BAB VI ALAT-ALAT SANITER Tujian Pembelajaran Umum: Mahasiswa dapat memahami sampai menentukan jenis alat sanitasi yang dibutuhkan. Tujuan Pembelajaran Khusus: Mahasiswa dapat memvisualisasikan sampai dengan memasang alat-alat sanitasi.
LEMBAR INFORMASI
6.1 Pengertian Sanitasi Sanitasi diambil dari kata “ Sanitation yang berarti penyehatan atau tindakan untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, tempat masyarakat dalam beraktifitas, baik dengan adanya penggunaan fasilitas saniter yang tersedia dan standar minimal, sehingga dampak tidak sehat (unsanitation) dapat dihindarkan” Tindakan pemeliharaan penyehatan dapat dimulai dari diri sendiri, keluarga hingga lingkungan atau wilayah, ketercapaian maksud di atas akan berjalan mulus, bila diikuti adanya sarana kebersihan yang disebut alat saniter, antara lain: bak cuci tangan, shower dan sebagainya dengan jenis dan tipe alat saniter yang relatif banyak (sekitar 27 jenis alat saniter) Sedangkan yang dimaksud dengan Alat saniter adalah semua sarana ciptakan sanitasi lingkungan yang sehat dan nyaman setiap bangunan hunian. Setiap bangunan hunian harus dilengkapai dengan alat-alat saniter yang memadai dan pekerjaan pemasangan alat saniter itu merupakan salah satu cabang pekerjaan dari pekerjaan plambing. untuk menperlengkapan kebersihan yang dapat digunakan untuk membersihkan bagian luar badan perlengkapan, seperti : peralatan rumah tangga, perlengkapan yang kita pakai. Jadi alat saniter (sanitary wares) itu adalah perlengkapan sarana yang digunakan untuk kebersihan dan kesehatan. Untuk memperoleh bangunan yang sehat dan nyaman perlu dilengkapi dengan sistem plambing yang baik. Salah satu sistem plambing diantaranya adalah teknik saiter yang membahas teknik perencanaan, pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat saniter dan perlengkapannya. 6.2 Pengelompokan Alat Saniter Mengingat alat-alat saniter yang menunjang dalam pekerjaan plambing jenisnya banyak dan fungsinya berfbeda-beda, untuk memudahkan dalam sistem pengerjaannya, maka alat-alat saniter dikelompokan menjadi 4 (empat) kelompok alat saniter,yaitu : Plambing 6- 1
1) 2) 3) 4) Untuk
Alat Saniter Badan(Ablutionary Fixtures) Alat Saniter Cucian/Air Bekas(Waste Water Fixtures) Alat Saniter Lemak (Greasy Water Fixtures) Alat Saniter Kotoran (Soil Fixtures) masing-masing kelompok alat saniter terdiri dari beberapa jenis alat
saniter. 6.3 Bak Mandi (Bath Tub) Bak Mandi (Bath Tub) atau disebut juga bak mandi rendam berfungsi untuk mandi dengan seluruh badan berndam di dalam bak yang berisi air (biasanya air hangat). Bentuk standar dari bakmandi rendam ialah persegi panjang, dengan ukuran panjang ± 175 cm, lebar ± 75 cm,dan tinggi (kedalaman) ± 45 cm. Disamping bentuk bak mandi rendam berbentuk persegi panjang dalam perdagangan dewasa ini ada yang berbentuk bujursangkar atau bentuk lain yang disesuaikan dengan segi keindahan dan kenyamanan. Pemasangan bak mandi rendam ini harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam peraturan, panduan atau brosur yang dikeluarkan oleh perusahaannya. Syarat-syarat pemasangan bak mandi rendam antara lain : 1) Kokoh dan kuat, dengan disekeliling bibir bak mandi diperkuat dengan pasangan bata atau beton 2) Nyaman digunakannya, untuk itu tinggi bibir bak sampai lantai maksimum 50 cm, agar orang mudah melangkah. 3) Indah dan rapih, Supaya tampak indah dan mudah dibersihkan sekeliling tembok bak dan didnding dimana bak itu menempel harus dipasang keramik atau jenis lainnya.
Plambing 6- 2
Gambar 6.1 Bak Mandi Rendam (Bath Tub) Tabel 6.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Bak mandi rendam Komponen Bak Kran Pencampur (Mixing velve) air panas dan dingin
Kedudukan perangkap air kotor (water trap) yang berada dibawah bak mandi rendam
Plambing 6- 3
Maintenance & Repair 1. Memeriksa kran air panas mencakup sil karet 2. Memeriksa kran air dingin sesuai dengan tipe kran (di ayun ke kiri atau kanan) 3. Memeriksa saringan handel shower 4. Membuka kran air dingin dan air panas bersamaan dengan suhu ± 50 °C 1. Memeriksa kedudukan/kestabilan perangkap air. 2. Mengoperasikan perangkap dengan mengalirkan air kedalam mandi rendam 3. Membersihkan saringan (grill) pelimpahan air limbah.
Kedudukan dan kondisi bak mandi rendam
1. Memeriksa keadaan sambungan bibir bak mandi dengan dinding lapis keramik al; bocoran, kotoran lumut dan sebagainya. 2. Membersihkan kotoran seperti; lumut plastik, karat dengan menggunakan media; seperti cairan forstex. 3. Ingat : jangan sekali-kali menggunakan bahan cairan yang dilarang misalnya: cairan air keras (acid).
