Laporan Studi Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto
Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
Badan Pusat Statistik Kota Pagar Alam
LAPORAN STUDI PENYUSUNAN DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA PAGAR ALAM MENURUT PENGELUARAN TAHUN 2010 - 2012
No. Publikasi
: 1673.13.15
Ukuran Buku
: 18,2 cm x 25,7 cm
Jumlah Halaman
: ix + 43 halaman
Naskah
: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Penyunting
: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Diterbitkan Oleh
: BPS Provinsi Sumatera Selatan
Dicetak Oleh
: BPS Provinsi Sumatera Selatan
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
KATA PENGANTAR
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 – 2012 ini merupakan salah satu publikasi yang diolah dan disajikan oleh Badan Pusat Statistik Kota Pagar Alam. Publikasi ini menyajikan informasi tentang PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran atau Penggunaan baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000. Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 – 2012, menunjukkan produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar daerah selama kurun waktu 2010 – 2012. Dengan adanya buku ini diharapkan dapat memberikan ilmu dan manfaat untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang manfaat PDRB Kota Pagar Alam menurut pengeluaran sebagai indikasi perekonomian suatu daerah. Atas semua ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga. Selain itu, penyusunan publikasi PDRB ini masih terdapat kelemahan ataupun kekurangan, hal ini utamanya disebabkan oleh terbatasnya ketersediaan data. Untuk itu, kritik dan saran dari para pembaca dan pengguna data sangat kami harapkan. Pagar Alam,
November 2013
Kepala Badan Pusat Statistik Kota Pagar Alam
Yudhistira Arya Noegraha, S.Si, M.Si NIP. 19770718 199901 1 001
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI..................................................................................................
v
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................
1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ..........
2
1.3 Manfaat .............................................................................................
3
BAB II METODOLOGI PENYUSUNAN .......................................................
5
2.1 Konsumsi Rumah Tangga ....................................................................
6
2.2 Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT)
8
2.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah .......................................................
10
2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto .........................................................
12
2.5 Perubahan Inventori.............................................................................
13
2.6 Ekspor dan Impor ................................................................................
14
BAB III PDRB KOTA PAGAR ALAM MENURUT PENGELUARAN ...........
17
3.1 Gambaran Umum Perekonomian Kota Pagar Alam ...............................
17
3.2 Struktur Permintaan Agregat ................................................................
20
3.3 Pertumbuhan Permintaan Agregat ........................................................
24
3.4 Sumber Pertumbuhan...........................................................................
26
3.5 Inflasi Permintaan Agregat ..................................................................
28
3.6 Keterkaitan Pendapatan dengan Beberapa Komponen Permintaan Agregat 30 3.6.1 Keterkaitan Pendapatan dengan Konsumsi..................................
30
3.6.2 Keterkaitan Pendapatan dengan Investasi ...................................
32
LAMPIRAN TABEL .....................................................................................
35
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
v
DAFTAR GRAFIK
Gambar
Halaman
Gambar 1. Perkembangan PDRB Kota Pagar Alam, 2010 - 2012 ......................
18
Gambar 2. PDRB Kota Pagar Alam menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku, 2010 – 2012 ...................................................................
19
Gambar 3. PDRB Kota Pagar Alam menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan, 2010 – 2012...................................................................
20
Gambar 4. Struktur Komponen Permintaan Agregat Kota Pagar Alam, 2010 – 2012 ...........................................................................................
22
Gambar 5. Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Komponen Permintaan Agregat Kota Pagar Alam, 2011 - 2012 ........................................
25
Gambar 6. Sumber Pertumbuhan Permintaan Agregat Kota Pagar Alam, 2010 – 2012 ............................................................................................
27
Gambar 7. Perkembangan Inflasi Komponen Permintaan Agregat Kota Pagar Alam, 2010 – 2012.......................................................................
29
Gambar 8. Marginal Propensity to Consume (MPC) dan Average Propensity to Consume (APC) Kota Pagar Alam, 2010 – 2012 ...........................
31
Gambar 9. Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Kota Pagar Alam, 2010 2012 ............................................................................................
32
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7. Tabel 8.
Halaman Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012 (Juta Rupiah) ...............................................................................
37
Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2012 (Juta Rupiah) ...............................................................................
38
Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012 (Persen) ......................................................................................
39
Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2012 (Persen) ......................................................................................
40
Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012 (Persen) ...........................................................
41
Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2012 (Persen) ...........................................................
42
Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012 (Persen) ........
43
Inflasi Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012 (Persen) ..........................
44
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah
satu sasaran pembangunan daerah diperlukan keterpaduan gerak langkah pembangunan dari berbagai pihak secara sinergis, kondusif dan berkelanjutan. Meskipun demikian, dalam setiap proses pembangunan masih terbentur oleh berbagai macam kendala yang perlu diantisipasi. Untuk mengantisipasi kendala – kendala tersebut dan guna mendukung visi dan misi Kota Pagar Alam diperlukan data dan informasi statistik yang akurat dan berkesinambungan. Data dan informasi ini, khususnya data ekonomi makro dapat dijadikan sebagai salah satu bahan evaluasi hasil pembangunan yang telah dicapai dan perencanaan dimasa yang akan datang. Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan kinerja perekonomian regional, maka dibuat indikator makro yang biasa digunakan sebagai penilaian kinerja perekonomian. Indikator tersebut diantaranya adalah Produk Domestik Regional Bruto(PDRB). PDRB ini dapat menggambarkan pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu tertentu, dapat menggambarkan struktur ekonominya dan dapat menggambarkan analisisnya terhadap kinerja sektor perekonomian. Penghitungan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) macam pendekatan, yaitu pendekatan produksi atau lapangan usaha, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran atau penggunaan. Dari segi produksi, PDRB merupakan penjumlahan komponen nilai tambah yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di suatu wilayah, pada jangka waktu tertentu. Dari sisi ini dapat diketahui data agregat turunannya seperti struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi dan indeks implisit. Selain itu, dapat dihitung pula PDRB perkapita, sebagai indikator yang menjelaskan tingkat kemakmuran orang per orang yang diperoleh dari hasil pembangunan ekonomi. Sedangkan dari segi pendapatan PDRB merupakan jumlah pendapatan (balas jasa) yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki atau dikuasai oleh penduduk suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Dari segi pengeluaran atau penggunaan PDRB diartikan sebagai penjumlahan dari pengeluaran konsumsi akhir yang dilakukan oleh rumah tangga, lembaga nir laba,
pemerintah, maupun pengusaha dalam bentuk konsumsi akhir, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan inventori serta ekspor dan impor suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Melalui pendekatan ini akan dapat diketahui perilaku masyarakat dalam menggunakan pendapatannya, apakah hanya untuk tujuan konsumsi akhir atau juga untuk investasi. Selain itu juga dapat diketahui besar ketergantungan ekonomi domestik terhadap wilayah lain dalam bentuk perdagangan barang dan jasa. Dengan demikian apabila pengukuran PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan, maka secara langsung akan menunjukkan adanya keterkaitan antara nilai tambah yang diturunkan oleh berbagai sektor ekonomi produksi dengan pendapatan (proksi) yang diterima oleh masyarakat, serta bagaimana masyarakat menggunakan pendapatannya tersebut untuk membiayai seluruh konsumsinya. Sumber daya manusia merupakan faktor produksi potensial yang bertanggung jawab terhadap keberlangsungan proses produksi, sedangkan sumber daya alam merupakan faktor dasar kekayaan alam (endowment factor), yang mendorong timbulnya peristiwa dan perilaku ekonomi oleh berbagai pelaku ekonomi. Dengan demikian maka PDRB dirancang untuk menyajikan peristiwa-peristiwa ekonomi dalam eksploitasi sumber daya tersebut dan lebih lanjut memahami keterkaitan transaksi-transaksi yang terjadi di antaranya.
