LAPORAN RINGKAS PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2013
PUSAT PENGKAJ IAN DAN PEREKAYASAAN TEKNOLO GI KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
LAPORAN RINGKAS PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2013
Pusat pengkajian dan perekayasaan teknologi kelautan dan perikanan Badan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan Kementerian kelautan dan perikanan
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2013
TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab Adi Wijaya, M.Si Ketua Eko Susilo, S.Pi
Anggota Nur Aulia, SE Wahyu Setyorini, SE Desain Sampul Wahyu Setyorini, SE Diterbitkan Oleh:
Balai Penelitian dan Observasi Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Jl. Baru Perancak, Negara, Jembrana – Bali 82251 Telp. : (02365) 44266/44268/44277, Fax. : (0365) 44278 e-mail:
[email protected] www.bpol.litbang.kkp.go.id
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengembangan Kelau
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengembangan Kelau
KATA PENGANTAR
ur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Laporan Ring
angan Kelautan dan Perikanan lingkup Balai Penelitian dan Observasi Laut tahun 2013 dapat diselesaikan dengan baik.
aporan ini merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengkajian dan Perekayasaan Tekno
n. BPOL pada tahun 2013 melaksanakan 8 kegiatan penelitian yang menghasilkan 4 output utama yaitu:
an/atau Informasi Fenomena Alam Laut dan Perubahan Iklim
an/atau Informasi Sumberdaya Laut
an Informasi untuk Frekuensi Pemantauan Daerah Tangkapan Ikan Nasional
an Informasi Teknologi Kelautan dan Perikanan serta Hasil Observasi Laut
harapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah dicapai. Sa
n ini belum secara sempurna menyajikan informasi, oleh karena kami sangat mengahrapkan adanya kritik dan saran yang
nya visi danmisi Kementerian Kelautan dan Perikanan
Jembrana, De
T
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengembangan Kelau
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengembangan Kelau
DAFTAR ISI
Data dan/atau Informasi Fenomena Alam Laut dan Perubahan Iklim
karan Massa Air di Samudera Pasifik bagian Barat pada Kesuburan Perairan dan Migrasi Skipjack tuna di Perairan I Studi Implikasi Pengasaman Laut pada Ekosisitem Terumbu Karang di Kawasan Coral Triangle Initiative (CTI) Data dan/atau Informasi Sumberdaya Laut
ngan Model Biofisika Laut untuk Memprediksi Produktivitas Primer Kaitannya dengan Kelimpahan Tuna, Tongkol da Data dan Informasi untuk Frekuensi Pemantauan Daerah Tangkapan Ikan Nasional Operasional Data Satelit dan PPDPI Peningkatan Akurasi Sistem Prediksi pada PPDPI Tuna dan Lemuru Data dan Informasi Teknologi Kelautan dan Perikanan serta Hasil Observasi Laut Operasional Sistem Observasi Laut Adaptasi Lahan Basah terhadap Proyeksi Kenaikan Muka Air Laut INDO CHINA CRUISE EXPEDITION
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengemban
KELOMPOK PENELITIAN - TAHUN 2013 uh Pertukaran Massa Air di Samudera Pasifik bagian Barat pada Kesuburan Perairan dan Migrasi Skipjack Tuna di Perairan Indonesia Latar Belakang:
Samudera Pasifik merupakan merupakan daerah tangkapan ikan tuna (70%) dan juga memiliki peranan yang sangat vital dalam terjadinya siklus E iklim dunia. Daerah tersebut tidak terlepas dari adanya kolam air hangat Samudera Pasifik bagian barat, dimana pola pergerakan (konvergensi) k oleh ENSO. zona konvergensi dan front merupakan kombinasi mekanisme yang sangat penting bagi plankton dan mikronekton dan juga Berdasarkan keterkaitan tersebut, maka sebaran Cakalang akan berkaitan sangat erat dengan perpindahan atau pergerakan zona konvergensi ter memperkirakan fishing ground untuk Cakalang. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan didapatkan bahwa ada korelasi yang cukup baik antar variabel proksi untuk zona konvergensi, yaitu garis isotermal 29°C suhu permukaan laut dan indeks osilasi selatan (IOS).
Tujuan: Mengetahui pola pergerakan zona konvergensi di kolam air hangat Pasifik bagian barat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta keterkait pola migrasi tuna di perairan Indonesia bagian timur.
u (kiri) dan NPP (kanan) dari Citra satelit
Metode: Kegiatan penelitian dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap pertama lebih ditekankan pada pengambilan data Insitu (Salinitas, Temperatur, Nutr pengolahan data citra satelit (Temperatur Permukaan Laut dan Klorofil-a) dan pengambilan dan pengolahan data TAO Array di Pasifik Ekuato kedua dilakukan analisis transpor massa air di Samudera Pasifik Ekuatorial, analisis front suhu permukaan laut dengan menggunakan algoritma kelimpahan klorofil-a dengan front suhu permukaan laut. Selain itu dilakukan juga analisis pola pergerakan kolam air hangat Pasifik Ekuatorial ba ENSO. Semua data tersebut nantinya akan dilakukan pemodelan variabel salinitas, temperatur dan arus laut di Samudera Pasifik ekuatorial den
verifikasi dengan data tangkapan cakalang. Data suhu, khlorofil-a didapatkan dari www.oceancolor.gov.noaa, NPP dari www.p air laut dari TAO array diunduh di Pengambengan. Suhu dari TAO lintang 0 Tahun 200
ata Salinitas dari TAO di 5N 147 E
ian dan Observasi Laut
www.pmel.noaa/tao.
