BAGIAN II - APLIKASI Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran pada bagian ini adalah untuk memperkenalkan Anda pada: • •
Konsep aplikasi langsung dan tidak langsung dari TIK Studi kasus penggunaan TIK dalam berbagai sektor pembangunan
Hasil Pembelajaran Setelah menyelesaikan bagian ini, Anda akan dapat: • • •
Memahami penerapan TIK dalam kasus-kasus tertentu Mampu mengidentifikasi kasus TIKP di negara peserta didik dan konteksnya Mampu menganalisis kasus-kasus yang telah teridentifikasi, baik keberhasilan maupun kegagalan
Pengantar Ada banyak pemain di bidang TIKP, termasuk di dalamnya lembaga internasional, pemerintah, NGO dan sektor swasta. Setiap kelompok pemain bekerja dalam mandat dan kemampuan masing-masing. Contohnya, lembaga internasional membawa dana dan keahlian teknis untuk penggunaan TIK. NGO, dengan jaringan yang kuat ke akar permasalahan, bekerja secara mandiri dan bekerja sebagai perantara antar lembaga dan masyarakat. Sektor swasta terlibat dalam TIKP sebagai bagian dari tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) yang lebih besar untuk mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan memberi kembali kepada masyarakat. Dalam banyak kasus, berbagai kelompok bekerja bersama-sama, membawa kemampuan masing-masing untuk penggunaan TIK guna mencapai tujuan pembangunan. Pemain penting, dan mungkin yang paling penting, adalah pemerintah, yang memiliki mandat konstitusional untuk menyediakan layanan publik kepada warga negara. Pemerintah menggunakan berbagai cara dan metode untuk memberikan layanan pengembangan, termasuk di dalamnya: • • • •
Ketentuan langsung pemerintah Persetujuan keluar ke sektor swasta dan NGO Devolusi dan desentralisasi kekuasaan dan tanggungjawab kepada pemerintah daerah Partisipasi dalam komunitas dan penerapan langsung ke rumah tangga
Ada beberapa kasus keberhasilan yang diakui secara luas di mana pemerintah berhasil dengan baik. Namun, banyak juga contoh kegagalan dalam pemberian pelayanan berkualitas. 86 Keberhasilan dan kegagalan ini sangat bergantung pada hubungan berbagai pemangku kepentingan - pemerintah, penyedia layanan, dan warga negara. Hubungan ini penting untuk pelayanan yang efektif, dan kegagalan dalam membangun hubungan dapat menyebabkan kerusuhan dan protes warga. TIK dapat digunakan untuk memperkuat hubungan tiga kelompok pemangku kepentingan dalam memenuhi tujuan-tujuan utama pembangunan manusia dalam cara yang, adil, produktif, berkelanjutan, dan partisipatif. TIK telah dan sedang digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan pembangunan tersebut. Untuk membantu memahami para pemangku kepentingan dan berbagai dimensi dan komponen, hal yang pertama dibutuhkan adalah pemahaman tentang aktor-aktor yang terlibat di dalam hubungan, dan 86
Richard Heeks, “Failure, Success and Improvisation of Information Systems Projects in Developing Countries”, SerI PAPER Kegiatan Pembangunan Informatika , Paper no. 11 (Manchester, University of Manchester Institute for Development Policy and Management, 2002), http://www.sed.manchester.ac.uk/idpm/research/publications/wp/di/di_wp11.htm.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
71
kedua, pemahaman tentang berbagai jenis hubungan yang ada. Untuk melakukan hal ini, fokus pada layanan kunci yang disediakan oleh pemerintah dalam pengurangan kemiskinan, kesehatan, pendidikan, air, listrik, dan sanitasi bagi warga (klien dari layanan) sangat diperlukan. Dalam Laporan Pembangunan Dunia tahun 2004, 87 kerangka hubungan antara berbagai aktor yang terlibat (klien layanan, penyedia layanan, dan pembuat kebijakan) dapat diilustrasikan seperti di bawah ini. Gambar 9. Pemangku Kepentingan dalam TIKP
Pembuat Kebijakan
Warga
Penyedia Layanan
Catatan: Pembuat kebijakan = pemerintah; Penyedia layanan = penyedia layanan swasta; Warga = pengguna dan penerima manfaat dalam masyarakat. Sumber: Diadaptasi dari World Bank, World Development Report 2004: Making Services Work for Poor People (Washington, D.C.,2003), p. 6, http://go.worldbank.org/S7MDO8EYS0.
Masyarakat, sebagai pasien di rumah sakit, siswa di sekolah, dan konsumen air dan listrik, adalah klien karena mereka membayar untuk layanan-layanan tersebut, baik melalui pajak ataupun retribusi yang dipungut oleh negara Para penyedia layanan adalah lembaga-lembaga atau kantor-kantor (pemerintah, NGO, atau swasta) tempat bertemunya warga dan pemerintah secara langsung. Listrik, air dan sanitasi, sekolah dan sistemnya, dan rumah sakit (publik atau swasta) tempat yang biasa didatangi masyarakat untuk mendapatkan layanan. Pembuat kebijakan dapat dengan mudah diidentifikasi sebagai pejabat terpilih, pejabat pemerintah yang memiliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan dan menentukan tindakan, dan orang-orang yang mampu melakukan pengawasan, pemantauan, dan otoritas atas penyedia layanan, dan yang memberi imbalan atau hukuman berdasarkan kinerja. Mari kita pertimbangkan hubungan yang dimiliki oleh warga dengan pembuat kebijakan atau pejabat terpilih. Pada prinsipnya, warga memengaruhi pembuat kebijakan dan politisi melalui proses politik yang ada, contohnya pemilihan umum. Dalam praktiknya, proses pemilihan umum adalah proses yang lambat, tidak selalu bekerja (terutama bagi masyarakat miskin yang memiliki sedikit pengaruh pada politisi), dan jarak antara warga, pembuat kebijakan, dan pejabat terpilih tumbuh karena kelemahan dalam sistem pemilu atau lambatnya proses itu sendiri; terjadi hanya sekali setiap empat atau lima tahun. Bahkan jika msyarakat miskin dapat mencapai pembuat kebijakan, layanan tidak akan berkembang, kecuali pembuat kebijakan dapat memastikan bahwa penyedia layanan dapat memberikan layanan tersebut kepada mereka yang membutuhkan. Akan lebih mudah untuk mempengaruhi hasil layanan dengan cara memperkuat hubungan antara warga dan penyedia layanan. Hubungan antara ketiga pengambil kebijakan utama adalah melalui proses informasi, komunikasi dan advokasi, dan pemantauan yang difasilitasi melalui keterlibatan masyarakat dan akuntabilitas sosial. Hal ini juga berlaku untuk TIKP, seperti halnya untuk akuntabilitas sosial pemerintah. 87
Bank Dunia, Laporan Pembangunan Dunia 2004: Making Services Work http://go.worldbank.org/S7MDO8EYS0.
72
for Poor People (Washington, D.C., 2003),
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Penerjemahan pedoman kebijakan dan rencana untuk mencapai tujuan pembangunan akan paling baik didapatkan ketika tujuan tersegmentasi ke dalam sektor pembangunan. TIK, pada dasarnya, adalah lintas sektor dan aplikasinya dapat berupa aplikasi multisektoral dan multicabang, misalnya dalam upaya-upaya pengurangan kemiskinan. Namun, untuk tujuan diskusi, bagian ini menjelaskan berbagai aplikasi TIK untuk mencapai tujuan yang diidentifikasi dan diprioritaskan oleh pemerintah dalam sektorsektor tertentu pada pembangunan. TIK telah diterapkan di berbagai sektor pembangunan. Namun, analisis terhadap penerapannya menunjukkan ada dua pendekatan utama dalam penyebaran TIK. Cara pertama adalah secara langsung dan menyasar penerima utama. Contohnya termasuk layanan G2C dan mekanisme pengaduan warga negara melalui jaringan. Pendekatan kedua adalah pendekatan tidak langsung dan mendukung, yang menitikberatkan pada koordinasi sistem dan pengembangan kebijakan, infrastruktur, orang dan konten, yang pada gilirannya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi warga. Kedua pendekatan tersebut penting guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan, tetapi tiap orang akan memiliki desain yang berbeda ketika bergerak dari tingkat kebijakan ke tingkat implementasi. Kedua pendekatan tersebut juga dapat digunakan sendiri atau bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan yang berbeda dalam program atau proyek yang sama. Sebuah usaha untuk melihat kedua dimensi, baik langsung maupun tidak langsung dan dalam konteks sektor-sektor individual. Contoh-contoh TIKP dan studi kasus yang disajikan dalam bagian ini sebagian bersar berasal dari kawasan Asia-Pasifik. Bagian ini dimulai dengan pandangan sekilas dari contoh dan studi kasus dari inti dasar sektor sosial. Pandangan diikuti dengan analisis kasus, bukan dari sektor inti yang sama pentingnya. Yang penting untuk diingat adalah meskipun disajikan secara terpisah berdasarkan sektor, semua contoh memiliki keterkaitan lintas sektor dan pemisahan hanya dilakukan untuk membuat Anda mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
73
74
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
BAB 3. APLIKASI TIKP DALAM PEMBANGUNAN PADA SEKTOR INTI Wajah-wajah kemiskinan sangatlah banyak, termasuk di dalamnya kurangnya pendapatan dasar; kurangnya akses terhadap tanah, kredit, dan jasa; kelaparan, tidak adanya akses ke pendidikan dasar dan/atau perawatan kesehatan, terutama bagi anak-anak dan ibu; tingkat kematian yang tinggi dan harapan hidup rendah, paparan terhadap HIV/AIDS, malaria dan TBC; kurangnya mata pencaharian yang berkelanjutan; kurangnya mobilitas; kurangnya akses kerja bagi kaum muda; dan meningkatnya kerentanan akibat bencana alam dan konflik. Sering kali, kurangnya kesadaran dan informasi tentang hak dan fasilitas memperburuk kondisi kemiskinan. Dalam keadaan seperti itu, kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal, dan pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut merupakan hal yang sangat penting dan, mau tidak mau, menjadi permasalahan pertama yang harus ditangani. Mengingat pemahaman multidimensi kemiskinan, proses pengentasan kemiskinan akan mencakup fasilitasi pemberdayaan, 88 peningkatan kesempatan, dan peningkatan keamanan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. TIK dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan sektor-sektor inti pembangunan, di satu sisi, untuk menyediakan akses informasi dan pengetahuan, akses terhadap peluang peningkatan pendapatan, dan akses terhadap pelayanan publik dan fasilitas di bidang pertanian, dan pembangunan pedesaan dan pendidikan, dan sebagainya. Di sisi lain, TIK dapat digunakan oleh pemerintah, otoritas publik, NGO, dan inisiatif sektor swasta untuk membangun sistem informasi pengambilan keputusan berskala besar yang akan mempercepat serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan.
3.1 TIK dalam Pertanian dan Pengentasan Kemiskinan Di kebanyakan negara berkembang, pertanian merupakan andalan perekonomian. Kepemilikan ladang yang kecil, produktivitas yang rendah, dan akses yang buruk terhadap keuangan dan pasar untuk menjual hasil dengan harga yang menguntungkan menjadikan petani terjebak dalam lingkaran kemiskinan. 89 Pentingnya menyediakan informasi tepat waktu mengenai praktik-praktik pertanian, pasar, keuangan, dan kesempatan lainnya telah diakui banyak negara, dan banyak negara memiliki sejarah panjang mengenai kegiatan penyuluhan pertanian dengan menggunakan media konvensional, khususnya radio dan TV, dalam mendukung pertumbuhan pertanian dan pembangunan pedesaan. Radio tetap menjadi media yang paling efektif, dan selanjutnya diikuti oleh TV. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor pertanian telah berupaya mengeksplorasi dan memanfaatkan potensi yang ditawarkan TIK. Banyak sistem penyuluhan pertanian belum memahami dan menerapkan peluang yang ditawarkan media digital, seperti memetakan kondisi cuaca, menerapkan manfaat penginderaan jauh untuk sistem pertanian, dan kemampuan TIK untuk menyediakan mekanisme respon yang cepat. Kedua jenis intervensi TIK, antarmuka langsung antara layanan dan masyarakat miskin sebagai pengguna, dan intervensi yang lebih bersifat mendukung dan tidak langsung, yang meliputi pemetaan sumber daya alam dan pembenahan sistem manajemen informasi (MIS), adalah cara mengurangi kemiskinan. Jika digabungkan, misalnya penggunaan teknologi untuk pemetaan sumber daya alam dan kondisi cuaca dengan masukan yang disediakan oleh sistem penyuluhan pertanian, kemudian menyesuaikannya dengan partisipasi aktif dari masyarakat pertanian dalam prosesnya, akan muncul kesempatan untuk memaksimalkan manfaat TIK untuk mengurangi kemiskinan. Banyak percobaan di berbagai belahan dunia telah menunjukkan bahwa penggunaan TIK yang efektif dapat meningkatkan pendapatan dan praktik-praktik pertanian petani kecil dan menengah dengan memungkinkan mereka untuk mengakses informasi tentang ilmu pertanian dan perkembangan pasar. Di Vietnam, desa-desa seperti Bat Trang dan Hoi An dilaporkan telah menciptakan website sendiri
88
Yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah meningkatkan kekuatan spiritual, politik, sosial, atau kemampuan ekonomi individu dan masyarakat, yang sering diartikan sebagai membangun kepercayaan diri dengan kemampuan sendiri. Istilah pemberdayaan sendiri memiliki definisi, interpretasi, definisi, dan disiplin ilmu yang luas, mulai dari psikologi dan filsafat sampai dengan industri pemberdayaan diri yang sangat dikomersialisasikan, dan ilmu motivasi. 89
Di India, hampir 200.000 petani bunuh diri karena kemiskinan selama sepuluh tahun terakhir.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
75
untuk mempromosikan penjualan komoditas desa.90
Gambar 10. e-Choupal, Inisiatif bagi Petani untuk Memeriksa Harga Komoditas di India
Sumber: Payal Kapadia, “Boss, Can U Spare Some Change?” Outlook India, 7 Agustus 2006, http://www.outlookindia.com/article.aspx?232105.
Kasus 3. Reuters Market Light, India Seorang petani di India hanya menerima 20-25 persen harga untuk produk akhir mereka, kontras dengan 40-50 persen di negara maju. Mereka menderita kerugian ekonomi karena kurangnya informasi yang tepat waktu dan dapat diandalkan mengenai harga, cuaca, dan berita lainnya yang mempengaruhi harga tanaman, atau masukan, skema pemerintah, dan sumber keuangan. Reuters Market Light (RML) adalah sistem berbasis telepon genggam, sesuai kebutuhan, informasi layanan yang profesional, pertama yang dirancang khusus untuk masyarakat petani di India. Diluncurkan pada tanggal 1 Oktober 2007, informasi yang diberikan oleh RML disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individual petani, mencakup harga harian, rincian cuaca lokal, konsultasi mengenai tanaman, dan berita komoditas - semuanya diperbarui secara dinamis. Gambar 11. Petani Menggunakan Telepon Genggam untuk Menerima Informasi dari RML
Semua informasi dalam RML disampaikan sesuai dengan preferensi individu, baik mengenai tanaman, pasar, dan lokasi masing-masing petani dalam bahasa setempat. Dengan semangat saling berbagi, diperkirakan pada tahun 2010 sistem ini telah digunakan oleh lebih dari satu juta petani di lebih dari 15.000 desa dengan bermacam-macam perangkat telepon genggam dan operator telekomunikasi. Untuk menggunakan layanan ini, petani perlu membeli kartu pra-bayar dengan nilai 260 INR (5 USD) selama tiga bulan dari berbagai outlet yang ada di pedesaan. Informasi yang diberikan RML memungkinkan petani untuk mengambil keputusan serta mengurangi risiko produksi dan pemasaran, sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka.
90
UNDP, Laporan Pembangunan Manusia Regional – Meningkatkan TIK untuk Pembangunan Manusia di Asia: Mewujudkan Tujuan Pembangunan Milenium (New Delhi, UNDP, Elsevier, 2005), p. 112, http://www.apdip.net/elibrary#rhdr.
76
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Perubahan terbesar yang telah dihasilkan oleh RML adalah memberikan pengetahuan yang berdampak langsung kepada keuntungan finansial. Model ini, yang baik secara finansial dan sosial berkelanjutan, telah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari petani. Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=MYZsWWhfO1I dan kunjungan pribadi dan wawancara penulis dengan petani di Maharashtra, India pada bulan September 2010.
Cara spesifik lain pemanfaatan TIK yang secara langsung berdampak pada ekonomi pedesaan adalah melalui pengiriman uang dari penduduk, bukan warga negara dan diáspora, yang berasal dari luar negeri 91 . Kelompok negara-negara di G8 memperkirakan bahwa pengiriman uang internasional sekarang telah mendekati 100 miliar dolar Amerika per tahun. Telepon genggam sederhana telah terbukti sebagai faktor penting untuk memfasilitasi aliran pengiriman uang, internasional dan nasional, seperti arus barang dan jasa dalam negeri.92 Contoh ini adalah pendekatan langsung, dimana masyarakat miskin secara langsung dihubungkan melalui TIK pada pasar, peluang ekonomi, dan sumber pendapatan; dan sebagai tempat untuk menerima pengiriman secara langsung melalui jaringan yang diaktifkan secara mobile. Bagi pemerintah, penting juga untuk membahas aspek multi dimensi kemiskinan melalui penciptaan sistem berbasis TIK yang efektif guna mendukung program pembangunan publik berskala besar dalam rangka menangani masalah kemiskinan. Program publik yang didukung oleh TIK dapat diaplikasikan secara dinamis, mudah dikembangkan dan/atau digandakan. Contohnya adalah penggunaan aplikasi TIK oleh Pemerintah India guna mendukung komitmen untuk menyediakan lapangan kerja, sekurang-kurangnya 100 hari per tahun, bagi masyarakat miskin di pedesaan di bawah Undang-Undang Ketenagakerjaan Jaminan Nasional Pedesaan India (lihat kasus 4).
Kasus 4. Undang-Undang Jaminan Ketenagakerjaan Nasional Daerah Mahatma Gandhi, India Di India, Undang-Undang Nasional Jaminan Ketenagakerjaan Nasional Daerah Mahatma Gandhi (Mahatma Gandhi National Rural Employment Guarantee Act (MGNREGA)) yang disahkan pada tahun 2005 bertujuan untuk meningkatkan keamanan kehidupan di daerah pedesaan dengan menjamin 100 hari upah kerja dalam satu tahun untuk rumah tangga di pedesaan yang secara sukarela melakukan pekerjaan manual yang tidak membutuhkan keahlian. Program ini, di banyak negara bagian India, telah menggunakan TIK secara sangat efektif untuk menyediakan akses informasi, baik untuk manajer maupun untuk orang miskin. Gambar 12. Screenshot situs MGNREGA
91
Diaspora adalah setiap gerakan dari populasi yang memiliki identitas nasional dan atau etnik yang sama. Meskipun pengungsi, mungkin atau mungkin tidak, akhirnya menetap di lokasi geografis baru, diaspora merujuk pada kelompok kolektif yang secara permanen diungsikan dan dipindahkan, misalnya, sebuah komunitas Bangladesh yang tinggal diInggris atau Amerika Serikat.
92
OECD, “Good Practice Paper on ICTs for Economic Growth and Poverty Reduction”, 2005, http://www.oecd.org/ dataoecd/2/46/35284979.pdf. Untuk studi kasus mobile wallet di Bangladesh, lihat David Murphy, “Comviva Powers M-wallet Service in Bangladesh”, Mobile Marketing, Oktober 2010, http://mobilemarketingmagazine.com/content/comviva- powers-m-wallet-service-bangladesh.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
77
Pelaksanaan program besar ini menimbulkan serangkaian masalah, mulai dari masalah manajemen hingga isu akuntabilitas sosial dan transparansi sistem. Hal ini berujung pada penggunaan TIK untuk memberikan solusi end-to-end MIS yang menghubungkan semua desa, penduduk desa, dan semua pejabat melalui backbone TIK. Sistem web MIS membuat data menjadi transparan dan tersedia dalam domain publik yang dapat diakses oleh semua kalangan. Basis data rumah tangga diperiksa secara internal untuk memastikan konsistensi dan kesesuaian dengan proses normatif. Hal ini mencakup entri terpisah untuk sekitar 250.000 desa di 34 negara bagian dan wilayah. Portal akan menempatkan data transaksi yang terselesaikan dalam domain publik, misalnya kartu pekerjaan, permintaan untuk bekerja, dan mengumpulkan daftar hadir yang juga berfungsi sebagai lembar pembayaran bagi para pekerja. Semua parameter kritis dipantau dalam domain publik, termasuk data hak pekerja dan dokumen, seleksi pekerjaan, pengadaan, pelaksanaan, dan pembayaran. Data seperti pekerjaan yang diminta dan disediakan, dan data keuangan seperti dana yang tersedia dan digunakan, juga dipantau. Semua pemangku kepentingan dalam program ini memiliki akses ke data, termasuk buruh miskin, administrator tingkat lokal dan negara, personil implementasi, pejabat publik dan pejabat terpilih, Kementerian Pembangunan Pedesaan, dan administrator dari Pemerintah India. Program ini harus dapat mengatasi hambatan besar berupa penolakan, walaupun telah berhasil menyediakan informasi terkini bagi para pembuat kebijakan dan personel implementasi. Lebih penting lagi, program ini telah memungkinkan masyarakat miskin dan masyarakat desa untuk mencari dan mempertanyakan data, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Mengenai Hak Informasi di India. Setiap orang miskin, dengan sedikit bantuan dapat mengakses informasi dan mendapatkan ganti rugi untuk keluhan, sehingga dapat memenuhi akuntabilitas sosial pemerintah yang diamanatkan dalam program ini. Evaluator independen telah mengungkapkan fakta bahwa keberhasilan program ini terutama disebabkan penggunaan TIK dalam pengelolaannya. Untuk mencapai keberhasilan ini dibutuhkan perbaikan dan pemantauan secara terus menerus. Sumber: Kementerian Pembangunan Pedesaan, Pemerintah India, “The Mahatma Gandhi National Rural Employment Guarantee Act 2005”, http://nrega.nic.in/netnrega/home.aspx; dan kunjungan lapangan pribadi penulis dan diskusi dengan evaluator independen dari Staf Sekolah Administrasi di India.
Ada banyak inisiatif penggunaan TIK di wilayah Asia untuk menghubungkan komunitas pedesaan dengan pasar global 93 . Di Bangladesh, e-Krishok atau e-Farmer menawarkan informasi dan jasa konsultasi kepada petani.94 Demikian pula di Sri Lanka, situs eFarms menawarkan informasi dan sumber daya pelatihan dengan menggunakan bahasa Tamil dan Sinhalese.95 Contoh lain adalah Proyek TIK di Ningxia, Cina (lihat kasus 5).
93
94
UNDP, Regional Human Development Report – Promoting ICT for Human Development inAsia.
Lihat e-Krishok, http://www.ekrishok.com dan Institut TIK dalam Pembangunan Bangladesh, “e-Krishok”, dalam WSIS Stocktaking: Success Stories 2011 - Case Studies (Geneva, ITU, 2011), pp. 43-48, http://groups.itu.int/Portals/30/documents/WSIS/WSIS_ST_Success_Stories_2011_E.pdf.
95
78
eFarms, http://www.efarms.lk.
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Kasus 5. Proyek TIK Ningxia, Cina, 2007-2008 Ningxia adalah sebuah provinsi yang terletak di sebelah barat Cina dengan populasi pedesaan sebanyak 3,4 juta jiwa, 53 persen dari total jumlah penduduk provinsi. Iklim di provinsi ini adalah iklim kering dan tak jarang kekurangan air. Perkembangan ekonomi Ningxia relatif lambat dan PDB regionalnya berada jauh di bawah rata-rata nasional. Penerapan TIK untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di pedesaan di Cina adalah bagian dari kebijakan nasional. Kolaborator untuk proyek TIK di Ningxia, termasuk Cina Telekom Cabang Ningxia, Biro Umum Penyiaran dan TV Ningxia, dan departemen terkait lainnya seperti Perusahaan Elektronik Cina Barat. Program juga didukung oleh Jaringan Pengetahuan untuk Pembangunan Pedesaan di Wilayah Asia-Pasifik (ENRAP), Inisiatif TIK untuk Kehidupan Pedesaan.96 Melalui integrasi tiga buah platform (telekomunikasi, TV, dan Internet), sebuah platform operasional terpadu baru diciptakan. Proyek TIK Ningxia terdiri dari sistem Internet protokol TV, sebuah layanan situs informasi yang komprehensif untuk pedesaan Ningxia, call center bagi petani di daerah pedesaan, dan pusat informasi desa untuk kampanye pembangunan pedesaan. Situs informasi yang komprehensif memberikan informasi mengenai topik-topik seperti pertanian, pasar, cuaca, instrumen keuangan, dan kesehatan. Call center memberikan dukungan suara dan video pada aspek-aspek seperti teknologi dan proses pertanian. Pusat informasi desa menyediakan fasilitas bagi para petani untuk mengunduh dan mengunggah informasi ke situs. Call center terhubung ke masing-masing pusat informasi desa dengan menggunakan teknologi video, memungkinkan komunikasi tatap muka antara para ahli dengan petani. Sebuah penilaian untuk melihat luasnya dampak proyek ini telah dilakukan pada tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan TIK bervariasi pada berbagai kelompok, berdasarkan gender, umur, pekerjaan, pendidikan, dan tingkat ekonomi. Tingkat pendidikan adalah faktor kunci yang menentukan besarnya pemanfaatan TIK. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa penerapan TIK di Ningxia memiliki dampak terhadap kehidupan pedesaan, namun potensi proyek tidak hanya bergantung pada sumber daya keuangan saja, tetapi juga pada akses ke berbagai sumber sosial, politik dan pendidikan. Di tempat-tempat yang telah memanfaatkan TIK, TIK digunakan sebagai pelengkap, bukan pengganti untuk sistem informasi dan perpanjangan teknologi yang telah ada. Sumber: Nie Fengying, et. al., “Evaluation of a rural information project in Ningxia, China”, dalam Strengthening Rural Livelihoods: The Impact of Information and Communication Technologies inAsia, David J. Grimshaw and Shalini Kala, eds. (Ottawa, IDRC, 2011), pp. 109-132, http://idlbnc.idrc.ca/dspace/bitstream/10625/45947/1/132419.pdf.
