[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
BAB VI HASIL RANCANGAN
6.1 Dasar Rancangan Dasar rancangan yang digunakan dalam proses perancangan obyek terkait yakni Pusat Pendidikan Calon Pelajar Asing Indonesia dengan tema Glass Architecture disusun dari proses analisa sifat tangible dan intangible dari material dominan obyek perancangan yaitu material kaca yang sesuai dengan sifat tropis Indonesia khususnya untuk wilayah Malang sebagai situs peracangan.
6.2 Hasil Rancangan Tapak Kaca memiliki sifat material kaku dan statis secara umum, analisa jenis bentuk tapak secara umum diambil dari dasar sifat ini. Dalam kaitannya, dengan pengambilan tapak untuk obyek perancangan terkait adalah jenis tapak yang memiliki dasar tampak statis dan terlihat cukup kaku, dimana bentukan dasar ini akan membentuk pola bentukan dasar yang selarasa dengan jenis tapak terpilih. Situs perancangan yang terpilih sesuai analisa dasar ini adalah berada di kawasan pendidikan sesuai fungsi obyek perancangan, di Jalan Veteran Kota Malang, Jawa Timur.
Lokasi Perancangan Obyek JL. VETERAN, MALANG
Gambar 6.1 Rancangan tapak (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
193
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Rancangan Tapak disusun dengan dasar sifat statis/non-dinamis termasuk diantaranya sistem pencapaian/aksesbilitas,sirkulasi pengguna terhadap obyek, hingga perancangan pemanfaatan potensi vegetasi dalam tapak. 6.2.1 Aksesbilitas dan Sirkulasi Akses utama berasal dari jalur utama di Jalan Veteran mengarah ke arah timur. Akses kedalam obyek pada hasil rancangan menjelaskan bahwa terdapat tiga akses utama bagi pengguna, yaitu akses bagi pejalan kaki, akses bagi sepeda motor dan sepeda, hingga kendaraan mobil yang mengarah langsung kepada area parkir basement. Parkir sepeda
Akses spd motor/sepeda
Akses ke basement Loading dock kantin
Akses drop off umum
Jalan keluar/exit
Dropp off auditorium
Akses Pejalan kaki
Gambar 6.2 Hasil rancangan pada tapak, aksesbilitas dan sirkulasi (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
194
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
6.2.2 Pemanfaatan Vegetasi Dalam Tapak Sesuai analisis yang dilakukan pada tapak, serta konsep rancangan obyek terkait, beberapa tatanan vegetasi, mengalami beberapa perubahan untuk rancangan yang ada dengan tema rancangan terkait, sehingga membagi jenis-jenis vegetasi sesuai dengan fungsinya untuk memnghasilkan rancangan obyek bertema Glass Architecture yang sesuai dengan kaidah situs tropis Indonesia khususnya di wilayah Kota Malang
Cemara Afrika
Alstonia scholaris
Pohon Pulai
Gambar 6.3 jenis-jenis vegetasi pada perancangan tapak (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
a. Vegetasi pengarah dengan jenis daunan yang rimbun untuk mengurangi dampak panas area (urban heat island) akibat penggunaan material dominan kaca kepada obyek bangunan. Jenis vegetasi yang mampu digunakan sebagai pengarah sekaligus
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
195
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
mendinginkan pengguna sekaligus lingkungan disekitarnya adalah jenis tumbuhan cemara afrika. Selain jenis itu, lainnya yang digunakan dalam area sirkulasi adalah jenis vegetasi borassus yang memiliki tampak vertikal lebih dominan serta lebat di ujung untuk memecah arah angin dominan. Jenis-jenis vegetasi ini dilitakan pada sisi pedestrian, hingga disisi akses kendaraan mobil serta seoeda motor ke area parkir. b. Vegetasi peneduh adalah merupakan jenis vegetasi dalam rancangan tapak obyek yang selain berfungsi sebagai vocal point vegetasi jenis ini memiliki fungsi utama sebagai pendingin area, diutamakan dari jenis yang memiliki rimbun daun lebat serta lebar sehingga mampu meneduhkan beberapa area sekaligus. Jenis-jenis vegetasi yang dipakai adalah jenis pohon pulai (alstonia scholaris), atau jenis Pohon Jamblang (syzygium cumini). Vegetasi jenis ini diletakan pada area dengan akses pengguna yang cukup pada di area outdor sehingga memiliki guna yang maksimal untuk menafaatkan area outdoor, seperti taman belajara outdoor, hingga taman di area penginapan. c. Vegetasi hias pada tapak rancangan difungsikan utama sebagai elemen hias estitika pada rancangan tapak. Jenis vegetasi ini meliputi jenis seperti bunga bakung, bunga sepatu, pohon plumeria, hingga
bunga
teratai.
