Bagus N. S ISSN & Zulkarnain.MZ : 2338 – 4794
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Vol 3 No. 3 September - Desember 2016
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PT.USAHA LANTANG SEJAHTERA JAKARTA” Bagus Nugroho Susanto
Zulkarnain.MZ ABSTRACT Accounts receivable billing activity an important part in launching the distribution of the company's revenue was then used as working capital and the smooth turnover of the company assets on an ongoing basis. This study aims to determine, describe and explain Effect of Internal Control Systems Receivable and Cash Receipts Effectiveness Against Accounts Receivable Billing. Variables examined in this study is the Internal Control System Receivables (X1), Credit Sales Accounting (X2) as independent variables. Effectiveness Billing and Accounts Receivable (Y) as the dependent variable. The popolasi in this study are based on the amount of saturated sample method. In the event, the number of samples studied as many as 31 employees associated with the sale and collection of accounts receivable. Descriptive method that aims to investagate relationships between variables or role, through a quantitative approach and statistical tests. Data collected by melakukann observation, interviews, distributed questionnaires and literature study. Money analysis method used is the Pearson correlation coefficient public, research hypothesis will be tested using the F test and t test. Based on the results of research and discussion conducted has obtained the results of R square of 0.577 which means a very strong relationship between the three variables, and supported by the hypothesis testing of the internal control system variables receivable (X1) through the t test where t count> t table (4,219> 2,037) and a variable sales accounting (X2) t> t table (3,887 > 2,037). Thus the hypothesis test results are acceptable, so that it can be concluded that the Internal Control System Receivable and Credit Sales Accounting Contribute Effectiveness Against Accounts Receivable Billing. As well as the calculation of the variable coefficient partial Internal Control Systems results obtained Receivables 54,2%, which means that 54,2% Internal Control System contributes to the effectiveness of Billing Accounts Receivable while the rest influenced by other factors not examined. And from variable Credit Sales Accounting obtained yield was 57,7%, which means that 57,7% of credit sales accounting contribute to the effectiveness of the collection of accounts receivable and the rest influenced by other factors not examined .
PENDAHULUAN Untuk menjaga kestabilan keuangannya, suatu perusahaan, baik perusahaan jasa maupun perusahaan dagang dan industri dalam hal melakukan penjualan secara kredit, perusahaan tersebut melakukan penagihan kepada pembeli. Dengan melakukan penagihan
tersebut maka dana kas perusahaan akan bertambah. Dengan adanya dana kas tersebut, kegiatan operasional dapat berjalan dengan lancar. Dengan berjalannya waktu dalam kegiatan usaha atas penjualan barang dagang secara kredit yang menimbulkan piutang usaha, bagian penagihan piutang
Hal | 49
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
menjadi bagian yang sangat penting dalam melancarkan distribusi pendapatan perusahaan sebagai modal kerja dan kelancaran perputaran aset perusahaan secara berkelanjutan. Namun, penagihan piutang yang dilakukan di perusahaan tersebut berjalan kurang efektif, karena adanya double job pekerjaan yang dilakukan oleh bagian finance yaitu melakukan penagihan dan melakukan proses administrasi serta pencatatan piutang yang ada di perusahaan, kurang efektif penagihan piutang di perusahaan tersebut membuat sistem pengendalian internal yang ada kurang berjalan dengan baik. Sistem pengendalian internal harus dijalankan sesuai prosedur yang ada, sehingga tidak terjadi kesalahan atau kecurangan didalam perusahaan.Sistem pengendalian yang baik pun belum tentu dalam suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik bila tidak di dukung oleh lingkungan pengendalian dan karyawan yang ada. Setiap Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan aktivitas perusahaan, berusaha merancang suatu sistem dan prosedur yang sedemikian rupa dalam rangka menekan dan mengurangi tingkat risiko kesalahan, penyelewengan dan kecurangan yang dapat merugikan perusahaan, maka perusahaan perlu menetapkan Standard Operating System (SOP) sebagai pedoman atau panduan bagi seluruh personel atau sumber daya manusia (SDM) dalam melaksanakan aktivitas perusahaan dan sebagai alat penegendalian bagi manajemen.
