174
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Mengingat keterbatasan yang telah disampaikan, penelitian ini dapat memberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. Kesimpulan 1. Promosi multilevel ASI eksklusif telah efektif dapat meningkatkan durasi dan prevalensi menyusui eksklusif di daerah intervensi wilayah pedesaan Puskesmas Guntur 1. Median durasi menyusui lebih panjang di daerah intervensi selama 18 minggu dibandingkan dengan 0,1 minggu di daerah kontrol. Prevalensi menyusui eksklusif 24 minggu juga lebih tinggi, yaitu sebesar 37,0% pada kelompok intervensi dan 3,7% pada kelompok kontrol. Dalam mencapai efektivitas tersebut, dinilai juga intermediate outcome di daerah intervensi yaitu terdapat penurunan pemberian susu formula gratis pada ibu melahirkan, dukungan pemberian MPASI dini dari ayah dan nenek. Terjadi peningkatan praktik pada pelayanan inisiasi menyusu dini dari bidan desa, penyuluhan tentang menyusui dari staf puskesmas dan tokoh masyarakat. Demikian pula terjadi perbaikan posisi dan pelekatan menyusui yang benar, cara menyusui dengan menyelesaikan payudara pertama baru menawarkan yang kedua, serta tidak menggunakan kempengan. 2. Pengetahuan ibu dapat meningkatkan durasi menyusui eksklusif, sedangkan dukungan nenek, pemberian sampel susu gratis, dan pembengkakan payudara
175
menjadi penghambat menyusui eksklusif yang dapat memperpendek durasinya. Hal ini dapat diartikan bahwa pengetahuan ibu dapat membantu ibu mengatasi hambatan menyusui eksklusif. 3. Menyusui eksklusif tidak berpengaruh terhadap durasi menyusui. Durasi menyusui dipengaruhi oleh status gizi anak, rencana menyusui, umur ibu, dan promosi ASI eksklusif. Apabila ibu berencana menyapih anaknya sebelum usia anak 24 bulan mempunyai risiko untuk lebih cepat menyapih anaknya dibandingkan dengan yang berniat menyapih > 24 bulan. Anak dengan berat kurang (underweight) mempunyai efek protektif dengan risiko lebih rendah untuk berhenti menyusui dibandingkan dengan anak dengan berat normal. Ibu yang lebih muda usia memiliki risiko untuk menyusui lebih singkat dibandingkan dengan ibu yang lebih tua. Para ibu yang tidak mendapatkan promosi ASI eksklusif memiliki risiko memperpanjang durasi menyusui daripada ibu yang mendapatkan promosi ASI eksklusif. 4. Promosi multilevel ASI eksklusif dapat memperbaiki status gizi (berat badan menurut umur). Z score BB/U menunjukkan lebih tinggi 0,49 pada kelompok intervensi dibandingkan dengan pada kelompok kontrol pada saat anak umur 28 bulan. Pada umur 4 ke 6 bulan, pertambahan berat badan lebih tinggi sebesar 0,09 kg pada kelompok intervensi daripada kontrol. Pada usia 6 bulan dan 28 bulan, z score BB/TB lebih tinggi masing-masing sebesar 0,44 dan 0,61 pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Promosi multilevel memiliki efek protektif pada prevalensi underweight anak umur 28 bulan. Anak yang mendapatkan promosi ASI akan mempunyai risiko
176
underweight sebesar 79% lebih rendah dibandingkan anak pada kelompok kontrol.
B. Saran 1. Saran aplikatif a. Promosi ASI eksklusif menjadi program yang efisien untuk meningkatkan durasi menyusui eksklusif. Penelitian ini telah menghasilkan paket promosi yang berisi pedoman, media, bahan, dan alat promosi berdasarkan paket BFHI untuk bisa digunakan dalam promosi. Paket promosi ini diharapkan dapat digunakan dan dikembangkan di Kabupaten Demak atau daerah lainnya. Paket ini juga diharapkan dapat memodifikasi faktor-faktor berpengaruh pada durasi menyusui eksklusif dan menyusui. b. Penelitian ini membuktikan cukup besarnya pengaruh pemberian susu formula dari bidan kepada ibu saat melahirkan yang berakibat terganggunya perilaku menyusui eksklusif. Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No.33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif diharapkan pemerintah daerah dapat
mengakomodasi menjadi peraturan daerah dan melakukan
implementasi sesuai isinya. c. Dalam melakukan promosi, akan baik apabila melibatkan kiai, nyai, dan semua tokoh agama untuk berperan dalam membentuk norma di masyarakat. Sudah terjadi pergeseran norma menyusui menjadi lebih pendek dengan menyapih sebelum anak mencapai usia 2 tahun.
177
d. Pada beberapa partisipan seperti pada kiai, kepala desa, kader, dan bidan tidak terjadi peningkatan sikap. Hal ini perlu dilakukan pendekatan yang lebih intensif seperti dengan melakukan diskusi kelompok terarah. e. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa menyusui eksklusif tidak menyebabkan gagal tumbuh bahkan mempunyai efek protektif pada anak umur 28 bulan untuk tidak menjadi underweight. Hal ini dapat digunakan untuk meyakinkan para petugas kesehatan dalam melakukan penyuluhan. 2. Bagi Subdit Bina Konsumsi Makanan Direktorat Bina Gizi a. Penelitian ini menunjukkan bahwa promosi ASI eksklusif telah menghasilkan pedoman dan material pelaksanaan promosi yang dapat dilakukan dengan menggunakan sumber daya lokal dengan hasil yang efektif. Promosi ini telah memperhatikan
faktor-faktor
kelangsungan
program,
namun
masih
memerlukan sumber dana yang perlu dipikul bersama pemerintah daerah. b. Bahwa banyak petugas kesehatan yang belum mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan promosi ASI. Selama ini pelatihan ASI menunggu pelatihan konselor ASI dengan biaya yang tinggi. Sebenarnya untuk petugas kesehatan lebih tepat dengan menggunakan pedoman ‘Breastfeeding Promotion and Support in A Baby-Friendly Hospital. A 20-Hour Course For Maternity Staff’, karena berisi pengetahuan teknis kesehatan dan bisa dilakukan secara mandiri sebagai in service training. c. Perlunya Peraturan Pemerintah No.33 tahun 2012 diterapkan dengan baik terutama pada pelanggaran WHO International Code of Breastmilk Substitutes, tidak berhenti hanya menjadi policy paper. Perlu dimonitor-
178
diawasi, dan dijaga, serta penerapan sanksi. Monitoring tidak hanya dilakukan pada tenaga dan tempat pelayanan kesehatan saja, tetapi juga melalui survei pada ibu melahirkan untuk mendapatkan data tentang pelanggaran WHO Code. 3. Bagi penelitian selanjutnya a. Perlu dilakukan penelitian dengan disain yang lebih baik, group randomized control trial dengan sampel besar untuk memperbaiki validitas hasil penelitian. Perlu menambah variabel lain seperti konsumsi makanan untuk memastikan efektivitas promosi pada pertumbuhan anak, kadar hemoglobin anak dan ibu untuk mengetahui pengaruh pada anemia, dan variabel yaitu penyakit yang berkaitan dengan menyusui eksklusif seperti diare, alergi, ISPA, dan lain-lain.
Juga perlu penelitian lanjutan yang mengukur cost
benefit b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh susu awal dan susu akhir terhadap pertambahan berat badan yang dilakukan melalui peningkatan ketrampilan ibu dengan manajemen laktasi. c. Perunya penelitian kualitatif untuk mengungkap lebih dalam tentang penyebab gagal dan suksesnya menyusui eksklusif.