138
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian penerjemahan qa>la ke dalam bahasa Inggris ini akhirnya dapat menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil analisis menunjukkan bahwa: 5.1.1 Verba qa>la dapat diterjemahkan menjadi sembilan verba utama yakni said, answered, spake, prayed, exclaimed, cried, told, declared, dan proclaimed. Dari kesembilan verba tersebut, tiga verba menurunkan bentuk lain yaitu said, spake, dan told. Verba said menurunkan delapan bentuk verba yakni say, saith, saying, hath said, had said, will say, would say, dan would have said. Verba spake menurunkan speak dan speaketh. Verba told menurunkan telleth dan had told. 5.1.2 Kesembilan verba utama dan turunannya memiliki tiga faktor yang memengaruhi pemilihannya sebagai terjemahan dari verba qa>la. Faktorfaktor tersebut yakni: 5.1.2.1 Faktor Koteks a) Verba said digunakan untuk menerjemahkan qa>la ketika menunjukkan kejadian yang telah dilakukan di masa lalu, baik sebagai verba pemberitaan klausa berita langsung dan tak langsung.
139
Verba say, saith, will say, would say, dan would have said dapat digunakan untuk menerjemahkan qa>la ketika dalam kalimat pengandaian. Verba
saith
secara
khusus
digunakan
untuk
menerjemahkan qa>la ketika subjek merupakan persona orang ketiga singular. Verba saying dapat digunakan untuk menerjemahkan
qa>la ketika berdurasi lebih panjang dibandingkan dengan verba yang bersamaan terjadi. Verba hath said dapat digunakan untuk menerjemahkan
qa>la ketika subjek merupakan orang ketiga singular yang verba tersebut menunjukkan kejadian telah selesai namun berkaitan di masa kini.
Verba had said dapat digunakan untuk menerjemahkan
qa>la ketika telah baru selesai terjadi di masa lampau. 5.1.2.2 Faktor Konteks a) Verba said digunakan ketika konteks perkataan tersebut telah terjadi di masa lampau.
Verba say digunakan ketika konteks di tengah-tengah orang kafir Arab yang mengingkari nabi Muhammad dan ketika suasana di akhirat kelak.
140
Verba saith digunakan dengan konteks yang sama dengan say, dan ditambah konteks ketika pembuktian kebesaran Allah.
Verba saying digunakan ketika konteks berkata sedang terjadi bersamaan peristiwa lain.
Verba hath said digunakan ketika konteks perkataan tersebut berlaku untuk zaman dahulu, sekarang, dan nanti hingga kiamat.
Verba had said digunakan ketika konteks berkata telah baru selesai terjadi di masa lampau.
Verba will say digunakan ketika konteks menunjukkan suasana di akhirat.
Verba would say dan would have said digunakan untuk konteks waktu akan datang yang sudah terjadi.
b) Verba
answered
digunakan
ketika
konteks
menanggapi
pertanyaan, perintah, doa, salam, ancaman, dan pernyataan. c) Verba spake digunakan ketika konteks ditujukan kepada orang banyak. d) Verba prayed digunakan ketika konteks ditujukan kepada Allah. e) Verba exclaimed digunakan ketika konteks berseru penuh keyakinan. f) Verba cried digunakan ketika konteks berseru karena kesedihan dan semangat.
141
g) Verba told digunakan ketika konteks menyampaikan informasi kepada orang lain, menyuruh orang lain, dan menasehati. h) Verba declared digunakan ketika konteks berkata dilakukan oleh seseorang secara serius dan tegas di depan umum. i) Verba proclaimed digunakan ketika konteks berkata yang dilakukan seseorang yang memiliki otoritas tertentu untuk menyatakan seseorang atau sesuatu hal di depan umum.
5.1.2.3 Faktor Pilihan Penerjemah Pilihan menggunakan
penerjemah pilihan
kata
merupakan ataupun
juga
keputusan gaya
penerjemah
bahasa
terhadap
terjemahannya. Pickthall lebih banyak menerjemahkan qa>la dengan mengunakan said. Pickthall mengutamakan kesepadanan literal yang dimungkinkan untuk menjaga keotentikan makna kitab suci. Sementara itu, penggunaan kata-kata arkais adalah untuk menambah unsur sakral, magis dan keindahan teks terjemahan Al-Quran.
5.1.3. Teknik-teknik yang digunakan Pickthall dalam menerjemahkan qa>la adalah literal,
partikularisasi,
partikularisasi+modulasi,
modulasi, dan
amplifikasi
partikularisasi+amplifikasi
linguistik, linguistik.
Teknik-teknik tersebut menunjukkan adanya dua kecenderungan yakni
142
BSu dan BSa. Selain menyampaikan makna yang akurat secara semantis, Pickthall juga berusaha memberikan kesan yang komunikatif dalam penerjemahan qa>la. Sementara itu, penggunaan teknik literal yang mendominasi dalam penerjemahan qa>la, menunjukkan bahwa metode yang digunakan adalah semantik. Metode semantik menunjukkan pula ideologi yang diusung yakni ideologi foreignisasi yang cenderung terhadap BSu.
5.2. Saran Selain verba qa>la, ada banyak verba turunannya baik secara deklinasi (yaqu>lu, qul, qaulan, qa>’ilun, maqulun, maqa>lun, dst) dan konjugasi (qa>la>, qa>lu>,
qa>lat, qa>lata, dst) yang dapat dikaji dalam Al-Quran dan teks-teks lain. Selain qa>la dan turunannya, penelitian qa>la dan variasinya seperti kalama „berkata‟, bah}as\a „membahas atau berbicara‟, h}adas\a bercakap-cakap‟, dsb juga dapat dilakukan dengan mengambil sumber data dari Al-Quran atau teks-teks lain seperti kitab-kitab terjemahan, majalah, koran, novel, puisi, lagu, dsb.