Data tangkapan ikan cakalang berasal dari DKP Prov Papua, DKP Prov
Hasil: Hasil pengukuran in situ suhu dan salinitas pada stasiun hidrooseanografi di Teluk Weda berkisar antara 8-30 0C dan 33,6-35,3 psu. Stasiun biolo dan 34,06 – 34,14 psu. Konsentrasi nitrat 0,002-0,302 ppm; silikat 0,001-0,079 ppm; fosfat berkisar 0,001-0,081 ppm, kandungan oksigen terlarut 377,51 - 2177,01 mg C/m3/hari.
Pengolahan data SST dari citra Modis dengan Hovmoller menunjukkan terjadinya pergerakan lapisan isotherm 29 dan pergerakan massa air pad batas pada Bujur 160o W (2006, 2008, dan 2011-2012). Adanya pergerakan massa air yang membawa kandungan khlorofil-a dengan NPP yang terutama pada tahun 2006, 2008 dan 2011.
Puncak musim penangkapan cakalang di sekitar perairan Jayapura (2007-2012) diduga terjadi pada bulan Agustus, dan paceklik bulan Januari, sed penangkapan bulan Januari dan paceklik bulan Pebruari. Pengaruh El Nino terhadap hasil tangkapan ikan cakalang di Kota Sorong (Juli 2009-Febru berfluktuasi. Walaupun El Nino mulai melemah, ikan cakalang yang tertangkap masih menunjukan nilai yang tinggi.
Terjadi pergerakkan masa air hangat (isotherm 29 0C) secara vertikal dan horizontal berdasarkan data TAO. Pergerakkan kolom massa air hangat N menunjukan pergerakan horizontal kearah barat dan pergerakan vertikal dari layer 25 m hingga layer 65 m dari tahun 2000 ke tahun 2010. Jika pergerakan kolom massa air hangat tersebut terkait dengan kejadian ENSO. Hasil TAO juga memperlihatkan adanya massa air dengan salinita 2003, 2005, 2007, dan 2011 dan diduga daerah penangkapan ikan cakalng. Pengaruh fenomena ENSO terjadi pada tahun-tahun tersebut, namun
ncak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id asifik Bagian Barat dan Perairan Indonesia Bagian Timur agti, M.Si Program Renstra : Penguasaan riset dan observasi laut yang didukung oleh sistem data dan informasi ah, S.Pi Program APBN : Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Agus Setiawan, M.Si Anggaran Realisasi Mutiara R. Putri, M.Si RM : Rp. 198.140.000,RM : Rp. 198.119.694,a, M.Si PHLN : Rp. 0 PHLN : Rp. 0 gono, M.Si PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0 agti, M.Si o, M.Si
Mitra Kerjasama
:
Dana Pendamping Pengguna
: :
ITB, Balai Konservasi Bio Penelitian Perikanan Tu Dirjen Perikanan Tangka Pengusaha Perikanan Dinas Kelautan dan Prov Dinas Kelautan dan Prov
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengemban
KELOMPOK PENELITIAN - TAHUN 2013 Studi Implikasi Pengasamanan Laut pada Ekosistem Terumbu Karang di Kawasan Coral Triangle Initiative (CTI)
ia (ki) dan coring (ka)
ki) dan core (ka)
ata pengukuran pH (ka)
ki) dan korelasi laju pertumbuhan karang ka) a)
Latar Belakang: Meningkatnya jumlah CO2 yang diserap laut selama akhir abad ini rata-rata telah menurunkan pH air laut sebesar 0,1 (Orr et al., 2005). Akibatnya, kebut tambahan H2CO3 telah melampaui pasokannya dan mengakibatkan pH air laut mulai menurun. Kecenderungan inilah yang dikenal sebagai pengasaman l pengasaman laut adalah pada organisme berkapur di laut seperti karang, Pteropods, dan bentuk kehidupan lainnya yang bergantung pada ion CO32- dan kerangnya. Karang dan Pteropods sangat bergantung pada tingkat kelarutan yang tinggi dari bentuk tak stabil kalsium karbonat (aragonite dan c menurunkan konsentrasi aragonite dan calcite sehingga kemampuan organisme untuk membentuk kerangka akan terganggu (Gattuso et al., 1998; Bach e Prof. Suharsono tentang laju pertumbuhan tahunan karang di Indonesia menunjukkan kecenderungan penurunan laju pertumbuhan tahunan Porite perbandingan dengan temperatur di lokasi Wakatobi, Sulawesi Selatan, kenaikan Suhu Permukaan Laut (SPL) cukup signifikan yang berkorelasi dengan sedangkan di lokasi Biak-Maumere didapatkan bahwa laju pertumbuhan karang meningkat seiring adanya peningkatan SPL. Proses pengasaman laut belu bel ekosistem terumbu karang di perairan Indonesia yang relatif cukup hangat, dengan keanekaragamannya yang tinggi dan mewakili 18% dari seluruh ter dilakukan observasi dan pemantauan implikasi proses pengasamanan laut pada ekosistem terumbu karang di kawasan CTI. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi implikasi pengasamanan laut pada ekosistem terumbu karang di kawasan CTI. Metode: Pada tahun 2011 & 2012 telah dilakukan pengukuran parameter fisik & kimia (pCO2, pH, suhu, salinitas, alkalinitas, fosfat, silikat) serta monitoring terumbu karang. Pada tahun 2013 telah diambil sampel karang dengan metode coring di lokasi Bunaken, Selayar dan Nusa Penida. Selanjutnya sampel karang dipotong membentuk lempengan setebal kira-kira 0,5 cm dan dilakukan X-ray. Untuk mengukur laju pertumbuhan tahunannya, hasil X-ray dianalisa dengan menggunakan software CoralXDS. Pada tahun 2014 akan dilakukan analisa rasio Sr/Ca dan isotop δ18O dengan menggunakan alat Inductively Coupled Plasma – Atomic Emission Spectroscopy (ICP – AES). Hasil: Dari pengolahan data pada tahu 2011, didapatkan bahwa pola monsun di perairan Indonesia berperan signifikan terhadap variasi pH air laut. Nilai pH air laut perairan Indonesia barat di musim barat lebih rendah daripada di musim timur dan sebaliknya nilai pH air laut perairan Indonesia timur di musim barat lebih tinggi daripada di musim timur. Pada pengukuran lapang di tahun 2012, pH yang terukur di Nusa Penida pada bulan Mei berkisar pada 8,274 dan menurun pada pengukuran di bulan Oktober yaitu berkisar 8,159. Di Pemuteran, pada pengukuran di bulan Maret berkisar pada 8,148 dan menurun pada pengukuran di bulan Oktober yaitu berkisar 8,124. Pada tahun 2013 telah dilakukan pemantauan kualitas air dan melakukan coring di lokasi Nusa Penida, Bunaken dan Selayar. Pada kegiatan coring, dilakukan pengambilan sampel karang dengan metode drilling, hal ini dilakukan karena keterbatasan data tentang kondisi terumbu karang dalam jangka panjang yang bersifat time series, sementara karang dapat merekam perubahan kondisi lingkungan fisik selama pertumbuhannya. Sampel karang dari ketiga lokasi telah dianalisa laju pertumbuhan tahunannya dengan metode X-Radiograph. Hasil analisa menunjukkan adanya variasi laju pertumbuhan tahunannya 10 mm/tahun yang dipengaruhi oleh variasi suhu perairan. Laju pertumbuhan karang memberikan respon yang bervariasi terhadap index NINO3.4. Pada tahun 1983 saat terjadinya el nino, tingginya laju pertumbuhan karang mencapai 15 mm/tahun. Sedangkan pada tahun 1998 laju pertumbuhan karang berbanding terbalik dengan besarnya index NINO3.4.
D
an dan Observasi Laut
ncak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id Kabupaten Buleleng dan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, Prov. Bali; TN Bunaken Kabupaten Manado, Prov. Sulawesi Utara; TN Taka Bonerate di Kabupaten Kepulauan Selayar, Prov. Sul agti, M.Si Program Renstra : Penguasaan riset dan observasi laut yang didukung oleh sistem data dan informasi Mitra Kerjasama : Pusat Penelitian Geotekno ito, S.Si Program APBN : Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Dana Pendamping : gus Setiawan, M.Si Anggaran Realisasi Pengguna : Ditjen KP3K n Lubis, MT RM : Rp. 444.920.000,RM : Rp. 444.459.922,Peneliti h, S.Pi PHLN : Rp. 0 PHLN : Rp. 0 Pemda ti, S.Si PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0 Universitas groho, S.Pi
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengemban
KELOMPOK PENELITIAN - TAHUN 2013 mbangan Model Biofisika Laut untuk Memprediksi Produktivitas Primer Kaitannya dengan Kelimpahan Tuna, Tongkol dan Ca
T (Sea Surface Temperature)
Latar Belakang: Perairan Indonesia memiliki sumber daya perikanan pelagis dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi. Hampir sebagian besar jenis ikan pela Indonesia memiliki nilai ekonomis tinggi dengan tingkat penangkapan pada beberapa wilayah sudah mendekati overfishing. Pengelolaan berkelanjutan memerlukan informasi secara spasial dan temporal tentang kelimpahan suatu jenis ikan pelagis sepanjang siklus hidupnya.
Perairan Indonesia juga mempunyai karakteristik oseanografi yang unik dan dinamis (Susanto et al., 2001; Hendiarti et al., 2004; Susanto et al., Indonesia terutama dipengaruhi oleh fenomena Asia- Australian Monsoon (Tomczack & Godfrey, 2001; Hendiarti et al., 2004; Qu et al., 2005; L (Sprintall et al., 2003; Wijffels et al., 2008) dan El Nino Southern Oscillation (ENSO)( Susanto et al., 2001; Hendiarti et al., 2004). Akibatnya kondisi Perairan Indonesia cenderung bervariasi dalam skala ruang dan waktu. Dampaknya terhadap pengelolaan sumber daya ikan pelagis berbasis pend informasi yang akurat tentang kondisi oseanografi optimum bagi habitat satu jenis sumber daya ikan pelagis pada setiap wilayah laut dalam Perairan
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk Mengembangkan model parameter fisik dan model ekosistem dalam kaitannya dalam distribusi dan variabilitas produ sehingga didapatkan data dan informasi kondisi kesuburan perairan Indonesia yang bersifat kontinu dan near realtime kaitannya dengan kelimpahan tu
Metode: Pendekatan masalah yang digunakan untuk memprediksi produktivitas perairan melalui pendekatan model numerik, dengan metode penelitian seba Pengembangan model hidrodinamika laut Pengembangan model ekosistem Kompilasi data sekunder Simulasi model hidrodinamika-model ekosistem laut Survey lapangan untuk verifikasi model Hasil akhir yang diharapkan berupa data dan informasi kondisi kesuburan perairan yang lebih baik terutama dalam penentuan daerah poten yaitu tuna, tongkol, cakalang.
