BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari analisis data mengenai Dampak Pemberdayaan Masyarakat bagi Perempuan mengenai Pelaksanaan CSR PT. Badak NGL terhadap Anggota Perempuan Kelompok Tani Lestari Indah di Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan, Bontang adalah: 1.Program Pemberdayaan Mitra Binaan PT. Badak NGL terhadap anggota kelompok Tani Lestari Indah belum secara konkrit berfokus pada upaya pemberdayaan yang berorientasi pada kebutuhan bagi anggota perempuan. Dampak dari pemberdayaan yang telah dirasakan terutama terhadap anggota perempuan
sudah
berhasil
diimplementasikan
terhadap
peningkatan
pendapatan anggota perempuan sebelum dan setelah menjadi anggota kelompok Tani Lestari Indah dalam usaha membantu perekonomian keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan dasar rumah tangga. Pendapatan sebagian besar angggota perempuan dialokasikan untuk kebutuhan dasar dan rumah tangga antara lain: konsumsi, keperluan sehari-hari, biaya pendidikan dan keperluan lain-lain dimana pengeluaran anggota perempuan Kelompok Tani Lestari Indah sebagian besar dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan yang bersifat konsumtif. Pendapatan anggota perempuan akan lebih optimal lagi jika Hari Orang Kerja (HOK) mereka selama 1 tahun bisa lebih dimaksimalkan mengingat jam kerja anggota masih berada di bawah rata-rata seorang karyawan HOK 1 tahun yang mencapai 240 hari. 120
2.Pemberdayaan masyarakat dalam usaha Konservasi Mangrove Kelompok Tani Lestari Indah belum secara maksimal membantu anggota dalam mengembangkan kemampuan sendiri sehingga bebas untuk mengatasi masalah mereka. Pada peningkatan kapasitas SDM berupa program-program pelatihan dan manajemen dasar bagi anggota tidak ditanggapi secara positif oleh sebagian anggota perempuan dalam menangkap peluang yang sebenarnya mampu menjadi modal dasar bagi perkembangan potensi anggota. Masih rendahnya tingkat kesadaran anggota untuk berkembang menjadi individu yang berkualitas terhadap transfer ilmu, skill dan kemampuan membuat anggota pasif dalam bereaksi terhadap upaya peningkatan kapasitas SDM mereka. 3. Terkait dengan tingkat partisipasi anggota perempuan Kelompok Tani Lestari Indah itu sendiri, anggota sebenarnya telah mampu mengidentifikasi kebutuhan dalam usaha mengembangkan diri mereka meskipun belum disertai oleh kemampuan dalam identifikasi resources (sumber daya), dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Ruang anggota perempuan untuk sharing dan terlibat dalam kegiatan kelompok sebenarnya telah terbuka karena didukung oleh ketua kelompok untuk mendapatkan kebebasan berpendapat. Kendalanya adalah ketika partisipasi atau mekanisme ruang publik itu dibuka untuk semua anggota perempuan, tidak semua perempuan memanfaatkannya. Bentuk partisipasi masih berupa co-operation dimana terdapat insentif, namun proyek masih di desain oleh pihak luar yang menentukan agenda dan proses secara langsung dengan anggota perempuan 121
berada sebagai pihak karyawan (employess). Anggota perempuan bertindak sebagai pekerja saat produktifitas kelompok tapi kontribusi minim terhadap kebijakan kelompok maupun bantuan insentif dari pihak luar. Partisipasi anggota perempuan sebatas pada melibatkan diri sebagai partisipan aktif sebagai pelaksana kegiatan program. Program pemberdayaan Konservasi Mangrove Kelompok Tani Lestari Indah pada anggota perempuan belum memberikan dampak terhadap partisipasi aktif perempuan dalam keterlibatan setiap program pemberdayaan baik sebagai perencana maupun monitoring dan evaluasi kegiatan. Tingkat partisipasi anggota pada Sherry Arnstein “The Ladder of Citizen Participation” berada pada tingkatan level Informing. Perencana program dilakukan oleh pihak PT. Badak NGL bekerjasama dengan Pak Ali selaku wakil dari Kelompok Tani Lestari Indah. Dikatakan informan berada pada level
Informing
menginformasikan
karena
pihak
macam-macam
perencana
dan
program
yang
pelaksana akan
dan
program sudah
dilaksanakan kepada anggota perempuan. Perencanaan dan pelaksanaan hanya dikomunikasikan searah, informan belum dapat melakukan komunikasi umpan-balik secara langsung. Kondisi ini terlihat pada partisipasi anggota perempuan dalam keterlibatan kelompok dapat dikatakan masih kurang optimal. Anggota perempuan dinilai kurang berani menyampaikan buah pikirannya atau tidak mampu mengkomunikasikan ide-ide nya dengan baik.
