985 Kunjungan V Pastor Luis Diaz, SVD
Mgr. Leo Soekoto
(Kepala Paroki St. Alfonsus Rodrigue, Pademangan)
‘85
‘84 Stasi Sunter
Gabungan dari Sunter Jaya / Sunter Selatan dan Sunter Agung.
Kunjungan IV 8 Maret ‘84
Mgr. Leo Soekoto melantik Panitia Pembangunan Gereja Sunter (P.P.G.S.) yang dibentuk oleh: Pastor Luis Diaz, SVD (Kepala Paroki St. Alfonsus Rodriguez, Pademangan). Ketua Panitia: Bpk. Dr. Thomas Suroso, M.P.H.
xi
xii
xiii
xiv
Era tahun 1986 - 1990
xv
Era tahun 1986 - 1990
Pastor Antonio Murru, OFMConv.
‘87
Pastor Ferdinando Severi, OFMConv.
‘89 20 Agustus 1989, Pkl. 07:30 W.I.B.
Karena SVD tidak mempunyai Pastor purnawaktu yang dapat menetap di Sunter
merupakan hari BERSEJARAH bagi Paroki yang ke-40 di K.A.J. Umat Katolik telah mencapai :
maka
4.919 jiwa.
Pastor Salvatore Sabato, OFMConv. menyarankan agar OFMConv. Pusat
Resmi berdiri :
menerima tawaran dari
Paroki Santo Lukas, Sunter, Jakarta.
Mgr. Leo Soekoto untuk pengembangan di Sunter.
Misa Syukur oleh:
Pastor Kepala Antonio Murru, OFMConv.
Mgr. Leo Soekoto (Uskup Agung Jakarta) Pastor Tarcisio Centis, OFMConv. ( Kustodia Maria Tak BernodaSaudara Dina Konventual)
xvi
Surat Pengesahan Keuskupan Agung Jakarta No. : 1254/3.25.2/89
Era tahun 1991 - 2000 Pastor Antonio Murru, OFMConv. Pastor Ferdinando Severi, OFMConv.
Pastor Salvatore Sabato, OFMConv.
‘91 18 Agustus 1991
‘93 Pastor Antonio Murru, OFMConv. Pastor Ferdinando Severi, OFMConv.
PERLETAKAN BATU PERTAMA
digantikan oleh:
PEMBANGUNAN
Pastor Salvatore Sabato, OFMConv. dan Pastor John P. Tarigan, OFMConv.
GEREJA SANTO LUKAS PENGINJIL, SUNTER Oleh
Umat Katolik mencapai
Duta Besar Vatikan, Mgr. Pietro Sambi berkenan memimpin Misa.
Pastor John P. Tarigan, OFMConv.
7.148 jiwa.
xvii
Maret 1993 Gedung gereja selesai.
25 April 1993
diberkati oleh Mgr. Leo Soekoto (Uskup Agung Jakarta) dan diresmikan oleh Drs. Suprawito (Walikota Jakarta Utara)
Desember 1993 Umat Katolik mencapai 8.023 jiwa. mencakup 9 Wilayah dan 57 Lingkungan.
Gereja Santo Lukas, Sunter, 1991 sd 1993
Proses Pembangunan: Gereja di Tengah Masyarakat Majemuk: Gereja bukan menara gading.
Jalan menuju Gereja dan Sekolahan Santo Lukas, Sunter.
Umat Paroki St. Lukas adalah bagian integral dari masyarakat Indonesia. Pemilihan lokasi di tengah lingkungan yang sederhana menguatkan keteladanan hidup Kristiani di tengah masyarakat dan memberi banyak peluang untuk menunjukan kepedulian sosial terhadap kaum sederhana.
xviii
Era tahun 1991 - 2000 Pastor Salvatore Sabato, OFMConv. Pastor John Paul Tarigan, OFMConv. Pastor Laurentius Yustinus Sihaloho, OFMConv. Pastor Laurentius Sihaloho, OFMConv.
Pastor Simson E. Sitepu, OFMConv.
‘95
‘96
25 Juni 1998
Umat Katolik Santo Lukas tidak tertampung sehingga: Pastor Salvatore secara resmi memohon ke Kongregasi SDB
Serah terima
H.U
Pastor Simson E. Sitepu, OFMConv. digantikan oleh:
agar mengizinkan Kapel Wisma Salesian Don Bosco untuk melaksanakan Perayaan Ekaristi.
‘98
Pastor Laurentius Y. Sihaloho, OFMConv.
Yayasan Pendidikan Umum Santo Lukas Pademangan
ke Yayasan Pendidikan Santo Lukas Penginjil, (Y.P.S.L.P.) Sunter.
Pastor OFMConv. dan Dewan Paroki ingin Paroki Santo Lukas dimekarkan menjadi dua yaitu :
Umat Katolik mencapai 10.050 jiwa = 2.578 K.K. mencakup 16 Wilayah dan 72 Lingkungan.
