IV. MODEL RANTAI PASOKAN KRISAN A.
STRUKTUR JARINGAN RANTAI PASOKAN
A.1 Anggota Rantai Pasokan dan Aliran Komoditas Anggota rantai pasokan meliputi semua perusahaan dan organisasi yang berhubungan dengan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pemasok atau pelanggannya dari point of origin hingga point of consumption. Terdapat dua jenis anggota rantai pasokan yaitu anggota primer dan sekunder. Anggota primer adalah semua unit bisnis strategik yang benar-benar menjalankan aktivitas operasional dan manajerial dalam proses bisnis yang dirancang untuk menghasilkan keluaran tertentu bagi pelanggan atau pasar. Sedangkan anggota sekunder adalah perusahaan-perusahaan yang menyediakan sumber daya, pengetahuan, utilitas atau aset-aset bagi anggota primer. Menurut Miranda dan Amin (2006), the point of origin adalah titik dimana tidak ada pemasok primernya, sedangkan point of consumption adalah titik dimana tidak ada pelanggan utama. Anggota rantai pasokan bunga krisan yang melibatkan PT. Saung Mirwan merupakan rantai pasokan untuk bunga yang berkualitas baik. Bunga krisan yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan bunga yang sebagian besar berkualitas baik. Bunga yang berkualitas baik dikenal dengan bunga grade A dan grade AA, sedangkan bunga yang berkualitas sedang dan rendah dikenal dengan bunga grade B, grade C, dan grade D. Untuk bunga yang tidak berkualitas baik maka melibatkan pasar bunga sebagai salah satu anggota rantai pasokan. Bunga yang dijual ke pasar bunga akan digabungkan dengan bunga yang berasal dari para petani bunga. Kualitas bunga yang berasal dari petani bunga lebih rendah daripada bunga yang dihasilkan oleh perusahaan karena kurangnya pengetahuan dan faktor produksi seperti bibit, pupuk, pestisida, lahan dan lain-lain. Daftar anggota dalam rantai pasokan bunga krisan dapat dilihat pada Tabel 3. Perusahaan menjual produk krisan yang dihasilkannya kepada agen luar negeri, agen dalam negeri dan pasar bunga. Jika perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan maka dilakukan pembelian bunga kepada mitra beli Sedangkan bunga yang tidak sesuai standar mutu perusahaan dijual ke pasar tradisional. Model rantai pasokan krisan disajikan pada Gambar 7. Sebagai mitra beli yang tidak memiliki hubungan terikat dengan perusahaan maka agar para petani dapat menjual hasil panennya kepada perusahaan harus dapat menjaga kualitas bunga yang dihasilkan. Petani-petani bunga
1)
Agen Luar Negeri Agen bunga/ Pembeli
Perusahaan (PT. Saung Mirwan)
Pemasok
Pasar Luar Negeri
2)
Ritel (Toko bunga, florist, trader) 3)
4)
Pasar bunga Rawa Belong
Konsumen 5)
Keterangan: : aliran komoditas tidak nyata (ada hanya jika perusahaan kekurangan/kelebihan persediaan bunga) : aliran bahan baku produksi : aliran komoditas nyata : anggota rantai pasokan bunga krisan
Gambar 7. Model rantai pasokan bunga krisan PT. Saung Mirwan Aliran komoditas bunga pada model rantai pasokan di atas dimulai dari perusahaan dibagi menjadi 5 rantai, yaitu : 1) Perusahaan - agen luar negeri - pasar luar negeri (unrooted cutting), 2) Perusahaan - agen bunga/pembeli - ritel (toko bunga, florist, trader) – konsumen, 3) Perusahaan -
20
agen bunga/pembeli – konsumen, 4) Perusahaan – konsumen dan 5) Perusahaan - pasar Rawa Belong – konsumen. Aliran komoditas yang digunakan merupakan hasil penyempurnaan model rantai pasokan dari penelitian Syafi (2009) yaitu dengan penambahan aliran komoditas dari perusahaan langsung ke konsumen (aliran no. 4). Aliran komoditas ini berasal dari para pembeli yang langsung datang ke perusahaan untuk membeli produk bunga. Biasanya mereka berasal dari sekitar perusahaan dan membeli dalam jumlah kecil. Tabel 3. Anggota rantai pasokan bunga krisan yang melibatkan PT. Saung Mirwan Anggota Anggota Aktivitas Aktivitas Primer Sekunder PT. Saung
Melakukan budidaya bunga di lahan sendiri,
Produsen
Memasok bibit bunga
Mirwan
membeli bunga dari petani jika persediaan
bibit
krisan berkualitas
Agen bunga
Pasar bunga
bunga tidak memenuhi kebutuhan
sesuai dengan SNI
pelanggan, dan mendistribusikan bunga
(Standar Nasional
kepada agen, ritel dan konsumen akhir.
Indonesia)
Melakukan pembelian bunga secara kontrak
Produsen
Memasok pupuk,
atau abondemen dari perusahaan pada
pupuk,
nutrisi dan pestisida
spesifikasi bunga tertentu, mendistribusikan
nutrisi, dan
kepada PT. Saung
kepada pembeli (ritel dan konsumen akhir)
pestisida
Mirwan
Melakukan pembelian bunga dari
Produsen
Memasok media
perusahaan, menjual bunga kepada
media tanam
tanam bunga (peat
konsumen akhir.
(peat moss,
moss, sekam,
sekam,
cocopeat, pasir)
cocopeat)
kepada PT. Saung Mirwan
Florist,
Melakukan pembelian bunga dari agen,
Produsen
Memasok kemasan
Supermarket,
menjual bunga kepada konsumen bunga
bahan
bunga (kertas prola,
dan Toko
(akhir).
kemasan
karton dus, plastik,
(kertas prola,
selotip) kepada PT.
karton dus,
Saung Mirwan
bunga
plastik, selotip) Konsumen
Melakukan pembelian bunga dari toko bunga, florist.
Mitra Beli
Membudidayakan dan menentukan
(Petani bunga)
spesifikasi bunga krisan, menjual hasil panen kepada konsumen (tidak terikat dengan PT. Saung Mirwan)
21
A.2 Entitas Rantai Pasokan A.2.1 Produk Produk yang diperdagangkan dalam rantai pasokan dan dibahas dalam penelitian ini adalah bunga potong, rooted cutting, dan unrooted cutting. Bunga potong yang diproduksi di PT. Saung Mirwan paling banyak adalah jenis krisan, selainnya adalah jenis bunga Lysianthus. Kualitas bunga yang dihasilkan oleh perusahaan (PT. Saung Mirwan) pada umumnya adalah grade AA dan grade A. Kualitas bunga dari perusahaan lebih baik daripada bunga yang dihasilkan oleh para petani. Tingginya kualitas bunga yang dihasilkan perusahaan adalah karena kemampuan perusahaan yang jauh lebih baik daripada kemampuan para petani. Perbedaan kemampuan perusahaan dengan para petani bunga sehingga masing-masing menghasilkan bunga krisan dengan kualitas yang jauh berbeda disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Perbedaan kemampuan PT. Saung Mirwan dengan para petani bunga dalam menghasilkan bunga krisan No. Faktor Pembeda PT. Saung Mirwan Petani Bunga 1.
