BAB V
PENUTUP
Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan di segala bidang pembangunan sudah bukan merupakan pilihan lagi, melainkan kebutuhan dan keharusan. Pembangunan tidak hanya sekedar ditujukan untuk kemanfaatannya pada masa ini namun juga bagaimana kemanfaatannya pada masa mendatang. Begitu juga dengan pembangunan pariwisata, pembangunan pariwisata dilakukan tidak boleh hanya terpusat pada keuntungan ekonomi yang diperoleh sebesarbesarnya saat ini namun abai terhadap kondisi sosial dan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan membutuhkan tiga aspek tersebut untuk dapat terwujud, tidak seperti yang banyak terjadi selama ini, yaitu menjadikan indikator ekonomi sebagai tujuan utama pembangunan. Pembangunan pariwisata di sekitar Objek Wisata Alam Grojogan Sewu, sejauh ini sudah cukup baik dalam mewujudkan konsep pembangunan berkelanjutan.
Dari
segi
ekonomi,
Pemerintah
Kabupaten
Karanganyar
memfasilitasi dan memberikan bantuan agar usaha perekonomian masyarakat sekitar dapat memberikan keuntungan yang lebih baik. Selain itu salah satu usaha mandiri masyarakat juga dapat dilihat dengan adanya usaha mengembangkan produk lokal. Dari segi sosial, penerimaan dari masyarakat dibangun dengan mengusahakan distribusi keuntungan yang adil. Masyarakat diberikan penyuluhan keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas serta mendorong upaya pemberdayaan masyarakat. Dari segi ekologi, masyarakat dan pemerintah
87
telah sadar dan berupaya dalam pelestarian lingkungan seperti pengelolaan sampah yang baik dan juga upaya konservasi seperti menanam pohon. Di samping itu, PT. Duta Indonesia Jaya sebagai pihak swasta yang diserahi kewenangan untuk mengelola, turut mewujudkan keberlanjutan dari aspek ekonomi dengan memberikan pelayanan yang baik, mengusahakan kelengkapan fasilitas di dalam destinasi, melakukan usaha pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan
SDM
pariwisatanya
(pegawainya)
dan
mengembangkan atraksi wisata. Dalam aspek sosial, PT. Duta Indonesia Jaya memberikan berbagai kemanfaatan lokal yaitu dengan banyak memberikan bantuan kepada masyarakat setempat serta mengijinkan masyarakat setempat berjualan di dalam objek tanpa dipungut biaya, bahkan memfasilitasi mereka dengan disediakannya los-los untuk berjualan, listrik serta air. Sedangkan dalam aspek lingkungan, PT. Duta Indonesia Jaya melakukan upaya konservasi seperti menanam pohon, perawatan pohon, dan sebagainya. Meskipun demikian, tentunya masih banyak celah yang dapat lebih dimaksimalkan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di area wisata Grojogan Sewu tersebut. Dari aspek ekonomi misalnya, pengembangan produk lokal masih dapat lebih dimaksimalkan, seperti mulai memproduksi cindera mata sendiri dan tidak perlu lagi memasok dari daerah lain. Begitu juga dengan aspek ekologi dan sosial. Namun sejauh ini dapat disimpulkan bahwa usaha pembangunan pariwisata di sekitar area wisata Grojogan Sewu telah cukup baik dalam memenuhi aspek-aspek dari ketiga pilar pembangunan berkelanjutan yaitu ekonomi, ekologi dan sosial. Namun, bukan berati usaha-usaha tersebut sudah
88
sampai pada titik maksimal, masih banyak celah-celah yang dapat ditingkatkan lagi dalam upaya pembangunan pariwisata yang berkelanjutan tersebut. Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan di area wisata Grojogan Sewu yang berjalan cukup baik tersebut juga turut dipengaruhi oleh hubungan dari ketiga aktor dalam memainkan perannya masing-masing. Setiap aktor memiliki kepentingan masing-masing terhadap sektor tersebut yang mendorong mereka untuk saling bertukar sumber daya demi mewujudkan kepentingan mereka. Bagi Pemerintah Kabupaten Karanganyar, meskipun selama bertahuntahun tidak mendapatkan bagi hasil pengelolaan objeknya, namun sektor tersebut sebenarnya juga sudah memberikan banyak keuntungan, seperti meningkatnya kunjungan, meningkatnya perekonomian penduduk sekitar, meningkatnya penyediaan fasilitas penunjang pariwisata seperti hotel dan resto, yang pada akhirnya juga akan meningkatkan pendapatan daerah terutama dari pajak dan juga dari retribusi parkir. Sebagai pihak swasta yang mengelola, PT. Duta Indonesia Jaya mempunyai kepentingan untuk mendapatkan profit dalam pengusahaan aset wisata
