BAB VII. DESAIN METRIK PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR MODEL DAN FUZZY AHP
Metode pengukuran kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi dikembangkan berdasarkan aspek-aspek kornpetitif yang perlu dimiliki oleh rantai pasok sayuran dataran tinggi agar dapat memenangi persaingan. Metode tersebut diawali dengan merancang metrik kinerja rantai pasok, nienganalisis kinerja, menentukan kinerja pemsahaan yang dikehendaki pada waktu mendatang dan merancang strategi peningkatan kinerja rantai pasokan pada masa mendatang. Menurut Aramyam
et
al. (2006), pengembangan sistem pengukuran
kinerja rantai pasok perlu mempertimbangkan karakter-karakter khusus dari rantai pasok yang akan diukur. Secara umum terdapat dua jenis rantai pasok produk pertanian yaitu 1) rantai pasok produk pertanian segar dan 2) rantai pasok produk olahan pertanian. Penelitian ini fokus pada rantai pasok produk pertanian segar. Menurut Vorst (2000) dan Spiegel (2004) dalam Aramyam ef al. (2006), aspekaspek khusus yang perlu dipertimbangkan dalam rantai pasok pertanian segar adalah : 1) Mudah rusak dan perubahan tingkat kualitas produk sepanjang rantai pasok; 2) Waktu produksihudidaya yang lama; 3) Produksi musiman; 4) Membutuhkan moda transportasi dan fasilitas penyimpanan yang terkondisi; 5) Kuantitas dan kualitas produk sangat dipengaruhi oleh banyak variabel seperti cuaca, hamalpenyakit, dan lainnya; 6) Bulky; 7) Sensitif dengan isu-isu lingkungan; 8) Ditentukan oleh atribut fisik produk seperti rasa, warna, ukuran, tekstur, dan lainnya; 9) Kenyamanan saat dikonsumsildimakan; 10) Keamanan produk; dan 11) Persepsi kualitas. Menurut Aramyam et al. (2006), aspek kualitas produk dan lingkungan mempunyai dampak paling besar dalam kinerja rantai pasok produk pertanian secara keseluruhan. Karena itu, dalam mengembangkan sistem pengukuran kinerja rantai pasok produk pertanian, indikator yang menggambarkan aspek kualitas produk dan proses adalah sangat relevan dan bersama-sama dengan indikator-indikator finansial dan non-finansial lainnya tergabung dalam satu sistem pengukuran kinerja. Dalam penelitian ini, aspek kualitas atau kesesuaian
dengan standar kualitas merupakan salah satu indikator yang dimasukkan dalam penyesuaian metrik kinerja dengan pendekatan model SCOR. 7.1. Proses Bisnis Rantai Pasok Sayuran Dataran Tinggi Dengan menggunakan suatu definisi tertentu yang telah disediakan oleh SCOR, maka mampu memudahkan perusahaan untuk memodelkan dan mendeskripsikan proses bisnis rantai pasokan yang terjadi. Menurut Supply Chain Council (2006), dalam SCOR Model proses-proses rantai pasokan tersebut didefinisikan ke dalam lima proses yang terintegrasi, yaitu perencananaan (PLAN), pengadaan (SOURCE), produksi (MAKE), distribusi (DELIVER), dan pengembalian (RETURN). Pada rantai pasok sayuran dataran tinggi, proses bisnis tersebut disesuaikan terdiri dari perencanaan (PLAN), pengadaan (SOURCE), budidaya (MAKE), pengolahan (PROCESS), pengiriman (DELIVER).