LANDASAN TEORI Pengendalian internal (internalcontrol) menurut Commiteof Sponsoring Organization (COSO) (2013:3) terdiri atas lima komponen, yaitu:
Hal | 50
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
1. Lingkungan pengendalian Menggambarkan tindakan para pemilik serta manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian internal perusahaan. Lingkungan pengendalian terdiri dari beberapa faktor berikut: a. Nilai etika dan kejujuran b. Keinginan untuk maju c. Dewan direksi dan komite audit d. Falsafah manajemen dan gaya operasi e. Struktur organisasi f. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab g. Kebijakan dan pelatihan sumber daya manusia 2. Aktivitas pengendalian Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk membantu memastikan arahan manajemen dilaksanakan dengan baik serta meredam risiko dalam pencapaian keseluruhan tujuan secara umum. Kegiatan pengendalian dapat dikategorikan ke dalam kebijakan dan prosedur sebagai berikut: a. Tinjauan ulang atas penampilan kerja b. Pengelolaan informasi c. Pengendalian umum d. Pengendalian aplikasi terbagi menjadi: 1). Pengendalianpreventif 2). Pengendaliandetektif 3). Pengendalianfisik 4). Pemisahantugas 3. Perkiraan risiko Perkiraan risiko merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang mempengaruhi tujuan organisasi. Organisasi harus dapat mengetahui dan menghadapi risiko yang ada, risiko dapat timbul dalam keadaan berikut:
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
a. Perubahan dalam lingkungan organisasi b. Karyawan baru c. Perubahan system informasi d. Perubahan operasi perusahaan e. Teknologi baru 4. Informasi dan komunikasi Informasi mengacu pada system akuntansi organisasi yang terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasikan, merangkai, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk memelihara akuntabilitas aset dan utang yang terkait. Sedangkan komunikasi merupakan proses pemahaman peran individu dan pertanggungjawaban yang berhubungan dengan pengendalian internal terhadap laporan keuangan. Komunikasi biasanya secara lisan dan melalui tindakan yang dilakukan oleh manajemen. 5. Pengawasan Salah satu tanggungjawab manajemen adalah menetapkan dan memelihara fungsi pengendalian internal, manajemen menindaklanjuti pengawasan berkesinambungan terhadap kegiatan operasi perusahaan, evaluasi terpisah atau kombinasi keduanya, seperti dengan cara mempelajari pengendalian internal yang ada, laporan audit internal dan laporan dari pihak luar perusahaan, umpan balik dari karyawan. Adapun tujuan pengendalian intern menurut Arens (2013:314) adalah sebagai berikut: a. Keandalan laporan keuangan b. Efisiensi dan efektivitaskegiatan operasi c. Kepatuhan terhadap hokum dan peraturan
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Menurut Basu Swastha (2010:11) membagi lima jenis penjualan, yaitu: 1. Trade selling, dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar mempersilahkan pengecer untuk berusaha memperbaiki distribusi produk-produk mereka. 2. Missionary selling, adalah usaha untuk meningkatkan penjulan dengan memborong pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan. 3. Technical selling, usaha untuk meningkatkan penjualan dengan memberikan saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasa yang dijual. 4. New business selling, usaha untuk membuka transaksi baru dengan mengubah calon pembeli. Jenis penjualan ini sering digunakan oleh perusahaan asuransi. 5. Responsive selling, setiap tenaga penjual diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap permintaan pembelin. Menurut Soemarsono S.R (2010:160) Penjualan Kredit adalah:“Transaksi antara perusahaan dengan pembeli untuk menyerahkan barang atau jasa yang berakibat timbulnya piutang, kas aktiva.” Menurut Kieso (2011:347), piutang digolongkan menjadi dua, yaitu : a. Untuk tujuan laporan keuangan 1. Piutang lancar/jangka pendek (current receivables), piutang ini diharapkan tertagih dalam waktu satu tahun atau selama siklus operasi berjalan 2. Piutang tidak lancar/jangka panjang (non current receivables), piutang usaha yg akan tertagih dalam waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari satu siklus operasi berjalan.
Hal | 51
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
b. Diklasifikasikan dalam laporan poisi keuangan 1. Piutang usaha (trade receivables), piutang usaha merupakan jumlah yang terhutang oleh pelanggan untuk barang atau jasa yg telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang usaha biasanya paling signifikan dimiliki peusahaan. Piutang dagang disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel. 1). piutang usaha (account receivable), piutang usaha merupakan janji lisan dari pembeli untuk membayar barang atau jasa yg dijual dan dapat ditagih dalam kurun waktu 30-60 hari dan merupakan akun terbuka (openaccount) yg berasal dari pelunasan kredit jangka pendek. 2). wesel tagih (note receivable), Wesel tagih merupakan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu dimasa depan. Wesel tagih dapat berasal dari penjualan, pembiayaan serta transaksi lainnya dan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang 2. Piutang Non Dagang (NonTrade Receivables) Piutang Non Dagang berasal dari berbagai transaksi dan dapat berupa janji tertulis untuk membayar atau mengirimkan sesuatu. Piutang ini timbul dari berbagai transaksi: 1). Uang muka kepada karyawan dan staf. 2). Uang muka kepada anak perusahaan. 3). Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan. 4). Deposito sebagai jaminan
Hal | 52
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
penyediaan jasa atau pembayaran. 5). Piutang deviden dan bunga. 6). klaim terhadap: - perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertanggungkan - terdakwa dalam suatu perkara hukum - badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak - perusahaan pengangkutan untuk barang rusak atau hilang - kreditur untuk barang dikembalikan, rusak atau hilang - pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan Menurut Bambang Riyanto (2010:85), faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah piutang adalah sebagai berikut: a. Volumepenjualan kredit b. Syaratpembayaran penjualan kredit c. Ketentuan dalampembatasan kredit d. Kebijakan dalam pengumpulan piutang. e. Kebiasaan membayar dalam pelanggan Menurut Kasmir (2013:115), Prinsip perkreditan pada dasarnya dapat memberikan informasi mengenai itikad baik (willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) debitur untuk melunasi kembali. Adapun prinsip perkreditan itu diantaranya: a. Character b. Capacity c. Collectral d. Capital e. Condition Prinsipprinsippengendalianpiutangyangbaik: a. Pemisahanfungsi dan tugas. b. Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan dan penghapusan piutang harus mendapat persetujuan
