BAB VII SUMBER BERITA EKONOMI RAKYAT PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN JURNAL BOGOR 7.1
Perbandingan Frekuensi Sumber Berita Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Sumber berita ekonomi rakyat menunjukkan keseimbangan perhatian
media dalam mendengar dan menyuarakan aspirasi mengenai berita ekonomi rakyat baik dari pemerintah maupun masyarakat. Perbandingan mengenai frekuensi dan persentase sumber berita pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor tertera pada Tabel 9. Tabel 9 menggambarkan bahwa, secara jumlah keseluruhan berita pertanian yang berasal dari sumber seimbang memiliki persentase terbesar, yaitu 46,38 persen. Kemudian sumber berita pertanian terbesar kedua berasal dari non pemerintah, yaitu 31,89 persen. Sementara itu sumber berita pertanian terendah terdapat pada sumber berita yang berasal dari pemerintah, yaitu 21,47 persen. Tabel 9. Frekuensi dan Persentase Sumber Berita Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Kompas
Sumber
Jurnal Bogor
Jumlah
Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
Pemerintah
5
7,25
10
14,49
15
21,74
Non pemerintah
14
20,29
8
11,60
22
31,89
Seimbang
26
37,68
6
8,69
32
46,38
45
65,22
24
34,78
69
100,00
Total 2
Chi Square (χ ) = 10,37, 2 dk, p < 0,01
Berdasarkan Tabel 9, SKH Kompas memiliki sumber berita pertanian dominan pada sumber berita yang berasal dari sumber seimbang. Berbeda dengan SKH Kompas, SKH Jurnal Bogor memiliki persentase sumber berita dominan yang berasal dari pemerintah. Hasil Chi Square didapatkan bahwa antara SKH Kompas dan Jurnal Bogor memiliki perbedaan yang sangat signifikan pada sumber berita pertanian. Nilai Chi Square hitung lebih besar daripada Chi Square pada tabel (10,37 > 5,991). Perbedaan sangat signifikan antara SKH Kompas dan Jurnal Bogor dalam hal sumber berita menunjukkan bahwa setiap media memiliki kecenderungan
yang berbeda terhadap asal sumber berita. Sumber berita ini juga memberikan penilaian bagaimanakah media tersebut berusaha mendengar dari sumber pemerintah, non pemerintah atau keduanya. SKH Kompas yang memiliki sumber berita pertanian terbanyak pada sumber berita seimbang, berusaha menjadi media yang menyuarakan aspirasi dari masyarakat dan menyampaikan kebijakan maupun dukungan pemerintah terhadap ekonomi rakyat pertanian melalui beritaberita yang mereka sajikan. SKH Kompas berusaha tidak timpang dan ingin seimbang dalam menyajikan beritanya, khususnya mengenai berita ekonomi rakyat pertanian. Sementara itu, pada SKH Jurnal Bogor media ini lebih banyak menyampaikan pernyataan-pernyataan dari pemerintah setempat seperti kebijakan dan dukungan mengenai ekonomi rakyat pertanian. SKH Kompas sumber berita pertanian dominan berasal dari sumber seimbang. Seperti halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Hariandja (2001) mengenai sumber informasi berita pertanian, menyebutkan bahwa pada SKH Kompas lebih mempunyai kecenderungan sumber berita pertanian yang berasal dari sumber kombinasi pemerintah dan non pemerintah (seimbang). Sementara itu, SKH Jurnal Bogor yang memiliki sumber berita pertanian paling dominan pada sumber yang berasal dari pemerintah. Penelitian Budiman (2001) menjelaskan bahwa surat kabar yang banyak mengungkap pendapat pemerintah dan para pengambil kebijakan mengorientasikan bahwa surat kabar tersebut lebih pro pada pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa SKH Jurnal Bogor pada berita ekonomi rakyat pertanian lebih pro pada pemerintah dengan sumber-sumber berita yang banyak diambil dari sumber pemerintah oleh Jurnal Bogor. Salah satu contoh pernyataan berita pertanian yang bersumber dari pemerintah yaitu dalam berita sub sistem pertanian primer berjudul “Pembukaan Tambak Perlu Dihentikan” pada SKH Kompas edisi 10 Maret 2010: “…Direktur Pembenihan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ketut Sugana menyatakan, pertambahan luas tambak udang sesuai dengan data berkurangnya luasan hutan bakau…” Salah satu contoh pernyataan berita pertanian yang bersumber dari non pemerintah yaitu dalam berita “Sektor Pertanian, Kunci Kemajuan Cianjur” pada SKH Jurnal Bogor edisi 3 Februari 2010:
“…dari total hamparan lahan Kabupaten Cianjur, sebagian besar merupakan lahan pertanian dengan beragam jenis lahan persawahan dan perladangan yang memiliki nilai ekonomis tinggi jika dikelola dengan baik, ungkap DR. H. Rudi Yakub, M.Si pakar ekonomi Universitas Jayabaya Jakarta” Salah satu contoh pernyataan berita pertanian yang bersumber seimbang yaitu dalam kategori berita sub sistem pertanian primer berjudul “Panen Tiba, Harga Beras di Serang Berangsur Turun” pada SKH Kompas edisi 9 Maret 2010: “…warga dari desa-desa jarang yang membeli beras, mungkin mereka memanfaatkan sebagian hasil panen untuk dikonsumsi sendiri, ujar Sidik pedagang beras di Pasar Induk Rau, Kota Serang, Provinsi Banten.…Sementara itu Kepala Seksi Perlindungan Konsumen Disperindagkop Pemerintah Kota Serang Cahyana mengungkapkan, operasi pasar beras batal dilaksanakan di Serang, pasalnya harga eceran tertinggi yang ditetapkan yakni Rp 5500 per kg dirasa terlalu tinggi untuk kualitas beras yang akan dijual dalam operasi pasar sehingga tidak diminati masyarakat.” 7.2
Perbandingan Frekuensi Sumber Berita Non Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Perbandingan mengenai frekuensi sumber berita non pertanian tertera pada
Tabel 10. Tabel 10 menggambarkan bahwa, jika dilihat dari jumlah keseluruhan berita non pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor persentase terbesar dimiliki oleh sumber berita yang berasal dari non pemerintah, yaitu 66,67 persen. Sementara itu sumber berita non pertanian yang berasal dari pemerintah dan sumber yang berasal dari sumber seimbang mempunyai persentase yang sama, yaitu 16,67 persen. SKH Kompas memiliki sumber berita dengan persentase yang sama pada sumber non pemerintah dan sumber seimbang, yaitu sebesar 16,67 persen. Sementara itu sumber berita non pertanian dari pemerintah pada SKH Kompas memiliki persentase sumber berita yang paling kecil, yaitu 3,33 persen saja. Sementara itu, SKH Jurnal Bogor memiliki persentase sumber berita non pertanian dominan pada berita yang bersumber dari non pemerintah, yaitu 50,00 persen. Nilai Chi Square menunjukkan bahwa Chi Square hitung lebih besar daripada Chi Square pada tabel (10,41 > 5,991), yang berarti bahwa antara SKH
Kompas dan Jurnal Bogor pada sumber berita non pertanian memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Tabel 10. Frekuensi dan Persentase Sumber Berita Non Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Sumber
Kompas Frekuensi
Jurnal Bogor (%)
Jumlah
Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
Pemerintah
1
3,33
4
13,33
5
16,66
Non pemerintah
5
16,67
15
50,00
20
66,67
Seimbang
5
16,67
0
0
5
16,67
Total
11
36,67
19
63,33
30
100,00
Chi Square (χ2) = 10,41, 2 dk, p < 0,01
Sama halnya pada sumber berita pertanian, sumber berita non pertanian pada SKH Kompas berusaha tidak timpang dan ingin seimbang dalam menyajikan beritanya. Oleh karena itu, berita-berita non pertanian pada SKH Kompas diambil dari sumber yang seimbang berasal dari pemerintah dan non pemerintah, sehingga SKH Kompas sebagai media penyaji informasi yang objektif dan tidak condong pada pihak-pihak tertentu. Sementara itu, pada SKH Jurnal Bogor frekuensi dan persentase pada sumber berita non pertanian dominan pada sumber berita yang berasal dari non pemerintah. Pada berita ekonomi rakyat non pertanian ini, SKH Jurnal Bogor menunjukkan bahwa lebih pro dengan non pemerintah dalam pengambilan sumber berita. SKH Jurnal Bogor mengungkap pendapat peristiwa dan keluhan serta ungkapan dari masyarakat yang bukan pengambil dan penentu kebijakan mengenai ekonomi rakyat. Salah satu contoh pernyataan berita non pertanian yang bersumber dari pemerintah yaitu dalam berita “Pembiayaan Rp 1,2 Triliun Kredit bagi UMKM” pada SKH Kompas edisi 22 Januari 2010: “Pemerintah tahun ini menyiapkan Rp 1,2 T untuk kredit pembiayaan bagi usaha mikro, kecil dan menengah. Penyaluran dana tersebut melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah, demikian diungkapkan Menteri Koperasi dan UMKM Syarifuddin Hasan” Salah satu contoh pernyataan berita non pertanian yang bersumber dari non pemerintah yaitu dalam kategori berita pedagang kaki lima dan pasar tradisional
berjudul “Pedagang Kaki Lima Taman Wisata Matahari (TWM) Bentuk Paguyuban” pada SKH Jurnal Bogor edisi 1 Februari 2010: “…tapi kami juga rencananya akan menampung pedagang lainnya yang berjualan di wilayah Desa Jogjogan, Cilember dan Desa Kopo, kata Ketua Ikatan Pedagang TWM, Asep Suherman” Salah satu contoh pernyataan berita non pertanian yang bersumber seimbang yaitu dalam berita “PKL Minta Perlindungan” pada SKH Kompas edisi 21 Januari 2010: “…kami resah memperoleh surat edaran tentang penertiban PKL, karena kami terancam digusur, ungkap salah satu pedagang kaki lima di Kompleks Terminal Pasar Mardika….Sementara itu Asisten I Sekretaris Kota Ambon, Doulan Soukota menjelaskan, pemerintah daerah berusaha menata PKL supaya perekonomian bias berkembang”