Hal yang sama pentingnya dengan memberikan bantuan langsung kepada masyarakat pertanian adalah membangun sistem pertanian, membangun kapasitas dengan penelitian dan penyuluhan, serta peningkatan keterampilan dan pengetahuan bagi para pejabat pemerintah dan pertanian yang bekerja untuk mencapai tujuan pembangunan milenium (TPM). ENRAP yang telah tersedia secara global adalah salah satu jendela yang dapat digunakan seperti portal tunggal untuk membantu lembaga pemerintah dan institusi yang bergerak dalam bidang yang berkaitan dengan pertanian untuk membangun kapasitas individual dan institusional dalam penelitian dan penyuluhan pertanian.
96
Untuk informasi lebih lanjut tentang ENRAP, lihat studi kasus yang berjudul, “Knowledge Networking for Rural Development in theAsia/Pacific Region”.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
79
Kasus 6. Jaringan Pengetahuan untuk Pembangunan Pedesaan di Kawasan Asia-Pasifik ENRAP adalah kolaborasi Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (International Fund for Agricultural Development (IFAD)) dan IDRC yang dirancang untuk membawa manfaat dari mengakses dan berbagi sumber daya informasi global dalam rangka mendukung proyek IFAD - pembangunan pedesaan di kawasan Asia-Pasifik. Fase ketiga dan terakhir berakhir pada tahun 2010. Berdasarkan pengalaman dan praktik terbaik ENRAP, IFAD Asia (http://asia.ifad.org), sebuah portal berbagi pengetahuan baru telah dibuat untuk para mitra, pemangku kepentingan, dan penunjang IFAD guna mengurangi kemiskinan di pedesaan. Inisiatif ini mengembangkan keterampilan mengakses, mengelola, dan berbagi pengetahuan yang relevan dengan tujuan dan implementasi proyek IFAD. Pengguna sistem termasuk pula staf proyek dan mitra yang bekerja secara langsung dengan masyarakat pedesaan dan yang membantu membuat pengetahuan tersedia di tingkat paling bawah. Proyek ini berusaha menumbuhkan budaya berbagi pengetahuan dan pembelajaran bagi seluruh pemangku kepentingan proyek IFAD. ENRAP meneliti strategi, proses, metode, dan teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung komunikasi di pedesaan dan jaringan pengetahuan, serta memberikan rekomendasi bentuk kegiatan lain yang bisa dilakukan di masa depan. ENRAP melakukan penelitian dan pengembangan di bidang jaringan pengetahuan dan aplikasi Internet di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Metode dan solusi praktis yang dapat mendorong partisipasi di tingkat paling dasar adalah fokus khusus program. Surat kabar elektronik lokal, penyebaran informasi tentang pasar pertanian, dan perpustakaan elektronik, adalah contoh kegiatan yang didukung ENRAP. ENRAP mencakup kelompok-kelompok yang dipilih dari proyek di kawasan AsiaPasifik. Proyek TIK Ningxia, yang dilaporkan dalam kasus sebelumnya, adalah contoh proyek yang didukung ENRAP. Negara-negara lain yang tidak menerima bantuan langsung dari ENRAP bisa mendapatkan manfaat dari bahan-bahan pelatihan gratis, dokumen, dan basis data yang tersedia di situs ENRAP, dan juga saran teknis dan alokasi ruang kerja yang juga tersedia dalam situs ENRAP. ENRAP melakukan pendekatan partisipatif dan inklusif yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan. Website tersebut juga mendukung proses berbagi dan kolaborasi pengetahuan. Adanya website memungkinkan pengguna untuk mengakses basis data interaktif, memasang dokumen dan foto dalam format asli, melakukan konferensi elektronik, dan berkontribusi dalam web. Penggunaan efektif Internet dan komunikasi elektronik oleh staf proyek, dan pada akhirnya, oleh komunitas proyek, berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat pedesaan serta mendorong mereka dalam mencapai tujuan pembangunan. Sebuah salinan lengkap dari situs statis ENRAP tersedia di http://asia.ifad.org/web/956-IDRC
80
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Poin Penting • • • •
Ada cukup bukti yang menunjukkan adanya hubungan langsung investasi dalam TIK dengan strategi pengurangan kemiskinan. Intervensi langsung TIK menghubungkan masyarakat miskin ke pasar dan informasi pasar. Yang tidak kalah pentingnya adalah intervensi langsung TIK yang mendukung program-program pengentasan kemiskinan. Intervensi tersebut dapat dilakukan dalam bentuk program pemerintah, intervensi NGO, dan proyek tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) dari sektor swasta.
Aksi Pemuda 2. Radio Pedesaan untuk Petani Dalam rangka mengembangkan konten elektronis yang relevan untuk meningkatkan produksi pertanian dan mempromosikan semangat konservasi lingkungan, seorang pemuda Nigeria mengembangkan Radio Pedesaan untuk Petani dan menyiarkan informasi mengenai teknik pengelolaan pertanian dan lingkungan, informasi pasar harian dan informasi produk pertanian. Radio juga mengundang umpan balik dari pendengar melalui penyebaran perangkat radio mobile yang interaktif. Program ini adalah sistem komunikasi yang sederhana dan dimaksudkan untuk menghubungkan jaringan seluler dan jaringan listrik dengan menggunakan radio di pedesaan. Perangkat yang kecil, kasar, dan bertenaga surya tersebut dapat merekam suara pengguna, dan kemudian dengan secara asinkron menghubungkan suara ke stasiun radio melalui jaringan toleran tunda ad-hoc. Karena jejak daya yang rendah, kemudahan penggunaan, dan penggunaan konektivitas nirkabel antar perangkat, pengguna tidak dikenakan biaya apapun untuk menggunakannya. Proyek ini dilaporkan telah meningkatkan kehidupan 65% para pendengarnya, meningkatkan pendapatan rumah tangga petani dari USD 1 sampai USD 1,50 per hari, dan memulihkan lebih dari 700 hektar hutan hujan. Sumber: Smallholders Foundation, “The Smallholders Farmers Rural Radio”, http://smallholdersfoundation.org/our_projects.html; dan World Summit Youth Award, “The Smallholders Farmers Rural Radio”, http://www.youthaward. org/winners/smallholders-farmers-rural-radio.
Aksi Pemuda 3. Nahrani.com Untuk mengurangi kemiskinan dan kelaparan, seorang anak muda Bulgaria mengembangkan Nahrani.com yang melibatkan pengguna dalam permainan kata. Makanan yang disumbangkan pengguna dengan cara memainkan permainan kata disediakan oleh pengiklan pada situs. Bagi pemain, iklan hanya terlihat sebagai iklan, tetapi bagi orang-orang yang membutuhkan, itu adalah sebuah harapan untuk mengatasi penderitaan mereka. Sumber: Nahrani.com; dan World Summit Youth Award, “Nahrani.com – Improve your vocabulary and provide food to people in need”, http://www.youthaward.org/winners/nahranicom-improve-your-vocabulary-and-provide-food-peopleneed.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
81
3.2 TIK dalam Pendidikan Hak atas pendidikan juga diakui sebagai isu yang fundamental. Pendidikan juga dipandang sebagai masukan penting untuk menangani isu-isu kemiskinan, kesetaraan gender, dan kesehatan dalam tujuan pembangunan millennium. Isu ini telah menyebabkan meningkatnya permintaan untuk pendidikan di semua tingkatan. Mengingat anggaran pendidikan yang terbatas, penentangan untuk peningkatan investasi dalam pendidikan karena kelangkaan sumber daya menempatkan tekanan pada sistem pendidikan di banyak negara. Berlawanan dengan penentangan tersebut, definisi tradisional mengenai perluasan sistem pendidikan, seperti membangun sekolah, mempekerjakan guru, dan melengkapi sekolah dengan fasilitas pendidikan yang memadai akan menjadi mustahil dalam definisi konvensional pendidikan. TIK menawarkan solusi alternatif untuk menyediakan akses dan ekuitas, dan untuk penerapan kolaboratif dalam rangka mengoptimalkan biaya dan penggunaan sumber daya secara efektif. Seperti adanya jalur yang berbeda untuk mencapai tujuan pendidikan suatu negara, penerapan TIK yang berbeda memiliki potensi yang berbeda pula dalam berkontribusi pada berbagai aspek pembangunan pendidikan dan pembelajaran yang efektif. Perencanaan penggunaan TIK membutuhkan pemahaman tentang berbagai potensinya untuk memenuhi tujuan yang berbeda. Pemahaman ini mempengaruhi pilihan dan jenis teknologi yang digunakan. Dampak TIK terhadap pendidikan hanya merupakan urutan kedua setelah dampaknya terhadap praktik bisnis di seluruh dunia. Sebuah survei singkat mengenai upaya nasional akan mengungkap kegunaan TIK secara luas dan beragam, mulai dari sejarah panjang penggunaan media konvensional, yaitu radio dan TV di negara-negara seperti Cina, India dan Meksiko - ke media yang lebih baru dan sangat sukses, yaitu penggunaan TIK dalam pendidikan di Singapura (lihat gambar 13),97
Gambar 13. Penggunaan TIK di Singapura98 Pada tahun 1997, Singapura meluncurkan Masterplan TI dalam Pendidikan (Masterplan for IT in Education [MPITE]) untuk: ν meningkatkan hubungan antara sekolah dan dunia sekitarnya ν menghasilkan proses inovatif dalam pendidikan ν menekankan proses berpikir kreatif, belajar seumur hidup, dan tanggungjawab sosial ν mempromosikan keunggulan manajemen dalam sistem pendidikan. Hal ini telah menyebabkan program TIK untuk pendidikan sangat sukses dan inovatif dengan berdasar pada empat dimensi utama: 1. Kurikulum dan Penilaian Berfokus pada pencapaian keseimbangan yang lebih baik antara keterampilan dan pengetahuan, mendorong siswa untuk terlibat dalam penilaian belajar mandiri, yang mencakup informasi, pemikiran, dan komunikasi. 2. Sumber Belajar Menekankan pengembangan perangkat lunak pendidikan yang sesuai, memfasilitasi penggunaan materi relevan yang berasal dari Internet, dan menyediakan sistem pengadaan yang efektif. 3. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pelatihan guru dan calon guru dalam penggunaan TIK secara tepat, dan melibatkan kemitraan dengan industri dan institusi pendidikan tinggi.
Ada kebingungan dalam memahami apa arti istilah "TIK dalam pendidikan". Dalam beberapa kasus, artinya adalah "pendidikan TIK", yaitu penciptaan kolam sumber daya manusia untuk memenuhi tumbuhnya kebutuhan pengetahuan masyarakat. Di negara lain, penggunaan TIK dalam pendidikan dapat berarti "pendidikan yang didukung oleh TIK" dan telah menghasilkan sejumlah besar sistem pembelajaran jarak jauh yang menyediakan kesempatan belajar dan meningkatkan akses pada pendidikan. Masih dalam beberapa kasus lainnya, istilah tersebut dapat berarti "pendidikan yang menggunakan TIK", pada dasarnya berarti penggunaan TIK sebagai saluran utama interaksi pendidikan, yaitu e-learning dan m-Learning. Sangat jarang pendidikan TIK dipahami sebagai pendidikan TIKP atau pengunaan TIK untuk mencapai tujuan pembangunan.
4. Infrastruktur Fisik dan teknologi Menyediakan akses TIK di semua bidang pembelajaran di sekolah dengan jaringan sekolah, rasio murid: komputer 2:1 dan rasio guru:komputer 2:1. Lihat http://www.moe.gov.sg/edumall/mpile/overview/index.html, diakses 6 Mei 2005.
97
Pada tahun 1997, Singapura meluncurkan Rencana Induk TI dalam Pendidikan yang telah mengakibatkan pembelajaran TIK sangat sukses dan inovatif untuk program pendidikan dengan empat pilar spesifik: kurikulum dan penilaian; sumber belajar, pengembangan sumber daya manusia, dan infrastruktur fisik dan teknologi. 98
Tim Unwin, “Capacity Building and Management in ICT for Education”, dalam Monitoring and Evaluation of ICT in Education Projects: A Handbook for Developing Countries, Daniel A. Wagner, et. al. (Washington, D.C., infoDev / World Bank, 2005), p. 50, http://www.infodev.org/en/Publication.9.html.
82
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Para pengambil keputusan dan guru, yang sebelumnya sangat skeptis, sekarang ingin tahu bagaimana inovasi ini akan meningkatkan akses terhadap pendidikan, biaya yang diperlukan, dan apa dampaknya pada isu-isu kunci yang menghambat upaya negara-negara berkembang untuk mengatasi masalah pendidikan terkait akses, kesetaraan, sumber daya, dan kualitas. Umumnya, akses dan ekuitas dapat dimungkinkan dengan memperluas jangkauan, sementara kualitas konten digital tetap sama, terlepas dari waktu dan jarak, dan sistem berbasis TIK merupakan sistem yang efektif biaya dalam jangka panjang. Kegiatan lain juga datang di bawah rubrik TIK dalam pendidikan. Kecenderungan yang muncul melibatkan adopsi TIK secara khusus di bidang model pembelajaran terbuka (baik sebagai pembelajaran jarak jauh dan sebagai jaringan pengetahuan); kolaborasi dan berbagi antar sekolah dan sistem sekolah (Schoolnets), penciptaan sumber teks dan audio-visual sebagai "objek belajar" 99 tersedia sebagai sumber untuk pendidikan terbuka,100 dan cara-cara berbeda guru memanfaatkan TIK untuk meningkatkan proses belajar mengajar di kelas mereka. Menambahkan ke daftar pengaplikasian adalah sektor-sektor tempat TIK semakin banyak digunakan - formal, non formal, jarak jauh dan pengaturan pendidikan guru, serta untuk tujuan pendidikan dan instruksi khusus.
Gambar 14. Kesempatan dan Manfaat Penggunaan TIK dalam Pendidikan Peluang
Manfaat
Akses terhadap materi pembelajaran yang berkualitas tanpa mengenal lokasi
Materi pembelajaran dapat dikembangkan dan diakses dari mana saja
Saling keterhubungan antar pelajar
Pembelajaran yang kolaboratif
Interaktivitas
TIK dengan jaringan memungkinkan interaksi antar pelajar atau antara pengajar dengan pelajar
Menghilangkan batasan spasial
Jarak dan isolasi bukan lagi penghalang bagi kualitas pembelajaran
Manajemen Pembelajaran
Admisi, penilaian, dan sertifikasi dapat diorganisasi dengan meminimalkan manajemen pendidikan
Bagian ini membahas penggunaan TIK yang cukup luas di bidang pendidikan, dari sekolah dan pendidikan jarak jauh yang formal dan berbasis kurikulum sampai pendidikan non-formal yang lebih berorientasi kepada pembangunan. Upaya pendidikan pada guru juga akan dibahas. Meskipun beberapa model berskala besar akan dijelaskan, analisis akan difokuskan pada upaya kolaboratif antara masyarakat kepulauan dan negara kecil terkurung daratan yang memiliki kondisi yang unik dan khusus untuk dipertimbangkan. TIK dalam Pendidikan Formal Sebuah studi UNESCO 101 mengategorikan negara-negara Asia dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat integrasi TIK dalam sistem pendidikannya. Negara maju adalah negara dengan TIK yang terintegrasi dalam sistem pendidikan, termasuk di dalamnya adalah Australia, Republik Korea, dan Singapura. Di negara-negara tersebut, hampir semua ruang kelas dilengkapi dengan komputer dan alat-alat TIK lainnya; rasio komputer per siswa tinggi, akses Internet tersedia; reformasi dan revisi kurikulum telah dilakukan, dan pendidikan dalam jaringan semakin meningkat. Kelompok kedua, yang mencakup negara-negara seperti Cina, India, Jepang, Malaysia, Filipina, dan Thailand, adalah negara yang telah merumuskan berbagai kebijakan integrasi TIK namun belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam sistem. Kelompok negara ketiga dan terakhir, sebagai contoh Bhutan dan Nepal, merupakan negara di mana kegiatan integrasi baru saja dimulai dan sudah memiliki beberapa proyek percontohan, tapi masih banyak kegiatan yang perlu dilakukan; dan kelompok ini juga minim dalam infrastruktur dan penetrasi TIK. Negara dengan prioritas tinggi ESCAP kebanyakan 102 (negara berkembang yang 99
Sebuah objek belajar adalah sumber daya, biasanya dijital dan berbasis web, yang dapat digunakan dan digunakan kembali untuk mendukung pembelajaran.
100
Sumber daya pendidikan terbuka adalah bahan dijital yang ditawarkan secara bebas dan terbuka bagi pendidik, peserta didik, dan pelajar mandiri untuk digunakan dan menggunakannya kembali saat mengajar. Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Open_educational_resources. 101
UNESCO, Integrating ICTs into Education: Lessons Learned (Bangkok, 2004), http://www.unescobkk.org/education/ict/onlineresources/e-library/elibrary-themes/teaching-and-learning/integrating-icts-lessons-learned-volume-1/. 102
Tujuan 8, Target 18 dari TPM, masyarakat internasional memiliki komitmen untuk mengatasi kebutuhan khusus dari negara
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
83
terasing, negara-negara paling tidak berkembang, negara dalam transisi ekonomi, dan negara-negara berkembang di Kepulauan Pasifik) berada di bawah kelompok ketiga, dimana mereka memiliki kepentingan untuk melihat contoh yang memiliki potensial untuk berhasil dalam mengatasi TIK untuk kebutuhan pendidikan. Negara-negara prioritas tinggi di kawasan Asia Pasifik tersebut tertulis dalam Gambar 15.
Gambar 15. Negara dengan Prioritas Tinggi ESCAP
nd
Sumber: Usha Rani Vyasulu Reddi, Modul 1: Linkage between ICT Applications and Meaningful Development, 2 edition, Academy of ICT Essentials for Government Leaders module series (Incheon,UN- APCICT/ESCAP,2011), http://www.unapcict.org/academy/.
Agar dapat memberikan pendidikan bagi semua dan mengurangi kurangnya kualitas akibat terbatasnya sumber daya, banyak negara berkembang telah membentuk sistem sekolah terbuka. Sistem ini menyediakan pendidikan formal melalui metode pembelajaran jarak jauh untuk siswa putus sekolah dan masyarakat yang kurang beruntung atau miskin, baik karena alasan keuangan atau sosial, tidak dapat mengakses pendidikan. Studi kasus "eSkwela" di Filipina, yang disajikan di bawah ini, adalah salah satu contoh perpaduan terbaik persyaratan pendidikan formal dengan potensi yang ditawarkan TIK untuk mengatasi masalah pendidikan.
daratan, negara kepulauan kecil, dan negara-negara kurang berkembang.
84
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Kasus 7. eSkwela, Filipina Data pendidikan di Filipina menunjukkan bahwa hanya 43 persen dari warga yang terdaftar dalam sistem sekolah berhasil menyelesaikan sekolah tinggi mereka. Fakta ini menyebabkan tumbuhnya semangat untuk mengkaji cara baru dan berbeda untuk menyediakan sekolah bagi pemuda-pemudi putus sekolah Proyek eSkwela di Filipina merupakan inisiatif dari Komisi TIK yang bertujuan untuk: • Menyediakan kesempatan pendidikan yang didukung oleh TIK bagi siswa putus sekolah di Filipina, baik remaja maupun dewasa. • Meningkatkan kapasitas individu agar mencapai keberhasilan dalam ekonomi global dan berbasis pengetahuan. • Membantu mengurangi kesenjangan dijital. Inisiatif ini merpukan respon langsung prioritas pembangunan nasional. Inisiatif tersebut membuka peluang e-Learning dan TIK menyediakan materi pembelajaran bagi guru, manajer instruksional, dan peserta didik luar sekolah di Filipina dengan cara yang menarik, inovatif dan bermakna secara lokal. Dalam proyek ini, Pusat e-Learning berbasis komunitas atau eSkwela sedang dibentuk di seluruh negeri untuk melakukan program pembelajaran alternatif berbasis TIK. Pusatpusat pembelajaran berfungsi sebagai tempat di mana peserta didik putus sekolah dan anggota masyarakat lainnya dapat mempelajari keterampilan dan kompetensi baru, mengulas Ujian Kesetaraan dan Akreditasi dari Biro Sistem Pembelajaran Alternatif, dan/atau membantu mempersiapkan peserta didik untuk bergabung kembali dalam sistem sekolah formal, jika diinginkan. Proyek eSkwela memanfaatkan pendekatan berbasis TIK, berbasis penelitian, interdisipliner, dan pendekatan tematik untuk proses belajar mengajar. Inti dari proyek eSkwela adalah desain instruksionalnya, yang merupakan campuran dari pembelajaran yang menekankan pada siswa, siswa akan memiliki satu jam belajar modul e-Learning interaktif dengan bantuan komputer, satu jam pembelajaran di kelas bersama guru (berdasarkan kebutuhan siswa), dan satu jam kegiatan kelompok kolaboratif dan proyek. Saat ini, proyek tersebut sudah memiliki 123 dari 283 modul e-Learning yang ditargetkan, disertifikasi oleh Biro Sistem Pembelajaran Alternatif dari Departemen Pendidikan. Kemitraan dengan sistem pendidikan pemerintah lainnya, universitas, NGO, dan masyarakat telah memberikan bantuan untuk membuat pendidikan ini menjadi interaktif, menarik, relevan, kaya pengetahuan, dan tersedia bagi siswa putus sekolah di Filipina, baik remaja maupun dewasa, dengan kurikulum yang memperkaya keterampilan hidup dan berfokus pada pembelajaran seumur hidup. Sumber: eSkwela, http://eskwela-apc-nstp.wikispaces.com/about+the+project; dan eSkwela, “The eSkwela Project: The Establishment of Community e-Learning Centers for the Out-of-School Youth and Adults”, http://alseskwela.ning.com/page/the-eskwela-project-1.
Sebuah percobaan yang sama, namun lebih kecil, di Mongolia mengungkapkan apa yang akan menjadi kendala utama dan realitas dasar yang perlu diatasi untuk kesuksesan penggunaan TIK dalam pendidikan.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
85
Kasus 8. TIK dalam Inisiatif Pendidikan di Sekolah Pedesaan di Mongolia Dengan tujuan untuk memberikan pedoman yang lebih baik bagi anggota negara-negara berkembang agar dapat menggunakan TIK dalam Pendidikan, proyek berjudul "Inovasi pada Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan dan Potensinya untuk Mengurangi Kemiskinan di Asia-Pasifik" dilaksanakan di empat negara, termasuk Mongolia. Proyek TIK Inovasi Pendidikan di Pedesaan Mongolia didukung oleh ADB. Di Mongolia, 45 sekolah di wilayah pedesaan di negara itu diberi paket peralatan yang terdiri dari satu laptop, satu proyektor layar kristal cair (LCD), dan satu kamera dijital. Guru diberi pelatihan dalam penggunaan peralatan dan dalam pengembangan bahan ajar elektronik, termasuk pengantar untuk mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran di kelas. Satu set perangkat lunak pendidikan berbahasa Mongolia untuk materi pelajaran. Guru juga diberikan pengembangan profesionalitas dan produktivitas. Untuk mengatasi masalah ketidaktersediaan listrik, pembangkit listrik diesel pun disediakan. Singkatnya, berbagai macam kegiatan telah dilakukan sebagai bagian dari proyek tersebut. Kegiatan tersebut termasuk pengembangan kapasitas bagi para guru dan administrator, pengadaan peralatan, dan tindak lanjut pelatihan. Penilaian dampak yang dilakukan pada akhir proyek 21 bulan ini menunjukkan bahwa memang ada perbedaan yang perlu dicatat mengenai dimensi kualitas pengajaran antara sekolah yang berpartisipasi dalam proyek dan yang tidak. Pada saat yang sama, ada pula kendala fisik, seperti kurangnya listrik dan kurangnya akses Internet. Secara keseluruhan, jelas bahwa ada beberapa penyebab dan penghambat penggunaan TIK secara efektif oleh para guru untuk meningkatkan pembelajaran. Dorongan dan hambatan juga terdapat pada tingkat guru, sekolah, dan sistem itu sendiri. Sumber: Caarmen Strigel, Lkhagvasren Ariunaa, dan Sukhbaator Enkhjargal, “ICT in Education Initiatives in Rural Schools in Mongolia”, pada ICT in Teacher Education: Case Studies from the AsiaPacific Region, Ellie Meleisea, ed. (Bangkok, UNESCO, 2007), pp. 95-109, http://portal.unesco.org/ci/en/ev.php-URL_ID=25825&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html.
TIK dalam Pendidikan Tinggi Penggunaan TIK secara luas dalam pendidikan, bagaimanapun juga, telah dilakukan di pendidikan tinggi, terutama dengan pembentukan lembaga pembelajaran terbuka dan jarak jauh. Lembaga ini didirikan dengan premis bahwa jarak fisik antara guru dan peserta didik dapat dijembatani melalui pengembangan materi pembelajaran berkualitas tinggi yang disampaikan kepada siswa melalui berbagai peralatan teknologi. Banyak penggunaan TIK dalam pendidikan mengikuti model Universitas Terbuka Inggris dan, saat ini, dapat ditemukan di semua negara di Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan.103 Salah satu model tertua dan paling sukses dari penerapan TIK dalam pendidikan formal, dengan riwayat aplikasi teknologi yang telah berusia lebih dari tiga dekade, terutama di wilayah Asia-Pasifik, adalah USP.
103
86
Situs web Asosiasi Universitas Terbuka Asia, daftar semua universitas anggota dapat diakses di http://www.aaou.net.