Gambar 6.2: Bak Mandi Rendam
Daftar Pemeriksaan Untuk memperoleh hasil pemasangan bak mandi rendam yang dipersyaratkan sesuai dengan peraturan, maka bak mandi yang terpasang harus diperiksa kembali seperti menggunakan daftar pemeriksaan di bawah ini. Tabel 6.4: Contoh Pemeriksaan pemasangan Bak mandi rendam Bagian dari pemasangan
Plambing 6- 4
Ya/ Tidak
Perlu Perbaikan
Bak mandi rendam dipasang dengan benar, dan air masuk dan keluar dengan lancar Perangkap air (water trap) di uji pengaliran-nya dan tidak bocor. Keduduk-an badan bak mandi rendam diperiksa secara baik Kran-kran air masuk diperiksa secara berkala
6.4 Bak Cuci Tangan (Hand Basin) Bak cuci tangan (Hand Basin) disebut juga lavatory basin atau wastafel yang berfungsi untuk mencuci/ membersihkan tangan dan mencuci muka. Penempatan bak cuci tangan ditempatkan di Kamar mandi, di Restoran, Hotel, atau di dalam rumah yang mudah terjangkau untuk mencuci tangan.Bentuk bak cuci tangan sangat bervariasi. Hal ini disesuaikan terutama dengan keindahan dan bentuk klasik. Syarat-syarat pemasangan bak cuci tangan antara lain : 1) Kokoh dan kuat, 2) Nyaman digunakannya, untuk itu ketinggian 80 cm – 90 cm hal ini agar orang mudah menggunakannya.. 3) Indah dan rapih, 4) Instalasi pipa air bersih dan instalasi pipa air kotor tidak bocor 5) Permukaan bak harus datar dan tegak 6) Tinggi pemasangan bak cuci tangan sesuai dengan standar. 7) Dilengkapai dengan anti bau (trap
Gambar 6.3: Pemasangan Bak Cuci Tangan
Plambing 6- 5
1 2 3 4 5 6
Socket drat dalam Perangkap bau “P” Elbow Klem pipa Pipa PVC Adukan
Gambar 6.4: Perangkap Bau “P” Cara Pemasangan: Sesuai dengan model atau bentuknya, ada 3 (tiga) cara pemasangan bak cuci tangan, yaitu: 1. Digantung pada dinding 2. Dipasang pada meja cabinet 3. Dipasang yang dilengkapi dengan kaki Cara pemasangan bak cuci tangan, caranya berbeda-beda tergantung dari bentuk atau model bak cuci tangan. Prinsip pemasangan bak cuci tangan yang paling penting adalh harus mengikuti petunjuk/pedoman yang dikeluarkan oleh industri pembuat bak cuci tangan Sebagai contoh dibawah ini, cara-cara pemasangan bak cuci tangan dengan model digantung pada didnding: 1) Ukur jarak lubang tengah dari besi penggantung sampai bibir depan bak cuci tangan (missal x cm) 2) Ukur jarak kedudukan kedua besi penggantung pada bagian belakang Bak cuci tangan, umpamanya y cm. Buatlah garis tegak lurus pada dinding dimana akan dipasang bak cuci tangan 3) Pada garis sumbu tadi tentukan titik C sehingga (90cm –x cm) dari lantai 4) Melalui titik C buatlah garis horizontal dengan menggunakan waterpas 5) Pada garis horizontal itu tentukan titik A dan tentukan titik B dengan jarak C – A = ½ Y cm dan dan jarak C – B =½ Y cm 6) Dengan menempelkan besi penggantung pada titik A dan titik B,antara lubang
Plambing 6- 6
Gambar 6.5: Pemasangan Kran Pada Bak Cuci Tangan
Gambar 6.6: Pemasangan bak cuci tangan pada meja
Persiapan Pemasangan BakCuci Tangan 1) Peralatan • Pemotong pipa • Pembuat ulir (snei) • Gergaji besi • Palu/pahat besi • Alat ukur Waterpas • Obeng • Kunci pipa • Kunci Inggris • Tang kombinasi Plambing 6- 7
2)
Bahan-bahan • hand basin • kran pencampur • stop kran • pipa PVC/GS • perangkap air (water trap) fiting sesuai keperluan sengkang/fischer/sekrup lem PVC dsb
• • • 3) 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Langkah Kerja : Pastikan tempat pemasangan bak cuci tangan sesuai dengan hasil rancangan Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan, Periksa saluran air bersih masuk, Periksa bagian-bagian yang tidak perlu dibongkar, dan pusatkan perhatian pada bagian plambing yang bermasalah sehingga tidak membuang energi yang tidak perlu, Pertimbangkan dampak baik dan buruk yang akan terjadi, sehingga benar-benar efisien dan efektif pelaksanaannya, Gunakan peralatan dan bahan bermutu sebagaimana mestinya sehingga tidak bekerja berulang kali dan boros, Sesudah melakukan perbaikan, lakukan uji pemakaian lebih dahulu sebelum mengembalikan unit atau asesoris lainnya ke tempat semula, Lakukan pemeriksaan semua komponen yang diperbaiki (general check), Bila semua sudah memenuhi segala persyaratan, lakukan laporan tertulis kepada atasan langsung, baik lisan dan tertulis,
Pemeliharaan dan Perbaikan Bak Cuci Tangan 1) Pemeliharaan a) Setelah mempersiapkan peralatan, bahan seperti; peralatan pembersih dan bahan pembersih/penghancur kotoran (chemical) dan ember, bukalah perangkap air secara berkala melalui mur pengunci perangkap air, kemudian bersihkan kotoran yang terdapat didalamnya. b) Bila bak terlalu kotor, sebaiknya dibersihkan dengan menggunakan bahan kimia cairan lalu digosok dengan spon halus, jangan menggunakan sikat kawat logam karena dapat merusak unit. c) Saat akan melakukan pembersihan, yakni bahwa sudah menutup air melalui stop kran. d) Bila didapati kebocoran komponen, seperti stop kran yang berdekatan dengan unit saniter maka perlu menutup stop kran induk yang bisanya terdapat pada tiap lantai gedung industri tersebut. Plambing 6- 8
