BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan menjawab rumusan masalah tentang pemahaman nilai bela negara pada generasi muda dan sejauhmana implikasinya terhadap ketahanan pribadi dan ketahanan sekolah. 1.
Pemahaman bela negara secara umum pada generasi muda bangsa kita masih belum mantap. Karena tingkat pemahaman generasi muda tentang nilai bela negara pada siswa yang masih rendah terhadap rasa cinta tanah air karena masuknya budaya asing yang tidak dapat dibendung sendiri oleh siswa, sedangkan pemahaman siswa yang relatif tinggi ditemukan pada kebanggaan terhadap pembangunan dan jati diri bangsa, kecintaan terhadap produk dalam negeri serta perlunya kesediaan mempertahankan NKRI. Siswa memiliki pemahaman yang rendah terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara dalam bentuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga dan golongan, sedangkan pemahaman siswa yang relatif tinggi ditemukan pada perlunya menjaga persatuan dan kesatuan dari lingkungan terkecil atau keluarga, lingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolah, penghormatan terhadap bendera merah putih, lambang negara dan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagai perekat keutuhan serta perlunya menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pemahaman siswa yang rendah terhadap keyakinan bahwa Indonesia
139
140
sederajat dengan bangsa-bangsa lain di dunia serta pelaksanaan hakekat atau nilai dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pemahaman siswa yang relatif tinggi ditemukan pada keyakinan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara serta pemahaman bahwa Pancasila merupakan tonggak pemersatu bangsa dan negara. Siswa memiliki pemahaman yang rendah tentang berpartisipasi dalam kegiatan siskamling adalah salah satu bentuk rela berkorban bagi bangsa dan negara, sedangkan pemahaman siswa yang relatif tinggi ditemukan pada perlunya sikap sebagai warga negara membantu saudara yang mengalami musibah, melaksanakan kerja bakti dan gotong royong sebagai wujud kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat serta untuk
ikut serta
membela negara tergantung dari situasi dan kondisinya. Pemahaman siswa
yang
rendah
terhadap
kegiatan
extra
kurikuler
seperti
kepramukaan, PMR, Paskibra merupakan kegiatan bela negara serta kegiatan bela negara dapat dilakukan melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, sedangkan pemahaman siswa yang relatif tinggi ditemukan pada pemahaman siswa bahwa bentuk upaya bela negara pada generasi muda adalah dengan meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan YME, serta belajar dengan rajin dan tekun merupakan salah satu usaha bela negara oleh semua siswa. Cinta tanah air dan keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara merupakan variabel nilai bela negara dengan tingkat pemahaman yang rendah oleh siswa, sedangkan pemahaman siswa yang relatif tinggi ditemukan pada kesadaran berbangsa dan bernegara, perlunya memiliki kemampuan awal bela
141
negara serta rela berkorban untuk bangsa dan negara. Pemahaman terhadap rasa cinta tanah air serta pemahaman terhadap keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara tidak ada perbedaan antara pemahaman siswa laki-laki dengan pemahaman siswi perempuan, sedangkan pemahaman siswa tentang kesadaran berbangsa dan bernegara, perlunya memiliki kemampuan awal bela negara
serta rela berkorban untuk
bangsa dan negara ternyata siswi perempuan memiliki pemahaman yang lebih baik dari siswa laki-laki. Semua variabel dari nilai bela negara menunjukkan fluktuasi pemahaman berdasarkan tingkatan kelas siswa karena bela negara adalah nilai yang tidak mudah untuk dipahami, maka dimungkinkan saja adanya pemahaman yang lebih baik oleh siswa pada kelas yang rendah dibandingkan dengan siswa kelas yang tinggi. Berdasarkan kelompok usia, semua variabel dari nilai bela negara menunjukkan fluktuasi pada keseluruhan pemahaman nilai bela negara karena bela negara sebagai suatu nilai, maka dimungkinkan saja adanya pemahaman yang lebih baik oleh siswa pada usia yang lebih kecil dibandingkan dengan siswa dengan kelompok usia yang lebih besar, apalagi rentang usia mereka hanya satu tahun dan relatif kecil. Pemahaman nilai bela negara oleh siswa berkaitan dengan perwujudan pemahaman dalam bentuk penghayatan serta implementasi nilai bela negara oleh siswa dalam bentuk keterkaitan yang keberlanjutan dimana pemahaman yang ditransformasikan menjadi perwujudan pemahaman dalam bentuk penghayatan akan mengkondusifkan implementasi nilai bela negara oleh siswa. Faktor nilai kelulusan mempengaruhi sikap
142
prilaku siswa dalam menanamkan pemahaman nilai-nilai bela negara sehingga banyak kegiatan-kegiatan sekolah sering diabaikan. Penanaman nilai bela negara bagi siswa di sekolah, mereka sikapi dengan sekedar hanya melaksanakannya saja, dengan kata lain merupakan keterpaksaan saja tanpa mereka jiwai dan maknai dari pentingnya kewajiban dan tata tertib tersebut dilaksanakan. Keberadaan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma tempat dimana SMAN 67 Jakarta Timur ini berada yang merupakan wilayah militer yang lebih teratur, disiplin dan aman, berpengaruh juga kepada sikap dan aktifitas siswa terkait dengan kegiatan-kegiatan pemahaman nilai-nilai bela negara. Tidak perlu lagi mereka mengikuti siskamling karena keamanan wilayah sudah di kelola oleh Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. 2.
