BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dilakukan analisis pembahasan tentang manajeman layanan peserta didik inklusif di SMAN 4 Palangka Raya, maka dapat ditarik
suatu kesimpulan untuk menjawab
rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Pola manajemen layanan peserta didik inklusif sama dengan pola manajemen peserta didik reguler lainya, meliputi analisis kebutuhan peserta didik, dalam menganalisis kebutuhan peserta didik inklusif SMAN 4 Palangka Raya menerima peserta didik inklusif tanpa pembatasan jumlah peserta didik, minimal satu rombongan belajar terdapat satu peserta didik inklusif, ternyata kuota yang diberikan pihak sekolah untuk peserta didik inklusif tahun pelajaran 2015/2016 tidak terpenuhi, dalam hal rekruitmen peserta didik, rekruitmen peserta didik inklusif tidak melalui tes tetapi melalui identifikasi anak berkelainan bekerja sama dengan tenaga ahli dari rumah sakit jiwa kalawa atei, seleksi peserta didik, seleksi peserta didik inklusif
tidak ada persyaratan khusus
tetapi melalui asesmen dan
identifikasi atau surat keterangan anak berkebutuhan khusus dari sekolah asal, orientasi peserta didik, orientasi peserta didik inklusif sama dengan peserta didik normal lainnya kecuali untuk latihan fisik disesuaikan dengan kemampuan peserta didik inklusif, penempatan peserta didik, penempatan peserta didik inklusif
dikelas
103
berada paling depan hal ini untuk
104
mempermudah guru dalam memantau perkembangan peserta didik inklusif, pencatatan dan pelaporan, pencatatan dan pelaporan peserta didik inklusif sama dengan peserta didik normal lainnya,
seharusnya pihak sekolah
membedakan pencatatan dan pelaporan untuk peserta didik inklusif hal ini untuk mempermudah memantau perkembangan peserta didik inklusif, pembinaan dan pengembangan peserta didik meliputi kegiatan kurikuler dan ektra kurikuler
dan layanan khusus diantaranya layanan
bimbingan
konseling, layanan perpustakaan, dan layanan kantin, sama dengan peserta didik normal tidak ada perlakuan khusus, seharusnya peserta didik inklusif mendapatkan layanan yang lebih intensif dibandingkan dengan peserta didik normal lainnya terutama layanan bimbingan konseling agar peserta didik lebih percaya diri dan memiliki motivasi belajar yang baik dalam mengikuti pelajaran,
evaluasi kegiatan peserta didik, dalam hal evaluasi kegiatan
peserta didik inklusif sama dengan peserta didik normal lainnya. 2. Faktor- faktor yang menghambat proses manajemen layanan peserta didik inklusif di SMAN 4 Palangka Raya meliputi faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal yaitu Guru-guru di SMAN 4 Palangka Raya belum semuanya mengukuti penataran atau workshop tentang prosedur mengajar atau memberikan pelayanan kepada peserta didik inklusif, dan
belum
adanya guru pembimbing khusus untuk peserta didik inklusif, faktor eksternal, Orang tua menyerahkan anak sepenuhnya kepada sekolah dan tidak bertanggung jawab lagi terhadap perkembangan pendidikannya
105
3. Upaya Pimpinan Sekolah dalam menindak lanjuti kendala-kendala dalam memberikan layanan peserta didik inklusif di SMAN 4
Palangka Raya
adalah mengangkat guru menjadi koordinator inklusif dan memasukkan koordinator inklusif dalam struktur sekolah sehingga memudahkan koordinasi dengan pihak lain dan menyelenggarakan sosialisasi tentang pendidikan inklusif kepada warga sekolah B. Rekomendasi 1. Kepala Sekolah hendaknya secara intensif melakukan sosialisai kepada semua warga sekolah ( guru, tata usaha , peserta didik, cleaning service, penjaga sekolah, satpam, penjaga kantin dan masyarakat sekitar ) bahwa sekolah sebagai penyelenggara pendidikan inklusif. 2. Bagi guru menyadari bahwa sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusif harus memberikan motivasi kepada peserta didik agar tetap memiliki semangat belajar yang tinggi dan rasa percaya diri yang kuat serta selalu mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat . 3. Orang tua yang
yang memiliki
anak
inklusif hendaknya aktif
memantau perkembangan pendidikan anaknya di sekolah, dan membantu sekolah dalam melengkapi sarana prasarana yang dibutuhkan sekolah atau mendatangkan guru khusus untuk memenuhi kebutuhan peserta didik inklusif di sekolah. 4. Sekolah harus bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa dalam menangani peserta didik inklusif
106
5. Hendaknya Dinas Pendidikan selalu memberikan pembinaan dan pendampingan kepada sekolah-sekolah piloting pendidikan inklusif
107