e) Untuk mendapatkan hasil-hasil kerja yang maksimal, sebaiknya pemeliharaan/pembersihan menggunakan bahan kemikal yang sesuai seperti : neutral cleaner, glass cleaner, pledge dan SOS khususnya kebersihan barang yang terbuat dari kaca. f) Untuk membersihkan terak keras yang sulit dibersihkan dengan bahan di atas, dapat memakai klorox (five-O), atau forstek. g) Saat penggunaan bahan kimia keras di atas, harus memakai perlengkapan keselamatan kerja seperti sarung tangan karet dan perlengkapan lain yang sesuai. 2) Perbaikan a) Bila kedudukan bak cuci tangan sudah goyah dan tidak stabil, segeralah diperbaiki dengan melepaskan unit dari tempatnya dan periksa kedudukannya. b) Diperlukan kapasitas keadaan sebenarnya akan hal apa saja yang menyebabkan unit goyah dan perlu diperbaiki seperti penggantian penguat fischer plastik. c) Bila bak cuci tangan dengan tipe dari pedestal basin, atau kabinet kayu atau sejenisnya, maka yang perlu diperiksa adalah kerapatan unit dengan dinding, bila ternyata ada celah, perlu segera di dempul dengan bahan silikon atau dempul semen warna yang sesuai. d) Bila terjadi penyumbatan saluran air kotor, maka harus diteliti ulang apakah pembersihan sumbatan/cara mengatasi sumbatan mungkin memerlukan drain cleaner manual atau mesin. 6.5 Alat Siram (Shower Recess) Alat Siram disebut juga dengan dengan Shower atau pancuran mandi merupakan alat plambing kelompok badan (Ablutionary fixtures), shower ini berfungsi untuk menyiram dalam usaha membersihkan badan dengan air. Jenis shower ada dua macam yaiitu kran tungga dan kran ganda. • Shower dengan kran tunggal Dimana fungsi dari kran tunggal hanya dipergunakan untuk intstalasi pipa air dingin • Shower dengan kran Ganda Shower kran ganda dipergunakan untuk instalasi air dingin dan air panas. Kedua kran (dingin dan panas) berfungsi untuk mencampurkan air dingin dan air panas sehingga menghasilkan air yang diinginkan (air hangat) kedua kran. (gambar 5.7) Tabel 6.5: Pemeliharaan dan Perbaikan Bak cuci tangan
Plambing 6- 9
Bagian dari Pemasangan 1. Kran pilar (Faucet/pillar tap) Baik jenis fixed maupun swivel pillar tap 2.Badan Unit Hand Basin -Wall hung Basin - Pedestal Basin - Cabinet Basin
Perawatan dan Perbaikan •
Memeriksa kebocoran sekitar kran (seal karet) • Kestabilan kedudukan • Kebersihan kran dan sekitarnya • Kekuatan dudukan terhadap dinding, kaki (pedestal) dan kestabilan dudukan pada kabinet/bufet • Memeriksa baut penggantung/ sengkang • Memeriksa sil karet •
1. Perangkap air ((water tap) tipe “S” atau “P”
Membersihkan sekeliling badan unit dari kotoran lumut dan sejenisnya • Kekuatan dudukan •
Menyiapkan ember penampilan
•
2. Stop kran (stop valve)
Membersihkan partikel, endapan pada trap • Memasang, memasang kembali trap • Memeriksa kondisi kekuatan dan kebocoran
Tabel 6..6: ContohPemeriksaan pemasangan Bak Cuci Tangan Bagian dari pemasangan Bak cuci tangan dipasang dengan benar, dan air masuk dan keluar dengan lancar Perangkap air (water trap) di uji pengaliran-nya dan tidak bocor. Keduduk-an badan bak cuci tangan diperiksa secara baik Kran-kran air masuk diperiksa secara berkala Sistem instalasi terpasang dengan benar Plambing 6- 10
Ya/Tidak
Perlu Perbaikan
Pemasangan shower ini disesuaikan dengan ketinggian pemakai, sehingga pemakai daoat menggunakan dengan nyaman.
Gambar 6.8: Alat Siram (Shower Recess)
Tabel 6.7: ContohPemeriksaan Pemasangan Alat Siram (Shower Recess) Bagian dari pemasangan
Ya/ Tidak
Perlu Perbaikan
Kondisi kran pencampur (mixing valve) diperiksa mencakup air panas dan air dingin Aliran air diuji pengalirannya Tabel 6.8: Pemeliharaan dan Perbaikan Alat Siram (Shower Recess) Bagian Pemasangan Kran Pencampur Memeriksa sambungan
M&R • • •
6.6.
Memeriksa kondisi stop kran air panas dan dingin. Memeriksa saringan air dan membersihkannya Membersihkan saringan.
Kelompok Alat Saniter Air Kotor (Waste Water Fixtures) Pengertian Kelompok alat saniter cucian atau air bekas adalah sekelompok alat saniter yang dipergunakan untuk mencuci pakaian dengan menghasilkan jenis air kotor yang dihasilkan akibat pembersihan perlengkapan seperti pakaian .
Plambing 6- 11
Yang termasuk dalam kelompok saniter cucian air bekas ini adalah, bak cuci pakaian(Trough atau Laundry Trough), mesin cuci pakaian(cloth washer), dan pancuran minum(drinking fountain). 6.6.1
Bak Cuci Pakaian (laundry trough) Alat saniter ini diklasifikasikan kepada saniter cucian/air bekas dengan sistem air dingin dan panas, unit berbeda dengan saniter air kotoran. Bak cuci pakaian termasuk alat saniter keperluan rumah tangga , gedung komersial seperti pada ruang laundry hotel, yang fungsinya sebagai alat/tempat merendam pakaian kotoran dan noda berminyak agar mudah dibersihkan sebelum dimasukkan ke mesin cucii pakaian sehingga pakaian lain tidak terkena noda berat. Pada sistem pemasangan terdapat 3 bagian penting, yaitu : • Pemasangan alat saniter dan sambungan (fiting), • Pemasangan sistem air bersih, • Pemasangan, pemeliharaan sistem pembuangan air bekas. Langkah pemasangan laundry trough akan lebih sulit dilakukan, bila dinding telah selesai dibandingkan pada saat bangunan dinding sedang dikerjakan. Kesulitannya adalah : • Kran dan pipa air akan dipasang di luar penutup dinding • Penutup celah trough akan menempel di luar penutup dinding Perlu diingat bahwa juru plambing (plumber) akan dapat bekerja dalam 2 tahap, yaitu • Tahap pekerjaan kasar yaitu pada saat pekerjaan dinding, • Tahap berikutnya, pemasangan setelah penutup dinding diselesaikan, juru plambing kembali pada tugas melanjutkan pemasangan kran dan flensa, dan gagang kran pada pipa yang sudah dipasang sebelumnya. Bila Tipe trough yang akan dipasang harus sudah ditentukan saat awal perencanaan/pembelian sehingga sesuai pada penempatannya. Terdapat 2 tipe laundry trough yaitu : • Trough bibir rata (gambar 6.8a) • Trough bibir naik (gambar 6.8 b) umumnya trough dipasang di dalam kabinet/bufet yang khusus.
