BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan Identitas akan selalu melekat pada setiap kehidupan sosial. Identitas dapat disematkan pada individu manusia, kelompok, bahkan juga benda. Guna dari identitas sebagai sebuah tanda yang dapat meggambarkan, menjelaskan atau mencirikan subjek seperti invidu, kelompok , dan benda tersebut. Melalui tanda tersebut orang diluar subjek akan lebih mudah untuk membedakan satu dengan yang lainnya. Identitas yang ditujukan untuk mencirikan subjek selama ini yang mungkin kita kenal adalah salah satunya berupa biodata yang berisi tentang nama, tanggal lahir, golongan darah, alamat, jenis kelamin dan lain sebagainya. Kini dalam perkembanganya identitas lebih kompleks, bukan hanya sekedar biodata yang berisi seputar nama, jenis kelamin, golongan darah ataupun tanggal lahir. Identitas bukan hanya menjadi sebuah esensi yang telah melakat sejak lama dan tidak dapat berubah ubah, contoh yaitu manusia yang telah memiliki identitas sejak lahir terkait dengan jenis kelamin, golongan darah, dan lain sebagainya yang bersifat alami. Individu manusia, kelompok, dan benda dapat memiliki lebih dari satu identitas yang melekat pada dirinya. Identitas - identitas tersebut tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan melalui beberapa faktor pembentuk. Dalam pembentukan identitas terdapat peran yang sangat berpengaruh yaitu agen dan struktur. Agen sebagai subjek atau individu sebagai pembentuk identitas, sedangkan struktur dapat berupa yang dihasilkan dari pembentukan 77
identitas tersebut, dan sebagai pengonstruksi ulang identitas seperti halnya persepsi dari masyarakat. Subjek dapat membentuk citra atau identitas melalui beberapa faktor. Identitas yang dibentuk memang disesuaikan dengan citra yang ingin ditampilkan oleh subjek kepada struktur sosial seperti masyarakat. Subjek di sini akan mencoba membangun sebuah identitas ataupun citra bagi dirinya dengan sebaik mungkin dan seperti yang dikehendakinya, agar masyarakat memberikan pandangan sesuai dengan yang ditampilkan oleh subjek. Vespa rembol sebagai sebuah subculture tentu memiliki identitas yang melakat. Identitas ini menjadi sebuah pembeda dengan gaya modifikasi vespa lainnya dan budaya yang mendominasi yaitu budaya vespa. Dalam pembentukan identitas ini menunjukan adanya peran dari agen dan sturktur. Individu pemakai vespa rembol sebagai agen yang mengonstruksi identitas bagi vespa rembol. Sedangkan struktur dapat berasal dari pembentukan identitas tersebut serta dari kekuatan sosial seperti pandangan dari masyarakat. Dari hasil peneltian didapatkan bahwa identitas pada vespa rembol dapat terbentuk dari beberapa faktor. Melalui faktor – faktor tersebut akan menghasilkan beberapa identitas pada vespa rembol. Identitas atau citra diri yang dihasilkan tersebut dapat bersifat positif ataupun negatif, tergantung dari cara pandang baik dari para pemakai vespa rembol sebagai agen dan struktur sosial seperti pandangan dari masyarakat. Pada pembentukan identitas ini terdapat hubungan timbal balik, vespa rembol dapat mempengaruhi identitas individu pemakainya,
78
begitupun sebaliknya indvidu pemakai vespa rembol juga berpengaruh dalam membentuk identitas dari vespa rembol itu sendiri. Identitas yang terbentuk pada vespa rembol dan juga individu pemakainya sebagai sebuah subculture begitu beragam. Identitas atau citra tersebut dihasilkan dari beberapa faktor. Melalui hasil penelitian didapat bahwa penyebutan nama vespa rembol yang merupakan kepanjangan dari kere gerombol dan kategorisasi vespa rembol merupakan salah satu dari faktor pembentuk identitas. Individu pemakai vespa rembol secara kolektif membentuk identitas kere melalui bentuk dan tampilan vespa rembol tersebut. Para pemakai vespa rembol secara kolektif inipun memberikan kategori vespa yang dapat dimasukan kedalam vespa rembol yaitu dengan bentuk stang dibuat tinggi, vespa yang dibuat memanjang, ceper, serta terdapat vespa yang terkadang tidak dicat, bahkan dibiarkan saja sampai berkarat, serta vespa yang hanya bentuk kerangka saja tidak terdapat body pada motor. Dari hal inilah kemudian membentuk juga struktur baru dalam masyarakat atau khususnya pada budaya vespa yaitu subculture sekelompok orang yang menyebut diri mereka kere melalui bentuk dan tampilan dari vespa yang dipakainya. Pembentuk lainnya yaitu dari faktor yang dapat dikatakan merupakan berasal dari kekuatan sosial. Dalam hal ini identitas vespa rembol dikonstruksi ulang oleh sturktur yang telah ada yaitu oleh masyarakat. Beberapa dari masyarakat memberikan pandangan terkait keberadaan vespa rembol dengan melihat bentuk dan tampilannya. Dari hasil wawancara didapat beberapa pandangan diantaranya yaitu vespa rembol menunjukan sebuah keunikan, kesan
79
kumuh atau kacau, dan sebagai sebuah kebebasan. Vespa rembol telah dikonstruksi ulang dan menghasilkan identitas seperti yang telah disebutkan. Faktor yang terkahir yaitu berasal dari diri individu para pengguna vespa rembol. Pilihan yang mereka jatuhkan pada vespa rembol, semata - mata bukan tanpa maksud. Tentu mereka memilih vespa rembol tidak hanya sebagai sebuah gaya
modifikasi,
namun
juga
memiliki
maksud
yang
ingin
mereka
komunikasikan. Maksud ini menjadi sebuah tindakan yang dilakukan oleh individu dalam rangka membentuk citra atau identitas bagi dirinya dan vespa rembol. Walaupun identitas mereka telah dikonstruksi oleh dua sruktur yaitu struktur sebagai sekumpulan orang kere dan struktur yang berasal dari kekuatan sosial yaitu dari pandangan masyarakat, mereka tetap ingin membentuk citra bagi dirinya dan vespa rembol. Melalui serangkaian wawancara diperoleh beberapa maksud dari vespa rembol yang mereka pilih sebagai gaya modifikasi. Diantaranya yaitu melalui vespa rembol mereka ingin menunjukan sebagai sebuah seni, kritik, sebagai sebuah kebebasan dalam berekpresi, serta menunjukan kesederhanaan. Maksud dibalik penggunaan vespa rembol yang diungkapkan tersebut menjadi sebuah citra yang ingin dibangun oleh individu pemakainya. Dari hal ini juga dapat membentuk struktur baru, jadi pembentukan identitas tersebut menghasilkan individu atau personal yang berbeda dari struktur yang telah ada sebelumnya yaitu terciptanya struktur sosial individu dengan vespa rembol yang menunjukan beberapa maksud tersebut.