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Kasus 9. Universitas Pasifik Selatan dan USPNet Didirikan pada tahun 1968, Universitas Pasific Selatan (University of South Pacific (USP)) adalah satu-satunya universitas dari jenisnya di dunia. Universitas ini dimiliki bersama oleh pemerintah dari 12 negara pulau: Kepulauan Cook, Fiji, Kiribati, Kepulauan Marshall, Nauru, Niue, Samoa, Kepulauan Solomon, Tokelau, Tonga, Tuvalu, dan Vanuatu. Universitas ini memiliki kampus di semua 12 negara anggota, di daerah yang tersebar di 33 juta kilometer persegi lautan. Kampus utama, Laucala, berada di Fiji. Kampus Alafua di Samoa merupakan lokasi Sekolah Teknologi Pertanian dan Pangan, dan Kampus Emalus di Vanuatu adalah lokasi untuk Sekolah Hukum. Universitas juga menawarkan program melalui Pembelajaran Jarak Jauh dan Fleksibel dalam berbagai mode dan teknologi di 15 kampus USP. Jauh sebelum TIK menjadi bagian dalam rumah tangga pendidikan, USP telah menjalankan sebuah sistem untuk memberikan pendidikan berbasis sistem komunikasi audio dua arah menggunakan satelit. Sistem ini tumbuh menjadi jaringan berbasis TIK modern, yang kemudian disebut USPNet, jaringan komunikasi satelit yang menghubungkan 12 negara anggota USP. Konferensi video memungkinkan orangorang dari beberapa negara berbeda melihat dan mendengar satu sama lain melalui video langsung, dan siaran video memungkinkan transmisi kuliah satu arah dari Pusat Belajar Jarak Jauh USP. USPNet saat ini adalah jaringan yang luas dengan menggabungkan 5 MHz IP berbasis teknologi satelit untuk menyampaikan dan mengintegrasikan pembelajaran jarak jauh serta layanan pendidikan dan administrasi di 12 negara anggotanya. USP memiliki dan mengoperasikan jaringan pribadi, yang murni digunakan untuk kepentingan USP Untuk siswa jarak jauh dan stafnya, USPNet memberikan kesempatan untuk: berpartisipasi dalam tutorial audio interaktif (dapat dilakukan dari kampus manapun), berkomunikasi melalui pos elektronik dengan dosen/ tutor atau siswa lain, mengakses Internet, akses MIS melalui jaringan dan aplikasi spanduk, menonton multicast video secara langsung, mengakses bahan multimedia melalui server pengunduh, dan berpartisipasi dalam konferensi video langsung (dan tutorial) dengan Kampus Laucala di Suva. Implementasi hubungan telepon dua arah sedang direncanakan dalam waktu dekat. Stasiun satelit bumi USPNet dirancang dengan kemampuan yang berbeda-beda untuk memenuhi persyaratan dari universitas dalam cara yang efisien. Pusat hub terletak di Kampus Laucala di Suva. Dengan antena 7,6 meter yang yang memiliki daya pancar maksimum 100 watt, stasiun tersebut adalah stasiun utama. Stasiun Hub bertanggungjawab untuk sinkronisasi, pengendalian dan alokasi semua jasa (outbound) terhadap semua terminal terminal jarak jauh yang sangat kecil (very small aperture terminals (VSAT)) dalam seluruh USPNet. Hal ini dilakukan melalui pipa alokasi lebar jalur sebesar 1,9 Mb/detik dari Kampus Laucala. Sumber: USP, “About the University”, http://www.usp.ac.fj/index.php?id=usp_introduction.
Model USP, pengaturan konsorsium dari 12 negara yang dipisahkan oleh lautan, adalah satu dari yang akan diperiksa dan dievaluasi lebih hati-hati sebagai model untuk diikuti negara-negara miskin yang terkurung daratan di Asia Tengah, misalnya. Alih-alih berdiskusi tentang pendekatan teknologi yang sangat tinggi di masing-masing negara, lebih baik melihat model-model keberhasilan di Asia, seperti USP dan Universitas Virtual untuk Negara Persemakmuran.104
104
Lihat Virtual University for Small States of the Common wealth, http://www.vussc.info.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
87
TIK untuk Pendidikan Non-formal Pengalaman penggunaan TIK untuk pendidikan non-formal telah luas dikembangkan di negara-negara berkembang dan wilayah Asia-Pasifik tanpa terkecuali. Beberapa contoh awal dari aplikasi teknologi dapat ditemukan di sini. Dengan semangat menerobos kendala ruang dan waktu, dan dengan memperluas jangkauan ke daerah-daerah paling terpencil, aplikasi TIK untuk pendidikan non-formal telah mencakup pustaka pendidikan dasar sampai pendidikan seumur hidup dan peningkatan keterampilan dalam bidang studi khusus, seperti pendidikan kedokteran tingkat lanjut.105 Saat ini, istilah pendidikan non-formal merupakan bagian integral dari konsep pembelajaran seumur hidup yang memungkinkan setiap orang, baik muda maupun dewasa, untuk mendapatkan dan memelihara keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan guna beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Pendidikan non-formal sekarang bukan hanya mengenai penyediaan pendidikan dasar, melainkan akan bergantung pada kebutuhan dan kepentingan peserta didik, mencerminkan keragaman keadaan demografis dan sosio-ekonomi. Untuk negara-negara berkembang, konsep yang lebih tradisional non-formal masih berlaku. Sebagai contoh, sejarah menunjukan program keaksaraan melibatkan interaksi tatap muka antara peserta didik dengan pengajar. Selain radio dan TV, TIK tidak memiliki banyak penerapan karena kurangnya sumber daya dan infrastruktur pada masyarakat yang menawarkan program keaksaraan. Ada bukti bahwa sistem ini telah berubah. Salah satu kasusnya adalah Tata Group di India yang berhasil menjawab tantangan memberantas kasus buta huruf orang dewasa melalui program keaksaraan fungsional berbasis komputer.106
Gambar 16. Pelatihan Komputer di Laos
Sumber: Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (United Nations Office on Drugs and Crime), Laporan tentang BLO Lokakarya Pelatihan Komputer (Computer Based Training (CBT)), 11-14 Mei 2009, Vientiane, Lao PDR, http://www.unodc.org/documents/eastasiaandpacific/topics/Illicit_trafficking/BLO-CBT_LAO_PDR_2009.pdf.
Pemerintah Republik Demokratik Rakyat Laos telah menjadikan pendidikan kejuruan dan pelatihan sebagai prioritas ekonomi.107 Sebuah proyek di Kepulauan Solomon adalah ilustrasi lain dari penerapan TIK dalam mengembangkan kemampuan membaca (bahasa Inggris pra-tersier dan bahasa Inggris untuk semua tujuan), tetapi dalam konteks tujuan pembangunan nasional yang lebih spesifik. Tujuan proyek ini adalah untuk menyelidiki kelayakan penggunaan jaringan komunikasi yang ada (PFnet) dalam memberikan kesempatan pendidikan bagi masyarakat daerah terpencil. USP mendirikan stasiun pusat gerbang 105
Anita Dighe, Hameed A. Hakeem, dan Sheldon Shaeffer, “ICTs in non-formal education in Asia Pacific”, dalam Digital Review of Asia Pacific 2009 - 2010, ShahidAkhtar dan Patricia Arinto, eds. (New Delhi, Sage, Montréal, Orbicom and Ottawa, IDRC, 2010), p. 59. http://www.digital-review.org. 106
Tata Literacy, http://www.tataliteracy.com.
107
ADB, “Proposed Grant Lao People’s Democratic Republic: Strengthening Technical and Vocational Education and Training Project in Manila”, Laporan dan Rekomendasi Presiden kepada Dewan Direksi (Juni 2010), http://www.adb.org/ Documents/RRPs/LAO/42278/4227802-lao-rrp.pdf.
88
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
PFnet di komunitas pedesaan Sasamungga, Choiseul, bersama dengan pusat komputer bertenaga surya di sekolah komunitas. Peserta menilai proyek ini sangat sukses dan pencapaian peserta didik jarak jauh tinggi. Yang lebih penting lagi, karena perubahan organisasi dan sikap teramati dengan baik, pemimpin desa menyadari pentingnya kepemimpinan yang baik dalam komunitas. Kini staf dan administrator di Sekolah Dasar dan Menengah Sasamunga memiliki akses ke komputer. Akhirnya, meskipun TIK berhasil menawarkan banyak kesempatan bermanfaat dalam pendidikan, tidak ada pengganti untuk sekolah formal, bahkan jika teknologi dapat memainkan peranan dalam memenuhi kebutuhan anak-anak atau orang dewasa yang, karena alasan ekonomi, sosial, atau lainnya, tidak dapat mengikuti sekolah atau kelas konvensional. TIK dan Pelatihan Guru Jika penggunaan TIK dalam pendidikan formal dan non formal memiliki dampak yang signifikan dalam membuat pendidikan yang fleksibel, relevan dan efektif, maka dampaknya terhadap para guru cukup besar. Menggunakan TIK dalam paradigma pengajaran dan pembelajaran yang benar-benar baru, paradigma yang harus diperhitungkan pada program induksi dan orientasi untuk guru. Ada banyak alasan yang mendasari terjadinya perubahan konteks pengajaran, pertama, meskipun tidak ada pengganti untuk guru yang baik, TIK dapat membuat sumber daya pengajaran tertentu (buku teks statis) menjadi usang. Kedua, TIK dapat membuat beberapa bentuk penilaian menjadi tidak penting. Ketiga, penting bagi guru untuk dapat mendorong keterampilan berpikir kritis, meningkatkan kemelekan informasi, serta menerima dan mengintegrasikan praktik pembelajaran kolaboratif. Akhirnya, guru harus menilai kembali cara mereka dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa. Untuk semua alasan tersebut, guru perlu diberdayakan untuk menggunakan TIK agar mereka bisa mendapatkan kepercayaan diri dan keterampilan bekerja di lingkungan berbasis TIK. Ketika sejumlah besar guru harus dilatih dalam waktu singkat, maka metode yang paling baik dan efektif serta hemat biaya adalah melalui penggunaan pendidikan jarak jauh berbasis TIK. Keberhasilan penggunaan TIK dalam upaya pendidikan di Singapura sebagian besar disebabkan atas keberhasilan pelatihan guru untuk bekerja di lingkungan berbasis TIK yang disempurnakan, bahkan sebelum komputer ditempatkan di sekolah-sekolah. Bhutan menandatangani kemitraan dengan Singapore International Foundation (bla.. bla ) untuk, secara sistematis, memperkenalkan guru pada TIK melalui program-program pelatihan yang diselenggarakan pada beberapa perguruan tinggi mereka. Usaha itu diikuti dengan penyebaran perangkat keras di sekolah, agar guru dapat menggunakan teknologi secara efektif pasca pelatihan. Setelah putaran pertama pelatihan guru, tahap kedua adalah integrasi TIK dalam kurikulum sebagai pra-syarat program Sarjana Pendidikan.108 Upaya-upaya serupa sedang dilakukan di Bangladesh dan Nepal, di mana guru-guru dilatih dalam berbagai jenis teknologi – mulai dari komputer sampai kamera digital.109 Inisiatif serupa juga sedang dilakukan di negara-negara berbeda, seperti Mongolia, Samoa, dan Thailand (lihat kasus 10). Meskipun terdapat perbedaan, secara umum diakui bahwa tanpa pelatihan guru yang efektif dalam penggunaan dan penerapan TIK sebagai bagian dari proses belajar mengajar, akan ada komponen utama dari reformasi pendidikan yang tertinggal.
108
Ellie Meleisea, ed., ICT in Teacher Education: Case Studies from the Asia-Pacific Region (Bangkok, UNESCO, 2007), http://portal.unesco.org/ci/en/ev.php-URL_ID=25825&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html. 109
Ibid.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
89
Kasus 10. Pendidikan Guru di Thailand Di Thailand, Institut Peningkatan Pengajaran Sains dan Teknologi (Institute for the Promotion of Teaching Science and Technology (IPST)) diberikan mandat untuk mengembangkan program Pengembangan Guru Profesional (PGP) guna mendukung reformasi pendidikan. PGP berisi komponen yang bertujuan meningkatkan keterampilan TIK guru sehingga memungkinkan mereka untuk menggunakan TIK secara efektif sebagai alat pembelajaran. Tujuan utama IPST adalah meningkatkan hasil belajar siswa, dan jalur yang dipilih adalah dengan membangun kapasitas guru TIK melalui pendekatan "pelatihan untuk pelatih". Guru yang terlatih pada bidang TIK dari seluruh sekolah-sekolah di Thailand kemudian direkrut untuk menjadi pelatih utama IPST. IPST, bekerja sama dengan universitas mitra, memulai serangkaian pelatihan – lokakarya – untuk pelatih utama. Dengan pendekatan ini, para pelatih utama dapat memberikan pelatihan kepada guru-guru lain, baik di sekolah mereka sendiri maupun sekolah lainnya di daerah mereka. Isi dari program pelatihan TIK akan sering direvisi dan diperbarui, baik dari sisi konten, praktik pengajaran, maupun sistem penilaian. Dalam masa sepuluh tahun sejak pelaksanaan program, para pelatih utama menjadi narasumber berharga bagi IPST, bagi Departemen Pendidikan Thailand, dan proyek TIK untuk pendidikan lainnya. Upaya yang berkelanjutan tersebut telah memainkan peran utama dalam membangun kapasitas TIK untuk guru. Meskipun begitu, masih ada pula tantangan dalam penerapan berskala besar, penyediaan sistem pendukung bagi para guru, serta kontrol kualitas dan evaluasi. Sumber: Pornpun Waitayangkoon,“ ICT Professional Development of Teachers in Thailand: The Lead-Teacher Model”, pada ICT in Teacher Education, Case Studies from theAsia-Pacific Region, Ellie Meleisea, ed. (Bangkok, UNESCO,2007), http://portal.unesco.org/ci/en/ev.phpURL_ID=25825&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html.
Cina, sebagai bagian dari reformasi pendidikan dan strategi jangka panjang, telah memasukkan pelatihan untuk guru dalam penggunaan TIK. Standar telah ditetapkan, sumber daya digital untuk mendukung guru telah diciptakan, dan program-program pelatihan guru sudah dikembangkan. Empat bidang pelatihan - sikap dan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan, implementasi dan inovasi, dan tanggungjawab sosial - bersama dengan indikator yang tepat telah dikembangkan, sehingga guru dapat menilai sendiri kemajuan mereka.110 Ada banyak kendala dalam integrasi TIK dalam proses pendidikan. Kendala tersebut tidak dapat dibandingkan dengan tantangan penyediaan kebutuhan pendidikan untuk menjangkau mayoritas penduduk miskin pedesaan yang tidak berpendidikan dengan segera agar dapat mengetahui bagaimana cara untuk mendanai, menerapkan dan memelihara bagian pendidikan dari jaringan TIK. Isu-isu yang ada tidak hanya mengenai akses tetapi juga ekuitas, relevansi, dan lokalitas konten. Pentingnya reformasi besar-besaran dalam kebijakan dan praktik pendidikan serta dalam pemahaman tentang peran TIK dalam pendidikan, tidak bosan-bosannya ditekankan. Keuntungan pembelajaran secara nyata dan perbaikan dalam sistem pendidikan hanya akan dapat dirasakan ketika semua elemen dalam perubahan sistem pendidikan, dari kebijakan serta penerapannya, baik untuk guru maupun peserta didik, saling bekerja sama untuk meraih manfaat dari potensi yang ditawarkan TIK.
110
90
Ibid.
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Aksi Pemuda 4. AIESEC Switch Project Switch Project, dikembangkan oleh Association Internationale des Étudiants en Sciences Économiques et Commerciales (AIESEC), organisasi yang dijalankan oleh komunitas pelajar yang terbesar di dunia, adalah sebuah proyek yang bertujuan untuk mempromosikan penggunaan komputer di sekolah-sekolah lanjutan di Kamerun. Dalam rangka memberikan pengetahuan yang terlewatkan oleh siswa, AIESEC membentuk sebuah tim mahasiswa dari seluruh dunia untuk bertindak sebagai tutor TIK di sekolah-sekolah di Kamerun, menggunakan mahasiswa untuk mendidik siswa. Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mendidik siswa tahun terakhir mereka di sekolah tinggi dan memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menggunakan komputer untuk pekerjaan dan kehidupan universitas. Dengan pengetahuan yang begitu penting dalam sistem ekonomi modern, para siswa diharapkan dapat terberdayakan dan mampu mengejar banyak peluang, yang sampai sekarang tertutup bagi mereka. Untuk rincian lebih lanjut tentang Switch Project, lihat http://www.aiesec.org/cms/aiesec/AI/Africa/CAMEROON/AIESEC%20DOUALA/Pboxes/swITch/. Bagi mereka yang http://www.aiesec.org.
tertarik
untuk
berpartisipasi
dalam
proyek
AIESEC,
kunjungi:
3.3 TIK dalam Permasalah Gender Berlawanan dengan seks secara biologis, gender mengacu pada hubungan sosial yang dibangun antara wanita dan pria dalam masyarakat tertentu. Oleh karena itu, perspektif gender serta peran wanita dan pria, anak perempuan dan anak laki-laki, terikat oleh budaya dan mungkin berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain dari waktu ke waktu. Dalam kerangka yang benar, hal ini berarti bahwa wanita dan pria harus memiliki hak yang sama dalam memberikan manfaat bagi pembangunan, dalam pengakuan atas kontribusi mereka kepada masyarakat, dan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Disparitas gender secara keseluruhan memiliki efek melemahkan pertumbuhan dan pembangunan manusia, dan, kecuali masalah ini langsung ditindaklanjuti, pembangunan tidak akan terjadi, secepat apapun temponya. Isu mendasar dari perspektif gender adalah fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak harus berdampak pada status wanita dalam masyarakat. Buktinya adalah isu-isu wanita tetap berada di garis depan perdebatan mengenai masalah hak, bahkan di sebagian besar negara maju dan berkembang. Isu gender dalam pembangunan sangatlah penting. Data global menunjukkan masih adanya diskriminasi dan kesenjangan gender yang besar di banyak belahan dunia. Telah diakui pula bahwa masalah pembangunan nasional (kemiskinan, pendidikan dan kesehatan) tidak akan dapat diatasi dan tujuan pembangunan tidak akan tercapai, hingga wanita dan anak perempuan menjadi bagian dari arus utama masyarakat. Karena pertimbangan sosial tidak mudah dimasukkan ke dalam lembaga seperti pada kebijakan, hukum, pasar, dan organisasi, Tujuan 3 dari Tujuan Pembangunan Milenium (TPM) khususnya memberi tugas pada komunitas global untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita. Laporan Tujuan Pembangunan Milenium 2007111 melaporkan bahwa partisipasi wanita dalam pekerjaan non-pertanian berbayar meningkat secara perlahan-lahan, khususnya di kawasan Asia-Pasifik, wilayah di mana wanita hadir di pasar tenaga kerja. Partisipasi politik wanita juga telah berkembang, meskipun masih cukup lambat. Bahkan di negara-negara yang sebelumnya hanya mengizinkan pria untuk dipilih dalam pemilu politik, sekarang wanita sudah memiliki kursi di parlemen. Meskipun begitu, hal ini bukan merupakan alasan untuk berpuas diri. Dalam hitungan kotor dan persentase global, wanita tetap merupakan salah satu kelompok paling miskin dan terpinggirkan, sering tidak mendapatkan akses ke kegiatan yang menghasilkan pendidikan, kesehatan, sanitasi, dan pendapatan.
111
DESA, Laporan Tujuan Pembangunan Milenium 2007 (NewYork, 2007), http://www.un.org/millenniumgoals/pdf/MDGs2007.pdf.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
91
Salah satu bagian suatu masalah dapat ditelusuri dari kurangnya kejelasan di semua tingkat pengambilan keputusan dan implementasi. Kurangnya pemahaman antara pemerintah dan pembuat kebijakan pada persimpangan kebijakan gender dan TIK dapat menyebabkan kebijakan pembangunan umum yang buta gender, terabaikan oleh kelalaian, kebutuhan, persyaratan dan aspirasi wanita sebagai kelompok sasaran tertentu. Sebagai contoh, sebuah departemen pertanian mungkin telah mengembangkan rencana bagi negara, namun kepentingan gender di asumsikan dan dimasukkan dalam kebijakan, dan pentingnya pertimbangan gender dilewati dengan menyebutkan satu atau dua kalimat. Jika wanita adalah sasaran dari program, penting bahwa wanita, secara khusus, diidentifikasi sebagai kelompok sasaran dalam TIK dan dalam intervensi gender agar dapat memberikan hasil yang nyata. "Langkah pertama dalam memperbaiki situasi ini adalah dengan meyakinkan badan kebijakan TIK nasional untuk menerapkan gender sebagai komponen lintas sektor dalam semua kebijakan, mengikuti cara yang sama dalam arus kutamaan gender yang sedang diterapkan banyak pemerintah lainnya."112 Dua pra-syarat penting untuk membawa manfaat ekonomi berbasis TIK pada sebanyak mungkin kelompok wanita adalah akses dan keterlibatan wanita sebagai peserta aktif dalam proses pembangunan dengan mempromosikan inisiatif yang melibatkan mereka secara khusus. Akses harus terjangkau dan efektif, harus dalam suasana fisik dan sosial yang ramah dan aman bagi wanita, dan harus inklusif menarik wanita, baik dari sektor formal dan informal. Keterlibatan dengan wanita berarti harus menjadikan wanita sebagai peserta aktif dalam pengembangan konten, harus menggunakan pengetahuan dan pengalaman sebagai dasar perbaikan, dan harus membangun relevansi dan bukti nyata memperjelas manfaat ekonomi. Pada tingkat individu, TIK menawarkan kemungkinan bagi wanita untuk secara langsung terlibat dalam eCommerce, akses pendidikan, dan e-Government, melewati halangan sosial-budaya yang menghambat kemajuan ekonomi. Seiring dengan berkembangnya tingkat pendidikan wanita, TIK telah menawarkan kesempatan kerja, yang pada gilirannya, telah meningkatkan pemberdayaan wanita. Pada tingkat yang berbeda, di antara kelompok-kelompok wanita, penggunaan teknologi telah memungkinkan wanita untuk secara kolektif mengorganisir kampanye advokasi untuk hak-hak dan partisipasi dengan menyediakan sebuah forum komunikasi baru untuk mengekspresikan pandangan dan meningkatkan kesadaran akan isu-isu wanita. Data mengenai kesenjangan gender dalam penggunaanTIK untuk sebagian besar wilayah Asia-Pasifik tidak dapat ditemukan. Dari yang telah diketahui, sebagian besar hambatan yang dihadapi wanita dalam mengakses TIK adalah hambatan yang sama seperti saat mengakses pendidikan atau setiap jenis peluang ekonomi, yaitu: buta huruf, kurangnya kesadaran, kemiskinan, kurangnya waktu, kepercayaan diri dan harga diri yang rendah, dan faktor sosial-budaya yang sangat membatasi mobilitas wanita. Kurangnya mobilitas dapat menghambat kemampuan wanita untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada, terutama apabila untuk mengakses program-program pembangunan perlu melakukan perjalanan jauh, lokasi dari program ini tidak aman, secara budaya tidak sesuai, atau program dilaksanakan pada waktu yang tidak nyaman . Ada pula hambatan ketersediaan teknologi. Meskipun hambatan tersebut dapat mempengaruhi wanita dan pria, kenyataan saat ini memperlihatkan bahwa wanita pedesaan lebih mudah terpengaruh. Dalam rangka menjamin ketersediaan teknologi, sangat perlu untuk menyediakan akses ke peralatan, akses ke infrastruktur komunikasi yang memadai, akses listrik, akses Internet, dan akses ke dukungan teknis yang meliputi penyediaan informasi dan layanan perbaikan bagi wanita. Hambatan akses wanita terhadap TIK dapat dikelompokan dalam tiga kategori utama: relevansi, ketersediaan, dan penggunaan. Hambatan utama penggunaan TIK bagi wanita adalah kurangnya relevansi dengan kehidupan mereka. "Wanita menghadapi hambatan untuk penggunaan TIK ketika konten tidak secara langsung relevan dengan kehidupan mereka, dan ketika konten tidak menghargai pengetahuan, kebijaksanaan, dan pengalaman mereka. Kecuali konten TIK memiliki dampak langsung pada kehidupan wanita, mereka tidak akan merasakan kebutuhan dan manfaat dari TIK. Sejumlah besar penelitian telah menguatkan temuan di atas "113.
112
Chat Garcia Ramilo pada “Information and communication technologies (ICT) and their impact on and use as an instrument for the advancement and empowerment of women” Laporan dari konferensi online yang dilakukan oleh Divisi PBB untuk Kemajuan Wanita, disiapkan oleh Gillian M. Marcelle, 17 Juni-19 Juli 2002. ,http://www.un.org/womenwatch/daw/ egm/ict2002/reports/Report-online.PDF.
113
Sophia Huyer dan Swati Mitter, ICTs, Globalization and Poverty Reduction: Gender Dimensions of the Knowledge Society (Mimeo, 2005), http://unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents/unpan/unpan037351.pdf.
