BAB 5 RINGKASAN
Dalam berkomunikasi kita sering menggunakan kata pronomina persona untuk memanggil atau menyebut lawan bicara yang sudah kita kenal ataupun yang belum kita kenal. Sehingga tidak dapat dipungkiri kata pronomina persona juga memiliki peranan penting dalam tutur komunikasi antara manusia satu dengan yang lain. Dalam bahasa Jepang kata pronomina persona disebut sebagai ninshoo daimeishi. Menurut Sudjianto dan Dahidi definisi dari ninshoo daimeishi adalah kata yang dipergunakan untuk menunjukkan orang sekaligus menggantikan nama orang tersebut dan menurut Iori,et.al (2001) dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : 1. Jisho/Daiichi Ninshoo Daiemishi (Pronomina Persona Pertama) Merupakan pronomina persona yang dipergunakan untuk menunjukkan diri sendiri, dalam bahasa Indonesia disebut pronomina persona pertama/ kata ganti orang pertama/ si pembicara. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata yang dapat dipakai untuk menunjukkan diri sendiri seperti : watashi, watakushi, atashi, washi, boku, ore dan sebagainya yang masing-masingnya memiliki fungsi tersendiri. Sedangkan bentuk jamaknya adalah dengan menambahkan ”tachi” di belakangnya, hanya untuk kata watakushi umumnya adalah dengan cara menambahkan ”domo”. Sementara pada kata boku dan ore dapat dengan menambahkan ”ra” di belakangnya kecuali untuk kata watakushi dan hissha, sedangkan atashira dan watashira merupakan bentuk bahasa daerah/dialek (hoogenkei).
100
2. Taishoo / Daini Ninshoo Daimeishi (Pronomina Persona Kedua) Merupakan pronomina persona yang digunakan untuk menunjukkan orang yang diajak bicara atau disebut kata ganti orang kedua/lawan bicara/pendengar. Sama halnya dengan jisho, pemakaian dainininshoo daimeishi juga didasarkan atas status diri si pembicara, jenis kelamin, dan hubungannya dengan lawan bicara (Kindaichi,1991:165). Contoh anata, anta, kimi, omae, kisama, anatasama dan sebagainya. Sedangkan bentuk jamaknya sama dengan pronomina persona pertama yaitu dengan membubuhi kata ”tachi” dan ”ra” di belakangnya tetapi kecuali untuk kata anata. Bentuk jamak anata adalah anatagata yang pemakainnya akan lebih sopan dari pada kata anatatachi. Namun kata ganti orang kedua dalam bahasa Jepang tidak boleh dipergunakan kepada orang yang lebih tinggi derajat dari kita, akan tetapi pada situasi seperti ini untuk menunjukkan perasaan hormat kepada lawan bicara dapat dengan memakai nama orang yang bersangkutan, nama jabatan atau dengan kata sapaan hormat seperti sensei.
3. Tashoo Merupakan pronomina persona yang dipergunakan untuk menunjukkan orang yang menjadi pokok pembicaraan selain persona pertama dan kedua atau disebut kata ganti orang ketiga/ orang yang dibicarakan. Contohnya kare, kanojo (bentuk tunggal) dan karera, konojora, kanojotachi (bentuk jamaknya).
Namun keunikan dari pronomina persona bahasa Jepang adalah sewaktu pemakaiannya, seorang penutur dituntut untuk harus bersikap jeli dan teliti dalam memilih ninshoo daimeishi secara benar dan tepat. Karena tiap-tiap ninshoo daimeishi
101
memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing tergantung situasi, siapa dan kepada siapa ditujukan, status sosial, jabatan , kedudukan, jenis kelamin, usia, hubungan antara si pembicara dan lawan bicara seperti hubungan atasan bawahan dan derajat keakraban yang semuanya turut mempengaruhi pemakaian dari pronomina persona. Misalnya dari segi hubungan gender terdapat kata ore dan boku (kata ganti orang pertama) yang merupakan ragam bahasa laki-laki dan sehingga hanya dapat dipergunakan oleh laki-laki saja, begitu pula dengan kata atashi yang merupakan ragam bahasa perempuan. Lalu ada washi yang hanya dipakai oleh laki-laki yang berusia 50 tahun-an lebih. Ada juga kata ganti orang yang sangat formal seperti watakushi, anatasama. Begitu rumitnya pemakaiaan ninshoo daimeishi tentunya akan sangat merepotkan para pemelajar asing bahasa Jepang dan hal inilah yang mendorong saya untuk meneliti topik tersebut. Pada ruang lingkup penelitian ini saya hanya membatasi pada pronomina persona pertama dan kedua dalam komik Detektif Kindaichi nomor seri 5,13-16,19,24-27 dengan menggunakan metode kepustakaan dan metode deskriptif. Berikut ini adalah pemakaian dari daiichi ninshoo daimeishi dan daini ninshoo daimeishi menurut 鈴木 dan 林(1972)serta Makino dan Tsutsui (1986) : 1. Daiichi Ninshoo Daimeishi(第一人称代名詞) A. Watakushi (わたくし) Adalah kata ganti yang menyatakan diri sendiri, merupakan kata ganti orang pertama yang sangat formal/sopan, terutama dipakai oleh perempuan dan hanya dipakai oleh laki-laki pada situasi formal. Bentuk jamaknya adalah watakushidomo. B. Watashi(私) Kata yang standar untuk menunjukkan diri sendiri, bersifat netral dan formal. Dapat dipakai oleh siapa saja terhadap orang yang lebih tinggi kedudukannya, sebaliknya 102