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
yang berwenang. c. Menggunakan buku tambahan piutang (Account receivable subsidiary ledger) yang berfungsi sebagai rincian buku piutang. d. Mengirim surat pernyataan piutang pada debitur paling tidak sebulan sekali. e. Membuat daftar umur piutang. Berdasarkan pendapat Muasaroh (2010:13), efektivitas dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek-aspek antara lain: 1. Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika melaksanakan tugas atau fungsinya, begitu juga suatu program pembelajaran akan efektiv jika tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik dan peserta didik belajar dengan baik. 2. Aspek rencana atau program, yang dimaksud dengan rencana atau program disini adalah rencana pembelajaran yang terprogram, jika seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau progarm dikatakan efektif. 3. Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatannya. Aspek ini mencakup aturan-aturan baik yang berhubungan dengan guru maupun yang berhubungan dengan peserta didik, jika aturan ini dilaksanakan dengan baik berarti ketentuan atau aturan telah berlaku secara efektif; dan 4. Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
dicapai. Penilaian aspek ini dapat dilihat dari prestasi yang dicapai oleh peserta didik. Menurut Firdaus A.Dunia (2013:146) mengemukakan beberapa aspek dari pengendalian internal yang baik atas piutang adalah sebagai berikut: a. Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani transaksi penjualan (operasi) dari “fungsi akuntansi untuk piutang”. Dengan demikian pegawai yang menangani akuntansi untuk piutang usaha dan wesel tagih tidak boleh dilibatkan dengan aspek operasi seperti menyetujui kredit. b. Pegawai yang menangani akuntansi piutang harus dipisahkan dari fungsi penerimaan hasil tagihan piutang c. Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan, dan penghapusan piutang harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang. d. Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang. Total dari saldosaldo buku tambahan ini harus dicocokkan dengan buku besar yang bersangkutan paling tidak sebulan sekali. Di samping itu, pada akhir bulan para pelanggan (debitur) harus dikirimkan surat pernyataan piutang bulanan. e. Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umumnya (anging schedule). METODELOGI PENELITIAN Sifat penelitian yang dilakukan bersifat survey.Metode survey menurut Sugiyono (2012) merupakan “metode pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.Modus komunikasi yang akan dibagikan sendiri oleh penulis dan diisi sendiri oleh
Hal | 53
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
responden”.Adapun dari hasil ringkasan survey tersebut dapat disimpulkan dalam table 1 dibawah ini.
Tabel 1 Indikator Variabel Variabel
Indikator
Pernyataan
Sistem Pengendalian Internal Piutang (X1)
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
1 s/d 3
Jumlah Pernyataan 3
4 s/d 6
3
7 s/d 9
3
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
10 s/d 12
3
13 s/d 17
5
18 s/d 22
5
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
23 s/d 25
3
26 s/d 28
3
29 s/d 34
6
Akuntasi PenjualanKre dit (X2)
Efektivitas Penagihan Piutang (Y)
Hal | 54
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Dan kuesioner tersebut akan dibagikan kepada karyawan sistem pengendalian internal piutang, dan akuntansi penjualan yang bekerja di PT.Usaha Lantang Sejahtera dengan perincian sebagai berikut : Tabel 2 Bagian Bagian Karyawan Bagian Jumlah Orang Internal Control 1 Internal Auditing 5 Accounting 6 Piutang 6 Veritifikasi 6 Kasir 6 Debt Collector 10
Populasi dalam penelitian iniseluruh karyawan yang terkait dengan sistem pengendalian internal piutang, akuntansi penjualan kredityang berjumlah 40 orang di PT. Usaha Lantang Sejahtera yang ada. Tekhnik yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Berdasarkan uraian diatas maka, yang menjadi pertimbangan dalam penelitian ini adalah karyawan yang terkait dengan penagihan piutang usaha yang bejumlah 36 orang pada PT. Usaha Lantang Sejahtera, dikarenakan 4 orang dari 40 orang populasi tersebut tidak mengembalikan kuesioner yang diberikan. a. Validitas dan Reliabilitas Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, sehingga untuk itu diperlukan dua macam pengujian yaitu: uji validitas (test of validity) dan uji reliabilitas (test of reliability). Validitas dihitung setiap butirnya dengan rumus product moment.Uji reliabilitas dilakukan dengan caraone shot atau
pengukuran sekali saja. Suatu konstruksi atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan cronbach alpha >0,60 (Danang Sunyono 2011:110) b.Uji Korelasi 1. Analisis Korelasi Parsial (Pearson Product Moment) Teknik ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Rumus koefisien korelasi adalah sebagai berikut: rxy
n xi y i xi y i
{n xi2 ( xi ) 2 }{n yi2 ( yi ) 2 }
Dengan mengetahui koefisien korelasi antara masing-masing variabel X dan Y maka dapat ditentukan koefisien determinasi untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien korelasi harus
Hal | 55
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
terdapat batas-batas -1< r <1. Bila r mendekati -1 atau 1, maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat antara variabel bebas dan variabel terikat. Bila r mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat sangat rendah atu bahkan tidak ada. Tabel 3 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000
Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Cukup kuat Kuat Sangat kuat
(Sugiyono, 2010:231)
2. Analisis Korelasi Berganda (Simultan) Analisis korelasi berganda ini berkenaan dengan hubungan tiga atau lebih variabel. Sekurang-kurangnya dua variabel bebas dihubungkan dengan variabel terikatnya. Dalam korelasi ganda koefisien korelasinya dinyatakan dalam R.
