BAB VI HASIL RANCANGAN
Hasil rancangan yaitu untuk menjelaskan rancangan dari redesain Lapas yang menerapkan tema arsitektur perilaku (Behaviour Architecture) serta konsep Panopticon (untuk memungkinkan seorang pengamat untuk mengamati (Opticon) semua (Pan) penghuni lembaga yang memberikan efek penghuni merasa selalu diawasi meskipun sebenarnya tidak dalam pengawasan.) yang berkedudukan di jalan Asahan no.7, Malang tepatnya berada di kawan Kelurahan Rampal Celaket, Kecamatan Klojen yang dilalui jalan kolektor sekunder. Lokasi lapas ini merupakan jalur utama dari kota menuju ke terminal Arjosari, sehingga banyak kendaraan pribadi maupun angkotan kota yang melewati jalur ini. Lokasi lapas ini dikelilingi oleh permukiman penduduk mulai dari sebelah utara sampai sebelah selatan. Berikut penjelasan terhadap hasil rancangan lapas. Hasil rancangan dapat dijelaskan sebagai berikut:
6.1 Tapak Hasil rancangan dari redesain Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas I Malang secara kawasan dapat dilihat beberapa massa bangunan yang dikelompokkan berdasarkan zona masing-masing. Zona-zona hunian tersebut dikelompokkan berdasarkan massa tahanan yang diterima oleh napi.
238
Gambar 6.1 perspektif kawasan (sumber: hasil rancangan 2013)
Bag. Pembinaan
Minimum security
Medium security
poliklinik
k.administrasi
gereja
perkantoran
masjid
aula
dapur
Maximum security
isolasi
Gambar 6.2 layout plan (sumber: hasil rancangan 2013)
o Sirkulasi Kawasan Sirkulasi pada lapas ini secara garis besar (75%) hanya bisa diakses oleh pejalan kaki, hanya kendaraan-kendaraan tertentu yang diijinkan untuk memasuki
239
kawasan lapas, sedangkan bagi pegawai lapas dan pengunjung lapas disediakan Parkir pengunjung
tempat parkir di depan area lapas.
Jalan poros
Gambar 6.3 area parkir (sumber: hasil rancangan 2013) Area bebas
Parkir pegawai
kendaraan
Pola sirkulasi didalam tapak yakni menggunakan sirkulasi terpusat, dimana menjadikan jalan poros sebagai pusat dari sirkulasi. Hal ini jud#ga dikarenakan untuk memudahkan sistem keamanan didalam tapak.
Gambar 6.4 sirkulasi napi (pejalan kaki) (sumber: hasil rancangan 2013)
6.2 Penzoningan (Teritori) penzoningan yang digunakan pada lapas ini yakni menggunakan sistem cluster, dimana hunian (sel-sel) dikelompokkan berdasarkan masa tahanan napi. 240
Zona-zona tersebut terbagi dalam 3 kelas yakni minimum security, medium security dan maximum security. Hal dilakukan agar sistem keamanan pada masing-masing hunian dapat terkontrol secara maksimal.
Minimum security Maximum security Medium security Gambar 6.5 penzoningan hunian (sumber: hasil rancangan 2013)
6.2.1 Hunian Lapas kelas I Malang ini melakukan pembagian cluster hunian berdasarkan masa tahanan yang harus dijalani napi. Hal ini untuk memudahkan dalam sistem keamanan serta perlakuan yang didapat untuk masing-masing napi. 241
a. Maximum security Cluster ini ditempati oleh napi pada masa-masa awal hukuman atau pada ΒΌ masa hukuman. o Bentuk Hunian pada maximum security hanya berukuran 1M x 2.5M dan dihuni hanya 1 napi dengan disertai sebuah toilet, hal ini ditujukan agar memberi sebuah pelajaran secara psikis terhadap napi. Sistem keamanan pada maximum security diletakkan pada posisi sudut hunian agar blok ini mampu terkontrol dengan maksimal.
Gambar 6.6 zona maximum security (sumber: hasil rancangan 2013)
o Sirkulasi Zona maksimum security juga dilakukan penzoningan lebih kecil, ini untuk mengontrol sirkulasi orang yang mengakses ke dalam maksimum security dengan 1 pintu. Kendaraan yang mengantar para tahanan kedalam lapas hanya diperbolehkan untuk mengantarkan napi ke area depan dari maksimum security.
242
Zona maksimum
Area mobil
ecurity
pengatar napi
: Sirkulasi di maximum security Gambar 6.7 zona maximum security (sumber: hasil rancangan 2013)
o Sistem keamanan Konsep panoptcon diwujudkan kedalam bentuk bangunan yang menyerupai bentuk lingkaran serta dengan desain tampilan pos yang kontras, sehingga akan mampu menciptakan sebuah persepsi terawasi akan keberadaan pos tersebut yang juga sebagai point of view.
