>choice; return 0; }
V-10
Bentuk pengulangan diatas menjelaskan apabila pada akhir program, akan ditawarkan kepada pengguna untuk kembali ke menu awal. Pada meu awal ditawarkan untuk perhitungan biaya spesifik investasi pemindahan sampah untuk setiap orang terlayani. Pada contoh ini hanya memasukkan satu objek saja, yaitu menu pemindahan sampah. Pada objek-objek lainnya juga digunakan bentuk pengulangan yang memiliki struktur sama.
5.5 Garis Besar Haluan Program Program yang dibuat secara garis besar mencakup informasi sebagai berikut : 1. Informasi teknis persampahan kota 2. Perhitungan biaya spesifik investasi bidang persampahan 3. Penentuan biaya spesifik investasi kota besar Indonesia 4. Penentuan alternatif biaya investasi alat berat Untuk lebih Jelas dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Gambar 5.4 Garis Besar Haluan Program
Menu pertama berisi informasi tentang Teknis Persampahan kota yang meliputi : pengetahuan umum, skala penanganan sampah, sumber sampah, teknik operasional pengelolaan sampah, sistem pengelolaan sampah terpadu, aspek pembiayaan persampahan, serta biaya administrasi dan peningkatan institusi. Pada bagian sub menu “pengetahuan umum” berisi tentang informasi mengenai definisi sampah itu sendiri, jenis penanganan atau pengelolaan sampah untuk skala perkotaan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah perkotaan. Pada sub menu “skala penanganan sampah” memberikan informasi
V-11
mengenai komponen pelayanan skala individual, skala lingkungan, skala kota dan skala regional.
Pada sub menu “sumber sampah” berisi informasi mengenai sumber sampah berdasarkan pedoman teknis pengelolaan sampah, sumber sampah berdasarkan sifat kimia dan fisik, serta faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sampah. Pada bagian sub menu “teknis operasional pengelolaan sampah” diberikan informasi yang mengacu pada SK SNI T-13-1990-F mengenai tata cara pengelolaan teknis sampah perkotaan. Informasi itu mencakup sistem pewadahan, sistem pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan sampah, pengolahan sampah, serta pembuangan akhir sampah. Pada bagian pengolahan sampah diberikan informasi mengenai pemadatan, pengomposan, insenerator, dan waste to energy.
Pada sub menu “sistem pengelolaan sampah terpadu” berisi tentang
informasi mengenai definisi dari sistem pengelolaan sampah terpadu serta menjelaskan hirarki dari sistem pengelolaan sampah terpadu yang meliputi source reduction, recycling, waste transformation, dan landfilling.
Pada sub menu aspek “pembiayaan persampahan” diberikan informasi mengenai penjelasan aspek pembiayaan dalam pengelolaan persampahan itu sendiri, komponen biaya pengelolaan persampahan, dan garis besar biaya pengelolaan persampahan. Komponen biaya pengelolaan persampahan mencakup biaya admistrasi dan peningkatan institusi, biaya pewadahan, biaya, pengumpulan, biaya pemindahan, biaya pengangkutan, biaya pengolahan, biaya transfer depo, serta biaya pembuangan akhir.
Menu kedua berisi tentang informasi perhitungan biaya spesifik investasi bidang persampahan yang meliputi perhitungan biaya spesifik investasi pada sistem pengumpulan dan pemindahan, perhitungan biaya spesifik investasi pada sistem pengangkutan, perhitungan biaya spesifik investasi pada pengolahan sampah, perhitungan biaya spesifik investasi pada sistem pembuangan akhir sampah, serta biaya spesifik pengelolaan sampah di Indonesia. Pada menu ini pengguna dapat memasukkan input data berupa jumlah penduduk ataupun berat dari sampah yang
V-12
dihasilkan untuk dapat mengetahui besarnya biaya spesifik investasi alat berat dari setiap sub-sistem teknis operasional persampahan. Pada sub menu “sistem pengumpulan dan pemindahan” diberikan infomasi mengenai cakupan pelayan, harga perolehan, serta biaya spesifik investasi dari transfer depo I, transfer depo II, dan transfer depo III. Selain itu, diberikan pula informasi mengenai besar biaya spesifik sistem pengumpulan sampah di kota besar Indonesia. Pada sub menu “sistem pengangkutan” diberikan informasi mengenai cakupan pelayan, harga perolehan, serta biaya spesifik investasi dari truk biasa, dump truk, arm roll, serta compactor truk. Selain itu, diberikan pula informasi mengenai besar biaya spesifik sistem pengangkutan sampah di kota besar Indonesia
Pada sub menu “pengolahan sampah” berisi tentang informasi mengenai biaya spesifik investasi dan operasi pengomposan sampah serta biaya spesifik investasi insenerator dan pengolahan sampah menjadi energi. Pada sub menu “sistem pembuangan akhir sampah” akan diperoleh informasi mengenai cakupan pelayan, harga perolehan, serta biaya spesifik investasi dari alat berat Tempat Pembuangan Akhir, yaitu Buldozer. Selain itu, diberikan pula informasi mengenai besar biaya spesifik operasi dan pemeliharaan sistem TPA di kota besar Indonesia. Pada sub menu terakhir yaitu “pengelolaan sampah di Indonesia” akan diberikan informasi total biaya spesifik investasi dari sistem pengumpulan sampah hingga sistem pembuangan akhir sampah. Selain itu pula dapat diketahui informasi mengenai besar biaya spesifik operasi dan pemeliharaan di kota besar Indonesia.
Pada menu ketiga diberikan program yang dapat menentukan biaya spesifik investasi kota besar Indonesia. Menu ini memberikan gambaran biaya spesifik investasi serta biaya operasi dan pemeliharaaan dari setiap sub sistem teknis operasional persampahan serta pengomposan dari 12 kota besar di Indonesia. Kota tersebut meliputi : Surabaya, Medan, Bandung, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta timur, Bogor, Yogyakarta, Samarinda, Makasar, dan Balikpapan.