122
4. Kemandirian anggota perempuan dalam pengambilan keputusan telah mempunyai kontrol penuh terhadap pilihan yang ada bila menyangkut diri sendiri secara pribadi, tetapi anggota perempuan yang bekerja baik di sektor publik ini ternyata tidak serta merta menjadikan anggota memiliki kemandirian menentukan keputusan pada pengembangan kemampuan mereka pada seluruh kegiatan kelompok. Seperti dalam kasus Yohana, Anna, dan ibuibu yang lain yang sebenarnya memiliki kesempatan besar untuk memaksimalkan kontrol mereka ke dalam perkembangan diri tetapi tidak dimanfaatkan secara maksimal. Anggota belum mempunyai keberanian untuk berpendapat dan bertindak dalam menentukan kehendak dan ide serta tujuannya sendiri dan mewujudkan kontribusi anggota semua atas kemampuan mereka ke dalam kelompok secara optimal. 5.Penelitian menunjukkan anggota perempuan Kelompok Tani Lestari Indah merupakan anggota yang pasif dalam keterlibatannya di dalam kelompok. Dalam kegiatan produktivitas konservasi Mangrove, anggota perempuan memiliki peran sangat besar terlihat dari dominasi tiap tahapan konservasi yang dilaksanakan sebagian besar oleh perempuan. Sementara keterlibatan dalam manajemen kepengurusan kelompok dan usaha peningkatan kualitas diri pada anggota perempuan sangat minim. Sikap pasif anggota perempuan merupakan wujud dari rasa ketidakinginan anggota untuk bekerja lebih keras dari kondisi yang telah ada. Sebenarnya ada keinginan anggota perempuan untuk mendapatkan penghasilan lebih untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga anggota hanya saja anggota perempuan cenderung bersikap pasrah, 123
menutup diri pada pendapatnya, dan tidak mau menjawab tantangan yang sebenarnya mampu dimanfaatkan. Kondisi inilah yang menutup kesempatan bagi anggota perempuan itu sendiri untuk pengembangan kualitas dan pribadi yang sebenarnya bisa berdampak pada peningkatan kesejahteraan anggota itu sendiri dan juga bisa dimanfaatkan untuk optimalisasi bagi manajemen dan pengembangan Kelompok Tani Lestari Indah. B. Saran 1. Perlu adanya pendampingan khusus (monitoring) dari PT. Badak NGL setelah pelaksanaan pelatihan dari PT. Badak NGL bagi perwakilan masing-masing kelompok dalam bentuk diversifikasi dan pembukuan dasar untuk memastikan bahwa terjadi transfer ilmu dan skill kepada anggota lain, bukan hanya dinikmati sebagian anggota saja. 2. Masih rendahnya jam kerja (HOK) anggota perempuan mengindikasikan bahwa usaha produktif Konservasi Mangrove perlu untuk dimaksimalkan sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerja anggota yang akan berdampak pada peningkatan tingkat perekonomian anggota. 3. Perlu adanya pembinaan khusus bagi anggota perempuan dalam berpartisipasi baik pada usaha produktif kelompok, pengelolaan manajemen kelompok, sampai pada tingkat pengambilan keputusan yang mewakili pendapat anggota. Untuk
meningkatkan
partisipasi
anggota
perempuan
bisa
dengan
menyadarkan pada anggota perempuan tentang hak-hak dan kewajibannya, bahwa situasi sekarang belum memuaskan, belum sesuai dengan kondisi 124
anggota jika anggota masih tidak aktif dalam berpartisipasi di dalam kelompok, yang mungkin bisa untuk dirubah dan diperbaiki dan bahwa mereka dapat dan akan menyumbang kontribusinya terhadap perkembangan kelompok nantinya. Kemudian anggota harus diyakinkan bahwa keuntungan berkaitan dengan proses pembangunan direncanakan dan partisipasi mereka lebih besar dari biayanya. Masyarakat perlu diyakinkan bahwa mereka akan mendapat beberapa keuntungan ekologi, sosial, atau material. Dan yang terpenting anggota perempuan harus diberi kesempatan untuk terlibat dalam beberapa tahap dari proses pembangunan yang direncanakan. Masyarakat akan berpartisipasi bila dari konteks sosial dan politik membuatnya mungkin untuk berpartisipasi. 4. Untuk lebih mendorong perempuan agar lebih maju dalam meniti karir, disarankan bagi perempuan, lebih aktif bersosialisasi di luar rumah baik dalam kegiatan-kegiatan keagamaan, kemasyarakatan maupun politik untuk melatih keberanian mengutarakan pendapat, dan pikiran di dalam masyarakat sekitar.
125