Jenis-jenis
vegetasi
hias
ini
akan
memaksimalkan tatanan lanskap pada rancangan tapak. 6.3 Hasil Rancangan Bentuk Rancangan bentuk didasarkan kepada tema perancangan obyek dari aspek tangible maupun intangible, yaitu Glass Architecture dengan sifat tangiblenya adalah transparan, terbuka, hingga futuristik. Sedangkan sifat intangiblenya meliputi sifat statis, kaku, hingga ketampakan keras. Bentuk dasar juga disusaikan dengan analisa tapak secara menyeleruh sehingga menghasilkan bentukan yang selaras dengan rancangan tapak obyek terkait.
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
196
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Gambar 6.4 Hasil rancangan bentuk, sisi timur (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
PERSPEKTIF MATA BURUNG Sisi Barat
Gambar 6.5 Hasil rancangan bentuk obyek, Pusat Pendidikan Calon Pelajar Asing Indonesia dengan tema Glass Architecture (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
197
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
PERSPEKTIF MATA MANUSIA Drop Off Area
Gambar 6.7 Hasil rancangan tampak bentuk dari perspektif manusia, area drop off kendaraan umum (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
6.3.1 View Akses view utama bagi pengguna berada dari sisi barat ke sisi timur. Akses ini sekaligus arah akses utama kedalam obyek. Baik pejalan kaki maupun pengguna kendaraan. RANCANGAN SITEPLAN
View keluar Terbaik View Kedalam Utama
Gambar 6.8 View kedalam obyek dan keluar obyek (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
198
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
VIEW KE OBYEK
Gambar 6.9 Pemaksimalan rancangan, area view utama pada bentuk obyek (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Pemaksimalan area view utama kedalam obyek dengan menghasilkan rancangan yang menonjolkan material kaca sebagai identitas bangunan. Dari sisi barat ke timur, ini dirancang sebagai welcome spot pengguna dengan menampilkan tatanan bentuk terendah menuju tinggi. Rancangan bentuk ini diharapkan mampu menata psikologi pengguna untuk melihat secara keseluruhan dari area view utama ini, yang menampilkan identitas bangunan sekaligus mengarahkan pengguna untuk memasuki entrance utama dengan mudah.
WELCOME SPOT
Gambar 6.10 Rancangan dari area view pendatang (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
199
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Sedangkan
Focus on Material : Glass Architecture
pada bagian sisi untuk memaksimalkan potensi area tapak
keluar, yakni daerah taman kota dengan vegetasi yang paling banyak, adalah dengan merancang area yang mampu mengakses view keluar tapak dengan mudah untuk meningkatkan kenyaman pengguna dari dalam. Desain bukaan dirancang dengan pola tertentu untuk menambah nilai estetika yang dihasilkan ketika cahaya masuk kedalam bangunan. Jenis dari kaca yang digunakan adalah jenis kaca patri dengan warna polyvinyl hijau dan biru. Juga bukaan dengan sistem buka tutup manual untuk membiarkan sebagian udara alami masuk kedalam ruangan. Sisi pada daerah ini memiliki tingkat kejernihan udara yang lebih baik daripada sisi-sisi yang lain dari obyek rancangan. Dari sisi yang lain, sebagai komposisi elemen, dirancang pula sistem kisikisi dari alumunium didepan material kaca untuk menghasilkan pencahayaan yang variatif. Sebagian dari rancangan ini juga disusun untuk fasad dengan fungsi ruang kelas.
VIEW KELUAR OBYEK
Gambar 6.11 Rancangan bukaan pada obyek untuk memaksimalkan akses view keluar dari sisi terbaik tapak, yakni, taman kota di sisi timur obyek. (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
200
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
6.3.2 Angin Pada situs tapak, arah angin dominan memiliki peran yang sangat penting dalam proses perancangan yang menghasilkan bentukan bangunan. Karena pada perancangan dengan material kaca ini cukup ekstrim untuk area tropis, pemaksimalan upaya untuk menurukan urban heat island dirancang untuk mendinginkan situs perancangan obyek. Bentukan bangunan yang dihasilkan juga dirancang untuk menangkap angin secara efektif, sehingga menghasilkan rancangan yang mendukung eksisting lingkungan.