1.2
Tujuan dan Kegunaan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Data statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu
sajian data untuk memantau perkembangan kemajuan bidang ekonomi. Dengan disusunnya Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 – 2012, diharapkan tuntutan akan tersedianya data statistik ekonomi makro tersebut terpenuhi. Tersedianya data PDRB menurut pengeluaran atau penggunaan secara baik, lengkap dan berkesinambungan dapat memberikan gambaran fenomena ekonomi tentang perilaku konsumsi masyarakat, pemerintah pada umumnya serta investasi (fisik) pada khususnya. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang surplus atau defisitnya neraca perdagangan barang dan jasa dengan pihak wilayah. Dari komponen PDRB menurut pengeluaran/penggunaan ini dapat diturunkan beberapa indikator makro di antaranya tingkat kecenderungan konsumsi marjinal (marginal propensity to consume), ICOR
2
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
(incremental capital output ratio), rasio pembentukan modal tetap terhadap konsumsi, dan sebagainya.
1.3
Manfaat Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah satu indikator makro ekonomi
yang menggambarkan keadaan perekonomian suatu daerah. Kualitas PDRB akan ditentukan oleh kualitas dari berbagai jenis data sekunder yang berasal dari instansi/dinas terkait. PDRB diamati menurut harga tahun berlaku dan harga tahun dasar/konstan. PDRB yang diamati menurut harga tahun dasar/konstan (at constant price) akan memberikan gambaran besarnya pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Artinya pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan pendapatan regional yang sudah dikurangi perubahan harga atau inflasi atas barang dan jasa yang diproduksi. Lebih jauh lagi pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor ekonomi merupakan indikator bagi para pengguna data untuk mengukur sampai seberapa jauh keberhasilan pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada serta membuat daya tarik bagi swasta untuk berpartisipasi meningkatkan kontribusi setiap sektor ekonomi dalam perekonomian daerah. Selain itu, PDRB atas dasar harga konstan akan dapat pula mengukur keberhasilan pembangunan di suatu daerah, dengan membandingkan pertumbuhan ekonomi dengan wilayah-wilayah lain. Dengan perbandingan pertumbuhan masing- masing sektor antar daerah akan dapat pula mengukur kemajuan suatu daerah dan sekaligus dapat diketahui sektor utama yang layak dikembangkan di suatu daerah. PDRB menurut harga yang berlaku (at current price) akan memberi petunjuk kontribusi atau pangsa masing-masing sektor dalam membentuk perekonomian daerah. Dengan mengetahui besarnya kontribusi sektor ekonomi akan dapat pula dipakai oleh pengguna data untuk menyusun prioritas kebijaksanaan pembangunan daerah. Indikator yang sangat popular dari pendapatan regional atas dasar harga berlaku adalah apa yang dikenal dengan pendapatan per kapita (income per capita). Pendapatan per kapita merupakan
pendapatan
yang diterima
oleh masing-masing penduduk dan bila
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
3
dibandingkan antar daerah akan menunjukkan tingkat kesejahteraan dimasing-masing daerah. Di samping itu PDRB atas dasar harga berlaku dapat pula menggambarkan tingkat inflasi makro yang menunjukkan perkembangan tingkat harga dari seluruh sektor ekonomi yang terjadi di suatu daerah.
4
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
BAB II METODOLOGI PENYUSUNAN Pendekatan penghitungan PDRB, ada tiga macam yaitu : a.
Pendekatan Produksi Pendekatan ini dengan cara menjumlahkan nilai tambah bruto seluruh produk
barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Pendekatan produksi dilakukan bila tersedia data produksi dari masing-masing sektor. Nilai tambah (value added) barang dan jasa yang diproduksi dihitung dengan cara mencari selisih nilai produksi (output) dengan biaya antara (intermediate cost). Nilai tambah tersebut akan sama dengan balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi. b.
Pendekatan Pendapatan Perkiraan nilai tambah dengan pendekatan pendapatan adalah dengan cara
menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi (upah/gaji, surplus usaha) termasuk juga penyusutan dan pajak tak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi). Di dalam surplus usaha termasuk bunga modal neto (selisih bunga yang diterima dengan yang dibayar), sewa tanah dan keuntungan (profit). c.
Pendekatan Pengeluaran Perkiraan nilai tambah berdasarkan pendekatan pengeluaran adalah dengan cara
menghitung penggunaan akhir dari barang-barang dan jasa yang diproduksinya. Secara makro penggunaan akhir dari barang/jasa tersebut digunakan untuk ; 1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga 2) Pengeluaran konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung (nirlaba) 3) Pengeluaran konsumsi pemerintah 4) Pembentukan modal tetap bruto 5) Perubahan stok. 6) Ekspor netto (ekspor – impor)
Secara matematis, dapat ditulis sebagai berikut: Y + M + S0
= C + I + E +S1
Y
= C + I + (E – M) + (S1 – S0 )
di mana: Y
= Produk Domestik Regional Bruto
C
= Konsumsi
S1 - S0 = Perubahan Stok I
= Pembentukan Modal Tetap Bruto
X – M = Ekspor Neto
2.1
Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) merupakan pengeluaran atas barang
dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Dalam hal ini rumah tangga berfungsi sebagai pengguna akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Rumah tangga didefinisikan sebagai individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal. Mereka mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama utamanya kelompok makanan dan perumahan (UN, 1993). Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup pengeluaran konsumsi rumah tangga atas barang dan jasa baik dengan cara membeli, menerima transfer, atau memproduksi sendiri dengan tujuan untuk dikonsumsi atau tidak diproses lebih lanjut menjadi produk baru, dikurangi hasil penjualan neto barang bekas pada periode waktu tertentu.
6
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
Pengeluaran konsumsi rumah tangga meliputi seluruh pengeluaran konsumsi atas barang dan jasa oleh penduduk suatu wilayah, baik dilakukan di dalam maupun di luar wilayah domestik penduduk yang bersangkutan. a. Sumber Data: Susenas modul konsumsi, yaitu konsumsi perkapita seminggu (kuantum) untuk kelompok makanan, dan pengeluaran per kapita sebulan (rupiah) untuk kelompok bukan makanan. Pendapatan per kapita atas dasar harga konstan (atau dengan pendekatan PDRB per kapita), rata-rata harga eceran, Indeks Harga Konsumen (IHK), serta jumlah penduduk pertengahan tahun yang bersumber dari hasil Sensus Penduduk (SP) dan atau Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS).
b. Metode Estimasi Metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi pengeluaran konsumsi rumahtangga adalah gabungan dari metode langsung dan metode penilaian harga eceran. Cara ini dilakukan sehubungan dengan terbatasnya data yang ada. Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa data yang paling relevan untuk digunakan adalah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Dari hasil SUSENAS, diperoleh rata-rata konsumsi perkapita per minggu untuk bahan makanan dan rata-rata nilai konsumsi perkapita perbulan untuk non makanan. Untuk memperoleh nilai konsumsi bahan makanan sebulan dengan cara konsumsi perkapita perminggu dikalikan tiga puluh dibagi tujuh. Sedangkan nilai pengeluaran konsumsi penduduk untuk bahan makanan dan bukan makanan setahun diperoleh dengan cara nilai kosumsi perkapita perbulan dikali dua belas dikalikan jumlah penduduk pertengahan tahun. Perkiraan nilai konsumsi rumah tangga untuk tahun yang tidak tersedia data SUSENAS dengan cara menghitung kenaikan inflasi, baik bahan makanan maupun bukan makanan, berdasarkan konsumsi perkapita per minggu untuk bahan makanan dan nilai konsumsi perkapita perbulan untuk bukan makanan. Nilai konsumsi rumah tangga untuk bukan makanan atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi, yaitu membagi nilai konsumsi harga berlaku dengan Indeks Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
7
Harga Konsumen (IHK) umum. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini telah dilengkapi dengan perkiraan besarnya konsumsi makanan/minuman yang dikonsumsi di luar rumah.