80
B. CATATAN KRITIS Kajian tentang budaya vespa akan selalu memunculkan berbagai fakta yang cukup menarik. Vespa yang awal kemunculannya ditujukan sebagai alat transportasi telah berkembang bukan hanya sebagai tunggangan saja. Terdapat beberapa hal yang dapat dikaji dari vespa. Kajian disini bukan tentang mesin mesin atau kerangka dari vespa itu sendiri, melainkan hubungan vespa tersebut terhadap kehidupan sosial. Vespa dapat menjadi sebuah simbol atau identitas bagi individu atau sekelompok orang. Identitas dalam kehidupan sosial menjadi salah satu hal yang penting dan sering diperbincangkan. Identitas merupakan sesuatu yang dapat mewakili dan menggambarkan individu, kelompok, atau bahkan benda. Terdapat identitas atau citra yang dibentuk secara sengaja, terdapat pula yang tidak disengaja, semisal terbentuk dari pengaruh lingkungan, persepsi masyarakat yang kemudian melekat pada individu. Dalam pembentukan identitas, indvidu ataupun kelompok akan membuat citra seperti yang mereka inginkan, walaupun nantinya identitas mereka juga akan dibentuk oleh pandangan masyarakat. Dalam penelitian ini mencoba untuk melihat proses pembentukan identitas dari vespa rembol dan individu pemakainya. Peneliti melihat bahwa terdapat banyak yang dapat diungkap dari keberadaan vespa rembol sebagai sebuah subculture salah satunya yaitu identitas atau citra yang ingin mereka bangun. Vespa rembol melalui beberapa hal seperti definisi nama, bentuk dan tampilannya menjadi pembeda dengan gaya modifikasi lainnya serta budaya yang mendominasi yaitu vespa. Pembeda tersebut menjadi identitas atau citra yang
81
dibangun oleh para individu pemakainya. Selain identitas, sebenarnya masih banyak hal lain yang dapat diteliti dan lebih dikembangkan lagi kajiannya terutama kaitannya dengan budaya vespa yang semakin menjamur digunakan oleh masyarakat. Jika masih seputar identitas mungkin dapat dikaji tentang identitas atau citra dari gaya modifikasi vespa lainnya seperti mods yang nantinya dapat dibandingkan dengan awal kemunculannya sampai perubahan atau pergeseran identitas atau citra khsusunya yang berkembang di Indonesia. Terkait pembahasannya, peneliti juga masih mengkaji seputar identitas yang terbentuk melalui fisik seperti bentuk dan tampilan dari vespa rembol, dari pandangan masyarakat, serta dari individu pemakainya sendiri. Sebenarnya dalam identitas banyak aspek yang dapat membentuk identitas atau citra dari individu atau kelompok. Selain itu dapat juga dicari berbagai motivasi dan maksud atau nilai yang dapat digali dari identitas. Sebab agen akan berusaha dengan berbagai cara dalam membentuk identitas mereka dan tentu saja dengan identitas tersebut mereka ingin menampilkan atau mengkomunikasikan suatu hal. Namun setidaknya dengan peneltitian ini dapat memberikan gambaran atau penjelasan tentang identitas dalam vespa rembol , terkait dengan aspek – aspek pembentuk, identitas yang dihasilkan , peran dari agen dan struktur , serta dinamika yang terjadi dalam pembentukan identitas vespa rembol tersebut. Selain itu dalam hubungannya dengan subculture, vespa rembol lahir dari budaya induk atau yang mendominasi yaitu budaya vespa, namun disini keberadaannya lebih menunjukan sebuah perbedaan saja tanpa mengusung sebuah perlawanan. Hal ini menunjukan bahwa subculture yang memiliki konsep awal sebagai sebuah perlawanan tidak
82
selalu langgeng, sebab terkadang sub budaya yang muncul lebih ingin menampilkan sebuah perbedaan saja sebagai sebuah wujud kebosanan terhadap budaya yang mendominasinya. Harapannya adalah dengan adanya penelitin ini dapat memberikan sumbangsih dalam kajian tentang identitas subculture dan budaya vespa serta dapat memberikan rangsangan bagi peneliti lain untuk melakukan kajian terkait dengan identitas dan budaya vespa lainnya.
83