Kualitas bibit
Sangat baik
Kurang baik
2.
Teknologi penanaman
Sangat baik
Kurang baik
3.
Ketersediaan modal
Memiliki modal yang
Modal yang dimiliki
cukup
sangat kurang
Cukup
Sangat kurang
Orientasi penanaman
Kualitas dan kuantitas
Kuantitas
Fasilitas penanaman (peralatan dan
Tersedia dalam
perlengkapan penanaman)
keadaan cukup
4. 5. 6.
Ketersediaan faktor produksi (lahan/media tanam, pupuk, nutrisi, pestisida, tenaga kerja)
Tidak tersedia
Bunga yang dihasilkan petani tidak memiliki kualitas yang baik disebabkan oleh kualitas bibit dan teknologi penanaman yang kurang baik serta fasilitas penanaman yang tidak tersedia. Selain itu faktor produksi seperti lahan/media tanam, pupuk, nutrisi, pestisida dan tenaga kerja yang dimiliki oleh para petani bunga juga tidak tersedia dengan baik. Hal ini disebabkan oleh tidak tersedianya sumber daya modal yang cukup sehingga ada tidaknya pengetahuan baik tentang penanaman di dalam diri petani tidak menimbulkan pengaruh yang berbeda. Pandangan para petani bunga bahwa kuantitas bunga yang lebih besar walaupun kualitasnya rendah dapat menghasilkan keuntungan juga mempengaruhi kualitas akhir bunga yang dijual mereka. Berbeda dengan para petani bunga, PT. Saung Mirwan selain memiliki pengetahuan penanaman yang baik juga memiliki kemampuan modal yang baik sehingga dapat menyediakan faktor-faktor produksi yang cukup untuk menghasilkan bunga yang berkualitas baik dalam kuantitas yang besar pula. Rooted dan unrooted cutting merupakan dua produk lain selain bunga potong yang dihasilkan oleh PT. Saung Mirwan. Rooted cutting merupakan bibit krisan yang berupa stek batang yang memiliki akar karena sebelumnya telah diakarkan. Rooted cutting yang dijual di pasar lokal ini juga memiliki kualitas yang baik. Sedangkan unrooted cutting merupakan bibit bunga yang berupa stek batang tanpa akar karena tidak melalui proses pengakaran sebelumnya, namun langsung dijual setelah proses seleksi dan penyimpanan. Stek tanpa akar ini merupakan produk PT. Saung Mirwan yang memasuki pasar luar negeri yaitu Jepang melalui agen luar negeri. Produk yang diekspor ini harus memiliki kualitas yang sangat baik agar tidak mengecewakan konsumen luar negeri. Hubungan kerjasama PT. Saung Mirwan dengan agen luar negeri adalah bersifat kontraktual jangka panjang. Untuk menjaga kualitas unrooted cutting tetap sesuai keinginan, maka pihak agen luar negeri mengunjungi perusahaan dan lahan tanam setiap minggu. Mereka meninjau ke lahan tanam dan terlibat langsung dalam proses seleksi dan pengemasan produk. Hasil wawancara dengan pihak agen luar negeri menyebutkan bahwa jika tidak dilakukan kunjungan setiap minggu maka kualitas produk yang dihasilkan menjadi tidak konsisten.
22
A.2.2 Pasar Pasar yang dimaksud adalah pasar tempat para pembeli dan penjual bunga bertemu dan melakukan proses permintaan dan penawaran. Pasar bunga yang terlibat dalam rantai pasokan ini yang terbesar adalah pasar bunga Rawa Belong, terletak di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pasar tersebut merupakan tempat para petani bunga menjual hasil panennya. Para penjual dan pembeli bunga berasal dari berbagai daerah, sehingga penyebaran produk dari pasar tersebut menyebar ke berbagai lokasi di Indonesia. Kualitas bunga yang diperdagangkan di pasar adalah grade B, C dan grade D. Bunga dengan kualitas dan jenis yang beragam memberikan pilihan yang banyak bagi para pembeli bunga sesuai dengan daya beli masing-masing. Perusahaan PT. Saung Mirwan juga menjual bunga krisan khususnya yang tidak sesuai standar mutu ke pasar Rawa Belong ini, sedangkan untuk yang memenuhi standar mutu dijual ke daerah-daerah seperti Bogor, Malang, Semarang, Surabaya dan Solo. Produk rooted dan unrooted cutting tidak dipasarkan di pasar bunga Rawa Belong, tetapi di daerah Sukabumi, Cipanas, Sumatera Barat (tidak tentu), Surabaya untuk rooted cutting serta Pasar Luar Negeri untuk unrooted cutting.
A.2.3 Stakeholder Stakeholder adalah semua pihak yang terlibat di dalam rantai pasokan bunga. Pihak-pihak yang dimaksud dapat terkait secara langsung maupun secara tidak langsung. Menurut yang terdaftar di Dirjen Hortikultura stakeholder rantai pasokan bunga terdiri atas kelompok petani bunga, asosiasi atau perhimpunan bunga dan tanaman hias, pelaku usaha, perusahaan, dan instansi pemerintah baik pusat, daerah maupun kota/kabupaten yang berfungsi sebagai pengambil kebijakan. Stakeholder yang terlibat secara langsung diantaranya petani, perusahaan, pemasok-pemasok faktor produksi, sedangkan stakeholder yang terlibat secara tidak langsung adalah pemerintah pusat sampai pemerintah daerah. Masing-masing stakeholder memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda yang dilakukan untuk mengembangkan rantai pasokan bunga.