Plambing 6- 12
Gambar 6.8a
Gambar 6.8b
Gambar 6.8: Bak rendam pakaian (trough)
Dalam pemasangan pipa pembuang kotor dan pipa air bersih dilakukan melalui dinding atau bagian dalam plesteran dinding dan disusul pemasangan kran pencampur air (mixer taps) untuk mengatur air panas dan dingin. Bila sambungan ini dipastikan tidak bocor, maka dilakukan pemasangan penutup dinding seperti keramik. Lubang yang dilalui pipa dan dan kran air disesuaikan saat pemasangan keramik.
Gambar 6.9: Trough dengan bidang pengering 1) Lavatoty Trough bibir rata Jenis Bak rendam pakaian (trough) demikian umumnya kran dipasang melalui badan trough atau menembus bagian meja yang menerima jalur pipa dari dinding, baik secara masing-masing pipa pipa air panas maupun dingin. Sistem pipa tersebut akhirnya tertutupi dengan bufet/kabinet agar tidak terlihat bebas dari luar.
Plambing 6- 13
Gambar 6.10: Pemasangan Instalasi Pipa Penyambungan pipa hingga ke ujung nipel berulir yang dilanjutkan setelah kabinet dan trough diselesaikan. Cara penguatan dibuat melalui pemasangan elbow berkaki seperti terlihat pada gambar 6.11.
Gambar 6.11: Pemasangan pipa pada dinding
2) Lavatory Trough bibir naik Penyesuaian munculnya ulir pipa dilakukan dengan penyetelan elbow yang dipasang ke dalam dinding dan sambungan pipa lanjutan yang akan dipasang. Penutupan ujung pipa air diperlukan untuk melakukan pengetesan kebocoran sebelum menyelesaikan penutup dinding. Pemasangan Instalasai Pipa Dalam pemasangan instalasi pipa air ke sebuah trough, pertamakali harus ditentukan jenis laundry trough yang mempengaruhi sambungan lainnya. a)Pemasangan melalui dinding batu bata Instalasi pipa air dipasang melalui dinding batu bata, dan pada ujung instalasi pipa dapat dipasang kran. Dapat pula disediakan soket sayap pada adukan diantara pasangan batu agar menambah kekuatan ikatan (gambar 6.15). Plambing 6- 14
b)Pemasangan pada alur dinding Instalasi pipa air dapat dipasang pada dinding bata sesudah menyiapkan alur/siar batu bata sehingga pipa kran tersimpan diantara batu bata dengan plesteran, seperti gambar 6.12
Gambar 6.12: Pasangan Pipa Air Pada dinding
Pemasangan Trough Kita ketahui bahwa tipe trough tersedia (bibir rata, dan bibir naik) harus diketahui cara pemasangannya dengan benar, seperti : • Bagaimana mengatasi antara dua permukaan dengan bahan yang sesuai agar tidak bocor. • Penutup celah, artinya penggunaan bahan untuk mengatasi agar percikan air tidak memasuki celah sambungan. Hal yang lebih penting diingat adalah bila memasang alat saniter, selain terpasang kuat, harus kedap dari percikan air.Pastikan bahwa penggantung atau pengait telah terpasang benar dan kuat. Bak karet kedap air kurang rapat, tambahkan kompon anti bocor (water proof compound) periksa kerapatan antara trough ke dinding ruang laundry.
Gambar 6.13:Penggantung trough
Plambing 6- 15
Pemeliharaan Dan Perbaikan Langkah pemeliharaan dan perbaikan laundry trough hampir sama dengan yang dilakukan pada bak cuci piring (kitchen sink) antara lain tertuju pada: • Pemeliharaan perangkap air (water trap) sampai ke saluran pembuangan, • Pemeriksaan pada kran dan stop kran yang kemungkinan goyang atau bergeser • Pembersihan sekeliling bak trough termasuk karet anti bocor, dan kotoran lumut, menggunakan bahan pembersih, kembali dan disikat. Tabel 6.7: Contoh Pemeriksaan Pemasangan Bagian dari pemasangan Pemeriksaan bak trough dilakukan dengan benar: • Kedudukan bak stabil dan kuat, • Perangkap air tidak bocor, • Penggantung dan pengait diperiksa dan sil karet trough cukup rata Pipa pembuangan • Keadaan sumbat (plug) laundry trough rapat air, • Pipa pembuangan air tidak bocor, dan • Menguji coba dengan gelontoran air. Pemasukan air bersih • Kran dan stop kran dalam kondisi baik, • Pipa distribusi air mengalir dengan baik, • Air disalurkan melalui kran Penyelesaian • Dilakukan pemeriksaan ulang, pembersihan sisa pasangan dempul/kompon (waterproof compound) • Merapihkan peralatan ke ruangan alat dalam keadaan bersih dan rapih Plambing 6- 16
Ya/ Tidak
Perlu Perbaikan
6.6.2
Mesin Cuci Pakaian (Washing Machine) Mesin Cuci Pakaian (Cloth tipe bak vertikal dan tipe horizontal, adalah sebagai berikut : • Tipe vertikal maksudnya putaran bertumpu pada 1 sumbu tabung pencuci (drum) berputar tegak pada porosnya. • Tipe horizontal, tabung pencuci berputar pada posisi 2 sumbu datar dan berputar searah atau berlawanan arah jarum jam, tergantung keperluan. Nama-nama bagian Mesin Cuci tipe vertikal (gambar 6.14).
