BAHAN AJAR
FILSAFAT ILMU DARI PERSPEKTIF PERKEMBANGAN DAN PENGERTIAN, DAN HUBUNGAN ANTARA ILMU DENGAN TEKNOLOGI DAN KEBUDAYAAN
Oleh : I Gede Pasek Eka Wisanjaya SH MH
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... 1 DAFTAR ISI..................................................................................................... 2 I. FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN DAN PENGERTIAN .................................................................................... 3 II. HUBUNGAN ANTARA ILMU DENGAN TEKNOLOGI DAN KEBUDAYAAN ............................................................................... 9 A. HUBUNGAN ANTARA ILMU DENGAN TEKNOLOGI ................. 9 B. HUBUNGAN ANTARA ILMU DENGAN KEBUDAYAAN ........... 12 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17
2
I. FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN DAN PENGERTIAN Perkembangan ilmu pengetahuan pada abad ke- 21 saat ini sangat pesat. Seiring kemajuan peradaban umat manusia, maka ilmu pengetahuan juga berkembang sangat dinamis. Kesejahtraan umat manusia juga sangat ditentukan oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Tidak dapat dipungkiri dalam mewujudkan masyarakat yang aman, tertib, damai dan sejahtra dalam konsep negara kesejahtraan (welfare state) sangat ditentukan oleh perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Manusia sebagai makhluk rasional memiliki suatu dorongan batin yang terus-menerus dan mendalam. Dorongan batin ini menurut ilmuwan Buzzati-Traverso1 ialah keingintahuan (curiosity) yang tak dapat ditindas untuk menemukan alam semesta dan dirinya sendiri serta meningkatkan kesadarannya tentang dunia yang didalamnya manusia hidup dan bertindak. Sehingga adigium ”science is power” dari Francis Bacon sudah semakin jelas kelihatan. Negaranegara yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dengan baik akan jauh lebih unggul dibandingkan dengan negara-negara yang hanya mengandalkan sumber daya alam saja. Namun demikian perkembangan ilmu pengetahuan harus disertai dengan pengembangan landasan yang baik supaya ilmu pengetahuan dapat berkembang kearah yang baik.2 Ilmu pengetahuan harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai moral dan etika, sehingga ilmu pengetahuan benar-benar bermanfaat bagi peradaban umat manusia. Penting pula untuk memahami definisi atau pengertian filsafat ilmu. Dalam bahasa Indonesia dipakai istilah Filsafat3, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2010, dinyatakan filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya, teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan. 4 Filsafat berasal dari bahasaYunani, philosophia atau philosophos. Philos atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia shopos kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah.atau berarti. Filsafat berarti juga mater scientiarum yang 1
2
3
4
Adriano Buzzati -Traverso, The Scientific Enterprise, Today and Tomorrow, 1977, p. 3, dalam The Liang Gie, 1987, Pengantar Filsafat Ilmu, Yayasan Studi Ilmu Dan Teknologi, Yogyakarta, hlm. 83. I Made Bakta, 2013, Filsafat Ilmu, Materi Kuliah Filsafat Ilmu Pada Program Doktor Ilmu Hukum, Program Pascasarjana, Universitas Udayana. Jujun S. Suriasumantri menggunakan istilah falsafah yang artinya: suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Lihat: Jujun S. Suriasumantri, Tentang Hakekat Ilmu: Sebuah Pengantar Redaksi, dalam Ilmu Dalam Perspektif, 1999, Penyunting: Jujun S. Suriasumantri, Cet. 14, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, hlm. 4. Ibid.