V-13
Pada menu akhir diberikan program yang dapat memberikan gambaran mengenai pemilihan alternatif alat berat dari setiap sub-sistem teknis operasional persampahan. Dari setiap alternatif pemilihan alat berat tersebut dapat ditentukan biaya spesifik investasi yang dikeluarkan.
5.6 Program Teknis Persampahan kota 5.6.1 Pencarian Pengetahuan Program operasional pengelolaan sampah ini secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.5. Gambar tersebut menunjukkan alur pencarian pengetahuan yang dapat dilakukan. Menu utama program ini adalah teknis persampahan kota. Setelah itu pengguna ditawarkan pada sub-menu pengetahuan umum, skala penanganan sampah, teknis operasional pengelolaan sampah, sistem pengelolaan sampah terpadu, serta aspek pembiayaan sampah. Dari setiap sub-menu tersebut akan didapatkan informasi sesuai dengan tujuan dari pengetahuan atau informasi yang hendak didapatkan.
Penyusunan Gambar 5.5 tersebut dilaksanakan berdasarkan sistem berorientasi objek. Sistem mengenai Teknis persampahan kota dijadikan program yang lebih modular karena suatu permasalahan akan dikumpulkan dalam satu objek kemudian terjadi penggabungan antara data-data dan fungsi-fungsi yang berkaitan ke dalam sebuah kelas. Pengelompokan objek kedalam bentuk diagram menjadi dasar untuk pengembangan basis data serta informasi yang akan dimasukkan.
Pencarian pengetahuan dapat dilakukan dengan mengikuti alur dari diagram yang ada. Diawali dari menu utama, lalu dilanjutkan dengan pilihan-pilihan dari informasi yang hendak diketahui oleh pengguna. Pilihan akan terus berlanjut sehingga sampai dengan tujuan dari informasi yang ingin diketahui. Untuk mencari informasi lainnya dalam satu menu yang sama dapat dilakukan dengan kembali ke menu awal, dimana pilihan tersebut disajikan pada akhir dari setiap informasi mengenai teknis persampahan kota.
V-14
Gambar 5.5 Diagram Alur Teknis Persampahan Kota
V-15
5.6.2 Pengklasifikasian Atribut Teknis Persampahan kota Pengklasifikasian informasi teknis persampahan kota yang dibuat, secara garis besar terdiri dari pengetahuan yang bersifat umum, skala penanganan persampahan kota, sumber sampah, teknis operasional pengolahan sampah, sistem pengelolaan sampah terpadu, serta aspek pembiayaan pengelolaan sampah.
Pada menu yang bersifat umum seperti pada Gambar 5.6 disampaikan informasi mengenai definisi sampah, macam pengelolaan sampah, serta faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah. Pada sub menu macam pengelolaan sampah untuk skala perkotaan dibagi menjadi dua bagian utama yaitu pengelolaan setempat dan pengelolaan terpusat. Sedangkan pada sub-menu faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah kota diuraikan penyebab-penyebabnya saja tanpa diberikan penjelasan.
Gambar 5.6 Klasifikasi Atribut Penjelasan Umum
Pada Gambar 5.7 klasifikasi atribut skala penanganan persampahan kota meliputi : pengelolaan sampah skala individual, pengelolaan sampah skala lingkungan, pengelolaan sampah skala kota, serta pengelolaan sampah skala regional. Masingmasing dari atribut tersebut mencakup pengertian serta komponen-komponen pelayanan yang mendukung pengelolaan sampah pada masing-masing skala pengelolaan.
V-16
Gambar 5.7 Klasifikasi Atribut Teknis Persampahan Kota
Pada Gambar 5.8 dapat dilihat klasifikasi sumber sampah berdasarkan pedoman teknis pengelolaan persampahan, Departemen Pekerjaan Umum (1989); sumber berdasarkan sifat kimianya; sumber sampah berdasarkan sifat fisiknya; serta Faktor
yang
mempengaruhi
timbulan
sampah.
Sumber
sampah
dapat
diklasifikasikan berasal dari sampah pemukiman, sampah komersial, sampah institusi, sampah jalan dan tempat-tempat terbuka, sampah industri, sampah dari pembangunan, pemugaran, dan pembongkaran, serta sampah rumah sakit dan balai pengobatan. Pada bagian sifat kimia sampah di bedakan berdasarkan sampah organik dan sampah anorganik. Sedangkan berdasarkan sifat fisik sampah digolongkan atas sampah basah, sampah kering, sampah lembut, sampah besar, dan sampah berbahaya.
Gambar 5.8 Klasifikasi Atribut Sumber Sampah
Pada Gambar 5.9 dapat dilihat klasifikasi teknis operasional pengelolaan sampah yang terdiri dari sistem pewadahan, sistem pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan sampah, pengolahan sampah, serta pembuangan akhir sampah. Pada sub menu sistem pengumpulan dijelaskan tentang definisi serta penjelasan mengenai sistem pengumpulan langsung serta sistem pengumpulan tidak langsung. Untuk subsistem lainnya akan di jelaskan pada paragraf berikutnya.
V-17
Gambar 5.9 Klasifikasi Atribut Teknis Operasional Pengelolaan Sampah.