Hasil: Telah dilakukan inputan ulang dan dihasilkan keluaran model fisik rata-rata bulanan untuk parameter suhu di perairan selat Bali dengan resosusi 200 m rata-rata bulan Januari, April, Juni dan September sebagai perwakilan dari setiap musimnya. - Pada saat musim barat yang diwakili bulan Januari terlihat SST lebih tinggi dan akan terus bergerak menurun memasuki awal musim peralihan I di bu - Pada saat memasuki musim timur bulan Juli SST semakin turun sampai dengan awal musim peralihan II di bulan September terlihat minimum. Hal ini m perairan selat Bali mendapatkan pengaruh upwelling dari perairan selatan Jawa, Bali, Nusa yang secara fisis ditandai dengan pengangkatan mass sehingga suhu permukaan akan lebih dingin dan salinitas yang lebih tinggi dengan daerah sekitarnya. Penelitian terdahulu dilaporkan, bahwa produktifitas perairan tertinggi di selatan Jawa dan selat Bali yang disebabkan oleh fenomena upwelling di pera Bali, yang akan memicu indirect upwelling di selat Bali. Pola ini akan muncul ketika memasuki musim timur (Juni-Oktober) yang ditandai dengan massa air dan Bali menjadi lebih dingin dan salinitas yang lebih tinggi.
stribusi vertikal temperatur ian dan Observasi Laut
ncak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id
ndia selatan Jawa dan Bali gono, M.Si Program Renstra : Penguasaan riset dan observasi laut yang didukung oleh sistem data dan informasi iadi, S.T Program APBN : Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Agus Setiawan, M.Si Anggaran Realisasi M.Si a Rintaka Siwi, M.Si RM : Rp. 461.360.000,RM : Rp. 461.248.692,o, M.Si ah, S.Pi PHLN : Rp. 0 PHLN : Rp. 0 .Pi PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0 ati, S.Si
Mitra Kerjasama Dana Pendamping Pengguna
: : :
Institut Teknologi Bandun Dirjen Perikanan Tangkap Peneliti Pemerintah Daerah Universitas
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengemban
KELOMPOK PENELITIAN - TAHUN 2013 Operasional Data Satelit dan Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI)
Latar Belakang: Kegiatan Operasional data satelit dan PPDPI ini dilakukan untuk mendukung salah satu tugas dan fungsi Balai Penelitian dan Observasi Laut ya Kelautan dan Perikanan Nomor 34/MEN/2011, yaitu melakukan penelitian dan observasi sumber daya laut di bidang fisika dan kimia kelautan, da perubahan iklim, serta pengkajian teknologi kelautan. Pemanfaatan teknologi remote sensing atau penginderaan jauh juga dapat digunakan untuk mendukung kegiatan perikanan tangkap Dengan menggunakan citra satelit dan mempelajari perilaku ikan yang dikaitkan dengan kondisi hidup ikan di perairan seperti konsentrasi kloro gelombang, dan anomali tinggi muka air laut maka Balai Penelitian dan Observasi Laut mampu menghasilkan data pendugaan wilayah perairan Ind Pembuatan PPDPI ini dilakukan secara kontinyu, dengan harapan peta ini dapat membantu meningkatkan hasil tangkapan para nelayan dan mem efektif dan efisien.
Data Suhu Permukaan Laut
Tujuan: 1. Melakukan inventarisasi dan pengolahan data-data satelit oseanografi 2. Menyampaikan informasi dari hasil pengolahan data Satelit Oseanografi kepada yang membutuhkan melalui website dan email 3. Pengembangan pengolahan Peta Fishing Ground dari proses manual menjadi semi otomatis dan diharapkan menjadi otomatis Metode: (hal-hal yang harus disampaikan) Metode pekerjaan yang dilaksanakan dalam kegiatan ini meliputi: 1. Akuisisi dan Inventarisasi 2. Pembuatan Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan o Analisa data satelit o Overlay o Pengolahan data gelombang dan angin o Layout 3. Distribusi hasil
PPDPI Pelabuhan
Plotting Data Respon Balik Selat Bali Bulan April 2013
Hasil: (hal-hal yang harus disampaikan) 1. Inventarisasi Data selama tahun 2013 adalah data NOAA sebanyak 1.613 data dan data MODIS adalah sebanyak 1.507 data 2. PPDPI total yang dihasilkan adalah sebanyak 1.664 peta 3. Distribusi PPDPI melalui website, email dan sms center 4. Diseminasi PPDPI di beberapa wilayah pelabuhan perikanan 5. Pemetaan data respon balik 6. penyusunan sub sistem otomatisasi PPDPI 7. 2 buah karya tulis ilmiah
Diseminasi PPDPI Cilacap
ian dan Observasi Laut
ncak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id
airan Indonesia
atisworo (Jan – Okt
Program Renstra Program APBN
: Penguasaan riset dan observasi laut yang didukung oleh sistem data dan informasi : Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan
Mitra Kerjasama Dana Pendamping
: :
-
Pengguna
:
Pelabuhan Perikanan Dinas Kelautan dan Perika Nelayan
wan (Okt – Des
ndriyawan an Zaky wi A anto
RM PHLN PNBP
: : :
Anggaran Rp. 219.259.000,Rp. 0 Rp. 0
RM RM PNBP
: : :
Realisasi Rp. 217.822.766,Rp. 0 Rp. 0
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengemban
KELOMPOK PENELITIAN - TAHUN 2013 Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) untuk Ikan Tuna dan Lemuru kepadatan ikan (n/1000m3) 50 to 100 100 to 200 200 to 300 300 to 400