Ryx1x2
ryx2 1 ryx2 2 2 ryx1 ryx2 rx1x2 1 rx21x2
Dimana: Ryx1x2 = koefisien korelasi ganda antara variabel x1 dan x2 ryx1 = koefisienkorelasi X1 terhadap Y ryx2 = koefisienkorelasi X2 terhadap Y rx1x2 = koefisienkorelasi X1 terhadap X2
Hal | 56
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Pengujian terhadap korelasi dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi berganda. Uji korelasi berganda digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel terikatnya, sehingga dapat diketahui besarnya sumbangan seluruh variabel bebas yang menjadi obyek penelitian terhadap variabel terikatnya. c. Uji Regresi 1. Regresi Linier Sederhana Yaitu regresi linier dengan variabel prediktor (bebas).Regresi Linear Sederhana adalah Metode Statistik yang berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara Variabel Faktor Penyebab (X) terhadap Variabel Akibatnya.Faktor Penyebab pada umumnya dilambangkan dengan X atau disebut juga dengan Predictor sedangkan Variabel Akibat dilambangkan dengan Y atau disebut juga dengan Response. Regresi Linear Sederhana atau sering disingkat dengan SLR (Simple Linear Regression) juga merupakan salah satu Metode Statistik yang dipergunakan dalam produksi untuk melakukan peramalan ataupun prediksi tentang karakteristik kualitas maupun Kuantitas. Bentukpersamaan: Ŷ = a + bx Ŷ = bariabel dependent/kreteria (yang diprediksikan) a = konstanta (harga Y untuk X = 0) b = angka arah (koefisien regresi) ; bila b positif (+), arah regresi naik dan bila b negative (-), arah regresi turun.
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
x = variabel independent (predictor) 2. Regresi Berganda Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linear berganda dengan terlebih dahulu mengkonversikan skala ordinal ke skala interval melalui metode interval berurutan (Method of Successive Interval). Persamaan regresi sebagai berikut : Y = β0 + Β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e Keterangan : Y : Prosedur Penagihan Piutang X1 : Sistem Pengendalian Internal Piutang X2 : Akuntansi Penjualan Kredit β0 : Intercept (konstanta) β 1β2 β2 β4 : Koefisiensi Regresi a. Uji asumsi klasik Yang digunakan normalitas untuk menguji apakah variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Persamaan regresi dikatakan baik. Jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Uji heterokedastisistas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Model regresi yang baik adalah yang heterokedastisistas, tidak heterokedastisistas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
terjadi korelasi antara variabel independen. Uji autokorelasi tidak dilakukan, karena data yang akan dikumpulkan dan diolah merupakan data cross section dan bukan data time series yang menyebabkan terjadinya autokorelasi. e.Uji t dan Uji f. Uji f ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersamasama (simultan) variabel-variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat).Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN a. Uji Validitas Pengujian validitas ini dilakukan untuk menguji apakah tiap-tiap butir pernyataantelah mewakili indikator yang akan diselidiki. Validitas pengukuran tersebut dapat dilihat dengan bantuan software SPSS.Ver.23.0 Menurut Sugiyono (2013:269), menyatakan bahwa biasanya syarat minimum untuk dianggap valid adalah r = 0,30. Jadi apabila korelasi antara butir-butir item pernyataan dengan skor total kurang dari 0,30 maka butiran dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antar skor masing-masing item pernyataan dengan skor total. 1.Uji Validitas Instrumen Sistem Pengendalian Internal Piutang Dari hasil penghitungan koefisien korelasi skor tiap butir pertanyaan instrumen kompetensi dari 36
Hal | 57
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
responden, dengan jumlah pertanyaan yang masing-masing sudah ditentukan di setiap variabelnya, pertanyaan
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
dengan total skor setiap responden diperoleh hasil disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4 Uji Validitas Variabel (X1) Sistem Pengendalian Internal Piutang Pertanyaan Instrumen No.1 Instrumen No.2 Instrumen No.3 Instrumen No.4 Instrumen No.5 Instrumen No.6 Instrumen No.7 Instrumen No.8 Instrumen No.9
R Hitung 0,455 0,425 0,445 0,428 0,403 0,503 0,328 0,322 0,403
R Kritis 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: data diolah tahun 2016
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa dari 9 butir pertanyaan dari variable kompentensi hasilnya valid. 2.Uji Validitas Instrumen Akuntansi Penjualan Kredit Dari hasil penghitungan koefisien korelasi skor tiap butir pertanyaan
instrumen kompensasi dari 36 responden, dengan jumlah pertanyaan masing-masing variabel 13 pertanyaan dengan total skor setiap responden diperoleh hasil disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5 Uji Validitas Variabel (X2) Akuntansi Penjualan Kredit Pertanyaan Instrumen No.1 Instrumen No.2 Instrumen No.3 Instrumen No.4 Instrumen No.5 Instrumen No.6 Instrumen No.7 Instrumen No.8