Klasifikasi sub menu sistem pewadahan dapat dilihat pada Gambar 5.10. Pada sistem sub sistem pengelolaan persampahan ini didukung oleh beberapa atribut, yaitu karakteristik pewadahan sampah, pola pewadahan, serta kebaikan dan kekurangan jenis-jenis pewadahan. Bagian pola pewadahan menjelaskan tentang definisi dan jenis pola pewadahan individual dan komunal. Pada bagian karakteristik pewadahan sampah menjelaskan bahan, bentuk, volume, dan pengadaaan pada pewadahan invidual dan komunal. Pada bagian kebaikan dan kekurangan jenis-jenis pewadahan, dapat didapatkan informasi mengenai kelebihan serta kekurangan dari jenis-jenis pewadahan, yaitu : keranjang sampah, drum atau tong, kantong plastik atau karung, ban mobil bekas, tong Plastik, bak kayu, serta bak pasangan batu bata.
Pada sub menu sistem pengumpulan sampah didukung oleh dua atribut yaitu definisi dari sistem pengumpulan serta tipe pengumpulan. Tipe pengumpulan terbagi dua tipe pengumpulan langsung dan tipe pengumpulan tidak langsung. Penjelasan dari tipe pengumpulan tersebut dapat dilihat pada program komputer yang telah dibuat.
Gambar 5.10 Klasifikasi Atribut Sistem Pewadahan
V-18
Klasifikasi sub menu sistem pemindahan dan pengangkutan sampah seperti yang terdapat dalam Gambar 5.11 terbagi menjadi 3 bagian, yaitu pemindahan sampah, pengangkutan sampah, dan Stasiun Peralihan Antara (SPA). Pada bagian pemindahan sampah disajikan informasi mengenai definisi dari pemindahan sampah serta jenis-jenis lokasi pemindahan. Jenis lokasi pemindahan terbagi tiga, yaitu : Transfer depo I, Transfer depo II, dan Transfer depo III. Pada bagian tersebut dijelaskan luas lahan yang dibutuhkan, fungsi serta daerah pemakaian untuk membangun suatu transfer depo.
Pada sub menu pengangkutan sampah disajikan informasi mengenai definisi pengangkutan sampah serta jenis-jenis peralatan pengangkutan. Jenis peralatan pengangkutan yaitu : Arm roll truck, truck with chane, dum truck, multiloader, truck biasa terbuka, compactor truck, multiloader truck, dan street sweeper. Pada sub bagian bagian tersebut dijelaskan kontruksi atau bahan, kelebihan, dan kekurangan dari setiap peralatan pengangkutan. Pada bagian Stasiun Peralihan Antara disajikan informasi mengenai definisi, pengolahan yang dilakukan di SPA, serta peralatan dan perlengkapan yang digunakan di SPA.
Gambar 5.11 Klasifikasi Atribut Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Pada klasifikasi atribut pengolahan sampah, seperti pada Gambar 5.12, terbagi menjadi tujuan pengolahan sampah, jenis-jenis pengolahan, baling system, pengomposan, insinerator, waste to energy, serta perbandingan antara pengolahan
V-19
pemadatan, pengomposan, dan insinerator. Pada sub menu awal dijelaskan mengenai tujuan serta jenis pengolahan sampah. Pada bagian baling system dijelaskan mengenai definisi, prinsip dasar, cara kerja dan keuntungan. Pada bagian pengomposan dijelaskan mengenai definisi, dasar pengklasifikasian pengomposan serta metode pengomposan yang terdiri dari open windrow, vermicomposting, UPDK (usaha Daur Ulang dan Produksi Komposting), dan individual composter. Selain itu juga dijelaskan klasifikasi dari pengomposan yang meliputi : reaksi pembentukannya, produk akhir, reduksi volume, waktu proses, tujuan utama, tujuan sampingan, dan estetika; serta kelebihan dan kekurangan dari pengomposan. Pada bagian insenerator dijelaskan mengenai definisi, prinsip dasar insenerasi, serta polutan yang dihasilkan oleh sisa pembakaran insenerator. Setelah itu dijelaskan mengenai prinsip dasar waste to energy, kapasitas dari setiap jenis WTE, serta kelebihan dan kekurangan dari WTE. Pada bagian akhir dijelaskan kelebihan serta kekurangan dari pengolahan pemadatan, pengomposan, serta insenerator.
Gambar 5.12 Klasifikasi Atribut Pengolahan Sampah
Gambar 5.13 menggambarkan klasifikasi atribut pembuangan akhir sampah. Pada sub menu ini akan dijelaskan mengenai prinsip dasar dari Tempat Pembuangan Akhir sampah. Pada bagian selanjutnya dijelaskan mengenai kelebihan serta kekurangan dari metode open dumping, controlled landfill, dan sanitary landfill.
Gambar 5.13 Klasifikasi Atribut Pembuangan Akhir Sampah
V-20
Pada Gambar 5.14 atribut sistem pengelolaan sampah terpadu terdiri dari definisi serta hirarki ISMW (Integrated Solid Waste Management). Pada bagian ISMW di berikan informasi mengenai definisi reduksi atau pengurangan di sumber (source reduction); pengertian, kelebihan, serta kekurangan metode recycling; penjelasan mengenai waste transformation; dan penjelasan landfilling.
Gambar 5.14 Klasifikasi Atribut Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu
Gambar 5.15 menggambarkan klasifikasi atribut aspek pembiayaan persampahan yang terdiri dari definisi, komponen biaya pengelolaan persampahan, serta garis besar biaya pengelolaan sampah. Pada bagian garis besar biaya pengelolaan sampah diberikan contoh permasalahan berkaitan dengan biaya pengelolaan sarana/prasarana persampahan. Pada bagian selanjutnya diberikan informasi mengenai komponen pembiayaan pengelolaan persampahan yang mencakup biaya administrasi dan peningkatan institusi, biaya pewadahan, biaya pengumpulan, biaya pemindahan, biaya pengangkutan, biaya pengolahan, biaya transfer depo, serta biaya pembuangan akhir.