92
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Menurut penelitian Badan Pembangunan Internasional Swedia (Swedish International Development Agency (SIDA))114, terdapat sejumlah wilayah yang telah berhasil menggunakan TIK untuk mengurangi kemiskinan. Meskipun begitu, sebagian besar proyek TIK difokuskan pada "orang miskin" sebagai kategori umum tanpa memperhatikan isu-isu wanita.115 Sebagai konsekuensinya, keuntungan dari proyek ini belum menyentuh kaum wanita. Penghalang lain yang perlu diatasi adalah kurangnya pengetahuan tentang cara mengakses manfaat dari TIK. Contoh paling terkenal dari penggunaan langsung TIK yang telah membantu wanita mendapatkan dan mempertahankan mata pencaharian adalah Grameen Phone di Bangladesh. 116 Meskipun Grameen Phone kadang-kadang dikritik karena menggunakan teknologi bergerak yang cukup tua, bagaimanapun juga praktik tersebut telah menjadi jalan baru, terutama jika orang berpendapat bahwa "kebaruan" atau "ketuaan" dari sebuah teknologi harus dilihat dalam konteks belum ada ciptaan sebelumnya. Selain itu, ada upaya-upaya lain di dunia untuk menyelesaikan permasalahan wanita secara langsung. Cara tradisional kadang-kadang merupakan cara yang terbaik untuk mengatasi penghalang ini. Di Sri Lanka, Siyath Foundation117 menyediakan informasi pendidikan dan pendapatan pada wanita dengan cara mengunduh informasi dari Internet, menerjemahkannya ke dalam bahasa Singhala, dan mendistribusikannya ke seluruh pulau melalui pos atau faks. Kelompok wanita lain, seperti Pusat Penelitian Wanita di Sri Lanka, menggunakan TIK secara lebih luas untuk pelatihan dan sebagai alat pendididkan bagi wanita.118
114
Alan Greenberg, “ICTs for PovertyAlleviation: Basic Tool and Enabling Sector” (Stockholm, Swedish International Development Agency, 2005). 115
Anita Dighe dan Usha Rani Vyasulu Reddi, Women’s Literacy and Information and Communication Technologies: Lessons that Experience has Taught Us (New Delhi, Commonwealth Educational Media Centre forAsia and Commonwealth of Learning, 2006), p. 33, http://www.cemca.org/CEMCA_Womens_Literacy.pdf. 116
Proyek Grameen Phone’s Village Phone (VP) menyediakan layanan telekomunikasi pintu-ke-pintu untuk masyarakat miskin pedesaan di Bangladesh. Seorang anggota Grameen Bank yang memiliki catatan pembayaran pinjaman yang baik dan anggota yang terpelajar atau yang memiliki anak atau saudara yang dapat membaca dan menulis, berhak untuk mendapatkan VP. Sebagian besar operator VP adalah wanita dan sering disebut sebagai Village Phone Lady. Pendapatan operator berasal dari biaya air time yang dibayar oleh pelanggan dan biaya layanan tarif flat. Proyek ini sekarang telah menyebar ke lebih dari 35.000 desa di 61 dari 64 distrik di negara tersebut, dan telah mendistribusikan lebih dari 150.000 VP di Bangladesh. Proyek serupa telah direplikasi di India dan Afrika oleh organisasi lokal dalam kemitraan dengan Grameen Phone. Lihat NextBillion.net, “Grameen Phone “Village Phone” project”, World Resources Institute, http://www.nextbillion.net/archive/Grameen-village-phone-bangladesh.
117 118
Lihat Siyath Foundation, http://www.siyath.org/portal/. UNDP, Regional Human Development Report – Promoting ICT for Human Development inAsia, p. 137. (lihat catatan kaki 91)
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
93
Kasus11. Info Lady di Bangladesh Seorang Info Lady adalah wanita muda terlatih yang mengunjungi rumah tangga di desa-desa dengan satu set peralatan TIK (laptop portabel kecil, kamera dijital, telepon genggam, General Packet Radio Service atau GPRS untuk terhubung ke Internet, headphone, webcam, dan peralatan ringan lain, misalnya mesin pengukuran berat badan, mesin pemeriksa tekanan darah, tes kit kehamilan, dan tes kit gula darah). Info Lady mendengarkan masalah hidup penduduk desa dan membantu mereka dengan konten audio visual dan konten mengenai kehidupan yang tersedia secara lengkap dan offline dalam Bahasa Bangla, dan dengan informasi online dari Web. Info Lady juga dapat mengatur konsultasi jarak jauh dengan para ahli, termasuk dokter, pengacara dan agrikulturis. Sekarang, seorang wanita miskin di desa dapat mendiskusikan masalah dan mencari nasihat menggunakan TIK yang modern. Ini adalah cara untuk memberdayakan Info Lady dan wanita yang dibantunya. Wanita dipilih untuk menjadi Info Lady karena mereka memiliki akses lebih baik ke rumah tangga yang konservatif serta orang-orang yang memiliki kecacatan sehingga tidak mampu untuk keluar dari rumah mereka. Dengan menyediakan akses TIK melalui Info Lady, dapat dimungkinkan untuk mengatasi tantangan besar dalam menciptakan infrastruktur dan tiga jenis kebutaan masyarakat pedesaan (buta huruf, buta TIK, dan buta informasi). Melalui inisiatif ini, Info Lady menawarkan berbagai layanan dan melayani masyarakat miskin dan terpinggirkan secara langsung dengan solusi berbiaya rendah dan mendapatkan penghasilan yang memadai. Info Lady juga menyediakan layanan komunikasi; ia menghubungkan masyarakat pedesaan dengan kerabat mereka di luar negeri dengan menggunakan penyedia layanan Internet telepon seperti Skype. Info Lady menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan bagi wanita hamil dan juga memberikan saran diet yang baik selama kehamilan. Info Lady juga menyediakan alat kontrasepsi dan pembalut wanita untuk para wanita pedesaan yang belum pernah mengunjungi pasar untuk membeli barangbarang. Melalui layanan yang disediakan dan barang-barang yang dijual, Info Lady mampu mendapatkan penghasilan yang tetap untuk dirinya sendiri. Saat seorang Info Lady memperluas jangkauan layanan yang ia sediakan, ia juga mampu meningkatkan pendapatannya. Contoh ini adalah model praktis berbiaya rendah dan layak guna menghubungkan orang-orang pedesaan dan memfasilitasi penciptaan jaringan pengetahuan di pedesaan di Bangladesh. Pada saat yang sama, contoh ini juga menawarkan teknologi baru berbasis peluang wirausaha bagi wanita pedesaan yang berpendidikan. Sistem Info Lady memerlukan upaya dari tiga pihak: (1) Badan Utama (D. Net), (2) jaringan hubungan lokal, dan (3) upaya dari Info Lady sendiri. Sumber: Pallitathya, http://www.pallitathya.org.bd; dan ulasan pengarang pada proyek.
Studi kasus ini menunjukkan bahwa akses keTIK pada lokasi yang ramah dan aman bagi wanita dapat menciptakan sebuah lingkungan yang memungkinkan TIK untuk dapat memiliki efek positif. Setelah wanita memiliki akses terhadap TIK, kemungkinan untuk memberdayakan wanita melalui caracara inovatif juga akan terbuka. Bukti bahwa TIK telah menciptakan peluang ekonomi baru bagi wanita dapat dilihat pada sejumlah besar wanita, terutama di negara-negara seperti India dan Filipina, yang telah memasuki angkatan kerja pada sektor ITES, yang meliputi call centre dan layanan hubungan bantuan. Peluang ekonomi yang dibuka oleh TIK, seperti Telework dan e-Commerce, memungkinkan wanita untuk bekerja dari rumah, dan tanpa harus meninggalkan tanggungjawab keluarga dan komitmen kerja. Kesempatan tersebut cenderung lebih sukses ketika dirancang, dioperasikan, dan dikelola oleh wanita, seperti dalam kasus eHomemakers, Malaysia.
94
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Kasus 12. Salaam Wanita Salaam Wanita adalah pencetus jaringan eHomemakers di Malaysia dan komunitas online yang dioperasikan dan dikelola oleh ibu rumah tangga yang ingin bekerja dari rumah dengan mendaya gunakan TIK sejak 1998, meskipun mereka digolongkan sebagai kelompok “dibawah hak istimewa dijital”. Pada awalnya, eHomemakers ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wanita Malaysia dari kelas menengah hingga kelas bawah-wanita yang ingin dan harus tinggal di rumah untuk merawat anak-anak dan juga diwajibkan secara ekonomi untuk mandiri. Beberapa langkah awal seperti usaha perencanaan, pembuatan, dan pelaksanaan dilakukan oleh sukarelawan wanita yang memiliki kebutuhan yang sama. Dalam kurun waktu singkat, eHomemakers telah diakui dan menikmati kesuksesan keuangan. Gambar 17. Keranjang Hasil Karya Salaam Wanita Homemakers
Sumber Just Marketing Eco-Basket Project, http://www.justmarketing.info/index.asp?p=/static/photogallery- exhibitions.html.
Sejak memperoleh bantuan dari pemerintah, sebuah proyek awal berjudul “Salaam Wanita” diluncurkan untuk mengatasi kebutuhan wanita yang kurang beruntung, di antaranya kelompok rentan seperti, korban pelecehan, cacat, sakit kronis, ibu tunggal dan janda. Pada tahun 2002, sekitar 200 Salaam Wanita memperoleh pelatihan tentang penggunaan komputer dan Internet. Komputer bekas kemudian diberikan untuk beberapa dari mereka sehingga mereka bisa menggunakan keterampilan baru mereka untuk menghasilkan pendapatan dan menjadi mandiri.
Guna memperluas akses mereka yang tidak memiliki akses pilihan berbasis TI, pelatihan ini diperpanjang hingga tahun 2003 untuk mencakup keterampilan berbasis pelatihan seperti keranjang tenun dan memasak kue. eHomemakers membantu anggota Salaam Wanita untuk memiliki sumber produk massal dari perusahaan swasta. Baru-baru ini, sumbangan telepon genggam yang diberikan melalui website mereka membawa empat puluh perangkat genggam untuk dibagikan kepada anggota Salaam Wanita. Melalui layanan Web-terkait, para wanita menerima SMS untuk mengisi pesanan, yang menghemat sumber daya berharga termasuk waktu, energi dan tentu saja, uang. Setelah produk mereka siap, pesan terkirim kembali dan produk diantarkan. Selain pelatihan keterampilan, para wanita juga menerima pelatihan manajemen bisnis yang mencakup biaya produk yang mereka hasilkan dan pengelolaan keuangan. Hal ini telah memberikan wanita pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mengorganisasi sebuah bisnis kecil. Sejak awal, dua ratus wanita telah dilatih di bawah percontohan ini, kebanyakan dari mereka secara sosial dan ekonomi kurang beruntung, tidak menerima dukungan dari pihak mana pun, dan seringkali ditinggalkan oleh keluarga.Tapi jaringan melalui eHomemakers telah membantu kehidupan anggotanya, memberi mereka kepercayaan diri dan dukungan yang dibutuhkan. Sumber: Rukmini Vemraju, “Empowering Homemakers to Become Homepreneurs: eHomemakers Malaysia”, Edu Comm Asia: A Quarterly of the Commonwealth Educational Media Centre for Asia, Vol. 11, No. 3 (March 2006), pp. 9-11, http://www.cemca.org/newsletter/mar2006/mar2006.pdf; dan JustMarketing, “Just Marketing: Salaam Wanita Project”, Corpcom Services Sdn. Bhd., http://www.justmarketing.info.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
95
TIK juga dapat memfasilitasi partisipasi wanita dalam urusan pemerintahan dan politik dengan menyediakan sebuah platform komunikasi untuk bertukar pendapat, mengartikulasikan kepentingan bersama, dan terlibat dengan para pemimpin politik, khususnya tentang isu-isu wanita. Kelompok advokasi wanita dapat secara efektif menggunakan TIK untuk berhubungan satu sama lain dan memobilisasi opini publik. The Centre for Women’s Research 119 atau Pusat Penelitian Mengenai Wanita, yang memantau penggunaan TIK oleh kelompok-kelompok wanita di Sri Lanka, melaporkan bahwa jaringan lanjutan telah menjadi salah satu hasil yang paling berguna dan praktis untuk meningkatkan akses terhadap TIK. Dalam masyarakat yang penuh dengan konflik, kelompok wanita di Sri Lanka telah terhubung secara lebih baik dengan kelompok-kelompok internasional yang serupa dan aktivis di seluruh dunia. Sebagai upaya perintis, Women’s Networking Support Programme of the Association for Progressive Communications120 telah mengembangkan Metodologi Evaluasi Gender121 yang diterima secara global untuk digunakan dalam menggabungkan kedua gender dalam proyek-proyek pembangunan dan mengevaluasi sejauh mana pertimbangan gender telah ditangani dalam program dan proyek.
Gambar 18. Wanita Pemimpin Organisasi Masyarakat Adat di Bolivia
Catatan: Pemimpin Wanita dari Organisasi Masyarakat Adat di Bolivia menerima pelatihan TIK untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam lobi dan proses pengambilan keputusan. Sumber: IICD, “Gender: Africa and Latin America”, (Amsterdam, IICD, February 2009).
Namun demikian, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam program ini. Sikap sosial dan budaya yang begitu mengakar, dan dengan mayoritas wanita di daerah pedesaan yang dikucilkan dari pendidikan dan kemampuan mencari mata pencaharian, sulit untuk membayangkan bagaimana mereka dapat memanfaatkan potensi TIK secara penuh. Masalah-masalah ini menjadi semakin besar bagi orang-orang yang tidak menggunakan bahasa Inggris karena mengalami kesulitan bahasa untuk ketidakrelevanan konten dan paket perangkat lunak untuk keterampilan melampaui apa yang mereka miliki. Selain itu, masalah akses dan keterjangkauan membuat akuisisi perangkat keras TIK jadi lebih sulit. Kecuali pemain kunci dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan TIK nasional yang mengintegrasikan gender dan wanita ke dalam setiap aspek rencana mereka dan menargetkan wanita sebagai kelompok khusus alih-alih hanya memasukkan mereka sebagai bagian dari masyarakat yang harus dilayani, maka hasil nyata dari penggunaan TIK oleh wanita akan sangat terbatas dan kesetaraan gender akan sangat sulit untuk dicapai.
119 120
121
96
Lihat: http://www.cenwor.lk. Lihat: http://www.apcwomen.org/en/about_wnsp. Lihat: http://www.apcwomen.org/gem.
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Aksi Pemuda 5. HARASSmap HARASSmap yang dibuat dan dikelola oleh sekelompok relawan muda adalah sistem SMS untuk pelaporan insiden pelecehan seksual di Mesir. Alat ini memberikan wanita cara untuk secara anonim melaporkan insiden pelecehan seksual, begitu hal itu terjadi, dengan menggunakan pesan teks sederhana dari telepon genggam mereka. Dengan memetakan laporan SMS pada situs publik dan menampilkan lokasi serta rincian yang diberikan oleh korban, Peta Advokasi dalam jaringan menciptakan dokumentasi kuat dari tingkat masalah. HARASSmap akan menentukan lokasi untuk meningkatkan kehadiran polisi di daerah yang rawan pelecehan. Untuk korban pelecehan, bantuan Informasi dan Sistem HARASSmap Rujukan dapat memberikan daftar layanan. Proyek lainnya termasuk kegiatan penjangkauan masyarakat, kesadaran sosial media, dan kampanye blogging terhadap pelecehan seksual. Seluruh sistem HARASSmap bertindak sebagai advokasi, pencegahan, dan alat respon yang menyoroti keparahan dan mendalamnya masalah tersebut, serta menawarkan respon proaktif. Sumber: HARASSmap, http://harassmap.org; dan Penghargaan Konferensi Remaja Dunia, “Harassmap”, http://www.youthaward. org/winners/harassmap.
Aksi pemuda 6. NextDrop NextDrop, sebuah proyek yang dikembangkan oleh sekelompok mahasiswa dari Amerika Serikat, ditujukan untuk mengatasi permasalah pipa air yang hanya dapat menyediakan air bersih selama beberapa jam pada suatu waktu. Akibatnya kebanyakan rumah tangga, umumnya wanita yang harus mengambil air dan menghabiskan banyak waktu untuk menunggu kapan air bersih akan tersedia. NextDrop memanfaatkan sifat fleksibilitas telepon genggam dan ketergantungan masyarakat umum untuk menyediakan informasi yang akurat mengenai waktu ketersediaan air. NextDrop bekerja dengan mengandalkan pekerja yang melaporkan kapan mereka membuka katup air kota dan mengkonfirmasi kepada warga bahwa air telah mulai mengalir. Para pekerja tersebut membayar sejumlah kecil biaya untuk melakukan panggilan telepon ke sistem NextDrop kapan air mulai mengalir di daerah mereka. Sistem NextDrop kemudian melakukan verifikasi informasi yang ada dan menyebarkan informasi tersebut ke seluruh warga. Lihat NextDrop, http://nextdrop.org.
3.4 TIK dalam Bidang Kesehatan Tiga dari tujuan TPM secara langsung menangani masalah-masalah kesehatan masyarakat miskin. Tujuan TPM yang lain sebenarnya juga berkaitan karena irisan antara kemiskinan, gender, pendidikan, dan kesehatan terlihat hampir tidak ada. Oleh karena itu, sulit untuk memisahkan kaitan antara kesehatan dari tujuan-tujuan lain, tetapi tetap diperlukan untuk memisahkan dan memahami pemangku kepentingan yang berbeda dan berbagai jenis intervensi TIK yang dapat diterapkan dalam bidang kesehatan. Pemangku kepentingan utama dalam sektor kesehatan, yang membutuhkan dukungan penting dari TIK, dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari orang-orang biasa yang membutuhkan perawatan kesehatan, terutama orang-orang yang memiliki akses terbatas terhadap pelayanan kesehatan dan/atau informasi kesehatan. Kelompok ini termasuk masyarakat miskin, rentan dan terpinggirkan, seperti korban bencana dan korban konflik, serta penyandang cacat. Singkatnya, kategori pertama yang membutuhkan perawatan medis dengan dukungan TIK adalah orang-orang yang benar-benar membutuhkan pelayanan kesehatan. Kelompok utama kedua adalah penyedia layanan kesehatan, terdiri dari pembuat kebijakan dan pejabat pemerintah yang bekerja di bidang kesehatan, dan profesional medis, seperti dokter, perawat, pemberi perawatan di tingkat perawatan kesehatan primer, peneliti, dan manajer kesehatan.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
97
Untuk kelompok pertama, intervensi TIK secara langsung dapat dilakukan dengan menghubungkan pasien ke ahli pelayanan medis. Untuk kelompok kedua, intervensi TIK dapat mendukung bidang kesehatan dengan sistem pemantauan kesehatan atau pendidikan kedokteran lanjutan. e-Health adalah istilah yang mencakup semua aspek penggunaan TIK dalam perawatan kesehatan. eHealth termasuk telemedicine, di mana saran atau konsultasi medis dapat dilakukan dari jarak jauh melalui satelit, jalur lebar, radio, telepon, atau teknologi komunikasi lainnya. Hal tersebut merupakan penerapan TIK yang paling umum di bidang kesehatan. Telemedicine sering digunakan untuk menghubungkan pasien di masyarakat pedesaan dan terpencil dengan ahli medis di kota. Keuntungan lain adalah kini data klinis dari berbagai sumber dapat diperoleh dan dikirimkan untuk memfasilitasi diagnosa dan perawatan. Salah satu bentuk telemedicine adalah konferensi video interaktif, di mana dokter dan pasien di lokasi yang berbeda dapat melakukan konsultasi. Sebuah kamera di sebuah ruang pemeriksaan memungkinkan seorang dokter untuk menghadirkan informasi tentang pasien ke dokter ahli di tempat lain, sehingga secara signifikan mengurangi biaya untuk membawa pasien ke spesialis atau biaya perjalanan spesialis ke lokasi terpencil. Hal ini juga memperluas akses ke perawatan kesehatan ketika suatu daerah kekurangan praktisi medis. Pakistan telah menjalankan sistem telemedicine sejak tahun 1998 122 dengan menggunakan metode "menyimpan dan mengirim", dimana informasi medis pasien dikumpulkan secara lokal (disimpan) dan kemudian ditransfer ke dokter ahli di belahan dunia lain (dikirim); biasanya akan diperoleh dalam waktu sekitar 24 sampai 48 jam. Thailand 123 adalah salah satu dari negara Asia-Pasifik yang juga telah mengembangkan sistem telemedicine. Trans-Eurasian Information Network 2 menghubungkan rumah sakit di seluruh wilayah, yang mencakup Australia, Cina, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, dan mendukung komunitas global dengan lebih dari 30 juta pengguna.124 Di Afghanistan, sebuah kemitraan publik-swasta yang inovatif menyediakan layanan telemedicine ke lokasi terpencil (Lihat kasus 13).
Contoh Kasus 13. Telemedicine di Afghanistan Roshan, operator telekomunikasi di Afghanistan, jenis pertama solusi telemedicine yang sedang berkembang di Afghanistan yang menjangkau luar Kabul yaitu mencoba memasukkan rumah sakit propisi. Rumah Sakit Propinsi Bamiyan akan menjadi fasilitas medis propinsi pertama yang terhubung dengan proyek telemedicine yang inovatif, yang menggunakan teknologi broadband, konferensi video nirkabel, dan transfer gambar dijital guna menyediakan akses secara nyata terhadap diagnosa perawatan ahli kesehatan, pengobatan, dan pelatihan keterampilan dari luar negeri ke rumah sakit di Afghanistan. Roshan telah bekerja sama dengan Cisco, Pemerintah Afghanistan, Aga Khan University Hospital (AKUH) di Karachi, French Medical Institute for Children (FMIC), Aga Khan Pelayanan Kesehatan, Rumah Sakit Provinsi Bamiyan, dan pemasok teknologi lainnya untuk melaksanakan proyek tersebut. Diluncurkan pada 2007, proyek tersebut sudah terhubung dengan FMIC di Kabul, Afghanistan, ke AKUH di Karachi, Pakistan, yang memungkinkan akses ke peralatan ahli radiologi yang disediakan oleh AKUH.
122
TelmedPak, http://www.telmedpak.com/.
123
PubMed, “The Ministry of Public Health Telemedicine Network of Thailand”, Pusat Informasi Bioteknologi Nasional, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11311665. 124
98
DANTE Ltd., “TEIN2”, http://www.tein2.net.
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Penerapan tersebut meliputi kemampuan untuk mengirim X-ray secara real-time, USG, dan CAT Scan untuk membantu mengevaluasi pasien. Teknologi ini juga memungkinkan pembelajaran dan e-Learning melalui konferensi video. Layanan awal yang disediakan adalah tele-radiologi, transmisi elektronik dari gambar radiologi. Rata-rata 40 kasus teleradiologi dievaluasi setiap bulan antara FMIC dan AKUH dan pelatihan berkelanjutan disediakan bagi para ahli medis untuk membangun kapasitas mereka. Kemampuan telemedicine secara bertahap akan diperluas ke pedesaan lainnya di Afghanistan, untuk memasukkan penggunaan telepon genggam pintar dan perangkat genggam, dan untuk mengatasi berbagai layanan dan prosedur termasuk evaluasi sampel jaringan dan kinerja prosedur bedah dan medis dalam jaringan. "Proyek ini tidak hanya merupakan kerjasama antara perusahaan dan lembaga yang terlibat, tetapi juga merupakan upaya kolaborasi penting antara Afghanistan dan Pakistan dalam memenuhi kebutuhan layanan kesehatan regional," kata Firoz Rasul, presiden Universitas Aga Khan. "Telemedicine secara dramatis akan memperluas diagnostik kesehatan dan pendidikan profesional kesehatan, yang akan dapat diakses oleh rakyat Afghanistan, dan akan memungkinkan rumah sakit di seluruh negeri untuk dapat Sebuah laporan yang memuat deskripsi berbagai proyek telemedicine secara langsung di beberapa negara Asia-Pasifik 125 menunjukkan bahwa ada inisiatif seperti HealthNet di Nepal, sebuah sistem telemedicine 126 telepon genggam dengan sambungan multi-komunikasi untuk daerah perkotaan dan pedesaan di Indonesia, dan banyak lagi. Intervensi langsung TIK dalam menghubungkan dokter ke pasien miskin di daerah pedesaan guna memberikan perawatan medis yang berkualitas dapat memiliki efek besar terhadap pelayanan kesehatan dan kesehatan di suatu negara. Penggunaan TIK dalam meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan dan manajemen administrasi kesehatan merupakan hal yang sama pentingnya, karena keduanya berdampak pada kualitas penyediaan layanan kesehatan. Di banyak negara berkembang, masih terjadi kekurangan profesional perawatan kesehatan, termasuk dokter pendidik untuk pendidikan rumah sakit. Akses ke literatur medis yang penting sangat terbatas, baik untuk mahasiswa kedokteran maupun pekerja kesehatan yang harus terus mengikuti perkembangan terbaru melalui pendidikan dan pelatihan kedokteran secara terus menerus. TIK memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan ini. Sebagai contoh, sebuah inisiatif yang dimulai oleh seorang dokter muda di India menyediakan konten medis dalam format multimedia, dalam jaringan dan tidak, untuk sejumlah besar mahasiswa kedokteran, calon dokter, dan staf ahli kesehatan yang dalam masa pelatihan.127 Jaringan global yang menyediakan secara gratis akses ke jurnal medis dan perpustakaan dalam jaringan, secara substansial dapat mengurangi biaya untuk berlanggan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) - didukung portal web bernama HealthInter - Network Access to Research Initiative (HINARI) melakukan upaya global untuk memberikan dukungan kepada para profesional kesehatan dan pembuat kebijakan di seluruh dunia (lihat kasus 14).
125
Michael Dougherty, Exploring New Modalities: Experiences with Information and Communications Technology Interventions in the AsiaPacific Region – A Review and Analysis of the Pan-Asia ICT R&D Grants Programme (Bangkok, UNDP-APDIP, 2006), pp. 121-140, http://www.unapcict.org/ecohub/resources/exploring-new-modalities.
126 127
Institusi Medis, Kathmandu, Nepal, “HealthNet Nepal”, http://www.healthnet.org.np/?p=profile. MEdRC EduTech Ltd., “SmarTeach”, http://www.smarteach.com.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
99
Kasus 14. Health Inter-Network Access to Research Initiative HINARI, yang didirikan oleh WHO bersama-sama dengan sejumlah penerbit besar, memungkinkan negara-negara berkembang untuk mendapatkan akses ke salah satu koleksi terbesar di dunia biomedis dan kesehatan. Lebih dari 3.750 judul jurnal sekarang tersedia untuk institusi kesehatan di 113 negara, menguntungkan ribuan pekerja kesehatan dan peneliti, dan pada gilirannya, memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesehatan dunia.
Gambar 19. Institusi yang Terdaftar dalam HINARI
Sumber: Hinari, http://www.who.int/hinari/en/.
Diluncurkan oleh Sekretaris Jenderal PBB pada tahun 2000 dan dipimpin oleh WHO, HINARI membawa mitra publik dan swasta untuk bersama-sama menyediakan akses yang merata terhadap informasi kesehatan. HINARI diciptakan untuk menjembatani kesenjangan dijital di bidang kesehatan yang saat ini banyak tersedia dan efektif digunakan oleh para profesional, peneliti, dan pembuat kebijakan. Sumber: WHO, “HINARI Access to Research Initiative”, http://www.who.int/hinari.