Hal | 58
R Hitung 0,435 0,436 0,417 0,454 0,317 0,440 0,472 0,473
R Kritis 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300 0,300
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Instrumen No.9 Instrumen No.10 Instrumen No.11 Instrumen No.12 Instrumen No.13
0,351 0,407 0,371 0,489 0,335
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
0,300 0,300 0,300 0,300 0,300
Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: data diolah tahun 2016
Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa dari 13 butir pertanyaan dari variabel kompensasi hasilnya adalah valid. 3. Uji Validitas Instrumen Efektivitas Penagihan Piutang Dari hasil penghitungan koefisien korelasi skor tiap butir pertanyaan
Pertanyaan Instrumen No.1 Instrumen No.2 Instrumen No.3 Instrumen No.4 Instrumen No.5 Instrumen No.6 Instrumen No.7 Instrumen No.8 Instrumen No.9 Instrumen No.10 Instrumen No.11 Instrumen No.12
instrumen kinerja dari 36 responden, dengan jumlah pertanyaan masingmasing variabel 12 pertanyaan dengan total skor setiap responden diperoleh hasil disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 6 Uji Validitas Variabel (Y) Efektifitas Penagihan Piutang R Hitung R Kritis 0,387 0,300 0,442 0,300 0,506 0,300 0,361 0,300 0,399 0,300 0,381 0,300 0,467 0,300 0,471 0,300 0,331 0,300 0,381 0,300 0,451 0,300 0,433 0,300
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: data diolah tahun 2016
b. Uji Realibilitas Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukurannya dapat diandalkan dan konsisten.Pada tabel hasil pengujian
berikut diketahui bahwa semua variabel mempunyai alpha di atas 0.6 yang berarti bahwa semua variabel dalam penelitian ini dapat diandalkan.
Hal | 59
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Koefisien Alpha Nilai kritis (a) (α)=5% Sistem Pengendalian Internal 0,674 0,600 Putang Akuntansi Penjualan Kredit 0,744 0,600 Efektivitas Penagihan 0,824 0,600 Piutang ANALISA HASIL PENELITIAN Hasil Analisa Uji Regresi a. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Piutang dan Akuntansi Penjualan Kredit terhadap Efektivitas Penagihan Piutang Secara Simultan
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan spss 23 antara variabel sistem pengendalian internal piutang dan akuntansi penjualan terhadap efektivitas penagihan piutang PT.Usaha Lantang Sejahtera didapat model dan hasil regresi sebagai berikut:
Tabel 8 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) ,068 10,022 ,006 ,803 1SPI ,514 ,197 ,389 2,084 ,003 APK ,357 ,146 ,262 1,394 ,081 a. Dependent Variable: EPP Sumber data primer diolah mengunakan spss 23, 2016 Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh sistem pengendalian internal piutang dan akuntansi penjualan kredit terhadap efektivitas penagihan piutang menggunakan SPSS v23. Hasil regresi linear berganda tersebut adalah: Y= 0,068 + 0,514 (X1) + 0,357 (X2) Nilai koefisien sistem pengendalian interalpiutang (X1) adalah sebesar 0,514 Nilai X1 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variable sistem pengendalian internalpiutang terhadap efektifitas penagihan piutang. Hal ini menunjukan setiap terjadi kenaikan sebesar 1% maka akan meningkatkan
Hal | 60
efektifitas penagihan piutang sebesar 0,514(dengan asumsi nilai koefisien variabel lain tetap atau konstan). Nilai koefisien akuntansi penjualankredit (X2) adalah sebesar0,357. Nilai X2 yang positif menunjukan hubungan yang searah antara variabel akuntansi penjualankredit terhadap efektivitas penagihan.
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Model 1
R ,615a
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Tabel 9 Hasil Koefisien Determinasi Secara Simultan Model Summary R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate ,446
,401
3,253
a. Predictors: (Constant), APK, SPI Sumber data yang diolah menggunakan spss 23, 2016
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Dalam tabel perhitungan diatas korelasi didapat R = 0,615 hal ini menunjukan bahwa hubungan antara variabel sistem pengendalian internal piutang dan akuntansi penjualan adalah positif (searah) dan kuat. Artinya sistem pengendalian internal piutang dan akuntasi penjualan kredit cukup mempengaruhi efektifitas penagihan piutang. Dari tabel diatas dapat dilihat koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar kontribusi X terhadap nilai turunnya Y. Berdasarkan hasil penelitian ini maka
diperoleh nilai R sebesar 0,615 artinya 61,5% variabel independen sistem pengendalian internal piutang (X1) dan akuntansi penjualan kredit (X2) mempengaruhi efektivitas penagihan piutang dan sisanya 38,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini. b. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Piutang terhadap Efektivitas Penagihan Piutang Secara Parsial Uji parsial dilakukan untuk menggambarkan seberapa jauh pengaruh sistem pengendalian internal piutang dan akuntansi penjualan kredit secara parsial atau sendiri-sendiri terhadap efektivitas penagihan piutang.
