158
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang manajemen kesiswaan di MTs Darul Amin Kota Palangka Raya, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Model manajemen kesiswaan MTs Darul Amin berupa : a. Perencanaan, rekrutmen, seleksi, penerimaan, orientasi, penempatan, pelaporan (pencatatan), dan mutasi serta lulusan masih menggunakan model manajemen kesiswaaan subjektif yaitu model yang menekankan pada individu-individu di madrasah tersebut ketimbang keseluruhan tenaga kependidikan, alangkah lebih baik menggunakan model manajemen kesiswaan kolegial yaitu model yang mengutamakan kebersamaan. b. Pembinaan dan pengembangan serta evaluasi menggunakan model kultural yaitu model yang menekankan aspek informal di madrasah dengan fokus pada nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, norma-norma, tradisi-tradisi menurut persepsi individu-individu tenaga kependidikan. alangkah lebih baik menggunakan model manajemen kesiswaan formal yaitu model yang bersifat menyatukan perbedaan pandangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
158
159
2. Implementasi manajemen kesiswaan MTs Darul Amin, berupa : a. Perencanaan, rekrutmen, seleksi, penerimaan, orientasi, penempatan masuk dalam kegiatan kepanitiaan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) sehingga terlaksana dengan baik begitu pula dengan evaluasi dan mutasi serta lulusan, walaupun ada beberapa pembenahan yang perlu dilakukan pada beberapa hal, itu pun tidak signifi-kan bermasalah. b. Pelaporan dan pencatatan sangat kurang terlaksana dengan baik hal ini dikarenakan manajemen yang dilakukan oleh kepala madrasah dan wakamad kesiswaan yang masih minim bantuan oleh pihak Kementerian Agama bagian madrasah Kota Palangka Raya baik dari segi petugas maupun sarana prasarananya sehingga pencatatan dan pelaporan mengenai kesulurahan data kesiswaan belum dibukukan maupun di file-kan dalam komputer mulai dari tahun berdirinya hingga tahun ajaran sekarang ini, terlebih lagi permasalahan yang peneliti temukan adalah petugas tata usaha yang hanya 1 (satu) orang saja dan kurang memiliki keahlian khusus dalam bidang administrasi tata usaha, petugas TU tersebut lulusan Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) bidang jurusan dakwah Islam bukan Sarjana khusus bidang Tata Usaha. c. Pembinaan dan pengembangan belum terlaksana dengan baik, hal ini disebabkan latar belakang siswa yang sangat multikultural dari berbagai daerah karena pencarian (rekrutmen) siswa dilaksanakan bukan hanya oleh pihak madrasah akan tetapi satu atap pengelolaannya
160
dengan pihak panti asuhan dan pesantren yaitu yayasan al-Amin Kota Palangka
Raya,
sehingga
guru
yang
membina
maupun
mengembangkan potensi siswa mengalami kesulitan dikarenakan berbagai karakter siswa baik dari segi pengetahuan maupun dari segi sosial yang rata-rata sudah tidak memiliki ayah atau ibu (yatim atau piatu).
B. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian, maka terdapat beberapa saran yang penulis berikan sebagai berikut: 1. Untuk MTs Darul Amin Kota Palangka Raya a. Model manajemen kesiswaan yang selama ini berjalan di lingkungan MTs Darul Amin Kota Palangka Raya belum cukup maksimal, dikarenakan
menggunakan
model
manajemen
subjektif
(tidak
keseluruhan) dan kultural (tradisi-tradisi). Jadi, agar berkembang secara maksimal maka model penerapan manajemen kesiswaan subjektif harus dirubah menggunakan model manajemen kesiswaan formal dan kolegial yaitu model yang bersifat menyatukan yang sama dan menekankan pada struktur organisasi serta pengambilan keputusan yang dilakukan dengan melibatkan seluruh organisasi bukan individu saja.