Paroki Santo Lukas, Sunter Utara dan Paroki Don Bosco, Sunter Selatan
xix
Pastor Ant Fr. Herm Fr. Titu Fr. Yoseph
Era tahun 2000 - 2010 Pastor Antonius Saragih, OFMConv.
‘99
H.U.T. Ke-10
Antonius Saragih, OFMConv. Herman Ginting, OFMConv. Titus Khian L., OFMConv. seph Ariwibowo D., OFMConv.
. Pastor Simon Kemit, OFMConv.
Pastor Florentinus N.S., OFMConv. Pastor Yulius A.Y., OFMConv. Pastor Y. Padiyana, OFMConv.
2000
2002
10 Oktober 2000
Pastor Salvatore Sabato, OFMConv.
31 Januari 2003
digantikan oleh:
Resmi berdiri
Kardinal Julius Darmaatmadja mengangkat
Pastor Antonius Saragih, OFMConv. dibantu oleh
Pastor Noel Villafuerte, SDB sebagai Pastor pendamping Pastor Salvatore S., OFMConv.
2003
Paroki St. Yohanes Don Bosco, Danau Sunter.
Pastor Marselinus S.D., OFMConv.
Paroki ke-54 K.A.J.
Umant Katolik di Paroki Santo Lukas mencapai 10.933 jiwa = 2.801 K.K.
Mencakup 7 Wilayah dan 30 Lingkungan.
mencakup 16 Wilayah dan 72 Lingkungan.
Umat Katolik mencapai 3.840 = 951 K.K. sehingga Paroki Santo Lukas menjadi 7.093 jiwa = 1.850 K.K. mencakup 9 Wilayah dan 42 Lingkungan.
xx
Era tahun 2000 - 2010
Pastor Yulius A.Y., OFMConv.
Pastor Florentius N.S., OFMConv.
Pastor Marselinus Salem Damanik, OFMConv.
Pastor Andreas E.G., OFMConv.
2004
2005
2006
2009
November 2004
Terbit buletin khusus Suami-Istri
29 Maret 2006
11 November 2009
Bpk. J.B. Murtiwijono, S.E. sebagai Ketua Renovasi Gedung Gereja yang telah berumur 13 tahun.
terbit tiap bulan
Romo Marselinus S.D., OFMConv. Menjadi Pastor Kepala Paroki
Pastor Andreas E. Gurusinga, OFMConv. Menjadi Pastor Kepala Paroki
didampingi oleh:
didampingi oleh:
Agar dapat menampung umat dari 800
Pasutri Albetrus-Bernadette.
Pastor Simon Kemit, OFMConv. dan Pastor E. Yoh. Padiyana, OFMConv.
Pastor Titus Khian L., OFMConv. Pastor Paskalis Pedoritman S., OFMConv. dan Pastor Yulius Antonius Y., OFMConv.
menjadi 1.300 umat.
diasuh oleh
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dari, dan, untuk Paroki sudah dapat diakses melalui website, facebook, tweeter, dan komunitas milis.
digantikan oleh: Pastor H. Edisukisno, OFMConv.
xxi
Era tahun 2011 - 2014 Pastor Andreas Elpian Gurusinga, OFMConv. Pastor Titus Khian Limngardi, OFMConv. Pastor Paskalis Pedoritman Surbakti, OFMConv. Pastor Heronimus Edisuksino, OFMConv. Pastor Robert Z.P.S., OFMConv.
Pastor Titus Khian L., OFMConv.
2011
2012
2014
Ultha ke-22 Umat Katolik Santo Lukas, Sunter
mencapai 8.248 jiwa = 2.235 K.K. mencakup 13 Wilayah dan 53 Lingkungan
per 1 Maret 2011
Ultha ke-23 - Gerakan Masyarakat Hijau, Umat Paroki St. Lukas memiliki komitmen yang kuat pada lingkungan hidup. Lokakarya Sehari: 'Mewujudkan Masyarakat Hijau.'
Gerakan Orang Tua Asuh (G.O.T.A.)
Pembangunan Pastoran & Renovasi Pondok Paroki
Ulang Tahun ke-25 Gereja St. Lukas, Sunter, Jakarta Utara.
'Pesta Perak'
xxii
Gua Maria: ke 1, 2 dan 3. -St. Lukas Penginjil- Pelukis Hidup Yesus dan Maria.
P e r e s m i a n :
xxiii
Menurut tradisi St. Lukas menulis Injilnya berdasarkan kesaksian dari Bunda Maria. Kisah kelahiran dan masa kanak-kanak Yesus paling lengkap dalam Injil Lukas. Nyanyian pujian Maria (Magnificat) adalah hymne tua yang dicatat dalam Injil Lukas. -Magnificat Anima Dominum-
Patung Santo Lukas, Sunter.
Pondok Paroki Santo Lukas, Sunter.
Kilas
Sunter - Jakarta Pra 89 Pasca 89
2014
Balik
Pastor Hendrikus Van Opzeeland, SJ dan Bpk. J.B. Murtiwijono, S.E.