A.3 Mitra Petani Mitra petani yang terdapat dalam rantai pasokan bunga ada dua jenis meliputi mitra petani yang merupakan hubungan antar petani dan mitra petani yang merupakan hubungan antara petani dengan PT. Saung Mirwan. Kedua jenis mitra ini memiliki perbedaan baik pada konsep maupun anggota yang terlibat. Mitra petani yang terjadi antar petani merupakan hubungan antar petani bunga yang ditunjukkan sebagai sebuah paguyuban/perkumpulan petani. Hubungan yang terjadi menghasilkan rasa kebersamaan dan saling menguntungkan. Aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan adalah pelatihan peningkatan kemampuan membuat rangkaian bunga, dekorasi bunga, memasarkan bunga serta pelatihan-pelatihan yang dicanangkan oleh Deptan. Sedangkan konsep mitra petani yang terjadi antara perusahaan dan petani bunga atau dinamakan “mitra tani” adalah suatu konsep kemitraan inti plasma. Perusahaan PT. Saung Mirwan berfungsi sebagai inti sedangkan para petani sebagai plasma. Saat ini para petani yang dimaksud adalah yang memiliki lokasi di sekitar PT. Saung Mirwan, karena di masa yang akan datang perusahaan akan melebarkan anggota mitranya. Konsep kemitraan antara perusahaan dengan para petani memiliki kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan, antara lain : Kewajiban inti (perusahaan) 1) Menyediakan kebutuhan sarana produksi (sistem pinjam) 2) Menentukan jenis komoditas yang ditanam oleh plasma 3) Menentukan program tanam, yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar 4) Memberikan teknologi tentang teknis budidaya dan pengendalian hama penyakit tanaman 5) Membeli semua hasil produksi dari para plasma yang memenuhi standar mutu yang ditetapkan inti 6) Memberikan penyuluhan dan bimbingan serta pengawasan terhadap plasma lapangan. Kewajiban plasma (petani) 1) Mengikuti dan melaksanakan program kerja dan teknis budidaya yang diberikan oleh inti
23
2) Menjual hasil produksinya kepada inti dengan harga yang telah ditentukan 3) Menyelesaikan pinjaman saprotan (sarana produksi tanaman) dengan jangka waktu maksimal 3 bulan dari mulai pengambilan sarana produksi. Selain konsep mitra tani di atas, terdapat juga hubungan mitra antara perusahaan dengan petani yang disebut “mitra kota”. Konsep ini merupakan kemitraan inti - plasma, khusus untuk para plasma yang akan membudidayakan komoditas secara hidroponik di dalam greenhouse. Komoditas yang dimaksud khususnya adalah paprika. Pihak inti dan plasma juga memiliki kewajiban dan hak masingmasing. Konsep “mitra - kota” ini tidak dibahas dalan penelitian ini karena bukan bagian dari rantai pasokan bunga. Adanya hubungan mitra antara perusahaan dengan para petani bunga tentu dapat membantu para petani meningkatkan kuantitas sekaligus kualitas hasil panen, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh oleh para petani bunga. Sumber daya modal yang sebelumnya menjadi kendala besar dapat diatasi melalui bantuan dari perusahaan, sehingga hanya sedikit kemungkinan hasil panen tidak berhasil. Perusahaan juga mendapatkan keuntungan dari hubungan mitra tersebut yaitu tersedianya pasokan produk yang sesuai standar. Semakin baik panen yang dihasilkan oleh petani juga dapat meningkatkan jumlah produk yang terjual, dengan harapan keadaan pasar bunga yang stabil. Jika keadaan pasar bunga sedang buruk maka inti - plasma mengalami kerugian bersama-sama.
B.
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
B.1 Pemilihan Mitra Pemilihan mitra sangat berperan dalam menentukan keberhasilan hubungan yang akan diciptakan. Pemilihan mitra yang dimaksudkan adalah pemilihan mitra tani, pemasok faktor produksi dan kemasan. Selain itu, pemilihan mitra jual produk juga penting sampai sistem transaksi beli putus meningkat menjadi sistem kontrak yang merupakan ikatan kerjasama untuk jangka yang paling lama (satu tahun). Oleh karena itu, pemilihan mitra oleh PT. Saung Mirwan dapat melalui pertimbangan dan berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan. Pertimbangan dan persyaratan yang ditetapkan PT. Saung Mirwan dalam pemilihan mitra disajikan pada Tabel 5. Pada kelompok petani, menjadi anggota di dalam hubungan mitra tersebut tidak terdapat persyaratan yang sulit karena sifat perkumpulan yang terbuka. Tabel 5. Pertimbangan dan persyaratan yang ditetapkan PT. Saung Mirwan dalam pemilihan mitra No. Bentuk Mitra Pertimbangan dan Persyaratan 1.
Mitra tani
Memiliki identitas yang pasti dan tanggung jawab, tidak melanggar kontrak kerjasama, mampu menghasilkan produk sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.
2.
Mitra
pemasok
sarana
Memiliki identitas yang pasti dan tanggung jawab, mampu
produksi (pupuk, nutrisi,
menyediakan pasokan tepat waktu sesuai dengan kualitas dan
pestisida, media tanam,
kuantitas yang telah disepakati.
kemasan, dan lain-lain) 3.
Mitra jual
a.
Memiliki identitas yang pasti, pembayaran lancar, memiliki
a. sistem abondemen
performa dan fasilitas penjualan yang baik, mampu memenuhi
b. sistem kontrak
pesanan minimal (4000 batang untuk rooted cutting selama satu bulan). b.
Memiliki identitas yang pasti, pembayaran lancar, memiliki performa dan fasilitas penjualan yang baik, mampu memenuhi pesanan minimal ( 700-1000 ikat untuk bunga potong).
24
B.2 Sistem Transaksi Sistem transakasi yang terjadi dalam rantai pasokan bunga krisan dibagi menjadi sistem transaksi secara tunai dan abondemen. Sistem transakasi secara tunai terjadi saat pembeli datang langsung ke penjual untuk membeli bunga. Hal ini dapat terjadi di perusahaan dan di pasar bunga. Pembeli bunga potong yang datang langsung ke perusahaan biasanya adalah pembeli yang daya belinya kecil, artinya membeli dalam jumlah kecil. Mereka juga tidak akan memiliki banyak pilihan produk, hanya membeli persediaan yang ada. Harga jual bunga yang diberikan oleh perusahaan lebih tinggi daripada harga jual yang diberikan kepada pembeli tetap. Di pasar bunga Rawa Belong juga terjadi sistem transakasi secara tunai, namun perbedaannya jenis bunga yang dijual lebih beragam dan bisa dilakukan tawar-menawar dengan penjual. Sistem transaksi secara abondemen diawali dengan pembeli yang memesan bunga terlebih dahulu melalui internet, telepon, pesan singkat atau surat lalu perusahaan mengirimkan bunga tersebut langsung kepada pembeli menggunakan alat angkutan milik perusahaan. Pembayarannya berdasarkan faktur penjualan mengenai kuantitas dan harga bunga yang dipesan. Faktur tersebut akan dibawa oleh bagian pengiriman dan menyerahkannya kepada pembeli atau wakilnya untuk diperiksa kesesuaian dengan bunga yang dibawa. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau transfer. Jika barang yang ada tidak sesuai dengan yang tertulis di faktur penjualan maka pengirim akan melaporkannya kepada sales perusahaan untuk menindaklanjuti hal tersebut dengan pihak pembeli. Sistem transaksi bahan-bahan baku produksi (sarana produksi) misalnya pupuk, nutrisi, pestisida atau media tanam antara perusahaan dengan pemasok diadakan secara tunai dan sistem transfer. Pemasok yang sudah menjadi pemasok tetap perusahaan dapat memberikan kelonggaran bagi perusahaan yaitu dapat menunda pembayaran bahan-bahan baku sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Sedangkan untuk sarana produksi yang diberikan kepada “mitra tani”, perusahaan menerima pembayarannya melalui hasil panen petani. Sementara petani menerima pendapatannya dari selisih hasil penjualan panennya kepada perusahaan dengan sarana produksi yang diterima sebelumnya.