Gambar 6.12 Arah angin dominan berasal dari sisi timur, bentukan bangunan untuk mengalirkan angin secara efektif (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
201
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Gambar 6.13 Sebagian dari sumber angin dimasukan kedalam bangunan pada bagian terbuka dan sistem bukaan dari atap kaca (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
6.3.3 Hasil Rancangan Elemen Kaca Fasad Luar Sebagai identitas bangunan, hasil rancangan dari material kaca yang digunakan, baik dalam jenis tempered, patri, hingga laminated glass yang dimodifikasi dirancang untuk memaksimalkan fungsi dan estetika pada bangunan.
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
202
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
RECEIPTIONIS & INFORMATION CENTER
Gambar 6.14 Rancangan modifikasi kaca pada fasad eksterior (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Hasil rancangan seperti pada gambar sebelumnya menjelaskan bahwa penggunaan kaca untuk dinding dapat dimodifikasi dengan berbagai elemen, termasuk diantaranya elmen alumunium dan baja ringian untuk kisi-kisi dan menghasilkan estetika tertentu kedalam ruangan. Selain mendukung nilai futuristik dari sifat material, penggunaan material alumunium juga terbilang dingin dan tidak bersifat konduktor. Dari sisi lainnya menggunakan modifikasi rancangan kaca dengan kayi dari sisi dalam, dan air dari sisi luar. Kaca yang digunakan dalam rancangan ini adalah jenis kaca laminated glass dengan tambahan coating atau lapisan kaca yang mempermudah jatuhnya aliran air dengan perlindungan terhadap jamur. Model rancangan ini juga akan membantu untuk meminimlakan panas area dan mendinginkan ruangan didalamnya. Ini juga diletakkan pada sisi parkir tamu mobil, dan sebagai pengarah bagi pejalan kaki di sisi timur menuju obyek.
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
203
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
RAINDOWN POLYVINY GLASS
Gambar 6.15 Jenis kaca yang dilapisi polyvinyl dan coating anti jamur ini adalah dari jenis kaca laminated glass (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Jenis kaca yang digunakan untuk megalirkan air ini mampu menjadi elemen tunggal untuk mengalirkan air tanpa adanya rangka, sehingga air yang jatuh melalui kaca ini akan memiliki estetika tertentu.
6.4 Hasil Rancangan Ruang Hasil rancangan ruang pada perancangan obyek terkait dihasilkan dari analisa secara keseluruhan dan konsep rancangan, yaitu dengan glass arcitecture. Tema ini secara dominan membentuk tatanan ruang berdasarkan fungsi dan rancangan ruang itu sendiri. Material kaca yang digunakan sebagai identitas dari tema interior itu juga dirancangan secara integrasi bersinambung dengan rancangan eksterior dengan
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
204
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
mengutamakan fungsi utama ruang interior didalamnya, sehingga keselarasan antara eksterior dan interior bisa maksimal, tidak dikesampingkan fungsi utama ruang itu sendiri tanpa menanggalkan identitas penggunaan material dominan kacanya. Penataan zooning juga dirancang berdasarkan tatanan tingkatan sistem level pendidikan. Dimulai dengan beginner (medium level) dan upper beginner yang diletakkan di sisi selatan, serta (expert level) terdiri dari intermediete dan advance diletakkan pada sisi utara. Ini dirancang untuk bisa diakses langsung oleh pengguna umum untuk melihat kegiatan secara langsung dari ruang pameran pendidikan.
Gambar 6.15 zooning ruang dirancang sesuai dengan kategori level fungsi ruang (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
205
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
CLASSES Gambar 6.16 Interior hall kelas (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Berdasarkan konsep keterbukaan, penggunaan material kaca tetap menjadi identitas yang dominan tanpa menyingkirkan penyusunan yang terkait privasi dan fungsi ruang itu sendiri. Sedangkan untuk hall kantin, ekspos struktur dapat terlihat, penggunaan material transparan lantai atas tidak mampu diakses view dari bawah, sehingga menjaga fungsi privasi diatasnya.
OPEN HALL
Gambar 6.17 Hall kantin (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
206
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
OFFICE
Gambar 6.18 Interior ruang pengajar jurusan (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Dalam ruang pengajar jurusan, dominasi penggunaan material kaca dominan diantara yang, lain karena terhubung langsung ke rancangan fasad lusr. Untuk mengurangi cahaya yang masuk dari sisi luar, penataan kisi-kisi sebagai komposisi elemen mampu mengurangi cahaya berlebih, sedang dari arah yang lain, kisis-kisi mampu membentuk ruangan privasi, begitu juga dengan tatanan interior kantin.