Point of view
perspektf
Gambar 6.8 tampak maximum security (sumber: hasil rancangan 2013)
243
Gambar 6.9 interior sel maximum security (sumber: hasil rancangan 2013)
b. Medium security Cluster ini ditempati oleh napi pada masa-masa pertengahan hukuman atau pada 2/4 masa hukuman. o Bentuk Hunian pada maximum security hanya berukuran 7.1M x 5.1M dan dihuni hanya minimal 3 napi sampai maksimal 2 kali lipat dari kapasitas awal yang disertai sebuah toilet. Sistem keamanan pada medium security diletakkan pada posisi sudut hunian agar blok ini mampu terkontrol dengan maksimal.
Gambar 6.10 medium security (sumber: hasil rancangan 2013) 244
o Sirkulasi Sirkulasi pada medium security hanya menggunakan sistem 1 pintu agar sirkulasi keluar masuk napi mampu terkontrol dengan maksimal oleh petugas yang berada di pos jaga.
sirkulasi
Gambar 6.11 sirkulasi medium seurity (sumber: hasil rancangan 2013)
o Sistem keamanan Konsep panoptcon diwujudkan kedalam bentuk bangunan yang menyerupai bentuk lingkaran serta dengan desain tampilan pos yang kontras, sehingga akan mampu menciptakan sebuah persepsi terawasi akan keberadaan pos tersebut yang juga sebagai point of view.
Point of view
Gambar 6.12 tampak medium seurity (sumber: hasil rancangan 2013) 245
Gambar 6.13 interior sel medium seurity (sumber: hasil rancangan 2013)
c. Minimum security Cluster ini ditempati oleh napi pada masa-masa akhir hukuman atau pada 3/4 masa hukuman. o Bentuk Hunian pada maximum security hanya berukuran 7.1M x 5.1M dan dihuni hanya minimal 4 napi sampai maksimal 2 kali lipat dari kapasitas awal yang disertai sebuah toilet. Sistem keamanan pada minimum security diletakkan pada posisi sudut hunian agar blok ini mampu terkontrol dengan maksimal.
Gambar 6.14 minimum security (sumber: hasil rancangan 2013)
246
o Sirkulasi Sirkulasi pada minimum security hanya menggunakan sistem 1 pintu pada masing-masing blok agar sirkulasi keluar masuk napi mampu terkontrol dengan maksimal oleh petugas yang berada di pos jaga.
Gambar 6.15 sirkulasi minimum security (sumber: hasil rancangan 2013)
o Sistem keamanan Konsep panoptcon diwujudkan kedalam bentuk bangunan yang menyerupai bentuk lingkaran serta dengan desain tampilan pos yang kontras, sehingga akan mampu menciptakan sebuah persepsi terawasi akan keberadaan pos tersebut yang juga sebagai point of view.
247
Point of view
Gambar 6.16 tampak minimum security (sumber: hasil rancangan 2013)
Gambar 6.17 interior sel minimum security (sumber: hasil rancangan 2013)
d. Isolasi Cluster ini atau yang diebut dengan unit isolasi merupakan sel atau hunian bagi napi yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh lapas.
248
o Bentuk Unit isolasi kurang lebih hampir sama dengan maximum security, yakni berukuran 1M x 2.5M dengan kapasitas 1 orang. Perbedaannya terletak pada view bagi napi, jika maximum security di ruang terbuka maka unit isolasi berada dalam ruang berlorong.
Gambar 6.18 unit isolasi (sumber: hasil rancangan 2013)
o Sirkulasi Sirkulasi pada unit isolasi hanya menggunakan sistem 1 pintu, sehingga untuk mengakses ke bangunan kedu dan ketiga maka harus terlebih dulu mengakses dari bangunan pertama. Hal ini untuk mengontrol sistem keamanan dari satu titik.
Massa 3
Gambar 6.19 blok isolasi (sumber: hasil rancangan 2013) 249
Massa 1 Massa 2
Gambar 6.20 tampak isolasi (sumber: hasil rancangan 2013)
Gambar 6.21 isolasi tampak isolasi (sumber: hasil rancangan 2013)
6.2.2 Non-Hunian Non-hunian yakni bangunan di lapas yag fungsinya tidak untuk hunian bagi napi, melainkan sebagai tempat pelayanan bagi napi dan sebagainya. Bangunan-bangunan tersebut yakni:
250
a. Perkantoran Perkantoran dalam hal ini memiliki fungsi sebagai tempat bagi pegawai lapas untuk mengatur seluruh kegiatan baik yang belum maupun sudah terlaksana. Selain itu juga befungsi sebagai pintu pertama dalam sistem keamanan lapas, ini didukung dengan adanya 2 buah portir
Gambar 6.22 denah, tampak dan portir (sumber: hasil rancangan 2013) 251
o Sistem keamanan Pada area perkantoran menggunakan sistem pengamanan 2 pintu yakni pengunjung ataupun kendaraan yang melewati perkantoran harus melalui 2 pintu yang masing-masing dijaga oleh portir.
pintu kedua
pintu pertama Gambar 6.23 penerapan sistem 2 pintu (sumber: hasil rancangan 2013)
b. Kantor Administrasi Kantor administrasi ini berfungsi sebagai bagian yang mendata keseluruhan identitas napi serta kegiatan napi setiap hari, seperti menu makanan, data kejahatan napi dan sebagianya. Di bangunan kantor bagian administrasi ini juga menjadi satu dengan ruang jenguk serta bilik mesra sebagai sebuah solusi terkait adanya intrik antara napi dengan pegawai lapas (lapas) tentang kegiatan hubungan suami-istri secara ilegal.