Gambar 6.14: Mesin Cuci tipe vertikal
Sirkulasi Air Untuk memudahkan pemasangan, gambar 6.15 menunjukkan sirkulasi air pada mesin cuci. Perhatikan arah air (tanda panah) .mulai dari air masuk ke unit dan sebagian air kembali masuk, kemudian air limbah dapat keluar dari slang drain yang digerakkan oleh pompa air. 6.10
Kelompok Alat Saniter Lemak (Greasy Water Fixtures) Kelompok saniter berlemak (Greasy Water Fixtures) artinya sekelompok alat saniter yang menerima dan menampung air limbah atau air buangan sebagai akibat pembersihan peralatan dapur (piring, gelas dsb) yang umumnya mengandung lemak, minyak bekas/ampas makanan.
Plambing 6- 17
Yang termasuk dalam kelompok saniter ini adalah :bak cuci piring (kitchen sink, restaurant sink),Unit penghancur sisa makanan (food disposer),Mesin cuci piring (dish washer atau dish washing machine = DWM). Tabel 6.8: Nama-nama bagian Mesin Cuci tipe vertikal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Bagian Tombol pelimpahan Tombol tutup Pengatur waktu (timer) Tombol selektor Tutup Saringan partikel Kerangjang (bak) Tabung Pemutar (Agitator) Motor Sabuk penggerak Transmisi Pompa Slang/pipa pembuang Slang/pipa air masuk Saringanair Katup Curahan air masuk
1) Bak Cuci Piring (Kitchen Restaurant Sink) Bak cuci piring (kitchen, restaurant sink) atau bak cuci dapur digunakan sebagai salah satu sarana pencucian piring, gelas, atau perlengkapan dapur dengan menggunakan bak cuci dilengkapi kran air dingin atau kran pencampur (mixer tap) mengalirkan air dingin dan air panas. Bak cuci piring dilengkapi dengan 3 instalasi pipa air yaitu : • Pemasangan pipa air bersih dingin • Pemasangan pipa air panas • Pemasangan pipa buangan limbah (air kotor). Bentuk fisik dan pemasangan Bak cuci piring terdiri dari bermacam-macam bentuk bak cuci tunggal dan ganda Bak cuci piring dapat dipasang dengan dua cara yaitu: • Digantung di dinding (wall mounting) dengan penguat rak/sengkang • Dipasang pada lemari/kabinet khusus bak cuci piring. Pemeliharaan Bak cuci piring merupakan salah satu alat saniter yang mudah dipelihara. Bagian-bagian yang perlu diperiksa antara lain, sebagai berikut: Plambing 6- 18
•
Membuka, melepas bagian perangkap air, Siapkan penampung (ember) dibawahnya, lalu membersihkan endapan partikel di dalam perangkap, perangkap air tidak perlu dilepas, bila jenis perangkap dilengkapi lubang pembuangan (clean out=CO). Pekerjaan dilakukan secara periodik. • Memeriksa sambungan antara bak cuci dengan dinding, sepertii pembersihan dari kotoran lumut, soda bekas atau perbaikan retakan dengan bahan semen warna yang sesuai. • Memeriksa sambungan instalasi air bersih dan pembuangan air limbah agar bebas dari kebocoran. Penghancur Sisa Makanan (Unit Food Disposer) Disposal diartikan sebagai pembuangan, disposer = alat untuk penghancur, pembuangan ampas makanan yaitu kumpulan ampas makanan direstoran yang dapat dialirkan ke pipa pembuangan sesudah melalui proses penghancuran. Proses terjadi melalui unit penghancur ampas makanan (unit disposer) bertenaga listrik dan hasil proses digelontorkan kesaluran bersamaan air pembilas tanpa hambatan partikel sisa makanan. Cara kerja unit disposer kurang lebih sama dengan alat pengolah makanan (electric blender), tetapi unit disposer disambungkan dengan saluran pengeluaran bak sink tersambung ke pipa drainase. Pemasangan Unit disposer dipasang menyatu pada lubang yang sesuai alas bak cucii piring (sink), khususnya sink restoran, sehingga memudahkan pekerjaan petugas dapur restoran, karena tidak lagi harus mengumpulkan sisa/ampas makanan di ember sampah yang beberapa saat dapat membusuk, menjadi bau dan mengundang lalat atau penyakit. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan adalah: • Pengadaan bak cuci dengan lubang pembuangan yang sepasang dengan unit disposer, diameter berkisar ∅ 50 mm (2”) -75 mm (3”), • Unit disposer dipasang sesuai isi buku petunjuk pemasangan dan dilengkapi alat pengatur otomatis dan manual, sehingga akan dapat bekerja pada saat • Memasang instalasi pipa bersih dan sistem pemipaan air limbah dengan benar. Mesin Cici Piring (Dish Washer) Mesin cuci piring (dish washer atau dish washing machine=DWM) berfungsi sebagai alat pencuci piring, dengan menggunakan dua sumber air yaitu air dingin dan air panas. Unit ini berguna untuk mencuci piring dengan terlebih dahulu menyusun piring, gelas dan perlengkapan lainnya ke dalam unit secara terbalik. Pengaliran air digerakkan oleh tenaga pompa di dalam unit melalui beberapa unit semprotan (nozzle) dengan kekuatan semprotan yang tinggi mengarah ke susunan barang pecah belah tersebut. Mesin piring cuci ini umumnya banyak dipakai di dapur restoran hotel agar mempermudah pekerjaan. Alat saniter ini termasuk kelompok alat saniter lemak (Greasy Water Fixtures) Penggunaan Plambing 6- 19
