BAB VI KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian diketahui telah terjadi suatu pola perubahan pada unit hunian rumah susun sewa Sombo. Perubahan terjadi terutama pada penataan ruang hunian yang dilakukan oleh penghuni. Pola penataan tersebut dipengaruhi oleh karakteristik sosial-budaya dan ekonomi serta perilaku penghuni. Secara rinci temuan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
6.1.1. Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun Berikut ini adalah karakteristik yang berpengaruh di setiap teritori: A. Public territory - Ruang jemur bersama Didapatkan dependensi paling tinggi dengan tingkat pendidikan. Kecenderungan yang terjadi adalah semakin tinggi tingkat pendidikan, maka privasi terhadap kebutuhan ruang jemur semakin rendah. - Dapur bersama Didapatkan
dependensi
paling
tinggi
dengan
jenis
pekerjaan.
Kecenderungan yang terjadi adalah penghuni Rusun dengan penghasilan tetap lebih banyak membutuhkan privasi dibandingkan penghuni Rusun dengan penghasilan tidak tetap. - Mushalla Didapatkan dependensi paling tinggi dengan struktur keluarga. Kecenderungan yang terjadi adalah semakin bervariasi struktur keluarga, maka semakin tinggi kebutuhan terhadap mushalla.
109
B. Secondary territory - Ruang bersama Didapatkan dependensi dengan faktor pendidikan. Kecenderungan yang didapat adalah semakin tinggi tingkat pendidikan, maka kebutuhan terhadap ruang bersama semakin berkurang. C. Primary territory - Unit hunian Analisa unit hunian dilihat dari perubahan yang terjadi melalui: 1) Perubahan material Didapatkan dependensi dengan faktor usia. Kecenderungan yang didapat adalah semakin banyak usia, maka perubahan yang dilakukan semakin berkembang. 2) Perubahan luas, jumlah ruang, dan fungsi ruang Tidak didapatkan dependensi dengan karakteristik penghuni, tetapi terdapat dependensi dengan faktor lain, yaitu jumlah unit. Kecenderungan yang terjadi adalah semakin banyak jumlah unit yang didapat, maka semakin banyak perubahan yang terjadi. 3) Perubahan tampilan fisik rumah Didapatkan dependensi paling tinggi dengan faktor pendidikan. Kecenderungan yang didapat adalah semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin rendah tingkat perubahan yang dilakukan. 4) Perubahan batas rumah Didapatkan dependensi
paling tinggi
dengan
status
hunian.
Kecenderungan yang didapat adalah semakin pribadi status hunian, maka semakin banyak dilakukan perubahan. Pada primary territory, karakteristik dengan tingkat dependensi paling tinggi adalah faktor usia. 110
6.1.2. Penataan interior yang dilakukan penghuni terhadap ruang-ruang pada rumah susun sewa Berikut ini adalah penataan interior yang dilakukan penghuni di setiap teritori: A. Public territory - Ruang jemur bersama Hingga saat ini tidak terjadi perubahan yang signifikan pada area tersebut. Perbedaan masing-masing ruang di setiap lantai adalah pada tingkat kebersihan. - Dapur bersama Keberadaan dapur bersama masih dibutuhkan bagi penghuni rusun. Namun fungsi pokok sebagai tempat memasak di beberapa lantai rusun (terutama lantai dasar) telah hilang, sehingga hanya digunakan untuk tempat penyimpanan barang-barang saja, baik peralatan dapur maupun barang rumah tangga lain. - Mushalla Terdapat faktor budaya yang turut berperan dalam perkembangan ruangan ini. Budaya Madura yang dimiliki oleh mayoritas penghuni rusun membuat tampilan fisik ruangan berkembang dengan baik yang dapat dianggap sebagai simbol kebanggaan bagi warga di lantai tersebut. Visualisasi mushalla menunjukkan hasil kerjasama warga rumah susun yang masih memiliki sifat “guyub”
seperti
saat
sebelum
menempati
rusun
(berupa
wilayah
perkampungan). Fungsi mushalla selain digunakan sebagai tempat beribadah juga biasa dipakai untuk akad nikah warga rusun. B. Secondary territory - Ruang bersama Penggunaan ruang bersama sebagai tempat bersosialisasi dan berbagai aktivitas menghasilkan pola sebagai berikut:
111
1) Ruang bersama digunakan sebagai tempat usaha. Hal tersebut dilakukan dengan membuka kios atau warung kecil di depan hunian masing-masing. Sehingga area tengah ruang bersama yang tersisa hanya digunakan untuk sirkulasi penghuni. 2) Ruang bersama dibiarkan leluasa dengan sedikit furnitur di depan masingmasing unit hunian. Pemanfaatan ruang bersama seperti ini umumnya telah disepakati warga yang ada di sekitar ruang bersama tersebut agar pemanfaatannya lebih leluasa untuk acara tertentu atau untuk area bermain dan belajar anak-anak. Selain itu, keberadaan ruang bersama secara umum sering digunakan untuk bersantai dan beristirahat, terutama pada saat siang dan malam hari. C. Primary territory - Unit hunian 1) Perubahan material Material awal bangunan adalah batako. Dalam perkembangannya, material ini kurang sesuai dengan kondisi rusun karena muncul hewan yang menyebabkan gatal pada kulit, sehingga warga menambahkan plester dan cat pada dinding. Penambahan finishing ini awalnya dilakukan di bagian dalam rumah, namun adanya faktor usia mendorong terjadinya perluasan finishing hingga bagian luar rumah. Semakin tinggi kemampuan penghuni dalam melakukan finishing maka bentuk finishing mengalami peningkatan. Dari pemberian plester akhirnya berkembang menjadi keramik. Umumnya pemasangan keramik dilakukan pada lantai, kemudian dinding luar unit hunian. Jika memiliki keinginan dan kemampuan lebih, maka pemasangan keramik akan berlanjut pada dinding bagian dalam hunian. Hal ini merupakan salah satu wujud dari kebutuhan aktualisasi diri dalam teori Maslow.