252
Gambar 6.24 denah dan tampak k.administrasi (sumber: hasil rancangan 2013)
o Ruang Jenguk Area ini merupakan tempat untuk keluarga napi bias bertemu. Sistem keamanan yang diberlakukan di area ini yakni pengunjung harus melakukan antria di area perkantoran serta melewati penjagaan secara manual sebeum akhirnya masuk ke ruang jenguk.
253
area tunggu dan antrian
Gambar 6.25 ruang jenguk (sumber: hasil rancangan 2013)
c. Poliklinik dan Rawat Inap Poliklinik ini merupakan sarana yang bisa dimanfaatkan napi maupun pegawai lapas ketika membutuhkan pengobatan.
254
Gambar 6.26 poliklinik (sumber: hasil rancangan 2013)
o Sirkulasi Akses napi maupun petugas ke ruang rawat ina haruss melewati poliklinik terlebih dulu, dengan kata lain area ini menggunakan sistem keamanan 1 pintu. Hal ini kembali untuk memudahkan dan memperketat sistem keamanan.
Arah sirkulasi ke ruang rawat inap Gambar 6.27 sirkulasi ke ruang rawat inap (sumber: hasil rancangan 2013) 255
d. Dapur Dapur pada lapas sepenuhnya dikelolah oleh napi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari napi.
Gambar 6.28 denah dan tampak dapur (sumber: hasil rancangan 2013)
o Sirkulasi Sirkulasi yang dimaksud disini yakni sirkulasi bahan baku ke dapur dan sirkulasi makanan ke hunian masing-masing cluster. -
Sirkulasi bahan baku mentah berasal dari truk dari luar langsung masuk ke dapur tanpa harus masuk ke area lapas. Ini disiasati dengan member pintu akses langsung ke luar lapas.
256
Tonjolan pada dapur ini digunakan sebagai pintu masuk bagi truk yang mendistribusikan bahan mentah
pintu gerbang untuk akses truk langsung ke gudang dapur Gambar 6.29 akses truk ke dapur (sumber: hasil rancangan 2013)
e. Balai Latihan Kerja Merujuk kepada tujuan dari lapas yakni merubah individu (napi) yang ketika masuk dalam keadaan kotor untuk menjadi individu yang bersih dan memiliki ketrampilan ketika keluar dari lapas nantinya.
Gambar 6.30 area balai latihan kerja (sumber: hasil rancangan 2013)
257
Area ini memunculkan sebuah persepsi bahwa ketika napi yang berada di maximum dan medium security ingin beralih ke minimum security maka napi harus melalui dan mengikuti kegiatan di balai latihan kerja. Balai latihan kerja tersebut terdiri dari: o Kantor unit pembinaan
Gambar 6.31 area kantor pembinaan (sumber: hasil rancangan 2013)
o Sekolah
Gambar 6.32 area sekolah (sumber: hasil rancangan 2013)
258
o Bengkel
Gambar 6.33 area bengkel (sumber: hasil rancangan 2013)
o Unit keterampilan
Gambar 6.34 area ketrampilan (sumber: hasil rancangan 2013)
259
f. Sarana Umum Sarana umum ini disediakan untuk mendukung keseluruhan aktifitas maupun aturan lapas. Sarana umum tersebut meliputi: o Masjid
Gambar 6.35 tampak dan denah masjid (sumber: hasil rancangan 2013)
o Gereja
Gambar 6.36 tampak dan denah gereja (sumber: hasil rancangan 2013)
260
o Aula
Gambar 6.37 tampak dan denah aula (sumber: hasil rancangan 2013)
6.3 Utilitas Secara garis besar sistem utilitas di lapas terbagi dalam 2 bagian, yakni: 1. Sanitasi
Gambar 6.38 sanitasi kawasan (sumber: hasil rancangan 2013)
261
2. Listrik Pasokan listrik ke dalam lapas diperoleh dari listrik PLN yang titik gardunya diletakkan diareal yang sedikit menjauh dari ruang ME (Mechanical Eletrical). Dan penggunaan gardu hanya digunakan ketika dalam keadaan listrik padam dan darurat.
Gambar 6.39 listrik kawasan (sumber: hasil rancangan 2013)
6.4 Struktur Keamanan merupakan elemen terpenting dalam lapas, untuk itu maka penggunaan struktur khusus sangat diperlukan. Blok-blok hunian cluster maximum, medium, minimum serta isolasi menggunakan lantai dengan beton bertulang dan dinding dari materil berlapis.
262
Maximum Security
Medium Security
Minimum Security
Gambar 6.40 struktur dinding dan lantai (sumber: hasil rancangan 2013)
263