Upaya-upaya serupa dalam memodernkan rumah sakit dan administrasi kesehatan telah menghasilkan sejumlah besar perangkat lunak untuk administrasi kesehatan, dimana sebagian besar rumah sakit perusahaan swasta telah memimpin di bidang ini. MIS ini memungkinkan perekaman dan pelaporan data pasien pada masing-masing departemen yang kemudian dihubungkan ke sistem intranet untuk efektifitas administrasi. Sistem kesehatan masyarakat di banyak negara miskin masih jauh tertinggal dalam upaya seperti ini karena terhambat oleh kendala, seperti pendanaan, kurangnya infrastruktur, dan kurangnya perhatian dari birokrasi. Sistem pengawasan berbasis TIK sangat penting bagi beberapa negara di Asia untuk pencegahan, pelaporan, dan pemantauan penyakit seperti HIV/AIDS, malaria, TBC, dan lepra.128 Contoh yang sering digunakan adalah Pusat Layanan Epidemiologi Asia atau Central Asian Epidemiology Service. 129 Ketersediaan sistem seperti ini memungkinkan lembaga internasional dan pemerintah nasional untuk memantau wabah penyakit di seluruh perbatasan internasional. Misalnya penanganan terhadap perlindungan dan pengobatan penyakit yang dapat cepat menyebar, seperti sindrom pernafasan akut parah atau SARS dan flu burung, telah dapat dilakukan dengan sistem pemantauan kesehatan 128 129
UNDP, Regional Human Development Report – Promoting ICT for Human Development inAsia.
Ini adalah salah satu percobaan awal dalam menggunakan TIK untuk kesehatan yang dikutip dalam banyak laporan. Proyek ini dimulai pada tahun 1995 dan, berdasarkan literatur yang ada, keberlanjutan program ini tidak jelas. Selain itu, tidak jelas juga berapa banyak negara yang berpartisipasi dalam proyek ini. Ada beberapa kesenjangan antara rencana dan kenyataan, yang sebagian besar berawal dari orientasi sebagian besar bersifat teknis, melebihi sosial-teknis. Analisis yang lebih rinci proyek ini tersedia di: Valeriya Krasnikova and Richard Heeks, “eHealth Case Study No. 7: Design-Reality Gaps Computerizing a CentralAsian Epidemiology Service”, eGovernment for Development Information Exchange, University of Manchester’s Institute for Development Policy and Management, 19 Oktober 2008, http://www.egov4dev.org/health/case/ epidemiology2.shtml.
100
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
berbasis TIK. Namun, sejumlah negara-negara di Asia masih belum memiliki infrastruktur dasar untuk mendukung penggunaan TIK. Sebagai akibatnya, difusi dan penggunaan TIK di bidang kesehatan masih berada pada tahap awal. Sebelum investasi dalam infrastruktur dan akses TIK dibangun untuk dapat memperkuat sistem pendukung kesehatan, pemaksimalan potensi TIK untuk perawatan kesehatan masih merupakan mimpi yang sangat jauh.
Aksi Pemuda 7. Sistem Pengawasan Pasien Jarak Jauh Dalam menggunakan TIK untuk meningkatkan perawatan kesehatan ibu di daerah terpencil, pemuda Pakistan mengembangkan Sistem Pengawasan Pasien Jarak Jauh. Sistem ini merupakan sebuah sistem pemantauan pasien berbiaya rendah yang menyediakan dukungan keputusan perawatan, sesuai kondisi yang ada di pedesaan Pakistan, dalam rangka mengurangi tingkat yang kematian ibu dan bayi yang sudah berada dalam taraf mengkhawatirkan. Sistem ini mengumpulkan data fisiologis ibu hamil dengan menggunakan sensor medis dan mengirimkannya melalui telepon genggam ke server di sebuah rumah sakit pusat. Data disimpan dalam sebuah basis data elektronik medis yang memungkinkan suatu sistem cerdas pendukung keputusan klinis untuk memindai kelainan. Kemudian, seorang konsultan medis dapat mengakses kesimpulan yang dihasilkan pada telepon genggam pintar yang dimilikinya dan memberikan pendapat khusus tentang pasien tersebut. Sumber: Remote Patient Monitoring System with Focus on Antenatal Care, http://rpms.nexginrc.org/index.aspx; dan Penghargaan Konferensi Pemuda, “Remote Patient Monitoring System with Focus on Antenatal Care”, http://www.youthaward.org/winners/remote-patient-monitoringsystem-focus-antenatal-care.
Poin Penting •
Empat sektor dasar, yaitu pengentasan kemiskinan, pendidikan, gender, dan kesehatan memiliki kaitan sangat erat.
•
Ada dua cara penggunaan TIK yang sering digunakan dalam mendukung program pembangunan, yaitu Pengarahan dengan TIK dan Dukungan dengan TIK.
•
Penggunaan TIK dalam pertanian dan pembangunan pedesaan umumnya ditujukan untuk menyediakan akses langsung ke informasi pasar dan cuaca, dan memberikan layanan penyuluhan dan penelitian guna meningkatkan pengetahuan masyarakat.
•
Sistem informasi manajemen bagi pemerintah dapat membantu pelaksanaan proyek untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam memberikan pelayanan dasar bagi publik.
•
Di bidang pendidikan, penggunaan TIK membantu meningkatkan akses dan standar kualitas pendidikan dengan memastikan penggunaan sumber daya terbaik bagi pendidikan formal, non-formal, dan guru.
•
TIK menawarkan kesempatan bagi wanita untuk berkomunikasi ke dunia luar, membuka peluang bisnis dari rumah dengan e-Commerce, dan berinteraksi dengan sesama wanita serta membentuk kelompok dalam jaringan.
•
TIK juga merupakan sektor di mana sejumlah besar wanita di negara berkembang telah menemukan kegiatan yang menghasilkan uang dengan menjadi call center, dll. Telemedicine adalah TIK yang paling sering diaplikasikan dalam bidang kesehatan, diikuti dengan pendidikan medis lanjutan, dan peningkatan kualitas jaringan penelitian.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
101
Latihan Praktis Berdasarkan studi kasus yang ada, tampak jelas bahwa TIK yang sama dapat digunakan untuk beberapa tujuan, misalnya untuk memperluas akses pendidikan, memungkinkan kolaborasi antar wanita, dan menyediakan akses ke perawatan kesehatan. Berdasarkan studi kasus, menjawab pertanyaan berikut: 1. Dapatkah TIK digunakan secara inovatif, dengan tingkat kecakapan yang sangat minimum, di kalangan masyarakat miskin? 2.
Bagaimana TIK yang sama dapat digunakan untuk beberapa tujuan? Langkahlangkah apa saja yang diperlukan untuk menggunakan Internet guna memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan bagi kaum wanita di daerah terpencil?
3 . Cari dan diskusikanlah dimana percobaan atau proyek tersebut dicoba, baik di negara Anda sendiri ataupun di negara lain. Tuliskan pada studi kasus dengan memasukkan: latar belakang, deskripsi proyek, para pemangku kepentingan utama, tantangan yang dihadapi, pilihan solusi TIK, dan pelajaran yang didapatkan. Presentasikan diskusi ini di depan kelas
Uji Kemampuan 1. Tiga pemangku kepentingan utama dalam TIKP adalah: a. Pembuat kebijakan, penyedia layanan, dan warga negara b. Perusahaan TIK, bisnis lain, dan toko-toko c. Regulator, penyedia layanan telekomunikasi, dan konsumennya d. Pedesaan miskin, masyarakat buta huruf, dan masyarakat kurang beruntung 2. Sebuah layanan G2C di bidang pertanian dan penghidupan bisa disebut sebagai: a. Intervensi TIK secara tidak langsung b. Intervensi TIK langsung c. a dan b benar d. semua salah 3. Pendidikan TIK berarti: a. Menciptakan sumber daya manusia untuk melayani industri TIK b. Mengintegrasikan TIK di kelas c. Menciptakan kapasitas penggunaan TIK untuk pembangunan d. Menempatkan komputer di ruang kelas 4. Negara-negara yang bukan termasuk prioritas ESCAP antara lain: a. Negara-negara seperti Cina, India, Malaysia, dan Singapura b. Negara Kepulauan Pasifik c. Negara-negara berkembang dari konflik d. Negara daratan 5. Dua faktor penting dalam membawa peluang ekonomi berbasis TIK bagi wanita adalah: a. Pengajaran keterampilan TI kepada wanita b. Menyediakan akses dan mempromosikan keterlibatan wanita sebagai peserta aktif dalam inisiatif TIK c. Memberikan sistem pendidikan untuk memenuhi kebutuhan wanita d. Membangun departemen kesejahteraan wanita di pemerintahan
102
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
6. Telemedicine sebagai intervensi yang didorong oleh TIK: a. Dapat membawa pasien ke rumah sakit b. Menghubungkan pasien di daerah pedesaan dan terpencil dengan dokter di kota c. Menyediakan data bagi pemerintah mengenai penyakit di daerah pedesaan d. Menyediakan sumber daya pendidikan pendidikan kedokteran lanjutan untuk para dokter
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
103
104
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Bab 4. PENERAPAN TIKP DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Distribusi sumber daya yang tidak merata daya dan eksploitasi sumber daya alam yang tak terkendali, khususnya sumber daya alam fosil, telah menciptakan krisis global yang monumental. Konsekuensi utama dari eksploitasi tersebut adalah perubahan iklim secara global, termasuk pemanasan global dan kejadian iklim ekstrim yang semakin terasakan di berbagai belahan dunia. Negara-negara kepulauan sangat rentan terhadap efek pemanasan global dan naiknya permukaan laut, sementara negara-negara daratan dan pegunungan rentan terhadap pencairan gletser, erosi, dan tanah longsor. Para korban perubahan iklim yang paling rentan adalah kalangan masyarakat miskin, terlepas di manapun mereka berada, karena hasil degradasi berskala global akan menghilangkan sumber mata pencaharian mereka, yaitu hewan peternakan, pertanian, dan perikanan. Merupakan suatu hal yang sangat penting agar semua pihak menggunakan TIK, baik yang telah ada maupun yang baru, sebagai alat penting dalam pembangunan berkelanjutan. Terutama karena negaranegara berkembang di Asia-Pasifik telah diidentifikasi sebagai: "negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Tekanan dari tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi pada banyak negara di kawasan Asia-Pasifik dan Afrika telah ikut menekan lingkungan alam (khususnya negara-negara pulau), praktik-praktik tidak bertanggungjawab beberapa industri (terutama penebangan hutan), dan dalam beberapa tekanan lain bagi daerah pesisir yang berbasis pariwisata dan pembangunan, terus mengurangi sumber daya daerah."130
Aksi Pemuda 8. Buat Suaramu didengar di Rio+20 dan Forum Pembangunan Internasional Lainnya Difasilitasi oleh Asia Pacific Mountain Network (APMN), Youth Perspectivesa adalah salah satu dari banyaknya inisiatif PBB dan organisasi lain dengan tujuan yang sama guna mempersiapkan KTT Bumi Rio +20 Mei 2012 yang akan diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brazil. Inisiatif ini terdiri dari serangkaian konferensi, baik virtual maupun konvensional, yang bertujuan untuk merangsang pemikiran tentang perubahan iklim di kalangan pemuda dunia. Contoh acara tersebut antara lain e-Konferensi Pembangunan Berkelanjutan di Gunung Asia Tenggara, Forum Pemuda pada Isu Kegiatan Iklim dan Gunung, dan Konsultasi Virtual Regional Asia Tengah dan Selatan dan Perspektif Pemuda pada Rio+20. Para pemilih yang kuat di acara ini telah memuncak dalam penyusunan Deklarasi Asia-Pasifik tentang Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan dan tentang Paper Posisi Pemuda Asia-Pasifik pada Rio+20, baik yang dikumpulkan dari kontribusi para pemuda yang berpartisipasi dan menunjukkan komitmen generasi masa depan untuk menyelesaikan masalah perubahan iklim. Jika Anda ingin berpartisipasi dalam diskusi dan menjadi bagian dari jaringan virtual untuk pemuda pada pembangunan berkelanjutan, kunjungi: http://www.facebook.com/APY. Rioplus20?sk=wall#!/APY.Rioplus20?sk=wall.
130
Roert L. Miles, “An Overview of ICT Applications for Sustainable Developing Focusing on Climate Change”, makalah diskusi yang ditujukan untuk DESA, November 2009, http://unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents/un-dpadm/unpan037120.pdf.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
105
4.1 TIK dalam Lingkungan dan Perubahan Iklim TIK memiliki peran besar dalam mengurangi dampak perubahan lingkungan pada umumnya dan perubahan iklim pada khususnya; baik melalui pemetaan sumber daya alam dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), berbagi data lingkungan, pemantauan cuaca dan pengamatan bumi dari satelit, atau langsung mengurangi dampak perubahan iklim dengan meningkatkan efisiensi energi dan konservasi melalui penggunaan teknologi pintar.
Gambar 20. Panel Surya di Bhutan
Catatan: Instalasi panel surya di Bhutan menyediakan sumber energi untuk daerah terpencil yang kekurangan sumber daya listrik. Sumber: ADB, “Rural Renewable Energy Development Project: Bhutan”, http://pid.adb.org/pid/LoanView.htm?projNo=42252&seqNo=02&typeCd=2&projType=GRNT.
Lebih khusus lagi, TIK dapat digunakan untuk: • Membantu negara-negara untuk memantau, memahami dan mengelola lingkungan, menangani risiko lingkungan dan iklim, serta membantu mereka beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan iklim; dan membuat repositori digital sumber-sumber pengetahuan untuk berbagi dan menyebarkan informasi. • Mengurangi penggunaan material melalui dematerialisasi, seperti menggunakan TIK untuk substitusi perjalanan, menggantikan barang batu bata dan mortir, atau pelayanan dan penyimpanan dalam jaringan. • Mengoptimalkan dan meningkatkan efisiensi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, 131 sementara secara bersamaan menawarkan kesempatan yang unik dan inovatif untuk mempromosikan pembangunan ekonomi dan pertumbuhan lingkungan berkelanjutan (Green Growth)132 Negara-negara berkembang mungkin merasa sulit untuk mengambil keuntungan dari banyak teknologi karena biaya yang mahal atau kapasitas manusia yang belum tersedia. Untuk alasan inilah diperlukan perencanaan strategis guna menentukan teknologi dan praktik yang dapat memiliki dampak besar dalam pembangunan. Perencanaan strategis juga dapat membantu negara-negara mengamankan bantuan dari masyarakat internasional dalam memfasilitasi transfer teknologi melalui mekanisme seperti United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan pengembangan strategis untuk mengatasinya, dengan cepat naik ke puncak agenda internasional. Urgensi untuk mengatasi perubahan iklim telah dipicu oleh temuan dari Panel Internasional PBB tentang Perubahan Iklim yang membangun konsensus ilmiah bahwa perubahan iklim adalah hal yang nyata dan berkaitan langsung dengan kegiatan seharihari. Fakta juga menunjukkan bahwa perubahan iklim telah banyak mengganggu upaya masyarakat internasional untuk mengurangi kemiskinan dan mencapai TPM.
131
Gas yang berkontribusi pada efek rumah kaca menyerap radiasi inframerah, misalnya karbon dioksida. Gas-gas ini berkontribusi pada Efek Rumah Kaca, fenomena dimana atmosfer bumi menjadi perangkap radiasi matahari, yang disebabkan oleh kehadiran dalam suasana gas seperti karbon dioksida, uap air, dan metana yang memungkinkan sinar matahari yang masuk melewati namun menyerap panas diradiasikan kembali dari permukaan bumi. Lihat The Free Dictionary, “greenhouse effect”, Farlex, Inc., http://www.thefreedictionary.com/greenhouse+effect.
132
Richard Labelle, Briefing Note 10: ICT for Climate Change, Green Growth and Sustainable Development (UN-APCICT/ESCAP, forthcoming). Lihat juga Modul 10: the Academy of ICT Essentials for Government Leaders module series.
106
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
UNFCCC mendefinisikan perubahan iklim sebagai: "Sebuah perubahan iklim yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh kegiatan manusia yang mengubah komposisi atmosfer global yang merupakan tambahan variabilitas iklim alami yang diamati selama periode waktu tertentu." 133 Perubahan dapat terbatas pada suatu daerah atau bahkan seluruh dunia. Upaya yang keras sangatlah dibutuhkan untuk mengurangi atau menghilangkan dampak perubahan iklim bagi masyarakat dan lingkungan alam. Proses ini disebut "mengurangi perubahan iklim" dan merupakan bagian penting dari upaya menjamin pembangunan berkelanjutan di negara berkembang. Ada banyak dokumentasi contoh TIK yang berhasil digunakan untuk mengatasi perubahan iklim dan lingkungan serta dampaknya, misalnya Tikiwiki di Samudra Pasifik (lihat kasus 15).
Kasus 15. Tikiwiki Proyek Tikiwiki Geospatial Content Management System (GeoCMS) bertujuan untuk mengurangi kerentanan negara-negara Kepulauan di Pasifik terhadap dampak negatif perubahan iklim melalui sistem manajemen dan pengembangan perencanaan terpadu. Komponen utama dari proyek ini adalah GeoCMS yang memfasilitasi pengumpulan dan pembagian data geografis di antara para pemangku kepentingan dalam proyek ini. GeoCMS merupakan produk inovatif utama dari proyek ini. Karena tidak ada perangkat lunak yang cocok dan tersedia untuk GeoCMS pada saat proyek dimulai, aplikasi GeoCMS baru dikembangkan setelah adanya dua aplikasi PLBST, yaitu MapServer dan Tikiwiki. Sistem GeoCMS telah memungkinkan negara-negara Kepulauan di Pasifik mempublikasikan data geografis mereka untuk diakses dan dibagi melalui Internet, dan terbuka terhadap kontribusi seluruh dunia. Semua hal ini membantu pengembangan dan pengurangan kerentanan negara-negara kepulauan dan, kini, informasi penting dapat dibuat dengan lebih mudah dan tersedia bila dibutuhkan. Proyek ini dikembangkan oleh Secretariat of the Pacific Community Applied Geoscience and Technology Division (sebelumnya bernama South Pacific Applied Geoscience Commission [SOPAC]).
Lihat MapServers di sekitar Pasifik pada http://map.sopac.org/maps. Sumber: Nah Soo Hoe, Breaking Barriers: The Potential of Free and Open Source Software for Sustainable Human Development - ACompilation of Case Studies fromAcross the World (Bangkok, UNDP, 2006), http://www.unapcict. org/ecohub/resources/breaking-barriers/ and http://www.iosn.net/pacific-islands/case-studies/tikiwikigeocms/.
Beberapa kemampuan berbasis TIK kini hadir pada tingkat nasional. Di Cina, Sistem Informasi Geografis Interaktif Mobile (SIGIM) 134 adalah sebuah pendekatan untuk perencanaan berbasis masyarakat yang menggunakan SIGIM dalam hubungannya dengan Pencapaian Partisipasi Daerah. Hal ini dirancang untuk menggabungkan pengetahuan lokal dan informasi ilmiah secara bersamaan guna mengoptimalkan perencanaan. SIGIM bekerja dengan mengkonversi informasi grafis yang dikumpulkan ke format digital melalui pembelajaran partisipatif dan latihan. Sebuah sistem yang membantu petani miskin beradaptasi dengan perubahan iklim dan mengatasi peristiwa ekstrem adalah Sistem Peringatan Dini Bencana Kelaparan oleh United States of Agency for International Development (USAID), yang terutama telah diimplementasikan di Afrika dan Amerika Latin. Sistem ini telah berhasil digunakan sejak tahun 1970-an untuk membantu petani skala kecil memprediksi hasil panen berdasarkan kaitannya dengan cuaca musiman dan pola curah hujan. Hal ini juga menjadi alat perencanaan yang penting bagi pejabat pemerintah dan komunitas internasional dalam bersiap-siap pada kondisi kekeringan dan kelaparan.135
133
UNFCCC, “Full Text of the Convention”, http://unfccc.int/essential_background/convention/background/items/1349.php.
134
Barbara Fillip, “Information and CommunicationTechnologies for Development Self-Paced Learning Materials – Module 6: ICTs and Agriculture (Notes)”, http://ictlogy.net/lo/01001/ict4d_course_barbara_fillip_at_courses.ictlogy.net.pdf. 135
Ericsson, “Mobile communications to revolutionize African weather monitoring”, press release, 18 June 2009, http://www.ericsson.com/thecompany/press/releases/2009/06/1323500.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
107
Gambar 21. Sistem Peringatan Dini Bencana Kelaparan United States of Agency for International Development
Sumber: USAID, “Agro Climatic Monitoring”, http://www.fews.net/Pages/imageryhome.aspx?map=0.
Kaitan dan kemitraan tanpa batas antara petani dan masyarakat pertanian, jasa penyuluh pertanian dan jasa kedokteran hewan, lembaga keuangan, dan penyedia TIK dalam situasi yang saling menguntungkan untuk mengurangi efek perubahan iklim terhadap masyarakat miskin adalah suatu hal yang sangat penting. Upaya pembangunan berkelanjutan semakin berfokus pada "green growth" atau “pertumbuhan hijau”. Pertumbuhan hijau adalah fokus kebijakan kawasan Asia-Pasifik yang menekankan kemajuan ekonomi lingkungan berkelanjutan yang rendah karbon dan inklusif secara pembangunan sosial.136 TIK memiliki peran penting dalam mengatasi isu-isu perubahan iklim dan pertumbuhan hijau. Penggunaan perangkat keras TIK, alat, dijalankan dengan cara yang dapat mengurangi jejak karbon137 pembangunan dan sektor pemerintah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan materi. Selain itu, dengan menggunakan "green and cool ICT" atau “TIK yang hijau dan sejuk”, 138 negara dapat mengurangi emisi karbon dari TIK, sehingga dapat berkontribusi dalam mengurangi perubahan iklim. Di Amerika Serikat, misalnya, jaringan listrik usang hanya mengkonversi sepertiga dari total energi yang dikonsumsi menjadi listrik yang berguna. Kisi-kisi cerdas adalah generasi sistem daya listrik yang menggunakan TIK dan teknologi lain untuk meningkatkan kehandalan, keamanan, dan efisiensi dari kisi-kisi listrik. Hal ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi perubahan iklim dengan menyediakan informasi lebih lanjut dan pilihan pilihan pasokan energi kepada konsumen, sehingga memungkinkan mereka untuk dapat mengelola penggunaan energi dengan lebih baik. Selain itu, kisikisi pintar dapat memungkinkan integrasi produsen listrik kecil, ingat bahwa dengan menggunakan atap panel surya, konsumen juga dapat menjadi produsen listrik, kelebihan dari produksi daya listrik tersebut dapat dijual ke kisi-kisi. 136
ESCAP, “Green Growth”, http://www.greengrowth.org.
137
Jejak karbon adalah "total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh kegiatan organisasi, acara, produk atau orang.” Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Carbon_footprint.
138
Penggunaan TIK menghasilkan tingkat emisi karbon yang relatif rendah. TIK juga memiliki potensi untuk secara eksponensial mengurangi emisi di daerah lain dengan menjadi katalis perubahan teknologi, kelembagaan, dan perilaku, serta memberikan manfaat sosio-ekonomi
108
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
TIK dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan hijau melalui digitalisasi proses (mengubah proses manual ke digital) dan dematerialisasi (menggantikan aktivitas manusia atau bahkan barang dan jasa dengan mesin elektronik). Contohnya antara lain penggunaan Internet atau telepon selular untuk perbankan dan perdagangan, dan penggunaan konferensi video untuk menghadiri suatu pertemuan atau konferensi. Dalam proses ini, penggunaan TIK dapat mengurangi pemborosan kertas dan bahan lainnya, serta mengurangi biaya dan emisi karbon. TIK, baik dalam industri maupun kegiatan, memberikan kontribusi terhadap degradasi lingkungan dan perubahan iklim. Menurut beberapa perkiraan, sektor TIK bertanggungjawab untuk 2% dari total emisi karbon global di tahun 2007, 139 Pemasangan sistem energi berat yang bergantung pada efesiensi energi, misalnya mengganti komputer personal dengan laptop dan secara ekstensif menggunakan telepon genggam sebagai alat komunikasi untuk layanan pengiriman, dapat berkontribusi positif untuk mengurangi emisi karbon dari TIK sendiri dan juga berkontribusi terhadap dematerialisasi sektor lain yang saat ini sangat bergantung pada proses manual. Telepon selular yang sederhana adalah salah satu contoh dari “TIK yang hijau dan sejuk". Sepuluh tahun lalu, sebuah panggilan tunggal dapat mengonsumsi daya sampai 10 Watts, kini panggilan yang sama hanya mengkonsumsi sekitar 1 Watt. Faktor-faktor lain seperti berat telepon telah turun, sedangkan jumlah fitur yang tersedia telah meningkat secara eksponensial. Hal ini berdampak langsung terhadap peningkatan eko-efisiensi karena menggunakan lebih sedikit bahan berbahaya.
Aksi Pemuda 9. Apa yang dapat dilakukan dengan Limbah Elektronik? Limbah elektronik adalah segala bentuk pembuangan dari komputer, telepon genggam, televisi, dan barang elektronik lainnya, termasuk juga pembuangan dan pengiriman produk ke negara lain sebagai penerima barang bekas yang tidak mengikuti standar keselamatan. Limbah elektronik muncul dan dilihat sebagai hasil negatif dari penggunaan TIK dan menimbulkan masalah yang semakin lama semakin serius. Limbah dipandang sebagai keluaran negatif yang menyertai penggunaan TIK dan menimbulkan tantangan yang semakin serius, baik di negara berkembang maupun negara maju. Menurut laporan United Nations Environment Program (UNEP), limbah elektronik dari komputer yang digunakan di India pada tahun 2020 akan mencapai tingkat 500 persen pada 2007. Dengan pertumbuhan populasi di seluruh dunia dan semakin berkembangnya TIK, masalah ini hanya akan semakin memburuk dari hari ke hari. Oleh karena itu promosi TIK kemudian harus disertai dengan rencana untuk penggunaan lanjutannya. Solusi yang paling layak untuk masalah ini adalah sistem daur ulang sederhana dengan menggunakan menggunakan kembali limbah elektronik yang dibuang. Daur ulang mengacu pada pengolahan dan pemisahan bahan yang masih baik untuk disalurkan ke bagian produksi sehingga dapat digunakan kembali dalam produk baru. Menggunakan kembali mengacu pada tindakan untuk memberikan barang-barang yang tidak diinginkan sebagai barang bekas yang masih bisa dipakai lagi berdasarkan standar kualitas dan keselamatan tertentu, yang pada dasarnya mengubah sampah menjadi barang berharga bagi orang lain. Dengan menggunakan dua strategi tersebut, dapat dibayangkan bahwa manfaat dari TIK dapat terus disebarkan dengan membuat produksi dan pembuangan TIK berada dalam siklus tertutup sehingga angka limbah elektronik menjadi mendekati nol. Untuk melihat contoh inspiratif tentang bagaimana sekelompok pemuda menggunakan kedua strategi tersebut untuk memecahkan masalah limbah elektronik, kunjungi http://genvcampaigns.org/2008/11/06/e-waste-recycling/. Sumber: Science Daily,“Hazardous E-Waste Surging in Developing Countries”, 23 Februari 2010, http://www.sciencedaily. com/releases/2010/02/100222081911.htm.
