BAB VI ARAH BERITA EKONOMI RAKYAT PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN JURNAL BOGOR 6.1
Perbandingan Frekuensi Arah Berita Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Arah berita menunjukkan bagaimana masing-masing SKH menyajikan
berita berkaitan dengan ekonomi rakyat. Penyajian berita dapat berupa kegagalan atau dukungan terhadap kegiatan ekonomi rakyat. Perbandingan arah berita pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor dapat dilihat melalui frekuensi dan persentase arah berita pertanian. Tabel 7 menggambarkan bahwa frekuensi dan persentase keseluruhan dari arah berita pertanian SKH Kompas dan Jurnal Bogor yang bersifat positif dan dua arah mempunyai jumlah dan besar yang sama, yaitu 34,78 persen. Sementara itu untuk arah berita pertanian yang bersifat negatif memiliki persentase yang paling kecil, yaitu 30,44 persen. Tabel 7. Frekuensi dan Persentase Arah Berita Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Kompas
Arah
Jurnal Bogor
Jumlah
Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
Positif
14
20,29
10
14,49
24
34,78
Negatif
13
18,84
8
11,60
21
30,44
Dua Arah
18
26,09
6
8,69
24
34,78
45
65,22
24
34,78
69
100,00
Total 2
Chi Square (χ ) = 1,62, 2 dk, p > 0,05
SKH Kompas memiliki frekuensi dan persentase yang paling tinggi pada arah berita pertanian yang bersifat dua arah, yaitu 26,09 persen. SKH Jurnal Bogor memiliki frekuensi dan persentase arah berita pertanian dominan pada arah berita yang bersifat positif, yaitu sebesar 14,49 persen. Uji Chi Square menunjukkan bahwa antara SKH Kompas dan Jurnal Bogor dari kategori arah berita pertanian tidak memiliki perbedaan signifikan. Nilai Chi Square menunjukkan bahwa, Chi Square hitung lebih kecil daripada Chi Square pada tabel (1,62 < 5,991), yang artinya tidak ada perbedaan signifikan antara SKH Kompas dan Jurnal Bogor pada arah berita ekonomi rakyat pertanian.
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua SKH ini disebabkan karena arah berita tertinggi pada kedua SKH memiliki frekuensi dan persentase yang sama pada jumlah keseluruhan arah berita pertanian. SKH Kompas memiliki frekuensi dan persentase tertinggi pada arah berita dua arah, sedangkan SKH Jurnal Bogor memiliki persentase tertinggi pada arah berita positif, namun tidak ada arti perbedaan siginifikannya karena jumlah keseluruhan antara arah berita dua arah dan positif mempunyai persentase yang sama, 34,78 persen. Melalui arah berita dapat dilihat bahwa setiap media memiliki penyajian berita yang tidak sama terhadap arah berita yang mereka tampilkan. Berdasarkan Tabel 7 memberikan penilaian bagaimanakah media tersebut berusaha menyajikan informasi yang sifatnya memberikan dukungan, kegagalan, atau keduanya. Keberadaan SKH Kompas sebagai koran nasional mempengaruhi arah berita yang ditampilkan, SKH Kompas berusaha menjadi surat kabar yang cover both side terhadap informasi dengan dominan menyajikan berita yang berisi pernyataanpernyataan berupa dorongan maupun keberhasilan disertai pernyataan hambatan atau yang menyebabkan kurang berhasilnya dari suatu kegiatan ekonomi rakyat. Penyajian berita yang bersifat dua arah yang dimiliki Kompas ini juga sesuai dengan kebijakan redaksional yang dimiliki, bahwa Kompas menerapkan prinsip cover both side pada berita-berita yang disajikan. SKH Jurnal Bogor sebagai koran lokal Bogor, media ini lebih memberikan pernyataan-pernyataan mengenai keberhasilan dan dukungan kepada usaha-usaha perbaikan berkaitan berita ekonomi rakyat. Hal ini berkaitan dengan prinsip Jurnal Bogor yang telah mengedepankan prinsip jurnalisme pencerahan/jurnalisme positif, sehingga beritaberita ekonomi rakyat pertanian yang disajikan cenderung bersi berita positif. Salah satu contoh pernyataan pada berita pertanian yang menguatkan bahwa arah berita tersebut bersifat positif adalah adanya pernyataan dukungan terhadap sub sistem pertanian primer yaitu dalam berita “Biar Produktif, Sapi Harus Masuk Posyandu” pada SKH Kompas edisi 18 Januari 2010: “…program ini selain menimbulkan sikap kewaspadaan juga memacu semangat berkompetisi antarpeternak, terutama meningkatkan berat badan ternaknya dan ternak dapat lebih produktif.”