2.2
Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) Pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga
(LNPRT) adalah berbagai pengeluaran oleh lembaga untuk pengadaan barang dan jasa, yang secara prinsip mempunyai fungsi dalam melayani rumah tangga. Pengeluaran konsumsi LNPRT digolongkan sebagai bagian dari pengeluaran konsumsi akhir yang ditujukan untuk menjaga keberlangsungan kegiatan lembaga. LNPRT merupakan bagian dari Lembaga Non Profit (LNP) secara keseluruhan. Sesuai dengan fungsinya LNP terdiri dari LNP yang melayani rumah tangga dan LNP yang melayani bukan rumah tangga. Sedangkan yang dimaksud LNPRT adalah lembaga yang menyediakan barang dan jasa secara gratis atau pada harga yang tidak berarti secara ekonomi kepada anggotanya atau rumahtangga dan tidak dikontrol oleh pemerintah. Harga yang tidak berarti secara ekonomi adalah harga yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah yang produsen ingin sediakan dan pada jumlah yang pembeli ingin beli. Aturan praktis untuk mengidentifikasi apakah harganya berarti secara secara ekonomi adalah ketika harganya menutup setengah dari biaya produksi. Jika tidak maka harganya merupakan harga yang tidak berarti secara ekonomi sehingga barang dan jasa yang disediakan berbasis non-pasar. Ciri-ciri unit lembaga nonprofit adalah sbb: lembaga nonprofit umumnya adalah lembaga formal, tetapi terkadang merupakan lembaga informal yang keberadaannya diakui oleh masyarakat; pengawasan terhadap jalannya organisasi dilakukan oleh anggota terpilih yang mempunyai hak sama, termasuk hak bicara atas keputusan penting yang diambil lembaga; setiap anggota lembaga mempunyai tanggung jawab tertentu dalam organisasi, dan tidak berhak menguasai profit atau surplus, karena profit yang diperoleh dari kegiatan usaha produktif dikuasai oleh lembaga; 8
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
kebijaksanaan lembaga diputuskan secara kolektif oleh anggota terpilih, dan kelompok ini berfungsi sebagai pelaksana dari dewan pengurus; dan istilah nonprofit tidak berarti bahwa lembaga ini tidak dapat menciptakan surplus melalui
kegiatan
produktifnya,
namun
surplus
yang
diperoleh
biasanya
diinvestasikan kembali pada kegiatan sejenis.
a. Sumber Data: Data yang digunakan untuk menghitung pengeluaran konsumsi LNPRT diperoleh dari hasil survei khusus, yaitu Survei Khusus Lembaga Non Profit (SKLNP). Data tersebut dalam bentuk nilai pengeluaran atas barang dan jasa oleh lembaga serta barang dan jasa dari transfer pihak lain, yang digunakan dalam rangka menghasilkan jasa layanan. Data pendukung yang dibutuhkan adalah IHK per kelompok pengeluaran untuk penghitungan konsumsi LNPRT atas dasar harga konstan. Selain itu diperlukan pula data jumlah populasi LNPRT masing-masing bentuk lembaga yang diperoleh dari instansi atau lembaga pembina dari unit LNPRT yang bersangkutan.
b. Metode Estimasi Dengan asumsi tidak ada kegiatan ekonomis produktif yang dilakukan lembaga, maka nilai pengeluaran konsumsi LNPRT sama dengan output atau biaya produksi yang dikeluarkan lembaga dalam rangka melakukan kegiatan layanan kepada masyarakat, anggota organisasi, atau kelompok masyarakat tertentu. Biaya produksi LNPRT sama dengan nilai konsumsi (antara) ditambah biaya primer (upah & gaji pegawai, penyusutan barang modal, dan pajak tak langsung). Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan lembaga atas penggunaan barang/jasa (antara) dan faktor produksi, ditambah nilai barang dan jasa yang berasal dari produksi sendiri atau pemberian pihak lain (transfer). Jika lembaga menggunakan input yang diperoleh secara cuma-cuma dari pihak lain, maka nilainya diperkirakan sesuai dengan harga pasar yang berlaku. Nilai konsumsi atas dasar harga konstan tahun 2000 diperoleh dengan cara deflasi dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen sebagai deflatornya. Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
9
2.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pengeluaran
konsumsi
pemerintah
didefinisikan
sebagai
jumlah
seluruh
pengeluaran pemerintah yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatannya, yang terdiri dari pembelian barang dan jasa (belanja barang), pembayaran balas jasa pegawai (belanja pegawai), dan penyusutan barang modal, dikurangi dengan hasil penjualan barang dan jasa (output pasar) pemerintah yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pemerintah (yang bukan dikonsumsi oleh pemerintah). Konsumsi pemerintah disebut juga dengan output non- pasar pemerintah. Pengeluaran konsumsi pemerintah (umum) meliputi konsumsi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah pusat meliputi seluruh instansi negara, baik yang ada di pusat maupun kantor wilayah (unit vertikalnya) di daerah. Sedangkan pemerintah daerah meliputi pemerintah daerah propinsi, pemerintah daerah Kota/kota, dan pemerintah desa beserta perangkat dinasnya pada masing-masing tingkat pemerintahan tersebut. Pengeluaran
konsumsi pemerintah
daerah
Propinsi mencakup
konsumsi
pemerintah desa, pemerintah daerah Kota/kota, pemerintah daerah propinsi dan konsumsi pemerintah pusat yang menjadi bagian dari konsumsi pemerintah daerah Propinsi. Dengan menggunakan cara yang sama, pengeluaran konsumsi pemerintah daerah tingkat II (Kota/kota) mencakup konsumsi pemerintah desa, pemerintah kecamatan, pemerintah daerah tingkat II (Kota/kota), ditambah dengan konsumsi pemerintah daerah tingkat I (propinsi) dan pemerintah pusat yang menjadi bagian dari konsumsi pemerintah daerah tingkat II (Kota/kota). a. Sumber Data: untuk pemerintah pusat, data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperoleh dari Direktorat Pengelolaan Kas Negara (DPKN), Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DPbn), Departemen Keuangan. untuk pemerintah daerah, data Statistik Keuangan Daerah Propinsi, Kota/Kota, dan Desa yang dikumpulkan secara berkala oleh Badan Pusat 10
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
Statistik Bidang Distribusi Seksi Statistik Keuangan dan Harga Produsen (Daftar K2 dan K3). Sumber data yang lain adalah Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK), Depatemen Keuangan. data jumlah pegawai negeri sipil yang dirinci menurut status kepegawaian, golongan, instansi yang diperoleh dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
b. Metode Estimasi Sebagaimana
telah
dipaparkan
sebelumnya
bahwa
pemerintah dianggap
mengkonsumsi seluruh outputnya kecuali komoditi dan non komoditi yang dijualnya, sehingga nilai konsumsi pemerintah sama dengan total outputnya dikurangi nilai komoditi dan non komoditi yang dijualnya. Karena total output sama dengan total input, maka nilai konsumsi pemerintah dapat dihitung, apabila nilai komoditi dan non komoditi yang dijualnya diketahui. Untuk Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kota/Kota, nilai penjualan komoditi diduga dengan jumlah nilai butir-butir penerimaan dari dinas-dinas, yaitu berupa hasil penjualan barang. Nilai penjualan non komoditi berupa hasil penjualan jasa, penerimaan dari denda-denda, penjualan barang sitaan dan penerimaan sewa (rumah, gedung, kendaraan dan lainnya). Nilai penjualan komoditi dan non komoditi pemerintah Kota/kota adalah penjumlahan dari nilai komoditi pemerintah Kota/kota dan desa, ditambah dengan nilai komoditi dan non komoditi dari pemerintah propinsi dan pemerintah pusat yang merupakan bagian dari nilai komoditi dan non komoditi pemerintah Kota/kota. Dengan menggunakan alokator jumlah pegawai negeri sipil pusat dan daerah otonom propinsi yang berada di daerah Kota/kota akan diperoleh konsumsi pemerintah. Nilai konsumsi atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi, yaitu menggunakan indeks tertimbang jumlah pegawai negeri sipil, sedangkan untuk belanja barang menggunakan Indeks Harga Perdagangan Besar Umum (IHPB) tanpa ekspor.