1) Perencanaan (PLAN) Proses ini merupakan proses untuk merencanakan rantai pasokan mulai dari mengakses sumber daya rantai pasokan, merencanakan penjualan dengan mengagregasi besarnya permintaan, merencanakan penyimpanan (inventory) serta distribusi, merencanakan produksi, merencanakan kebutuhan bahan '
baku, merencanakan pemilihan suplier, dan merencanakan saluran penjualan. Perencanaan diarahkan untuk pengembangan strategi dalam mengatur seluruh sumberdaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. 2) Pengadaan (SOURCE) Proses ini merupakan proses yang berkaitan dengan keperluan pengadaan bahan baku (material) dan pelaksanaan outsource. Proses ini meliputi kegiatan negosiasi, komunikasi, penerimaan barang, inspeksi dan verifikasi barang, hingga pada pembayaran (pelunasan) barang ke pemasok. Umumnya proses ini dilakukan oleh bandar, usaha dagang dan koperasi dengan menjalin kerjasama dengan petani baik secara individu maupun kelompok yang dipercaya dapat lneinasok produk yang dibutuhkan sesuai dengan standar mutu. Manajemen pengadaan mencakup penentuan harga, dan pengiriman, pembayaran kepada pemasok (kelompok tanilpetani) dan menjaga dan
meningkatkan hubungan baik. Harga ditetapkan melalui mekanisme pasar dengan berpatokan pada pasar tujuan (pasar tradisionailpasar modern), dan jalur rantai distribusi. 3) Budidaya (MAKE)
Budidaya merupakan faktor penentu terhadap kelangsungan rantai pasok. Budidaya merupakan
proses produksi sayuran dataran tinggi
yang
membutuhan ketersediaan sarana produksi baik lahan, benih, pupuk, irigasi dan lain-lain. 4) Pengiriman (DELIVER) Pengiriman merupakan sebuah proses bisnis yang melibatkan pergerakan fisik dari produk sayuran dataran tinggi yang berada dalam satu jalar rantai pasok. Manajemen pengiriman barang didahului komunikasi pendahuluan terutama informasi tentang harga, jumlah, kualitas dan frekuensi yang harus dikirimkan. Proses tawar menawar dan negosiasi sering dilakukan melalui telepon. 5) Pengolahan (PROCESS) Kegiatan pengolahan mencakup kegiatan produksi, sortasi, pengemasan, pelabelan dan persiapan pengiriman.
Sortasi menjadi bagian penting yang
harus dilakukan karena tingkat kualitas ditujukan ke pasar berbeda-beda. 7.2. Faktor Peningkatan Kinerja 1) Nilai tambah Nilai tambah produk pada masing-masing pelaku rantai pasok sayuran dataran tinggi berbeda-beda, bergantung pada aktifitas pengolahanlpengemasan yang dilakukan. Sebagai gambaran, nilai tambah produk Brokoli pada petani di Cipanas berbeda dengan nilai tambah produk Paprika pada petani di Pasir Langu karena petani Brokoli melakukan aktifitas pengolahan pasca panen yaitu proses trinznling pada Brokoli. Besarnya nilai tambah produk menjadi salah satu faktor penentu tingkat kesejahteraan para pelaku rantai pasok. 2) Risiko Risiko merupakan ha1 penting untuk diperhitungkan agar dalaln rantai pasok tidak lnenanggung kerugian hanya di satu pihak. Risiko yang diterima pada setiap anggota rantai pasok berbeda-beda. Pada petani, risiko yang dihadapi
adalah gaga1 panen yang disebabkan oleh keadaan alam dan pengembalian produk oleh perusahaan dari petani.
Risiko tersebut sepenuhnya masih
ditanggung oleh petani. Pada tingkat prosesor dan ritel, risiko yang paling umum adalah tidak terjualnya keseluruhan produk. 3) Kualitas
Kualitas merupakan salah satu faktor penting dalam manajemen rantai pasok sayuran dataran tinggi untuk mendukung strategi akan diferensiasi, biaya rendah, dun respons cepat. Peningkatan kualitas membantu pelaku rantai sayuran dataran tinggi pasok meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya, yang keduanya akan meningkatkan keuntungan. Peningkatan penjualan sering terjadi saat para pelaku rantai pasok sayuran dataran tinggi mempercepat respons, merendahkan harga jual sebagai hasil dari skala ekonomis, dan memperbaiki reputasi terhadap produk yang berkualitas. Sama halnya, kualitas yang diperbaiki menyebabkan biaya turun karena perusahaan meningkatkan produktifitas dan menurunkan rework, bahan yang terbuang (scrap), dan biaya garansi. 7.3. Atribut dan Metrik Pengukurau Kinerja Rantai Pasok Sayuran Dataran
Tinggi Suatu metrik dapat digunakan sebagai kriteria atau indikator yang menggambarkan suatu kondisi atau performa suatu manajemen rantai pasok. Metrik merupakan ukuran derajat kuantitatif dari atribut teltentu pada suatu sistem, komponen, atau proses. Melalui proses pengukuran, dapat memberikan indikasi dari pengembangan secara kuantitatif mengenai jumlah, dimensi, kapasitas atau ukuran dari beberapa atribut produk atau proses. Dalam menentukan daftar metrik, beberapa ha1 yang harus diperhatikan yaitu bahwa metrik harus komplit, berhubungan dengan variabel bebas, praktis, dan metrik menipakan kriteria yang popular untuk perbandingan di pasar. Selain itu merupakan proses yang dapat diulang (repeatable), dan harus sesuai dengan aktifitas proses yang dilakukan oleh perusahaan. Karena itu, tidak semua metrik yang diberikan digunakan untuk pengembangan Supply Chain Operation Reference(SC0R).