139
Preminda Fernando and Atsuko Okuda, “Green ICT: A“Cool” Factor in the Wake of Multiple Meltdowns”, ESCAP Technical Paper IDD/TP-09-10, Desember 2009, p. 16, http://www.unescap.org/idd/working%20papers/IDD_TP_09_10_of_WP_7_2_907.pdf.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
109
4.2 TIK dalam Manajemen Risiko Bencana Penggunaan TIK untuk manajemen bencana terkait erat dengan penerapan TIK dalam pengelolaan lingkungan dan, bahkan, dalam strategi pengurangan kemiskinan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya akses masyarakat miskin ke sumber keuangan dan sumber daya lainnya sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap bencana, baik gempa bumi, banjir, badai dan topan, ataupun tsunami, seperti tsunami di Samudera Hindia pada tahun 2004 yang lalu. Bencana didefinisikan sebagai "gangguan serius terhadap fungsi komunitas atau masyarakat luas yang melibatkan manusia, kerugian material, ekonomi, atau lingkungan, dan dampaknya melebihi kemampuan komunitas atau masyarakat yang menjadi korban untuk mengatasinya dengan kemampuan sendiri."140 Menurut laporan PBB, negara-negara di Asia-Pasifik lebih rentan terhadap bencana dibandingkan di negara bagian lain dunia, dengan kemungkinan penduduk daerah merasakan dampak oleh bencana alam lebih besar empat kali dibandingkan di Afrika dan 25 kali lebih rentan dibandingkan Eropa atau Amerika Utara.141 Asia-Pasifik terkenal dengan pertumbuhan ekonominya yang cepat dan keragaman budayanya yang kaya. Namun demikian, di beberapa bagian wilayah, perkembangan ekonomi dan sosial mereka terhenti atau berjalan mundur karena bencana alam. Tsunami Samudra Hindia pada tahun 2004 misalnya, menaikkan tingkat kemiskinan di Aceh dari 30 persen menjadi 50 persen.142 Perubahan iklim yang mengancam dapat memperbesar kerentanan masyarakat miskin dengan meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan bencana alam. Sekitar 40 persen bencana yang terjadi di Asia-Pasifik berkaitan dengan iklim dunia.143 Penerapan TIK dapat dibagi menjadi dua jenis penggunaan dalam manajemen bencana. Pertama, penggunaan yang terkait dengan "mengetahui risiko", termasuk meningkatkan kesadaran dengan memiliki akses ke informasi yang relevan mengenai risiko, sehingga dapat meminimalkan risiko pada waktu yang tepat. Penerapan TIK yang digunakan untuk meningkatkan manajemen informasi ini termasuk pemetaan, peramalan, pemodelan, dan pemantauan risiko dalam mendukung pengambilan keputusan. Penerapan TIK juga ini juga mencakup TIK untuk mengajar dan belajar dan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengembangkan "budaya" pengurangan risiko bencana, seperti membangun keterampilan spesifik yang diperlukan oleh seorang pengelola bencana. Yang kedua adalah penggunaan TIK yang fokus pada cara terbaik untuk "mengelola risiko" dan bencana dengan memanfaatkan TIK yang tersedia, termasuk Internet, telepon, televisi, dan radio dalam mengingatkan masyarakat terhadap bencana yang akan datang dalam mengkoordinasikan respon dan penyelamatan, dan dalam mengelola proyek dan program mitigasi. Manajemen risiko bencana adalah "proses sistematis menggunakan instruksi administrasi, organisasi, dan keterampilan operasional dan kapasitas untuk menerapkan strategi, kebijakan, dan kemampuan untuk bertahan guna mengurangi dampak yang merugikan dari kemungkinan bahaya dan bencana." 144 Hal ini terdiri dari semua bentuk kegiatan, termasuk langkah-langkah untuk menghindari atau membatasi efek yang merugikan dari bencana. Aplikasi TIK, khususnya komputer berbasis Web teknologi digital, semakin sering digunakan dalam langkah-langkah manajemen risiko bencana.
140
UNISDR, 2009 UNISDR Terminology on Disaster Risk Reduction (Geneva, United Nations, 2009), http://www.unisdr.org/we/inform/terminology. 141
ESCAP, “FirstAsia-Pacific Disaster Report Launched by ESCAP and ISDR in Icheon, Republic of Korea”, ESCAP press, 26 Oktober 2010, http://www.unescap.org/unis/press/2010/oct/g53.asp. 142
International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies,World Disasters Report 2009 (Geneva, 2009), http://www.ifrc.org/publicat/wdr2009/index.asp.
143 144
110
Ibid. UNISDR, 2009 UNISDR Terminology.
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Penggunaan TIK untuk manajemen risiko bencana bukanlah suatu hal baru. 145 Bahkan sebelum bencana terjadi, TIK berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis),146 bersama dengan data penginderaan jauh, sering mengidentifikasi daerah yang berisiko tinggi terhadap bencana, sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak bahaya. Langkah-langkah pengurangan risiko bencana meliputi: • Penzonaan daerah. • Pembongkaran atau memperkuat struktur yang tidak aman atau kurang aman. • Relokasi pemukiman berisiko dan infrastruktur penting ke daerah yang aman sambil memberikan akses terhadap utilitas dan layanan. • Meninjau dan memperbarui penggunaan tanah dan bangunan untuk mencerminkan perubahan dalam manajemen risiko. • Mengimplementasikan solusi untuk mengatasi bahaya, seperti pembangunan tanggul banjir, dinding pertahanan terhadap tanah longsor, dan dinding laut untuk menahan gelombang badai dan tsunami. Teknologi pemodelan komputer, basis data, teknologi SIG, dan penginderaan jauh membantu dalam mengumpulkan dan menganalisis sejumlah besar data, dan kemudian mengubahnya menjadi informasi risiko untuk digunakan dalam pengambilan keputusan untuk mengelola risiko bencana. Hilangnya kehidupan secara tragis setelah tsunami Samudra Hindia tahun 2004, banyak kota di sepanjang Lingkar Pasifik telah mulai menunjuk zona yang riskan terhadap bahaya tsunami dan mulai mengembangkan perencanaan rute evakuasi, dan sistem peringatan dini untuk tsunami, badai tropis, banjir, tanah longsor, dan kekeringan.
Kasus 16. Sistem Peringatan Dini Tsunami Sistem Peringatan Dini Tsunami atau Tsunami Early Warning System (TEWS) adalah upaya kolaboratif dari beberapa negara Asia Tenggara untuk mendirikan "pengaturan peringatan dini, mencakup komponen-komponen teknologi dan peringatan dari masyarakat (end-to-end), serta mengintegrasikan peringatan dini dengan kesiapsiagaan, pencegahan, mitigasi, dan tanggapan (secara komprehensif) dalam kerangka kerja bahaya yang beragam". Negara-negara yang terlibat adalah Kamboja, Cina, Laos, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Hal yang signifikan tentang TEWS adalah banyak negara-negara kecil di Asia ikut bekerja sama dalam inisiatif ini dengan sumber dana dari lembaga donor internasional, seperti Badan Pembangunan Internasional Denmark (DANIDA), UNDP, dan USAID. Pusat Kesiapan Bencana Asia atau Asia Disaster Preparedness Center (ADPC) adalah sebuah LSM yang mendukung kemajuan kemanan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan di seluruh wilayah Asia. Lembaga ini berfungsi sebagai pusat regional atau titik fokus untuk proyek tersebut. Sumber: Chanuka Wattegama, ICT for Disaster Management (Bangkok, UNDPand Incheon, UNAPCICT/ESCAP, 2007), pp. 18-20, http://www.unapcict.org/ecohub/resources/ict-for-disastermanagement.
Studi kasus di atas menunjukkan bahwa sistem peringatan bencana tidak harus spesifik untuk satu negara saja. Bencana alam seperti topan, gempa bumi, dan tsunami sering mempengaruhi beberapa negara dalam wilayah geografis yang sama. Bencana lain yang serupa adalah bencana lingkungan seperti tumpahan minyak dan kontaminasi nuklir (terutama di Pasifik Selatan), serta bencana kesehatan, seperti flu burung. Dengan demikian, kerjasama adalah kunci utama untuk menghadapi bencana tersebut dan potensi kolaboratif seperti TEWS akan semakin efektif. TIK adalah alat yang ideal dalam memungkinkan dan meningkatkan upaya-upaya kolaboratif seperti ini.
145
Lihat Asian Disaster Preparedness Center, Module 9: ICT for Disaster Risk Management, Academy of ICT Essentials for Government Leaders module series (Incheon, UN-APCICT/ESCAP, 2011), http://www.unapcict.org/academy/; and UN-APCICT/ ESCAP, ICT for Disaster Risk Reduction, ICTD Case Study 2 (Incheon, 2010), http://www.unapcict.org/ecohub/ict-for-disaster- risk-reduction-1. 146
Sistem Informasi Geografis (SIG) mengintegrasikan perangkat keras, perangkat lunak, dan data untuk menangkap, mengelola, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi geografis. SIG memungkinkan kita untuk melihat, memahami pertanyaan, menafsirkan, dan memvisualisasikan data dalam banyak cara yang mengungkapkan hubungan, pola, dan tren dalam bentuk peta, bola dunia, laporan dan grafik.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
111
Sentinel Asia 147 adalah kelompok dukungan manajemen bencana di kawasan Asia-Pasifik yang menyatukan 54 organisasi dari 22 negara dan sembilan organisasi internasional dalam "organisasi yang berpartisipasi secara sukarela dan berdasar inisiatif upaya terbaik" untuk berbagi informasi pada platform digital. Semua proses informasi dan sistem komunikasi yang ada akan diuji selama terjadi bencana. Pada saat daerah yang luas terputus dari penyelamat dan bahaya hadir mengancam sejumlah besar masyarakat, kekokohan merupakan karakteristik penting untuk Prosedur Operasi Standar, rencana kemungkinan, protokol komunikasi, dan rencana penanggulangan bencana. Untuk menyelamatkan orang-orang tersayang, untuk responden darurat di lapangan, dan untuk mengkoordinasikan upaya-upaya manajemen bencana dari jarak jauh, kecepatan dan keakuratan arus informasi dan keputusan akan berpengaruh pada keselamatan dan hidup matinya seseorang. Radio dan TV, telepon genggam dan satelit, sistem SMS, surat elektronik dan Internet, semua perangkat TIK ini memiliki peran dalam kesiapsiagaan bencana. Pada waktu krisis, dimana komunikasi tidak dapat dilakukan dengan sistem komunikasi berkabel karena rusaknya basis sistem, teknologi ini menjadi sangat berharga dan tak ternilai manfaatnya. Sebagai contoh, sistem komunikasi darurat banyak yang masih menggunakan telepon dan radio satelit, baik sebagai dukungan atau salah satu sarana untuk komunikasi dua arah, selama terjadi bencana, dimana teknologi ini biasanya akan tetap berfungsi ketika jaringan darat gagal berfungsi. Satelit juga digunakan untuk memantau dan meramalkan bencana yang akan datang. Dan ketika bencana melanda suatu daerah, seringkali citra satelit menjadi satu-satunya cara untuk melihat apa yang terjadi di lapangan. Hal-hal di bidang TIK seperti ini sangat penting untuk menyelamatkan jiwa korban bencana, yaitu dengan berkontribusi sebagai sistem peringatan dini yang efektif. Selain itu, citra satelit juga dapat diandalkan untuk perencanaan tanggapan bencana secara cepat dan tepat, serta untuk perencanaan pemulihan pasca bencana. Akhir-akhir ini Web 2.0 semakin populer untuk digunakan sebagai mekanisme koordinasi respon dan inisiatif pemulihan. Ratusan blog muncul dalam beberapa hari pertama setelah tsunami di Samudera Hindia tahun 2004. Blog ini muncul guna memberikan laporan dan situasi terkini, pencarian orang hilang, dan penggalangan dana. Tren ini telah terbukti muncul dalam setiap bencana besar sejak tsunami Samudera Hindia tahun 2004. Setelah Topan Ondoy di Filipina pada September 2009, relawan dari Filipina dan di seluruh dunia bersama-sama menyediakan, mengatur, dan menyebarkan informasi dalam jaringan, melalui situs-situs seperti Facebook, Multiply, Plurk, dan Twitter. Orang-orang beralih ke situs-situs tersebut untuk laporan dan berita terbaru tiap menitnya mengenai apa yang terjadi, kapan, apa saja yang terkena dampaknya, apa yang dibutuhkan, sumber daya apa yang tersedia, dan kemudian bantuan akan secara spontan berdatangan. Organisasi dan individu yang memiliki pengaruh akan membuat tulisan untuk meminta bantuan, sementara organisasi relawan dan individu lain memberi tanggapan dengan memberi bantuan barang atau sumber daya manusia yang dibutuhkan. Hal ini bisa terjadi karena walaupun pasokan listrik, telepon, dan air terganggu badai, Internet tidak ikut terpengaruh.148 Juga masih di Filipina, sesuatu yang dimulai sebagai sebuah inisiatif oleh seorang pengembang web lokal yang merelakan waktunya untuk membuat sebuah halaman Google Maps untuk mendokumentasikan informasi terbaru tentang banjir yang terjadi dan membutuhkan pertolongan, dengan cepat mendapatkan dukungan dari organisasi besar seperti jaringan berita GMA dan ABS-CBN dengan menampilakan peta tersebut pada masing-masing situs berita, dan didukung oleh Google yang membantu membuat halaman lebih terlihat dengan menempatkan tautan tersebut ke bawah kotak pencarian kata kunci di halaman muka Google Filipina. Insinyur perangkat lunak Google, dan staf dari dua jaringan berita bersedia bermalam di Filipina utuk meningkatkan kemampuan dan fasilitas antarmuka fasilitas. Pada saat itu, situs tersebut menjadi pusat informasi mengenai perkembangan terbaru untuk upaya pencarian dan pemberian bantuan. Inisiatif penting lainnya yang muncul dari bencana topan ini adalah Rescue InfoHub Central yang memanfaatkan lembar kerja dari Google dan Bayanihan Online yang menggabungkan info relevan dari Twitter. Kasus di Filipina ini juga telah menunjukkan suksesnya penggalangan dana yang dilakukan dalam jaringan. PhilippineAid.com dan
147
Masahiko Honzawa, “Sentinel Asia: Asia Branch Activities”, Agensi Eksplorasi Angkasa Jepang, http://unpan1.un.org/intradoc/ groups/public/documents/APCITY/UNPAN025931.pdf. 148
John Mark V.Tuazon, “Disaster Management 2.0”, Computer world Philippines, 6 October 2009, http://computerworld.com.ph/ disastermanagement-20/. Lihat juga http://newsinfo.inquirer.net/inquirerheadlines/nation/view/20090928-227233/Netizens-help-victims-via-socialnetwork-sites.
112
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Txtpower.org telah berhasil membantu meningkatkan jumlah dana yang dibutuhkan secara signifikan untuk Palang Merah Filipina.149
Aksi Pemuda 10. Ushahidi Ushahidi adalah sebuah platform sumber terbuka yang menggabungkan aplikasi yang sudah ada, seperti SMS, Twitter, dan Google Maps, untuk mengumpulkan informasi dari sumber-sumber seperti pesan teks, tulisan blog, video, panggilan telepon, dan gambar, yang kemudian dipetakan secara aktual. Hal ini dapat digunakan untuk merencanakan segala sesuatu mulai dari bencana hingga perang.Tidak seperti bentuk perangkat lunak pemetaan krisis sebelumnya, Ushahidi cukup maju untuk menggambarkan potret yang akurat tentang peristiwa-peristiwa yang ada namun tetap sangat mudah untuk digunakan dan dikembangkan. Hasil akhirnya adalah peta krisis yang memberikan gambaran aktor kegiatan kemanusiaan dan tinjauan situasi. Bahkan di negara seperti Haiti, di mana teknologi masih belum sempurna, Ushahidi menyelamatkan banyak jiwa yang tak terhitung jumlahnya. Ushahidi-Haiti didirikan dua jam setelah gempa 12 Januari oleh seorang relawan di Tufts University. Segera setelah itu, kode pendek (4636) dibuat sebagai nomor pesan teks yang masuk dan yang kemudian disebarkan melalui stasiun radio lokal dan nasional. Melalui nomor tersebut seseorang dapat mengirimkan informasi tentang apa yang dilihat atau dialami. Jika pesan itu ditindaklanjuti, misalnya: "ada orang terjebak di sebuah bangunan yang terletak di Perbatasan," maka relawan akan memetakan koordinat GPS-nya dan menyediakan informasi ini untuk tim penyelamat di lapangan. Seringkali pesan teks berada di Creole, tapi Ushahidi bekerja dengan 10.000 sukarelawan Haiti-Amerika di seluruh Amerika Serikat, yang menerjemahkan setiap pesan teks setiap 10 menit. Untuk terlibat dengan inisiatif Ushahidi ini, kunjungi http://www.ushahidi.com/get-involved. Sumber: Jessica Ramirez, “‘Ushahidi’Technology Saves Lives in Haiti and Chile”, Newsweek, 3 Maret 2010, http://www.newsweek.com/blogs/techtonic-shifts/2010/03/03/ushahidi-technology-saves-lives-in-haiti-and-chile.html.
Seseorang dapat membandingkan efektivitas produk TIK yang berbeda dan akan menemukan kelebihan dan kekurangan dalam masing-masing produk tersebut. Saat ini, ada upaya untuk menggunakan TIK dalam mengatasi masalah yang disebabkan bencana. Namun, kesuksesan penggunaan TIK ini tidak bergantung pada teknologinya, melainkan pada konteks penggunaannya, disini manusia sebagai pengguna sangat berperan dalam menentukan kegagalan atau keberhasilan dari penggunaan TIK tersebut. Sebagai upaya menuju pembangunan kapasitas untuk kesiapan negara-negara di kawasan AsiaPasifik, Dewan Oseanografi Internasional UNESCO mengeluarkan “TsunamiTeacher” 150 paket pembelajaran berbasis web untuk peningkatan kesadaran bencana, pencegahan, bantuan, dan rehabilitasi bagi orang awam maupun bagi para ahli. Selain itu masih banyak upaya-upaya menggunakan TIK lainnya untuk penanganan akibat bencana. Namun, kesuksesan penggunaan TIK ini tidak bergantung pada teknologinya, melainkan pada konteks penggunaannya, disini manusia sebagai pengguna sangat berperan dalam menentukan kegagalan atau keberhasilan dari penggunaan TIK tersebut. Agar TIK dapat digunakan secara efektif dalam manajemen risiko bencana, maka negara-negara berkembang perlu melakukan upaya untuk mengumpulkan, menggabungkan, dan menyediakan informasi yang aktual, akurat, dapat diandalkan, dan konsisten. Penggunaan TIK yang efektif tergantung pada pembentukan sistem seperti infrastruktur data nasional dan lintas perbatasan (spasial), informasi kliring rumah, standardisasi aliran informasi dan protokol, latihan dan praktik, serta pembentukan kolaborasi yang efektif antara lembaga yang terlibat dalam pengurangan risiko bencana.
149
Christine Apikul, “ICT for Disaster Risk Reduction in Asia and the Pacific:An Overview ofTrends, Practices and Lessons”, in ICT for Disaster Risk Reduction, ICTD Case Study 2 (Incheon, UN-APCICT/ESCAP, 2010), http://www.unapcict.org/ecohub/ict-for- disaster-riskreduction-1
150
Tsunami Teacher, http://ioc3.unesco.org/TsunamiTeacher/.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
113
Aksi Pemuda 11. Permainan Stop Disasters! Gambar 22. Tampilan dari halaman web Stop Disasters!
UNISDR memiliki permainan simulasi yang menarik pada website yang disebut Stop Disasters! Berpacu melawan waktu dan dengan anggaran yang terbatas, Anda akan diminta untuk mencoba untuk melindungi kehidupan dan properti dengan menggunakan pilihan pengurangan risiko yang berbeda terhadap lima skenario bencana: gempa bumi, banjir, badai, tsunami, dan kebakaran. Jika Anda siap untuk bermain, kunjungi:http://www.stopdisastersgame.org/en/playgame.html.
Rangkuman Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah diguncang oleh serangkaian bencana lingkungan, mulai dari tsunami dan gempa bumi sampai naiknya permukaan air laut dan suhu rata-rata. Banyak dari negara-negara rentan terhadap benca tersebut berada di kawasan Asia-Pasifik. Ada peningkatan kesadaran bahwa langkah-langkah proaktif harus diambil untuk meminimalkan efek dari degradasi lingkungan dan perubahan iklim. Tanpa ini, pembangunan berkelanjutan tidak dapat berlangsung. Mengingat bahwa wilayah Asia-Pasifik adalah juga salah satu wilayah dengan perkembangan tercepat dalam pengembangan dan implementasi TIK, penggunaan platform TIK untuk analisis, manajemen, berbagi informasi dan pengetahuan, serta pengambilan keputusan tidak dapat diremehkan. Sementara isu-isu biaya, akses, kapasitas konten, dukungan teknis pokok dan relevan akan menentukan keberhasilan atau kegagalan dari mekanisme ini dalam menjamin pembangunan berkelanjutan. Jelas dari pengalaman yang ada, TIK memiliki kapasitas untuk memberikan peluang besar dalam mengatasi masalah lingkungan dan perubahan iklim. Nilai TIK sebagai platform untuk berbagi informasi dan pengetahuan ini telah ditunjukkan dalam banyak contoh sukses pemanfaatan potensi teknologi.
114
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Praktik Latihan Gambarlah dua buah garis. Di kolom sebelah kiri, tulislah masalah lingkungan utama yang dihadapi negara Anda dan urutkan berdasarkan prioritas. Buatlah daftar kedua, berisi potensi bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, angin topan, banjir, tsunami, dll) yang paling rentan dihadapi negara Anda. Di sisi kolom sebelah kanan, dalam urutan prioritas, tulis solusi yang akan Anda tawarkan untuk mengatasi tantangan lingkungan dan bencana. Solusi ini bisa di tingkat komunitas nasional, regional, kota, dan ataupun individu. Setelah membuat dua daftar tersebut dan setelah membaca materi dalam tiga bagian sebelumnya, gambarkan tabel lain dengan tiga kolom. Di kolom sebelah kiri, tulislah daftar intervensi TIK untuk Pembangunan yang akan berguna sebagai solusi untuk setiap tantangan (lingkungan dan bencana) yang Anda sarankan. Di kolom tengah, cocokkan intervensi langsung TIKP dengan tantangan. Di kolom sebelah kanan, cocokkan intervensi TIKP dan tantangan dengan kelompok pemangku kepentingan yang Anda anggap harus terlibat dalam menerapkan solusi TIK untuk Pembangunan. Apa yang Anda temukan? Deangan bantuan dosen Anda, cobalah bahas berbagai tantangan dan pilihan TIK untuk Pembangunan pilihan bersama teman sekelas Anda. Sekarang sebagai hasil, keluar dengan daftar konsolidasi tantangan, intervensi TIK untuk Pembangunan dan pemangku kepentingan
Uji Kemampuan 1. Pada saat bencana, manakah keuntungan yang dimiliki TIK untuk berkomunikasi dengan dunia luar? a. sambungan telepon b. televisi c. sistem bergerak dan nirkabel d. koran dan media cetak lainnya 2. SIG adalah singkatan dari: a. Sistem Informasi Pemerintah b. Sistem Informasi Geografis c. Sistem dan Indikator Pertumbuhan d. Sistem Internal Pemerintahan 3. Green ICT merujuk kepada: a. Menggunakan sumber daya energi terbarukan untuk menyediakan tenaga listrik yang lebih efisien dan aman untuk komputer b. Menggunakan TIK yang menghasilkan tingkat emisi karbon yang relatif rendah c. Mengurangi efek berbahaya sampah elektronik dengan melakukan daur ulang d. Semua benar
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
115
4. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil akan berpengaruh dalam mengurangi efek dari: a. Gas rumah kaca b. Emisi karbon dioksida c. Perubahan iklim terhadap negara pulau kecil d. Semua benar 5. Pembangunan berkelanjutan adalah: a. Tingkat pertumbuhan yang tinggi mengurangi jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan b. Peningkatan penggunaan Green ICT c. Pola penggunaan sumber daya, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia sekaligus melestarikan lingkungan d. Di mana baik orang miskin maupun orang kaya tumbuh bersama
116
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
BAB 5. PENERAPAN TIKP DALAM TATA KELOLA DAN PERDAMAIAN Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara tata kelola dan pertumbuhan. Kaufmann dkk,151 telah menunjukkan bahwa adanya “korelasi positif antar pendapatan perkapita dan kualitas sebuah pemerintahan di seluruh dunia.” Penelitian dengan hasil yang sama juga ditemukan oleh the Asian Development Bank Institute.152 Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup rakyat miskin dan pengentasan kemiskinan, sebagian besar pemberi bantuan internasional serta negara-negara berkembang sadar mengenai pentingnya pengelolaan institusi publik demi tercapainya pemerintahan yang stabil. Ada beberapa negara yang menunjukkan hubungan kuat antara tata kelola yang baik dan peningkatan jumlah investasi, rata-rata pertumbuhan dengan performa ekonomi, penurunan angka buta huruf pada orang dewasa, penurunan angka korupsi, dan peningkatan pelayan publik. Namun, fungsi dan kemampuan yang dimiliki oleh suatu negara bukan merupakan jaminan kualitas pelayanan publik yang baik. Untuk mengartikulasikan keinginan dan aspirasi masyarakat, pemerintahan juga harus memiliki akuntabilitas dan resposifitas yang tinggi terhadap masyarakat. Bahkan bagi pemerintah, proses dan pengelolaan pemasukan negara akan menjadi mudah dengan adanya tata kelola yang baik.