Latar Belakang: Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) telah berhasil menghasilkan peta yang berisi informasi daerah penangkapan ikan. Informasi tersebut d Penangkapan Ikan (PPDPI). Metode penyusunan PPDPI berdasarkan analisa data satelit oseanografi. PPDPI sudah disebarkan secara meluas kep tradisional maupun nelayan modern. Nelayan dapat mengakses informasi itu melalui berbagai media baik email, fax, website maupun SMS. Peneliti daerah potensial penangkapan ikan pelagis terus dilakukan. Ada tiga aspek penelitian dan pengembangan yang dilakukan yaitu (1) frekuensi penerbita akurasi informasi. Berkaitan dengan metode prediksi, diharapkan PPDPI mampu memberikan informasi daerah penangkapan ikan untuk jenis ikan terte tinggi misalnya tuna, cakalang maupun lemuru dengan tingkat keakurasian yang baik. Informasi yang akurat akan sangat membantu nelayan dalam m penangkapan dengan baik. Penelitian sebelumnya telah berhasil menemukan beberapa metode untuk memprediksi ikan tuna mata besar (bigeye kalah pentingnya yaitu peningkatan akurasi hasil prediksi. Hal ini penting karena ikan hidup di habitat yang dinamis, sehingga kebaradaan dan k lingkungan tempat ikan hidup. Informasi PPDPI yang akurat akan memudahkan nelayan dalam mencapai lokasi penangkapan ikan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) untuk ikan tuna dan lemuru
Kedonganan
114.9°
115°
115.1°
115.2°
115.3°
ur
an lemuru terhadap kelimpahan ey validasi kedua (musim timur)
ahan zooplankton di periaran Selat 2013 (musim timur)
Metode: - Kegiatan penelitian ini meliputi pengembangan model prediksi daerah penangkapan ikan (PPDPI) lemuru dan validasi Pelikan Tuna. - Pengembanggan model prediksi PPDPI melalui pendekatan statistik Generalized Additive Model (GAM), data kelimpahan plankton sebagai variabel X dan data oseanografi sebagai variabel Y. Hasil prediksi dari model selanjutnya akan divalidasi dengan data kelimpahan plankton dari data akustik dan survei validasi. - Peningkatan akurasi Pelikan Tuna melaui analisis data log book penangkapan ikan kapal longline dan data prediksi Pelikan Tuna. Data penangkapan dalam satuan indeks hook rate (HR). Selanjutnya dilakukan analisis korelasi untuk mengetahui tingkat keakurasian dari hasil prediksi Pelikan Tuna.
Tabel 1. Jenis data yang digunkaan dalam kegiatan peneliti No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jenis Data
Survei P
Lokasi penangkapan Data kualitas air Sampel kualitas air Sampel plankton Data citra satelit MODIS Data akustik Logboook penangkapan tuna longline Peta Pelikan TUNA
Ya Ya Ya Ya Ya Tida
Hasil: - Hasil analisis persamaan GAM terhadap ketiga variabel penduga menunjukkan bahwa tidak semua variabel berpengaruh terhadap kelimpahan zooplan yang diperoleh 2 persamaan yaitu crustacean= exp ( s(sst) + s(ssc) + s(par)) dengan nilai deviance sebesar 72,5% dan crustacean= exp ( s(sst) + s(par)) d - Berdasarkan data hidroakustik terlihat adanya hubungan positif antara kepadatan ikan lemuru dengan kelimpahan plankton seperti yang perekaman h pada hari keempat cukup sukses dan berhasil merekam dari pagi hingga malam hari. Gerombolan ikan yang cukup besar terlihat pada lokasi perairan de tinggi dibanding lokasi sekitarnya. - Selama survei terdeteksi 43 titik lokasi schooling. Sebagian besar schooling berada pada kolom permukaan dan terdapat hampir disemua paparan ba lemuru di Selat Bali terutama terkonsentrasi di paparan (shelf) Jawa dan Bali , pada kedalaman kurang dari 200 m. Pada lapisan kedalaman antara tersebar di perairan Selat Bali bagian utara. Sedangkan gerombolan ikan di perairan Selat Bali bagian selatan, menyebar pada kedalaman 10-30 meter. - Komposisi fitoplankton di perairan Selat Bali lebih banyak didominasi oleh diatome dengan komposisi sekitar 70-80%. Sedangkan komposisi zooplan sebesar 78% - 91% - Karya Tulis Ilmiah pada PIT-X ISOI Tahun 2013 berjudul “Preferensi Lingkungan pada Daerah Penangkapan Ikan Lemuru di Selat Bali dari Data Satelit dan
ian dan Observasi Laut
ncak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id at Bali dan Samudera Hindia Selatan Jawa-Bali .Pi Program Renstra : Penguasaan riset dan observasi laut yang didukung oleh sistem data dan informasi .Pi Program APBN : Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan n Suniada, M.Si Anggaran Realisasi M.Si. RM : Rp. 236.227.000,RM : Rp. 234.615.850,a, S.Pi. PHLN : Rp. 0,PHLN : Rp. 0,sworo, S.Si. PNBP : Rp. 0,PNBP : Rp. 0,-
Mitra Kerjasama Dana Pendamping Pengguna
: : :
BPPL – Muara Baru Nelayan Dirjen Perikanan Tangkap -
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengemban
t prediksi Pengambengan
KELOMPOK PENELITIAN - TAHUN 2013 Operasional Sistem Observasi Laut
Latar Belakang: Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya muka air laut secara periodik yang diakibatkan oleh interaksi antara bumi, matahari, bulan merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek gaya sentrifugal, dimana gaya tarik matahari dan gaya tarik grafitasi bulan menarik air aplikasinya informasi pasang surut dibutuhkan untuk banyak keperluan, diantaranya adalah transportasi laut, kegiatan di pelabuhan, dan pantai. Selain itu informasi pasang surut juga diperlukan untuk mengetahui sirkulasi arus di suatu perairan, transport sedimen dan proses perairan.