Dalam metode SCOR versi 6.0, metrik-metrik untuk
mengukur perfonna perusahaan merupakan kesepakatan yang telah ditetapkan oleh Supply Chain Council. Metrik tersebut terbagi ke dalam dua tujuan. Tujuan pertama menerangkan metrik yang diinginkan oleh pasar (custornerleksternal), sedangkan tujuan kedua menerangkan metrik yang dihadapi oleh perusahaan serta pemegang saham (internal). Uraian metrik dalam metode SCOR, disajikan pada Tabel 44.
Tabel 44. Metrik Level 1 dan Atribut Perfonna SCOR Metrik Level 1
Atribut Kineria Eksternal (Custon~er) Internal Reliabilitas Responsivitas Fleksibilitas Biaya Aset x x
Pemenuhan Pesanan Kinerja pengirman Kesesuaian dengan ..n standar mutu Siklus Pemenuhan Pesanan Lead time pemenuhan pesanan Fleksibilitas Rantai Pasok Biaya SCM Siklus Cash-to-Cash Inverztory days of supply Sumber: Supply Chain Council 2006, Disesuaikan
-
X %,
,, Y
* x
x x
Metrik kinerja pengiriman, pemenuhan pesanan, dan kesesuaian dengan standar adalah metrik yang menerangkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen. Pemenuhan permintaan secara sempurna tersebut meliputi ketepatan jenis produk yang dipesan, ketepatan waktu pengiriman, ketepatan jumlah pengiriman, kesesuaian dengan persyartan mutu yang diminta, ketepatan tempat pengiriman, dan ketepatan dokumentasi data pengiriman. Metrik kesesuaian dengan standar mutu merupakan metrik baru yang ditambahkan dalam SCORcard level 1 ini karena karakteristik produk pertanian yang berbeda dengan produk manufaktur lainnya. Sama halnya dengan produk pertanian secara umum, sayuran dataran tinggi mempunyai karakteristik perishable atau rnudah rusak, bahkan laju kerusakan sayuran dataran tinggi dapat
terjadi dalam hitungan jam. Metrik kesesuaian dengan standar mutu mencakup aspek-aspek seperti keamanan dan kesehatan produk, sensorik dan penampakan, serta keterandalan produk dan kenyamanan. Bagi industri sayuran dataran tinggi, performa metrik tersebut sangat penting untuk membangun kepercayaan (reliabilitas) pada pelanggan. Semakin baik citra reliabilitas para pelaku rantai pasok yang dibangun, semakin baik pula tingkat kepercayaan atau trust building yang diberikan oleh pelanggan. Manajemen rantai pasok akan berlangsung dengan baik dan lancar ketika trust building diantara anggota rantai pasok terbangun dengan baik. Untuk itu, perlu
dipertimbangankan metrik ini sebagai salah satu acuan peningkatan manajemen rantai pasok perusahaan. Metrik siklus pemenuhan pesanan atau order furfillnrent cycle time menerangkan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen mulai dari pemasok hingga ke tangan konsumen. Dengan demikian metrik tersebut meliputi siklus waktu dari pemasok (solirce), siklus waktu produksi (make), dan siklus pengiriman produk (deliver). Semakin cepat siklus waktu pemenuhan pesanan, semakin responsif pula bagi perusahaan dalam melayani permintaan konsumen dengan baik. Metrik ini sangat penting agar pesanan sayuran dataran tinggi dari konsumen dapat segera dilayani dalam waktu yang relatif singkat. Kecepatan merupakan faktor penting penentu daya saing khususnya dalam memenuhi permintaan konsumen. Metrik fleksibilitas rantai pasok atas atau upside supply chain flexibility adalah metrik yang menerangkan kemampuan perusahaan dalam melayani peningkatan pesanan yang tak terduga sebesar 20%. Fleksibilitas disini meliputi kemampuan pemasok untuk menyediakan tambahan pasokan sebesar 20%, kemampuan produksi untuk meningkatkan produksi sebesar 20%, serta kemampuan peningkatan distribusi sebesar 20%. Dalam penjualan sayuran dataran tinggi, permintaan pasar yang timbul sangat fluktuatif. Angka 20% tersebut merupakan rata-rata tingkat fluktuasi perubahan permintaan pasar. Mendekati hari-hari besar, pada umumnya permintaan pasar melonjak cukup tinggi, sehingga diperlukan tingkat responsifitas yang tinggi dari para pelaku rantai pasok.
