67 BAB VI PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai variabel independen (penyuluhan) dan variabel dependen (kunjungan imunisasi) yang telah uji statistik. Dimana uji statistiknya menggunakan uji chi-squre yang pembahasannya akan diuraikan sebagai berikut : A. Berdasarkan hasil analisis univariat didapat hasil sebagai berikut : 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur. Berdasarkan umur, diperoleh gambaran bahwa dari 80 responden diposyandu Kelurahan Kebun Jeruk Jakarta Barat, 79 responden (98.8%) umurnya 21-30 tahun dan 1 responden (1.3%) umurnya 31-40 tahun. Dari tabel tersebut sebagian besar responden umurnya 21-30 tahun.
Hasil analisis data pada penelitian menunjukan bawa sebagian besar responden berumur 21-30 tahun yaitu sebanyak 79 responden (98,8%). Menurut Latipun (2003), berpendapat bawa umur dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Semakin dewasa usia maka tingkat kemampuan dan kematangan dalam berfikir dan menerima informasi lebih baik jika dibandingkan dengan usia yang lebih muda atau belum dewasa. Pada usia tersebut memudahkan seseorang menerima ilmu atau pengetahuan dengan lebih baik. apalagi ditinjau dengan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar responden mempunyai pendidikan sampai tingkat SMP atau sederajat yaitu 45 responden (56,3%).
67
68 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan. Berdasarkan pendidikan, diperoleh gambaran bahwa dari 80 responden di Posyandu Kelurahan Kebun Jeruk Jakarta Barat, 45 responden (56.3%) pendidikannya SMP dan 35 responden (43.8%) pendidikannya SMA. dari tabel tersebut sebagian besar responden pendidikannya SMP.
Pendidikan merupakan persoalan asasi manusia, manusia sebagai makhluk yang dapat didik anak bertambah menjadi manusia dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya. Sejak kelahirannya manusia telah memiliki potensi dasar yang universal. (Hasbullah, 2007).
Pada penelitian ini jumlah balita yang aktif berkunjung ke posyandu 78,6% sementara yang tidak aktif mencapai 42,1% kenyatan pada penelitian ini ternyata di posyandu Kelurahan Kebun Jeruk Jakarta Barat 2014 mayoritas ibu berpendidikan tinggi sehingga aktif untuk membawa balita ke posyandu dan semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah untuk meneriam inforasi sehingga maikn banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap perubahan hidup sehat.
3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penyuluhan Ibu tentang Anak Usia Balita. Berdasarkan penyuluhan ibu tentang anak usia balita, diperoleh gambaran bahwa dari 80 responden di Posyandu Kelurahan Kebun Jeruk Jakarta Barat, 38 responden (47.5%) tidak aktif mengikuti penyuluhan dan 42 responden
69 (52.5%) aktif mengikuti penyuluhan. Dari tabel tersebut sebagian besar responden aktif mengikuti penyuluhan tentang anak usia balita.
Pada hasil penelitian ini bahwa untuk lebih
meningkatkan penyuluhan
kesehatan dan promosi kesehatan terutama bagi ibu berpendidikan rendah untuk itu selalu mengadakan promosi kesehatan seperti advokasi kesehatan, bina suasana (sosial support), dan pemberdayaan masyrakat sehingga tingkat pengetahuan masyrakat meningkat dan lebih luas karena semakin banyak penyuluhan yang diberikan maka semakin besar juga tingkat pengetahuan seseorang.
4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kunjungan Imunisasi. Berdasarkan kunjungan imunisasi, diperoleh gambaran bahwa dari 80 responden di Posyandu Kelurahan Kebun Jeruk Jakarta Barat, 31 (38.8%) responden tidak aktif dalam melakukan imunisasi dan 49 (52.5%) responden aktif dalam melakukan imunisasi. Dari tabel tersebut sebagian besar responden aktif dalam melakukan kunjungan imunisasi.
Seseorang balita dikatakan aktif dalam kunjungan posyandu dilihat dari kunjungan imunisasi serta KMS balita tersebut dan dikatakan tidak aktif 31 (38.8%) apabila tidak melakukan imunisasi dasar lengkap dilihat dari KMS dan di katakan aktif 49 (52.5%) apabila balita melakukan imunisasi dasar secara lengkap di KMS.
70 B. Analisis bivariat Berdasarkan hasil analisis bivariat, diketahui bahwa dari 38 responden yang tidak aktif mengikuti penyuluhan, diketahui 22 responden (57.9%) tidak aktif dalam melakukan imunisasi dan 16 responden (42.1%) aktif dalam melakukan imunisasi. Sedangkan dari 42 responden yang aktif mengikuti penyuluhan, diketahui 9 responden (21.4%) tidak aktif dalam melakukan kunjungan imunisasi dan 33 responden (78.6%) aktif dalam melakukan kunjungan imunisasi.
Nilai χ2 hitung sebesar 9.694 lebih besar dari nilai χ2 tabel (3.841) dengan P Value sebesar 0.002, nilai P Value ini lebih kecil dari alpha (0.05) maka H0 ditolak, artinya penyuluhan ibu tentang anak usia balita behubungan secara signifikan dengan kunjungan imunisasi. Nilai Odds Ratio sebesar 5.042 (dibulatkan menjadi 5) artinya responden yang tidak aktif mengikuti penyuluhan memiliki peluang tidak aktif dalam melakukan imunisasi yaitu 5 kali lebih besar dibandingkan responden yang aktif mengikuti penyuluhan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin aktif responden mengikuti penyuluhan ibu tentang anak usia balita maka akan semakin aktif pula dalam melakukan kunjungan imunisasi, dan begitu sebaliknya.
Penyuluhan kesehatan dalam konsepsi kesehatan secara umum, diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan menamkan keyaninan. Dengan demikian, masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan. Terkait dengan definisi tersebut, maka petugas
71 peyuluh kesehatan harus menguasai ilmu komunikasi dan menguasai pemahaman yang lengkap tentang pesan yang akan disampaikan, (Suharjo, 2003).
Penyuluhan dapat dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan yaitu penyuluhan Imunisasi, penyuluhan
dapat dilakukan pada anak-anak
maupun orang dewasa. Pada anak-anak karena sistem imun yang belum sempurna, sedangkan pada usia 60 tahun terjadi penuaan sistem imun nonspesifik seperti perubahan fungsi sel sistem imun, dengan demikian usia lanjut lebih rentan terhadap infeksi penyakit auto imun dan keganasan. (Mulyani, 2013)..
C. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mempunyai beberapa keterbatasan antara lain : 1. Penyuluhan yang dilakukan peneliti tidak mengunakan media lengkap. 2. Kegiatan dalam penelitian ini hanya meliputi pokok bahasan penyuluhan ibu tentang anak usia balita dan kunjungan imunisasi.
D. Impilkasi untuk Keperawatan a. Bagi institusi pendidikan keperawatan. Memberi sumbangan pemikiran bagi Universitas Esa Unggul tentang pentingnya peningkatan penyuluhan kesehatan di masyrakat.
b. Mahasiswa Memberikan informasi dan menambah pengetahuan
72 Mahasiswa dalam meneliti lebih lanjut mengenai penyuluhan kesehatan dan kunjungan imunisasi dan diharapkan dapat berguna di masa depan serta dapat menambah referensi di Universitas Esa Unggul. c. Bagi peneliti Peneliti mendapatkan pengalaman di bidang kesehatan khususnya mengenai hubungan penyuluhan ibu tentang anak usia balita dengan kunjungan imunisasi di Posyandu Kelurah Kebun Jeruk Jakarta Barat. d. Bagi pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi puskesmas agar lebih aktif memberikan penyuluhan pada ibu yang mempunyai balita dan pentingnya imunisasi pada balita.