5.1 e-Government dan e-Governance “e-Government” dan “e-Governance” merupakan dua istilah yang sering dipakai di berbagai diskusi mengenai penggunaan berbagai macam TIK dalam menjembatani hubungan pemerintah dengan masyarakat. Pemerintahan merupakan topik yang berkaitan dengan hubungan pemerintah dan masyarkat. Dimana pemerintah dalam aktifitas sehari-harinya berhubungan langsung dengan pelayanan publik yang ditujukan kepada masyarkat, seperti pendidikan, kesehatan, pajak, dan surat tanah. Jika pemerintah adalah aparatur resmi yang bertugas untuk mengatur sistem secara efektif, maka tata kelola adalah hasil dari pengalaman orang yang merasakannya. Penerapan e-Government dalam pemerintahan dapat membantu menciptakan pemerintahan yang lebih efektif, jika dikelola dan implementasikan dengan baik. Terkait hal tersebut, e-Governance dapat berpartisipasi pada tata kelola pemerintah jika didukung dengan prinsip-prinsip, tujuan, program, dan arsitektur yang sesuai.153 Hongkong, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura merupakan beberapa negara di kawasan AsiaPasifik yang telah menempati ranking teratas dalam indeks e-Readiness154 dan telah mengaplikasikan mekanisme e-Government yang canggih. Di negara-negara tersebut, pekerjaan pemerintah rata-rata dibantu dengan alat-alat teknologi. Modul 3 dari seri modul Academy of ICT Essentials for Government Leaders memberikan penjelasan detil mengenai cara yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Korea Selatan dalam penggunaan TIK. Modul tersebut juga menggambarkan konsep e-Government beserta elemen-elemen penting, konsep, prinsip, serta tipe-tipe pengaplikasiannya. e-Government kemudian juga dijelaskan dengan analisis mengenai sistem dan identifikasi pertimbangan desain.
151
Daniel Kaufmann and Aart Kraay, Governance and Growth: Causality which way? - Evidence for the World, in brief (Washington, D.C., World Bank Institute, 2003), p. 1, http://www.worldbank.org/wbi/governance/pdf/growthgov_synth.pdf. 152
Dilip Kumar Roy, “Governance, Competitiveness and Growth: The Challenges for Bangladesh”, ADB Institute Discussion Paper No. 53,August 2006, http://www.adbi.org/files/2006.08.dp53.governance.competitiveness.growth.bangladesh.pdf. 153
Thomas B.Riley, E-Government vs. E-Governance: Examining The Differences InAChanging Public Sector Climate, International Tracking Survey Report, No. 4 (London, Commonwealth Secretariat, 2003). 154
e-Readiness adalah kemampuan untuk menggunakan TIK dalam mengembangkan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan. Indeks e-readiness adalah sebuah alat untuk mengukur kapasitas populasi menggunakan TIK dengan melihat banyaknya individu dari masyarakat yang memiliki keterampilan yang dibutuhkan dan dengan mengidentifikasi bagaimana TIK digunakan. Lihat: http://en.wikipedia.org/wiki/Ereadiness.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
117
Gambar 23. Single-window e-Government
Sumber: NCA, e-Government di Korea (Seoul, 2002), p. 39, http://unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents/APCITY/UNPAN023903.pdf
Namun disisi lain, negara-negara yang menempati ranking bawah dalam indeks e-Readiness, seperti Pakistan dan Mongolia, hanya mengaplikasikan sedikit program e-Government. Penjelasan diatas menunjukkan bahwa sebagian besar negara di kawasan Asia-Pasifik masih berada pada tahap awal pengaplikasian e-Government dan hanya pemerintah di beberapa negara saja yang melakukan tugasnya secara terkomputerarisasi.155 Bhatnagar dalam ulasannya mengenai 20 intervensi e-Governance di Asia-Pasifik menyatakan bahwa: “Sebagian besar penerapannya lebih berfokus pada efisiensi internal, daripada efisiensi penyampaiannya. Beberapa proyek yang fokus pada layanan distribusi berbenturan dengan lisensi dan pajak yang besar. Aplikasi yang dipilih rata-rata ditujukan untuk masyarakat urban. Kebutuhan untuk masyarakat miskin terkadang terabaikan dari pelaksanaan penerapan tersebut.” India merupakan contoh negara yang telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam pemanfaatan eletronik untuk penyampaian jasa kepada masyarakat urban. Namun dalam proses pengimplematasiannya, e-Governance yang berpihak pada masyarakat miskin mengalami beberapa hambatan seperti, a. Penyampaian tujuan secara jelas kepada target, b. Memastikan penyampaian pelayanan di daerah terpencil, c. Menyeimbangkan standarisasi dan lokalisasi, d. Mendapatkan dukungan dari sektor privat dan juga membangun kerjasama dalam rangka membantu daerah, e. Mengevaluasi serta memberi nilai kinerja. Terlebih lagi kurangnya kemampuan mengenai konseptualisasi dan implementasi proyek e-Governance.”156 Penetrasi Internet yang rendah di sejumlah negara dapat dilihat dari besarnya pengiriman layanan berbasis TIK dilakukan melalui web portal dalam jaringan. Sepintas, banyak sekali portal yang menujukkan adanya trasmisi informasi satu arah dengan sedikit atau tidak adanya interaksi. Beberapa negara, selain India, telah menciptakan “service centres” atau pusat pelayanan di daerah urban, dimana operator bekerja dengan terminal komputer untuk menyampaikan layanan dalam ke klien. Di India, daerah terpencil bahkan dapat mengakses serta mengambil manfaat dari penerapan e-Government tersebut. Beberapa layanan jasa yang terkenal adalah Computer-Aided Administration of Registration Department (CARD), Bhoomi’s dalam jaringan menyampaikan dan mengelola catatan yang ada, dan proyek e-Seva untuk menyediakan layanan G2C yang terintegrasi. Contoh lainnya adalah kasus yang dilaporkan oleh State Wide Attention on Grievances by Application of Technology (SWAGAT) di Gujarat, 155
Subhash Bhatnagar, Paving the Road towards Pro-poor e-Governance: Findings and Observations from Asia-Pacific Case Studies (Bangkok, UNDP, 2006),http://www.apdip.net/projects/e-government/capblg/casestudies/Overview.pdf. 156 bid., p. 2.
118
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
India, mengenai masyarakat yang mengeluhkan mekanisme ganti rugi.
Gambar 24. Warung Internet di Sebuah Desa di Afrika
Sumber: Crystal Watley Kigoni, “Rural Internet Kiosk Documentary”, GAID, 16 November 2009, http://ungaid.ning.com/profiles/blogs/rural-Internet-kiosk.
Di Mongolia, Mongolian Taxation Authority mendokumentasikan masalah yang ada dalam memperkenalkan e-Government kepada masyarakat miskin. Masalah tersebut termasuk mengenai infrastruktur dan jaringan, bahasa serta buta huruf, kapasitas aparat pemerintah dalam mengurusi beberapa pekerjaan, menstimulasi lemahnya permintaan, perencanaan dan administrasi dari atas ke bawah, pemilihan TIK yang sesuai dan tepat, serta kurangnya efektifitas dalam mengawaasi dan evaluasi kerangka kerja (lihat kasus 17). Pengaplikasian e-Government lainnya yang terdapat di sejumlah negara di kawasan AsiaPasifik berada dalam berbagai level perencanaan dan implementasi. Contohnya Kamboja, membangun Sistem Administrasi dan Informasi Pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penduduk, tanah, registrasi kendaraan, penempatan sistem persetujuan elektronik, memperbaiki layanan administratif, dan menghasilkan pemasukan bagi pemerintah. Proyek selanjutnya adalah Sistem Administrasi dan Informasi Daerah yang dibangun untuk mengembangkan model ini di 10 provinsi dengan lebih dari 160 organisasi nasional, menyediakan aplikasi dan pos elektronik, akses Internet, dan layanan “VoIP” kepada seluruh organisasi yang telah terkoneksi.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
119
Kasus 17. Otoritas Pajak Mongolia Situs resmi Otoritas Pajak Mongolia atau Mongolian Taxation Authority (http://www.mta.mn) tidak hanya menyajikan informasi mengenai otoritas tersebut, tetapi juga menyediakan daftar panjang pelayanan-pelayanan yang dilakukan untuk masyarakat dan organisasi. Dalam situs ini juga terdapat formulir pajak yang bisa di unduh secara gratis. Masyarakat serta para pebisnis dapat mengunduh formulir tersebut, mengisinya, dan mengumpulkannya di “layanan satu titik”. Ini adalah langkah besar yang dilakukan pemerintah Mongolia dalam penggunaan TIK di administrasi pajak. Walaupun demikian tidak semua bisa mengakses situs ini, hanya mereka yang memiliki jaringan Internet saja yang bisa mengambil manfaat dari situs tersebut. Menurut survei tahun 2003, hanya 50.000 warga Mongolia yang menggunakan Internet, artinya hanya 4% dari total populasi dan sisanya masih terbelakang. Mereka dapat mengakses informasi, selain melalui Interenet, di pusat-pusat informasi. Gambar 25. Tampilan Halaman Muka Web Otoritas Pajak Mongolia
Sumber: MongolianTax Authority, http://www.mta.mn/.
Contoh lain dari peningkatan kualitas tata kelola dapat dilihat di Azerbaijan. Negara ini mendirikan sistem informasi legal atau yang disebut “AZ-LIS” dengan bantuan dari USAID. 157 Sistem ini memberikan informasi menyeluruh mengenai pengaturan dan hukum kepada publik. Pengguna dapat mengakses basis data dengan mudah dan nyaman melalui Internet atau CD-ROM. Proyek yang berada dibawah Kementrian Hukum ini berguna untuk megembangkan informasi mengenai basis data, serta menigkatkan kemampuan para personil untuk memelihara basis data tersebut. Proyek ini sangat penting karena AZ-LIS menyediakan informasi yang lengkap dan akurat sebagai syarat mencapai keberhasilan dalam sebuah pemerintahan. Akses yang nyaman dan terpercaya mengenai hukum suatu negara sangat penting dalam pembangunan bangsa. Cina dan Thailand telah mengambil langkah untuk membangun program e-Government yang dapat mempercepan pemenuhan kebutuhan kelompok rentan dan masyarakat miskin. Ide kreatif yang muncul adalah dengan menciptakan “One Tambon”. “One Tambon” atau “One Product” atau “OTOP” adalah usaha untuk mempromosikan e-Commerce di wilayah pedesaan Thailand. Namun usaha ini dapat dikatakan kurang berhasil dikarenakan tidak adanya input desain dan kurangnya fasilitas logistik untuk memasarkan barang di pasar. Walaupun keinginan akan penggunaan TIK sangatlah besar, tetapi terkadang dibutuhkan juga pengunaan teknologi lain untuk menggali potensi TIK. Penggunaan 157
Charles E. Shapiro and Kenneth A. Yates, “Establishing A Sustainable Legal Information System In Azerbaijan:A Case Study”, The Electronic Journal of Information Systems in Developing Countries, Vol. 46, No. 2 pp. 1-33 (2011), http://www.ejisdc.org.
120
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
konferensi video di Cina untuk mewawancarai pekerja migran adalah ide yang sangat inovatif, selain menghemat biaya juga tidak membuang-buang gaji para pekerja untuk transportasi. Dalam kasus ini dapat dilihat bahwa Cina menempatkan masalah sosial sebagai tolak ukur dalam menyelesaikan masalah daripada memikirkan teknologi apa yang seharusnya dipakai. Penerapan e-Government diatas merupakan penjelasan mengenai layanan G2C yang fokus pada sisi suplai yaitu untuk memperbaiki kekurangan internal dan kualitas penyediaan layanan. Disisi lain, eGovernance fokus pada permintaan. Karakteristik yang telah disebutkan diatas sangat penting untuk diperhatikan sebelum membahas lebih jauh konsep e-Governance. e-Governance fokus pada interaksi antara masyarakat dengan bisnis dalam usaha mencapai tujuan pembangunan.
5.2 T IK , K et erikatan Warga Negara, dan Akuntabilitas Sosial Pelayanan e-Governance melibatkan interaksi antara masyarakat dan proses demokrasi seperti mendengar pendapat publik, e-Voting, sistem umpan balik, registrasi pengaduan masyarakat, kampanye, serta partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan politik. Melihat aktor dan kaitan diantaranya, e-Governance menggunakan TIK untuk menciptakan kesejahteraan koneksi digital atau “a wealth of new digital connections”: • • • • •
Koneksi dalam pemerintah – memungkinkan penggabungan pemikiran Koneksi antara pemerintah dan NGO/masyarakat – memperkuat akuntabilitas Koneksi antara pemerintah dan bisnis/masyarakat – mengubah menyampaian layanan Koneksi dalam dan antar NGO – mendukung aksi pembelajaran bersama Koneksi dalam dan antar masyarakat – mengembangkan pembangunan sosial dan ekonomi 158
e-Governance, dari sisi keterlibatan masyarakat dalam pemerintahan, merupakan salah satu cara efektif dalam pemberatasan korupsi dalam masyarakat. Penggunaan teknologi dalam e-Voting berdampak signifikan dalam hasil pemilu, yang sering kali dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu. Akses publik terhadap informasi memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam isu-isu yang berkembang di masyarakat, saat sebuah isu berkembang di dunia maya maka terciptalah partisipasi masyarakat. Saat seluruh prosedur dan proses penyelenggaraan pemerintahan dapat diawasi melalui sistem dalam jaringan, seperti media, kelompok masyarakat, dan organisasi masyarakat, maka ini adalah ruang bagi mereka untuk dapat berdiskusi serta menjadi “pengawas” bagi tingkah laku pemerintah.
Kasus 18. Statewide Attention on Grievances by Application of Technology (SWAGAT), Gujarat, India SWAGAT adalah layanan online pengaduan masyarakat yang dicetuskan oleh Pemerintah Gujarat. Sebelumnya, di tahun 1998, pemerintah Gujarat telah mencoba telepon pengaduan masyarakat yang cukup berhasil dalam implementasinya. Telepon pengaduan masyarakat ini berada di setiap departemen dalam pemerintahan Gujarat di mana masyarakat dapat menelpon dan mengadukan keluhan-keluhannya. Namun sebagian besar dari telepon tersebut ditempatkan pada bagian nonfungsional suatu departemen. Cara kerja “SWAT day” adalah setiap bulan pada harihari tertentu menyampaikan keluhan masyarakat yang akan diselesaikan oleh pemerintah dalam waktu tertentu bahakan untuk beberapa kasus akan ditangani langsung oleh Menteri. Dengan basis platform TIK, SWAGAT bertujuan untuk mempercepat penyampaian informasi dan juga mengurangi biaya layanan yang sangat berbeda dibandingkan sistem manual yang membutuhkan biaya transportasi dan lain-lain.
158
Richard Heeks, “Understanding e-Governance for Development”, iGovernment Working Paper Series Paper No. 11, Institute for Development Policy and Management, University of Manchester, 2001, p. 2, http://www.sed.manchester.ac.uk/idpm/research/ publications/wp/igovernment/documents/igov_wp11.pdf.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
121
Gambar 26. Tampilan Website SWAGAT
Evaluasi mengenai keberhasilan sistem ini dapat diukur melalui kunjungan lapangan yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini juga dapat terjadi karena adanya keterlibatan dari Menteri dalam Kejuaraan Lokal. Sumber: SWAGAT, http://swagat.guj.nic.in; dan evaluasi ahli yang dilakukan oleh Staf Administratif Perguruan Tinggi India, Hyderabad.
e-Procurement e-Procurement adalah sistem otomatis yang dapat mengurangi keterlibatan manusia, tepat sasaran, transparan, efisien, dan memiliki tingkat standarisasi tinggi dalam proses pengadaan. Sistem ini tidak memerlukan interaksi langsung antara pembeli dan penjual selama pra lelang dan pasca lelang sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya korupsi dalam proses pengadaan. Untuk menjaga transparansi, seluruh dokumen pengadaan dimuat di situs tersebut dan dapat di unduh secara gratis saat masa publikasi pengadaan. Saat proses pengadaan berlangsung, e-Procurement memberikan keleluasaan pada penawar untuk mengakses informasi-informasi penting termasuk nama serta detail mengenai penyedia yang berkompetisi, harga, dan hasil evaluasi serta tindakan-tindakan yang dilakukan berkaitan dengan pemerintah. Sistem ini diterapkan di India dan Filipina untuk meningkatkan efisiensi, mencegah terjadinya korupsi, menciptakan sistem yang transparan sehingga masyarakat dapat lebih percaya terhadap proses tersebut. Melalui proses standardisasi prosedur dan akses yang baik, sistem ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menjadi “pengawas”. Hal tersebut akan meningkatkan kemampuan manajemen pemerintah terhadap proses jual-beli dan juga meningkatkan pelayanan terhadap publik.159 Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa e-Governance dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pemerintahan. Situs serta portal yang dibuat oleh pemerintah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak mereka, serta referensi mengenai pelayanan publik yang dapat mereka peroleh. Situs-situs tersebut dapat menjadi wadah diskusi atau pemungutan suara dalam jaringan bagi masyarakat sehingga akan lebih partisipatif dalam proses pembuatan kebijakan. Selain itu, dengan penggunaan situs tersebut masyarakat dapat mengadukan keluhannya dan pemerintah dapat cepat dan tanggap merespon keluhan tersebut. Semua masalah tersebut dapat diselesaikan dengan efisien dan harga yang murah. Penggunaan teknologi yang terjangkau (contohnya masyarakat telecentre), membuat pemerintah yakin bahwa e-Governance akan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang kurang mampu. 159
K. Bikshapathi, P. Rama Raju and Subhash Bhatnagar, “E-procurement in Government of Andhra Pradesh, India”, The World Bank, 30 March 2006, http://go.worldbank.org/W7W2AC3GS0; and see India’s e-procurement system, http://www.eprocurement.gov.in and the Philippines e-procurement system, http://www.philgeps.net.
122
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Sebaliknya, masyarakat juga diuntungkan dengan penggunaan e-Governance tersebut. Mereka dapat berinteraksi dengan tokoh masyarakat dan pejabat teras, menyampaikan masalah ke pihak berwenang, mendapatkan respon yang cepat akan keluhan mereka, dan bahkan dapat membuat surat laporan kependudukan dan audit sosial lainnya yang dapat mengukur seberapa efektif dan efisien kerja pemerintah. Pemerintahan yang stabil, efektif, dan efisien, serta keterlibatan aktif masyarakat dapat menciptakan atmosfir yang baik, sehingga bukan hal yang mustahil negara tersebut akan mencapai tujuan TPM dan target negaranya secara efektif.
5.3 TIK dan Perdamaian160 Salah satu wajah penting dalam era digital ini adalah penggunaan TIK dalam membentuk masyarakat digital atau yang biasa disebut dengan “netizens”. Upaya ini diilhami oleh adanya perbedaan budaya yang ada dan sering menimbulkan konflik antar negara atau kelompok, sehingga media baru ini dipakai sebagai wadah kolaborasi komunitas dalam ataupun lintas negara. Tahun 2011, The Arab Spring mengartikan netizen sebagai kemampuan mengekspresikan diri atas penguasa negara.161 Hal tersebut bukan merupakan akibat dari adanya TIK, namun penggunaan TIK dalam kasus tertentu akan membuat TIK lebih efektif digunakan melalu Internet untuk menarik dukungan masyarakat. Abad ini merupakan abad informasi dan ilmu pengetahuan. Beberapa kelompok menggunakan kecanggihan teknologi untuk teror dan konflik162 sehingga penting bagi kita untuk menggunakan TIK sebagai “senjata” guna melawan serangan tersebut. Sebagai contoh, penggunaan TIK untuk kemanusiaan, membina perdamaian, dan perlawanan terhadap kekerasan. TIK untuk perdamaian 163 merupakan sprektrum baru dalam keterlibatan TIK dan dapat didefinisikan secara luas. Program ini termasuk berbagai macam aktivitas yang berkaian dengan konflik senjata, pencegahan dan manajemen konflik, operasi perdamaian, bantuan kemanusian, serta pembangunan perdamaian dan rekonstruksi pasca perang. Berkaca pada penggunaan TIK bagi perdamaian, inisiatif secara global untuk menciptakan ide mengenai penggunaanya terhadap perdamaian dan isu yang berkaitan dengan konflik terus bermunculan. Hal ini mencakup masa pra-konflik, seperti sistem peringatan dini dan operasi lapangan untuk menjaga perdamaian, dan aktivitas pasca-konflik, yaitu rekonstruksi dan konsensus. Walaupun masyarakat selalu menjadi obyek utama dalam menganalisis informasi data yang berkaitan dengan upaya perdamaian, namun TIK juga dapat membangun sistem peringatan dini. Penggunaan ini telah meningkatkan kuliatas peringatan dini, serta menyediakan informasi setiap waktu. ReliefWeb 164 merupakan salah satu program dari United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) yang berkaitan dengan berbagai macam informasi mengenai kemanusiaan. Situs ini menyediakan jasa “Web Feed” untuk menyampaikan konten kepada partner dan para pengguna situs. Mereka dapat membuat profil dengan sandi untuk menjaga berkas yang mereka miliki. ReliefWeb juga mengunggah 150 peta dan dokumen dari 2000 sumber dan juga memiliki kantor di 3 zona waktu untuk memastikan berita yang mereka rilis adalah berita terkini.
160
Bagian ini digambarkan dari publikasi: Daniel Stauffacher et al., Information and Communication Technology for Peace: The Role of ICT in Preventing, Responding to and Recovering from Conflict (NewYork, United Nations ICT Task Force, 2005), http://www.unapcict.org/ecohub/resources/information-and-communication-technology-for-peace-the-role-of-ict-in-preventing- responding-toand-recovering-from-conflict.
161
Rohan Samarajiva, “ICTs & theArab Spring”, LIRNE asia, presentation made in Colombo on 3 May 2011, http://lirneasia.net/wpcontent/uploads/2011/05/SLPI_May11.pdf.
162
Terdapat bukti yang cukup di domain publik yang menunjukkan bahwa TIK, khususnya GPS dan telepon genggam, digunakan secara luas selama serangan terror di Mumbai pada November 2008. 163 164
Untuk informasi lebih lanjut lihat website ICT for Peace Foundations di http://ict4peace.org. OCHA, “ReliefWeb”, http://www.reliefweb.int.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
123
Gambar 27. Tampilan Halaman Situs Relief Web
Sumber: Relief Web, http://reliefweb.int/.
OCHA juga mengurusi the Integrated Regional Information Network (IRIN),165 stasiun berita independen yang melaporkan kejadian-kejadian mengenai krisis kemanusian. IRIN menyampaikan berita terkini dihampir 70 negara. Berita-berita ini bersumber juga sekaligus ditujukan kepada berbagai agensi PBB, NGO dan organisasi internasional, otoritas negara, pemberi bantuan, organisasi yang berkaitan dengan HAM, partai politik, institusi regional, pemuka agama, akademisi, pebisnis, dan tentunya media. Ide mengenai TIK untuk sistem peringatan dini tidak hanya dipakai oleh PBB, Alernet166 salah satu contohnya. Alernet merupakan salah satu proyek dari Reuters Foundation yang berfokus pada perkembangan masalah kemanusiaan dan peringatan dini untuk keadaan darurat, baik sekarang maupun masa depan. Banyak pihak yang terlibat dalam upaya menjaga perdamaian selama konflik berlangsung. Konflik besar seperti konflik Afganistan merupakan salah satu konflik yang melibatkan banyak NGO. Namun, perlu diperhatikan bagi para pihak untuk mengkoordinasikan untuk mempersempit jarak antar pihak dan tidak mengulangi bantuan yang telah dibuat sebelumnya oleh pihak lain. Pengaturan operasi saat konflik merupakan hal yang sangat kompleks karena menyangkut masalah militer-sipil dan juga pengaturan mengenai perbedaan arah dan mandat antar tiap organisasi. Masalah yang rumit ini membutuhkan TIK. Era modern saat ini membuat operasi kemanusian tidak bisa dilepaskan dari penggunaan teknologi. Saat suatu konflik berhasil diredakan, maka perhatian akan teralih pada proses rekonstruksi pasca konflik. Tanpa adanya rasa aman, maka proses rekonsiliasi, proses hukum, pemerintahan, pelayanan terhadap masyarakat, dan aktivitas ekonomi akan terhambat. Rekonstruksi fisik atau infrastruktur harus berjalan beriringan dengan rekonstruksi dan rekonsiliasi sosial, yang apabila tidak ditangani segera, maka akan menciptakan konflik baru. Informasi yang dapat dipercaya akan membantu proses rekonsiliasi dan rekonstruksi untuk menghindari jebakan-jebakan konflik baru. Rekonstruksi pasca konflik merupakan tantangan bagi komunitas internasional, terutama jika menyangkut kewajiban pembangunan nasional, seperti yang terjadi di Timor Leste. PBB dan Dewan Keamanan ikut terjun langsung dalam masalah ini dengan memberikan mandat khusus. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Dewan Keamanan mengambil alih seluruh urusan negara dari mulai eksekutif, legislatif, yudikatif, dan bahkan militer serta menunjuk administrator untuk menjalankan pembangkit listrik, radio, televisi, dan koran PBB. TIK memiliki peran penting dalam proses rekonstruksi pasca-konflik, walaupun memiliki potensi untuk mudah disadap. Contohnya, komunikasi yang efektif dapat menyebarluaskan istilah genjatan senjata antar pihak bertikai maupun penduduk setempat, memperjelas keadaan yang terjadi, memberikan bantuan dan dukungan, menyadarkan masyarakat akan pentingnya pengadilan kejahatan perang atau 165 166
124
IRIN, http://www.irinnews.org. Thomson Reuters Foundation, “Alertnet”, http://www.trust.org/alertnet/.