Selain data fluktuasi muka laut yang diperoleh dari sensor elevasi muka laut, data lain yang juga diperlukan dalam pemantauan dinamika laut d ini dibutuhkan dalam perhitungan dan prediksi parameter dinamika laut dipermukaan, satu diantaranya adalah gelombang laut. Dengan alas pengamatan yang dibangun juga terpasang sensor pengukuran arah dan kecepatan angin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pematauan secara kontinu berupa data fluktuasi muka air laut dan vektor angin permukaan.
Metode: Metode pengambilan data pada stasiun observasi kelautan dilakukan dengan sistem multi-point time series observation, yaitu dengan menem beberapa lokasi representatif untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Pada masing – masing stasiun data diambil secara periodik Penentuan interval waktu pengambilan data didasarkan pada pertimbangan beberapa faktor, yaitu : kapasitas memori penyimpanan da pembiayaan pada sistem transmisi data. Pada stasiun yang terpasang di 1 (satu) lokasi dalam kegiatan ini, interval waktu yang digunakan dalam 5 (lima) menit.
Metode yang digunakan pada pengiriman data dari stasiun ke database adalah dengan menggunakan sistem telemetri memanfaatkan fasilitas G jaringan GSM (Global System For Mobile Communication). Oleh karena itu salah satu kriteria dalam pemilihan lokasi stasiun observasi kelaut jaringan GSM dengan fasilitas GPRS.
Hasil: Data elevasi muka laut secara real time (waktu nyata) dari stasiun observasi kelautan ke server data mempunyai interval 5 (lima) men permasalahan sama sekali pada proses pematauan dan pengiriman data maka seharusnya di peroleh (60/5) x 24 = 288 data dalam 1 (satu) h yaitu untuk bulan januari sekitar 8928 data, februari sekitar 8352 data, maret sekitar 8928 data, april sekitar 8640 data, mei sekitar 8928 data data, agustus sekitar 8928 data, september sekitar 8640 data, oktober sekitar 8928 data, nopember sekitar 8640 data, sedangkan bulan desem dikarenakan adanya beberapa permasalahan yang terjadi misalnya pada sistem transmisi yang terkadang tidak mengirim data ke server p diperoleh tidak lengkap. Adannya kendala dalam pengumpulan data tersebut menjadikan proses pengolahan data merupakan hal yang wajib yang dapat digunakan.
gin dominan Pengambengan tian dan Observasi Laut
ancak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id
Perikanan Nusantara Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali ggono, M.Si Program Renstra : Penguasaan riset dan observasi laut yang didukung oleh sistem data dan informasi tiadi, S.T Program APBN : Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Sukadana Anggaran Realisasi syah, S.Kel isworo, S.Si RM : Rp. 134.600.000,RM : Rp. 134.341.050,ra Hadi, S.kom PHLN : Rp. 0 PHLN : Rp. 0 PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0
Mitra Kerjasama Dana Pendamping Pengguna
: : :
PPN P Dirjen
Peneli
Peme Unive Nelaya
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengemban
PERUBAHAN IKLIM - TAHUN 2013 Penguatan Penelitian Adaptasi Lahan Basah di Indonesia terhadap Dampak Proyeksi Kenaikan Muka Laut (Enhancement of Research for Adaptation of Wetlands in Indonesia to Projected Impacts of Sea Level Rise)
Forests Ponds
20
40
60
80
100
Latar Belakang: Mangrove merupakan ekosistem kunci yang menyediakan berbagai kebutuhan yang sangat crusial untuk menjaga sumberdaya pesisir dan perikanan. Saat in berbagai hal, salah satunya adalah kenaikan muka air laut (sea level rise). Sebagaimana kita ketahui bahwa hal tersebut dapat menyebabkan perubahan di wi kehidupan masyarakat yang hidup di wilayah tersebut. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki area mangrove terluas di dunia. Hutan mangro pesisir dimana di dalamnya terjadi proses-proses penting untuk beradaptasi terhadap kenaikan muka air laut.
