BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda untuk tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), spesialisasi industri, dan audit tenure terhadap manajemen laba pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa kesimpulannya sebagai berikut: Pertama; Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh negatif terhadap manajemen laba pada perusahaan di sektor non keuangan. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien beta untuk variabel ukuran KAP sebesar 0,075 yang berarah negatif. Variabel ukuran KAP ini memiliki urutan ketiga dalam
mempengaruhi manajemen laba. Nilai t hitung adalah 2,093 dan
signifikansi sebesar 0,037 lebih kecil 0,05, nilai koefisien regresi sebesar 0,093 menunjukkan arah pengaruh negatif, sehingga sesuai dengan arah prediksi hipotesis. Menurut Kilgore (2011), KAP big four biasanya menyediakan sumber daya manusia untuk staff training dan pengembangan keahlian pada bidang industri tertentu dibandingkan dengan KAP non big four. KAP big four juga memiliki peluang yang besar dalam bernegosiasi dengan klien yang bermaksud untuk melakukan praktik akuntansi yang tidak sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Manajemen perusahaan yang memiliki ukuran KAP big four perusahaan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dibandingkan dengan KAP non big four. Dengan 69
demikian KAP non big four memiliki kesempatan untuk melakukan pengelolaan laba untuk meningkatkan kinerja saham perusahaan. Semakin ukuran KAP big four dalam perusahaan maka manajemen laba yang dilakukan akan semakin menurun. Hasil penelitian juga memiliki nilai koefisien regresi negatif. Kedua;
Spesialisasi industri auditor berpengaruh
negatif
terhadap
manajemen laba pada perusahaan di sektor non keuangan, diterima. Nilai t hitung sebesar 2,536 dan nilai signifikansi sebesar 0,011 (p < 0,05), besar nilai koefisien korelasi beta yaitu 0,082 menunjukkan variabel kedua yang berpengaruh lebih besar dibandingkan ukuran KAP berpengaruh manajemen laba, dan nilai koefisien regresi 0,104 menunjukkan adanya arah pengaruh negatif. Arah pengaruh ini sesuai dengan arah prediksi hipotesis. Spesialisasi industri merupakan gambaran bagaimana auditor memiliki pemahaman tentang karakteristik industri yang akan diaudit. Spesialisasi industri dikembangkan dari pengalaman audit yang memadai, pelatihan staff khusus, dan investasi di bidang teknologi informasi. Pengetahuan informasi ini yang memungkinkan auditor untuk memberikan jasa audit yang berkualitas. Perusahaan yang memiliki spesialisasi industri yang tinggi dapat mengurangi tindakan manajemen laba. Semakin perusahaan memiliki spesialisasi industri auditor, semakin rendah manajemen laba dan sebaliknya semakin non spesialisasi industri, semakin tinggi manajemen laba. Ketiga; Audit tenure berpengaruh negatif terhadap manajemen laba pada perusahaan di sektor non keuangan, diterima. Variabel audit tenure diperoleh nilai t hitung sebesar 4,624 dan nilai signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikansi 70
lebih kecil dari 0,05 dapat diartikan bahwa audit tenure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Nilai koefisien regresi sebesar -0,195 menunjukkan adanya arah pengaruh negatif sesuai dengan hipotesis. Semakin perusahaan yang memiliki audit tenure selama kurang dari atau sama dengan tiga tahun, semakin rendah manajemen laba. Audit tenure atau yang sering dikenal dengan masa penugasan audit adalah lama hubungan kerja antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan kliennya dalam hal pemeriksaan laporan keuangan. Semakin perusahaan yang memiliki audit tenure selama kurang dari atau sama dengan tiga tahun, maka akan diikuti dengan penurunan manajemen laba. Perusahaan diberi kesempatan menggunakan jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama enam tahun buku berturut-turut dan jasa yang diberikan oleh seorang akuntan publik paling lama tiga tahun buku berturut-turut. Semakin lama audit tenure dalam perusahaan maka kecenderungan terjadinya manajemen laba semakin besar pada perusahaan. 5.2 Keterbatasan Keterbatasan dari penelitian ini adalah sampel penelitian yang terbatas pada perusahaan non keuangan, dimana tidak semuanya perusahaan non keuangan dijadikan sampel penelitian. Hal ini dirasa cukup belum mewakili jumlah perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Karena data yang digunakan sekunder, tidak semua laporan keuangan perusahaan tersedia di www.idx.co.id. Selain itu, peneliti hanya menggunakan variabel ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), spesialisasi industri auditor, dan audit tenure. Sementara 71
masih banyak variabel lain yang diduga kuat dapat mempengaruhi manajemen laba perusahaan. 5.3 Saran Berdasarkan temuan dalam penelitian, berikut ini saran yang perlu diperhatikan: 1. Bagi regulator atau akademisi Bagi regulator atau akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat peraturan ataupun kebijakan yang diperlukan untuk membatasi tindakan manajemen laba. Disarankan lebih bijaksana dan obyektif dalam membuat kebijakan dalam membuat peraturan yang ada di perusahaan, khususnya terkait dengan hal melakukan manajemen laba. 2. Bagi investor Disarankan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di suatu perusahaan sebaiknya lebih selektif dalam memilih perusahaan yang dirasa kredibel. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan sebaiknya dipelajari terlebih dahulu. Profil perusahaan dan sejarah perkembangan perusahaan dapat dijadikan informasi tambahan bagi investor. Selain itu dapat mencari informasi lebih detail mengenai kondisi perusahaan tersebut sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya. 3. Bagi manajemen perusahaan Manajemen perusahaan sebaiknya menghindari faktor
yang dapat
mempengaruhi manajemen laba, disarankan pihak perusahaan untuk meningkatkan ukuran KAP big four sebagai auditor keuangan perusahaan, 72
spesialisasi indutri, dan audit tenure selama kurang dari atau sama dengan tiga tahun, sehingga manajeman laba yang diterapkan oleh perusahaan sesuai dengan fakta yang ada diperusahaan. Selain faktor tersebut, dapat pula memperhatikan kinerja para manajer agar praktik kecurangan pada manajeman laba yang digunakan untuk kepentingan pribadi daripada memaksimalkan nilai perusahaan dapat diminimalis. 4. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian yang sejenis mengenai manajemen laba, hendaknya mengembangkan penelitian ini dengan menambah faktor lain yang diduga mempengaruhi manajemen laba, karena sisa kontribusi dalam penelitian ini sebesar 91,6% manajemen laba masih dipengaruhi faktor lain; misalnya tingkat hutang, probabilitas, reputasi auditor, jumlah dewan direksi, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan lain sebagainya yang diduga juga berpengaruh terhadap manajemen laba. Untuk membuktikan kebenaran dugaan tersebut peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian untuk mengembangkan model ini.
73