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
11
2.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) merupakan bagian dari suatu proses investasi fisik secara keseluruhan. PMTB dalam SNN merupakan bagian dari Pembentukan Modal Bruto (PMB). PMTB didefinisikan sebagai pengadaan, pembuatan, pembelian barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal baru maupun bekas dari luar negeri, dikurangi penjualan neto barang modal bekas. Diperhitungkannya barang modal bekas dari luar negeri sebagai barang modal baru di dalam negeri, karena nilainya secara ekonomi belum diperhitungkan. Barang modal juga dapat diartikan sebagai barang atau peralatan yang digunakan dalam proses produksi secara berulang-ulang dan mempunyai umur pemakaian satu tahun atau lebih. PMTB yang terdiri dari berbagai jenis dan wujud barang modal (kapital) ini dapat dibedakan menjadi tiga penggolongan atau klasifikasi pokok yaitu : menurut jenis barang, menurut sektor penguasa/pemilik (holder) dan menurut institusi. Penggolongan tersebut didasarkan pada jenis barang modal, perilaku pemilikan/ penguasaan barang modal serta institusi atau kelembagaan yang menguasainya, dengan uraian masing-masing sebagai berikut. a. Sumber data Data yang dibutuhkan untuk melakukan estimasi pembentukan modal adalah: Output bangunan dari survei konstruksi Laporan keuangan perusahaan-perusahaan melalui survei khusus Data survei industri besar sedang Data usaha menengah besar (UMB) dan usaha mikro kecil (UMK) hasil Sensus Ekonomi 2006 Data-data lain yang bersumber dari luar BPS yang ada kaitannya dengan PMTDB seperti jumlah mesin dan kendaraan yang dioperasikan, realisasi pengeluaran pembangunan dan lain sebagainya.
12
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
b. Metode Estimasi Pembentukan modal tetap domestik bruto dihitung menggunakan metode gabungan antara pendekatan langsung dan tidak langsung karena mengacu pada tingkat ketersediaan datanya. Pendekatan tidak langsung (commodity flow) untuk menghitung barang modal berupa bangunan. Penghitungan PMTDB berupa bangunan baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan dengan cara mengalikan suatu rasio dengan output bangunan, dimana besarnya rasio adalah 0,9215. Penghitungan barang modal berupa mesin, alat angkutan, dan barang modal lainnya dengan pendekatan langsung. Penghitungan PMTDB dengan pendekatan langsung dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh nilai PMTDB yang terjadi pada setiap sektor kegiatan ekonomi (lapangan usaha). Pendekatan dengan cara ini menuntut tersedianya data PMTDB yang dikuasai oleh seluruh sektor lapangan usaha secara rinci. Penilaian PMTDB adalah atas dasar harga pembeli, yaitu harga barang modal ditambah dengan biaya-biaya lain yang dikeluarkan, seperti biaya transport, biaya instalasi dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan pengadaan barang modal tersebut, termasuk pula biaya bea masuk dan pajak tak langsung. Untuk memperoleh nilai PMTDB total atas dasar harga berlaku adalah dengan menjumlahkan nilai PMTDB menurut jenis barang modal atas harga berlaku baik yang dihitung dengan pendekatan langsung maupun tidak langsung. Penghitungan PMTDB atas dasar harga konstan tahun 2000 diperoleh dengan cara membagi PMTDB atas dasar harga berlaku dengan indeks implisit masing-masing jenis barang modal nasional.
2.5 Perubahan Inventori Bersamaan dengan saat terjadinya perubahan tahun dasar pada tingkat nasional dari tahun dasar 1993 ke tahun dasar 2000 yaitu pada triwulan I tahun 2004 komponen perubahan inventori mulai diperkenalkan. Komponen perubahan inventori sendiri pengertiannya sama seperti perubahan stok yang sebelumnya digunakan sebagai komponen penyeimbang/sisa pada PDB menurut penggunaan. Inventori merupakan persediaan barang (jadi maupun setengah jadi) pada unit institusi yang tidak terpakai pada proses produksi atau belum selesai diproses atau belum terjual, sedangkan perubahan inventori adalah selisih antara nilai inventori pada akhir Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
13
periode pencatatan dengan nilai inventori pada awal periode pencatatan. Perubahan inventori menjelaskan tentang perubahan posisi barang inventori yang bisa bermakna pertambahan (tanda positif) atau pengurangan (bertanda negatif) Secara umum Inventori ini meliputi: Barang yang dibeli tetapi belum terpakai untuk proses produksi, Barang yang belum selesai dalam proses produksi, Barang yang belum terjual, Ternak potong, Barang tahan lama yang masih dalam proses penyelesaian: seperti mesin-mesin, pesawat udara, kapal laut dan sejenisnya
Dalam publikasi ini perubahan stok adalah residu yang merupakan selisih antara Produk Domestik Regional Bruto yang disusun menurut sisi produksi dengan komponenkomponen penggunaan Produk Domestik Regional Bruto lainnya. Hal ini disebabkan masih sulitnya mendapatkan data stok.
2.6 Ekspor dan Impor Transaksi eksternal atau transaksi ekonomi yang mencakup perdagangan barang dan jasa antar-wilayah/daerah ini menjelaskan tentang proses atau alur distribusi produk domestik yang mengalir ke luar wilayah serta yang masuk ke dalam wilayah (domestik) tersebut. Karena lebih menekankan pada aspek riil maka yang dimaksud dengan produk di sini adalah berbagai jenis barang dan jasa atau yang disebut pula sebagai komoditas. Sedangkan yang dimaksud dengan wilayah di sini adalah wilayah negara lain (luar negeri) maupun wilayah atau daerah lain (propinsi maupun Kota), diluar wilayah domestik. Pada prinsipnya meskipun transaksi antar-negara dan antar-daerah sama dalam pengertian perilaku (perdagangan antar-wilayah) namun sebenarnya maknanya agak berbeda. Transaksi antar-negara selain menunjukkan ketergantungan ekonomi suatu wilayah pada negara lain juga menyebabkan terjadinya aliran devisa (masuk maupun ke luar), sementara di sisi lain perdagangan antar-daerah hanya menyebabkan terjadinya aliran mata uang lokal (rupiah) antar-daerah. Dilihat dari kegiatan ekspor, dengan ke luarnya sebagian produk domestik ke negara lain maka akan menciptakan arus masuknya mata uang asing, sedangkan sebaliknya kegiatan impor akan menyebabkan mengalirnya pendapatan nasional (regional) ke luar negeri, sebagai akibat dari masuknya produk-produk negara
14
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
lain. Pada akhirnya kedua model transaksi tersebut akan mempengaruhi struktur pendapatan nasional (regional). Pembedaan transaksi antar-wilayah ini utamanya dibatasi oleh konsep wilayah ekonomi yang terdiri dari dua unsur yaitu “residen” dan “kegiatan ekonomi”. Pengelompokan residen dan non-residen berkaitan dengan kepentingan ekonomi (economic interest) yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi sebagai residen atau non-residen tersebut meliputi penduduk atau rumah tangga, perusahaan atau korporasi, pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya seperti lembaga nirlaba atau lembagalembaga internasional lainnya seperti ILO, UNHCR, World Bank (Bank Dunia), IMF dan lain sebagainya.