Metrik penyesuaian rantai pasok atas atau upside supply chain adaptability menerangkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas penyediaan produk dalam memenuhi permintaan pasar dalam kurun waktu 30 hari. Sebaliknya metrik penyesuaian rantai pasok bawah atau downside supply chain adaptability adalah penurunan kapasitas pesanan yang sanggup dihadapi oleh perusahaan tanpa membuat tambahan biaya atau denda biaya yang terjadi dalatn kurun waktu 30 hari. Kedua metrik tersebut cukup penting untuk diperhatikan oleh para pelaku rantai pasok sayuran dataran tinggi. Semakin baik nilai yang ditunjukkan kedua metrik tersebut, sernakin fleksibel perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen. Metrik biaya manajemen rantai pasok atau supply chain management cost menerangkan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan material handling mulai dari pemasok hingga ke konsumen. Setiap perusahaan tentu memiliki nilai yang berbeda pada metrik ini. Namun, metrik tersebut dapat dibandingkan dengan perusahaan lain jika biaya SCM yang dikeluarkan dibagi dengan satuan jumlah sayuran dataran tinggi yang diproses. Tingginya biaya SCM yang dikeluarkan mempengaruhi harga sayuran dataran tinggi yang dijual. Metrik siklus cash to cash atau cash-to-cash cycle lime menerangkan perputaran uang perusahaan mulai dari pembayaran bahan baku ke pemasok, hingga pembayaran atau pelunasan produk oleh konsumen. Semakin singkat siklus cash-to-cash perusahaan maka semakin cepat pula mendapatkan return uang dari hasil penjualan. Sementara itu, metrik inventoiy days of supply mengukur kecukupan persediaan dengan satuan waktu (hari) yang berarti lamanya rata-rata (dalam hari) suatu pelaku rantai pasok bisa bertahan dengan jumlah persediaan yang dimilikinya. Kinerja rantai pasok dikatakat~bagus jika lnampu memutar asset dengan cepat. Seperti yang telah di-jelaskan sebelumnya, bahwa metrik adalah variabel kuantitatif bebas dari suatu sistem. Maka pada perhitungan metrik level 1 kinerja rantai pasokan sayuran dataran tinggi, merupakan hasil dari perhitungan metrik level 2 dan level 3. Metrik level 2 dan 3 merupakan breakdown dan penjabaran dari metrik level 1. Penjabaran metrik perforrna rantai pasokan sayuran dataran tinggi secara keseluruhan dijelaskan dalam Tabel 45.
Tabel 45. Tabel Hierarki Metrik Performa Rantai Pasokan Saung Mirwan Atribut Performa
Level 1 Petnenuhan pesanan
Reliabilitas
Kinerja Pengiriman Kesesuaian dengan standar mutu dan volume
Hierarki Level Metrik Level 2 Level 3 % pemenuhan Ketepatan jenis, Ketepatan jumlah pesanan Akurasi Dokumentasi pengiriman, dokumentasi keluhan, dan waktu pembayaran % pesanan terkirim Ketepatan jadwal Ketepatan waktu, Ketepatan lokasi % kehilangan
beratlvolume % pemenuhan standar mutu Siklus source
Responsivitas
Siklus Pemenuhan Pesanan
Siklus deliver
Lead time pemenuhan pesanan Fleksibilitas
Siklus make
Fleksibilitas Rantai Pasok
Waktu pengiriman Fleksibilitas source Fleksibilitas make Fleksibilitas deliver
Biaya source
Biaya SCM
Biaya make Biaya deliver Biaya return
Siklus Cash-toCash Aset Rantai Pasok
I~~ventory days of ~ U P P ~
Waktu transfer, verifikasi, dan validasi pembayaran Waktu penyiapan material, produksi, dan penyimpanan Waktu pengemasan, verifikasi pengiriman, pemuatan barang, transportasi, dan verifikasi
Waktu pemesanan
Biaya Plan
Biaya Rantai Pasok
Bebas kerusakan, penyakit, Return
Rentang hari pembayaran utang Rentang hari pembayaran piutang Jumlah persediaan Lama oersediaan
Sumber: S~ipplyChain Co1mcil2006,Diolah
Biayaforecasting penjualan, produksi, dan bahan baku Biaya outsource sayuran dataran tinggi, biaya manajemen suplier Biaya inbound transportation, biaya loss Biaya manajemen pelanggan, biaya penerimaan pesanan, biaya outbound transportation Biaya return produk, biaya return bahan baku
7.4. Pemilihan metrik pengukuran kinerja rantai pasok dengan Fuzzy AHP
Pemilihan metrik kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi dilakukan dengan pendekatan AHP. Struktur hirarki pemilihan metrik pengukuran kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi terdiri dari level 1 yaitu Proses Bisnis, level 2 terdiri Parameter kinerja, level 3 terdiri dari Atribut kinerja dan Level 4 terdiri dari Metrik kinerja. Struktur hirarki pemilihan metrik pengukuran kinerja dapat dilihat pada Gambar 22. Mahiks perbandingan fuzzy dari perbandingan berpasangan berdasarkan rataan geometri untuk level proses bisnis, parameter kinerja dan atribut kinerja menggunakan triangular ficzzy number (-1,-3,-5,-7,-9)
disampaikan dalam
Tabel 46,47 dan 48. Sementara, matriks perbandingan fuzzy dari alternatif metrik pengukuran kinerja dapat dilihat pada Tabel 49.