DAFTAR PUSTAKA Abdul Qodir, Jasiah, Khairil Anwar, Tutut Sholihah,Muhammad,Hamdanah,Jairi, Pedoman Penulisan Tesis, Palangka Raya: Paskasarjana STAIN, 2014 Bogdan, Robert C and Sari Knopp Biklen,Qualitative Research for Education An Introduction to Theory and Methods,America:Pearson Education,Inc, 2007 Budiono dan Ella Yulelawati,” Penyusunan Kurikulum Berbasis Kemampuan”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.019,Tahun ke-05 Oktober 1999, Jakarta : Balitbang Depdiknas Bungin, Burhan, Penelitian Kulitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2012 Conny Semiawan, As.Munandar,S.C.Utami Munandar, Memupuk Bakat dan kreatifitas Siswa Menengah Petunjuk Guru dan Orang tua, Jakarta: Gramedia,1987 Daryanto dan Mohammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah, Malang : Gava Media, 2013 Davidoff, “ Introduction To Psyholgy” alih bahasa Mari Juniati, Psikologi Suatu Pengantar Jilid I, Jakarta : Erlangga, 1988 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua,Jakarta: Balai Pustaka, 1995 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Khusus Penyelenggaraan Pendidikan inklusif, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2007 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan inklusif, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2007 Dibyo, Bambang, Pendidikan Inklusif (Bunga Rampai Pemikiran Educational For All) https// bambang dibyo,files.wordpress.com/2011/10/ ( online 4 April 2015)
108
Fuadi, Kamal, Pengertian Pendidikan Inklusif,https://Fuadinot Kamal,wordpress.com/2011 “, online 23 Maret 2015 Garnida, Dadang, Manajemen Pendidikan Inklusif: Studi Tentang Implementasi Sistem pendidikan Inklusif, Disertasi Herawati,Wilujeng, Manajemen Kesiswaan pada Penyelenggaraan pendidikan Inklusi ( Studi Multi Situs di SDN Percobaan I Malang dan SDN Junrejo I Kota Batu), Tesis Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Kaukaba, 2012
Yogyakarta,
Ishartiwi, Implementasi Pendidikan Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Sistem Persekolahan Nasional, Jurnal Pendidikan Khusus, Vol.6 No.2 Mei 2010 Kemendikbud Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan layanan Khusus, Strategi Umum Pembudayaan Pendidikan Inklusif di Indonesia, Jakarta, 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Permendiknas No.70 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa Kosasih, E, Cara bijak memahami anak berebutuhan khusus, Bandung : Yrama Widya, 2012 Krippendorr, Klaus, “ Content Analysis: Introuction its Theory and Methodoogy” Alih Bahasa Farid Wajidi, Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi, Jakarta : Rajawali, 1991 Laporan Kegiatan Manajemen dan Penyusunan Grand Design Pengembangan Pendidikan Inklusif, Kelompok Kerja Pendidikan Inklusif Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun 2014 Margaret.E Bell.Gredler, Learning and Instruction. alih Bahasa Munandir, Belajar dan membelajarkan, Jakarta : Grafindo Persada, 1994
109
Miles, M.B dan Huberman, “Qualitative Data Analysis “ Terj. Tjetjep Rohendi Rohidi, Analisis Data Kualitatif,Jakarta : UI- Press, 1992 Moleong,L.J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999. Mudjito, Harizal, Elfindri, Pendidikan Inklusif, Jakarta,2012
Jakarta: Baduose Media
Muhadjir, Noeng,Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996 Muhaimin, Suti'ah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, Jakarta, 2012 Mustari, Mohamad, Persada,2014
Manajemen
Pendidikan,
Jakarta:
PT.Rajagrafindo
Nawawi, Ahmad, Peran Serta Masyarakat Dalam Implementasi Pendidikan Inklusif, File.upi.edu/direktori/FIP/ Jur-Pend-Luar Biasa (online,4 April 2015) Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1995 Santoso, Satmoko Budi, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak ….?!, Yogyakarta: Diva Press,2010 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Rajawali, 2001 Slameto, Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Bina Aksara, 1988 Smith, David, Inclusion, School for All Student ; terjemahan Denis dan Ny. Enrika, Sekolah inklusif, Konsep dan Penerapan Pembelajaran,Bandung: Nuansa, 2012
110
Stake, Robert E, Qualitative Research Studying How :hings Work, New York:The Guilford Press,2010 Stubbs, Sue, Pendidikan Inklusif Bandung :UPI, 2002
( Ketika Hanya Ada Sedikit Sumber ),
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta: Grafindo,1998 Suparno, Wiji, Paradigma Baru Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Yogyakarta: Dinas Pendidikan Provinsi DIY, 2006 Suparno, Wiji, Sosalisasi Pendiikan Inklusif : Beberapa Alternatif Pendidikan Bagi Pnyandang Cacat atau Anak Berkebutuhan Khusus, Yogyakarta: Dinas Pendidikan Provinsi DIY, 2006 Suyanto dan Mudjito, Kemendikbud,2014
Masa
Tim Dosen Admistrasi Pendidikan Alfabeta, 2012
Depan
UPI,
Pendidikan
Inklusif,
Jakarta:
Manajemen Pendidikan, Bandung:
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Winataputera,US, Model- Model Pembelajaran, Jakarta: Depdikbud, 1992 Yuastutik, Ida, “ Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Inklusif : Studi Multikasus Tiga Sekolah Inklusif di Kota malang”, disertasi