3
artinya induk dari segala ilmu pengetahuan. Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara substansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat.5 Filsafat seringkali disebut oleh sejumlah pakar sebagai induk semang dari ilmuilmu6. Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih memadai. Filsafat telah mengantarkan pada sebuah fenomena adanya siklus pengetahuan sehingga membentuk sebuah konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur sebagai sebuah fenomena kemanusiaan. 7 Masingmasing cabang pada tahap selanjutnya melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri. Sesungguhnya filsafat telah ada semenjak manusia ada, tetapi keberadaannya tidak diakui secara formal seperti filsafat sekarang. Sebab ia tidak digali, dihimpun, dan disistematiskan menjadi suatu hasil pemikiran. Manusia semenjak mereka ada di muka bumi dan hidup bermasyaraakat sudah memiliki gambaran dan cita-cita yang mereka kejar dalam hidupnya, baik secara individu maupun secara berkelompok, walaupun masih sangat sederhana. Gambaran dan cita-cita itu makin lama makin berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaan mereka. Gambaran dan cita-cita tentang kehidupan itu pula yang mendasari adat-istiadat suatu suku atau bangsa, norma, dan hukum yang belaku dalam masyarakat. Begitu pula pendidikan yang berlangsung di suatu suku atau bangsa tidak bisa terlepas dari gambaran dan cita-cita di atas. Hal ini mendorong masyarakat
5
6
7
Dewi Lusianingrum dkk, Hubungan Antara Ilmu, Teknologi, Etika, Kebudayaan Dan Krisis Kemanusiaan, fkgugm06.files.wordpress.com/.../makalah-presentasi-..., diakses Senin 11 Nopember 2013. Hamdani Ihsan & Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung;Pustaka Setia, 2007) 10, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-...,diakses Senin 11 November 2013. Ahmad Charis,Z, Dimensi Etik dan Asketik Ilmu Pengetahuan Manusia;Kajian Filsafat Ilmu, (Ogyakarta:LESFI,2002) 1.-15, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-...,diakses Senin 11 November 2013.
4
untuk menekankan pada aspek atau aspek-aspek tertentu pada pendidikan agar dapat memenuhi gambaran dan cita-cita mereka. 8 Dalam kajian sejarah dapat dijelaskan bahwa perjalanan manusia telah mengantarkan dalam berbagai fase kehidupan9. Sejak zaman kuno, pertengahan dan modern sekarang ini telah melahirkan sebuah cara pandang terhadap gejala alam dengan berbagai variasinya. Proses perkembangan dari berbagai fase kehidupan primitip-klasik dan kuno menuju manusia modern telah melahirkan lompatan pergeseran yang sangat signifikan pada masing-masing zaman. Disinilah pemikiran filosofis telah mengantarkan umat manusia dari mitologi oriented pada satu arah menuju pola pikir ilmiah ariented, perubahan dari pola pikir mitosentris ke logosentris dalam berbagai segmentasi kehidupan. 10 Corak dari pemikiran bersifat mitologis (keteranganya didasarkan atas mitos dan kepercayaan saja) terjadi pada dekade awal sejarah manusia. Namun setelah adanya demitologisasi oleh para pemikir alam seperti Thales (624-548 SM), Anaximenes (590528 SM), Phitagoras (532 SM), Heraklitos (535-475 SM), Parminides (540-475 SM) serta banyak lagi pemikir lainnya, maka pemikiran filsafat berkembang secara cepat kearah kemegahanya diikuti oleh proses demitologisasi menuju gerakan logosentrisme11. Demitologisasi tersebut disebabkan oleh arus besar gerakan rasionalisme12, empirisme13
8
Muhammad Suaib, Landasan Filsafah, blog.unsri.ac.id/.../Makalah%20Landasan%20Filsafat...., diakses Senin 11 Nopember 2013. 9 Juraid Abdul Latif, M.Hum, Manusia Filsafar dan Sejarah,(Jakarta; Bumi Aksara, 2006) 13, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-..., diakses Senin 11 November 2013. 10 Amsal Bakhtiar, FIlsafat Ilmu, (Jakart;Raja Grafindo, 2006) 1, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-..., diakses Senin 11 November 2013. 11 M.Solihin, M.Ag, Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga Modern, (Bandung;Pustaka Setia, 2007) 23, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-..., diakses Senin 11 November 2013. 12 Pelopor rasionalisme diantaranya Rene Descartes (1596-1650) dengan konsep co gito ergu sum, Spinoza (1632-1677) ia merumuskan definisi, aksioma-aksioma, proposisi dan penyimpulan dalam bidang kajian logika ilmu dan Leibniz(1646- 1716) ia menulis tentang Monadology , dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat..., diakses Senin 11 November 2013. 13 Tokoh pemikiran Empirisme adalah F.Bacon (1210-1292), T.Hobbes (1588-1679), John Lock (16321704) dan David Hume (1711-1776) dan Herbert Spencer (1820-1903), dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat..., diakses Senin 11 November 2013.