Tabel 46. Matrik perbandingan fuzzy dari level proses bisnis terhadap tujuan pemilihan metrik kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi Perencanaan Pengadaan Budidaya Pengolahan Pengiriman 1
-5
-1
-3
-5
Pengadaan Budidaya
-y 1
I
-1
-1
-I
-1-I
-1.l
1
-1
-3
Pengolahan
-3-1
-1-1
-1-1
1
Pengiriman
-5-1
-1-1
-3-1
-1 1
Perencanaan
-1-1
Tabel 47. Matrik perbandingan fuzzy dari level parameter kinerja terhadap aspek perencanaan pada proses bisnis rantai pasok sayuran dataran tinggi Nilai tambah
Kualitas
Risiko
1
-1.l
-1
-1
1
-3
-3-1
1
Nilai tambah Kualitas Risiko
-1.1
Tabel 48. Matrik perbandingan fuzzy dari level atribut kinerja terhadap kualitas pada level parameter kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi Flexibilily Responsiveness Flexibility
Reliabiliry Cosl
Assel
1
-3
-3.l
-7
-7
-3.'
1
-1
-1
-I
-3
-1.'
1
-7
-7
Cost
-7-I
-1.1
-7-1
1
-3
Asset
-7-1
-1-1
-7-1
-3-1
1
Responsiveness Reliability
Tabel 49. Matrik perbandingan fuzzy dari level metrik pengukuran kinerja terhadap Reliability pada level atribut kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi
Kinerja Pengiriman (MI)
-1
-I
-1
-5
7
-5
-1
-3
Pemenuhan pesanan (M2)
1 .;I.]
I
-5
-5
-5
-1
-5
-5
-5
Siklus waktu pesanan (M3)
-1.1
5-1
1
-1
-1
j
-1
5 -
-5
Lead time pemenuhan (M4) Fleksibilitas pemenuhan pasokan (M51 ~, Kesesuaian dengan standar mutu (M6) Biaya SCM (M7)
-1.1
-yl
1 -
1
-1
-I
-1
-I
I
I
-5.' -j-~
-1
-I
-I
- 1
Cash to cash cycle (M8) Inventory days of supply (M9)
-7
1 '
,
-5
-5
-5
1
-7
-7
-7
j
- 1
-1-
-1-
-7
1
-1
-3
-1.1
j
-5
I-'
-1'
- 1
1 -
1
-3
3
- 1
-5
I-'
-1'
7
3
3
Batas atas dan batas bawah dari angka-angka fuzzy dengan a didefinisikan dengan menerapkan persamaan 1 berikut;
I
Dengan memasukkan nilai-nilai, a = 0.5 dan p = 0.5 dari persamaan di atas ke dalam matriks perbandingan fuzzy, akan diperoleh semua a
- cut
dari
matriks perbandingan fuzzy (Tabel 50, 51, 52, dan 53). Persamaan 2 berikut ini digunakan untuk menghitung eigenvektor untuk semua matriks perbandingan :
Tabel 50. a-cut matriks perbandingan fuzzy pada level proses bisnis terhadap tujuan (a = 0.5 dan p = 0.5) Perencanaan Perencanaan Pengadaan Budidaya Pengolahan Pengiriman
Pengadaan
I [1/4:1/6] [1/2,11 [112,1/4] [1/4,1/6]
Budidaya
