BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG No. 03/6474/Th. V, 07 Desember 2015
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA BONTANG Tahun 2014 1. Metodologi Secara nasional Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2014 berdasarkan metode baru Tahun 2010 yang dilakukan oleh BPS-RI berdasarkan rekomendasi United Nations Development Programme/UNDP dengan indikator komponen sbb.: (1) Lamanya hidup adalah hidup sehat dan umur panjang, diukur dengan angka harapan hidup waktu lahir, (2) Pengetahuan/pendidikan diukur dengan rata-rata antara harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, (3) Standar kehidupan yang layak diukur dgn pengeluaran perkapita dari Paritas Daya Beli (Purchasing
Power Parity/PPP) per kapita. Pada IPM metode baru masih melihat dari tiga aspek pembangunan manusia dengan perbedaan pada dua aspek yang mendasar. 2. Penjelasan Umum IPM adalah indikator komposit yang mengukur kualitas hidup manusia. IPM dibangun melalui pendekatan 3 dimensi, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang layak. IPM menjelaskan tentang bagaimana manusia mempunyai kesempatan untuk mengakses hasil dari suatu proses pembangunan, sebagai bagian dari haknya dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. 3. IPM Metode Baru Kota Bontang Tahun 2014 Selama tahun 2014 IPM Kota Bontang tercatat sebesar 78,58 dengan kategori “IPM Tinggi” pada posisi (70 ≤ IPM < 80). Pencaian angka ini, jauh lebih tinggi disbanding angka IPM yang dicapai Provinsi Kalimantan Timur dan Nasional tercatat sebesar 73,82 dan 68,90. Pencapaian level IPM Kota Bontang adalah IPM tertinggi diantara Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Kalimantan Timur. Di atas capaian IPM Kota Samarinda 78,39, dan Kota Balikpapan 77,93 terendah adalah Kabupaten Mahakam Ulu, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Barat yaitu masing-masing sebesar 64,32, 68,60 dan 68,91.
Berita Resmi Statistik Kota Bontang No. 03/6474/Th.V, 07 Desember 2015
1
Berdasarkan hasil penghitungan IPM metode Baru, secara umum capaian nilai IPM Kota Bontang merupakan angka tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur. Selama kurun waktu tahun 2010-2014 kinerja pembangunan manusia di Kota Bontang telah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dan signifikan. Perbandingan capaian dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 1. IPM Kota Bontang, Prov.Kalimantan Timur dan Indonesia, Tahun 2010-2014 80
IPM Indonesia
71.31 70
72.02
67.09
66.53
77.55
77.25
76.97 75
IPM Kaltim
72.62
67.70
IPM Kota Bontang 78.58 78.34 73.94 73.21
68.31
69.10
65
60
2010
2011
2012
2013
2014
Hal ini ditunjukkan dengan capaian kenaikan peniningkatan angka IPM dari setiap tahunnya. Pada tahun 2010 capaian IPM Kota Bontang tercatat 76,97, meningkat menjadi 78,58 pada tahun 2014. Kenaikan rata-rata mencapai pertumbuhan IPM Kota Bontang tercatat 0,87 persen rata-rata per tahun dalam periode 2010-2014. Tabel 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bontang Tahun 2010 - 2015 Menurut Variabel Pembentuknya
Berita Resmi Statistik Kota Bontang No. 03/6474/Th.V, 07 Desember 2015
2
Angka harapan hidup, yang merupakan merefleksi dari penduduk Kota Bontang waktu lahir mencapai usia 73,68 tahun pada tahun 2014. Angka harapan ini naik sebesar 0,07 persen selama empat tahun terakhir (periode 2010-2014) yaitu sebesar 73.63. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kota Bontang yang terus meningkat. Pada Tahun 2014, indikator variabel tertinggi yang mampu dicapai oleh Kota Bontang adalah Pengeluaran per Kapita tercatat 15,88 juta rupiah, terjadi kenaikan sebesar 80 ribu rupiah (5,18%) selama empat tahun terakhir dari tahun 2010 sebesar 15,10 juta rupiah. Gambar 2. Capaian Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota se-Provinsi Kalimantan Timur, Tahun 2014 Kota Bontang
78.58
Kota Samarinda
78.39
Kota Balikpapan
77.93
Mahakam Ulu
64.32
PPU
68.60
Berau
72.26
Kutai Timur
70.39
Kutai
71.20
Kutai Barat
68.91
Pasir
69.87 -
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Reduksi shortfall per tahun (annual reduction in shortfall) dari IPM Kota Bontang pada tahun 2013 menunjukkan angka 1,02 persen menurun 0,30 persen yang dapat dicapai pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan manusia di Kota Bontang dalam dua tahun terakhir telah mengurangi jarak tempuh IPM menuju titik ideal (IPM = 100) sebanyak 1,32 persen (1,02+0,3). Tinjauan kinerja pembangunan manusia se-Provinsi Kalimantan Timur, dimana Kota Bontang merupakan kota dengan kinerja pembangunan manusia terbaik pertama. Hal ini ditunjukkan dengan capaian nilai IPM sebesar 78,58 pada tahun 2014 dengan kategori capaian “IPM Tinggi”. Berada pada level di bawahnya adalah Kota Samarinda, dan Kota Balikpapan, masing-masing IPM mencapai 78,39, dan 77,93. Dengan capaian terendah adalah Kabupaten Mahakam Ulu, dan Kabupaten Penajam Paser Utara dengan IPM sebesar 64,72, dan 68,66.