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
15
16
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
BAB III PDRB KOTA PAGAR ALAM MENURUT PENGELUARAN
3.1
Gambaran Umum Perekonomian Kota Pagar Alam Ditengah melesunya perekonomian dunia akibat badai krisis finansial yang
menghantam ekonomi dunia sejak akhir tahun 2008 hingga tahun 2012, Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara di kawasan Asia Pasifik yang mampu bertahan dari hantaman badai krisis tersebut. Kala hampir seluruh negara di Asia mencatat pertumbuhan ekonomi negatif akibat krisis global, China, India dan Indonesia justru mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif, serta memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan. Meskipun prospek perekonomian negara maju kurang baik, secara keseluruhan perekonomian Indonesia tahun 2010 bergerak lepas dari berbagai permasalahan ekonomi dunia dan mencatat pertumbuhan ekonomi 6,1 persen. Angka tersebut cukup meyakinkan ditengah melesunya perekonomian global. Sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional, pada tahun 2010 Propinsi Sumatera Selatan pun mengalami pertumbuhan positif. Pada tahun 2010 perekonomian Sumatera Selatan tumbuh 5,63 persen dari tahun sebelumnya. Lesunya ekonomi global juga tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Kota Pagar Alam secara umum. Hal ini terlihat dari capaian pertumbuhan ekonomi Kota Pagar Alam di tahun 2012 (dilihat dari Laju Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan) yang mampu tumbuh sebesar 6,33 persen. PDRB dari sisi permintaan atau PDRB menurut pengeluaran/penggunaan menggambarkan bagaimana alokasi permintaan barang dan jasa yang diproduksi oleh berbagai golongan masyarakat. Sama seperti PDRB dari sisi penawaran/lapangan usaha/produksi, PDRB dari sisi permintaan juga disajikan atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku untuk tahun berjalan. Selama periode 2010 – 2012, PDRB yang tercipta di Kota Pagar Alam selalu mengalami peningkatan, baik secara nominal maupun secara riil. Pada tahun 2010, nilai PDRB atas dasar harga berlaku kota Pagar adalah sebesar 1,27 triliun rupiah, kemudian
meningkat sebesar 13,07 persen menjadi 1,44 triliun rupiah pada tahun 2011 dan terus meningkat hingga mencapai 1,63 triliun rupiah di tahun 2012.
2,00
1,44
1,27
1,63
1,50 1,00
0,61
0,64
0,68
0,50 PDRB ADHB (triliun rupiah)
0,00 2010)r
PDRB ADHK (triliun rupiah) 2011*)
2012**)
Gambar 1. Perkembangan PDRB Kota Pagar Alam, 2010 - 2012 (Triliun rupiah)
Perkembangan PDRB
atas
dasar
harga
berlaku menurut pengeluaran
menunjukkan seluruh konsumsi Kota Pagar Alam dengan memperhatikan faktor perubahan harga. PDRB kota Pagar Alam atas dasar harga berlaku menurut pengeluaran tahun 2010 – 2012 selalu mengalami kenaikan, dari 1,27 triliun pada tahun 2010, hingga mencapai 1,63 triliun pada 2012. Hal ini menunjukkan konsumsi/pengeluaran Kota Pagar Alam terus meningkat selama kurun waktu 3 tahun tersebut. Dengan melihat dari sisi permintaan agregat pada PDRB Kota pagar Alam menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku, sisi internal (konsumsi dan investasi) mengalami kenaikan sedangkan sisi eksternal (ekspor netto) justru terus mengalami penurunan yang artinya kenaikan jumlah konsumsi dan investasi diiringi penurunan jumlah ekspor netto (ekspor setelah dikurangi impor).
18
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
-392
2012
1.633
2011 -333
Konsumsi (RT + LNPRT + Pemerintah)
1.281
468
1.440
2010 -255 -1.000
1.433
563
1.113
385
1.274 0
1.000
2.000
2010
2011
2012
1.113
1.281
1.433
Investasi (PMTDB)
385
468
563
Ekspor Netto (Ekspor – Impor)
-255
-333
-392
PDRB
1.274
1.440
1.633
Gambar 2. PDRB Kota Pagar Alam menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku, 2010 – 2012 (Miliar rupiah) PDRB Kota Pagar alam menurut pengeluaran tahun 2010-2012 Perkembangan PDRB
atas
dasar
harga konstan memberikan gambaran tingkat produktivitas
perekonomian Kota Pagar Alam secara nyata. PDRB atas dasar harga konstan di Kota Pagar tahun 2010 hingga 2012 tetap meningkat, yang artinya pertumbuhan konsumsi/ pengeluaran tanpa dipengaruhi harga tetap meningkat pada kurun waktu tersebut. Dari 610,25 miliar rupiah di tahun 2010, PDRB atas dasar harga konstan meningkat menjadi 642,71 miliar rupiah pada tahun 2011 dan mencapai 683,41 rupiah pada tahun 2012. Tidak berbeda dengan konsumsi, nilai investasi atas dasar harga konstan yang digambarkan oleh komponen pembentukan modal tetap domestik bruto pada kurun tahun 2010 – 2012 memperlihatkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2010 investasi hanya sebesar 160,27 miliar rupiah kemudian pada tahun 2011 meningkat sebesar 13,26 persen menjadi 181,52 miliar rupiah, dan peningkatan ini terus terjadi hingga pada tahun 2012 menjadi sebesar 206,12 miliar rupiah. Sementara itu neraca perdagangan (ekspor Netto) Kota Pagar Alam dari tahun Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
19
2010 hingga tahun 2012 mempunyai nilai negatif. Hal ini menggambarkan bahwa nilai impor Kota Pagar Alam lebih besar dibanding nilai ekspornya. Dengan pernyataan lain, barang dan jasa yang berasal dari luar wilayah lebih banyak dibanding yang dikirim ke luar wilayah Kota Pagar Alam. Pada tahun 2010 neraca perdagangan Kota Pagar Alam negatif 57,70 miliar rupiah kemudian pada tahun 2011 turun menjadi negatif 84,02 miliar rupiah, dan penurunan ini terus berlanjut hingga tahun 2012 menjadi negatif 110,7 miliar rupiah. Jika dilihat dari distribusinya, PDRB Kota Pagar Alam atas dasar harga konstan 2000, juga memiliki pola yang serupa dengan PDRB atas dasar harga berlaku, yakni sumbangan terbesar berasal dari konsumsi rumah tangga, Lembaga Swasta Nirlaba (LNPRT) dan pemerintah.
2012
554
206
-111
683
2011
514
182
-84
643
2010
481
160
610
-58 -300
-100
100
300
500
700
2010
2011
2012
Konsumsi (RT + LNPRT + Pemerintah)
481
514
554
Investasi (PMTDB)
160
182
206
Ekspor Netto (Ekspor – Impor)
-58
-84
-111
PDRB
610
643
683
Gambar 3. PDRB Kota Pagar Alam menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan, 2010 – 2012 (Miliar rupiah)
3.2
Struktur Permintaan Agregat Secara struktur, komposisi permintaan agregat bisa ditinjau dari dua sisi yaitu: a. Sisi internal yang terdiri dari komponen konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) yang merupakan representasi dari investasi. Komponen
20
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
konsumsi sendiri terdiri dari konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta nirlaba dan konsumsi pemerintah. b. Sisi eksternal terdiri dari ekspor dan impor. Kinerja sisi eksternal ditinjau dari nilai ekspor netto yang merupakan hasil pengurangan nilai ekspor dikurangi nilai impor.
Suatu perekonomian dikatakan mapan jika perekonomian tersebut ditunjang oleh penguatan pada kedua sisi permintaan agregat. Penguatan sisi internal ditandai dengan penurunan peranan konsumsi terutama rumah tangga dan peningkatan peran investasi. Sedangkan penguatan pada sisi eksternal ditandai dengan peningkatan porsi ekspor netto. Secara umum, komposisi permintaan agregat Kota Pagar Alam dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tidak mengalami perubahan yang signifikan. Dimana permintaan dari sisi internal masih mendominasi, terutama komponen konsumsi, dibandingkan permintaan dari sisi eksternal. Sepanjang periode 2010 – 2012 permintaan agregat untuk konsumsi pada PDRB atas dasar harga berlaku cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2010 kontribusi permintaan agregat untuk konsumsi sebesar 87,35 persen, kemudian meningkat pada tahun 2011 yaitu mencapai 88,97 persen. Namun, pada tahun 2012 total pengeluaran komponen konsumsi yang terdiri dari konsumsi rumah tangga, lembaga swasta nirlaba dan konsumsi pemerintah, kontribusinya menurun menjadi 87,79 persen.