Mesin cuci piring merupakan alat bantu untuk meringankan pekerjaan di dapur restoran. Langkah penggunaannya adalah sebagai berikut : • Semua peralatan sejenis seperti piring, harus sudah bebas dari ampas kasar, disusun rapi di rak mesin cuci sesudah rak ditarik keluar, • Peralatan seperti gelas, mangkok dan sejenisnya diatur terbalik agar mudah dicapai air pencuci, • Setelah diyakini semua barang cucian masuk sesuai dengan kepastiannya jangan ada yang terjanggal, doronglah rak ke dalam unit, hidupkan mesin agar airnya mencuci dengan cara semprotan ke arah cucian, • Perhatikan, tidak semua perlengkapan dapur dapat dicuci dengan unit ini, tetapi dapat menggunakan bak cuci piring bisa, • Semprotan air panas berfungsi menghilangkan sisa lemak yang menempel pada perlengkapan dan menjaga kesterilan barang dapur tersebut. Pembuangan air limbah • Sambungan langsung Pemasangan instalasi pipa dengan diameter pipa limbah minimal ∅ 40mm ke pipa drain di bawah lantai/ dibelakang dinding dapur yang memakai alat perangkap bau (Disconnector Gully Trap=DG Trap) atau langsung ke pipa buangan • Sambungan tidak langsung Sistem sambungan tidak langsung hanya digunakan bilamana tersedia bak cuci piring pendamping (sink) sehingga pipa buang dari mesin dan bak cuci disatukan sesudah melalui perangkap air (water trap) bak cuci. Efisiensi Pemakaian Untuk tujuan penghematan energi, beberapa langkah berikut perlu dilakukan : • Hidupkan mesin setelah diisi air; • Sisihkan partikel kasar sisa makanan, • Gunakan cairan pencuci piring, • Susunlah barang dengan baik agar terjangkau air semprotan, • Mesin harus dalam kedudukan stabil 6.11
Kelompok Alat Saniter Kotoran (Soil Fixtures) Kelompok saniter kotoran (Soil Fixtures) artinya semua unit saniter yang digunakan untuk menerima atau menampung air limbah secara langsung berasal dari badan manusia seperti faeces, urine dan kotoran berat Yang termasuk dalam kelompok saniter kotoran adalah water closet, urinal, slop hopper dan sink. Kelompok alat saniter kotoran ini biasa terpasang pada rumah hunian, bangunan rumah sakit, gedung industri seperti perhotelan. Kloset (Water Closet) Kloset berasal dari bahasa asing yaitu water closet (WC) Kloset adalah merupakan alat saniter yang dipergunakan untuk membuang kotoran (buang air besar) mausia. Plambing 6- 20
Jenis dan spesifikasi kloset jongkok Kloset jongkok terbuat dari bahan keramik yang sangat keras, pada bidang permukaannya diglasur dan diberi warna putih, biru muda, biru tua, coklat, cream, merah, ati dan warna marun. Kloset yang warna lebih gelap biasanya harganya lebih mahal dari pada warna kloset yang muda. Dalam pemasang kloset perlu perencanaan perpipaan dan pemakaian fiting pipa yang diperlukan. Dalam pemasangan clset diperlukan jarak minimal unit WC ke berbagai sudut, antara lain:
Plambing 6- 21
• • • •
Jarak belakang ke dinding minimal 10 cm, Jarak ke sisi kiri/kanan kloset minima 15 cm, Jarak ketinggian lantai kamar mandi ke lantai kloset 15 cm, Jarak dinding ke bidang dinding tempat unit terpasang, min, 70 cm.
Dilihat dari konstruksinya kloset jongkok dibagi 2 (dua) jenis, yaitu: • Kloset jongkok dengan trap “P” • Kloset jongkok dengan trap “S” Dari kedua jenis kloset jongkok itu masing-masing memiliki keuntungan dan kelemahannya ialah: 1) Kloset jongkok tarp “P” bentuk setengah perangkap (½ trap) terlebih dahulu kita harus mempersiapkan tempat/ cetakan yang sesuai dari bahan adukan semen selain membentuk dudukan. • Keuntungannya : harga relative lebih murah • Kelemahan : pemasangan agak sulit, memerlukan ketelitian dan keahlian 2) Kloset jongkok tarp “S” bentuk perangkap penuh (full trap) dalam pemasangannya dapat langsung dihubungkan dengan elbow sedangkan • Keuntungannya : pemasangan lebih gampang • Kelemahan : harga lebih mahal Pemasangan Kloset Jongkok Penempatan kloset jongkok itu berkaitan erat dengan fungsi dari bangunan dimana kloset itu dipasang, Untuk bangunan rumah tinggal, penginapan atau Hotel, kloset jongkok itu dipasang di dalam kamar digabungkan bersma-sama dengan alat saniter lainnya seperti bak mandi shower dan bak cuci tangan (hand basin). Untuk bangunan-bangunan kantor, sekolahan, terminal bus, stasiun kereta api, bandara dan bangunan pabrik, kloset jonkok dipasang secara individuatau secara grup dan terpisah dari alat saniter lainnya Syarat-syarat Pemasangan Kloset. jongkok • Kokoh/kuat dan nyaman • Tidak tercium baui • Permukaan harus datar ke segala arah • Lantai tempat pemasangan kloset jongkok ditinggikan antara antara 15 cm sampai 20 cm di atas permukaan lantai kamar mandi. • Permukaan kloset jongkok menonjol ± 3 cm diatas lantai pemasangan kloset jongkok • Permukaan lantai pemasangan kloset jongkok harus dimiringkan ke depan dengan kemiringan 1 : 100 • Jarak antara sisi belakang kloset jongkok dengan dinding belakang mini mal 10 cm • Jarak dari sisi depan kloset jongok sampai pada batas lantai yang ditinggikan maksimal 5 cm Plambing 6- 22
•
• • •
Sekeliling sisi kloset yang melekat pada lantai diberi adukan semen, agar kloset betul-betul rapat hingga tidak memungkinkan hawa busuk dan pipa drainase masuk ke dalam kamar mandi melalui celah-celah antara lantai dengan sisi kloset. Hubungan antara lubang pengeluaran kloset jongkok (outlet) dengan pipa drainase tegak harus harus betul-betul rapat Kloset selalu dipasang sebelah kiri bak air. Pipa pembuang dipasang miring 1 : 60 dengan kedalaman minimal 30 cm dari permukaan lantai sampai puncak pipa.