tersebut,
sedangkan
masyarakat
memiliki
kepentingan
dalam
memanfaatkan kegiatan pariwisata tersebut untuk mencari nafkah. Ketiganya mempunyai kepentingan yang sama dalam membangun pariwisata agar menjadi semenarik mungkin bagi wisatawan demi tercapainya tujuan ekonomi masingmasing. Meskipun pemerintah kabupaten dan pihak swasta sempat berseteru, tapi karena didorong tujuan yang sama seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, keduanya kemudian saling mengisi berdasarkan kewenangan masing-masing dalam proses pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. PT. Duta Indonesia 89
Jaya selaku pihak yang mempunyai kewenangan mengelola area di dalam objek, tidak hanya berfokus mengelola dan membangun bagian dalam objek saja untuk mengejar perolehan profit. PT. Duta Indonesia Jaya juga berkontribusi memberikan kemanfaatan lokal pada masyarakat sekitar, seperti memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk berjualan, ikut membangun fasilitas kebersihan berupa tempat sampah di luar objek, dan sebagainya. Di sisi lain kegiatan pengusahaan objek tersebut juga tidak terlepas dari peran Pemerintah Kabupaten Karanganyar, misalnya saja dalam hal pengelolaan sampah yang dilakukan
oleh
Dinas
Kebersihan
dan
Pertamanan
(DKP)
Kabupaten
Karanganyar, promosi wisata yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar dalam mempromosikan destinasi wisata Grojogan Sewu, penyuluhan pariwisata, dan lain sebagainya. Pemerintah Kabupaten Karanganyar dan masyarakat sekitar dapat bersinergi juga karena memiliki tujuan yang sama, pembangunan pariwisata di sekitar objek akan berujung pada meningkatnya permintaan pasar terhadap produk wisata serta permintaan terhadap ketersediaan fasilitas pariwisata, seperti hotel, rumah makan, dan lain-lain yang akan meningkatkan pendapatan daerah dari pajak. Selain itu meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan juga akan meningkatkan pendapatan dari retribusi parkir. Dengan membantu masyarakat disekitar area wisata untuk mengembangkan pariwisata, pemerintah juga akan mendapatkan domino effect berupa meningkatnya perekonomian lokal, dan meningkatnya pendapatan daerah dari pajak dan retribusi. Hubungan pihak swasta dengan masyarakat terjalin dengan baik karena sebenarnya PT. Duta Indonesia Jaya sendiri merupakan bagian dari masyarakat, 90
baik pimpinan pengelola maupun pegawai-pegawainya seluruhnya merupakan masyarakat setempat. Pihak swasta tersebut selain mencari profit juga memberikan banyak kontribusi bagi kemanfaatan lokal, seperti membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar, memberikan bantuan dana di berbagai event, dan lain sebagainya. Di sisi lain pihak swasta juga membutuhkan peran masyarakat dalam pelaksanaan penyelenggaraan pengusahaan pariwisata di area tersebut. Baik pemerintah, masyarakat maupun pihak swasta saling membutuhkan dalam upaya membangun pariwisata di area wisata tersebut. Peran ketiganya dibutuhkan dalam mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Maka dari itu untuk dapat mencapai sisi-sisi keberlanjutan dibutuhkan sinergi diantara ketiga aktor tersebut agar saling mengisi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, tidak dipungkiri bahwa masing-masing aktor memiliki dorongan yang besar terkait motif ekonomi masing-masing. Hal tersebut dapat dipahami dan sudah sewajarnya terjadi, apalagi dorongan meningkatkan pendapatan juga termasuk salah satu penopang sisi keberlanjutan dari sisi ekonomi. Hal yang perlu dihindari adalah ketika masing-masing aktor hanya mengejar keberlanjutan ekonomi, tanpa menjaga keberlanjutan sosial dan ekologi. Suatu hal yang sangat baik ketika usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam membangun pariwisata bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan dan secara tidak sengaja memenuhi indikator-indikator keberlanjutan, tetapi pembangunan pariwisata tersebut secara matang benar-benar disadari dan dirancang secara
91
matang, untuk memenuhi dimensi keberlanjutan melalui tiga pilar pembangunan berkelanjutan
.
92