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
21
71,65
1,12
15,02
2012
15,02
2011
2010
54,6
78,63 72,79
1,16
1,21
34,5
32,53
56,44
79,56
72,26 13,89
0
20
30,2
50,91
40
70,9
60
80
Konsumsi Rumah Tangga
2010 72,26
2011 72,79
2012 71,65
Konsumsi LNPRT
1,21
1,16
1,12
Konsumsi Pemerintah
13,89
15,02
15,02
Investasi (PMTDB)
30,2
32,53
34,5
Ekspor
50,91
56,44
54,6
Impor
70,9
79,56
78,63
Gambar 4. Struktur Komponen Permintaan Agregat Kota Pagar Alam, 2010 – 2012 (persen) Secara rinci, konsumsi rumah tangga tahun 2010 sampai 2012 menyumbang kontribusi paling dominan terhadap PDRB Kota pagar Alam yaitu berkisar di angka 72 persen, walaupun pada tahun 2012 terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011, dominasi konsumsi rumah tangga terhadap PDRB kota Pagar Alam masih sangat kentara. Gambar 4 di atas menunjukkan pertumbuhan PDRB Kota Pagar Alam sangat di tentukan oleh Konsumsi Rumah Tangga. Dominasi Konsumsi rumah tangga di Kota Pagar Alam dapat menjadi sisi positif apabila pengeluaran yang di konsumsi rumah tangga sesuai dengan kemampuannya untuk mengkonsumsi. Namun, jika sumber dana yang digunakan 22
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
masyarakat lebih banyak berasal dari hutang, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat Kota pagar Alam ke depannya. Kontribusi komponen konsumsi pemerintah pada PDRB atas harga berlaku mencapai 15,02 persen di tahun 2012, tidak mengalami perubahan dari tahun 2011 walaupun atas dasar harga Konstan mengalami kenaikan. Ini artinya kenaikan konsumsi pemerintah sejalan dengan kenaikan PDRB total. Adapun Komponen yang berpengaruh dominan pada besaran konsumsi pemerintah adalah belanja pegawai serta belanja barang dan jasa. Komponen permintaan agregat dari sisi internal lainnya, yaitu PMTDB yang merupakan cerminan dari investasi mengalami peningkatan kontribusi dari 32,53 persen pada tahun 2011 menjadi 34,50 persen pada tahun 2012. Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan struktur internalnya, pada tahun 2012 perekonomian Kota Pagar Alam mengalami penguatan yang ditandai dengan peningkatan kinerja investasi dan penurunan porsi konsumsi rumah tangga. Namun demikian, masih rendahnya peranan investasi dan tingginya konsumsi terutama konsumsi rumah tangga menunjukkan bahwa perekonomian daerah ini belum bisa dikategorikan mapan. Di sisi eksternal, perekonomian Kota Pagar Alam sepanjang tiga tahun terakhir menunjukkan kondisi yang kurang baik. Ekspor netto selalu menunjukkan angka negatif. Bahkan pada tahun 2012, peran ekspor netto semakin menurun. Penurunan kontribusi ekspor netto disebabkan oleh peningkatan share impor yang cukup tinggi namun tidak diimbangi dengan peningkatan share ekspor. Walaupun share impor dari 79,56 persen tahun 2011 menjadi 78,63 persen tahun 2012, namun share ekspor juga menurun dari 56,44 persen tahun 2011 menjadi 54,60 persen tahun 2012. Sehingga, peran ekspor netto tahun 2012 tetap menurun dari negatif 23,12 persen menjadi negatif 24,03 persen . Capaian negatif ini menunjukkan kebutuhan masyarakat Kota Pagar Alam masih dipenuhi dari Kabupaten/Kota maupun propinsi dan negara lain. Sementara ekspor barang yang dihasilkan di Kota ini tidak sebanding dengan impor barang dari daerah lain. Dengan pernyataan lain, masyarakat Kota ini cenderung konsumtif sehingga masih memiliki
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
23
ketergantungan yang tinggi terhadap wilayah lain tetapi daya saing produk daerah ini masih rendah terutama di luar sektor pangan. Secara umum, pola pergeseran struktur permintaan agregat tersebut menujukkan bahwa kinerja perekonomian di Kota Pagar Alam sepanjang periode 2010 – 2012 cenderung kurang mapan karena tidak didukung oleh penguatan ekonomi dari sisi eksternal. Oleh karena itu untuk membentuk perekonomian daerah yang lebih mapan, disamping upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi perlu juga diupayakan pertumbuhan dengan kualitas yang lebih baik. Penguatan ekspor dapat dilakukan dengan membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mengoptimalkan sektor-sektor produktif seperti barang-barang ekspor ke luar daerah Kota Pagar Alam tanpa mengindahkan faktor lingkungan. Selain itu, dapat dilakukan penciptaan iklim investasi daerah yang baik dengan memperbaiki kemudahan trasnportasi ke Pagar Alam.
3.3
Pertumbuhan Permintaan Agregat Pertumbuhan ekonomi adalah gerakan penambahan nilai tambah dalam
penghitungan PDRB dari tahun ke tahun yang telah dikeluarkan faktor inflasinya. Untuk itu maka digunakan istilah PDRB atas dasar harga konstan yang artinya perkembangan nilai produksi masing-masing sektor ekonomi dihitung berdasarkan harga tahun dasar (dalam dasawarsa terakhir menggunakan perhitungan tahun dasar 2000). Dengan menggunakan harga konstan, pertumbuhan yang terjadi merupakan pertumbuhan riil perekonomian yang dapat menggambarkan peningkatan produksi secara makro atau pada PDRB menurut pengeluaran/penggunaan menggambarkan besarnya peningkatan konsumsi masing-masing komponen. Pertumbuhan ekonomi Kota Pagar Alam pada tahun 2012 tercatat sekitar 6,33 persen atau mengalami percepatan dibandingkan pertumbuhan di tahun 2011 yang berada pada kisaran 5,32 persen. Percepatan pertumbuhan ini mengindikasikan pulihnya perekonomian Kota Pagar Alam pasca krisis global. Pertumbuhan positif ini didukung oleh pertumbuhan semua komponen permintaan agregat. Dari sisi internal, konsumsi rumah tangga tumbuh 7,81 persen, konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh 4,27 persen, konsumsi pemerintah tumbuh 8,35 persen, dan 24
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
pembentukan modal tetap domestik bruto tumbuh 13,55 persen. Sementara dari sisi eksternal, pertumbuhan ekspor sekitar 4,98 persen dan pertumbuhan impor sekitar 10,34 persen.
25,00
20,87
15,95 13,26
15,00
9,53 6,44
5,00
-5,00
13,55
5,32
2,23
10,34 7,81 8,35 6,33 4,98 4,27
2011 6,44
2012 7,81
Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
2,23
4,27
Konsumsi Pemerintah
9,53
8,35
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
13,26
13,55
Ekspor
15,95
4,98
Im por
20,87
10,34
Pertumbuhan Ekonomi
5,32
6,33
Konsumsi Rumahtangga
Gambar 5. Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Komponen Permintaan Agregat Kota Pagar Alam, 2011 - 2012 (persen) Dilihat dari perkembangan laju pertumbuhan, konsumsi rumah tangga di tahun 2012 mengalami percepatan pertumbuhan yaitu dari sekitar 6,44 persen tahun 2011 menjadi 7,81 persen pada tahun 2012. Konsumsi lembaga swasta nirlaba pada tahun 2012 tumbuh 4,27
persen, lebih cepat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya
mencapai 2,23 persen. Kegiatan investasi yang dicerminkan oleh komponen PMTDB pada tahun 2011 dan tahun 2012 tidak berbeda jauh. Jika pada tahun 2011, pertumbuhan PMTDB mencapai 13,26 persen, pada
2012 mencapai pertumbuhan 13,55 persen. Tingginya capaian
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
25
pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan kegiatan proyek pembangunan sarana dan prasarana publik seperti Bandara yang berjalan mulai tahun 2011, maupun sarana dan sarana pemerintahan seperti kantor-kantor, jalan dan jembatan, serta pembangunan rumah toko (ruko) yang dilakukan masyarakat. Laju pertumbuhan ekspor pada tahun 2012 sedikit melambat dibandingkan laju pertumbuhan ekspor 2011, walaupun masih positif. Peningkatan ekspor menjadi penting untuk menghindari ketergantungan konsumsi masyarakat terhadap impor dari luar Kota Pagar Alam. Sama halnya dengan ekspor, laju pertumbuhan impor pada tahun 2012 mencapai 10,34 persen, lebih lambat dari tahun 2011 yang sebesar 20,87 persen. Ini artinya konsumsi barang-barang dari luar Kota Pagar Alam tahun 2012 masih meningkat walaupun tidak secepat tahun 2011.