Mangrove di Indonesia terancam oleh kenaikan muka air laut, namun pemahaman tentang respon mangrove terhadap hal tersebut masih belum banyak d membangun pemahaman yang lebih baik terhadap proses adaptasi lahan basah, terutama mangrove, terhadap kenaikan muka air laut di Indonesia, serta peneliti Indonesia dalam melakukan monitoring sistem yang terjadi di pesisir. Melalui kegiatan ini juga akan dikembangkan data dan model yang dapat me mangrove merespon kenaikan muka air laut di Indonesia.
120
Time (week)
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses geomorfologi dan biologi yang memberikan kontribusi kepada kemampuan lahan basah dalam meng implikasinya terhadap perubahan lanskap dan produktivitas hutan mangrove, serta untuk meningkatkan kapasitas peneliti Indonesia dalam melakukan pem dalam beradaptasi terhadap proyeksi kenaikan muka air laut.
enelitian Forests Ponds
Metode: Alat yang digunakan daalm penelitian ini adalah RSET – MH, Dendrometer band dan kaliper (jangka sorong), Syringe, Jaring serasah, dan Muff Metodologi: Metode yang digunakan untuk mengambil data geomorfologi adalah Metode RSET – MH (Rod Surface Elevation Table – Marker Horizon) yang dik Untuk mengetahui kontribusi proses biologi terhadap elevasi permukaan, teknik kantong pertumbuhan akar digunakan untuk menghitung pro pengukuran RSET. Kantong akar diambil dari tanah untuk dihitung perkembangan akar di dalam akar selama periode tertentu. Perhitungan penyera pertumbuhan pohon mangrove, perhitungan serasah, karakteristik sedimen dan kenaikan permukaan tanah (vertical accretion). Pertumbuhan monitoring pertambahan diameter pohon pada 5 pohon mangrove di setiap titik pengamatan. Diameter pohon diukur di bagian batang (DBH) y disebut dendrometer band. Pengumpulan serasah (leaf litter) dilakukan setiap bulan untuk mengestimasi kontribusi serasah terhadap pertambah sedimen dilakukan untuk mengetahui bulk density dan karbon organik dalam sedimen dan analisa dilakukan di labor -
20
40
60
80
100
120
Week
ermukaan Tanah
Forests Ponds
20
40
60
80
100
-
120
Week
-
atan Workshop
ni Widagti ni Widagti etio Kadarisman an Surana Muslim
Hasil: Hasil pengukuran laju elevasi permukaan tanah, akresi vertikal, dan shallow subsidence menunjukan adanya variasi antar musim. Laju elevasi permu pada saat musim hujan dan sebaliknya. Laju akresi vertikal dan shallow subsidence juga menunjukan hasil yang juga dipengaruhi oleh musim. dipertimbangkan dalam pengukuran laju elevasi permukaan tanah, akresi vertikal, dan shallow subsidence dan akan dihitung di kegiatan tahun 2 perubahan elevasi permukaan tanah (soil surface accretion), akresi vertikal (vertical acreation), dan shallow subsidence menunjukan variasi nilai di s yang diperlihatkan meningkat dari waktu ke waktu Pelaksanaan workshop berjudul “Response of Mangrove Wetlands to Sea Level Rise” diselenggarakan pada tanggal 19 – 22 Agustus 2013, bertempa terselenggara atas kerjasama Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) dengan Smithsonian Environmental Research Center – Smithsonian Institu serta institusi lainnya yaitu University of Queensland (Australia), National University of Singapore (NUS) dan Mangrove Action Project (MAP) Indones peneliti junior di bidang yang terkait dengan ekosistem pesisir. Alat muffle furnace dan crucible porselain. Balai Penelitian dan Observasi Laut
Jl. Baru Perancak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id Hutan Mangrove Perancak, Desa serta wilayah adminitrasi (Kecamatan, Kabupaten, Provinsi) Program Renstra : Penguasaan riset dan observasi laut yang didukung oleh sistem data dan informasi Mitra Kerjasama : NAS - USAID, Program APBN : Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Dana Pendamping : Anggaran Realisasi Pengguna : LSM, Direktorat RM PHLN PNBP
: : :
Rp. 0,Rp. 94.505.000 Rp. 0
RM PHLN PNBP
: : :
Rp. 0,Rp. 93.307.600 Rp. 0
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengemban
face buoy
mata (Stasiun B1-B4)
KELOMPOK PENELITIAN - TAHUN 2013 INDO CHINA CRUISE EXPEDITION
Latar Belakang: Kepulauan Indonesia yang terletak diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik memiliki fenomena laut yang sangat strategis dan dinamik. Laut-lau yang terpenting dalam siklus arus laut dunia dan merupakan suatu daerah laut tropis yang sangat berpotensi untuk fenomena interaksi laut-atmosfer d laut di wilayah perairan Indonesia dipengaruhi beberapa fenomena laut diantaranya yaitu ARLINDO (Arus Lintas Indonesia) yaitu massa air dari sam samudera Hindia melewati beberapa laut-laut di Indonesia sepanjang tahun, ARMONDO ( Arus Monsun Indonesia) yang merupakan arus laut musiman (m gelombang panjang yang terinisiasi di Samudera Hindia mempengaruhi tinggi muka laut dalam pergerakannya masuk ke laut Indonesia, dan jenis-jenis topografi menyebabkan adanya Gelombang Dalam (Internal Wave) yang sudah terindikasi keberadaannya di beberapa