Salah satu pernyataan pada berita pertanian yang menguatkan bahwa arah berita tersebut negatif adalah adanya pernyataan yang menerangkan tentang kegagalan dan ketidaklancaran, yaitu dalam berita “Panen Gagal, Petani Nagakeo Menderita” pada SKH Kompas edisi 9 Maret 2010: “Sebanyak 1500 keluarga petani yang terdiri atas 6000 jiwa di empat kecamatan di Kabupaten Nagakeo, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur menderita karena mengalami gagal panen...” Salah satu pernyataan pada berita pertanian yang menguatkan bahwa arah berita tersebut bersifat dua arah adalah adanya pernyataan yang menerangkan tentang dukungan kemudian disertai dengan pernyataan kegagalan dan ketidaklancaran, yaitu dalam berita “Petani Komoditas Cengkeh Berharap Presiden Proteksi Harga” pada SKH Kompas edisi 4 Februari 2010: “Petani cengkeh di Sulawesi Utara berharap presiden Susilo Bambang Yudhoyono memproteksi harga cengkeh yang bakal anjlok seiring masuknya cengkeh dari luar negeri…upaya yang dilakukan yaitu menerapkan pola collateral management agreement yang melibatkan bank, beberapa bank telah siap membeli cengkeh petaniI” 6.2
Perbandingan Frekuensi Arah Berita Non Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Perbandingan arah berita non pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal
Bogor dapat dilihat melalui frekuensi dan persentase arah berita non pertanian. Perbandingan mengenai frekuensi arah berita non pertanian tertera pada Tabel 8. Tabel 8 menggambarkan bahwa jumlah keseluruhan arah berita pada kedua SKH memiliki frekuensi dan persentase terbesar pada arah berita non pertanian yang bersifat positif, yaitu 66,67 persen. Sementara itu arah berita non pertanian pada kedua SKH yang memiliki persentase dan frekuensi terendah adalah arah berita non pertanian yang bersifat dua arah. Persentase keseluruhan arah berita non pertanian yang bersifat dua arah 13,33 persen. Tabel 8 menunjukkan bahwa, SKH Kompas memiliki frekuensi dan persentase yang relatif sama pada arah berita non pertanian yang bersifat positif dan dua arah. Arah berita non pertanian pada SKH Kompas yang bersifat negatif, berbeda dengan SKH Jurnal Bogor yang memiliki arah berita non pertanian dominan pada arah berita yang bersifat positif. Uji Chi Square menunjukkan
bahwa antara SKH Kompas dan Jurnal Bogor pada arah berita non pertanian memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat bahwa nilai Chi Square hitung lebih besar daripada nilai Chi Square pada tabel (9,76 > 5,991) yang berarti bahwa terdapat perbedaan sangat signifikan antara SKH Kompas dan Jurnal Bogor pada arah berita non pertanian. Tabel 8. Frekuensi dan Persentase Arah Berita Non Pertanian pada SKH Kompas dan Jurnal Bogor Kompas
Jurnal Bogor
Jumlah
Arah Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
Positif
4
13,34
16
53,33
20
66,67
Negatif
3
10,00
3
10,00
6
20,00
Dua Arah
4
13,33
0
0
4
13,33
11
36,67
19
63,33
30
100,00
Total 2
Chi Square (χ ) = 9,76, 2 dk, p < 0,01
Perbedaan frekuensi dan persentase arah berita non pertanian memberikan penilaian tersendiri pada masing-masing SKH. SKH Kompas sesuai dengan kebijakan redaksional yang dimiliki, bahwa pada setiap penyajian berita menjadi cover both side terhadap pemberitaan. Sehingga berita-berita non pertanian yang disajikan berisi pernyataan keberhasilan maupun dukungan dari pemerintah atau pihak masyarakat sendiri mengenai program atau kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi rakyat pertanian, kemudian disertai pernyataan mengenai tantangan dan hambatan dari program atau kegiatan yang terkait. Walaupun Jurnal Bogor juga menerapkan prinsip cover both side, namun pada kenyataannya berita-berita non pertanian yang disajikan cenderung memberikan informasi dan penyajian berita mengenai dukungan dan keberhasilan. SKH Jurnal Bogor sebagai koran lokal Bogor, berusaha lebih memberikan perhatian terhadap berita ekonomi rakyat non pertanian yang dominan berkaitan dengan pengembangan usaha rakyat berupa industri kecil beserta dukungan dari pemerintah. Hal ini juga dikarenakan prinsip bad news is good news yang selama ini lekat dengan penulisan produk jurnalistik tidak sepenuhnya diimplementasikan oleh Jurnal Bogor. Jurnal Bogor lebih mengedepankan prinsip jurnalisme pencerahan/jurnalisme positif, sehingga berita-berita yang disajikan cenderung
pada dukungan dan keberhasilan yang berkaitan dengan program atau kegiatan ekonomi rakyat non pertanian. Salah satu contoh pernyataan pada berita non pertanian yang menguatkan bahwa arah berita tersebut bersifat positif adalah adanya pernyataan dukungan terhadap sub sistem pertanian primer yaitu dalam berita “Warung Mikro, Pembiayaan Usaha Mikro” pada SKH Jurnal Bogor edisi 8 Maret 2010: “Bagi yang saat ini sedang butuh dana untuk pengembangan modal kerja, kini Bank Syariah Mandiri melansir produk pembiayaan terbaru mereka, yaitu Warung Mikro. Pembiayaan yang diprioritaskan untuk usaha menengah ke bawah atau mikro…” Salah satu pernyataan pada berita non pertanian yang menguatkan bahwa arah berita tersebut negatif adalah adanya pernyataan yang menerangkan tentang kegagalan dan ketidaklancaran, yaitu dalam berita “Terdesak oleh PKL Ilegal” pada SKH Jurnal Bogor edisi 4 Februari 2010: “…menurunnya omzet para pedagang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup para pedagang yang menempati kios di lokasi pasar yang diresmikan oleh Bupati Bogor saat itu” Salah satu pernyataan pada berita non pertanian yang menguatkan bahwa arah berita tersebut bersifat dua arah adalah adanya pernyataan yang menerangkan tentang dukungan kemudian disertai dengan pernyataan kegagalan dan ketidaklancaran, yaitu dalam berita “Pengusaha UMKM Meminta Pengurangan Retibusi” pada SKH Kompas edisi 18 Januari 2010: “…karena terkendala besarnya retribusi dan sulitnya sertifikasi, barang produk UMKM yang berkualitas bagus sering gagal menembus pasar formal dalam negeri dan pasar ekspor, namun Kepala Dinas Koperasi berjanji menyurati beberapa pihak terkait dengan masalah retribusi, sertifikasi dan pelayanan ekspor untuk membenahi pelayanan dan menurunkan pungutan”