Gambar 5.15 Klasifikasi Atribut Aspek Pembiayaan Persampahan
V-21
5.6.3 Basis Pengetahuan Pencarian pengetahuan dapat dilakukan dengan melakukan pembuatan aturan. Aturan tersebut
dibuat berdasarkan alur yang dapat ditelusuri. Aturan yang
menampilkan pencarian pengetahuan pada menu utama ditunjukan seperti dibawah ini. Informasi yang dapat diketahui mengenai Teknis Persampahan kota : 1. Penjelasan Umum 2. Skala Penanganan Sampah 3. Sumber Sampah 4. Teknis Operasional Persampahan 5. Sistem Pengelolaan Persampahan Terpadu 6. Aspek Pembiayaan Persampahan => Dipilih Nomor 4 ; Maka hasil adalah kode 1.
Penelusuran lebih lanjut dapat dilakukan dengan pembuatan aturan-aturan berikutnya yang akan ditunjukkan diberikut ini. Kode 1 : Teknis Operasional Persampahan Terdiri dari : 1. Sistem Pewadahan 2. Sistem Pengumpulan 3. Pemindahan dan Pengangkutan sampah 4. Pengolahan sampah 5. Pembuangan Akhir Sampah => Dipilih Nomor 1 ; maka hasil adalah kode 2. ….. Kode 2 : Informasi Mengenai Sistem Pewadahan Meliputi : 1. Pola Pewadahan 2. Karakteristik Pewadahan Sampah 3. Kebaikan dan Kekurangan Jenis-jenis Pewadahan => Dipilih Nomor 2 ; maka hasil adalah kode 3. ….. Kode 3 : Karakteristik Pewadahan Sampah Meliputi : 1. Bahan 2. Bentuk 3. Volume 4. Pengadaan => Dipilih Nomor 3 ; maka hasil adalah kode 4. ….. Kode 4 : Volume yang digunakan pada pewadahan : - Individual : permukiman dan pertokoan (10-40 L); kantor, hotel, rumah makan, tempat hiburan (100-500L). - Komunal : Tepi jalan, taman(30-40L); Permukiman dan pasar (100-1000L).
V-22
Basis pengetahuan dalam program yang telah dibuat berisi seluruh aturan untuk melakukan pencarian pengetahuan dalam domain teknis persampahan kota. Aturan-aturan tersebut dibuat dengan cara yang serupa dengan aturan-aturan yang disebutkan diatas.
Bentuk aturan seperti dicontoh diatas memiliki bagian
“kondisi” dan “aksi”. Penyusunan pengetahuan kedalam bentuk tersebut mengikuti salah satu cara representasi pengetahuan, yaitu aturan produksi. Bagian “kondisi” berisi sebuah seri elemen keadaan yang menggambarkan keadaan harus bernilai benar untuk membuat aturan dapat dijalankan. Sedangkan bagian “aksi” menggambarkan tindakan yang dilakukan bila aturan dijalankan. (D.W. Rostlon, 1998).
5.6.4 Informasi Teknis Persampahan Kota Seperti penjelasan pada bagian sebelumnya, data dan informasi untuk program teknis persampahan kota tersusun berdasarkan hasil studi Departemen Pekerjaan umum. Pada penjelasan Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa setiap basis data dikelompokkan untuk setiap informasi berdasarkan kelompok objek data. Penelusuran untuk mencari informasi yang diharapkan akan lebih mudah karena setiap informasi dapat dicari berdasarkan bagian yang bersifat umum ke bagian yang lebih khusus.
Tabel 5.1 Sistem Informasi Teknis Persampahan Kota No.
Sistem Informasi
1
Penjelasan Umum
2
Skala Penanganan Sampah
3
Sumber Sampah
4
Teknis Operasional Pengelolaan Sampah
Penjelasan Memberikan penjelasan mengenai komponen definisi sampah, macam pengelolaan sampah, serta faktor yng mempengaruhi pengelolaan sampah tersebut. Pada bagian ini diberikan informasi definisi dan komponen yang mendukung skala penanganan sampah, baik pada skala individual, lingkungan, kota, dan regional. Menjelaskan klasifikasi dari sumber sampah, selain itu didukung pula oleh informasi mengenai faktor yang mempengaruhi timbulan sampah. Klasifikasi sampah berdasarkan sifat kimia dan fisik dijelaskan pula pada bagian ini. Menggambarkan penjelasan dan keterkaitan pada setiap subsistem teknis operasional persampahan.
V-23
No.
Sistem Informasi
5
Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu
6
Aspek Pembiayaan Persampahan
Penjelasan Dimana komponen-komponen tersebut memberikan informasi yang berhubungan dengan sistem pewadahan, sistem pengumpulan, sistem pemindahan dan pengangkutan, pengolahan sampah, serta pembuangan akhir sampah. Menggambarkan hirarki sistem pengelolaan sampah terpadu, yaitu : pengurangan disumber, daur ulang, waste transformation, dan landfilling. Pada setiap komponen tersebut disertai dengan informasi mengenai proses yang dilakukan pada setiap komponen tersebut. Memberikan uraian penjelasan mengenai komponen biaya pengelolaan persampahan dan garis besar biaya pengelolaan sampah.
5.6.5 Tampilan output Program Adapun hasil dari tampilan output program yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 5.16. Output yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan informasi yang mudah dipahami bagi pengguna serta tidak menyulitkan pengguna untuk menggunakan program komputer itu sendiri.
