BAHAN KULIAH 13 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN Pembangunan Perkotaan Dr. Azwar, M.Si
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS
KOTA (CITY)
SEBUAH RUANG ATAU LOKASI
Kota Solok, Kota Sawahlunto Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh
DAERAH PERKOTAAN (URBAN AREA)
SUASANA KEHIDUPAN DAN PENGHIDUPAN KOTA
Dominan Perdagangan dan Jasa Trafict Light Transportasi Irama dan Timing Kehidupan Segregasi Tempat Tinggal Kota Padang Daerah Perkotaan : Bungus Teluk Kabung Sampai Koto Tangah
Secara Defenitif : Menurut Grunfeld : kota adalah suatu pemukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih besar dari pada kepadatan wilayah nasional, dengan struktur matapencaharian non-agraris dan tata guna tanah yang beraneka, serta dengan pergedungan yang berdiri saling berdekatan Menurut Wirth : kota adalah permukiman yang relatif besar, padat dan permanen, Dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Akibatnya Hubungan sosial menjadi longgar, acuh dan tidak pribadi (impersonal relation) Menurut Bintarto : kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial-ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis.
Daerah Perkotaan adalah kondisi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan Non-alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan Corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan daerah belakangnya
Ada 3 Teori Perkembangan Kota
Teori Kosentris
Teori Sektor
Teori Inti Berganda
Burgess
Homer Hoyt
Edwar dan Ulman
Kota berkembang menurut zone
Kota berkembang secara diversifikasi
Kota berkembang secara aglomerasi
Concentric Zone Theory Kota berkembang melalui 5 tahap : Zone I : Central Bussines District
Zone II : Zone of Transition
Zone III : Zone of the workmen’s homes
Kawasan pusat perdagangan yang terletak di pusat kota, ditandai dgn gedung-gedung bertingkat, hotel, bioskop, toko-toko Kawasan pemukiman transisi yang ditandai dengan adanya slum area, rumah kelompok pendatang, kelompok minoritas, banyak Kriminal lingkungan tidak sehat. Kawasan pemukiman yang kurang mampu Yang kebanyakan pindah dari lingkaran transisi
Zone IV : Residental zone
Kawasan pemukiman yang lebih baik, di luar zone III semua fasilitas lebih lengkap dengan bangunan modern. Seperti Bioskop, flat.
Zone V : Commuters zone
Kawasan pemukiman yang penghuni pulang balik seperti kelas atas yang punya kantor di pusat kota dan kelas menengah bawah yang tempat tinggal sementara menjelang mendapat rumah tetap
Sector Theory
Daerah-daerah kelas satu cenderung berada ditepian terluar dari satu atau lebih Sektor. Daerah-daerah murah cenderung berada di pusat satu sektor. Pada saat terjadi perkembangan kota, daerah-daerah kelas satu semakin menggeser Keluar, tetapi tetap berada disepanjang sektor, dan tidak terpisah dengan sektor lain. 3
2
Keterangan : 1. Daerah CBD 2. Industri-industri ringan 3. Perumahan buruh 4. Perumahan lebih baik 5. Perumahan elit/villa
4 3
1 3
3
5
3 4 2 3
Multiple-nuclei theory Suatu kota terdiri dari beberapa pusat/inti perkembangan, setiap pusat cenderung diwarnai oleh satu jenis kegiatan seperti pemerintahan, rekreasi, pendidikan, perdagangan dan lain-lain. 3
2
Keterangan : 1. Pusat Perdagangan (Central Business Distric) 2. Industri ringan (Wholesale light manufacturing) 3. Perumahan buruh (low-class residential) 4. Perumahan lebih baik (Medium-class residential) 5. Perumahan mewah (High-class residential) 6. Industri berat (Heavy manufacturing) 7. Pertokoan (Outlying business distric) 8. Permukiman pinggiran kota (Residential subrub) 9. Industri dipinggiran kota (Industrial suburb)
1
3 3
4 7
5
6
9
8
Perkembangan Kota Terjadi Melalui Proses :
Segregasi
Desegregasi
Infiltrasi
Invasi
Suksesi
Segregasi
Kelompok-kelompok yang berbeda memisahkan diri Membentuk sebuah sektor dengan karakteristik yang sama dalam suatu daerah dan sekaligus memisahkan diri dengan kelompok yang berlainan
Desegregasi
Terjadi mobilitas sosial dan menimbulkan orang tinggal berpindah-pindah karena perubahan status sosial dan ekonominya
Infiltrasi
Invasi
Suksesi
Proses infiltrasi adalah orang atau kelompok mencari daerah yang dirasa cocok dan menggeser pindah ke daerah segregasi lainnya Desakan oleh beberapa orang /kelompok terhadap kelompok lain dalam suatu daerah segregasi dan melenyapkan suatu daerah segregasi ini merupakan proses terkahir dari segregasi, invasi yaitu telah tergantinya suatu daerah segregasi oleh kelompok atau lembaga baru, seperti tempat yang dulunya kawasan perumahan berubah menjadi daerah industri atau komersial
Klasifikasi Kota Berdasarkan Ketersediaan dan Fungsi Ruang Publik
Fungi Ruang Publik : Tempat Betemu, Tempat Berdagang, Tempat Lalulintas Pertama adalah kota tradisional, di mana ketiga fungsi ruang publik masih hidup secara bersamaan. Biasanya ini ditemui di kota kecil di mana penetrasi kendaraan bermotor tidak terlalu luas. Venesia di Italia adalah satu contoh kota jenis ini. Kedua adalah kota terserbu (invaded city) di mana satu fungsi --biasanya fungsi lalu lintas, dan itupun lalu lintas kendaraan pribadi-- telah menguasai sebagian besar ruang publik, sehingga tidak ada lagi ruang untuk fungsi yang lain. Di kota jenis ini, penduduknya tidak akan berjalan kaki karena keinginan, tetapi karena terpaksa. Ruang di luar bangunan dirancang untuk mobil, bukan manusia. Ketiga adalah kota yang ditinggalkan (abandoned city) di mana ruang publik dan kehidupan publik telah hilang. Ketika kehidupan di ruang publik mulai berkurang, kota pun mulai di rancang untuk mobil, yang pada gilirannya membuat banyak aktivitas yang tadinya dilakukan dengan berjalan kaki menjadi hilang. Akhirnya, kehidupan penduduknya hanya beredar dari satu shopping mall ke shopping center yang lain, yang harus didatangi dengan menggunakan mobil. Keempat adalah kota yang direbut kembali (reconquered city) di mana ada usaha yang kuat untuk mengembalikan keseimbangan fungsi ruang publik sebagai tempat bertemu, tempat berdagang dan tempat lalu lintas. Di sini akan kita temui program-program pembatasan lalu lintas mobil, dan memberikan keleluasaan kepada pejalan kaki untuk berinteraksi satu sama lain.