5
dan positivisme14 yang dipelopori oleh para pakar dan pemikir
kontemporer yang
akhirnya mengantarkan kehidupan manusia pada tataran era modernitas yang berbasis pada pengetahuan ilmiah. Demkian pula mengenai pengertian dari ilmu, istilah ilmu dalam pengertian klasik dipahami sebagai pengetahuan tentang sebab-akibat atau asal-usul. Istilah pengetahuan (knowledge) biasanya dilawankan dengan pengertian opini, sedang istilah sebab (causa) diambil dari kata yunani “aitia”, yakni prinsip pertama. Gaston Bachelard dalam Rizal Mustansyir menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu produk pemikiran manusia yang sekaligus menyesuaikan antara hukum-hukum pemikiran dengan dunia luar. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau yang terorganisasikan.15 Rizal Mustansyir juga mengatakan bahwa ilmu pengetahuan memiliki dua aspek, yaitu subjektif dan objektif, sekaligus memerlukan kesamaan di antara keduanya. Daoded Joesoef juga dalam Rizal Mustansyir menyatakan bahwa pengertian ilmu mengacu pada tiga hal, yang salah satunya adalah mengacu pada proses. Ilmu pengetahuan sebagai proses artinya, kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita kehendaki. Metode ilmiah yang khas dipakai dalam proses ini adalah analisis rasional, objektif, sejauh mungkin “impersonal” dari masalah-masalah yang didasarkan pada percobaan dan data yang dapat diamati. Bagi Thomas Kuhn yang dikutip oleh Rizal Mustansyir “normal science” adalah ilmu pengetahuan dalam artian proses. Yaitu sebuah proses yang memerlukan paradigma dalam perkembangannya. 16 Pengertian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam berbagai buku maupun karangan ilmiah. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan
14
Tokoh aliran positivisme ini ialah Agus Compte (1798-1857) konsepsinya mengatakan bahwa indera itu alat penting dalam proses pengetahuan ilmu dan harus dipertajam dengan eksperimen, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfatilmuilmu-filsafat-..., diakses Senin 11 November 2013. 15 B. Arief Sidharta, Filsafat Ilmu (Sebuah Catatan Skematik), dalam Apakah Filsafat Dan Filsafat Ilmu Itu, 2008, Editor: B. Arief Sidharta, Cet. I, Pustaka Sutra, Bandung, hlm. 79. 16 Muhammad Iqbal, Filsafat Ilmu “Paradigma Ilmu”, http://akuibe.blogspot.com/ 2012/ 06/makalahpengantar-filsafat-ilmu.html, diakses Senin 11 Nopember 2013.
6
suatu bidang pengetahuan integrativ yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu. Filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan lama menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru. Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti: obyek apa yang ditelaah ilmu ?, bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu ?, untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan ?17 Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam sejumlah literatur kajian Filsafat Ilmu.18
Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara actual).
Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan).
Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati
17
Jujun S. Suriasumantri, 1985, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Cet. II, Sinar Harapan, Jakarta, hlm. 33. 18 Lokisno CW, Pengantar Filsafat, Bahan Presentasi Kuliah Filsafat Ilmu Di Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-...,diakses Senin 11 November 2013.
7
yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual).
Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah).
May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu).
Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teoriteorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan).
Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedurprosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan
8
perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).