CANTEEN
Gambar 6.19 Interior kantin (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
207
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
HALL OF LIGHTS
Gambar 6.20 Interior lorong kaca (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Area diatas merupakan vocal point dari interior yang lain, dirancang memiliki komposisi dan tatanan penggunaan material kaca yang identik. Dengan penggunaan bagi lantai dengan jenis tempered glass, lalu sisi dinding, dengan tipe laminated polyvinyl glass, juga untuk atap, merupakan jenis kaca yang mampu mereduksi cahaya matahari secara langsung, dengan double glass, tipe kaca ini akan menyimpan area kedap udara untuk mendinginkan sisi yang lain
MUSHOLA
Gambar 6.21 Interior mushola (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
208
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
RECEIPTIONIS & INFORMATION CENTER
Gambar 6.22 Interior information center dan resepsionis utama (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AUDITORIUM UTAMA
Gambar 6.23 Interior auditorium utama (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
209
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Sebagai area welcome spot, interior resepsionis juga merupakan area yang mengenalkan identitas banguna secara sederhana. Dengan komposisi alumunium untuk menonjolkan futritas serta pengurangan cahaya yang masuk, material ini juga akan membentuk sistem privasi tertentu. Sedangkan untuk sistem interior pada auditorium utama, penggunaan material yang menjadi identitas tidak begitu ditonjolkan kedalam sebagai sistem akustik utama. Tapi penataan material kaca dirancang kepada fasad luar dengan jenis tipe double glass.
GUEST HOUSE
Gambar 6.24 Interior guest house (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Tempat penginapan pada obyek ini memiliki fungsi sekunder yang menjadi fasilitas terpisah. Dengan rancangan futuristik dari konsep awal sebagai interior, penggunaan material kaca bisa menjadi sangat menambah sifat konsep interior terkait. Terhubung dengan itu, beberapa tipe perabot dirancang untuk memberikan
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
210
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
kesan lebih nyaman dengan mengutamakan bentuk yang futuristik namun berbahan material lunak, seperti kayu dengan modifikasi alumunium. 6.5 Hasil Rancangan Utilitas 6.5.1 Utilitas Pemadam Kebakaran Perancangan fasilitas evakuasi
kebakaran bagi pengguna dalam obyek
adalah terdapat di kawasan outdoor untuk memasimalkan keaman bagi pengguna. Jarak antara kawasan evakuasi satu dengan yang lain memiliki radius 50m. Area evakuasi kebakaran ini juga tidak menutupi area jalur pemdam kebakaran, sehingga proses evakuasi dirancang teratur.
AREA EVAKUASI
6.6 Hasil Rancangan Struktur
Gambar 6.25 Utilitas kawasan evakuasi kebakaran (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Untuk area spot hydrant outdoor berada di titik-titik setiap bangunan. Sedangkan untuk pemadam kebakaran darurat terdapat saluran air dari PDAM yang menyeluruh keseluruh tapak dan inti-inti bangunan.
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
211
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Gambar 6.36 Utilitas denah masa utama, peletakan sprinkler dan hydrant (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Gambar 6.27 Peletakan sprinkler dan hydrant pada denah (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
212
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Gambar 6.28 Peletakan sprinkler dan hydrant pada denah auditorium utama (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Gambar 6.29 Peletakan sprinkler dan hydrant untuk denah basement (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
213
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
6.5.2 Utilitas Listrik dan Lampu Peletakan lampu diatur dengan sistem seri oleh saklar yang terhubung juga melalui kabel fiber kepada sumber eleketrikal dan travo terdekat. Pengaturan tatanan lampu dengan sistem ini dirancang untuk menghindari pemdaman secara langsung pada beberapa titik. Jika pemadaman dari pusat dilakukan, evakuasi utama dalam mengganti suplai listrik disediakan secara khusus pada kontrol elektrikal disisi utara.
Gen-set dan kontrol elektrikal Gambar 6.30 peletakan lampu listrik pada area kawasan tapak (Sumber: Hasil Rancangan, 2014) Gambar 6.30 Utilitas kawasan plumbing (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Dalam sistem ini juga dibedakan secara sistem pemadaman pada area luar dan dalam secara spesifik. Hal ini dirancang untuk memasukkan cahaya luar yang didukung oleh penggunaaan material kaca ke dalam interior bangunan. Sehingga evakuasi kembali suplai energi listrik bisa berjalan lebih cepat.