Cara pemasangan kloset jongkok; 1) Tentukan garis duga lantai dengan menarik benang horizontal dari dinding pada sebuah patok di dalam kamar mandi 2) Pada tempat yang telah ditetapkan (di bawah benang garis lantai) dibuat galian saluran sedalam 40cm 3) Pemasangan pipa pembuang (pipa PVC) pada saluran galian dengan kemiringan 1 : 60 4) Pasang sambungan pipa PVC (elbow) pada instalasi pipa pembuang menghadap ke atas menggunakan lem PVC. 5) Atur kedudukan elbow PVC sehingga jarak dari as ditambah 10 cm 6) Dengan berpatokan dari garis lantai kamar mandi yang dindai dengan benang, tentukan jarak ketinggian kloset tingginya 15 cm di atas kamar mandi dengan menarik benang horizontal dari dinding pada patok yang saman 7) Tentukan panjang pipa penyambung antara outlet kloset jongkok dengan elbow yang terpasang pada ujung pipa dengan cara mengimpitkan bagian bawah dari permukaan kloset pada garis benang kedudukan kloset persis di atas elbow, dan ukurlah jarak dari ujung outlet kloset sampai ujung elbow (misalkan x cm). 8) Pasanglah pipa PVC sepanjang ( x cm + 11 cm) untuk menymbung dimana jarak 4 cm masuk pada elbow dan 7 cm masuk ke ujung outlet kloset. 9) Buatlah pasangan bata panjang 70 cm, lebar 60 cm dan tinggi 15 cm diatas lantai kamar mandi 10) Pasanglah pipa penyambungan pada elbow 11) Uruglah sekeliling pipa penyambungan pada elbow dan padatkan 12) Buatlah pasangan bata untuk kedudukan loset 13) Letakkanlah kloset dengan menepatkan outlet kloset pada pipa penyambung dan atur kedudukan kloset hingga datar ke segala arah. 14) Beri adukan di bawah dan sekeliling kloset hingga mencapai 2 cm di bawah permukaan kloset 15) Haluskan lantai perletakan kloset dan miringkan kloset ke depan dengan kemiringan 1 : 100. 16) Pasanglan instalasi pipa air bersih, dengan menempatkan kran disebelah depan bagian kanan kloset. Kloset Duduk Kloset duduk ini termasuk salah satu jenis dari kelompok alat saniter kotoran (Soil Fixtures) yang berfungsi sebagai tempat pembuangan kotoran manusia. Plambing 6- 23
Konstruksi dari kloset duduk dirancang hingga orang yang menggunakannya merasa nyaman dan duduk dengan santai. Jenis kloset duduk dilengkapi dengan dengan tangki air pengglontor/pembilas (cistern) yang terpisah dari kloset duduk dan model monoblok dimana pengglontor air dibuat sekaligus menyatu dengan kloset duduk. Syarat Pemasangan kloset duduk • Kuat, kokoh dan kedap udara • Nyaman diletakkan di atas permukaan lantai kamar mandi dengan baud/ skrup tanpa harus ditinggikan • Terpasang tar dan tegak lurus • Diameter pipa pembuang 4 inc dengan kemiringan 1 : 60 • Tangki pengglontor dipasang rapat pada didnding belakang.
yang diperkuat
Cara pemasangan kloset duduk: 1) Tentukan garis duga lantai kamar mandi ( - 0,02 ) dengan menarik benang datar (horizontal) dari dinding belakang dari rencana peletakan kloset duduk pada suatu patok di dalam kamar mandi yang belum dipasang lantai. 2) Buatlah galian untuk peletakan pipa pembuang persis di bawah benang horizontal tadi dimana kloset duduk akan dipasang dengan lebar galian 40 cm dan dalamnya 40 cm, dasr galian dimiringkan 1 : 60 ke arah pengaliran air kotor. 3) Potonglah pipa PVC diameter 4” sepanjang ± 75 cm dan sambungkanlah salah satu ujungnya dengan elbow PVC diameter 4” menggunakan lem PVC. 4) Letakkanlah pipa yang telah disambung dengan elbow pada dasar galian dengan kedudukan elbow menghadap ke atas, dan jarak dari titil pusat elbow sampai dinding belakang setelah dipasang keramik sama dengan jarak dari titik pusat outlet kloset sampai bagian belakang tangki pengglontor, setelah tangki pengglontor itu dipasangkan pada kloset. Kuatkanlah kedudukan pipa pada dasar galian dengan timbunan tanah. 5) Potonglah pipa PVC diameter 4” untuk menghubungkan ujung outlet kloset dengan elbow yang telah dipasang pada dasar galian. Panjang pemotongan sepanjang jarak dari ujung elbow sampai garis benang duga lantai, ditambah 4 cm untuk masuk ke dalam elbow dan 2 cm masuk pada ujung bawah outlet koloset dududk. 6) Sambungkanlah pipa penyambung yang telah dipotong tadi pada elbow yang terdapat pada dasar galian, pemasangan harus tegak ke segala arah. 7) Uruglah seluruh pipa dengan tanah galian semula dan ratakan lantainya (dipasang keramik) 8) Pasanglah kloset jongkok itu pada lantai yang telah dipasang keramik, diamana ujung outlet kloset itu tepat pada pipa penyambung 9) Berilah tanda dengan pensil pada alantai melalui lubang-lubang skrup yang terdapat pada kaki kloset, kemudian angkat kembali kloset itu dari posisinya 10) Buatlah lubang-lubang pada titik-titik yang telah kita tandai itu dengan menggunakan bor beton yang diameternya sama dengan diameter fischer yang akan digunakan dan dalamnya lubang sedalam panjang fscher Plambing 6- 24