II. HUBUNGAN ANTARA ILMU DENGAN TKNOLOGI DAN KEBUDAYAAN A. Hubungan Antara Ilmu Dengan Teknologi Ilmu, teknologi dan budaya, ketiganya merupakan hal yang berpengaruh dalam kehidupan manusia. Hal ini diakrenakan, manusia dalam hidupnya membutuhkan bantuan dari pihak lain, termasuk ilmu, teknologi dan kebudayaan. Selain itu, ketiganya merupaka hasil dari oleh pikir dari manusia. Ilmu merupakan himpunan pengetahuan yang dikumpulkan dan diklasifikasikan secara sisitematik yang bisa didapat dari belajar atau penelitian. Teknologi adalah kemampuan menerapkan suatu pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan suatu produk yang berhubungan dengan seni, yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta bersandarkan pada aplikasi dan implikasi pengetahuan itu sendiri (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988). Menurut Paul W Devore, teknologi adalah ilmu terapan yang telah dikembangkan lebih lanjut dan memiliki perangkat keras dan perangkat lunak yang merupakan manivestasi kekuasaan terhadap alam, manusia dan kebudayaannya. Kebudayaan menurut E.B.Taylor adalah keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adaptasi serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.19 Perkembangan sejarah manusia selalu diwarnai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melingkupinya. Hal ini tentunya berbanding lurus dengan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Teknologi adalah sarana yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Seiring dengan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan turunannya yang berbentuk teknologi ini, meluas bukan hanya untuk memenuhi
19
Tsabit Azinar Ahmad, Pola Hubungan Ilmu, Teknologi, Budaya dan Masyarakat, http://tsabitazinar.blogspot.com/2006/01/pola-hubungan-ilmu-teknologi-budaya.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014
9
kebutuhan manusia secara sempit. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mendorong manusia mendayagunakan sumber daya alam lebih efektif dan efisien. 20 Kekhususan ilmu dibandingkan pengetahuan terletak pada kemampuan manusia untuk menyadari pengetahuan yang diperolehnya secara spontan dan langsung itu serta membuatnya teratur dalam suatu sistem, sehingga bila orang lain menanyakan, ia bisa menerangkan dan mempertanggungjawabkan. Dengan perkataan lain, pengetahuanpengetahuan yang telah ada dikumpulkan, lalu diatur dan disusun sehingga masuk akal dan bisa dimengerti orang lain. Proses sistematisasi pengetahuan menjadi ilmu biasanya melalui tahap-tahap sebagai berikut:21 1. Tahap perumusan pertanyaan sebaik mungkin. 2. Merancang hipotesis yang mendasar dan teruji 3. Menarik kesimpulan logis dari pengandaian-pengandaian. 4. Merancang teknik men-tes pengandaian-pengandaian. 5. Menguji teknik itu sendiri apakah memadai dan dapat diandalkan. 6. Tes itu sendiri dilaksanakan dan hasil-hasilnya ditafsirkan. 7. Menilai tuntutan kebenaran yang diajukan oleh pengandaian-pengandaian itu serta menilai kekuatan teknik tadi. 8. Menetapkan luas bidang berlakunya pengandaian-pengandaian serta teknik dan merumuskan pertanyaan baru. Ilmu memegang peranan penting bagi negara-negara berkembang dalam proses peningkatan standar hidup, kesejahteraan, dan melindungi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Negara-negara berkembang menghadapi berbagai tantangan jangka pendek dan jangka panjang. Komunikasi ilmu terhadap masyarakat dan pemahaman masyarakat terhadap ilmu merupakan subyek riset yang relatif baru di lingkungan akademis, namun berkembang untuk dipelajari lebih lanjut untuk mendukung 20
Filsafat Ilmu (Hubungan Iptek, Agama, Budaya), http://mawarputrijulica.wordpress.com/ 2011/ 03/07/ filsafat-ilmu-hubungan-iptek-agama-budaya/, diakses Sabtu 25 Januari 2014. 21 Hubungan Antara Ilmu, Teknologi, Etika, Kebudayaan Dan Krisis Kemanusiaan, http: // makalahmajannaii. blogspot.com/ 2012/ 10/ hubungan- ilmu- teknologi- etika. html, diakses Sabtu 25 Januari 2014.