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
214
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Gambar 6.31 Tata letak lampu denah masa utama (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Gambar 6.32 Utilitas peletakan lampu dan listrik denah (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
215
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Gambar 6.33 Peletakan titik lampu dalam denah auditorium utama (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Gambar 6.34 Peletakan titik lampu pada denah basement (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
216
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
6.5.3 Utilitas Plumbing Penataan utilitas untuk plumbing diatur secara terpisah antara penggunaan sistem air PDAM dan sistem air kontrol kawasan yang mandiri. Hal ini dirancang untuk memenuhi penggunaan air ketika pemadaman terjadi.
Gambar 6.35 Utilitas plumbing kawasan (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Kontrol air juga difasilitasi dengan rancangan bak kontrol pada beberapa titik untuk memudahkan perawatan dan kontrol kepada sistem plumbing di kawasan, bak kontrol berdiameter 50cm. Penggunaan air untuk estettika pada beberapa tempat seperti air mancur, diatur oleh sistem mandiri oleh kawasan. Sistem ini juga dirancang untuk terhubung secara elektrikal pada gen set, hal ini menjadi upaya bagi evakuasi
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
217
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
darurat pemadam kebakaran untuk memenuhi kebutuhan air selain hydrant sebelum petugas pemadam kebakaran datang 6.6 Hasil Rancangan Struktur 6.6.1 Struktur Utama Bangunan Struktur utama yang digunakan dalam perancangan obyek terkait disesuaikan dengan sifat futristik dari tema yang ada, kemudian dihubungkan secara langsung dengan penggunaan material dominan yaitu kaca, adalha struktur dengan sistem rigid frame. Penggunaan struktur ini secara langsung dirancang untuk mendukung penggunaan material kaca sebagai material yang tidak mampu mendukung penuh sistem struktur, melainkan sebagai struktur pendukung dari sistem ini. Rigid fram mampu membentuk sifat sistematis dan statis, serta bentukan kaku yang mendukung bentuk dasar dari rancangan obyek terkait. Penggunaan struktur rigid frame dirancang untuk semua bangunan dengan perebedaan material; a. Masa 1 dan 4 yaitu receiptionis-information center dan guest house menggunakan jenis rigid frame dari material beton bertulang. Ini merupakan jenis rancangan struktur non kompleks sebagai banguan rendah. b. Masa 2 dan 3 yaitu Education Center dan Main Auditorium, menggunakan jenis rigid frame dari material baja. Hal ini untuk meningkatkan sistem keamanan dari pengguna didalamnya, serta jenis sambungan terhadap material kaca serta galvalum yang dominan.
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
218
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Gambar 6.36 Sistem rigid frame beton bertulang masa (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Gambar 6.37 potongan masa 1 (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
219
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Gambar 6.38 Sistem rigid frame beton bertulang masa 4 (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Gambar 6.39 Potongan masa 4 (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
220
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Pada penggunaan struktur masa 1 dan masa 4 adalah sistem rigid frame dari material beton bertulang. Untuk pondasi adalah jenis pondasi plat.
Gambar 6.40 Detail penggunaan struktur pondasi plat untuk masa 1 dan masa 4 (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Gambar 6.41 Struktur rigid frame baja dan baja ringan masa 2 (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
221
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Gambar 6.42 Potongan masa 2 (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
Gambar 6.43 Struktur rigid frame baja dan baja ringan masa 3 (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
222
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Gambar 6.44 Potongan masa 3 (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
223
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
Pada penggunaan struk masa 2 dan masa 3 adalah sistem rigid frame dari material beton bertulang. Untuk pondasi adalah jenis tiang pancang dengan dua tipe dimensi. Tipe 1 diamete 40, satu lainnya tipe 2 diameter 80
Gambar 6.45 Detail penggunaan tainga pancang 2 tipe untuk masa 2 dan masa 4 (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
224
[PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN CALON PELAJAR ASING INDONESIA]
Focus on Material : Glass Architecture
6.6.2 Sambungan Kaca Penggunaan material kaca sebagai fasad dinding bervariasi antara 3mm dan 5mm. Sambungan kaca terhadap struktur memiliki sistem tertentu untuk menjadikan material ini sebagai struktur pendukung bangunan. Sambungan kaca juga dimodifikasi dengan rangka alumunium untuk menahan dari tekanan.
Gambar 6.46 Detail sambungan kaca (Sumber: Hasil Rancangan, 2014)
AKHLISH DIINAL ‘AZIIZ (10660004)
225