B.3 Dukungan Kebijakan Kebijakan di bidang hortikultura yang berasal dari instansi pemerintah selain dapat mendorong perkembangan industri hortikultura juga dapat mendorong pengembangan manajemen rantai pasokan bunga menjadi semakin baik bagi setiap anggota rantai pasokan. Sasaran pengembangan Hortikultura tahun 2010 disajikan pada Lampiran 3. Salah satu penyebab penurunan kualitas produk adalah kegiatan saat pengiriman dimulai dari penyusunan ke dalam alat angkut sampai pemuatan ke luar dari alat angkut. Praktek di lapangan sering tidak sesuai dengan yang tertulis pada peraturan atau SOP (Standard Operational System). Misalnya saat penumpukan kardus bunga di dalam kendaraan, puncak tumpukan tidak diperkenankan sampai mengenai refrigerator karena panas yang dihasilkan refrigerator dapat mengakibatkan kerusakan pada kardus, yang memungkinkan kerusakan pada produk di dalamnya juga. Namun hal ini kadang dilupakan oleh tenaga pengangkut bunga ke dalam kendaraan, yang dapat disebabkan oleh suasana yang sedang mendesak atau faktor ketidaktahuan pekerja. Produk yang rusak dikembalikan konsumen. Oleh karena itu, kenyataan yang merupakan kesalahan kecil dapat menyebabkan terhambatnya aliran komoditas di dalam rantai pasokan.
C.
SUMBER DAYA RANTAI PASOKAN
C.1 Sumber Daya Fisik Sumber daya fisik dalam rantai pasokan bunga meliputi lahan tanam bunga, gedung penyimpanan, kondisi jalan transportasi, alat transportasi, stasiun, bandara dan pelabuhan. Keadaan lahan tanam di PT. Saung Mirwan cukup baik dijadikan sebagai lahan penanaman bunga krisan. Namun luas lahan yang ada kurang sehingga untuk memenuhi kebutuhan konsumen perusahaan melakukan hubungan “mitra tani” dengan para petani yang memiliki lahan di sekitar perusahaan. Sementara luas lahan yang aktif untuk pertanian di Indonesia pada tahun 2010 adalah 19,814 juta ha dan luas lahan pertanian selain padi adalah 6,944 ha (BPS 2010). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan dengan baik.
25
Gedung penyimpanan sekaligus tempat penanganan pasca panen yang terdapat di PT. Saung Mirwan memiliki keadaan yang cukup baik dan lengkap. Gedung dilengkapi dengan cool room masing-masing untuk unrooted cutting dan rooted cutting, ruangan khusus untuk proses seleksi unrooted cutting, dan ruangan khusus untuk pengemasan unrooted cutting. Sementara gedung untuk pengemasan bunga potong letaknya terpisah dengan gedung penyimpanan bibit. Kondisi jalan dan alat transportasi dalam rantai pasokan bunga krisan cukup baik. Jalan raya dari perusahaan menuju lokasi konsumen sudah diaspal sehingga selain menjadi mudah bagi mobilitas masyarakat, yang paling penting adalah tidak ada kendala untuk distribusi produk. Hanya saja jumlah kendaraan yang dimiliki oleh PT. Saung Mirwan yang ada belum cukup untuk melakukan pengiriman produk jika salah satu kendaraan tidak bisa beroperasi. Sehingga pihak transportasi sering mengalami kesusahan memanajemen transportasinya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan investasi alat angkutan tambahan. Sementara keadaan stasiun, bandara dan pelabuhan di Indonesia sebagian besar layak digunakan untuk mendukung kegiatan rantai pasokan bunga dan komoditi lain.
C.2
Sumber Daya Teknologi
Sumber daya teknologi dalam rantai pasokan bunga adalah mengenai keadaan teknologi penanaman dan pemasaran bunga. Keadaan teknologi penanaman bunga pada perusahaan dan petani bunga tentu berbeda. Teknologi penanaman yang dimiliki oleh perusahaan sudah modern, sehingga dapat menghasilkan bunga yang berkualitas dalam kuantitas yang besar. Teknologi penanaman sudah modern maksudnya adalah telah memanfaatkan greenhouse sehingga mendukung pertumbuhan vegetatif bunga yang membutuhkan terang yang lebih banyak daripada tanaman umum lainnya, menggunakan pupuk, nutrisi dan pestisida yang berkualitas baik serta teknik pengolahan lahan yang sudah baik. Kelengkapan teknologi ini dapat tercapai jika didukung dengan modal yang cukup, yang bagi sebuah perusahaan hal ini dapat ditangani. Sedangkan para petani bunga memiliki teknologi penanaman yang masih bersifat konvensional. Lahan yang digunakan tidak dilengkapi dengan greenhouse tetapi menggunakan lahan terbuka, tidak tersedia pupuk, nutrisi, dan pestisida yang memadai sehingga hasil panen menjadi tidak maksimal. Hal ini disebabkan oleh modal yang dimiliki oleh petani sangat kurang. Jika ingin melakukan peminjaman dana dari suatu lembaga keuangan juga sangat sulit karena latar belakang yang tidak menjanjikan. Teknologi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan juga berbeda dengan para petani. Perusahaan sering mengikuti pameran bunga, promosi di majalah, dan publikasi melalui internet. Sementara para petani tidak melakukan hal-hal tersebut, namun hanya membawa dan menjual hasil panennya di pasar tradisional. Segmen pasar perusahaan (PT. Saung Mirwan) juga berbeda dengan para petani. Perusahaan yang dapat menghasilkan bunga yang berkualitas dengan grade AA dan A memasarkan produknya kepada kalangan pembeli yang dapat membeli dengan harga tinggi, sedangkan petani yang memiliki bunga yang sebagian besar berkualitas rendah hanya menjualnya ke pasar tradisional dengan harga yang lebih rendah.
C.3
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dalam rantai pasokan meliputi jumlah dan kualitas manusia yang terlibat dalam rantai pasokan. PT. Saung Mirwan sebagai sebuah perusahaan agribisnis yang besar dan cukup terkenal saat ini memiliki jumlah karyawan yang meliputi tenaga kerja lapangan, staf hingga direktur sekitar 455 orang. Pendidikan karyawan berbeda-beda, mulai dari tamat SD, SMA, Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana. Keadaan sumber daya manusia seperti ini menunjukkan bahwa terdapat kualitas sumber daya manusia yang baik. Tenaga kerja yang bekerja di PT. Sung Mirwan merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar perusahaan. Adanya perusahaan ini tentu membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Perusahaan agribisnis lain yang merupakan saingan PT. Saung Mirwan diantaranya PT. Alam Indah Nusantara, PT. Ekakarya Graha Flora, PT. Kebun Ciputri, dan PT. Floribunda Kencana Perdana. Setiap perusahaan ini memiliki tenaga kerja yang cukup banyak sehingga dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar perusahaan.