[461 1 [1/2,11 [1/2,11 [1/2,11
Pengolahan
Pengiriman
[241 [1,21 [1,21 1 [112,1]
[461 [1,21 12,41 [1,21 1
[I21 [1,21 1 [1/2,11 [1/2,1/4]
Tabel 51. a-cut matriks perbandingan fuzzy pada level parameter kinerja terhadap aspek perencanaan pada proses bisnis rantai pasok sayuran dataran tinggi (a = 0.5 dan p = 0.5) Nilai tambah
Nilai tambah
Kualitas
Risiko
1
[1/2,11
[1,21
Kualitas Risiko
Tabel 52. a-cut Matrik perbandingan fuzzy dari level atribut kinerja terhadap kualitas pada level parameter kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi (a = 0.5 dan p = 0.5) Flexibility Flexibility Responsiveness
1 [1/4,1/6]
Reliabiliry Cost Asset
14,61 [1/6,1/8] [1/6,118]
Resportsiveness [451 1 l1/2,11 [112,11 [1/2,11
Reliability [1/4,116] [ 1,21 I [116,1/8] [1/6,1/8]
Cost [6,81 [1,21 L6.81 1 [1/4,1/6]
Asset [6,81 [1,21 [631 [4,61 I
Tabel 53. a-cut Matrik perbandingan fuzzy dari level metrik pengukuran kinerja terhadap Reliability pada level atribut kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi (a = 0.5 dan p = 0.5) Kinerja Pengirirnan (MI) Pernenuhan pesanan (M2) Siklus waktu pesanan (M3) Lead time pemenuhan (M4) Fleksibilitas pernenuhan pasokan (M5) Kesesuaian dengan standar mutu (M6) Biaya SCM (M7) Cash lo cash (M8) lnventovdaysof supply (M9)
(MI)
(MI)
(M3)
(M4)
(M5)
(M6)
(M7)
(M8)
(M9)
I
(1.21
[1,21
[1,21
C4.61
[116,1/81
[4,61
[l,21
r4.61
[1/2, 11
I
[4,61
[4,61
[4,6l
[I21
[4,61
[4,61
[4,61
[1/2, I]
[114,1/61
1
[1,2]
[l,2]
[1/4,1/6]
[1,2]
[1/4,1/6]
[4,6]
[1/2, 11
[1/4,1/6]
[1/2, I]
1
[1/4,1/61
[1,21
[l,21
[1,21
[1/4,1/6]
[1/4,1/6]
[1/2, I]
[1/2, I]
1
[1/4,1/6]
[1,2]
[1,2]
[1,2]
[G,Sl
[1/2, 11
[4,61
[4,61
[4,61
1
[6,81
[6,81
[6,81
[1/4,1/6]
[1/4,1/6]
[1/2, I]
[1/2, I]
[1/2, I]
[1/6,1/8]
1
[1,21
[4,61
[1/2, I]
[1/4,1/6]
[4,6]
[1/2, I]
[I/2, I]
[1/6,1/8]
[1/2, I]
1
[4,6]
[1/4,1/G]
[1/4,1/6]
[1/4,1/6]
[1/2,1]
[1/2,1]
[1/6,1/8]
[1/4,1/6]
[1/4,1/6]
I
Kemudian, eigenvektor untuk matriks perbandingan fuzzy dari semua level dihitung dengan menggunakan persamaan 3.
dimana,
untuk 0 < a 5 1 dan semua i, j, dimana i = 1,2,
.... n, dan j = 1,2, .... n.
Nilai (consistency ratio) CR untuk matrik perbandingan berpasangan alternatif pemilihan lokasi terhadap criteria jumlah komoditas dihitung dengan menggunakan persamaan 4 dan 5.