laut di Indonesia. Selain itu feno terinisiasi di Samudera Hindia mempengaruhi pergerakan massa air yang masuk ke laut-laut Indonesia dari Samudera Hindia mempengaruhi variab Indonesia dan fenomena Madden Julian Oscilation yang merupakan interaksi laut dan atmosfir di laut-laut Indonesia yang dipengaruhi oleh trade winds menyebabkan perubahan curah hujan dalam musim-musim tertentu di Indonesia. ARLINDO yang masuk ke Laut-laut Indonesia melalui Selat Makassar d Selat Lombok, Selat Ombai dan Laut Timor, ARMONDO perubahan arus monsun yang lebih dibangkitkan oleh sistem Northwest Moonson dan Southeast M dan Laut Jawa, dan Indian Ocean Dipole yang membawa massa air dari Samudera Hindia sangat mempengaruhi karakterisik massa air di Laut-laut In perubahan iklim dunia. Sangat pentingnya peranan perairan Indonesia dalam sistem iklim dunia bertolak belakang dengan kenyataan bahwa system pe panjang ternyata baru dimulai sekitar satu dekade yang lalu. Dalam kaitan ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Perikanan dan Kelautan (Balitbang KP (KKP), Indonesia bersama dengan First Institute of Oceanography (FIO), State Oceanic Administration (SOA), China, telah dan sedang melakukan kerjasam dalam kerangka Indo China Cruise Expedition. Kegiatan Indo China Cruise Expedition merupakan pendukung Pendukung Rencana Aksi Nasional Penurun Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2011, tanggal 20 September 2011. Pada kegiatan ini diimplementasikan dua riset bersama yaitu Variations Observation (JUVO) dan The South China Sea – Indonesian Seas Transport/Exchange (SITE) and Dynamics of Sunda and Lombok Straits. Tujuan: JUVO Cruise dilaksanakan untuk menghimpun data karakteristik massa air di perairan selatan Jawa dan kondisi dinamikanya terkini. SITE Cruise d karakteristik massa air di perairan Selat Karimata dan Selat Lombok dengan melakukan pemasangan TRBM di kedua selat tersebut. Metode: (hal-hal yang harus disampaikan) Pelaksanaan JUVO Cruise
Pelaksanaan SITE Cruise
ata (Stasiun B1-B4)
pada monsun baratlaut
Hasil: (hal-hal yang harus disampaikan)
Cruise JUVO telah dilaksanakan sebanyak tiga kali. Pada leg I, cruise hanya mampu merecovery sub surface mooring buoy karena pelaksanaan dilapangan direncanakan. Adanya pengaruh badai Rusty di Samudera hindia menyebabkan kondisi perairan tidak mendukung untuk menyelesaikan seluruh kegiata kembali penurunan Subsurface mooring buoy serta deploy-recovery surface mooring buoy. Adanya kendala surface mooring buoy yang putus da dilaksanakannya cruise leg III untuk merecoveri baik surface mooring buoy maupun sub surface mooring buoy. Sehingga secara keseluruhan perekaman telah direncanakan tidak dapat terlaksana dengan baik.
Sedangkan pelaksanaan cruise SITE selama tahun 2013 telah melakukan dua kali cruise yaitu di Selat Karimata dan Selat Lombok. Berdasarkan hasil yan salinitas suhu perairan Selat Karimata sangat dipengaruhi oleh massa air dari Laut Jawa dan Laut Cina Selatan. Pada saat monsun Tenggara, massa a karakteristik perairan Selat Karimata, dan sebaliknya pada monsun Baratlaut, massa air laut dari Laut Cina Selatan mempengaruhi sebaran kedua parame masukkan air tawar dari sungai-sungai besar baik dari Pulau Sumatera maupun Kalimantan ikut mempengaruhi karakteristik massa air di Selat ini. Kondis Selat Karimata bergerak ke arah barat laut menuju Laut Cina Selatan dan pada bulan November-Maret arus di Selat Karimata bergerak ke arah tenggara m ini sesuai dengan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan oleh Fang (2010) yang menunjukkan di Selat Karimata arus bergerak ke arah tenggara me dan sebaliknya pada monsun tenggara arus bergerak menuju Laut Cina Selatan. Cruise di Selat Lombok merupakan pertama kali dilaksanakan dan be Karakteristik massa air di selat Lombok berdasarkan pengukuran CTD menunjukkan massa airnya berkaitan erat dengan pengaruh Indonesian Through
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengemban
Sebagai contoh aliran ITF di barat Selat Lombok diduga menjadi penyebab tingginya nilai DO di wilayah tersebut. Daerah hipoksia dimana konsentrasi oksig stasiun 4, 5, dan 6. Namun pada stasiun 6, terdapat konsentrasi oksigen yang mendekati hipoksia namun konsentrasinya lebih tinggi yaitu berkisar 2,5 mg/
pada monsun baratlaut ian dan Observasi Laut
ncak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id Selat Karimata, dan Selat Lombok gono, M.Si Program Renstra : Penguasaan riset dan observasi laut yang didukung oleh sistem data dan informasi gono, M.Si Program APBN : Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Anggaran Realisasi RM : Rp. 1.292.690.000,RM : Rp. 1.286.610.072,HLL : Rp. 3.392.373.000,HLL : Rp. 2.239.137.795,PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0
Mitra Kerjasama Dana Pendamping Pengguna
: : :
FIO-China, LDEO-USA - ITB - UNSOED - UNDIP - P3TKP
Laporan Ringkas Penelitian dan Pengemban