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
komisi kebenaran, meningkatkan pemahaman umum dalam proses pembuatan aturan atau hukum. TIK juga merupakan salah satu fokus dalam masa rekonstruksi karena TIK sangat berguna bagi pengaturan suatu negara modern. Setelah TIK digunakan dalam rekonstruksi pasca-konflik dengan jangka waktu singkat, perlu diperhatikan bahwa TIK tetap memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan dan pengembangan dunia. TIK berbasis informasi dapat mendukung proses rekonsiliasi dengan berbagai cara, seperti mempengaruhi pemimpin politik, bertukar pikiran, serta berdialog dengan tokoh masyarakat dan kelompok. Dengan demikian, TIK merupakan wadah bagi masyarakat untuk berdialog dan diskusi yang dapat membantu proses perdamaian. TIK tidak ditujukan untuk memperjelas perbedaan antar kelompok yang dapat menimbulkan konflik dikemudian hari.
Aksi Pemuda 12. Harian yang Terlupakan Harian yang Terlupakan atau Forgotten Diaries adalah platform dalam jaringan yang dikembangkan untuk mengumpulkan para pemuda dari berbagai daerah konflik yang “terlupakan” atau tidak tersentuh media guna berbagi pengalaman dan membangun proyek untuk daerahnya. Situs ini terdiri dari para blogger muda dari 10 area konflik yang tidak tersentuh oleh media massa untuk menceritakan pengalamannya kepada dunia melauli blog ini. Harian yang Terlupakan berupaya untuk meberdayakan para pemuda tersebut dengan menyediakan pelatihan dalam jaringan dan memberikan bantuan dana untuk pengembangan komunitas, pembinaan perdamaian, serta proyek pembangunan di daerahnya. Untuk informasi lebih detil lihat: http://www.forgottendiaries. org/en/get-involved/.
Poin Penting •
Tugas utama pemerintah adalah bertanggungjawab, memerintah, dan mengatur negara, banyak cara dan sektor yang berkaitan dengan pelayan publik dimana pemerintah dapat ikut terlibat dalam penggunaan TIK untuk pembangunan.
•
Hal tersebut termasuk pencegahan risiko bencana, perubahan iklim, peningkatan pelayanan publik melalui e-Government, pelestarian warisan budaya dan multikulturalisme, dan promosi perdamaian dunia.
•
Usaha untuk mendekatkan diri dengan masyarakat dilakukan pemerintah melalui pembuatan situs dan jejaring sosial yang meyediakan pelayanan masyarakat, contohnya SIG untuk perlindungan lingkungan dan pengurangan risiko bencana.
•
Dalam situasi bencana, TIK memiliki peran penting, seperti peringatan akan adanya bencana, mitigasi, proses rehabilitasi.
•
Sebagai pengatur sistem informasi bagi pemerintah, TIK telah memberikan manfaat seperti penanggulan korupsi, peningkatan kualitas pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas dalam kinerja pemerintah.
Rangkuman Bab ini menjelaskan mengenai penerapan TIK dalam berbagai sektor pembangunan dengan memberikan contoh melalui kasus-kasus tertentu. Bab ini juga menghadirkan berbagai macam contoh kasus di kawasan Asia-Pasifik secara menyeluruh. Di setiap penerapannya, TIK memiliki keunikan untuk memiliki potensi untuk lebih berkembang. Dari beberapa kasus yang telah dibahas sebelumnya, dapat dilihat bahwa pemerintah dapat memanfaatkan TIK untuk menyebarkan program-program pembangunan yang mereka miliki dalam rangka mengakselerasi kemajuan negara. TIK juga dapat digunakan untuk memenuhi pelayanan publik, memfasilitasi proses perencanaan yang kompleks, koordinasi antar sektor, menyebarkan informasi, PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
125
menjangkau, dan memantau program-program penting.
Latihan Praktis Bukalah website nasional di negara Anda dan evaluasi: 1. 2. 3.
4. 5.
Apakah semua kementrian dan departemen memiliki websitenya masing-masing. Pilih salah satu departemen dan buatlah daftar pelayanan publik yang disediakan oleh departemen tersebut. Nilailah layanan tersebut dalam konteks a. Ketersediaan informasi yang dibutuhkan b. Kemudahan penggunaan c. Interaktivitas situs d. Fitur-fitur lainnya (menu drop down, bagian FAQ, keterbukaan terhadap publik, dan lain-lain) Buatlah daftar fitur tambahan yang ingin Anda masukkan. Buatlah daftar dari semua konten dan fitur yang dapat Anda masukkan ke dalam “cerita digital” mengenai kekayaan budaya desa, kota, dan negara Anda.
Uji Kemampuan 1.
Penggunaan TIK dalam e-Procurement: a. Meningkatkan tindak korupsi dalam perdagangan b. Mengurangi tindak korupsi dan promosi transparansi c. Tidak ada gunanya karena perdagangan sesungguhnya sudah berjalan dengan baik d. Semua salah
2.
Penggunaan TIK dalam e-Government menciptakan: a. Peningkatan pelayanan publik b. Peningkatan permintaan masyarakat terhadap pemerintah c. B aikn ya performa m eningktakan pembangunan yang ba ik d. Semua salah
3.
“Netizens” adalah: a. Masyarakat yang menggunakan Internet untuk menyampaikan opininya terhadap suatu isu b. Masyarakat digital c. Masyarakat yang membangun sebuah jaringan d. Semua salah
4.
Pilihlah salah satu yang bukan program TIK untuk perdamaian a. Sistem peringatan dini b. Drones c. ReliefWeb d. OCHA
5.
126
Perbedaan antara e-Government dan e-Governance adalah: a. e-Government menggunakan TIK dalam pelayanannya sedangkan e-Governance tidak b. e-Government adalah proses, e-Governance adalah hasil c. a dan b benar d. Semuanya salah
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
BAB 6. PENERAPAN TIKP DALAM KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA Sepanjang sejarah manusia, masyarakat telah menunjukkan kepeduliannya akan pelestarian dan promosi budaya, monumen, dan dokumen sejarah. Namun sekarang, masyarakat juga sangat peduli dengan bagaimana kecanggihan media dan teknologi berdampak pada budaya. Penggunaan TIK secara mudah dapat mengubah dan menghilangkan persepsi akan adanya perbedaan budaya di sekitar kita. Beberapa abad terakhir, proses liberalisasi yang terjadi di tengah masyarakat menimbulkan pertanyaan akan pentingnya nilai-nilai yang telah diubah menjadi nilai individualisme yang diajarkan secara turun-temurun. Implikasi dari proses liberalisme yang paling nyata adalah aliran informasi dan pengetahuan yang menyebar dari negara maju ke negara berkembang. Many Voice One World melaporkan bahwa kesenjangan mengenai informasi dan pengetahuan antara negara maju dan negara berkembang menjadi topik hangat yang diperbincangkan dalam UNESCO.167 Laporan ini menyebutkan bahwa distribusi informasi dan produk budaya dikuasai oleh media yang secara ekonomi sangat kuat. Laporan ini juga mengajak negara-negara di selatan untuk bekerjasama membangun gerakan media non-blok. Walaupun kecanggihan TIK telah memberikan kesenjangan hubungan antar manusia, namun dunia tetap memfokuskan dirinya terhadap pelestarian kebudayaan. Dalam pertemuan WSIS, negara-negara Asia-Pasifik mengajukan topik ini untuk dibahas. Dalam Deklarasi Tokyo,168 negara-negara Asia-Pasifik mengemukakan kepada WSIS bahwa Asia-Pasifik memiliki keanekaragaman budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Komite dan Agenda WSIS merespon isu tersebut dengan menyatakan bahwa “Di era evolusi Masyarakat Informasi, perhatian harus diberikan kepada penduduk asli atau pedalaman dalam rangka menjaga dan melestarikan budaya peninggalan mereka.169 Apabila TIK dapat menciptakan kesenjangan dalam penyampaian informasi dan pengetahuan, maka TIK sebaliknya juga dapat digunakan sebagai alat pelestarian budaya. Contoh, pelestarian karya-karya arsitektur, lukisan, pahat sangat mungkin untuk mempunyai salinan digital. Pelestarian arsip tradisional secara analog membutuhkan berlembar-lembar kertas, serta penelitian dan dokumen-dokumen penting yang memiliki foto, rekaman audio, video sangat mudah hilang dan rusak.
6.1 TIK dan Pelestarian Keragaman Budaya Perencanaan secara matang mengenai penggunaan TIK dalam pelestarian budaya meliputi:
Digitalisasi: Mengubah dan mendokumentasikan sumber-sumber budaya ke bentuk digital dan kreasi produk digital, seperti video, animasi, tutorial, buklet, situs interaktif yang menampilkan informasi mengenai sejarah dan budaya. Distribusi: Penggunaan teknologi terbaru dan ekspresi budaya kontemporer, meliputi aplikasi Web 2.0, untuk mempromosikan budaya ke seluruh dunia
Banyak keuntungan yang didapat dari digitalisasi. Digitalisasi memungkinkan kita untuk mengakses bermacam-macam hasil budaya, seperti foto, video, dan manuskrip, dengan mudah dan cepat dari seluruh penjuru negara melalui World Wide Web. Bahkan dokumen rahasia, barang-barang arkeolog, dan artefak-artefak menjadi mudah diakses dan dilihat oleh pengguna Internet dalam waktu yang sama. Barang digital berfungsi menggantikan benda budaya yang asli dan digitalisasi dapat membantu pelestarian budaya dengan mengurangi jumlah orang yang menyentuh dan merusak dokumen aslinya. Bahkan, salinan digital juga dapat dijadikan arsip apabila terjadi bencana, seperti banjir dan kebakaran, yang menyebabkan hilang atau rusaknya dokumen asli. Keuntungan lain yang didapat dari digitalisasi 167
Komisi Internasional untuk Studi Masalah Komunikasi, Many Voices, One World: Communication and Society, Today and Tomorrow towards a New More Just and More Efficient World Information and Communication Order (Paris, UNESCO, 1980), http://unesdoc.unesco.org/images/0004/000400/040066eb.pdf. 168
Konferensi Dunia pada Konferensi Regional untuk Masyarakat Informasi, “TheTokyo Declaration:The Asia-Pacific Perspective to the WSIS”, http://www.unescap.org/idd/documents/tokyo_declaration.pdf. 169
Konferensi Dunia untuk Masyarakat Informasi, Komitmen tunisia, WSIS-05/TUNIS/DOC/7-E, 18 November 2005, http://www.itu.int/wsis/docs2/tunis/off/7.html.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
127
adalah rendahnya ongkos distribusi data dan juga biaya yang dibutuhkan penimpanan salinan digital jauh lebih rendah, sekitar 80 persen.170 Melalui penggunaan teknologi digital, topik mengenai sejarah budaya telah berubah menjadi proses penciptaan ulang dan pemahaman mengenai kehidupan masa lalu. Menyatukan pengelolaan warisan budaya, museologi, sejarah, dan arkeologi dengan kekuatan baru, yaitu teknologi digital, mempermudah suatu negara untuk melestarikan, menjaga, serta mempromosikan budayanya sebagai sasaran pariwisata yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasana AsiaPasifik. Bhutan adalah salah satu negara yang menjadikan pelestarian budaya sebagai bagian dari kebijakan pembangunan negaranya melalui komitmennya akan GNH. 171 Bhutan merupakan anggota dari the Annual Bibliography of Indian Archaeology (ABIA) yaitu jaringan global para akademisi yang bekerjasama mengenai basis data bibliografi beranotasi untuk dipublikasikan ke Bidang Seni dan Arkeologi wilayah Tenggara dan Selatan. Data-data yang ada tersebut dapat diakses dalam jaringan dan gratis.172 Usaha pelestarian budaya yang telah diambil alih oleh negara nampak pada beberapa negara di kawasan Asia-Pasifik. Salah satunya adalah Mabbim, yang merupakan persatuan bahasa melayu seAsia Tenggara, yang bertujuan untuk membuat situs resmi berbahasa melayu yang dipublikasikan dalam jaringan berisikan ensiklopedia ras Melayu. Bahasa Tamil yang mulai berkembang meluncurkan situs bahasa Tamil yang juga diikuti dengan situs bahasa Mandarin di Singapura. Situs yang berisi bahasa lokal tiap negara juga telah diluncurkan dibeberapa negara berkembang sepeti Marathi. Belasan situs juga mempromosikan musik lokal negaranya seperti India, Brazil, dan Afrika Selatan.173 Kasus 19. centerNet centerNet merupakan pusat jaringan internasional mengenai kemanusiaan dijital dimana dokumen dalam bentuk dijital disimpan. Sejak didirikan pada tahun 2001, centerNet telah memiliki 200 anggota dari 100 pusat di 19 negara. Di kawasan Asia, patner jaringan ini meliputi Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.
Gambar 28. Tampilan Halaman Muka Situs centerNet
Di Taiwan, Dharma Drum Buddhist College’s Hopkins Tibetan Treasures Research Archive merupakan wadah bagi sumber-sumber dijital yang memuat lebih dari 3000 sejarah lisan dari akademisi dan budaya dari Budha Tibetan. Selain itu juga ribuan jam kuliah mengenai Budha Tibetan juga digunakan untuk melatih para biksu.
170
Fe Angela M. Verzosa, “Digital Initiatives in Archival Preservation”, makalah yang dipresentasikan pada Konferensi Internasional dalam Tantangan Melestarikan dan Mengelola Sumber Daya Warisan Budaya, Quezon City, the Philippines, 19-21 October 2005, http:// paarl.wikispaces.com/file/view/Digital_Initiatives_in_Archival_Preservation.pdf. 171
Lihat Kasus 1.
172
Untuk lebih detil, lihat Ramesh C. Gaur, “Digitization and Digital Preservation of Indian Cultural Heritage: Multimedia Digital Library Initiatives at IGNCA, New Delhi”, slide presentasi, http://www.ignca.nic.in/PDF_data/kn_digital001_pdf_data/T4d_Digital_Preservation.pdf; and the ABIA Project, http://www.abia.net. 173
Madanmohan Rao, “Nature of the Information Society: A Developing World Perspective”, paper untuk Visi ITU dalam Proyek Masyarakat Informasi (n.d.), pp. 7-8, http://www.itu.int/osg/spu/visions/papers/developingpaper.pdf.
128
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Gambar 29. Tampilan Halaman Muka Situs Dharma Drum Buddhist College
Sumber: centerNet, http://digitalhumanities.org/centernet/centers; and Dharma Drum Buddhist College, http://haa.ddbc. edu.tw/index.php.
Aplikasi Web 2.0 memberikan kesempatan dan kemudahan untuk melestarikan dan menjaga budaya. Misalnya, blog dan tweet (di situs blog atau twitter) mengenai pengalaman wisata ke berbagai negara akan membantu para wisatawan untuk memilih tujuan wisata serta mengenal budaya daerah setempat melalui “orang kedua dan pengalaman mereka”. Sebelumnya, pengetahuan manusia mengenai budaya ditentukan dengan pengalaman yang mereka alami sendiri atau melalui berita dari koran dan televisi. Namun adanya Web 2.0 dapat memberikan pengetahuan lebih dan juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam media dengan konsep user-generated content (konten yang dibuat pengguna).
Terdapat 6 area dimana TIK dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan promosi budaya kepada masyarakat dan profesional. Area tersebut meliputi: 1. Akses intelektual dan fisik 2. Dokumentasi dan rekaman situs 3. Konteks multi interprestasi 4. Pemelihaan Keaslian 5. Menyeimbangkan pengunjung dengan konservasi 6. Memfasilitasi partisipasi publik174 Terdapat bermacam-macam pilihan perangkat lunak untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Namun, pemilihan perangkat lunak harus disesuaikan dengan tujuan dari proyek pelestarian kebudayaan tersebut, tipe media yang dipakai (gambar, suara, dan video), berapa banyak informasi yang harus dikumpulkan, persediaan data terbaru, jumlah bahan yang akan dibuat dalam salinan digital, biaya dan jangkauan, keamanan data, serta penyebaran data.
6.2 TIK dan Pariwisata Daerah Penggunaan TIK dalam rangka mempromosikan pariwisata daerah juga merupakan salah satu cara untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal. Selain itu, promosi ini dapat membantu kehidupan ekonomi masyarakat lokal. Ekstensif dan intensif mengenai pariwisata lokal juga dapat dipromosikan melalui penerapan TIK. Dengan penggunaan TIK, daerah yang selama ini 174
Halina Gottlieb, ed., Basic Guidelines for Cultural Heritage Professionals in the Use of Information Technologies: How can ICT support cultural heritage? (Tamara Brizard, Willem Derde, Neil Silberman &The Interactive InstituteAB, 2007), http://www.enamecenter.org/files/documents/Know-how%20book%20on%20Cultural%20Heritage%20and%20ICT.pdf.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
129
terpinggirkan dapat menjadi lahan aktifitas ekonomi dan dapat menerima keuntung seperti agrobisnis dan juga pembangunan daerah. Selain itu para petani juga dapat menerima berkah dari pembukaan pariwisata tersebut.
Aksi Pemuda 13. Ceritakan Kisahmu Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam pidato pembukaannya saat peluncuran Heritage Fest pada tahun 2011 menyatakan bahwa: “Rumah adalah tempat yang penuh kenangan, dimana seseorang menghabiskan pengalaman dan memunculkan rasa kepemilikan dari mana seseorang berasal, mengapa kita berada disini adalah karena rumah sangat berarti bagi kita. Kita akan menceritakan kisah tentang tempat tinggal kita ke generasi penerus kita. Kita akan berhubungan dengan satu sama lain, dengan dengan kakek nenek dan masa lalu kita, serta dengan anak cucu kita kelak.” “Wow! Persis seperti yang saya pikirkan. Benar itu yang kita lakukan. Itulah yang dimaksud dengan cerita dijital. Hal seperti itulah yang ingin kita bawa ke masyarakat, sekolah, individu, ke negara Singapura. Kita ingin melihat, bercerita akan menjadi sebuah gerakan. Disini saya tidak memaksudkan dongeng “pada suatu hari”, tapi semua hal tentang kehidupan dan kenangan yang membentuk cerita jalan hidup kita, dan kenangan bersama yang membuat kita bersatu menjadi keluarga dan masyarakat.” Dokumen ini diambil dari tulisan blog milik Aurelia pada 19 Juli 2011 dalam situs Cerita Dijital Asia. Cerita Dijital Asia adalah suatu komunitas sosial milik Singapura yang bertujuan untuk membangun kesadaran akan pentingnya Gergerakan Cerita Dijital di Singapura dan sekitarnya. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi situs:http://digitalstorytellingasia.com.
Keuntungan ini dapat diperoleh melalui pembukaan pasar baru yang menjual hasil pertanian daerah tersebut. Aktivitas pariwisata daerah rural ini juga ditujukan untuk pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Gambar 30. Pusat Kota yang Dilestarikan Cina
Sumber: Katharine Sierra, “Leveraging Cultural Heritage Assets for Local Economic Development”, presentasi Bank Dunia, 2009, http://siteresources.worldbank.org/INTCHD/Resources/4300631250192845352/LeveragingCHAssetsforLED_KSAnnualMeetOct12009.pdf.
e-Tourism di daerah merupakan bisnis individual atau bisnis kecil yang kemungkinan tidak begitu menarik perhatian karena sangat berbeda dengan bisnis pariwisata lain yang biasanya dipromosikan secara luas. Untuk membuat situs ini diperlukan kreasi produk digital seperti blog, audio visual, dan cerita digital yang membutuhkan biaya. Namun ini semua ditujukan untuk mempromosikan warisan-
130
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
warisan budaya yang belum tersentuh seperti kastil dan rumah, desa. Sedangkan monumen bersejarah, galeri, museum, drama, dan objek pariwisata lainnya biasanya sedang direnovasi atau telah rusak. Dengan pemesanan akomodasi melalui Internet, maka para wisatawan dapat melihat dan memilih lokasi yang ingin dikunjungi melalui foto digital dan ini akan berimplikasi baik bagi daerah wisata karena dapat mengurangi terjadinya kerusakan pada daerah dan barang-barang sejarah. Tambahan fitur seperti suara dan lampu pada pertunjukan budaya dan sejarah lokal merupakan cara untuk mempromosikan budaya bangsa. Salah satu hasil riset, yaitu penggunaan telecentre di Bario, Sarawak, Malaysia, 175 yang menggunakan teknologi telecentre pada daerah terpencil untuk menyatukan pariwisata dan pembangunan ekonomi daerah. Hasilnya adalah meningkatnya para wisatawan yang berkunjung ke Bario. Penelitian ini juga menunjukkan dimensi penting penggunaan TIK yang dapat membuat wisatawan merasa senang. Diketahui bahwa sebagian besar dari wisatawan mengetahui Bario melalui situs Internet.176 Rangkuman Pemerintah maupun komunitas kecil dapat menggunakan TIK untuk mencapai tujuan dan kebutuhannya masing-masing. Negara-negara yang sangat mengkhawatirkan kelestarian budayanya dapat menggunakan kecanggihan TIK untuk: melakukan digitalisasi terhadap manuskrip dan dokumen bersejarah, menciptakan cerita digital mengenai warisan budayanya, serta merekam pidato pemimpin agama maupun negaranya. Menyimpan dan memuat sumber-sumber budaya dengan cara digital akan mencegah kerusakan pada barang aslinya, dapat menyebarkan kebudayaan mereka melalui situs, dan sistem offline yang dapat mempromosikan budaya dan identitas nasionalnya, karena budaya membuat Anda dilihat seperti Anda ingin dilihat. Suatu komunitas dapat membangun warisan budayanya sendiri melalu sistem web dan mempromosikannya sebagai tujuan wisata. Disisi lain, mereka juga dapat meningkatkan ekonomi daerahnya melalui peningkatan lapangan kerja dan penyediaan layanan yang berkualitas.
Latihan Praktis Bukalah mesin pencari apa pun di Internet dan cari informasi mengenai masyarakat lokal Anda 1. 2. 3.
Tulislah fitur-fitur apa saja yang diberikan oleh situs tersebut Tulislah fitur-fitur apa saja yang ingin Anda tambahkan untuk memperbaiki situs tersebut. Buatlah bahan-bahan yang ingin Anda buat untuk e-Tourism komunitas daerah Anda. Sertakan informasi yang ingin Anda isi dalam situs tersebut.
175
Roger Harris, “Tourism in Bario, Sarawak, Malaysia: A Case Sty of Pro-Poor Community Based Tourism Integrated into Community Development”, Asian Encounters, 25 November 2010, http://asianencounters.spruz.com/pt/Tourism-in-Bario- Sarawak-Malaysia-A-CaseStudy-of-Pro-Poor-Community-Based-Tourism-Integrated-into-Community-Development/blog.htm. 176
A.A. Mohammed, et. al., “ICTs and Tourists’ Satisfaction: A Test on a Rural Tourist Destination”, e-Review of Tourism Research, Vol. 8, No. 5 (2010), pp. 123-135.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
131
Uji Kemampuan 1 Implikasi jangka panjang dari membuat situs komunitas lokal adalah: a. Meningkatkan kekayaan komunitas dan membantu pariwisata daerah dengan mempromosikan warisan budayanya. b. Memberikan lapangan kerja dan pemasukan bagi komunitas lokal c. Menyediakan layanan masyarakat yang berkualitas dan peduli d. Semua benar e. Semua salah 2. Cerita digital dalam situs komunitas memberikan: a. b. c. d. e.
Beraneka ragam tur ke pinggiran kota Menghadirkan manfaat dari berwisata Informasi mengenai warisan budaya setempat Semua Benar Semua Salah
3. Deklarasi Tokyo memberikan perhatian khusus pada: a. Kerusakan alam dan perubahan iklim b. Pengelolaan strategis pada bencana tsunami c. Keanekaragaman budaya di kawasan Asia-Pasifik d. Cara untuk menyelesaikan krisis ekonomi 2008 4. e-Tourism daerah merupakan a. Upaya yang dilakukan oleh suatu negara b. Usaha dari komunitas lokal c. Usaha untuk mengupayakan keterlibatan masyarakat terhadap pariwisata lokal d. Usaha untuk menjaga budaya lokal dari budaya asing 5. Aplikasi Web 2.0 adalah: a. Tidak berkaitan dengan e-tourism daerah b. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat bergabung didalamnya c. Meningkatkan kualitas pariwisata dengan melakukan interaksi lewat aplikasi tersebut d. Semua salah
132
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Referensi dan Bacaan Lebih Lanjut Bhatnagar, Subhash. Paving the Road towards Pro-poor e-Governance: Findings and Observations from Asia-Pacific Case Studies. Bangkok: UNDP, 2006. http://www.apdip.net/ projects/eGovernment/capblg/casestudies/Overview.pdf. Dighe, Anita, dan Usha Rani Vyasulu Reddi. Women’s Literacy and Information and Communication Technologies: Lessons that Experience has Taught Us. New Delhi: Commonwealth Educational Media Centre for Asia, 2006. http://www.cemca.org/ CEMCA_Wom ens_Literacy.pdf. Grimshaw, David J., dan Shalini Kala, eds. Strengthening Rural Livelihoods: The impact of information and communication technologies in Asia. Ottawa: IDRC,2011. http://idlbnc.idrc.ca/dspace/bitstream/10625/45947/1/132419.pdf. Huyer, Sophia, dan Swati Mitter. ICTs, Globalization and Poverty Reduction: Gender Dimensions of the Knowledge Society. 2005. http://unpan1.un.org/intradoc/groups/ public/documents/unpan/unpan037351.pdf. Meleisea, Ellie, ed. ICT in Teacher Education Case Studies from the Asia-Pacific. Bangkok: UNESCO, 2008. http://www.unesco.org/new/en/communication-andinformation/ resources/publications-and-communication-materials/publications/full-list/ict-in-teachereducation-case-studies-from-the-asia-pacific-region. Reddi, Usha Rani Vyasulu. Module1: The Linkage between ICTs and Meaningful Development, 2nd edition. Academy of ICT Essentials for Government Leaders module series. UN-APCICT/ ESCAP, 2011. http://www.unapcict.org/academy/. Verzosa, Fe AngelaM. Digital Initiatives in Archival Preservation. Makalah dipresentasikan pada International Conference on Challenges in Preserving and Managing Cultural Heritage Resources, Quezon City, the Philippines, 19-21 Oktober 2005. http://paarl.wikispaces.com/file/view/Digital_Initiatives_in_Archival_Preservation.pdf. Wattegama, Chanuka. ICTs for Disaster Management. Bangkok: UNDP and Incheon: UNAPCICT/ESCAP, 2007. http://www.apdip.net/publications/iespprimers/eprimer-dm.pdf.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
133
134
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda