BAB VI KESIMPULAN
6.1 KESIMPULAN PT Bank Mandiri Tbk merupakan perusahaan perbankan yang menganut sistem desentralisasi dengan konsep unit bisnis strategis. Setiap unit bisnis diukur dan diperbandingkan kinerjanya dengan ukuran laba kontribusi. Dua unit bisnis utama yang mengalami perpindahan barang/jasa adalah unit bisnis dana dan unit bisnis kredit. Proses transfer utama yang terjadi di Bank Mandiri adalah transfer dana dengan mekanisme penetapan tarif yang disebut fund transfer pricing (FTP). FTP digunakan untuk menghitung biaya dana yang dibutuhkan untuk menyalurkan kredit dan pendapatan atas dana yang dihimpun. Mekanisme FTP yang terjadi yakni nasabah dana melakukan penyimpanan pada unit bisnis dana yakni cabang Bank Mandiri. Sebagai imbalan, unit bisnis dana memberikan sejumlah biaya bunga pada nasabah. Dana yang dikumpulkan oleh unit bisnis dana dikumpulkan dalam oleh unit treasury. Sebagai imbalannya, unit treasury memberikan kompensasi pada unit bisnis tersebut dalam bentuk FTP yang diakui sebagai pendapatan unit bisnis dana. Sementara itu, unit bisnis kredit difungsikan sebagai unit yang mengambil dana dari unit treasury untuk disalurkan dalam bentuk kredit. Sebagai
84
85
kompensasinya, unit bisnis kredit dibebankan tarif FTP yang akan dianggap sebagai pengurang pendapatan unitnya. Meskipun
menggunakan
konsep
desentralisasi
dalam
pengelolaan
organisasinya, pengelolaan dana PT Bank Mandiri Tbk menganut konsep sentralisasi dengan wewenang pengelolaan berada dibawah divisi treasury. Divisi treasury bekerjasama dengan divisi Asset and Liability Management. Unit Risk Management ikut diikutsertakan dalam penentuan harga transfer untuk dapat memberikan pertimbangan terkait risiko-risiko yang dapat terjadi. Dengan demikian pengelolaan FTP dapat dijalankan dengan lebih efektif. Pada Bank Mandiri, FTP dimasukkan sebagai komponen laba rugi suatu cabang yang pada akhirnya akan mempengaruhi laba kontribusi suatu cabang. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu cara untuk dapat mengoptimalkan laba kontribusi unit adalah dengan meningkatkan pendapatan FTP. Berdasarkan evaluasi atas penerapan harga transfer, PT Bank Mandiri Tbk menggunakan metode tarif tunggal yang ditetapkan secara terpusat dengan pendekatan metode kolam berganda. Metode ini membagi semua produk ke dalam beberapa kolam berdasar atas kriteria yang berbeda-beda. Kriteria yang paling sering digunakan yang juga digunakan oleh PT Bank Mandiri Tbk adalah kriteria produk berdasarkan atas jatuh temponya. Harga transfer memungkinkan dapat dihitungnya profitabilitas dari kredit yang disalurkan, penyimpanan dana, serta profitabilitas dari produk lain. memungkinkan terjadinya pendapatan bunga dari cabang-cabang, lini bisnis, dan
86
nasabah bank. Pengukuran laba pada level-level yang berbeda juga memungkinkan manajemen untuk dapat memperbandingkan divisi, melakukan evaluasi internal dan penilaian. Penetapan harga transfer secara teoritis tergolong cukup adil. Harga transfer berperan penting dalam Bank Mandiri digunakan perusahaan sebagai dasar pengukuran kinerja. Ditemukan adanya gap atas informasi tarif harga transfer di Bank Mandiri pusat dengan cabang Bank Mandiri Area Surakarta. Dibutuhkan penyampaian informasi tarif harga transfer hingga ke level cabang bank sebagai sebagai langkah optimalisasi laba bank atas dasar penggunaan tarif harga transfer sebagai basis strategi penetapan harga kepada nasabah bank. Pada RKAP unit, ditemukan adanya penggunaan asumsi FTP dan target selisih (spread) dalam perhitungan laba kontribusi unit. Hal ini mengakibatkan unit yang memberikan tarif khusus pada nasabah. Penetapan target selisih tersebut berdampak pada terlihatnya rugi meskipun secara keseluruhan bank mengalami keuntungan.
6.2 REKOMENDASI Tingkat persaingan perbankan yang semakin tinggi membuat Bank Mandiri sebagai perusahaan perbankan melakukan strategi yang tepat dalam memenangkan persaingan. Salah satu kunci sukses (critical success factor) dalam bisnis perbankan adalah likuiditas dana, kepercayaan nasabah dan suku bunga yang kompetitif. Mekanisme FTP pada Bank Mandiri diberlakukan dalam menjaga ketiga hal krusial
87
tersebut. FTP didesain untuk mengakomodir keseimbangan likuiditas bank dengan penetapan tarif FTP yang melibatkan unit ALM dan unit Risk Management. FTP juga membuat cabang dapat menetapkan kebijakan suku bunga secara lebih optimal dalam memenangkan persaingan dengan perusahaan perbankan lain. Atas evaluasi yang telah dilakukan dalam studi ini, beberapa rekomendasi untuk manajemen Bank Mandiri dan untuk penelitian berikutnya terkait FTP diantaranya: 1. Mekanisme harga transfer PT Bank Mandiri Tbk dengan Metode Kolam Berganda (multiple method) yang diatur oleh unit Treasury dan unit Asset and Liability Management. Sistem cukup memadai dan dapat dikatakan adil serta mendukung kesetaraan tujuan perusahaan sehingga dapat digunakan lebih lanjut. 2. Penggunaan FTP dalam penilaian kinerja cabang sudah tepat. Tarif FTP membantu manajemen dan cabang Bank Mandiri serta FTP dapat dijadikan acuan penetapan harga produk. 3. Adanya gap informasi tarif harga transfer antara kantor pusat dan cabang menjadi evaluasi bagi manajemen untuk dapat memperbaiki penyaluran informasi FTP sehingga dapat diakses oleh cabang. Hal ini krusial jika manajemen Bank Mandiri memberlakukan mekanisme harga transfer yang juga sebagai strategi cabang bank dalam menentukan harga kepada nasabah bank.
88
4. Adanya penggunaan asumsi FTP dan target selisih (spread) atas perhitungan laba kontribusi unit dalam RKAP membuat diperlukannya perlakuan yang berbeda atas kebijakan suku bunga dana khusus. Bank Mandiri perlu memberlakukan asumsi target selisih (spread) yang berbeda saat pemberian tarif suku bunga khusus diberlakukan sehingga unit tidak akan rugi selama tarif yang diberikan masih menguntungkan bank secara keseluruhan. 5. Saran untuk penelitian selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam atas harga transfer di PT Bank Mandiri Tbk.