apabila dipakai oleh orang yang kedudukannya lebih tinggi kepada orang yang lebih rendah derajatnya tidak menimbulkan kesan menurunkan derajatnya. Kata ini setaraf dengan atakushi (tergolong ragam bahasa perempuan yang bersifat formal). Bentuk jamaknya adalah watashitachi, watakushitachi. C. Atashi(あたし) Sama halnya dengan atakushi termasuk ragam bahasa wanita, namun tingkat kesopanannya masih dibawah atakushi, bersifat informal dan dapat dipakai pada situasi akrab oleh wanita. Bentuk jamaknya adalah atashitachi, atashira. D. Boku(僕) Sering dipakai pada ragam bahasa laki-laki yang dipergunakan pada situasi akrab dan informal, terhadap orang yang sederajat atau orang yang lebih rendah derajatnya dari si pembicara. Namun tidak boleh ditujukan terhadap orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya. Sedangkan dalam situasi tidak resmi/ diantara teman akrab akan menjadikan suasana terasa lebih intim. Bentuk jamaknya adalah bokutachi, bokura. E. Ore(俺) Pemakaiannya sama dengan boku yang juga merupakan ragam bahasa laki-laki,tapi hanya lebih kasar daripada boku dan bersifat sangat informal. Bentuk jamaknya adalah oretachi.
2. Daini Ninshoo Daimeishi(第二人称代名詞) A. Anata(あなた)
103
Kata ganti kedua yang dapat dipakai baik oleh perempuan dan laki-laki, menunjukkan perasaan hormat ataupun formal terhadap orang yang sederajat tapi tidak akrab ataupun pada saat pertama kali bertemu. Dalam bahasa Indonesia berarti anda, saudara, tuan, nona, nyonya, bapak/ibu. Kata anata ini bersifat lebih halus/formal dibandingkan dengan kimi,omae dan kisama. B. Kimi(君) Bersifat informal umumnya tidak lazim dipakai oleh wanita,dapat dipergunakan terhadap orang yang sama derajatnya maupun terhadap orang yang lebih muda umurnya/ lebih rendah kedudukannya seperti oleh orang tua kepada anaknya, guru kepada muridnya, majikan kepada bawahannya. Tetapi dalam hubungan yang akrab pemakaian kata-kata ini tidak terasa kasar bahkan suasana tampak lebih intim. Bentuk jamaknya adalah kimitachi, kimira, antatachi (baik laki-laki maupun wanita). C. Omae(お前) Termasuk ragam bahasa laki-laki, bersifat sangat informal. Kata ini juga jarang digunakan oleh wanita, dapat dipergunakan pada situasi yang menyatakan rasa benci ataupun menghina/merendahkan terhadap orang yang derajatnya lebih rendah atau sederajat, dan dapat pula kepada orang yang lebih rendah atau sederajat untuk menunjuk rasa akrab. Omae setaraf dengan anta (dipakai oleh laki-laki ataupun wanita). Bentuk jamaknya adalah omaetachi, omaera, antatara, antara.
Setelah melakukan analisis pada bab tiga, hasil simpulan yang saya peroleh membuktikan adanya beberapa pronomina persona pertama dan kedua yang memiliki fungsi lain selain fungsi yang ada pada teori di dalam komik Detektif Kindaichi nomor seri 5,13-16,19,24-27 seperti kata watashi, atashi, boku, ore, anata, anta, kimi, 104
omaera dan kisama. Dengan demikian, berarti pembelajaran dengan berpedoman pada buku pelajaran saja tidak cukup mendukung untuk mengetahui dan memahami seluruh pemakaian ninshoo daimeishi tetapi mestinya juga harus mempelajarinya dari komik ataupun dorama Jepang yang biasanya lebih menggambarkan fungsi pemakaian ninshoo daimeishi dalam kehidupan sehari-hari orang Jepang. Dikarenakan keterbatasan waktu maka tidak semua pronomina persona pertama dan kedua dalam komik ”Detektif Kindaichi nomor seri 5,13-16,19,24-27” saya analisis. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini tetapi saya tetap berharap semoga skripsi ini dapat membawa manfaat dan kegunaan terutama kepada para pemelajar asing bahasa Jepang yang masih kesulitan dalam memahami pemakaian daiichininshoo daimeishi dan dainininshoo daimeishi.
105