Gambar 5.16 Tampilan Output Program Teknis Persampahan Kota
V-24
Pada Gambar 5.16 dapat dilihat alur pencarian informasi yang ditampilkan oleh fasilitas tatap muka. Pada menu utama ditawarkan menu mengenai teknis persampahan kota dan menu perhitungan biaya spesifik investasi bidang persampahan. Pada Gambar 5.16 fasilitas tatap muka digunakan pengguna untuk mencari informasi mengenai pola pewadahan. Ketika pengguna memilih nomor 1 secara otomatis program menyajikan menu teknis persampahan kota. Teknik operasional pengelolaan persampahan dipilih pengguna pada langkah berikutnya, oleh karena itu ditulislah nomor 4 karena letak pola pewadahan berada didalam objek teknis operasional pengelolaan sampah. Sub menu teknik operasional pengelolaan persampahan menyajikan enam bagian yang dapat dipilih. Ketika pengguna memasukkan nomor 1, program menyajikan informasi pilihan yang dapat dipilih yaitu pola pewadahan, pola dan karakteristik sampah, serta kebaikan dan kekurangan jenis pewadahan. Ketika pengguna kembali memasukkan nomor 1, maka secara otomatis program komputer menyajikan informasi mengenai pola pewadahan. Untuk mengetahui informasi lainnya, pengguna akan ditawarkan untuk kembali menjalankan program tersebut. Apabila pengguna memasukkan “y” sebagai pilihan, maka secara otomatis program komputer akan kembali ke menu awal.
5.7 Program Perhitungan Biaya Spesifik Investasi Bidang Persampahan 5.7.1 Pencarian Pengetahuan Program perhitungan biaya spesifik investasi bidang persampahan ini secara garis besar dapat ditunjukkan pada Gambar 5.17. Diagram tesebut menunjukan skema dari alur pencarian informasi yang tersedia. Program pada bagian ini dikelompokan berdasarkan sistem operasional pengelolaan sampah yaitu sistem pengumpulan dan pemindahan, sistem pengangkutan, pengolahan sampah, serta sistem pembuangan akhir sampah. Selain itu juga terdapat menu pengelolaan sampah yang merupakan hasil dari perhitungan biaya yang dibutuhkan dari mulai pewadahan hingga pembuangan akhir sampah.
Pencarian pengetahuan dapat dilakukan dengan mengikuti skema dari Gambar 5.17. Dimulai dengan menu utama berupa perhitungan biaya spesifik investasi
V-25
bidang persampahan. Setelah itu pengguna dapat memilih besarnya biaya investasi yang dikeluarkan untuk salah satu sistem operasional pengelolaan. Selanjutnya program akan meminta input jumlah penduduk yang untuk di hitung biaya spesifik investasinya, selain itu untuk sistem pengumpulan dan pemindahan serta sistem pengangkutan dapat menampilkan output cakupan pelayanan dan harga perolehan bila pengguna membutuhkan informasi tersebut. Untuk mengetahui sistem pengelolaan lainnya dapat diketahui dengan menjalankan program sampai dengan alur dari program itu berakhir, Kemudian memilih kembali informasi yang ingin diketahui.
Faktor yang membedakan sub program perhitungan biaya spesifik investasi bidang persampahan dengan sub program informasi teknis persampahan kota adalah pada program perhitungan biaya spesifik investasi bidang persampahan pengguna dapat menentukan input populasi penduduk atau input kapasitas instalasi untuk mengetahui biaya spesifik investasi. Secara otomatis program akan melakukan perhitungan sesuai dengan input yang dimasukkan. Berbeda dengan program sebelumnya yang hanya memfasilitasi pengguna untuk mendapatkan informasi berdasarkan basis data sehingga lebih bersifat non-numerik. Maka pada menu ini selain ditampilkan basis data ditampilkan pula perhitungan numerik yang inputnya dilakukan sendiri oleh pengguna.
V-26
Gambar 5.17 Diagram Alur Biaya Spesifik Investasi Bidang Persampahan
V-27
5.7.2 Pengklasifikasian Atribut Biaya Spesifik Investasi Bidang Persampahan Pengklasifikasian atribut biaya spesifik investasi bidang persampahan yang dibuat, secara garis besar terdiri dari menu biaya spesifik investasi sistem pengumpulan dan pemindahan, biaya spesifik investasi sistem pengangkutan, biaya spesifik investasi pengolahan sampah, serta biaya spesifik investasi sistem pembuangan akhir sampah.
Pada Gambar 5.18 dapat dilihat klasifikasi atribut biaya spesifik investasi sistem pengumpulan dan pemindahan. Menu ini terbagi menjadi dua, yaitu sub menu sistem biaya spesifik operasi dan pemeliharaan pada 15 kota di Indonesia serta sub menu mengenai transfer depo 1, transfer depo 2, dan transfer depo 3. Pada sub menu tersebut informasi mengenai kapasitas, cakupan pelayan, dan harga perolahan dari sebuah transfer depo. Selain itu pengguna dapat mengetahui biaya spesifik untuk setiap orang terlayani, biaya spesifik untuk setiap volume sampah terlayani, dan biaya spesifik untuk setiap berat sampah terlayani dari suatu transfer depo dengan memasukkan input jumlah penduduk.
Sistem Pemindahan dan Pengumpulan
Biaya Spesifik Operasi dan pemeliharaan
Transfer Depo I, II, dan III.
Input Populasi Penduduk
Rp/orang terlayani
Rp/m3 sampah
Spesifikasi
Rp/ton sampah
Cakupan Pelayan
Harga peroleh
Kapasitas
Gambar 5.18 Klasifikasi Atribut Biaya Spesifik Investasi Sistem Pengumpulan dan Pemindahan
Pada Gambar 5.19 dapat dilihat klasifikasi atribut biaya spesifik investasi sistem pengangkutan. Pada menu ini diberikan pilihan informasi mengenai alat berat untuk mendukung pengangkutan sampah, yaitu : truk biasa, dump truk, arm roll, dan compactor truck. Dari setiap klasifikasi alat pengangkutan tersebut dapat
V-28
diketahui informasi mengenai kapasitas, cakupan pelayan, dan harga perolahan. Selain itu pada sub menu ini dapat diketahui biaya spesifik untuk setiap orang terlayani, biaya spesifik untuk setiap volume sampah terlayani, dan biaya spesifik untuk setiap berat sampah terlayani dengan memasukkan input jumlah penduduk. Selain itu juga diberikan menu mengenai biaya spesifik operasional dan pemeliharaan dari sistem pengangkutan pada 14 kota di Indonesia.