10
proses pengambilan kebijakan publik. Pemahaman yang baik terhadap dinamika kompleksitas ilmu dan interaksi ilmu dengan masyarakat, berguna dalam peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap ilmu dan akhirnya berkembang menjadi suatu sistem pengelolaan dan kontrol sosial masyarakat terhadap ilmu. Dalam komunikasi ilmu, perangkat komunikasi atau penyampai informasi yang digunakan akan disesuaikan untuk menciptakan jaminan terjadinya pemahaman dan penerimaan masyarakat awam terhadap ilmu. Sedangkan aspek ketiga adalah aspek kreativitas, yang membantu perkembangan kecerdasan dan kapabilitas masyarakat sehingga menghasilkan kemampuan dalam mengintegrasikan ilmu ke kehidupan sehari-hari. Ilmu memainkan peran penting sebagai sebuah agen pembaharuan di masyarakat. Sebagai bangsa yang bergerak ke arah ekonomi berbasis pengetahuan, dibandingkan ekonomi berbasis sumber daya alam sesuai dengan paradigma tekno-ekonomi, ilmu menjadi landasan keberhasilan pembangunan ekonomi yang didukung oleh kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia yang kompetitif. Ilmu, dan teknologi memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya. Ilmu dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya dapat membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.
11
Ilmu pengetahuan mendorong teknologi, teknologi mendorong penelitian, penelitian yang menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan baru mendorong teknologi baru.22 Beberapa hubungan antara ilmu dan teknologi dapat dirumuskan sebagai berikut:23 1. Bahwa baik ilmu maupun teknologi merupakan komponen dari kebudayaan. 2. Baik ilmu maupun teknologi memiliki aspek ideasional maupun faktual, dimensi abstrak maupun konkrit, dan aspek teoritis maupun praktis. 3. Terdapat hubungan dialektis (timbal balik) antara ilmu dan teknologi. Pada satu sisi ilmu menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi yakni berupa teori-teori; pada sisi lain penemuan-penemuan teknologis sangat membantu perluasan cakrawala penelitian i1miah, yakni dengan dikembangkannya perangkat-perangkat penelitian berteknologi mutakhir. Bahkan dapat dikatakan, dewasa ini kemajuan ilmu mengandalkan dukungan teknologi, sebaliknya, kemajuan teknologi mengandalkan dukungan i1mu.
B. Hubungan Antara Ilmu Dengan Kebudayaan Kebudayaan adalah hasil karya manusia, yang meliputi hasil akal, rasa, dan kehendak manusia. Oleh karena itu maka kebudayaan tidak pernah berhenti, terus berlangsung sepanjang jaman, merupakan suatu proses yang memerlukan waktu yang panjang untuk memenuhi keinginan manusia untuk lebih berkualiatas. Apabila kebudayaan adalah hasil karya manusia, maka ilmu sebagai hasil akal pikir manusia juga merupakan kebudayaan. Namun ilmu dapat dikatakan sebagai hasil akhir dalam perkembangan mental manusia dan dapat dianggap sebagai hasil yang paling optimal dalam kebudayaan manusia. Unsur kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bagian suatu kebudayaan yang dapat digunakan sebagai satuan analisis tertentu. Dengan adanya unsur 22
Jaka Billal, Filsafat Ilmu; Ilmu, Teknologi, dan Kebudayaan, http://jakabillal.blogspot.com/ 2012/04/ filsafat- ilmu- ilmu- teknologi- dan.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014. 23 Iis Suryatini, Filsafat: Ilmu Dan Teknologi, http://iissuryatini.blogspot.com/2013/01/filsafat-ilmu-danteknologi.html, diakses 25 Januari 2014
12
tersebut, kebudayaan di sini lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu dikenal adanya unsur-unsur yang universal yang melahirkan kebudayaan universal. Menurut C. Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencarian hidup, sistem teknologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian. 24 Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli: 25 1. Edward B. Taylor Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuankemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. 2. M. Jacobs dan B.J. Stern Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial. 3. Koentjaraningrat Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 4. Dr. K. Kupper Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok. 5. William H. Haviland Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat. 6. Ki Hajar Dewantara Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia
24
Widyosiswoyo, 1996, dalam Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi, Kebudayaan, http://alisarjuni. blogspot.com/ 2013/06/ hubungan- antara- ilmu- dan- teknologi.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014. 25 Filsafat Ilmu (Hubungan Iptek, Agama, Budaya), http://mawarputrijulica.wordpress.com/ 2011/ 03/07/ filsafat-ilmu-hubungan-iptek-agama-budaya/, diakses Sabtu 25 Januari 2014.