26
C.4
Sumber Daya Permodalan
Sumber daya permodalan merupakan aspek yang paling dasar untuk mencapai lancarnya rantai pasokan bunga. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kemampuan modal perusahaan sangat jauh berbeda dengan kemampuan modal yang dimiliki oleh petani bunga. Kemampuan modal yang berbeda disebabkan oleh kesempatan mengadakan sistem kredit dengan lembaga keuangan yang lebih besar bagi perusahaan daripada bagi petani. Pihak lembaga keuangan sulit menurunkan dana bagi petani karena terlalu beresiko, sedangkan bagi perusahaan lebih mudah menurunkan dana. Salah satu solusi untuk membantu para petani bunga yang kekurangan modal adalah dengan melakukan hubungan “mitra tani” dengan perusahaan PT. Saung Mirwan. Perusahaan dapat menyediakan sarana produksi untuk penanaman bunga kepada mitranya dan sebagai pembayarannya dipotong dari hasil penjualan bunga setelah panen. Jika performa mitra petani baik maka dapat meningkatkan taraf hidup petani bunga tersebut.
D.
PROSES BISNIS RANTAI PASOKAN
D.1
Hubungan Proses Bisnis Rantai
Kajian pada hubungan proses bisnis yang terjadi di dalam rantai pasokan bunga krisan meliputi siklus dan proses rantai serta kekuatan tawar (bargaining power) dari setiap anggota rantai pasokan. Menurut Chopra dan Meindl (2004), proses dalam rantai pasok dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yakni tinjauan siklus dan tinjauan pull/push. Tinjauan siklus membagi proses di dalam rantai pasok menjadi beberapa rangkaian siklus, sedangkan tinjauan pull/push melihat proses di dalam rantai pasokan apakah merupakan upaya merespon atau upaya mengantisipasi permintaan konsumen.
D.1.1 Tinjauan siklus rantai Siklus-siklus yang terjadi dalam rantai pasok terdiri atas siklus procurement, siklus replenishment, siklus manufacturing, dan siklus customer order (Chopra dan Meindl 2004). Siklus procurement adalah kegiatan pemesanan bahan baku atau produk dari anggota yang berada pada rantai siklus sebelumnya. Siklus replenishment adalah kegiatan penambahan barang dari penjual/pemasok kepada konsumen. Kegiatan ini terjadi disebabkan oleh adanya kerusakan pada bahan baku atau produk yang telah diterima. Hal tersebut juga dapat terjadi karena barang yang diterima tidak sesuai jenis atau jumlahnya dengan pesanan. Siklus manufacturing adalah kegiatan produksi yang dilakukan oleh anggota rantai pasokan yang merupakan perusahaan manufaktur. Siklus customer order adalah kegiatan penerimaan dan pemenuhan pesanan yang dilakukan oleh semua anggota rantai pasokan yang berupa kelengkapan administrasi dan pengolahan pesanan. Siklus-siklus yang terjadi dalam rantai pasokan bunga krisan yang melibatkan PT. Saung Mirwan sebagai grower sesuai dengan siklus-siklus rantai pasok yang disebutkan sebelumnya, yakni terdiri atas siklus procurement, replenishment, manufacturing, dan customer order. Siklus procurement dilakukan oleh setiap anggota rantai pasokan bunga, misalnya konsumen memesan bunga jenis dan jumlah tertentu di toko bunga, lalu toko bunga memesan bunga tersebut pada agen bunga, kemudian agen bunga memesan bunga pada perusahaan. Selanjutnya perusahaan mengolah pesanan para pembeli menentukan produk mana yang tersedia dan yang tidak tersedia. Jika produk yang diminta tidak ada maka pihak perusahaan melalui sales memberitahukannya kepada pembeli dan menawarkan produk yang lain. Kegiatan pengolahan pesanan bunga oleh para sales perusahaan merupakan contoh siklus customer order. Kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemanenan, seleksi, pengemasan bunga sampai produk siap dipasarkan yang dilakukan oleh perusahaan termasuk ke dalam siklus manufacturing. Jika produk telah diterima oleh pembeli namun terdapat ketidaksesuain jenis, kualitas, atau kuantitas antara pesanan dengan barang yang diterima pembeli maka perusahaan harus mengirimkan kembali sisa barang yang bermasalah kepada pembeli. Hal ini dinamakan juga sebagai siklus replenishment. Demikian rantai pasokan bunga krisan memiliki semua siklus rantai pasok. Sebagai sebuah siklus masing-masing kegiatan saling mempengaruhi dan berkaitan. Skema siklus-siklus yang terdapat di dalam rantai pasok bunga ditunjukkan dalam Gambar 8.
27
D.1.2 Tinjauan proses rantai Selain tinjauan siklus, seperti yang telah dijelaskan di atas proses dalam rantai pasok juga meninjau proses pull/push. Kegiatan yang dilakukan untuk merespon permintaan konsumen disebut proses pull/tarik. Tinggi rendahnya tingkat permintaan konsumen mempengaruhi jumlah produk yang dihasilkan oleh suatu anggota rantai. Jika tingkat permintaan konsumen sedang tinggi maka perusahaan akan berusaha meningkatkan hasil produksinya, demikian sebaliknya jika tingkat permintaan konsumen rendah maka perusahaan akan menurunkan jumlah produksinya. Pada proses pull ini perputaran informasi sangat cepat dibandingkan dengan proses push. Proses push adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan konsumen. Tinggi rendahnya tingkat permintaan konsumen tidak mempengaruhi jumlah produk yang dihasilkan oleh anggota rantai. PT. Saung Mirwan sebagai salah satu anggota rantai pasokan bunga krisan melakukan proses pull dan proses push. Agen bunga melakukan pemesanan bunga kepada perusahaan, lalu perusahaan memenuhi pesanan agen sesuai dengan jenis dan kuantitas yang ditetapkan oleh agen bunga, kegiatan ini termasuk proses pull. Agen juga memenuhi pesanan ritel (toko bunga, florist) sesuai dengan jenis dan kuantitas yang telah ditetapkan oleh pihak ritel, juga dinamakan proses pull. Sedangkan proses push yang dilakukan oleh perusahaan adalah menyediakan persediaan bunga untuk para pembeli bunga dalam jumlah kecil yang biasa datang langsung ke perusahaan. Kegiatan ini termasuk proses push, karena perusahaan melakukan antisipasi akan timbulnya permintaan konsumen yang tiba-tiba. Dalam rantai pasokan bunga krisan ini, PT. Saung Mirwan dan pemasok sarana produksi (suppliers) adalah anggota rantai yang melakukan proses pull dan push sekaligus. Pemasok sarana produksi tidak disajikan dalam penelitian Syafi (2009), untuk melengkapinya maka di dalam penelitian ini disajikan karena merupakan salah satu anggota rantai pasok bunga juga. Sementara anggota rantai pasokan yang lain seperti agen bunga hanya melakukan proses pull, petani dan ritel melakukan proses push. Untuk lebih jelasnya skema proses pull/push yang terdapat dalam rantai pasok bunga disajikan pada Gambar 8. Proses pull dan push memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing dalam proses bisnis dalam ratai pasokan ini. Kelebihan/kekuatan proses pull adalah rendahnya biaya inventori karena rendahnya tingkat persediaan (inventori) sehingga dapat menekan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Namun, karena tidak adanya inventori perusahaan maka ketika ada penambahan pesanan konsumen maka akan membutuhkan waktu tunggu yang lebih lama. Hal ini memungkinkan pembeli atau konsumen dapat berpindah ke perusahaan lain. Sedangkan kelebihan proses push adalah memiliki kelemahan yaitu waktu tunggu untuk tambahan pesanan yang cepat karena proses ini mendukung peningkatan permintaan konsumen yang tidak dijanjikan sebelumnya. Namun, proses push juga memiliki kelemahan yaitu biaya inventori yang mahal. Perusahaan melakukan proses pull dan push untuk mengantisipasi peningkatan permintaan konsumen sehingga tidak membutuhkan waktu tunggu yang lama.
D.1.3 Kekuatan tawar setiap anggota rantai (bargaining power) Bargaining power (kekuatan tawar) dalam rantai pasok bunga ini merupakan besarnya kekuatan setiap anggota rantai dibandingkan dengan anggota rantai yang lain dalam satu rantai pasok bunga dalam menetapkan harga produk atau komoditas yang diperjualbelikan. Bargaining power suatu anggota rantai pasok dapat lebih besar, lebih kecil atau sama besar (saling ketergantungan) dengan anggota rantai pasok yang lain. Besar kecilnya bargaining power satu anggota rantai pasok terhadap anggota rantai yang lain menentukan tingkat keuntungan yang diperoleh. Bargaining power yang lebih besar akan memungkinkan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi atau dalam lingkup yang relatif tidak akan dirugikan.
.
28
Siklus procurement
Siklus manufacturing Petani bunga
Siklus customer order
Suppliers
Push
Pull
Push
Siklus procurement
Siklus replenishment
Siklus manufacturing
Siklus customer order
Saung Mirwan
Push
Pull
Siklus procurement Agen Bunga Siklus replenishment
Siklus customer order Pull
Siklus procurement
Siklus customer order
Pesan/Order
Ritel
Push
Konsumen bunga
: anggota rantai pasokan bunga krisan : siklus rantai dalam suatu anggota rantai pasokan bunga krisan : siklus rantai antar anggota rantai pasokan bunga krisan : proses rantai antar anggota rantai pasokan bunga krisan Gambar 8. Siklus dan proses rantai dalam model rantai pasokan bunga krisan PT. Saung Mirwan Berdasarkan model rantai pasok bunga yang ada terdapat sembilan hubungan anggota rantai pasok yang akan digambarkan kekuatan tawarnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan konsumen diperoleh gambaran bargaining power masing-masing anggota rantai pasok terhadap yang lain yang disajikan pada Tabel 6.
29
No.
Tabel 6. Kekuatan tawar (bargaining power/bp) anggota rantai pasokan bunga Hubungan Anggota bp Keterangan Rantai Pasokan
1. PT. Saung Mirwan “mitra tani” 2. PT. Saung Mirwan - mitra
=
Jika kualitas bunga sesuai kesepakatan kontrak kerjasama
dan
maka bp saling ketergantungan, tetapi jika tidak maka bp
>
perusahaan terhadap “mitra tani” lebih besar
>
Perusahaan yang ingin membeli bunga dapat memilih di
beli (petani bunga)
antara para petani yang menjual bunga berkualitas baik dengan harga minimal
3. PT. Saung Mirwan -
=
pemasok sarana produksi
Hubungan perusahaan dan pemasok sarana produksi yang saling menguntungkan dipertahankan karena di luar terdapat banyak perusahaan dan pemasok sarana produksi yang lain
4. PT. Saung Mirwan - agen
>
bunga/pembeli
Perusahaan telah menetapkan harga bunga sedangkan agen bunga hanya mengikuti harga yang telah ditetapkan tersebut. Perbedaan harga yang diberikan perusahaan pada hari-hari besar adalah tidak besar
5. PT. Saung Mirwan -
>
konsumen
Perusahaan telah menetapkan harga bunga sedangkan konsumen hanya mengikuti harga yang telah ditetapkan tersebut
6. PT. Saung Mirwan - pasar
=
bunga Rawa Belong
Hubungan perusahaan dengan pembeli bunga yang terjadi di pasar tradisional adalah saling menguntungkan karena di pasar tradisional terdapat banyak pilihan produk yang ditawarkan
7. Agen bunga/pembeli - ritel
=
Hubungan saling menguntungkan ini karena agen
(toko bunga, florist,
membutuhkan ritel sebagai pembeli yang lebih penting
trader)
daripada konsumen, sedangkan ritel dapat membeli produk dalam jumlah yang lebih sesuai dengan kemampuannya daripada langsung membeli produk ke perusahaan
8. Agen bunga/pembeli –
>
konsumen
Agen bunga telah menetapkan harga produk sedangkan konsumen hanya mengikuti harga yang telah ditetapkan tersebut
9. Ritel (toko bunga, florist, trader) – konsumen
=
Hubungan ritel dan konsumen yang saling menguntungkan dipertahankan karena di luar terdapat banyak ritel dan konsumen yang lain
30
D.2 Dukungan Anggota Rantai Masing-masing anggota rantai pasokan bunga krisan dapat saling mendukung demi mencapai kepuasan yang diharapkan serta diharapkan mendapat dukungan dari pihak luar yang terkait dalam rantai pasokan. Dukungan anggota rantai pasokan ini meliputi pelayanan, pelatihan, distribusi informasi pasar, dan dukungan kredit. Dukungan anggota rantai pasokan bunga yang ada disajikan Tabel 7.
No.
Tabel 7. Jenis-jenis dukungan anggota rantai pasokan bunga Jenis dukungan Keterangan anggota rantai
1.
Pelayanan
Tidak semua anggota rantai pasokan mendapatkan pelayanan dari anggota rantai yang lain.
Misalnya para petani bunga yang tidak
tergabung dalam “mitra tani” dengan perusahaan tidak mendapat pengarahan dari perusahaan mengenai teknologi penanaman bunga yang baik. Mereka hanya mendapatkan pengetahuan dari kelompok petani yang lain atau dari penyuluhan pemerintah yang jarang dilakukan. Sementara petani yang tergabung dalam “mitra tani” tentu mendapat pengarahan dari perusahaan mengenai budidaya bunga yang baik. 2.
Pelatihan
Pelatihan yang diperoleh perusahaan berasal dari rekan perusahaan sejenis, atau dari pihak luar yang benar-benar berkontribusi dalam industri hortikultura melalui kelompok perusahaan. Sedangkan pelatihan yang diperoleh para petani bunga berasal dari kelompok petani dalam paguyuban.
Sementara petani yang tergabung dalam “mitra tani”
mendapat pelatihan dari perusahaan sendiri. 3.
Distribusi
Informasi pasar lebih banyak diperoleh perusahaan daripada petani
informasi pasar
bunga.
Informasi ini berupa penyelenggaraan pameran bunga, acara
perayaan, pembukaan stand bunga pada acara tertentu. Informasi dapat diperoleh melalui jaringan yang dikenal, internet, ASBINDO (Asosiasi Bunga Indonesia), dan Dirjen Hortikultura. Cara memperoleh informasi pada ASBINDO adalah dengan menjadi anggota, sedangkan untuk mengetahui informasi dari Dirjen Hortikultura adalah dengan inisiatif mencari tahu sendiri. 4.
Dukungan kredit
Perusahaan memperoleh dukungan kredit dari lembaga keuangan lebih mudah daripada para petani bunga. Hal ini disebabkan oleh kemampuan kedua pihak yang berbeda dalam pembayaran di akhir. Hal yang dapat dilakukan oleh petani agar memperoleh dana adalah dengan menjadi “mitra tani” dengan perusahaan. Perusahaan akan memberikan sarana produksi untuk penanaman bunga kepada petani dan sebagai timbal baliknya adalah petani harus menjual hasil panen kepada perusahaan. Pembayaran sarana produksi akan dipotong dari hasil penjualan bunga.
31
Dukungan perusahaan bagi agen bunga adalah berupa pemberitahuan tentang produk-produk yang baru yang dihasilkan perusahaan. Dukungan agen bunga terhadap ritel dan ritel terhadap konsumen juga sama yaitu memberikan informasi mengenai produk-produk yang baru yang dihasilkan perusahaan. Sementara distribusi informasi berlangsung timbal balik antara setiap anggota rantai pasokan bunga. Secara keseluruhan anggota rantai yang kurang mendapat dukungan dalam pengembangan rantai pasokan adalah para petani bunga, baik berupa pelayanan, pelatihan, informasi maupun kredit. Sehingga tidak heran bila mereka sulit berkembang. Kebanyakan latar belakang petani yang merupakan kurang berpendidikan juga menjadi faktor penghambat perkembangan.
E.
DISTRIBUSI PRODUK
E.1 Saluran Distribusi Fisik Menurut Kotler (1991) ruang lingkup aktivitas distribusi fisik meliputi pengolahan pesanan (order processing), penggudangan (warehousing), persediaan (inventory), dan pengangkutan (transportation). Pengolahan pesanan berfungsi untuk mengatur agar setiap pesanan tercatat dengan jelas dan dapat dipahami oleh pihak pembeli dan pemasok, menyesuaikan pesanan dengan kemampuan perusahaan, dan memperkirakan biayanya. Penggudangan berfungsi untuk menyimpan barang sebelum dikirim ke pasar dan tiba di tangan konsumen bunga, baik oleh produsen (perusahaan), agen bunga atau florist. Terakhir adalah transportasi barang dari perusahaan kepada pelanggan dengan alat transportasi yang sesuai baik dengan barang yang diangkut maupun dengan fungsi minimasi biaya pengiriman. Ruang lingkup pekerjaan bagian distribusi di Saung Mirwan diuraikan sebagai berikut. a.
Serah-terima barang ke-1 Serah terima barang terjadi antara bagian distribusi (supir) dengan bagian pengemasan dan pengepakan bunga. Barang diangkut ke dalam kendaraan oleh bagian distribusi sekaligus melakukan pengecekan barang sesuai dengan surat jalan yang diterima dari bagian pemasaran. Bagian distribusi yang terlibat yaitu supir dan satu atau dua orang rekannya dalam pengiriman tersebut. Jika ada kekurangan atau kelebihan barang maka bagian distribusi akan melaporkan ke bagian pengemasan dan pengepakan untuk melakukan penyesuaian. Pada saat serah terima barang dan pengecekan terjadi, kedua belah pihak yaitu bagian distribusi dan pengemasan dan pengepakan harus hadir sebagai saksi. b.
Pengecekan barang Pengecekan barang bertujuan untuk menyesuaikan jumlah dan jenis produk yang dipesan pembeli dengan jumlah dan jenis produk yang ada di dalam kendaraan, tepatnya adalah jumlah dan varietas bunga yang dipesan setiap pembeli. Pengecekan barang dilakukan saat barang diangkut ke dalam kendaraan. Pengecekan harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan pengiriman di akhir, karena dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Barang yang salah akan dikembalikan kepada perusahaan. c.
Di perjalanan Setelah barang selesai diangkut ke dalam kendaraan maka supir siap berangkat. Sebelum berangkat menuju tempat konsumen, supir atau rekannya mencatat kilometer awal mobil dan menyerahkan hasilnya kepada satpam, lalu saat kembali dari pengiriman kilometer yang terbaca dicatat lagi. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan jarak yang sudah ditempuh oleh mobil tersebut ketika pengiriman. Supir berangkat dengan membawa surat jalan dan faktur penjualan yang sudah disesuaikan dengan keadaan barang yang diangkut. Di perjalanan suhu pendingin dijaga sekitar 8ºC agar produk tetap terjaga kesegarannya sampai nanti tiba di tujuan. d.
Serah-terima barang ke-2 Serah terima barang ke-2 dilaksanakan oleh bagian distribusi dengan pihak konsumen setelah sampai di lokasi pembeli (customer). Barang diturunkan dari kendaraan lalu dicek kembali oleh pihak customer yang disaksikan oleh bagian distribusi. Jika terjadi kesalahan (kelebihan atau kekurangan jumlah barang dan kualitas barang yang tidak sesuai) maka customer memberikan keterangan pada faktur penjualan yang sebelumnya diterima dari bagian distribusi sebagai perbaikan. Perbaikan
32
tersebut dibawa kembali untuk diserahkan kembali ke bagian sales bunga perusahaan untuk menindaklanjuti masalah tersebut. Cara pembayaran yang dilakukan oleh pembeli/customer terdiri atas tunai dan transfer. Jika customer membayar secara tunai maka uang dan bukti pembayaran diberikan kepada sales melalui bagian distribusi. Sedangkan jika pelanggan membayar dengan cara transfer ke nomor rekening perusahaan maka surat jalan asli yang sudah diperiksa oleh pembeli dibawa kembali oleh bagian distribusi untuk diserahkan kepada bagian sales.
E.2 Pola Distribusi Produk Kegiatan distribusi meliputi pengolahan pesanan (order processing), penggudangan (warehousing), persediaan (inventory), dan pengangkutan (transportation) (Kotler 1991). Kegiatan distribusi berfungsi untuk menyampaikan produk dari perusahaan kepada konsumen, sehingga dapat melalui perantara atau pun oleh perusahaan sendiri. Dalam rantai pasokan bunga krisan ini, perusahaan mendistribusikan produk kepada konsumen melalui saluran distribusi baik secara langsung maupun perantara, tergantung pada keefisienan saluran. Perantara yang dimaksud adalah agen bunga dan ritel.