Sistem Pengangkutan
Truk Biasa
Dump Truk
Arm Roll
Cakupan Pelayanan
Compactor Truck
Input Populasi Penduduk
Spesifikasi
Harga peroleh
Biaya Spesifik Operasi dan pemeliharaan
Rp/jiwa
Rp/m3 sampah
Rp/ton sampah
Kapasitas
Gambar 5.19 Klasifikasi Atribut Biaya Spesifik Investasi Sistem Pengangkutan
Klasifikasi atribut biaya spesifik investasi pengelolaan sampah, seperti pada Gambar 5.20. terbagi menjadi menu komposting dan waste to energy. Pada menu composting, dengan memasukkan input kapasitas instalasi maka akan diperoleh informasi mengenai biaya investasi (Rp) dan biaya spesifik (Rp) di Indonesia, serta biaya investasi di luar negeri. Pada menu waste to energy, akan diberikan informasi mengenai biaya spesifik untuk setiap berat sampah terlayani dari WTE uap, WTE listrik, sera WTE uap dan listrik dengan memasukkan input kapasitas instalasi yang digunakan.
V-29
Gambar 5.20 Klasifikasi Atribut Biaya Spesifik Investasi Pengolahan Sampah
Pada Gambar 5.21 ditampilkan atribut biaya spesifik investasi sistem pembuangan akhir sampah. Pada menu ini hanya terdapat sebuah sub menu utama yaitu alat berat TPA yang berupa buldozer. Dengan memasukkan input populasi penduduk maka dapat diketahui nilai biaya spesifik untuk setiap orang terlayani, biaya spesifik untuk setiap volume sampah terlayani, dan biaya spesifik untuk setiap berat sampah terlayani. Selain itu juga diberikan menu mengenai biaya spesifik operasional dan pemeliharaan dari sistem pembuangan akhir sampah pada 14 kota di Indonesia.
Gambar 5.21 Klasifikasi Atribut Biaya Spesifik Investasi Sistem Pembuangan Akhir Sampah V-30
Pada Gambar 5.22 ditampilkan atribut biaya spesifik pengelolaan sampah diIndonesia. Pada menu ini hanya terdapat dua buah submenu yaitu biaya spesifik investasi alat berat yang harus dikeluarkan untuk pengelolaan sampah di Indonesia dengan memasukkan input jumlah penduduk serta informasi biaya spesifik operasi dan pemeliharaan pengelolaan sampah di 14 kota besar Indonesia.
Gambar 5.22 Klasifikasi Atribut Biaya Spesifik Investasi Pengelolaan Sampah di- Indonesia
5.7.3 Basis Pengetahuan Aturan dalam basis pengetahuan program ini akan diberikan melalui contohcontoh aturan yang dituliskan dibawah ini. Aturan mengenai menu utama seperti dalam kotak berikut ini : BIAYA SPESIFIK INVESTASI BIDANG PERSAMPAHAN 1. Sistem Pengumpulan dan Pemindahan 2. Sistem Pengangkutan 3. Pengolahan Sampah 4. Sistem Pembuangan Akhir Sampah 5. Biaya Spesifik Pegelolaan Sampah Di Indonesia => Dipilih Nomor 2 ; Maka hasil adalah kode 1.
Selanjutnya aturan-aturan untuk eksekusi program lebih lanjut diberikan berturutturut melalui kotak berikut ini.
V-31
Kode 1 : Hal-hal Yang Dapat Diketahui : 1. Kapasitas Pelayanan Pengumpulan dan Pemindahan 2. Program Biaya Spesifik Investasi Pengumpulan dan Pemindahan Sampah => Dipilih Nomor 2 ; Maka hasil adalah kode 2. …. Kode 2 : Biaya Spesifik Investasi Pemindahan Sampah, Kriteria : 1. Biaya Spesifik Investasi Pemindahan Sampah (Rp/Jiwa) 2. Biaya Spesifik Investasi Pemindahan Sampah (Rp/m3 sampah) 3. Biaya Spesifik Investasi Pemindahan Sampah (Rp/ton sampah) => Dipilih Nomor 2 ; Maka hasil adalah kode 3. …. Kode 3 : Jumlah Total manusia yang Ingin Dilayani = (Pengguna Memasukkan Input): Misal = 10000 Biaya Spesifik Investasi Pemindahan Sampah (Rp/jiwa) : Output : Transfer Depo I = Rp 5515 / Jiwa Transfer Depo II = Rp 5907 / Jiwa Transfer Depo III = Rp 9633 / Jiwa
Penyusunan aturan-aturan tersebut juga merupakan strategi pengendalian dalam pencarian. Dalam bagian program ini digunakan metode heuristic dalam strategi pencariannya untuk menemukan jalur pemecahan terbaik (D.W. Patterson, 1990). Dengan metode tersebut, luas ruang domain pencarian dapat dikendalikan sehingga pencarian menjadi lebih efisien. Jenis pencarian yang dipilih adalah pencarian kedepan, yaitu informasi digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5.7.4 Informasi Perhitungan Biaya Spesifik Investasi Bidang Persampahan Sistem informasi merupakan kumpulan informasi yang mengintegrasikan kumpulan data ataupun formula sehingga dapat memberikan informasi bagi pengguna program komputer. Pada menu perhitungan biaya spesifik investasi bidang persampahan selain menyajikan data-data non-numerik yang berfungsi sebagai formula untuk mementukan nilai suatu biaya spesifik investasi persampahan.