13
untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang bersifat tertib dan damai. 7. Francis Merill Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial. Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis. 8. Bunded Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya diantara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, institusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu. 9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy) Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan secara genetikal. 10. Robert H Lowie Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistik, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal. 11. R. Seokmono Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam kehidupan. Ilmu adalah bagian dari pengetahuan. Untuk mendapatkan ilmu diperlukan caracara tertentu, memerlukan suatu metode dan mempergunakan sistem, mempunyai obyek formal dan obyek material. Karena pengetahuan adalah unsur dari kebudayaan, maka
14
ilmu yang merupakan bagian dari pengetahuan dengan sendiriya juga merupakan salah satu unsur kebudayaan. 26 Selain ilmu merupakan unsur dari kebudayaan, antara ilmu dan kebudayaan ada hubungan pengaruh timbal-balik. Perkembangan ilmu tergantung pada perkembangan kebudayaan, sedangkan
perkembangan ilmu dapat memberikan pengaruh pada
kebudayaan. Keadaan sosial dan kebudayaan, saling tergantung dan saling mendukung. Pada beberapa kebudayaan, ilmu dapat
berkembang dengan subur. Disini ilmu
mempunyai peran ganda yakni:27 1. Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung pengembangan kebudayaan. 2. Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak bangsa. Sumbangan ilmu terhadap budaya adalah pada nilai28 yang terkandung dalam ilmu, yakni tentang etika, estetika29 dan logika. Ilmu merupakan sumber nilai30 dan tata hidup, baik bagi perkembangan kepribadian secara individual maupun pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu menurut Rene Dubos dalam bukunya Reasong Awake : Science for Man, ilmu turut membentuk profil budaya bukan saja lewat aspekaspek teknisnya, melainkan juga dengan jalan memberikan pandangan-pandangan baru yang membuahkan sikap yang baru. 31 Contohnya adalah dalam masyarakat pedalaman, budaya yang berkembang adalah budaya agraris. Adapun ilmu yang berkembang adalah ilmu pertanian. Ilmu pertanian ini memberikan pandangan-pandangan baru terhadap budaya, misalnya ritual-ritual khusus
26
Daruni, 1991, dalam Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi, Kebudayaan, http://alisarjuni. blogspot.com/ 2013/06/ hubungan- antara- ilmu- dan- teknologi.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014. 27 Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi, Kebudayaan, http://alisarjuni.blogspot.com/ 2013/06/hubunganantara-ilmu-dan-teknologi.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014. 28 Nilai merupakan tema baru dalam filsafat: aksiologi, cabang filsafat yang mempelajarinya, muncul untuk yang pertama kalinya pada paroh kedua abad ke-19. Lihat: Risieri Frondizi, 2007, Pengantar Filsafat Nilai, (Judul asli: What is Value, 1963, Open Court Publishing Company.), Penerjemah: Cuk Ananta Wijaya, Cet. II, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm. 1. 29 Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Lihat: Amsal Bakhtiar, 2004, Filsafat Ilmu, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 165. 30 Definisi dari McCracken menyatakan nilai adalah segi dari suatu fakta atau pengalaman yang berdasarkan fakta atau pengalaman itu terlihat dalam sifat dasarnya atau intisarinya alasan memadai bagi keberadaannya sebagai suatu fakta atau pengalaman tetap demikian itu, atau alasan memadai bagi kedudukannya yang dianggap sebagai suatu tujuan untuk keperluan praktek atau perenungan. Lihat: D.J. McCracken, Thinking and Valuing: An Introduction, Partly Historical, to the Study of the Philosophy of Value, London, Macmillan, 1950, p. 25, dalam The Liang Gie, 1982, Teori-Teori Keadilan, Supersukses, Yogyakarta, hlm. 11. 31 Stefanus Supriyanto, 2013, Filsafat Ilmu, Cet. 1, Prestasi Pustaka, Jakartaa, hlm. 245-246.