Consistency ratio (CR) digunakan untuk perkiraan secara langsung konsistensi dari perbandingan berpasangan. CR dihitung dengan membagikan CI dengan nilai tabel dari Random Consistency Index (RI); C'R=-
C'I
................ (5)
RI
Sebagai cantoh, perhitungan nilai CR untuk matrik perbandingan fuzzy pada level proses bisnis terhadap tujuan pemilihan metrik pengukuran kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi adalah sebagai berikut :
Untuk matriks perbandingan fuzzy dari alternatif produk dan lokasi yang sisanya, CR dihitung dengan menggunakan cara yang sama, dan dengan jelas ditemukan sebagian besar nilai CR mendekati 0,Ol. Contoh hasil perhitungan eigenvector dan nilai CR matrik perbandingan fuzzy untuk masing-masing level ditunjukkan pada Tabel 54, 55,56, dan 57. Tabel 54. Nilai eigen matriks perbandingan fuzzy pada level proses bisnis terhadap tujuan Perencanaan
Pengadaan
Budidaya
Pengolahan
Pengiriman
Perencanaan
1,000
5,000
1,500
3,000
5,000
Pengadaan
0,208
1,000
0,750
0,750
0,750
Budidaya
0,750
1,500
1,000
1,500
3,000
Pengolahan
0,375
1,500
0,750
1,000
0,750
Pengiriman
0,208
1,500
0,375
1,500
1,000
~ o b o(nilai t eigen)
1 k,= 5.396
0,418
CI = 0,099
0,102
RI = 1,12
Budidaya
0,23 1
CR = 0.09
Pengolahan
0,130
Pengiriman
0,119
I Perencanaan Pengadaan I
Tabel 55. Nilai eigen matriks perbandingan fuzzy pada level parameter kinerja terhadap aspek perencanaan pada proses bisnis rantai pasok sayuran dataran tinggi Nilai tambah
Kualitas
Risiko
Nilai tambah
1,000
0,750
1,500
Kualitas
1,500
1,000
3,000
Risiko
0,750
0,375
1,000
Tabel 56. Nilai eigen Matrik perbandingan fuzzy dari level atribut kinerja terhadap kualitas pada level parameter kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi Flexibility
Responsiveness
Reliabilify
Cost
Asset
Flexibility
1,000
3,000
0,375
7,000
7,000
Responsiveness
0,375
1,000
0,750
1,500
1,500
Reliability
3,000
1,500
1,000
7,000
7,000
Cost
0,146
0,750
0,146
1,000
3,000
Asset
0,146
0,750
0,146
0,375
1,000
Bobot (nilai eigen)
; i , , = 5.696
1,769
C1=0,174
0,764
RI = 1,12
Reliability
2,453
CR=0.15
Cosr
0,438
Asset
0,288
Flexibilip I
Responsiveness
II
I
1
Tabel 57. Nilai eigen Matrik perbandingan fuzzy dari level metrik pengukuran kinerja terhadap Reliability pada level atribut kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi
Pemenuhan Pesanan (M2) Siklus waktu pesanan (M3) Lead time pemenuhan (M4) Fleksibilitas pemenuhanpasokan(M5) Kesesuaian dengan standar mutu (M6) Biaya SCM (M7) Inventory days of supply (M9)
0,750
1,000 5,000
5,000
0,750
0,208
1,000 0,750
1,500 0,208
1,500
0,208
1,000
1,500
0,208
0,208
0,750 0,750
7,000 0,208
0,750 0,208
5,000 5,000 5,000 1,500 1,500 0,750
1,000 0,146
7,000 7,000 7,000 1,000 1,500 3,000
0,375
0,208
0,208
0,146
0,375
1,000
0,750
5,000
5,000
5,000
0,750
0,208
5,000
0,208
0,750
1,500 1,500
1,000 0,208
1,500
1,500
0,750
1,500 5,000
0,375
1,500
1,000
Bobot (nilai eigen) Kinerja Pengiriman (MI) Pemenuhan pesanan (M2)
1,370 2,433
Siklus waktu pesanan (M3)
0,594
Lead time pemenuhan (M4) Fleksibilitas pemenuhan pasokan (M5) Kesesuaian den~an - standar mutu (M6) Biaya SCM (M7)
0,695
Cash to cash cycle (M8) Inventory days of supply (M9)
0,759 0,317
0,515 3,339 0,59 1
Secara keseluruhan, bobot akhir perbandingan berpasangan masingmasing level pada hirarki pemilihan metrik pengukuran kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi dapat dilihat pada Tabel 58, 59, 60, dan 61
Tabel 58. Bobot akhir pada level proses bisnis rantai pasok sayuran dataran tinggi Bobot (nilai eigen) 0,418 0,102 0,231 0,130 0,119
Proses bisnis Perencanaan (Plan) Pengadaan (Source) Budidaya (Make) Pengolahan (Process) Pengiriman (Deliver)
Tabel 59. Bobot akhir pada level parameter kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi Parameter kinerja
Nilai tambah Kualitas Risiko
Plan
Source Make
0,311 0,493 0,196
0,376 0,474 0,149
0,3 11 0,493 0,196
Process
Deliver
0,500 0,250 0,250
0,200 0,400 0,400
Bobot pada level proses bisnis
Bobot (nilai eigen)
0,418 0,102 0,23 1 0.130
0,329 0,449 0,222
Tabel 60. Bobot akhir pada level atribut kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi Atribut kinerja Flexibilitv Responsiveness Reliability Cost Asset
tz&, 0,216 0,282 0,255 0,123 0,124
Kualitas
Risiko
0,309 0,135 0,428 0,077 0,051
0,177 0,152 0,454 0,140 0,076
Bobot pada level arameter kiner.a 0,329 0,449 0,222
Bobot (nilai eigen) 0,249 0,187 0,377 0,106 0,081
sayuran dataran tinggi untuk mendukung strategi akan dijerensiasi, biaya rendah, dan respons cepat. Kualitas produk menjadi pertimbangan penting dalam sekaligus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kontrak kerjasama antar masing-masing pelaku rantai pasok sayuran dataran tinggi. Pada level atribut kinerja, reliabilitas memiliki bobot 0,377, resposifitas memiliki bobot 0,187, fleksibilitas memiliki bobot 0,249, biaya memiliki bobot 0,106, dan aset memiliki bobot 0,081.