V-32
Tabel 5.2 Sistem Informasi Perhitungan Biaya Spesifik Investasi Bidang Persampahan No.
Sistem Informasi
1
Sistem Pengumpulan dan pemindahan
2
Sistem Pengangkutan
3
Pengolahan sampah
4
Sistem Pembuangan Akhir Sampah
5
Pengelolaan sampah diIndonesia
Penjelasan Memberikan informasi mengenai cakupan dan harga perolehan transfer depo. Selain itu memberikan gambaran biaya spesifik operasi dan pemeliharaan di kota besar Indonesia. Inti sistem basis data ini adalah formula yang dapat menghasilkan nilai biaya spesifik investasi persampahan dengan memasukkan input penduduk. Pada bagian ini diberikan informasi cakupan pelayanan dan harga perolehan dari alat pengangkutan, yaitu truk biasa, dump truk, arm roll truk, dan compactor truk. Biaya spesifik investasi investasi alat angkut tersebut dapat diketahui dengan memasukkan input jumlah penduduk. Untuk mendukung informasi yang ada diberikan pula gambaran besarnya biaya spesifik operasi dan pemeliharaan sistem pengangkutan sampah di kota besar Indonesia. Komponen meliputi biaya spesifik investasi untuk pengomposan dan waste to energy. Berbeda dengan sistem lainnya. Pada komponen pengolahan sampah, input data yang dimasukkan berupa berat sampah perhari yang hendak dilayani kapasitas instalasi tersebut. Memberikan informasi biaya spesifik investasi alat berat TPA Akhir yaitu buldozer. Selain itu diberikan informasi biaya spesifik operasi dan pemeliharaan sistem pembuangan akhir sampah. Mengambarkan biaya spesifik investasi pengelolaan sampah di Indonesia mulai dari pewadahan sampai dengan pembuangan akhir sampah. Selain itu diberikan informasi biaya spesifik operasi dan pemeliharaan sistem pengelolaan sampah.
5.7.5 Tampilan Output Program Tampilan dari output program biaya spesifik investasi bidang persampahan dapat dilihat pada Gambar 5.23.
V-33
Gambar 5.23 Tampilan Output Program Biaya Spesifik Investasi Bidang Persampahan
Pada Gambar 5.23 dapat dilihat alur pencarian informasi yang ditampilkan oleh fasilitas tatap muka. Pada menu utama ditawarkan menu mengenai teknis persampahan kota dan menu perhitungan biaya spesifik investasi bidang persampahan. Ketika pengguna memilih nomor 2, secara otomatis masuk kedalam program biaya spesifik investasi bidang persampahan. Setelah itu pengguna memasukkan nomor 2, hal tersebut berarti menu masuk kedalam informasi mengenai sistem pengumpulan dan pemindahan. Langkah akhir untuk mengetahui informasi mengenai biaya spesifik investasi pemindahan untuk setiap orang terlayani dipilih pengguna. Dengan memasukkan input penduduk maka nilai biaya spesifik untuk setiap orang terlayani pemindahan sampah untuk transfer depo I, II, dan III dapat diketahui.
V-34
5.8 Program Penentuan Biaya Spesifik Investasi Kota Besar di Indonesia 5.8.1 Pencarian Pengetahuan Program penentuan biaya spesifik investasi kota besar indonesia secara garis besar menggambarkan total biaya investasi yang harus dikeluarkan pada 12 kota besar Indonesia yang meliputi : Surabaya, Medan, Bandung, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta timur, Bogor, Yogyakarta, Samarinda, Makasar, dan Balikpapan. Pada tahap awal program, pengguna ditawarkan menu untuk memilih salah satu kota besar tersebut. Setelah nama kota dipilih, pengguna memasukkan jumlah penduduk terlayani. Lalu menentukan persentase sampah yang akan diangkut ke pembuangan akhir serta persentase sampah yang akan dilakukan pengomposan.
Setelah input dimasukkan, program akan menghasilkan besarnya biaya investasi, serta biaya operasi dan pemeliharaan yang dikelompokan berdasarkan subsistem operasional pengelolaan sampah yaitu subsistem pengumpulan dan pemindahan, subsistem pengangkutan, dan subsistem pembuangan akhir sampah. Selain itu ditampilkan pula biaya spesifik dari pengomposan. Biaya investasi tersebut meliputi alat berat dari setiap subsistem operasional persampahan yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya serta biaya operasional dan pemeliharaan dari setiap subsistem teknis operasional persampahan yang besarannya disetiap kota berbeda.
5.8.2 Pengklasifikasian Atribut Penentuan Biaya Spesifik Investasi Kota Besar di Indonesia Pada Gambar 5.24 ditampilkan atribut Penentuan Biaya Spesifik Investasi di Kota Besar Indonesia. Pada menu ini terdapat sebuah menu utama yaitu penentuan biaya spesifik investasi. Dengan mengetahui jumlah penduduk terlayani serta persentase sampah yang diangkut ke pembuangan akhir dan dilakukan pengomposan. Biaya investasi dapat ditentukan pada 12 kota besar di Indonesia.
V-35
Gambar 5.24 Klasifikasi Atribut Penentuan Biaya Spesifik Investasi di Kota Besar Indonesia
5.8.3 Basis Pengetahuan Basis pengetahuan dalam program yang telah dibuat berisi seluruh aturan untuk melakukan pencarian pengetahuan. Aturan dalam basis pengetahuan program meliputi aturan kondisi-aksi. IF (kondisi), maka THEN (aksi) Dimana suatu aksi dapat terlaksana apabila kondisi dapat terlaksana. Suatu kondisi diartikan ekspresi Boolean terhadap suatu kebenaran dari suatu fakta. Sedangkan aksi dapat tereksekusi apabila kondisi terpenuhi.