Tabel 10 Hasil Uji Regresi Parsial Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 11,984 7,590 1,663 ,136 1 SPI 1,231 ,190 ,605 4,219 ,004 a. Dependent Variable: EPP Sumber diolah oleh spss 23, 2016 Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh sistem pengendalian internal piutang terhadap efektivitas penagihan piutang menggunakan spss 23. Hasil regresi linier sederhana pada pengaruh sistem pengendalian internal piutang terhadap efektivitas penagihan piutang pada PT.Usaha Lantang Sejahtera adalah : Y= 11,984 + 0,605 (X1)
Hal | 61
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Nilai Konstanta (c) sebesar 11,984 menunjukkan bahwa apabila variabel sistem pengendalian internal piutang dan efektivitas penagihan piutang bernilai nol atau tidak ada variabel independen yang mempengaruhi efektivitas penagihan piutang, maka nilai tersebut adalah sebesar 11,984.
Mo del 1
R ,605a
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Nilai koefisien sistem pengendalian internal piutang (X1) adalah sebesar 0,605.Nilai X1 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel sistem pengendalian internal piutang dengan efektivitas penagihan piutang PT.Usaha Lantang Sejahtera.Maka nilai tersebut adalah 0,605
Tabel 11 Hasil Koefisien Determinasi Secara Parsial Model Summary R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate ,542
,299
3,422
a. Predictors: (Constant), SPI Sumber diolah oleh spss 23, 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat Koefisien determinasi (regresi) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sistem pengendalian internal piutang terhadap efektivitas penagihan piutang. Hasil penelitian ini memperoleh nilai R sebesar 0.605 artinya 60,5% variabel independent sistem pengendalian internal piutang (X1) mempengaruhi efektifitas penagihan piutang dan sisanya 39,5%dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.
c. Pengaruh Akuntansi Penjualan Kredit terhadap Efektivitas Penagihan Piutang Secara Parsial Uji parsial dilakukan untuk menggambarkan seberapa jauh pengaruh sistem pengendalian internal piutang dan akuntansi penjualan kredit secara parsial atau sendiri-sendiri terhadap efektivitas penagihan piutang.
Tabel 12 Hasil Uji Regresi Parsial Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 14,460 8,026 1 APK ,493 ,143 ,622 a. Dependent Variable: EPP Sumber diolah oleh spss 23, 2016
Hal | 62
T
1,855 3,887
Sig.
,140 ,001
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh akuntansi penjualan terhadap efektivitas penagihan piutang menggunakan spss 23. Hasil regresi linier sederhana pada pengaruh akuntansi penjualankredit terhadap efektivitas penagihan piutang pada PT.Usaha Lantang Sejahteraadalah : Y= 14,460 + 0,622 (X2) Nilai Konstanta (c) sebesar 14,460 menunjukkan bahwa apabila variabel akuntansi penjualankredit dan efektivitas
Model 1
R ,622a
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
penagihan piutang bernilai nol atau tidak ada variabel independen yang mempengaruhi efektivitas penagihan piutang, maka nilai tersebut adalah sebesar 14,460. Nilai koefisien akuntasi penjualan kredit (X2) adalah sebesar 0,622 Nilai X2 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel akuntansi penjualan dengan efektivitas penagihan piutang PT. Usaha Lantang Sejahtera. Maka nilai tersebut adalah 0,622
Tabel 13 Hasil Koefisinse Determinasi Model Summary R Square Adjusted R Square ,577
,193
Std. Error of the Estimate 3,459
a. Predictors: (Constant), APK Sumber diolah oleh spss 23, 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat Koefisien determinasi (regresi) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh akuntansi penjualan terhadap efektivitas penagihan piutang. Hasil penelitian ini memperoleh nilai R sebesar 62,2artinya 62,2% variabel independent akuntansi penjualan kredit(X2) mempengaruhi efektifitas penagihan piutang dan sisanya sebesar 37,8%dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini. Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dengan normal probability plot mensyaratkan bahwa penyebaran data harus berada disekitar wilayah garis diagonal dan mengikuti arahgaris diagonal.Berdasarkanhasil uji normalitas dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini memenuhi
syarat normal probability plot sehingga model regresi dalam penelitian memenuhi asumsi normalitas (berditribusi normal).Artinya data dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen) Untuk dapat menentukan apakah terdapat multikolinearitas dalam model regresi pada penelitian ini adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance serta menganalisis matrix korelasi variabelvariabel bebas. Adapun nilai VIF dapat dilihat pada table 14 dibawah ini.
Hal | 63
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Tabel 14 Pengujian Multikolinearitas Collinearity Statistic
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variable bebas dalam modelregresi.