15
menjelang panen, mata pencaharian sebagai petani, alat-alat pertanian dan lain-lain. Pola hubungan ilmu dan budaya dan teknologi antara ilmu dan budaya keduanya memiliki keterkaitan karena kedua-duanya saling mempengaruhi. Keduanya juga memiliki kaitan erat dengan manusia, karena manusia inilah yang membentuk budaya, merumuskan ilmu dan menciptakan teknologi, serta mengembangkan kedua-duanya, karena manusia mempunyai akal dan bahasa.32 Sebagaimana ilmu, teknologi adalah komponen penting dari kebudayaan, karena teknologi memiliki peranan dalam proses kebudayaan, terutama dalam kaitannya dengan fenomena globalisasi yang tidak dapat dibendung bahkan oleh institusi manapun. Berbeda dengan peranan ilmu terhadap kebudayaan, teknologi lebih menekankan aspek pembangunan unsur material kebudayaan manusia. Dalam konteks ini, teknologi juga merupakan bagian dari realitas obyektif yang pada akhirnya memiliki peranan yang besar terhadap komponen kebudayaan lain, dan terhadap manusia sendiri. Hal pokok yang dapat diungkapkan berkaitan dengan hubungan teknologi dan kebudayaan ini bahwa hubungan itu dapat dilihat melalui perspektif teknologi maupun kebudayaan. Sudut pandang yang pertama lebih menutut kearifan manusia untuk melihat bahwa pilihanpilihan yang disediakan teknologi mengandung konsekuensi masing-masing. Disamping pula, potensi manusia dalam memenuhi hasrat yang tidak terbatas sesungguhnya memiliki dimensi ganda yang bersifat dialektis: mengembangkan potensi seluas-luasnya serta kemampuan untuk mengendalikannya. Sementara perspektif yang kemudian lebih mengedepankan adanya komunikasi antar sistem budaya. Baik itu melalui proses-proses eksternalisasi bagi pentransfer teknologi, ataupun proses-proses inkulturasi, akulturasi bahkan invasi kebudayaan bagi pihak yang mendapatkan tranfer tekonolgi itu.33 Jadi, antara ilmu dan budaya keduanya memiliki keterkaitan. Hubungan antara ilmu, dan budaya adalah saling mempengeruhi. Ilmu dan budaya semuanya dikembangkan manusia. Ilmu dirumuskan manusia, budaya dibentuk manusia. Dan juga keduanya memberikan sumbangan terhadap manusia. 34 32
Ibid. Fachrur Rozi, Ilmu, Teknologi dan Kebudayaan, http://fachr-alrozie.blogspot.com/ 2011/ 01/ ilmuteknologi-dan-kebudayaan.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014. 34 Jaka Billal, Filsafat Ilmu; Ilmu, Teknologi, dan Kebudayaan, http://jakabillal.blogspot.com/ 2012/ 04/ filsafat- ilmu- ilmu- teknologi- dan.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014. 33
16
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Adriano Buzzati -Traverso, The Scientific Enterprise, Today and Tomorrow, 1977, p. 3, dalam The Liang Gie, 1987, Pengantar Filsafat Ilmu, Yayasan Studi Ilmu Dan Teknologi, Yogyakarta. Amsal Bakhtiar, 2004, Filsafat Ilmu, Raja Grafindo Persada, Jakarta. B. Arief Sidharta, Filsafat Ilmu (Sebuah Catatan Skematik), dalam Apakah Filsafat Dan Filsafat Ilmu Itu, 2008, Editor: B. Arief Sidharta, Cet. I, Pustaka Sutra, Bandung. D.J. McCracken, Thinking and Valuing: An Introduction, Partly Historical, to the Study of the Philosophy of Value, London, Macmillan, 1950, p. 25, dalam The Liang Gie, 1982, Teori-Teori Keadilan, Supersukses, Yogyakarta. I Made Bakta, 2013, Filsafat Ilmu, Materi Kuliah Filsafat Ilmu Pada Program Doktor Ilmu Hukum, Program Pascasarjana, Universitas Udayana. Jujun S. Suriasumantri, 1985, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Cet. II, Sinar Harapan, Jakarta. Jujun S. Suriasumantri, Tentang Hakekat Ilmu: Sebuah Pengantar Redaksi, dalam Ilmu Dalam Perspektif, 1999, Penyunting: Jujun S. Suriasumantri, Cet. 14, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Risieri Frondizi, 2007, Pengantar Filsafat Nilai, (Judul asli: What is Value, 1963, Open Court Publishing Company.), Penerjemah: Cuk Ananta Wijaya, Cet. II, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Stefanus Supriyanto, 2013, Filsafat Ilmu, Cet. 1, Prestasi Pustaka, Jakarta.