3.4
Sumber Pertumbuhan Salah satu metode untuk mengetahui sumbangan masing-masing komponen
permintaan agregat dalam capaian pertumbuhan ekonomi adalah dengan menghitung sumber pertumbuhan. Komponen permintaan agregat yang tumbuh cukup signifikan tidak berarti komponen tersebut mempunyai peranan yang besar terhadap nilai pertumbuhan total.
26
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
2012
2011
2010
-6,00
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
Konsumsi Rumah Tangga
2010 3,02
2011 4,30
2012 5,28
Konsumsi LNPRT
-0,21
0,03
0,05
Konsumsi Pemerintah
1,07
1,02
0,93
Investasi (PMTDB)
1,77
3,48
3,83
Ekspor Neto
-3,09
-4,31
-4,15
6,00
Gambar 6. Sumber Pertumbuhan Permintaan Agregat Kota Pagar Alam, 2010 – 2012 (persen)
Berdasarkan Gambar 6, terlihat bahwa konsumsi rumah tangga merupakan tumpuan pertumbuhan ekonomi Kota Pagar Alam dengan persentase sumber pertumbuhan yang terus meningkat hingga mencapai 5,28 persen dari 6,33 persen pertumbuhan ekonomi Kota Pagar Alam. Sementara komponen lainnya memberikan sumbangan yang fluktuatif. Selain itu, ekspor neto mempunyai nilai negatif yang cukup besar sehingga menjadi pengurang capaian pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan lebih besarnya sumbangan impor dibandingkan ekspor. Konsumsi lembaga swasta nirlaba memberikan sumbangan pertumbuhan di bawah satu persen. Hal ini dikarenakan secara nominal komponen ini nilainya kecil sehingga kurang berpengaruh terhadap capaian pertumbuhan secara total. Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
27
Konsumsi
pemerintah
memberikan
sumbangan
pertumbuhan
yang
cenderung\semakin menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010, konsumsi pemerintah memberikan sumbangan pertumbuhan sebesar 1,07 persen. Selanjutnya sumbangan komponen ini terhadap total pertumbuhan melambat menjadi 1,02 persen di tahun 2011 dan semakin melambat hingga mencapai 0,93 persen pada tahun 2012. Komponen PMTDB memberikan sumbangan pada kisaran 1-4 persen terhadap capaian pertumbuhan total. Semakin kondusifnya perekonomian Kota Pagar Alam dan semakin giatnya pembangunan yang berdampak pada peningkatan investasi menyebabkan komponen ini mampu memberikan sumbangan pertumbuhan yang signifikan di tahun 2010, yakni sekitar 1,77 persen dan terus meningkat hingga tahun 2012 mencapai 3,83 persen. Komponen Ekspor Neto memberikan sumbangan yang sangat fluktuatif. Peningkatan ekspor berdampak pada peningkatan capaian pertumbuhan ekonomi tetapi peningkatan impor berimbas pada penurunan capaian pertumbuhan ekonomi. Komposisi yang tepat antara besaran ekspor dan impor akan memperlihatkan seberapa besar ketergantungan ekonomi suatu wilayah terhadap wilayah lain. Nilai ekspor neto yang berada di sekitar 4 persen dengan nilai negatif menunjukkan tingginya impor dari luar daerah menghambat pertumbuhan ekonomi Kota Pagar Alam.
3.5
Inflasi Permintaan Agregat Inflasi merupakan gambaran mengenai terjadinya perubahan harga. Fluktuasi
harga yang terjadi akan mempengaruhi daya beli konsumen, karena berakibat terhadap ketidakseimbangan dengan pendapatan. Indeks harga ini dapat diturunkan dari perhitungan PDRB yang disebut sebagai ”PDRB Deflator” atau yang dikenal dengan indeks implisit. Indeks ini merupakan perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. Sehingga secara total, angka yang diperoleh merupakan tingkat inflasi makro. Inflasi dari seluruh sektor ekonomi untuk PDRB menurut lapangan usaha didasarkan dari perkembangan harga produsen. Sementara inflasi dari komponen konsumsi
28
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
PDRB menurut pengeluaran/penggunaan didasarkan pada perkembangan harga pada rantai perdagangan tingkat akhir atau tingkat konsumen. Secara umum, PDRB Kota Pagar Alam pada tahun 2012 mengalami inflasi sekitar 6,61 persen, menurun dibandingkan tahun lalu dimana inflasi pada tahun 2011 adalah sekitar 7,36 persen.
3,50
2012 1,54
4,72 4,67 5,88 4,46 6,61 7,01 6,16
2011 4,97
7,36
7,42 6,26
2010
9,00
7,69 7,19 0,00
11,63
7,52 8,10
5,00
11,63 10,89
10,00
15,00
Konsumsi Rumah Tangga
2010 7,42
2011 7,01
2012 3,50
Konsumsi LNPRT
6,26
6,16
4,72
Konsumsi Pemerintah
9,00
11,63
4,67
Investasi (PMTDB)
11,63
7,52
5,88
Ekspor
10,89
8,10
4,46
Impor
7,69
4,97
1,54
Inflasi PDRB
7,19
7,36
6,61
Gambar 7. Perkembangan Inflasi Komponen Permintaan Agregat Kota Pagar Alam, 2010 – 2012 (persen)
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
29
Secara agregat, pada tahun 2012 laju inflasi tertinggi dari sisi internal terjadi pada komponen Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, yaitu sekitar 5,88 persen. Sedangkan Inflasi terendah terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga yakni sebesar 3,5 persen. Sementara dari sisi eksternal, ekspor dan impor masing-masing mengalami inflasi sekitar 4,46 persen dan 1,54 persen. Nilai inflasi masing-masing komponen kurang dari inflasi PDRB total karena inflasi perubahan stok sebagai penyeimbang mencapai 12,29 pada tahun 2012.
3.6
Keterkaitan Pendapatan dengan Beberapa Komponen Permintaan Agregat Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung besaran PDRB,
yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran atau konsumsi. Pendekatan produksi PDRB dihitung berdasarkan produksi dari seluruh sektor lapangan usaha, pendekatan pendapatan PDRB dihitung berdasarkan pendapatan suatu daerah antara lain upah/gaji, bunga, sewa dan keuntungan, sedangkan pendekatan pengeluaran PDRB didefinisikan sebagai jumlah balas jasa yang diterima faktor-faktor produksi atas keterlibatannya dalam proses produksi. Dengan pendekatan ini, PDRB dapat diinterpretasikan sebagai pendapatan domestik.
3.6.1
Keterkaitan Pendapatan dengan Konsumsi Jumlah konsumsi dalam aspek kuantum ditentukan oleh dua hal, yaitu perubahan
pendapatan per kapita riil dan hubungan elastisitas pendapatan dengan konsumsi yang disebut sebagai income elasticity of demand. Secara makro, berubahnya pendapatan akan disertai oleh berubahnya nilai berbagai permintaan agregat (agregate demand), salah satunya konsumsi. Konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatannya. Secara makro, pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Perbandingan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi terhadap tambahan pendapatan disebut hasrat marginal untuk mengkonsumsi (Marginal Propensity to Consume/MPC). Sedangkan berubahnya nilai konsumsi, mengakibatkan berubahnya proporsi pendapatan
30
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
yang digunakan untuk konsumsi. Proporsi pendapatan untuk konsumsi ini biasa disebut dengan APC (Average Propensity to Consume).