1989 Dimulainya visi dan misi Gereja St. Lukas, Sunter.
2
Yak. 1:17 Setiap pemberian yang baik dan hadiah yang sempurna datangnya dari surga, diturunkan oleh Allah, Pencipta segala terang di langit.
20-Lima tahun berlalu...
Patutlah kita bersyukur kepada Tuhan yang telah menyertai dan memberkati perjuangan Panitia Pembangunan Gereja Sunter (P.P.G.S.) dan seluruh Umat sehingga Paroki St. Lukas berhasil diresmikan pada tanggal 20 Agustus 1989.
3
1990 Aula St. Hendrikus Kehadiran Gereja Katolik di Pademangan dan Sunter tidak lepas dari peran besar Pastor Hendrikus Van Opzeeland, SJ Tentang Paroki Sunter, Pastor berkisah, "Sunter waktu itu masih merupakan wilayah empang yang sangat luas. Pak Tono adalah perintis untuk membuat sebuah ruang kelas yang dipakai sebagai Kapel pada hari Minggu."
4
5
1991 di Aula St. Hendrikus & Perletakan Batu Pertama Yes. 28:16 "Sesungguhnya Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu..." 6
1992 Aula St. Hendrikus
Inkulturasi budaya sesuai dengan amanat Konsili Vatikan II. Dimensi luhur nilainilai seni baik: tari, musik, drama dan lain-lain diberi bingkai tata moral yang melibatkan Umat Allah yang beriman.
8
Markus 10:14 "Biarlah anak-anak itu datang pada-Ku... Siapa tidak menghadap Allah seperti seorang anak, tidak akan menjadi anggota Umat Allah."
9
1993 Peresmian Gereja St. Lukas, Sunter.
Mgr. Leo Soekoto
10
Mgr. Leo Soekoto (Foto bawah dari kiri: Vikjen Romo Sunar, Ir. G. Hidayat T., Bpk. Suprawito -Walikota Jak-Ut., dan Romo Antonio Murru, OFMConv.)
11
1994 Tantangan terberat dalam usia 5 tahun. Bagaimana setiap umat dapat meng-implementasi-kan Sabda Tuhan di tengahtengah masyarakat?
12
1995 Rapat Kerja Dewan Paroki
"Hendaklah kalian menjaga diri dan jagalah juga seluruh jemaat yang telah diserahkan Roh Allah kepadamu untuk dijaga; sebab kalian sudah diangkat menjadi pengawas jemaat itu. Hendaklah kalian menjaga jemaat Allah seperti gembala menjaga dombanya." Kis. 20:28
15
1996
H.U.T. Paroki St. Lukas berdekatan dengan H.U.T. R.I. Kemerdekaan bukan hanya sekedar kebebasan yang bersifat jasmani dan sementara. Kemerdekaan Kristiani dan kemerdekaan politik harus diisi dengan kepedulian sesama dan lingkungan.
16
1997 H.U.T. Gereja St. Lukas, Sunter
"Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit." Paroki St. Lukas sudah membidani 3 orang Imam dan 3 orang Frater: -
18
Pastor J. Bayu A., OFMConv. Pastor Eligeus Benny B., OFMConv. Pastor Albertus Buddy H., SJ Fr. Yovinus H. Marvin, OFMConv. Fr. Robertus Bobi H., OFMConv. Fr. Ignatius Andreas C. Susilo, OFMConv.
19
1998 Gereja St. Lukas, Sunter
Menjadi pendamping Bina Iman Anak bukanlah sebuah hobby belaka, bukanlah sebuah insting belaka. Melainkan merupakan Sebuah Seni. Anak-anak tidak membutuhkan segudang ajaran/doktrin tetapi contoh konkrit gambaran hidup dari apa yang diajarkan oleh pembina mereka. (Persiapan Misa Natal Anak-anak 1998) 21
1999 Satu Dasa Warsa, Gereja St. Lukas, Sunter
Di tengah-tengah kemajemukan masyarakat, umat Paroki St. Lukas harus mampu merasul di tengah kenyataan sosiologis dan kebhinekaan bangsa. Pengembangan wawasan, sikap dan perilaku umat harus benar-benar inklusif dan toleran, baik dalam kehidupan beragama maupun kehidupan kemasyarakatan pada umumnya. Itu harapan dari Saresehan: "Persaudaraan Sejati Menuju Manusia Majemuk."
22
Bersama nara sumber Alm. H. Matori Abdul Djalil. Mantan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (P.K.B.).
(Dari kiri: Pastor Salvatore S., OFMConv., Pastor Noel Villafuerte, SDB, Pastor Antonius Saragih, OFMConv.)
2000/ Yubileum Agung 24
2000 tahun yang lalu Tuhan membawa kepada manusia Kabar Baik yang merupakan pernyataan cinta kasih Allah yang terbesar: "Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat." (Gal 4:4). Bagi umat Katolik satu-satunya arah dan tujuan Yubileum Agung adalah suatu penantian baru untuk menyegarkan kembali iman kepada Kristus melalui pertobatan Tahun Rahmat.
Kardianal Julius Darmaatmadja