161
b. Implementasi manajemen kesiswaan MTs Darul Amin, berupa : 1) Perencanaan,
rekrutmen,
seleksi,
penerimaan,
orientasi,
penempatan perlu ada beberapa pembenahan berupa : a) Kebijakan yang tidak hanya diserahkan pada wakamad kesiswaan maupun ketua PPDB saja akan tetapi partisipasi semua dewan guru dalam menunjang kemajuan manajemen kesiswaan terutama perencanaan kebutuhan peserta didik; b) Pencarian (rekrutmen) siswa sebisa mungkin dilaksanakan secara tersendiri, berpisah dari pengelolaan panti asuhan maupun pondok pesantren walaupun masih dalam satu yayasan al-Amin Kota Palangka Raya sehingga akan memudahkan dalam pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik; c) Seleksi siswa tidak hanya dilaksanakan secara singkat yaitu beberapa jam saja, akan tetapi perlu beberapa hari dan tidak hanya
menggunakan
satu
ruangan
kelas
dikarenakan
banyaknya siswa yang mendaftar serta panitia PPDB yang hanya berjumlah 5 (lima) orang guru saja akan tetapi perlu partisipasi semua guru hal ini akan berdampak sifat kolegial (kekeluargaan) penyeleksian
antar siswa
sesama akan
guru
mengalami
serta
kualitas
banyak
dari
khazanah
pengetahuan dikarenakan semua guru berlatar belakang pengetahuan
yang
berbeda
dalam
penyeleksian
ikut
162
berpartisipasi memajukan kualitas seleksi di MTs Darul Amin Kota Palangka Raya. d) Penerimaan tidak hanya menerima begitu saja siswa secara kuantitas (banyaknya) akan tetapi berdasarkan kualitas (prestasi) siswa. e) Orientasi perlu adanya sarana prasarana khusus, bukan menggunakan rumah ibadah yaitu Masjid al-Amin sebagai tempat orientasi tersebut. f) Penempatan bukan hanya berdasarkan daya tampung kelas serta ditempatkan secara acak akan tetapi berdasarkan prestasi siswa sehingga memudahkan wali kelas dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan terhadap siswa yang mengalami kemajuan maupun kemunduran dalam proses KBM (kegiatan belajar mengajar) tersebut. 2) Pelaporan dan pencatatan sangat kurang terlaksana dengan baik hal ini dikarenakan manajemen yang dilakukan oleh kepala madrasah dan wakamad kesiswaan yang masih minim bantuan oleh pihak Kementerian Agama bagian madrasah Kota Palangka Raya baik dari segi petugas maupun sarana prasarananya sehingga pencatatan dan pelaporan mengenai kesulurahan data kesiswaan belum dibukukan maupun di file-kan dalam komputer mulai dari tahun berdirinya hingga tahun ajaran sekarang ini, terlebih lagi permasalahan yang peneliti temukan adalah petugas tata usaha
163
yang hanya 1 (satu) orang saja dan kurang memiliki keahlian khusus dalam bidang administrasi tata usaha, petugas TU tersebut lulusan Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) bidang jurusan dakwah Islam bukan Sarjana khusus bidang Tata Usaha. 3) Pembinaan dan pengembangan belum terlaksana dengan baik, hal ini disebabkan latar belakang siswa yang sangat multikultural dari berbagai daerah karena pencarian (rekrutmen) siswa dilaksanakan bukan hanya oleh pihak madrasah akan tetapi satu atap pengelolaannya dengan pihak panti asuhan dan pesantren al-Amin Kota Palangka Raya, sehingga guru yang membina maupun mengembangkan potensi siswa mengalami kesulitan dikarenakan berbagai karakter siswa baik dari segi pengetahuan maupun dari segi sosial yang rata-rata sudah tidak memiliki ayah atau ibu (yatim atau piatu). 2. Untuk Dewan Guru MTs Darul Amin Kota Palangka Raya a. Persatuan dewan guru MTs Darul Amin Kota Palangka Raya dalam usaha melakukan penerapan manajemen kesiswaan ini perlu diperkuat dengan menerapkan model manajemen kesiswaan bersifat formal dan kolegial, supaya bukan terkesan hanya tugas wakamad kesiswaan yang berwenang saja (subjektif). Akan tetapi, pelaksanaan manajemen kesiswaan sudah menjadi tugas dan amanah bersama. b. Tingkatkan selalu budaya Islami di setiap proses KBM (kegiatan belajar mengajar) yang sedang berlangsung dan kegiatan-kegiatan di
164
MTs Darul Amin Kota Palangka Raya, sehingga proses manajemen kesiswaan terutama pada pembinaan dan pengembangan siswa seperti sholat sunnah dhuha, tadarus maupun kegiatan habsyi terus berjalan dengan baik dan membawa hasil yang optimal serta berkesan bagi masa depan siswa di MTs Darul Amin Kota Palangka Raya. c. Tingkatkan selalu upaya guru MTs Darul Amin Kota Palangka Raya dalam menerapkan manajemen kesiswaan tersebut dalam jiwa para pendidik agar secara tidak langsung peserta didik akan teratur dan mencapai tujuan yang efektif dan efesien secara bersama-sama. 3. Untuk Pembaca a. Manajemen kesiswaan yang diupayakan oleh guru di madrasah atau sekolah tidak akan berjalan dengan maksimal tanpa adanya keterlibatan dari orangtua murid, maupun masyarakat sekitar. Jadi, perlu adanya keterlibatan langsung dari orangtua murid, keluarga maupun masyarakat dalam menunjang manajemen kesiswaan terutama berkenaan dengan pencatatan dan pelaporan serta pembinaan dan pengembangan peserta didik. b. Perlu adanya kesadaran dari masyarakat bahwa betapa pentingnya manajemen kesiswaan ini diberikan terlebih kepada anak-anak didik kita, karena hal ini akan menjadi sekolah atau madrasah yang teratur dalam hal mencapai tujuan bersama.