Model
tolerance
VIF
(constant) SPI
,949
1,053
APK ,949 a.Dependent Variable : EPP
1,053
c. Uji Heteroskedastisitas Ujih eteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan kepengamatan yang lain. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distandardiized (Ghozali,2001). Berdasarkan hasil66uji tersebut bahwa titik-titik yang ada tidak membentuk pola yang teratur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada data dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskodesitas. Artinya dalam fungsi regresi di penelitian ini tidak muncul gangguan karena varian yang tidak sama.
sumber diolah oleh spss 23, 2016
Tabel 15 Matrix Korelasi Variabel Independen Correlations EPP SPI AP EPP 1,000 ,622 Pearson SPI ,605 1,000 ,225 Correlation APK ,622 ,225 1,000 EPP . ,004 ,001 Sig. (1SPI ,004 . ,006 tailed) APK ,001 ,006 . EPP 36 36 36 N SPI 36 36 36 APK 36 36 36 Tabel 15 terlihat bahwa tidak ada variable yang memiliki nilai VIF lebih besardari 10 dan nilai tolerance yang lebih kecil dari 10%, yang berarti bahwa tidak terdapat korelasi antar variable bebas yang lebih besar dari 95%. Sedangkan dari matrix korelasi variable independen, terlihat dari table 15, bahwa variabel bebas yang memiliki korelasi tertinggi adalah Sistem Pengendalian Internal Piutang(X1)dengan Akuntansi Penjualan Kredit(X2) dengan nilai korelasi 62,2% Nilai korelasi tersebut masih dapat ditolerir karena dibawah 95%. Sehingga dari hal-hal tersebut diatas
Hal | 64
d. Hasil Uji Linieritas Data sekunder dengan model time series perlu digunakan uji linieritas. Uji linearitas adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah regresi bersifat linier atau tidak. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan table ANOVA variable X danY dari nilai signifikan. Apabila nilai signifikan tabel ANOVA< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan bersifat linier. Uji linier dalam penelitian ini juga menggunakan spss 23 dengan hasil pengujian sebagai berikut:
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Model
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Tabel 16 Uji Linieritas ANOVAa Sum of Squares df
Regression 305,650 1 Residual 318,573 Total 624,223 a. Dependent Variable: EPP b. Predictors: (Constant), APK, SPI
Mean Square
2 33 35
152,825 9,653
F
Sig.
10,480
,000b
Sumber diolah oleh spss 23, 2016
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikan tabel ANOVA sebesar 0,000. Artinya nilai signifikan kurang dari 0,05(0,000<0,05) yang berarti bahwa hubungan bersifat linier. Hal ini menunjukan bahwa sistem pengendalian internal piutang dan akuntansi penjualan kredit berpola linier terhadap efektivitas penagihan piutang. PEMBAHASAN Selanjutnya untuk menguji apakah pengaruh sistem pengendalian internal piutang dan akuntansi penjualan kredit terhadap efektivitas penagihan piutang signifikan baik secara bersama-sama (simultan) maupun secara parsial (individual), dilakukan uji signifikansi. Pengujian dimulai dari pengujian simultan, dan apabila hasil pengujian simultan signifikan dilanjutkan dengan uji parsial a. Hasil Uji f Uji ini dilakukan sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis. Apabila uji f menunjukan hasil yang signifikan
Model Regression 1 Residual Total
Sum of Squares 305,650 318,573 624,223
maka seluruh variabel bebas mempengaruhi variabel terkait dan model yang digunakan layak diuji, sehingga pengujian hipotesis dapat di lanjutkan dengan ketentuan Jika F hitung > Ftabel, Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika F hitung< F tabel, maka Ho diterima Ha ditolak yang berarti bahwa variabel independen tidak secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5% (0,05)
Tabel 17 Uji f ANOVAa df Mean Square 2 152,825 33 9,653 35
F 10,480
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: EPP b. Predictors: (Constant), APK, SPI sumber diolah oleh spss 23,2016
Hal | 65
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
Berdasarkan tabel diatas tingkat probabilitas (sig) F=0,000 <0,05 ini berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, hasil penelitian menunjukan nilai signifikansi f sebesar 0,000 berarti kecil dari 0,05, dalam kasus diatas juga dapat dilihat f hitung memiliki nilai10,484 sedangkan f tabel memiliki nilai3,280 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sistem pengendalian internal piutang dan akuntansi penjualan kredit mampu mempengaruhi efektivitas penagihan piutang.
Model
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
b. Hasil Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji di lakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan ketentuan berikut: Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan ketentuan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikansi5%(α=0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut: T hitung > T tabel Ho di tolak T hitung < T tabel Ha di terimaTabel
Tabel 18 Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients
(Constant) SPI a. Dependent Variable: EPP 1
B 11,854 1,231
Std. Error 7,590 ,190
Standardized Coefficients Beta ,605
t
1,663 4,219
Sig.
,136 ,004
Y = 10,854 + 1,231 (X1)
Model
Coefficientsa Unstandardized Coefficients
(Constant) APK a. Dependent Variable: EPP 1
B 14,460 ,493
Std. Error 8,026 ,143
Standardized Coefficients Beta ,622
t
1,855 3,887
Sig.