Berita Resmi Statistik Kota Bontang No. 03/6474/Th.V, 07 Desember 2015
3
Tahun 2014 capaian variabel Angka Harapan Hidup se-Provinsi Kalimantan Timur dilihat dari perkembangannya, dimana Kota Bontang mencapai 73,68 tahun (73 tahun, 8 bulan lebih) berada pada posisi kedua setelah Kota Balikpapan mencapai 73,94 tahun (73 tahun, 11 bulan lebih). Terendah 70,48 tahun dicapai oleh Kabupaten Penajam Paser Utara, disusul Kabupaten Mahakan Ulu 71,12 tahun dan Kabupaten Berau 71,21 tahun. Perkembangan capaian angka harapan hidup (AHH) tabel ini. Tabel 2 Perbandingan variable angka harapan hidup kabupaten/kota se-Kalimantan Timur, Tahun 2010-2014
Sumber : BPS Kota Bontang Sedang gambaran rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah seKalimantan Timur selama tahun 2010-2014, Kota Bontang masih berada pada level ke kedua dan keempat dengan capaian 10,35 tahun dan 12,68 tahun. Dengan capaian tertinggi adalah Kota Balikpapan 10,41 tahun dan Kota Samarinda 14,16 tahun. Dengan perkembangan tabel untuk kedua variabel ini sebagai berikut. Tabel 3 Perbandingan variable Rata-Rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah kabupaten/kota se-Kalimantan Timur, Tahun 2010 dan 2014
Berita Resmi Statistik Kota Bontang No. 03/6474/Th.V, 07 Desember 2015
4
Metodologi UNDP terhadap Rata-rata Lama Sekolah (RLS) diukur sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan rata-rata lama sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas. Demikian pula angka Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan lamanya sekolah (tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka HSL dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. Demikian pula terhadap Pengeluaran per kapita yang disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (Purcashing Power ParityPPP). Rata-rata pengeluaran per kapita setahun diperoleh dari Susenas, dihitung dari level provinsi hingga level kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100. Perhitungan paritas daya beli pada metode baru menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas nonmakanan. Metode penghitungan paritas daya beli menggunakan Metode Rao. Dimana Kota Bontang menenpati angka pengeluaran perkapita tertinggi mencapai Rp.15.878.430,-, di susul Kota Samarinda Rp. 14.158.823,- dan Kota Balikpapan Rp. 13.434.172,- atau secara series dapat dilihat pada table berikut. Tabel 4 Perbandingan Pengeluaran Per Kapita kab/kota se-Kalimantan Timur, Tahun 2010 – 2014 (Ribu Rupiah)
Sumber : BPS Kota Bontang
Berita Resmi Statistik Kota Bontang No. 03/6474/Th.V, 07 Desember 2015
5
Nilai IPM Kota Bontang sebesar 78,58 pada tahun 2014 dengan nilai Reduksi shortfall yang dicapai sebesar 2,09 poin selama empat tahun terakhir (2010-2014). Kondisi ini menandakan kecepatan pencapaian IPM ideal 100 relatif melambat dibandingkan daerah lain di Provinsi Kalimantan Timur. Sehingga perlu kerja keras untuk mempertahankan capian IPM tertinggi yang telah dicapai ini. Kedepan diperlukan upaya dan kerja cerdas dalam hal penyediaan sarana dan prasarana seperti fasilitas transportasi, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, serta faslitas lainnya. Tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi kepada masyarakat luas terutama terhadap prilaku hidup sehat investasi pada pendidikan. Dalam konteks pembangunan daerah, IPM menjadi salah satu ukuran utama dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah yakni menjadi kunci keberhasilan suatu daerah terlaksananya perencanaan pembagunan daerah. Mengingat IPM sebagai salah satu alat ukur pemantauan status pembangunan manusia, karena IPM sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Capain kearah tercapainya angka IPM ideal dapat dilihat pada table berikut. Tabel 5. Capaian Shortfall Indeks Pembangunan Manusia Se- Provinsi Kalimantan Timur Menurut Kab/Kota, Tahun 2014
Berita Resmi Statistik Kota Bontang No. 03/6474/Th.V, 07 Desember 2015
6
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG Informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Drs. H. Basiran Suwandi. Kepala BPS Kota Bontang
Telp.(0548) 26066Fax : (0548) 27706 Website: bontangkota.bps.go.id E-mail:
[email protected]