0,72 1
0,73
0,72 0,83
0,81
0,61 0,5 0
2010 2011
2012 2010
2011
2012
Marginal Propensity to Consume (MPC)
0,61
0,81
0,83
Average Propensity to Consume (APC)
0,72
0,73
0,72
Gambar 8. Marginal Propensity to Consume (MPC) dan Average Propensity to Consume (APC) Kota Pagar Alam, 2010 – 2012
Jika dilihat selama tiga tahun terakhir, kecenderungan masyarakat di Kota Pagar Alam untuk konsumsi mengalami kenaikan, MPC Kota Pagar Alam mengalami kenaikan dari tahun 2010 sebesar 0,61 hingga mencapai level 0,83 pada tahun 2013. Nilai MPC pada tahun 2012 sebesar 0,83 berarti bahwa setiap tambahan pendapatan sebesar 1.000.000 rupiah akan menambah pengeluaran konsumsi sebesar 830.000 rupiah. Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk di Kota Pagar Alam tergolong sebagai masyarakat yang konsumtif karena lebih dari setengah pendapatannya digunakan untuk konsumsi rumah tangga.
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
31
3.6.2
Keterkaitan Pendapatan dengan Investasi Incremental
Capital
Output
Ratio
(ICOR)
merupakan besaran yang
menggambarkan hubungan antara investasi dan output. ICOR dapat juga diartikan sebagai dampak penambahan kapital terhadap penambahan output (keluaran). Data investasi pendekatannya adalah komponen PMTDB dan output dalam hal ini adalah PDRB. Semakin kecil nilai ICOR menunjukkan semakin efisiennya perekonomian karena untuk setiap penambahan satu unit output membutuhkan penambahan kapital yang semakin kecil. Dalam analisis ICOR, terdapat beberapa asumsi antara lain: a. seluruh kapital dioperasikan secara maksimal (kapasitas tersedia sama dengan kapasitas digunakan), b. kapital yang ditanamkan menghasilkan output pada tahun yang bersamaan.
ICOR 5,60 5,50 5,40 5,30 5,20 5,10 5,00 4,90 4,80 4,70
5,57
5,59
5,06
2010)r
2011*)
2012**)
Gambar 9. Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Kota Pagar Alam, 2010 - 2012
Nilai ICOR Kota Pagar Alam selama tiga tahun terakhir menunjukkan pola yang fluktuatif. Diawali tahun 2010, nilai ICOR Kota ini sebesar 5,57 persen. Kemudian angka tersebut naik menjadi 5,59 persen pada tahun 2011. Nilai ICOR ini mencerminkan bahwa iklim investasi di Kota Pagar Alam semakin kondusif dan perekonomian semakin efisien 32
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
sehingga besaran investasi mengalami peningkatan. Memasuki tahun 2012, ICOR Kota Pagar Alam mulai mengalami penurunan menjadi 5,06 persen. Capaian ini berarti bahwa untuk setiap penambahan 1.000.000 rupiah nilai PDRB diperlukan investasi sebesar 5.060.000 rupiah. Penurunan nilai ICOR dalam periode 2011 – 2012 ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 perekonomian Kota Pagar Alam lebih efisien dibandingkan tahun 2011. Hal ini akan meningkatkan daya tarik investasi dari faktor ekonomi dan infrastruktur sehingga bisa menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Kota Pagar Alam.
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
33
LAMPIRAN TABEL
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
35
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012 (Juta Rupiah) Komponen Pengeluaran
2010 r)
2011 *)
2012 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
920.364
1.048.283
1.169.719
15.400
16.714
18.250
3 Konsumsi Pemerintah
176.885
216.277
245.282
4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
384.650
468.452
563.229
30.966
23.318
28.307
6 Ekspor
648.422
812.782
891.339
7 Impor
903.001
1.145.723
1.283.599
1.273.686
1.440.103
1.632.527
1 Konsumsi Rumah Tangga 2 Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
5 Perubahan Stok
PDRB Catatan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
37
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2012 (Juta Rupiah) Komponen Pengeluaran
2010r)
2011*)
2012**)
(1)
(2)
(3)
(4)
1 Konsumsi Rumah Tangga
434.066
467.975
8.012
8.191
8.541
65.376
71.606
77.588
160.265
181.522
206.125
26.489
31.344
33.885
6 Ekspor
289.903
336.147
352.896
7 Impor
347.607
420.169
463.600
610.249
642.707
683.410
2 Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3 Konsumsi Pemerintah 4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 5 Perubahan Stok
PDRB
407.811
Catatan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
38
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
Tabel 3. Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012 (Persen) Komponen Pengeluaran
2010r)
2011*)
2012**)
(1)
(2)
(3)
(4)
72,26
72,79
71,65
1,21
1,16
1,12
3 Konsumsi Pemerintah
13,89
15,02
15,02
4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
30,20
32,53
34,50
2,43
1,62
1,73
6 Ekspor
50,91
56,44
54,60
7 Impor
70,90
79,56
78,63
100,00
100,00
100,00
1 Konsumsi Rumah Tangga 2 Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
5 Perubahan Stok
PDRB Catatan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
39
Tabel 4. Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2012 (Persen) Komponen Pengeluaran
2010r)
2011*)
2012**)
(1)
(2)
(3)
(4)
66,83
67,54
68,48
1,31
1,27
1,25
3 Konsumsi Pemerintah
10,71
11,14
11,35
4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
26,26
28,24
30,16
4,34
4,88
4,96
6 Ekspor
47,51
52,30
51,64
7 Impor
56,96
65,37
67,84
100,00
100,00
100,00
1 Konsumsi Rumah Tangga 2 Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
5 Perubahan Stok
PDRB Catatan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
40
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
Tabel 5. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012 (Persen) Komponen Pengeluaran
2010r)
2011*)
2012**)
(1)
(2)
(3)
(4)
1 Konsumsi Rumah Tangga
12,25
13,90
11,58
2 Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
-7,62
8,53
9,19
3 Konsumsi Pemerintah
20,41
22,27
13,41
4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
19,30
21,79
20,23
5 Perubahan Stok
21,96
-24,70
21,40
6 Ekspor
23,18
25,35
9,67
7 Impor
24,48
26,88
12,03
12,49
13,07
13,36
PDRB Catatan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
41
Tabel 6. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2012 (Persen) Komponen Pengeluaran
2010r)
2011*)
2012**)
(1)
(2)
(3)
(4)
1 Konsumsi Rumah Tangga
4,49
6,44
7,81
-13,06
2,23
4,27
10,47
9,53
8,35
6,87
13,26
13,55
110,10
18,33
8,11
6 Ekspor
11,08
15,95
4,98
7 Impor
15,59
20,87
10,34
4,95
5,32
6,33
2 Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3 Konsumsi Pemerintah 4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 5 Perubahan Stok
PDRB Catatan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
42
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012
Tabel 7. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012 (Persen) Komponen Pengeluaran
2010 r)
2011 *)
2012 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
1 Konsumsi Rumah Tangga
225,68
241,50
249,95
2 Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
192,21
204,05
213,68
3 Konsumsi Pemerintah
270,57
302,04
316,13
4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
240,01
258,07
273,25
5 Perubahan Stok
116,90
74,39
83,54
6 Ekspor
223,67
241,79
252,58
7 Impor
259,78
272,68
276,88
208,72
224,07
238,88
PDRB Catatan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012
43
Tabel 8. Inflasi Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2012 (Persen) Komponen Pengeluaran
2010 r)
2011 *)
2012 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
1 Konsumsi Rumah Tangga
7,42
7,01
3,50
2 Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
6,26
6,16
4,72
3 Konsumsi Pemerintah
9,00
11,63
4,67
11,63
7,52
5,88
-41,95
-36,36
12,29
6 Ekspor
10,89
8,10
4,46
7 Impor
7,69
4,97
1,54
7,19
7,36
6,61
4 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 5 Perubahan Stok
PDRB Catatan : r) Angka Revisi *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
44
Laporan Studi Penyusunan PDRB Kota Pagar Alam Menurut Pengeluaran Tahun 2010 - 2012