Dengan demikian reliabilitas menjadi
prioritas pertama karena produk sayuran dataran tinggi masih bergantung pada musim, sehingga reliabilitas dalam pemenuhan pesanan harus ada, khususnya terkait dengan kinerja pengiriman dan pemenuhan pesanan. Pada level metrik kinerja, metrik kinerja pengiriman memiliki bobot 0,110, metrik pemenuhan pesanan memiliki bobot 0,182, siklus waktu pesanan memiliki bobot 0,074, lead time pemenuhan pesanan memiliki bobot 0,068, metrik fleksibilitas pemenuhan pesanan memiliki bobot 0,052, metrik kesesuaian dengan standar mutu memiliki bobot 0,299, metrik biaya SCM memiliki bobot 0,080, dan metrik inventory days of supply memiliki bobot 0,048.
Dengan
demikian metrik kesesuaian dengan standar mutu menjadi prioritas pertama akan menentukan nilai dan harga sayuran. Apalagi produk sayuran berorientasi ekspor, produk yang diperdagangkan harus memenuhi standar internasional. Pada Gambar 23 disampaikan bobot akhir perbandingan berpasangan masing-masing level dalam struktur hirarki pemilihan metrik pengukuran kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi.
Tabel 61. Bobot akhir pada level metrik kinerja rantai pasok sayuran dataran tinggi
Metrik kinerja
Kinerja Pengiriman Pemenuhan pesanan Siklus waktu pesanan Lead time pemenuhan Fleksibilitas pemenuhan Kesesuaian dengan standar Biaya SCM Cash to cash cycle Inventory days of supply
Flexi bility
Responsiveness
Reliability
Cost
Asset
0,093 0,125 0,094
0,058 0,244 0,112
0,129 0,229 0,056
0,166 0,093 0,046
0,122 0,119 0,045
Bobot pada level atribut kinerja 0,249 0,187 0,377
0,084
0,069
0,065
0,048
0,053
0,106
0,068
0,053
0,064
0,048
0,039
0,053
0,081
0,052
0,229
0,307
0,315
0,338
0,373
0,299
0,139 0,105 0,077
0,067 0,049 0,030
0,056 0,071
0,105 0,100
0,085 0,083
0,086 0,080
0,030
0,065
0,065
0,048
Bobot (nilai eigen) 0,110 0,182 0,074
Pada level proses bisnis, aspek perencanaan memiliki bobot 0,418, pengadaan memiliki bobot 0,102, budidaya memiliki bobot 0,231, pengolahan memiliki bobot 0,130 dan pengiriman memiliki bobot 0,119. Berdasarkan hasil tersebut, perencanaan menjadi prioritas pertama dalam proses bisnis.
Perencanaan
merupakan proses untuk merencanakan rantai pasokan mulai dari mengakses sumber daya rantai pasokan, merencanakan penjualan dengan mengagregasi besamya permintaan, merencanakan penyimpanan (inveniory) serta distribusi, merencanakan produksi, merencanakan kebutuhan bahan baku, merencanakan pemilihan suplier, dan merencanakan saluran penjualan. Perancanaan juga berarti terdapat kerjasama, kesatuan, dan penyelarasan informasi antara satu anggota rantai dengan anggota rantai lainnya dalam melakukan perancanaan rantai pasok. Perencanaan tersebut juga meliputi pertanyaan yang menjawab mengenai berapa volume dan jenis sayuran dataran tinggi yang harus diproduksi, berapa harga yang harus dijual, apa saja material yang diperlukan, mutu sayuran dataran tinggi seperti apa yang hendak dicapai, dan lain sebagainya. Pada level parameter kinerja nilai tambah memiliki bobot 0,329, kualitas memiliki bobot 0,449, dan risiko memiliki bobot 0,222.
Dengan demikian
kualitas menjadi prioritas pertama dalam level parameter kinerja. Pakar menilai kualitas merupakan salah satu faktor penting dalam manajemen rantai pasok