5.8.4 Informasi Penentuan Biaya Spesifik Investasi Kota Besar di Indoenesia Informasi yang digunakan pada program ini meliputi formula biaya spesifik investasi dari setiap alat berat pada setiap subsistem operasional persampahan yang digabungkan dengan besarnya biaya spesifik operasi dan pemeliharaan dari subsistem pemindahan dan pengumpulan, subsistem pengangkutan, subsistem pembuangan akhir, serta pengomposan. Biaya spesifik operasi dan pemeliharaan tersebut meliputi biaya spesifik pada 12 kota besar di Indonesia yang nilainya berbeda-beda. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran A.
V-36
5.8.5 Tampilan Output Program Pada Gambar 5.25 dapat dilihat contoh tampilan program dari penentuan biaya spesifik investasi salah satu kota besar di Indonesia.
Gambar 5.25 Tampilan Output Program Penentuan Biaya Spesifik Investasi Kota Besar Indonesia
Pada langkah awal pengguna program diminta memasukkan jumlah penduduk. Lalu menentukan persentase sampah yang akan diangkut ke pembuangan akhir serta persentase sampah yang akan dilakukan pengomposan. Setelah input tersebut dimasukkan, program akan memberikan total biaya investasi, serta operasi dan pemeliharaan dari setiap sub sistem operasional persampahan. Selain itu, diberikan pula informasi biaya spesifik dari pengomposan.
V-37
5.9 Program Penentuan Alternatif Biaya spesifik Investasi alat Berat 5.9.1 Pencarian Pengetahuan Program penentuan alternatif biaya spesifik investasi alat berat secara garis besar menggambarkan alternatif alat berat yag akan digunakan pada setiap subsistem teknis operasional persampahan serta biaya investasi yang dikeluarkannya. Setelah pengguna memasukkan pilihan alat pada sistem pengunpulan dan pemindahan serta pilihan alat pada subsistem pengangkutan. pengguna memasukkan jumlah penduduk terlayani. Lalu menentukan persentase sampah yang akan diangkut ke pembuangan akhir serta persentase sampah yang akan dilakukan pengomposan.
Setelah input dimasukkan, program akan menghasilkan besarnya biaya investasi dikelompokan berdasarkan subsistem operasional pengelolaan sampah yaitu subsistem pengumpulan dan pemindahan, subsistem pengangkutan, dan subsistem pembuangan akhir sampah. Selain itu ditampilkan pula biaya spesifik dari pengomposan. Biaya investasi tersebut meliputi alat berat dari setiap subsistem operasional persampahan. Selain itu program akan menampilan persentase biaya yang dikeluarkan untuk setiap subsistem operasional persampahan, sehingga pengguna dapat menggunakan alternatif penggunaan alat berat dengan memperhitungkan biaya yang tersedia. Pada tahap akhir, program menawarkan input densitas bagi pengguna sehingga biaya spesifik investasi untuk setiap berat sampah dapat diketahui.
5.9.2 Pengklasifikasian Atribut Penentuan Alternatif Biaya Spesifik Investasi Alat Berat Pada Gambar 5.26 ditampilkan atribut Penentuan alternatif biaya spesifik investasi alat berat. Dengan menentukan alat berat yang digunakan pada setiap subsistem teknis operasional persampahan maka biaya investasi pun dapat diketahui. Selain itu dapat diketahui pula persentase dari biaya yang dikeluarkan untuk setiap subsistem. Sehingga pengguna dapat menentukan alternatif alat berat yang akan digunakan.
V-38
Gambar 5.26 Klasifikasi Atribut Penentuan Alternatif Biaya Spesifik Investasi Alat Berat
5.9.3 Basis pengetahuan Basis pengetahuan dalam program yang telah dibuat berisi seluruh aturan untuk melakukan pencarian pengetahuan dalam domain penentuan alternatif biaya spesifik investasi alat berat. Aturan pencarian (rules) dibuat untuk mengkaitkan antara satu objek data dengan objek data lain yang berada di dalam objek. Kaitan antara satu objek dengan objek yang lain menghasilkan informasi berupa jawaban (goal) yang ingin ditampilkan oleh pengguna. Dengan metode tersebut, luas ruang domain pencarian dapat dikendalikan sehingga pencarian menjadi lebih efisien. Jenis pencarian yang dipilih adalah pencarian kedepan, yaitu informasi digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5.9.4 Informasi Penentuan Alternatif Biaya Spesifik Investasi Alat berat Informasi yang digunakan pada program ini meliputi formula biaya spesifik investasi dari setiap alat berat pada setiap subsistem operasional persampahan. Untuk dapat melihat formula secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran A. Hal tersebut meliputi transfet depo 1, transfer depo 1, dan transfer depo 3 pada
V-39
sistem pengumpulan dan pewadahan. Truk biasa, dump truk, arm roll, dan compactor truk pada sistem pengangkutan. Sedangkan pada sistem pembuangan akhir meliputi alat berat buldozer.
5.9.5 Tampilan output Program Pada Gambar 5.27 dapat dilihat contoh dari tampilan program penentuan alternatif biaya spesifik investasi alat berat.
Gambar 5.27 Tampilan Output Program Penentuan Alternatif Biaya Spesifik Investasi Alat Berat
Pada langkah awal pengguna Memilih Alat berat yang akan digunakan pada Sistem pengumpulan dan pemindahan. Lalu Pemilihan alat berat pada sistem pengangkutan. Setelah itu dengan memasukkan julah input penduduk terlayani serta persentase sampah yang diangkut ke pembuangan akhir dan dilakukan pengomposan maka akan diketahui biaya investasi dari setiap alat berat disertai persentase biaya yang harus dikeluarkan dari setiap sistem. Selain itu dengan memasukkan densitas sampah maka akan diketahui total biaya spesifik investasi.
V-40