B. Artikel Ahmad Charis,Z, Dimensi Etik dan Asketik Ilmu Pengetahuan Manusia;Kajian Filsafat Ilmu, (Ogyakarta:LESFI,2002) 1.-15, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmufilsafat-...,diakses Senin 11 November 2013. Amsal Bakhtiar, FIlsafat Ilmu, (Jakart;Raja Grafindo, 2006) 1, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-..., diakses Senin 11 November 2013.
17
Daruni, 1991, dalam Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi, Kebudayaan, http://alisarjuni. blogspot.com/ 2013/06/ hubungan- antara- ilmu- dan- teknologi.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014. Dewi Lusianingrum dkk, Hubungan Antara Ilmu, Teknologi, Etika, Kebudayaan Dan Krisis Kemanusiaan, fkgugm06.files.wordpress.com/.../makalah-presentasi-..., diakses Senin 11 Nopember 2013. Fachrur Rozi, Ilmu, Teknologi dan Kebudayaan, http://fachr-alrozie.blogspot.com/ 2011/ 01/ ilmu-teknologi-dan-kebudayaan.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014. Filsafat Ilmu (Hubungan Iptek, Agama, Budaya), http://mawarputrijulica.wordpress.com/ 2011/ 03/07/ filsafat-ilmu-hubungan-iptek-agama-budaya/, diakses Sabtu 25 Januari 2014. Hamdani Ihsan & Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung;Pustaka Setia, 2007) 10, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-...,diakses Senin 11 November 2013. Hubungan Antara Ilmu, Teknologi, Etika, Kebudayaan Dan Krisis Kemanusiaan, http: // makalahmajannaii. blogspot.com/ 2012/ 10/ hubungan- ilmu- teknologi- etika. html, diakses Sabtu 25 Januari 2014. Iis Suryatini, Filsafat: Ilmu Dan Teknologi, http://iissuryatini.blogspot.com/2013/01/ filsafat-ilmu-dan-teknologi.html, diakses 25 Januari 2014. Jaka Billal, Filsafat Ilmu; Ilmu, Teknologi, dan Kebudayaan, http:// jakabillal. blogspot.com/ 2012/04/ filsafat- ilmu- ilmu- teknologi- dan.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014. Juraid Abdul Latif, M.Hum, Manusia Filsafar dan Sejarah,(Jakarta; Bumi Aksara, 2006) 13, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-..., diakses Senin 11 November 2013. Lokisno CW, Pengantar Filsafat, Bahan Presentasi Kuliah Filsafat Ilmu Di Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfatilmuilmu-filsafat-...,diakses Senin 11 November 2013. M.Solihin, M.Ag, Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga Modern, (Bandung;Pustaka Setia, 2007) 23, dalam Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmufilsafat-..., diakses Senin 11 November 2013.
18
Muhammad Iqbal, Filsafat Ilmu “Paradigma Ilmu”, http://akuibe.blogspot.com/ 2012/ 06/makalah-pengantar-filsafat-ilmu.html, diakses Senin 11 Nopember 2013. Muhammad Suaib, Landasan Filsafah, blog.unsri.ac.id/.../ Makalah%20Landasan% 20Filsafat...., diakses Senin 11 Nopember 2013. Muhlisin, Filsafat Dan Filsafat Ilmu (Konseptualisasi dan Identifikasi), muhlis.files.wordpress.com/.../ filsfat-ilmuilmu-filsafat-..., diakses Senin 11 November 2013. Tsabit Azinar Ahmad, Pola Hubungan Ilmu, Teknologi, Budaya dan Masyarakat, http://tsabit-azinar.blogspot.com/2006/01/pola-hubungan-ilmu-teknologibudaya.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014. Widyosiswoyo, 1996, dalam Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi, Kebudayaan, http://alisarjuni. blogspot.com/ 2013/06/ hubungan- antara- ilmu- dan- teknologi.html, diakses Sabtu 25 Januari 2014.
19