Implikasi perwujudan pemahaman nilai bela negara terhadap Ketahanan Pribadi dan Ketahanan Sekolah. Kondisi pemahaman siswa tentang terhadap cinta tanah air, keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara, kesadaran berbangsa dan bernegara, perlunya memiliki kemampuan awal bela negara serta rela berkorban untuk bangsa dan negara sebagai nilai-nilai bela negara memiliki implikasi yang searah terhadap kondisi ketahanan pribadi siswa. Ketahanan pribadi siswa pada gilirannya merupakan komponen utama ketahanan sekolah, dan ketahanan sekolah memberikan sumbangan yang berarti terhadap ketahanan wilayah. Karena ketahanan wilayah adalah aspek mikro dari ketahanan nasional maka bila semua sekolah di Indonesia pada semua jenjang pendidikan termasuk SMAN 67 Halim Perdanakusuma memiliki
143
ketahanan sekolah yang mantap akan merupakan sumbangan yang berharga untuk menghasilkan ketahanan nasional yang mantap di Indonesia.
B. Saran Dengan memperhatikan pembahasan dan analisis serta kesimpulan, dapat diberikan beberapa pertimbangan sebagai saran antara lainnya adalah sebagai berikut : 1.
Pemerintah perlu membentuk satu lembaga khusus pembinaan bela negara bagi generasi muda yang tupoksinya meliputi pengkajian dan penelitian serta pendidikan dan pengenalan dasar-dasar bela negara. Lembaga tersebut anggotanya terdiri dari intelektual lintas ilmu pengetahuan seperti : ilmu pengetahuan
sosial
kemasyarakatan,
ilmu
pengetahuan
agama,
ketatanegaraan, Pancasila dan demokrasi dan ilmu komunikasi, psikologi sosial dan lain sebagainya yang diperlukan. Dalam pembinaannya lembaga tersebut dapat melakukan pendekatan subtantif dan edukatif. Simbiotik dan komunikatif serta interaktif terhadap berbagai komunitas generasi muda yang ada di Indonesia. 2.
Memasukkan materi dasar nilai-nilai bela negara ke dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, sehingga sedini mungkin peserta didik dan calon generasi muda bangsa dapat mengenal, mengerti, memahami dan melaksanakan berbagai nilai-nilai bela negara di dalam setiap kehidupan berbangsa bernegara dan bermasyarakat.
144
3.
Memberikan Reward and
Punishment bagi setiap individu maupun
kelompok unsur generasi muda yang senantiasa menampilkan cerminan individu
maupun
kelompok
generasi
muda
yang
memahami
dan
mengamalkannya didalam setiap denyut nadi kehidupan mereka sebagai generasi muda. 4.
Menggunakan hasil penelitian ini untuk mendukung penelitian lain yang substansinya sama, sehingga dapat memberikan saran lebih sempurna lagi kepada pemerintah dalam rangka menerbitkan kebijakan dalam pembinaan bela negara di kalangan generasi muda, guna menjaga tetap utuhnya persatuan dan kesatuan bangsa demi kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.