E.2.1 Pola distribusi bunga potong Pola distribusi bunga potong yang terjadi dalam rantai pasokan bunga krisan disajikan pada Gambar 9. Petani bunga
Perusahaan
Agen bunga
Saung Mirwan
Ritel K O N S U M E N
: anggota rantai pasokan bunga : aliran komoditas tidak nyata (ada hanya jika perusahaan kekurangan/kelebihan persediaan bunga) : aliran komoditas nyata
Gambar 9. Ilustrasi distribusi bunga potong Perusahaan sebagai grower utama menjual bunga kepada agen bunga, dan jika perusahaan ingin memenuhi kebutuhan agen yang kurang maka dilakukan pembelian bunga kepada petani bunga. Perusahaan memasok bunga kepada beberapa agen bunga, dan agen juga membeli bunga dari beberapa perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya. Selanjutnya agen bunga mendistribusikan bunga kepada beberapa ritel, karena ritel membeli bunga dalam jumlah yang lebih kecil daripada agen. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan banyaknya varietas bunga, maka ritel juga membeli bunga dari beberapa agen bunga. Ritel berfungsi sebagai perantara terakhir dalam pendistribusian bunga dari produsen bunga kepada konsumen.
E.2.2 Pola distribusi unrooted cutting Unrooted cutting merupakan bibit krisan berupa stek batang tanpa akar yang diekspor perusahaan ke Jepang melalui agen luar negeri. Unrooted cutting ini dihasilkan dari lahan milik perusahaan dan terdiri atas beragam varietas. Perusahaan (PT. Saung Mirwan) hanya menjual unrooted cutting ke satu agen, lalu agen tersebut juga hanya menjual barangnya ke satu perusahaan. Jumlah unrooted cutting yang dimiliki oleh perusahaan yang layak ekspor masih terbatas, sehingga
33
hanya menjual ke satu agen. Agen luar negeri dapat membeli produk dari beberapa perusahaan sesuai dengan permintaan perusahaan luar negeri. Kemudian perusahaan luar negeri membeli bunga dari beberapa agen sesuai dengan pemesanan yang dilakukan oleh konsumen. Perusahaan luar negeri ini bertindak sebagai perantara terakhir bunga dari perusahaan (PT. Saung Mirwan) kepada konsumen bibit. Pola distribusi produk unrooted cutting disajikan pada Gambar 10. Agen luar negeri
Perusahaan
Perusahaan luar negeri K O N S U M E N
Saung Mirwan
: anggota rantai pasokan bunga : aliran komoditas nyata
Gambar 10. Ilustrasi distribusi unrooted cutting
E.2.3 Pola distribusi rooted cutting Rooted cutting ini juga dihasilkan sendiri oleh perusahaan. Pola distribusi rooted cutting merupakan pola paling sederhana dibandingkan pola distribusi bunga potong dan unrooted cutting. Perantara antara perusahaan dengan konsumen hanya satu anggota rantai saja, yaitu agen bibit. Perusahaan menjual rooted cutting ke beberapa agen bibit, dan agen juga membeli bunga dari beberapa perusahaan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pola distribusi produk rooted cutting disajikan pada Gambar 11. Perusahaan
Agen bibit
Saung Mirwan
K O N S U M E N
: anggota rantai pasokan bunga : aliran komoditas nyata
Gambar 11. Ilustrasi distribusi rooted cutting Waktu pengiriman bunga dari perusahaan menuju lokasi konsumen (distribusi) sebagian besar dilakukan pada pagi hari (04.00 WIB), ada juga pada siang hari (14.00 WIB). Pengiriman dilakukan pada pagi hari karena mengikuti jadwal pengiriman sayuran yang juga merupakan produk PT. Saung Mirwan. Sebagai produk pertanian, baik sayuran maupun bunga krisan harus diterima oleh konsumen dalam keadaan segar atau tidak rusak. Oleh karena itu, saat transportasi adalah waktu yang sangat penting untuk menjaga kualitas produk baik melalui handling yang benar maupun selang waktu pengiriman yang diharapkan berjalan lancar. Produk ekspor (unrooted cutting) akan dibawa ke Bandara dan diterima oleh pihak agen luar negeri. Biasanya setelah produk tiba, lalu dipersiapkan untuk keberangkatan pesawat pada pada hari itu, namun jika tidak dilakukan pengiriman maka produk akan disimpan dalam cool room di Bandara selama sehari. Setelah tiba di Bandara Jepang, produk akan dikarantina terlebih dahulu sebelum didistribusikan kepada konsumen. Jika produk dikirim dari Indonesia pada hari Rabu pagi, maka produk tiba di tangan konsumen Jepang pada hari Jumat pagi.
34
F.
HAMBATAN PENGEMBANGAN RANTAI PASOKAN
Hambatan pengembangan rantai pasokan yang teridentifikasi pada rantai pasokan bunga krisan adalah sebagai berikut. 1) Biaya transportasi yang tinggi 2) Arus informasi yang kurang lancar 3) Ketidakpastian pasokan 4) Kurangnya kerjasama dengan lembaga keuangan 5) Peraturan dan birokrasi yang sulit Biaya transportasi yang tinggi ditimbulkan saat pengiriman ke lokasi konsumen yang jauh, semakin jauh lokasi konsumen maka semakin tinggi pula biaya transportasi yang ditimbulkan. Hal ini tentu menghambat penyebaran konsumen bunga krisan yang terletak di daerah yang tidak dapat ditanami bunga krisan. Selanjutnya arus informasi yang tidak lancar dari konsumen kepada perusahaan tentang jenis dan jumlah bunga yang dipesan mengakibatkan perusahaan tidak dapat mempersiapkan jenis dan jumlah bunga yang dipesan konsumen. Perubahan permintaan konsumen tidak diterima perusahaan tepat waktu, sehingga perusahaan hanya menawarkan produk yang ada. Ketidakpastian pasokan bunga dipengaruhi oleh cuaca dan iklim yang berubah-ubah. Perubahan iklim mempengaruhi jadwal pemanenan bunga. Pada musim hujan jadwal panen mengalami kemunduran, dan hasil panen juga mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena tanaman menjadi lebih mudah rusak. Sedangkan pada musim panas, jadwal pemanenan maju, sementara jadwal pemenuhan pesanan konsumen belum tiba. Maju mundurnya jadwal pemanenan bunga tentu menimbulkan kerugian karena perusahaan tidak dapat memenuhi pesanan konsumen tepat waktu. Kurangnya kerjasama dengan lembaga keuangan biasanya dialami oleh para petani bunga, sehingga mereka tidak memiliki modal yang cukup untuk menghasilkan bunga yang berkualitas dalam kuantitas yang besar. Selain itu, peraturan dan birokrasi yang sulit dialami saat perusahaan melakukan ekspor. Banyak urusan administrasi dan kelengkapan yang harus dipenuhi untuk melakukan ekspor, ditambah dengan pungutan yang banyak juga. Hal ini dapat menghambat perusahaan mengembangkan segmen pasar produknya.
35