,140 ,001
Sumber diolah oleh spss 23,2016
Y = 14,460 + 0,493 (X2) Berdasarkan tabel diatas tingkat probabilitas (sig) t = 0,000 < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima ini berarti bahwa hasil diatas menunjukan
Hal | 66
nilai signifikan 0,000 berarti lebih kecil dibandingkan dengan 0,05 dapat simpulkan bahwa ada pengaruh positif antara variabel independen dan
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
variabel dependen secara parsial. Sesuai dengan ketentuan jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima sesuai dengan olahan data diatas menunjukan bahwa nilai t hitung pada variabel sistem pengendalian internal piutang sebesar 4,219 dan t tabel 2,037 dan pada variabel akuntansi penjualan menunjukan nilai t hitung sebesar 3,887dan nilai pada t tabel sebesar 2,037sehingga dapat disimpukam bahwa variabel sistem pengendalian internal piutang dan akuntansi penjualankredit secara parsial mampu memberikan arti terhadap efektivitas penagihan piutang .
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya peneliti dapat menyimpulkan bahwa: 1. Sistem pengendalian internal piutang yang ada di PT.Usaha Lantang Sejahteramasih kurang memadai. Terdapat kelemahan pada penilaian resiko seperti tidak adanya penghapusan piutang dan sanksi tegas atas department store yang lalai dalam pembayaran pelunasan piutang. 2. Sedangkan kelemahan pada aktivitas pengendalian yakni terjadinya perangkapan tugas dan tidak adanya kartu piutang pada PT.Usaha Lantang Sejahtera. 3. Berdasarkan hasil analisis secara simultan dan parsial diketahui bahwa : a. Hasil analisis secara simulutan diperoleh bahwa Variabel Sistem Pengendalian Internal Piutang (X1) dan Akuntansi Penjualan Kredit (X2) terhadap Efektivitas Penagihan Piutang (Y) memiliki
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
nilai F hitung (10,480) >F table (3.280)dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini maka diperoleh nilai R sebesar 0,615 artinya 61,5% variabel independen Sistem Pengendalian Internal Piutang (X1) dan Akuntansi Penjualan Kredit (X2) mempengaruhi Efektivitas Penagihan Piutang (Y) yang berarti hasil dari koefisien tersebut adalah kuat. dan sisanya 38,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini. b. Hasil analisis secara parsial diperoleh bahwa variabel Sistem Pengendalian Internal Piutang (X1) terhadap Efektivitas Penagihan Piutang (Y) memiliki nilai t hitung sebesar (4,219) > t tabel (2.037) maka Ho ditolak, Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara sistem pengendalian internal piutang terhadap efektivitas penagihan piutang terhadap efektivitas penagihan piutang. c. Hasil analisis secara parsial diperoleh bahwa variabel Akuntansi Penjualan (X2) terhadap Penagihan Piutang (Y) memiliki nilai t hitung sebesar (3,887) > t tabel (2.037)maka Ho ditolak, Ha diterima. Hal ini menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara akuntansi penjualan terhadap efektivitas penagihan piutang. SARAN Berikut ini beberapa saran yang dikemukakan oleh penulis guna menjawab permasalahan yang dihadapi:
Hal | 67
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana
1. Sebaiknya PT.Usaha Lantang Sejahtera menetapkan penilaian resiko terhadap piutang untuk meminimalisir resiko tidak tertagihnya piutang. 2. Sebaiknya PT.Usaha Lantang Sejahtera tidak mebebankan tugas rangkap pada bagian keuangan supaya tidak terjadinya kecurangan atau fraud di dalam pencatatan keuangan. 3. Jika hanya dilihat dari hasil olah data di atas tersebut : a. Bahwa sudah baik karena, variabel sistem pengendalian internal piutang dan akuntansi penjualan kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penagihan piutang. b. Bahwa sudah baik karena, variabel sistem pengendalian internal piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penagihan piutang. c. Bahwa sudah baik karena, variabel akuntansi penjualan kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektvitas penagihan piutang.
DAFTAR PUSTAKA Agoes,
Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat. Arens,2013. Jasa Auditdan Assurance. Diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf. Jakarta: Salemba Empat. COSO,2013. Internal Control–Integrated Framework : Executive Summary, Durham, North Carolina, May 2013 Firdaus A.Dunia, 2013. Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi, Edisi
Hal | 68
Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Ketiga. Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia, 2012. Standar Akuntansi Keuangan .Edisi 2007. Penerbit : Salemba Empat . Jakarta . Kasmir, 2013. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana Mulyadi, 2016. Sistem Akuntansi. Edisi ke 4, Jakarta: Salemba Empat. Riyanto, Bambang, 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada. Sunyono, Danang, 2011. Prakti SPSS untuk kasus. Nuha Medika. Yogyakarta Supardi, 2013. Aplikasi statitika dalam penelitian. Cetakan pertama, change publication, Jakarta selatan. Warren, 2015. Pengantar Akuntansi. Cetak ke 3 Jakarta: Salemba Empat.