11) Masukkanlah fischer pada lubang-lubang yang baru selesai dibor 12) Pada sekeliling bagian dalam dari ujung atas pipa penyambung ditempelkan pasta perekat (gasket), dalamnya ± 2 cm dan tebalnya secukupnya sehingga pada waktu disambungkan dengan ujung outlet kloset akan rapat hingga hawa busuk dari pipa pembuang tidak bias masuk ke dalam kamar mandi melalui sambungan pipa pembuang. 13) Pasangkan kembali kloset itu pada posisinya, atur kelurusannya dengan didnding-dinding samping dan lapisilah sekeliling kloset bagia bawah dengan adukan semen 14) Sambungkanlah tangki pengglontor pada saluran air bersih dengan menggunakan slang elastis ( flexible) dan stop kran Pemeliharaann dan Perbaikan Yang diperlukan dalam pemeliharaan dari permasalahan pada kloset duduk, adalah: 1) Bila air dalam tangki pengglontor melimpah diakibatkan posisi pelampung terlalu tinggi sehingga katup otomatis tidak bisa menutup. Cara perbaikan ialah dengan mengatur kedudukan pelampung sehingga pelampung terangkat/ terdorong air katup dengan otomatis tertutup pada permukaan air di bawah batas lubang pelimpah. 2) Untuk mengatur posisi pelampung supaya katup otomatis tertutup ialah dengan membengkok batang pelampung. 3) Bila air dalam tangki pengglontor terus mengalir ke dalam kloset hingga air dalam tangki pengglontor tidak penuh diakibatkan pada katup bola (sebagai pembuka/penutup) pengglontor tidk menutup dengan rapat yang disebabkan antara lain: • Rantai pengikat katup terlalu kencang, maka rantai ini perlu dikendurkan • Pada atas kedudukan katup bola ada kotoran, maka kedudukan katup bola dibersihkan • Katup bola pengglontor rusak, maka katup bola diganti • Bidang permukaan kotor pada bagian luar maupun dalam kloset duduk, maka dibersihkan dengan bahan pemebersih khusus kloset Pengetesan Pada pemasangan kloset duduk ini penengetesan lebih dititik beratkan pada kelancaran dan kesempurnaan pengaliran air penggelontor dan kelancaran pengaliran pada pipa pembuang. Cara penegetesan kloset duduk: • Isilah tangki pengglontor sampai batas maksimal • Lakukanlah pengaliran air dari pengglontor dengan cara memutar tangkai pemutar yang ada dibagian samping tangki pengglontor • Periksalah aliran air pipa pembuang apakah ada kebocoran/rembesan air disekeliling kloset. 6.12 Urinal Urinal ini termasuk salah satu jenis dari kelompok alat saniter kotoran (Soil Fixtures) yang berfungsi sebagai tempat pembuangan kotoran (buang air kecil)manusia. Plambing 6- 25
Pemasangan urinal biasanya dipasang di gedung perkantoran, sekolah, hotel, terminal bus atau tempat-tempat umum. Jenis Urinal Jenis urinal dalam perdagangan terdiri dari dua jenis urinal,yaitu: • Urinal gantung (wall hang urinal) • Urinal lempengan (slab urinal) Urinal terbuat dari bahan keramik yang sangat keras. Syarat Pemasangan Beberapa syarat pemasangan yang harus diperhatikan dalam pemasangan urinal adalah sebagai berikut: 1) Urinal harus dipasang dengan tergantung pada didnding tembok secara tegak lurus, kuat dan kokoh. 2) Nyaman digunakan dengan ketinggian yang cukup, sesuai dengan standar ketinggian urinal untuk ukuran di Indonesia, tinggi dari lantai sampai dengan bibir urinal berkisar 55 cm sampai dengan 60 cm. 3) Urinal harus tetap bersih dan tidak bau yang dilengkapi perangkap bau (trap) dan dilengkapi dengan alat pembilas (flushometer) yang selalu mengeluarkan air secukupnya bila urinal dipergunakan. Cara Permasangan 1) Ukurlah jarak antara lubang skrup pada urinal dengan bibir urinal, missal x cm. 2) Berilah tanda (untuk lubang fisher) dan lubangilah sesuai dengan besar fisher yang akan dugunakan pada dinding yang akan dipasang dengan jarak 60 cm + x cm 3) Pasanglah urinal dengan kuat yang dilengkapi dengan pipa pembuang dan instalasi pipa air bersih termasuk alat pembilas (flushometer). Cara Pengetesan Yang perlu dilakukan dalam pengetesan penggunaan urinal adalah kelancaran saluran air dari flusometer, kerapatan sambungan pipa pembuangdan kekuatan/kedudukan urinal. • Tekanlah tangkai katup tekan yang ada pada flushometer, perhatikan air yang keluar dari outlet flushomen dengan jumlah cukup dan setelah beberapa saat berhenti secara otomatis dan tidak ada air yang keluar, berarti flushometer bekerja dengan baik. • Setelah itu periksalah kebocoran pada bagian belakang urinal dan pipa pembuang. Pemeliharaan dan Perbaikan Yang perlu perhatian dalam pemeliharaan dan perbaikan alat saniter urinal dan komponen lainnya adalah: 1) Membersihkan dan memeriksa kedudukan/kekuatan urinal sehingga menjadi nyaman dan bersih Plambing 6- 26
2)
Bila air dari flushometer tidak mengalir/tidak lancer , dapat diatasi dengan mengatur katup pengatur pada flushometer sampai air keluar. 3) Katup otomatis pada flushometer tidak bekerja,hal ini dapat dibersihkan saringan halus dan lubang bay pas yang ada pada bagian dalam dari flushometer.
Plambing 6- 27
Plambing 6- 28