112
2) Perubahan jumlah ruang dan fungsi ruang Perubahan dapat terjadi pada jumlah ruang dengan sistem pembagian yang berbeda sesuai dengan kebutuhan penghuni. Khusus untuk lantai empat, beberapa penghuni membuat ruang di atas plafon hunian (umumnya untuk kamar tidur) sebagai ruang tambahan. Hal tersebut terjadi karena
kebutuhan
terhadap
ruang
dan
penghuni
melihat
adanya
kemungkinan untuk membuat lantai 5 karena jarak antara plafon dan atap masih cukup tinggi. 3) Perubahan tampilan fisik rumah Tampilan fisik rumah yang dimaksud adalah perubahan bentuk fisik pintu dan jendela serta penggunaan pola pada pewarnaan pintu rumah. Hasil analisa didapat bahwa mayoritas penghuni hanya mengganti warna pintu yang pudar agar terlihat lebih bagus dan sebagian kecil tidak melakukan perubahan terhadap tampilan fisik hunian. Beberapa penghuni mengganti bentuk fisik pintu dan jendela sehingga terlihat perbedaannya dengan hunian yang lain. Cara lain dalam melakukan perubahan adalah dengan mengecat ulang pintu rumah membentuk pola tertentu. 4) Perubahan batas rumah Perubahan batas rumah yang diteliti meliputi teras / balkon maupun halaman rumah. Untuk penghuni di lantai dasar melakukan perubahan batas rumah dengan menambahkan luas halaman di belakang unit hunian yang awalnya digunakan untuk ruang terbuka hijau. Sedangkan penghuni lantai 2, 3, dan 4 melakukan perubahan pada balkon menjadi ruang tambahan dengan fungsi baru, umumnya difungsikan sebagai dapur dan tempat menjemur pakaian serta sebagai kamar tidur.
113
6.1.3. Tingkat kesesuaian perancangan ruang dalam pada rumah susun dengan perilaku penghuni Berikut ini adalah tingkat kesesuaian perancangan ruang dalam di setiap teritori: A. Public territory - Ruang jemur bersama Penggunaan tempat jemur bersama masih berfungsi seperti maksud awal perancangan, walaupun pada penggunaannya tidak semua penghuni rusun dapat memanfaatkan fasilitas ini dikarenakan keterbatasan luas ruangan dan adanya konflik yang terjadi antar tetangga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kesesuaian area jemur bersama kurang sesuai dengan konsep awal perancangan karena ketidakberhasilan kapasitas ruang tersebut dalam memberikan fasilitas untuk kebutuhan penghuni rusun. - Dapur bersama Keberadaan dapur bersama masih dianggap penting oleh penghuni. Namun hilangnya salah satu fungsi dapur bersama sebagai tempat memasak di beberapa lantai
menyebabkan tingkat
kesesuaian perancangan sedikit
berkurang. - Mushalla Terjadi banyak perkembangan pada interior maupun penggunaan mushalla, sehingga dapat disimpulkan bahwa keberadaan mushalla telah sesuai dengan konsep awal perancangan. B. Secondary territory - Ruang bersama Ruang bersama merupakan salah satu ruang yang ditujukan untuk tempat bersosialisasi dan bertukar informasi. Ruang ini mendapat sambutan yang positif dan masih digunakan dengan baik. selain itu, ruang bersama ternyata juga dapat mendukung roda perekonomian penghuni rusun, sehingga 114
dapat disimpulkan bahwa keberadaan ruang bersama telah sesuai dengan konsep awal perancangan. C. Primary territory - Unit hunian Terjadi perubahan material pada 99% sampel unit hunian. Selain itu terjadi perubahan dan penambahan jumlah serta fungsi ruang pada layout hunian. Untuk tampilan fisik rumah terjadi perubahan pada beberapa unit hunian. Sedangkan pada batas rumah terjadi penambahan ruang dengan memperluas lahan (bagi penghuni lantai dasar) dan menambah ruang secara vertikal (bagi penghuni lantai 4). Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan yang dilakukan penghuni kurang sesuai dengan konsep perancangan rumah susun sewa yang melarang adanya perubahan tertentu pada unit hunian.
6.2. Saran Penelitian ini merupakan salah satu evaluasi purna huni untuk mengetahui proses adaptasi yang dilakukan oleh penghuninya. Dari obyek rumah susun sewa yang diteliti, diketahui adanya ketidaksesuaian beberapa konsep perancangan dengan perilaku penghuni akibat proses pemenuhan kebutuhan terhadap ruang hunian. Sehingga diperlukan: 1. Penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan dasar teoritis, memperdalam penggalian masalah, dan memperluas lingkup penelitian. 2. Sosialisasi dan pendekatan khusus bagi calon penghuni rumah susun sewa untuk meminimalisir munculnya masalah peraturan rumah susun sewa yang tidak memperbolehkan adanya perubahan-perubahan tertentu pada fisik bangunan.
115
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
116